blok 12 lbm 4 li

Upload: annisa-meirani

Post on 02-Jun-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 blok 12 lbm 4 li

    1/4

    1. Bagaimana mekanisme bersuara/fonasi?

    a. Mekanisme pernapasan, suatu proses kompleks yang dimulai dari peristiwa masuknya oksigen

    kedalam paru-paru, pertukaran O2 dan CO2 dan berakhir dengan peristiwa keluarnya CO2 dari

    dalam tubuh. Dalam mekanisme bicara, pernapasan bukan hanya sebagai kebutuhan untuk hidup,

    tetapi merupakan modal dasar dan sumber energy utama dalam proses produksi bicara dan bahasa.

    b. Mekanisme fonasi, merupakan proses produksi suara yang dimulai dari perubahan udara dalam

    traktus vokalis setelah terjadi ekspirasi, sehingga udara yang keluar ditahan/dihambat oleh plika

    vokalis/pita suara. Perubahan periodic pada pita suara akan berlangsung terus selama tekanan

    subglotis mencapai besaran tertentu, sehingga dalam peristiwa ini suatu yang dihasilkan seseorang

    terjadi karena adanya pelepasan udara secara periodic sehubungan dengan adanya adduksi dan

    abduksi serta besaran tekanan subglotis. Dalam peristiwa fonasi terdapat tiga unsure utama yang

    harus diperhatikan yaitu: kenyaringan suara, nada dan kualitas suara seseorang.

    c. Mekanisme resonansi, merupakan peningkatan intensitas bunyi melalui bentukan (modifikasi)rongga sekitar sumber bunyi. Perubahan/modifikasi rongga-rongga faring akan meningkatkan

    intensitas fonasi, sehingga dapat diterima telinga sebagai bunyi bicara dengan berbagai variannya

    den peristiwa tersebut disebut resonansi. Terdapat beberapa aspek yang berpengaruh dominan

    dalam modifikasi rongga-rongga faring selama bicara yaitu: penutupan velofaringeal untuk

    memproduksi bunyi-bunyi nasal maupun bukan nasal, pergerakan lidah mempengaruhi besar

    intensitas gelombang suara dari daerah glottis terutama dalam memberikan karakteristik bunyi-

    bunyi bicara konsonan (huruf mati), pembukaan mulut secara langsung menentukan bentuk dan

    ukuran rongga orofaring dan akan berperan dalam produksi bunyi-bunyi vocal atau diftong.

    d. Mekanisme artikularis, merupakan bagian akhir dari mekanisme bicara dan merupakan prosespembentukan gelombang udara yang mempunyai intensitas dan frekuensi tertentu menjadi bunyi-

    bunyi yang berarti sesuai konsep. Keadaan ini dibedakan menjadi mekanisme artikularis vocal, yaitu

    bunyi bicara yang terjadi dari hasil modifikasi aliran udara dari daerah glottis secara langsung tanpa

    hambatan dan untuk membedakan bunyi-bunyi vokal dapat dilihat dari perubahan bentuk dan

    ukuran resonator dan pengaruh dari perubahan posisi lidah. Mekanisme artikulasi konsonan yaitu

    bunyi bicara yang diproduksi dengan atau tanpa fonasi, dimana aliran udara daerah glottis

    dimodifikasi melalui hambatan otot-otot prgan artikulasi di daerah orofaring, sehingga akan

    menghambat, menghentikan atau meletupkan udara yang mengalir dari daerah glottis.

    2. Organ yang berperan dalam fonasi

    -

    Organ laring ygberperan dlmfonasi:

    Kartilagokrikoid

    Kartilagotiroid

    Kartilagiaritenoid

    - Inervasi:

    N. laryngeal eksternus

    N. Laryngeal rekuren

    - 1.1 Organ Respirasi

    -

  • 8/10/2019 blok 12 lbm 4 li

    2/4

    -

    Terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara respirasi merupakan sumber

    kekuatan yang diperlukan untuk mencetuskan suara dan diatur tekanannya mulai dari paru-

    paru.

    -

    1.2 Organ Fonasi

    Laring dengan otot-otot instrinsik dan ekstrinsiknya dan pita suara yang merupakan bagian

    terpenting laring. Laring merupakan penghubung antara faring dan trakea, didesain untuk

    memproduksi suara (fonasi). Laring ini terdiri dari 9 kartilago, 3 kartilago yang berpasangan,

    dan 3 yang tidak berpasangan. Organ ini terletak pada midline di depan cervikal vertebra ke

    3 sampai 6

    Organ ini dibagi ke dalam 3 regio:

    * Vestibule

    * Ventricle

    * Infraglotitic

    - Vocal fold (true cord) dan vestibular fold (false cord) terletak pada regio ventricle.

    -

    Pergerakan pita suara (abduksi, adduksi dan tension) dipengaruhi oleh otot-otot yang

    terdapat disekitar laring, dimana fungsi otot-otot tersebut adalah:

    - M. Cricothyroideus menegangkan pita suara

    - M. Tyroarytenoideus (vocalis) relaksasi pita suara

    -

    M. Cricoarytenoideus lateralis adduksi pita suara

    - M. Cricoarytenoideus posterior abduksi pita suara

    - M. Arytenoideus transversus menutup bagian posterior rima glotidis

    -

    Setelah udara meninggalkan paru-paru, udara mengalir melalui laring yang berfungsi sebagai

    vibrator yang diperankan oleh pita suara.

    Pita suara diregangkan serta diatur posisinya oleh beberapa otot khusus laring, denganadanya perbedaan regangan dan ruang yang dibentuknya, maka terbentuk celah dengan

    macam-macam ukuran yang menghasilkan suara sebagai berikut:

    - 1.3 Organ Resonansi

    Terdiri dari rongga faring, rongga hidung, dan sinus paranasalis. Sumber suara fonasi pada

    pita suara intensitasnya lemah, tidak berwarna dan sulit dikenal. Dengan adanya alat-alat

    resonansi yang berfungsi sebagai resonator, maka suara tersebut mendapat variasi pada

    frekuensi tertentu, intensitasnya meningkat, demikian juga pada kualitasnya (warna suara)

    dan idenitasnya, tetapi suara yang sudah diresonansi ini masih bukan merupakan suara

    bicara. Ciri-ciri resonansi sangat bervariasi pada setiap orang dan merupakan aspek yang

    sangat penting bagi efektivitas bicara.

    -

    1.4 Organ Artikulasi

    Tersusun atas:

    a) Bibir, berfungsi untuk memberndung udara pada pembentukan suara letup.

    b) Palatum mole-durum merupakan permukaan sensitif bagi lidah untuk mengawasi

    proses artikulasi, menghalangi dan membentukaliran udara turbulen dan sebagai kompas

    bagi lidah bahwa suara terbaik sudah dihasilkan.

    c) Lidah, membentuk suara dengan mengangkat, menarik, menyempit, menipis,

    melengkung, menonjol, atau mendatar.

    d) Pipi membendung udara di bagian bukal.

  • 8/10/2019 blok 12 lbm 4 li

    3/4

    e) Gigi berfungsi menahan aliran udara dalam membentuk konsonan labio-dental dan

    apiko-alveolar.

    f) Mandibula membuka dan menutup waktu bicara

    -

    Untuk berbicara, manusia menerima rangsang baik melalui oragan reseptor umum maupun

    oragan reseptor khusus, impulsnya dihantarkan melalui saraf otak atau saraf spinal atau SSO

    dan dilanjutkan ke SSP area sensorik. Pengaruh sensorik disampaikan ke area motorik unutk

    kembali turun ke SST dan akhirnya sampai ke efektor yang menghasilkan aktivitas bicara.

    -

    Reseptor Sensorik

    Organ reseptor umum (eksteroreseptif, interoreseptif, propioreseptif) dan organ reseptor

    khusus (penglihatan, pendengaran, keseimbangan, penghidu, pengecap) menerima

    rangsang.

    - Saraf Aferen

    Saraf otak I-XII dan saraf spinal menghantarkan impuls saraf ke pusat pemrosesan di SSP

    -

    SSP

    SSP area Broca (area motorik bicara), area Wernicke (area auditif), pusat ideamotor (pusatrefleks dalam memilih kata dan kalimat) merupakan pusat-pusat yang terlibat dalam proses

    bicara.

    - Saraf Eferen

    Saraf eferen dari SSP ke SST menyampaikan sinyal saraf kepada efektor untuk melakukan

    aktivitas bicara.

    Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi, yaitu: aspek sensorik (input bahasa),

    melibatkan telinga dan mata, dan kedua, aspek motorik (output bahasa) yang melibatkan

    vokalisasi dan pengaturannya

    3.

    Apa saja gangguan bicara pada masa pertumbuhan dan perkembangan?

    Disaudia. Disaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan

    pendengaran.

    Dislogia. Dislogia diartikan sebagai satu bentuk kelaian bicara yang disebabkan oleh

    kemampuan kapasitas berpikir atau taraf kecerdasan di bawah normal. Misalnya tadi dengan

    tapi, kopi dengan topi.

    Disatria. Disartria diartikan jenis kelainan yang terjadi akibat adanya kelumpuhan,

    kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau organ bicara karena

    adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Disartria memlikiki beberapa jenis, yaitu: Spatic

    Disatria, Flaksid Disatria, Ataksia Disatria, Hipokinetik Disatria, Hiperkinetik Disatria.

    Disglosia. Disglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya kelainan

    bentuk struktur dari organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan

    struktur organ artikulasi, yaitu: palaktoskisis (sumbing langitan), maloklusi (tumbuh gigi atas

    atau gigi bawah), anomali (bentuk lidah yang tebal tidak tumbuh velum atau tali lidah yang

    pendek).

    Dislalia. Dislalia adalah gejala gangguan bicara karena ketidak mampuan dalam

    memperhatikan bunyi-bunyi bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk

    konsep bahasa. Misalnyamakan menjadi kaman atau nakam.

    Cluttering adalah gangguan kelancaran bicara yang ditandai dengan bicara yang sangat

    cepat, sehingga terjadi kesalahan artikulasi sehingga sulit dimengerti. Terdapat 3 type yaitu:

  • 8/10/2019 blok 12 lbm 4 li

    4/4

    distorsi (pengucapan yang tidak jelas), substitusi (penggantian ucapan menjadi bunyi lain),

    omisi (penghilangan bunyi-bunyi).

    Palilalia adalah gangguan bicara diman kata atau frase yang diulang dengan cepat

    Ataxic speech : abnormal bicara dengan karakteristik kesalahan formasi bunyi dandisebabkan oleh disfungsi neuromuskuler organ wicara.- Explorative speech : abnormal bicara dengan karakteristik lambat, sentakan artikulasi(diinterpretasikan dengan tiba-tiba dan irama keras pada kata-kata tertentu) adanya

    trauma pada otak- Mirror speech: abnormal bicara dengan karakteristik pengucapan susunan kata-kata

    terbalik karena adanya gangguan lobus frontal- Scamping speech: abnormal bicara dalam menggunakan konsonan dan seluruhsusunan kalimat oleh karena ketidakmampuan individu mengeluarkan bentuk

    bunyi-bunyian.- Scaning speech: abnormal bicara dengan karakteristik irama artikulasi tidak bersih

    dan jelas yang disebabkan karena adanya kata-kata yang hilang, biasannya terdapatepisode Pause diantara susunan kalimat (Cth: Tumor laring).- Slurred speech: abnormal bicara dengn karakteristik susunan kalimat tidak jelas dankomplit, terburu-buru tetapi ada penggalan sebagain kalimat tertinggal, sebabkelemahan otot artikulasi, kerusakan motor neuron, karena penyakit otak dan obatobatan- Staccato speech: abnormal bicara dengan karakteristik pause diantara kata-kata, iramakalimat tidak beraturan sebab multiple sclerosis.Berdasarkan kerusakan atau gangguan syaraf yang terkena, dapat dibedakan, yaitu:- Aphasia : Kehilangan fungsi kemampuan berbicara, meliputi gangguan dalammenulis, berbicara, membaca, mendengar dan mengerti bahasa. Tipenya tergantung

    lokasi kerusakan; Broca atau werniks, global aphasia dan anonic aphasia

    4. Etiologi dari sengau

    -

    Faktor herediter- Kelainan= bibir sumbing, kelainan bicara.

    - Bibir sumbing yang sambung ke rongga hidung.

    5.

    Mengapa setelah dioperasi suaranya tetap sengau?

    - Setelah operasi palatum /langit-langit masih rendah jadi tidak menutup dengan

    baik,dioperasi lagi membuat bendungan. Otot2 tidak bekerja sempurna anak sulit

    mengucapkan P B D H, operasi bibir sumbing tepatnya di usia 18 bulan karena aktif bicara di

    usia 2 tahun, dari sumbing di hidung dan palatum(membentuk katup yg memisahan

    nasifaring dan orofaring tidak kuat bila ada tekan hanya bisa mengembalikan fungsi

    anatomisnya saja tidak fisiologi, datang operasi sudah melebihi batas operasi karena hanya

    membutuhkan estetik saja tanpa membutuhkan fisiologi, terlambat operasi karena anak2

    sudah terbiasa adanya celah palatumsetelah operasi bisa menggunakan terapi

    pengembalian katup,volume

    6.

    Macam- macam dan langkah metode terapi wicara(speech terapi)