bab i,ii,iii,iv

136
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayahnya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kesehatan –strata pertama. Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pembangunan. Upaya kesehatan wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di indonesai. Upaya kesehatan wajib yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang wajib diselenggarakan oleh Puskesmas adalah promosi kesehatan, pelayanan pengobatan, kesehatan ibu dan anak, pemberantasan penyakit menular, kesehatan lingkungan, dan gizi. Rincian informasi yang dikumpulkan adalah apakah masing-masing upaya kesehatan wajib tersebut diselenggarakan atau tidak. Upaya kesehatan wajib yang dilaksanakan di Puskesmas adalah : Promosi Kesehatan, 1

Upload: angger-bayu-wibisono

Post on 29-Dec-2015

115 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I,II,III,IV

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I,II,III,IV

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas  adalah unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten / kota yang

bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayahnya.

Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar

memperoleh  derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kesehatan –strata pertama.

Upaya kesehatan  yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya

kesehatan wajib  dan upaya kesehatan pembangunan. Upaya kesehatan wajib

merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di indonesai.

Upaya kesehatan wajib yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan

global, serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan yang wajib diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

promosi kesehatan, pelayanan pengobatan, kesehatan ibu dan anak, pemberantasan

penyakit menular, kesehatan lingkungan, dan gizi. Rincian informasi yang

dikumpulkan adalah apakah masing-masing upaya kesehatan wajib tersebut

diselenggarakan atau tidak. Upaya kesehatan wajib yang dilaksanakan di Puskesmas

adalah : Promosi Kesehatan, Pelayanan Pengobatan, Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga

Berencana (KIA/KB), Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Kesehatan Lingkungan

(Kesling) dan Gizi.

Salah satu upaya kesehatan wajib yang masih menjadi perhatian adalah

Pemberantasan penyakit menular. Dimana masih tingginya angka prevalensi penemuan

kasus di setiap tahun. Tetapi dengan berkembang zaman, penyakit manusia mulai

mengalami pergeseran. Yang awalnya penyakit menular memiliki prevalensi yang

tinggi, sekarang mulai muncul penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat

degeneratif yang disebut Penyakit tidak menular (PTM). Sehingga di Indonesia muncul

istilah yang disebut “Beban Ganda”, maksudnya adalah kasus penyakit menular belum

tertangani secara tuntas tetapi prevalensi kasus penyakit tidak menular semakin tinggi

setiap tahun.

1

Page 2: BAB I,II,III,IV

Dewasa ini kejadian penyakit tidak menular (PTM) meningkat secara signifikan

dan telah menjadi epidemi global. PTM merupakan silent disease yang menjadi

penyebab kematian terbanyak diseluruh dunia. PTM yang utama adalah penyakit

jantung dan pembuluh darah, diabetes, kanker dan penyakit pernapasan kronis, serta

cedera dan kekerasan. PTM umumnya dikenal sebagai penyakit kronis dan penyakit

yang berhubungan dengan gaya hidup. Prilaku merokok, konsumsi alkohol, dan diet

yang tidak sehat serta kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor resiko yang dapat

menyebabkan 80% kematian akibat PTM.

Data PTM global, menurut WHO, tiga dari lima penduduk meninggal akibat

PTM. Pada tahun 2010, WHO melaporkan bahwa PTM diperkirakan meningkatakan

kematian sebesar 17 % dalam dekade mendatang. Pada tahun 2030, penyakit ini

diproyeksikan mengancam kehidupan 52 juta orang. Setiap tahun, 9 juta orang berusia

dibawah 60 tahun meninggal akibat PTM. Dikawasan Asia Tenggara, kematian yang

disebabkan penyakit ini diperkirakan meningkat dari 2,6 juta menjadi 4,2 juta.

Di Indonesia, proporsi kejadian kematian yang diakibatkan oleh PTM meningkat

secara signifikan dari 41,7% di tahun 1995 menjadi 49,9% di tahun 2001 dan 59,9% di

tahun 2007. (lihat grafik 1). Lebih dari setengah kematian di Indonesia yakni 63,6%

disebabkan disebabkan oleh PTM dan sepertiga dari kematian PTM disebabkan oleh

penyakit kardiovaskuler.

Salah satu PTM yang menyumbang kematian terbanyak adalah hipertensi, dimana

penyakit hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Badan

kesehatan dunia (WHO) angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus

meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang besar. Pada 2025 mendatang

diproyeksikan sekitar 29 % warga dunia terkena hipertensi. Presentasi penderita

hipertensi saat ini paling banyak terdapat dinegara berkembang. Data global Status

Report noncomunicable diseases 2010 dari WHO menyebutkan 40% negara ekonomi

berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%.

Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertrnsi sebanyak 46%.

Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit dengan 30 %. Dikawasan Asia

Tenggara 36 % orang dewasa menderita hipertensi.

Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap

tahunnya. Hal ini menandakan 1 dari 3 orang menderita tekanan darah tinggi.

2

Page 3: BAB I,II,III,IV

Menurut WHO, pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang yang terkena

hipertensi. Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32% pada 2008 dengan

kisaran usia diatas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7%, sedangkan 39,2%

adalah wanita.

Data Riskesdes 2007 menunjukkan bahwa hipertensi memiliki proporsi yang

cukup tinggi diikuti oleh penyakit artritis, stroke, diabetes melitus, tumor dan asma

(grafik 1).

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang tidak diketahui penyebabnya,

dan merupakan penyakit multifaktorial. Ada beberapa faktor yang menyebabkan

hipertensi antara lain : riwayat hipertensi, riwayat hiperlipidemia, riwayat DM,

kebiasaan merokok, pola makan, kegemukan, intensitas olahraga, dan perilaku. Berikut

data faktor resiko penyebab PTM : konsumsi rokok, diet yang tidk sehat, kurangnya

aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Pada data membuktikan bahwa masyarakat

perkotaan dan yang memiliki ekonomi menengah keatas memiliki risiko yang tinggi

terhadap hipertensi.

Pada provinsi Nusa Tenggara Barat, hipertensi menduduki peringkat 1 untuk

prevalensi penyakit tidak menular dengan besar 32,4%. Sedangkan di Mataram sendiri

memiliki prevalensi sekitar 29,4%. Pada wilayah Puskesmas Dasan Agung, data tahun

2012 hipertensi merupakan kasus tertinggi untuk kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu

sebanyak 348 kasus baru dari 20.927 orang.

3

Grafik 1. Distribusi Prevalensi Beberapa Penyakit Tidak Menular Hipertensi, Kanker/Tumor, Penyakit Jantung dan Cedera Tahun 2001 dan 2007.

Page 4: BAB I,II,III,IV

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan penemuan kasus hipertensi pada lansia di wilayah kerja

Puskesmas Dasan Agung pada tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi penyebab tingginya kasus hipertensi pada lanisa yang

terjadi di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung pada tahun 2013.

b) Mengetahui faktor perilaku dan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Dasan Agung yang berhubungan dengan hipertensi pada

lansia.

c) Mengetahui faktor lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung

yang berhubunan dengan hipertensi pada lansia.

d) Mengetahui faktor penduduk/herediter/genetik masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas Dasan Agung yang berhubunan dengan hipertensi pada

lansia.

e) Mengetahui faktor pelayanan kesehatan Puskesmas Dasan Agung yang

berhubunan dengan hipertensi pada lansia.

f) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Hipertensi.

C. Landasan Teori

a. Definisi

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah

didalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,

dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya

resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan

ginjal. Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri.

Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan

dara kita secara teratur.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang

mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi140/90

mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

4

Page 5: BAB I,II,III,IV

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih

tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah

diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai

tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca

seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat

duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic

mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya

terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg

atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik

masih dalam kisaran normal.

Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan

bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan

sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat

sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun

drastis.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak

diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang

terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.

Menurut The seventh Report of the jointnational committen on prevention,

detecion ,evaluation and treatmend of high blood pressure (JNC 7). Klasifikasi

tekanan darah pada orang dewas terbagi menjadi klompok normal,

prahipertensi,hipertensi drajad 1 dan derajad 2.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7

Klasifikasi tekanan darah Tds (mmHg) TDD (mmHg)

Normal

Prahipertasi

Hipertensi derajat 1

Hipertensi derajat 2

< 120

120 – 139

140 – 159

> 160

Dan

Atau

Atau

atau

< 80

80 – 89

90 – 99

> 100

TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

b. Etiologi

5

Page 6: BAB I,II,III,IV

Pada sekitar 90 % penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan

keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi

esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab beberapa perubahan pada jantung

dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya

tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5 -

10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2 %,

penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil

KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor

pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau

norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,

alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-

orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan

tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah

biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :

1. Penyakit Ginjal

- Stenosis arteri renalis.

- Pielonefritis.

- Glomerulonefritis.

- Tumor-tumor ginjal.

- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan).

- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal).

- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal.

2. Kelainan Hormonal

- Hiperaldosteronisme.

- Sindroma Cushing.

- Feokromositoma.

3. Obat-obatan

- Pil KB.

- Kortikosteroid.

- Siklosporin.

6

Page 7: BAB I,II,III,IV

- Eritropoietin.

- Kokain.

- Penyalahgunaan alkohol.

- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).

4. Penyebab Lainnya

- Koartasio aorta.

- Preeklamsi pada kehamilan.

- Porfiria intermiten akut.

- Keracunan timbal akut.

Berdasarkan sumber yang lain, penyebab hipertensi dapat digolongkan

menjadi 2, yaitu:

1. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat

diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab

hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas

(keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer

sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,

antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),

penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain.

Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia

esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita

hipertensi esensial.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan

darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat di

kendalikan. Ada juga yang dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit

darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain :

- Keturunan

Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua

atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia

menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa

masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang

7

Page 8: BAB I,II,III,IV

kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen

yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

- Usia

Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa

seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat.

- Garam

Faktor ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah

dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes,

penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit

hitam.

- Kolesterol

Faktor ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam

darah, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.

Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan

darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol sedini mungkin.

- Obesitas / Kegemukan

Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas

30% berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan

darah tinggi.

- Stres

Faktor ini bisa di kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil

juga dapat memicu tekanan darah tinggi.

- Rokok

Faktor ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan

darah menjadi tinggi.Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,

serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus

dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang

sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan

jantung dan darah.

- Kafein

Faktor ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh

maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

- Alkohol

8

Page 9: BAB I,II,III,IV

Faktor ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga

menyebabkan tekanan darah tinggi.

- Kurang Olahraga

Faktor ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa

menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu

menurunkan tekanan darah tinggi namun jangan melakukan olahraga yang

berat jika menderita tekanan darah tinggi.

c. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE).

ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi

angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah

menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci

dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah

meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH

diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk

mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat

sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi

pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan

ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian

intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan

meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks

adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting

pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus

ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara

meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan

meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi esensial

merupakan multifaktorial dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut merubah

fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator

9

Page 10: BAB I,II,III,IV

hormon, aktivitas vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas

darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural.

Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi

faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi

untuk memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan penyakit hipertensi esensial

berkembang dari hipertensi yang kadangkadang muncul menjadi hipertensi

yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang lama, hipertensi persisten

berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi, dimana kerusakan organ

target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat.

Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur

10-30 tahun (dengan meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi

hipertensi dini pada pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer

meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada umur 30-50 tahun dan akhirnya

menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60 tahun(Menurut Sharma

S et al, 2008 dalam Anggreini AD et al, 2009).

d. Manifestasi Klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya

tidak).

Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,

pusing, wajahkemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada

penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang

normal.

Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati,bisa timbul gejala

berikut:

- Sakit kepala

- Kelelahan

- Mual

- Muntah

- Sesak nafas

- Gelisah

10

Page 11: BAB I,II,III,IV

- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada

otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut

ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,muka merah, sakit kepala,

keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkukterasa pegal, dan lain-lain.

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal,

pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di

otak, serta kelumpuhan.

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala

pada hipertensi essensial. Kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa

gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti

pada ginjal, mata, otak, dan jantung. Gejala-gejala seperti sakit kepala,

mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi

essensial. Pada survey hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai

berikut : pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan (jarangan), sukar

tidur, sesak nafas, rasa beratdi tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-

kunang.

Gejala yang timbul akibat menderita darah tinggi tidak sama pada setiap

orang. Hal ini disebabkan karna tekanan darah seseorang bisa saja tinggi

disatu saat karna faktor emosi dan hal ini sering dikait-kaitkan bahwa orang

yang sering marah karna menderita darah tinggi.

e. Diagnosa

Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5

menit.Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi,

tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali

pengukuran. Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi,

maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada

2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran

bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan

untuk menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan,

dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah,

jantung, otak dan ginjal. Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam

11

Page 12: BAB I,II,III,IV

bagian belakang mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara

langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola

(pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di

dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah

lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal. Untuk memeriksa retina, digunakan

suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati),

maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.

Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa

ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada. Pada

stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan

ekokardiografi (pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk

menggambarkan keadaan jantung). Bunyi jantung yang abnormal (disebut

bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan

perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.

Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui

pemeriksaan air kemih. Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam

air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.

Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama

dilakukan pada penderita usia muda. Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dan

radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk

hormon tertentu.

Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat

kelainanginjal sebelumnya. Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk

mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui

arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami penyempitan). Dilakukan

analisa air kemih dan rontgen atau USG ginjal.

Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bias

ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan

norepinefrin. Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala,

kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang berlebihan,

tremor (gemetar) dan pucat.

Penyebab lainnya bisa ditemukan melalui pemeriksaan rutin tertentu.

Misalnya mengukur kadar kalium dalam darah bisa membantu menemukan

12

Page 13: BAB I,II,III,IV

adanya hiperaldosteronisme dan mengukur tekanan darah pada kedua lengan

dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio aorta.

Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan

darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg,

sedangkan bilal ebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi dan di

antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi (batasan tersebut

diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).

f. Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit

jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit

ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ

dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Dengan

pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin terjadi

akibat hipertensi, yaitu:

Table. 2.2. Komplikasi Hipertensi

Sistem organ Komplikasi Komplikasi HipertensiJantung Gagal jantung kongestif

Angina pectoris Infark miokard

Sistem saraf pusat Ensefalopati hipertensif Ginjal Gagal ginjal kronis Mata Retinopati hipertensif Pembuluh darah perifer Penyakit pembuluh darah perifer

Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai

mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan

penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang

sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard.

Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya

mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat

terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara

(Transient Ischemic Attack/TIA) (Anggreini AD et al, 2009).

13

Page 14: BAB I,II,III,IV

g. Penatalaksanaan

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

a) Pengobatan non obat (non farmakologis).

1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh.

2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan

penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akansulit

dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai

pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada

pengobatan farmakologis.

3. Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat

mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-

45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.

5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.

b) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis).

Obat-obatan antihipertensi.Terdapat banyak jenis obat antihipertensi

yang beredar saat ini.

Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan

tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang

mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh

obatannya adalah Hidroklorotiazid.

Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis

(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah :

Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

Betabloker

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya

pompa jantung.Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang

telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.

14

Page 15: BAB I,II,III,IV

Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada

penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala

hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi

sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang

tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)

sehingga pemberian obat harus hati-hati.

Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan

relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah: Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang

kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala

dan pusing.

Penghambat ensim konversi Angiotensin

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat

Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah).Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek

samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala

dan lemas.

Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara

menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan

obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang

mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat

Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya

pompa jantung.Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah

Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit

kepala, pusing, lemas dan mual.

h. Pencegahan

Banyak cara untuk mengontrol tekanan darah. Salah satunya dengan

menjaga pola makan. Menghindari konsumsi garam yang berlebihan bisa

menjauhkan Anda dari hipertensi. Gaya hidup serba instan masyarakat

perkotaan memicu timbulnya berbagai penyakit. Salah satunya adalah

15

Page 16: BAB I,II,III,IV

hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sayangnya, banyak orang yang

menganggap sepele penyakit ini. Padahal hipertensi yang diabaikan akan

memicu munculnya berbagai penyakit lain. Segala penyakit yang dialami

seseorang terkait erat dengan pola hidupnya. Data World Hypertension League

Brochure 2009 menyebutkan bahwa hipertensi diderita lebih dari 1,5 miliar

jiwa di seluruh dunia dan garam yang berlebihan adalah faktor utama dalam

meningkatkan tekanan darah.

Di Indonesia, menurut data Indonesian Society of Hypertension, asupan

garam harian mencapai 15 gram yang berarti juga melebihi dua kali lipat yang

direkomendasikan WHO yaitu 5 - 6 gram per hari. Ada tiga tahap diet

rendahgaram yakni terdiri atas diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5

gram/hari), menengah (1,25-3,75 gram/hari), dan berat (kurang dari 1,25

gram/hari). Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan

darah tinggi.

BAB II

16

Page 17: BAB I,II,III,IV

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DASAN AGUNG

A. Kondisi Geografi dan Topografi

Puskesmas Dasan Agung berada dalam wilayah Kota Mataram yang terletak di Jalan

Gunung Merapi No. 213, LingkunganPelita, Kelurahan Dasan Agung Baru, Kecamatan

Selaparang.

Wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung meliputi 3 kelurahan yang berada dalam

kecamatan Selaparang, yaitu Kelurahan Dasan Agung, Kelurahan Dasan Agung Baru, dan

Kelurahan Gomong.

Batas-batas wilayah Puskesmas Dasan Agung, sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kel. Kebon Sari dan Pejeruk (Kec. Ampenan)

Sebelah Timur : Kel. Monjok dan Mataram Timur (Kec. Selaparang)

Sebelah Selatan : Kel. Punia (Kec. Mataram) dan Kekalik Jaya (Kec. Sekarbela)

Sebelah Barat : Kel. Taman Sari dan Banjar (Kec. Ampenan)

Luas Wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung 302 Ha dengan rincian masing-masing

kelurahan:

- Kelurahan Dasan Agung : 91 Ha

- Kelurahan Dasan Agung Baru : 102 Ha

- Kelurahan Gomong : 129 Ha

17

Page 18: BAB I,II,III,IV

B. Gambaran Kependudukan

Tabel 1. : Jumlah Penduduk Perkelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012

NoKelurahan Lingkungan

JumlahKK

Jumlah Pduduk (Jiwa)

1 Dasan Agung Baru Bawak Bagik Utara 286 1.134

Bawak Bagik Selatan 103 436

Muhajirin 177 961

Otak Dese 210 758

Perigi 181 1.079

Pejeruk Timur 139 593

Pejeruk Barat 167 809

Gapuk Utara 256 1.002

Gapuk Selatan 313 1.018

Gapuk Selatan 1.003

Arong-Arong Barat 234 1.086

Arong-Arong Timur 182 904

Darul Hikmah 106 522

2 Dasan Agung Baru Pelita 379 2.339

Banjar 778 786

Pemuda 397 1.805

Pendidikan 379 1.592

3 Gomong Lama 994 1769

Barat 138 578

Sakura 142 753

Total 4.476 20.927

Sumber data : masing-masing kelurahan

Tabel 2. : Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Per Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012

No. Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah1 Dasan Agung 4.762 6.533 11.2952 Dasan Agung Baru 2.895 3.637 6.5323 Gomong 1.401 1.699 3.100

Total 9.058 11.869 20.927Sumber data : masing-masing kelurahan

Tabel 3. : Jumlah Bayi, Balita dan Balita Per Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012

No. Kelurahan Bayi Balita Bumil Bulin WUS

1 Dasan Agung 166 634 306 230 6132 Dasan Agung Baru 60 221 103 89 148

3 Gomong 39 157 75 73 226

Total 265 1012 484 395 987Sumber data : Laporan Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012

18

Page 19: BAB I,II,III,IV

Tabel 4. : Jumlah Keluarga Miskin Per Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012

No Kelurahan Jamkesmas Jamkesda1 Dasan agung 3451 16752 Dasan Agung Baru 500 11063 Gomong 1042 371

Total 4993 3152Sumber data : masing-masing kelurahan

C. Sarana Umum

1. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung cukup banyak dan mencakup

seluruh jenjang dari taman kanak-kanak hingga pendidikan tinggi. Jumlah setiap jenjang

pendidikan disajikan pada table berikut :

No. KelurahanSarana Pendidikan

TK RA SD MI SMP MTs SMA SMK MA PT

1 Dasan Agung 2 - 2 2 - - - - - -

2 Dasan Agung Baru 5 1 6 - 4 1 6 6 3 5

3 Gomong 1 - 2 - - - - - - -

Jumlah 8 - 10 2 4 1 6 6 3 5

2. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung adalah sebagai

berikut.

No. Sarana Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit -

2 Klinik Bersalin 1

3 Dokter Umum Praktek Swasta 2

4 Dokter Spesialis Praktek Swasta 4

5 Dokter Gigi Praktek Swasta 2

6 Bidan Praktek Swasta

7 Puskesmas 1

8 Puskesmas Pembantu 1

9 Posyandu 19

10 Polindes / Poskesdes 1

Total

19

Page 20: BAB I,II,III,IV

Tabel 6. : Data Sarana Lingkungan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012

No Lingkungan Jml Rumah

Jml PDAM

Jml SGl

Jml Jamban

Jml SPAL

1 Otak desa 217 144 76 210 2062 Muhajirin 150 118 57 166 1503 Gapuk selatan 246 79 119 169 2594 Gapuk Utara 221 37 111 133 1535 Gapuk Tengah 175 78 134 182 1826 Arong-arong Timur 228 113 49 142 2287 Arong-arong Barat 167 142 113 189 2018 Pejeruk Timur 156 79 90 202 1529 Pejeruk Barat 165 89 37 125 16510 Bawak Bagik Selatan 98 141 54 98 9811 Bawak Bagik Utara 281 157 112 261 27712 Darul Hikmah 130 99 62 79 11113 Perigi 236 119 122 192 23614 Pemuda 315 293 18 311 18215 Pendidikan 303 247 120 298 28916 Banjar 103 36 87 103 10317 Pelita 318 241 163 314 31318 Gomon Barat 152 143 54 150 15219 Gomong Sakura 166 163 5 166 16620 Gomong Lama 284 168 223 273 281

Total 4111 2686 1806 3727 2904Sumber data: masing masing kelurahan

3. Sarana Ibadah

Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung adalah sebagai berikut:

No. Sarana Ibadah Jumlah

1 Masjid 12

2 Gereja 1

3 Pura 1

4 Wihara -

Total 14

4. Sarana Posyandu

Sarana Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung adalah sebagai

berikut.

20

Page 21: BAB I,II,III,IV

No. Nama Posyandu Jumlah

1 Posyandu Pratama 152 Posyandu Madya 33 Posyandu Purnama 14 Posyandu Mandiri 0

Total 19

D. SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS DASAN AGUNG

1. Ketenagaan

No Jenis KetenagaanJumlah (orang)

Status kepegawaian

Keterangan

  I. Puskesmas Induk    Sarjana administrasi 2 PNS  Dokter 1 PNS  Dokter gigi 1  Sarjana Kesehatan Masy. 1  Sarjana Teknik Lingkungan 2  D3 Keperawatan 4  D4 Kebidanan 1  D3 Kebidanan 1  D3 Analis 3  D3 Gizi 2  SPK 1  SMF 1  D3 Farmasi 1  SLTA 4  D3 Gigi 1  

 

  Jumlah 27  

Jumlah PNS Puskesmas Dasan Agung Menurut Golongan:

a. Golongan IV / a = -

b. Golongan III / d = 2

c. Golongan III / c = 4

d. Golongan III / b = 2

e. Golongan III / a = 4

f. Golongan II / d = 6

g. Golongan II / c = 3

h. Golongan II / b = 3

i. Golongan II / a = 3

2. Fisik

21

Page 22: BAB I,II,III,IV

Puskesmas Dasan Agung memiliki beberapa ruangan antara lain :

a. Rawat Jalan:

Loket Kartu

Kamar Obat / Gudang Obat

Poli Umum

Poli Balita/MTBS

Poli Gigi dan Mulut

Poli KIA - KB

Laboratorium

Ruang Konseling

b. Ruang Administrasi :

Ruang Kepala Puskesmas

Ruang Tata Usaha

Aula Puskesmas

c. Transportasi:

Mobil Ambulan 1 unit

BAB III

MASALAH KESEHATAN

22

Page 23: BAB I,II,III,IV

A. Profil Kesehatan Masyarakat

1. Visi Dan Misi Puskesmas Dasan Agung

Dalam rangka mensukseskan pembangunan kesehatan nasional Puskesmas Dasan

Agung menyusun VISI dan MISI sebagai berikut :

VISI

Terwujudnya Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung yang Sehat &

Mandiri.

MISI

1. Membina kerjasama lintas sektor dalam guna pembangunan berwawasan

kesehatan.

2. Mendorong kemandirian keluarga dan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih

dan sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu (prima) dan terjangkau bagi

masyarakat.

4. Mengembangkan program inovasi untuk kemajuan pelayanan puskesmas.

2. Program Kegiatan Puskesmas Dasan Agung

Program yang dilaksanakan oleh Puskesmas Dasan Agung meliputi Upaya

Kesehatan Wajib dan Pengembangan. Upaya kesehatan wajib meliputi promosi

kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak dan keluarga berencana,

perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta

pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan adalah

upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, dan

kesehatan usia lanjut.

3. Pencapaian Program

Dalam rangka mencapai visi dan misi Puskesmas Dasan Agung, pada tahun

2012 telah melaksanakan kegiatan pokok di wilayah kerjanya yaitu Kelurahan Dasan

Agung, Dasan Agung Baru, dan Gomong. Hasil yang di dapat dari kegiatan pokok

yang telah dilaksanakan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

ini karena sebagian besar kendala-kendala yang ada sebelumnya dapat

23

Page 24: BAB I,II,III,IV

ditanggulangi, pembagian kerja merata pada staf puskesmas, koordinasi yang baik

antara pimpinan puskesmas, staf puskesmas dan lintas sektoral yang terkait.

Berikut ini ditampilkan hasil pelaksanaan kegiatan yang memaparkan hasil

dari masing-masing kegiatan yang mencerminkan pelaksanaan program selama satu

tahun berjalan yaitu bulan Januari s/d Desember 2012 dengan data yang terlampir

yaitu :

a. UPAYA KESEHATAN WAJIB

1. PROMOSI KESEHATAN

1. Penyuluhan Kelompok

a) Penyuluhan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di 12 SD :

b) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja ( Kespro)

c) Penyuluhan HIV/AIDS di Posyandu :

2. Penyeleksian Lomba Balita Sejahtera Indonesia (LBSI) Untuk Tk. K ota

Mataram pada bulan Desember 2012

3. Pembinaan Lomba Sekolah Sehat di MTsN 1 Mataram pada bulan

November 2012

4. Pembinaan Lomba Posyandu Tk. Kota Mataram di Lingk. Muhajirin pada

bulan Juli 2012

5. Pembinaan PHBS

24

No

Kelurahan Juml. RT Sehat RT Tidak Sehat

Responden Juml % Juml %123

Dasan AgungDasan Agung BaruGomong

140147133

334840

23,57%32,65%30,07%

1079993

76,42%67,34%69,92%

Total 420 121 28,80% 299 71,92%

Page 25: BAB I,II,III,IV

2. KESEHATAN LINGKUNGAN

Data Kesehatan Lingkungan Pusksesmas Dasan Agung Tahun 2012

No

Kelurahan Jumlah rumah TPM TTU TPA SABJamban Keluarga

SehatSPAL

Diperiksa 

Rmh%

DiperiksaMS %

Diperiksa 

MS %Diperiksa 

MS %Keluarga

Pemakai AB

%

Keluarga Pemakai

% dariRmh dg

%  Sehat

Jaga Sehat Target SPAL

1DASAN AGUNG

1.266 937 74 59 0 0 15 15 100 - - - 1.266 100 1.266 77 1.156 91,3

2D. AGUNG BARU

628 544 87 5 5 100 17 17 100 - - - 628 100 628 85 616 98

3 GOMONG 282 247 87,6 17 5 29 7 7 100 - - - 282 100 282 43,2 282 100

25

Page 26: BAB I,II,III,IV

3. PROGRAM KESEHATAN IBU ANAK DAN KELUARGA BERENCANA

DATA KUNJUNGAN BUMIL & BULIN PUSKESMAS DASAN AGUNG

TAHUN 2012

NO

KELURAHAN K1 K4LINAKE

SKN1 KN3 KF 3

KB AKTIF

1 DASAN AGUNG 306 285 230 230 224 226 1.094

2D. AGUNG BARU

103 97 89 89 87 88 295

3 GOMONG 75 73 73 74 73 72 124

                

Jumlah 484 455 392 393 384 386 1.513

DATA KUNJUNGAN BAYI & BALITA PUSKESMAS DASAN AGUNG

TAHUN 2012

   NO

KELURAHANK.

BAYIK. BAYI

4BALITA I BALITA 2 MTBS BBLR

ASFIKSIA

1DASAN AGUNG

324 321 507 784 99 2 0

2D. AGUNG BARU

119 128 173 325 38 0 0

3 GOMONG 90 90 130 196 8 1 0

 

Jumlah 533 539 810 1.305 145 3 0

HASIL KEGIATAN PWS IBU DAN ANAK PUSKESMAS DASAN AGUNG

TAHUN 2012

NO

KELURAHAN

SASARA

N BAYI

SASARA

N BUM

IL

SASARA

N BULI

N

K 1 K 4LINAKE

S

LIN. NO

NAKES

LINFAS KES

KN 1

KN3SASARAN PUS

KB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1DASAN AGUNG

372 342 306 285 230 1 230 230 224 1.662 1.094

26

Page 27: BAB I,II,III,IV

2D. AGUNG BARU

239 231 103 97 89 1 89 89 87 902 295

3 GOMONG 115 120 75 73 73 1 73 73 73 433 124

JUMLAH 726 693 484 455 392 3 392 393 384 2.997 1.513

27

Page 28: BAB I,II,III,IV

4. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

UPGK adalah gerakan sadar pangan dan gizi untuk meningkatkan status gizi

masyarakat melalui serangkaian kegiatan yang berguna untuk menanggulangi

Kurang Energi Protein (KEP), GAKY, Anemia Gizi Besi dan Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium. UPGK dikembangkan dan dilaksanakan dengan peran serta

masyarakat yang didukung oleh berbagai instansi yang terkait secara terkoordinasi

antara lain : Dinas Pertanian, BKKBN, TP-PKK dan Pemerintah Daerah.

Tujuan UPGK adalah untuk memacu upaya masyarakat agar mampu

memenuhi kebutuhan gizinya melalui pemanfaatan aneka ragam pangan sesuai

dengan kemampuan ekonomi keluarga dan lingkungan masyarakat setempat.

Sasarannya adalah seluruh anggota keluarga terutama ibu hamil, ibu menyusui, bayi

dan anak balita.

Kegiatan yang dilaksanakan berupa :

1. Penyuluhan gizi masyarakat

Penyuluhan gizi masyarakat adalah suatu upaya dalam rangka

memasyarakatkan pengetahuan gizi secara luas untuk meningkatkan pengetahuan

gizi, menanamkan sikap dan perilaku yang mendukung kebiasaan hidup sehat

dengan makan makanan yang bermutu gizi seimbang.

Tujuan dari penyuluhan gizi adalah :

a. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perilaku gizi yang baik

melalui pemasaran Tiga Belas Pesan Dasar Gizi dan Pedoman Umum Gizi

Seimbang (PUGS).

b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan peningkatan gizi.

Berupa :

1) Penyuluhan gizi di posyandu

Sasaran penyuluhan gizi adalah seluruh masyarakat terutama ibu hamil,

ibu menyusui, orang tua balita, wanita usia subur, anak sekolah dan

remaja.Kegiatan penyuluhan gizi di puskesmas Tanjung Karang dilakukan

secara periodik di 34 posyandu setiap kegiatan posyandu. Khusus untuk

Kelurahan Banjar dan Tanjung Karang yang merupakan lokasi proyek NICE

melaksanakan kegiatan penyuluhan kelompok dengan jadwal khusus yang

dilaksanakan pada sore hari, setiap bulan satu lingkungan/posyandu mendapat

penyuluhan gizi satu kali sehingga selam tahun 2011 setiap

lingkungan/posyandu mendapat 12 kali kegiatan penyuluhan gizi.

28

Page 29: BAB I,II,III,IV

Materi penyuluhan yang diberikan berupa :

1) Tiga Belas Pesan Dasar Gizi

2) ASI Ekslusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

3) Makanan Ibu Hamil dan Menyusui

4) Pemasyarakatan Garam Beryodium

5) Pemasyarakatan Bahan Makanan Sumber Vitamin A dan Zat besi

6) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita

7) Penyebab dan tanda- tanda kelainan gizi

Tenaga penyuluh dilakukan oleh tenaga gizi Puskesmas, Paramedis

Puskesmas maupun oleh Kader. Media penyuluhan yang digunakan antara lain

: KMS, Food Model, Leaflet. Penyuluhan dilakukan dengan cara perorangan

maupun kelompok.

2) Penyuluhan/ Konseling Gizi di Puskesmas

Kegiatan konseling perorangan dilakukan pada hari Selasa dan Kamis

setiap minggunya. Tujuan diadakan konseling ini adalah meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat tentang gizi dan kesehatan,

membantu mengatasi masalah gizi dan kesehatan yang tengah dihadapi pasien,

memudahkan petugas memantau perkembangan dan status pasien.

Sasaran konseling adalah : Ibu penderita gizi buruk, gizi kurang,

balita dengan masalah tumbuh kembang, penderita penyakit- penyakit

degeneratif seperti hipertensi, Diabetes Melitus, Hyperkolesterol, jantung, dll.

2. Pelayanan Gizi di Posyandu

Pelayanan gizi di Posyandu adalah upaya pelayanan gizi yang bertujuan

untuk meningkatkan keluarga sadar gizi, menanggulangi masalah gizi terutama

GAKY, AGB, KEP dan KVA.

Sasaran pelayanan gizi di Posyandu adalah wanita pranikah, ibu hamil / ibu

nifas, ibu menyusui, ibu bayi dan anak balita.

KEGIATAN :

1) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui

penimbangan bulanan balita.

Data ini dikumpulkan setiap bulan di posyandu sebagai bahan

pemantauan pertumbuhan dan perkembangan kesehatan bayi dan anak balita.

Dalam kegiatan ini digunakan KMS dan KIA sebagai alat bantu dalam

memantau kesehatan balita.

29

Page 30: BAB I,II,III,IV

a) D/S (Tingkat Partisipasi Masyarakat)

Persentase D/S merupakan indikator untuk mengetahui partisipasi

masyarakat terhadap kegiatan posyandu. Target pencapaian D/S adalah 80%.

sedangkan Puskesmas Dasan Agung pencapaian D/S rata-rata perbulan

selama tahun 2012 telah mencapai target.

Dari grafik cakupan D/S Puskesmas Dasan Agung rata-rata perbulan

selama tahun 2012 kelurahan Dasan Agung Baru dan Gomong belum mencapai

target. Dapat dilihat bahwa hanya kelurahan Dasan Agung yang memiliki

cakupan D/S yang melebihi target. Hal ini disebabkan karena pada kelurahan

Dasan Agung tersebut merupakan lokasi proyek NICE yang kegiatannya pada

pemberdayaan masyarakat sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat

terhadap kegiatan posyandu.

b) N/S (Pencapaian Program)

Merupakan gambaran pencapaian program yaitu jumlah balita yang naik

berat badannya. Puskesmas Dasan Agung belum mencapai target yang ditetapkan

yaitu 50 %.

30

GRAFIK CAKUPAN D/SPUSKESMAS DASAN AGUNG

Pers

enta

se

Page 31: BAB I,II,III,IV

GRAFIK CAKUPAN N/SPUSKESMAS DASAN AGUNG

Pers

enta

se

Dari grafik pencapaian N/S Puskesmas Dasan Agung rata-rata setiap

bulan pada tahun 2012 belum mencapai target. Dapat dilihat pula bahwa hanya

kelurahan Dasan Agung yang dapat mencapai target pada tahun 2012 yaitu

55,2% sedangkan kelurahan lainnya belum mencapai target.

c) N/D-O-B (Hasil Penimbangan)

Merupakan gambaran hasil penimbangn balita yang rutin ke Posyandu

karena setelah dikoreksi dengan balita yang tidak datang bulan lalu (O) dan balita

yang baru (B). Puskesmas Dasan Agung belum mencapai target yang diharapkan,

yaitu 80 %.

GRAFIK CAKUPAN N/D-O-BPUSKESMAS DASAN AGUNG

Pers

enta

se

Dari grafik pencapaian N/D-O-B di wilayah Puskesmas Dasan Agung

belum mencapai target, pencapaian N/D-O-B berkisar 59%-70% pada tahun

2012. Pencapaian Kelurahan Dasan Agung mencapai cakupan yang paling tinggi

31

Page 32: BAB I,II,III,IV

baik pada tahun 2012 sedangkan Kelurahan Gomong tampak memiliki cakupan

yang paling rendah.

d) BGM/D (Balita Bawah Garis Merah)

BGM/D merupakan angka yang dapat memberikan rambu- rambu adanya

rawan gizi. Target untuk pencapaian BGM/D adalah 5%. Puskesmas Dasan

Agung pada tahun 2012 memiliki cakupan BGM/D kurang dari 5%.

GRAFIK CAKUPAN BGM/DPUSKESMAS DASAN AGUNG

Pers

enta

se

Berdasarkan grafik persentasi BGM/D di Puskesmas Dasan Agung pada

tahun 2012 cakupan BGM/D rata-rata kelurahan mengalami memiliki cakupan

BGM/D kurang dari 5% sesuai dengan harapan.

2) Pemberian Tablet Besi untuk ibu hamil dan ibu nifas

Penanggulangan Anemia gizi besi adalah kegiatan menurunkan prevalensi

Anemia Gizi Besi melalui upaya peningkatan konsumsi zat besi (Tablet Fe) dan

konsumsi bahan makanan sumber zat besi.

Tujuannya adalah untuk menurunkan prevalensi anemia gizi besi pada ibu

hamil. Sasarannya adalah semua ibu hamil yang ada diwilayah Puskesmas Dasan

Agung.

Dosis pemberian yaitu diberikan 1 tablet setiap hari minimal 90 tablet selama

kehamilan sampai masa nifas.

Hasil pencapaiannya :

1) Fe 1

Fe 1 merupakan pemberian 30 tablet besi bagi ibu hamil. Puskesmas Dasan

Agung telah melebihi target 90 % yaitu 100 %

32

Page 33: BAB I,II,III,IV

GRAFIK CAKUPAN FE1PUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2012

Pers

enta

se

Berdasarkan grafik di atas pencapaian cakupan Fe1 pada ibu hamil

sampai bulan Desember 2012 sudah mencapai 100 %.

2) Fe 3

Fe 3 Merupakan pemberian 90 tablet besi kepada ibu hamil. Puskesmas

Tanjung Karang telah melebihi target 90 % yang ditetapkan yaitu 102.37 %.

GRAFIK CAKUPAN FE3PUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2012

Pers

enta

se

Berdasarkan grafik di atas pencapaian cakupan Fe3 pada ibu hamil yang

paling rendah adalah di wilayah kelurahan Dasan Agung Baru dan yang tertinggi

diwilayah kelurahan Gomong. Pencapaian kumulatif disetiap kelurahan berkisar 38 -

149.8%. Program distribusi Fe3 di wilayah Puskesmas Dasan Agung sudah melebihi

target, hal ini disebabkan oleh upaya penyuluhan dan promosi yang semakin

ditingkatkan di wilayah tersebut.

3) Pemberian Kapsul Vitamin A untuk balita dan ibu nifas

Penaggulangan kekurangan Vitamin A adalah kegiatan menurunkan

prevalensi kekurangan Vitamin A melalui upaya meningkatkan konsumsi Vitamin A

melalui makanan sumber Vitamin A dan Suplemen kapsul vitamin A.

33

Page 34: BAB I,II,III,IV

Sasaran pemberian kapsul vitamin A :

a. Bayi yaitu semua bayi berumur 6-11 bulan baik sehat ataupun sakit dengan dosis

1 kapsul vitamin A 100.000 SI (Biru) dan diberikan secara serentak pada bulan

Februari dan Agustus.

b. Anak balita yaitu semua anak balita yang berumur 1 – 5 tahun baik sehat maupun

sakit dengan dosis 1 kapsul vitamin A 200.000 SI (merah) tiap 6 bulan dan

diberikan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus.

c. Ibu nifas yaitu semua ibu yang baru melahirkan (masa nifas) sehingga bayinya

mendapatkan vitamin A yang cukup melalui ASI. Dengan dosis 1 kapsul vitamin

A 200.000 SI yang diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul lagi paling

lambat 1 x 24 jam.

d. Kejadian tertentu

Bayi dan balita yang menderita campak, pneumonia, diare dan gizi buruk

segera diberikan kembali kapsul vitamin A sebanyak tambahan sesuai dosis yang

dianjurkan.

Waktu pemberian serentak dilakukan pada bulan Februari dan Agustus

sebagai bulan utama pemberian kapsul paling lambat 1 bulan berikutnya

diupayakan untuk menjaring kelompok sasaran yang belum mendapatkan kapsul

vitamin A yang dilaksanakan di sweeping.

Pada tahun 2012 kegiatan pendistribusian vitamin A dilaksanakan pada

bulan Februari dan Agustus. Hasil pendistribusian vitamin A bulan Februari 2012

cakupan Vitamin A biru mencapai 100 % dan bulan Agustus 100 %. Sedangkan

cakupan vitamin A merah pada bulan Februari mencapai 100 % dan bulan

Agustus mencapai 100 %.

Berdasarkan grafik tersebut diketahui cakupan vitamin A biru pada

bulan Februari dan Agustus cakupan vitamin A biru sudah mencapai target

yaitu 100 %.

34

Page 35: BAB I,II,III,IV

Grafik Cakupan Vitamin A MerahBulan Februari dan Agustus tahun 2012

Pers

enta

se

Berdasarkan grafik tersebut diketahui cakupan vitamin A merah pada

bulan Februari dan Agustus cakupan vitamin A biru sudah mencapai target

yaitu 100 %.

4) Pemberian ASI Ekslusif

ASI Eklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi

sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman lain,

kecuali obat, vitamin dan mineral. Bayi dikatakan ASI Eklsusif, jika pada saat survey

dilakukan masih diberi ASI secara Ekslusif. Cakupan ASI Ekslusif disuatu wilayah

dapat diketahui dengan rumus berikut :

Cakupan ASI Ekslusif 0-6 bulan

= ∑ bayi umur 6 bulan yang diberi ASI Ekslusif x 100 %

∑ bayi umur 6 bulan disuatu wilayah

35

Grafik Cakupan Vitamin A BiruBulan Februari dan Agustus tahun 2012

Puskesmas Dasan Agung

Pers

enta

se

Page 36: BAB I,II,III,IV

ASI EKSKLUSIF

Pers

enta

se

Berdasarkan grafik di atas, pencapaian cakupan pemberian ASI Ekslusif 0-6

bulan tahun 2012 di wilayah Puskesmas Dasan Agung sebesar 35.3 %. Upaya untuk

meningkatkan pemberian ASI Ekslusif melalui sosialisasi maupun konseling masih

perlu dilaksanakan di semua kelurahan,sehingga diharapkan dapat mencapai target

yaitu sebesar 80%.

5) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bagi Penderita Gizi Buruk

Semua penderita gizi buruk yang terjaring dengan BB/U kemudian di

ferivikasi BB/TB. Penderita dengan status kurus,sangat kurus dan atau tanda klinis

(Marasmus, Kwashiorkor, Marasmus - Kwashiorkor) dirujuk ke Puskesmas Dasan

Agung.

Puskesmas Dasan Agung merupakan salah satu Puskesmas dengan TFC

(Therapeutic Feeding Centre) berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan

secara intensif, dengan melibatkan ibu atau keluarga dalam perawatan anak. Kegiatan

Pelaksanaan TFC anatara lain :

a. Pelayanan medis, keperawatan dan konseling gizi sesuai dengan penyakit

penyerta/penyulit.

b. Pemberian formula dan makanan tambahan sesuai dengan fase (fase stabilisasi,

fase transisi, fase rehabilitasi dan fase tindak lanjut)

c. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan.

Sepanjang tahun 2012 Puskesmas Dasan Agung menangani 1 kasus gizi buruk.

Penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang bersumber dari dana BOK (Bantuan

36

Page 37: BAB I,II,III,IV

Operasional Kesehatan) sebanyak 1 kasus gizi buruk dan 55 kasus gizi kurang. Kasus

gizi buruk ditangani selama 90 HMA diberikan formula 75 (F75) dan Formula 100

(F100) dan kasus gizi kurang ditangani selama 30 HMA diberikan PMT pemulihan

berupa kacang-kacangan, gula merah, dan telur.

6) Pendistribusian MP-ASI

Selain pemberian makanan tambahan untuk pasien gizi buruk, juga ada

pendistribusian MP-ASI berupa biskuit dengan sasaran balita usia 12 – 24 bulan

dengan berat badan kurang dan prioritas balita Gakin.

Selama tahun 2012 balita yang telah diberikan MP- ASI sejumlah 40 balita

dengan jumlah sasaran 473 balita (8.45 %). Ketersediaan MP-ASI di Puskesmas Dasan

Agung berdasarakan dropping dari Dikes Kota Mataram.

7) Pemantauan Garam Beryodium di Masyarakat

Masalah GAKY merupakan salah satu masalah gizi yang cukup serius.

Kekurangan zat yodium dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan gangguan

perkembangan fisik dan keterbelakangan mental, penurunan kecerdasan yang

berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam rangka

penanggulangan GAKY tersebut maka program yang digalakkan adalah melalui

program jangka panjang yaitu distribusi garam beryodium dengan kadar 30 – 80 ppm

untuk mencapai target garam beryodium untuk semua, maka pemasyarakatan konsumsi

garam beryodium harus dilakukan secara berkelanjutan.

Tujuannya adalah untuk mencegah timbulnya kasus Kretin pada balita,

menurunkan prevalensi Total Goitert Rate (GTR) dan Iodisasi garam secara nasional

melalui iodisasi semua garam.

Kegiatan yang dilakukan adalah pemantauan penggunaan garam beryodium

untuk memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium

yang memenuhi syarat di Masyarakat sehingga mendapatkan gambaran :

a. Konsumsi garam beryodium ditingkat desa dengan pengujian garam

b. Bentuk garam yang digunakan ditingkat masyarakat

c. Tempat pembelian garam yang digunakan di masyarakat

d. Ada atau tidaknya Merk dagang produsen garam yang dikonsumsi masyarakat.

Pemantauan Garam Beryodium dimasyarakat tahun 2012 dilaksanakan dua kali

setahun pada bulan Februari dan Agustus satu SD masing – masing kelurahan.

Berikut adalah SDN yang dijadikan sampel :

1. Kelurahan Dasan Agung SDN 32 Mataram

37

Page 38: BAB I,II,III,IV

2. Kelurahan Dasan Agung Baru SDN 25 Mataram

3. Kelurahan Gomong SDN 16 Mataram

Dari pemantauan Gaber di SDN tersebut diperoleh hasil bahwa tingkat

konsumsi garam beryodium dengan kandungan cukup masih rendah yaitu 85,71 % di

bulan Februari 2012 dan 80,95 % pada bulan Agustus 2012 sementara target yang

ditetapkan 100 %

GRAFIK CAKUPAN GARAM BERYODIUM CUKUPPUSKESMAS DASAN AGUNG

TAHUN 2012

Pers

enta

se

Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semua kelurahan di

wilayah Puskesmas Dasan Agung pada bulan Februari tingkat konsumsi garam

beryodium dengan kategori baik. Hal ini dikarenakan adanya iodinisasi garam

pasar oleh Deprindag.Sedangkan pada bulan Agustus Kelurahan Dasan Agung

memiliki tingkat konsumsi garam beryodium masih rendah yaitu sebesar 76.2 %.

Sosialisasi/penyuluhan tetap diperlukan untuk meningkatkan pemahaman

masyarakat tentang pentingnya mineral yodium dan bahaya jika terjadi kekurangan

didalam tubuh.

8) Pemantauan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Keluarga mandiri Sadar Gizi (KADARZI) adalah keluarga yang mampu

mengenali masalah gizi dan mampu mencegah serta mengatasi masalah gizi setiap

anggota keluarga.

Tujuan dari pembinaan Kadarzi adalah agar setiap keluarga :

1. Menimbang balita secara rutin ke Posyandu

2. Mampu mengenali tanda- tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi kurang dan

gizi lebih)

38

Page 39: BAB I,II,III,IV

3. Mampu menerapkan susunan hidangan keluarga yang baik dan benar sesuai

PUGS.

4. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujukan bila terjadi

kelainan gizi

5. Menghasilkan makanan melalui pemanfaatan pekarangan.

Sasaran pembinaan kadarzi adalah semua keluarga di wilayah kerja puskesmas

dengan perhatian utama pembinaan ditujukan kepada keluarga yang mempunyai

kelainan gizi, keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1. Pada tahun 2012,

pemantauan kadarzi dilaksanakan di 10 lingkungan yang ada di kelurahan Dasan

Agung dengan besar sampel 20 KK per lingkungan. Indikator yang dipakai dalam

terwujudnya keluarga sadar gizi adalah :

1. Menimbang berat badan secara teratur

2. Makan beraneka ragam

3. Menggunakan garam beryodium

4. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai enam bulan

(ASI Ekslusif).

5. Mendapatkan dan memberikan suplemen gizi bagi anggota keluarga.

KADARZI

PERS

ENTA

SE

Dari hasil pemantauan diperoleh data bahwa baru 17 % kepala keluarga yang

kadarzi, masih banyak kepala keluarga yang tidak kadarzi. perilaku keluarga yang

kadarzi paling rendah adalah pada ASI Esklusif 21.5 %. Keluarga sedikit yang

memberikan ASI Esklusif pada bayinya karena pada usia sebelum 6 bulan sudah

diperkenalkan makanan tambahan. Walaupun mereka sudah mengerti manfaat ASI

dengan alasan ASI tidak cukup, ibu bekerja dsbnya.

39

Page 40: BAB I,II,III,IV

Perilaku tidak mengkonsumsi garam beryodium 69,5 % artinya belum semua

keluarga mengkonsumsi gaber dengan alasan ketersediaan yang sulit, rasa pahit, harga

lebih mahal dan lain – lain.

Pemantauan berat badan secara teratur 72,5 %. Keluarga jarang sekali

menimbang berat badannya secara teratur kecuali bagi yang memiliki bayi, karena

menimbang berat badan dilakukan di Posyandu saat bayi imunisasi. Bila imunisasi

sudah lengkap, bayi jarang dibawa ke posyandu untuk menimbang berat badannya.

Indikator makan beraneka ragam makanan telah mencapai 100 %, walaupun

demikian tetap harus mendapat perhatian terutama dalam jumlah kecukupan

konsumsinya. Indikator yang sudah Kadarzi adalah mendapatkan dan memberikan

suplemen gizi bagi anggota keluarga.

Diharapkan semua keluarga berperilaku kadarzi. Untuk mencapai hal tersebut

secara rutin kader melakukan pemantauan dan penyuluhan secara rutin setiap bulan

dimasing – masing kelompok Kadarzi.

9) Penanggulangan KEK pada Ibu Hamil

Bumil yang menderita KEK (kurang energi Kronis) yaitu apabila ukuran

lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm. penanggulangan KEK pada bumil dilakukan

dengan cara:

1. Penapisan Bumil KEK dengan pita LILA

2. Penyuluhan makanan cukup kalori dan seimbang ada Bumil dan perlunya istirahat

yang cukup

3. PMT pada bumil dengan memberikan susu ibu hamil

4. Merujuk bumil dengan resiko tinggi ke puskesmas.

10) Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)

a) Pemantauan Status Gizi (PSG – Kadarzi)

Pemantauan status gizi (PSG) sebagai salah satu komponen system

Kewaspadaan Pangan dan Gizi yang bertujuan untuk memberikan informasi status

gizi balita secara berkala guna evaluasi perkembangan status gizi penduduk,

penetapan kebijakan dan perencanaan jangka pendek. Hasil PSG ini diharapkan dapat

memberikan masukan yang berguna bagi pemerintah Kota Mataram tentang situasi

gizi, sehingga dapat dijadikan dasar perencanaan program gizi dan prioritas

pembinaan.

Tahun 2012 PSG dilaksanakan pada bulan Oktober 2012. Adapun jumlah

sampel dalam kegiatan tersebut adalah sebanyak 12 cluster, masing – masing cluster

40

Page 41: BAB I,II,III,IV

10 sampel KK (8 sampel yang memiliki balita dan 2 sampel yang tidak memiliki

balita) di 3 Kelurahan di wilayah Puskesmas Dasan Agung sehingga jumlah sampel

keseluruhan adalah 120 KK.

PSG Kadarzi dilakukan dengan cara :

Wawancara Responden dengan Questioner yang telah ditetapkan

Antropometri balita

Melakukan pengujian garam dengan menggunakan iodine test.

Petugas Gizi Puskesmas bertugas mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam

questioner PSG Kadarzi, lalu diserahkan kepada Dinas Kesehatan untuk dilakukan

pengolahan data sehingga hasil PSG akan dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi

NTB.

b) Surveilence / Pelacakan Kasus Gizi Buruk

Surveilence gizi adalah mengamati atau memantau keadaan gizi secara terus

menerus untuk pengambilan keputusan bagi upaya peningkatan dan pencegahan

memburuknya keadaan gizi masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah

terjadinya KLB gizi buruk di Kota Mataram. Penemuan gizi buruk diantaranya

adalah pelacakan kasus gizi buruk melaui pekan penimbangan di posyandu. laporan

dari kepala lingkungan dan kader serta penjaringan balita gizi buruk di poli MTBS

Puskesmas Dasan Agung

Pekan penimbangan dimaksudkan untuk melakukan penjaringan (screening /

deteksi dini ) kasus balita gizi buruk yang ada di Puskesmas Dasan Agung sehingga

kasus lebih cepat dan tepat mendapatkan penanganan.

Kegiatannya berupa penimbangam berat badan terhadap seluruh balita yang

ada di posyandu di Wilayah Puskesmas Dasan Agung. Selanjutnya dari hasil tersebut

diketahui jumlah balita gizi buruk berdasarkan indikator BB/U, kemudian dilakukahn

verifikasi data balita gizi buruk dengan indikator BB/TB. Pekan penimbangan di

Puskesmas Dasan Agung diakukan selama 4 kali setahun yaitu setiap Februari, Mei,

Agustus dan November. Pekan penimbangan pada tahun 2012, dilaksanakan pada

bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

41

Page 42: BAB I,II,III,IV

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

Februari 1.63 12.12 84.77 1.15999999999999

Mei 2.22 12.7 82.61 0.49

Agustus 1.57 11.45 86.19 0.55

Nopember 0.660000000000008

11.63 87.71 0

51525354555657585

GRAFIK HASIL PEKAN PENIMBANGANPUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2012

Axi

s Tit

le

Angka kasus gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih cenderung stabil

disetiap tahapan pekan penimbangan pada tahun 2012.

Selain pekan penimbangan kegiatan surveillance /pelacakan kasus gizi buruk

di wilayah Puskesmas Dasan Agung dilaksanakan setiap bulan oleh petugas TPG dan

Kader Puskesmas Dasan Agung.

c) Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)

Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI) adalah upaya pembinaan dan

peningkatan keadaan gizi sekelompok masyarakat di suatu lembaga/institusi seperti :

sekolah, pusat latihan olah raga, rumah sakit, pabrik, perusahaan, lembaga

permasyarakatan, rumah tahanan, podok pesantren dll.

Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI) bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas tenaga kerja, prestasi belajar anak didik sejak dini, daya saing dan prestasi

olahragawan, mempercepat masa penyembuhan penyakit serta meningkatkan kesehatan

dan kesejahteraan kelompok di lembaga terkait.

Adapun kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Institusi di Puskesmas Dasan Agung

berupa :

1) Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah

2) Pemantauan Status Gizi dan Hb Remaja Putri

42

Page 43: BAB I,II,III,IV

3) Penyuluhan Gizi Seimbang di Sekolah Dasar (SD)

5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULARa) Imunisasi

1) Pencapaian Imunisasi BCG & Polio 1

NO KELURAHAN TAHUNJENIS IMUNISASI

BCG POLIO 1

1 Dasan Agung 2012219 219

66.9% 66.9%

2 Dasan Agung Baru 201258 58

26.5% 26.5%

3 Gomong 201240 40

35.1% 35.1%

PUSKESMAS 2012317 317

48.00% 48.00%

2) Pencapaian Imunisasi DPT-HB 1 & Polio 2

NO KELURAHAN TAHUNDPT / HB

COMBO 1

POLIO 2

1 Dasan Agung 2012179 179

54.7% 54.7%

2 Dasan Agung Baru 201287 87

39.7% 39.7%

3 Gomong 201240 40

35.1% 35.1%

PUSKESMAS 2012306 306

46.4% 46.4%

3) Pencapaian Imunisasi DPT-HB 2& Polio 3

NO KELURAHAN TAHUNDPT / HB

COMBO 2 POLIO 3

1 Dasan Agung 2012192 192

58.7% 58.7%

2 Dasan Agung Baru

201277 77

35.2% 35.2%

2 Gomong 201237 37

32.5% 32.5%

PUSKESMAS 2012306 306

46.40% 46.40%

4) Pencapaian Imunisasi DPT-HB 3 & Polio 4

NO KELURAHAN TAHUNDPT / HB

COMBO 3

POLIO 4

43

Page 44: BAB I,II,III,IV

1 Dasan Agung 2012225 225

68.8% 68.8%

2 Dasan Agung Baru 201280 80

36.5% 36.5%

3 Gomong 2012 56 56

49.1% 49.1%

PUSKESMAS 2012361 361

54.70% 54.7%

5) Pencapaian Imunisasi Campak

NO KELURAHAN TAHUN CAMPAK

1 Dasan Agung 2012314

96.00%

2 Dasan Agung Baru 201266

30.1%

3 Gomong 201253

46.5%

PUSKESMAS 2012433

65.6%

6) Pencapaian Imunisasi TT Ibu Hamil

NO KELURAHAN TAHUNTTH

I II

1 Dasan Agung 2012323 233

89.7% 64.7%

2 Dasan Agung Baru 2012105 71

43.4% 29.3%

3 Gomong 201287 38

69.1% 30.2%

PUSKESMAS 2012515 342

70.4% 47%

7) Pencapaian Imunisasi TT Ibu Hamil

NO KELURAHAN TAHUN TTM

1 Dasan Agung 2012275

84.1%

2 Dasan Agung Baru 201292

42%

3 Gomong 201280

70.20%

PUSKESMAS 2012447

67.70%

b) P2 DBD

44

Page 45: BAB I,II,III,IV

Kasus DBD di tahun 2012 sebanyak 23 kasus.Program ini belum bisa dikatakan

terjadi peningkatan atau penurunan karena merupakan tahun pertama.

c) Program P2 TB

Pada program ini target yang diharapkan sebanyak 40 penderita jauh dari apa yang

diharapkan hanya mencapai 4 penderita BTA + , Penderita dengan BTA – dan Rontgen +

mencapai 4 penderita dan TB anak terdapat 1 penderita.

Sedangkan aspek yang dinilai pada program ini :

1) Angka Penemuan Penderita ( CASE DETECTION RATE ).

Pencapaian angka pada CDR yaitu 11 %, dimana angka yang diharapkan tidak boleh

jauh dari angka 10 %, bila mencapai 3 % mungkin penjaringan penderita terlalu ketat

dan bila 30 % di anggap penjaringan terlalu longgar.

2) Angka Konversi (CONVERTION RATE)

Angka ini menunjukan keberhasilan pengobatan pada penderita TB BTA

Positif, menjadi BTA Negatif.Pada tahap intensif ( 2 bulan) pencapaian pada tahap

konversi 100 % sedangkan angka standar nasional minimum 80 %.

3) Angka Kesembuhan (CURE RATE)

Angka ini belum bisa dipresentasikan karena masih ada beberapa penderita

dalam tahap pengobatan namun masih bisa dihitung dimana sebanyak 4 penderita

BTA + , 3 diantaranya sudah dinyatakan sembuh (selesai pengobatan hasil lab BTA

bulan ke-6 hasilnya Neg).

Dibawah ini tampilan data penderita TBC tahun 2012 :

Penemuan Penderita (Case Detection Rate ) = !0 %

Triwulan Suspek BTA Pos BTA neg Extra paru Total

I - - - - -

II - - - - -

III 12 3 1 - 4

IV 10 1 3 - 4

Jumlah 22 4 4 - 8

Angka CDR= 11 %

Hasil Konversi ( Convertion Rate )= 100 %

Triwulan Diobati Konversi Angka Konversi

I - - -

II - - -

45

Page 46: BAB I,II,III,IV

III 3 3 100%

IV 1 1 100%

Angka konversi = 100 %

Hasil Pengobatan ( Cure Rate )

Triwulan Diobati Sembuh Meninggal Pindah

I - - - -

II - - - -

III 5 3 1 -

IV 4 - - -

d) Program P2 KUSTA

Pada tahun 2012 terdapat 1 Penderita kusta Tipe MB yang di obati dan sampai

saat ini masih dalam pengobatan.

e) Program P2 ISPA

NO KELURAHANJUMLAH

PENDUDUKTARGET

I HJML %

1 Gomong 6.286 1522 Dasan Agung 11.305 33423 Dasan Agung Baru 6.522 322

PUSKESMAS 25.128 3264 4462 137%

f) P2 DIARE

NO KELURAHANJUMLAH PENDUDUK

TARGET 1 TH JML %

1 Gomong 6.286   13  2 Dasan Agung 11.305   477  3 Dasan Agung Baru 6.522   170  PUSKESMAS 25.128 2009 688 34 %

6. PENGOBATAN

a. Jumlah kunjungan pada tahun 2012

Jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas DAsan Agung dan jaringannya pada tahun

2012 sebanyak 18.898 orang atau rata-rata 1575 orang per bulan. Rincian menurut

status pembayaran ditampilkan pada tabel di bawah ini:

No Status Pembayaran Jumlah (orang)

1. GRATIS 12179

2. JKM PUSAT 4429

3. JKM NTB 573

4. ASKES 1360

5. BAYAR 357

46

Page 47: BAB I,II,III,IV

TOTAL 18898

b. Penyakit terbanyak di puskesmas

Sepuluh (10) penyakit terbanyak di Puskesmas Dasan Agung yang diperoleh

dari rekapan Laporan LB-1 sebagai berikut:

Tabel 1. Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak

No urut Nama Penyakit KodeJumlah Rata-rata

setiap bulan

1 ISPA Non Pneumonia 1302 3770 314

2 Penyakit Kulit Alergi 2002 1160 97

3 Radang Sendi 21 1083 90

4 Hipertensi 12 808 67

5 Gastritis 226b 731 61

6 Penyakit Kulit Infeksi 2001 630 53

7 ISPA lainnya 1303 489 41

8 Diare 0102 285 24

9 Observasi Febris 2215 240 20

10 Sefalgia 0902 236 20

Dari 10 penyakit terbanyak selama tahun 2012 masih didominiasi oleh

penyakit-penyakit infeksi (52%) seperti ISPA, Diare, dan penyakit kulit infeksi.

Sedangkan selebihnya merupakan penyakit penyakit tidak menular/PTM (48%)

seperti hipertensi, dermatitis, gastritis dan sefalgia.

c. Rujukan Puskesmas

Selama tahun 2012 Puskesmas telah melakukan rujukan ke Rumah Sakit

sebanyak 389 kasus, dengan tujuan rujukan terbanyak ke poli penyakit dalam.

No.

Rujukan ke BULAN

JMLJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1Poli Penyakit Dalam

6 6 13 15 13 9 9 5 17 21 25 12 151

2 Poli Bedah - - - 4 10 3 3 2 5 1 5 3 36

3 Poli Anak - - 1 3 3 - - 1 - - - - 8

4 Poli Kebidanan - 1 - 7 4 5 4 1 9 1 2 3 37

47

Page 48: BAB I,II,III,IV

5Poli Kontrasepsi/KB

- - - - - - - - - - - - -

6 Poli Saraf 1 - 2 2 2 4 2 1 4 3 1 3 25

7 Poli THT 1 - 1 2 2 - 3 1 2 1 1 3 17

8Poli Kulit/Kelamin

1 - - 4 1 - - 1 1 - - - 8

9Poli Gigi & Mulut

- 1 2 - - - 1 - - - - - 4

10 Poli Fisioterapi - - - - - - - - - - - - -

11 Poli Paru - - - 2 1 1 - - 1 1 - - 6

12 Poli Jantung - - - - - - 1 - 1 1 2 2 7

13Poli Kesehatan Jiwa

1 2 1 1 2 2 1 1 11

14 Poli Mata 2 1 1 6 8 4 9 12 11 8 12 4 78

Jumlah 13 9 20 47 44 27 33 26 51 39 49 31 389

d. Pemakaian 10 Obat Terbanyak

Obat JAN FEBMAR APR MEI

JUNI

JULI

AGUS

SEPT

OKT

NOV DES

TOTAL

PCT 500

4126

4163 4483 4627

4470 3430

3273 3583 3874 4468 4740

4291 49528

Amox 500

1764

2378 2307 4271

2187 1841

1860 2343 2453 2515 2551

2282 28752

CTM1602

1757 1472 1069

1651 2026

2026 2195 2521 2795 2834

2405 24353

GG 7602050 963 2067

1324 1418

1596 1443 2592 2401 2283

2189 21086

Asmef 766 414 1005 1612 940 9061357 1152 868 1227 1384

1290 12921

Ibu 400 500 272 750 7678 234 330 408 226 332 628 520 440 12318

Antasid1462 634 893 292 892 766 985 819 1810 895 950 870 11268

Captop 647 407 795 961 881 896 876 841 824 760 775 755 9418

Dexa1013

1231 837 139 870 768 360 592 813 666 711 782 8782

Ambrox 446 165 636 693 687 560 745 637 614 0 120 180 5483

10 Pemakaian Antibiotik Terbanyak

Obat JAN FEBMAR APR MEI

JUNI

JULI

AGUS

SEPT

OKT

NOV DES

TOTAL

Amox 5001754 2378 2307 4271

2187 1841

1860 2343 2453

2515 2551

2282 28742

Kotri 480 216 226 152 342 143 40 320 182 224 252 318 444 2859

Amox 250 347 106 221 62 85 257 120 335 383 292 444 44 2696Kloram 250 24 188 42 0 30 12 30 80 260 48 120 36 870

48

Page 49: BAB I,II,III,IV

Metro 500 40 78 83 3 52 46 173 0 58 57 80 66 736

Amox syr 95 46 61 107 30 18 71 41 49 33 62 48 661

Kotri syr 54 25 36 45 17 15 6 17 27 15 22 24 303

Oxy SM 21 21 39 15 23 11 6 21 41 36 35 27 296

Genta SK 25 14 2 31 4 17 12 12 23 32 37 29 238Kloramf SM 19 15 10 38 18 13 29 10 16 11 17 19 215

b. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

a) Kesehatan Gigi dan Mulut

Hasil Kegiatan Program Kesgilut Puskesmas Dasan Agung Bulan Januari S/D

Desember 2012

NO INDIKATOR KESEHATAN SASARAN TARGET PENCAPAIAN %

 1. Kunjungan Rawat jalan Gigi Pend. Wil. Kerja 100% 1194 orang 100%

 2. Pembinaan Kesehatan Gigi di Posyandu Posyandu100%

(38 kali)25 kali 66%

 3.Pembinaan Kesehatan Gigi pada anak

TK/PAUDTK/PAUD

100%

(16 kali)16 kali 100%

 4.Pembinaan & Bimbingan Sikat gigi di

SD/MISD/MI

100%

(12 kali)12 kali 100%

 5.Perawatan Kesehatan Gigi pada Siswa

SD/MISD/MI

100%

(12 kali)12 kali 100%

 6.Murid SD yang dapat perawatan

kesehatan gigi

Murid kl selektif233 orang 85 orang 36%

 7. Gigi tetap yang dicabut     5 kasus  100%

 8. Gigi tetap yang ditambal permanen     72 kasus  100%

 9. Gigi susu yang dicabut     163 kasus  100%

c) Kesehatan Usia Lanjut

Kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan usia lanjut di wilayah

Puskesmas Dasan Agung diselenggarakan di 9 Kelompok Karang Lansia. Kegiatan

dilaksanakan 3 bulan sekali. Berikut ini merupakan hasil pelayanan kesehatan usila

yang telah dilaksanakan pada tahun 2012.

No Nama Kelompok LansiaJumlah

kunjungan(Orang)

Jenis Penyakit (kasus)Ket.

Hipertensi DM ArtritisLain-lain

1 Banjar 135 58 3 26 20

49

Page 50: BAB I,II,III,IV

2 Pelita 96 33 - 35 19

3 Gomong Sakura 65 13 1 10 9

4 Gomong Lama 22 9 - 11 7

5 Pejeruk Timur 54 20 - 15 18

6 Bawak Bagek Utara 77 27 2 14 8

7 Bawak Bagek Selatan 44 17 - 10 8

8 Kejati 15 5 1 6 5

9 Muhajirin 78 27 2 13 33

JUMLAH 586 209 13 140 127

50

Page 51: BAB I,II,III,IV

CAKUPAN KEGIATAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2012

No

Jenis KegiatanSasar

an Satuan

Target sasaran (T) Pencapaian ( H )

Tinkat Pencapaian/ Cakupan Keteran

gan% Abs % Abs

Sub Variabel (%)

Variabel (%)

                       

  UPAYA KESEHATAN WAJIB                  I PROMOSI KESEHATAN     65%         54%  A Penyuluhan Prilaku Hidup bersih dan sehat     75%         50%    1 Rumah Tangga 5008 Rumah 65% 3255 27,96% 1400 43,0%      2 Institusi Pendidikan (sekolah) 33 Sekolah 80% 26 6,06% 2 7,6%    

  3 Institusi Sarana Kesehatan 3 Sarkes 80% 2100,00

% 3 100,0%    

BPembinaan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat                    

  1 Posyandu Mandiri 20Posyandu 40% 8 5,00% 1 12,5% 12,5%  

C Desa Siaga Aktif   3Kelurahan 80% 2

100,00% 3 125,0% 100,0%  

                       II KESEHATAN LINGKUNGAN       68%         85%  A Penyehatan Air       63%         89%    1 Inspeksi Sanitasi sarana air bersih 5300 SAB 40% 2120 35,64% 1889 89,1%    

  2 Surveilanse kualitas air 11 SAB 90% 10100,00

% 11 100,0%      3 Perbaikan kualitas air :     60%   46,98%   78,3%        - Kaporitisasi 1676 SAB 70% 0 19,33% 324      

    - Penyuluhan 3039Perorangan 60% 1823 71,60% 2176      

    - Pembinaan POKMAIR-KPS 8POKMAIR 50% 4 50,00% 4      

B Hygiene dan Sanitasi Nakanan dan Minuman       68%         100%  

  1Inspeksi Sanitasi TPM (Tempat Pengolahan Makanan) 83

Sarana TPM 75% 62 97,59% 81 100,0%    

  2 Pembinaan Tempat Pengolahan Makanan 83 Sarana 60% 50 97,59% 81 100,0%    C Penyehatan Tempat - Tempat Umum       70%         85%    1 Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat 58 Sarana 80% 46 67,24% 39 84,1%    

51

Page 52: BAB I,II,III,IV

umum TTU

  2 Pembinaan Tempat tempat-tempat umum 58Sarana TTU 60% 35 51,72% 30 86,2%    

D Penyehatan Lingkungan Pemukiman       70%         64%  

  1Pemeriksaan penyehatan lingkungan perumahan 3039 KK 40% 1216 71,60% 2176 0,0%    

  2 Pembinaan TPS/TPA 3TPS/TPA 80% 2 66,67% 2 83,3%    

  3 Pembinaan Tempat Pengelolaan Pestisida  

TP Pestisida

100% 0     0,0%    

  4 Klinik Sanitasi 125 Kasus 40% 50100,00

% 125 100,0%      5 STBM 5008 KK 80% 4006 80,35% 4024 100,0%      6 ODF 841 KK 80% 673 93,58% 787 100,0%                                                  III

KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA       85%           65%

A Kesehatan Ibu                 52%  

  1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 726ibu hamil 95% 690 66,67% 484 70,2%    

  2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 726ibu hamil 95% 690 62,67% 455 66,0%    

  3Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 145

ibu hamil 80% 116 40,00% 58 50,0%    

  4Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 693

ibu hamil 90% 624 56,57% 392 62,9%    

    yang mempunyai kompetensi kebidanan                  

  5 Cakupan pelayanan Nifas 693ibu hamil 90% 624 55,56% 385 61,7%    

B Kesehatan Neonatus       89%         63%    1 Komplikasi Neonatal yg ditemukan 99 Bayi 82% 81 35,35% 35 43,1%    

  2 Cakupan BBLR ditangani 1 Bayi100

% 1100,00

% 1 100,0%      3 Penanganan Komplikasi Neonatal 99 Bayi 82% 81 35,35% 35 43,1%      4 Kunjungan NEONATUS (KN1) 660 Bayi 90% 594 59,55% 393 66,2%      5 Kunjungan NEONATUS (KN4) 660 Bayi 90% 594 58,18% 384 64,6%    C Kesehatan Bayi       92%         88%    1 Kunjungan Bayi 1 660 Bayi 92% 607 80,76% 533 87,8%      2 Kunjungan Bayi 4 660 Bayi 92% 607 81,67% 539 88,8%    

52

Page 53: BAB I,II,III,IV

D Kesehatan Balita       70%         48%    1 Kunjungan Balita 1 3139 bayi 70% 2197 25,80% 810 36,9%      2 Kunjungan Balita 2 3139 bayi 70% 2197 41,57% 1305 59,4%                           E Pelayanan Keluarga Berencana       70%         72,6%    1 Akseptor KB aktif di Puskesmas 2997 PUS 70% 2098 50,82% 1523 72,6%      2 Akseptor aktif MKET di Puskesmas   orang 70%                                   IV UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT       78%         88%  

  1Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi 6-11bulan 152 Bayi 80% 122

100,00% 152 100,0%    

  2Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita 12-59 bulan 1014 Bayi 80% 811

100,00% 1014 100,0%    

  3 Pemberian Tablet Fe pada Bumil 726 Bumil 90% 653 62,67% 455 69,6%    

  4Balita umur 6-24 bulan gakin mendapat MP-ASI 238 Balita

100% 238 29,83% 71 29,8%    

  5 Balita gizi buruk mendapat perawatan 2 Balita100

% 2100,00

% 2 100,0%    

  6Cakupan ASI Eksklusif umur 0 - 5 bulan 29 hari 204 Bayi 80% 163 61,27% 125 76,6%    

  7Balita yang datang dan akan ditimbang berat badannya (D/S) 1221 Balita 80% 977 80,18% 979 100,0%    

  8Balita ditimbang dan naik berat badannya (N/D) 976 Balita 80% 788 80,74% 788 100,0%    

  9 Balita Bawah Garis Merah (BGM) 61 Balita 5% 3 96,72% 59 100,0%    

  10Cakupan Desa Mengkonsumsi Garam Beryodium 3

Kelurahan 80% 2

100,00% 3 100,0%    

                       

VUPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR       90%         68%  

A TB. Paru       91%         70%  

  1Pengobatan TB Paru (DOTS) BTA Positif 37

Penderita

100% 37 10,81% 4 10,8%    

  2Pengobatan Penderita TB Paru (DOTS) BTA Negatif  

Penderita

100% 0          

    Rontgen Positif                  

  3 Angka Konversi pada penderita BTA + 4Penderita 80% 3

100,00% 4 100,0%    

  4 Angka Kesembuhan 3 Penderit 85% 3 100,00 3 100,0%    

53

Page 54: BAB I,II,III,IV

a %

B Malaria      100%         100%  

  1Pemeriksaan Sediaan Darah pada penderita malaria klinis 29

spesimen

100% 29

100,00% 29 100,0%    

  2Penderita malaria positif diobati sesuai standar 1 orang

100% 1

100,00% 1 100,0%    

  3Penderita yang terdeteksi malaria berat di PKM yang dirujuk 0 orang

100% 0          

C Kusta       83%            

  1 Penemuan tersangka penderita Kusta  Penderita 80%            

  2 Pengobatan penderita Kusta  Penderita

100%            

  3 Pemeriksaan kontak penderita  Penderita 80%            

  4 Cacat tingkat II  Penderita 35%            

  5 RFT  Penderita

100%            

  6 RFC  Penderita

100%            

                       D Pelayanan Imunisasi       80%         70%  

  1 Immunisasi HB0 pada Bayi 449 Bayi 80% 3596803,0

0%   85%    

  2 Immunisasi Polio 1 297 Bayi 80% 2384500,0

0%   56%    

  3 Imunisasi BCG 273 Bayi 80% 2184136,0

0%   52%    

  4 Imunisasi DPT HB1 Polio 2 298 Bayi 80% 2384515,0

0%   56%    

  5 Imunisasi DPT HB2 Polio 3 384 Bayi 80% 3075818,0

0%   73%    

  6 Imunisasi DPT HB3 Polio 4 364 Bayi 80% 2915576,0

0%   70%    

  7 Imunisasi Campak 409 Bayi 80% 3276197,0

0%   77%    

  8 Imunisasi TT Hamil 1 398 Bumil 80% 3185467,0

0%   68%      9 Imunisasi TT Hamil 2 340 Bumil 80% 272 4670,0   58%    

54

Page 55: BAB I,II,III,IV

0%

  10 Imunisasi TT Melahirkan 449 Ibu 80% 3596168,0

0%   77%    

  11 BIAS 899 Anak 80% 7199719,0

0%   100%                           E Diare       88%         91%    1 Penemuan kasus diare di PKM dan kader 784 orang 40% 314 86,61% 679 100,0%    

  2Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral 784 orang

100% 784 86,61% 679 86,6%    

    Rehidrasi       0          

  3Kasus diare ditangani dengan rehidrasi intravena   orang

100% 0          

  4 Rehidrasi Rumah Tangga   orang100

% 0          

  5 Pemberian Zink selama 10 hari 784 orang100

% 784 86,61% 679 86,6%    F ISPA       78%         87%  

  1Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh 127 orang 10% 13 74,80% 95 100,0%    

    Puskesmas dan Kader                  

  2Jumlah pneumonia dan pneumonia berat ditangani 127 orang

100% 127 74,80% 95 74,8%    

  3Jumlah kasus pneumonia berat/tanda bahaya yang 127 orang

100%            

    ditangani atau dirujuk                  

  4 Care seeking   orang100

%            G Demam Berdarah Dengue (DBD)       98%         13%  

  1 Angka bebas jentik (ABT) 96Container 95% 91 3,13% 3 3,3%    

  2 Cakupan penyelidikan Epidemiologi 100 KK100

% 100 23,00% 23 23,0%                           

HPencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS      

100%         92,8%  

  1 Jumlah kunjugan penderita IMS 28 orang100%  

100,00%   100,0%    

  2 Jumlah kasus IMS ditemukan 25 orang100%   89,20%   89,2%    

  3 Jumlah Kasus IMS diobati 25 orang100

%   89,20%   89%    

55

Page 56: BAB I,II,III,IV

  4 Jumlahkunjungan harm reduction   orang100

%                                                          I Pencegahan dan Penanggulangan Rabies                    

  1 Cuci luka kasus gigitan HPR  Penderita              

  2Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi   Orang              

                       

JPencegahan dan Penanggulangan Filariasis dan Schistosomiasis       97%          

  1 Kasus filariasis ditangani  Penderita 90%            

  2Prosentase pengobatan selektif schistosomiasis  

Penderita

100%            

  3Prosentase pengobatan selektif filariasis buski  

Penderita

100%            

                       K Pengendalian Penyakit Tidak Menular       75%         15,2%  

  1 Penemuan Kasus Hipertensi 4292Penderita

75,0% 3219 8,11% 348 11%    

  2 Penemuan Kasus Diabetes Melitus 264Penderita

75,0% 198 26,17% 69 35%    

  3 Penemuan Kasus stroke 44Penderita

75,0% 33 0,00% 0 0,0%    

                                              VI UPAYA PENGOBATAN      

100%         80%  

A Pengobatan                 100,0%  

  1Kunjungan Rawat jalan Umum ( visite rate) 5959 Orang

100% 5959

100,00% 5959 100,0%    

B Pemeriksaan Laboratorium                 61%  

  1Pemeriksaan Haemoglobin pada ibu hamil 726

spesimen

100% 726 61,16% 444 61,2%    

  2Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD  

spesimen              

  3 Pemeriksaan darah malaria 29spesimen

100% 29

100,00% 29 100,0%    

  4 Pemeriksaan tes kehamilan 726spesimen

100% 726 1,93% 14 1,9%    

56

Page 57: BAB I,II,III,IV

  5 Pemeriksaan sputum TB 37spesimen

100% 37 78,38% 29 78,4%    

  6Pemeriksaan sputum pada tersangka TB (SPS)  

spesimen

100%            

  7 Pemeriksaan urine protein pada ibu hamil 726spesimen

100% 726 61,16% 444 61%    

  8 Pemeriksaan Widal  spesimen

100%            

  9 Pemeriksaan Golongan Darah  spesimen

100%            

  10Pemeriksaan Gula Darah pada Tersangka DM  

spesimen

100%            

  11 Pemeriksaan Darah Lengkap  spesimen

100%            

  12 Pemeriksaan Urine Lengkap  spesimen

100%            

  13 Pemeriksaan Masa Perdarahan (BT)  spesimen

100%            

  14 Pemeriksaan Masa Pembekuan (CT)  spesimen

100%            

  15 Pemeriksaan Hematokrit  spesimen

100%            

  16Pemeriksaan HBsAg pada tersangka Hepatitis  

spesimen

100%            

  17 Pemeriksaan Faeces lengkap  spesimen

100%            

  18 Pemeriksaan Laboratorium VCT  spesimen

100%            

  19 Pemeriksaan Laboratorium IMS  spesimen

100%            

  20 Pemeriksaan Laboratorium HIV  spesimen

100%            

                       

                       

 

UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN                    

A Upaya Kesehatan Usia Lanjut                 100,0%  

  1Pembinaan Kelompok Usia Lanjut sesua standar 9 Kelp

100% 9

100,00% 9 100,0%    

  2Pemantauan Kesehatan pada anggota kelompok     80%            

    usia lanjut yang dibina sesuai standar                  

                       

B Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi                 86%  

57

Page 58: BAB I,II,III,IV

  1 Pembinaan kesehatan gigi di Posyandu 38 kali100

% 38 65,79% 25 65,8%    

  2 Pembinaan kesehatan gigi pada anak TK 16TK/PAUD

100% 16

100,00% 16 100,0%    

  3Pembinaan & bimbingan sikat gigi massal pada SD/MI 12 SD/MI

100% 12

100,00% 12 100,0%    

  4 Perawatan kesehatan gigi pada SD/MI 12 SD/MI100

% 12100,00

% 12 100,0%    

  5Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi 233 orang

100% 233 36,48% 85 36,5%    

  6 Gigi tetap yang dicabut 5 kasus100

% 5100,00

% 5 100,0%    

  7 Gigi tetap yang ditambal permanen 72 kasus100

% 72100,00

% 72 100,0%    

                       

C Perawatan Kesehatan Masyarakat                    

  1 Kegiatan ASKEP pada Keluarga   KK              

  2Kegiatan ASKEP pada Kelompok Masyarakat   Kelp              

  3Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada   KK              

    keluarga lepas asuh                  

  4Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada   Kelp              

    Kelompok lepas asuh                  

                       

D Bina Kesehatan Tradisional                    

  1Pembinaan Toga & pemanfaatan pada sasaran masy.                  

  2 Pembinaan pengobatan tradisional yang                  

    menggunakan tanaman obat                  

  3Pembinaan pengob. tradisional dengan keterampilan                  

  4 Pembinaan pengobatan tradisional lain                  

                       

E Kesehatan Jiwa                    

  1Pemberdayaan kelompok masyarakat khusus dalam                  

   upaya penemuan dini dan rujukan kasus gangguan jiwa                  

  2 Penemuan dan penanggulangan kasus                  

58

Page 59: BAB I,II,III,IV

gangguan

   Perilaku, gangguan jiwa, masalah NAPZA, dll dari                  

    rujukan kader dan masyarakat                  

  3Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan                  

    ke RS/Spesialis                  

  4Deteksi dini penanganan kasus jiwa (gangguan                  

   perilaku, gangguan jiwa, masalah NAPZA, dll) yang                  

    datang berobat ke Puskesmas                  

                       

Catatan :Tingkat Pencapaian Hasil

Baik : Pencapaian hasil ≥ 91 %

Cukup : Pencapaian hasil = 81 - 90 %

Kurang : Pencapaian hasil ≤ 80% Mataram, Maret 2013Kepala

Puskesmas Dasan Agung,

59

Page 60: BAB I,II,III,IV

B. Identifikasi Masalah

Melakukan identifkasi masalah pada data Cakupan Kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas

Dasan Agung Tahun 2012.

a) KELOMPOK KRITERIA A : BESARNYA MASALAH

Besarnya masalah diperoleh dari selisih antara 100% dengan pencapaian suatu

program.

No ProgramPencapaian (< 100%)

Besar masalah

1. Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga 43,0% 57%

2. Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan 7,6% 92,4%

3. Cakupan Posyandu mandiri 12,5% 87,5%

4. Inspeksi sanitasi sarana air bersih 89,1% 10,9%

5. Perbaikan kualitas air 78,3% 21,7%

6. Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum 84,1% 15,9%

7. Pembinaan tempat-tempat umum 86,2% 13,8%

8. Pembinaan TPS atau TPA 83,3% 16,7%

9. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 70,2% 29,8%

10. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 66,0% 34%

11. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 50,0% 50%

12.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan

62,9% 37,1 %

13. Cakupan pelayanan Nifas 61,7% 38,3%

14. Komplikasi neonatal yang ditemukan 43,1% 56,9%

15. Penanganan komplikasi neonatal 43,1% 56,9%

16. Cakupan Kunjungan neonatus (KN1) 66,2% 33,8%

17. Cakupan Kunjungan neonatus (KN4) 64,6% 35,4%

18. Cakupan Kunjungan bayi 1 87,8% 12,2%

19. Cakupan Kunjungan balita 1 36,9% 63,1%

20. Cakupan Kunjungan balita 2 59,4% 40,6%

60

Page 61: BAB I,II,III,IV

21. Akseptor KB aktif dipuskesmas 72,6% 27,4%

22. Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil 69,6% 30,4%

23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI

29,8% 70,2%

24. Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari 76,6 % 23,4%

25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif

10,8% 89,2%

26. Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 85% 15%

27. Cakupan Imunisasi polio 1 56 % 44%

28. Cakupan Imunisasi BCG 52% 48%

29. Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2 56% 44%

30. Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3 73% 27%

31. Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4 70% 30%

32. Cakupan Imunisasi campak 77% 23%

33. Cakupan Imunisasi TT hamil 1 68% 32%

34. Cakupan Imunisasi TT hamil 2 58% 42%

35. Cakupan Imunisasi TT melahirkan 77% 23%

36.Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi

86,6% 13,4%

37. Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari 86,6% 13,4%

38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani

74,8% 25,2%

39. Angka bebas jentik (ABT) 3,3% 96,7%

40. Cakupan penyelidikan epidemiologi 23,0% 77%

41. Cakupan penemuan kasus IMS 89.2% 10,8%

42. Cakupan kasus IMS diobati 89% 11%

43. Cakupan Penemuan kasus hipertensi 11% 89%

44. Cakupan Penemuan kasus Diabetes melitus 35% 65%

61

Page 62: BAB I,II,III,IV

45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil 61,2% 38,8%

46. Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan 1,9% 98,1%

47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB 78,4% 21,6%

48. Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil

61% 39%

49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu 65,8% 34,2%

50. Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi

36,5% 63,5%

Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besar masalah dari presentasi

pencapaian terbesar dengan pencapaian terkecil.

Keterangan:

n = jumlah masalah

k = jumlah kelas

k = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log (50)

= 6,61

= 7

Interval = nilai terbesar – nilai terkecil

K

= 98,1– 10,8

7

= 12,47

62

Page 63: BAB I,II,III,IV

TABEL KRITERIA A: BESARNYA MASALAH (7 KELAS)

Untuk menentukan letak kelas, diperoleh dengan cara mengelompokkan besar masalah setiap program sesuai nilai interval pada tiap-tiap kelas.

No Program

Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian NilaiINTERVAL

(1)10,8 – 23,27

INTERVAL(2)

23,28-35,75

INTERVAL(3)

35,76-48,23

INTERVAL(4)

48,24-60,71

INTERVAL(5)

60,72-73,19

INTERVAL

(6)73,20-85,67

INTERVAL(7)

85,68-100

1.Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga

4

2.Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan

7

3. Cakupan Posyandu mandiri 7

4. Inspeksi sanitasi sarana air bersih 1

5. Perbaikan kualitas air 2

6.Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum

1

7. Pembinaan tempat-tempat umum 1

8. Pembinaan TPS atau TPA 1

9. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 2

10. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 2

11. Cakupan komplikasi kebidanan 4

63

Page 64: BAB I,II,III,IV

yang ditangani

12.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan

3

13. Cakupan pelayanan Nifas 3

14.Komplikasi neonatal yang ditemukan

4

15. Penanganan komplikasi neonatal 4

16.Cakupan Kunjungan neonatus (KN1)

2

17.Cakupan Kunjungan neonatus (KN4)

2

18. Cakupan Kunjungan bayi 1 1

19. Cakupan Kunjungan balita 1 5

20. Cakupan Kunjungan balita 2 3

21. Akseptor KB aktif dipuskesmas 2

22.Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil

2

23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI

5

24. Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 2

64

Page 65: BAB I,II,III,IV

bulan 29 hari

25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif

7

26. Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 1

27. Cakupan Imunisasi polio 1 4

28. Cakupan Imunisasi BCG 3

29.Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2

3

30.Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3

2

31.Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4

2

32. Cakupan Imunisasi campak 1

33. Cakupan Imunisasi TT hamil 1 2

34. Cakupan Imunisasi TT hamil 2 3

35. Cakupan Imunisasi TT melahirkan 1

36.

Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi

1

37. Cakupan Pemberian Zinc selama 1

65

Page 66: BAB I,II,III,IV

10 hari

38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani

2

39. Angka bebas jentik (ABT) 7

40. Cakupan penyelidikan epidemiologi

6

41. Cakupan penemuan kasus IMS 1

42. Cakupan kasus IMS diobati 1

43. Cakupan Penemuan kasus hipertensi

7

44. Cakupan Penemuan kasus Diabetes melitus

5

45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil

3

46. Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan

7

47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB 1

48. Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil

2

49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu

2

66

Page 67: BAB I,II,III,IV

50. Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi

5

67

Page 68: BAB I,II,III,IV

b) KELOMPOK KRITERIA B : KEGAWATAN MASALAH

Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan kegawatan, tingkat urgensi, dan biaya

tiap masalah dengan system scoring (score 1 – 5)

1. Tingkat Kegawatan

Merupakan keriteria untuk menentukan apakah suatu program mempunyai

efek yang berat atau ringan. Memiliki 5 score, antara lain :

- Sangat gawat : 5

- Gawat : 4

- Cukup gawat : 3

- Kurang gawat : 2

- Tidak gawat : 1

2. Tingkat urgensi

Merupakan kriteria untuk menentukan apakah suatu program itu harus cepat

ditangani atau tidak. Memiliki score 5 dimana:

- Sangat mendesak : 5

- Mendesak : 4

- Cukup mendesak : 3

- Kurang mendesak : 2

- Tidak mendesak : 1

3. Tingkat biaya

Merupakan kriteria untuk menentukan apakah suatu program bisa ditangani

dengan biaya minimum atau tidak.

- Sangat murah : 5

- Murah : 4

- Cukup murah : 3

- Mahal : 2

- Mahal sekali : 1

Tabel. Kegawatan Masalah

No Masalah Kesehatan KegawatanTingkat Urgensi

Biaya yang dikeluarkan

Nilai

1.Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga

4 3 3 10

2.Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan

4 2 2 8

68

Page 69: BAB I,II,III,IV

3. Cakupan Posyandu mandiri 3 1 4 8

4.Inspeksi sanitasi sarana air bersih

3 3 4 10

5. Perbaikan kualitas air 4 4 1 9

6.Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum

3 3 4 10

7.Pembinaan tempat-tempat umum

4 4 1 9

8. Pembinaan TPS atau TPA 4 2 3 9

9.Cakupan kunjungan ibu hamil K1

5 3 5 13

10.Cakupan kunjungan ibu hamil K4

5 4 5 14

11.Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

4 4 3 11

12.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan

4 4 2 10

13. Cakupan pelayanan Nifas 3 3 4 10

14.Komplikasi neonatal yang ditemukan

4 5 3 12

15.Penanganan komplikasi neonatal

5 5 1 11

16.Cakupan Kunjungan neonatus (KN1)

4 3 5 12

17.Cakupan Kunjungan neonatus (KN4)

4 3 5 12

18. Cakupan Kunjungan bayi 1 3 3 5 11

19. Cakupan Kunjungan balita 1 3 3 5 11

20. Cakupan Kunjungan balita 2 3 3 5 11

21.Akseptor KB aktif dipuskesmas

2 2 2 6

22.Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil

4 3 3 10

23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI

4 4 4 12

24.Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari

4 5 5 14

25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif

5 5 4 14

26.Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi

3 1 3 7

27. Cakupan Imunisasi polio 1 4 3 3 10

28. Cakupan Imunisasi BCG 4 3 3 10

29.Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2

4 3 3 10

69

Page 70: BAB I,II,III,IV

30.Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3

4 3 3 10

31.Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4

4 3 3 10

32. Cakupan Imunisasi campak 3 2 3 8

33.Cakupan Imunisasi TT hamil 1

4 4 3 11

34.Cakupan Imunisasi TT hamil 2

4 4 3 11

35.Cakupan Imunisasi TT melahirkan

4 4 3 11

36.Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi

5 5 4 14

37.Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari

3 5 4 12

38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani

5 5 3 13

39. Angka bebas jentik (ABT) 4 3 2 940. Cakupan penyelidikan

epidemiologi3 3 2 8

41. Cakupan penemuan kasus IMS

4 2 3 9

42. Cakupan kasus IMS diobati 4 3 3 1043. Cakupan Penemuan kasus

hipertensi5 4 4 13

44. Cakupan Penemuan kasus Diabetes mellitus

5 4 4 13

45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil

3 3 5 11

46. Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan

3 2 5 10

47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB

5 5 5 15

48. Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil

3 2 5 10

49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu

3 2 4 9

50. Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi

3 3 3 9

c) KELOMPOK KRITERIA C : KEMUDAHAN DALAM PENANGGULANGAN

Merupakan cara penilaian program, dimana suatu program dinilai mudah untuk

diintervensi atau tidak. Memiliki 5 kriteria score, yaitu

1 : sangat sulit, 2 : sulit, 3 : cukup mudah, 4 : mudah, 5 : sangat mudah

70

Page 71: BAB I,II,III,IV

Tabel. Kemudahan dalam Penanggulangan

71

Page 72: BAB I,II,III,IV

d)

72

No Masalah Nilai

1. Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga 3

2. Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan 3

3. Cakupan Posyandu mandiri 3

4. Inspeksi sanitasi sarana air bersih 4

5. Perbaikan kualitas air 2

6. Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum 4

7. Pembinaan tempat-tempat umum 3

8. Pembinaan TPS atau TPA 3

9. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 4

10. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 3

11. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 2

12.Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan

2

13. Cakupan pelayanan Nifas 4

14. Komplikasi neonatal yang ditemukan 3

15. Penanganan komplikasi neonatal 2

16. Cakupan Kunjungan neonatus (KN1) 3

17. Cakupan Kunjungan neonatus (KN4) 3

18. Cakupan Kunjungan bayi 1 3

19. Cakupan Kunjungan balita 1 3

20. Cakupan Kunjungan balita 2 3

21. Akseptor KB aktif dipuskesmas 2

22. Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil 4

23. Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI 2

24. Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari 2

25. Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif 2

26. Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 4

27. Cakupan Imunisasi polio 1 4

28. Cakupan Imunisasi BCG 4

29. Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2 4

30. Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3 4

31. Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4 4

32. Cakupan Imunisasi campak 4

Page 73: BAB I,II,III,IV

KELOMPOK KRITERIA D : PEARL FAKTOR

Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa factor yang saling menentukan dapat atau

tidak nya suatu program dilaksanakan, factor-faktor tersebut adalah PEARL faktor:

- Kesesuaian (Propriety)

- Ekonomi Murah (Economic)

- Dapat Diterima (Acceptability)

- Tersedianya Sumber ( Resources Availability)

- Legalitas Terjamin (Legality)

Dengan score, Ya : 1, Tidak : 0

Tabel. PEARL FAKTOR

No Masalah P E A R L Nilai

1. Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga 1 1 1 1 1 1

2.Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan

1 1 1 1 1 1

3. Cakupan Posyandu mandiri 1 1 1 1 1 1

4. Inspeksi sanitasi sarana air bersih 1 1 1 1 1 1

5. Perbaikan kualitas air 1 1 1 1 1 1

6.Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum

1 1 1 1 1 1

7. Pembinaan tempat-tempat umum 1 1 1 1 1 1

8. Pembinaan TPS atau TPA 1 1 1 1 1 1

9. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 1 1 1 1 1 1

10. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 1 1 1 1 1 1

11.Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

1 1 1 1 1 1

12.Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan

1 1 1 1 1 1

13. Cakupan pelayanan Nifas 1 1 1 1 1 1

14. Komplikasi neonatal yang ditemukan 1 1 1 1 1 1

15. Penanganan komplikasi neonatal 1 1 1 0 1 0

16. Cakupan Kunjungan neonatus (KN1) 1 1 1 1 1 1

17. Cakupan Kunjungan neonatus (KN4) 1 1 1 1 1 1

18. Cakupan Kunjungan bayi 1 1 1 1 1 1 1

19. Cakupan Kunjungan balita 1 1 1 1 1 1 1

20. Cakupan Kunjungan balita 2 1 1 1 1 1 1

73

Page 74: BAB I,II,III,IV

21. Akseptor KB aktif dipuskesmas 1 1 1 1 1 1

22.Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil

1 1 1 1 1 1

23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI

1 1 1 1 1 1

24.Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari

1 1 1 1 1 1

25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif

1 1 1 1 1 1

26. Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 1 1 1 1 1 1

27. Cakupan Imunisasi polio 1 1 1 1 1 1 1

28. Cakupan Imunisasi BCG 1 1 1 1 1 1

29. Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2 1 1 1 1 1 1

30. Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3 1 1 1 1 1 1

31. Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4 1 1 1 1 1 1

32. Cakupan Imunisasi campak 1 1 1 1 1 1

33. Cakupan Imunisasi TT hamil 1 1 1 1 1 1 1

34. Cakupan Imunisasi TT hamil 2 1 1 1 1 1 1

35. Cakupan Imunisasi TT melahirkan 1 1 1 1 1 1

36.Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi

1 1 1 1 1 1

37.Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari

1 1 1 1 1 1

38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani

1 1 1 1 1 1

39. Angka bebas jentik (ABT) 1 1 1 1 1 1

40. Cakupan penyelidikan epidemiologi 1 1 1 1 1 1

41. Cakupan penemuan kasus IMS 1 1 1 1 1 1

42. Cakupan kasus IMS diobati 1 1 1 1 1 1

43. Cakupan Penemuan kasus hipertensi 1 1 1 1 1 1

44. Cakupan Penemuan kasus Diabetes mellitus

1 1 1 1 1 1

45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil

1 1 1 1 1 1

46. Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan 1 1 1 1 1 1

47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB 1 1 1 1 1 1

48. Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil

1 1 1 1 1 1

49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di 1 1 1 1 1 1

74

Page 75: BAB I,II,III,IV

posyandu50. Cakupan Murid SD/MI mendapat

perawatan kesehatan gigi1 1 1 1 1 1

C. Prioritas Masalah

Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam formula

nilai prioritas dasar ( NPD ) serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas

masalah yang dihadapi:

- NPD = (A+B) x C

- NPT = (A+B) x C x D

Kemudia menentukan urutan sesuai besar nilai NPT.

Tabel. 1 Prioritas Masalah

No ProgramA B C D NPD NPT

URUTAN PRIORITAS

1.Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga

4 10 3 1 42 42 27

2.Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan

7 8 3 1 45 45 163. Cakupan Posyandu mandiri 7 8 3 1 45 45 43

4.Inspeksi sanitasi sarana air bersih

1 10 4 1 44 44 465. Perbaikan kualitas air 2 9 2 1 22 22 12

6.Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum

1 10 4 1 44 44 17

7.Pembinaan tempat-tempat umum

1 9 3 1 30 30 508. Pembinaan TPS atau TPA 1 9 3 1 30 30 28

9.Cakupan kunjungan ibu hamil K1

2 13 4 1 60 60 29

10.Cakupan kunjungan ibu hamil K4

2 14 3 1 48 48 33

11.Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

4 11 2 1 30 30 18

12.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan

3 10 2 1 26 26

2313. Cakupan pelayanan Nifas 3 10 4 1 52 52 30

14.Komplikasi neonatal yang ditemukan

4 12 3 1 48 48 49

75

Page 76: BAB I,II,III,IV

15.Penanganan komplikasi neonatal

4 11 2 0 30 0 19

16.Cakupan Kunjungan neonatus (KN1)

2 12 3 1 42 42 36

17.Cakupan Kunjungan neonatus (KN4)

2 12 3 1 42 42 3918. Cakupan Kunjungan bayi 1 1 11 3 1 36 36 3119. Cakupan Kunjungan balita 1 5 11 3 1 48 48 4020. Cakupan Kunjungan balita 2 3 11 3 1 42 42 821. Akseptor KB aktif dipuskesmas 2 6 2 1 16 16 13

22.Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil

2 10 4 1 48 48 11

23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI

5 12 2 1 34 3424

24.Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari

2 14 2 1 32 32 20

25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif

7 14 2 1 42 42 21

26.Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi

1 7 4 1 32 32 3427. Cakupan Imunisasi polio 1 4 10 4 1 56 56 1428. Cakupan Imunisasi BCG 3 10 4 1 52 52 9

29.Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2

3 10 4 1 53 53 22

30.Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3

2 10 4 1 48 48 7

31.Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4

2 10 4 1 48 48 1532. Cakupan Imunisasi campak 1 8 4 1 36 36 4433. Cakupan Imunisasi TT hamil 1 2 11 4 1 52 52 434. Cakupan Imunisasi TT hamil 2 3 11 4 1 56 56 25

35.Cakupan Imunisasi TT melahirkan

1 11 4 1 48 48 45

36.Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi

1 14 4 1 60 6048

37.Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari

1 12 4 1 52 52 37

38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani

2 13 2 1 30 30 139. Angka bebas jentik (ABT) 7 9 4 1 64 64 240. Cakupan penyelidikan

epidemiologi6 8 2 1 28 28 32

41. Cakupan penemuan kasus IMS 1 9 2 1 20 20 342. Cakupan kasus IMS diobati 1 10 3 1 33 33 5

76

Page 77: BAB I,II,III,IV

43. Cakupan Penemuan kasus hipertensi

7 13 5 1 100 100 3544. Cakupan Penemuan kasus

Diabetes melitus5 13 4 1 72 72 38

45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil

3 11 3 1 42 42 4746. Cakupan Pemeriksaan tes

kehamilan7 10 4 1 68 68 10

47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB

1 15 4 1 64 64 2648. Cakupan Pemeriksaan urin

protein pada ibu hamil2 10 3 1 36 36 41

49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu

2 9 3 1 33 3342

50. Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi

5 9 4 1 56 566

Tabel. 2 Prioritas Masalah

No PROGRAMURUTAN

PRIORITAS1 Cakupan Penemuan kasus hipertensi 12 Cakupan Penemuan kasus Diabetes melitus 23 Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan 34 Angka bebas jentik (ABT) 45 Cakupan Pemeriksaan sputum TB 56 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 67 Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral

rehidrasi7

8 Cakupan Imunisasi polio 1 89 Cakupan Imunisasi TT hamil 2 9

10 Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi 1011 Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2 1112 Cakupan pelayanan Nifas 1213 Cakupan Imunisasi BCG 1314 Cakupan Imunisasi TT hamil 1 1415 Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari 1516 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 1617 Komplikasi neonatal yang ditemukan 1718 Cakupan Kunjungan balita 1 1819 Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil 1920 Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3 2021 Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4 2122 Cakupan Imunisasi TT melahirkan 2223 Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan 23

77

Page 78: BAB I,II,III,IV

24 Cakupan Posyandu mandiri 2425 Inspeksi sanitasi sarana air bersih 2526 Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum 2627 Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga 2728 Cakupan Kunjungan neonatus (KN1) 2829 Cakupan Kunjungan neonatus (KN4) 2930 Cakupan Kunjungan balita 2 3031 Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif 3132 Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil 3233 Cakupan Kunjungan bayi 1 3334 Cakupan Imunisasi campak 3435 Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil 3536 Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI 3637 Cakupan kasus IMS diobati 3738 Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu 3839 Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari 3940 Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 4041 Pembinaan tempat-tempat umum 4142 Pembinaan TPS atau TPA 4243 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 4344 Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani 4445 Cakupan penyelidikan epidemiologi 4546 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi kebidanan46

47 Perbaikan kualitas air 4748 Cakupan penemuan kasus IMS 4849 Akseptor KB aktif dipuskesmas 4950 Penanganan komplikasi neonatal 50

Jadi, pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Cakupan Penemuan Kasus

Hipertensi menjad prioritas masalah.

78

Page 79: BAB I,II,III,IV

D. Metodologi

1. Desain penelitian

Rancangan penelitian kami menggunakan penelitian observatif deskriptif

dengan desain cross sectional. Studi cross sectional adalah penelitian non-

eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko

dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model

pendekatan point time (titik waktu yang sama).

2. Waktu dan Tempat Pengambilan data

Data Sekunder

Waktu : 1-5 Juli 2013

Tempat : Puskesmas Dasan Agung

Data Primer

Waktu : 9-13 Juli 2013

Tempat : Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru.

3. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan sasaran seluruh warga lingkungan pelita

kelurahan dasan agung baru yang berusia lebih dari sama dengan 40 tahun dengan

jumlah 552 orang.

Penentuan sampel dilakukan menggunakan metode simple random sampeling

dengan cara di lotre.

4. Besar Sampel

Penentuan besar sampel dilakukan dengan mengguanakan rumus Slovin

dimana jumlah populasinya diketahui.

n= N

1+Ne2

Ket :

N : Jumlah populasi yang diketahui

n : : Jumlah sampel yang ingin di cari

79

Page 80: BAB I,II,III,IV

e : error tolerance (taraf signifikansi) -> ( ^2 = pangkat dua )

Dengan menggunakan rumus di atas dapat kita masukkan populasi yang digunakan

dengan taraf signifikansi yang kami gunakan adalah 10%=0.1.

n= 5521+(552 x 0.1 x0.1)

n= 5526.52

n = 85

Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah minimal 85 orang warga

Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru yang berusia lebih dari sama dengan

40 tahun.

5. Instrument dan cara pengumpulan data

Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan metode

wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioneer mengacu pada faktor

dari H.L. Blum.

Cara pengumpulan data kami lakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang

kami dapatkan dari puskesmas dasan agung. Sedangkan pengumpulan data primer

kami langsung turun ke lapanagna untuk melakukan wawancara dengan

menggunakan kuisioner.

PENILAIAN KUISIONER

Tabel 1. Contoh Penilaian kuisioner pada Responden A atas nama H. Suparto

No PERTANYAANJawaban

SkorYa Jarang Tidak

I. PERILAKU1. Pernahkah mendengar tentang hipertensi √ 02. Berapa tekanan darah normal √ 03. Berapa dikatakan hipertensi √ 14. Riwayat hipertensi √ 05. Sering memeriksakan diri ke puskesmas √ 16. Sering mengkonsumsi obat penurun hipertensi √ 07. Biasa makan asin √ 28. jumlah konsumsi garam √ 29. biasa makan tinggi lemak √ 210. mengkonsumsi alcohol √ 011. merokok/pernah merokok √ 0

80

Page 81: BAB I,II,III,IV

12. jumlah rokok batang/hari √ 013. lama merokok √ 014. sering berolahraga √ 0JUMLAH 8

II. Herediter/Keturunan15. Riwayat hipertensi dari keluarga √ 016. Riwayat penyakit jantung dari keluarga √ 017. riwayat stroke dari kelurga √ 018. Riwayat obesitas dari keluarga √ 0JUMLAH 0

III. Lingkungan 19. Sering cemas, panik, tegang atau stress √ 020. Lingkungan sekitar menyebabkan stress √ 021. Sering terpapar asap rokok sehari-hari √ 2JUMLAH 2

IV. Pelayanan Kesehatan1. Sering mendapat promosi kesehatan tentang Hipertensi

√2

2. Tempat pelayanan kesehatan susah dijangkau √ 03. Fasilitas puskesmas dilingkungan memadai √ 0JUMLAH 2

Keterangan :

I. Perilaku : Semakin kurang pengetahuan dan semakin jeleknya gaya hidup

maka semakin tinggi pula nilainya untuk menderita hipertensi,

begitupun sebaliknya semakin tinggi pengetahuan dan semakin

bagusnya gaya hidup maka semakin kecil resiko terkena hipertensi.

II. Herediter : Adanya riwayat dari keluarga maka semakin tinggi pula faktor

risiko terkena hipertensi, sebaliknya tidak ada riwayat keluarga

maka semakin kecil pula risiko terkena hipertensi.

III.Lingkungan : Adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi maka semakin

tinggi risiko terkena hipertensi, sebaliknya tidak ada pengaruh

faktor lingkungan maka semakin kecil pula risiko terkena

hipertensi.

IV.Pelayanan Keesahatan : Semakin bagus pelayanan kesehatan maka semakin rendah

kejadian hipertensi dan semakin tinggi pula cakupan, begitupun

sebaliknya semakin jelek pelayanan kesehatan maka semakin

tinggi pula kejadian hipertensi dan semakin rendah penemuan

kasus hipertensi.

81

Page 82: BAB I,II,III,IV

Dari tabel diatas didapatkan (I) faktor perilaku bernilai 8, (II) faktor herediter bernilai

0, (III)faktor lingkungan bernilai 2, dan (IV) faktor pelayanan kesehatan bernilai 2 dalam

menyebabkan hipertensi pada resopnden A( H. Suparto). Begitu pula cara perhitungan yang

dilakukang untuk responden yang berjumlah 85 orang sesuai dengan sampel.

Tabel 2. Penilaian Kuisioner pada 85 sampel berdasarkan HL BLUM

No RespondenUmur

(tahun)

Kriteria HL BLUM(I)

Perilaku(II)

Herediter(III)

Lingkungan(IV)

Yankes1 H. Suparto 57 8 0 2 22 Mundah 52 8 2 2 23 Hj. Samsul 48 10 2 4 44 Hj. Badariah 90 8 0 0 25 Sumini 60 4 4 4 06 Fatimah 43 6 0 2 27 Inaq Pi’in 41 10 0 2 08 Jananiq 51 9 2 6 29 Maenah 50 8 2 0 2

10 Lalu Kertawang 64 12 2 6 211 Syahnun 65 1 0 0 212 Hj. Huriah 65 11 2 2 213 Sa’fii 73 6 6 0 014 Masyah 76 13 0 2 215 Inaq Nurmsh 70 13 2 4 416 Maryuni 50 10 4 2 217 Hj. Siti asenah 80 5 0 0 418 M.akwan 63 9 0 2 419 Drs. M Said Ismail 68 11 2 0 220 Siti aminah 45 8 4 0 221 Lalu Buhari Akbar 53 15 5 6 022 Sainah 54 4 2 2 223 Sumaiah 58 11 8 2 024 Mahyudin 54 9 4 4 225 Sahuri 51 5 0 2 026 Sutiyarni 58 5 4 2 027 Mun’ah 71 9 0 2 028 Anwar 63 8 0 0 229 Murniati 50 7 4 0 230 M faozi 85 6 2 2 031 Sunarni 58 10 0 2 232 Inaq Rumiah 71 9 0 0 433 Mahyudin 61 10 4 4 234 Idris 59 10 0 2 235 Ny. Marwani 65 3 4 2 436 Kamariah 50 5 4 0 237 Siti aminah 45 6 0 0 0

82

Page 83: BAB I,II,III,IV

38 Suhatini 45 8 4 2 239 Sadijah 100 8 0 0 240 Nuraini 65 8 4 6 241 Sri Hidayati 43 3 6 0 242 Yuslia 41 8 2 6 243 Hj. Samsidiah 59 8 2 4 244 H. Isa 55 15 0 4 245 Roharah 52 8 4 0 446 Hj. Rohaniah 60 7 2 0 047 Mahdan 60 8 2 0 448 Halimah 65 10 8 4 249 Lalu Muhnan 50 13 4 4 250 Masrah 42 8 2 2 251 Ruknu prawarawati 52 5 2 1 252 M. Munsir 52 13 2 0 053 Nursihan 60 7 2 4 054 Sakirin 55 13 0 2 055 Hj. Siti nurisah 50 1 0 2 056 H.M. Sahdan 57 9 0 4 057 Simah 64 4 0 0 058 Nispaini 45 8 0 0 059 H.rayahin 58 6 2 0 060 M.Saleh 43 6 0 2 261 Aspunah 40 14 0 4 262 Raimah 40 9 0 0 263 Rusnah 45 7 2 4 264 Budiman 46 14 4 2 265 Rainah 50 2 0 0 066 Risnadiati 43 2 6 0 067 Rahma 50 1 2 6 268 M. sanusi 44 11 2 2 069 Suarni 43 3 4 4 070 Hadi 47 5 0 0 071 Anisah 43 2 2 4 272 Rusniadi 44 3 2 0 273 Almah 65 4 0 2 274 Hj. Sulastri 54 9 2 2 475 Hj. Nurhayati 60 5 4 2 276 Sa’rah 60 7 2 4 077 Nurjanah 40 10 0 2 478 Sarafidin 51 6 0 0 079 Nurinah 53 10 0 4 280 Nurhidayati 48 10 0 2 281 Mariam 40 9 4 4 282 Sanati 40 3 2 2 283 Bahtiar 40 4 4 0 284 Suharni 57 5 2 6 085 Abidin 49 11 2 0 2

83

Page 84: BAB I,II,III,IV

Total/Jumlah Pertanyaan

46,57 42,25 58,33 45,33

Rata-rata 0,55 0,50 0,69 0,53

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pemicu terjadinya

hipertensi di Lingkungan Pelita yang pertama adalah faktor lingkungan, yang kedua

faktor perilaku, yang ketiga Yankes, dan keempat adalah faktor herediter.

84

(I) Perilaku (II) Herediter (III) Lingkungan (IV) Yankes0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.550.5

0.690000000000001

0.53

Hasil Penilaian Kuesioner tentang hipertensi di lingkungan Pelita

Page 85: BAB I,II,III,IV

LINGKUNGAN PRILAKUHEREDITER

PELAYANAN KESEHATAN

SERING CEMAS, PANIK, STRES, ATAU TEGANG

HIPERTENSI

TERPAPAR ASAP ROKOK

MAKAN TINGGI LEMAK

MAKAN ASIN

JARANG OLAH RAGA

PEROKOK AKTIP

KONSUMSI ALKOHOL

INFORMSI KESEHATAN KURANG

RPK OBESITAS

RPK JANTUNG

RPK HIPERTENSI

RPK STROKE

SUSAH DIJANGKAU

FASILITAS TIDAK MEMADAI

PENGETAHUAN KURANG

KEBIASAAN DITURUNKAN

PROMKES BELUM MENCAPAI TARGET

SULIT MENEMUKAN KASUS HIPERTENSI

PENGOBATAN PENDERITA HIPERTENSI MASIH RENDAH

POHON FAKTOR

85

Page 86: BAB I,II,III,IV

E. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah diperoleh alternative

pemecahan maslah sebagai berikut :

MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF SOLUSI

Hipertensi 1. Kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang hipertensi

2. Sering mengalami kecemasan,

stres, panik atau tegang

3. Sering terpapar asap rokok

4. Diturunkan dari kelurga yang

mempuanyai riwayat hipertensi

5. Kurngnya informasi kesehatan

tentang hipertensi

6. Pelayanan kesehatanyang kurang

memadai.

7. Sulitnya menemukan kasus

hiperetensi

1. Promosi kesehatan

(penyuluhan/konseling) ke

masyarakat tentang

hipertensi

2. Promosi kesehatan

(konseling), olahraga

3. Penyuluhan masyarakat

untuk berhenti merokok dan

rutin berolahraga.

4. – (tidak bisa diintervensi)

5. Penyuluhan hipertensi

6. Melakukan pengadaan

fasilitas kesehatan yang

masih kurang

7. Melakukan pengadaan

tempat pelayanan kesehatan

pembantu agar mudah

dijangkau

8. Melakukan kunjungan

untuk mengukuran tensi

masyarakat yang bersiko

9. Memberikan obat pada

86

Page 87: BAB I,II,III,IV

8. Rendahnya pengobatan terhadap

penderita hipertensi.

penderita hipertensi

Berdasarkan alternative solusi yang kami buat, kami melakukan scoring dengan

menggunakan metode Reinke yaitu berupa matriks EVEKTIVITAS DAN EFISIENSI :

SKOR = antara 1 sampai 5

Ket.

M = Magnitude -> besarnya masalah yang dapat diatasi

I = Importancy -> pentingnya mengatasi masalah

V = Vulnerability -> kecepatan mengatasi masalah

C = Cost -> biaya yang diperlukan

P = Prioritas = P= MxIxV

C

Ranking = urutan pemilihan kegiatan ≠ intervensi

NoALTERNATIF

SOLUSI

EFEKTIVITAS EFISIENSIP=

MxIxVC

RANKM I V C

1.

2.

3.

Promosi kesehatan

(penyuluhan/konseling)

ke masyarakat tentang

hipertensi

Penyuluhan masyarakat

untuk berhenti merokok

dan rutin berolahraga.

Melakukan pengadaan

fasilitas kesehatan yang

masih kurang.

5

4

2

5

5

4

4

4

3

1

1

4

100

80

6

1

2

5

87

Page 88: BAB I,II,III,IV

4.

5

6.

Melakukan pengadaan

tempat pelayanan

kesehatan pembantu agar

mudah dijangkau.

Melakukan kunjungan

untuk mengukuran tensi

masyarakat yang bersiko.

Memberikan obat pada

penderita hipertensi

2

4

3

4

4

4

2

4

3

4

1

3

4

68

12

6

3

4

Berdasarkan tabel pemilihan alternative solusi di atas dapat kami simpulkan

bahwa urutan pemilihan kegiatan yang kami lakukan adalah yang pertama adalah

Penyuluhan tentang hipertensi.

Pelaksana Kegiatan Nama

Penanggung Jawab dr. Indradjid, MS

Pembimbing - dr. Zainul

- dr. Iing

88

Page 89: BAB I,II,III,IV

- dr. Suci Nirmala

Ketua Angger Bayu Wibisono

Sekretaris Feby Arirahmat

Bendahara Niluh Putu Ayu Septiari Artati

Pemberi Materi Rian Karisma Loja

Sie. Acara - Susan Dwi Oktulani

- Riska Leonita Fahmi

- Baiq Erika S.

- Uyun Mihwar

Sie. Perlengkapan - Andry Wijay a

- Amy Aristasya Sintya

- A. Rina Rojiatul

Sie. Publikasi & dokumentasi - Putu Bagus Ananta

- Diana Kurniawati

Panitia Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Penyuluhan tentang Hipertensi

89

Page 90: BAB I,II,III,IV

Tabel. Plan Of Action Peningkatan Penemun Kasus Hipertensi pada Lansia dilingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung

Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Susunan Acara Biaya Metode Tolak ukurPenyuluhan tentang hipertensi

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi

Kader dan Masyarakat lingkungan pelita di wilayah kerja Puskesma dasan agung

Posyandu teratai

1. Koordinator pihak panitia pelaksana : kepala puskesma dasan agung

2. Narasumber : Loja

3. Panitia penyelenggara

Kamis 25 Juli 2013 Pukul 09:00 WITA-selesai

1. Registrasi dan pengukuran tekanan darah oleh panitia

2. Pembukaan : 09:20-09.40 (Sambutan- sambutan ): Sambuatan Ketua

Panitia Sambutan Kepala PKM

Dasan Agung Sambutan Lurah Dasan

Agung Baru3. Isi acara :

09:40-09:50 (Pretest)09.50.10.10 (Penyampaian materi oleh narasumber )10:10-10:30 ( sesi tanya jawab/diskusi)10.30-10.40 (Postest)10:40-10:50 (Doorprize dan pmberian bingkisan)

4. Penutup : 10:50-111:00 ( Penutup acara dari panitia peyelenggara)

1. Fakultas : UNIZAR

- Total biaya sebesar 3,2 juta. (Rincian Terlampir)

Ceramah dan tanya jawab

Meningkatnya pengetahuan dan perubahan pola hidup masyarakat yang berisiko terkena hipertensi di Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru serta terlaksananya penyuluhan mengenai hipertensi di pelita.

90

Page 91: BAB I,II,III,IV

BAB IV

PROGRAM KEGIATAN INTERVENSI

A. Program Kegiatan Intervensi Kesehatan

Program intervensi hipertensi yang kami lakukan meliputi :

a. Penyuluhan kelompok

Dengan mengumpulkan tokoh masyarakat dan kader di kelurahan Dasan

Agung Baru serta warga sekitar lingkungan pelita dengan menggunakan alat bantu

penyuluhan berupa LCD, MIC, sound system, meja, karpet, kursi, tensi meter,

steteskop, kamera, handicam, leaflat, pulpent, lembar pretest dan postest, kipas

angin.

b. Pembagian bingkisan (parcel)

Pembagian bingkisan kepada peserta sebagai kenang-kenangan dan tanda

terimakasih atas kehadiran.

c. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah kepada peserta bertujuan untuk mengetahui tekanan

darah mereka saat itu.

d. Pembagian doorprize

Pembagian doorprize sebagai hiburan dan kenang-kenangan.

B. Pelaksanaan dan Pembahasan Kegiatan Intervensi kesehatan

Pelaksanaan intervensi kesehatan berupa penyuluhan yang kami lakukan di Posyandu

Teratai Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru. Dengan peserta berasal dari 4

lingkungan dikarenakan tujuan penyuluhan untuk meningkatkan penemuan kasus

hipertensi jadi mengambil tokoh masyarakat dan kader dari 4 lingkungan.

a. Pelakasanaan Intervensi kesehatan

Pelaksanaan intervensi kesehatan (Hipertensi) berupa kegiatan penyuluhan

kelompok, yang pelaksanaannya ditujukan kepada tokoh masyarakat dan kader di

kelurahan Dasan Agung Baru serta warga sekitar lingkungan pelita yang diadakan

di Posyandu Teratai Lingkungan pelita Kelurahan Dasan Agung Baru.

Penyuluhan dilakukan pada hari kamis tanggal 25 Juli 2012 di aula

Posyandu Teratai pada pukul 10.00-12.00. Penyuluhan dilakukan dengan cara

mempresentasikan langsung menggunakan alat bantu penyuluh berupa tampilan

91

Page 92: BAB I,II,III,IV

LCD yang memuat tulisan serta gambar yang diikuti dengan sesi diskusi (tanya

jawab) dan postest. Sebelum penyampaian materi dibagikan leaflet kepada

peserta sebagai informasi kesehatan. Penyuluh membagi diri menjadi seksi-seksi

dimana terdiri dari 1 ketua, 1 presentan, 1 MC, serta 10 mahasiswa

bertanggungjawab sebagai pengawas pelaksanaan penyuluhan agar berjalan

dengan sukses.

Pelaksanaan intervensi kesehatan (hipertensi) berupa pemberian bingkisan

yang ditujukan kepada setiap peserta, dimana pelaksanaannya pada akhir acara

dengan diikuti dengan pembagian doorprize sebagai kenang-kenangan dan

ucapan terimakasih atas kehadiarannya.

b. Monitoring

Penyuluhan yang kami lakukan di aula Posyandu Teratai Lingkungan Pelita

Kelurahan Dasan Agung Baru yang pelaksanaan penyuluhannya dilakukan

dengan tokoh masyarakat dan kader dari kelurahan Dasan Agung Baru, target

responden kami sebanyak 50 orang, dan target yang datang sebanyak 25 orang.

Dan acara dimulai sedikit mundur dari jadwal, disebabkan karena peserta

penyuluhan belum semuanya hadir. Adapun kronologis/urutan kegiatan adalah

sebagai berikut :

Jam Pelaksaan kegiatan

08.00 WITA Persiapan panitia,tempat, dan perlengkapan.

09.00 WITA Registrasi dan pengukuran tekanan darah

09.30 WITA Pretest

10.00 WITA Acara di mulai/ pembukaan, ( sedikit mundur jadwal

dikarenakan perserta yang hadir masih kurang dari target).

10.10 WITA Sambutan – sambutan :

1. Ketua panitia oleh saudara Angger Bayu Wibisono

2. Kepala Puskesmas Dasan Agung Baru oleh pak

Irwansyah SKM.MM

3. Sambutan Lurah Dasan Agung Baru oleh staf yang

mewakili.

10.40 WITA Penyampaian materi oleh saudara Ryan Kharisma Loja.

11.00 WITA Diskusi/tanya jawab

11.40 WITA Postest

11.50 WITA Pembagian doorpizes

92

Page 93: BAB I,II,III,IV

12.00 WITA Penutup

Selama memberikan penyuluhan dimana dihadiri oleh Kepala Puskesmas

serta Dosen Pembimbing Fakultas, dan Dosen Pembimbing Lapangan. Antusias

peserta penyuluhan cukup baik, ditambah dengan hadirnya dokter sekaligus dosen

pembimbing fakultas yang memberikan banyak masukan kepada warga yang

hadir, peserta penyuluhan tersebut banyak mengajukan pertanyaan seputar

hipertensi dan cara hidup sehat, hal ini dikarenakan keingintahuan peserta atau

responden untuk mengetahui lebih banyak lagi.

Selama penyuluhan yang kami lakukan, setelah materi disampaikan oleh

pemateri, kami membuka sesi diskusi dan wargapun sangan antusias untuk

bertanya, sampai kami membuka 3 sesi pertanyaan dan untuk setiap sesi dibuka

untuk 3 penanya. Setelah kami menjawab semua pertanya dari warga DPF dan

DPL menambahkan penjelaskan untuk pertanyaan warga agar lebih jelas.

c. Pembahasan

Penyuluhan yang kami lakukan dengan tujuan ingin memberikan

pengetahuan kepada tokoh masyarakat dan kader tentang hipertensi, agar tokoh

masyarakat dan kader bisa mengetahui, mengerti dan memiliki gambaran tentang

penyakit hipertensi yang merupakan salah satu penyakit degenerative dan dapat

mengakibatkan kematian serta dapat disampaikan kepada masyarakatnya. Selain

itu tokoh masyarakat dan kader bisa mengetahui faktor penyebab maupun

penanggulangan, cara pencegahan, gaya hidup atau perilaku yang sehat dan

bersih, serta pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Penyuluhan yang kami lakukan di lingkungan pelita, dengan Tema Edukasi

tentang Hipertensi isi dari penyuluhan tersebut berupa:

1. Apa itu hipertensi

2. Apa penyebab terjadinnya hipertensi

3. Apa saja faktor risiko hipertensi

4. Apa saja gejala yang mungkin muncul pada penderita hipertensi

5. Apa saja makanan yang harus dikonsusmsi

6. Apa saja makanan yang tidak boleh dikonsumsi

7. Apa saja komplikasi hipertensi

93

Page 94: BAB I,II,III,IV

8. Bagaimana cara mencegah hipertensi

9. Bagaimana pengobatan hipertensi, dan

10. Bagaimanakah perilaku hidup sehat dan baik itu.

d. Evaluasi

Pada saat melakukan Tanya jawab, tingkat pengetahuan tentang hipertensi

dan perilaku hidup sehat lumayan rendah hal ini disebabkan karena kurangnya

pengetahuan.

Setelah kami melakukan penyuluhan tentang hipertensi, khususnya

mengenai pengertiannya, penyebab, faktor risiko, cara pencegahan, komplikasi

cara pengobatan, dan cara perilaku hidup bersih dan makanan. Dari penyuluhan

tersebut kami berharap para peserta bisa mengerti tentang hipertensi dan bisa

menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat membantu pencegahan

terjadinya komplikasi dari penyakit hipertensi tersebut.

Dari segi faktor pengetahuan tentang perilaku hidup bersih, perubahan yang

diharapkan terjadi pada tokoh masyarakat dan kader sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang perilaku menjaga makanan yakni agar tidak memakan

makanan yang berlemak, makanan siap saji, makanan yang asin (garam), tidak

meminum kopi dan lebih bnyak meminum air putih.

2. Pengetahuan tentang gaya hidup yakni dengan berolahraga yang teratur

minimal 2 kali dalam seminggu dan maksimal 6 kali seminggu kira0kira 30

menit sehari.

3. Pengetahuan tentang perilaku masyarakat yang sebagian besar mengkonsumsi

rokok dengan adanya penyuluhan ini kami mengharapkan adanya kesadaran

dari masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan dengan mengurangi rokok.

4. Pengetahuan untuk mengenal tanda dan gejala yang mungkin timbul karena

hipertensi

5. Pengetahuan untuk memeriksakan diri secara rutin ke tempat pelayanan

kesehatan minimal 1 kali sebulan.

6. Dan disampaikan kepada masyarakat-masyarakatnya.

Adapun hasil survey dengan pretest dan postest yang kami dapatkan adalah

sebagai berikut :

94

Page 95: BAB I,II,III,IV

Tabel. Hasil Pretest dan Postest Peserta Penyuluhan

No Inisial Nama Pretest Postest1. S 6 102. MH 9 103. HR 4 84. H 7 95. M1 9 106. M2 7 107. NLS 9 108. RF 9 109. HM 8 1010. R 10 1011. LS 9 1012. SM 9 1013. NA 10 1014. M2 7 815. MT 8 1018. PH 9 919. AB 7 920. MN 7 821. M3 7 922. F 9 1023. M4 8 1024. AK 7 825. U 5 8

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa hasil postest setelah pemberian

materi oleh pemateri mengalami peningkatan nilai benarnya dibandingkan dengan

nilai pretest. Ini berarti materi yang dismapaikan dapat di mengerti oleh peserta dan

memberi manfaat pengetahuan bagi peserta penyuluhan.

BAB V

95

Page 96: BAB I,II,III,IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada penganalisaan data sekunder yang kami lakukan di Puskesmas Dasan

Agung mulai dari tanggal 01 – 05 Juli 2013 kami mendapatkan Hipertensi sebagai

sebuah masalah dikarenakan angka kejadian Hipertensi yang tinggi pada Wilayah kerja

Puskesmas Dasan Agung dan menduduki peringkat ke-4 dari 10 penyakit terbanyak di

Puskesmas Dasan Agung, sehingga kami mengambil angka kejadian Hipertensi menjadi

sebuah prioritas masalah untuk dicari apa penyebab masalah ini. Namun kejadian

hipertensi yang tinggi diwilayah kerja Puskesmas Dasan ini ternyata belum mencapai

target penemuan kasus hipertensi berdasarkan Riskesdes, oleh sebab itu kami

mengangkat tentang “Cakupan Penemuan Kasus Hipertensi”

Kami mengambil data primer di Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung

Baru karena berdasarkan hasil survey yang kami lakukan kami menemukan banyak

faktor risiko terjadinya hipertensi disana, yaitu memiliki lansia paling banyak dari

lingkungan-lingkungan lain, dan merupakan lingkungan kalangan atas dan menengah

yang beriso hipertensi.

Dari hasil wawancara dan pembagian quisioner yang kami lakukan pada tanggal

09 – 13 Juli 2013 di Wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung yaitu di Lingkungan Pelita

Keurahan Dasan Agung Baru kami mengetahui bahwa urutan faktor pemicu terjadinya

hipertensi adalah faktor ingkunga, faktor perilaku/pengetahuan, faktor Yankes dan faktor

herediter. Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih sangat rendah tentang

hipertensi, perilaku masyarakat untuk mencegah hipertensi masih kurang, masyarakat

masih kurang peduli dengan bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyakit hipertensi

tersebut .

Karena pengetahuan tentang Hipertensi yang sangat kurang pada Wilayah kerja

Puskesmas Dasan Agung maka kami melakukan intervensi dengan cara penyuluhan

guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Hipertensi untuk dapat

melakukan pencegahan hipertensi serta melakukan tindakan apabila terjadinya serangan

hipertensi dan penemuan kasus hipertensipun akan tercapai sesuai dengan data Riskesdes

tahun 2007.

B. Saran

96

Page 97: BAB I,II,III,IV

Puskesmas

- Melakukan penyuluhan yang lebih intens mengenai hipertensi sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit hipertensi.

- Lebih berperan aktif dalam melakukan kegiatan pengukuran tekanan darah

guna mengetahui jumlah angka kejadian hipertensi.

- Lebih banyak mengajak masyarakat untuk peduli dengan penyakit hipertensi.

- Mengajak masyarakat untuk melakukan pengontrolan tekanan darah secara

rutin di Puskesmas

- Memberikan pengetahuan bahwa penyakit hipertensi adalah penyakit yang

tidak dapat disembuhkan sehingga memerlukan pengobatan secara rutin dan

bertahap.

Masyarakat

- Lebih peduli dengan penyakit hipertensi

- Lebih mengetahui tanda dan gejala hipertensi

- Mengetahui makanan yang dapat menyebabkan dan memperparah penyakit

hipertensi

- Mengetahui penyebab penyakit hipertensi

- Mengetahui tindakan yang akan dilakukan apabila telah terjadi serangan

hipertensi

- Mengetahui cara pencegahan penyakit hipertensi

Mahasiswa

- Lebih peduli dengan masalah yang terjadi pada masyarakat

- Lebih berperan aktif dalam peningkatan kesehatan masyarakat

- Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dan penyebarannya guna

meningkatkan kesehatan masyarakat baik secara promotif, preventif, kuratif

ataupun rehabilitatif.

97

Page 98: BAB I,II,III,IV

98