bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran umum...

38
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian Kabupaten Bone Bolango dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4269). Bertitik tolak Amanah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah melalui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 serta mengingat Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tanggal 22 Desember yang mengatur Tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo yang kala itu hanya memiliki tiga daerah, sementara idealnya minimal harus memiliki lima Kabupaten/Kota, maka atas semangat dan aspirasi seluruh kalangan masyarakat di empat Kecamatan di Kabupaten Gorontalo masing-masing Kecamatan Suwawa, Kabila, Tapa dan Bonepantai dibentuklah Komite Solidaritas Pembentukan Kabupaten Baru (KSPKB) yang berusaha, berjuang menjadikan empat kecamatan ini untuk menjadi suatu daerah Kabupaten. Tepat tanggal 6 Mei 2003 diresmikanlah Kabupaten Bone Bolango sebagai Kabupaten yang keempat di Provinsi Gorontalo sesuai amanat Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo.

Upload: truongthuy

Post on 12-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian

Kabupaten Bone Bolango dibentuk berdasarkan Undang–undang

Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan

Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4269).

Bertitik tolak Amanah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah melalui Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 serta mengingat Undang-Undang Nomor 38 Tahun

2000 tanggal 22 Desember yang mengatur Tentang Pembentukan Provinsi

Gorontalo yang kala itu hanya memiliki tiga daerah, sementara idealnya

minimal harus memiliki lima Kabupaten/Kota, maka atas semangat dan aspirasi

seluruh kalangan masyarakat di empat Kecamatan di Kabupaten Gorontalo

masing-masing Kecamatan Suwawa, Kabila, Tapa dan Bonepantai dibentuklah

Komite Solidaritas Pembentukan Kabupaten Baru (KSPKB) yang berusaha,

berjuang menjadikan empat kecamatan ini untuk menjadi suatu daerah

Kabupaten. Tepat tanggal 6 Mei 2003 diresmikanlah Kabupaten Bone Bolango

sebagai Kabupaten yang keempat di Provinsi Gorontalo sesuai amanat Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Bone Bolango

dan Kabupaten Pohuwato di Provinsi Gorontalo.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

56

4.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1984,58 Km2 berada

pada ketinggian 0 – 1500 meter dari permukaan laut, terletak antara 0,27’ –

1.01’ Lintang Utara dan antara 121.23’ – 122.44’ Bujur Timur.

4.1.2 Batas Wilayah

Batas Wilayah Kabupaten Bone Bolango yakni pada sebelah utara

berbatasan dengan Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten

Bolaang Mongondow, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang

Mongondow, sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini dan sebelah

Barat dengan Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dan Kecamatan Kota

Utara dan Kota Selatan Kota Gorontalo. Wilayah Kabupaten Bone Bolango

sebelah timur dan utara umumnya merupakan kawasan Taman Nasional

Bogani Nani Wartabone dengan aksesibilitas wilayah yang sangat terbatas.

Berdasarkan kondisi ini, lahir sebuah konsep inovatif untuk merencanakan

wilayah tersebut sebagai kawasan penyangga ( buffer area ) dan secara

bertahap membuka akses lintas utara selatan melalui berbagai program strategis

antara lain pembukaan jalan Tapa – Atinggola, membangun jalan lingkar dalam

rangka pengembangan berbagai wilayah kawasan yang berpotensi untuk

meningkatkan produktivitas sumber daya alam antara lain sektor pertanian dan

peternakan serta perkebunan. Disamping itu, terdapat beberapa wilayah yang

berpotensi pengembagan kawasan kepariwisataan daerah.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

57

4.1.3. Luas Wilayah

Secara geografis Kabupaten Bone Bolango memiliki luas wilayah

1.984,58 Km2 yang tersebar pada 17 kecamatan dan 1 Kecamatan Persiapan.

Dengan luas wilayah tersebut maka Kabupaten Bone Bolango memiliki

proporsi wilayah kurang lebih 16,24% dari luas wilayah Propinsi

Gorontalo.

4.1.4.Topografi

Kondisi wilayah Kabupaten Bone Bolango sebagian besar merupakan

daerah dataran tinggi (pegunungan). Secara umum kondisi topografi wilayah

Kabupaten Bone Bolango dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kelompok, yakni :

a. Kondisi lahan dengan permukaan dataran tinggi (bergunung) atau

berada pada kemiringan lereng di atas 40%. Persebaran lahan berada di

Kecamatan Suwawa, Bonepantai, Kabila dan Bulango Utara.

b. Kondisi lahan dengan relief berbukit (bergelombang) dengan

tekstur morfologi sedang. Persebaran lahan sebagian besar berada di setiap

Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango.

c. Kondisi dengan relief permukaan rendah. Persebaran lahan berada

di Kecamatan Tapa, Suwawa dan Kabila.

Selain itu, wilayah Kabupaten Bone Bolango ini dilalui oleh beberapa

Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS terbesar yang melalui wilayah tersebut

adalah DAS Bone dan Bulango, dimana Kecamatan yang dilalui adalah

Kecamatan Suwawa, Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tapa. Luas DAS ini

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

58

adalah ± 265.000 Ha dengan panjang sungai utama 100 Km yang bermuara ke

Teluk Tomini. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih kebutuhan

sehari – hari masyarakat, diperoleh melalui air tanah galian dengan kedalaman

5 – 10 meter.

Kabupaten Bone Bolango adalah sebuah kabupaten di Provinsi

Gorontalo, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten

Gorontalo tahun 2003. Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango

hanya terdiri atas empat wilayah kecamatan, yaitu:

1. Bonepantai,

2. Kabila,

3. Suwawa, dan

4. Tapa.

Sampai saat ini (September 2011) Kabupaten Bone Bolango mengalami

banyak proses pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan, sehingga jumlah

kecamatan dan desa/ kelurahan menjadi banyak, yaitu 17 kecamatan dan 1

kecamatan persiapan (wilayah Pinogu, cs), 152 desa, dan 4 kelurahan.

Di samping itu, Kabupaten Bone Bolango terdiri atas 4 kelurahan dan

152 desa dengan jumlah penduduk 141.721 jiwa (berdasarkan data SP 2010).

Luas wilayahnya adalah 1.984,31 km², sehingga daerah ini memiliki tingkat

kepadatan penduduk sekitar 71,42 jiwa/km².Ada pun daftar lengkap kecamatan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

59

dan desa/ kelurahan yang ada di kabupaten Bone Bolango hingga September

2010 adalah sebagai berikut.

1. Bone, terdiri atas 13 desa, yaitu: (1) Bilolantunga; (2) Cendana

Putih; (3) Ilohuuwa; (4) Inogaluma; (5) Masiaga; (6) Molamahu; (7) Monano;

(8) Moodulio; (9) Muara Bone; (10) Sogitia; (11) Taludaa; (12) Tumbuh

Mekar; dan (13) Waluhu.

2. Bonepantai, terdiri atas 14 desa, yaitu: (1) Batu Hijau; (2)

Bilungala; (3) Bilungala Utara; (4) Kamiri; (5) Lembah Hijau; (7) Ombulo

Hijau; (8) Pelita Hijau; (9) Tamboo; (10) Tihu; (11) Tolotio; (12) Tongo; (13)

Tunas Jaya; dan (14) Uabanga.

3. Boneraya, terdiri atas 8 desa, yaitu: (1) Alo; (2) Inomata; (3) Laut

Biru; (4) Moopiya; (5) Mootayu; (6) Mootinelo; (7) Pelita Jaya; dan (8)

Tombulilato.

4. Botupingge, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Luwohu; (2) Panggulo;

(3) Panggulo Barat; (4) Tanah Putih; (5) Timbuolo; (6) Timbuolo Tengah; dan

(7) Timbuolo Timu.

5. Bulango Selatan, terdiri atas 10 desa, yaitu: (1) Ayula Selatan; (2)

Ayula Tilango; (3) Ayula Timur; (4) Ayula Utara; (5) Huntu Selatan; (6) Huntu

Utara; (7) Lamahu; (8) Mekar Jaya; (9) Sejahtera; dan (10) Tinelo Ayula.

6. Bulango Timur: , terdiri atas 5 desa, yaitu: (1) Bulotalangi; (2)

Bulotalangi Barat; (3) Bulotalangi Timur; (4) Popodu; dan (5) Toluwaya.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

60

7. Bulango Ulu, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Ilomata; (2) Mongiilo;

(3) Mongilo Utara; (4) Owata; (5) Pilolaheya; (6) Suka Makmur; dan (7) UPT

Owata.

8. Bulango Utara, terdiri atas 9 desa, yaitu: (1) (1) Bandungan; (2)

Boidu; (3) Bunuo; (4) Kopi; (5) Lomaya; (6) Longalo; (7) Suka Damai; (8)

Tuloa; dan (9) Tupa.

9. Bulawa, terdiri atas 9 desa, yaitu: (1) Bukit Hijau; (2) Bunga Hijau;

(3) Kaidundu; (4) Kaidundu Barat; (5) Mamungaa; (6) Mamungaa Timur; (7)

Mopuya; (8) Nyiur Hijau; dan (9) Patoa.

10. Kabila, terdiri atas 8 desa dan 4 kelurahan, yaitu: (1) Dutohe; (2)

Dutohe Barat; (3) Oluhuta [Kelurahan]; (4) Oluhuta Utara; (5) Padengo

[Kelurahan]; (6) Pauwo [Kelurahan]; (7) Poowo; (8) Poowo Barat; (9) Talango;

(10) Tanggilingo; (11) Toto Selatan; dan (12) Tumbihe [Kelurahan].

11. Kabilabone, terdiri atas 9 desa, yaitu: (1) Biluango; (2) Bintalahe;

(3) Botubarani; (4) Botutonuo; (5) Huangobotu; (6) Modelomo; (7) Molotabu;

(8) Olele; dan (9) Oluhuta.

12. Suwawa, terdiri atas 10 desa, yaitu: (1) Boludawa; (2) Bube; (3)

Bube Baru; (4) Bubeya; (5) Helumo; (6) Huluduotamo; (7) Tinelo; (8)

Tingkohubu; (9) Tingkohubu Timur; dan (10) Ulanta.

13. Suwawa Selatan, terdiri atas 8 desa, yaitu: (1) Bonda Raya; (2)

Bondawuna; (3) Bonedaa; (4) Bulontala; (5) Bulontala Timur; (6) Libungo; (7)

Molintogupo; dan (8) Pancuran.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

61

14. Suwawa Tengah, terdiri atas 6 desa, yaitu: (1) Alale; (2) Duano; (3)

Lombongo; (4) Lompotoo; (5) Tapadaa; dan (6) Tolomato.

15. Suwawa Timur, terdiri atas 11 desa, yaitu: (1) Bangio; (2) Dataran

Hijau; (3) Dumbayabulan; (4) Panggulo; (5) Pinogu; (6) Pinogu Permai; (7)

Poduoma; (8) Tilangobula; (9) Tulabolo; (10) Tulabolo Barat; dan (11)

Tulabolo Timur.

16. Tapa, terdiri atas 7 desa, yaitu: (1) Dunggala; (2) Kramat; (3)

Langge; (4) Meranti; (5) Talulobutu; (6) Talulobutu Selatan; dan (7)

Talumopatu.Tilongkabila, terdiri atas 12 desa, yaitu: (1) Bongoime; (2)

Bongopini; (3) Butu; (4) Iloheluma; (5) Lonuo; (6) Motilango; (7) Moutong;

(8) Permata; (9) Tamboo; (10) Toto Utara; (11)Tunggulo; dan (12) Tunggulo

Selatan.

4.1.5. Keadan Geografis Kecamatan Bulango Timur

Kecamatan bulango timur merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang ada pada

kabupaten Bone Bolango,kecamatan ini terletak pada garis lintang 1,10 Lintang

utara,0,20 Lintang selatan,123 40 bujur timur,120 20 bujur barat danterdiri atas 5 desa.

Luas wilayah kecamatan bulango timur adalah sebesar 10.82 km atau sebesar 0,55% dari

luas wilayah kabupaten Bone Bolango,desa terluas adalah Bulotalangi Timur.Di lihat dari

morfologi permukaan bumi yang terluas adalah daerah pegunungan dan dataran rendah.

Batas wilayah kecamatan bulango timur terletak di sebelah timur kecamatan tapa,sebelah

barat kecamatan tilongkabila sebelah utara kecamatan bulango selatan dan sebelah selatan

kecamatan tapa.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

62

Tabel (1)

Luas kecamatan menurut desa dan keadan tanah di kecamatan bulango Timur pada tahun

2012 dapat dI lihat pada tabel berikut :

Berdasarkan data statistik Kecamatan tahun 2011 Kecamatan ini

memiliki 5.309 jiiwa yang terdiri dari 2.638 jiwa pria dan 2.671 jiwa wanita.

Penduduk ini tersebar pada 5 desa dan salah satunya adalah desa Bulotalangi

yang menjadi lokasi penelitian.

Desa Bulotalangi yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat di

Kecamatan Bulango Timur. Secara geografis Desa Bulotalangi merupakan

salah satu desa diantara 5 desa di Kecamatan Bulango Timur Kabupaten

BoneBolango yang berjauhaan dengan ibu kota gorontalo.

Wilayah desa ini memiliki luas 10,82 ha mencakup dataran rendah

seluas 2,19 km dan perbukitan atau pegunungan 1.740 ha dan pada ketinggian

kurang lebih 50 meter.

Dari frofil desa Bulotalangi tahun 2011 diperoleh pula bahwa pemilikan

tanah tersebut tersebar pada kepala-kepala keluarga.

DESA Keadaan tanah (Km)

Dataran

rendah

Dataran

tinggi

pegunungan JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5)

Bulotalangi 2.19 0,50 - 2,69

Bulotalangi Barat 1,99 0,50 - 2,49

Bulutalangi Timur 1,69 1,92 - 3,62

Toluwaya 1,20 0,00 - 1.20

Popodu 0,83 0,00 - 0,83

Jumlah 7,90 2,92 - 10,82

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

63

Di desa ini tanah pertanian, perkebunan serta pekarangan ditanami

berbagai macam tanaman baik tanaman tahunan maupun tanaman musiman,

misalnya kelapa, mangga, pisang, jagung, cabe, tomat, serta sayur-sayuran.

Diantara berbagai jenis tanaman tersebut yang memiliki nilai ekonomi yang

paling menonjol di desa ini adalah jagungi,cabe serta tomat

Untuk mencapai desa Bulotalangi tidaklah begitu sulit, karena

prasarana penghubung yang tersedia berupa kenderaan motor.bentor mobil

cukup memadai,danwaktu tempuh ke Ibu kota hanya dalam waktu 30 menit.

Fasilitas pengakutan pribadi yang dimiliki oleh penduduk di desa ini

berdasarkan data pada profil desa Bulotalangi Kecamatan bulango timur

Kabupaten Bonebolango tahun 2011 adalahbecak motor (bentor) , sepeda

motor serta mobil. Dari data registrasi diperoleh bahwa jumlah bentor sebanyak

204, sepeda motor sebanyak 360 buah dan kenderaan beroda empat sebanyak

39 buah.

Kedekatan jarak dengan daerah perkotaan dan ketersediaan sarana

angkutan tersebut sangat membuka kesempatan bagi warga desa ini untuk

berinteraksi dengan masyarakat kota. Dalam kenyataan sebagaimana yang

penulis saksikan sendiri, bahwa setiap saat penduduk desa Bulotalangi ada

yang bepergian ke kota selain yang sudah tetap bepergian seperti pegawai.

Keterbukaan terhadap sentuhan pengaruh masyarakat kota tercermin

pula pada kedekatan jarak antara desa dengan berbagai jenis fasilitas umum

diperkotaan seperti pasar, pertokoan, rumah sakit, bank, terminal, kantor pos,

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

64

telepon serta fasilitas-fasilitas lain seperti penyewaan alat-alat pesta, yang

semuanya dengan mudah dimanfaatkan oleh penduduk desa.

4.1.6. Keadaan Demografis

Masalah penduduk merupakan masalah yang sangat penting dalam

setiap masyarakat, sebab berhasil serta maju tidaknya masyarakat, sangat

ditentukan oleh faktor penduduknya. Berdasarkan data pada frofil desa

Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango tahun 2011

bahwa jumlah penduduk desa Bulotalangi secara keseluruhan adalah 224

Kepala keluarga dengan jumlah 1048 jiwa, dan terdiri 503 jiwa penduduk

laki-laki dan 545 penduduk perempuan. Dari jumlah penduduk Desa

Bulotalangi sebanyak 1048 jiwa ini, memiliki variasi usia maupun golongan

umur.

Tabel 2

Jumlah penduduk menurut desa dan jenis kelamin di kec.Bulango Timur dapat di lihat

pada tabel berikut :

DESA Penduduk (Orang)

Laki-

laki

Perempu

an

Jumlah Rasio Jenis

Kelamin (1) (2) (3) (4) (5)

Bulotalangi 503 545 1048 92

Bulotalangi Barat 597 607 1204 98

Bulutalangi Timur 415 425 840 98

Toluwaya 462 453 915 102

Popodu 661 641 1302 103

Jumlah 2,638 2,671 5,309 99

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

65

Berdasarkan data yang berada di kecamatan bulango timur tahun

2011 variasi usia atau golongan adalah masyarakat yang berumur 0-4 bulan

sebanyak (520 jiwa ), penduduk berumur 5 -9 tahun sebanyak (495 jiwa),

umur 10-14tahun sebanyak (482 jiwa), umur 15-19 tahun sebanyak (493 jiwa),

umur 20-24 tahun sebanyak (452 jiwa ).

Umur 25-29 tahun se-banyak (427 jiwa), umur 30-34 tahun sebanyak

(402 jiwa ), umur 35-39 tahun sebanyak (405 jiwa), umur 40-44 tahun

sebanyak (415 jiwa), umur 45-49 tahun sebanyak (396 jiwa), umur 50-54 tahun

sebanyak (257 jiwa), umur 55-59 tahun sebanyak (213 jiwa),umur 60-64 tahun

sebanyak (243 jiwa),serta penduduk yang memiliki golongan umur lebih dari

65+ tahun sebanyak (146 jiwa) dari jumlah penduduk.

Tabel 3

Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di

bulango timur

Kelompok umur Laki-laki perempuan Umur

0-4 281 239 520

5-9 280 215 495

10-14 233 249 482

15-19 211 282 493

20-24 240 212 452

25-29 200 227 427

30-34 209 193 402

35-39 204 201 405

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

66

40-44 208 207 415

45-49 164 195 359

50-54 118 139 257

55-59 90 123 213

60-64 100 143 243

65+ 68 78 146

Jumlah 2606 2703 5309

Berdasarkan data tentang penduduk desa Bulotalangi Kecamatan

bulango Timur menunjukan usia yang tidak produktif lebih kecil dibandingkan

dengan usia yang produktif.

4.1.6.Keadaan Pendidikan Penduduk

Masalah pendidikan merupakan suatu masalah yang tidak terpisakan

dengan dinamika kehidupan masyarakat. Sebab melalui pendidikan, akan

tercipta masyarakat yang memilki kemampuan, kepekaan maupun kreaktivitas

terutama melihat berbagai fenomena sosial dalam dinamika kehidupannya

sehari-hari.

Tingginya tingkat pendidikan juga sangat terkait dengan perubahan

suatu masyarakat, sebab salah satu faktor yang sangat menentukan perubahan

suatu masyarakat faktor pendidikan memiliki andil serta peran yang tidak

sedikit. Berdasarkan data yang diperoleh melalui frofil desa Bulotalangi

Kecamatan bulango timur terlihat bahwa angka buta aksara dan buta angka

sangat kecil yakni 34 jiwa dari 1048 jiwa total penduduk desa Bulotalangi,

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

67

demikian pula dengan penduduk yang tidak tamat sekolah dasar sebesar 132

jiwa .

Selanjutnya penduduk yang memiliki pendidikan tamat sekolah dasar

lebih besar prosentasenya yakni sebesar 382 jiwa. Tamat Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama sebesar 215 jiwa tamat Sekolah menengah Umum atau

Sekolah Lanjutan Menegah Kejuruan sebesar 245 jiwa serta penduduk yang

memiliki pendidikan lulus Perguraun Tinggi sebesar 40 jiwa.

Dari 1048 total penduduk desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur

terdapat 348 jiwa yang belum bersekolah. Penduduk yang belum bersekolah ini

adalah yang berusia 0-12 bulan dan 13 bulan sampai dengan 4 tahun.

Sedangkan 597 jiwa masih menempuh pendidikan baik pendidikan di tingkat

Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama dan Menengah serta Perguruan

Tinggi. Sehingga jumlah penduduk yang tidak dimasukan dalam komposisi

penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya adalah 1145 jiwa.

Secara umum masalah tingkat pendidikan penduduk Desa Bulotalangi

Kecamatan bulango timur Kabupaten Bone Bolango pada umumnya rata-rata

tamat Sekolah Dasar. Disamping itu ada sebagian yang lulus sekolah lanjutan

Tingkat Pertama maupun tingkta Atas, bahkan ada yang sampai Keperguruan

Tinggi.

Tabel 4

Jumlah penduduk menurut pendidikan terakhir yang di tamatkan menurut desa di

kec Bulango Timur

DESA Blm

sekolah

Tidak

SD

Tamat

SD

Tamat

SMP

Tamat

SMA

Tamat

PT

Jumlah

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

68

Bulotalangi 46 132 382 215 247 40 1062

Bulotalangi

Barat

100 122 279 135 144 72 854

Bulotalangi

Timur

54 158 103 63 48 9 435

Toluwaya 101 93 212 111 247 69 833

Popodu 58 26 254 72 131 87 628

Jumlah 359 531 1230 598 817 277 3812

Hal ini sesuai dengan ungkapan Kepala Desa bulotalangi kec.Bulango

Timur Ibu Irma Hudji (52 thn) “Secara umum pendidikan di desa Bulotalangi

kec.Bulango Timur ini rata-rata mereka lulus Sekolah Dasar, akan tetapi

sebagian pula masyarakat di sini lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan

Atas, bahkan ada pula yang lulus Perguruan Tinggi. Dalam kehidupan

masyarakat desa Bulotalangi sekarang ini pendidikan yang dimiliki oleh

masayarakatnya terlihat sudah agak mempengaruhi kegiatan maupun aktivitas

masyarakat di desa. Misalnya hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas

masyarakat terhadap kegiatan kerja bakti di desa.

4.1.7. Keadaan Mata Pencaharian

Masyarakat Desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur

Kabupaten Bone Bolango sebagaimana lazimnya masyarakat lain pada

umumnya memiliki etos kerja yang tinggi. Kebanyakan masyarakat terjun di

bidang pertanian. Pertanian sebagian besar dilakukan secara tradisional tetapi

ada pula petani yang telah memadukannya dengan inovasi baru dalam bidang

pertanian.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

69

Meskipun keadaan alam desa Bulotalangi hampir sebagian besar

bergunung-gunung tidak menjadikan masyarakat seabagai suatu tantangan,

malahan masyarakat sangat bersedia menerima inovasi-inovasi baru dalam

bidang pertanian misalnya penggunaan traktor, pemupukan dalam bidang

pertanian.

Tabel 5

Klasifikasi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Desa Pertanian

Tukang

Dagang Pegawai Jumlah

(orang) 1 2 3 Negeri swasta

1. Bulotalangi

2. Bulotalangi Barat

3.Bulotalangi Timur

4. Toluwaya

5. Popodu

191

193

198

101

111

18

8

4

1

29

21

109

7

12

20

21

2

12

9

39

26

33

5

26

32

41

71

11

50

88

20

11

33

25

15

266

427

263

222

334

Jumlah 740 11 60 83 122 261 104 1472

Sumber Data :Kec Bulango Timur

Keterangan :

1. Petani yang memiliki lahan Dan Pekerja Buruh Tani

2. Petani yang memiliki lahan Perkebunan

3. Peternak

Secara umum masalah mata pencaharian atau pekerjaan penduduk desa

Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur dijelaskan Kepala Desa Irma Hudji (52

tahun) yang antara lain dituturkan bahwa:

“Penduduk di desa ini pada umumnya memiliki mata pencaharian

petani, baik petani ladang maupun petani sawah, serta sebagai petani dan ada

pula yang buruh tani. Disamping itu ada pula penduduk yang bermata

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

70

pencaharian sebagai pedagang, pengusaha angkutan, Pegawai negeri Sipil,

tukang baik tukang kayu maupun tukang batu dan tukang jahit pakaian”.

Selanjutnya Sekretaris Desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur

Kabupaten Bone Bolango Nino Arimas (41 tahun) menuturkan bahwa di desa

ini pula, ada sebagian yang memiliki pekerjaan sampingan misalnya bila hasil

pertaniannya atau musim tidak menentu, maka ada penduduk yang bekerja

sebagai Buruh Bangunan di daerah lain serta belum ada masyarakat yang

belum memiliki mata pencaharian yang tetap.

4.2.1. Prosees Perubahan yang terjadi pada masyarkat bulotalangi .bulango

timur kab.bone bolango.

Terjadinya perubahan-perubahan di dalam masyarakat sebenarnya

bukanlah merupakan suatu hal yang luar biasa, dengan kata lain perubahan-

perubahan sosial (maupun perubahan kebudayaan) merupakan gejala yang

umum, karena setiap masyarakat atau selama masyarakat itu masih tetap ada

sudah pasti akan mengalami perubahan-perubahan.

Perubahan-perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi

orang-orang luar yang menelaahnya berupa perubahan-perubahan yang tidak

menarik dalam arti kurang menyolok, juga berupa perubahan-perubahan yang

pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada juga perubahan-perubahan

yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat.

Perubahan-perubahan dimaksud hanya dapat diketemukan oleh

seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada

suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan

masyarakat tersebut dalam waktu yang lampau. Seorang yang belum sempat

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

71

menelaah suatu struktur masyarakat desa misalnya maka ia akan mengatakan

bahwa masyarakat desa tersebut tidak maju dan tidak berubah.

Apabila kebudayaan yang ada pada masyarakat cenderung untuk

bertahan atau tidak berubah, hal ini semata-mata karena disebabkan oleh faktor

kegunaan atau dilihat dari fungsi kebudayaan itu sendiri. Misalnya kebudayaan

tersebut masih dapat dipergunakan sebagai pedoman hidup dalam masyarakat.

Selain itu kecenderungan kebudayaan untuk bertahan atau keberadaanya

sengaja untuk dipertahankan, karena biasanya masyarakat menyadari bahwa

apabila terjadi perubahan suatu kebudayaan, maka akan mengoyahkan

keseimbangan sistem. Karena masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan-pisahkan.

Dari konsep ini, maka timbul pertanyaan bagaimanakah dinamika

perubahan kehidupan masyarakat di desa Bulotalangi Kecamatan Bulango

Timur Kab.Bone Bolango pada umumnya khususnya perubahan Huyula dalam

bentuk Tiayo pada kehidupannya sehari-hari.

Berdasarkan dari beberapa responden yang saya wawancarai bahwa

Tiayo dalam kehidupan masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan Bulango

Timur dewasa ini telah mulai bergeser. Dari 15 Responden yang menyatakan

bahwa Tiayo tidak dilaksanakan lagi dalam kehidupan masyarakat dewasa ini.

Hal yang demikian ini pula sebagaimana dituturkan informan Dedi Abdullah

sebagai ketua RT (54 tahun) sebagai berikut:

“Pada waktu dahulu di desa Bulotalangi ini masih berjalan dan masih

dilaksanakan oleh masyarakat. kegiatan ini dilakukan dalam membantu

kegiatan sesorang misalnya dalam menggarap suatu lahan pertanin sampai

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

72

saatnya akan memanen hasil pertanian dulu itu mereka tidak meminta imbalan

apa-apa, yang semua itu hanya ditujukan untuk membina hubungan yang baik

antara atau sesama tetangga bahkan sesama anggota masyarakat. Akan tetapi

hal yang demikian akhir-akhir ini sudah jarang dilaksanakan bahkan terkesan

sudah tidak ada lagi. Hal ini sesuai pengalaman saya, bahwa masyarakat telah

memperhitungkan materi dari pada nilai-nilai sosial dalam kehidupannya”.

Memperhatikan pernyataan responden serta penuturan informan di

peroleh bahwa secara umum Tiayo di desa Bulotalangi Kecamatan Bulango

Timur Kabupaten Bone Bulango mulai bergeser maupun berubah. Hal ini

terlihat bahwa dalam bila sebelumnya Tiayo dilaksanakan bahkan berjalan

dengan baik dalam kehidupan masyarakat, dengan tanpa memperhitungkan

nilai-nilai materi (uang) hanya semata-mata untuk kepentingan kebersamaan

antara anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya, telah berubah menjadi

nilai ekonomis dalam kehidupan masyarakat. Hal yang demikian ini terungkap

dalam pernyataan responden terhadap pelaksanaan Tiayo di desa Bulotalangi

Kecamatan Bulango Timur,lebih banyak telah memperhitungkan nilai materi

(uang).

Dari beberapa responden menyatakan bahwa pelaksanaan Tiayo di desa

sekarang ini sudah lebih banyak memperhitungkan nilai ekonomis. Misalnya

seseorang petani pada waktu dahulu bila melakukan pengolahan tanah

pertanian seperti membajak dilakukan bersama-sama dengan petani lainnya,

dimana antara petani saling membantu petani lainnya begitu pula sebaliknya.

Aktivitas yang demikian ini tidak dilakukan dengan cara membayar

tenaganya melainkan hanya dengan cara pertukaran tenaga. Akan tetapi dalam

kehidupan sekarang ini hal yang demikian sudah kurang dijumpai lagi dalam

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

73

kehidupan masyarakat desa Bulotalangi Bila petani yang diundang oleh petani

lain tidak menghendaki lagi pengembalian kelelahannya dengan tenaga akan

tetapi sudah dinilai dengan uang.

4.2.2.Proses Huyula dalam wujud Tiayo.

Sebagaimana yang telah dibahas pada uraian sebelumnya bahwa

huyula dalam wujud tiayo dalam kehidupan masyarakat Gorontalo khususnya

masyarakat di desa Bulotalangi Kecamatan bulango timur Kabupaten bone

bolango yaitu merupakan aktivitas tolong menolong antara kelompok orang

untuk mengerjakan pekerjaan seseorang. Biasanya orang yang ditolong hanya

menyediakan makanan, minuman dan kewajiban untuk membalasnya bila

yang pernah menolongnya akan mengerjakan pekerjaan pula, misalnya

menggarap sebuah lahan pertanian.

Kegiatan-kegiatan yang demikian ini dalam kehidupan masyarakat

Gorontalo pada umunya dalam kehidupan masyarakat Desa Bulotalangi

Kecamatan bulango timur Kabupaten bone bolango, waktu dahulu kala tercipta

bahkan terbina dengan baik diantara anggota masyarakat. Akan tetapi hal yang

demikian ini masih dilaksanakan atau berlaku dalam dinamika kehidupan

masyarakat sekarang ini. Untuk mengetahui hal yang demikian ini, peneliti

akan memaparkan data terhadap sikap masyarakat terhadap huyula dalam

wujud tiayo.

Dari 15 responden menyatakan bahwa huyula dalam wujud tiayo ini

tidak dilaksanakan oleh masyarakat, sedangkan 3 responden menyatakan

bahwa huyula dalam wujud tiayo kurang dilaksanakan serta responden yang

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

74

menjawab huyula dalam bentuk tiayo apakah masih dilaksanakan dalam

kehidupan penduduk desa Bulotalangi Kecamatan bulango Timur tidak ada.

Table 6

Sikap responden terhadap huyula dalam bentuk tiayo

Pernyataan Jumlah responden

Tidak perlu di laksanakan 15

kurang di laksanakan 3

Berdasarkan data yang diperoleh ternyata bahwa budaya huyula dalam

wujud tiayo dalam kehidupan masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan

Bulango Timur dewasa ini telah mulai bergeser. Dari 15 responden, yang

menyatakan bahwa huyula dalam wujud tiayo tidak dilakasanakan lagi dalam

kehidupan masyarakat dewasa ini. Hal yang demikian ini pula sebagaimana

dituturkan informan Ajis Daud bekerja sebagai petani (43 tahun) sebagai

berikut:

“Pada waktu dahulu di desa ini motiayo masih berjalan dan masih

dilaksanakan oleh masyarakat. kegiatan ini dilakukan dalam membantu

kegiatan sesorang misalnya dalam hal menggarap suatu lahan pertanian ,sampai

memanen,kesemuanya itu dilakukan dengan jalan kerja sama dengan tanpa

mengharpakan imbalan apa-apa, yang semua itu hanya ditujukan untuk

membina hubungan yang baik antara atau sesama tetangga bahkan sesama

anggota masyarakat. Akan tetapi hal yang demikian akhir-akhir ini, kegiatan-

kegiatan yang demikian ini sudah jarang dilaksanakan bahkan terkesan sudah

tidak ada lagi. Hal ini sesuai pengalaman saya, bahwa masyarakat telah

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

75

memberhitungkan materi dari pada nilai-nilai sosial dalam kehidupannya.

Sebagai contoh bila ada masyarakat yang ingin menggarap suatu lahan

pertanian maka masyarakat yang bekerja pada lahan pertanianya itu meminta

upah dan hal yang demikian ini telah berdampak dalam kegiatan-kegiatan lain

dalam masyarakat”.

Memperhatikan pernyataan responden serta penuturan informan terlihat

bahwa secara umum huyula dalam wujud tiayo di desa Bulotalangi Kecamatan

Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango mulai bergeser maupun berubah. Hal

ini terlihat bahwa dalam bila sebelumnya huyula dalam wujud tiayo

dilaksanakan bahkan berjalan dengan baik dalam kehidupan masyarakat,

dengan tanpa memperhitungkan nilai-nilai materi (uang) hanya semata-mata

untuk kepentingan kebersamaan antara anggota masyarakat dengan masyarakat

lainnya, tetah berubah menjadi nilai ekonomis dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum

bentuk huyula dalam wujud tiayo dalam kehidupan masyarakat desa

Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango, telah

bergeser atau berubah maknanya. Bila sebelumnya kegiatan ini tidak

menghendaki nilai materi (uang), akan tetapi hal yang demikian ini tidak

berjalan lagi dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Sebagian masyarakat

lebih memperhatikan nilai-nilai materi (uang) demi untuk menambah

penghasilan keluarga bila dibandingkan dengan jalan kerja sama melalui tenaga

antara anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

76

Table 7

Masyarakat yang menggantikan Tiayo dngn materi (Uang)

Pernyataan Responden Jumlah Responden

Sangat bersedia 15

Tidak Bersedi 0

4.2.3.Faktor-Faktor Penyebab Tiayo Yang Berubah Dalam Kehidupan

Masyarakat Desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur Kab Bone

Bolango

Seperti yang telah di uraikan terhadap huyula dalam bentuk Tiayo yang

masih dijumpai atau bertahan serta yang telah berubah dalam dinamika

kehidupan masyarakat desa Bulotangi Kecamatan Bulaango Timur Kabupaten

Bone Bolango, maka telah ditemukan bahwa huyula dalam bentuk tiayo.

Setiap perubahan maupun pergeseran seperti pergeseran budaya dalam

kehidupan masyarakat tidak terlepas dari perkembangan maupun perubahan

zaman yang lebih banyak di kenal dengan proses modernisasi. Modernisasi

merupakan persoalan yang sangat menarik untuk dikaji, sebab secara umum

masyarakat dewasa ini memiliki kaitan dengan modernisasi, baik yang

memasukinya maupun yang meneruskan tradisi modernisasi.

Modernisasi pada intinya merupakan suatu proses yang mempengaruhi

perubahan masyarakat dan kebudayaan dalam seluruh aspek dari tradisional ke

modern. Dengan adanya proses modernisasi, akan membawa dampak yang

sangat kompleks dalam tatanan kehidupan masyarakat dan budaya, dimana bila

masyarakat telah memiliki kemampuan berpikir misalnya, maka dengan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

77

sendirinya hal yang demikian akan berpengaruh terhadap dinamika

kehidupannya sehari-hari.

Modernisasi pada umumnya tidak dapat dilepaskan dengan aspek-aspek

yang meliputi perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan komunikasi,

perkembangan teknologi, perkembangan ekonomi. Komponen-komponen

inilah yang akan dijadikan dasar untuk memberikan penjelasan maupun

gambaran terhadap perubahan budaya huyula dalam bentuk tiayo dalam

dinamika kehidupan masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur

Kabupaten Bone Bolango.

4.2.3.1.Faktor Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Dalam hubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat

Desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur menunjukkan perubahan secara

intensif. Perkembangan ilmu pengetahuan itu ditandai dengan munculnya

berbagai sarana dan prasarana sekolah seperti pembangunan gedung-gedung

sekolah dan sarana lainnya seperti tranfortasi darat sebagai alat penghubung

antara desa dengan ibu kota kecamatan bahkan sampai ibu kota Propinsi.

Salah satu bukti perkembangan ilmu pengetahuan dalam bentuk

pendidikan terlihat dari kesungguhan maupun kesediaan masyarkat untuk

menyekolahkan anak-anaknya ke Sekolah Lanjutan Atas bahkan sampai

Perguruan Tinggi.

Masalah kesediaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak ini di

dukung oleh penuturan informan Puge Thalib (62 tahun) sebagai berikut:

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

78

“Sesuai pengalaman saya di desa ini ada persaingan dalam

menyekolahkan anak, yang mana masyarakat punya keiinginan besar ingin

menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi dan di desa ini yang

sudah lulus sarjana sudah sekitar 27 orang tapi sebagian sudah kerja di kota

atau di daerah lain, dan suatu hal yang sangat menarik dalam kehidupan di desa

ini, menyekolahkan anak ke kota merupakan suatu kebanggaan, dan secara

umum masyarakat di sini sudah banyak yang memiliki pendidikan, baik lulusan

Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan bahkan ada yang lulus Perguruan

Tinggi. walaupun harus diakui masih ada pula anggota masyarakat yang putus

sekolah.

Masalah kesediaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-

anaknya samapi ke Sekolah lanjutan Tingkat Atas bahkan sampai Perguruan

Tinggi, di dukung oleh adanya fasilitas sekolah di Daerah Gorontalo cukup

memadai dan tersedia baik dari Sekolah Dasar fasilitas pendidikan Perguruan

Tinggi. Khususnya pada wilyah penduduk desa Bulotalangi terdapat beberapa

Sekolah Dasar dan sebuah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, sedangkan

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas hanya dapat ditempuh dengan kenderaan darat

selama 30 menit dan untuk Perguruan Tinggi dapat ditempuh dengan

kenderaan darat dari desa Bulotalangi ke lokasinya selama 30 menit.

Masalah ilmu pengetahuan seperti melalui pendidikan sangat perlu

untuk dimiliki oleh masyarakat, sebab melalui pendidikan akan tercipta

manusia yang memilik wawasan berpikir yang positif terhadap setiap

perkembangan yang muncul dalam kehidupan masyarakat

Berdasarkan data responden, penuturan informan, dan hasil penelitian

terhadap betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan masyarakat, maka

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

79

timbul pertanyaan, bagaimana peran ilmu pengetahuan seperti pendiidikan

dapat menyebabkan pergeseran nilai-nilai budaya tradisional dalam

masyarakat. Misalnya pergeseran atau perubahan budaya huyula dalam bentuk

Tiayo dalam dinamika maupun tatanan kehidupan masyarakat desa

Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari responden, bahwa secara

umum masalah perkembangan ilmu pengetahuan berupa pendidikan dapat

menyebabkan berubahnya budaya Tiayo Sebagaimana Dari 15 responden,

yang menyatakan bahwa berubahnya budaya Tiayo dalam kehidupan

masyarakat desa Bulotalangi sekararang ini dipengaruhi oleh perkembangan

ilmu pengetahuan berupa pendidikan.

Berdasarkan data yang diperoleh ternyata sebagian besar masyarakat

menyatakan bahwa berubahnya budaya Tiayo diakibatkan maupun dipengaruhi

oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan berupa pendidikan yang dimiliki

penduduk. Hal yang demikian ini di dukung oleh pendapat Informan Bobi

Mohamad (37 tahun) antara lain dituturkan:

“Masalah budaya Tiayo di desa ini memang sudah sangat rumit, sebab

bila pada waktu dahulu orang melakukan pekerjaan bersama-sama dalam

menggarap lahan pertanian. dengan mudah untuk mengajak masyarakat, akan

tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dimana generasi mudah atau

yang tua,sudah tak melakukannya lagi,karena mereka lebih mementinkan uang

untuk kebutuhan hidup dan untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Berdasarkan penuturan informan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

masalah perkembangan ilmu pengetahuan, berupa pendidikan yang dimiliki

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

80

masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone

Bolango dapat menyebabkan berubahnya budaya huyula dalam kehidupannya

sehari-hari.

Dari data responden dan penuturan informan terhadap perkem-bangan

ilmu pengetahuan berupa pendidikan debagai faktor penyebab bergesernya

budaya Tiayo dalam kehidupan masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan

Bulango Timur dapat disimpulkan.

perubahan tiayo diakibatkan oleh adanya perkembangan ilmu

pengetahuan berupa pendidikan, sebab bila ada sesorang yang ingin

mengundang (motiayo) kepada anggota masyarakat lain untuk melakukan suatu

pekerjaan seperti menggarap suatu lahan pertanian, mengangkat rumah

misalnya, maka yang bersangkutan memperhatikan tingkat status sosialnya

berupa pendidikan, sebab dalam kehidupan masyarakat dewasa ini faktor

pendidik-an turut menentukan dalam proses interaksi sosial dalam masyarakat.

Tabel 8

Pendapat Responden Terhadap Peran Pendidikan

Dalam Perubahan Tiayo

Pernyataan Jumlah Responden

Mempengaruhi 15

Kurang mempengaruhi 0

Tidak mempengaruhi 0

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

81

4.2.3.2. Perkembangan Teknologi.

Teknologi merupakan salah satu produk kebudayaan dan memiliki

kedudukan yang esensial dalam mempengaruhi perilaku masyarakat. Frans

Magniz Suseno (1992:57) memandang ilmu pengetahuan dan teknologi

merupakan salah satu kekuatan utama yang mewujudkan dunia masyarakat

modern. Perkembangan teknologi memiliki peranan yang sangat penting serta

dapat mempengaruhi cara berpikir yang kritis, sistematis, analitis, logis dalam

melihat perkembangan dinamika kehidupan masyarakat.

Bagi masyarakat pedesaan perkembangan teknologi ini lebih banyak

terkonsentrasi dalam bidang teknologi pertanian. Dengan adanya introduksi

teknologi pertanian ke pedesaan banyak menimbulkan perubahan dalam

tatanan kehidupan masyarakat. Menurut Soelaiman (1996:128) Dampak

introduksi teknologi ke pedesaan terhadap interaksi sangatlah penting, sebab

melalui teknologi, aktivitas kerja menjadi lebih sederhana dan serba cepat serta

dapat memuaskan. Hubungan antara sesama pekerja menajdi bersifat

impersonal, sebab setiap pekerja bekerja menurut keahliannya masing-masing

(spesialis). Hal ini berbeda dengan pekerjaan yang tanpa teknologi, tidak

bersifat speasialis dimana setiap orang dapat saling membantu pekerjaan, tidak

dituntut dengan keahlian tertentu.

Bagi masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur

khususnya masyarakat petani dalam hal memanfaatkan teknologi pertanian

lebih terwujud dalam hal pemakian bibit unggul, pemupukan dan penggunaan

traktor. Menurut Informan Suman Husain (63 tahun) sebagai petani pemilik

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

82

menuturkan pendapatnya tentang teknologi pertanian di desa ini sebagai

berikut:

“Penggunaan bibit unggul, pemupukan serta pengolahan tanah sesuai

dengan petunjuk Penyuluh Pertanian lapangan, di desa ini telah dilaksanakan

oleh petani. Akan tetapi akhir-akhir ini pemanfaatan teknologi pertanian berupa

traktor serta alat-alat prontok padi telah dimanfaatkan oleh para petani, akan

tetapi masih ada pula yang mengolah tanah pertaniannya dengan cara

tradisional. Dengan adanya pemanfaatan tekonologi pertanian disatu sisi dapat

lebih berguna atau menguntungkan para petani, akan tetapi bagi petani

tradisional hal yang demikian ini sangat mempengaruhi pendapatannya”.

Dari penuturan informan di atas, maka terlihat bahwa sudah ada petani

di desa Bulotalangi Kecamatan Bulaango Timur yang telah menggunakan

teknologi pertanian seperti traktor dan alat prontok padi sehingga hal ini

cukup beralasan untuk merubah sistem sosial maupun sistem budaya dalam

kehidupan masyarakatnya. Munandar Soelaiman (1996:125) melihat bahwa

masuknya teknologi atau mekanisasi di desa, banyak berpengaruh terhadap

tatanan sosial di desa, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kehidupan

manusia.

Pandangan Soelaiman terhadap masuknya teknologi ke desa oleh

Linthon diistilahkan dengan mutasi teknologi kepada masyarakat. Linthon

(dalam Schoorl, 1988) mengemukakan teknologi meruypakan dasar yang

memungkinkan adanya perkembangan dalam kehidupan manusia,

perkembangan ini dikenal dengan istilah mutasi teknologi seperti (a)

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

83

penggunaan alat dan api, (b) domestikasi hewan dan tanaman serta (c) produksi

energi dan penerapan metode-metode ilmiah.

Masuknya mekanisasi teknologi pertanian dalam kehidupan

masyarakat, apakah dapat menyebabkan berubahnya budaya dalam

kehidupannya khususnya budaya Tiayo Implikasi masuknya teknologi dengan

perubahan budaya dijelaskan melalui paradigma dari teori August Comte.

Comte (dalam Rostiyati, 1995:91) mengemukakan bahwa:

“Perubahan disebabkan oleh proses perubahan akal budi manusia yang

berkembang melalui tiga tahap yakni teologis, manusia menggunakan gagasan

keagamaan untuk menjelaskan suatu gejala atau peristiwa. Dalam tahap

metafisik, manusia tidak lagi melihat gejala atau peristiwa sebagai kehendak

roh, dewa atau tuhan, melainkan manusia menggunakan konsep abstrak seperti

hukum alam, kodrat, jiwa dan lain-lain. Sedangkan tahap positif gejala atau

peristiwa diterangkan oleh akal budi manusia berdasarkan dalil atau teori yang

dapat diuji dan dibuktikan secara empirik (positif). Tahap ini menggunakan tata

logika ilmiah yang merupakan dasar kemajuan teknologi yang akhirnya

berkembang sebagai industrial”

Paradigma teori yang dikemukakan Comte ini bila dihubungkan de-

ngan perubahan budaya dalam masyarakat maka faktor teknologi pertanian

mengakibatkan perubahan budaya pada umumnya khususnya budaya Tiayo

pada penduduk desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur. Hal yang

demikian dituturkan informan Asto Utina bekerja sebagai petani (45 tahun)

sebagai berikut:

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

84

“Masuknya teknologi pertanian seperti penggunaan traktor di desa ini

menyebabkan budaya tiayo tidak berlaku lagi. Pada waktu dahulu para petani

biasanya dalam mengolah tanah pertaniannya, hanya dilakukan dengan saling

tukar menukar tenaga, misalnya saya seorang petani dalam mengolah areal

pertaniannya, maka beberapa orang petani saling membantu, dan mereka tidak

menghendaki untuk dibayar, hanya pada suatu ketika bila yang memberikan

bantuan itu, maka kita akan membalasnya pula dengan tenaga, akan tetapi

dengan adanya traktor ini, maka hal yang demikian itu sekarang ini sudah

kadang dijumpai. Suatu hal yang menarik walaupun ada petani yang

menggunakan traktor, akan tetapai mereka tidak dapat diajak lagi melakukan

Tiayo.

Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari responden secara

umum dikatakan bahwa masuknya teknologi pertanian berupa penggunaan

traktor maupun pemanfaatan prontok padi dan jagung dapat mnyebabkan

perubahan budaya huyula dalam wujud tiayo Berdasarkan dari 15 responden

menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi pertanian berupa traktor dapat

menyebabkan berubah atau bergesernya tiayo, Sebab dalam tiayo yang

dilibatkan adalah tenaga manusia atau tenaga hewan seperti kerbau.

Sedangkan responden yang menyatakan bahwa perubahan huyula

dalam wujud tiayo disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi berupa

pemanfaatan prontok padi dan jagung dinyatakan atau dijawab 15 responden

menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan perubahan huyula dalam wujud

tiayo disebabkan oleh adanya pengunaan teknologi pertanian berupa

pemanfaatan pupuk dan dan bibit unggul.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

85

Dari penuturan informan serta data yang diperoleh melalui responden

ini dapat disimpulkan, bahwa masuknya teknologi pertanian pedesaan berupa

alat-alat seperti traktor, alat prontok padi dan jagung selain dapat mengeser

alat-alat tradsional berupa bajak (popadeo), pacul (popati) yang dipergunakan

oleh sebagian besar masyarakat tani di desa Bulotalangi Kecamatan Bulangbo

Timur Kabupaten BoneBolango. Selain itu pula dapat menyebabkan

berubahnya budaya tiayo dalam kehidupan masyarakat. Sebab dengan adanya

teknologi pertanian, para petani lebih banyak menanggung biaya untuk

membayar alat-alat tersebut. Sedangkan dalam proses dalam bentuk tiayo para

petani hanya cukup memberikan bantuan dengan tenaga kepada petani laiinya

dengan tidak mengeluarkan biaya atau bayaran dalam wujud materi melainkan

hanya dibayar dengan tenaga.

Selain itu masuknya teknologi pertanian dalam kehidupan masya-rakat

pedesaan selain untuk mempengaruhi budaya masyarakat juga dapat

berpengaruh pada bergesernya tenaga kerja manusia dan hewan ke dalam

peralatan yang lebih maju, sehingga masyarakat pada umumnya akan

kehilangan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan pandangan Soelaiman(1996:121)

yakni: “Masuknya teknologi berupa traktor menyebabkan tenaga kerja hewan

menganggur dan buruh tani kehilangan pekerjaan”. Keadaan demikian

menyebabkan terjadinya urbanisasi, buruh tani dan pemuda lari ke kota

mencari pekerjaan.

Berdasarkan uraian tentang faktor perkembangan teknologi khususnya

teknologi pertanian di pedesaan berupa pemanfaatan traktor, alat-alat prontok

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

86

padi dan jagung dalam hubungannya dengan berubah maupun bergesernya

huyula pada umumnya khususnya tiayo dapat disimpulkan bahawa

perkembangan teknologi pertanian ini dapat menyebabkan berubahnya tiayo.

Hal ini disebabkan bila seorang petani menggunakan traktor sewaan

untuk mengolah tanah pertaniannya sudah hampir sama biayanya, bila

dibandingkan melakukan huyula dalam wujud tiayo dengan mengundang 10

orang petani untuk diberikan makanan minuman maupun biaya rokok.

Berdasarkan penuturan informan Yunus akululu bekerja sebagai petan (41

tahun) bahwa:

“Di desa Bulotalangi sekarang ini para petani sudah ada yang

menggunakan traktor akan dan bila dihitung biayanya sudah hampir sama

dengan kita melakukan tiayo, bila dalam pelaksanaan tiayo kita menyediakan

manakan, minuman dan rokok kepada beberapa orang petani sudah sama biaya

dengan petani menyewa traktor. Akan tetapi yang lebih diharapkan dalam hal

ini tiayo adalah sifat kebersamaan dan kekeluargaan. Tetapi hal yang demikian

ini sudah mulai memudar dalam kehidupan masyarakat desa Bulotalangi”.

4.2.3.3.Perkembangan Media Komunkasi

Media infomasi dan komunikasi mempunyai peranan dalam segala

aspek kehidupan manusia. Sebab media ini merupakan wahana utama dari

kegiatan dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Media komunikasi telah

menjadi kepentingan vital bagi manusia sebagai individu dalam masyarakat,

dan melalui media komunikasi ini akan tercipta suasana untuk memahami

bagaimana proses perkembangan masyarakat pada umumnya khususnya

masyarakat pedesaan.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

87

Masuknya teknologi komunikasi ke desa, meyebabkan hubungan

sosial yang bercorak tatap muka menjadi hilang karena cukup dengan media

komunikasi. Bagi masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur

media komunikasi berupa HP, televisi, radio, serta parabola telah banyak

mereka miliki. Hal yang demikian ini diungkapkan oleh informan Irma Hudji

(52 tahun) sebagai berikut:

“Saya menjadi kepala desa disini sudah sekitar 2 tahun, secara umum di

desa ini masyarakat telah memiliki berbagai media komunikasi seperti Hp,

radio, televisi, para bola, dan masyarakat sangat menggunakan media ini untuk

melihat perkembangan dalam masyarakat, akan tetapi ada sebagian masyarakat

yg belum memiliki alat komunikasi lainya.

Penuturan informan ini didukung oleh pemilikan masyarakat

terhadap media berupa Hp televisi dan radio serta parabola sebagaimana bahwa

dari 15 responden,yang memiliki media komunikasi berupa televis,hp.radio.

maka sebanyak 3 responden yang menyatakan tidak memiliki media

komunikasi berupa hp,televise,dan radio.

Dari data yang diperoleh bahwa sebagian besar masyarakat telah

memiliki hp, televise dan radio, maka hal ini di ikuti pula oleh kesenangan

masyarakat dalam menafaatkan media tersebut untuk melihat maupun

mengikuti berbagai perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh bahwa sebagain besar masyarakat

menggunakan media tersebut sebagai alat untuk mengetahui berbagai

perkembangan dalam masyarakat.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

88

Dari hasil yang di tuturkan oleh beberapa respoden peneliti

menyimpulkan bahwa:

“Media komunikasi berupa radio dan televisi telah memberikan

informasi kepada masyarakat terhadap berbagai perkembangan dan perubahan

yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat, akan tetapi disisi lain media

ini memiliki dampak yang negatif, dimana mulai menipisnya norma-norma

agama maupun adat istiadat terutama generasi mudanya, sebab mereka sudah

meniru tingkah laku maupun model-model yang sebenarnya kurang sopan

dalam kehidupan masyarakat.

Dari 15 responden, yang menyatakan memanfaatkan media

komunikasi berupa televisi dalam mengikuti berbagai perkembangan dalam

kehidupan masyarakat. 2 responden yang menyatakan kadang-kadang

memanfaatkan media komunikasi berupa televisi dan radio dalam mengikuti

berbagai perkembangan dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan responden

yang menjawab item tidak pernah menggunakan media komunikasi berupa

televisi dan radio tidak ada yang menjawab.

Memperhatikan penuturan informan dan data tentang pemilikan

Televisi dan radio oleh masyarakat serta kesediaan masyarakat memanfaatkan

televisi dan radio dalam mengikuti perkembangan maupun perubahan dalam

kehidupan masyarakat,dengan sendirinya akan menambah wawasan berpikir

masyarakat itu yang bersangkutan. Alvin Tofler (dalam Wahyudi, 1992:4)

memandang “teknologi informasi sebagai perangkat keras bersifat

organisatoris, dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu dan

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

89

khalayak untuk mengumpulkan, memproses dan saling mempertukarkan

informasi dengan individu dan khlayak lain”.

Bila pandangan Alvin ini tidak ditelaah baik-baik oleh para penerima,

maka dengan sendirinya akan terjadi pergeseran nilai sosial yang tadinya

dimiliki oleh penerima, sebab dengan menerima informasi dari khalayak lain

itu akan terjadi peniruan terhadap yang dilakukannya, dan pada akhirnya akan

berpengruh terhadap nilai-nilai budaya tradisional yang dimilikinya.

Dari hasil yang di tuturkan oleh beberapa respoden peneliti

menyimpulkan bahwa:

“Media komunikasi berupa radio dan televisi telah memberikan

informasi kepada masyarakat terhadap berbagai perkembangan dan perubahan

yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat, akan tetapi disisi lain media

ini memiliki dampak yang negatif, dimana mulai menipisnya norma-norma

agama maupun adat istiadat terutama generasi mudanya, sebab mereka sudah

meniru tingkah laku maupun model-model yang sebenarnya kurang sopan

dalam kehidupan masyarakat.

Hal yang demikian terlihat dalam kehidupan masyarakat desa

Bulotalangi, karena dengan adanya media yang dimiliki, maka telah

berpengaruh terhadap budaya dalam kehidupannya misalnya budaya Tiayo.

Berdasarkan data yang penulis peroleh bahwa media komunikasi dapat

meyebabkan perubahan dalam kehidupan masyarakat pedesaan pada umunya

khususnya kehidupan generasi muda.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

90

Dalam kehidupan masyarakat desa Bulotalangi media komunikasi

seperti Hp, televisi dan radio telah ikut memyebabkan berubahnya beberapa

nilai tradisioal misalnya dalam bentuk-bentuk Tiayo sebagai nilai sosial dalam

kehidupan masyarakatnya. Dari 15 responden yang menyatakan bahwa media

komunikasi seperti televisi dan dari turut mempengaruhi pelaksanaan budaya

Tiayo dalam kehidupan masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan Bulango

Timur. Selanjutnya dari 15 responden yang menyatakan bahwa media

komunikasi seperti televisi dan radio yang telah dimiliki oleh masyarakat desa

Bulotalangi serta telah dimanfaatkan untuk mengikuti berbagai perkembangan

dalam kehidupan masyarakat dapat mempengaruhi proses Tiayo yang

berlangsung di desa Bulotalangi.

Dari data ini terlihat bahwa secara umum, media komunikasi seperti

Hp, televisi dan radio itu menyebabkan pergeseran maupun perubahan budaya

Tiayo dalam kehidupan masyarakat desa Bulotalangi Kecamatan Bulango

Timur. Akan tetapi bentuk-bentuk huyula seperti tiayo manakah yang

diakibatkan oleh adanya proses perkembangan media tersebut diungkapkan

oleh informan Andrian Paku sebagai ketua karang taruna (42 tahun) sebagai

berikut:

“Pada umumnya masyarakat di desa ini telah banyak yang memiliki Hp,

televisi, parabola dan radio, kehadiran media ini pada umumnya masyarakat

dapat menerima berbagai informasi dan perkembangan yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, dan hal ini dapat menyebabkan masyarakat untuk

mengikuti setiap perkembangan yang pada akhirnya berpengaruh pula pada

budaya tradisional dalam kehidupan masyarakat misalnya budaya Tiayo.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

91

mengalami perubahan. Yang lebih banyak disebabkan oleh media komunikasi

seperti Hp, televisi dan radio itu adalah tiayo dan hal yang demikian ini lebih

banyak terlihat dalam kehidupan generasi muda”. Sebab masyarakat dengan

mudah menyerap budaya perkotaan yang cenderung individual dan

materialistis.

Penuturan informan Andrian Pakiu terhadap dampak media komunikasi

berupa televisi dan radio terhadap perubahan budaya huyula di desa

Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur Kabupaten BoneBolango dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa media komunikasi seperti televisi dan radio dalam

kehidupan masyarrakat dapat menyebabkan perubahan budaya dalam

kehidupan masyarakat seperti budaya Tiayo dalam kehidupan masyarakat desa

Bulotalangi Kecamatan Bulango Timur.

Adapun bentuk huyula yang telah berubah sebagai dampak dari media

komunikasi ini meliputi huyula dalam wujud tiayo. Hal ini dilihat dari sebagai

akibat dari media mulai muncul sifat materialistis dan indivualistis dalam

tatanan kehidupan masyarakat. Pikiran-pikiran yang demikian inilah yang

menyebabkan sebagian masyarakat tidak menginginkan lagi sifat tolong

menolong.

Dalam kehidupan sebelumnya tiayo dilakukan dengan jalan

menyumbakan tenaga dengan tidak mengharapkan imbalan apa-apa, tetapi

sekarang ini hal yang demikian sudah diganti dengan uang. Dalam arti bila ada

anggota masyarakat yang mengharapkan bantuan berupa tenaga untuk sesuatu

pekerjaan, maka yang bersangkutan tidak menginginkan lagi diberikan imbalan

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...eprints.ung.ac.id/3563/10/2013-1-69201-281409003-bab4... · 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian ... 152 desa dengan jumlah

92

dalam bentuk makanan tetapi lebih dari itu tenaganya sudah dinilai dengan

bayaran.