bab iv pembahasan lap viro

Upload: renz-rezpector

Post on 12-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 BAB IV Pembahasan Lap Viro

    1/6

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.2. Pembahasan

    Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)

    Cabai merupakan tananaman asli Amerika Tengah, tepatnya di Bolivia.

    Diperkirakan, cabai di Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang Portugis bernama

    Ferdinand Magellan (1480-1521). Sebelumnya Columbus membawa cabai dari

    Amerika ke Spanyol) sebagai orang yang berjasa menyebarkan cabai ke seluruh

    dunia. Cabai (Capsicum annuumL.) termasuk salah satu jenis sayuran tanaman

    sayuran yang mempunyai arti penting bagi perkembangan ekonomi rumah tangga

    maupun negara. Beberapa tahun ini cabai menempati urutan paling atas diantara 18

    jenis sayuran komersil yang dibudidayakan di Indonesia. Pembudidayaan komoditas

    ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan

    pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja,

    pengurangan impor dan peningkatan ekspor non migas (Gunawan, 2013).

    Sejak awal tahun 2003 terjadi epidemik serangan penyakit kuning keriting

    pada cabai di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Magelang, Jawa Barat, Lampung

    dan lain-lain. Di Lembang gejala seperti ini ditemukan pada 2 tanaman cabai di

    Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) pada tahun 1992, yang

    waktu itu dikelompokkan pada, karena penularan secara mekanis pada berbagai

    tanaman indikator tidak bereaksi, gejala hanya muncul pada tanaman cabai yang

    ditulari secara penyambungan. Semua antisera untuk virus yang menyerang cabai

    (CMV, TMV, ToMV, PVY, PVX ) tidak bereaksi. Gejala penyakit tanaman cabai

    pada umumnya berwarna mosaik kuning atau hijau muda mencolok. Kadang-kadang

    pucuk menumpuk keriting diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit atau

    cekung, tanaman tumbuh tidak normal menjadi lebih kerdil dibandingkan dengan

    tanaman sehat (Musrianto, 2010).

  • 7/22/2019 BAB IV Pembahasan Lap Viro

    2/6

    4.2.1 Penyebab penyakit pada cabai

    Penyakit kuning keriting pada cabai disebabkan oleh virus dengan bentuk

    partikel segi lima secara berpasangan atau kembar. Virus dengan bentuk partikel segi

    lima yang berpasangan ini disebut virus Begomovirus. Partikel virus Begomovirus

    kadang-kadang ada yang hanya satu atau malah tiga partikel berdekatan. Di lapangan

    virus ini ditularkan oleh vektor kutu kebul satu ekor vektor mampu menularkan virus

    dan membuat tanaman sakit. Laju penyebaran penyakit bertambah sesuai dengan

    peningkatan populasi vektor. Musuh alami kutu kebul yang paling efektif adalah

    kumbang macan. Masa inkubasi virus dalam tanaman antara 10-15 hari. Tanaman

    inang virus dan vektornya cukup banyak dari berbagai jenis sayuran seperti terung-

    terungan, kacang-kacangan, dan gulma berdaun lebar serta tanaman hias. Gejala virus

    pada tanaman ini bervariasi dari mulai belang hijau, malformasi daun (mengkerut,

    cekung, keriting), urat daun menguning sampai kuning mencolok, dan

    pertumbuhannya kerdil (Musrianto, 2010).

    4.2.2 Virus yang menyerang

    Virus kuning gemini tergolong dalam keluarga Geminiviridae. Partikel virus

    berukuran kecil (20 nm), berbentuk isometrik dan materi genetiknya berupa DNA

    utas tunggal. Partikel ini muncul secara berpasangan atau kembar sebagai akibat fusi

    parsial dua partikel isometrik. Tanaman yang terserang Begomovirus virus secara

    umum gejala-gejala yang dapat diamati adalah helai daun mengalami vein

    clearing,dimulai dari daun-daun pucuk, berkembang menjadi warna kuning yang

    jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas (cupping). Infeksi lanjut

    dari Begomovirus virus menyebabkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning

    terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah (Gunaeni, 2008).

    Gejala yang ditimbulkan oleh isolat virus gemini berbeda-beda, tergantung

    pada genus dan spesies tanaman yang terinfeksi. Gejala pada C. annuumpertama kali

    muncul pada daun muda / pucuk berupa bercak kuning di sekitar tulang daun,

    kemudian berkembang menjadi urat daun berwarna kuning (vein clearing), cekung

    dan mengkerut dengan warna mosaik ringan atau kuning. Gejala berlanjut hingga

  • 7/22/2019 BAB IV Pembahasan Lap Viro

    3/6

    hampir seluruh daun muda atau pucuk berwarna kuning cerah, dan ada pula yang

    berwarna kuning bercampur dengan hijau, daun cekung dan mengkerut berukuran

    lebih kecil dan lebih tebal (Gunaeni, 2008).

    Variasi gejala yang mungkin timbul pada cabai adalah sebagai berikut:

    1. Tipe-1. Gejala diawali dengan pucuk mengkerut cekung berwarna mosaik hijaupucat, pertumbuhan terhambat, daun mengkerut dan menebal disertai tonjolan

    berwarna hijau tua.

    2. Tipe-2. Gejala diawali dengan mosaik kuning pada pucuk dan daun muda, gejalaberlanjut pada hampir seluruh daun menjadi bulai.

    3. Tipe-3. Gejala awal urat daun pucuk atau daun muda berwarna pucat atau kuningsehingga tampak seperti jala, gejala berlanjut menjadi belang kuning, sedangkan

    bentuk daun tidak banyak berubah.

    4. Tipe-4. Gejala awal daun muda/pucuk cekung dan mengkerut dengan warnamosaik ringan, gejala berlanjut dengan seluruh daun berwarna kuning cerah,

    bentuk daun berkerut dan cekung dengan ukuran lebih kecil, serta pertumbuhan

    terhambat (Gunawan, 2013)

    4.2.3 Penularan

    Penyakit yang disebabkan oleh virus begomovirus tidak ditularkan karena

    tanaman bersinggungan atau terbawa benih. Di lapangan virus ditularkan oleh kutu

    kebulBemisia tabaci atauBemisia argentifolia. Kutu kebul dewasa yang

    mengandung virus dapat menularkan virus selama hidupnya pada waktu dia makan

    pada tanaman sehat. Satu kutu kebul cukup untuk menularkan virus. Efisiensi

    penularan meningkat dengan bertambahnya jumlah serangga per tanaman. Sifat kutu

    kebul yang mampu makan pada banyak jenis tanaman (polifagus) menyebabkan virusini menyebar dan menular lebih luas berbagai jenis tanaman. Selain itu, virus

    begomovirus memiliki tanaman inang yang luas dari berbagai tanaman seperti:

    ageratum, buncis, kedelai, tomat, tembakau, dan lain lain (Aqilah, 2011).

  • 7/22/2019 BAB IV Pembahasan Lap Viro

    4/6

    Pada praktikum kali ini dilakukan penularan virus dari tanaman tomat kepada

    tanaman cabai secara artificial. Pertama-tama buah tomat yang diduga terinfeksi virus

    digerus dalam mortar steril dalam keadaan dingin. Tujuan penggerusan dalam

    keadaan dingin ini adalah agar partikel virus tidak hancur pada suhu yang tinggi

    karena proses penggerusan. Kemudian dimasukkan sampel yang telah digerus, ke

    dalam botol flacon/ scout yang terlebih dulu diisi dengan larutan bufer fosfat 0,1 M

    pH 8 dengan perbandingan 1 : 10 (b/v) dan ditambahkan EDTA 0,001 M

    (Ethylediamine-tetraacetic acid) beberapa tetes. Fungsi penambahan Bufer fosfat

    adalah untuk menstabilkan coating protein dan pemberian EDTA untuk membuang

    persenyawaan phenol dan juga membantu melindungi coating protein.

    Selanjutnya daun dari tanaman cabai yang sehat diolesi dan dilukai dengan

    carborondum 600 mesh dengan cara diratakan dipermukaan daun. Cara meratakan

    harus searah dengan arah penulangan daun, hal ini untuk melukai, merobohkan

    trikoma daun, dengan harapan virus akan entry melalui luka-luka tersebut, didiamkan

    selama 3 menit. Kemudian diolesi dengan hasil gerusan tanaman tomat yang sakit

    dan dicuci dengan akuadest steril untuk membuang carborondum. Diamati

    perubahan-perubahan daun selama tiga minggu. Tanaman di jaga agar tidak sampai

    mati selama proses pengamatan. Diamati bentuk daun, ukuran daun yang bagian

    ujung serta perubahan pertumbuhan secara umum.

    Dari hasil yang percobaan yang didapatkan, diketahui bahwa tanaman cabai

    mengalami gejala penyakit yang ditimbulkan oleh virus. Tanda-tanda tersebut

    diantaranya adalah daun muda keriting atau mengkerut, terdapat satu daun yang

    mengalami klorosis serta satu daun mengalami nekrosis. Dari gejala ini dapat

    diketahui bahwa tanaman cabai terinfeksiBegomovirus.

    Menurut Musrianto (2010) Begomovirus memiliki rentangan penularan yang

    luas pada beberapa tanaman sayuran yang termasuk didalamnya tanaman tomat dan

    cabai. Sehingga Begomovirus yang menyerang tomat juga dapat ditularkan pada

    tanaman cabai. Penularan ini dapat dilakukan secara artificial dari tanaman tomat

    kepada tanaman cabai. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil praktikum yang

  • 7/22/2019 BAB IV Pembahasan Lap Viro

    5/6

    menunjukkan bahwa tanaman cabai yang ditulari Begomovirus dari tanamn tomat

    secara artificial juga dapat terserang virus tersebut dengan gejala yang ditimbulkan

    seperti yang disebutkan di atas.

  • 7/22/2019 BAB IV Pembahasan Lap Viro

    6/6

    DAFTAR PUSTAKA

    Aqilah, A.R. 2011. Penyakit Kuning Pada Tanaman Cabe.

    Http://Planthospital.Blogspot.Com/2011/08/Penyakit-Kuning-Pada-Tanaman-

    Cabai.Html.[diakses Minggu tanggal 04 Mei 2014]

    Gunaeni N, W Setiawati, R Murtiningsih, T Rubiati. 2008. Penyakit virus kuning dan

    vektornya serta cara pengendaliannya pada tanaman sayuran. Balai Penelitian

    Sayuran. Lembang

    Gunawan, R. 2013. Gemini Virus Si Perusak Cabe Merah.

    http://skpkarimun.or.id/index.php/2013-05-03-03-03-30/139-gemini-virus-si-

    perusak-cabe-merah[diakses Minggu tanggal 04 Mei 2014]

    Musrianto. 2010. Pengendalian Penyakit Kuning Keriting Pada Tanaman Cabai.

    http://epetani.pertanian.go.id/konsultasi/penyakit-kuning-pada-tanaman-cabe-

    1020[diakses Minggu tanggal 04 Mei 2014]

    http://planthospital.blogspot.com/2011/08/Penyakit-Kuning-Pada-Tanaman-%09Cabai.Htmlhttp://planthospital.blogspot.com/2011/08/Penyakit-Kuning-Pada-Tanaman-%09Cabai.Htmlhttp://planthospital.blogspot.com/2011/08/Penyakit-Kuning-Pada-Tanaman-%09Cabai.Htmlhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_9/Gemini%20Virus%20Si%20Perusak%20Cabe%20Merahhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_9/Gemini%20Virus%20Si%20Perusak%20Cabe%20Merahhttp://skpkarimun.or.id/index.php/2013-05-03-03-03-30/139-gemini-virus-si-%09perusak-cabe-merahhttp://skpkarimun.or.id/index.php/2013-05-03-03-03-30/139-gemini-virus-si-%09perusak-cabe-merahhttp://skpkarimun.or.id/index.php/2013-05-03-03-03-30/139-gemini-virus-si-%09perusak-cabe-merahhttp://epetani.pertanian.go.id/konsultasi/penyakit-kuning-pada-tanaman-cabe-%091020http://epetani.pertanian.go.id/konsultasi/penyakit-kuning-pada-tanaman-cabe-%091020http://epetani.pertanian.go.id/konsultasi/penyakit-kuning-pada-tanaman-cabe-%091020http://epetani.pertanian.go.id/konsultasi/penyakit-kuning-pada-tanaman-cabe-%091020http://epetani.pertanian.go.id/konsultasi/penyakit-kuning-pada-tanaman-cabe-%091020http://skpkarimun.or.id/index.php/2013-05-03-03-03-30/139-gemini-virus-si-%09perusak-cabe-merahhttp://skpkarimun.or.id/index.php/2013-05-03-03-03-30/139-gemini-virus-si-%09perusak-cabe-merahhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_9/Gemini%20Virus%20Si%20Perusak%20Cabe%20Merahhttp://planthospital.blogspot.com/2011/08/Penyakit-Kuning-Pada-Tanaman-%09Cabai.Htmlhttp://planthospital.blogspot.com/2011/08/Penyakit-Kuning-Pada-Tanaman-%09Cabai.Html