bab iv dan v

13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1. Resimen Induk Daerah Militer Jakarta Resimen Induk Daerah Militer Jakarta/Jayakarta adalah satuan lembaga pendidikan dibawah Kodam Jaya yang memiliki tugas pokok membantu menyelenggarakan latihan dan pendidikan bagi seluruh jajaran Kodam Jaya untuk menghasilkan prajurit yang profesional, handal, berkualitas dan memiliki militansi yang tangguh serta dicintai rakyat. Pendidikan prajurit di lingkungan TNI AD dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok Tamtama, Bintara, dan Perwira. TNI (Tentara Nasional Indonesia) mempunyai peran sebagai alat negara dibidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik Negara. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia

Upload: reza-angga-pratama

Post on 02-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV dan V

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1. Resimen Induk Daerah Militer Jakarta

Resimen Induk Daerah Militer Jakarta/Jayakarta adalah satuan lembaga

pendidikan dibawah Kodam Jaya yang memiliki tugas pokok membantu

menyelenggarakan latihan dan pendidikan bagi seluruh jajaran Kodam Jaya

untuk menghasilkan prajurit yang profesional, handal, berkualitas dan

memiliki militansi yang tangguh serta dicintai rakyat. Pendidikan prajurit di

lingkungan TNI AD dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok Tamtama,

Bintara, dan Perwira.

TNI (Tentara Nasional Indonesia) mempunyai peran sebagai

alat negara dibidang pertahanan yang dalam menjalankan

tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik Negara.

Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia yang memegang

teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta

menjunjung tinggi sikap dan kehormatan prajurit.

Page 2: BAB IV dan V

IV. 2. Analisis Univariat

1. Dermatitis Seboroik

Gambar 1. Distribusi kejadian Dermatitis Seboroik pada siswa

dikmata kompi c gelombang II tahap I di Rindam Jaya Jakarta

tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan data diatas didapatkan kejadian dermatitis seboroik

pada siswa yang mempunyai kategori ya berjumlah 41,18% atau 35

siswa dan yang memepunyai kategori tidak berjumlah 58,82% atau 50

siswa. Menurut Juliano de Avelar Breunig et.al. secara

keseluruhan, terdapat 11% individu yang terkena scalp

dermatitis seboroik. Dilaporkan terdapat 10,17% remaja

usia 12 – 20 tahun yang terkena scalp dermatitis

seboroik.

Page 3: BAB IV dan V

2. Perilaku Kebersihan Kepala

Gambar 2. Distribusi Perilaku Ke bersihan Kepala pada siswa

dikmata kompi c gelombang II tahap I di Rindam Jaya Jakarta

tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan data diatas didapatkan perilaku kebersihan kepala

pada siswa yang mempunyai kategori buruk berjumlah 42,35% atau 36

siswa dan yang memepunyai kategori baik berjumlah 57,65% atau 49

siswa.

Page 4: BAB IV dan V

3. Faktor Kelelahan

Gambar 3. Distribusi Faktor Kelelahan pada siswa dikmata

kompi c gelombang II tahap I di Rindam Jaya Jakarta tahun

ajaran 2013/2014

Berdasarkan data diatas didapatkan faktor kelelahan pada siswa

yang mempunyai kategori kurang lelah berjumlah 54,12% atau 46

siswa, yang memepunyai kategori lelah berjumlah 45,88% atau 39

siswa.

IV. 3. Analisis Bivariat

1. Hubungan Perilaku Kebersihan Kepala dengan Dermatitis

Seboroik.

Page 5: BAB IV dan V

Hasil analisis data berdasarkan uji chi square dibawah ini dari 36

siswa responden dengan perilaku kebersihan kepala buruk terdapat

bahwa 22 siswa responden (61,1%) menderita penyakit Dermatitis

Seboroik dan 14 siswa responden (38,9%) tidak terdapat penyakit

Dermatitis Seboroik. Dan dari 50 siswa responden dengan perilaku

kebersihan kepala baik terdapat 13 siswa responden (26,5%)

menderita penyakit Dermatitis Seboroik dan 36 siswa responden

(73,5%) tidak menderita penyakit Dermatitis Seboroik.

Tabel 2. Distribusi Kejadian Dermatitis Seboroik

Berdasarkan Perilaku Kebersihan Kepala

Perilaku

Kebersihan

Kepala

Dermatitis seboroikJumlah

p - ValueYa Tidak

n % N % n %

Buruk 22 61,1 14 38,9 36 100

0.001Baik 13 26,5 36 73,5 49 100

Jumlah 35 41,18 50 58,82 85 100

Hasil uji chi square (Continuity correction) p = 0,001, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

perilaku kebersihan kepala terhadap kejadian Dermatitis Seboroik

yang dialami responden.

Dengan kata lain, terjadinya Dermatitis Seboroik memang

berhubungan dengan kebersihan diri khususnya kebersihan kepala.

Menurut Notoatmodjo, perilaku kesehatan adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit

dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dan makanan serta

Page 6: BAB IV dan V

lingkungan. Teori tersebut dapat mendukung penelitian ini dimana

hasil penelitian ini dijabarkan bahwa perilaku berpengaruh secara

bermakna terhadap kejadian penyakit Dermatitis Seboroik.

2. Hubungan faktor kelelahan dengan Dermatitis Seboroik

Hasil analisis data berdasarkan uji chi square dibawah ini dari 38

siswa responden dengan kategori faktor kelelahan adalah lelah

terdapat bahwa 28 siswa responden (73,7%) menderita penyakit

Dermatitis Seboroik dan 10 siswa responden (26,3%) tidak terdapat

penyakit Dermatitis Seboroik. Dan dari 47 siswa responden dengan

kategori faktor kelelahan adalah kurang lelah terdapat 7 siswa

responden (14,9%) menderita penyakit Dermatitis Seboroik dan 40

siswa responden (85,1%) tidak menderita penyakit Dermatitis

Seboroik.

Tabel 3. Distribusi Kejadian Dermatitis Seboroik Berdasarkan

Faktor Kelelahan

Faktor

Kelelahan

Dermatitis seboroikJumlah

p - ValueYa Tidak

n % n % n %

Lelah 28 73,7 10 26,3 38 100

0,000Kurang

lelah

7 14,9 40 85,1 47 100

Jumlah 35 41,18 50 58,82 85 100

Page 7: BAB IV dan V

Hasil uji chi square (Continuity correction) p = 0,000, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

faktor kelelahan terhadap kejadian Dermatitis Seboroik yang dialami

responden.

Dengan kata lain, terjadinya Dermatitis Seboroik memang

berhubungan dengan faktor kelelahan. Menurut Djuanda salah satu

faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya dermatitis seboroik

adalah faktor kelelahan, selanjutnya menurut NCBI salah satu faktor

resiko terjadinya dermatitis seboroik adalah stress atau fatigue dan

menurut Menurut Zrinka Bukvić Mokos et.al. salah satu yang

membuat eksarsebasi penyakit dermatitis seboroik adalah stress

emosional. Teori tersebut dapat mendukung penelitian ini dimana hasil

penelitian ini dijabarkan bahwa faktor kelelahan berpengaruh secara

bermakna terhadap kejadian penyakit Dermatitis Seboroik.

Page 8: BAB IV dan V

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1. Kesimpulan

1. Ditemukan kejadian dermatitis seboroik sebanyak 41,18% atau 35 siswa

dari 85 siswa responden yang diteliti pada siswa dikmata kompi c

gelombang II tahap I di Rindam Jaya Jakarta tahun ajaran 2013/2014.

2. Ditemukan perilaku kebersihan kepala yang buruk 42,35% atau 36 siswa

dari 85 siswa responden yang diteliti pada siswa dikmata kompi c

gelombang II tahap I di Rindam Jaya Jakarta tahun ajaran 2013/2014.

3. Ditemukan faktor kelelahan dengan kategori lelah 45,88% atau 39 siswa

dari 85 siswa responden yang diteliti pada siswa dikmata kompi c

gelombang II tahap I di Rindam Jaya Jakarta tahun ajaran 2013/2014.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku kebersihan kepala

terhadap kejadian Dermatitis Seboroik yang dialami responden.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kelelahan terhadap

kejadian Dermatitis Seboroik yang dialami responden.

V. 2. Saran.

1. Diharapkan siswa Dikmata dapat memperhatikan kebersihan diri

khususnya kebersihan kepala dan diharapkan kepada komandan dan

dokter kesehatan Rindam Jaya dapat ikut serta untuk membantu dan

mengawasi dalam melakukan tindakan-tindakan pencegahan kejadian

penyakit dermatitis seboroik dengan :

Page 9: BAB IV dan V

a. Selalu membersihkan kepalanya setiap hari atau minimal 2x dalam

seminggu

b. Dalam membersihkan kepala, diharapkan menggunakan shampoo

atau pembersih rambut lainnya

c. Selalu menggunakan alat pemelihara rambut seperti handuk, sisir,

dan pisau cukur sendiri.

d. Selalu membersihkan alat pemelihara rambut setelah dipakai.

e. Selalu membersihkan alat untuk latihan seperti topi/helm dan tali

pengikat topi/helm untuk latihan.

2. Memberikan istirahat yang cukup bagi para siswa Dikmata untuk

pemulihan akibat kelelahan kerja dan cuti atau liburan digunakan sebaik-

baiknya.

3. Sediakan kalori dan gizi secukupnya sebagai input untuk tubuh agar

seimbang antara output (aktivitas) dan inputnya (makanan).