kabar bahari v

40
KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 20131 Gulma Laut Kaya Gizi Kem u d i September - Oktober 2013 TOKOH KONSULTASI HUKUM KESEHATAN DAP U R Dodol Rumput Laut Rumput Laut si Kaya Manfaat Rustan, Penegak Daulat di Batas Negeri Pembobolan Kekayaan Laut Indonesia dari Dalam

Upload: kiara-indonesia

Post on 21-Jul-2016

243 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KABAR BAHARI adalah Buletin dua bulanan terbitan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) yang mengangkat dinamika isu kenelayanan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

TRANSCRIPT

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 20131

Gulma LautKaya Gizi

Kemud i

September - Oktober 2013

TOKOH

KO NSU LTAS I H U KU M

KESEHATAN

DAPUR Dodol Rumput Laut

Rumput Laut si Kaya Manfaat

Rustan, Penegak Daulat di Batas Negeri

Pembobolan Kekayaan Laut Indonesia dari Dalam

September - Oktober 2013

Gulma Laut

KayaGizi

Pemetaan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Utamakan Nelayan sebagai Pemegang Kedaulatan

Rustan, Penegak Daulat di Batas Negeri

Dodol Rumput Laut

Rumput Laut si Kaya Manfaat

Habibah, Penerus Cita-cita Pitung di Teluk Jakarta

Tenggelam dan Hilang di Laut, Risiko Nelayan di Indonesia

Pandji Pragiwaksono, Berani Mengubah, Karena Kami Tidak Takut

Pembobolan Kekayaan Laut Indonesia dari Dalam

4

9

19

22

26

29

35

38

39

DAF TAR ISI

Kebijakan

Kemudi

Setara

Jelajah

Nama dan Peristiwa

Konsultasi Hukum

Tokoh

Dapur

Kesehatan

J Rumput Kaya ManfaatRumput laut sebenarnya adalah gulma laut, sejenis alga atau ganggang, yang hidup di laut, di antara karang mati di perairan pantai. Sejak lama jenis ganggang laut yang kita beri nama dagang sebagai ‘rumput laut’ ini dimanfaatkan masyarakat dunia sebagai bahan kosmetik dan makanan kesehatan.

Kita boleh bangga karena Indonesia, yang dua pertiga wilayahnya merupakan kawasan laut tropika, merupakan produsen rumput laut terkemuka di dunia. Lebih dari 60% produksi rumput laut dunia dihasilkan dari ladang-ladang petani di pesisir pantai Indonesia.

Selain ikan, alternatif hasil laut yang bisa diolah adalah rumput laut (seaweed). Manfaat rumput laut berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Di wilayah perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Seram, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir.

Meski kaya manfaat dan tersebar di Indonesia, nyatanya petani rumput laut tak kunjung sejahtera. Hal ini disebabkan oleh karena perdagangan rumput laut lebih banyak dikendalikan oleh tengkulak. Petani pun tidak bisa menjual ke tempat lain karena para tengkulak sudah membayar terlebih dahulu melalui pinjaman modal usaha.

Sistem resi gudang yang diterapkan pemerintah juga tidak mampu membantu petani karena letaknya jauh dari lokasi petani rumput laut. Harapan agar petani rumput laut di Indonesia bisa lebih independen seperti petani di Amerika Serikat harus mendapat respons pemerintah. Di sana, petani berhak memutuskan harga komoditas yang akan dijual.

Untuk KABAR BAHARI edisi kelima ini, kami mengupas rumput laut. Semoga memberi manfaat.

KABAR BAHARI adalah Buletin dua bulanan terbitan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) yang mengangkat dinamika isu kenelayanan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

DEWAN REDAKSI

Pemimpin Redaksi : Abdul Halim Redaktur Pelaksana : Selamet DaroyniSidang Redaksi : Susan HerawatiAhmad Marthin HadiwinataFista Lisna TiaraDesain Grafis :DodoFoto Cover :rumputlautindonesia.blogspot.com

Alamat Redaksi:Jl Manggis Blok B Nomor 4 Perumahan Kalibata Indah Jakarta 12750 Telp./Faks: +62 21 799 3528 Email: [email protected]

CatatanREDAKSI

4KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

Rumput laut sebenarnya adalah gulma laut, sejenis alga atau ganggang, yang hidup di laut, di antara karang mati di perairan pantai. Sejak lama jenis ganggang laut yang kita beri nama dagang sebagai ‘rumput laut’ ini

dimanfaatkan masyarakat dunia sebagai bahan kosmetik dan makanan kesehatan. Kita boleh bangga karena Indonesia, yang dua pertiga wilayahnya merupakan kawasan laut tropika, merupakan produsen rumput laut terkemuka di dunia. Lebih dari 60% produksi rumput laut dunia dihasilkan dari ladang-ladang petani di pesisir pantai Indonesia.

Indonesia dikenal negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai negara dengan luas wilayah laut lebih dari 70%, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber hayati. Selain ikan, alternatif hasil laut yang bisa diolah adalah rumput laut (seaweed).

Manfaat rumput laut berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Diwilayah perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau

GULMA LAUT KAYA GIZI

Kemudi

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 20135

Seram, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir.

Ganggang laut (atau sebutlah: rumput laut) jenis Euchema cottonii dan Gracilaria spp. banyak dibudidayakan karena ragam manfaatnya. Beberapa daerah di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budi daya rumput laut, antara lain di pesisir Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Bali, pesisir Nunukan Kalimantan Timur, Pulau Lombok, Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara, Kepulauan Togean Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Tumbuhan penghasil devisa ini dibudidayakan di perairan-perairan yang tenang, dengan mengikatkan atau mengaitkan bibitnya pada sistem rentang tali-temali ataupun jaring yang mengapung dan ditambatkan di bawah permukaan laut, dengan masa tanam sekitar 45 hari sebelum dipanen. Hasil panen disiangi dari ganggang atau biota karang yang ikut menempel, lalu dijemur hingga kering antara 7–14 hari. Rumput laut kering dalam kemasan inilah yang biasa kita temukan di pasaran. Rendam rumput laut kering tersebut satu atau dua jam dengan air bersih untuk menjadikannya mekar kembali.

Kalau aslinya rumput laut ini berwarna dominan hijau atau kecoklatan, setelah proses pengeringan, klorofilnya hilang sehingga saat direndam

warnanya menjadi putih bening. Untuk memperoleh hasil yang lebih putih dan bening, para ibu di Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta biasa merendamnya dengan air sisa cucian beras. Rumput laut yang direndam ini siap diolah menjadi berbagai sajian, dibuat manisan, isian es sirop, ataupun dodol.

J Gizi dan Manfaat Sebagai bahan pangan, rumput laut telah dimanfaatkan bangsa Jepang dan Cina semenjak ribuan tahun yang lalu. Sebenarnya apa rumput laut itu?. Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah ganggang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika kita amati jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang. Rumput laut biasanya hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan jenis rumput laut. Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae).

Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena ternyata rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap (lihat Tabel 1).

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 20135

6KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral, seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa rumput laut adalah bahan pangan berkhasiat, berikut beberapa di antaranya:

1. Antikanker. Penelitian Harvard School of Public Health di Amerika Serikat mengungkap, wanita premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.

2. Antioksidan. Klorofil pada ganggang laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.

3. Mencegah Kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah). Para ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.

4. Makanan diet.Kandungan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan.

Tabel 1. Kandungan Kimiawi Rumput Laut

No Kandungan Persentase (%)

1 Air 27,8

2 Protein 5,4

3 Karbohidrat 33,3

4 Lemak 8,6

5 Serat Kasar 3

6 Abu 22,25Sumber: Pusat Data dan Informasi KIARA (Oktober 2013)

Banyak penelitian yang membuktikan

bahwa rumput laut adalah bahan pangan berkhasiat

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 20137

5. Secara tradisional, rumput laut dipercaya dapat mengobati batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, influenza, dan artritis.

Ketika banyak petani padi menganggur atau beralih pekerjaan selama musim kemarau, tidak demikian dengan petani rumput laut. Justru mereka meraup berkah selama musim kemarau.

Kemarau berpengaruh pada tingginya kandungan karagenan rumput laut. Karagenan adalah senyawa yang diekstraksi dari rumput laut yang biasa untuk bahan pengental atau pembuatan gel. Karagenan inilah yang banyak dicari pabrik agar-agar dari Jakarta dan Malang.

J Harga pasaranSelama kemarau, satu hektare tambak mampu menghasilkan rumput laut sekitar 1,5 ton hingga 1,8 ton. Musim panen kali ini harga rumput laut dari Kaligangsa Kulon melonjak hingga Rp 5.600 per kilogram. Pada musim hujan

beberapa waktu lalu, harga rumput laut sempat anjlok sampai Rp 3.000 per kilogram.

Kaligangsa Kulon dikenal sebagai sentra rumput laut di Brebes. Dari total 1.200 hektare tambak di Kaligangsa Kulon, 800 hektare di antaranya untuk budidaya rumput laut. Tambak itu dikelola delapan kelompok tani. Tiap satu kelompok beranggotakan 25 sampai 30 petani. Rumput laut bisa dipanen tiap dua bulan.

Dengan perhitungan satu hektare tambak menghasilkan 1,5 ton rumput laut, Kaligangsa Kulon mampu menghasilkan 7.200 ton rumput laut tiap tahun. Jika harga rumput laut bisa stabil Rp 5.600 per kilogram, tambak di Kaligangsa Kulon mampu menghasilkan Rp 40,3 miliar tiap tahun. Namun, petani rumput laut selama ini tidak punya kekuatan untuk menentukan harga.

Sebab, harga rumput laut ditentukan dari kandungan karagenan. Sementara itu, alat pengecek kadar karagenan hanya dimiliki pabrik pengolah

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 20137

8KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

rumput laut, sehingga petani hanya bisa pasrah ketika pabrik menyatakan kadar karagenan rumput laut mereka rendah. “Semestinya pemerintah memberi bantuan alat pengecek kadar karagenan itu kepada petani,” ujar salah seorang petani rumput laut di

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes, Tandi, mengatakan budidaya rumput laut di Desa Kaligangsa Kulon selama ini juga masih terkendala rob atau naiknya air laut ke daratan. “Dari pantauan kami, ketinggian rob tahun ini bertambah hingga 40 sentimeter,” katanya. Rob skala besar biasa terjadi pada April sampai Juni.

Selain menghanyutkan rumput laut, rob skala besar juga sering merusak tanggul tambak. Sedangkan rob dalam skala kecil berpengaruh pada buruknya kualitas rumput laut. Sebab, keruhnya air rob akan menempel dan mengotori rumput laut. Rumput laut juga rentan dengan hama ganggang. “Maka itu, tambak rumput laut juga untuk budidaya bandeng untuk memerangi hama ganggang,” jelasnya.

Harga rumput laut diprediksi bisa menembus Rp 20 ribu per kilogram jika kondisi rupiah terus melemah. Kondisi serupa pernah terjadi ketika krisis finansial melanda Indonesia pada 2007 silam.

J Keberpihakan pemerintah

"Karena kebutuhan rumput laut sangat tinggi, harga rumput laut di

pasar internasional sudah US$ 2 per kilogram," kata Direktur CV Bandanaira Izra Prasetya kepada Tempo, Rabu, 28 Agustus 2013.

Menurut Izra, rumput laut yang harganya bakal melonjak ini adalah jenis Cottonii. Rumput laut jenis ini bisa menghasilkan lebih dari 500 produk, termasuk bahan baku kosmetik dan bahan untuk komponen pesawat terbang.

"Biasanya diekspor ke Cina dan Filipina," katanya. Meski harganya tinggi, keuntungan tidak akan terlalu dirasakan oleh petani. Pasalnya, perdagangan rumput laut lebih banyak dikendalikan oleh tengkulak.

"Petani pun tidak bisa menjual ke tempat lain karena para tengkulak sudah membayar duluan melalui pinjaman modal usaha, seperti bibit dan tali," kata Izra.

Sistem resi gudang yang diterapkan pemerintah juga tidak mampu membantu petani karena letaknya jauh dari lokasi petani rumput laut. "Jadi yang memanfaatkan resi gudang hanya para tengkulak," kata Izra.

Izra berharap agar petani rumput laut di Indonesia bisa lebih independen seperti petani di Amerika Serikat. Di sana, petani berhak memutuskan harga komoditas yang akan dijual. Untuk itu, pemerintah harus membantu petani dengan cara mendirikan bank pertanian. Sebab, petani jadi bisa meminjam modal kerja dengan lahan sebagai jaminan.*** (pelbagai sumber)

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 20139

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara normatif meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian. Empat kegiatan tersebut ditujukan terhadap interaksi manusia dalam memanfaatkan

Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta proses alamiah secara berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bentuk pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berupa perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian memiliki tahapan tersendiri. Perencanaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dibagi ke dalam empat tahapan: (i) rencana strategis; (ii) rencana zonasi; (iii) rencana pengelolaan; dan (iv) rencana aksi.

UTAMAKAN NELAYAN SEBAGAI

PEMEGANG DAULAT

Kebijakan

Pemetaan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

10KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

Tahapan-tahapan perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi 4 tahap. Empat tahapan tersebut diturunkan dalam bentuk:

1. Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RSWP-3-K;

2. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RZWP-3-K;

3. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RPWP-3-K; dan

4. Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RAPWP-3-K.

Salah satu tahap penting perencanaan adalah pengaturan zonasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil melalui Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Konflik-konflik pemanfaatan sumber daya pesisir sudah biasa terjadi karena tumpang-tindih pemanfaatan sumber daya pesisir.

Salah satu contoh kasus terkait dengan pengaturan rencana zonasi adalah penambangan pasir di pesisir. Akibat pemberian izin usaha pertambangan di pesisir tersebut kemudian terjadi konflik dengan nelayan-nelayan. Selain itu, aktivitas penambangan juga mengancam kelestarian lingkungan pesisir. Di satu sisi penataan ruang di wilayah pesisir sangat penting untuk melindungi nelayan tradisional. Namun di sisi lain penataan ruang melalui zonasi tidak bisa dilakukan dengan pembagian seperti halnya membuat peta.

J Kewenangan Penetapan Rencana Zonasi

Tiap pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota berkewajiban menyusun RSWP-3-K, RZWP-3-K, RPWP-3-K dan RAPWP-3-K.

Merujuk kepada ruang lingkup pengaturan dalam Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil meliputi daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang

Perencanaan Pemanfaatan Pengawasan Pengendalian

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201311

Bentuk Tahapan Perencanaan Pemerintah Provinsi

Pemerintah Kabupaten/kota

RSWP-3-K Berwenang BerwenangRZWP-3-K Berwenang BerwenangRPWP-3-K Berwenang BerwenangRAPWP-3-K Berwenang BerwenangRencana Zonasi rinci di setiap Zona Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Berwenang Berwenang

dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut, ke arah darat mencakup wilayah administrasi kecamatan dan ke arah laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai. Oleh karena itu, pengaturan dalam RZWP-3-K mencakup wilayah perencanaan daratan dari kecamatan pesisir sampai wilayah perairan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan dalam satu hamparan ruang yang saling terkait antara ekosistem daratan dan perairan lautannya. Setiap pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil diatur dalam rencana zonasi tersebut.

J Rencana ZonasiRencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil disingkat RZWP-3-K merupakan arahan pemanfaatan sumber daya di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang diserasikan, diselaraskan, dan diseimbangkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota. Jangka waktu berlakunya RZWP-3-K selama 20 (dua puluh) tahun dengan mekanisme peninjauan kembali setiap 5 (lima) tahun. Rencana Zonasi ditetapkan

melalui Peraturan Daerah, baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Perencanaan RZWP-3-K dilakukan dengan mempertimbangkan:

a). Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dengan daya dukung ekosistem, fungsi pemanfaatan dan fungsi perlindungan, dimensi ruang dan waktu, dimensi teknologi dan sosial budaya, serta fungsi pertahanan dan keamanan;

b). Keterpaduan pemanfaatan berbagai jenis sumber daya, fungsi, estetika lingkungan, dan kualitas lahan pesisir; dan

c). Kewajiban untuk mengalokasikan ruang dan akses Masyarakat dalam pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai fungsi sosial dan ekonomi.

Berdasarkan pembagian kewenangan, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota memiliki kewajiban dalam menetapkan RZWP-3-K. Pemerintah Provinsi menetapkan RZWP-3-K Provinsi yang terdiri atas:

a). Pengalokasian ruang dalam Kawasan Pemanfaatan Umum,

12KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

Tabel perencanaan dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota

No. RZWP-3-K Provinsi RZWP-3-K Kabupaten/Kotaa. Kawasan pemanfaatan

umum untuk zona pariwisata, pemukiman, pelabuhan, pertanian, hutan, pertambangan, perikanan budidaya, perikanan tangkap, industri, infrastruktur umum dan zona pemanfaatan terbatas sesuai dengan karakteristik biogeofisik lingkungannya.

Berfungsi sebagai arahan pemanfaatan pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk kabupaten/kota pada setiap kawasan dan dibagi atas zona dan sub-zona.

b. Kawasan konservasi untuk zona konservasi perairan, konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, konservasi maritim, dan/atau sempadan pantai.

RZWP-3-K kabupaten/Kota memuat informasi lebih detail tentang biogeofisik seperti geomorfologi, geologi, oseanografi fisika (arus, pasang surut, batimetri, kecerahan), oceanografi kimia (nutrien, salinitas), dan oseanografi biologi (sebaran klorofil), serta ekosistem pesisir lebih detil, seperti mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, cemara laut, waru laut dan/atau vegetasi pantai lainnya, penggunaan lahan (land use), pengunaan perairan (sea use), dan kesesuaian lahan (land suitability).

c. Kawasan strategis nasional tertentu untuk zona pertahanan keamanan, situs warisan dunia, perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar

d. Alur laut untuk alur pelayaran, alur sarana umum, dan alur migrasi ikan, serta pipa dan kabel bawah laut.

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201313

Kawasan Konservasi, Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan alur laut;

b). Keterkaitan antara Ekosistem darat dan Ekosistem laut dalam suatu Bioekoregion;

c). Penetapan pemanfaatan ruang laut; dan

d). Penetapan prioritas Kawasan laut untuk tujuan konservasi, sosial budaya, ekonomi, transportasi laut, industri strategis, serta pertahanan dan keamanan. Merujuk kepada pembagian kewenangan dalam UU Pemerintahan Daerah, maka Pengaturan RZWP-3-K mencakup 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas.

Pemerintah kabupaten/kota menetapkan RZWP-3-K Kabupaten/Kota yang berisi arahan tentang:

a). Alokasi ruang dalam Rencana Kawasan Pemanfaatan Umum, rencana Kawasan Konservasi, rencana Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan rencana alur; dan

b). Keterkaitan antarekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam suatu Bioekoregion. Penyusunan RZWP-3-K Kabupaten/Kota diwajibkan mengikuti dan memadukan rencana Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan Kawasan, Zona, dan/atau Alur Laut yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Merujuk kepada UU Pemerintah Daerah maka Pengaturan RZWP-3-K meliputi hingga 4 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas.

J Penyusunan RZWP-3-KZona adalah ruang yang penggunaannya disepakati bersama antara berbagai pemangku kepentingan dan telah ditetapkan status hukumnya. Sementara, zonasi adalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam Ekosistem pesisir. Lebih lanjut, Rencana Zonasi adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada Kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin.

Penyusun RZWP-3-K Provinsi dan RZWP-3-K Kabupaten/Kota wajib memperhatikan:

a). RSWP-3-K provinsi atau kabupaten/kota;

b). Alokasi ruang untuk akses publik;

c). Alokasi ruang untuk kepentingan sosial, ekonomi, dan budaya dengan tetap memperhatikan kepemilikan serta penguasaan sumber daya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;

14KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

d). Keserasian, keselarasan dan keseimbangan dengan RTRW provinsi dan/atau RTRW kabupaten/kota;

e). Integrasi ekosistem darat dan laut;

f). Keseimbangan antara perlindungan dan pemanfaatan berbagai jenis sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil, jasa lingkungan, dan fungsi ekosistem dalam satu bentang alam ekologis (bioekoregion);

g). perencanaan Pembangunan lainnya seperti Rencana Tata Ruang Hutan/Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP), Kawasan Rawan Bencana, Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), prasarana perhubungan laut, kawasan pemukiman, dan kawasan pertambangan.

J Fungsi RZWP-3-KRZWP-3-K Provinsi berfungsi sebagai arahan perencanaan dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk tingkat provinsi yang meliputi:

a). Kawasan pemanfaatan umum dapat dimanfaatkan untuk zona pariwisata, pemukiman, pelabuhan, pertanian, hutan, pertambangan, perikanan budidaya, perikanan tangkap, industri, infrastruktur umum dan zona pemanfaatan terbatas sesuai dengan karakteristik biogeofisik lingkungannya.

b). Kawasan konservasi dapat dimanfaatkan untuk zona konservasi perairan, konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, konservasi maritim, dan/atau sempadan pantai.

c). kawasan strategis nasional tertentu dapat dimanfaatkan untuk zona pertahanan keamanan, situs warisan dunia, perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. dan

d). Alur laut dapat dimanfaatkan untuk alur pelayaran, alur sarana umum, dan alur migrasi ikan, serta pipa dan kabel bawah laut.

Secara teknis RZWP-3-K provinsi dibuat dalam peta dengan skala 1:250.000 atau lebih besar. RZWP-3-K provinsi memuat informasi tentang biogeofisik umum (geomorfologi, geologi, oseanografi umum), ekosistem pesisir, penggunaan lahan (land use), penggunaan perairan (sea use), dan kesesuaian lahan (land suitability).

RZWP-3-K Kabupaten/Kota berfungsi sebagai arahan pemanfaatan pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk kabupaten/kota pada setiap kawasan dan dibagi atas zona dan sub-zona. RZWP-3-K kabupaten/Kota memuat informasi lebih detail tentang biogeofisik seperti geomorfologi, geologi, oceanografi fisika (arus, pasang surut, batimetri, kecerahan), oceanografi kimia (nutrien, salinitas), dan oseanografi biologi (sebaran klorofil), serta ekosistem pesisir lebih detil seperti mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, cemara laut, waru laut dan/atau

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201315

vegetasi pantai lainnya, penggunaan lahan (land use), pengunaan perairan (sea use), dan kesesuaian lahan (land suitability). RZWP-3-K kabupaten/kota dibuat dalam peta dengan skala 1:50.000.

J Peran Aktif NelayanTerdapat peluang yang dapat dimanfaatkan nelayan dan masyarakat adat dalam pemetaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam revisi UU Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil: pertama, unsur masyarakat dapat terlibat dalam usulan penyusunan rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Namun pelibatan tersebut tanpa diikuti hak persetujuan masyarakat atas rencana pengelolaan tersebut.

Kedua, adanya hak mengusulkan wilayah penangkapan ikan secara tradisional ke dalam Rencana Zonasi. Walaupun derajat hak tersebut masih dikurangi dengan adanya kata “mengusulkan” wilayah penangkapan ikan secara tradisional dan wilayah Masyarakat Hukum Adat dalam RZWP-3K.

Ditambah lagi hak wilayah penangkapan nelayan tradisional dan wilayah masyarakat adat di perairan dengan kegiatan penangkapan ikan merupakan wilayah yang tidak bisa disamakan dengan daratan atau tanah karena sifat dari perairan yang dinamis. Sehingga tidak dapat dipastikan lebih lanjut wilayah penangkapan nelayan tradisional dan masyarakat adat dituangkan dalam peta-peta koordinat.

J Tahapan Penyusunan RZWP-3-K

Tahapan penyusunan dokumen RZWP-3-K meliputi:

1. pembentukan kelompok kerja;

2. pengumpulan data;

3. survei lapangan;

4. identifikasi potensi wilayah;

5. penyusunan dokumen awal;

6. konsultasi publik;

7. penyusunan dokumen antara;

8. konsultasi publik;

9. perumusan dokumen final; dan

10. penetapan.

Secara teknis, tahapan penyusunan diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.***

Hak wilayah penangkapan nelayan tradisional dan

wilayah masyarakat adat di perairan dengan kegiatan penangkapan ikan merupakan wilayah

yang tidak bisa disamakan dengan daratan atau tanah

karena sifat dari perairan yang dinamis.

Kriminalisasi dan PemerasanNelayan Tradisional

18KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

18

Di Indonesia, terdapat sedikitnya 1,7 juta anak yang bekerja di tempat berbahaya, di antaranya sektor perikanan, pertambangan, penggalian, pertanian, pelayanan rumah tangga, dan industri jasa (BPS, 2011).

Organisasi Pangan Dunia (FAO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyebutkan 7 pekerjaan berbahaya bagi anak di sektor perikanan, yakni (1) mengangkat atau membawa beban berat; (2) pembuatan dan perbaikan kapal yang mengeksploitasi anak-anak untuk menggunakan bahan-bahan berbahaya; (3) penggunaan alat berat dan bahan yang berbahaya; (3) proses pengelolaan ikan menggunakan pisau tajam atau menggunakan bahan beracun; (4) menyelam berlebihan di kedalaman; (5) berada di laut selama berjam-jam tanpa pelampung; (6) melakukan pengasapan ikan dengan menggunakan pemanas (oven) yang tidak aman; dan (7) penggunaan bahan kimia seperti pestisida atau disinfektan dalam kegiatan budidaya.

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201319

Apa yang paling kita ingat tentang laut? Pasir, debur ombak, perahu-perahu nelayan, dan ingatan tentang birunya lautan Indonesia. Lalu ada nelayan menjaring ikan, perempuan nelayan yang menjemur ikan dengan

menggunakan alat berbahan dasar bambu. Ada bau amis dan terik yang menyeruak di tengah hiruk-pikuk kampung nelayan. Itulah segelintir kenangan tentang laut Jakarta dan kampung nelayan.

Kini, di Jakarta hampir tidak ada kenangan yang tersisa tentang laut. Jika kita ingin

melihat laut, kita harus mengeluarkan biaya untuk bisa menikmati laut di kawasan Ancol. Pun jika ada pantai publik, kawasannya terbilang cukup jauh dari pinggir jalan dan hanya menyisakan garis pantai sepanjang 500 meter dari 3 kilometer luas pantai publik yang pernah direncanakan oleh Walikota Jakarta Utara Effendi

Anas pada tahun 2008.

Pertanyaannya, di mana para nelayan

Teluk Jakarta sekarang?

PENERUS CITA-CITA PITUNGDI TELUK JAKARTA

Setara

HABIBAH

20KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

J Pembangunan merusak

Habibah, perempuan nelayan berusia 50 tahun harus menahan nafasnya sembari menjaga karung kumal yang berisi kerang hijau agar tidak tersenggol truk yang melintasi jalan sepanjang Banjir Kanal Timur (BKT). Gobang (51), suaminya menurunkan karung dari pangkuannya.

Habibah adalah seorang istri nelayan Marunda yang telah dikaruniai lima orang anak. Habibah pun anak seorang nelayan yang dulu tinggal di Kampung Marunda Lama, kampung nelayan yang dekat dengan Cagar Budaya Rumah dan Masjid si Pitung.

Di tahun 1980, ketika masa pemerintahan Orde Baru sedang gencar melakukan pembangunan, Marunda pun terkena imbasnya. Habibah dan keluarganya dipaksa pindah dari Marunda Lama yang disulap menjadi Kawasan Berikat Nusantara (KBN).

Kenangan akan kampung pesisir di Marunda Lama masih melekat di dalam ingatan Habibah, semua nelayan yang pernah tinggal di Marunda Lama berpencar ke segala penjuru pesisir Jakarta. Habibah dan keluarganya memilih menetap di Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Kelurahan Marunda Baru, Jakarta Utara.

Marunda berbeda 180 derajat, di mana bangunan beton, pasir, debu, limbah dan seng berdiri kokoh. Berbanding terbalik dengan Kampung Marunda Kepu yang kumuh, becek dan lusuh.

“Dulu nenek saya cerita, ada monyet sebesar kebo. Mangrovenya tinggi-tinggi, ikannya banyak banget. Lah! kalau sekarang, mana ada ikan lagi, pada abis kena limbah!” ujar Habibah sembari tersenyum menceritakan kenangan yang masih tersisa.

Terlebih lagi proyek reklamasi membuat kondisi semakin buruk lagi. Habibah pun menatap nanar ke lautnya, di mana dulu jutaan mangrove pernah ditebang habis. Kini nelayan Marunda Kepu terus berjuang melawan kemiskinan. Pembangunan tidak menyisakan apapun bagi nelayan, kecuali limbah dan kejamnya kenyataan bahwa mereka terampas dari ruang hidupnya.

J Berjuang BersamaHabibah yang tidak tamat sekolah pernah minder atau tidak percaya diri jika harus bercerita tentang kampungnya. Kini ia berubah. Ia terdorong untuk tampil dan berbicara di depan publik menyuarakan fakta yang terjadi di Kampung Nelayan Marunda Kepu.

Si Pitung adalah idola yang dibanggakan oleh Habibah. Perjuangannya melawan kemiskinan, penjajahan dan kekerasan terhadap kaum pribumi telah begitu membekas di hati Habibah.

“Kalau semuanya diem, siapa yang mau cerita soal keadaan nelayan di sini. Saya mikir sampe pusing, akhirnya saya bilang sama suami kalau mau ngajak nelayan di sini buat ngebenerin Marunda. Saya kumpulin ibu-ibu sama bapak-bapak kita ngobrol gimana ini

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201321

caranya biar lebih baik hidup kita,” ujar Habibah bersemangat.

Pada tahun 2011, Habibah mulai melibatkan perempuan nelayan dan nelayan dalam beberapa pelatihan bersama KIARA dan PPNI (Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia). Habibah pun tidak pernah lelah menyuarakan aspirasinya bersama perempuan nelayan dan nelayan. Atas dedikasinya, pada bulan Maret 2013 lalu, Habibah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu perempuan pejuang pangan yang di selenggarakan oleh Oxfam Indoensia bersama dengan Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS).

Habibah tidak pernah kenal lelah menyuarakan aspirasi warga Marunda Kepu. Harapannya sederhana, Marunda Kepu menjadi desa pesisir yang terbebas dari reklamasi dan terbebas limbah.

J Mekar Baru Ia gerakkan 30 perempuan nelayan dan nelayan untuk melakukan perubahan melalui Kelompok Mekar Baru, nama kelompok yang digagas oleh Habibah. Pemilihan nama Mekar Baru didasarkan pada harapan nelayan Marunda Kepu, seperti bunga yang semakin rekah, memberi suasana dan pengharapan kehidupan yang baru.

Kampung Nelayan Marunda Kepu memiliki potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga. Salah satunya adalah cangkang kerang. Di dalam Kelompok Mekar Baru, cangkang

kerang diolah menjadi barang-barang yang mempunyai fungsi dan bernilai ekonomi tinggi. “Kita bikin gantungan kunci, tempat tisu, piring, banyak banget dah. Hasilnya lumayan untuk membantu keluarga-keluarga kami,” cerita Habibah mewakili kelompoknya.

Akses pasar untuk penjualan produk Kelompok Mekar Baru masih menjadi kendala. “Kami berharap dapat menemukan pasar dan pelanggan produk-produk olahan Mekar Baru. Dan lebih penting lagi, kami membutuhkan lingkungan yang bersih dan bebas reklamasi”, kata Habibah mengakhiri obrolan.

Kini perempuan nelayan Marunda Kepu tengah bersemangat dengan konsep perjuangan Mekar Baru.*** (SH)

PASTIKAN

Jumlah Nelayan Hilang dan Meninggal Dunia di Laut 2010 - 2013

No Tahun Jumlah Nelayan

1 2010 86

2 2011 149

3 2012 186

4 2013 185

Sumber: Pusat Data dan Informasi KIARA(Oktober 2013)

JAMINAN PERLINDUNGANJIWA NELAYAN!

Jelajah

TENGGELAM DAN HILANG DI LAUT, RISIKO NELAYAN DI INDONESIA

Dalam obrolan santai di Pabean Udik, Kecamatan Indramayu, tubuhnya merinding saat mengingat dan menceritakan kembali pengalamannya terapung di laut selama berhari-hari pada tahun 2002. Ia juga kehilangan

salah seorang temannya dalam tragedi itu.

Bapak Tarmadi (44 tahun) adalah seorang nelayan penangkap udang dengan memakai perahu bertonase 5 GT (gross tons). Ia besar dan lahir di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Sejak tahun 2002-2012, ia hidupi keluarganya dengan cara melaut. Dengan berbekal beras 5 kilogram, solar 100 liter, rokok sebanyak 1 slop, dan mie instan sekardus, ia pacu perahunya ke Kalimantan.

Ia mengisahkan, dengan pendapatan Rp1,5 juta per 3 bulan, ia layari rute Indramayu-Kalimantan selama 2 hari 2 malam jika cuaca normal. Saat cuaca tidak bersahabat, ia harus menambahkan waktu berlayarnya sehari semalam. “Saya ke Kalimantan untuk menangkap udang dan rajungan,” tambahnya.

24KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

Sebelas tahun silam, ia bersama dengan 3 orang lainnya yang terdiri dari 2 ABK, yakni Ruslan (20 tahun) dan Ahmad (20 tahun), dan Usman (60 tahun), salah seorang warga asal Pasir Putih, Kabupaten Subang, hendak kembali ke kampung halaman. Dengan perahu miliknya, mereka berlayar menuju Indramayu dari Kendawang, Kecamatan Ketapang, Kalimantan Barat, dengan melintasi Laut Jawa.

Dalam perjalanan itulah, tanpa diduga ombak setinggi 3 meter disertai badai menjungkirbalikkan perahu mereka. Dalam kondisi itu, mereka memilih bertahan di atas perahu terbalik selama 2 hari sembari mencari pertolongan berharap ada perahu lain yang melintas. Perlahan tapi pasti, perahu mulai karam. Dalam situasi itulah, ia bersama ketiga temannya berjibaku mempertahankan diri.

Selama sehari semalam, Tarmadi terapung di Laut Jawa dan mengandalkan bambu yang terlepas dari perahu sebagai pegangan. Saat ombak menghantam, ia harus melepaskan bambu agar tidak mencederai. Ia lakukan hal ini berulang-ulang. Untuk menghilangkan rasa lapar, mereka banyak mengonsumsi air laut dan apapun yang tersedia.

Di hari keempat, Tarmadi dan 2 pahlawan protein lainnya mulai kedinginan. Diikuti rasa lapar dan lemas yang akut. “Jika tidak ada yang menolong, besar kemungkinan kami sudah meninggal dunia”.

Situasi kian mencekam. Bayangan orang tua, istri dan anak mulai bermunculan di

pelupuk mata. Hingga akhirnya, “Aduh, saya sudah tidak kuat,” keluh Usman yang tenggelam tak beberapa lama kemudian. Tarmadi, Ruslan dan Ahmad pun panik, menangis, dan dihantui hadirnya malaikat kematian yang terasa begitu dekat.

Tuhan YME berkehendak lain. Di hari kelima, nelayan penangkap cumi dengan perahu bertonase 15 GT dari Eretan, Indramayu, melintas. Tarmadi, Ruslan dan Ahmad harus bersusah-payah sebelum ditolong. Mereka berteriak sekuat tenaga dan memberi aba-aba meminta pertolongan. Sebelumnya, mereka dikira mayat terapung.

Mendapati 3 nelayan yang memerlukan bantuannya, “Nelayan tersebut melemparkan tali tambang dan meminta kami mengikatkannya di badan. Secara bergantian, kami ditarik ke arah perahunya. Setibanya di atas perahu, kami bertiga sudah pingsan,” kenang Tarmadi yang tidak lagi mengingat nama nelayan yang menolongnya.

Sesampainya di Muara Angke, kami diberi teh hangat dan diminta beristirahat terlebih dahulu. Saat kondisi mulai pulih, para nelayan di Muara Angke membelikan kami makan malam.

“Kami tidak lagi memegang rupiah sedikitpun karena terbawa bersama perahu yang tenggelam senilai Rp1,5 juta,” ingat Tarmadi.

Meski kehilangan harta benda hasil jerih payahnya untuk dibawa pulang setelah melaut bersama 2 ABK, ia

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201325

bersyukur masih bisa menikmati udara segar. “Setibanya di Indramayu, alangkah bahagianya kami bisa kembali berkumpul bersama keluarga,” tambahnya.

Terapung dan hilang di laut adalah resiko yang dihadapi oleh para nelayan, pahlawan protein bangsa Indonesia. Namun demikian, Tarmadi tak lantas kapok. Dua tahun pasca tragedi naas di Laut Jawa, profesi melaut ia jalani kembali. Rutenya pun tetap sama: Indramayu-Kalimantan.

“Saya sudah melaut sejak tahun 2002-2011. Pada tahun 2012, aktivitas melaut mulai berkurang karena perahu milik saya rusak. Di tahun 2013, ia tak lagi melaut dan memilih menanam padi di sawah,” ujarnya.

Pusat Data dan Informasi KIARA (2013) mencatat, akibat cuaca ekstrem yang berlangsung hanya di bulan Januari 2013, sebanyak 28 nelayan hilang dan meninggal dunia di laut tanpa

perlindungan negara. Jumlah ini terus meningkat sejak tahun 2010 (86 jiwa nelayan), 2011 (149 jiwa), dan 2012 (186 jiwa).

Laiknya pahlawan, sudah semestinya jasa mereka dihargai. Perlindungan jiwa, jaminan kesehatan dan pendidikan untuk keluarga, modal melaut, akses BBM bersubsidi, perbengkelan perahu berbasis kelompok/organisasi nelayan, pelatihan pengolahan dan pemasaran produk olahan ikan/non-ikan, serta insentif adalah wujud terima kasih yang belum ditunaikan oleh Republik kepada nelayan. Para penyelenggara negara sibuk memoles diri untuk kepentingan jangka pendeknya dengan mengatasnamakan nelayan di balik triliunan APBN.

Sudah bukan zamannya menunda waktu untuk melindungi dan menyejahterakan para nelayan. Bersungguh-sungguhlah dalam melakukannya Pak Presiden!***

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201325

26KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

Multitalenta, itulah kesan yang muncul ketika mendengar nama

Pandji Pragiwaksono. Lahir di Singapura pada 18 Juni 1979, Pandji adalah seorang penyiar radio, presenter televisi, penulis buku dan penyanyi rap. Pada tahun 2012 Pandji menerbitkan buku dengan judul Berani Mengubah.

Melalui wawancara pada acara Voice from the East (VOTE) 2012 lalu, Pandji mengutarakan keluh-

kesahnya akan kemajuan bangsa dan banyaknya

orang melihat Indonesia yang

PANDJI PRAGIWAKSONO

BERANI MENGUBAH,

KARENA KAMI

TIDAK TAKUT

Nama dan Peristiwa

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201327

sudah terlalu kaku untuk menjadi lebih baik. Terlebih lagi pemuda dan pemudinya terlihat enggan berbuat untuk bangsanya. Padahal, sejarah jelas menyatakan perubahan dibawa oleh pemudanya. Olehnya, Pandji mengajak pemuda-pemudi Indonesia untuk mempertanyakan dirinya, “Sudah sejauh mana berkontribusi untuk Tanah Air?”.

Dalam kegiatan VOTE, Pandji mengekspresikan kecintaannya kepada laut Indonesia dengan menyanyikan lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Pandji prihatin ketika banyak sekali orang Indonesia yang tidak paham kondisi nelayan dan laut Indonesia. Negeri bahari dengan garis pantai mencapai 95.181 kilometer, kerap terjebak dengan pola pengelolaan yang bias darat. Prioritas kebijakan dan penganggarannya masih condong daratan.

Pandji yang merupakan penyanyi dan pencipta lagu Kami Tidak Takut, kembali mengingatkan kebutuhan spesifik negeri bahari seperti Indonesia harus diprioritaskan. Dengan garis pantai yang panjang, Indonesia butuh pengamanan ekstra.

“Saya lihat banyak sekali berita pencurian ikan di laut Indonesia, Negara harusnya mengerti kebutuhan untuk menjaga sumber daya laut kita. Jangan malah sibuk ngurusi investasi asing di laut Indonesia,” kata Pandji.

Nyatanya, nelayan kerap terjebak dalam situasi yang kompleks, maka Negara dan masyarakatnya harus Berani Mengubah dengan mengatakan Kami Tidak Takut terhadap segala godaan investasi asing yang ingin merebut kedaulatan NKRI. Pandji percaya bahwa masyarakat Indonesia bangga dengan nelayan dan pelaut Indonesia. “Masih belum berani berubah?” tantang Pandji.***

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201327

28KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201329

Konsultasi dipandu oleh: Ahmad Marthin Hadiwinata, SH(Divisi Advokasi Hukum dan Kebijakan)

Redaksi KABAR BAHARI membuka forum diskusi dan tanya jawab tentang hukum kelautan dan perikanan. Pertanyaan atau topik diskusi dapat disampaikan ke alamat Redaksi KABAR BAHARI, Jl Manggis Blok B Nomor 4 Perumahan Kalibata Indah Jakarta 12750 Telp./Faks: +62 21 799 3528, atau email : [email protected]

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 26 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan No. 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap

Pada tanggal 20 September 2013, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

telah menerbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 26 /PERMEN-KP/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (untuk selanjutnya disebut dengan Permen 26/2013). Peraturan Menteri ini merevisi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (untuk selanjutnya

Konsultasi Hukum

PEMBOBOLAN KEKAYAAN LAUT INDONESIA DARI DALAM

30KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

disebut dengan Permen 30/2012) yang secara khusus dalam Pasal 69 dan Pasal 88 melegalkan kapal 1000 GT untuk membawa langsung hasil perikanan untuk didaratkan di pelabuhan di luar negeri.

Permen 26/2013 melakukan 27 perubahan terhadap Permen 30/2012 dengan menghapus 6 pasal dan 1 ayat1, mengubah 10 pasal dan 6 ayat2 dan menyisipkan 5 pasal dan 1 ayat baru3. Di dalam Perubahan-perubahan tersebut, termasuk dihapusnya Pasal 69 dan Pasal 88 yang menjadi potensi adanya legalisasi pencurian ikan yang menjadi pokok sikap KIARA sebelumnya.

J Kewajiban VMS Kapal 30 GT dan Asing Dilonggarkan

Berdasarkan perubahan Pasal 19 persyaratan permohonan Surat Izin Penangkapan Ikan bagi kapal diatas 30 (tiga puluh) GT tidak diwajibkan memenuhi Surat Keterangan Pemasangan Transmitter vessel monitoring system. Surat keterangan pemasangan transmitter haruslah dikeluarkan oleh Pengawas Perikanan. Kewajiban memenuhi surat keterangan pemasangan transmitter awalanya ditegaskan dalam Permen Kelautan dan Perikanan No. 30 Tahun 2012 yang kemudian direvisi dengan Permen 26 Tahun 2013 yang melonggarkan

kewajiban menjadi surat pernyataan kesanggupan memasang dan mengaktifkan transmiter sebelum kapal melakukan operasi penangkapan ikan.

Persyaratan tersebut selain kepada kapal penangkapan ikan di atas 30 GT juga kepada usaha perikanan tangkap yang menggunakan modal asing dan/atau tenaga kerja asing. Dengan tidak diwajibkannya pemasangan transmitter vessel monitoring system kepada usaha perikanan tangkap oleh asing akan meningkatkan pencurian ikan di perairan Indonesia. Karena kapal perikanan akan menangkap ikan di luar wilayah penangkapan yang ditetapkan izin yang diberikan. Permen Revisi Usaha Perikanan Tangkap tidak

1 Pasal 22 huruf d, Bagian Kesatu BAB IX tentang Alih Muatan (Transhipment), yaitu Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 72 dan Pasal 88 dihapus.

2 Pasal 4, Pasal 16 ayat (1) huruf f dan g angka 1), Pasal 19, Pasal 24, Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 37, Pasal 39 ayat (2), Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44 ayat (2) huruf b, Pasal 50, Pasal 59, Pasal 73 ayat (2), Pasal 79 dan Pasal 89 diubah.

3 Pasal 10A, Pasal 22 huruf e angka 3), Pasal 37A, Pasal 37B, Pasal 37C, Pasal 44 ayat (3a), Pasal 88A disisipkan.

30KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201331

menjawab mandate UU Perikanan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menetapkan sistem pemantauan kapal perikanan berdasarkan Pasal 7 ayat (1) huruf e UU No. 45 Tahun 2009. Penangkapan ikan diluar daerah atau wilayah yang diberikan izin berarti melakukan pelanggaran terhadap Pasal 7 ayat (2) huruf e UU No. 45 Tahun 2009 yang mewajibkan penangkapan ikan di daerah yang ditetapkan.

J Alih Muatan (Masih) Diperbolehkan

Pengaturan mengenai Transhipment (alih muatan) antara kapal di atas perairan masih diperbolehkan untuk dilakukan berdasarkan Permen 26 Tahun 2013. Perubahan pengaturan alih muatan tidak berbeda dengan peraturan yang sebelumnya, yang hanya dipindahkan pasalnya ke Pasal 37 ayat (7), ayat (8), ayat (9) dengan tambahan Pasal 37A, Pasal 37B, dan

Pasal 37C yang mengatur persyaratan usaha pengangkutan ikan dengan pola kemitraan. Persyaratan-persyaratan dalam melakukan transhipment dalam Permen 26/2013 tidak berbeda dengan apa yang diatur dalam Permen 30/2012. Juga mengenai sanksi yang diberikan terhadap kapal penangkap ikan dan/atau pengangkut ikan yang tidak mendaratkan ikan pada pelabuhan perikanan yang tercantum dalam SIPI atau SIKPI. Perbedaannya terletak pada dihapuskannya pengecualian bagi kapal penangkap ikan yang menggunakan alat penangkapan ikan purse seine berukuran di atas 1000 (seribu) GT yang dioperasikan secara tunggal untuk membawa langsung ikan hasil tangkapannya keluar negeri. Sehingga ketika ada kapal penangkap ataupun kapal pengangkut ikan membawa langsung ikan tersebut keluar negeri maka sanksinya administratif berupa pencabutan SIPI atau SIKPI. Namun pada dasarnya

Dengan masih diberikan kebebasan untuk melakukan alih muatan merupakan celah yang berisiko tetap terjadinya pencurian ikan. Terlebih dengan adanya pengecualian terhadap komoditas tuna segar untuk wajib diolah di dalam negeri.

J Larangan Membawa Ikan Hasil Tangkapan Langsung Keluar Negeri

Pasal 88 Permen 30/2012 yang memperbolehkan Kapal penangkap ikan berukuran diatas 1.000 (seribu) GT dengan menggunakan alat penangkapan ikan purse seine yang

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201331

32KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

dioperasikan secara tunggal di WPP-NRI dapat mendaratkan ikan di luar pelabuhan pangkalan di luar negeri telah dihapus. Pelarangan tersebut sejalan dengan pengaturan transshipment yang juga tidak memperbolehkan adanya kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan untuk membawa ikan hasil tangkapan langsung keluar negeri.

Upaya pengawasan pencurian ikan di perkuat dalam Pasal 88A Permen 26/2013 dengan kewajiban melaporkan kepada Syahbandar pelabuhan perikanan untuk Setiap kapal penangkap ikan atau kapal pengangkut ikan yang akan melakukan perbaikan/docking ke luar negeri. Mekanismenya harus ada surat keterangan tidak melakukan kegiatan penangkapan ikan atau pengangkutan ikan untuk dapat berlayar ke luar negeri untuk perbaikan kapal.

J Perubahan Kewajiban Perusahaan Perikanan dengan Badan Hukum

Permen 26/2013 mengubah kewajiban usaha perikanan tangkap dengan kapal penangkap ikan dan/atau kapal pengangkut dengan jumlah kumulatif 300 (tiga ratus) GT keatas hanya dapat dilakukan oleh perusahaan perikanan berbadan hukum. Sebelumnya Permen 30/2012, usaha perikanan dengan jumlah kumulatif diatas 200 GT keatas hanya dapat dilakukan oleh perusahaan berbadan hukum. Konsekuensinya persyaratan permohonan perizinan usaha perikanan berupa SIUP dengan adanya fotokopi pengesahan badan hukum bagi perusahaan perikanan.

Aturan peralihan mengenai kewajiban perusahaan perikanan untuk berbadan hukum dilaukan 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. Hal ini tidak berbeda dengan Permen 30/2012 yang juga memandatkan waktu 1 (satu) tahun untuk membentuk perusahaan perikanan bagi usahap perikanan dengan kapal dalam jumlah kumulatif diatas 200 (dua ratus) keatas.

J Komoditas Tuna Segar Dikecualikan

Pasal 44 ayat (1) Permen 26 Tahun 2013 mewajibkan setiap perusahaan yang menggunakan kapal penangkap ikan dengan jumlah kumulatif 200 (dua ratus) GT sampai dengan 2.000 (dua ribu) GT untuk bermitra dengan Unit Pengolah Ikan. Dengan kata lain setiap hasil tangkapan ikan di wilayah perikanan Indonesia wajib untuk melalui proses pengolahan di dalam negeri. Namun, berdasarkan Pasal 44 ayat (3a) Permen 26/2013, aturan tersebut dikecualikan untuk usaha perikanan dengan jumlah kumulatif 200 (dua ratus) GT sampai dengan 2.000 (dua ribu) GT untuk bermitra dengan UPI bagi komoditas tuna segar.

Sebagaimana diketahui bersama Perairan Indonesia merupakan bagian dari daerah penangkapan tuna (tuna fishing ground) dunia. Aturan ini mengecualikan penangkapan tuna segar tidak wajib untuk diolah dalam negeri sehingga aturan ini akan potensial merugikan sumber daya perikanan Indonesia. Berbagai kapal penangkap ikan tuna dari Jepang melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia dari yang terkecil

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201333

sebesar 50 GT sampai berukuran lebih besar dari 300 GT. Sehingga pengecualian terhadap komoditas tuna merupakan upaya pengelabuan terhadap Pasal 25B UU No. 45 Tahun 2009 yang menetapkan pemenuhan ikan dalam negeri sebagai prioritas

Pasal 25B ayat (2) UU No. 45 Tahun 2009 mewajibkan kepada pemerintah untuk memprioritaskan produksi dan pasokan ke dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional. Pasal ini merupakan kebijakan penting mengenai “domestic obligation“ untuk memprioritaskan konsumsi protein bagi setiap warga negara Indonesia.

Dengan adanya klausul Pasal 44 ayat (3a), revisi permen tersebut telah mengelabui tekanan publik terhadap kebijakan pengelolaan perikanan Indonesia. Setelah sebelumnya Pasal 69 ayat (3) dan Pasal 88 Permen KP No. 30 Tahun 2012 memperbolehkan kapal penangkap ikan yang menggunakan alat penangkapan ikan purse seine berukuran diatas 1000 (seribu) GT yang dioperasikan secara tunggal untuk membawa langsung ikan hasil tangkapannya keluar negeri telah dihapuskan. Aturan ini telah dihapus dan ditambahkan dengan kewajiban melaporkan ke syahbandar untuk melakukan perbaikan/docking ke luar negeri. Dihapusnya peraturan Pasal 69 ayat (3) dan Pasal 88 seolah-olah hanya ilusi pengelolaan pangan untuk berdaulat namun kenyataannya hanya menjadi komoditas ekspor tanpa memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan pangan perikanan yang berkualitas.

J KesimpulanBeberapa kesimpulan atas analisis Permen 26/2013 sebagai berikut: Pertama, tidak ada perubahan pengaturan mengenai transhipment sehingga sangat berpotensi untuk terjadi pencurian ikan dengan modus tidak melaporkan (unreported) hasil tangkapan ikan; Kedua, aturan mengenai kapal penangkap ikan yang menggunakan alat penangkapan ikan purse seine berukuran diatas 1000 (seribu) GT yang dioperasikan secara tunggal untuk membawa langsung ikan hasil tangkapannya keluar negeri telah dihapuskan. Aturan ini telah dihapus dan ditambahkan dengan kewajiban melaporkan ke syahbandar untuk melakukan perbaikan/docking ke luar negeri. Walaupun aturan tersebut telah dihapuskan namun potensi besar untuk kerugian sumber daya perikanan Indonesia dengan adanya transhipment dan adanya klausul pengecualian bagi komoditas tuna segar untuk diolah dalam negeri.

Terakhir, pengecualian terhadap usaha perikanan untuk bermitra dengan Unit Pengolahan Ikan untuk komoditas tuna segar merupakan ancaman eksploitasi sumber daya perikanan Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa tuna merupakan komoditas internasional yang banyak diekspolitasi oleh perusahaan perikanan asing, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.***

34KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

INDONESIA merugi sedikitnya 80 Triliun akibat Pencurian Ikan dan

Hilangnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Sektor Perikanan.

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201335

Tarakan merupakan sebuah pulau yang berada di ujung timur Pulau Kalimantan. Pulau yang dihuni oleh ribuan penduduk ini mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Tidak saja penduduk asli, pulau ini juga dihuni oleh nelayan

perantau asal Bugis, Madura, dan sebagainya.

Di tengah riuhnya aksi penjarahan ikan oleh orang asing, maraknya pemakaian trawl, dan sulitnya mengakses bahan bakar minyak, tidak membuat para nelayan kecil berputus asa. Sebaliknya mereka terus melaut guna mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi keluarga.

J Melawan ketidakadilanRustan, seorang nelayan kecil asli Tarakan, mengajak dan mengingatkan masyarakat nelayan di sekitarnya bahwa apa yang terjadi di Kalimantan Timur bukanlah takdir. Olehnya tidak boleh dibiarkan. Baginya, fenomena di laut itu adalah bentuk kejahatan dan ketidakadilan yang harus dilawan.

Bermula dari aktivitasnya sebagai nelayan kecil yang mengalami penurunan pendapatan, Pak Rustan secara tak sengaja menyelidiki dan bertanya kepada rekan-rekannya sesama nelayan kecil. Apakah kondisi ini sama dengan dirinya atau memang sedang tidak beruntung sehingga hasil tangkapan ikan mengalami penurunan.

PENEGAK DAULAT

DI BATAS NEGERI

RUSTAN

Tokoh

36KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

Dari hasil diskusi dengan beberapa nelayan kecil, ia mendapati fakta bahwa apa yang dialaminya ternyata juga dialami oleh nelayan lain. Lebih dari itu, mereka berkesimpulan bahwa penurunan hasil tangkapan disebabkan oleh maraknya alat tangkap trawl di perairan Kalimantan Timur bagian utara.

“Trawl jelas merusak ekosistem laut, menangkap ikan kecil sehingga mengganggu keberlanjutan sumber daya ikan, dan mengganggu ketersediaan pangan masyarakat,” kata Rustan.

Penyebab lainnya adalah mudahnya orang asing menjarah ikan di laut Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia tersebut. Mereka beroperasi dengan menggunakan bendera asing atau Indonesia.

J Melestarikan lautPerairan pesisir yang dahulunya kaya akan sumber daya ikan, kini sudah mengalami kerusakan. Melihat kondisi ini, Rustan bersama nelayan Tarakan mendirikan organisasi yang dinamai Persatuan Nelayan Kecil (PNK).

Para nelayan kecil melakukan upaya pencegahan dan penghentian aktivitas pengrusakan dan penjarahan ikan di wilayah pesisir dan perairan Kalimantan Timur bagian utara. Dalam aktivitasnya, para nelayan kecil tidak saja melaporkan para pelaku penguna jaring trawl dan kapal asing, tetapi juga melakukan penangkapan langsung sebelum membawanya ke pos keamanan terdekat.

Untuk memudahkan pelaksanaan tanggung jawabnya, Rustan membekali anggota PNK dengan kartu identitas. “Dengan cara ini, aparat keamanan mempercayai dan berkoordinasi dengan kami,” jelasnya.

Dengan menggunakan kartu anggota PNK Tarakan, dibekali pengetahuan hukum perikanan, dan pemahaman mengenai pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, anggota PNK dapat terlibat aktif dalam meminimalisir kerusakan eksositem pesisir laut dan penjarahan ikan tanpa menimbulkan konflik sesama nelayan maupun dengan aparat keamanan.

Di lapangan, setiap anggota terlibat aktif dalam melakukan pemantauan terhadap kapal-kapal yang menggunakan jaring trawl atau kapal asing yang mencuri ikan di laut Indonesia. Bahkan adakalanya para nelayan memberikan teguran dan

Jangan segan-segan mengoreksi pemerintah,

jika kebijakan yang dikeluarkannya tidak

mencerminkan kebutuhan masyarakat nelayan. Mari

bersama-sama memastikan hak-hak nelayan dipenuhi

dan dijamin oleh pemerintah”.

Rustan

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201337

pengusiran terhadap nelayan asing dan pelaku kejahatan jaring trawl.

Kemampuan komunikasi dan diplomasi Pak Rustam dengan aparat keamanan laut memudahkan nelayan Tarakan untuk terlibat aktif dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia di perairan perbatasan.

J Memperjuangkan hak nelayan

Bagi Rustan, membela nelayan kecil Tarakan tidak hanya melawan penjarah asing, tetapi juga menyuarakan perubahan kebijakan yang tidak berpihak kepada nelayan, baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat. Tujuannya adalah agar kesejahteraan nelayan membaik.

Bersama dengan anggota PNK, Rustan juga memperjuangkan hak akses BBM bersubsidi bagi nelayan sebagaimana dijanjikan oleh pemerintah.

Rustan menyadari bahwa memperjuangkan hak-hak nelayan tidaklah mudah. Untuk itu, ia menjalin komunikasi dan koordinasi dengan organisasi lain yang memiliki kepedulian terhadap nelayan, seperti KIARA dan KNTI. “Dengan berjaringan, suara nelayan di wilayah perbatasan terdengar di Istana Negara, meski belum ada perhatian dan perlindungan nyata,” cerita Rustan.

Ia mengajak para nelayan di wilayah perbatasan untuk tidak berputus asa dalam memperjuangkan haknya, “Jangan segan-segan mengoreksi pemerintah, jika kebijakan yang dikeluarkannya tidak mencerminkan kebutuhan masyarakat nelayan. Mari bersama-sama memastikan hak-hak nelayan dipenuhi dan dijamin oleh pemerintah”. Rustan meyakini perjuangan nelayan akan membuahkan hasil ke depannya.***

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201337

38KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 2013

DODOL RUMPUT LAUT

J Bahan :1. Rumput laut (Eucheuma cottonii)

sebanyak 1 kilogram2. Gula pasir (800 gram)3. Tepung ketan (200 gram)4. Santan kelapa5. Garam6. Essence ± 2 sendok makan7. Vanili8. Tepung terigu

J Cara pembuatan1. Langkah pertama dalam

pembuatan dodol rumput laut adalah merendam rumput laut kering ke dalam larutan kapur (CaO) selama sehari semalam dengan pergantian air selama tiga kali. Larutan CaO ini berrfungsi untuk memucatkan dan membersihkan rumpur laut.

2. Selanjutnya rumput laut dihaluskan dengan menggunakan

blender hingga terbentuk pasta rumput laut. Lalu dididihkan tepung ketan dengan santan di atas kompor. Tepung ketan ini berfungsi sebagai pengikat dan membentuk tekstur plastis. Setelah mendidih, masukkan pasta rumput laut pada adaonan tepung ketan tadi sambil diaduk hingga 2 jam. Sambil diaduk, tambahkan gula, garam dan essence. Gula ini berfungsi sebagai bahan pemanis, sedangkan garam berfungsi penambah cita rasa dan essence berfungsi sebagai pemberi aroma dan rasa.

3. Lalu dituangkan adonan yang telah matang tadi ke dalam nampan kecil yang dilapisi plastik. Setelah itu didinginkan selama 1 jam dan keringkan. Potong sesuai dengan selera dan dodol siap dihidangkan.

Selamat mencoba.

Dapur

Bahan baku utama yang dipersiapkan dalam pembuatan dodol rumput laut adalah rumput

laut jenis Eucheuma cottonii. Kelebihan dari Eucheuma cottonii adalah kandungan kappa karagenan. Kappa karagenan mempunyai amilopektin yang lebih besar dibanding Eucheuma spinosum. Eucheuma cottoni mempunyai daya ikat yang lebih kuat. Sehingga rumput laut jenis ini sangat cocok untuk pembuatan dodol.

KABAR BAHARI V 1 September-Oktober 201339

Siapa yang tidak tahu rumput? Nah, kalau rumput laut? Rumput laut adalah jenis tumbuhan yang

hidup di laut, biasa diolah lagi menjadi agar-agar, sirup, dodol dan keripik laut. Bukan hanya bertekstur lembut tapi rumput laut ternyata banyak sekali manfaatnya. Yuk, kita cari tahu apa saja manfaat rumput laut!

J Mencegah Pengeroposan Tulang

Ternyata kandungan kalsium dalam rumput laut sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan susu. Dengan tingginya kandungan kalsium dari rumput laut, maka tumbuhan ini cocok seklai untuk mencegah tulang keropos dan membantu pertumbuhan tulang dan gigi.

J Pengganti GaramSiapa sangka jika butiran rumput laut bisa dijadikan sebagai pengganti garam dan penambah rasa masakan. Yuk, dicoba.

J Mencegah Penyakit Kanker

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard di Amerika Serikat menemukan fakta bahwa perempuan

Jepang mempunyai peluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara jika dibandingkan dengan perempuan Amerika Serikat. Kenapa ya? Ternyata hal ini dikarenakan perempuan Jepang lebih sering mengkonsumsi rumput laut dan selalu menghadirkan rumput laut dalam menu makanan mereka. Patut dicobakan?

J Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Salah satu penelitan para ahli menyebutkan bahwa rumput laut cukup baik sebagai stimulan dalam proses penyembuhan kanker. Selain itu, rumput laut juga dapat meningkatkan produksi antibody, cytokines dan sel baik lainnya yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

J Mengendalikan Berat Badan

Untuk orang yang sedang berdiet, rumput laut adalah makanan baik yang kaya serat dan rendah lemak loh. Terlebih lagi kandungan serat dari rumput laut mampu melancarkan sistem pencernaan dan memiliki efek memberikan rasa kenyang yang tahan lama.

Kesehatan

RUMPUT LAUTSI KAYA MANFAAT