bleaching lengkap

12
 BLEACHING BAB I PENDAHULUAN Perubahan warna gigi terutama gigi anterior dapat menimbulkan suatu problema estetika yang mempunyai dampak psikologi yang cukup besar bagi penderitanya. Pada saat ini, perkembangan cosmetic dentistry sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut yaitu dengan cara restoratif misalnya pelapisan mahkota atau dengan cara bleaching, yaitu suatu cara pemulihan kembali gigi yang berubah warna, sampai mendekati warna gig asli dengan proses perbaikan secara kimiawi dan tujuannya mengembalika n faktor estetik penderita. Tehnik bleaching ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik karena tidak mengambil jaringan keras gigi dan tehnik perawatan relatif lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan suatu mahkota tiruan.  Bleaching dapat dilakukan pad gigi vital maupun gigi non vital yang mengalami perubahan warna (Tarigan, 1994). BAB II ETIOLOGI PERUBAHAN WARNA GIGI 2.1 Perubahan Warna menurut Grossman Menurut Grossman (1995), perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan sebagai ekstrinsik atau intrinsik. 2.1.1 Perubahan Warna Ekstrinsik Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak-anak.

Upload: nur-sakinah-fuadi

Post on 16-Jul-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 1/12

 

BLEACHING

BAB I

PENDAHULUAN

Perubahan warna gigi terutama gigi anterior dapat menimbulkan suatu problema estetika

yang mempunyai dampak psikologi yang cukup besar bagi penderitanya. Pada saat ini,

perkembangan cosmetic dentistry sangat menonjol dalam menanggulangi hal tersebut yaitu

dengan cara restoratif misalnya pelapisan mahkota atau dengan cara bleaching, yaitu suatu

cara pemulihan kembali gigi yang berubah warna, sampai mendekati warna gig asli dengan

proses perbaikan secara kimiawi dan tujuannya mengembalikan faktor estetik penderita.

Tehnik bleaching ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi estetik 

karena tidak mengambil jaringan keras gigi dan tehnik perawatan relatif lebih mudah

dibandingkan dengan pembuatan suatu mahkota tiruan.  Bleaching dapat dilakukan pad gigi

vital maupun gigi non vital yang mengalami perubahan warna (Tarigan, 1994).

BAB II

ETIOLOGI PERUBAHAN WARNA GIGI

2.1 Perubahan Warna menurut Grossman

Menurut Grossman (1995), perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan sebagai ekstrinsik 

atau intrinsik.

2.1.1 Perubahan Warna Ekstrinsik

Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal,

misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan

sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi

berwarna gelap, pewarnaan karena noda logam nitrat perak, bercak kehijauan yang

dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak-anak.

Page 2: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 2/12

 

 

2.1.2 Perubahan Warna Intrinsik

Perubahan warna imtrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh noda yang terdapat

di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan atau penggabungan bahan-

bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin, yang bila masuk ke dalam dentin akan

terlihat dari luar karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan

periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai

perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.

2.2 Penyebab Perubahan Warna Gigi menurut Walton

Menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahn warna dapat terjadi pada saat atau setelah

terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna gigi dapat dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu karena noda alamiah dan pewarnaan iatrogenik.

2.2.1 Penyebab Noda Alamiah

Perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi setelah gigi

erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan di dalam struktur gigi,

kadang-kadang diakibatkan defek email atau karena cedera trauma. Contoh penyebab noda

alamiah adalah sebagai berikut :

1. Pulpa nekrosis

Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk kedalam tulubus dentin dan mewarnai

dentin di sekitarnya.

2. Perdarahan intrapulpa

Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan dan lisis eritrosit.

Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida, masuk ke dalam tulubus dentin

sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin lama makin meningkat.

3. Metamorfosis kalsium

Page 3: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 3/12

 

Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif di dalam kamar pulpa atau pada

dinding saluran akar menyebabkan translusensi mahkota gigi berkurang atau warna gigi

berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan. Pada pasien yang sudah tua,perubahan

warna gigi terjadi secara fisiologis sebagai akibat aposisi dentin secara berlebihan disamping

karena penipisan dan perubahan optik dalam email.

4. Defek perkembangan

Perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi.

1) Fluorosis endemik 

Masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan kerusakan struktur yang

mengalami mineralisasi dan mengakibatkan terjadinya hipoplasia. Permukaan gigi menjadi

porus dan akan menyerap warna di dalam rongga mulut.

2) Obat-obatan sistemik 

Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi dapat menyebabkan

perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang menyebabkan perubahan warna gigi paling

berat adalah tetrasiklin, menyebabkan gigi berwarna kuning kecoklatan sampai abu-abu tua.

Hal ini tergantung kepada jumlah, frekwensi, jenis tetrasiklin dan umur pasien saat meminum

obat.

3) Defek dalam pembentukan gigi

Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa hipoplasia atau

hipokalsifikasi,terlihat warna gigi kecoklatan.

4) Kelainan darah dan faktor-faktor lain (1) Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit

secara luas. Produk kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin dan mewarnai gigi. (2)

Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan perubahan warna beebentuk 

pita pada email. (3) Porfiria penyakit metabolisme menyebabkan menyebabkan gigi susu atau

Page 4: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 4/12

 

gigi permanen berubah warna menjadi kemerahan atau kecoklatan. (4) Penyakit sistemik dan

masuknya bahan obat-obatan, merupakan kejadian yang jarang dan tidak dapat diidentifikasi.

2.2.2 Penyebab Perubahan Warna Iatrogenik

Perubahan warna sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan oleh berbagai

bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang kedokteran gigi.

2.2.2.1 Perubahan Warna Gigi karena Perawatan Endodontik

Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh beberapa hal

tersebut dibawah ini (Walton & Torabinejab, 1996) :

1. Bahan obturasi

Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah semen saluran akar

dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan komponen logam.

2. Sisa-sisa jaringan pulpa

Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya dalam tanduk pulpa,

dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan.

3. Obat-obatan intra kanal

Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi, misalnya obat intrakanal

golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam waktu yang lama memungkinkan

obat berpenetrasi ke dalam dentin sehingga akan menyebabkan perubahan warna gigi.

2.2.2.2 Perubahan Warna Gigi karena Restorasi Korona

Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe, yaitu (Walton & Torabinejab, 1996):

1. Restorasi logam

Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat mengubah

warna dentin menjadi abu-abu gelap.

2. Restorasi komposit

Page 5: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 5/12

 

Kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Tepi

tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan kimia yang mewarnai dentin.

BAB III

BAHAN-BAHAN DAN MEKANISME BLEACHING

3.1 Bahan-bahan Bleaching

Bahan pemutih gigi dapat berperan sebagai oksidator atau reduktor, kebanyakan preparat

yang tersedia adalah oksidator. Macam-macam bahan-bahan pemutih gigi adalah sebagai

berikut (Grossman, 1998; Walton & Torabinejab, 1996) :

1. Hidrogen peroksida

Hidrogen peroksida merupakan oksidator kuat dan tersedia dalam berbagai konsentrasi, yang

paling umum di pakai adalah konsentrasi 30-35 %. Contoh larutan hidrogen peroksida adalah

superoxol, perhidrol. Cairan ini merupakan cairan bening tidak berwarna dan tidak berbau.

2. Pirozon

Pirozon adalah larutan hidrogen peroksida 25 % dalam eter 75 %. Larutan ini bersifat kaustik,

mudah menguap juga baunya merangsang menyebabkan rasa mual pada pasien.

3. Natrium perborat

Natrium perborat dapat diperoleh dalam bentuk bubuk. Bahan yang masih baru mengandung

kira-kira 95 % perborat dalam 9,9 % oksigen. Bahan ini bersifat alkali, lebih mudah dikontrol

dan lebih aman daripada cairan hidrogen pekat.

4. Karbamid peroksida

Karbamid peroksida dikenal sebagai urea hidrogen peroksida, dapat diperoleh dalam berbagai

konsentrasi antara 3-15 %. Umumnya preparat ini mempunyai pH 5-6,5% dan mengandung

kira-kira 10 % karbamid peroksida, biasanya mengandung gliserin atau propilen glikol,

natrium stannat, asam fosfat atau asam sitrat dan aroma.

5. Larutan Mc. Innes

Page 6: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 6/12

 

Larutan ini terdiri atas 5 bagian asam klorida 36 %, 5 bagian hidrogen peroksida 30 % dan 1

bagian eter, biasanya digunakan untuk menghilangkan noda pada kasus fluorosis.

6. Natrium peroksiborat monohidrat

Contoh bahan ini adalah amosan, yang melepaskan oksigen lebih banyak daripada natrium

perborat, diindikasikan untuk pemutihan gigi secara internal.

3.2 Mekanisme Bleaching

Hidrogen peroksida merupakan suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk menembus

email mencapai email dan dentin yang terkena pewarnaan. Penembusan ini terjadi karena

berat molekul hidrogen peroksida yang rendah dan mempunyai kemampuan denaturasi

protein sehingga dapat meningkatkan gerakan ion-ion melalui gigi. Menurut beberapa

peneliti, terjadinya pemutihan gigi ini disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi. Noda-noda

yang ada di email dan dentin akan dioksidasi oleh hidrogen peroksida yang bersifat sebagai

oksidator kuat. Bahan oksidator ini mempunyai kemampuan untuk merusak molekul-molekul

zat warna, melalui reaksinya dengan oksigen bebas yang dilepaskan, sehingga warna menjadi

netral dan menyebabkan terjadinya efek pemutihan. Hidrogen peroksida merupakan suatu

bahan yang dapat menghasilkan radikal bebas, HO2* + O* yang sangat reaktif. Pada proses

pemutihan gigi, hidrogen peroksida berdifusi melalui matriks organik email dan dentin.

Radikal bebas bermuatan merupakan radikal yang tidak stabil dan akan bereaksi dengan

molekul organik atau radikal bebas lainnya terutama molekul-molekul zat warna di dalam

gigi setelah zat warna dirusak sehingga terjadi efek pemutihan (Feinman, 1987; Goldstein

and Garber, 1995).

BAB IV

TEHNIK BLEACHING (PEMUTIHAN) GIGI

Page 7: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 7/12

 

Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara eksternal

yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching secara

internal, dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik.

4.1 Tehnik Bleaching secara Eksternal

Pewarnaan pada gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan faktor

ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial.

4.1.1 Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warna karena Tetrasiklin

 Bleaching secara eksternal dilakukan pada gigi vital yang berubah warna karena tetrasillin

yang belum parah yaitu gigi berwarna kuning. Tehniknya bleaching secara eksternal, sebagai

berikut (Walton & Torabinejab, 1996) :

1. Bersihkan gigi, lindungi jaringan lunak dengan mengulaskan pasta pelindung mulut,

pasang karet isolator (rubberdam), ikat dengan benang (dental floss) pada gigi yang akan

dirawat.

2. Letakkan sepotong kapas yang telah dibasahi larutan hidrogen peroksida pada bagian labial

dan palatinal gigi.

3. Pemanasan dilakukan dengan cara memakai lampu reostat controlled photoflood  yang

diletakan sekitar 30 cm dari gigi selama 10-30 menit atau dengan hand-held thermostatically

controlled  yaitu dengan menempelkan ujung alat ini pada permukaan gigi yang telah diberi

gulungan kapas yang dibasahi dengan superoxol. 

4. Pemutihan gigi dilakukan selama 30-60 detik. Ulangi prosedur ini sebanyak 3 kali.

5. Kapas dilepas, gigi dibilas dengan air hangat, buka ikatan dental floss, lepaskan karet

isolator, bersihkan sisa pasta pelindung mulut.

6. Suruh pasien menyikat gigi kemudian lakukan pemolesan.

7. Pasien disuruh datang 1 minggu kemudian, bila belum memuaskan prosedur bleaching

diulang

Page 8: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 8/12

 

4.1.2 Bleaching Tehnik Mouthguard 

Tehnik ini biasanya dipakai pada perubahan yang ringan, dianjurkan sebagai tehnik 

pemutihan di rumah, biasa disebut juga tehnik pemutihan dengan matriks. Tehnik ini dapat

dilakukan pada malam hari saat tidur disebut nightguard vital bleaching atau dipakai pada

siang hari. Prosedur mouthguard bleaching adalah sebagai berikut (Walton & Torabinejab,

1996) :

1. Pasien diberi penjelasan, lakukan profilaksis, dibuat foto permulaan dan selama perawatan.

2. Gigi dicetak, dibuat model lengkung rahang dari gips batu. Dua lapis relief die diulaskan

pada bagian bukal cetakan gigi untuk membentuk reservoir bagi bahan pemutih.

3. Matriks plastik lunak setebal 2 mm dibuat dan dirapikan dengan gunting sampai 1 mm

melewati tepi ginggiva.

4.  Mouthguard  dicoba pada mulut, lalu diangkat dan bahan pemutih dimasukkan ke dalam

ruangan dari setiap gigi yang akan diputihkan. Kemudian mouthguard  dipasang atas gigi

dalam mulut dan kelebihan bahan pemutih gigi dibuang.

5. Pasien harus dibiasakan menggunakan prosedur ini, biasanya 3-4 jam sehari dan bahan

pemutih diisi kembali setiap 30-60 menit.

6. Perawatan dilanjutkan selama 4-24 minggu, pasien diperiksa setiap 2 minggu.

4.1.3 Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warng karena Fluorosis

Untuk memperbaiki pewarnaan karena fluorosis ini, cara yang lebih efektif adalah tehnik 

asam hidroklorik-pumis yang terkontrol atau disebut tehnik pumis asam. Sebetulnya cara ini

bukan cara pemutihan gigi murni (oksidasi), melainkan suatu tehnik dekalsifikasi dan

pembuangan selapis tipis email yang berubah warna (Walton & Torabinejab, 1996).

4.2 Tehnik Bleaching secara Internal (Intrakoronal)

Page 9: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 9/12

 

Pemutihan gigi secara intrakoronal dilakukan pada gigi yang telah dirawat endodontik 

dengan baik. Metode bleaching yang umum dilakukan untuk gigi ini adalah tehnik walking

bleach, termokatalitik dan kombinasi.

4.2.1 Tehnik Walking Bleach

Tehnik ini memakai campuaran superoxol dan natrium perborat, prosedurnya adalah sebagai

berikut (Grossman, 1998; Walton & Torabinejab, 1996) :

1. Jaringan sekitar gigi yang akan dirawat dilindungi dengan vaselin.

2. Isolasi gigi dengan karet isolator (rubberdam).

3. Kamar pulpa dan tanduk pulpa dibersihkan, kemudian dentin bagian labial dalam kamar

pulpa dikurangi 0,5 mm dengan bor kecepatan rendah.

4. Kurangi gutaperca dengan plugger panas sebanyak 2 mm ke arah apikal.

5. Daerah orifis ditutup dengan semen seng oksida eugenol setebal 1 mm.

6. Bersihkan kamar pulpa dengan xylene atau isopropil alkohol 70 %, kemudian keringkan

dengan aliran udara. Menurut Hyess (1986) dapat juga dipakai asam fosfat 37 % yang

dioleskan dalam kamar pulpa selama 1 menit, kemudian bilas dengan air dan keringkan.

7. Letakkan pasta campuran natrium perborat dengan superoxol di dalam kamar pulpa,

tekan dengan kapas ke arah dinding labial kemudian tutup dengan tumpatan sementara seng

oksida eugenol.

8. Kujungan berikutnya dilakukan 3-7 hari kemudian. Bila pemutihan gigi belum berhasil,

ulangi prosedur di atas, tetapi bila sudah berhasil, bersihkan gigi kemudian lakukan tumpatan

tetap dengan resin komposit.

4.2.2 Tehnik Termokatalitik

Tehnik ini mengunakan panas untuk mempercepat proses oksidasi. Sumber panas yang dapat

digunakan adalah rheostat controlled photoflood, lihgt activited  atau instrumen Woodson.

Page 10: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 10/12

 

Prosedur tehnik termokatalitik adalah sebagai berikut (Grossman,1998; Walton &

Torabinejab, 1996) :

1. 1.Isolasi gigi yang akan dirawat dengan karet isolator. Lindungi jaringan lunak dengan

petrolium jelly atau cocoabutter.

2. Buang bahan pengisi dari kamar pulpa 2-3 mm ke apikal dibawah gusi.

3. Buang dentin dibagian labial kamar pulpa dengan bor bulat yang berputar secara perlahan.

4. Bersihkan kamar pulpa dengan kloroform atau xylene, kemudian keringkan dengan

hembusan udara.

5. Lindungi jaringan lunak dan gigi tetangga dari panas yang berasal dari sumber panas.

Letakkan kasa yang telah dibasahi air di bawah karet isolator untuk menutup bibir dan

 jaringan lunak.

6. Letakkan sebuah kapas dalam kamar pulpa yang dibasahi hidrogen peroksida 30-35 %,

tutup permukaan labial gigi dengan kapas yang telah dibasahi bahan pemutih. Arahkan

sumber panas pada gigi yang telah disiapkan.

7. Basahi lagi kapas dengan hidrogen peroksida segar. Ulangi langkah ini 4-5 kali.

8. Evaluasi efek pemutihan,bila belum berhasil pertemuan berikutnya dilakukan seminggu

kemudian setelah kavitas ditutup tumpatan sementara.

9. Apabila hasilnya sudah memuaskan, bersihkan kamar pulpa dengan kloroform xylene atau

alkohol, kemudian lapisi dengan semen yang berwarna putih sebelum dilakukan tumpatan

tetap dengan resin komposit.

4.2.3 Tehnik Kombinasi

Tehnik kombinasi ialah cara bleaching yang menggabungkan tehnik walking bleach dengan

tehnik termokatalitik secara bergantian,sehingga hasilnya lebih cepat dan memuaskan. 

Prosedur tehnik kombinasi adalah langkah pertama sama dengan tehnik termokatalitik,

setelah dilakukan pemanasan, kapas yang telah dibasahi hidrogen peroksida dalam kamar

Page 11: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 11/12

 

pulpa dikeluarkan lalu gigi dikeringkan. Kemudian pasta hasil pencampuran superoxol

dengan bubuk natrium perborat diletakkan dalam kamar pulpa. Tindakan selanjutnya seperti

tehnik walking bleach (Walton & Torabinejab, 1996).

4.2.4 Tehnik Foto Oksidasi Ultra Violet

Lampu ultraviolet diletakkan pada permukaan labial gigi yang akan diputihkan. Cairan

hidrogen peroksida 30-35 % diletakkan di dalam kamar pulpa dengan kapas, lalu disinari

dengan lampu ultraviolet selama 2 menit. Diduga hal ini mengakibatkan penglepasan oksigen

sama dengan pemutihan tehnik termokatalitik. Cara ini kurang efektif dibandingkan dengan

tehnik walking bleach serta memerlukan waktu yang lebih banyak (Walton & Torabinejab,

1996).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Proses bleaching (pemutihan) gigi, merupakan suatu tindakan yang cukup efektif dan

sederhana dalam menanggulangi perubahan warna gigi, baik pada gigi vital maupun pada

gigi non vital yang telah dirawat endodontik.

5.2 SARAN

Sebaiknya dokter gigi mempertimbangkan cara bleaching yang mana yang akan dikerjakan

untuk memutihkan gigi sesuai dengan indikasinya sehingga akan memberikan hasil yang

memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Feinman R.A. et all. 1987. Bleaching Teeth. Chicago, London, Berlin, Tokyo, Sao paulo

Hongkong : Quintessence Publishing Co., Inc.

Goldstein, R.E. and Garber D.A 1995. Complete Dental Bleaching. Chicago, Berlin,

London, Sao Paulo, Moscow, Prague, Warsaw : Quintessence Publishing Co.,

Page 12: Bleaching Lengkap

5/14/2018 Bleaching Lengkap - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bleaching-lengkap 12/12

 

Inc.

Grossman, L.I. et all, 1998. Endodontic Practice. Eleventh Edition. Philadelphia,

Pennsylvania, U.S.A : Lea & Febiger.

Tarigan, R. 1994. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Cetakan I. Jakarta : Widya

Medika.

Walton, R. & Torabinejab, M. 1996. Principles and Practice of Endodontics. Second

Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Co.