bedah jurnal

21
Upaya Menurunkan Progresivitas Miopia dan Peresepan Kacamata Pada Anak : Survei Pada Dokter Spesialis Mata Jong Jin Jung, Eun-Hae Lim, Seung-Hee Baek, Yong Ran Kim, Sang Mook Gong, Ungsoo Samuel Kim Department of Ophthalmology, Kim’s Eye Hospital, Konyang University College of Medicine, Seoul, Korea I. Abstrak I.1. Tujuan: Untuk menentukan metode yang telah dicoba dalam uji klinis untuk menurunkan progresivitas miopia pada anak-anak, dan pola peresepan kacamata oleh dokter spesialis mata di rumah sakit. I.2. Metode: Sebuah survei multiseksi yang terdiri dari skala Likert yang berkaitan dengan metode untuk menurunkan perkembangan miopia (orthokeratology lenses [O-K lenses], kacamata under koreksi, dan atropin topikal) dan pola peresepan kacamata untuk anak-anak (termasuk dua kasus yang melibatkan anak perempuan usia 5 tahun dan anak laki-laki usia 8 tahun) didistribusikan kepada anggota Korean Ophthalmological Society, dan data yang terkumpul dianalisis secara statistik. I.3. Hasil: Sebanyak 78 dari 130 dokter spesialis mata dilakukan survei. Dalam skala 1 sampai 5, tingkat rata- rata apakah dokter spesialis mata beranggapan bahwa O-K lenses dapat menekan perkembangan miopia, dan apakah mereka merekomendasikan pasien mereka untuk memakai O-K lenses jika terdapat indikasi adalah masing-masing sebesar 3,06 dan 2,75. Selain itu, tingkat rata-rata apakah mereka menganggap bahwa memakai kacamata under koreksi

Upload: dechastra

Post on 01-Feb-2016

80 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

jurnal pediatrik ophthalmology

TRANSCRIPT

Page 1: bedah jurnal

Upaya Menurunkan Progresivitas Miopia dan Peresepan

Kacamata Pada Anak : Survei Pada Dokter Spesialis Mata

Jong Jin Jung, Eun-Hae Lim, Seung-Hee Baek, Yong Ran Kim, Sang Mook

Gong, Ungsoo Samuel Kim

Department of Ophthalmology, Kim’s Eye Hospital, Konyang University College of

Medicine, Seoul, Korea

I. Abstrak

I.1. Tujuan: Untuk menentukan metode yang telah dicoba dalam uji klinis untuk

menurunkan progresivitas miopia pada anak-anak, dan pola peresepan

kacamata oleh dokter spesialis mata di rumah sakit.

I.2. Metode: Sebuah survei multiseksi yang terdiri dari skala Likert yang

berkaitan dengan metode untuk menurunkan perkembangan miopia

(orthokeratology lenses [O-K lenses], kacamata under koreksi, dan atropin

topikal) dan pola peresepan kacamata untuk anak-anak (termasuk dua

kasus yang melibatkan anak perempuan usia 5 tahun dan anak laki-laki usia

8 tahun) didistribusikan kepada anggota Korean Ophthalmological Society,

dan data yang terkumpul dianalisis secara statistik.

I.3. Hasil: Sebanyak 78 dari 130 dokter spesialis mata dilakukan survei. Dalam

skala 1 sampai 5, tingkat rata-rata apakah dokter spesialis mata

beranggapan bahwa O-K lenses dapat menekan perkembangan miopia, dan

apakah mereka merekomendasikan pasien mereka untuk memakai O-K

lenses jika terdapat indikasi adalah masing-masing sebesar 3,06 dan 2,75.

Selain itu, tingkat rata-rata apakah mereka menganggap bahwa memakai

kacamata under koreksi akan memperlambat perkembangan miopia, atau

mereka beranggapan bahwa atropin topikal dapat berperan dalam menekan

perkembangan miopia pada anak-anak, yaitu masing-masing sebesar 2,34

dan 1,27. Sebagai tanggapan terhadap beberapa studi kasus, sebagian

besar praktisi lebih memilih meresepkan koreksi sikloplegi secara penuh

untuk pasien anak dengan miopia.

I.4. Kesimpulan: Dokter spesialis mata dalam prakteknya lebih menganjurkan

anak-anak untuk menggunakan O-K lenses daripada kacamata under

koreksi sebagai salah satu cara untuk menghambat progresivitas miopia.

Namun, penggunaan atropin jarang dicoba dalam uji klinis. Dalam mengelola

pasien anak dengan miopia (kasus tertentu), sebagian besar praktisi memilih

untuk meresepkan kacamata dengan koreksi sikloplegi penuh.

Page 2: bedah jurnal

Kata Kunci: Atropin, Kacamata, Myopia, Orthokeratology lenses

II. PENDAHULUAN

Miopia, dikenal sebagai suatu kelainan refraksi yang paling umum dan

merupakan penyakit mata masa kanak-kanak di Asia, merupakan suatu proses

fisiologis dimana mata seseorang beradaptasi secara berlebihan terhadap suatu

objek di sekelilingnya, yang mana hal tersebut dapat dengan mudah diperbaiki

dengan menggunakan perangkat optik [1]. Namun, risiko kesehatan yang

berhubungan dengan miopia tidak boleh dianggap remeh karena dampak

ekonomi dari kunjungan optometri rutin, lensa kontak, kacamata, dan operasi

refraksi pada populasi miopia cukup besar [1,2].

Onset usia miopia yang sering disebutkan adalah antara usia 5 dan 15

tahun, dan sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menggambarkan tingkat

prevalensi miopia di seluruh dunia. Etiologi, patogenesis, dan pengobatan miopia

juga telah menjadi perdebatan dalam jangka waktu yang lama oleh dokter

spesialis mata di berbagai negara [3,4]. Studi dan statistik untuk miopia dari

negara telah menunjukkan bahwa tingkat insiden dan perkembangan miopia

menunjukkan angka yang tinggi pada anak-anak Asia [3,4]. Terdapat bukti

epidemiologi bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di luar

ruangan terlindung dari perkembangan miopia lebih lanjut daripada mereka yang

menghabiskan waktu lebih banyak untuk melakukan pekerjaan jarak dekat [5].

Selain itu, metodologi untuk memperbaiki kelainan refraksi pada miopia seperti

orthokeratology dan penggunaan atropin telah ditinjau secara intensif di Asia

Timur [6-10]. Dalam penelitian ini, survei dari anggota Korean Ophthalmological

Society dilakukan untuk mengevaluasi pendapat dari para praktisi mengenai

beberapa modalitas pengobatan yang digunakan untuk mengurangi

perkembangan miopia pada anak-anak, serta pola peresepan kacamata untuk

anak-anak prasekolah dengan miopia (2 kasus).

III. Bahan dan Metode

Sebuah kuesioner dibagikan kepada para anggota Korean

Ophthalmological Society yang bekerja di rumah sakit atau klinik swasta di Korea

Selatan. Kuesioner yang telah diisi lengkap oleh responden dikumpulkan pada

Simposium Tahunan 2009. Kuesioner terdiri dari dua bagian (bagian pertama

berisi beberapa pertanyaan dan bagian kedua berisi dua pertanyaan kasus yang

Page 3: bedah jurnal

spesifik). Pada bagian pertama, responden diminta untuk menilai sesuai dengan

skala Likert (dari 1 sampai 5) dari tiga pernyataan mengenai apakah mereka

berpikir orthokeratology lenses (O-K lenses), kacamata under koreksi, atau

penggunaan atropin topikal dapat menurunkan perkembangan miopia pada

anak-anak (pernyataan 1, 3, dan 4), serta satu pernyataan tambahan mengenai

apakah mereka akan merekomendasikan O-K lenses untuk pasien anak-anak

dengan miopia (pernyataan 2). Pada skala dari 1 sampai 5, skala 5 dianggap

sebagai 'sangat setuju dengan pernyataan,' dan 1 dianggap sebagai 'sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut. "Pada bagian kedua, para responden

ditanya mengenai pola resep kacamata untuk hipotesis mereka pada pasien

anak; ada 2 pertanyaan kasus yang spesifik yang berkaitan dengan seorang

gadis 5 tahun dan anak laki-laki 8 tahun dengan informasi yang detail termasuk

usia anak, jarak penglihatan, distance cover test (DCT) dan near cover test

(NCT), manifestasi refraksi, dan refraksi sikloplegik (kasus 1 dan kasus 2,

Gambar. 1). Responden diminta untuk menunjukkan apakah kacamata harus

diresepkan, dan apakah ini akan menjadi koreksi penuh atau parsial. Data yang

terkumpul dianalisis secara statistik.

IV. Hasil

Sebanyak tujuh puluh delapan dokter spesialis mata (56%) dari 130 yang

telah setujui untuk mengisi kuesioner memberikan respon. Berbagai respon

untuk empat obyek skala Likert telah dianalisis. Mayoritas dokter spesialis mata

yang berpraktik di Korea memberikan respon yang netral mengenai efek O-K

lenses dalam menurunkan perkembangan miopia. Sebanyak 16,7% (13/78) dari

responden sangat tidak setuju dengan pernyataan 1, dan tidak menyarankan

pasien anak dengan miopia menggunakan O-K lenses jika terdapat indikasi.

Sedangkan 6,4% (5/78) responden sangat setuju dengan pernyataan 1, dan

sebagian besar dokter memilih untuk bersikap netral hingga negatif mengenai

peresepan O-K lenses untuk anak-anak dengan miopia (Gambar. 2). Tingkat

rata-rata di mana dokter spesialis mata berpendapat bahwa O-K lenses dapat

menekan perkembangan miopia, dan apakah dokter spesialis mata

merekomendasikan penggunaan O-K lenses jika terdapat indikasi pada pasien

mereka adalah masing-masing sebesar 3,06 dan 2,75.

Sebanyak 32% responden (25/78) sangat tidak setuju bahwa koreksi

optik dapat memperlambat perkembangan miopia (pernyataan 3), dan sebagian

Page 4: bedah jurnal

besar dokter spesialis mata memberikan tanggapan negatif mengenai

penggunaan kacamata under koreksi sebagai cara untuk menurunkan

perkembangan miopia pada anak-anak dengan miopia (Gambar. 2).

Kasus 1

Usia/gender : 5 th/perempuan Jawaban

Keluhan utama : peresepan kacamata

Tajam penglihatan sebelum koreksi :

OD 0.2, OS 0.15

Manifestasi refraksi :

OD -1.50 sph, -0.50 cyl, 180 axis

OS -2.00 sph, -0.75 cyl, 180 axis

Refraksi sikloplegik :

OD -1.50 sph, -0.50 cyl, 180 axis

OS -2.00 sph, -0.50 cyl, 180 axis

Tes tutup mata bergantian (Alternate cover test) : orthotropia saat jauh dan dekat

Kasus 2

Usia/gender : 8 th/laki-laki Jawaban

Keluhan utama : baru-baru ini mengalami

penurunan penglihatan secara progresif

Tajam penglihatan setelah koreksi

(dengan kacamata sebelumnya) :

OD 0.5 (-4.00 sph -0.50 cyl 180 axis)

OD 0.4 (-4.75 sph -0.50 cyl 180 axis)

Manifestasi refraksi :

OD -5.50 sph, -0.50 cyl, 180 axis

OS -6.00 sph, -0.75 cyl, 180 axis

Refraksi sikloplegik :

OD -5.00 sph, -0.50 cyl, 180 axis

OS -5.50 sph, -0.75 cyl, 180 axis

Tes tutup mata bergantian (Alternate cover test): 6Δ exophoria saat dekat dan orthotropia

saat jauh

Gambar. 1. Deskripsi rinci dari kasus 1 dan 2 serta jawaban untuk resep kacamata yang cocok untuk kasus 1 dan 2. OD = mata kanan; OS = mata kiri; CR = cycloplegic refraction; PCR = post-cycloplegic refraction; MR = manifestation refraction.

Page 5: bedah jurnal

Pernyataan 1. Saya beranggapan bahwa Pernyataan 2. Saya menyarankan Peng-membentuk kembali kornea dengan O-K gunaan O-K lenses untuk pasien pediatrilenses dapat membantu menekan perkem- saya yang mengalami miopia. (dua orangbangan miopia pada anak-anak tidak menanggapi pertanyaan).

Pernyataan 3. Saya beranggapan bahwa Pernyataan 4. Saya beranggapan bahwa koreksi optik dapat membantu menekan atropin topikal dapat membantu menekanperkembangan miopia pada anak-anak perkembangan miopia dan saya mere-(dua orang tidak menanggapi pertanyaan). sepkan atropin topikal pada anak-anak dengan miopia (satu orang tidak menang- gapi pertanyaan).

Tingkat rata-rata mengenai apakah mereka beranggapan bahwa

memakai kacamata under koreksi akan memperlambat perkembangan miopia

adalah sebesar 2,34 dan tingkat rata-rata mengenai apakah penggunaan atropin

topikal dapat membantu menekan perkembangan miopia adalah sebesar 1,27.

Sebanyak 79,5% responden (62/78) sangat tidak setuju dengan pernyataan 4.

Sebagian besar dokter spesialis mata memberikan tanggapan yang negatif

terhadap gagasan penggunaan atropin topikal dalam menghambat

perkembangan miopia pada anak-anak dengan miopia (Gambar. 2).

Gambar. 2. Analisis hasil survei mengenai pencegahan perkembangan miopia. Skala Likert 1, sangat tidak setuju; 2, tidak setuju; 3, tidak yakin; 4, setuju; 5, sangat setuju. O-K lenses = orthokeratology lenses.

Page 6: bedah jurnal

Dua kasus tercatat secara rinci pada anak miopia, yaitu satu kasus

mengenai seorang perempuan berusia lima tahun, dan kasus kedua mengenai

seorang anak laki-laki berusia delapan tahun. Untuk kasus 1, kacamata

diresepkan dengan koreksi penuh sesuai dengan refraksi sikloplegik oleh 28,2%

responden, dan koreksi penuh sesuai dengan refraksi post-sikloplegik oleh

24,4% (Gambar. 1). Untuk kasus 2, kacamata diresepkan dengan koreksi penuh

sesuai dengan refraksi sikloplegik oleh 43,6% praktisi, koreksi diturunkan baik

silindris maupun spheris oleh 20,5% responden (Gambar. 1).

V. Diskusi

Sejumlah penelitian sebelumnya telah mengevaluasi efektivitas beberapa

intervensi untuk menurunkan perkembangan miopia. Hal tersebut juga dapat

diketahui melalui resep yang dikeluarkan bahwa kesalahan refraksi yang tidak

dikoreksi selama masa kanak-kanak dapat berkembang menjadi ambliopia dan

strabismus [11]. Beberapa sarana metodologis yang digunakan untuk

menghambat perkembangan miopia termasuk lensa bifokal dan multifokal, lensa

kontak, orthokeratology lenses, tetes mata atropin, pirenzipine, dan tropikamid

dan hipotensi okular [12-14]. Namun, tidak ada pedoman yang dikeluarkan oleh

badan-badan profesional untuk mengobati pasien anak dengan miopia di Korea,

dan uji klinis secara acak dalam skala besar diperlukan untuk mengevaluasi

efektivitas pengobatan tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokter spesialis mata di Korea

masih belum yakin dengan beberapa metode yang digunakan untuk menurunkan

perkembangan miopia yang mana metode tersebut mudah diterapkan dalam uji

klinis. Dokter spesialis mata yang berpartisipasi dalam penelitian ini memberikan

tanggapan yang netral mengenai pengaruh perataan kornea dalam menurunkan

miopia dengan menggunakan orthokeratology lenses. Selain itu, sebagian besar

partisipan bereaksi negatif terhadap peresepan O-K lenses untuk anak-anak

dengan miopia. Orthokeratology telah diaplikasikan dalam praktek klinis selama

beberapa dekade, namun karena hal tersebut menyebabkan perubahan bentuk

kornea secara temporer akan tetapi tidak memperbaiki penyebab intrinsik miopia

dan karena hal ini terkait dengan komplikasi yang potensial seperti keratitis

infektif, penggunaan orthokeratology pada anak-anak masih merupakan hal yang

kontroversial [15, 16]. Meskipun beberapa studi telah meneliti efek dari kacamata

under koreksi dapat memperlambat perkembangan onset awal miopia,

Page 7: bedah jurnal

dilaporkan juga bahwa under koreksi tidak menunjukkan efek yang

menguntungkan dalam menurunkan miopia, dan respon peresepan kacamata

under koreksi disepakati secara luas dari beberapa laporan yang serupa [11 ,

17]. Beberapa teori yang berhubungan dengan efek penggunaan atropin topikal

dalam menekan perkembangan miopia dengan cara mengeblok akomodasi dan

menurunkan daya akomodasi yang berlebihan dalam perkembangan miopia

[9,10,18]. Pada anak-anak usia prasekolah, masih belum cukup umur untuk

mengendalikan penglihatan jarak dekat mereka, dengan miopia yang simetris

kurang dari -3.00 dioptri (D), lebih dari 50% responden memilih untuk

meresepkan kacamata berdasarkan refraksi sikloplegik atau post-sikloplegik.

Pada anak-anak yang mulai memasuki usia sekolah dasar dengan miopia

simetris yang lebih besar dari -3.00 D dan exophoria kecil tidak diperlukan terapi,

sekitar 50% responden memilih untuk meresepkan kacamata dengan koreksi

penuh berdasarkan refraksi sikloplegik.

Kesimpulannya, dokter spesialis mata di Korea dalam prakteknya

menganjurkan anak-anak untuk menggunakan O-K lenses daripada kacamata

under koreksi sebagai salah satu cara untuk menekan perkembangan miopia.

Namun, peresepan O-K lenses jarang digunakan dalam uji klinis. Penggunaan

atropin tidak dipercaya sebagai salah satu metode untuk menurunkan

perkembangan miopia pada pasien anak. Sebagai manajemen praktek pasien

anak dengan miopia baik dengan atau tanpa deviasi bola mata, sebagian besar

praktisi lebih memilih untuk meresepkan kacamata dengan koreksi sikloplegi

penuh.

Page 8: bedah jurnal

BEDAH JURNAL

1. JUDUL

- Tidak terlalu panjang

- Menggambarkan isi utama penelitian

- Menarik

- Penulisan tidak menggunakan singkatan

- Nama-nama pengarang disebutkan sesuai literatur

- Alamat, Institusi, dan Korespondensi disebutkan

- Nama korespondensi hanya ada 1 nama sesuai

2. ABSTRAK

2.1. Komponen

Terdiri dari 4 paragraf terstruktur

Cara penulisan mencakup komponen IMRAD (Introduction, Method,

Result and Discussion)

Informatif

Jumlah kata terdiri dari 247 kata < 250 kata

Terdapat satu singkatan namun telah diinformasikan sebelumnya

mengenai kepanjangan dari singkatan tersebut. (O-K Lenses

Orthokeratology Lenses)

Keyword disebutkan namun kurang menggambarkan isi penelitian

Page 9: bedah jurnal

Saran : Perdiatric Myopia, Orthokeratology Lenses, Undercorrectioon

Glasses, Atropin, Myopia Progression, Children Spectacle Prescribing

2.2. Tujuan

Tujuan penelitian disebutkan

Sesuai dengan yang dicantumkan pada pendahuluan

2.3. Desain

Desain penelitian disebutkan : A multi-sectioned survey composed of

Likert items

2.4. Metode

Subyek penelitian disebutkan

Waktu penelitian tidak disebutkan

Tempat penelitian tidak disebutkan

Tahapan penelitian disebutkan

2.5. Hasil

Berisi kesimpulan hasil analisa data

Page 10: bedah jurnal

2.6. Kesimpulan

Menjawab tujuan dan isi penelitian

3. PENDAHULUAN

Ringkas

Terdiri dari 2 paragraf ideal, berisi besar masalah, elaborasi,

kesenjangan, serta tujuan dan hipotesis penelitian

Paragraf 1 mengemukakan latar belakang penelitian yang sesuai

dengan tujuan penelitian disampaikan secara eksplisit

Paragraf 2 Mengemukakan tingginya prevalensi kasus yang akan

diteliti, terapi yang sering dilakukan saat ini, tujuan dan metode dari

penelitian ini

Didukung oleh kepustakaan yang relevan

Kurang dari 1 halaman

Page 11: bedah jurnal

4. BAHAN DAN METODE

4.1. Desain

Desain penelitian disebutkan : A multi-sectioned survey composed of

Likert items

Tahapan dan prosedur penelitian disebutkan dengan jelas

Tidak terdapat kriteria inklusi dan eksklusi

Tidak terdapat kriteria pemilihan subyek

Perkiraan besar sample tidak disebutkan

Definisi operasional tidak disebutkan

Ethical Clearance dan Persetujuan subyek tidak disebutkan

4.2. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penilitian disebutkan

Waktu penelitian disebutkan

4.3. Analisis data dan uji statistik

Page 12: bedah jurnal

Metode analisis data disebutkan dan namun software untuk analisis data

yang digunakan tidak disebutkan. Hanya disebutkan data yang telah

terkumpul akan diuji statistik

Kesimpulan: metode penelitian cukup dapat menyampaikan bagaimana

penelitian dilakukan namun untuk menganalisa hasil tidak disebutkan

bagaimana dan software yang digunakan untuk uji statistik.

5. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

Narasi (+) hasil penelitian dijelaskan dengan baik dan informatif

Grafik (+) jumlah 6, informatif karena dapat menggambarkan hasil

penelitian dengan jelas dan disertai keterangan dari setiap grafik

Tidak terdapat tabel

Subyek penelitian dan Drop Out disebutkan

Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai

Hasil uji statistik disebutkan

Interval kepercayaan tidak disebutkan

6. DISKUSI

Semua hal yang relevan dibahas

Kesimpulan penelitian disebutkan

Keterbatasan penelitian disebutkan :

bahwa dokter spesialis mata di Korea masih belum yakin dengan

beberapa metode yang digunakan untuk menurunkan perkembangan

miopia yang mana metode tersebut mudah diterapkan dalam uji klinis.

Penyimpangan protokol tidak disebutkan

Saran penelitian lanjutan tidak disebutkan

7. RELIABILITAS

7.1. Variabilitas Pengamat

Pengamatan dilakukan oleh beberapa orang namun menggunakan

standar nilai yang sama yaitu dengan metode kuesioner. Jumlah dan

keahlian pengamat tidak disebutkan

7.2. Variabilitas subyek

Page 13: bedah jurnal

Subyek yang dipilih semua merupakan dokter spesialis mata Korean

Ophthalmology Society yang memiliki berbagai keahlian subspesialis

8. APPLICABILITY

Karakteristik subyek penelitian sama

Metode mudah

Belum memungkinkan diaplikasikan di bagian mata RSSA oleh karena

penggunaan orthokeratology lenses yang belum ada di RSSA

Kemungkinan kendala ada dikarenakan alasan finansial

Hasil penelitian belum dapat berefek langsung pada pasien

9. KESIMPULAN

Disertakan simpulan utama penelitian

Simpulan berdasarkan data penelitian

10. DAFTAR KEPUSTAKAAN

Didukung oleh 18 kepustakaan dan disusun berdasarkan urutan

kemunculan dalam teks penelitian

Jumlah kepustakaan yang < 5 tahun 4 ( 22 % ) kurang update

Semua kepustakaan dicantumkan dalam naskah jurnal

Penulisan dengan sistem Vancouver

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: bedah jurnal

1. Dahlan,Sopiyudin. Membaca dan Menelaah Jurnal Uji Klinis Seri

Evidence Based Medicine 6. Salemba Medika. 2010

2. Sastroasmoro S dan Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis

Ed-2. Sagung Seto. 2002

3. Sharon E Straus,et al. Evidence Based Medicine “How to Practice and

Teach EBM” 3rd edition. Elsevier Churcill Livingstone. 2005

Page 15: bedah jurnal

BEDAH JURNAL I

UPAYA MENURUNKAN PROGRESIVITAS MIOPIA DAN

PERESEPAN KACAMATA PADA ANAK : SURVEY PADA

DOKTER SPESIALIS MATA

Oleh :

MARSHA DECHASTRA CHAIRISSY

PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

ILMU KESEHATAN MATA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR

MALANG

2015

Page 16: bedah jurnal

HALAMAN PENGESAHAN

BEDAH JURNAL I

UPAYA MENURUNKAN PROGRESIVITAS MIOPIA DAN

PERESEPAN KACAMATA PADA ANAK : SURVEY PADA

DOKTER SPESIALIS MATA

Oleh :

MARSHA DECHASTRA CHAIRISSY

Dibacakan pada tanggal :

10 September 2015

dr. T. Budi Sulistya, Sp.M (K) dr. Hariwati Moehariadi, Sp. M (K)

NIP: 19590907198603 1 029 NIP: 19560623198502 1 001

Ketua Program Studi Pembimbing