blok 12 lbm 4 li
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 blok 12 lbm 4 li
1/4
1. Bagaimana mekanisme bersuara/fonasi?
a. Mekanisme pernapasan, suatu proses kompleks yang dimulai dari peristiwa masuknya oksigen
kedalam paru-paru, pertukaran O2 dan CO2 dan berakhir dengan peristiwa keluarnya CO2 dari
dalam tubuh. Dalam mekanisme bicara, pernapasan bukan hanya sebagai kebutuhan untuk hidup,
tetapi merupakan modal dasar dan sumber energy utama dalam proses produksi bicara dan bahasa.
b. Mekanisme fonasi, merupakan proses produksi suara yang dimulai dari perubahan udara dalam
traktus vokalis setelah terjadi ekspirasi, sehingga udara yang keluar ditahan/dihambat oleh plika
vokalis/pita suara. Perubahan periodic pada pita suara akan berlangsung terus selama tekanan
subglotis mencapai besaran tertentu, sehingga dalam peristiwa ini suatu yang dihasilkan seseorang
terjadi karena adanya pelepasan udara secara periodic sehubungan dengan adanya adduksi dan
abduksi serta besaran tekanan subglotis. Dalam peristiwa fonasi terdapat tiga unsure utama yang
harus diperhatikan yaitu: kenyaringan suara, nada dan kualitas suara seseorang.
c. Mekanisme resonansi, merupakan peningkatan intensitas bunyi melalui bentukan (modifikasi)rongga sekitar sumber bunyi. Perubahan/modifikasi rongga-rongga faring akan meningkatkan
intensitas fonasi, sehingga dapat diterima telinga sebagai bunyi bicara dengan berbagai variannya
den peristiwa tersebut disebut resonansi. Terdapat beberapa aspek yang berpengaruh dominan
dalam modifikasi rongga-rongga faring selama bicara yaitu: penutupan velofaringeal untuk
memproduksi bunyi-bunyi nasal maupun bukan nasal, pergerakan lidah mempengaruhi besar
intensitas gelombang suara dari daerah glottis terutama dalam memberikan karakteristik bunyi-
bunyi bicara konsonan (huruf mati), pembukaan mulut secara langsung menentukan bentuk dan
ukuran rongga orofaring dan akan berperan dalam produksi bunyi-bunyi vocal atau diftong.
d. Mekanisme artikularis, merupakan bagian akhir dari mekanisme bicara dan merupakan prosespembentukan gelombang udara yang mempunyai intensitas dan frekuensi tertentu menjadi bunyi-
bunyi yang berarti sesuai konsep. Keadaan ini dibedakan menjadi mekanisme artikularis vocal, yaitu
bunyi bicara yang terjadi dari hasil modifikasi aliran udara dari daerah glottis secara langsung tanpa
hambatan dan untuk membedakan bunyi-bunyi vokal dapat dilihat dari perubahan bentuk dan
ukuran resonator dan pengaruh dari perubahan posisi lidah. Mekanisme artikulasi konsonan yaitu
bunyi bicara yang diproduksi dengan atau tanpa fonasi, dimana aliran udara daerah glottis
dimodifikasi melalui hambatan otot-otot prgan artikulasi di daerah orofaring, sehingga akan
menghambat, menghentikan atau meletupkan udara yang mengalir dari daerah glottis.
2. Organ yang berperan dalam fonasi
-
Organ laring ygberperan dlmfonasi:
Kartilagokrikoid
Kartilagotiroid
Kartilagiaritenoid
- Inervasi:
N. laryngeal eksternus
N. Laryngeal rekuren
- 1.1 Organ Respirasi
-
-
8/10/2019 blok 12 lbm 4 li
2/4
-
Terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara respirasi merupakan sumber
kekuatan yang diperlukan untuk mencetuskan suara dan diatur tekanannya mulai dari paru-
paru.
-
1.2 Organ Fonasi
Laring dengan otot-otot instrinsik dan ekstrinsiknya dan pita suara yang merupakan bagian
terpenting laring. Laring merupakan penghubung antara faring dan trakea, didesain untuk
memproduksi suara (fonasi). Laring ini terdiri dari 9 kartilago, 3 kartilago yang berpasangan,
dan 3 yang tidak berpasangan. Organ ini terletak pada midline di depan cervikal vertebra ke
3 sampai 6
Organ ini dibagi ke dalam 3 regio:
* Vestibule
* Ventricle
* Infraglotitic
- Vocal fold (true cord) dan vestibular fold (false cord) terletak pada regio ventricle.
-
Pergerakan pita suara (abduksi, adduksi dan tension) dipengaruhi oleh otot-otot yang
terdapat disekitar laring, dimana fungsi otot-otot tersebut adalah:
- M. Cricothyroideus menegangkan pita suara
- M. Tyroarytenoideus (vocalis) relaksasi pita suara
-
M. Cricoarytenoideus lateralis adduksi pita suara
- M. Cricoarytenoideus posterior abduksi pita suara
- M. Arytenoideus transversus menutup bagian posterior rima glotidis
-
Setelah udara meninggalkan paru-paru, udara mengalir melalui laring yang berfungsi sebagai
vibrator yang diperankan oleh pita suara.
Pita suara diregangkan serta diatur posisinya oleh beberapa otot khusus laring, denganadanya perbedaan regangan dan ruang yang dibentuknya, maka terbentuk celah dengan
macam-macam ukuran yang menghasilkan suara sebagai berikut:
- 1.3 Organ Resonansi
Terdiri dari rongga faring, rongga hidung, dan sinus paranasalis. Sumber suara fonasi pada
pita suara intensitasnya lemah, tidak berwarna dan sulit dikenal. Dengan adanya alat-alat
resonansi yang berfungsi sebagai resonator, maka suara tersebut mendapat variasi pada
frekuensi tertentu, intensitasnya meningkat, demikian juga pada kualitasnya (warna suara)
dan idenitasnya, tetapi suara yang sudah diresonansi ini masih bukan merupakan suara
bicara. Ciri-ciri resonansi sangat bervariasi pada setiap orang dan merupakan aspek yang
sangat penting bagi efektivitas bicara.
-
1.4 Organ Artikulasi
Tersusun atas:
a) Bibir, berfungsi untuk memberndung udara pada pembentukan suara letup.
b) Palatum mole-durum merupakan permukaan sensitif bagi lidah untuk mengawasi
proses artikulasi, menghalangi dan membentukaliran udara turbulen dan sebagai kompas
bagi lidah bahwa suara terbaik sudah dihasilkan.
c) Lidah, membentuk suara dengan mengangkat, menarik, menyempit, menipis,
melengkung, menonjol, atau mendatar.
d) Pipi membendung udara di bagian bukal.
-
8/10/2019 blok 12 lbm 4 li
3/4
e) Gigi berfungsi menahan aliran udara dalam membentuk konsonan labio-dental dan
apiko-alveolar.
f) Mandibula membuka dan menutup waktu bicara
-
Untuk berbicara, manusia menerima rangsang baik melalui oragan reseptor umum maupun
oragan reseptor khusus, impulsnya dihantarkan melalui saraf otak atau saraf spinal atau SSO
dan dilanjutkan ke SSP area sensorik. Pengaruh sensorik disampaikan ke area motorik unutk
kembali turun ke SST dan akhirnya sampai ke efektor yang menghasilkan aktivitas bicara.
-
Reseptor Sensorik
Organ reseptor umum (eksteroreseptif, interoreseptif, propioreseptif) dan organ reseptor
khusus (penglihatan, pendengaran, keseimbangan, penghidu, pengecap) menerima
rangsang.
- Saraf Aferen
Saraf otak I-XII dan saraf spinal menghantarkan impuls saraf ke pusat pemrosesan di SSP
-
SSP
SSP area Broca (area motorik bicara), area Wernicke (area auditif), pusat ideamotor (pusatrefleks dalam memilih kata dan kalimat) merupakan pusat-pusat yang terlibat dalam proses
bicara.
- Saraf Eferen
Saraf eferen dari SSP ke SST menyampaikan sinyal saraf kepada efektor untuk melakukan
aktivitas bicara.
Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi, yaitu: aspek sensorik (input bahasa),
melibatkan telinga dan mata, dan kedua, aspek motorik (output bahasa) yang melibatkan
vokalisasi dan pengaturannya
3.
Apa saja gangguan bicara pada masa pertumbuhan dan perkembangan?
Disaudia. Disaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan
pendengaran.
Dislogia. Dislogia diartikan sebagai satu bentuk kelaian bicara yang disebabkan oleh
kemampuan kapasitas berpikir atau taraf kecerdasan di bawah normal. Misalnya tadi dengan
tapi, kopi dengan topi.
Disatria. Disartria diartikan jenis kelainan yang terjadi akibat adanya kelumpuhan,
kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau organ bicara karena
adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Disartria memlikiki beberapa jenis, yaitu: Spatic
Disatria, Flaksid Disatria, Ataksia Disatria, Hipokinetik Disatria, Hiperkinetik Disatria.
Disglosia. Disglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya kelainan
bentuk struktur dari organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan
struktur organ artikulasi, yaitu: palaktoskisis (sumbing langitan), maloklusi (tumbuh gigi atas
atau gigi bawah), anomali (bentuk lidah yang tebal tidak tumbuh velum atau tali lidah yang
pendek).
Dislalia. Dislalia adalah gejala gangguan bicara karena ketidak mampuan dalam
memperhatikan bunyi-bunyi bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk
konsep bahasa. Misalnyamakan menjadi kaman atau nakam.
Cluttering adalah gangguan kelancaran bicara yang ditandai dengan bicara yang sangat
cepat, sehingga terjadi kesalahan artikulasi sehingga sulit dimengerti. Terdapat 3 type yaitu:
-
8/10/2019 blok 12 lbm 4 li
4/4
distorsi (pengucapan yang tidak jelas), substitusi (penggantian ucapan menjadi bunyi lain),
omisi (penghilangan bunyi-bunyi).
Palilalia adalah gangguan bicara diman kata atau frase yang diulang dengan cepat
Ataxic speech : abnormal bicara dengan karakteristik kesalahan formasi bunyi dandisebabkan oleh disfungsi neuromuskuler organ wicara.- Explorative speech : abnormal bicara dengan karakteristik lambat, sentakan artikulasi(diinterpretasikan dengan tiba-tiba dan irama keras pada kata-kata tertentu) adanya
trauma pada otak- Mirror speech: abnormal bicara dengan karakteristik pengucapan susunan kata-kata
terbalik karena adanya gangguan lobus frontal- Scamping speech: abnormal bicara dalam menggunakan konsonan dan seluruhsusunan kalimat oleh karena ketidakmampuan individu mengeluarkan bentuk
bunyi-bunyian.- Scaning speech: abnormal bicara dengan karakteristik irama artikulasi tidak bersih
dan jelas yang disebabkan karena adanya kata-kata yang hilang, biasannya terdapatepisode Pause diantara susunan kalimat (Cth: Tumor laring).- Slurred speech: abnormal bicara dengn karakteristik susunan kalimat tidak jelas dankomplit, terburu-buru tetapi ada penggalan sebagain kalimat tertinggal, sebabkelemahan otot artikulasi, kerusakan motor neuron, karena penyakit otak dan obatobatan- Staccato speech: abnormal bicara dengan karakteristik pause diantara kata-kata, iramakalimat tidak beraturan sebab multiple sclerosis.Berdasarkan kerusakan atau gangguan syaraf yang terkena, dapat dibedakan, yaitu:- Aphasia : Kehilangan fungsi kemampuan berbicara, meliputi gangguan dalammenulis, berbicara, membaca, mendengar dan mengerti bahasa. Tipenya tergantung
lokasi kerusakan; Broca atau werniks, global aphasia dan anonic aphasia
4. Etiologi dari sengau
-
Faktor herediter- Kelainan= bibir sumbing, kelainan bicara.
- Bibir sumbing yang sambung ke rongga hidung.
5.
Mengapa setelah dioperasi suaranya tetap sengau?
- Setelah operasi palatum /langit-langit masih rendah jadi tidak menutup dengan
baik,dioperasi lagi membuat bendungan. Otot2 tidak bekerja sempurna anak sulit
mengucapkan P B D H, operasi bibir sumbing tepatnya di usia 18 bulan karena aktif bicara di
usia 2 tahun, dari sumbing di hidung dan palatum(membentuk katup yg memisahan
nasifaring dan orofaring tidak kuat bila ada tekan hanya bisa mengembalikan fungsi
anatomisnya saja tidak fisiologi, datang operasi sudah melebihi batas operasi karena hanya
membutuhkan estetik saja tanpa membutuhkan fisiologi, terlambat operasi karena anak2
sudah terbiasa adanya celah palatumsetelah operasi bisa menggunakan terapi
pengembalian katup,volume
6.
Macam- macam dan langkah metode terapi wicara(speech terapi)