batuan piroklastik
DESCRIPTION
Penjelasan sederhana mengenai batuan piroklastik.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selain batuan metamorf, sedimen dan batuan beku terdapat satu lagi jenis batuan yang
sangat unik yaitu batuan piroklastik, Kenapa disebut batuan yang unik ?. Hal ini
dikarenakan secara genetis, kelompok batuan ini lebih dekat dengan batuan ekstrusif, tetapi
secara deskriptif dan cara terjadinya memperlihatkan ciri (struktur dan tekstur) yang mirip
dengan kelompok batuan sedimen klastik. Kelompok batuan ini di definisikan sebagai batuan
yang dihasilkan (secara langsung) oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunung api. Karena
mempunyai sifat yang unik, maka terminologi yang digunakan untuk pemerian batuan ini juga
khusus.
Batuan piroklastik sangat berbeda teksturnya dengan batuan beku, apabila batuan beku
adalah hasil pembekuan langsung dari magma atau lava, jadi dari fase cair ke fase padat dengan
hasil akhir terdiri dari kumpulan kristal, gelas ataupun campuran dari kedua-duanya. Sedangkan
batuan piroklastik terdiri dari himpunan material lepas-lepas (dan mungkin menyatu kembali)
dari bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunung api, yang berupa material padat
berbagai ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat mencapai ukuran bongkah).
Oleh karena itu klasifikasinya didasarkan atas ukuran butir maupun jenis butirannya.
Pengamatan petrografi dari batuan piroklastik ini sangat terbatas, oleh karena itu sangat
dianjurkan, untuk dipelajari dengan baik dari kelompok batuan piroklastik ini harus dilakukan
pengamatan di lapangan, karena keterbatasan yang dimiliki bila hanya dilakukan pengamatan
mikroskopi saja. (Yuwono dan Rosmarkam, 2002)
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang batuan piroklastik ini adalah selain
menambah pengetahuan dan wawasan penulis tujuannya juga untuk memenuhi nilai kuliah
dari mata kuliah Petrologi semester III di Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran.
"Batuan Piroklastik"
BAB II
BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastika adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi, sehingga
merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma yang dilontarkan
dari dalam bumi ke permukaan. Batuan piroklastik merupakan batuan yang tersusun atas
fragmen-fragmen hasil erupsi
volkanik secara eksplosif.
(Williams, Turner & Gilber,
1954). Bahan rombakan yang
diletuskan dari lubang volkanik,
diangkut melalui udara sebagai
bahan maupun awan pijar dan
diendapkan di atas tanah atau
dalam tubuh air. (Hienrich,
1956)
Itulah sebabnya dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal dari kata pyro berarti api (magma
yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi), dan
clast artinya fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian, pada prinsipnya batuan
piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika. Hanya saja pada proses
pengendapan, batuan piroklastika ini mengikuti hukum-hukum di dalam proses pembentukan
batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk struktur-struktur
sedimen, sehingga kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya seperti batuan sedimen.
Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu mudah untuk menyatakan apakah
batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu letusan gunungapi (sebagai endapan
primer piroklastika), atau sudah mengalami pengerjaan kembali (reworking) sehingga secara
genetik dimasukkan sebagai endapan sekunder piroklastika atau endapan epiklastika.
Berdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas (endapan) dan setelah menjadi
batuan piroklastika, penamaannya seperti pada Tabel 1.
"Batuan Piroklastik"
Tabel 1. Klasifikasi batuan piroklastika.
Ukuran butir Nama butiran (klastika) Nama batuan
Æ > 64 mm Bom gunungapi
Blok/bongkah gunungapi
Aglomerat
Breksi piroklastika
2 – 64 mm Lapili Batulapili
1 – 2 mm Abu gunungapi kasar (pasir kasar) Tuf kasar
Æ < 1 mm Abu gunungapi halus Tuf halus
Bom gunungapi adalah klastika batuan gunungapi yang mempunyai struktur-struktur
pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku secara cepat di udara
atau air dan di permukaan bumi. Salah satu struktur yang sangat khas adalah struktur kerak roti
(bread crust structure). Bom ini pada umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini
sangat tergantung dari keenceran magma pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang
dilontarkan, maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga
bentuknya dapat bervariasi. Selain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam material
magmatik panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga
terbentuk struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. Bom
gunungapi berstruktur vesikuler di dalamnya berserat kaca dan sifatnya ringan
disebut batuapung (pumice). Batuapung ini umumnya berwarna putih terang atau kekuningan,
tetapi ada juga yang merah daging dan bahkan coklat sampai hitam. Batuapung umumnya
dihasilkan oleh letusan besar atau kuat suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam
hingga menengah, serta relatif kental. Bom gunungapi yang juga berstruktur vesikuler tetapi di
dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk lubang melingkar, elips atau seperti rumah lebah
disebut skoria (scoria). Bom gunungapi jenis ini warnanya merah, coklat sampai hitam, sifatnya
lebih berat daripada batuapung dan dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi
basa serta relatif encer. Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur
gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol pecah)
dinamakan obsidian. Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom gunungapi yang
bentuknya meruncing, permukaan halus gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat adanya
"Batuan Piroklastik"
struktur-struktur pendinginan. Dengan demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom
gunungapi, yang hancur pada saat jatuh di permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi
yang berasal dari pendinginan magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik
primer, material esensial atau juvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding
(batuan gunungapi yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori), atau
fragmen non-gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).
Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas (vitric tuffs), tuf
kristal (cystall tuffs) dan tuf batu (lithic tuffs), apabila komponen yang dominan masing-masing
berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf
andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh
fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula
untuk aglomerat batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili
batuapung dan batulapili skoria.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Secara genetik batuan piroklastik dapat di bagi menjadi 3 tipe endapan,yaitu :
• pyroclastic fall deposits (endapan jatuhan piroklastik)
Dihasilkan dari letusan eksplosif yang melemparkan material-material vulkanik dari
lubang vulkanik ke atmosfer dan jatuh ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api. Endapan
ini umumnya menipis dan ukuran butir menghalus secara sistimatis menjauhi pusat erupsi,
sebaran mengikuti topografi, pemilahannya baik, struktur gradded bedding normal & reverse,
komposisi pumis, scoria, abu, sedikit lapili dan fragmen litik, komposisi pumis lebih besar
daripada litik.
• pyroclastic flow deposits (endapan aliran piroklastik)
Dihasilkan dari pergerakan lateral di permukaan tanah dari fragmen-fragmen piroklastik
yang tertransport dalam matrik fluida (gas atau cairan yang panas) yang dihasilkan oleh erupsi
volkanik, material vulkanik ini tertransportasi jauh dari gunung api. Endapan ini umumnya
pemilahannya buruk, mungkin menunjukan grading normal fragmen litik dan butiran litik yang
padat, yang semakin berkurang menjauhi pusat erupsi, sortasi buruk dan butiran menyudut,
sebaran tidak merata dan menebal di bagian lembah.
Contoh : lahar yaitu masa piroklastik yang mengalir menerus antara aliran temperatur tinggi (>
"Batuan Piroklastik"
1000C) di mana material piroklastik ditransportasikan oleh fase gas dan aliran temperatur
rendah yang biasanya bercampur dengan air.
• pyroclastic surge deposits (endapan hembusan piroklastik)
Pergerakan lateral material-material piroklastik (low concentration volcanic particles,
gases, and water; rasio partikel : gas rendah; konsentrasi partikel relatif rendah) yang mengalir
dalam turbulent gas yang panas. Pyroclastic surge dibentuk langsung dari erupsi explosif
phreatomagmatic dan phreatic (base surge) dan dalam asosiasi dengan erupsi dan
emplacement pyroclastic flow (ash cloud surge & ground surge). Karekteristiknya, endapan ini
menunjukan stratifikasi bersilang, struktur dunes, laminasi planar, struktur anti dunes dan pind
and swell, endapan sedikit menebal di bagian topografi rendah dan menipis pada topografi
tinggi, terakumulasi dekat vent.
"Batuan Piroklastik"
Berikut fasies gunung api (Bogie & Mackenzie, 1998) :a. Fasies pusat : siliceous dome, vent breccia, agglomerate, intrusive
b. Fasies proksimal : lava, tuff breccia, lapili tuff
c. Fasies medial : lahar, tuff
d. Fasies distal : lacustrine siltstone, conglomerate, interbedded
sandstone and tuff
Stuktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang berbeda.
Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar
atau singkapan dilapangan. Pada batuan pyroclastic struktur yang sering ditemukan adalah :
• Vesikuler
Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
a. Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
b. Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
c. Aliran, bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-lubang gas.
"Batuan Piroklastik"
• Amigdaloidal
Bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.
(Indriyani dkk, 2007)
"Batuan Piroklastik"
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok batuan piroklastik lebih dekat dengan batuan ekstrusif, tetapi secara
deskriptif dan cara terjadinya memperlihatkan ciri (struktur dan tekstur) yang mirip dengan
kelompok batuan sedimen klastik. Kelompok batuan ini di definisikan sebagai batuan yang
dihasilkan (secara langsung) oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunung api. Karena
mempunyai sifat yang unik, maka terminologi yang digunakan untuk pemerian batuan ini juga
khusus.
"Batuan Piroklastik"
REFERENSI
W.N, Yuwono dan A. Rosmarkam. 2002. Mineral dan Batuan. UNDIP
Blatt, Harvey dan Robert J. Tracy. 1995. Petrology : Igneous, Sedimentary, and Metamorphic.
W.H. Freeman and Company : New York
Skinner, Brian. 1979. Rocks and Rock Minerals. Canada: John Wiley and Sons.
Williams, Howell, Turner, F.J. and Gilbert, C.M. 1982. Petrography: An Introduction to the Study
of Rocks in Thin Sections. 2nd ed. W.H. Freeman, San Francisco. 626 p.
"Batuan Piroklastik"