tugas petrologi batuan beku
TRANSCRIPT
Batuan Beku Ekstrusif dan Intrusif
Nama : Fatima Tush Sholihah
No. MHS : 410012256
STTNAS
Jurusan Teknik Geologi
Yogyakarta
2013
Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma. Proses
pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat. Pembekuan
magma akan menghasilkan kristal-kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan
magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan sedangkan
komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma sel.Pada saat penurunan suhu akan
melewati tahapan perubahan fase cair ke padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi
pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar sedangkan
bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila
pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak terbentuk dan cairan magma
membeku menjadi gelas.
Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu :
1. Mineral asam / felsic minerals
Mineral-mineral ini umumnya berwarna cerah karena tersusun atas silika dan alumni,
seperti : kuarsa, ortoklas, plagioklas, muskovit.
2. Mineral basa / mafic minerals
Mineral-mineral ini umumnya berwarna gelap karena tersusun atas unsur-unsur besi,
magnesium, kalsium, seperti : olivin, piroksen, hornblende, biotit. Mineral-mineral ini berada
pada jalur kiri dari seri Bowen.
Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-mineral mafik
umumnya mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral
felsik. Secara sederhana dapat dilihat pada Bowen Reaction Series.
Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat labil dan mudah berubah
menjadi mineral lain. Mineral yang dibentuk pada temperatur rendah adalah mineral yang
relatif stabil. Pada jalur sebelah kiri, yang terbentuk pertama kali adalah olivin sedangkan
mineral yang terbentuk terakhir adalah biotit.
Mineral-mineral pada bagian kanan diwakili oleh kelompok plagioklas karena kelompok
mineral ini paling banyak dijumpai. Yang terbentuk pertama kali pada suhu tinggi adalah
calcic plagioclase (bytownit), sedangkan pada suhu rendah terbentuk alcalic plagioclase
(oligoklas). Mineral-mineral sebelah kanan dan kiri bertemu dalam bentuk potasium feldsfar
kemudian menerus ke muskovit dan berakhir dalam bentuk kuarsa sebagai mineral yang
paling stabil.
Proses Kristalisasi Magma
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma akan
bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan,
pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur
dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut kristalisasi. Pada proses ini
yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan
yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk
ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang menyusun
magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi,
terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-
ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan
bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak
mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya
akan menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral
gelas (glass).
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling
mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian tetahedra-
tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan
membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan
membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak
terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan
mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang
magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.
Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses
kristalisasi. Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka penampakan fisik dan
komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan
(klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi
lingkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran
mineral yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan
pada tekstur dan komposisi mineralnya.
Gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.
Antara fenokris dan massa dasar terdapat perbedaan ukuran butir yang menyolok.
Fenokris : Mineral yang ukuran butirnya jauh lebih besar dari mineral
lainnya.Biasanya merupakan mineral sulung, dengan bentuk subhedral hingga
euhedral.
Massa dasar : Mineral-mineral kecil yang berada di sekitar fenokris.
Klasifikasi Batuan beku berdasarkan Genetik (tempat terjadinya)
Pembagian batuan beku secara genetika didasarkan pada tempat terbentuknya. Batuan beku
berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi :
1. Batuan Beku intrusif (membeku di bawah permukaan bumi)
2. Batuan Beku ekstrusif (membeku di permukaan bumi)
3. Kelompok batuan ini menempati lebih dari 70% batuan beku yang tersingkap di
Indonesia, bahkan di dunia. Limpahan batuannya dapat dijumpai di sepanjang busur
vulkanisme, baik pada busur kepulauan masa kini, jaman Tersier maupun busur
gunung api yang lebih tua. Kelompok batuan ini juga dapat dikelompokkan sebagai
batuan asal gunung api. Batuan ini secara megaskopis dicirikan oleh tekstur halus
(afanitik) dan banyak mengandung gelas gunung api. Didasarkan atas kandungan
mineralnya, kelompok batuan ini dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga tipe, yaitu
kelompok dasit-riolit-riodasit, kelompok andesit-trakiandesit dan kelompok fonolit
(Gambar V.4).
4.
5. Gambar V.4. Klasifikasi batuan beku intrusi dangkal dan ekstrusi didasarkan atas
kandungan kuarsa, feldspar, plagioklas dan feldspatoid (sumber IUGS classification)
6. Tata nama tersebut bukan berarti ke empat unsur mineral harus menyusun suatu
batuan, dapat salah satunya saja atau dua mineral yang dapat hadir bersama-sama. Di
samping itu, ada jenis mineral asesori lain yang dapat hadir di dalamnya, seperti
horenblende (amfibol), piroksen ortho (enstatit, diopsid) dan biotit yang dapat hadir
sebagai mineral asesori dengan plagioklas dan feldspathoid.
7. Pada prinsipnya, feldspatoid adalah mineral feldspar yang terbentuk karena komposisi
magma kekurangan silika, sehingga tidak cukup untuk mengkristalkan kuarsa. Jadi,
limpahan feldspathoid berada di dalam batuan beku berafinitas intermediet hingga
basa, berasosiasi dengan biotit dan amfibol, atau biotit dan piroksen, dan membentuk
batuan basanit dan trakit-trakiandesit. Batuan yang mengandung plagioklas dalam
jumlah yang besar, jarang atau sulit hadir bersama-sama dengan mineral feldspar,
seperti dalam batuan beku riolit.
8.
9.
10. Gambar V.5. Struktur batuan beku masif; terbentuk karena daya ikat masing-masing
mineral sangat kuat, contoh pada granodiorit dengan komposisi mineral plagioklas
berdiameter >1 mm (gambar atas) dan granit (gambar bawah) dengan komposisi
kuarsa dan ortoklas anhedral dengan diameter >1 mm
11.
12. Gambar V.6. Struktur batuan beku skoria; dijumpai rongga-rongga bekas keluarnya
gas saat pembekuan yang sangat cepat. Contoh pada andesit basaltik porfirik pada
posisi nikol sejajar (atas) dan nikol silang (bawah). Batuan tersusun atas fenokris
plagioklas berdiameter >1 mm dan piroksen klino berdiameter 0,5-1,5 mm, dan
tertanam dalam massa dasar gelas, kristal mineral (plagioklas dan piroksen) dan
rongga tak beraturan berdiameter <1 mm
A.Batuan beku Intrusif
Dalam geologi, sebuah intrusi adalah sebuah batuan beku yang telah menjadi kristal
dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di
bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi dinamakan pluton, dari nama Pluto,
Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga disebut sebagai batuan beku
plutonik atau batuan beku intrusif. Dia berlawanan dengan batuan ekstrusif. Batuan yang
mengelilingi pluton disebut country rock.
Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam atau
batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik diantaranya,
pendinginannya sangat lambat(dapat sampai jutaan tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-
kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh
batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada
kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi
menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan
kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku
intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma di dalam
permukaan bumi atau pembekuan lava di permukaan bumi. Secara genesa, batuan beku dapat
dibagi menjadi tiga yaitu batuan beku yang membeku di dalam permukaan bumi (plutonik),
sebagai produk intrusi minor (hipabisal), dan yang membeku di permukaan bumi (vulkanik).
Salah satu yang menjadi pokok bahasan disini adalah batuan beku intrusif atau
plutonik. Kata igneous berasal dari bahasa Yunani yang artinya api. Batuan beku intrusif
adalah batuan yang membeku di dalam permukaan bumi, atau dengan kata lain disebut
batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Kenampakannya dicirikan oleh kristal-
kristalnya yang berukuran besar karena pembekuan yang berlangsung sangat lambat (bisa
mencapai jutaan tahun lamanya), mengakibatkan permukaan batuan menjadi kasar. Intrusi
terjadi ketika magma yang mempunyai sifat volatil (sehingga massa jenis kecil) terdorong ke
atas sehingga menerobos batuan disekitarnya karena menemukan ruang berupa retakan
ataupun bidang lemah lainnya pada batuan. Pada intrusi sering dijumpai fragmen batuan yang
masuk ke dalam batuan lain. Kenampakan itu disebut Xenolit. Jika fragmen tersebut berupa
Kristal, maka disebut Xenokris.Struktur batuan beku intrusif berdasarkan kedudukannya
terhadap perlapisan batuan disekitarnya, dapat dibedakan menjadi diskordan (memotong
perlapisan di sekitarnya) dan konkordan (sejajar perlapisan batuan di sekitarnya).
(a) Kelompok batuan beku intrusi plutonik
1) Batuan beku basa dan ultra-basa: dunit, peridotit
Kelompok batuan ini terbentuk pada suhu 1000-1200o C, dan melimpah pada wilayah
dengan tatanan tektonik lempeng samudra, antara lain pada zona pemekaran lantai samudra
dan busur-busur kepulauan tua. Dicirikan oleh warnanya gelap hingga sangat gelap,
mengandung mineral mafik (olivin dan piroksen klino) lebih dari 2/3 bagian; batuan faneritik
(plutonik) berupa gabro dan batuan afanitik (intrusi dangkal atau ekstrusi) berupa basalt dan
basanit. Didasarkan atas tatanan tektoniknya, kelompok batuan ini ada yang berseri toleeit,
Kalk-alkalin maupun alkalin, namun yang paling umum dijumpai adalah seri batuan toleeit.
Kelompok batuan basa diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar dengan
didasarkan pada kandungan mineral piroksen, olivin dan plagioklasnya; yaitu basa dan ultra
basa (Gambar V.2). Batuan beku basa mengandung mineral plagioklas lebih dari 10%
sedangkan batuan beku ultra basa kurang dari 10%. Makin tinggi kandungan piroksen dan
olivin, makin rendah kandungan plagioklasnya dan makin ultra basa (Gambar V.2 bawah).
batuan beku basa terdiri atas anorthosit, gabro, olivin gabro, troktolit (Gambar V.2. atas).
Batuan ultra basa terdiri atas dunit, peridotit, piroksenit, lherzorit, websterit dan lain-lain
(Gambar V.2 bawah).
Gambar V.2. Klasifikasi batuan beku basa (mafik) dan ultra basa (ultra mafik; sumber IUGS
classification)
2) Batuan beku asam – intermediet
Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayah dengan tatanan tektonik
kratonik (benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa dan Amerika. Kelompok batuan ini
membeku pada suhu 650-800oC. Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu batuan
beku kaya kuarsa, batuan beku kaya feldspathoid (foid) dan batuan beku miskin kuarsa
maupun foid. Batuan beku kaya kuarsa berupa kuarzolit, granitoid, granit dan tonalit;
sedangkan yang miskin kuarsa berupa syenit, monzonit, monzodiorit, diorit, gabro dan
anorthosit (Gambar V.3). Jika dalam batuan beku tersebut telah mengandung kuarsa, maka
tidak akan mengandung mineral foid, begitu pula sebaliknya.
Gambar V.3. Klasifikasi batuan beku bertekstur kasar yang memiliki persentasi kuarsa, alkali
feldspar, plagioklas dan feldspathoid lebih dari 10% (sumber IUGS classification)
Diskordan
Diskordan adalah salah satu tipe intrusi batuan beku dimana intrusi ini memotong perlapisan
batuan di sekitarnya. Macam-macam intrusi dengan tipe diskordan adalah:
a. Batolith
Tubuh intrusi yang mempunyai ukuran sangat besar, yaitu > 100 km2 dan membeku
pada kedalaman yang sangat besar. Kata batolith berasal dari bahasa Yunani bathos yang
artinya dalam dan lithos yang artinya batu. Batolith hampir selalu memiliki komposisi jenis
batuan asam dan intermediet, seperti granit, monzonit kuarsa, atau diorite. Meskipun tampak
seragam, batolith sebenarnya mempunyai struktur dengan sejarah yang komplek dan
komposisi yang beragam. Batolith dapat dibedakan dengan batuan beku yang ada di
sekitarnya dengan beberapa kriteria seperti umurnya, komposisi, tekstur maupun strukturnya.
Batolith dapat tersingkap ke permukaan bumi dari kedalaman yang sangat besar dengan dua
proses yaitu jika lapisan di atasnya terkena gaya eksogen berupa erosi yang lama kelamaan
akan menyingkapkan batolith tersebut, juga karena gaya endogen yaitu berapa pengangkatan.
Batholit sering juga diartikan sebagai batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma,
sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat. Batholit umumnya berbentuk ruang besar
yang tidak beraturan dan biasanya memiliki bentuk yang jelas dipermukaan bumi dengan
penampang melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan tubuh tidak beraturan)
memperlihatkan yang sangat besar dan kedalaman yang tidak diketahui batasnya. Batholit
biasanya selalu tersusun atas senyawa-senyawa felsik (asam) sampai intermediet (menengah),
itu artinya batholit sebagian besar terdiri dari batuan beku asam sampai batuan beku
intermediet, misalnya granite, diorite, dan quartz monzonite.Meskipun terlihat tak beraturan,
batholit merupakan suatu ruang yang memiliki komposisi mineral yang komplek.
Singkapan batholit akan muncul kepermukaan setelah banyak mengalami proses
pengangkatan (up lift) dan proses erosi selama jutaan tahun. Contoh singkapan baholit yang
ada di Indonesia misalnya singkpan felsik batholit di kepulauan sumatra, Riau, dan
Kalimantan, sedangkan yang terkenal adalah intrusi granit yang terdapat dipulau karimun
(Riau).
Contoh batolith yang terkenal adalah batolith yang tersingkap di Sierra Nevada (USA) yang
berkomposisi batuan granit.
b. Stock
Stock adalah salah satu batuan intrusive yang mempunyai kenampakan seperti
batolith, yaitu bentuknya tidak beraturan, tetapi dimensinya lebih kecil yaitu kurang dari 10
km2. Stock merupakan penyerta tubuh suatu batolith atau bagian atas dari batolith.
c. Dike
Dalam ilmu geologi Dyke adalah suatu jenis intrusi batuan beku berbentuk lembar yang
mengenai lapisan tanah dan memotong secara bersebrangan Dyke, disebut juga gang,
merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil.
Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya. Kadang-kadang kontak hampir sejajar tapi
perbandingan antara panjang dan lebar tidak sebanding. Kenampakan di lapangan dyke dapat
berukuran sangat kecil dan dapat pula berukuran sangat besar.
Intrusi dike berkomposisi basaltik Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu
badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang
diterobosnya.
Suatu tubuh intrusi yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya. Dike mempunyai
bentuk tabular atau memanjang. Intrusi dike adalah suatu tubuh batuan beku yang
mempunyai perbandingan aspek yang sangat besar. Ini berarti bahwa ketebalannya biasanya
akan lebih kecil dari dua dimensi lainnya. Ketebalannya bisa bervariasi antara beberapa
sentimeter sampai meter, dan panjangnya bisa ratusan meter. Tekstur dan komposisi dike
dapat bervariasi dari diabas atau basaltik sampai granitik atau riolitik, tapi yang paling
banyak dijumpai adalah berkomposisi basaltik. Dike bisa disebut pegmatit apabila kristal
yang ada di batuan tersebut berukuran sangat kasar, dengan ukuran beberapa cm sampai 10
meter.
d. Leher Vulkanik (vulkanik neck)atau diatrema
Leher vulkanik yang tersingkap di permukaan bumi dan terus mengalami erosi
Pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah
batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih
silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Konkordan
Konkordan adalah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan batuan di
sekitarnya.
a. Sill
Sill atau Intrusi datar (lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua lapisan
batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya dengan ketebalan dari beberapa mm sampai bebebrapa kilometer. Penyebaran
ke arah lateral sangat luas sedangkan penyebaran ke arah vertical sangat kecil. Berbentuk
tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Dalam ilmu geologi, sill merupakan suatu batuan beku plutonik yang berbentuk tabel serta
mengintrusi suatu lapisan batuan sediment yang lebih tua atau mengintrusi lapisan batuan
sediment yang sudah terlebih dahulu terbentuk, alas lahar volkanik atau tuff, atau bahkan
sepanjang arah foliasi di dalam batuan metamorf. Istilah sill berarti lembar intrusi.
Maksudnya adalah sill tidak memotong ke seberang batuan atau lapisan sedimen yang telah
ada sebelumnya, akan tetapi berlawanan dengan dike, dimana intrusi magma memotong ke
seberang batuan yang lebih tua.
Sills selalu paralel ke daerah tuff. Pada umumnya intrusi yang dibentuk oleh sill adalah
didalam suatu orientasi horisontal, walaupun proses tektonis dapat menyebabkan perputaran
sill ke dalam dekat orientasi vertikal. sill dapat dikacaukan dengan arus lahar. Ambang yang
dipengaruhi oleh arus lahar akan menunjukkan peleburan yang parsial dan menyatu.
Salisbury Sebuah batuan curam di Edinburgh, Scotlandia, merupakan suatu sill yang secara
parsial yang ultramafic mengarahkan intrusi batuan beku sepanjang es agesCertain. layered
mafic adalah berbagai sill yang sering berisi deposit bijih penting. Contoh Precambrian
meliputi Bushveld, Insizwa, dan Dyke Yang mengintrusi kompleks selatan Afrika, Duluth
yang mengintrusi kompleks dari Atasan Daerah, dan Stillwater kompleks gunung berapi di
Amerika Serikat. Contoh Phanerozoic pada umumnya lebih kecil dan meliputi Rùm peridotite
yang kompleks Scotland dan Skaergaard yang berapi-api untuk kompleks timur Greenland.
Intrusi batuan beku ini sering berisi konsentrasi emas, platina, unsur logam pelapis kran, dan
unsur-unsur jarang lain.
Tubuh batuan intrusif yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di
sekitarnya. Sill akan menyisip di antara bidang lemah pada batuan, sebagai contoh pada
bidang perlapisan pada batuan sedimen atau foliasi pada batuan metamorf. Ciri kenampakan
Sill di lapangan adalah adanya efek terbakar pada bagian atas dan bawah batuan yang
diintrusi. Karena magma yang sangat cair adalah salah satu yang paling dibutuhkan pada
pembentukan sill, maka sill sering ditemukan berkomposisi basaltik. Sill sering ditemukan
mengandung banyak mineral berharga seperti emas, platina, chrom, dan elemen jarang
lainnya.
b. Laccolith
Lacolith, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai.
Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya
endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan
batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan
atasnya tetap rata.
Lakolit pada umumnya merupakan suatu variasi khusus dari sill, yang artinya bentuk batuan
beku yang menyerupai sill akan tetapi perbandingan ketebalan jauh lebih besar dibandingkan
dengan lebarnya dan bagian atasnya melengkung, membentuk seperti kubah atau magma
yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau
kue serabi
Selain lakolit ada juga lapolit yang bentuknya merupakan kebalikan dari lakolit, yang artinya
bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya
melengkung karena batuan dibawahnya bersifat lentur.
Pada dasarnya, sebagian besar batuan beku ini memiliki kandungan silica lebih besar dari
66%, yang artinya batuan beku ini adalah batuan asam (felsik), misalnya granit, diorite, synit,
tonalit, dan lain-lain. Tubuh batuan intrusi yang berbentuk cembung, dimana perlapisan
batuan yang semula datar menjadi melengkung karena terdesak oleh intrusi ini, sedangkan
bagian bawahnya tetap datar. Diameter berkisar antara 2 sampai 4 mil dengan kedalaman
mencapai ribuan meter. Bentuk laccolith bisa cembung karena saat menyusup tekanan
magma cukup besar. Laccolith cenderung terbentuk pada tempat yang dangkal dan viskositas
magma besar, dan berkomposisi seperti magma pembentuk diorite, granodiorit, dan granit.
c. Lopolith
Tubuh batuan intrusi yang berbentuk cekung. Lopolith mempunyai diameter yang lebih besar
dari Lopolith yaitu dari puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Lopolith biasanya mempunyai komposisi basaltic, sehingga massa jenis besar dan cenderung
menenpati bagian cekung.
d. Paccolith
Tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk
sebelumnya. Ketebalannya berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.
e. Volkanic neck,
adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan.
Kemudaia setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang
bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Batuan beku dalam selain mempunyai
berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada
komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke
dalam kelompok batuan beku fanerik.
B. Batuan beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang
memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Batuan
beku luar/ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi dari magma yang membeku di
permukaan/luar bumi. Magma yang mengalir ke permukaan bumi melalui lubang kawah
gunungapi disebut lava. Magma yang keluar permukaan bumi masih mempunyai suhu yang
tinggi yaitu 800o hingga 1200o C. Selain lava yang terbentuk secara efusif (mengalir) ada
batuan beku luar yang terbentuk secara eksplosif (letusan) yang menghasilkan batuan
piroklastik yang berukuran sangat halus berupa abu volkanik sampai dengan ukuran yang
kasar, yaitu lapili (ukuran kedelai) hingga bomb yang mencapai diameter sampai beberapa
puluh cm. Batuapung merupakan salah satu batuan piroklastik yang sangat terkenal,
berkomposisi gelas volkanik yang berkomposisi SiO2 amorf. Batuan beku luar mempunyai
ukuran kristal yang kecil hingga amorf karena proses pembekuan magma berlangsung sangat
cepat. Obsidian merupakan salah satu contoh batuan ekstrusif yang proses pembekuannya
sangat cepat sehingga tidak terbentuk kristal (amorf).Struktur ini diantaranya:
1.Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam. Masif:
padat dan ketat; tidak menunjukkan adanya lubang-lubang keluarnya gas; dijumpai pada
batuan intrusi dalam, inti intrusi dangkal dan inti lava; Ct: granit, diorit, gabro dan inti andesit
2.Kekar lembar (sheet joint ) yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan
permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar ini akibat penghilangan
beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat :
1) Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2) Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat
3) Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal
Sheet joint di sekitar Half Dome di California
Sheet Joint granit pada Enchanted Rock di Texas, AS
3.Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti
batang pensil. Kolumnar jointing bentuk dalam aliran lava, kusen, tanggul, ignimbrites (tufa
ashflow), dan intrusi dangkal dari semua komposisi. Kebanyakan kolom lurus dengan sisi
sejajar dan diameter dari beberapa sentimeter sampai 3 m. Beberapa kolom yang melengkung
dan bervariasi dalam lebar. Kolom dapat mencapai ketinggian 30 m. Foto ini adalah kartu pos
awal abad ke-20 dari Honeycomb di Giants Cause Basalt dingin dengan cepat dari luar ke
tengah, menyebabkan retak penyusutan untuk membentuk, biasanya, dalam pola heksagonal.
Ada contoh dari bentuk yang lebih jarang yang menampilkan 3 sampai 12 sisi. Bentuk kolom
tersebut diberikan untuk stres tensional. Kolom bervariasi dari beberapa inci sampai beberapa
meter dengan diameter. Panjang kolom yang biasanya tegak lurus ke kontak. Hill (1972)
menjelaskan bahwa sisi kolom biasanya menunjukkan tanda horisontal disebut tanda pahat.
Dimana kolom mungkin telah rusak, satu sisi menunjukkan permukaan cekung dan cembung
lainnya permukaan - ini disebut cangkir dan jointing bola. Ada beberapa tempat di Amerika
Serikat di mana kolumnar jointing dipamerkan, beberapa contoh adalah, Devils Postpile di
California, Devils Tower di Wyoming (digambarkan di bawah), Sheepeaters Cliffs di
Yellowstone National Park, dan sill Palisades di New Jersey.
1.931 kartu pos Devils Tower, Wyoming, intrusi dangkal yang terbentuk kolumnar jointing
karena didinginkan.
4.Pillow lava,yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini
diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air. Lava bantal adalah lava yang
mengandung karakteristik bantal berbentuk struktur yang dikaitkan dengan ekstrusi lava
bawah air, atau ekstrusi berhubung dgn dasar laut. Lava bantal di batuan vulkanik yang
ditandai dengan urutan tebal terputus bantal berbentuk massa, biasanya sampai satu meter
dengan diameter. Mereka membentuk bagian atas 'Layer 2' normal kerak samudera .
Lava bantal umumnya dari basaltik komposisi, meskipun bantal terbentuk dari
komatiite , picrite , boninite , basaltik andesit , andesit atau bahkan dasit diketahui. [1] [2] [3] [4]
Secara umum lebih antara komposisi, semakin besar bantal, karena peningkatan viskositas
dari lava meletus. Mereka terjadi dimanapun mafik lava menengah adalah diekstrusi bawah
air, seperti di sepanjang laut hotspot gunung berapi rantai dan batas lempeng konstruktif dari
pegunungan di tengah laut . Seperti baru kelautan kerak terbentuk, urutan tebal lava bantal
yang meletus di pusat penyebaran makan oleh tanggul dari mendasari dapur magma . Lava
bantal dan terkait sheeted gili kompleks merupakan bagian dari klasik ofiolit urutan ketika
segmen kerak samudera yang obducted ke kerak benua . Kehadiran lava bantal di urutan
tertua vulkanik diawetkan di planet ini, yang Isua dan Barberton Greenstone sabuk ,
menegaskan kehadiran badan besar air di permukaan bumi di awal Arkean . Lava bantal yang
digunakan secara umum untuk mengkonfirmasi vulkanisme berhubung dgn dasar laut di
metamorf sabuk. Lava bantal juga ditemukan terkait dengan beberapa gunung berapi
subglacial pada tahap awal letusan. [5] [6]
Lava bantal diciptakan saat magma mencapai permukaan tetapi, karena ada perbedaan besar
dalam suhu antara lava dan air, permukaan lidah muncul mendingin sangat cepat, membentuk
kulit. Lidah terus memperpanjang dan mengembang dengan lava lebih, membentuk lobus,
sampai tekanan magma menjadi cukup untuk pecah kulit dan memulai pembentukan titik
letusan baru dekat ventilasi. Proses ini menghasilkan serangkaian bentuk lobate interkoneksi
yang bantal-seperti di penampang. [7] Kulit mendingin jauh lebih cepat daripada dalam bantal,
sehingga sangat berbutir halus, dengan tekstur kaca. Magma di dalam bantal mendingin lebih
lambat, sehingga sedikit berbutir kasar dibanding kulit, tapi masih diklasifikasikan sebagai
berbutir halus .
5.Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang
ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan. Vesikuler: dijumpai lubang-lubang
keluarnya gas dengan susunan teratur; dijumpai pada batuan ekstrusi riolitik atau batuan beku
berafinitas intermediet-asam.
6.Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,
kuarsa atau zeolit. Amigdaloidal: dijumpai lubang-lubang keluarnya gas, tetapi telah terisi
oleh mineral lain seperti kuarsa dan kalsit; dijumpai pada batuan vulkanik trakitik; Ct:
trakiandesit dan andesit
7.Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah
tertentu akibat aliran
Batuan ekstrusif terdiri atas semua material yang dikeluarkan ke permukaan bumi
baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat,ada
yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan yang kental dan panas, cairan ini biasa disebut
dengan lava (Graha, 1987).Lava merupakan magma yang telah keluar dari kerak bumi. Ada 2
tipe magma yaitu magma asam dan magma basa. Magma basa mengandung silika yang
rendah dan viskositas relatif rendah. Magma basa yang telah keluar ke permukaan bumi
sebagai lava basaltis. Sedangkan magma asam memilki kandungan silika yang tinggi dan
viskositas relatif tinggi (Graha, 1987).Mineral-mineral ini mengalami proses pendinginan
yang sangat cepat akibat dari perbedaan suhu yang cukup tinggi antara suhu awal dan suhu
permukaan bumi. Mineral-mineral ini dapat berupa debu atau cairan kental dan panas yang
disebut lava.
2 tipe lava yang biasanya membentuk batuan ekstrusi adalah :
1. Lava basaltik, atau lava yang bersifat basa dengan ciri kandungan silika yang rendah dan
viskositasnya juga relatif rendah. Lava basaltik ini muncul di permukaan bumi melalui
celah yang berhubungan langsung dengan bagian dalam bumi dan setelah mencapai
permukaan, lava ini akan mengalir, menyebar ke segala arah karena sifatnya yang sangat
cair.contoh: pada Mauna Loa, gunung api di Iceland yang bertipe basaltic magma
2. Lava asam. Lava jenis ini memiliki viskositas dan kandungan silika yang tinggi dan
apabila mencapai permukaan akan menjadi suatu aliran sepanjang lembah
Untuk Lava koheren dapat terbentuk sebagai akibat pergerakan magma ke luar ke
permukaan bumi. Dalam pergerakan tersebut magma dapat benar-benar keluar ke permukaan
bumi secara meleleh (effusive eruptions), atau membeku di dekat permukaan, atau sebagian
membeku di bawah dan sebagian lagi membeku di permukaan bumi. Magma yang membeku
di dekat permukaan dikenal sebagai batuan beku intrusi dangkal. Padanan kata batuan beku
intrusi dangkal ini banyak sekali, antara lain batuan intrusi sub-gunungapi, batuan semi
gunungapi, subvolcanic intrusions, high level intrusives, shallow intrusions, low level
intrusions, syn-volcanic intrusions, dll.
Mengenai kedangkalan dari pembekuan magma ini belum ada angka kedalaman yang pasti,
tetapi diperkirakan tidak lebih dari 10 km di bawah kawah/kaldera gunungapi. Sebagai
contoh kedalaman dapur magma dangkal G. Merapi hanya 1 km di bawah puncak sedangkan
dapur magma dalam berkisar antara 3 - 4 km di bawah puncak. Siebett (1988) menuturkan
bahwa tubuh intrusi di bawah gunungapi komposit dan berasosiasi dengan lapangan panas
bumi mempunyai kedalaman 8 - 9 km. Pembekuan magma di dekat permukaan ini
dimungkinkan karena pertama, magma sudah membeku terlebih dahulu sebelum
pergerakannya mencapai ke permukaan bumi. Kedua, tidak semua magma keluar ke
permukaan bumi sewaktu gunungapi bererupsi atau meletus, tetapi juga tidak kembali ke
dapurnya jauh di dalam bumi setelah erupsi gunungapi berhenti. Sebagian magma itu tersisa
dan membeku di sepanjang perjalanan dari dapur magma ke permukaan bumi yang dalam hal
ini adalah kawah/kaldera gunungapi. Kelompok batuan sub-gunungapi ini antara lain
membentuk retas (dikes), sill atau kubah lava bawah permukaan (cryptodomes). Magma yang
membeku di pipa kepundan sehingga bagian atasnya menyembul ke permukaan sedang
bagian bawahnya berada di bawah permukaan disebut leher gunungapi (volcanic necks) atau
sumbat lava (lava plugs).
Pada literatur lama berbahasa Indonesia retas ini disebut batuan gang dan leher gunungapi
disebut batuan korok. Seluruh batuan beku intrusi dangkal disebut sebagai hypabyssal rocks.
Batuan terobosan dangkal ini tersingkap di dalam atau pada dinding kawah/kaldera
gunungapi atau pada daerah batuan gunungapi yang sudah tererosi cukup lanjut.
Berhubung sebagai batuan beku terobosan (sekalipun dangkal), maka ciri-ciri litologi yang
sangat penting adalah bagaimana bentuk geometrinya, bagaimana kenampakan kontaknya
dengan batuan samping atau yang diterobos, bagaimana warna, tekstur, struktur dan
komposisi, serta ciri-ciri rinci khusus atau penunjang lainnya. Bentuk geometri mungkin
dapat diamati berdasar penginderaan jauh dan peta rupa bumi, tetapi kenampakan kontak
dengan batuan samping mutlak harus ditunjukkan berdasar data singkapan langsung di
lapangan yang secara lebih rinci dapat dibantu dengan analisis secara mikroskopik dan bila
perlu secara kimia. Secara deskripsi di bawah ini dijelaskan beberapa bentuk tubuh intrusi
dangkal sebagai bagian dari lava koheren batuan gunungapi.
Retas dicirikan, antara lain:
1. Bentuk terobosan berupa bidang memanjang (tabular in shape) serta memotong
perlapisan batuan yang diterobosnya.
2. Efek kontak di kedua sisi retas terhadap batuan yang diterobos mungkin mengalami
efek bakar, atau bagian tepi retas yang mengalami oksidasi, keduanya umumnya
berwarna merah coklat atau merah bata, sangat tergantung tingginya temperatur
magma saat menerobos, jenis batuan yang diterobos dan oksigen yang dikandungnya.
3. Dari bagian tengah menuju ke tepi retas secara berangsur semakin bertekstur gelas.
Hal ini akan semakin nyata pada tubuh retas yang cukup tebal. Pada kontak dapat pula
terbentuk breksi sebagai akibat pendinginan sangat cepat sehingga menimbulkan
perekahan yang kemudian terisi oleh cairan magma dari bagian tengah retas, atau
masuknya batuan samping ke dalam cairan magma retas.
4. Terdapat struktur paralel secara vertikal di bagian tepi tubuh retas sebagai akibat
segregasi dan tingkat kristalisasi yang berbeda selama pendinginan, di mana bagian
tepi/luar lebih cepat mendingin daripada bagian dalam. Struktur kekar yang
memotong tegak lurus retas biasanya juga dapat dijumpai. Bila magma mengandung
banyak gas, atau menerobos batuan karbonat, mungkin terbentuk struktur lubang
berbentuk elip yang menunjukkan aliran ke atas. Struktur aliran dapat pula
ditunjukkan oleh penjajaran feokris atau bentuk struktur aliran lainnya.
5. Komposisi retas bagian tengah lebih banyak kristal, sedang ke arah tepi semakin
banyak gelas gunungapi. Alterasi dan mineralisasi mungkin dapat terjadi di bagian
tepi dari retas tersebut.
Sill atau kubah lava bawah permukaan dicirikan antara lain oleh:
1. Bentuk terobosan pipih atau cembung menyisip secara selaras (concordant) di antara
perlapisan batuan. Bentuk itu sangat tergantung kemampuan magma mendesak
perlapisan batuan di sekitarnya. Apabila berbentuk cembung mengakibatkan
perlapisan batuan di atasnya terlipat ke atas seperti struktur antiklin. Jika hal ini
terjadi sangat dekat dengan permukaan dan di lereng kerucut gunungapi maka bagian
itu akan mengalami penggembungan (bulging). Namun dalam beberapa hal bentuk
intrusi dangkal ini bisa saja tidak beraturan.
2. Efek kontak mirip seperti yang terjadi pada retas, hanya letaknya ada di bawah atau di
atas tubuh sill.
3. Semakin ke bagian tepi tubuh sill semakin bertekstur halus atau gelas dan di beberapa
bagian membentuk breksi (autoklastika).
4. Struktur segregasi berbentuk konsentris atau kelopak atau struktur kulit bawang.
Struktur rekahan mungkin dijumpai di bagian permukaan dengan pola radier.
5. Tingkat kristalinitas semakin tinggi menuju ke bagian tengah tubuh sill. Dengan kata
lain komposisi gelas semakin banyak menuju ke tepi tubuh sill.
Leher gunungapi dan sumbat lava dicirikan antara lain oleh:
1. Bentuk terobosan seperti pipa, kedudukan memotong (discordant) bidang perlapisan
batuan di sekelilingnya.
2. Efek kontak terhadap batuan di sekitarnya terjadi di sekeliling tubuh terobosan.
3. Ke arah bagian tepi tubuh semakin bertekstur gelas atau membentuk breksi
(autoklastika).
4. Struktur segregasi berarah paralel vertikal pada pandangan dari samping, tetapi
menjadi konsentris pada pandangan dari atas. Struktur lubang dijumpai, terutama di
bagian atas tubuh intrusi.
5. Secara umum, komposisi banyak tersusun oleh gelas karena ukurannya yang relatif
kecil.
6. Berhubung terjadi dekat di bawah atau bahkan di dalam kawah gunungapi, biasanya
batuan di sekitarnya sudah mengalami alterasi hidrotermal.
Bentuk-bentuk lava koheren yang benar-benar keluar ke permukaan bumi dapat berupa kubah
lava (lava domes) atau aliran lava (lava flows). Kubah lava terbentuk bila lava relatif kental
sehingga begitu keluar ke permukaan segera membeku dan menumpuk langsung di atas
lubang kepundan membentuk kubah. Kubah lava ini ke bawahnya dapat berhubungan dengan
leher gunungapi atau retas. Perbedaan antara sumbat lava dengan kubah lava hanya pada
bentuk, yang pertama berbentuk sumbat sedang yang kedua berbentuk kubah. Ukuran sumbat
selalu lebih kecil dari kubah lava.
Ciri-ciri kubah lava antara lain:
1. Bentuk ideal seperti kubah (setengah bola membundar ke atas), walaupun
kenyataannya dapat tidak teratur, tetapi yang penting menumpuk di dalam kawah
gunungapi.
2. Efek kontak hanya terjadi dengan batuan yang ditindih (di bawahnya) yang biasanya
sudah teralterasi karena berada di dalam kawah/kaldera gunungapi.
3. Tekstur batuan semakin kristalin ke bagian tengah tubuh kubah. Pada bagian
permukaan, tepi dan dasar kubah dapat terjadi breksiasi karena pendinginan yang
sangat cepat (breksi autoklastika).
4. Pada bagian permukaan kubah dijumpai struktur lubang dan rekahan yang berpola
radier menjauhi pusat kubah. Pada bagian tengah kubah terbentuk aliran dan struktur
kelopak (kulit bawang).
5. Bila belum tererosi, pada permukaan kubah yang terbentuk di dasar laut (dalam)
terbentuk kerak kaca (glassy crust) dan atau hyaloclastite.
Hyaloclastite berasal dari kata ‘hyaline’ (gelas) dan ‘clast’ (butiran/fragmen). Mengacu
pendapat McPhie dkk. (1993), hyaloclastite (hialoklastit ?) berarti mempunyai pengertian:
Clastic aggregates formed by non-explosive fracturing and disintegration of quenched lavas
and intrusions that are extruded under (sea) water (bahan klastika yang terbentuk oleh
disintegrasi dan perekahan non letusan karena pendinginan yang sangat cepat pada lava dan
intrusi di dasar air (laut). Istilah ini digunakan baik untuk bahan yang masih lepas-lepas
maupun sudah membatu. Dengan demikian hyaloclastite adalah batuan klastika gunungapi
yang seluruh komponen penyusunnya terdiri dari butiran gelas. Secara genesa hyaloclastite
terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi lelehan (non eksplosif) di dalam air (laut dalam),
akibatnya terjadi pendinginan yang sangat cepat dan fragmentasi sehingga mineral tidak
sempat mengkristal. Secara tekstur hyaloclastites dapat berupa breksi gunungapi atau
batupasir gunungapi berkomposisi gelas.
Aliran lava mempunyai tipe beragam, yakni aliran lava bongkah (blocky lava flows), aliran
lava aa’, aliran lava pahoe-hoe dan aliran lava bantal. Aliran lava bongkah adalah yang paling
umum di Indonesia dimana lavanya relatif kental berkomposisi basa, menengah sampai asam.
Aliran lava aa’ dan pahoe-hoe khas terdapat di Hawaii dimana selalu berkomposisi basal dan
encer. Aliran lava bantal mencirikan aliran lava yang terbentuk di lingkungan air (laut dalam)
dan es, umumnya berkomposisi basal.
Aliran lava bongkah dicirikan antara lain oleh:
1. Berbentuk bahan aliran, memanjang atau seperti kipas, tergantung bentuk bentang
alam awal yang dilaluinya. Bentuk memanjang sempit biasanya terjadi bila lava
mengalir di lembah sungai, sedang bentuk kipas bila melalui bentang alam relatif
datar. Dari bentuk geometri ini sering juga nampak struktur aliran.
2. Efek kontak hanya terjadi pada batuan yang ditindihnya, dapat berupa efek bakar atau
oksidasi.
3. Tekstur permukaan sangat kasar, berbongkah-bongkah dengan diameter mencapai 3 –
5 m, ke bawah membreksi sedang di bagian tengah tubuh lava berupa batuan beku
masif. Mendekati dasar aliran batuan beku ini kembali membreksi dan berbongkah
namun ukurannya lebih kecil dari yang ada di permukaan.
4. Bagian atas membentuk struktur berlubang, semakin encer dan basa bentuk lubang
menyerupai elip yang berguna untuk menunjukkan arah aliran. Apabila aliran lava
cukup tebal, di bagian tengah dapat terbentuk kekar kolom, sedang di bagian bawah
membentuk kekar lembar. Pada batuan gunungapi tua dimana bagian permukaan
aliran lava sudah mengalami erosi, maka identifikasi efek kontak, tekstur dan struktur
di bagian bawah menjadi sangat penting.
Aliran lava bantal dicirikan antara lain oleh:
1. Bentuk memanjang agak membulat, seperti bantal guling atau sosis, sekaligus
menunjukkan struktur aliran.
2. Di bagian permukaan tubuh aliran terdapat kulit kaca (glassy skin), sedang ke arah
tengah semakin banyak kristal, atau paling tidak bertekstur afanit.
3. Struktur rekahan dan aliran (ropy wrinkle) terdapat dipermukaan, sedang dari
penampang terlihat struktur konsentris dan rekahan radier.
4. Batuan umumnya berkomposisi basal, mungkin berasosiasi dengan hyaloclastites.
Tekstur Batuan Ekstrusif
Tekstur dalam batuan beku ekstrusif merupakan suatu kenampakan yang lebih
memperlihatkan hubungan antara massa mineral dan massa gelas yang membentuk
batuan ekstrusif ini. Karena proses pendinginan yang cepat, mineral-mineral yang terdapat
dalam batuan ekstrusif ini tidak sempat mengalami pengkristalan sempurna, sehingga mineral
yang terbentuk berukuran sangat kecil atau bahkan tidak sempat mengkristal dan hanya
membentuk gelas-gelas vulkanik.
1. Afanitik
Semua butir mineral sangat halus, tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.
Contoh : Tipe lava andesitic, Sumber : Geologic Explorations On Disk: Earth Science
2.Glassy
Batuan tersusun seluruhnya oleh gelas vulkanik (holohyalin) dikarenakan tidak sempatnya
mineral mengkristal yang disebabkan penurunan suhu yang cepat.
Struktur Batuan Ekstrusif
Struktur batuan beku merupakan bentuk batuan beku dalam skala besar (megaskopik). Telah
dijelaskan karena batuan ekstrusif terbentuk pada permukaan bumi, maka akan terjadi
perbedaan suhu yang cukup tinggi pada saat proses pembekuannya sehingga mineral-mineral
yang ada hanya dapat membentuk kristal yang sangat halus atau bahkan tidak sempat
mengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas vulkanik.
1. Masif / padat
Dalam batuan beku tidak terdapat lubang-lubang
Contoh : Obsidian, struktur masif
2. Vesicular
Jika pada batan beku terdapat lubang lubang yangsejajar yang terbentuk akibat keluarnya gas-
gas pada saat proses pembekuan
Contoh : lava pembentuk struktur vesicular
3. Scoriaceous
Jika pada batuan beku terdapat lubang-lubang yang tidak teratur.
Contoh : struktur skoriaan
4.Amygdaloidal
Jika pada batuan beku terdapat lubang lubang yang kemudian terisi oleh mineral mineral
sekunder atau yang biasa disebut dengan Amygdule.
Contoh: struktur amygdule
5. Flow-structure
Jika pada batuan beku telihat adanya kesejajaran mineral mineral yang menunjukkan srtuktur
aliran.
Contoh : flow structure dan penyebabnya
6.Pumoceous
Apabila dalam suatu batuan beku terdapat lubang-lubang halus dan banyak serta berbentuk
silinder maka batuan tersebut dapat dikatakan memiliki struktur pumiceous.
Batuan ekstrusif mengalami dua proses yaitu
1.Meletus yang hasilnya itu berupa bom, lapili,abu,block gunung api,
2.Meleleh yang hasilnya berupa kubah,lava,aliran lava
Hasil dari batuan beku yang mengalami letusan yaitu
1. Bom Gunung Api
Bom adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih besar dari
64mm. Daerah ini sebagian atau semuanya berujud plastic pada waktu tererupsi. Beberapa
bomb mempunyai ukuran yang sangat besar.
2. Block Gunung Api
Block Gunung Api merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi
eksplosive dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu dengan ukuran lebih besar
dari 64 mm. Block-block ini selalu menyudut bentuknya atau equidimensional.
3. Lapili
Lapili berasal bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi eksplosif gunung api
yang berukuruan 2mm – 64mm. Selain dari fragmen batuan , kadang-kadang terdiri dari
mineral – mineral augti, olivine, plagioklas.
4. Debu Gunung Api
Debu gunung api adalah batuan piroklastik yang berukuran 2mm- 1/256mm yang
dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi eksplosif. Namun ada juga debu
gunung berapi yang terjadi karena proses penggesekan pada waktu erupsi gunung api. Debu
gunung api masih dalam keadaan belum terkonsolidasi,
( Endarto, Danang, 2005 )
• Endapan Piroklastik yang Terkonsolidasi (consolidated)
1. Breksi piroklastik
Breksi piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block – block gunung api yang telah
mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 % serta mengandung lebih kurang 25 % lapili
dan abu.
2. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material – material dengan
kandungan yang didominasi oleh bomb gunung api dimana kandungan lapili dan abu kurang
dari 25 %
3. Batu lapili
Batu lapili adalah batuan yang dominant terdiri dari fragmen lapili dengan ukuran 2 – 64 mm
4. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi, dengan kandungan
abu mencapai 75 %.
Macamnya : tuff lapili, tuff aglomerat, tuff breksi piroklastik
( Endarto, Danang, 2005 )
• Endapan Piroklastik Jatuhan
1. Endapan Jatuhan (Pyroclastic Fall)
Endapan piroklastik jatuhan yaitu onggokan piroklastik yang diendapkan melalui udara .
Endapan ini umumnya akan berlapis baik, dan pada lapisannya akan memperlihatkan struktur
butiran bersusun. Endapan ini meliputi aglomerat, breksi, piroklastik, tuff dan lapili
2. Endapan Aliran ( Pyroclastic Flow)
Endapan piroklastik aliran yaitu material hasil langsung dari pusat erupsi, kemudian
teronggokan di suatu tempat. Hal ini meliputi hot avalanche, glowing avalanche, lava
collapse ,hot ashes avalanche.
Aliran umumnya berlangsung pada suhu tinggi antara 500°-650°C dan temperaturnya
cenderung menurun selama pengalirannya. Penyebaran pada bentuk endapan sangat
dipengaruhi oleh morfologi, sebab sifat-sifat endapan tersebut adalah menutup dan mengisi
cekungan. Bagian bawah menampakkan morfologi asal dan bagian atasnya datar.
3. Endapan Surge (Pyroclastic Surge)
Endapan piroklsatik surge merupakan suatu awan campuran dari bahan padat dan gas (uap
air) yang mempunyai rapat massa rendah dan bergerak dengan kecepatan tinggi secara
trubulensi di atas permukaan. Umumnya endapan piroklastik surge mempunyai pemilahan
yang baik, berbutir halus dan berlapis baik. Endapan ini mempunyai strutur pengendapan
primer seperti laminasi dan perlapisan bergelombang hingga planar. Yang paling khas dari
endapan ini adalah mempunyai struktur silang siur, melensa dan bersudaut kecil . Endapan
surge umumnya kaya akan keratan batuan kristal.
Daftar Pustaka
http://harizonaauliarahman.blogspot.com/2010/01/150-lagu-indonesia-terbaik-sepanjang.html
http://medlinkup.wordpress.com/2010/11/18/batuan-beku/
http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/batuan-ekstrusif.html
http://wingmanarrows.wordpress.com/2012/05/26/petrografi-bab-v-petrografi-batuan-beku/
http://tugasbuatblogs.blogspot.com/2012/11/petrologi-batuan-beku.html
http://pillowlava.wordpress.com/geology/mineralisasi/
http://fans-fc.blogspot.com/2012/12/bentuk-tubuh-batuan-beku-dalam-instrusif.html
http://fans-fc.blogspot.com/2012/12/petrologi-batuan-beku-dan-piroklastik.html
http://geo-student.blogspot.com/2012/12/batuan-beku-intermediet-plutonik.html
http://3emjata.blogspot.com/2010/11/petrologi-batuan-beku.html
http://teachgeograf.blogspot.com/2012/05/makalah-batuan-beku.html