bk terhadap anak yang suka bolos sekolah

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir di setiap sekolah kita dapat menjumpai program Bimbingan dan Konseling. Hal ini bukan semata terletak pada landasan atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan BK di sekolah saat ini sangat dibutuhkan. Hal ini menyangkut tugas dan perannya terhadap peserta didik seperti yang dikemukakan di atas. Lebih dari itu iklim dan lingkungan yang “tidak sehat” membuat keberadaan BK menjadi sangat urgen dan mutlak ada. Kenakalan siswa, misalnya. Itu merupakan salah satu faktor penyebab lingkungan / iklim menjadi rusak. Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yang menyimpang dari aturan sekolah. Kenakalan siswa banyak macamnya. Salah satunya ialah membolos atau masuk tidak teratur. Membolos disebut kenakalan remaja karena membolos sudah merupakan perilaku yang mencerminkan telah melanggar aturan sekolah. Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak pelajar. Setidaknya bagi 1

Upload: masruri

Post on 24-Oct-2015

952 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bimbingan dan konseling

TRANSCRIPT

Page 1: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hampir di setiap sekolah kita dapat menjumpai program Bimbingan dan

Konseling. Hal ini bukan semata terletak pada landasan atau ketentuan dari atas,

namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik

agar mampu mengembangkan potensi dirinya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan BK di sekolah saat ini sangat

dibutuhkan. Hal ini menyangkut tugas dan perannya terhadap peserta didik seperti

yang dikemukakan di atas. Lebih dari itu iklim dan lingkungan yang “tidak

sehat” membuat keberadaan BK menjadi sangat urgen dan mutlak ada. Kenakalan

siswa, misalnya. Itu merupakan salah satu faktor penyebab lingkungan / iklim

menjadi rusak.

Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yang

menyimpang dari aturan sekolah. Kenakalan siswa banyak macamnya. Salah

satunya ialah membolos atau masuk tidak teratur. Membolos disebut kenakalan

remaja karena membolos sudah merupakan perilaku yang mencerminkan telah

melanggar aturan sekolah.

Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi

banyak pelajar. Setidaknya bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan. Hal

ini disebabkan kerena perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dulu.

Tindakan membolos dikedepankan sebagai sebuah jawaban atas kejenuhan yang

sering dialami oleh banyak siswa terhadap kurikulum sekolah. Buntutnya memang

akan menjadi fenomena yang jelas - jelas akan mencoreng lembaga persekolahan

itu sendiri. Tidak hanya di kota - kota besar saja siswa yang terlihat sering

membolos, bahkan sekolah yang letaknya di daerah - daerah pun prilaku

membolos sudah menjadi kegemaran.

Banyak siswa yang sering membolos bukan hanya di sekolah - sekolah

tertentu saja tetapi banyak sekolah mengalami hal yang sama. Hal ini juga

seringkali membuat peserta didik ikut serta terlibat pada hal - hal yang cenderung

1

Page 2: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

merugikan. Betapa seriusnya perilaku membolos ini perlu mendapat perhatian

penuh dari berbagai pihak. Bukan saja hanya perhatian yang berasal dari pihak

sekolah, melainkan juga perhatian yang berasal dari orang tua, teman maupun

pemerintah. Perilaku membolos sangat merugikan dan bahkan bisa saja menjadi

sumber masalah baru. Apabila hal ini terus menerus dibiarkan berlalu, maka yang

bertanggung jawab atas semua ini bukan saja dari siswa itu sendiri melainkan dari

pihak sekolah ataupun guru yang menjadi orang tua di sekolah juga akan ikut

menangungnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas

dalam makalah ini ialah :

1. Apa pengertian dari program Bimbingan dan Konseling ?

2. Apa pengertian dari membolos ?

3. Apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos ?

4. Apakah akibat yang akan ditimbulkan oleh siswa yang suka membolos ?

5. Bagaimana peran program Bimbingan dan Konseling (BK) dalam hal

mengatasi siswa yang suka membolos ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan pengertian dari program Bimbingan dan Konseling.

2. Untuk menjelaskan pengertian dari membolos.

3. Untuk mengetahui apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa

membolos.

4. Untuk mengetahui dampak atau akibat yang akan ditimbulkan pada siswa yang

suka membolos.

5. Untuk mengetahui bagaimana peran dari progam Bimbingan dan Konseling

(BK) dalam hal mengatasi siswa yang suka membolos.

2

Page 3: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian  Bimbingan Konseling (BK)

Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai bimbingan dan konseling,

berikut ini dikemukakan penjelasan mengenai bimbingan dan konseling.

1. Pengertian Bimbingan

Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling.

Dalam merumuskan kedua istilah tersebut mereka memberikan tekanan pada

aspek tertentu dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut ini

dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah bimbingan dan konseling

Menurut Jones (1963), Guidance is the help given by one person to

another in making choice and adjustments and in solving problems. Dalam

pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah

membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri,

sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing (klien).

Ini senada dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rachman

Natawidjaja (1978) bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak

wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan

demikian, dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan

sumbangan yang berarti.

Selanjutnya Bimo Walgito (1982 : 11) merumuskan bahwa bimbingan

adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan

individu - individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan - kesulitan di

dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu - individu itu dapat

mencapai kesejahteraan hidupnya.

Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh diatas, yang dimaksud dengan

bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang

ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,

3

Page 4: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada

dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Pengertian Konseling

Istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu “Consilium” yang berarti

“dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan kata “menerima” atau

“memahami”.

Menurut Division of Counseling Psychology (Prayitno, 1994:1001)

konseling diartikan sebagai suatu proses untuk membantu individu mengatasi

hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan

optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, dimana proses tersebut terjadi

setiap waktu.

Bimo Walgito (1982 :11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan

yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya

dengan wawancara, dengan cara – cara yang sesuai dengan keadaan individu yang

dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa

kegiatan konseling itu mempunyai ciri – ciri sebagai berikut.

a. Pada umumnya dilaksanakan secara individual

b. Pada umunya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka

c. Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli

d. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi klien.

e. Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan

masalahnya dengan kemampuannya sendiri.

Atas dasar ciri-ciri diatas, dapat dirumuskan dengan singkat bahwa yang

dimaksud dengan konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan

melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada

individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara

pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

4

Page 5: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

B. Pengertian Membolos

Membolos dapat diartikan tidak masuk sekolah tanpa keterangan, tidak

masuk sekolah beberapa hari, dari rumah berangkat tapi tidak sampai ke sekolah,

dan meninggalkan sekolah pada jam pelajaran. Membolos sekolah mungkin

merupakan salah satu budaya dalam pendidikan di Indonesia. Seringkali kita

mendapati anak-anak sekolah yang masih berseragam berkeliaran di luar sekolah

pada jam sekolah. Anehnya lagi pada zaman sekarang bukan hanya anak laki-laki

saja yang melestarikan kebudayaan membolos tetapi anak perempuan juga sudah

mulai terbiasa melakukan kegiatan membolos juga. Padahal membolos merupakan

salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau

dicari solusinnya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Oleh karena itu

penanganan terhadap siswa yang suka membolos menjadi perhatian yang sangat

serius.

Penanganan tidak saja dilakukan oleh sekolah, tetapi pihak keluarga juga

perlu dilibatkan. Malah terkadang penyebab utama siswa membolos lebih sering

berasal dari dalam keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara pihak sekolah

dengan pihak keluarga menjadi sangat penting dalam pemecahan masalah siswa

tersebut.

C. Faktor - Faktor Penyebab Siswa Membolos

Penyebab siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Beberapa faktor - faktor penyebab siswa membolos dapat dikelompokkan menjadi

dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor

yang berasal dari dalam diri siswa bisa berupa karakter siswa yang memang suka

membolos, sekolah hanya dijadikan tempat mangkal dari rutinitas - rutinitas yang

membosankan di rumah.

Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar

siswa, misalnya kebijakan sekolah yg tidak berdamai dengan kepentingan siswa,

guru yang tidak profesional, fasilitas penunjang sekolah misal laboratorium dan

perpustakaan yang tidak memadai, bisa juga kurikulum yang kurang bersahabat

sehingga mempengaruhi proses belajar di sekolah.

5

Page 6: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

Selain faktor internal dan faktor eksternal yang telah dikemukakan di atas,

Faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja juga dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

1. Faktor Keluarga

Mungkin kita pernah mendengar ada siswa yang tidak diperbolehkan

masuk sekolah oleh orang tuanya. Untuk suatu alasan tertentu mungkin hal ini

dianggap paling efisien untuk mengatasi krisis atau permasalahan dalam

keluarganya. Misalkan kakaknya sakit, sementara kedua orang tuanya harus pergi

bekerja mencari nafkah. Untuk menemani kakaknya tersebut maka adiknya

terpaksa tidak masuk sekolah. Untuk alasan tersebut bolehlah sang adik tidak

masuk sekolah. Tapi yang menjadi masalah terkadang anak tersebut tidak

membuat surat izin kepada pihak sekolah, sehingga piha sekolah tidak tahu duduk

permasalahannya. Yang mereka tahu si A membolos. Sementara dampaknya bagi

anak tersebut ialah ia harus kehilangan waktu belajarnya. Jika hal ini menjadi

kebiasaan (membolos), lambat laun siswa tersebut tidak peduli lagi dengan

peraturan. Ia akan berbuat seenaknya, terserah mau masuk atau tidak.

a) Orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan

Selain itu sikap orang tua terhadap sekolah juga memberi pengaruh yang

besar pada anak. Jika orang tua menganggap bahwa sekolah itu tidak penting dan

hanya membuang-buang waktu saja, atau juga jika mereka menanamkan perasaan

pada anak bahwa ia tidak akan berhasil, anak ini akan berkurang semangatnya

untuk masuk sekolah. Akibatnya penghargaan terhadap pendidikan hanya

dipandang sebelah mata. Bahkan mereka menuntut agar anak-anaknya untuk

bekerja saja mencari uang. Ironisnya mereka juga menuntut agar anaknya

memperoleh hasil yang lebih besar dari kemampuan anak tersebut. Orang tua

seperti ini tidak memiliki pandangan jauh ke depan, sebagai imbasnya masa depan

anaklah yang menjadi korban.

b) Membeda - bedakan anak

Ada orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan bagi anak laki-laki lebih

penting daripada anak perempuan. Anak laki - lakilah yang menjadi tumpuan dan

kebanggaan keluarga, sementara anak perempuan pada akhirnya akan kawin dan

6

Page 7: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

hanya mengurusi masalah dapur, sehingga tidak memerlukan pendidikan yang

terlalu tinggi. Dalam hal ini, anak perempuan didorong untuk tidak masuk

sekolah.

c) Mengurangi uang saku

Meskipun tidak semua anak menginginkan uang saku yang banyak, namun

tidak sedikit pula anak - anak yang merasa kurang percaya diri jika uang saku

mereka sedikit dibanding dengan teman-temannya. Sehingga akibatnya pada anak

tersebut ialah ia menjadi malas untuk masuk sekolah.

Di zaman modern seperti sekarang ini uang selalu dapat berbicara, tak

terkecuali pada bidang pendidikan. Banyak sekolah-sekolah yang mengharuskan

siswa-siswanya untuk membeli LKS, buku wajib, dan segala dan kebutuhan lain

demi kepentingan proses belajar. Untuk barang-barang tersebut kadang orang tua

tidak mau mengeluarkan uang untuk membelinya. Maka siswa yang tidak

membeli akan malu pada siswa lain yang membeli. Dan siswa yang tidak membeli

akan malas untuk berangkat ke sekolah.

2. Kurangnya Kepercayaan Diri

Sering rasa kurang percaya diri menjadi penghambat segala aktifitas.

Faktor utama penghalang kesuksesan ialah kurangnya rasa percaya diri. Ia

mematikan kreatifitas siswa. Meskipun begitu banyak ide dan kecerdasan yang

dimiliki siswa, tetapi jika tidak berani atau merasa tidak mampu untuk

melakukannya sama saja percuma. Perasaan diri tidak mampu dan takut akan

selalu gagal membuat siswa tidak percaya diri dengan segala yang dilakukannya.

Ia tidak ingin malu, merasa tidak berharga, serta dicemoohsebagai akibat dari

kegagalan tersebut. Perasaan rendah diri tidak selalu muncul pada setiap mata

pelajaran. Terkadang ia merasa tidak mampu dengan mata pelajaran matematika,

tetapi ia mampu pada mata pelajaran biologi. Pada mata pelajaran yang ia tidak

suka, ia cenderung berusaha untuk menghindarinya, sehingga ia akan pilih-pilih

jika akan masuk sekolah. Sementara itu siswa tidak menyadari bahwa dengan

tidak masuk sekolah justru membuat dirinya ketinggalan materi pelajaran.

Melarikan diri dari masalah malah akan menambah masalah tersebut.

3. Perasaan yang Termarginalkan

7

Page 8: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

Perasaan tersisihkan tentu tidak diinginkan semua orang. Tetapi kadang

rasa itu muncul tanpa kita inginkan. Seringkali anak dibuat merasa bahwa ia tidak

diinginkan atau diterima di kelasnya. Perasaan ini bisa berasal dari teman sekelas

atau mungkin gurunya sendiri dengan sindiran atau ucapan. Siswa yang ditolak

oleh teman-teman sekelasnya, akan merasa lebih aman berada di rumah. Ada

siswa yang tidak masuk sekolah karena takut oleh ancaman temannya. Ada juga

yang diacuhkan oleh teman-temannya, ia tidak diajak bermain, atau mengobrol

bersama. Penolakan siswa terhadap siswa lain dapat disebabkan oleh faktor

tertentu, misalnya faktor SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan).

4. Faktor Personal

Faktor personal misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau

hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena

kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras.

5. Faktor yang Berasal dari Sekolah

Tanpa disadari, pihak sekolah bisa jadi menyebabkan perilaku membolos

pada remaja, karena sekolah kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang

terjadi pada siswa. Awalnya barangkali siswa membolos karena faktor personal

atau permasalahan dalam keluarganya. Kemudian masalah muncul karena sekolah

tidak memberikan tindakan yang konsisten, kadang menghukum kadang

menghiraukannya. Ketidakkonsistenan ini akan berakibat pada kebingungan siswa

dalam berperilaku sehingga tak jarang mereka mencoba - coba membolos lagi.

Jika penyebab banyaknya perilaku membolos adalah faktor tersebut, maka

penanganan dapat dilakukan dengan melakukan penegakan disiplin sekolah.

Selanjutnya, faktor lain yang perlu diperhatikan pihak sekolah adalah

kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Dalam menghadapi siswa

yang sering membolos, pendekatan individual perlu dilakukan oleh pihak sekolah.

Selain terkait dengan permasalahan pribadi dan keluarga, kepada siswa perlu

ditanyakan pandangan mereka terhadap kegiatan belajar di sekolah, apakah siswa

merasa tugas - tugas yang ada sangat mudah sehingga membosankan dan kurang

menantang atau sebaliknya sangat sulit sehingga membuat frustasi.

Tugas pihak sekolah dalam membantu menurunkan perilaku membolos adalah

8

Page 9: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

mengusahakan kondisi sekolah hingga nyaman bagi siswa - siswanya. Kondisi ini

meliputi proses belajar mengajar di kelas, proses administratif serta informal di

luar kelas.

Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor sekolah merupakan faktor yang

berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja, yaitu antara

lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten, interaksi yang minim

antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang tidak suportif, atau

tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.

D. Akibat yang Ditimbulkan oleh Peserta Didik yang Membolos

Anak yang dapat ke sekolah tapi sering membolos, akan mengalami

kegagalan dalam pelajaran. Meskipun dalam teori guru harus bersedia membantu

anak mengejar pelajaran yang ketinggalan, tetapi dalam prakteknya hal ini sukar

dilaksanakan. Kelas berjalan terus. Bahkan meskipun ia hadir, ia tidak mengerti

apa yang diajarkan oleh guru, karena ia tidak mempelajari dasar - dasar dari mata

pelajaran - mata pelajaran yang diperlukan untuk mengerti apa yang diajarkan.

          Selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami

marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman-temannya. Hal ini kadang

terjadi manakala siswa tersebut sudah begitu “parah” keadaannya sehingga

anggapan teman-temannya ia anak nakal dan perlu menjaga jarak dengannya.

Hal yang tidak mungkin terlewatkan ketika siswa membolos ialah hilangnya rasa

disiplin, ketaatan terhadap peraturan sekolah berkurang. Bila diteruskan, siswa

akan acuh tak acuh pada urusan sekolahnya. Dan yang lebih parah siswa dapat

dikeluarkan dari sekolah. Lalu karena tidak masuk, secara otomatis ia tidak

mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Akhirnya ia harus belajar sendiri

untuk mengejar ketertinggalannya. Masalah akan muncul manakala ia tidak

memahami materi bahasan. Sudah pasti ini juga akan berpengaruh pada nilai

ulangannya.

E. Peran dan Fungsi Bimbingan Konseling (BK) dalam Mengatasi Peserta

Didik yang Suka Membolos

Bimbingan Konseling atau sering disebut sebagai BP dahulu sering kali

menjadi momok atau bahkan sesuatu yang dibenci oleh siswa karena lebih

9

Page 10: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

berfungsi sebagai pengadilan siswa dari pada membimbing siswa. Jika ada siswa

yang bermasalah melanggar aturan sekolah maka langsung dipanggil guru BP

untuk dilakukan pembinaan yang cenderung ke arah penghakiman. Paradigma itu

semestinya perlu sedikit diubah yaitu bahwa Bimbingan Konseling tidak hanya

mengurusi anak yang bermasalah melanggar aturan sekolah namun juga harus

bisa berfungsi sebagai teman bagi siswa dan pelajar hingga bisa menjadi tempat

curhat. Bimbingan konseling semestinya bisa memberikan rasa nyaman kepada

siswa dengan dapat memberikan banyak solusi terhadap masalah-masalah yang

dihadapi siswa baik stres masalah pelajaran, keluarga,pertemanan dan lain

sebagainya. Perubahan paradigma ini diharapkan kenakalan maupun stress

dikalangan siswa bisa semakin dieliminir.

Kewajiban sekolah, selain mengajar (dalam arti hanya mengisi otak anak -

anak dengan berbagai ilmu pengetahuan), juga berusaha membentuk pribadi anak

menjadi manusia yang berwatak baik. Mengajar tidak sekedar transfer

pengetahuan, tetapi lebih kepada usaha untuk membentuk pribadi santun dan

mampu berdiri sendiri. Sehingga jika terjadi suatu permasalahan pada siswa,

pendidik atau pihak sekolah juga turut memikirkannya, berusaha mencarikan jalan

keluar.

Dalam menghadapi anak tersebut peran BK sangatlah penting. Sebagai

sarana untuk mencari solusi, fungsi BK cukup efisien. Melalui pendekatan

personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehingga

pembimbing dapat memahami dan mendapat gambaran secara jelas apa yang

sedang dihadapi siswa. Menghentikan sepenuhnya kebiasaan membolos memang

tidaklah mudah dan sangatlah minim kemungkinannya. Tetapi usaha untuk

meminimalisisir kebiasaan tidak baik tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari

pihak sekolah ialah dengan program Bimbingan Konseling (BK). Kita mungkin

pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum

karena membolos. Padahal menghukum bukanlah satu-satunya jalan untuk

membuat siswa jera dalam melakukan perbuatannya. Bisa jadi hal tersebut malah

menjadikan anak lebih bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa remaja

merupakan masa kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah

10

Page 11: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

sekali marah. Ibaratnya tulang rusuk, jika dipaksakan untuk lurus maka ia akan

patah. Oleh karena itu, penanganannya harus hati - hati.

F. Tindakan yang Dapat Dilakukan Untuk Menangani Peserta Didik yang Suka

Membolos

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani peserta dididk yang suka

membolos adalah sebagai berikut:

1. Dengan Mengetahui Faktor - Faktor Penyebabnya

Dengan mengetahui faktor - faktor penyebabnya, pembimbing sedikit tahu

bagaimana kondisi permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui

pendekatan supaya siswa yang membolos mau menerima arahan dari

pembimbing. Adapun jika siswa masih bersikap tertutup, tidak mau menceritakan

permasalahan mengapa ia membolos, maka pembimbing menggunakan cara lain

yaitu menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan

telah diperoleh, pembimbing langsung mengambil tindakan preventif dan

pengobatan.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, pencegahan tidak harus melalui

hukuman. Memberi nasehat dan arahan yang baik akan lebih mengena dari pada

membentak dan memarahinya. Tidak teraturnya anak masuk sekolah tidak

sepenuhnya terletak pada siswa. Ada banyak sebab yang terletak di luar

kekuasaan anak, atau yang kurang dikuasai anak. Jadi kegiatan membolos siswa

tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar yang juga turut andil

dalam pembolosan tersebut.

Oleh karena itu, tugas BK selain memberi arahan pada siswa juga

mengkondisikan lingkungan sekolahnya sebaik mungkin supaya siswa merasa

betah berada di sekolah. Selain itu pembimbing juga selalu menjalin komunikasi

dengan keluarga siswa ada kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.

2. Menerapkan Gerakan Disiplin

Gerakan disiplin ini difokuskan untuk memantau para pelajar yang

membolos atau pergi pada waktu jam-jam sekolah. Biasanya mereka barada di

tempat keramaian atau di tempat hiburan. Pelajar yang membolos selain

merugikan dirinya sendiri juga berpotensi untuk menimbulkan keresahan di

11

Page 12: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

masyarakat karena biasanya pelajar yang suko membolos mempunyai tingkat

kenakalan yang tinggi dan justru sering medekati kriminal seperti pengompasan

pelajar yang lebih kecil atau dibawahnya sampai dengan tawuran dan pesta miras.

Sex bebas di kalangan pelajar juga muncul dari fenomena bolos sekolah dimana

orang tua sering kali tidak di rumah karena harus bekerja dimanfaatkan untuk

berbuat negatif. Fenomena bolos sekolah ini sebenarnya tidak bisa dianggap

remeh karena dari sinilah banyak hal tentang kerusakan moral pelajar dimulai.

Oleh karena itu perlu tindakan tegas dari para aparat Satpol PP untuk

sering melakukan operasi agar menjadi sebuah shock therapy yang mempunyai

efek jera bagi para pembolos dan juga ketegasan dari pihak sekolah untuk

mencegah siswanya bolos sekolah. Kalaupun siswa harus keluar sekolah pada jam

sekolah haruslah seijin sekolah dengan menggunakan surat ijin.

3. Sosialisasi Kepada Pengelola Hiburan

Pihak Dinas Pendidikan dibantu oleh Kesbanglinmas dan Satpol PP serta

berkoordinasi dengan Kepolisian harus terus mensosialisasikan kepada para

pengelola hiburan seperti Play Station untuk tidak menerima konsumen Pelajar

pada jam sekolah. Kebanyakan pelajar yang bolos sekolah ”bersembunyi” di sana.

Setelah sosialisasi dirasa cukup mungkin dengan penempelan stiker atau poster

tentang larangan pelajar bermain di waktu jam sekolah maka ditingkatkan menjadi

taraf pemantauan. Jika dari pihak pengelola masih membiarkan para pelajar bolos

bermain di situ maka dapat diberi peringatan ,jika peringatan tidak diindahkan

maka bisa dilakukan penyegelan sementara atau bahkan penutupan paksa

disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

Sesungguhnya yang paling dominan dalam mempengaruhi siswa

membolos adalah keberadaan guru. Guru yang ideal harus berfungsi

sebagai,Designer of Instruction. Sebagai Designer, guru harus mampu membuat

pembelajaran menarik dan tidak membosankan, tapi seperti yang telah kita

ketahui banyak guru yang tidak mampu sebagai peracik bahan - bahan pengajaran

yang kemudian dikemas dan di sajikan menarik kepada siswa, sehingga pada

gilirannya siswa merasa jenuh di kelas.

12

Page 13: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Membolos merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam

penanganannya perlu perhatian yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan

membolos dapat dihilangkan, tetapi usaha untuk meminimalisir tetap ada. Faktor -

faktor yang menjadi penyebab siswa membolos terbagi menjadi dua golongan,

yaitu faktor internal dan eksternal. Selain itu, faktor – faktor lain yang menjadi

penyebab siswa  membolos lainnya, meliputi : faktor keluarga, faktor kurangnya

kepercayaan diri, perasaan yang termarginalkan, faktor personal serta faktor yang

berasal dari sekolah.

Akibat yang ditimbulkan oleh siswa yang membolos adalah selain

mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami marginalisasi

atau perasaan tersisihkan oleh teman - temannya. Adapun peran program

Bimbingan dan Konseling (BK) dalam hal mengatasi siswa yang suka membolos,

yakni dengan mengetahui faktor - faktor penyebab siswa membolos, menerapkan

gerakan disiplin serta sosialisasi kepada pengelola hiburan.

B. Saran

1. Guru melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada siswa,

memposisikan siswa sebagai teman bicara dan bukan sebagai terdakwa

2. Guru memberikan teladan yang baik kepada siswa, jangan sampai siswa

terlambat dihukum sedangkan guru yang sering terlambat dibiarkan saja.

3. Guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria

menyenangkan dan hidup.

4. Orang tua harus mengetahui dan memantau perkembangan belajar anak di

sekolah.

13

Page 14: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

14

Page 15: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Mugiarso, Heru.2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Pres

Kartono, Kartini.1991. Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah.

Rajawali Pers: Jakarta.

Purwanto, Ngalim.2006. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Soejatno, Agoes.1990. Bimbingan Kearah Belajar yang Sukses. Aksara Baru:

Surabaya.

Ampuni, Sutarimah, dan Andayani, Budi.2006. Memahami Anak dan Remaja

Dengan Kasus Mogok Sekolah. Disertasi. Universitas Gajah Mada Yogyakarta

15

Page 16: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha

Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai

yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas “Mengatasi anak sering

membolos dan Tauran dengan Bimbingan Konseling”, suatu permasalahan yang

selalu dialami bagi siswa-siswi pelajar di jaman sekarang.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu

sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya

mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam

menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar

pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih

positif bagi kita semua

Karawang, 28 Mei 2013

16

Page 17: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

Penyusun

17

i

Page 18: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

………………………………………………………..

DAFTAR ISI

…………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

……………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………...

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………..

D. Manfaat Penulisan ……………………………………………………

E. Metode Penulisan …………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

…………………………………………………….

A. Pengertian  Bimbingan Konseling (BK) ……………………………..

B. Pengertian Bimbingan ………………………………………………..

C. Pengertian Konseling ………………………………………………

D. Pengertian Membolos ………………………………………………...

E. Faktor - Faktor Penyebab Siswa Membolos …………………………

F. Faktor Keluarga ………………………………………………………

G. Kurangnya Kepercayaan Diri ………………………………………...

H. Perasaan yang Termarginalkan ………………………………………

I. Faktor Personal ……………………………………………………….

J. Faktor yang Berasal dari Sekolah …………………………………….

K. Akibat yang Ditimbulkan oleh Siswa yang Membolos…………….....

L. Peran dan Fungsi Bimbingan Konseling (BK) dalam Mengatasi Siswa yang

Suka Membolos

BAB III PENUTUP

i

ii

1

1

3

4

4

4

5

6

6

7

12

13

13

15

15

15

16

17

18

22

22

23

24

18

Page 19: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

…………………………………………………………..

A. Kesimpulan …………………………………………………………...

B. Saran ………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTKA

……………………………………………………….....

MAKALAH

MENGATASI ANAK SERING MEMBOLOS DAN TAURAN DENGAN

BIMBINGAN KONSELING

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling”

Disusun Oleh :

Nama : RAHMAWATI S.N.I.S

NIM : 11210267

19

ii

Page 20: BK terhadap anak yang suka bolos sekolah

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

(STKIP) SILIWANGI BANDUNG

TAHUN 2013

20