budidaya cabai
TRANSCRIPT
Budidaya Cabai
Deskripsi Herba tegak, 1 tahun atau menahun, sering kuat dan
bercabang lebar, tinggi 1-2,5 m. Bagian batang yang muda
berambut halus. Daun tersebar, atau 2-3 bersama-sama
dan kemudian berbeda dalam besarnya, tangkai 0,5- 2,5
cm panjangnya ; helaian daun bulat telur memanjang atau
ellips bentuk lanset, dengan pangkal meruncing dan ujung
runcing, gundul, 1,5-12 kali 1-5 cm. Bunga mengangguk,
tangkai 10-18 mm. Tabung kelopak berusuk bentuk
lonceng, gundul, tinggi 2-3 mm, pada buahnya membesar
sekali, dengan 5 gigi. Mahkota bentuk roda, berbagi 5
dalam, tinggi tabung 2 mm, tepian terbentang, luas, garis
tengah 1,5-2 cm, taju runcing. Kepala sarl semula ungu,
kemudian hijau perunggu. Buah buni bentuk garis lanset,
merah cerah, rasa pedas. Dari Amerika tropis; sering
ditanam untuk buahriya dan tunas yang muda, kadang-
kadang seolah-olah liar.
Manfaat Jenis sayuran ini banyak diusahakan karena memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Orang Indonesia yang menyukai
sambal dan masakan yang pedas banyak membutuhkan
cabai setiap hari.
Syarat Tumbuh Cabai dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian
antara 01.200 m dpl. Berarti tanaman ini toleran terhadap
dataran tinggi maupun dataran rendah. Jenis tanah yang
ringan ataupun yang berat tak ada masalah asalkan diolah
dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan dan produksi
terbaik, scbaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah
atau gembur dan kaya bahan organik. Sedang pH tanah
yang dikehendaki antara 6,0-7,0.
Pedoman Budidaya Benih Benih cabai dapat diperoleh dari buah yang tua
yang bentuknya sempurna, tidak cacat, dan bebas hama-
penyakit. Belahlah buah cabai secara memanjang.
Keluarkan bijinya dan dijemur. Biarkan hingga kering.
Biji seperti ini bisa langsung disemai. Apabila ingin
disimpan lama sebaiknya biarkan buah cabai tetap utuh
dan jemur hingga kering. Bila sudah ingin disemai, bijinya
yang kering dikeluarkan. Apabila benih terlanjur lama
disimpan maka sebelum disemaikan direndam dahulu
dalam air hangat. Biarkan sebentar. Nanti akan terlihat
sebagian biji terendam dan sebagian mengapung. Biji yang
mengapung dibuang karena biji tersebut sudah rusak dan
bila dipaksakan ditanam akan sulit tumbuh. Biji yang
terpilih untuk ditanam sebaiknya mengalami perlakuan
benih dahulu. Benih direndam dalam larutan kalium
hipoklorit 10 % sekitar 10 menit. Tindakan ini sebagai
penangkal penyakit virus yang sering terdapat pada benih.
Benih juga dapat direndam dalam air hangat (suhu 50°C)
selama semalam. Tujuan perendaman agar benih cepat
tumbuh. Kebutuhan benih cabai per hektar ialah antara
200-500 g. Untuk cabai hibrida sebaiknya memakai benih
yang langsung dibeli di toko. Bila mengambil benih dari
buah yang ditanam sendiri maka hasil panen bei-ikutnya
akan jauh berkurang. Tanaman cabai sebaiknya ditanam
dalam bentuk bibit. Untuk itu diperlukan persemaian.
Persemaian sederhana dengan atap daun kelapa, daun
pisang, atau alang-alang bisa dipakai. Pada daerah dataran
tinggi atau daerah yang sering ditiup angin kencang,
sebaiknya dibuat atap yang kekuatannya memadai.
Misalnya, atap plastik yang lumayan kokoh. Arah
bedengan persemaian dibuat menghadap ke timur. Tanah
bedengan diolah agar gembur. Tambahkan pupuk kandang
dengan dicampur merata. Tebarkan biji cabai dan siram
dengan sprayer halus agar tumbuh baik. Rawat dan
siramilah bibit secara teratlir. Setelah berumur 30-40 hari
setelah semai bibit siap ditanam di lahan. Penanaman
Cabai bisa di tanam di lahan sawah atau tegalan. Bila
ditanam di lahan sawah sebaiknya di akhir musim hujan
sehingga jumlah air di lahan tidak berlebihan. Sedangkan
bila ditanam di tegalan saat yang tepat adalah musim
hujan. Pemilihan musim ini penting agar kebutuhan air
tanaman cabai tersedia dengan tepat. Tanah dibersihkan
dari gulma dan dicangkul atau dibajak agar gembur. Bila
pH tanah kurang dari 5,5, tambahkan kapur. Untuk satu
hektar tanah asam dibutuhkan 1-1,5 ton kapur. Kapur akan
memberikan pengaruh terbaik bila diberikan 1 bulan
sebelum tanam. Selanjutnya boleh dipilih apakah cabai
akan ditanam dengan sistem baris tunggal (single row)
atau sistem beberapa baris pada bedengan. Sistem baris
tunggal banyak dipakai petani cabai dataran tinggi serta
dataran rendah yang tergolong medium karena cocok
dengan tanah yang bertekstur ringan atau sedang. Sistem
beberapa baris pada bedengan lebih umum digunakan
petani dataran rendah karena sistem tanahnya yang
bertekstur liat hingga berat. Jarak tanam yang digunakan
pada sistem baris tunggal adalah (60-70 cm x 30-50 cm).
Sedangkan untuk sistem bedengan, jarak tanamnya (40-50
cm x 30-40 cm). Pada setiap titik dibuat lubang tanaman.
Ukuran lubang tak perlu besar yang penting bisa memuat
benih sapihan beserta tanah yang membalut perakarannya.
Pemeliharaan Pemeliharaan Benih sapihan biasanya tumbuh terus
dengan baik. Bila ada tanaman yang mati, sebaiknya
segera disulam. Tujuannya agar pertumbuhan tanaman
susulan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang lebih
dahulu tumbuh baik. Tindakan pemeliharaan lain untuk
tanaman cabai yang penting adalah penyiangan,
penggemburan, dan pengairan. Penyiangan dilakukan
dengan kored atau dengan langsung mencabut.
Penyiangan dengan kored berfungsi juga sebagai
penggembur tanah. Pengairan dilakukan terutama pada
awal penanaman atau pada saat air hujan tak mencukupi
kebutuhan tanaman. Pemupukan: Kebutuhan pupuk
kandang untuk setiap hektar lahan cabai adalah sekitar 20
ton. Selain itu pupuk buatan juga diberikan. Pupuk yang
biasa diberikan adalah Urea dengan dosis 225 kg/ha, TSP
dengan dosis 100-150 kg/ha, dan KCl dengan dosis 100-
150 kg/ha. Pupuk Urea diberikan tiga kali. Sepertiga
bagian di awal tanam, sepertiga berikutnya di bulan
pertama dan kedua. Sebaiknya pupuk diberikan dengan
cara ditugal. Pemupukan pertama merupakan gabungan
dari Urea, TSP, dan KCI.
Hama dan Penyakit Jenis-jenis hama yang banyak menyerang tanaman cabai
antara lain kutu daun dan trips. Kutu daun menyerang
tunas muda cabai secara bergerombol. Daun yang
terserang akan mengerut dan melingkar. Cairan manis
yang dikeluarkan kutu, membuat semut dan embun jelaga
berdatangan. Embun jelaga yang hitam ini sering menjadi
tanda tak langsung serangan kutu daun. Pengendalian kutu
daun (Myzus persicae Sulz.) dengan memberikan Furadan
3 G sebanyak 60-90 kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10
m2 area. Apabila tanaman sudah tumbuh semprotkan
Curacron 500 EC, Nudrin 215 WSC, atau Tokuthion 500
EC. Dosisnya 2 ml/liter air. Serangan hama trips amat
berbahaya bagi tanaman cabai, karena hama ini juga
vektor pembawa virus keriting daun. Gejala serangannya
berupa bercak-bercak putih di daun karena hama ini
mengisap cairan daun tersebut. Bercak tersebut berubah
menjadi kecokelatan dan mematikan daun. Serangan berat
ditandai dengan keritingnya daun dan tunas. Daun
menggulung dan sering timbul benjolan seperti tumor.
Hama trips (Thrips tabaci) dapat dicegah dengan banyak
cara. Pemakaian mulsa jerami, pergiliran tanaman,
penyiangan gulma atau rumputan pengganggu, dan
menggenangi lahan dengan air selama beberapa waktu.
Pemberian Furadan 3 G pada waktu tanam seperti pada
pencegahan kutu daun mampu mencegah serangan hama
trip juga. Akan tetapi, untuk tanaman yang sudah cukup
besar, dapat disemprot dengan Nogos 50 EC, Azodrin 15
WSC, Nuracron 20 WSC, dosisnya 2-3 cc/1. Adapun
jenis-jenis penyakit yang banyak menyerang cabai antara
lain antraks atau patek yang disebabkan oleh cendawan
Colletotricum capsici dan Colletotricum piperatum, bercak
daun (Cercospora capsici), dan yang cukup berbahaya
ialah keriting daun (TMV, CMVm, dan virus lainnya).
Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak-bercak
pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian
rontok. Gejala serangan bercak daun ialah bercak-bercak
kecil yang akan melebar. Pinggir bercak berwama lebih
tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini sering robek
atau berlubang. Daun berubah kekuningan lalu gugur.
Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh
keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman
tetap sehat dan segar. Selain penyakit keriting daun,
penyakit lainnya dapat dicegah dengan penyemprotan
fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, Difolatan,
Trimiltoa, dan Zincofol. Konsentrasi yang digunakan
cukup 0,2-0,3%. Bila tanaman diserang penyakit keriting
daun maka tanaman dicabut dan dibakar. Sedang
pengendalian keriting daun secara kimia masih sangat
sulit.
Panen dan Pasca Panen Panen Cabai dataran rendah lebih cepat dipanen dibanding
cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah
sudah dapat dilakukan pada umur 70-75 hari. Sedang di
dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 4-5
bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali
dilanjutkan dengan panen rutin. Biasanya pada panen
pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik
hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, ..., . hingga 600
kg per hektar. Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit
demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi.
Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga
berumur 6-7 bulan. Cabai yang sudah berwama merah
sebagaian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani
yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda
(berwarna hijau). Kriteria panennya saat ukuran cabai
sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.
----------------------000------------------------------
BUDIDAYA CABAI
(Capsicum annum L.)
Oleh :
Wahidin, SP., M.Si
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K)
Kabupaten Pandeglang