buerger disease

28
BUERGER DISEASE Pembimbing: Dr. Suhardi, Sp.BTKV Disusun oleh: Aida Baizura Nadiah Askar

Upload: novli-ardiansyah

Post on 11-Jul-2016

39 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

task

TRANSCRIPT

BUERGER DISEASE

Pembimbing:Dr. Suhardi, Sp.BTKV

Disusun oleh:Aida BaizuraNadiah Askar

Anatomi Pembuluh Darah1. Arteri2. Vena3. Kapiler

KAPILERPembuluh darah mikroskopik yang

membentuk jalinan yang menghubungkan

arteriol dan venula

VENAMembawa darah

kembali ke jantung

ARTERImembawa darah dari jantung ke

seluruh jaringan tubuh

Dinding Arteri Tunika Luar (tunika adventisia) Tunika Tengah (tunika media) Tunika Dalam (tunika intima)

Tunika adventisia mengandung serabut saraf dan pembuluh darah yang menyuplai dinding arteri serta terdiri dari jaringan ikat yang memberikan kekutan penuh pada dinding arteri.

Tunika media tersusun dari kolagen, serat otot polos dan elastin, untuk mengontrol diameter pembuluh darah saat dilatasi dan kontriksi

Tunika intima adalah tunika halus sel-sel endotel yang menyediakan permukaan nontrombogenik untuk aliran darah.

Tunika intima dan media mendapat makanan dari proses difusi aliran darah arteri.

Tunika adventisia dan bagian terluar tunika media mendapatkan makanan dari vasa vasorum “pembuluh darah di dalam pembuluh darah” yaitu pembuluh darah kecil yang masuk ke dalam dinding arteri terluar.

Histologi Pembuluh Darah• Tunika intima merupakan

lapisan yang kontak langsung dengan darah. Lapisan ini dibentuk terutama oleh sel endothel.

• Tunika media terutama dibentuk oleh sel otot polos dan jaringan elastik.

• Tunika adventisia merupakan lapisan yang paling luar yang tersusun oleh jaringan ikat

BUERGER DISEASE• Buerger Diease adalah

penyakit oklusi kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang.

• Terutama mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas inferior dan superior.

• Penyakit pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak.

ETIOLOGI

• Penderita penyakit ini umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda.

• Penyebabnya belum diketahui, tetapi biasanya tidak ada hubungannya dengan faktor familial dan diabetes mellitus.

Morfologi• Kelainan di ekstremitas bawah biasanya mulai dari trifurkarsio A. poplitea

terus ke A. dorsalis pedis, A. tibialis posterior, A. fibularis, dan A. digitalis• Pada ekstremitas atas, kelainan ini terjadi pada A. radialis dan A. ulnaris,

berlanjut ke arteri pada jari.• Biasanya kelainan patologik bersifat segmental (terdapat daerah normal di

antara lesi yang dapat berukuran beberapa milimeter sampai sentimeter). Namun pada fase lanjut seluruh pembuluh darah dapat terkena.

• Pada fase awal tampak serbukan sel-sel radang polimorfonuklear di semua lapisan dinding pembuluh. Bersamaan dengan itu terjadi pembentukan trombus. Perubahan sekunder adalah terbentuknya kolateral yang akan menjamin pasokan darah untuk bagian distal. Pada fase lanjut, sumbatan akan demikian hebat sehingga kolateral tidak akan memadai lagi.

PATOFISIOLOGI

Mekanisme penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas, tetapi beberapa penelitian telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang mengawali tidak berfungsinya pembuluh darah dan wilayah sekitar trombus.

Pasien dengan penyakit ini memperlihatkan hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak tembakau, mengalami peningkatan sel yang sangat sensitive pada kolagen tipe I dan III, meningkatkan serum titer anti endothelial antibody sel, dan merusak andothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer.

Gambaran Klinis

1. Rasa nyeri- claudicatio intermitten- nyeri spontan

2. Pulsasi arteri menghilang3. Perubahan warna: merah atau normal4. Suhu kulit5. Ulserasi dan gangren6. Tromboplebitis superfisial

Diagnosis

Dasar diagnosis:1. Insufiensi arteri2. Pria dewasa muda3. Perokok berat4. Gangren yang susah sembuh5. Riwayat tromboplebitis yang berpindah6. Tidak ada aterosklerosis di tempat lain7. Terbanyak di ekstremitas bawah8. Diagnosis pasti dengan pemeriksaan PA

Diagnosis Banding

• Penyakit Buerger harus dibedakan dengan penyakit oklusi arteri kronik aterosklerosis.

• Penyakit oklusi arteri kronik aterosklerosis jarang menegani ekstermita atas.

Pemeriksaan Penunjang

• Belum ada pemeriksaan laboratorium yang spesik untuk mendiagnosis penyakit Buerger.

1. Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit Buerger. Pada angiografi didapatkan gambaran “corkscrew” dari arteri yang terjadi kerusakan vaskular. Angiografi juga menunjukkan oklusi atau stenosis pada berbagai daerah dari tangan dan kaki.

Gambar sebelah kiri merupkan angiogram normal.gambar sebelah kanan merupakan angiogram abnormal

dari arteri tangan yang ditunjukkan dengan adanya gambaran khas corkscrew pada daerah lengan.

2. Pemeriksaan dengan Doppler dapat juga membantu dalam mendiagnosis penyakit ini, yaitu dengan mengetahui kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah.

3. Allen’s Test: Sebuah tes yang dirancang untuk menentukan patensi dari anastomosis pembuluh darah di tangan. Pertama-tama pemeriksa mempalpasi dan mengoklusi (menekan) arteri radialis dan ulnaris. Pasien kemudian diminta untuk membuka dan menutup jari tiga sampai lima kali dengan cepat sampai kulit telapak tangan sembab. Tekanan kemudian dilepaskan salah satu bisa arteri radialis atau ulnaris, kecepatan kembalinya warna normal kemudian dicatat. Pengujian diulangi dengan melepas arteri yang tidak dilepas pada pengujian pertama. Hasil tes positif menunjukkan bahwa tidak ada atau berkurangnya hubungan antara arcus ulnaris superficial dan arcus radialis profunda.

Allen’s Test

Terapi

Terapi ditujukan untuk:• Mencegah progresivitas penyakit• Membuat vasodilatasi• Menghilangkan rasa nyeri• Mengobati ulkus dan gangren• Merokok mutlak dihentikan

Simpatektomi Lumbal

Merupakan teknik operasi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah vasokonstriksi pembuluh darah perifer pada kaki oleh berbagai sebab, dan penyebab utamanya adalah merokok dalam jangka waktu yang lama. Pada pasien ini setelah ditegakkan diagnosa Buerger Disease maka segera disiapkan operasi lumbal simpatektomi.

Ketepatan penanganan akan menghindarkan pasien dari amputasi-amputasi selanjutnya.

Komplikasi Simpatektomi Lumbal

• Neuralgia pasca-simpatektomidirasakan nyeri daerah paha dan panggul 10-12 hari pasca operasi. Biasanya membaik sendiri sesudah beberapa lama (1-2 bulan)

• Reaksi berlawananterkadang terjadi iskemia yang lebih berat pasca operasi. Ini biasanya disebabkan oleh penurunan tekanan darah selama operasi

Tujuan Simpatektomi Lumbal

• Memperbaiki klaudikasio• Menghilanhkan nyeri spontan• Mempertahankan kehidupan ekstremitas

supaya amputasi dapat dilakukan serendah mungkin

• Membantu kesuksesan operasi langsung pada sistem arteri

Prognosis

• Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami amputasi.

• Pada pasien yang berhenti merokok sebelum terjadinya gangren, angka kejadian amputasi mendekati 0%.

• Pada pasien yang tetap merokok, 43% berpeluang harus amputasi selama periode waktu 7-8 tahun kemudian, bahkan pada mereka harus dilakukan multiple amputasi.

Pencegahan

• Merokok merupakan satu-satunya penyebab yang diketahui dan harus dihindari.

Terima Kasih