bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...
TRANSCRIPT
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Berdasarkan hasil olahan data penulis maka beberapa informasi yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang dijadikan penulis sebagai tempat penelitian
terdiri dari 3 lokasi yaitu Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, Hotel Melati
Gorontalo, dan Hotel Oasis Gorontalo.
Bandar Udara Djalaludin terletak di Jln. Satria / angkasa No.274 Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo, jarak tempuh dari Bandar Udara Djalaludin menuju
pusat kota berjarak ± 45 menit Bandar Udara Djalaludin Gorontalo melayani 3
maskapai penerbangan yaitu, Garuda Indonesia dengan rute Gorontalo-Makassar-
Jakarta (pulang pergi) dengan menggunakan pesawat boeing 737-800 NG setiap hari.
Lion Air dengan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan
menggunakan pesawat boeing 737-900 ER setiap hari. Sriwijaya Air dengan rute
Gorontalo-Makassar-Jakarta (pulang pergi) dengan menggunkan pesawat boeing 737-
400 atau 737 200 setiap harinya.
Gorontalo merupakan destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan
baik yang nusantara maupun mancanegara, wisatawan-wisatawan yang datang ke
Gorontalo disediakan hotel-hotel yang khusunya untuk wisatawan mancanegara
seperti Hotel Melati dan Hotel Oasis.
2
Adapun fasilitas akomodasi yang terdapat di provinsi Gorontalo sudah cukup
banyak walaupun msih didominasi oleh hotel-hotel kecil. Hotel-hotel kecil yang
banyak menjadi tempat menginap dari wisatawan mancanegara antara lain adalah
Hotel New Melati dan Hotel Oasis.
Hotel New Melati berlokasi di jalan Wolter Monginsidi No. 5 Gorontalo,
berjarak ± 100 km dari Bandara Djalaudin Gorontalo, sementara Hotel Oasis
berlokasi di jalan Agusalim Kota Gorontalo berjarak ± 75 km dari Bandara
Djalaludin. Kedua hotel ini berlokasi di aera kota Gorontalo sehingga sangat mudah
untuk dijangkau, Kedua hotel ini menawarkan konsep paket wisata yang sama
terhadap wisatawan mancanegara yaitu paket diving baik di Taman Laut Olele,
Gorontalo maupun di Pulau Togean-Sulawesi Tengah. Oleh sebab itulah hotel ini
banyak dipilih oleh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Gorontalo.
Selain Bandara Djalaludin, kedua hotel inilah yang menjadi tempat/lokasi
penyebaran kuisioner oleh peneliti untuk mendapatkan data-data wisatawan
mancanegara sementara data wisatawan nusantara hanya terfokus pada Bandara
Djalaludin saja.
2. Letak Geografis
Gorontalo secara Geografis Provinsi ke 32 di Indonesia ini mempunyai
ketinggian dari permukaan laut antara 0 - 2.400 m dengan jumlah pulau-pulau kecil
yang teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 67 buah. Secara geografis Provinsi
3
Gorontalo berada pada posisi 0’19’ – 1’15’ Lintang Utara dan 121’23’ – 123’43’
Bujur timur.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000
tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo, batas wilayah Provinsi Gorontalo adalah
sebagai berikut:
1. Utara: Laut Sulawesi
2. Timur: Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang
Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara
3. Selatan: Teluk Tomini
4. Barat: Kabupaten Parigi Moutong dan Buol, Provinsi Sulawesi
Tengah.
Gambar 4.1
Peta Wilayah Provinsi Gorontalo
4
3. Topografi
Tipe permukaan tanah atau topografi dari Provinsi Gorontolo ini sebagian
besar adalah perbukitan. Dengan tipe dataran yang berbukit, maka pada pada provinsi
ini banyak didapati gunung-gunung dengan beragam ketinggian. Gunung Tabongo
yang terletak di Kabupaten Boalemo adalah gunung yang tertinggi dengan ketinggian
mencapai 2.100 m dpl, sedangkan gunung yang terendah adalah gunung litu-litu yang
terletak di Kabupaten Gorontalo dengan ketinggian 884 m dpl.
Dengan karaktarestik topografi yang dimiliki Provinsi Gorontalo yang
berbukit dan terdapat banyak gunung, provinsi ini juga banyak dilintasi oleh aliran
sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten
Boalemo dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang terpendek adalah
Sungai Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo
Utara.
4. Klimatologi
Suhu udara pada suatu daerah atau wilayah dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan laut, selain itu juga jauh dekatnya tempat tersebut
dengan garis lintas khatulistiwa juga mempengaruhi dari suhu udara pada daerah
tersebut. Provinsi Gorontalo letaknya tidak jauh dari garis lintas khatulistiwa
sehingga menjadikan daerah ini mempunyau suhu udara yang cukup panas.
Berdasarkan data pada tahun 2011, pada tahun 2010 suhu udara rata-rata di
Provinsi Gorontalo berkisar antara 24,4 °C – 28,0 °C. Suhu minimum terjadi pada
5
bulan Februari yaitu 23,0 °C. Sedangkan suhu maksimum terjadi di bulan Maret
dengan suhu mencapai 33,9 °C.
Berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan maka dapat diperoleh informasi
yaitu:
4.2 Hasil Penelitian
Adapun data yang diperoleh penulis dalam optimalisasi perolehan data
wisatawan untuk pengembangan pariwisata melalui survei passanger exit survey
antara lain :
4.2.1 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara
Tabel 1.1
Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara
Provinsi Gorontalo Tahun 2010
No. Kabupaten /
Kota
Wisatawan Jumlah
Domestik Mancanegara
1. Kab. Boalemo 48.580 6 48.586
2. Kab. Gorontalo 45.000 63 45.063
3. Kab. Pohuwato 24.759 - 24.759
4.
Kab. Bone
Bolango
15.765 299 16.046
6
5.
Kab. Gorontalo
Utara
8.651 87 8.738
6. Kota Gorontalo 7.238 - 7.238
Jumlah 149.993 455 150.448
Sumber : Gorontalo Dalam Angka 2011, BPS Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan
domestik lebih banyak dibandingkan dengan jumlah wisatawan mancanegara.
1. Kabupaten Boalemo
Sektor pariwisata Kabupaten Boalemo masih berkembang dan masih
menyimpan potensi pengembangan yang besar. Daya tarik wisata di Kabupaten
Boalemo terdiri dari : Danau Teratai, Danau Etalase Tabulo, Air Terjun Ayuhulalo,
Sanggar Lembah Delima, Pulau Pasir Putih, Pulau Mohupomba Daa, Pulau
Mohupomba Kiki, Pemukiman Suku Bajo, Pulau Asiangi, Pantai Boalemo Indah, Air
Panas Dulanga, Pulau Dulupi, Taman Agrowisata Puulohungo, Air Terjun Tenilo,
Wisata Tirta Sungai Paguyaman, Taman Laut Pulau Limba, Teluk Leanga, dan Teluk
Bubaa.
Jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010 sebanyak 48.586
orang di Kab Boalemo mengalami peningkatan jumlah yang sangat significan
dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana peningkatan jumlah wisatawan secara
signifikan terjadi pada bulan Februari, Maret dan April. Peningkatan jumlah
7
wisatawan di Kabupaten Boalemo menunjukan potensi pengembangan sektor
kepariwisataan semakin menjanjikan yang diharapkan mampu menjadi suatu
lapangan usaha bagi masyarakat, tetapi tidak sama halnya dengan jumlah wisatawan
mancanegara pada tahun 2010 hanya sebanyak 6 orang lebih menurun dibandingkan
jumlah pada tahun 2009.
2. Kabupaten Gorontalo
Kabupaten Gorontalo bisa disebut sebagai gerbang pariwisata Provinsi
Gorontalo. Bandar Udara Djalaludin yang terletak di Kecamatan Tibawa Kabupaten
Gorontalo menjadi pintu masuk wisatawan domestik maupun asing yang datang
menggunakan pesawat terbang. Daya tarik wisata di Kabupaten Gorontalo terdiri dari
: Menara Keagungan Limboto, Pentadio Resort, Desa Bongo, Rumah Adat Banthayo
Poboide, Pantai Taula’a.
Jumlah kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010 sebanyak 45.000
orang sedangkan jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2010 sebanyak 63 orang
sangat sedikit divandingkan dengan jumlah wisatawan nusatara dikarenakan
Hubungan kelembagaan dan kerjasama dalam bidang pariwisata di Kabupaten
Gorontalo dinaungi oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan, Komunikasi dan Informatika.
Kerjasama Dinas Parbudkominfo Kabupaten Gorontalo dengan berbagai dinas dalam
satuan SKPD di Kabupaten Gorontalo ataupun lembaga pemerintah maupun non-
pemerintah lainnya yang berhubungan dengan sektor pariwisata dilaksanakan sesuai
dengan tupoksi. Asosiasi maupaun organisasi pelaku pariwisata di luar dari Dinas
8
Pemerintah di Kabupaten Gorontalo belum terbentuk. Sehingga pengembangan
pariwisata di kabupaten gorontalo tidak bisa terarah dengan baik.
3. Kabupaten Pohuwato
Kabupaten Pohuwatu memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar.
Hal tersebut tidak terlepas dari faktanya bahwa Kabupaten Pohuwato adalah salah
satu Kabupaten/Kota yang terluas di Provinsi Gorontalo, yaitu luasnya mencapai
4.291,81 km². Luas wilayah yang luas bisa menjadi modal bagi pengembangan
pariwisata, akan tetapi sumber daya alam yang dimiliki bukan hanya faktor penentu
bagi berkembangnya pariwisata suatu daerah, tetapi harus dipadukan dengan dengan
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh daerah tersebut dalam
melakukan perencanaan, pengelolaan dan juga memasarkan kepariwisataanya.
Kabupaten Pohuwato memiliki potensi pasar yang baik dan strategis, hal
tersebut disebabkan letak geografis dari Kabupaten Pohuwato itu sendiri yang berada
pada lokasi yang strategis, selain dilewati oleh pelayaran dagang, juga pelayaran
pesiar. Daya tarik di Kabupaten Pohuwato terdiri dari: Pantai Libuo, Pantai Tanjung
Maleo, Pantai Tanjung Bajo, Pantai Pohon Cinta, Pantai Bulili, Pantai Nyiur Indah,
Pulau Lahe, Cagar Alam Panua, Desa Torosiaje dan Mesjid Keramat Wanggarase.
Jumlah Kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010 sebanyak 24.759
orang tetapi tidak sama halnya dengan jumlah wisatawan mancanegara yang tidak ada
sama sekali. Secara keseluruhan jumlah daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten
Pohuwato pada tahun 2010 berjumlah sebanyak 18 daya tarik wisata yang terdiri dari
16 daya tarik wisata alam, 1 daya tarik wisata budaya, dan 1 daya tarik wisata buatan.
9
Kegiatan pemasaran di Kabupaten Pohuwato menghadapi permasalahan yang
samadengan daerah-daerah lainnya di Indonesia, beberapa permasalahan yang ada
yaitu terbatasnya data informasi destinasi pariwisata, minimnya aktifitas pemasaran
pariwisata, terbatasnya sumber daya manusia pemasaran, dan terbatasnya kerjasama
pemasaran.
Sebagian besar daya tarik wisata di Kabupaten Pohuwato belum dikelola
dengan baik dan optimal. Dalam pengembangan pariwisata diperlukan perencanaan
yang matang dan menyeluruh baik dari segi pengelolaan maupun pemasaran. Selain
itu kondisi aksesibilatas di Kabupaten Pohuwato belum secara umum baik, khususnya
aksesibilitas menuju ke daya tarik wisata yang pada umumnya belum adanya
pengerasan atau pengaspalan. Salah satu penyebab kondisi daya tarik wisata di
Kabupaten Pohuwato yang belum dikelola secara maksimal dikarenakan Kab.
Pohuwato termasuk daerah otonom yang baru ditetapkan pada tahun 2003, bagi
daerah yang relatif baru tentu saja memerlukan waktu untuk mengembangkan potensi
pariwisata yang dimilikinya.
4. Kabupaten Bone Bolango
Kabupaten Bone Bolango memiliki daya tarik wisata yang berpontensi yang
dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok yang meliputi daya tarik wisata alam,
wisata alam bahari dan wisata budaya. Daya tarik di Kabupaten Bone Bolango terdiri
dari: Pemandian Air Panas Lombongo, Dnanu Perintis, Bendungan Tapa, Puncak
Meranti, Air Terjun Taluda’a, Pantai dan Air Terjun Molotabu, Taman Laut Olele,
Pantai Botutonu’o, dan Taman Makam Pahlawan Nani Wartabone.
10
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, pariwisata dan
komunikasi Kabupaten Bone Bolango, 2011, terjadinya penurunan jumlah wisatawan
yang sangat signifikan. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut ini :
Table
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bone Bolango
Tahun Wisatawan
Nusantara
Wisatawan
Mancanegara
Jumlah
2004 20.094 5 20.099
2005 23.142 4 23.146
2006 21.002 2 21.004
2007 28.395 5 28.400
2008 20.000 10 20.010
2009 1.750 20 1.770
2010 3.562 3.562
Sumber : RIPPDA Kab Bone Bolango,2011
Sektor pariwisata, sampai dengan saat ini masih rendah kontribusinya terhadap
PAD Kabupaten Bone Bolano. Dalam konteks PDRB, kontribusi perdagangan, hotel
dan restoran hanya mencapai 13% dari total PDRB senilai Rp 849.262.000.000
(2010).Sedangkan potensi penerimaan sektor pariwisata secara riil belum terlihat
kontribusinya secara jelas. Namun didasarkan pada asumsi pengeluaran setiap
wisatawan Rp 50.000 di luar biaya restribusi maka sumbangan kegiatan pariwisata
terhadap perekonomian masyarakat pada tahun 2012 adalah sebesar 64.800.000.000
rupiah (RIPPDA Kabupaten Bone Bolango,2011).
Kabupaten Bone Bolango memiliki Infrastruktur berupa jalan raya dapat
dikatakan dalam kondisi baik, namun jalan penghubung antara lokasi daya tarik
wisata dengan jalan raya di berapa lokasi daya tarik dalam kondisi yang kurang
baik.Meskipun secara umum aksesibilitas dapat dikatakan sudah memadai, sarana
11
wisata berupa sarana akomodasi, Kabupaten Bone Bolango masih mengandalkan
sarana akomodasi yang tersedia di Kota Gorontalo. Hal ini juga berlaku untuk sarana
wisata berupa Biro Perjalanan Wisata.
5. Kabupaten Gorontalo Utara
Kabupaten Gorontalo utara mempunyai beberapa daya tarik wisata unggulan
yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Daya
tarik wisata Kabupaten Gorontalo Utara berupa daya tarik wisata sejarah, daya tarik
wisata alam dan rekreasi.
Daya tarik wisata Kabupaten Gorontalo Utara antara lain terdiri dari : Benteng
Orange, Ota Jin, Air Terjun Bondula, Pulau Saronde, Pulau Raja dan Popaya, dan
Pulau Minanga.
Dilihat dari data kunjungan pada tahun 2010, Kabupaten Gorontalo Utara
menempati urutan kedua terbawah dalam hal kunjungan wisatawan di seluruh
Provinsi Gorontalo. Jumlah wisatawan pada tahun 2010 yang mengunjungi Kab.
Gorontalo Utara untuk mancanegara sebanyak 87 dan domestik sebanyak 8.651.
Data tersebut memperlihatkan bahwa diperlukannya suatu upaya pemasaran
yang sesuai dan terintegrasi dalam perencanaan pengembangan pariwisata secara
keseluruhan guna bisa mendatangkan atau menumbuhkan minat wisatawan ataupun
calon wisatawan. Sektor Pariwisata belum menjadi salah satu sektor yang
berkontribusi secara signifikan terhadap Ekonomi PDRB Kabupaten Gorontalo Utara.
Sektor Pariwisata yang termasuk ke dalam sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
memberikan PDRC 56.452 (juta rupiah) atau 11,93% dari total PDRB. Sedangkan
12
untuk sektor Jasa, memberikan kontribusi 25.283 (juta rupiah) atau 5,34% dari
keseluruhan total pendapatan daerah.
6. Kota Gorontalo
Kota Gorontalo sebagai ibu kota dan pintu gerbang Provinsi Gorontalo, kota
memiliki luas wilayah 64,79 km² (0,53% dari luas Provinsi Gorontalo) dan
berpenduduk sebanyak 179.991 jiwa (berdasarkan data SP 2010) dengan tingkat
kepadatan penduduk 2.778 jiwa/km². Daya tarik wisata yang ditawarkan meliputi :
Taman Nani Wartabone, Telapak Kaki Lahilote, Kolam Renang Lahilote, Rumah
Adat Dulohupa, Pantai Indah Pohe, Tangga Dua Ribu, Pemandian Bak Potanga,
Makam Du Panggola, dan Benteng Otanaha.
Sebagai ibukota provinsi, Kota Gorontalo memiliki fasilitas wisata yang
terlengkap diantara Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan BPS Prov.
Gorontalo Tahun 2011, fasilitas akomodasi yang dimiliki berjumlah 26 hotel dan 7
penginapan. Sedangkan fasilitas makan minum, Kota Gorontalo memiliki 51 fasilitas
penyediaan makan minum. Dalam bidang travel terdapat 23 perusahaan perjalanan 9
sarana hiburan karaoke.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi Gorontalo 2011, Kota
Gorontalo memiliki kunjungan wisatawan sebanyak 7.238 orang yang merupakan
jumlah terkecil diantara 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo. Namun dari tingkat
huni hotel, Kota Gorontalo memiliki tingkat huni ke dua tertinggi (39.13%) setelah
Kabupaten Pohuwato (42.08%).
13
4.2.2 Gambaran umum tentang Pengembangan Pariwisata Gorontalo dengan
cara melakukan survei passanger exit survey.
Pengembangan sektor pariwisata di Provinsi Gorontalo selain menawarkan
daya tarik keindahan alam dan fasilitas akomodasi yang terus berkembang dari waktu
ke waktu, juga yang tidak kalah pentingnya adalah daya tarik budaya. Termasuk dari
segi bentuk bangunan fisik dengan arsitektur yang masih tetap dipertahankan hingga
kini. Misalnya saja bangunan mesjid yang sudah berusia ratusan tahun silam. Begitu
pun benteng peninggalan penjajahan Belanda. Peninggalan ini dapat menjadi warisan
bagi generasi muda bangsa untuk mengenal sejarah bangsanya. Yang tidak kalah
pentingnya adalah mampu memetik hikmah dari perjuangan para pendahulunya. Saat
ini, banyak generasi muda yang sudah tidak mengenali sejarahnya sendiri.
Industri pariwisata kini merupakan industri penting sebagai penyumbang Gross
Domestic Product (GDP)/ Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu negara
dan bagi daerah, industri ini bisa menjadi penyokong dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Industri pariwisata mampu memberikan sekitar 10% dari PAD. Hal inilah
yang menyebabkan daerah berlomba-lomba untuk memperkenalkan potensi
pariwisata yang dimilikinya sehingga dapat menarik kunjungan wisata baik lokal
maupun mancanegara. Berkembangnya sektor pariwisata akan membawa dampak
yang cukup besar pada industri-industri yang terkait seperti hotel, rumah makan, biro
travel dan UKM-UKM di daerah-daerah kunjungan wisata karena dapat
memproduksi dan menjual barang-barang cenderamata serta membuka lapangan kerja
yang dapat mengurangi pengangguran daerah.
14
Minimnya Sumber Daya Manusia di bidang Pariwisata secara otomatis dapat
mempengaruhi perkembangan dan daya tarik wisata Provinsi Gorontalo khususnya
dalam hal pengelolaan aset-aset pariwisata daerah dan potensi Sumber Daya Manusia,
sementara itu potensi pariwisata sangat produktif bila ditata dan dikembangkan secara
terencana dan terpadu dengan perencanaan pembangunan daerah Gorontalo secara
keseluruhan. Minimnya sumber daya manusia berpengaruh pada ide dan gagasan
untuk mengembangkan pariwisata secara holistik termasuk menyiapkan sarana dan
prasarana yang nantinya akan memiliki nilai strategis terhadap perkembangan
pariwisata di Gorontalo.
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan pariwisata di
Gorontalo antara lain yaitu : Pembangunan Infrastruktur, kemajuan teknologi,
keterbukaan destinasi, Selain faktor-faktor tersebut pengembangan sektor pariwisata
di daerah Gorontalo membutuhkan lebih banyak promosi atau peningkatan kualitas
informasi pariwisata. Selain dukungan lembaga promosi, brosur, situs, promosi ke
luar negeri, dan fam trips, fasilitas pariwisata termasuk infrastruktur merupakan
faktor pendukung untuk meningkatkan pariwisata di daerah yang dapat memberikan
kontribusi signifikan kepada pertumbuhan ekonomi. Rendahnya jumlah kunjungan
wisatawan ke Provinsi Gorontalo menjadikan sektor pariwisata masih membutuhkan
dukungan dari sektor-sektor lainnya.
Pemerintah khususnya Dinas Pariwisata Daerah di seluruh Gorontalo juga harus
berperan dalam pengembangan pariwisata. Selain lebih banyak berkonsultasi dengan
sektor swasta sebelum merumuskan kebijakan baru, pemerintah juga perlu
15
membangun kemitraan dengan sektor swasta, meningkatkan keamanan di jalan dan
pelayanan kesehatan, serta berbagai hal pendukung pariwisata.
Pemerintah Gorontalo perlu melakukan strategi yang dapat mengembangkan
daerah Gorontalo menjadi daerah tujuan wisata. Selain itu juga diperlukan adanya
kemudahan dalam perijinan dan fasilitas-fasilitas yang menguntungkan untuk
mendorong investor masuk ke Gorontalo. Dengan dukungan dari masyarakat dan
kebijakan pembangunan pariwisata yang tepat oleh Pemerintah Daerah Gorontalo
akan mempercepat proses perkembangan pariwisata. Salah satu elemen penting
dalam perkembangan pariwisata pada satu daerah adalah pelayanan yang dapat
diberikan kepada para wisatawan, salah satunya dengan ketersedian saran dan
prasarana wisata. Kesedian usaha wisata seperti akomodasi dan rumah makan bisa
menjadi pendorong bagi kemajuan pariwisata di daerah.
Provinsi Gorontalo secara bertahap terus meningkatkan pelayanan yang
diberikan kepada wisatawan atau calon wisatawan, hal tersebut bisa dilihat dengan
adanya peningkatan dan penambahan sarana akomodasi dan rumah makan disetiap
tahunnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian passasi Bandar Udara Djalaludin
dan dengan Pimpinan Melati Hotel di peroleh hasil bahwa, jumlah kunjungan
wisatawan lebih banyak di dominasi oleh wisatawan nusantara di bandingkan dengan
wisatawan mancanegara. Gorontalo hanya di pergunakan sebagai tempat transit bagi
wisatawan Mancanegara yang hanya ingin berkunjung ke daerah lain seperti
:Sulawesi tengah (Togean Island ). Sedangkan wisatawan nusantara sebagian besar
16
mengunjungi Gorontalo hanya untuk mengunjungi keluarga yang sudah menetap
tinggal di Gorontalo dan sebagian juga wisatawan nusantara mengunjungi Gorontalo
dalam rangka MICE atau event-event baik yang berhubungan dengan pariwisata
ataupun pertanian contoh : HPS, pestival Karawo, Konfrensi Jagung dll.
Tehnik pengumpulan data selanjutnya yaitu melalui pengamatan langsung
dilapangan dan pembagian kuisioner dalam hal ini disebarkan khusunya di Hotel
Melati yang lebih difokuskan pada wisatawan mancanegara. Dari 50 buah kuisioner
yang dibagikan didapatkan hasil jumlah:
wisatawan mancanegara yang datang ke Gorontalo lebih banyak didominasi
oleh wisatawan perempuan dibandingkan dengan wisatawan laki-laki jumlah
wisatawan perempuan 80% lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan laki-laki.
Rata-rata wisatawan mancanegara berumur 19-25 tahun dan 26-45 tahun yang
berasal dari berbagai negara namun lebih didominasi dari negara Belanda dan
Prancis.
Wisatawan mancanegara berasal dari berbagai macam profesi yang berasal dari
dunia Entertainment, ada yang berprofesi sebagai mahasiswa bahkan ada juga yang
berprofesi sebagai pengusaha.
Pendapatan rata-rata pertahun oleh wisatawan mancaegara berbeda-beda ini
dibedakan dari profesi setiap wisatawan yang datang ke Gorontalo juga berasal dari
profesi yang berbeda-beda ada yang berpendapatan $ 2500 bahkan ada juga yang
berpendapatan >$ 15000.
17
Pintu masuk utama di Indonesia terdapat dibeberapa daerah di Indonesia
contoh : Soekarno Hatta ( Jakarta ), Ngurah Rai ( Bali ), Sekupang ( Batam) namun
wisatawan lebih banyak memilih menggunakan pintu masuk melalui Soekarno Hatta
Jakarta sehingga lebih mudah mencapai daerah Gorontalo yang menjadi tempat yang
dituju oleh wisatawan.
Wisatawan rata-rata berkunjung ke Gorontalo sudah 2-3 kali namun ada juga
yang baru pertama kali datang ke Gorontalo meraka menghabiskan waktu di
Indonesia dalam satu perjalan yaitu sebanyak 14 Hari atau kurang lebih dua minggu
dan di Gorontalo mereka hanya menghabiskan waktu 3 hari dalam satu perjalan.
Wisatawan mancanegara yang datang ke Gorontalo memiliki tujuan yang
berbeda-beda ada yang hanya semata-mata Liburan, ada juga yang hanya dalam
urusan Bisnis namun ada juga yang hanya dalam urusan Olahraga dan ada juga yang
hanya datang untuk berkunjung ke rumah teman/kerabat, mereka melakukan
perjalanan bersama teman, keluarga namun ada juga yang hanya datang sendiri.
Wisatawan datang mengunjungi Gorontalo sebagian besar lebih memilih tidak
menggunakan paket tour sehingga mereka bisa mengatur sendiri pengeluaran baik
yang penting dan juga yang tidak penting dibandingkan dengan menggunakan paket
tour.
Total pengeluaran selama mereka tinggal di Gorontalo khususnya wisatawan
mancanegara beebeda-beda ada yang mencapai 1-3 juta Rupiah namun ada juga yang
hanya memerlukan biaya < 1 juta rupiah selam tinggal di Gorontalo wisatawan
mancanegara yang hanya ingin berkunjung ke sulawesi tengah yaitu ke Togean Island
18
lebih memilih menggunakan akomodasi yang berjenis Melati dibandingkan
menggunakan hotel-hotel berbintang.
Wisatawan mancanegara sebelum menggunjungi Togean Island yang berada di
Sulawesi Tengah mereka lebih banyak memilih Gorontalo menjadi tempat utama
yang dijadikan tempata tujuan sebelum mereka sampai di tujuan terakhir yang mereka
tuju yaitu Togean Island.
Wisatawan memiliki banyak persepsi/pendapat tentang kepentingan spesifik
Gorontalo mereka mengatakan Gorontalo memiliki potensi yang sangat baik untuk
dikembangkan seperti keindahan alam laut, pemandangan dan iklim yang sangat
bagus yang harus dikembangkan namun sebagian wisatawan mancanegara memilih
Gorontalo hanya sebagai cara cepat unntuk mencapai lokasi/jarak yang mereka tuju
yaitu ke Togean Island, Sulawesi Tengah. Berdasarkan pengalaman mereka hal-hal
yang paling mereka sukai tentang obyek wisata di Gorontalo yaitu atraksi alam dan
dipandu oleh pemandu wisata namun ada juga yang memilih seimbang antara atraksi
wisata yang tenang dan juga atraksi wisata yang bising.
Hal-hal yang paling disukai oleh wisatawan mancanegara berdasarkan
pengalaman mereka datang ke Gorontalo tentang fasilitas obyek wisatanya yaitu
akomodasi yang sederhana dan murah, harga dan kualitas makanan yang seimbang
dan yang paling disukai oleh wisatawan mancanegara yaitu transportasi tradisional.
Mereka mendapatkan informasi tentang Gorontalo rata-rata berasal dari media
Internet dan juga media brosur yang dibuat oleh travel-travel yang sudah ada
kerjasama dengan travel-travel yang berada di luar negeri.
19
Harapan yang diinginkan oleh wisatawan mancanegara yang datang berkunjung
ke Gorontalo adalah lebih mementingkan kualitas daya tarik, kualitas fasilitasnya,
ketersediaan saran informasi sehingga memudahkan mereka yang datang ke
Gorontalo, lebih mementingkan kebersihan lingkungannya, kualitas aksesnya dan
juga kualitas pelayanannya sehingga obyek-obyek wisata Gorontalo lebih bisa terarah
pengembangannya sehinga lebih banyak bisa mendatangkan wisatawan mancanegara
untuk mengunjungi Gorontalo dan menikmati potensi yang dimiliki oleh Gorontalo.
Tehnik pengumpulan data selanjutnya menggunakan kuisioner yang dibagikan
di pintu masuk Gorontalo yaitu Bandar Udara Djalaludin yang hanya difokuskan
pada wisatawan nusantara dengan cara membagikan kuisioner pada setiap wisatawan
yang datang menggunakan pesawat.
Wisatawan nusantara yang datang ke Gorontalo yang menggunakan pesawat
terbang terdiri dari 50% perempuan dan 50% laki-laki yang berusia 19-25 tahun dan
26-45 tahun. Mereka datang dari bebagai macam daerah seperti Makassar, Bandung,
Jakarta, dan jogjakarta.
Wisatawan nusantara berasal dari berbagai macam profesi ada yang berprofesi
sebagai Pengusaha, Mahasiswa, bahkan ada juga yang berprofesi sebagai Tentara
militer dan memiliki rata-rata pendapatan pertahun yang berbeda-beda yakni 1-10
juta rupiah mereka lebih banyak menggunakan Bandar Udara Hasanudin Makassar
sebagai pintu masuk utama untu menuju tempat yan g dituju yaitu Gorontalo.
Wisatawan yang datang rata-rata sudah 2-3 kali datang ke Gorontalo dan
mereka menghabiskan waktu kurang lebih 2 minggu dalam satu perjalanan selama
20
mereka berada di Gorontalo dengan tujuan Liburan, urusan Bisnis, namun lebih
banyak hanya mengunjungi keluarga yang sudah menetap tinggal di Gorontalo,
mereka datang ke Gorontalo dengan keluarga, teman/kerabat bahkan ada juga yang
lebih memilih datang sendiri.
Setiap wisatawan nusantara yang datang ke Gorontalo yang datang bersama
keluarga atau teman memilih tidak menggunakan paket tour karena mereka hanya
datang berkunjung ke keluarga yang sudah menetap tingaldi Gorontalo namun ada
juga wisatawan yang memilih menggunakan paket tour dalam urusan bisnis seperti
akan menghadiri event-event atau konfrensi yang diselenggarakan oleh Gorontalo.
Pengeluaran wistawan nusantara yang datang ke Gorontalo berbeda-beda yakni
terdiri dari 1-3 juta rupiah bahkan ada yang sampai menggunakan anggaran
pengeluaran 6-9 juta rupiah selama tinggal di Gorontalo dan mereka juga
mengguanakan akomodasi yang berpariasi yakni akomodasi dari hotel Melati sampai
dengan Hotel-hotel yang berbintang yang dipilih untuk dijadikan tempat menginap
bagi wisatawan nusantara.
Wisatawan nusantara memilih Gorontalo menjadi tempat utama yang akan
dikunjungi sebelum mereka melanjutkan perjalan mengunjungi tempat-tempat lain
yang diinginkan. Menurut pendapat mereka Gorontalo memiliki potensi kekayaan
keindahan alam yang sangat bagus untuk dikembangkan oleh pihak-pihak yang
terkait dalam hal ini pihak pemerintah maupun dari pihak swasta yang mengelola
obyek-obyek wisata Gorontalo.
21
Wisatawan nusantara mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang mereka
sukai berdasarkan pengalaman mereka datang berkunjung ke Gorontalo yaitu mereka
lebih banyak menyukai atraksi wisata alam dibandingkan dengan atraksi wisata
lainnya mereka juga lebih menginginkan atraksi wisata yang tenang dari pada atraksi
wisata yang bising sesai dengan pertimbangan pengalaman mereka yang datang
sudah lebih dari 2 kali untuk mengunjungi Gorontalo.
Hal-hal yang paling mereka sukai berdasarkan pengalaman mereka datang
berkunjung ke Gorontalo yang menyangkut fasilitas obyek wisata di Gorontalo
sebagian memilih menggunakan akomodasi yang sederhana dan murah dan juga ada
yang memilih menggunakan akomodasi yang mewah yang sesuai dengan
kenyamanan mereka selama tinggal namun ada juga yang menggunakan akomodasi
rumah teman/keluarga dan juga mereka lebih memilih menggunakan transportasi
tradisional.
Wisatawan nusantara mengatakan mereka mendapatkan informasi tentang
Gorontalo berasal dari media Internet, Words of Mount, media televisi dan juga
berasal dari brosur-brosur. Harapan wisatawan khususnya wistawan nusantara
terhadap kondisi pariwisata Gorontalo yang harus lebih diperhatikan adalah kualitas
daya tarik yang dimiliki oleh Gorontalo, kualitas fasilitasnya, kualitas pelayanannya,
kebersihan lingkungan setiap obyek-obyek wisaya dan juga kualitas akses untuk
mencapai suatu obyek wisata ini yang harus lebih diperhatikan oleh pihak pemerintah
maupun pihak swasta yang mengelola obyek-obyek wisata sehingga obyek wisata
Gorontalo lebih banyak diminati oleh wisatawan baik yang berasal dari mancangera
22
maupun nusantara dan juga lebih bisa dikenal oleh semua orang apabila
pengembangan pariwisata Gorontalo sudah terarah dengan baik sehingga mereka
akan tetap datang berkunjung kembali ke Gorontalo dalam rencana masa depan yang
akan datang.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dan penyebaran kuisioner,
penulis dapat menemukan kajian pembahasan yang berkaitan dengan pengoptimalan
data kunjungan wisatawan, preferensi wisatawan, persepsi dan kesan wisatawan
terhadap pengembangan pariwisata gorontalo melalui survei passanger exit survey,
tetapi dalam penelitian ini penulis juga mengalami beberapa kendala dalam hal
pengambilan data seperti pada bagian passasi Bandar Udara Djalaludin penulis susah
mendapatkan data awal tentang jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke
Gorontalo baik yang mancanegara maupun yang nusantara begitu juga dengan Dinas
Priwisata sama halnya kurangnya data yang dimiliki oleh mereka. Pembahasan ini
dapat diuraikan sebagai berikut :
4.3.1 Pengoptimalan data kunjungan wisatawan, preferensi wisatawan,
persepsi/kesan wisatawan untuk pengembangan pariwisata gorontalo
melalui survei passanger exit survey.
Pengembangan pariwisata khusunya Gorontalo masih belum bisa berkembang
dengan baik ini dikarenakan pengembangan pariwisata masih belum bisa terarah yang
seperti kita ketahui saat ini pengembangan pariwisata belum bisa berkembang
23
dikarenakan Gorontalo belum mempunyai sumber data yang akurat yang menyangkut
semua profil wisatawan baik nusantara maupun wisatawan mancanegara. Apabila
sumber data yang dimiliki oleh pemerintah sudah akurat itu akan membuat titik
positif bagi pengembangan kepariwisataan Provinsi Gorontalo pada khususnya.
Semua aktifitas perjalanan sekarang di sebut juga dengan berwisata, seperti
contoh orang yang akan datang ke Gorontalo untuk tujuan Dinas, ataupun Meeting
dan lain sebagainya, pasti juga akan melakukan perjalan ke tempat-tempat wisata
pada umumnya. Pengembangan pariwisata Gorontalo memilki korelasi dengan
passanger exit survey karena pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan oleh sumber
PES sangat penting yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam hal ini menyangkut
semua profil wisatawan yang dibutuhkan baik mengenai jumlah kunjungan,
preferensi, dan persepsi setiap wisatawan yang datang berkunjung ke Gorontalo dan
Ini juga bisa menambah nilai positif untuk Provinsi Gorontalo, karena semakin
banyak wisatawan atau businessmen lainnya yang berkunjung ke Gorontalo, ini akan
menambah pendapatan Provinsi Gorontalo khususnya dalam bidang kepariwisataan.
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah diisi maka dapat dilihat adanya
perbedaan persepsi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara terhadap
pengembangan pariwisata gorontalo. Wisatawan mancanenegara lebih menyukai
wisata yang bersifat alam seperti Taman Laut Olele yang lebih diminati oleh
wisatawan mancanegara karena menyediakan fasilitas diving. Dilihat dari kuisioner
yang dibagikan 60% wisatawan mancanegara memilih berwisata alam dan 40%
menyukai wisata yang bersifat budaya, sejarah, kuliner dan wisata buatan.
24
Wisatawan nusantara terbagi atas dua yaitu wisatawan lokal dan wistawan
domestik yang mana wisatawan domestik datang ke gorontalo hanya dalam rangka
menghadiri kegiatan-kegiata MICE antara lain Konferensi jagung, event-event yang
berupa Festival karawo, dan Festival Saronde, dan juga melakukan kegiatan wisata
seperti: Sight Seeing, Fotografi dan kegiatan studi
wisatawan lokal adalah wisatawan penduduk asli gorontalo yang datang
berkunjung dengan tujuan berwisata dengan mengunjungi obyek-obyek wisata hanya
semata-mata berwisata saja. Wisatawan yang datang ke Gorontalo akan meningkat
bila didukung dengan infrastruktur yang dapat menunjang pembangunan Provinsi
Gorontalo pada umumnya dan juga ketersediaan data yang dimiliki oleh Dinas
Pariwisata belum akurat ini tidak sesuai dengan kondisi lapangan semua orang sangat
sulit medapatkan data yang akurat yang menyangkut tentang bidang pariwisata
khususnya Gorontalo sehingga maka harus perlu dilakukan pendataan yakni dengan
cara menggunakan survei passanger exit survei ( PES ).
Passenger Exit Survei adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mendapatkan
data wisatawan yang pasti baik wisatawan nusantara maupun mancanegara dengan
cara menyebarkan kuisioner pertanyaan ke beberapa tempat yang menjadi pintu
masuk bagi wisatawan khususnya pada Bandar Udara Djalaludin Gorontalo untuk
mengtahui berapa jumlah wisatawan yamg datang berkunjung ke Gorontalo, apa
tujuan mereka dan lama tinggalnya.
Kebijakan pembangunan pariwisata diupayakan pengembangan berbagai
komponen kepariwisataan., mengingat sektor pariwisata di masa datang akan menjadi
25
semakin penting untuk menjadi andalan, yaitu sebagai lokomotif perekonomian. Hal
tersebut sejalan dengan prediksi dan analisa World Tourism Organization ( WTO )
yang menegaskan bahwa sektor Pariwisata telah menjadi industri yang prospektif dan
kompetitif di abad 21 ini. Fenomena tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa
kemajuan teknologi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah
telah mendorong pertumbuhan yang sangat pesat pada angka mobilitas wisatawan
internasional dari tahun ke tahun. (Laporan Akhir Passenger Exit Survey 2004,
Kemeterian Kebudayaan dan Pariwisata, hal : 2 ).
Maka dari itu survei passanger exit survei ( PES ) sangat penting dilakukan guna
untuk dijadikan acuan untuk pengembangan pariwisata kedepannya khususunya
pariwisata di Gorontalo.