struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

47
STRUKTUR BATUAN SEDIMEN Dari pembahasan mengenai batuan sediment, kita akan mendapat banyak istilah, terutama tentang struktur sedimen diantaranya: 1. Ripple Mark Ripple mark merupakan salah satu struktur sedimen yang terbentuk akibat aktivitas erosional. Pengertian ripple itu sendiri adalah suatu bentukan struktur yang menunjukkan adanya undulasi berjarak teratur pada permukaan pasir atau pada permukaan perlapisan batupasir. Perkembangan dari struktur ini adalah cross lamination, yang merupakan pola struktur laminasi internal yang berkembang saat migrasi dari struktur ripple. Pembentukan struktur ripple ini berasal dari adanya suatu arus, misalnya arus angin yang membawa material-material pasir sebagai material transport kemudian dengan mekanisme pergerakan arus yang khas mengendapkan material transport tadi pada front side-suatu- ripple. Intinya Ripple mark berbentuk gelombang karena disebabkan oleh arus. Ripple mark dapat dipergunakan dalam penentuan arah arus dan penentuan top and bottom. Gambar: Kenampakan Ripple Mark di alam (klik gambar untuk lebih jelasnya) 2. Cross Bedding Dalam geologi, cross-bedding cenderung mengacu pada struktur sedimen di unit horizontal batu. Struktur miring ini adalah

Upload: hamanda-tiara-emanuella

Post on 04-Jan-2016

364 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

STRUKTUR BATUAN SEDIMENDari pembahasan mengenai batuan sediment, kita akan mendapat banyak istilah, terutama tentang struktur sedimen diantaranya:

1. Ripple Mark

Ripple mark merupakan salah satu struktur sedimen yang terbentuk akibat aktivitas erosional. Pengertian ripple itu sendiri adalah suatu bentukan struktur yang menunjukkan adanya undulasi berjarak teratur pada permukaan pasir atau pada permukaan perlapisan batupasir. Perkembangan dari struktur ini adalah cross lamination, yang merupakan pola struktur laminasi internal yang berkembang saat migrasi dari struktur ripple.

Pembentukan struktur ripple ini berasal dari adanya suatu arus, misalnya arus angin yang membawa material-material pasir sebagai material transport kemudian dengan mekanisme pergerakan arus yang khas mengendapkan material transport tadi pada front side-suatu-ripple. Intinya Ripple mark berbentuk gelombang karena disebabkan oleh arus.

Ripple mark dapat dipergunakan dalam penentuan arah arus dan penentuan top and bottom.

Gambar: Kenampakan Ripple Mark di alam (klik gambar untuk lebih jelasnya)

2. Cross Bedding

Dalam geologi, cross-bedding cenderung mengacu pada struktur sedimen di unit horizontal batu. Struktur miring ini adalah merupakan deposito dari bedforms seperti riak dan bukit pasir, dan mereka menunjukkan bahwa lingkungan depositional berisi fluida yang mengalir (biasanya, air atau angin). Singkatnya Cross Bedding (Current Bedding) dapat diartikan dengan perlapisan/batuan saling potong memotong satu dengan yang lainnya.

Cross Bedding dapat dibagi 2 bentuk yaitu planar dan wavy cross bedding. Planar cross bedding memiliki bentuk relative seperti garis, sedangkan wavy cross bedding berbentuk seperti kurva. Dapat dilihat pada gambar:

Gambar: Beberapa kenampakan struktur Cross Bedding di alam (klik gambar untuk lebih jelasnya)

Page 2: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

3. Graded Bedding

Graded Bedding merupakan struktur sedimen yang terbentuk bila butiran butiran dalam tubuh batuan sedimen berubah secara gradual, samakin menghalus atau semakin mengkasar. Pettijohn (1957) menggambarkan dua tipe pokok gradasi. Tipe pertama yaitu tidak terdapat butiran halus pada bagian bawah gradasi . Sedangkan tipe kedua yaitu butiran-halus-terdapat-pada-seluruh-gradasi-. (Pettijohn,1957 )

Struktur ini berguna dalam penentuan top and bottom suatu batuan dimana pada umumnya pada gradasi normal, butiran yang berukuran lebih besar akan terendapkan terlebih dulu, sehingga bagian bottom memiliki ukuran butiran yang cenderung lebih besar.

Struktur graded bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana butiran makin ke atas makin halus. Secara genesa, graded bedding oleh arus turbid juga terjadi oleh selain oleh kerja suspensi juga disebabkan oleh pengaruh arus turbulensi.

Penggolongan Bedding Menurut Ketebalan (Mc Kee and Weir, 1985)

Ukuran Bedding (cm) Nama Bedding

>100 very thick bedded

30-100 thick bedded

10-30 medium bedded

3,0-10 thin bedded

1,0-3,0 very thin bedded

0,3-1,0 thick laminated

<0,3 thin laminated

4. Load Cast

Load Cast merupakan lekukan yang timbul pada permukaan lapisan akibat beban yang ada diatasnya atau dapat diartikan sebuah ketidakteraturan di dasar sebuah lapisan atasnya, biasanya batu pasir, sedang yang menjadi lapisan dasar biasanya shale atau tanah liat.

5. Convolute Bedding

Merupakan liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi. Struktur ini merupakan struktur yang paling tidak terstruktur dikarenakan energi gelombang yang bolak-balik dan tidak menentu sehingga menghasilkan alur sedimentasi yang susah di prediksi.

Page 3: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Dari no.1-5 diatas merupakan contoh-contoh struktur sediment, sedangkan no. 6-10 dibawah ini merupakan contoh batuan sedimen dan fungsinya.

Page 4: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina angina serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sediment merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi karean proses diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.

Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini dapat merupakan kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan lapisan di atas atau proses sedimentasi yaitu perekatan bahan-bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia misalnya larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen terbentuk di dalam samudera. Bebrapa zat ini mengendap secara langsung oleh reaksi-reaksi kimia misalnya garam (CaSO4.nH2O). adapula yang diendapkan dengan pertolongan jasad-jasad, baik tumbuhan maupun hewan.

Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu sifat yang sama yaitu pembentukkan dari larutan-larutan. Disamping sedimen-sedimen di atas, adapula sejenis batuan sejenis batuan endapan yang sebagian besar mengandung bahan-bahan tidak larut, misalnya endapan puing pada lereng pegunungan-pegunungan sebagai hasil penghancuran batuan-batuan yang diserang oleh pelapukan, penyinaran matahari, ataupun kikisan angin. Batuan yang demikian disebut eluvium dan alluvium jika dihanyutkan oleh air, sifat utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapisdan pada awalnya diendapkan secara mendatar.

Lapisan-lapisan ini tebalnya berbeda-beda dari beberapa centimeter sampai beberapa meter. Di dekat muara sungai endapan-endapan itu pada umunya tebal, sedang semakin maju ke arah laut endapan-endapan ini akan menjadi tipis(membaji) dan akhirnya hilang. Di dekat pantai, endapan-endapan itu biasanya merupakan butir-butir besar sedangkan ke arah laut kita temukan butir yang lebih halus lagi.ternyata lapisan-lapisan dalam sedimen itu disebabkan oleh beda butir

Page 5: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

batuan yang diendapkan. Biasanya di dekat pantai akan ditemukan batupasir, lebih ke arah laut batupasir ini berganti dengan batulempung, dan lebih dalam lagi terjadi pembentukkan batugamping(Katili dan Marks).

Page 6: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

SKALA WENWORTHSkala Wentworth (oleh Uden Wentworth tahun 1922) digunakan dalam pengklasifikasian batuan sedimen khususnya batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran butir-butir penyusun batuan.

Page 7: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN

Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi

tentang suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka

kita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika

dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan

biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :

A. Warna

B. Tekstur

C. Struktur

D. Komposisi mineral pembentuk batuan

 

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan yang

sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun

organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi

dan mengalami pembatuan.

 

A. Warna

Beberapa ciri warna mineral yang penting pada batuan

sedimen :

- kwarsa                    : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak

memiliki belahan.

- mika                        : apabila berwarna putih diberi nama

muskovit, bila berwarna                                        hitam diberi nama

biotit, keduanya dicirikan adanya belahan                            seperti

lembaran-lembaran.

Page 8: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

- feldspar                  : apabila berwarna merah daging diberi

nama ortoklas                                                   (bidang belah tegak

lurus/ 90°), bila berwarna putih

abu-                                             abu diberi nama plagioklas

(belahan kristal kembar).

- karbonat               : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan

dolomit, ciri utama                                         mineral karbonat ini

adalah bereaksi dengan HCl.

- lempung                : bila berwarna putih berkilap tanah

disebut kaolin yang  merupakan hasil pelapukan

feldspar,  dan bila berwarna kelabu disebut illit yang

merupakan hasil pelapukan muskovit.

 

B. Tekstur

            Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan

ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur

batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang

terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.

Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen :

1.        Tekstur klastik : jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan

hasil rombakan material-material yang telah ada sebelumnya.

Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen klastik

adalah ukuran dan bentuk butir. Untuk ukuran butir digunakan

skala W. Wentworth sebagai berikut :

Nama batuan Ukuran butir (mm)

Boulder (bongkah) > 256

Cobble (brangkal) 64 - 256

Page 9: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Pebble (kerakal) 4 – 64

Granule (kerikil) 2 – 4

Sand (pasir) 1/16 – 2

Silt (lanau) 1/256 – 1/16

Clay (lempung) < 1/256

Agar lebih mudah melakukan pengukuran ukuran butir, maka

digunakan alat pembanding ukuran butir batuan (komparator).

 

                                          

                 Contoh komparator

 

Bentuk butir dibagi dua, yaitu : membulat (rounded) dan meruncing

(angular). Bentuk butir akan mempengaruhi penamaan batuan

apabila berukuran lebih besar dari 2 mm.

Page 10: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

 

 

 

2.       Tekstur non-klastik : ciri khas dari tekstur non-klastik adalah

adanya kristal-kristal yang saling menjari, tidak ruang pori-pori

antarbutir, dan umumnya adalah memiliki satu mineral saja

(monomineralik) dan merupakan hasil aktivitas kimiawi, termasuk

biokimia.

Jenis butir Ukuran (mm)

kasar > 5

sedang 1 – 5

halus < 1

 

Page 11: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

                          

                   Tekstur

klastik                                                         Tekstur non-klastik                                                        (Sumber foto: Andri SSM)

 

C.  STRUKTUR

            Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian

batuan yang berbeda.

Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen  lebih

bergantung pada hubungan antar butir yang mengontrol dari

teksturnya, antara lain dibedakan menjadi 3 macam :

1.        Berlapis : bila ketebalan batuan lebih besar dari 1 cm

disebut lapisan  dan bila lebih kecil dari 1 cm disebut laminasi.

2.       Berdegradasi : bila butiran dalam batuan semakin halus dari

bagian atas sampai bawah

3.       Silang-siur : bila satu seri perlapisan saling memotong dalam

tubuh batuan

D. Komposisi Mineral pembentuk batuan

Page 12: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen , antara

lain : kwarsa, mika, karbonat,mineral lempung.

Page 13: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

1. KONGLOMERAT

Ciri-ciri :

• Berwarna kelabu keputihan

• Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan,

tidak mengkilap, kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan

tidak rata, berat.

Genesa :

Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses

sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan

bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada

ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat &

dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi

yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar

biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.

Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan

dengan ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi

batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas

air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai

ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen-

fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat

yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-

fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan

atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang

heterogen menjadikan berwarna-warni. Konglomerat umumnya

diendapkan pada air dangkal.

Kegunaan :

Page 14: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Digunakan Sebagai pondasi bangunan.

Page 15: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

2. ZEOLIT

Zeolit Terbagi Menjadi 2 Macam yaitu :

1. Zeolit Alam

2. Zeolit Sintesis

Genesa :

1. Zeolit Alam :

Zeolit Alam ditemukan dlm batuan sedimen vulkanik, batuan piroklastik.

Ada 3 tipe :

a. Zeolit terbentuk dr aktivitas magma

akibat proses hydrothermal, mineral silikat mjd zeolit. Pada daerah ini terbentuk heulandit, leumantit dan analism. Daerah yg jauh terbentuk : mordenit dan klinoptilotit.

b. Proses sedimentasi

ada 3 lingkungan pengendapan : danau air asin, danau air tawar dan marine. Bahan Zeolit bereaksi dgn air membentuk zeolit

c. Proses metamorfosa

bahan pembentuk bereaksi dgn alumunium pd Tekanan tinggi. Mineral yg terbentuk : heulandit, mordenit, analism dan klinoptilolit.

2. Zeolit Sintesis :

Natrium aluminat, natrium silikat, natrium hidroksida, kalium hidroksida, dibentuk gel, dikristalkan pd T –200C melalui proses depolemirisasi

Sifat Fisik Kimia

- Warna : cerah kuning, merah, hijau, coklat, putih, abu-abu

Page 16: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

- BJ : 2 - 2,4 - kekerasan : 3 - 4 skala mosh

- Kilap : tanah, opaque

- Kristal : monoklin

Komposisi Mineral

Analism : Na16(AlO2)16(SiO2)32 16 H2O

Modernit : Na8(AlO2)8(SiO2)40 24H2O

Klinoptilolit: Na6(AlO2)6(SiO2)30 24H2O

Kabasit: (Na2Ca)6 (Al12Si24O72) 40H2O

Heulandit: (Ca4)(Al8Si28O72) 24H2O

Penambangan

tambang terbuka : linggis, ganco, cangkul, bulldozer, power shovel, dragline

Pengolahan :

Pemisahan dr kotoran, peremukan, penggilingan, pengeringan, pengaktifan

Tempat terdapatnya :

Jabar : Gunung Cereme, jampang, bayah, malimping

Jateng : Gunung muria, ajibarang, bumiayu, luk ulo

Jatim : Gunung sidomulyo tulungagung, trenggalek, pacitan

Sumsel : Muaraenim

Lampung : danidar, baturaja

Kalbar : sanggau

Kalteng : siberung

Page 17: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Kegunaan :

Umum :

1. Bidang pertanian: menetralkan tanah asam, penyerap pupuk

2. Bidang peternakan: camp pakan ternak utk meningkatkan kualitas telur

3. Bidang perikanan: penyerap ammonia yg dikeluarkan ikan melalui kotoran

4. Bidang bangunan: camp beton, kerikil ringan, batubata ringan.

5. Bidang Industri: penjernih minyak, penyerap warna, filter industri kertas, panel energi matahari

6. Bidang Lingkungan: penghilang/penyerap bau ion Ca2+, gas N2, O2, CO2 dr asap kendaraan, Tambang dalam.

Khusus :

1. Untuk Pengolahan Limbah Air

limbah hrs dicek warna, bau, padatan terapung, BOD, pH, logam, yg mana semuanya dpt diserap oleh zeolit dgn mengaktifkan terlebih dahulu

2. Rock Wool

RW adalah bahan insulator panas dgn bhn baku zeolit, Bahan Galian Gamping, dolomit, perlit, pasir kuarsa, terak timah, tembaga.

3. Zeolit untuk Batako

Dilakukan kalsinasi terhadap zeolit 850 C dan Bahan Galian Gamping, kmd dicampur dgn perbandingan 4 : 1. Cetak dgn ukuran 5 x 5 x 5 cm, dilembabkan selama 3 hari dan rendam 11-28 hari.

4. Zeolit bhn pembuat keramik

- campur bahan uk –200 mesh 58% zeolit , 20% kaolin, 12% kuarsa, 8% air, 2% bhn lain

- bentuk badan dgn tangan/cetak/ tekan

- angin-anginkan kmd panaskan 1000C

Page 18: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

- diglasir agar indah dan kuat dgn cara dikuas, semprot maupun dicelup

5.Zeolit sebagai Galian Katalis Perengkah

- Zeolit dimurnikan (cuci dgn air disaring, dikeringkan pd 100C)

- Zeolit diaktifkan dgn menambah H2SO4 konsentrasi 0,2 N, %S = 12,5 %, kmd dipanaskan 200 C selama 15-30 menit. Aduk selama 45 menit, cuci dgn air, panaskan 130 C selama 2-3 jam.

XCH3OH ---> (CH2)x + xH2O

(Methanol) (bensin)

Reaksi berlangsung pada 360 - 410 C dan P 300 psi. Keaktifan katalisator 99%. Zeolit aktif menyebabkan interaksi molekul methanol dgn zeolit, menyebabkan pecahnya hydrocarbon membentuk molekul bebas, mk methanol berubah mjd bensin.

Page 19: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

3. BATU BARA

Termasuk kedalam jenis batuan sedimen batubara. Batu bara merupakan batuan sedimen nonklastik yang tersusun atas senyawa karbon, batu bara dibentuk dari tumbuhan purba yang mengalami dekomposis dan terkubur dalam lapisan sedimen selama jutaan tahun lamanya dalam periode carboniferous (260 – 350 juta tahun lalu) semakin banyak lapisan yang terbentuk, maka lapisan ini akan tertimbun oleh lapisan diatasnya dan mengalami peningkatan suhu dan berat dan bahan organic yang ada, setelah jutaan tahun, kondisi fisik ini menyebabkan batu bara terbentuk dari karbon, hydrogen, oksigen, sulfur, nitrogen, dan mineral anorganik lain dari tumbuhan. Batu bara yang terbentuk pada suatu lapisan disebut “seams”. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan unsure karbon,oksigen, air dan tingkat perkembangannya. Contohnya peat, lignit, bituminous coal, anthracite.

Beberapa jenis batu bara :

Peat : Padat dan sebagian terdiri dari hasil penguraian material organik. Mengandung 50 %

Lignite : Berwarna coklat atau abu-abu, rapuh dan kebanyakan tidak murni, masih memperlihatkan potongan-potongan tumbuhan/kayu. Mengandung 80% karbon

Bituminous : Hitam dengan beberapa kumpulan. Beberapa kumpulan bersinar sedangkan yang lain tidak. Kumpulan-kumpulan ini menunjukkan beberapa macam material tumbuhan dalam proses yang berbeda-beda yang dapat dilihat dengan mikroskop. Mengandung 90% karbon.

Anthracite : Fase tertinggi dalam batu bara. Mengandung 95% karbon

Pembentukan batu bara

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:

Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.

Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

Page 20: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

4. BATU GAMPINGBatu gamping merupakan batuan sedimen karbonat yang terdapat di alam. Umumnya terdiri dari kalsit, beberapa mempunyai imparities atau variasi bagus bahkan keduanya dalam penampakkannya. Beberapa baugamping yang berbentuk butiran halus mungkin terbentuk secara presipitasi kimia dengan batuan banyak atu sedikit organisme kecil, beberapa sedimen pada dasar laut kemungkinan tersingkap di lapisan awal pada formasi batugamping ukuran halus. Tampak luar bahan tambang batu gamping berwarna putih, putih kekuningan, abu-abu hingga hitam. Berdasarkan determinasi bahan tambang batu gamping merupakan salah satu bahan galian industri yang potensinya sangat besar. Cadangan batu gamping di seluruh Indonesia diperkirakan lebih dari 28 milyar ton yang tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia, salah satu lokasi depositnya yang cukup besar adalah di Tasikmalaya bagian Selatan.

Semua batuan terdiri dari garam karbonat, dalam prakteknya ialah terutama gamping (limestone) dan dolomit. Kata karbonat dewasa ini lebih sering dipakai dalam industri minyak bumi. Karbonat mempunyai keistimewaan dalam cara pembentukkannya, yaitu hanya dari larutan, praktis tak ada sebagai detritus daratan. Pembentukan secara kimiawi, tetapi yang penting terbentuknya klastik sebagai fragmentasi atau pengendapan menyerupai detritus.

Komposisi Kimia dan Mineral

Tidak memperlihatkan lingkungan pengendapan, penting sebagai derajat diagenesa rekristalisasi dan kalsium karbonat, yaitu :

Aragonit : CaCO3 (Ortorombik)

Bentuk yang paling tidak stabil, sering dalam serabut. Jarum-jarum aragonit biasanya diendapkan kimiawi, dari presipitasi langsung dari air laut. Diagenesanya berubah menjadi klasit, juga organisme mebuat rumah (test) dari aragonit seperti moluska.

Kalsit : CaCO3 (Heksagonal)

Mineral ini lebih stabil, dan biasanya merupakan hablur yang baik. Terdapat sebagai rekristalisasi dari aragonit, sering merupakan cavity filling atau semen, dalam bentuk kristal-kristal yang jelas. Kebanyakan gamping terdiri dari kalsit.

Page 21: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Dolomit : CaMg (CO3)2

Juga merupakan mineral penting, terutama sebagai batuan reservoir, kristal sama dengan kalsit berbedanya pada bidang refraksi dari kalsit. Terjadi secara primer (precipitasi. langsung dari air laut), tetapi kebanyakan hasil dolomotisasi dari kalsit.

Hiqh Magnesium Kalsit : MgCO3

Larutan padat dari MgCO3 dalam kalsit, tak begitu banyak terdapat, sering merupakan batuan batu gamping dolomit.

Magnesti : MgCO3

Biasanya berasosiasi dengan evaporit.

Tipe-tipe Gamping Utama

Ini berdasarkan kenampakan di lapangan, dapat dibagi menjadi :

a. Tipe Gamping Kerangka

Tipe gamping ini terdapat paling banyak dalam Tersier di Indonesia, tipe ini sering membentuk terjal pada singkapan, masif tak berlapis atau perlapisan buruk yang hanya kelihatan dari jauh.

Komponen utama dari batuan ini suatu kerangka yang utuh seperti dalam keadaan aslinya. Bentuk serta jaringan kerangka tergantung dari jenis organisme yang membentuknya. Endapan gamping kerangka di klasifikasi menurut unsur-unsur fauna atau flora yang bertanggung jawab atas pembentukannya. Terumbu (reef) misalnya didasarkan atas tipe organisme yang membentuk kerangka. Jika unsur-unsur fauna atau flora tak dapat diidentifikasikan secara positif pada tingkatan spesies, maka istilah-istilah umum seperti gamping alga koral (koral-ganggang) atau gamping kerangka moluska. Pada umumnya ganggang merupakan penyekat pengikat atau mengisi dari kerangka organisme, merupakan suatu bangunan yang kukuh, dan tahan gelombang. Sering berupa kerak dan mempunyai struktur berlaminasi halus yang bergelombang.

Komponen lainnya biasa terdapat ialah bioclast ataupun fragmen-fragmen dapat ikut terikorporasi di dalamnya.Komponen yang penting seperti foraminifera terutama foram besar, moluska sering terdapat kadang-kadang merupakan kerangka tersendiri. Bentuk geometri

Page 22: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

endapan gamping kerangka sering membentuk onggokan-onggokan terumbu, biohern dan sebagainya. Sedangkan asal batu gamping tersebut dapat dari reef, bank, ataupun atol.

b. Tipe Gamping Klastik

Batuan ini masih dapat dibagi lagi menjadi, bioklastik, interclast/fragmeter dan klastik non fragmeter. Berdasarkan besar butirnya batuan ini terbagi menjadi :

Lebih besar dari 2 mm, terdiri dari cangkang-cangkang/kerangka, disebut Cocquina jika terdiri dari moluska dan fragmen koral.

Lebih dari 0,25 mm, sukar untuk membedakan partikel-partikel pembentuk, maka sering digunakan istilah seperti, mikrograined atau mikrogranular. Jika sudah tidak dapat diidentifikasi, maka istilah-istilah yang biasa dipergunakan adalah kalkarinit terutama jika tekstur jelas menyerupai pasir, granular limestone, clastic limestone dan fragmental limestone.

c. Tipe Gamping Afanitik

Terdiri dari butir-butir lebih kecil dari 0,005 mm, tidak dapat diketahui apakah terdiri dari fragmen-fragmen halus (pecahan gamping) atau kristal-kristal halus. Beberapa nama untuk istilah batuan ini adalah micrite, mudstone, calciluite, lihographic, dan sublithographikc.

Batuan ini memiliki beberapa cara terbentuknya, seperti yang pertama penggerusan gamping yang telah ada. Misalnya penghancuran terumbu oleh gelombang. Kedua dari pengendapan langsung secara kimiawi dari air laut yang telah kelewat jenuh akan CaCO3 sebagai jarum-jarum aragonit. Dan ketiga dari pengendapan dengan batuan ganggang hijau (chlorophycae) sebagai jarum-jarum aragonit.

Lingkungan pembentukan batu gamping ini yaitu diendapkan di daerah dangkal yang terlindung lagoon di belakang terumbu, penguapan yang kuat dan dengan batuan ganggang. Biasanya kaya akan zat organis dan diacak-acak oleh binatang, sehingga tidak memperlihatkan perlapisan.

d. Tipe Gamping Kristalin

Gamping kristalin kasar tidak dibentuk secara langsung dari endapan, tetapi biasanya dari hasil rekristalisasi dari gamping yang lain, dan gamping klastik ataupun gamping terumbu maupun afanitik. Proses ini terjadi pada diagenesa dapat disebut neomorphosme. Gamping kristalin kasar mungkin juga diendapkan secara langsung dalam asosiasi dengan pengendapan evaporit.

Page 23: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Dolomit biasanya terdapat selalu secara kristalin, berbentuk anhedral, bertekstur mosaik dan sukrosik.

Cara terbentuknya batuan ini, terbagi menjadi tiga yaitu pertama pengendapan langsung dalam supratidal atau evaporit. Kedua pengendapan dalam pori-pori gamping klastik di daerah supratidal, sebagai hablur kemudian partikel kalsit terlarut. Ketiga proses ubahan (replacement) suatu terumbu yang terangkat ke daerah supratidal dengan proses seepage reflux.

Pada pembentukan dolomit harus memenuhi syarat dimana konsentrasi Mg/Ca ratio = 5 : 1, sehingga diperlukan penguapan yang luar biasa. Hal ini dapat terjadi di daerah gurun atau daerah tropis yang kering.

Page 24: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

5. BATU PASIR

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Batu pasir termasuk dalam batuan sediment klastik. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.

QUARTZ SANDSTONE

Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.

Gambar: Quartz Snadstone

ARKOSE

Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.

Gambar: Arkose

GRAYWACKE

Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.

Gambar: Graywacke Sandstone

Manfaat batu pasir diantaranya ialah sebagi berikut:

Industri gelas kaca: Batu pasir kuarts mengandung senyawa silika yang merupakan oksida pembentuk gelas.

Industri Semen: Sebagai pengontrol kandungan silika dalam semen yang akan dihasilkan.

Industri Keramik: Bahan baku pembuatan tegel mosaik/ email.

Page 25: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Industri gerinda: Sebagai pengamplas.

Industri pengecatan logam: Bahan baku pasir cetak dan sebagai bahan penghilang karat dalam industri logam.

Page 26: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

6. GIPSUM

Kata gipsum berasal dari kata kerja dalam bahasa Yunani μαγειρεύω, yang artinya memasak. Disebut memasak karena di daerah Montmartre, Paris, pada beberapa abad yang lalu orang-orangnya membakar gipsum untuk berbagai keperluan, dan material tersebut kemudian disebat dengan plester dari Paris. Orang-orang di daerah ini juga menggunakan gipsum sebagai krim untuk kaki, sampo, dan sebagai produk perawatan rambut lainnya. Karena gipsum merupakan mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gipsum jarang ditemui dalam bentuk butiran atau pasir. Tetapi ada suatu kejadian unik di White Sands National Monument, di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat, terdapat 710 km² pasir gipsum putih yang cukup sebagai bahan baku untuk industri drywall selama 1000 tahun. Kristal gipsum terbesar dengan panjang lebih dari 10 meter pernah ditemukan di Naica, Chihuihua, Mexico. Gipsum banyak ditemukan di berbagai daerah di dunia, yaitu Jamaika, Iran, Thailand, Spanyol (penghasil gipsum terbesar di Eropa), Jerman, Italia, Inggris, Irlandia, Manitoba, Ontario, Canada, New York, Michigan, Indiana, Texas, Iowa, Kansas, Oklahoma, Arizona, New Mexico, Colorado, Utah, Nevada, Paris, California, New South Wales, Kalimantan, dan Jawa Barat.

Gipsum dari New South Wales, Australia

Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit (CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit.

Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gipsum batuan, gipsit alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua-gua kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batu gamping.

Pembentukan

Page 27: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi pada zaman Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang yang berasal dari gunung api.

Deskripsi

Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal gipsnya masuk ke dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 – 2. Berat jenis gipsum antara 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0 °C yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada 40 °C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi. Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 66o sampai dengan 114o dan belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap sutra hingga kilap lilin, tergantung dari jenisnya. Gores gipsum berwarna putih, memiliki derajat ketransparanan dari jenis transparan hingga translucent, serta memiliki sifat menolak magnet atau disebut diamagnetit.

Kegunaan

Gipsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gipsum yaitu

Drywall

Bahan perekat.

Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gipsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaister, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.

Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.

Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu menjadi langka pada Zaman Perunggu, gipsum digunakan sebagai bahan bangunan.

Page 28: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Sebagai pengental tofu karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal.

Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan

Untuk bahan baku kapur tulis

Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen

Sebagai indikator pada tanah dan air

Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao.

Page 29: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

7. CLAY

Komposisi dasar shale adalah mineral clay. Tipe clay yang sering terdapat dalam formasi hidrokarbon, yaitu : Montmorillonite, Illite dan Kaolinite. Montmorillonite terdiri dari 3 lapisan struktur, dimana dua lapisannya adalah Si4O10, kandungan O2 dalam ikatan tersebut tidak dapat dipisahkan secara langsung. Lapisan montmorillonite diikat bersama-sama oleh aluminium hidroksil pada keadaan tetap dimana aluminium dikelilingi oleh empat O2 dan dua hidroksil. Karakteristik dari montmorillonite air yang terdapat dalam pola. Pola montmorillonite adalah mengembang. Tingkat swelling-nya lebih tinggi jika dibandingkan dengan clay yang lain. Clay ini memperkecil dengan harga yang lebih besar daripada clay yang lain. Komposisi kimianya (OH)4.Al4Si8O20.H2O, sedangkan rumus oksidanya adalah 3H2O.2Al2O3.8SiO2.

Illite merupakan kandungan yang umum dan penting dalam clay dan shale, yang mempunyai pola dasar seperti montmorillonite kecuali ion K yang menempati posisi antara pola lapisan. Illite lebih kompleks dari montmorillonite dan kaolinite. Pada dasarnya illite adalah clay dalam ukuran muscovite. Illite dikategorikan sebagai clay non swelling walaupun sedikit mengabsorbsi air.

Kaolinite terdiri dari dua lapisan struktur. Yang satu terbentuk dari SiOP4 dan yang lain terbentuk dari aluminium hidroksil. Pengganti silika atau aluminium oleh elemen yang lain tidak diperlukan. Sehingga hasil analisa kaolinite mendekati ikatan kimia (OH)8Al4Si4O10 dan ikatan oksidanya adalah 4H2O.2Al2O3.4SiO2. Kaolinite relatif tidak mengembang bila kena air.

Batu lempung biasanya tidak dianggap sebagai batuan reservoir karena porositas dan permeabilitasnya kecil tetapi di beberapa tempat batu lempung dapat menghasilkan minyak atau gas. Pada umumnya unsur penyusun batuan shale terdiri dari kurang lebih 58 % silicon dioxide (SiO2), 15 % alumunium oxide (Al2O3), 6 % iron oxide (FeO) dan Fe2O3, 2 % magnesium oxide (MgO), 3 % calcium oxide (CaO), 3 % potassium oxide (K2O), 1 % sodium oxide (Na2O), dan 5 % air (H2O). Sisanya adalah metal oxide dan anion, seperti terlihat pada Tabel A.

Page 30: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Tabel A

Komposisi Kimia Shale

(Pettijohn, F. J., “Sedimentary Rock”, 1957)

Dalam keadaan normal shale mengandung sejumlah besar quartz, silt, bahkan jumlah ini dapat mencapai 60 %. Tetapi dalam keadaan tertentu shale bisa mengandung silika dengan kandungan tinggi yang bukan berasal dari kandungan silt. Kebanyakan kandungan silika yang berlebihan tersebut didapatkan dalam bentuk crystalline quartz yang sangat halus, chalcedony atau opal. Beberapa kemungkinan dari keadaan ini adalah hasil dari sejumlah besar diatom atau abu vulkanik didalam lingkungan pengendapan. Beberapa silika merupakan unsur tambahan yang mungkin berasal dari proses alterasi kimia dari mineral-mineral utama silika.

Shale yang kaya akan besi berisi lebih banyak pyrite atau siderite, atau silikat besi, yang kesemuanya itu secara tidak langsung menunjukkan bahwa pada kondisi lingkungan pengendapan asalnya tidak terjadi penurunan atau bahkan kekurangan unsur alumina.

Kandungan potash hampir selalu lebih banyak dibandingkan dengan soda, yang mana hal ini kemungkinan sebagai hasil fiksasi didalam mineral-mineral illitic clay. Sedangkan pada beberapa shale yang sangat kaya sekali akan alkali, maka akan mengandung sejumlah besar authigenic feldspar.

Gambar A

Komposisi Batu Shale

Page 31: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

(Pettijohn, F. J., “Sedimentary Rock”, 1957)

Analisis Kimiawi Mineral Clay

Mineral Clay dibuat secara baku berdasarkan struktur ikatan atom-atom yang terkait. Ini menghasilkan dua kelompok utama mineral Clay, yaitu :

1. Three – layer mineral

2. Two – layer mineral

Octahedral Sheet merupakan struktur ikatan aluminium-oksigen-hidroksil atau magnesium-oksigen-hidroksil, sedangkan Tetrahedral Sheet merupakan struktur ikatan atom-atom silicon dan oksigen.

Kombinasi (ikatan) antara satu octahedral sheet dan satu atau dua tetrahedral sheet disebut sebagai unit layer. Mineral clay merupakan bentuk gabungan dari banyak unit layer yang menyatu secara parallel. Selain berdasarkan struktur ikatan atom, jenis mineral dibagi berdasarkan analisis kimiawinya, yaitu :

1. Montmorillonite atau Smectite

2. Illite

3. Kaolinite

4. Chlorite

5. Attapulgite

6. Mixed-layer Clay

1. Montmorillonite atau Smectite

Page 32: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Montmorillonite mempunyai struktur sheet 3 lapis (aluminica octahedral ditengah dan 2 silica tetrahedral di sisi luar) dan atom-atom oksigen yang berdekatan saling mengikat. Bilamana sebagian atau seluruh unsur Al3+ digantikan oleh Fe2+ atau Mg2+, dan Si4+ oleh Al3+ maka permukaan partikel-partikel montmorillonite akan bermuatan negatif. Muatan negatif ini biasanya diimbangi dengan mengikat (ikatan kimiawi) ion-ion Ca2+ dan atau Mg2+, H+, K+, Na+. Ikatan (fisik) antar layer (kristal) yang lemah mengakibatkan kemudahan bagi molekul-molekul air untuk masuk terabsorbsi kedalam celah-celah antar layer/kristal. Hal ini sebetulnya diakibatkan oleh kecenderungan kation-kation (Ca2-, Na+, dsb.) untuk terhidrasi (yaitu mengikat molekul-molekul H2O).

Setiap unit-unit struktur/kristal montmorillonite yang ukurannya sekitar Angstrom bisa mencapai dua kalinya pada kondisi terhidrasi. Derajat hidrogen (swelling affinity) tergantung pada jenis kationnya dan komposisi airnya.

2. Illite

Illite disebut juga sebagai three-layer clay seperti halnya dengan montmorillonite karena struktur sheetnya sama (yaitu dua silica tetrahedral sheet dan satu octahedral sheet). Bedanya adalah bahwa permukaan unit kristal mengikat kation kalium (K+) dan sifatnya relative tetap. Walaupun K+ dapat menarik molekul-molekul H2O tetapi karena ikatan antara unit-unit kristalnya kuat maka penyerapan molekul-molekul H2O sangat terbatas dan tidak menyebabkan pengembangan partikel-partikel illite secara signifikan.

Partikel-partikel illite berbentuk panjang (rambut) dan montmorillonite berbentuk pipih kecuali yang “stacked” (pelapisan). Ukuran berfariasi, mulai dari yang lebih kecil dari 1 micron sampai beberapa micron.

3. Kaolinite

Page 33: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

Kaolinite disebut juga two-layer clay, yaitu struktur sheetnya terdiri dari satu tetrahedral sheet dan satu octahedral sheet. Ikatan (hydrogen bounding) antar kristal/sheet sangat lemah dan penyerapan molekul-molekul H2O sangat kecil sekali. Karena itu kaolinite tidak swelling pada kondisi dalam formasi. Pengelompokkan partikel-partikel kaolinite biasanya berbuku-buku. Bentuk partikelnya lebih teratur (persegi).

4. Chlorite

Chlorite termasuk jenis three-layer clay seperti montmorillonite tetapi octahedral sheetnya mengandung Mg++ (brucite). Kemampuan pertukaran kation sangat rendah karena ikatan antara octahedral sheet (positive charge) dan tetrahedral sheet (negative charge) sangat kuat. Karena itu juga maka partikel-partikel chlorite tidak menyerap air. Bentuk partikel adalah pipih.

5. Attapulgite

Attapulgite mempunyai struktur sheet yang tidak teratur. Unit sheetnya berkemampuan melakukan pertukaran kation dan menyerap molekul H2O tetapi dalam jumlah yang terbatas sehingga derajat swellingnya rendah. Bentuk partikel-partikelnya panjang mirip jarum.

6. Mixed-layer Clay

Mineral ini sesungguhnya kumpulan ikatan sejumlah unit layer dari beberapa jenis clay. Ikatan antar layer sangat kuat. Mineral ini bukan campuran partikel-partikel clay yang tidak sejenis. Kalau campuran/kumpulan beberapa jenis clay mudah dipisah tetapi mixed-layer merupakan jenis mineral clay tersendiri.

Page 34: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

8. RIJANG

Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika, atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.

Rjang atau batu api (Bahasa Inggris: flint atau flintstone) adalah batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy). Disebut “batu api” karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering.

Rjang biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang terutama ditemukan dalam bentuk nodul pada batuan endapan seperti kapur atau gamping. Sejak Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dll.

Poses pembentukan rijang belum jelas atau disepakati, tapi secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada pembentukan batuan endapan terkompresi, pada proses diagenesis. Ada teori yang menyebutkan bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi rongga pada sedimen, misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang ditemukan pada rijang.

Batuan Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan magnesium. merupakan foliasi vertikal dengan terdapat kekar yang telah terisi oleh material. Komposisi batuan ringan yaitu rijang dan karbonat dengan warna mrah tua karena mengandung SiO2 nonklastik.Batuan dasar samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya. Ditemukan di pelabuhan ratu, sukabumi.

Baturijang (chert) merupakan batuan sedimen silika--kategori sedimen klastis dan berdasarkan tempat diendapkannya termasuk sedimen oceanis (laut dalam). Warna baturijang bermacam-macam, mulai dari coklat, coklat kemerahan, biru, hitam, abu-abu gelap, atau abu-abu dengan permukaan yang licin. Berdasarkan sejarahnya, baturijang terbentuk pada zaman kapur, atau sekitar 90juta tahun yang lalu. Ada yang berpendapat bahwa baturijang terbentuk dari fosil radiolaria (Wakita, dkk dalam diktri.blogspot.com). Juga diatomea (Doddy Setia Graha, 1987:151) Namun ada juga yang berpendapat bahwa baturijang ini terbentuk dari lava bantal yang keluar dari dasar laut dalam, yakni sekitar 2.500m.

Jelasnya, batu rijang tersusun dari mineral opal, kalsedon, kuarsa, dan kristobalit, serta sedikit mengandun kalsit dan dolomit. Batuan ini di alam ditemukan secara berlapis-lapis berasosiasi

Page 35: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

dengan serpih dan bijih besi atau sebagi nodul-nodul dalam gamping di endapan geosinklin pada zona subduksi.

Akumulasi baturijang ditemukan di daerah Kalitekuk Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang (Jatim); di Karangsambung Kabupaten Kebumen (Jateng); dan di Purwakarta (Jabar). Baturijang di Karangsambung merupakan laboratorium lapangan (Geologi) milik LIPI.

Menilik tempat ditemukannya baturijang ini di daratan, maka dapat dipastikan bahwa tempat-tempat tersebut dahulunya berupa laut yang diperkirakan berkedalaman 120m--200m dan kemudian terangkat ke atau menjadi daratan lantaran adanya tumbukan antarlempeng litosfer (subduksi), yakni antara lempeng Erasia dan lempeng Indoaustralia.

Menurut situs resmi Museum Mpu Tantular Surabaya, bahwa sejak awal peradaban manusia, baturijang sudah banyak dimanfaatkan. Baturijang digunakan untuk membuat api (batu api), kapak genggam, matapanah, dan peralatan lain pada zaman batu. Sedang masyarakat Malang pernah menggunakannya untuk peralatan tahan api/panas, misalnya untuk membakar keramik maupun gerabah.

Page 36: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

9. KALKARENIT

Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil dan oolit. Ditemukan di seling, karangsambung, Kebumen.

Page 37: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

10.LANAU

Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang berukuran di antara pasir dan lempung. Beberapa pustaka berbahasa Indonesia menyebut objek ini sebagai debu. Lanau dapat membentuk endapan yang mengapung di permukaan air maupun yang tenggelam.

Pembentukan

Lanau biasanya terbentuk dari pecahnya kristal kuarsa berukuran pasir.[1] Pemecahan secara alami melibatkan pelapukan batuan[2] dan regolit secara kimiawi maupun pelapukan secara fisik melalui embun beku (frost)[3] dan haloclasty[4] Proses utama melibatkan abrasi, baik padat (oleh gletser), cair (pengendapan sungai), maupun oleh angin.[5] Di wilayah-wilayah setengah kering produksi lanau biasanya cukup tinggi. Lanau yang terbentuk secara glasial (oleh gletser) dalam bahasa Inggris kadang-kadang disebut sebagai rock flour ("bubuk batu") atau stone dust ("debu batu"). Secara komposisi mineral, lanau tersusun dari kuarsa dan felspar.

Kriteria ukuran butiran

Endapat lanau di sekitar rumah dan mobil di New Orleans sehabis banjir besar.

Kriteria menurut Skala Udden-Wentworth, ukuran partikel lanau berada di antara 3,9 sampai 62,5 μm, lebih besar daripada lempung tetapi lebih kecil daripada pasir. ISO 14688 memberi batasan antara 0,002 mm dan 0,063 mm, lempung harus lebih kecil dan pasir lebih besar. Pada kenyataannya, ukuran lempung dan lanau sering kali saling tumpang tindih, karena keduanya memiliki bangunan kimiawi yang berbeda. Lempung terbentuk dari partikel-partikel berbentuk datar/lempengan yang terikat secara elektrostatik.

Page 38: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku

DAFTAR PUSTAKA

Pettijohn, F.J. (1975): Sedimentary rocks. 3rd Ed. Harper & Row, New

York.

Williams, Linda (2004): Earth Science. McGraw Hill Companies, inc, New

York.

Anonim (1999): Petroleum Geology. Baker Hughes INTEQ, Houston (USA).

Tucker, M.E. (1981): Sedimentary Petrology. Blackwell Scientific

Publications.

Skinner, Brian. 1979. Rocks and Rock Minerals. Canada: John Wiley and

Sons.

Page 39: struktur batuan beku, skala wenworth, identifikasi batuan beku, macam-macam batuan beku