bab i,ii,iii,iv
DESCRIPTION
BAB I,II,III,IVTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayahnya.
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kesehatan –strata pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pembangunan. Upaya kesehatan wajib
merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di indonesai.
Upaya kesehatan wajib yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan
global, serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan yang wajib diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
promosi kesehatan, pelayanan pengobatan, kesehatan ibu dan anak, pemberantasan
penyakit menular, kesehatan lingkungan, dan gizi. Rincian informasi yang
dikumpulkan adalah apakah masing-masing upaya kesehatan wajib tersebut
diselenggarakan atau tidak. Upaya kesehatan wajib yang dilaksanakan di Puskesmas
adalah : Promosi Kesehatan, Pelayanan Pengobatan, Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga
Berencana (KIA/KB), Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Kesehatan Lingkungan
(Kesling) dan Gizi.
Salah satu upaya kesehatan wajib yang masih menjadi perhatian adalah
Pemberantasan penyakit menular. Dimana masih tingginya angka prevalensi penemuan
kasus di setiap tahun. Tetapi dengan berkembang zaman, penyakit manusia mulai
mengalami pergeseran. Yang awalnya penyakit menular memiliki prevalensi yang
tinggi, sekarang mulai muncul penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat
degeneratif yang disebut Penyakit tidak menular (PTM). Sehingga di Indonesia muncul
istilah yang disebut “Beban Ganda”, maksudnya adalah kasus penyakit menular belum
tertangani secara tuntas tetapi prevalensi kasus penyakit tidak menular semakin tinggi
setiap tahun.
1
Dewasa ini kejadian penyakit tidak menular (PTM) meningkat secara signifikan
dan telah menjadi epidemi global. PTM merupakan silent disease yang menjadi
penyebab kematian terbanyak diseluruh dunia. PTM yang utama adalah penyakit
jantung dan pembuluh darah, diabetes, kanker dan penyakit pernapasan kronis, serta
cedera dan kekerasan. PTM umumnya dikenal sebagai penyakit kronis dan penyakit
yang berhubungan dengan gaya hidup. Prilaku merokok, konsumsi alkohol, dan diet
yang tidak sehat serta kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor resiko yang dapat
menyebabkan 80% kematian akibat PTM.
Data PTM global, menurut WHO, tiga dari lima penduduk meninggal akibat
PTM. Pada tahun 2010, WHO melaporkan bahwa PTM diperkirakan meningkatakan
kematian sebesar 17 % dalam dekade mendatang. Pada tahun 2030, penyakit ini
diproyeksikan mengancam kehidupan 52 juta orang. Setiap tahun, 9 juta orang berusia
dibawah 60 tahun meninggal akibat PTM. Dikawasan Asia Tenggara, kematian yang
disebabkan penyakit ini diperkirakan meningkat dari 2,6 juta menjadi 4,2 juta.
Di Indonesia, proporsi kejadian kematian yang diakibatkan oleh PTM meningkat
secara signifikan dari 41,7% di tahun 1995 menjadi 49,9% di tahun 2001 dan 59,9% di
tahun 2007. (lihat grafik 1). Lebih dari setengah kematian di Indonesia yakni 63,6%
disebabkan disebabkan oleh PTM dan sepertiga dari kematian PTM disebabkan oleh
penyakit kardiovaskuler.
Salah satu PTM yang menyumbang kematian terbanyak adalah hipertensi, dimana
penyakit hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Badan
kesehatan dunia (WHO) angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang besar. Pada 2025 mendatang
diproyeksikan sekitar 29 % warga dunia terkena hipertensi. Presentasi penderita
hipertensi saat ini paling banyak terdapat dinegara berkembang. Data global Status
Report noncomunicable diseases 2010 dari WHO menyebutkan 40% negara ekonomi
berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%.
Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertrnsi sebanyak 46%.
Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit dengan 30 %. Dikawasan Asia
Tenggara 36 % orang dewasa menderita hipertensi.
Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap
tahunnya. Hal ini menandakan 1 dari 3 orang menderita tekanan darah tinggi.
2
Menurut WHO, pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang yang terkena
hipertensi. Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32% pada 2008 dengan
kisaran usia diatas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7%, sedangkan 39,2%
adalah wanita.
Data Riskesdes 2007 menunjukkan bahwa hipertensi memiliki proporsi yang
cukup tinggi diikuti oleh penyakit artritis, stroke, diabetes melitus, tumor dan asma
(grafik 1).
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang tidak diketahui penyebabnya,
dan merupakan penyakit multifaktorial. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
hipertensi antara lain : riwayat hipertensi, riwayat hiperlipidemia, riwayat DM,
kebiasaan merokok, pola makan, kegemukan, intensitas olahraga, dan perilaku. Berikut
data faktor resiko penyebab PTM : konsumsi rokok, diet yang tidk sehat, kurangnya
aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Pada data membuktikan bahwa masyarakat
perkotaan dan yang memiliki ekonomi menengah keatas memiliki risiko yang tinggi
terhadap hipertensi.
Pada provinsi Nusa Tenggara Barat, hipertensi menduduki peringkat 1 untuk
prevalensi penyakit tidak menular dengan besar 32,4%. Sedangkan di Mataram sendiri
memiliki prevalensi sekitar 29,4%. Pada wilayah Puskesmas Dasan Agung, data tahun
2012 hipertensi merupakan kasus tertinggi untuk kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu
sebanyak 348 kasus baru dari 20.927 orang.
3
Grafik 1. Distribusi Prevalensi Beberapa Penyakit Tidak Menular Hipertensi, Kanker/Tumor, Penyakit Jantung dan Cedera Tahun 2001 dan 2007.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan penemuan kasus hipertensi pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Dasan Agung pada tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi penyebab tingginya kasus hipertensi pada lanisa yang
terjadi di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung pada tahun 2013.
b) Mengetahui faktor perilaku dan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Dasan Agung yang berhubungan dengan hipertensi pada
lansia.
c) Mengetahui faktor lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung
yang berhubunan dengan hipertensi pada lansia.
d) Mengetahui faktor penduduk/herediter/genetik masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Dasan Agung yang berhubunan dengan hipertensi pada
lansia.
e) Mengetahui faktor pelayanan kesehatan Puskesmas Dasan Agung yang
berhubunan dengan hipertensi pada lansia.
f) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Hipertensi.
C. Landasan Teori
a. Definisi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal. Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri.
Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan
dara kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
4
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai
tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca
seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat
duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic
mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg
atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik
masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak
diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang
terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Menurut The seventh Report of the jointnational committen on prevention,
detecion ,evaluation and treatmend of high blood pressure (JNC 7). Klasifikasi
tekanan darah pada orang dewas terbagi menjadi klompok normal,
prahipertensi,hipertensi drajad 1 dan derajad 2.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7
Klasifikasi tekanan darah Tds (mmHg) TDD (mmHg)
Normal
Prahipertasi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
< 120
120 – 139
140 – 159
> 160
Dan
Atau
Atau
atau
< 80
80 – 89
90 – 99
> 100
TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik
b. Etiologi
5
Pada sekitar 90 % penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan
keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi
esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab beberapa perubahan pada jantung
dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya
tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5 -
10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2 %,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor
pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan
tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :
1. Penyakit Ginjal
- Stenosis arteri renalis.
- Pielonefritis.
- Glomerulonefritis.
- Tumor-tumor ginjal.
- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan).
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal).
- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal.
2. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme.
- Sindroma Cushing.
- Feokromositoma.
3. Obat-obatan
- Pil KB.
- Kortikosteroid.
- Siklosporin.
6
- Eritropoietin.
- Kokain.
- Penyalahgunaan alkohol.
- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
4. Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta.
- Preeklamsi pada kehamilan.
- Porfiria intermiten akut.
- Keracunan timbal akut.
Berdasarkan sumber yang lain, penyebab hipertensi dapat digolongkan
menjadi 2, yaitu:
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas
(keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer
sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain.
Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia
esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan
darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat di
kendalikan. Ada juga yang dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit
darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain :
- Keturunan
Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua
atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia
menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa
masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang
7
kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen
yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
- Usia
Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa
seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat.
- Garam
Faktor ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes,
penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit
hitam.
- Kolesterol
Faktor ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam
darah, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan
darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol sedini mungkin.
- Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas
30% berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan
darah tinggi.
- Stres
Faktor ini bisa di kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil
juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
- Rokok
Faktor ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi.Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus
dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang
sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan darah.
- Kafein
Faktor ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh
maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
- Alkohol
8
Faktor ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
- Kurang Olahraga
Faktor ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
menurunkan tekanan darah tinggi namun jangan melakukan olahraga yang
berat jika menderita tekanan darah tinggi.
c. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE).
ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi
angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah
menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci
dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah
meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat
sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi
pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks
adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus
ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi esensial
merupakan multifaktorial dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut merubah
fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator
9
hormon, aktivitas vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas
darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural.
Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi
faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi
untuk memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan penyakit hipertensi esensial
berkembang dari hipertensi yang kadangkadang muncul menjadi hipertensi
yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang lama, hipertensi persisten
berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi, dimana kerusakan organ
target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat.
Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur
10-30 tahun (dengan meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi
hipertensi dini pada pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer
meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada umur 30-50 tahun dan akhirnya
menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60 tahun(Menurut Sharma
S et al, 2008 dalam Anggreini AD et al, 2009).
d. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajahkemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati,bisa timbul gejala
berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
10
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,muka merah, sakit kepala,
keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkukterasa pegal, dan lain-lain.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal,
pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di
otak, serta kelumpuhan.
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala
pada hipertensi essensial. Kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa
gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti
pada ginjal, mata, otak, dan jantung. Gejala-gejala seperti sakit kepala,
mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi
essensial. Pada survey hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai
berikut : pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan (jarangan), sukar
tidur, sesak nafas, rasa beratdi tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-
kunang.
Gejala yang timbul akibat menderita darah tinggi tidak sama pada setiap
orang. Hal ini disebabkan karna tekanan darah seseorang bisa saja tinggi
disatu saat karna faktor emosi dan hal ini sering dikait-kaitkan bahwa orang
yang sering marah karna menderita darah tinggi.
e. Diagnosa
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5
menit.Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi,
tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali
pengukuran. Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi,
maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada
2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran
bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan
untuk menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan,
dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah,
jantung, otak dan ginjal. Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam
11
bagian belakang mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara
langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola
(pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di
dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah
lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal. Untuk memeriksa retina, digunakan
suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati),
maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa
ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada. Pada
stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan
ekokardiografi (pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk
menggambarkan keadaan jantung). Bunyi jantung yang abnormal (disebut
bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan
perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.
Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui
pemeriksaan air kemih. Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam
air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.
Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama
dilakukan pada penderita usia muda. Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dan
radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk
hormon tertentu.
Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat
kelainanginjal sebelumnya. Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk
mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui
arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami penyempitan). Dilakukan
analisa air kemih dan rontgen atau USG ginjal.
Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bias
ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan
norepinefrin. Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala,
kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang berlebihan,
tremor (gemetar) dan pucat.
Penyebab lainnya bisa ditemukan melalui pemeriksaan rutin tertentu.
Misalnya mengukur kadar kalium dalam darah bisa membantu menemukan
12
adanya hiperaldosteronisme dan mengukur tekanan darah pada kedua lengan
dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio aorta.
Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg,
sedangkan bilal ebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi dan di
antara nilai tersebut disebut sebagai normal-tinggi (batasan tersebut
diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).
f. Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit
ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ
dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Dengan
pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin terjadi
akibat hipertensi, yaitu:
Table. 2.2. Komplikasi Hipertensi
Sistem organ Komplikasi Komplikasi HipertensiJantung Gagal jantung kongestif
Angina pectoris Infark miokard
Sistem saraf pusat Ensefalopati hipertensif Ginjal Gagal ginjal kronis Mata Retinopati hipertensif Pembuluh darah perifer Penyakit pembuluh darah perifer
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai
mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang
sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard.
Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya
mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat
terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara
(Transient Ischemic Attack/TIA) (Anggreini AD et al, 2009).
13
g. Penatalaksanaan
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a) Pengobatan non obat (non farmakologis).
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh.
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akansulit
dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai
pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada
pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-
45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
b) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis).
Obat-obatan antihipertensi.Terdapat banyak jenis obat antihipertensi
yang beredar saat ini.
Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan
tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh
obatannya adalah Hidroklorotiazid.
Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis
(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah :
Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung.Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang
telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
14
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada
penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi
sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang
tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan)
sehingga pemberian obat harus hati-hati.
Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam
golongan ini adalah: Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala
dan pusing.
Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat
Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah).Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek
samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala
dan lemas.
Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan
obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat
Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya
pompa jantung.Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah
Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit
kepala, pusing, lemas dan mual.
h. Pencegahan
Banyak cara untuk mengontrol tekanan darah. Salah satunya dengan
menjaga pola makan. Menghindari konsumsi garam yang berlebihan bisa
menjauhkan Anda dari hipertensi. Gaya hidup serba instan masyarakat
perkotaan memicu timbulnya berbagai penyakit. Salah satunya adalah
15
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sayangnya, banyak orang yang
menganggap sepele penyakit ini. Padahal hipertensi yang diabaikan akan
memicu munculnya berbagai penyakit lain. Segala penyakit yang dialami
seseorang terkait erat dengan pola hidupnya. Data World Hypertension League
Brochure 2009 menyebutkan bahwa hipertensi diderita lebih dari 1,5 miliar
jiwa di seluruh dunia dan garam yang berlebihan adalah faktor utama dalam
meningkatkan tekanan darah.
Di Indonesia, menurut data Indonesian Society of Hypertension, asupan
garam harian mencapai 15 gram yang berarti juga melebihi dua kali lipat yang
direkomendasikan WHO yaitu 5 - 6 gram per hari. Ada tiga tahap diet
rendahgaram yakni terdiri atas diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5
gram/hari), menengah (1,25-3,75 gram/hari), dan berat (kurang dari 1,25
gram/hari). Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan
darah tinggi.
BAB II
16
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DASAN AGUNG
A. Kondisi Geografi dan Topografi
Puskesmas Dasan Agung berada dalam wilayah Kota Mataram yang terletak di Jalan
Gunung Merapi No. 213, LingkunganPelita, Kelurahan Dasan Agung Baru, Kecamatan
Selaparang.
Wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung meliputi 3 kelurahan yang berada dalam
kecamatan Selaparang, yaitu Kelurahan Dasan Agung, Kelurahan Dasan Agung Baru, dan
Kelurahan Gomong.
Batas-batas wilayah Puskesmas Dasan Agung, sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kel. Kebon Sari dan Pejeruk (Kec. Ampenan)
Sebelah Timur : Kel. Monjok dan Mataram Timur (Kec. Selaparang)
Sebelah Selatan : Kel. Punia (Kec. Mataram) dan Kekalik Jaya (Kec. Sekarbela)
Sebelah Barat : Kel. Taman Sari dan Banjar (Kec. Ampenan)
Luas Wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung 302 Ha dengan rincian masing-masing
kelurahan:
- Kelurahan Dasan Agung : 91 Ha
- Kelurahan Dasan Agung Baru : 102 Ha
- Kelurahan Gomong : 129 Ha
17
B. Gambaran Kependudukan
Tabel 1. : Jumlah Penduduk Perkelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012
NoKelurahan Lingkungan
JumlahKK
Jumlah Pduduk (Jiwa)
1 Dasan Agung Baru Bawak Bagik Utara 286 1.134
Bawak Bagik Selatan 103 436
Muhajirin 177 961
Otak Dese 210 758
Perigi 181 1.079
Pejeruk Timur 139 593
Pejeruk Barat 167 809
Gapuk Utara 256 1.002
Gapuk Selatan 313 1.018
Gapuk Selatan 1.003
Arong-Arong Barat 234 1.086
Arong-Arong Timur 182 904
Darul Hikmah 106 522
2 Dasan Agung Baru Pelita 379 2.339
Banjar 778 786
Pemuda 397 1.805
Pendidikan 379 1.592
3 Gomong Lama 994 1769
Barat 138 578
Sakura 142 753
Total 4.476 20.927
Sumber data : masing-masing kelurahan
Tabel 2. : Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Per Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012
No. Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah1 Dasan Agung 4.762 6.533 11.2952 Dasan Agung Baru 2.895 3.637 6.5323 Gomong 1.401 1.699 3.100
Total 9.058 11.869 20.927Sumber data : masing-masing kelurahan
Tabel 3. : Jumlah Bayi, Balita dan Balita Per Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012
No. Kelurahan Bayi Balita Bumil Bulin WUS
1 Dasan Agung 166 634 306 230 6132 Dasan Agung Baru 60 221 103 89 148
3 Gomong 39 157 75 73 226
Total 265 1012 484 395 987Sumber data : Laporan Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012
18
Tabel 4. : Jumlah Keluarga Miskin Per Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012
No Kelurahan Jamkesmas Jamkesda1 Dasan agung 3451 16752 Dasan Agung Baru 500 11063 Gomong 1042 371
Total 4993 3152Sumber data : masing-masing kelurahan
C. Sarana Umum
1. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung cukup banyak dan mencakup
seluruh jenjang dari taman kanak-kanak hingga pendidikan tinggi. Jumlah setiap jenjang
pendidikan disajikan pada table berikut :
No. KelurahanSarana Pendidikan
TK RA SD MI SMP MTs SMA SMK MA PT
1 Dasan Agung 2 - 2 2 - - - - - -
2 Dasan Agung Baru 5 1 6 - 4 1 6 6 3 5
3 Gomong 1 - 2 - - - - - - -
Jumlah 8 - 10 2 4 1 6 6 3 5
2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung adalah sebagai
berikut.
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit -
2 Klinik Bersalin 1
3 Dokter Umum Praktek Swasta 2
4 Dokter Spesialis Praktek Swasta 4
5 Dokter Gigi Praktek Swasta 2
6 Bidan Praktek Swasta
7 Puskesmas 1
8 Puskesmas Pembantu 1
9 Posyandu 19
10 Polindes / Poskesdes 1
Total
19
Tabel 6. : Data Sarana Lingkungan Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung Tahun 2012
No Lingkungan Jml Rumah
Jml PDAM
Jml SGl
Jml Jamban
Jml SPAL
1 Otak desa 217 144 76 210 2062 Muhajirin 150 118 57 166 1503 Gapuk selatan 246 79 119 169 2594 Gapuk Utara 221 37 111 133 1535 Gapuk Tengah 175 78 134 182 1826 Arong-arong Timur 228 113 49 142 2287 Arong-arong Barat 167 142 113 189 2018 Pejeruk Timur 156 79 90 202 1529 Pejeruk Barat 165 89 37 125 16510 Bawak Bagik Selatan 98 141 54 98 9811 Bawak Bagik Utara 281 157 112 261 27712 Darul Hikmah 130 99 62 79 11113 Perigi 236 119 122 192 23614 Pemuda 315 293 18 311 18215 Pendidikan 303 247 120 298 28916 Banjar 103 36 87 103 10317 Pelita 318 241 163 314 31318 Gomon Barat 152 143 54 150 15219 Gomong Sakura 166 163 5 166 16620 Gomong Lama 284 168 223 273 281
Total 4111 2686 1806 3727 2904Sumber data: masing masing kelurahan
3. Sarana Ibadah
Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung adalah sebagai berikut:
No. Sarana Ibadah Jumlah
1 Masjid 12
2 Gereja 1
3 Pura 1
4 Wihara -
Total 14
4. Sarana Posyandu
Sarana Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung adalah sebagai
berikut.
20
No. Nama Posyandu Jumlah
1 Posyandu Pratama 152 Posyandu Madya 33 Posyandu Purnama 14 Posyandu Mandiri 0
Total 19
D. SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS DASAN AGUNG
1. Ketenagaan
No Jenis KetenagaanJumlah (orang)
Status kepegawaian
Keterangan
I. Puskesmas Induk Sarjana administrasi 2 PNS Dokter 1 PNS Dokter gigi 1 Sarjana Kesehatan Masy. 1 Sarjana Teknik Lingkungan 2 D3 Keperawatan 4 D4 Kebidanan 1 D3 Kebidanan 1 D3 Analis 3 D3 Gizi 2 SPK 1 SMF 1 D3 Farmasi 1 SLTA 4 D3 Gigi 1
Jumlah 27
Jumlah PNS Puskesmas Dasan Agung Menurut Golongan:
a. Golongan IV / a = -
b. Golongan III / d = 2
c. Golongan III / c = 4
d. Golongan III / b = 2
e. Golongan III / a = 4
f. Golongan II / d = 6
g. Golongan II / c = 3
h. Golongan II / b = 3
i. Golongan II / a = 3
2. Fisik
21
Puskesmas Dasan Agung memiliki beberapa ruangan antara lain :
a. Rawat Jalan:
Loket Kartu
Kamar Obat / Gudang Obat
Poli Umum
Poli Balita/MTBS
Poli Gigi dan Mulut
Poli KIA - KB
Laboratorium
Ruang Konseling
b. Ruang Administrasi :
Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Tata Usaha
Aula Puskesmas
c. Transportasi:
Mobil Ambulan 1 unit
BAB III
MASALAH KESEHATAN
22
A. Profil Kesehatan Masyarakat
1. Visi Dan Misi Puskesmas Dasan Agung
Dalam rangka mensukseskan pembangunan kesehatan nasional Puskesmas Dasan
Agung menyusun VISI dan MISI sebagai berikut :
VISI
Terwujudnya Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung yang Sehat &
Mandiri.
MISI
1. Membina kerjasama lintas sektor dalam guna pembangunan berwawasan
kesehatan.
2. Mendorong kemandirian keluarga dan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu (prima) dan terjangkau bagi
masyarakat.
4. Mengembangkan program inovasi untuk kemajuan pelayanan puskesmas.
2. Program Kegiatan Puskesmas Dasan Agung
Program yang dilaksanakan oleh Puskesmas Dasan Agung meliputi Upaya
Kesehatan Wajib dan Pengembangan. Upaya kesehatan wajib meliputi promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak dan keluarga berencana,
perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan adalah
upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, dan
kesehatan usia lanjut.
3. Pencapaian Program
Dalam rangka mencapai visi dan misi Puskesmas Dasan Agung, pada tahun
2012 telah melaksanakan kegiatan pokok di wilayah kerjanya yaitu Kelurahan Dasan
Agung, Dasan Agung Baru, dan Gomong. Hasil yang di dapat dari kegiatan pokok
yang telah dilaksanakan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
ini karena sebagian besar kendala-kendala yang ada sebelumnya dapat
23
ditanggulangi, pembagian kerja merata pada staf puskesmas, koordinasi yang baik
antara pimpinan puskesmas, staf puskesmas dan lintas sektoral yang terkait.
Berikut ini ditampilkan hasil pelaksanaan kegiatan yang memaparkan hasil
dari masing-masing kegiatan yang mencerminkan pelaksanaan program selama satu
tahun berjalan yaitu bulan Januari s/d Desember 2012 dengan data yang terlampir
yaitu :
a. UPAYA KESEHATAN WAJIB
1. PROMOSI KESEHATAN
1. Penyuluhan Kelompok
a) Penyuluhan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di 12 SD :
b) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja ( Kespro)
c) Penyuluhan HIV/AIDS di Posyandu :
2. Penyeleksian Lomba Balita Sejahtera Indonesia (LBSI) Untuk Tk. K ota
Mataram pada bulan Desember 2012
3. Pembinaan Lomba Sekolah Sehat di MTsN 1 Mataram pada bulan
November 2012
4. Pembinaan Lomba Posyandu Tk. Kota Mataram di Lingk. Muhajirin pada
bulan Juli 2012
5. Pembinaan PHBS
24
No
Kelurahan Juml. RT Sehat RT Tidak Sehat
Responden Juml % Juml %123
Dasan AgungDasan Agung BaruGomong
140147133
334840
23,57%32,65%30,07%
1079993
76,42%67,34%69,92%
Total 420 121 28,80% 299 71,92%
2. KESEHATAN LINGKUNGAN
Data Kesehatan Lingkungan Pusksesmas Dasan Agung Tahun 2012
No
Kelurahan Jumlah rumah TPM TTU TPA SABJamban Keluarga
SehatSPAL
Diperiksa
Rmh%
DiperiksaMS %
Diperiksa
MS %Diperiksa
MS %Keluarga
Pemakai AB
%
Keluarga Pemakai
% dariRmh dg
% Sehat
Jaga Sehat Target SPAL
1DASAN AGUNG
1.266 937 74 59 0 0 15 15 100 - - - 1.266 100 1.266 77 1.156 91,3
2D. AGUNG BARU
628 544 87 5 5 100 17 17 100 - - - 628 100 628 85 616 98
3 GOMONG 282 247 87,6 17 5 29 7 7 100 - - - 282 100 282 43,2 282 100
25
3. PROGRAM KESEHATAN IBU ANAK DAN KELUARGA BERENCANA
DATA KUNJUNGAN BUMIL & BULIN PUSKESMAS DASAN AGUNG
TAHUN 2012
NO
KELURAHAN K1 K4LINAKE
SKN1 KN3 KF 3
KB AKTIF
1 DASAN AGUNG 306 285 230 230 224 226 1.094
2D. AGUNG BARU
103 97 89 89 87 88 295
3 GOMONG 75 73 73 74 73 72 124
Jumlah 484 455 392 393 384 386 1.513
DATA KUNJUNGAN BAYI & BALITA PUSKESMAS DASAN AGUNG
TAHUN 2012
NO
KELURAHANK.
BAYIK. BAYI
4BALITA I BALITA 2 MTBS BBLR
ASFIKSIA
1DASAN AGUNG
324 321 507 784 99 2 0
2D. AGUNG BARU
119 128 173 325 38 0 0
3 GOMONG 90 90 130 196 8 1 0
Jumlah 533 539 810 1.305 145 3 0
HASIL KEGIATAN PWS IBU DAN ANAK PUSKESMAS DASAN AGUNG
TAHUN 2012
NO
KELURAHAN
SASARA
N BAYI
SASARA
N BUM
IL
SASARA
N BULI
N
K 1 K 4LINAKE
S
LIN. NO
NAKES
LINFAS KES
KN 1
KN3SASARAN PUS
KB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1DASAN AGUNG
372 342 306 285 230 1 230 230 224 1.662 1.094
26
2D. AGUNG BARU
239 231 103 97 89 1 89 89 87 902 295
3 GOMONG 115 120 75 73 73 1 73 73 73 433 124
JUMLAH 726 693 484 455 392 3 392 393 384 2.997 1.513
27
4. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
UPGK adalah gerakan sadar pangan dan gizi untuk meningkatkan status gizi
masyarakat melalui serangkaian kegiatan yang berguna untuk menanggulangi
Kurang Energi Protein (KEP), GAKY, Anemia Gizi Besi dan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium. UPGK dikembangkan dan dilaksanakan dengan peran serta
masyarakat yang didukung oleh berbagai instansi yang terkait secara terkoordinasi
antara lain : Dinas Pertanian, BKKBN, TP-PKK dan Pemerintah Daerah.
Tujuan UPGK adalah untuk memacu upaya masyarakat agar mampu
memenuhi kebutuhan gizinya melalui pemanfaatan aneka ragam pangan sesuai
dengan kemampuan ekonomi keluarga dan lingkungan masyarakat setempat.
Sasarannya adalah seluruh anggota keluarga terutama ibu hamil, ibu menyusui, bayi
dan anak balita.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa :
1. Penyuluhan gizi masyarakat
Penyuluhan gizi masyarakat adalah suatu upaya dalam rangka
memasyarakatkan pengetahuan gizi secara luas untuk meningkatkan pengetahuan
gizi, menanamkan sikap dan perilaku yang mendukung kebiasaan hidup sehat
dengan makan makanan yang bermutu gizi seimbang.
Tujuan dari penyuluhan gizi adalah :
a. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perilaku gizi yang baik
melalui pemasaran Tiga Belas Pesan Dasar Gizi dan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS).
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan peningkatan gizi.
Berupa :
1) Penyuluhan gizi di posyandu
Sasaran penyuluhan gizi adalah seluruh masyarakat terutama ibu hamil,
ibu menyusui, orang tua balita, wanita usia subur, anak sekolah dan
remaja.Kegiatan penyuluhan gizi di puskesmas Tanjung Karang dilakukan
secara periodik di 34 posyandu setiap kegiatan posyandu. Khusus untuk
Kelurahan Banjar dan Tanjung Karang yang merupakan lokasi proyek NICE
melaksanakan kegiatan penyuluhan kelompok dengan jadwal khusus yang
dilaksanakan pada sore hari, setiap bulan satu lingkungan/posyandu mendapat
penyuluhan gizi satu kali sehingga selam tahun 2011 setiap
lingkungan/posyandu mendapat 12 kali kegiatan penyuluhan gizi.
28
Materi penyuluhan yang diberikan berupa :
1) Tiga Belas Pesan Dasar Gizi
2) ASI Ekslusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3) Makanan Ibu Hamil dan Menyusui
4) Pemasyarakatan Garam Beryodium
5) Pemasyarakatan Bahan Makanan Sumber Vitamin A dan Zat besi
6) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita
7) Penyebab dan tanda- tanda kelainan gizi
Tenaga penyuluh dilakukan oleh tenaga gizi Puskesmas, Paramedis
Puskesmas maupun oleh Kader. Media penyuluhan yang digunakan antara lain
: KMS, Food Model, Leaflet. Penyuluhan dilakukan dengan cara perorangan
maupun kelompok.
2) Penyuluhan/ Konseling Gizi di Puskesmas
Kegiatan konseling perorangan dilakukan pada hari Selasa dan Kamis
setiap minggunya. Tujuan diadakan konseling ini adalah meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat tentang gizi dan kesehatan,
membantu mengatasi masalah gizi dan kesehatan yang tengah dihadapi pasien,
memudahkan petugas memantau perkembangan dan status pasien.
Sasaran konseling adalah : Ibu penderita gizi buruk, gizi kurang,
balita dengan masalah tumbuh kembang, penderita penyakit- penyakit
degeneratif seperti hipertensi, Diabetes Melitus, Hyperkolesterol, jantung, dll.
2. Pelayanan Gizi di Posyandu
Pelayanan gizi di Posyandu adalah upaya pelayanan gizi yang bertujuan
untuk meningkatkan keluarga sadar gizi, menanggulangi masalah gizi terutama
GAKY, AGB, KEP dan KVA.
Sasaran pelayanan gizi di Posyandu adalah wanita pranikah, ibu hamil / ibu
nifas, ibu menyusui, ibu bayi dan anak balita.
KEGIATAN :
1) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui
penimbangan bulanan balita.
Data ini dikumpulkan setiap bulan di posyandu sebagai bahan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan kesehatan bayi dan anak balita.
Dalam kegiatan ini digunakan KMS dan KIA sebagai alat bantu dalam
memantau kesehatan balita.
29
a) D/S (Tingkat Partisipasi Masyarakat)
Persentase D/S merupakan indikator untuk mengetahui partisipasi
masyarakat terhadap kegiatan posyandu. Target pencapaian D/S adalah 80%.
sedangkan Puskesmas Dasan Agung pencapaian D/S rata-rata perbulan
selama tahun 2012 telah mencapai target.
Dari grafik cakupan D/S Puskesmas Dasan Agung rata-rata perbulan
selama tahun 2012 kelurahan Dasan Agung Baru dan Gomong belum mencapai
target. Dapat dilihat bahwa hanya kelurahan Dasan Agung yang memiliki
cakupan D/S yang melebihi target. Hal ini disebabkan karena pada kelurahan
Dasan Agung tersebut merupakan lokasi proyek NICE yang kegiatannya pada
pemberdayaan masyarakat sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat
terhadap kegiatan posyandu.
b) N/S (Pencapaian Program)
Merupakan gambaran pencapaian program yaitu jumlah balita yang naik
berat badannya. Puskesmas Dasan Agung belum mencapai target yang ditetapkan
yaitu 50 %.
30
GRAFIK CAKUPAN D/SPUSKESMAS DASAN AGUNG
Pers
enta
se
GRAFIK CAKUPAN N/SPUSKESMAS DASAN AGUNG
Pers
enta
se
Dari grafik pencapaian N/S Puskesmas Dasan Agung rata-rata setiap
bulan pada tahun 2012 belum mencapai target. Dapat dilihat pula bahwa hanya
kelurahan Dasan Agung yang dapat mencapai target pada tahun 2012 yaitu
55,2% sedangkan kelurahan lainnya belum mencapai target.
c) N/D-O-B (Hasil Penimbangan)
Merupakan gambaran hasil penimbangn balita yang rutin ke Posyandu
karena setelah dikoreksi dengan balita yang tidak datang bulan lalu (O) dan balita
yang baru (B). Puskesmas Dasan Agung belum mencapai target yang diharapkan,
yaitu 80 %.
GRAFIK CAKUPAN N/D-O-BPUSKESMAS DASAN AGUNG
Pers
enta
se
Dari grafik pencapaian N/D-O-B di wilayah Puskesmas Dasan Agung
belum mencapai target, pencapaian N/D-O-B berkisar 59%-70% pada tahun
2012. Pencapaian Kelurahan Dasan Agung mencapai cakupan yang paling tinggi
31
baik pada tahun 2012 sedangkan Kelurahan Gomong tampak memiliki cakupan
yang paling rendah.
d) BGM/D (Balita Bawah Garis Merah)
BGM/D merupakan angka yang dapat memberikan rambu- rambu adanya
rawan gizi. Target untuk pencapaian BGM/D adalah 5%. Puskesmas Dasan
Agung pada tahun 2012 memiliki cakupan BGM/D kurang dari 5%.
GRAFIK CAKUPAN BGM/DPUSKESMAS DASAN AGUNG
Pers
enta
se
Berdasarkan grafik persentasi BGM/D di Puskesmas Dasan Agung pada
tahun 2012 cakupan BGM/D rata-rata kelurahan mengalami memiliki cakupan
BGM/D kurang dari 5% sesuai dengan harapan.
2) Pemberian Tablet Besi untuk ibu hamil dan ibu nifas
Penanggulangan Anemia gizi besi adalah kegiatan menurunkan prevalensi
Anemia Gizi Besi melalui upaya peningkatan konsumsi zat besi (Tablet Fe) dan
konsumsi bahan makanan sumber zat besi.
Tujuannya adalah untuk menurunkan prevalensi anemia gizi besi pada ibu
hamil. Sasarannya adalah semua ibu hamil yang ada diwilayah Puskesmas Dasan
Agung.
Dosis pemberian yaitu diberikan 1 tablet setiap hari minimal 90 tablet selama
kehamilan sampai masa nifas.
Hasil pencapaiannya :
1) Fe 1
Fe 1 merupakan pemberian 30 tablet besi bagi ibu hamil. Puskesmas Dasan
Agung telah melebihi target 90 % yaitu 100 %
32
GRAFIK CAKUPAN FE1PUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2012
Pers
enta
se
Berdasarkan grafik di atas pencapaian cakupan Fe1 pada ibu hamil
sampai bulan Desember 2012 sudah mencapai 100 %.
2) Fe 3
Fe 3 Merupakan pemberian 90 tablet besi kepada ibu hamil. Puskesmas
Tanjung Karang telah melebihi target 90 % yang ditetapkan yaitu 102.37 %.
GRAFIK CAKUPAN FE3PUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2012
Pers
enta
se
Berdasarkan grafik di atas pencapaian cakupan Fe3 pada ibu hamil yang
paling rendah adalah di wilayah kelurahan Dasan Agung Baru dan yang tertinggi
diwilayah kelurahan Gomong. Pencapaian kumulatif disetiap kelurahan berkisar 38 -
149.8%. Program distribusi Fe3 di wilayah Puskesmas Dasan Agung sudah melebihi
target, hal ini disebabkan oleh upaya penyuluhan dan promosi yang semakin
ditingkatkan di wilayah tersebut.
3) Pemberian Kapsul Vitamin A untuk balita dan ibu nifas
Penaggulangan kekurangan Vitamin A adalah kegiatan menurunkan
prevalensi kekurangan Vitamin A melalui upaya meningkatkan konsumsi Vitamin A
melalui makanan sumber Vitamin A dan Suplemen kapsul vitamin A.
33
Sasaran pemberian kapsul vitamin A :
a. Bayi yaitu semua bayi berumur 6-11 bulan baik sehat ataupun sakit dengan dosis
1 kapsul vitamin A 100.000 SI (Biru) dan diberikan secara serentak pada bulan
Februari dan Agustus.
b. Anak balita yaitu semua anak balita yang berumur 1 – 5 tahun baik sehat maupun
sakit dengan dosis 1 kapsul vitamin A 200.000 SI (merah) tiap 6 bulan dan
diberikan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus.
c. Ibu nifas yaitu semua ibu yang baru melahirkan (masa nifas) sehingga bayinya
mendapatkan vitamin A yang cukup melalui ASI. Dengan dosis 1 kapsul vitamin
A 200.000 SI yang diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul lagi paling
lambat 1 x 24 jam.
d. Kejadian tertentu
Bayi dan balita yang menderita campak, pneumonia, diare dan gizi buruk
segera diberikan kembali kapsul vitamin A sebanyak tambahan sesuai dosis yang
dianjurkan.
Waktu pemberian serentak dilakukan pada bulan Februari dan Agustus
sebagai bulan utama pemberian kapsul paling lambat 1 bulan berikutnya
diupayakan untuk menjaring kelompok sasaran yang belum mendapatkan kapsul
vitamin A yang dilaksanakan di sweeping.
Pada tahun 2012 kegiatan pendistribusian vitamin A dilaksanakan pada
bulan Februari dan Agustus. Hasil pendistribusian vitamin A bulan Februari 2012
cakupan Vitamin A biru mencapai 100 % dan bulan Agustus 100 %. Sedangkan
cakupan vitamin A merah pada bulan Februari mencapai 100 % dan bulan
Agustus mencapai 100 %.
Berdasarkan grafik tersebut diketahui cakupan vitamin A biru pada
bulan Februari dan Agustus cakupan vitamin A biru sudah mencapai target
yaitu 100 %.
34
Grafik Cakupan Vitamin A MerahBulan Februari dan Agustus tahun 2012
Pers
enta
se
Berdasarkan grafik tersebut diketahui cakupan vitamin A merah pada
bulan Februari dan Agustus cakupan vitamin A biru sudah mencapai target
yaitu 100 %.
4) Pemberian ASI Ekslusif
ASI Eklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman lain,
kecuali obat, vitamin dan mineral. Bayi dikatakan ASI Eklsusif, jika pada saat survey
dilakukan masih diberi ASI secara Ekslusif. Cakupan ASI Ekslusif disuatu wilayah
dapat diketahui dengan rumus berikut :
Cakupan ASI Ekslusif 0-6 bulan
= ∑ bayi umur 6 bulan yang diberi ASI Ekslusif x 100 %
∑ bayi umur 6 bulan disuatu wilayah
35
Grafik Cakupan Vitamin A BiruBulan Februari dan Agustus tahun 2012
Puskesmas Dasan Agung
Pers
enta
se
ASI EKSKLUSIF
Pers
enta
se
Berdasarkan grafik di atas, pencapaian cakupan pemberian ASI Ekslusif 0-6
bulan tahun 2012 di wilayah Puskesmas Dasan Agung sebesar 35.3 %. Upaya untuk
meningkatkan pemberian ASI Ekslusif melalui sosialisasi maupun konseling masih
perlu dilaksanakan di semua kelurahan,sehingga diharapkan dapat mencapai target
yaitu sebesar 80%.
5) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bagi Penderita Gizi Buruk
Semua penderita gizi buruk yang terjaring dengan BB/U kemudian di
ferivikasi BB/TB. Penderita dengan status kurus,sangat kurus dan atau tanda klinis
(Marasmus, Kwashiorkor, Marasmus - Kwashiorkor) dirujuk ke Puskesmas Dasan
Agung.
Puskesmas Dasan Agung merupakan salah satu Puskesmas dengan TFC
(Therapeutic Feeding Centre) berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan
secara intensif, dengan melibatkan ibu atau keluarga dalam perawatan anak. Kegiatan
Pelaksanaan TFC anatara lain :
a. Pelayanan medis, keperawatan dan konseling gizi sesuai dengan penyakit
penyerta/penyulit.
b. Pemberian formula dan makanan tambahan sesuai dengan fase (fase stabilisasi,
fase transisi, fase rehabilitasi dan fase tindak lanjut)
c. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
Sepanjang tahun 2012 Puskesmas Dasan Agung menangani 1 kasus gizi buruk.
Penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang bersumber dari dana BOK (Bantuan
36
Operasional Kesehatan) sebanyak 1 kasus gizi buruk dan 55 kasus gizi kurang. Kasus
gizi buruk ditangani selama 90 HMA diberikan formula 75 (F75) dan Formula 100
(F100) dan kasus gizi kurang ditangani selama 30 HMA diberikan PMT pemulihan
berupa kacang-kacangan, gula merah, dan telur.
6) Pendistribusian MP-ASI
Selain pemberian makanan tambahan untuk pasien gizi buruk, juga ada
pendistribusian MP-ASI berupa biskuit dengan sasaran balita usia 12 – 24 bulan
dengan berat badan kurang dan prioritas balita Gakin.
Selama tahun 2012 balita yang telah diberikan MP- ASI sejumlah 40 balita
dengan jumlah sasaran 473 balita (8.45 %). Ketersediaan MP-ASI di Puskesmas Dasan
Agung berdasarakan dropping dari Dikes Kota Mataram.
7) Pemantauan Garam Beryodium di Masyarakat
Masalah GAKY merupakan salah satu masalah gizi yang cukup serius.
Kekurangan zat yodium dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan gangguan
perkembangan fisik dan keterbelakangan mental, penurunan kecerdasan yang
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam rangka
penanggulangan GAKY tersebut maka program yang digalakkan adalah melalui
program jangka panjang yaitu distribusi garam beryodium dengan kadar 30 – 80 ppm
untuk mencapai target garam beryodium untuk semua, maka pemasyarakatan konsumsi
garam beryodium harus dilakukan secara berkelanjutan.
Tujuannya adalah untuk mencegah timbulnya kasus Kretin pada balita,
menurunkan prevalensi Total Goitert Rate (GTR) dan Iodisasi garam secara nasional
melalui iodisasi semua garam.
Kegiatan yang dilakukan adalah pemantauan penggunaan garam beryodium
untuk memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium
yang memenuhi syarat di Masyarakat sehingga mendapatkan gambaran :
a. Konsumsi garam beryodium ditingkat desa dengan pengujian garam
b. Bentuk garam yang digunakan ditingkat masyarakat
c. Tempat pembelian garam yang digunakan di masyarakat
d. Ada atau tidaknya Merk dagang produsen garam yang dikonsumsi masyarakat.
Pemantauan Garam Beryodium dimasyarakat tahun 2012 dilaksanakan dua kali
setahun pada bulan Februari dan Agustus satu SD masing – masing kelurahan.
Berikut adalah SDN yang dijadikan sampel :
1. Kelurahan Dasan Agung SDN 32 Mataram
37
2. Kelurahan Dasan Agung Baru SDN 25 Mataram
3. Kelurahan Gomong SDN 16 Mataram
Dari pemantauan Gaber di SDN tersebut diperoleh hasil bahwa tingkat
konsumsi garam beryodium dengan kandungan cukup masih rendah yaitu 85,71 % di
bulan Februari 2012 dan 80,95 % pada bulan Agustus 2012 sementara target yang
ditetapkan 100 %
GRAFIK CAKUPAN GARAM BERYODIUM CUKUPPUSKESMAS DASAN AGUNG
TAHUN 2012
Pers
enta
se
Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semua kelurahan di
wilayah Puskesmas Dasan Agung pada bulan Februari tingkat konsumsi garam
beryodium dengan kategori baik. Hal ini dikarenakan adanya iodinisasi garam
pasar oleh Deprindag.Sedangkan pada bulan Agustus Kelurahan Dasan Agung
memiliki tingkat konsumsi garam beryodium masih rendah yaitu sebesar 76.2 %.
Sosialisasi/penyuluhan tetap diperlukan untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang pentingnya mineral yodium dan bahaya jika terjadi kekurangan
didalam tubuh.
8) Pemantauan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga mandiri Sadar Gizi (KADARZI) adalah keluarga yang mampu
mengenali masalah gizi dan mampu mencegah serta mengatasi masalah gizi setiap
anggota keluarga.
Tujuan dari pembinaan Kadarzi adalah agar setiap keluarga :
1. Menimbang balita secara rutin ke Posyandu
2. Mampu mengenali tanda- tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi kurang dan
gizi lebih)
38
3. Mampu menerapkan susunan hidangan keluarga yang baik dan benar sesuai
PUGS.
4. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujukan bila terjadi
kelainan gizi
5. Menghasilkan makanan melalui pemanfaatan pekarangan.
Sasaran pembinaan kadarzi adalah semua keluarga di wilayah kerja puskesmas
dengan perhatian utama pembinaan ditujukan kepada keluarga yang mempunyai
kelainan gizi, keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1. Pada tahun 2012,
pemantauan kadarzi dilaksanakan di 10 lingkungan yang ada di kelurahan Dasan
Agung dengan besar sampel 20 KK per lingkungan. Indikator yang dipakai dalam
terwujudnya keluarga sadar gizi adalah :
1. Menimbang berat badan secara teratur
2. Makan beraneka ragam
3. Menggunakan garam beryodium
4. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai enam bulan
(ASI Ekslusif).
5. Mendapatkan dan memberikan suplemen gizi bagi anggota keluarga.
KADARZI
PERS
ENTA
SE
Dari hasil pemantauan diperoleh data bahwa baru 17 % kepala keluarga yang
kadarzi, masih banyak kepala keluarga yang tidak kadarzi. perilaku keluarga yang
kadarzi paling rendah adalah pada ASI Esklusif 21.5 %. Keluarga sedikit yang
memberikan ASI Esklusif pada bayinya karena pada usia sebelum 6 bulan sudah
diperkenalkan makanan tambahan. Walaupun mereka sudah mengerti manfaat ASI
dengan alasan ASI tidak cukup, ibu bekerja dsbnya.
39
Perilaku tidak mengkonsumsi garam beryodium 69,5 % artinya belum semua
keluarga mengkonsumsi gaber dengan alasan ketersediaan yang sulit, rasa pahit, harga
lebih mahal dan lain – lain.
Pemantauan berat badan secara teratur 72,5 %. Keluarga jarang sekali
menimbang berat badannya secara teratur kecuali bagi yang memiliki bayi, karena
menimbang berat badan dilakukan di Posyandu saat bayi imunisasi. Bila imunisasi
sudah lengkap, bayi jarang dibawa ke posyandu untuk menimbang berat badannya.
Indikator makan beraneka ragam makanan telah mencapai 100 %, walaupun
demikian tetap harus mendapat perhatian terutama dalam jumlah kecukupan
konsumsinya. Indikator yang sudah Kadarzi adalah mendapatkan dan memberikan
suplemen gizi bagi anggota keluarga.
Diharapkan semua keluarga berperilaku kadarzi. Untuk mencapai hal tersebut
secara rutin kader melakukan pemantauan dan penyuluhan secara rutin setiap bulan
dimasing – masing kelompok Kadarzi.
9) Penanggulangan KEK pada Ibu Hamil
Bumil yang menderita KEK (kurang energi Kronis) yaitu apabila ukuran
lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm. penanggulangan KEK pada bumil dilakukan
dengan cara:
1. Penapisan Bumil KEK dengan pita LILA
2. Penyuluhan makanan cukup kalori dan seimbang ada Bumil dan perlunya istirahat
yang cukup
3. PMT pada bumil dengan memberikan susu ibu hamil
4. Merujuk bumil dengan resiko tinggi ke puskesmas.
10) Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)
a) Pemantauan Status Gizi (PSG – Kadarzi)
Pemantauan status gizi (PSG) sebagai salah satu komponen system
Kewaspadaan Pangan dan Gizi yang bertujuan untuk memberikan informasi status
gizi balita secara berkala guna evaluasi perkembangan status gizi penduduk,
penetapan kebijakan dan perencanaan jangka pendek. Hasil PSG ini diharapkan dapat
memberikan masukan yang berguna bagi pemerintah Kota Mataram tentang situasi
gizi, sehingga dapat dijadikan dasar perencanaan program gizi dan prioritas
pembinaan.
Tahun 2012 PSG dilaksanakan pada bulan Oktober 2012. Adapun jumlah
sampel dalam kegiatan tersebut adalah sebanyak 12 cluster, masing – masing cluster
40
10 sampel KK (8 sampel yang memiliki balita dan 2 sampel yang tidak memiliki
balita) di 3 Kelurahan di wilayah Puskesmas Dasan Agung sehingga jumlah sampel
keseluruhan adalah 120 KK.
PSG Kadarzi dilakukan dengan cara :
Wawancara Responden dengan Questioner yang telah ditetapkan
Antropometri balita
Melakukan pengujian garam dengan menggunakan iodine test.
Petugas Gizi Puskesmas bertugas mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
questioner PSG Kadarzi, lalu diserahkan kepada Dinas Kesehatan untuk dilakukan
pengolahan data sehingga hasil PSG akan dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi
NTB.
b) Surveilence / Pelacakan Kasus Gizi Buruk
Surveilence gizi adalah mengamati atau memantau keadaan gizi secara terus
menerus untuk pengambilan keputusan bagi upaya peningkatan dan pencegahan
memburuknya keadaan gizi masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya KLB gizi buruk di Kota Mataram. Penemuan gizi buruk diantaranya
adalah pelacakan kasus gizi buruk melaui pekan penimbangan di posyandu. laporan
dari kepala lingkungan dan kader serta penjaringan balita gizi buruk di poli MTBS
Puskesmas Dasan Agung
Pekan penimbangan dimaksudkan untuk melakukan penjaringan (screening /
deteksi dini ) kasus balita gizi buruk yang ada di Puskesmas Dasan Agung sehingga
kasus lebih cepat dan tepat mendapatkan penanganan.
Kegiatannya berupa penimbangam berat badan terhadap seluruh balita yang
ada di posyandu di Wilayah Puskesmas Dasan Agung. Selanjutnya dari hasil tersebut
diketahui jumlah balita gizi buruk berdasarkan indikator BB/U, kemudian dilakukahn
verifikasi data balita gizi buruk dengan indikator BB/TB. Pekan penimbangan di
Puskesmas Dasan Agung diakukan selama 4 kali setahun yaitu setiap Februari, Mei,
Agustus dan November. Pekan penimbangan pada tahun 2012, dilaksanakan pada
bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.
41
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih
Februari 1.63 12.12 84.77 1.15999999999999
Mei 2.22 12.7 82.61 0.49
Agustus 1.57 11.45 86.19 0.55
Nopember 0.660000000000008
11.63 87.71 0
51525354555657585
GRAFIK HASIL PEKAN PENIMBANGANPUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2012
Axi
s Tit
le
Angka kasus gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih cenderung stabil
disetiap tahapan pekan penimbangan pada tahun 2012.
Selain pekan penimbangan kegiatan surveillance /pelacakan kasus gizi buruk
di wilayah Puskesmas Dasan Agung dilaksanakan setiap bulan oleh petugas TPG dan
Kader Puskesmas Dasan Agung.
c) Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI) adalah upaya pembinaan dan
peningkatan keadaan gizi sekelompok masyarakat di suatu lembaga/institusi seperti :
sekolah, pusat latihan olah raga, rumah sakit, pabrik, perusahaan, lembaga
permasyarakatan, rumah tahanan, podok pesantren dll.
Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI) bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, prestasi belajar anak didik sejak dini, daya saing dan prestasi
olahragawan, mempercepat masa penyembuhan penyakit serta meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan kelompok di lembaga terkait.
Adapun kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Institusi di Puskesmas Dasan Agung
berupa :
1) Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
2) Pemantauan Status Gizi dan Hb Remaja Putri
42
3) Penyuluhan Gizi Seimbang di Sekolah Dasar (SD)
5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULARa) Imunisasi
1) Pencapaian Imunisasi BCG & Polio 1
NO KELURAHAN TAHUNJENIS IMUNISASI
BCG POLIO 1
1 Dasan Agung 2012219 219
66.9% 66.9%
2 Dasan Agung Baru 201258 58
26.5% 26.5%
3 Gomong 201240 40
35.1% 35.1%
PUSKESMAS 2012317 317
48.00% 48.00%
2) Pencapaian Imunisasi DPT-HB 1 & Polio 2
NO KELURAHAN TAHUNDPT / HB
COMBO 1
POLIO 2
1 Dasan Agung 2012179 179
54.7% 54.7%
2 Dasan Agung Baru 201287 87
39.7% 39.7%
3 Gomong 201240 40
35.1% 35.1%
PUSKESMAS 2012306 306
46.4% 46.4%
3) Pencapaian Imunisasi DPT-HB 2& Polio 3
NO KELURAHAN TAHUNDPT / HB
COMBO 2 POLIO 3
1 Dasan Agung 2012192 192
58.7% 58.7%
2 Dasan Agung Baru
201277 77
35.2% 35.2%
2 Gomong 201237 37
32.5% 32.5%
PUSKESMAS 2012306 306
46.40% 46.40%
4) Pencapaian Imunisasi DPT-HB 3 & Polio 4
NO KELURAHAN TAHUNDPT / HB
COMBO 3
POLIO 4
43
1 Dasan Agung 2012225 225
68.8% 68.8%
2 Dasan Agung Baru 201280 80
36.5% 36.5%
3 Gomong 2012 56 56
49.1% 49.1%
PUSKESMAS 2012361 361
54.70% 54.7%
5) Pencapaian Imunisasi Campak
NO KELURAHAN TAHUN CAMPAK
1 Dasan Agung 2012314
96.00%
2 Dasan Agung Baru 201266
30.1%
3 Gomong 201253
46.5%
PUSKESMAS 2012433
65.6%
6) Pencapaian Imunisasi TT Ibu Hamil
NO KELURAHAN TAHUNTTH
I II
1 Dasan Agung 2012323 233
89.7% 64.7%
2 Dasan Agung Baru 2012105 71
43.4% 29.3%
3 Gomong 201287 38
69.1% 30.2%
PUSKESMAS 2012515 342
70.4% 47%
7) Pencapaian Imunisasi TT Ibu Hamil
NO KELURAHAN TAHUN TTM
1 Dasan Agung 2012275
84.1%
2 Dasan Agung Baru 201292
42%
3 Gomong 201280
70.20%
PUSKESMAS 2012447
67.70%
b) P2 DBD
44
Kasus DBD di tahun 2012 sebanyak 23 kasus.Program ini belum bisa dikatakan
terjadi peningkatan atau penurunan karena merupakan tahun pertama.
c) Program P2 TB
Pada program ini target yang diharapkan sebanyak 40 penderita jauh dari apa yang
diharapkan hanya mencapai 4 penderita BTA + , Penderita dengan BTA – dan Rontgen +
mencapai 4 penderita dan TB anak terdapat 1 penderita.
Sedangkan aspek yang dinilai pada program ini :
1) Angka Penemuan Penderita ( CASE DETECTION RATE ).
Pencapaian angka pada CDR yaitu 11 %, dimana angka yang diharapkan tidak boleh
jauh dari angka 10 %, bila mencapai 3 % mungkin penjaringan penderita terlalu ketat
dan bila 30 % di anggap penjaringan terlalu longgar.
2) Angka Konversi (CONVERTION RATE)
Angka ini menunjukan keberhasilan pengobatan pada penderita TB BTA
Positif, menjadi BTA Negatif.Pada tahap intensif ( 2 bulan) pencapaian pada tahap
konversi 100 % sedangkan angka standar nasional minimum 80 %.
3) Angka Kesembuhan (CURE RATE)
Angka ini belum bisa dipresentasikan karena masih ada beberapa penderita
dalam tahap pengobatan namun masih bisa dihitung dimana sebanyak 4 penderita
BTA + , 3 diantaranya sudah dinyatakan sembuh (selesai pengobatan hasil lab BTA
bulan ke-6 hasilnya Neg).
Dibawah ini tampilan data penderita TBC tahun 2012 :
Penemuan Penderita (Case Detection Rate ) = !0 %
Triwulan Suspek BTA Pos BTA neg Extra paru Total
I - - - - -
II - - - - -
III 12 3 1 - 4
IV 10 1 3 - 4
Jumlah 22 4 4 - 8
Angka CDR= 11 %
Hasil Konversi ( Convertion Rate )= 100 %
Triwulan Diobati Konversi Angka Konversi
I - - -
II - - -
45
III 3 3 100%
IV 1 1 100%
Angka konversi = 100 %
Hasil Pengobatan ( Cure Rate )
Triwulan Diobati Sembuh Meninggal Pindah
I - - - -
II - - - -
III 5 3 1 -
IV 4 - - -
d) Program P2 KUSTA
Pada tahun 2012 terdapat 1 Penderita kusta Tipe MB yang di obati dan sampai
saat ini masih dalam pengobatan.
e) Program P2 ISPA
NO KELURAHANJUMLAH
PENDUDUKTARGET
I HJML %
1 Gomong 6.286 1522 Dasan Agung 11.305 33423 Dasan Agung Baru 6.522 322
PUSKESMAS 25.128 3264 4462 137%
f) P2 DIARE
NO KELURAHANJUMLAH PENDUDUK
TARGET 1 TH JML %
1 Gomong 6.286 13 2 Dasan Agung 11.305 477 3 Dasan Agung Baru 6.522 170 PUSKESMAS 25.128 2009 688 34 %
6. PENGOBATAN
a. Jumlah kunjungan pada tahun 2012
Jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas DAsan Agung dan jaringannya pada tahun
2012 sebanyak 18.898 orang atau rata-rata 1575 orang per bulan. Rincian menurut
status pembayaran ditampilkan pada tabel di bawah ini:
No Status Pembayaran Jumlah (orang)
1. GRATIS 12179
2. JKM PUSAT 4429
3. JKM NTB 573
4. ASKES 1360
5. BAYAR 357
46
TOTAL 18898
b. Penyakit terbanyak di puskesmas
Sepuluh (10) penyakit terbanyak di Puskesmas Dasan Agung yang diperoleh
dari rekapan Laporan LB-1 sebagai berikut:
Tabel 1. Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak
No urut Nama Penyakit KodeJumlah Rata-rata
setiap bulan
1 ISPA Non Pneumonia 1302 3770 314
2 Penyakit Kulit Alergi 2002 1160 97
3 Radang Sendi 21 1083 90
4 Hipertensi 12 808 67
5 Gastritis 226b 731 61
6 Penyakit Kulit Infeksi 2001 630 53
7 ISPA lainnya 1303 489 41
8 Diare 0102 285 24
9 Observasi Febris 2215 240 20
10 Sefalgia 0902 236 20
Dari 10 penyakit terbanyak selama tahun 2012 masih didominiasi oleh
penyakit-penyakit infeksi (52%) seperti ISPA, Diare, dan penyakit kulit infeksi.
Sedangkan selebihnya merupakan penyakit penyakit tidak menular/PTM (48%)
seperti hipertensi, dermatitis, gastritis dan sefalgia.
c. Rujukan Puskesmas
Selama tahun 2012 Puskesmas telah melakukan rujukan ke Rumah Sakit
sebanyak 389 kasus, dengan tujuan rujukan terbanyak ke poli penyakit dalam.
No.
Rujukan ke BULAN
JMLJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1Poli Penyakit Dalam
6 6 13 15 13 9 9 5 17 21 25 12 151
2 Poli Bedah - - - 4 10 3 3 2 5 1 5 3 36
3 Poli Anak - - 1 3 3 - - 1 - - - - 8
4 Poli Kebidanan - 1 - 7 4 5 4 1 9 1 2 3 37
47
5Poli Kontrasepsi/KB
- - - - - - - - - - - - -
6 Poli Saraf 1 - 2 2 2 4 2 1 4 3 1 3 25
7 Poli THT 1 - 1 2 2 - 3 1 2 1 1 3 17
8Poli Kulit/Kelamin
1 - - 4 1 - - 1 1 - - - 8
9Poli Gigi & Mulut
- 1 2 - - - 1 - - - - - 4
10 Poli Fisioterapi - - - - - - - - - - - - -
11 Poli Paru - - - 2 1 1 - - 1 1 - - 6
12 Poli Jantung - - - - - - 1 - 1 1 2 2 7
13Poli Kesehatan Jiwa
1 2 1 1 2 2 1 1 11
14 Poli Mata 2 1 1 6 8 4 9 12 11 8 12 4 78
Jumlah 13 9 20 47 44 27 33 26 51 39 49 31 389
d. Pemakaian 10 Obat Terbanyak
Obat JAN FEBMAR APR MEI
JUNI
JULI
AGUS
SEPT
OKT
NOV DES
TOTAL
PCT 500
4126
4163 4483 4627
4470 3430
3273 3583 3874 4468 4740
4291 49528
Amox 500
1764
2378 2307 4271
2187 1841
1860 2343 2453 2515 2551
2282 28752
CTM1602
1757 1472 1069
1651 2026
2026 2195 2521 2795 2834
2405 24353
GG 7602050 963 2067
1324 1418
1596 1443 2592 2401 2283
2189 21086
Asmef 766 414 1005 1612 940 9061357 1152 868 1227 1384
1290 12921
Ibu 400 500 272 750 7678 234 330 408 226 332 628 520 440 12318
Antasid1462 634 893 292 892 766 985 819 1810 895 950 870 11268
Captop 647 407 795 961 881 896 876 841 824 760 775 755 9418
Dexa1013
1231 837 139 870 768 360 592 813 666 711 782 8782
Ambrox 446 165 636 693 687 560 745 637 614 0 120 180 5483
10 Pemakaian Antibiotik Terbanyak
Obat JAN FEBMAR APR MEI
JUNI
JULI
AGUS
SEPT
OKT
NOV DES
TOTAL
Amox 5001754 2378 2307 4271
2187 1841
1860 2343 2453
2515 2551
2282 28742
Kotri 480 216 226 152 342 143 40 320 182 224 252 318 444 2859
Amox 250 347 106 221 62 85 257 120 335 383 292 444 44 2696Kloram 250 24 188 42 0 30 12 30 80 260 48 120 36 870
48
Metro 500 40 78 83 3 52 46 173 0 58 57 80 66 736
Amox syr 95 46 61 107 30 18 71 41 49 33 62 48 661
Kotri syr 54 25 36 45 17 15 6 17 27 15 22 24 303
Oxy SM 21 21 39 15 23 11 6 21 41 36 35 27 296
Genta SK 25 14 2 31 4 17 12 12 23 32 37 29 238Kloramf SM 19 15 10 38 18 13 29 10 16 11 17 19 215
b. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
a) Kesehatan Gigi dan Mulut
Hasil Kegiatan Program Kesgilut Puskesmas Dasan Agung Bulan Januari S/D
Desember 2012
NO INDIKATOR KESEHATAN SASARAN TARGET PENCAPAIAN %
1. Kunjungan Rawat jalan Gigi Pend. Wil. Kerja 100% 1194 orang 100%
2. Pembinaan Kesehatan Gigi di Posyandu Posyandu100%
(38 kali)25 kali 66%
3.Pembinaan Kesehatan Gigi pada anak
TK/PAUDTK/PAUD
100%
(16 kali)16 kali 100%
4.Pembinaan & Bimbingan Sikat gigi di
SD/MISD/MI
100%
(12 kali)12 kali 100%
5.Perawatan Kesehatan Gigi pada Siswa
SD/MISD/MI
100%
(12 kali)12 kali 100%
6.Murid SD yang dapat perawatan
kesehatan gigi
Murid kl selektif233 orang 85 orang 36%
7. Gigi tetap yang dicabut 5 kasus 100%
8. Gigi tetap yang ditambal permanen 72 kasus 100%
9. Gigi susu yang dicabut 163 kasus 100%
c) Kesehatan Usia Lanjut
Kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan usia lanjut di wilayah
Puskesmas Dasan Agung diselenggarakan di 9 Kelompok Karang Lansia. Kegiatan
dilaksanakan 3 bulan sekali. Berikut ini merupakan hasil pelayanan kesehatan usila
yang telah dilaksanakan pada tahun 2012.
No Nama Kelompok LansiaJumlah
kunjungan(Orang)
Jenis Penyakit (kasus)Ket.
Hipertensi DM ArtritisLain-lain
1 Banjar 135 58 3 26 20
49
2 Pelita 96 33 - 35 19
3 Gomong Sakura 65 13 1 10 9
4 Gomong Lama 22 9 - 11 7
5 Pejeruk Timur 54 20 - 15 18
6 Bawak Bagek Utara 77 27 2 14 8
7 Bawak Bagek Selatan 44 17 - 10 8
8 Kejati 15 5 1 6 5
9 Muhajirin 78 27 2 13 33
JUMLAH 586 209 13 140 127
50
CAKUPAN KEGIATAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2012
No
Jenis KegiatanSasar
an Satuan
Target sasaran (T) Pencapaian ( H )
Tinkat Pencapaian/ Cakupan Keteran
gan% Abs % Abs
Sub Variabel (%)
Variabel (%)
UPAYA KESEHATAN WAJIB I PROMOSI KESEHATAN 65% 54% A Penyuluhan Prilaku Hidup bersih dan sehat 75% 50% 1 Rumah Tangga 5008 Rumah 65% 3255 27,96% 1400 43,0% 2 Institusi Pendidikan (sekolah) 33 Sekolah 80% 26 6,06% 2 7,6%
3 Institusi Sarana Kesehatan 3 Sarkes 80% 2100,00
% 3 100,0%
BPembinaan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
1 Posyandu Mandiri 20Posyandu 40% 8 5,00% 1 12,5% 12,5%
C Desa Siaga Aktif 3Kelurahan 80% 2
100,00% 3 125,0% 100,0%
II KESEHATAN LINGKUNGAN 68% 85% A Penyehatan Air 63% 89% 1 Inspeksi Sanitasi sarana air bersih 5300 SAB 40% 2120 35,64% 1889 89,1%
2 Surveilanse kualitas air 11 SAB 90% 10100,00
% 11 100,0% 3 Perbaikan kualitas air : 60% 46,98% 78,3% - Kaporitisasi 1676 SAB 70% 0 19,33% 324
- Penyuluhan 3039Perorangan 60% 1823 71,60% 2176
- Pembinaan POKMAIR-KPS 8POKMAIR 50% 4 50,00% 4
B Hygiene dan Sanitasi Nakanan dan Minuman 68% 100%
1Inspeksi Sanitasi TPM (Tempat Pengolahan Makanan) 83
Sarana TPM 75% 62 97,59% 81 100,0%
2 Pembinaan Tempat Pengolahan Makanan 83 Sarana 60% 50 97,59% 81 100,0% C Penyehatan Tempat - Tempat Umum 70% 85% 1 Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat 58 Sarana 80% 46 67,24% 39 84,1%
51
umum TTU
2 Pembinaan Tempat tempat-tempat umum 58Sarana TTU 60% 35 51,72% 30 86,2%
D Penyehatan Lingkungan Pemukiman 70% 64%
1Pemeriksaan penyehatan lingkungan perumahan 3039 KK 40% 1216 71,60% 2176 0,0%
2 Pembinaan TPS/TPA 3TPS/TPA 80% 2 66,67% 2 83,3%
3 Pembinaan Tempat Pengelolaan Pestisida
TP Pestisida
100% 0 0,0%
4 Klinik Sanitasi 125 Kasus 40% 50100,00
% 125 100,0% 5 STBM 5008 KK 80% 4006 80,35% 4024 100,0% 6 ODF 841 KK 80% 673 93,58% 787 100,0% III
KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA 85% 65%
A Kesehatan Ibu 52%
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 726ibu hamil 95% 690 66,67% 484 70,2%
2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 726ibu hamil 95% 690 62,67% 455 66,0%
3Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 145
ibu hamil 80% 116 40,00% 58 50,0%
4Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 693
ibu hamil 90% 624 56,57% 392 62,9%
yang mempunyai kompetensi kebidanan
5 Cakupan pelayanan Nifas 693ibu hamil 90% 624 55,56% 385 61,7%
B Kesehatan Neonatus 89% 63% 1 Komplikasi Neonatal yg ditemukan 99 Bayi 82% 81 35,35% 35 43,1%
2 Cakupan BBLR ditangani 1 Bayi100
% 1100,00
% 1 100,0% 3 Penanganan Komplikasi Neonatal 99 Bayi 82% 81 35,35% 35 43,1% 4 Kunjungan NEONATUS (KN1) 660 Bayi 90% 594 59,55% 393 66,2% 5 Kunjungan NEONATUS (KN4) 660 Bayi 90% 594 58,18% 384 64,6% C Kesehatan Bayi 92% 88% 1 Kunjungan Bayi 1 660 Bayi 92% 607 80,76% 533 87,8% 2 Kunjungan Bayi 4 660 Bayi 92% 607 81,67% 539 88,8%
52
D Kesehatan Balita 70% 48% 1 Kunjungan Balita 1 3139 bayi 70% 2197 25,80% 810 36,9% 2 Kunjungan Balita 2 3139 bayi 70% 2197 41,57% 1305 59,4% E Pelayanan Keluarga Berencana 70% 72,6% 1 Akseptor KB aktif di Puskesmas 2997 PUS 70% 2098 50,82% 1523 72,6% 2 Akseptor aktif MKET di Puskesmas orang 70% IV UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 78% 88%
1Pemberian Kapsul Vitamin A pada Bayi 6-11bulan 152 Bayi 80% 122
100,00% 152 100,0%
2Pemberian Kapsul Vitamin A pada Balita 12-59 bulan 1014 Bayi 80% 811
100,00% 1014 100,0%
3 Pemberian Tablet Fe pada Bumil 726 Bumil 90% 653 62,67% 455 69,6%
4Balita umur 6-24 bulan gakin mendapat MP-ASI 238 Balita
100% 238 29,83% 71 29,8%
5 Balita gizi buruk mendapat perawatan 2 Balita100
% 2100,00
% 2 100,0%
6Cakupan ASI Eksklusif umur 0 - 5 bulan 29 hari 204 Bayi 80% 163 61,27% 125 76,6%
7Balita yang datang dan akan ditimbang berat badannya (D/S) 1221 Balita 80% 977 80,18% 979 100,0%
8Balita ditimbang dan naik berat badannya (N/D) 976 Balita 80% 788 80,74% 788 100,0%
9 Balita Bawah Garis Merah (BGM) 61 Balita 5% 3 96,72% 59 100,0%
10Cakupan Desa Mengkonsumsi Garam Beryodium 3
Kelurahan 80% 2
100,00% 3 100,0%
VUPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 90% 68%
A TB. Paru 91% 70%
1Pengobatan TB Paru (DOTS) BTA Positif 37
Penderita
100% 37 10,81% 4 10,8%
2Pengobatan Penderita TB Paru (DOTS) BTA Negatif
Penderita
100% 0
Rontgen Positif
3 Angka Konversi pada penderita BTA + 4Penderita 80% 3
100,00% 4 100,0%
4 Angka Kesembuhan 3 Penderit 85% 3 100,00 3 100,0%
53
a %
B Malaria 100% 100%
1Pemeriksaan Sediaan Darah pada penderita malaria klinis 29
spesimen
100% 29
100,00% 29 100,0%
2Penderita malaria positif diobati sesuai standar 1 orang
100% 1
100,00% 1 100,0%
3Penderita yang terdeteksi malaria berat di PKM yang dirujuk 0 orang
100% 0
C Kusta 83%
1 Penemuan tersangka penderita Kusta Penderita 80%
2 Pengobatan penderita Kusta Penderita
100%
3 Pemeriksaan kontak penderita Penderita 80%
4 Cacat tingkat II Penderita 35%
5 RFT Penderita
100%
6 RFC Penderita
100%
D Pelayanan Imunisasi 80% 70%
1 Immunisasi HB0 pada Bayi 449 Bayi 80% 3596803,0
0% 85%
2 Immunisasi Polio 1 297 Bayi 80% 2384500,0
0% 56%
3 Imunisasi BCG 273 Bayi 80% 2184136,0
0% 52%
4 Imunisasi DPT HB1 Polio 2 298 Bayi 80% 2384515,0
0% 56%
5 Imunisasi DPT HB2 Polio 3 384 Bayi 80% 3075818,0
0% 73%
6 Imunisasi DPT HB3 Polio 4 364 Bayi 80% 2915576,0
0% 70%
7 Imunisasi Campak 409 Bayi 80% 3276197,0
0% 77%
8 Imunisasi TT Hamil 1 398 Bumil 80% 3185467,0
0% 68% 9 Imunisasi TT Hamil 2 340 Bumil 80% 272 4670,0 58%
54
0%
10 Imunisasi TT Melahirkan 449 Ibu 80% 3596168,0
0% 77%
11 BIAS 899 Anak 80% 7199719,0
0% 100% E Diare 88% 91% 1 Penemuan kasus diare di PKM dan kader 784 orang 40% 314 86,61% 679 100,0%
2Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral 784 orang
100% 784 86,61% 679 86,6%
Rehidrasi 0
3Kasus diare ditangani dengan rehidrasi intravena orang
100% 0
4 Rehidrasi Rumah Tangga orang100
% 0
5 Pemberian Zink selama 10 hari 784 orang100
% 784 86,61% 679 86,6% F ISPA 78% 87%
1Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh 127 orang 10% 13 74,80% 95 100,0%
Puskesmas dan Kader
2Jumlah pneumonia dan pneumonia berat ditangani 127 orang
100% 127 74,80% 95 74,8%
3Jumlah kasus pneumonia berat/tanda bahaya yang 127 orang
100%
ditangani atau dirujuk
4 Care seeking orang100
% G Demam Berdarah Dengue (DBD) 98% 13%
1 Angka bebas jentik (ABT) 96Container 95% 91 3,13% 3 3,3%
2 Cakupan penyelidikan Epidemiologi 100 KK100
% 100 23,00% 23 23,0%
HPencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
100% 92,8%
1 Jumlah kunjugan penderita IMS 28 orang100%
100,00% 100,0%
2 Jumlah kasus IMS ditemukan 25 orang100% 89,20% 89,2%
3 Jumlah Kasus IMS diobati 25 orang100
% 89,20% 89%
55
4 Jumlahkunjungan harm reduction orang100
% I Pencegahan dan Penanggulangan Rabies
1 Cuci luka kasus gigitan HPR Penderita
2Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi Orang
JPencegahan dan Penanggulangan Filariasis dan Schistosomiasis 97%
1 Kasus filariasis ditangani Penderita 90%
2Prosentase pengobatan selektif schistosomiasis
Penderita
100%
3Prosentase pengobatan selektif filariasis buski
Penderita
100%
K Pengendalian Penyakit Tidak Menular 75% 15,2%
1 Penemuan Kasus Hipertensi 4292Penderita
75,0% 3219 8,11% 348 11%
2 Penemuan Kasus Diabetes Melitus 264Penderita
75,0% 198 26,17% 69 35%
3 Penemuan Kasus stroke 44Penderita
75,0% 33 0,00% 0 0,0%
VI UPAYA PENGOBATAN
100% 80%
A Pengobatan 100,0%
1Kunjungan Rawat jalan Umum ( visite rate) 5959 Orang
100% 5959
100,00% 5959 100,0%
B Pemeriksaan Laboratorium 61%
1Pemeriksaan Haemoglobin pada ibu hamil 726
spesimen
100% 726 61,16% 444 61,2%
2Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD
spesimen
3 Pemeriksaan darah malaria 29spesimen
100% 29
100,00% 29 100,0%
4 Pemeriksaan tes kehamilan 726spesimen
100% 726 1,93% 14 1,9%
56
5 Pemeriksaan sputum TB 37spesimen
100% 37 78,38% 29 78,4%
6Pemeriksaan sputum pada tersangka TB (SPS)
spesimen
100%
7 Pemeriksaan urine protein pada ibu hamil 726spesimen
100% 726 61,16% 444 61%
8 Pemeriksaan Widal spesimen
100%
9 Pemeriksaan Golongan Darah spesimen
100%
10Pemeriksaan Gula Darah pada Tersangka DM
spesimen
100%
11 Pemeriksaan Darah Lengkap spesimen
100%
12 Pemeriksaan Urine Lengkap spesimen
100%
13 Pemeriksaan Masa Perdarahan (BT) spesimen
100%
14 Pemeriksaan Masa Pembekuan (CT) spesimen
100%
15 Pemeriksaan Hematokrit spesimen
100%
16Pemeriksaan HBsAg pada tersangka Hepatitis
spesimen
100%
17 Pemeriksaan Faeces lengkap spesimen
100%
18 Pemeriksaan Laboratorium VCT spesimen
100%
19 Pemeriksaan Laboratorium IMS spesimen
100%
20 Pemeriksaan Laboratorium HIV spesimen
100%
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
A Upaya Kesehatan Usia Lanjut 100,0%
1Pembinaan Kelompok Usia Lanjut sesua standar 9 Kelp
100% 9
100,00% 9 100,0%
2Pemantauan Kesehatan pada anggota kelompok 80%
usia lanjut yang dibina sesuai standar
B Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 86%
57
1 Pembinaan kesehatan gigi di Posyandu 38 kali100
% 38 65,79% 25 65,8%
2 Pembinaan kesehatan gigi pada anak TK 16TK/PAUD
100% 16
100,00% 16 100,0%
3Pembinaan & bimbingan sikat gigi massal pada SD/MI 12 SD/MI
100% 12
100,00% 12 100,0%
4 Perawatan kesehatan gigi pada SD/MI 12 SD/MI100
% 12100,00
% 12 100,0%
5Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi 233 orang
100% 233 36,48% 85 36,5%
6 Gigi tetap yang dicabut 5 kasus100
% 5100,00
% 5 100,0%
7 Gigi tetap yang ditambal permanen 72 kasus100
% 72100,00
% 72 100,0%
C Perawatan Kesehatan Masyarakat
1 Kegiatan ASKEP pada Keluarga KK
2Kegiatan ASKEP pada Kelompok Masyarakat Kelp
3Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada KK
keluarga lepas asuh
4Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada Kelp
Kelompok lepas asuh
D Bina Kesehatan Tradisional
1Pembinaan Toga & pemanfaatan pada sasaran masy.
2 Pembinaan pengobatan tradisional yang
menggunakan tanaman obat
3Pembinaan pengob. tradisional dengan keterampilan
4 Pembinaan pengobatan tradisional lain
E Kesehatan Jiwa
1Pemberdayaan kelompok masyarakat khusus dalam
upaya penemuan dini dan rujukan kasus gangguan jiwa
2 Penemuan dan penanggulangan kasus
58
gangguan
Perilaku, gangguan jiwa, masalah NAPZA, dll dari
rujukan kader dan masyarakat
3Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan
ke RS/Spesialis
4Deteksi dini penanganan kasus jiwa (gangguan
perilaku, gangguan jiwa, masalah NAPZA, dll) yang
datang berobat ke Puskesmas
Catatan :Tingkat Pencapaian Hasil
Baik : Pencapaian hasil ≥ 91 %
Cukup : Pencapaian hasil = 81 - 90 %
Kurang : Pencapaian hasil ≤ 80% Mataram, Maret 2013Kepala
Puskesmas Dasan Agung,
59
B. Identifikasi Masalah
Melakukan identifkasi masalah pada data Cakupan Kegiatan Penilaian Kinerja Puskesmas
Dasan Agung Tahun 2012.
a) KELOMPOK KRITERIA A : BESARNYA MASALAH
Besarnya masalah diperoleh dari selisih antara 100% dengan pencapaian suatu
program.
No ProgramPencapaian (< 100%)
Besar masalah
1. Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga 43,0% 57%
2. Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan 7,6% 92,4%
3. Cakupan Posyandu mandiri 12,5% 87,5%
4. Inspeksi sanitasi sarana air bersih 89,1% 10,9%
5. Perbaikan kualitas air 78,3% 21,7%
6. Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum 84,1% 15,9%
7. Pembinaan tempat-tempat umum 86,2% 13,8%
8. Pembinaan TPS atau TPA 83,3% 16,7%
9. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 70,2% 29,8%
10. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 66,0% 34%
11. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 50,0% 50%
12.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
62,9% 37,1 %
13. Cakupan pelayanan Nifas 61,7% 38,3%
14. Komplikasi neonatal yang ditemukan 43,1% 56,9%
15. Penanganan komplikasi neonatal 43,1% 56,9%
16. Cakupan Kunjungan neonatus (KN1) 66,2% 33,8%
17. Cakupan Kunjungan neonatus (KN4) 64,6% 35,4%
18. Cakupan Kunjungan bayi 1 87,8% 12,2%
19. Cakupan Kunjungan balita 1 36,9% 63,1%
20. Cakupan Kunjungan balita 2 59,4% 40,6%
60
21. Akseptor KB aktif dipuskesmas 72,6% 27,4%
22. Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil 69,6% 30,4%
23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI
29,8% 70,2%
24. Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari 76,6 % 23,4%
25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif
10,8% 89,2%
26. Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 85% 15%
27. Cakupan Imunisasi polio 1 56 % 44%
28. Cakupan Imunisasi BCG 52% 48%
29. Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2 56% 44%
30. Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3 73% 27%
31. Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4 70% 30%
32. Cakupan Imunisasi campak 77% 23%
33. Cakupan Imunisasi TT hamil 1 68% 32%
34. Cakupan Imunisasi TT hamil 2 58% 42%
35. Cakupan Imunisasi TT melahirkan 77% 23%
36.Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi
86,6% 13,4%
37. Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari 86,6% 13,4%
38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani
74,8% 25,2%
39. Angka bebas jentik (ABT) 3,3% 96,7%
40. Cakupan penyelidikan epidemiologi 23,0% 77%
41. Cakupan penemuan kasus IMS 89.2% 10,8%
42. Cakupan kasus IMS diobati 89% 11%
43. Cakupan Penemuan kasus hipertensi 11% 89%
44. Cakupan Penemuan kasus Diabetes melitus 35% 65%
61
45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil 61,2% 38,8%
46. Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan 1,9% 98,1%
47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB 78,4% 21,6%
48. Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil
61% 39%
49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu 65,8% 34,2%
50. Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi
36,5% 63,5%
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besar masalah dari presentasi
pencapaian terbesar dengan pencapaian terkecil.
Keterangan:
n = jumlah masalah
k = jumlah kelas
k = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log (50)
= 6,61
= 7
Interval = nilai terbesar – nilai terkecil
K
= 98,1– 10,8
7
= 12,47
62
TABEL KRITERIA A: BESARNYA MASALAH (7 KELAS)
Untuk menentukan letak kelas, diperoleh dengan cara mengelompokkan besar masalah setiap program sesuai nilai interval pada tiap-tiap kelas.
No Program
Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian NilaiINTERVAL
(1)10,8 – 23,27
INTERVAL(2)
23,28-35,75
INTERVAL(3)
35,76-48,23
INTERVAL(4)
48,24-60,71
INTERVAL(5)
60,72-73,19
INTERVAL
(6)73,20-85,67
INTERVAL(7)
85,68-100
1.Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga
4
2.Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan
7
3. Cakupan Posyandu mandiri 7
4. Inspeksi sanitasi sarana air bersih 1
5. Perbaikan kualitas air 2
6.Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum
1
7. Pembinaan tempat-tempat umum 1
8. Pembinaan TPS atau TPA 1
9. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 2
10. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 2
11. Cakupan komplikasi kebidanan 4
63
yang ditangani
12.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
3
13. Cakupan pelayanan Nifas 3
14.Komplikasi neonatal yang ditemukan
4
15. Penanganan komplikasi neonatal 4
16.Cakupan Kunjungan neonatus (KN1)
2
17.Cakupan Kunjungan neonatus (KN4)
2
18. Cakupan Kunjungan bayi 1 1
19. Cakupan Kunjungan balita 1 5
20. Cakupan Kunjungan balita 2 3
21. Akseptor KB aktif dipuskesmas 2
22.Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil
2
23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI
5
24. Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 2
64
bulan 29 hari
25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif
7
26. Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 1
27. Cakupan Imunisasi polio 1 4
28. Cakupan Imunisasi BCG 3
29.Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2
3
30.Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3
2
31.Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4
2
32. Cakupan Imunisasi campak 1
33. Cakupan Imunisasi TT hamil 1 2
34. Cakupan Imunisasi TT hamil 2 3
35. Cakupan Imunisasi TT melahirkan 1
36.
Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi
1
37. Cakupan Pemberian Zinc selama 1
65
10 hari
38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani
2
39. Angka bebas jentik (ABT) 7
40. Cakupan penyelidikan epidemiologi
6
41. Cakupan penemuan kasus IMS 1
42. Cakupan kasus IMS diobati 1
43. Cakupan Penemuan kasus hipertensi
7
44. Cakupan Penemuan kasus Diabetes melitus
5
45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil
3
46. Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan
7
47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB 1
48. Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil
2
49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu
2
66
50. Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi
5
67
b) KELOMPOK KRITERIA B : KEGAWATAN MASALAH
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan kegawatan, tingkat urgensi, dan biaya
tiap masalah dengan system scoring (score 1 – 5)
1. Tingkat Kegawatan
Merupakan keriteria untuk menentukan apakah suatu program mempunyai
efek yang berat atau ringan. Memiliki 5 score, antara lain :
- Sangat gawat : 5
- Gawat : 4
- Cukup gawat : 3
- Kurang gawat : 2
- Tidak gawat : 1
2. Tingkat urgensi
Merupakan kriteria untuk menentukan apakah suatu program itu harus cepat
ditangani atau tidak. Memiliki score 5 dimana:
- Sangat mendesak : 5
- Mendesak : 4
- Cukup mendesak : 3
- Kurang mendesak : 2
- Tidak mendesak : 1
3. Tingkat biaya
Merupakan kriteria untuk menentukan apakah suatu program bisa ditangani
dengan biaya minimum atau tidak.
- Sangat murah : 5
- Murah : 4
- Cukup murah : 3
- Mahal : 2
- Mahal sekali : 1
Tabel. Kegawatan Masalah
No Masalah Kesehatan KegawatanTingkat Urgensi
Biaya yang dikeluarkan
Nilai
1.Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga
4 3 3 10
2.Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan
4 2 2 8
68
3. Cakupan Posyandu mandiri 3 1 4 8
4.Inspeksi sanitasi sarana air bersih
3 3 4 10
5. Perbaikan kualitas air 4 4 1 9
6.Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum
3 3 4 10
7.Pembinaan tempat-tempat umum
4 4 1 9
8. Pembinaan TPS atau TPA 4 2 3 9
9.Cakupan kunjungan ibu hamil K1
5 3 5 13
10.Cakupan kunjungan ibu hamil K4
5 4 5 14
11.Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
4 4 3 11
12.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
4 4 2 10
13. Cakupan pelayanan Nifas 3 3 4 10
14.Komplikasi neonatal yang ditemukan
4 5 3 12
15.Penanganan komplikasi neonatal
5 5 1 11
16.Cakupan Kunjungan neonatus (KN1)
4 3 5 12
17.Cakupan Kunjungan neonatus (KN4)
4 3 5 12
18. Cakupan Kunjungan bayi 1 3 3 5 11
19. Cakupan Kunjungan balita 1 3 3 5 11
20. Cakupan Kunjungan balita 2 3 3 5 11
21.Akseptor KB aktif dipuskesmas
2 2 2 6
22.Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil
4 3 3 10
23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI
4 4 4 12
24.Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari
4 5 5 14
25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif
5 5 4 14
26.Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi
3 1 3 7
27. Cakupan Imunisasi polio 1 4 3 3 10
28. Cakupan Imunisasi BCG 4 3 3 10
29.Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2
4 3 3 10
69
30.Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3
4 3 3 10
31.Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4
4 3 3 10
32. Cakupan Imunisasi campak 3 2 3 8
33.Cakupan Imunisasi TT hamil 1
4 4 3 11
34.Cakupan Imunisasi TT hamil 2
4 4 3 11
35.Cakupan Imunisasi TT melahirkan
4 4 3 11
36.Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi
5 5 4 14
37.Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari
3 5 4 12
38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani
5 5 3 13
39. Angka bebas jentik (ABT) 4 3 2 940. Cakupan penyelidikan
epidemiologi3 3 2 8
41. Cakupan penemuan kasus IMS
4 2 3 9
42. Cakupan kasus IMS diobati 4 3 3 1043. Cakupan Penemuan kasus
hipertensi5 4 4 13
44. Cakupan Penemuan kasus Diabetes mellitus
5 4 4 13
45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil
3 3 5 11
46. Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan
3 2 5 10
47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB
5 5 5 15
48. Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil
3 2 5 10
49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu
3 2 4 9
50. Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi
3 3 3 9
c) KELOMPOK KRITERIA C : KEMUDAHAN DALAM PENANGGULANGAN
Merupakan cara penilaian program, dimana suatu program dinilai mudah untuk
diintervensi atau tidak. Memiliki 5 kriteria score, yaitu
1 : sangat sulit, 2 : sulit, 3 : cukup mudah, 4 : mudah, 5 : sangat mudah
70
Tabel. Kemudahan dalam Penanggulangan
71
d)
72
No Masalah Nilai
1. Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga 3
2. Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan 3
3. Cakupan Posyandu mandiri 3
4. Inspeksi sanitasi sarana air bersih 4
5. Perbaikan kualitas air 2
6. Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum 4
7. Pembinaan tempat-tempat umum 3
8. Pembinaan TPS atau TPA 3
9. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 4
10. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 3
11. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 2
12.Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
2
13. Cakupan pelayanan Nifas 4
14. Komplikasi neonatal yang ditemukan 3
15. Penanganan komplikasi neonatal 2
16. Cakupan Kunjungan neonatus (KN1) 3
17. Cakupan Kunjungan neonatus (KN4) 3
18. Cakupan Kunjungan bayi 1 3
19. Cakupan Kunjungan balita 1 3
20. Cakupan Kunjungan balita 2 3
21. Akseptor KB aktif dipuskesmas 2
22. Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil 4
23. Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI 2
24. Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari 2
25. Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif 2
26. Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 4
27. Cakupan Imunisasi polio 1 4
28. Cakupan Imunisasi BCG 4
29. Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2 4
30. Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3 4
31. Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4 4
32. Cakupan Imunisasi campak 4
KELOMPOK KRITERIA D : PEARL FAKTOR
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa factor yang saling menentukan dapat atau
tidak nya suatu program dilaksanakan, factor-faktor tersebut adalah PEARL faktor:
- Kesesuaian (Propriety)
- Ekonomi Murah (Economic)
- Dapat Diterima (Acceptability)
- Tersedianya Sumber ( Resources Availability)
- Legalitas Terjamin (Legality)
Dengan score, Ya : 1, Tidak : 0
Tabel. PEARL FAKTOR
No Masalah P E A R L Nilai
1. Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga 1 1 1 1 1 1
2.Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan
1 1 1 1 1 1
3. Cakupan Posyandu mandiri 1 1 1 1 1 1
4. Inspeksi sanitasi sarana air bersih 1 1 1 1 1 1
5. Perbaikan kualitas air 1 1 1 1 1 1
6.Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum
1 1 1 1 1 1
7. Pembinaan tempat-tempat umum 1 1 1 1 1 1
8. Pembinaan TPS atau TPA 1 1 1 1 1 1
9. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 1 1 1 1 1 1
10. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 1 1 1 1 1 1
11.Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
1 1 1 1 1 1
12.Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
1 1 1 1 1 1
13. Cakupan pelayanan Nifas 1 1 1 1 1 1
14. Komplikasi neonatal yang ditemukan 1 1 1 1 1 1
15. Penanganan komplikasi neonatal 1 1 1 0 1 0
16. Cakupan Kunjungan neonatus (KN1) 1 1 1 1 1 1
17. Cakupan Kunjungan neonatus (KN4) 1 1 1 1 1 1
18. Cakupan Kunjungan bayi 1 1 1 1 1 1 1
19. Cakupan Kunjungan balita 1 1 1 1 1 1 1
20. Cakupan Kunjungan balita 2 1 1 1 1 1 1
73
21. Akseptor KB aktif dipuskesmas 1 1 1 1 1 1
22.Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil
1 1 1 1 1 1
23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI
1 1 1 1 1 1
24.Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari
1 1 1 1 1 1
25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif
1 1 1 1 1 1
26. Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 1 1 1 1 1 1
27. Cakupan Imunisasi polio 1 1 1 1 1 1 1
28. Cakupan Imunisasi BCG 1 1 1 1 1 1
29. Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2 1 1 1 1 1 1
30. Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3 1 1 1 1 1 1
31. Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4 1 1 1 1 1 1
32. Cakupan Imunisasi campak 1 1 1 1 1 1
33. Cakupan Imunisasi TT hamil 1 1 1 1 1 1 1
34. Cakupan Imunisasi TT hamil 2 1 1 1 1 1 1
35. Cakupan Imunisasi TT melahirkan 1 1 1 1 1 1
36.Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi
1 1 1 1 1 1
37.Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari
1 1 1 1 1 1
38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani
1 1 1 1 1 1
39. Angka bebas jentik (ABT) 1 1 1 1 1 1
40. Cakupan penyelidikan epidemiologi 1 1 1 1 1 1
41. Cakupan penemuan kasus IMS 1 1 1 1 1 1
42. Cakupan kasus IMS diobati 1 1 1 1 1 1
43. Cakupan Penemuan kasus hipertensi 1 1 1 1 1 1
44. Cakupan Penemuan kasus Diabetes mellitus
1 1 1 1 1 1
45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil
1 1 1 1 1 1
46. Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan 1 1 1 1 1 1
47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB 1 1 1 1 1 1
48. Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil
1 1 1 1 1 1
49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di 1 1 1 1 1 1
74
posyandu50. Cakupan Murid SD/MI mendapat
perawatan kesehatan gigi1 1 1 1 1 1
C. Prioritas Masalah
Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam formula
nilai prioritas dasar ( NPD ) serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas
masalah yang dihadapi:
- NPD = (A+B) x C
- NPT = (A+B) x C x D
Kemudia menentukan urutan sesuai besar nilai NPT.
Tabel. 1 Prioritas Masalah
No ProgramA B C D NPD NPT
URUTAN PRIORITAS
1.Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga
4 10 3 1 42 42 27
2.Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan
7 8 3 1 45 45 163. Cakupan Posyandu mandiri 7 8 3 1 45 45 43
4.Inspeksi sanitasi sarana air bersih
1 10 4 1 44 44 465. Perbaikan kualitas air 2 9 2 1 22 22 12
6.Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum
1 10 4 1 44 44 17
7.Pembinaan tempat-tempat umum
1 9 3 1 30 30 508. Pembinaan TPS atau TPA 1 9 3 1 30 30 28
9.Cakupan kunjungan ibu hamil K1
2 13 4 1 60 60 29
10.Cakupan kunjungan ibu hamil K4
2 14 3 1 48 48 33
11.Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
4 11 2 1 30 30 18
12.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
3 10 2 1 26 26
2313. Cakupan pelayanan Nifas 3 10 4 1 52 52 30
14.Komplikasi neonatal yang ditemukan
4 12 3 1 48 48 49
75
15.Penanganan komplikasi neonatal
4 11 2 0 30 0 19
16.Cakupan Kunjungan neonatus (KN1)
2 12 3 1 42 42 36
17.Cakupan Kunjungan neonatus (KN4)
2 12 3 1 42 42 3918. Cakupan Kunjungan bayi 1 1 11 3 1 36 36 3119. Cakupan Kunjungan balita 1 5 11 3 1 48 48 4020. Cakupan Kunjungan balita 2 3 11 3 1 42 42 821. Akseptor KB aktif dipuskesmas 2 6 2 1 16 16 13
22.Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil
2 10 4 1 48 48 11
23.Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI
5 12 2 1 34 3424
24.Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari
2 14 2 1 32 32 20
25.Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif
7 14 2 1 42 42 21
26.Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi
1 7 4 1 32 32 3427. Cakupan Imunisasi polio 1 4 10 4 1 56 56 1428. Cakupan Imunisasi BCG 3 10 4 1 52 52 9
29.Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2
3 10 4 1 53 53 22
30.Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3
2 10 4 1 48 48 7
31.Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4
2 10 4 1 48 48 1532. Cakupan Imunisasi campak 1 8 4 1 36 36 4433. Cakupan Imunisasi TT hamil 1 2 11 4 1 52 52 434. Cakupan Imunisasi TT hamil 2 3 11 4 1 56 56 25
35.Cakupan Imunisasi TT melahirkan
1 11 4 1 48 48 45
36.Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral rehidrasi
1 14 4 1 60 6048
37.Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari
1 12 4 1 52 52 37
38.Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani
2 13 2 1 30 30 139. Angka bebas jentik (ABT) 7 9 4 1 64 64 240. Cakupan penyelidikan
epidemiologi6 8 2 1 28 28 32
41. Cakupan penemuan kasus IMS 1 9 2 1 20 20 342. Cakupan kasus IMS diobati 1 10 3 1 33 33 5
76
43. Cakupan Penemuan kasus hipertensi
7 13 5 1 100 100 3544. Cakupan Penemuan kasus
Diabetes melitus5 13 4 1 72 72 38
45. Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil
3 11 3 1 42 42 4746. Cakupan Pemeriksaan tes
kehamilan7 10 4 1 68 68 10
47. Cakupan Pemeriksaan sputum TB
1 15 4 1 64 64 2648. Cakupan Pemeriksaan urin
protein pada ibu hamil2 10 3 1 36 36 41
49. Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu
2 9 3 1 33 3342
50. Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi
5 9 4 1 56 566
Tabel. 2 Prioritas Masalah
No PROGRAMURUTAN
PRIORITAS1 Cakupan Penemuan kasus hipertensi 12 Cakupan Penemuan kasus Diabetes melitus 23 Cakupan Pemeriksaan tes kehamilan 34 Angka bebas jentik (ABT) 45 Cakupan Pemeriksaan sputum TB 56 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 67 Cakupan Kasus diare ditangani di PKM dan kader dengan oral
rehidrasi7
8 Cakupan Imunisasi polio 1 89 Cakupan Imunisasi TT hamil 2 9
10 Cakupan Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi 1011 Cakupan Imunisasi DPT HB1 Polio 2 1112 Cakupan pelayanan Nifas 1213 Cakupan Imunisasi BCG 1314 Cakupan Imunisasi TT hamil 1 1415 Cakupan Pemberian Zinc selama 10 hari 1516 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 1617 Komplikasi neonatal yang ditemukan 1718 Cakupan Kunjungan balita 1 1819 Cakupan Pemberian tablet FE pada bumil 1920 Cakupan Imunisasi DPT HB2 Polio 3 2021 Cakupan Imunisasi DPT, HB3, polio 4 2122 Cakupan Imunisasi TT melahirkan 2223 Penyuluhan PHBS pada Institusi pendidikan 23
77
24 Cakupan Posyandu mandiri 2425 Inspeksi sanitasi sarana air bersih 2526 Inspeksi sanitasi sarana tempat-tempat umum 2627 Penyuluhan PHBS pada Rumah tangga 2728 Cakupan Kunjungan neonatus (KN1) 2829 Cakupan Kunjungan neonatus (KN4) 2930 Cakupan Kunjungan balita 2 3031 Cakupan Pengobatan TB paru (DOTS) BTA positif 3132 Cakupan Pemeriksaan Hb pada ibu hamil 3233 Cakupan Kunjungan bayi 1 3334 Cakupan Imunisasi campak 3435 Cakupan Pemeriksaan urin protein pada ibu hamil 3536 Cakupan Balita umur 6-24 bulan GAKIN yang mendapat MP ASI 3637 Cakupan kasus IMS diobati 3738 Cakupan Pembinaan kesehatan gigi di posyandu 3839 Cakupan ASI eksklusif umur 0-5 bulan 29 hari 3940 Cakupan Imunisasi Hb0 pada bayi 4041 Pembinaan tempat-tempat umum 4142 Pembinaan TPS atau TPA 4243 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 4344 Cakupan peneumoni dan peneumoni berat ditangani 4445 Cakupan penyelidikan epidemiologi 4546 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan46
47 Perbaikan kualitas air 4748 Cakupan penemuan kasus IMS 4849 Akseptor KB aktif dipuskesmas 4950 Penanganan komplikasi neonatal 50
Jadi, pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Cakupan Penemuan Kasus
Hipertensi menjad prioritas masalah.
78
D. Metodologi
1. Desain penelitian
Rancangan penelitian kami menggunakan penelitian observatif deskriptif
dengan desain cross sectional. Studi cross sectional adalah penelitian non-
eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko
dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model
pendekatan point time (titik waktu yang sama).
2. Waktu dan Tempat Pengambilan data
Data Sekunder
Waktu : 1-5 Juli 2013
Tempat : Puskesmas Dasan Agung
Data Primer
Waktu : 9-13 Juli 2013
Tempat : Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru.
3. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan dengan sasaran seluruh warga lingkungan pelita
kelurahan dasan agung baru yang berusia lebih dari sama dengan 40 tahun dengan
jumlah 552 orang.
Penentuan sampel dilakukan menggunakan metode simple random sampeling
dengan cara di lotre.
4. Besar Sampel
Penentuan besar sampel dilakukan dengan mengguanakan rumus Slovin
dimana jumlah populasinya diketahui.
n= N
1+Ne2
Ket :
N : Jumlah populasi yang diketahui
n : : Jumlah sampel yang ingin di cari
79
e : error tolerance (taraf signifikansi) -> ( ^2 = pangkat dua )
Dengan menggunakan rumus di atas dapat kita masukkan populasi yang digunakan
dengan taraf signifikansi yang kami gunakan adalah 10%=0.1.
n= 5521+(552 x 0.1 x0.1)
n= 5526.52
n = 85
Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah minimal 85 orang warga
Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru yang berusia lebih dari sama dengan
40 tahun.
5. Instrument dan cara pengumpulan data
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan metode
wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioneer mengacu pada faktor
dari H.L. Blum.
Cara pengumpulan data kami lakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang
kami dapatkan dari puskesmas dasan agung. Sedangkan pengumpulan data primer
kami langsung turun ke lapanagna untuk melakukan wawancara dengan
menggunakan kuisioner.
PENILAIAN KUISIONER
Tabel 1. Contoh Penilaian kuisioner pada Responden A atas nama H. Suparto
No PERTANYAANJawaban
SkorYa Jarang Tidak
I. PERILAKU1. Pernahkah mendengar tentang hipertensi √ 02. Berapa tekanan darah normal √ 03. Berapa dikatakan hipertensi √ 14. Riwayat hipertensi √ 05. Sering memeriksakan diri ke puskesmas √ 16. Sering mengkonsumsi obat penurun hipertensi √ 07. Biasa makan asin √ 28. jumlah konsumsi garam √ 29. biasa makan tinggi lemak √ 210. mengkonsumsi alcohol √ 011. merokok/pernah merokok √ 0
80
12. jumlah rokok batang/hari √ 013. lama merokok √ 014. sering berolahraga √ 0JUMLAH 8
II. Herediter/Keturunan15. Riwayat hipertensi dari keluarga √ 016. Riwayat penyakit jantung dari keluarga √ 017. riwayat stroke dari kelurga √ 018. Riwayat obesitas dari keluarga √ 0JUMLAH 0
III. Lingkungan 19. Sering cemas, panik, tegang atau stress √ 020. Lingkungan sekitar menyebabkan stress √ 021. Sering terpapar asap rokok sehari-hari √ 2JUMLAH 2
IV. Pelayanan Kesehatan1. Sering mendapat promosi kesehatan tentang Hipertensi
√2
2. Tempat pelayanan kesehatan susah dijangkau √ 03. Fasilitas puskesmas dilingkungan memadai √ 0JUMLAH 2
Keterangan :
I. Perilaku : Semakin kurang pengetahuan dan semakin jeleknya gaya hidup
maka semakin tinggi pula nilainya untuk menderita hipertensi,
begitupun sebaliknya semakin tinggi pengetahuan dan semakin
bagusnya gaya hidup maka semakin kecil resiko terkena hipertensi.
II. Herediter : Adanya riwayat dari keluarga maka semakin tinggi pula faktor
risiko terkena hipertensi, sebaliknya tidak ada riwayat keluarga
maka semakin kecil pula risiko terkena hipertensi.
III.Lingkungan : Adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi maka semakin
tinggi risiko terkena hipertensi, sebaliknya tidak ada pengaruh
faktor lingkungan maka semakin kecil pula risiko terkena
hipertensi.
IV.Pelayanan Keesahatan : Semakin bagus pelayanan kesehatan maka semakin rendah
kejadian hipertensi dan semakin tinggi pula cakupan, begitupun
sebaliknya semakin jelek pelayanan kesehatan maka semakin
tinggi pula kejadian hipertensi dan semakin rendah penemuan
kasus hipertensi.
81
Dari tabel diatas didapatkan (I) faktor perilaku bernilai 8, (II) faktor herediter bernilai
0, (III)faktor lingkungan bernilai 2, dan (IV) faktor pelayanan kesehatan bernilai 2 dalam
menyebabkan hipertensi pada resopnden A( H. Suparto). Begitu pula cara perhitungan yang
dilakukang untuk responden yang berjumlah 85 orang sesuai dengan sampel.
Tabel 2. Penilaian Kuisioner pada 85 sampel berdasarkan HL BLUM
No RespondenUmur
(tahun)
Kriteria HL BLUM(I)
Perilaku(II)
Herediter(III)
Lingkungan(IV)
Yankes1 H. Suparto 57 8 0 2 22 Mundah 52 8 2 2 23 Hj. Samsul 48 10 2 4 44 Hj. Badariah 90 8 0 0 25 Sumini 60 4 4 4 06 Fatimah 43 6 0 2 27 Inaq Pi’in 41 10 0 2 08 Jananiq 51 9 2 6 29 Maenah 50 8 2 0 2
10 Lalu Kertawang 64 12 2 6 211 Syahnun 65 1 0 0 212 Hj. Huriah 65 11 2 2 213 Sa’fii 73 6 6 0 014 Masyah 76 13 0 2 215 Inaq Nurmsh 70 13 2 4 416 Maryuni 50 10 4 2 217 Hj. Siti asenah 80 5 0 0 418 M.akwan 63 9 0 2 419 Drs. M Said Ismail 68 11 2 0 220 Siti aminah 45 8 4 0 221 Lalu Buhari Akbar 53 15 5 6 022 Sainah 54 4 2 2 223 Sumaiah 58 11 8 2 024 Mahyudin 54 9 4 4 225 Sahuri 51 5 0 2 026 Sutiyarni 58 5 4 2 027 Mun’ah 71 9 0 2 028 Anwar 63 8 0 0 229 Murniati 50 7 4 0 230 M faozi 85 6 2 2 031 Sunarni 58 10 0 2 232 Inaq Rumiah 71 9 0 0 433 Mahyudin 61 10 4 4 234 Idris 59 10 0 2 235 Ny. Marwani 65 3 4 2 436 Kamariah 50 5 4 0 237 Siti aminah 45 6 0 0 0
82
38 Suhatini 45 8 4 2 239 Sadijah 100 8 0 0 240 Nuraini 65 8 4 6 241 Sri Hidayati 43 3 6 0 242 Yuslia 41 8 2 6 243 Hj. Samsidiah 59 8 2 4 244 H. Isa 55 15 0 4 245 Roharah 52 8 4 0 446 Hj. Rohaniah 60 7 2 0 047 Mahdan 60 8 2 0 448 Halimah 65 10 8 4 249 Lalu Muhnan 50 13 4 4 250 Masrah 42 8 2 2 251 Ruknu prawarawati 52 5 2 1 252 M. Munsir 52 13 2 0 053 Nursihan 60 7 2 4 054 Sakirin 55 13 0 2 055 Hj. Siti nurisah 50 1 0 2 056 H.M. Sahdan 57 9 0 4 057 Simah 64 4 0 0 058 Nispaini 45 8 0 0 059 H.rayahin 58 6 2 0 060 M.Saleh 43 6 0 2 261 Aspunah 40 14 0 4 262 Raimah 40 9 0 0 263 Rusnah 45 7 2 4 264 Budiman 46 14 4 2 265 Rainah 50 2 0 0 066 Risnadiati 43 2 6 0 067 Rahma 50 1 2 6 268 M. sanusi 44 11 2 2 069 Suarni 43 3 4 4 070 Hadi 47 5 0 0 071 Anisah 43 2 2 4 272 Rusniadi 44 3 2 0 273 Almah 65 4 0 2 274 Hj. Sulastri 54 9 2 2 475 Hj. Nurhayati 60 5 4 2 276 Sa’rah 60 7 2 4 077 Nurjanah 40 10 0 2 478 Sarafidin 51 6 0 0 079 Nurinah 53 10 0 4 280 Nurhidayati 48 10 0 2 281 Mariam 40 9 4 4 282 Sanati 40 3 2 2 283 Bahtiar 40 4 4 0 284 Suharni 57 5 2 6 085 Abidin 49 11 2 0 2
83
Total/Jumlah Pertanyaan
46,57 42,25 58,33 45,33
Rata-rata 0,55 0,50 0,69 0,53
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pemicu terjadinya
hipertensi di Lingkungan Pelita yang pertama adalah faktor lingkungan, yang kedua
faktor perilaku, yang ketiga Yankes, dan keempat adalah faktor herediter.
84
(I) Perilaku (II) Herediter (III) Lingkungan (IV) Yankes0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.550.5
0.690000000000001
0.53
Hasil Penilaian Kuesioner tentang hipertensi di lingkungan Pelita
LINGKUNGAN PRILAKUHEREDITER
PELAYANAN KESEHATAN
SERING CEMAS, PANIK, STRES, ATAU TEGANG
HIPERTENSI
TERPAPAR ASAP ROKOK
MAKAN TINGGI LEMAK
MAKAN ASIN
JARANG OLAH RAGA
PEROKOK AKTIP
KONSUMSI ALKOHOL
INFORMSI KESEHATAN KURANG
RPK OBESITAS
RPK JANTUNG
RPK HIPERTENSI
RPK STROKE
SUSAH DIJANGKAU
FASILITAS TIDAK MEMADAI
PENGETAHUAN KURANG
KEBIASAAN DITURUNKAN
PROMKES BELUM MENCAPAI TARGET
SULIT MENEMUKAN KASUS HIPERTENSI
PENGOBATAN PENDERITA HIPERTENSI MASIH RENDAH
POHON FAKTOR
85
E. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah diperoleh alternative
pemecahan maslah sebagai berikut :
MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF SOLUSI
Hipertensi 1. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang hipertensi
2. Sering mengalami kecemasan,
stres, panik atau tegang
3. Sering terpapar asap rokok
4. Diturunkan dari kelurga yang
mempuanyai riwayat hipertensi
5. Kurngnya informasi kesehatan
tentang hipertensi
6. Pelayanan kesehatanyang kurang
memadai.
7. Sulitnya menemukan kasus
hiperetensi
1. Promosi kesehatan
(penyuluhan/konseling) ke
masyarakat tentang
hipertensi
2. Promosi kesehatan
(konseling), olahraga
3. Penyuluhan masyarakat
untuk berhenti merokok dan
rutin berolahraga.
4. – (tidak bisa diintervensi)
5. Penyuluhan hipertensi
6. Melakukan pengadaan
fasilitas kesehatan yang
masih kurang
7. Melakukan pengadaan
tempat pelayanan kesehatan
pembantu agar mudah
dijangkau
8. Melakukan kunjungan
untuk mengukuran tensi
masyarakat yang bersiko
9. Memberikan obat pada
86
8. Rendahnya pengobatan terhadap
penderita hipertensi.
penderita hipertensi
Berdasarkan alternative solusi yang kami buat, kami melakukan scoring dengan
menggunakan metode Reinke yaitu berupa matriks EVEKTIVITAS DAN EFISIENSI :
SKOR = antara 1 sampai 5
Ket.
M = Magnitude -> besarnya masalah yang dapat diatasi
I = Importancy -> pentingnya mengatasi masalah
V = Vulnerability -> kecepatan mengatasi masalah
C = Cost -> biaya yang diperlukan
P = Prioritas = P= MxIxV
C
Ranking = urutan pemilihan kegiatan ≠ intervensi
NoALTERNATIF
SOLUSI
EFEKTIVITAS EFISIENSIP=
MxIxVC
RANKM I V C
1.
2.
3.
Promosi kesehatan
(penyuluhan/konseling)
ke masyarakat tentang
hipertensi
Penyuluhan masyarakat
untuk berhenti merokok
dan rutin berolahraga.
Melakukan pengadaan
fasilitas kesehatan yang
masih kurang.
5
4
2
5
5
4
4
4
3
1
1
4
100
80
6
1
2
5
87
4.
5
6.
Melakukan pengadaan
tempat pelayanan
kesehatan pembantu agar
mudah dijangkau.
Melakukan kunjungan
untuk mengukuran tensi
masyarakat yang bersiko.
Memberikan obat pada
penderita hipertensi
2
4
3
4
4
4
2
4
3
4
1
3
4
68
12
6
3
4
Berdasarkan tabel pemilihan alternative solusi di atas dapat kami simpulkan
bahwa urutan pemilihan kegiatan yang kami lakukan adalah yang pertama adalah
Penyuluhan tentang hipertensi.
Pelaksana Kegiatan Nama
Penanggung Jawab dr. Indradjid, MS
Pembimbing - dr. Zainul
- dr. Iing
88
- dr. Suci Nirmala
Ketua Angger Bayu Wibisono
Sekretaris Feby Arirahmat
Bendahara Niluh Putu Ayu Septiari Artati
Pemberi Materi Rian Karisma Loja
Sie. Acara - Susan Dwi Oktulani
- Riska Leonita Fahmi
- Baiq Erika S.
- Uyun Mihwar
Sie. Perlengkapan - Andry Wijay a
- Amy Aristasya Sintya
- A. Rina Rojiatul
Sie. Publikasi & dokumentasi - Putu Bagus Ananta
- Diana Kurniawati
Panitia Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Penyuluhan tentang Hipertensi
89
Tabel. Plan Of Action Peningkatan Penemun Kasus Hipertensi pada Lansia dilingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Susunan Acara Biaya Metode Tolak ukurPenyuluhan tentang hipertensi
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
Kader dan Masyarakat lingkungan pelita di wilayah kerja Puskesma dasan agung
Posyandu teratai
1. Koordinator pihak panitia pelaksana : kepala puskesma dasan agung
2. Narasumber : Loja
3. Panitia penyelenggara
Kamis 25 Juli 2013 Pukul 09:00 WITA-selesai
1. Registrasi dan pengukuran tekanan darah oleh panitia
2. Pembukaan : 09:20-09.40 (Sambutan- sambutan ): Sambuatan Ketua
Panitia Sambutan Kepala PKM
Dasan Agung Sambutan Lurah Dasan
Agung Baru3. Isi acara :
09:40-09:50 (Pretest)09.50.10.10 (Penyampaian materi oleh narasumber )10:10-10:30 ( sesi tanya jawab/diskusi)10.30-10.40 (Postest)10:40-10:50 (Doorprize dan pmberian bingkisan)
4. Penutup : 10:50-111:00 ( Penutup acara dari panitia peyelenggara)
1. Fakultas : UNIZAR
- Total biaya sebesar 3,2 juta. (Rincian Terlampir)
Ceramah dan tanya jawab
Meningkatnya pengetahuan dan perubahan pola hidup masyarakat yang berisiko terkena hipertensi di Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru serta terlaksananya penyuluhan mengenai hipertensi di pelita.
90
BAB IV
PROGRAM KEGIATAN INTERVENSI
A. Program Kegiatan Intervensi Kesehatan
Program intervensi hipertensi yang kami lakukan meliputi :
a. Penyuluhan kelompok
Dengan mengumpulkan tokoh masyarakat dan kader di kelurahan Dasan
Agung Baru serta warga sekitar lingkungan pelita dengan menggunakan alat bantu
penyuluhan berupa LCD, MIC, sound system, meja, karpet, kursi, tensi meter,
steteskop, kamera, handicam, leaflat, pulpent, lembar pretest dan postest, kipas
angin.
b. Pembagian bingkisan (parcel)
Pembagian bingkisan kepada peserta sebagai kenang-kenangan dan tanda
terimakasih atas kehadiran.
c. Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah kepada peserta bertujuan untuk mengetahui tekanan
darah mereka saat itu.
d. Pembagian doorprize
Pembagian doorprize sebagai hiburan dan kenang-kenangan.
B. Pelaksanaan dan Pembahasan Kegiatan Intervensi kesehatan
Pelaksanaan intervensi kesehatan berupa penyuluhan yang kami lakukan di Posyandu
Teratai Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung Baru. Dengan peserta berasal dari 4
lingkungan dikarenakan tujuan penyuluhan untuk meningkatkan penemuan kasus
hipertensi jadi mengambil tokoh masyarakat dan kader dari 4 lingkungan.
a. Pelakasanaan Intervensi kesehatan
Pelaksanaan intervensi kesehatan (Hipertensi) berupa kegiatan penyuluhan
kelompok, yang pelaksanaannya ditujukan kepada tokoh masyarakat dan kader di
kelurahan Dasan Agung Baru serta warga sekitar lingkungan pelita yang diadakan
di Posyandu Teratai Lingkungan pelita Kelurahan Dasan Agung Baru.
Penyuluhan dilakukan pada hari kamis tanggal 25 Juli 2012 di aula
Posyandu Teratai pada pukul 10.00-12.00. Penyuluhan dilakukan dengan cara
mempresentasikan langsung menggunakan alat bantu penyuluh berupa tampilan
91
LCD yang memuat tulisan serta gambar yang diikuti dengan sesi diskusi (tanya
jawab) dan postest. Sebelum penyampaian materi dibagikan leaflet kepada
peserta sebagai informasi kesehatan. Penyuluh membagi diri menjadi seksi-seksi
dimana terdiri dari 1 ketua, 1 presentan, 1 MC, serta 10 mahasiswa
bertanggungjawab sebagai pengawas pelaksanaan penyuluhan agar berjalan
dengan sukses.
Pelaksanaan intervensi kesehatan (hipertensi) berupa pemberian bingkisan
yang ditujukan kepada setiap peserta, dimana pelaksanaannya pada akhir acara
dengan diikuti dengan pembagian doorprize sebagai kenang-kenangan dan
ucapan terimakasih atas kehadiarannya.
b. Monitoring
Penyuluhan yang kami lakukan di aula Posyandu Teratai Lingkungan Pelita
Kelurahan Dasan Agung Baru yang pelaksanaan penyuluhannya dilakukan
dengan tokoh masyarakat dan kader dari kelurahan Dasan Agung Baru, target
responden kami sebanyak 50 orang, dan target yang datang sebanyak 25 orang.
Dan acara dimulai sedikit mundur dari jadwal, disebabkan karena peserta
penyuluhan belum semuanya hadir. Adapun kronologis/urutan kegiatan adalah
sebagai berikut :
Jam Pelaksaan kegiatan
08.00 WITA Persiapan panitia,tempat, dan perlengkapan.
09.00 WITA Registrasi dan pengukuran tekanan darah
09.30 WITA Pretest
10.00 WITA Acara di mulai/ pembukaan, ( sedikit mundur jadwal
dikarenakan perserta yang hadir masih kurang dari target).
10.10 WITA Sambutan – sambutan :
1. Ketua panitia oleh saudara Angger Bayu Wibisono
2. Kepala Puskesmas Dasan Agung Baru oleh pak
Irwansyah SKM.MM
3. Sambutan Lurah Dasan Agung Baru oleh staf yang
mewakili.
10.40 WITA Penyampaian materi oleh saudara Ryan Kharisma Loja.
11.00 WITA Diskusi/tanya jawab
11.40 WITA Postest
11.50 WITA Pembagian doorpizes
92
12.00 WITA Penutup
Selama memberikan penyuluhan dimana dihadiri oleh Kepala Puskesmas
serta Dosen Pembimbing Fakultas, dan Dosen Pembimbing Lapangan. Antusias
peserta penyuluhan cukup baik, ditambah dengan hadirnya dokter sekaligus dosen
pembimbing fakultas yang memberikan banyak masukan kepada warga yang
hadir, peserta penyuluhan tersebut banyak mengajukan pertanyaan seputar
hipertensi dan cara hidup sehat, hal ini dikarenakan keingintahuan peserta atau
responden untuk mengetahui lebih banyak lagi.
Selama penyuluhan yang kami lakukan, setelah materi disampaikan oleh
pemateri, kami membuka sesi diskusi dan wargapun sangan antusias untuk
bertanya, sampai kami membuka 3 sesi pertanyaan dan untuk setiap sesi dibuka
untuk 3 penanya. Setelah kami menjawab semua pertanya dari warga DPF dan
DPL menambahkan penjelaskan untuk pertanyaan warga agar lebih jelas.
c. Pembahasan
Penyuluhan yang kami lakukan dengan tujuan ingin memberikan
pengetahuan kepada tokoh masyarakat dan kader tentang hipertensi, agar tokoh
masyarakat dan kader bisa mengetahui, mengerti dan memiliki gambaran tentang
penyakit hipertensi yang merupakan salah satu penyakit degenerative dan dapat
mengakibatkan kematian serta dapat disampaikan kepada masyarakatnya. Selain
itu tokoh masyarakat dan kader bisa mengetahui faktor penyebab maupun
penanggulangan, cara pencegahan, gaya hidup atau perilaku yang sehat dan
bersih, serta pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Penyuluhan yang kami lakukan di lingkungan pelita, dengan Tema Edukasi
tentang Hipertensi isi dari penyuluhan tersebut berupa:
1. Apa itu hipertensi
2. Apa penyebab terjadinnya hipertensi
3. Apa saja faktor risiko hipertensi
4. Apa saja gejala yang mungkin muncul pada penderita hipertensi
5. Apa saja makanan yang harus dikonsusmsi
6. Apa saja makanan yang tidak boleh dikonsumsi
7. Apa saja komplikasi hipertensi
93
8. Bagaimana cara mencegah hipertensi
9. Bagaimana pengobatan hipertensi, dan
10. Bagaimanakah perilaku hidup sehat dan baik itu.
d. Evaluasi
Pada saat melakukan Tanya jawab, tingkat pengetahuan tentang hipertensi
dan perilaku hidup sehat lumayan rendah hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan.
Setelah kami melakukan penyuluhan tentang hipertensi, khususnya
mengenai pengertiannya, penyebab, faktor risiko, cara pencegahan, komplikasi
cara pengobatan, dan cara perilaku hidup bersih dan makanan. Dari penyuluhan
tersebut kami berharap para peserta bisa mengerti tentang hipertensi dan bisa
menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat membantu pencegahan
terjadinya komplikasi dari penyakit hipertensi tersebut.
Dari segi faktor pengetahuan tentang perilaku hidup bersih, perubahan yang
diharapkan terjadi pada tokoh masyarakat dan kader sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang perilaku menjaga makanan yakni agar tidak memakan
makanan yang berlemak, makanan siap saji, makanan yang asin (garam), tidak
meminum kopi dan lebih bnyak meminum air putih.
2. Pengetahuan tentang gaya hidup yakni dengan berolahraga yang teratur
minimal 2 kali dalam seminggu dan maksimal 6 kali seminggu kira0kira 30
menit sehari.
3. Pengetahuan tentang perilaku masyarakat yang sebagian besar mengkonsumsi
rokok dengan adanya penyuluhan ini kami mengharapkan adanya kesadaran
dari masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan dengan mengurangi rokok.
4. Pengetahuan untuk mengenal tanda dan gejala yang mungkin timbul karena
hipertensi
5. Pengetahuan untuk memeriksakan diri secara rutin ke tempat pelayanan
kesehatan minimal 1 kali sebulan.
6. Dan disampaikan kepada masyarakat-masyarakatnya.
Adapun hasil survey dengan pretest dan postest yang kami dapatkan adalah
sebagai berikut :
94
Tabel. Hasil Pretest dan Postest Peserta Penyuluhan
No Inisial Nama Pretest Postest1. S 6 102. MH 9 103. HR 4 84. H 7 95. M1 9 106. M2 7 107. NLS 9 108. RF 9 109. HM 8 1010. R 10 1011. LS 9 1012. SM 9 1013. NA 10 1014. M2 7 815. MT 8 1018. PH 9 919. AB 7 920. MN 7 821. M3 7 922. F 9 1023. M4 8 1024. AK 7 825. U 5 8
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa hasil postest setelah pemberian
materi oleh pemateri mengalami peningkatan nilai benarnya dibandingkan dengan
nilai pretest. Ini berarti materi yang dismapaikan dapat di mengerti oleh peserta dan
memberi manfaat pengetahuan bagi peserta penyuluhan.
BAB V
95
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penganalisaan data sekunder yang kami lakukan di Puskesmas Dasan
Agung mulai dari tanggal 01 – 05 Juli 2013 kami mendapatkan Hipertensi sebagai
sebuah masalah dikarenakan angka kejadian Hipertensi yang tinggi pada Wilayah kerja
Puskesmas Dasan Agung dan menduduki peringkat ke-4 dari 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas Dasan Agung, sehingga kami mengambil angka kejadian Hipertensi menjadi
sebuah prioritas masalah untuk dicari apa penyebab masalah ini. Namun kejadian
hipertensi yang tinggi diwilayah kerja Puskesmas Dasan ini ternyata belum mencapai
target penemuan kasus hipertensi berdasarkan Riskesdes, oleh sebab itu kami
mengangkat tentang “Cakupan Penemuan Kasus Hipertensi”
Kami mengambil data primer di Lingkungan Pelita Kelurahan Dasan Agung
Baru karena berdasarkan hasil survey yang kami lakukan kami menemukan banyak
faktor risiko terjadinya hipertensi disana, yaitu memiliki lansia paling banyak dari
lingkungan-lingkungan lain, dan merupakan lingkungan kalangan atas dan menengah
yang beriso hipertensi.
Dari hasil wawancara dan pembagian quisioner yang kami lakukan pada tanggal
09 – 13 Juli 2013 di Wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung yaitu di Lingkungan Pelita
Keurahan Dasan Agung Baru kami mengetahui bahwa urutan faktor pemicu terjadinya
hipertensi adalah faktor ingkunga, faktor perilaku/pengetahuan, faktor Yankes dan faktor
herediter. Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih sangat rendah tentang
hipertensi, perilaku masyarakat untuk mencegah hipertensi masih kurang, masyarakat
masih kurang peduli dengan bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyakit hipertensi
tersebut .
Karena pengetahuan tentang Hipertensi yang sangat kurang pada Wilayah kerja
Puskesmas Dasan Agung maka kami melakukan intervensi dengan cara penyuluhan
guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Hipertensi untuk dapat
melakukan pencegahan hipertensi serta melakukan tindakan apabila terjadinya serangan
hipertensi dan penemuan kasus hipertensipun akan tercapai sesuai dengan data Riskesdes
tahun 2007.
B. Saran
96
Puskesmas
- Melakukan penyuluhan yang lebih intens mengenai hipertensi sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit hipertensi.
- Lebih berperan aktif dalam melakukan kegiatan pengukuran tekanan darah
guna mengetahui jumlah angka kejadian hipertensi.
- Lebih banyak mengajak masyarakat untuk peduli dengan penyakit hipertensi.
- Mengajak masyarakat untuk melakukan pengontrolan tekanan darah secara
rutin di Puskesmas
- Memberikan pengetahuan bahwa penyakit hipertensi adalah penyakit yang
tidak dapat disembuhkan sehingga memerlukan pengobatan secara rutin dan
bertahap.
Masyarakat
- Lebih peduli dengan penyakit hipertensi
- Lebih mengetahui tanda dan gejala hipertensi
- Mengetahui makanan yang dapat menyebabkan dan memperparah penyakit
hipertensi
- Mengetahui penyebab penyakit hipertensi
- Mengetahui tindakan yang akan dilakukan apabila telah terjadi serangan
hipertensi
- Mengetahui cara pencegahan penyakit hipertensi
Mahasiswa
- Lebih peduli dengan masalah yang terjadi pada masyarakat
- Lebih berperan aktif dalam peningkatan kesehatan masyarakat
- Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dan penyebarannya guna
meningkatkan kesehatan masyarakat baik secara promotif, preventif, kuratif
ataupun rehabilitatif.
97
98