laporan petrologi batuan piroklastik

31
BAB I PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu". Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik. Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api (berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik. Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus). Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui 1 PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Upload: arief-hidayat

Post on 14-Jun-2015

11.028 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan petrologi batuan piroklastik

BAB I

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai

batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan

tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal

dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".

Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan

beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu

lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.

Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api

(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali

bersifat klastik.

Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan

sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung

partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).

Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari

batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang

bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan

kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan,

suhu, atau keduanya).

Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan

analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi

modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan

kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan

eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental

menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki

geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan

suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki

batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam

perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.

1

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 2: laporan petrologi batuan piroklastik

1. Pengertian Batuan Piroklastik

Batuan piroklastik atau pyroclastics (berasal dari bahasa Yunani πῦρ, yang

berarti api; dan κλαστός, yang berarti rusak) adalah bebatuan clastic semata-mata

atau terutama terdiri dari material vulkanik. Mana materi vulkanik telah diangkut

dan ulang melalui tindakan mekanis, seperti oleh angin atau air, batu-batuan ini

disebut volcaniclastic. Umumnya terkait dengan aktivitas gunung berapi ledakan -

seperti Plinian atau letusan Krakatau gaya, atau letusan phreatomagmatic -

piroklastik deposito yang umumnya terbentuk dari udara abu, dan bom lapilli atau

blok yang dikeluarkan dari gunung berapi itu sendiri, dicampur dengan negara

hancur batu.

Batuan piroklastik dapat terdiri dari berbagai macam ukuran clast; dari

agglomerates terbesar, dengan sangat halus dan tuffs abu. Pyroclasts dengan

ukuran yang berbeda diklasifikasikan sebagai bom vulkanik, lapilli dan abu

vulkanik. Abu dianggap piroklastik karena debu halus terbuat dari batu vulkanik.

Salah satu bentuk yang paling spektakuler adalah deposito piroklastik ignimbrites,

deposito dibentuk oleh suhu tinggi gas dan abu campuran dari aliran piroklastik

acara.

Tiga jenis transportasi dapat dibedakan: aliran piroklastik, aliran

piroklastik, dan piroklastik jatuh. Selama letusan Plinian, batu apung dan abu

yang terbentuk ketika magma silicic terpecah dalam saluran vulkanik, karena

dekompresi dan pertumbuhan gelembung. Pyroclasts kemudian entrained dalam

letusan apung membanggakan yang dapat naik beberapa kilometer ke udara dan

menyebabkan bahaya penerbangan. Partikel jatuh dari awan letusan bentuk

lapisan di tanah (ini jatuh atau tephra piroklastik). Piroklastik kerapatan arus, yang

disebut sebagai 'aliran' atau 'gelombang', tergantung pada konsentrasi partikel dan

tingkat turbulensi, kadang-kadang disebut bercahaya longsoran. Deposit batu

apung yang kaya aliran piroklastik dapat disebut ignimbrites.

Sebuah letusan piroklastik mensyaratkan meludah atau "fountaining" lava, di

mana lava akan dilemparkan ke udara bersama abu, bahan piroklastik, dan

vulkanik produk sampingan lainnya. Hawaii letusan seperti di Kilauea dapat

mengeluarkan gumpalan magma ditangguhkan menjadi gas; ini disebut 'api air

2

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 3: laporan petrologi batuan piroklastik

mancur'. Pembekuan magma, jika cukup panas mungkin menyatu atas arahan

untuk membentuk aliran lahar. Terdiri dari endapan piroklastik yang tidak

pyroclasts disemen bersama-sama. Batuan piroklastik (tuff) adalah deposito

piroklastik yang telah lithified.

Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api

(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat

klastik. Menurut william (1982) batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang

bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan

letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun

tersebut terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi

(“rewarking”) oleh air atau es.

Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil

lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke dalam

batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif yang bersifat

fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang dikeluarkan dengan jalan

erupsi.

Berdasarkan proses keterbentukan yang dialaminya, batuan piroklastik

dibedakan menjadi enam tipe, antara lain :

1. Tipe I

Batuan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik jatuh ke darat yang

kering dengan medium udara saja, kemudian mengalami litifikasi membentuk

batuan fragmental. Jadi batuan piroklastik ini belum mengalami pengangkutan.

2. Tipe II

Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik ke tempat

pengendapannya di daratan yang kering dengan media gas yang dihasilkan dari

magma sendiri yang merupakan aliran abu yang merupakan onggokan aliran

litifikasi dan membentuk batuan fragmental.

3. Tipe III

3

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 4: laporan petrologi batuan piroklastik

Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang jatuh ada suatu

tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang tenang arusnya sangat kecil.

Onggokan tersebut belum tercampur dengan material lain dan tidak juga

mengalami “re-warking”.

4. Tipe IV

Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat eruosi yang jatuh pada suatu

tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang arusnya aktiv (begerak). Sebelum

mengalami litifikasi mengalami ‘re-warking’ dan dapat bercampur dengan batuan

lain yang dihasilkan akan mempunyai struktur sedimen biasa.

5. Tipe V

Bahan piroklastik yang telah jatuh sebelum mengalami pelapukan kemudian

diangkut dan diendapkan di tempat lain (bisa laut, bisa cekungan di daratan)

dengan media air. Hasilnya batuan sedimen dengan asal-usulnya adalah bahan-

bahan piroklastik, dengan struktur sedimen biasa.

6. Tipe VI

Bahan piroklastik yang telah jatuh sudah mengalami proses-proses litifikasi,

kemudian diendapkan kembali ketempat yang lain. Batuan yang dihasilkan adalah

batuan sedimen dengan propenan piroklastik (Epiklastik).

2. Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan

Piroklastik

a. Warna Batuan

Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral

penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya

sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk

batuan yang mempunyai tekstur gelasan.

4

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 5: laporan petrologi batuan piroklastik

b. Tekstur Batuan

Pengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan butir-butir

mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi Glassy dan Fragmental.

Pengamatan tekstur meliputi :

1. Glassy

Glassy adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan tersebut

ialah glass.

2. Fragmental

Faragmental ialah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan

tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.

c. Struktur Batuan

Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan

yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada

pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku

struktur yang sering ditemukan adalah:

a. Masif : bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang

gas

b. Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini

dibagi lagi menjadi 3 yaitu:

Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.

Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.

Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun

lubang gas.

c. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral

sekunder.

d. Berlapis : bila dalam batuan tersebut terdapat lapisan-lapisan

endapan dari fragmen-fragmen letusan gunung api.

d. Derajat Kristalisasi

Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :

5

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 6: laporan petrologi batuan piroklastik

Holokristalin

Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari

keseluruhan mineral yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan bahwa

proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan

terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk kristal yang relatif

sempurna.

Hipokristalin

Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian

mineral membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini

menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih

memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang.

Holohyalin

Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral yang

keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses

kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak

memungkinkan pembentukan mineral - mineral dengan bentuk yang

sempurna.

e. Ukuran Batuan

Ukuran batuan yang dihasilkan dari letusan gunung api terbagi menjadi 4, antara

lain :

1. Bomb ( d > 64 mm)

Bomb adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih besar

dari 64 mm.

2. Block (d > 64 mm)

Block adalah batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif dari

fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu dengan ukuran lebih besar dari 64

mm.

6

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 7: laporan petrologi batuan piroklastik

3. Lapili (d = 2 – 64 mm)

Lapili berasal dari bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi ekplosif

gunung api yang berukuran 2 mm – 64 mm.

4. Debu / ash (d < 2 mm)

Debu adalah batuan piroklastik yanh berukuran 2 mm – 1/256 mm yang

dihasilkan oleh pelelmparan dari magma akibat erupsi ekplosif.

f. Bentuk Batuan Piroklastik

Bentuk batuan dalam batuan piroklastik sama halnya dengan teksturnya, antara

lain :

1. Glassy

Glassy adalah bentuk tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan

tersebut ialah glass.

2. Fragmental

Faragmental ialah bentuk tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada

batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.

7

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 8: laporan petrologi batuan piroklastik

HASIL PRAKTIKUM

1. Batuan no. 3P

Deskripsi :

Warna : Kecoklatan

Sifat batuan : Basa

Struktur : Vesikuler

Derajat kristalisasi : Holohyalin

Tekstur : Glass

Ukuran : Bomb

Bentuk : Masa dasar Glass

Nama Batuan : Scoria

Petrogenesa : Terbentuk dari batuan piroklastik lava yang dikeluarkan

dari gunung berapi.

1 2

2. Batuan no. 16B

Deskripsi :

Warna : Hitam

Struktur : Massive

Derajat kristalisasi : Hipokristalin

Tekstur : Fragmental

Ukuran : Lapili (2 – 64 mm)

Bentuk : Fragmental

8

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 9: laporan petrologi batuan piroklastik

Komposisi(mineralogy)

Nama mineral 1 : Plagioklas

Warna : Putih

Kilap : Vitreous

Kekerasan : 6 – 6,5

Pecahan : uneven

Balahan : tidak jelas terlihat

Bentuk Kristal : monoclin

Jumlah dalam % : 30 %

Nama mineral 2 : Hornblende

Warna : hitam

Kilap : vitreous

Kekerasan : 5-6

Pecahan : unneven

Balahan : 2,1

Bentuk Kristal :ortorombic

Jumlah dlam % : 20 %

Nama Batuan : Lapili Stone

Petrogenesa : Terbentuk didalam permukaan bumi, tetapi mineral ada

yang belum membentuk kristal.

9

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 10: laporan petrologi batuan piroklastik

3. Batuan no. 11X

Deskripsi :

Warna : Coklat kemerahan

Sifat batuan : Asam

Struktur : Massive

Derajat kristalisasi : Holohyalin

Tekstur : Glassy

Ukuran : Bomb

Bentuk : Glassy

Nama Batuan : Pumice

Petrogenesa : terbentuk dari magma siliceous smapai intermediet dan

terbentu di luar pemukaan

4. Batuan no. 7Y

Deskripsi :

Warna : Putih terang

Struktur : Berlapis

Derajat kristalisasi : Holohyalin

Tekstur : Fragmental

Ukuran : ash (abu) d<2 mm

Bentuk :Fragmental

Nama Batuan : Tuff

Petrogenesa : Terbentuk diluar permukaan bumi merupakan hasil letusan gunung api yang kemudian diendapkan.

10

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 11: laporan petrologi batuan piroklastik

5. Batuan no. 1

Deskripsi :

Warna : Hitam Mengkilat

Struktur : Massive

Derajat kristalisasi : Holohyalin

Tekstur : Glassy

Ukuran : Bomb

Bentuk : Glassy

Jumlah dalam % : 100 % Gelas

Nama Batuan : Obsidian

Petrogenesa : Terbentuk secara Rapidly sehingga tidak sempat membentuk kristal dan terbentuk di permukaan.

11

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 12: laporan petrologi batuan piroklastik

BAB II

Pembahasan Hasil Praktikum

Pada praktikum petrologi acara batuan beku kali ini, pengamatan yang

dilakukan adalah pengamatan secara megaskopis dengan tujuan untuk

menganalisis kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang

diamati ada lima macam, antara lain:

1. Scoria

Batuan scoria, yang memiliki kenampakan

warna yaitu kecokelatan, sifat batuan dari

scoria yaitu basa, struktur batuannya vesikuler,

dan derajat kristalisasinya holohyalin dimana

komposisi mineral penyusunnya mayoritas

adalah glass, tekstur pada scoria ialah glassy

dengan

ukuran batuannya ialah bomb (d>64 mm). Sadangkan bentuk dari scoria ialah

masa dasar glass. Petrogenesa dari batu scoria ini ialah Terbentuk dari batuan

piroklastik lava yang dikeluarkan dari gunung berapi.

Scoria adalah jenis batuan tekstur dan bukan batu yang diklasifikasikan

oleh mineralogi atau kimia. Terbentuk dari lava yang kaya volatiles atau gas tetapi

kurang kental dari lava membentuk batu apung. Ketika batuan cair meningkat

dalam pipa vulkanik, gas mulai terbentuk dan mengumpulkan dan gas-gas yang

membentuk gelembung besar dalam lava. Batu dipadatkan yang dihasilkan adalah

Scoria. Meskipun ruang terbuka di dapat Scoria batu besar umumnya lebih berat

daripada air yang tidak seperti kebanyakan batu apung bisa mengapung di atas air.

Beberapa bentuk dari Scoria lavas yang mengalir keluar dari gunung

berapi dan beberapa Scoria dapat piroklastik. Terbentuk dari batuan piroklastik

lava yang dikeluarkan dari gunung berapi. Scoria yang juga dikenal sebagai abu,

merupakan komponen utama cinder cone. Sebuah kerucut cinder adalah kecil

12

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 13: laporan petrologi batuan piroklastik

tetapi tipe gunung berapi yang sangat umum. Cinder cone juga telah disebut

Scoria cones. Cinder cone jarang tumbuh sangat besar, tetapi kadang-kadang

bentuk yang sangat simetris bukit-bukit berbentuk kerucut. Scoria tidak memiliki

banyak kegunaan. Bahkan nama ini berasal dari sebuah istilah untuk sampah.

Namun dapat digunakan sebagai batu hias yang menarik dengan warna

kemerahan. Sebagian besar patung-patung Pulau Paskah disebut Moai telah Scoria

batu dalam desain mereka.

Bagaimana terbentuk

Karena peningkatan tekanan magma pertemuan lebih rendah, gas terlarut

dapat exsolve dan membentuk vesikula. Beberapa vesikula terjebak ketika magma

menggigil dan membeku. Biasanya vesikula kecil, bulat dan tidak menimpa satu

sama lain, bukannya mereka membuka satu sama lain dengan sedikit distorsi.

Kerucut vulkanik Scoria dapat ditinggalkan setelah letusan, biasanya membentuk

gunung dengan kawah di puncak. Contoh adalah Gunung Wellington, Auckland

di Selandia Baru, yang seperti Three Kings di selatan kota yang sama telah

banyak digali. Quincan, bentuk unik Scoria, yang digali di Gunung Quincan di

Far North Queensland, Australia. Pertambangan dari Puna Pau on Rapa Nui /

Pulau Paskah adalah sumber Scoria berwarna merah yang digunakan orang untuk

rapanui mengukir yang pukao (atau topknots) untuk patung-patung Moai khas

mereka, dan untuk mengukir beberapa Moai dari. Reticulite ( "benang-renda

Scoria") berbeda dari Scoria untuk menjadi kurang padat. Ini dibentuk dari lapisan

tipis buih terjadi pada beberapa aliran lava basaltik karena pecahnya vesikel

dinding. Benang kaca yang tipis adalah perpotongan vessicles meledak. Ini adalah

batu yang paling ringan di Bumi, dengan bobot kurang dari 0,3. Kerangka kerja

yang halus-renda benang Scoria begitu terbuka bahwa rata-rata porositas 98-99%.

13

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 14: laporan petrologi batuan piroklastik

2. Lapili Stone

Lapili stone yang memiliki

kenampakan warna yaitu hitam, struktur

batuannya massive, dan derajat

kristalisasinya hipokristalin dimana

komposisi mineral penyusunnya mayoritas

adalah glass dan kristal, tekstur pada lapili

stone ialah fragmental dengan

ukuran batuannya ialah lapili (d= 2 - 64 mm). Sedangkan bentuk dari lapili stone

ialah fragmental. Petrogenesa dari lapili stone ini ialah terbentuk didalam

permukaan, tetapi mineral ada yang belum membentuk kristal yang utuh. Lapili

stone memilki komposisi mineral dalam batuannya, mineralnya ialah plagioklas

dan hornblende (amphibol). Masing-masin jumlah dalam % dalam batuannya

ialah plagioklase 30% dan amphibol 20%.

a. Mineral plagioklase

Mineral pagioklase kilapnya vitreous, warna yang tampak yaitu putih,

kekerasan yang dimiliki oleh mineral hornblande yaitu 6 – 6,5, pecahannya

concoidal to uneven, belahannya ialah 2,1 - basal, system kristalnya yaitu

monoclinic atau ortorombik, prosentase mineral hornblende pada lapili stone saat

pengamatan yaitu mencapai 30%.dari prosentase plagioklase seperti itu dapat di

asumsikan bahwa lapili stone tersebut tergolong lapili stone – plagioklase. mineral

plagioklase pada lapilin stone kristalnya masih kurang begitu sempuna, karena hal

ini dipengaruhi oleh proses pembentukan dari kristal tersebut yang tidak

sempurna.

b. Mineral Hornblande

Mineral Hornblande kilapnya vitreous – dull, warna yang tampak yaitu

hitam,kekerasan yang dimiliki oleh mineral hornblande yaitu 5 – 6,pecahannya

uneven,belahannya hampir tidak dapat terlihat,system kristalnya yaitu monoclinic

14

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 15: laporan petrologi batuan piroklastik

atau ortorombik,prosentase mineral hornblende pada andesit saat pengamatan

yaitu mencapai 40%.dari prosentase hornblende seperti itu dapat di asumsikan

bahwa andesit tersebut tergolong andesit – hornblende. . Sangat gelap coklat

hornblendes hitam yang mengandung titanium yang biasa disebut basaltik

hornblende, dari kenyataan bahwa mereka biasanya merupakan konstituen dari

basalt dan batu yang terkait.Common Hornblende adalah konstituen dari banyak

batuan beku dan batuan metamorf seperti granit, syenite, diorite, gabbro, basal,

andesit, gneiss, dan schist.Ini adalah mineral utama dari amphibolites.

3. Pumice

Batuan pumice yang memiliki kenampakan

warna yaitu coklat kemerahan, struktur batuannya

massive, sifat batuannya ialah asam, derajat

kristalisasinya holohyalin dimana komposisi mineral

penyusunnya mayoritas adalah glass, tekstur pada

batuan pumice ialah glassy dengan ukuran batuannya

ialah Bomb (d > 64 mm). Sedangkan bentuk dari pumice ialah glassy. Petrogenesa

dari batuan pumice ialah terbentuk dari batuan asam yang terbetuk dari letusan

gunung api.

Batu apung adalah tekstur batu dan bukan batu yang diklasifikasikan oleh

mineralogi atau kimia. Hal ini pada dasarnya busa yang dipadatkan bentuk dari

lava kaya volatiles atau gas. Bila batuan cair adalah effervesing ke titik

membentuk buih dan kemudian solidifes, batu apung adalah hasilnya. Batu apung

memiliki banyak ruang terbuka atau vesicules dalam bentuk bulat gelembung,

linier rongga tabung atau tidak teratur. Ada begitu banyak porositas dalam batu

apung yang ada lebih sering kosong daripada batu sebenarnya dan bahkan

beberapa batu apung dapat benar-benar mengapung di atas air.

Beberapa gunung berapi yang terkait laut telah menghasilkan apa yang

dikenal sebagai rakit apung. Mengambang sebenarnya pulau-pulau mini terbuat

15

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 16: laporan petrologi batuan piroklastik

dari batu. Pulau batu apung ini bisa eksis selama bertahun-tahun terapung di

sepanjang arus laut. Beberapa mungkin telah bertanggung jawab atas pulau

hopping distribusi hewan dan tumbuhan dari Samudra Pasifik. Beberapa pulau-

pulau batu apung memiliki sebenarnya tanaman tumbuh pada mereka.

Batu apung berbeda dari obsidian dalam obsidian adalah semua kaca dan tidak

memiliki batu apung vesicules luas. Sebagian besar batu apung adalah asam /

felsic dalam komposisi yang berhubungan dengan rhyolite sejak lavas mereka

cenderung memiliki lebih banyak volatiles, tapi intermediate dan varietas dasar

diketahui terjadi. Scoria adalah jauh lebih berat ropey batuan volkanik yang lebih

besar tetapi kurang produktif vesicules dari batu apung. Ada banyak kegunaan

batu apung karena ringan, relatif sulit dan dapat memiliki tepi yang sangat tajam.

Ini digunakan dalam industri kosmetik sebagai pengelupasan pad, menggosok

batu dan sebagai tambahan dalam krim dan lotion. Batu apung's kekerasan

membuatnya berguna sebagai kasar dan ringan memberi keuntungan besar untuk

digunakan sebagai batu hias untuk lansekap. Yang berpori alam membuatnya

menjadi alami untuk filter.

Batu apung (pengucapan / pʌmɨs /) adalah istilah untuk tekstur batu vulkanik

yang merupakan lava berbuih dipadatkan biasanya dibuat ketika super-panas,

bertekanan tinggi batu yang keras dikeluarkan dari gunung berapi. Hal ini dapat

terbentuk ketika lava dan air dicampur. Formasi yang tidak biasa ini disebabkan

oleh tindakan secara simultan dan cepat cepat depressurization pendinginan. The

depressurization menciptakan gelembung dengan menurunkan kelarutan gas

(termasuk air dan CO2) terlarut dalam lava, sehingga mereka cepat exsolve

(seperti gelembung CO2 yang muncul ketika minuman berkarbonasi dibuka).

Serentak pendinginan kemudian membeku gelembung dalam matriks.

Properties

Batu apung terdiri dari piroklastik kaca yang sangat microvesicular dengan

sangat tipis, tembus dinding-dinding gelembung extrusive batu beku. Hal ini

umumnya, tetapi tidak secara eksklusif dari felsic untuk silicic atau penengah

dalam komposisi (misalnya, rhyolitic, dasit, andesit, pantellerite, phonolite,

trachyte), tetapi komposisi basaltik dan lain diketahui. Batu apung umumnya

16

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 17: laporan petrologi batuan piroklastik

berwarna pucat, mulai dari putih, krem, biru atau abu-abu, hijau-cokelat atau

hitam. Ini terbentuk ketika gas vulkanik exsolving dari magma kental nukleasi

gelembung yang tidak dapat dengan mudah decouple dari magma kental sebelum

dingin ke gelas. Batu apung adalah produk umum letusan bahan peledak (Plinian

dan ignimbrite-membentuk) dan umumnya membentuk zona-zona di bagian atas

silicic lavas. Batu apung memiliki porositas rata-rata 90%, dan pada awalnya

mengapung di atas air.

4. Tuff

Batu Tuff yang memiliki

kenampakan warna yaitu putih terang,

struktur batuannya berlapis, derajat

kristalisasinya holohyalin dimana

komposisi mineral penyusunnya

mayoritas adalah glass, tekstur pada

batuan

tuff ialah fragmental dengan ukuran batuannya ialah ash / abu (d < 2 mm).

Sedangkan bentuk dari tuff ialah fragmental. Petrogenesa dari batuan terbentuk

dari hasil letusan gunung api dan kemudian diendapkan.

Tuff (dari bahasa Italia "tufo") adalah jenis batu yang terdiri dari

konsolidasi abu vulkanik yang dikeluarkan dari lubang ventilasi selama letusan

gunung berapi. Tuff kadang-kadang disebut tufa, terutama bila digunakan sebagai

bahan bangunan, meskipun tufa juga mengacu pada batu yang sangat berbeda.

Abu vulkanik

Produk dari letusan gunung berapi adalah gas vulkanik, lava, uap, dan

tephra. Magma meledak ketika berinteraksi hebat dengan gas vulkanik dan uap.

Bahan padat diproduksi dan dilemparkan ke udara oleh letusan gunung berapi

seperti disebut tephra, terlepas dari komposisi atau ukuran fragmen. Jika

potongan-potongan yang dihasilkan ejecta cukup kecil, materi ini disebut abu

vulkanik, yang didefinisikan sebagai partikel-partikel seperti kurang dari 2 mm

dengan diameter, berukuran pasir atau lebih kecil. Partikel-partikel ini kecil,

17

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 18: laporan petrologi batuan piroklastik

potongan-potongan slaggy magma dan batuan yang telah dilemparkan ke udara

oleh ledakan uap dan gas lainnya; magma mungkin telah terkoyak-koyak seperti

menjadi vesikuler oleh ekspansi gas di dalamnya.

5. Obsidian

Obsidian yang memiliki kenampakan warna

yaitu hitam mengkilat, struktur batuannya

massive, derajat kristalisasinya holohyalin dimana

komposisi mineral penyusunnya mayoritas adalah

glass, tekstur pada batuan tuff ialah glassy dengan

ukuran batuannya ialah Bomb (d= 2 - 64 mm).

Sedangkan bentuk dari tuff ialah glassy. Petrogenesa dari batuan terbentuk secara

rapidly sehingga tidak sempat membuntuk kristal.

Obsidian adalah batu beku extrusive terbentuk ketika lava felsic meletus dari

sebuah gunung berapi dan mendinginkan terlalu cepat untuk memungkinkan

kristal untuk membentuk, mengakibatkan kaca. Obsidian berkisar dalam warna

dari hijau menjadi jelas paling sering hitam. Obsidian biasanya 70% atau lebih

SiO2 dan komposisinya mirip granit atau rhyolite. Obsidian mineral terdiri dari

SiO2 relatif murni (sama seperti kuarsa), tapi tentu saja adalah non-kristalin kaca.

Obsidian adalah kaca vulkanik yang terjadi secara alami terbentuk sebagai

sebuah batu beku extrusive. Hal ini dihasilkan ketika diekstrusi felsic lava dari

gunung berapi mendingin tanpa pertumbuhan kristal. Obsidian umumnya

ditemukan di dalam batas-batas aliran lava rhyolitic dikenal sebagai obsidian

mengalir, di mana komposisi kimia (kandungan silika tinggi) menginduksi

viskositas tinggi dan derajat polimerisasi lava. Atom yang inhibisi difusi melalui

ini sangat kental dan polimerisasi lava menjelaskan kurangnya pertumbuhan

kristal. Karena kurangnya struktur kristal, tepi bilah obsidian bisa mencapai

hampir molekul kurus, yang menyebabkan kuno digunakan sebagai proyektil

poin, dan modern yang digunakan sebagai pisau bedah pisau bedah.

18

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 19: laporan petrologi batuan piroklastik

Asal-usul dan sifat

Pliny's Natural History kaca vulkanik fitur yang disebut "Obsidianus", jadi nama

dari kemiripannya dengan batu yang ditemukan di Ethiopia oleh salah satu

Obsius.

Obsidian adalah mineral seperti, tetapi tidak mineral sejati karena sebagai kaca

tidak kristalin; di samping itu, komposisi terlalu rumit untuk membentuk satu

mineral. Kadang-kadang diklasifikasikan sebagai mineraloid. Meskipun obsidian

berwarna gelap mirip dengan batu mafic seperti basalt, obsidian komposisi sangat

felsic. Obsidian terdiri dari SiO2 (silikon dioksida), biasanya 70% atau lebih. Batu

kristal dengan komposisi obsidian termasuk granit dan rhyolite. Karena obsidian

adalah metastabil di permukaan bumi (dari waktu ke waktu kaca halus menjadi

mineral kristal), tidak ada obsidian telah ditemukan bahwa lebih tua dari usia

Kapur. Rincian obsidian ini dipercepat dengan adanya air. Obsidian memiliki

kadar air rendah ketika segar, biasanya kurang dari 1% air berdasarkan berat,

tetapi menjadi semakin dehidrasi saat terkena air bawah tanah, membentuk perlite.

Tektites pernah dianggap oleh banyak orang sebagai Bulan obsidian dihasilkan

oleh letusan gunung berapi, meskipun beberapa ilmuwan sekarang mengikuti

hipotesis ini.

Pure obsidian biasanya gelap dalam penampilan, meskipun warna bervariasi

tergantung pada kehadiran pengotor. Besi dan magnesium biasanya memberikan

obsidian hijau tua menjadi cokelat ke warna hitam. Sangat sedikit sampel hampir

tidak berwarna. Dalam beberapa batu, dimasukkannya kecil, putih, kristal

berkumpul radial kristobalit di kaca hitam menghasilkan jerawat atau pola

kepingan salju (kepingan salju obsidian). Pola-pola tersebut mungkin juga

mengandung gelembung gas yang tersisa dari aliran lava, sejajar sepanjang

lapisan diciptakan sebagai batuan cair mengalir sebelum didinginkan. Gelembung

ini dapat menghasilkan efek yang menarik seperti emas kemilau (kilau obsidian)

atau kilau pelangi(rainbow obsidian).

Kejadian

19

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 20: laporan petrologi batuan piroklastik

Obsidian dapat ditemukan di lokasi yang telah mengalami rhyolitic letusan. Hal

ini dapat ditemukan di Armenia, Kanada, Chili, Yunani, Islandia, Italia, Kenya,

Meksiko, Selandia Baru, Peru, Skotlandia, Argentina dan Amerika Serikat.

Obsidian aliran yang dapat berjalan kaki di ditemukan dalam calderas dari

Newberry Volcano dan Kedokteran Danau Volcano Cascade Range di barat

Amerika Utara, dan di Kawah Inyo timur Sierra Nevada di California.

Yellowstone National Park memiliki gunung yang mengandung obsidian terletak

antara Mammoth Hot Springs dan Norris Geyser Basin, dan deposito dapat

ditemukan di banyak negara bagian barat AS lainnya termasuk Arizona, Colorado,

New Mexico, Texas, Utah, Oregon dan Idaho. Obsidian juga dapat ditemukan di

bagian timur negara bagian Virginia.

20

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 21: laporan petrologi batuan piroklastik

BAB III

KESIMPULAN

21

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK

Page 22: laporan petrologi batuan piroklastik

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang.2005.PENGANTAR GEOLOGI DASAR..Surakarta:Lembaga

Pengembangan Pendidikan (LPP)

Website :

http://www.galleries.com/rocks/scoria.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Scoria

http://www.galleries.com/rocks/pumice.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Pumice

http://www.galleries.com/rocks/obsidian.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Obsidian

http://en.wikipedia.org/wiki/Tuff

http://en.wikipedia.org/wiki/Pyroclastic_rock

22

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK