bab i,ii,iii,iv
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.1 JurusanTeknikElektro
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Universitas Negeri Malang (UM)adalah sebuah perguruan tinggi
negeri di Indonesia yang berperan dalam meningkatkan sumber daya
manusia guna pengembangkan dalam dunia industri, serta sebagai The
Learning University untuk meningkatkan kualitaspendidikan di Indonesia.
Lulusan UM Malang diharapkan dapat membantu dalam hal
perkembangan industri, sesuai dengan keahlian masing-masing. Sehingga,
berbagai kerja sama dengan pihak industri perlu ditingkatkan, baik dalam
wujud Kunjungan Industri atau Praktik Industri. Wawasan dan
pengalaman tentang dunia kerja sangat diperlukan bagi mahasiswa, karena
mengingat negara Indonesia tergolong negara berkembang, dimana banyak
teknologi yang masuk dan diterapkan dalam industri. Sehingga diharapkan
mahasiswa dapat lebih mengenal tentang dunia industri dan perkembangan
industri.
Praktik Industri merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Elektro Universitas
Negeri Malang. Praktik Industri diharapkan dapat memberi pengalaman
mahasiswa untukbekerja secara langsung di Industri. Selain Praktik
Industri dapat dijadikan sebagai ajang kesesuaian antara dunia pendidikan
dengan dunia industri. Sehingga, PT.Barata Indonesia (Persero) dianggap
sesuai sebagai tempat Praktik Industri.
1.2 DASAR PEMIKIRAN
1. Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.2 JurusanTeknikElektro
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat.
3. Tujuan pendidikan UM, yaitu: profesional, berpendidikan, kepemimpinan,
dan sikap hidup bermasyarakat.
4. Syarat kelulusan mata kuliah Praktik Industri di Jurusan Teknik Elektro S1
PTE UM.
5. Untuk menyelaraskan antara dunia pendidikan tinggi dengan dunia kerja.
6. Untuk sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah
pada dunia kerja.
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1. Terciptanya hubungan yang jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi
dan dunia kerja sebagai pengguna lulusannya.
2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia kerja dalam memberikan
kontribusi penyedia tenaga industri.
3. Memberikan pengetahuan lebih seputar dunia kerja yang sesungguhnya
dan dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat di dunia industri serta
mengenal kehidupan dunia kerja secara menyeluruh.
4. Mahasiswa dapat mengetahui berbagi permasalahan yang ada di dunia
industri dan dapat memberikan kontribusi penyelesaian masalah.
5. Mencari pengalaman kerja dan analisa berbagai teknologi yang digunakan
olehPT. Barata Indonesia.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.3 JurusanTeknikElektro
1.4 WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI
1.4.1 Waktu Kerja Praktik
Waktu pelaksanaan kerja praktik industri dimulai pada tanggal 28
Mei 2012 sampai dengan 27 Juni 2012, setiap hari kerja mulai jam 07.00 –
12.00 WIB.
1.4.2 Tempat Kerja Praktik Industri
Tempat kerja praktik industri di PT. Barata Indonesia (Persero),
pemilihan ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. Alasan pertama yakni, PT. Barata Indonesia merupakan salah satu
perusahaan BUMN yang bergerak dalam pembuatan produk unggulan
alat berat, permesinan, pengecoran. Kontruksi, dan Jasa
Pemasangan.Sehingga dengan melaksanakan kerja Praktik Industri di
perusahaan ini diharapkan dapat menambah wawasan seputar dunia
industri dan menganalisa alat-alat produksi yang dioperasikan oleh PT.
Barata Indonesia khususnya di bidang kelistrikaan.
b. Alasan yang kedua yakni, karena mahasiswa tertarik untuk mengetahui
manajemen pemeliharaan (maintenance) pada PT. Barata Indonesia.
1.5 METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan kerja praktik industri ini dilakukan dengan
beberapa cara, yakni sebagai berikut:
1. Metode pengumpulan data primer, meliputi: observasi, mengamati
langsung objek yang diteliti, bertanya langsung pada para ahli atau
pihak yang terkait dalam observasi.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.4 JurusanTeknikElektro
2. Metode pengumpulan data sekunder, yakni: pengumpulan data-data
dari buku, petunjuk di pabrik, brosur, majalah, dan lain-lain.
3. Metode diskusi, artinya metode ini dilakukan untuk memecahkan
masalah secara kelompok dengan mengungkapkan masing-masing ide.
Diskusi dilakukan ketika memang diperlukan suatu diskusi.
1.6 BATASAN MASALAH
Dalam kerja praktik ini mahasiswa hanya melakukan dan me-
ngikuti proses dengan jadwal yang telah ditentukan PT. Barata Indonesia.
Jadi, laporan kerja Praktik Industri ini hanya menitik beratkan pada analisa
dan perbaikan alat-alat produksi yang digunakan oleh PT. Barata
Indonesia.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan kerja praktik industri ini disusun dalam beberapa bab agar
sistematis dan memudahkan pemahaman, yaitu:
Bab I
Berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, waktu, dan tempat
pelaksanaan, metode kerja, dan hal-hal lain yang sifatnya teknis dalam
pelaksanaannya serta kerja praktik dalam hubungannya dengan dunia
pendidikan dan dunia industri.
Bab II
Gambaran umum tentang perusahaan tempat pelaksanaan kerja praktik
industri yang isinya mengenai uraian sejarah dan perkembangan, struktur
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.5 JurusanTeknikElektro
organisasi, serta berisikan mengenai penjelasan keselamatan dan kesehatan
(K3) secara umum di PT. Barata Indonesia.
Bab III
Berisikan mengenai kegiatan khusus seperti memantau dan membantu
perbaikan alat produksi pabrik yang dilakukan mahasiswa di lingkup
Workshop 2 PT. Barata Indonesia.
Bab IV
Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan dan kerja
praktik industri yang telah dilakukan di PT. Barata Indonesia.
Lampiran
Berisikan beberapa lampiran mengenai daftar kehadiran, catatan harian,
penilaian yang diberikan perusahaan, dan lain-lain, serta beberapa foto
selama Praktik Industri dilakukan di PT. Barata Indonesia.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.6 JurusanTeknikElektro
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 SEJARAH PT.BARATA INDONESIA (Persero)
PT. BARATA INDONESIAmemulai masuk industri dari bulan Juni tahun
1901. Seorang kebangsaan belanda, bernama J. Braat, membuka usaha dagang,
ijzenwaren, mesin-mesin dan membuat berbagai macam benda-benda di
Boomstraat. Perlu diketahui, bahwa pada waktu itu Braat & Co sudah dapat
melayani keperluan alat-alat mesin pabrik-pabrik gula dengan menjual barang
email untuk laboratorium-laboratorium.
Lalu pada tahun 1903 pindah ke Krembangan, Westerkade (Gatotan Baru),
dengan luas persil ±7.000 M2. Mendapat order penting yang pertama dari pemba-
ngunan pabrik Garam di Kalianget Madura, berupa pekerjaan tempa, bubutan dan
ketam, sehingga jumlah mesin dan tempat kerjanya perlu untuk ditambah.
Tahun 1904 karena adanya pengaduan dari masyarakat disekitarnya yang
merasa terganggu tidur siangnya, maka perusahaan tersebut diperintahkan untuk
menutup dengan mencabut ijin kerjanya. Akhirnya setelah Tuan Braat menghadap
Gouvernear General Van Houtz dan mengadakan suatu commisie dari 3 (tiga)
perang inginier, yang harus menyelidiki persoalan tersebut maka pada tahun 1905,
Braat mendapatkan ijin usaha baru.
Tahun 1908 usaha dagang Braat & Codiubah menjadiCV. BRAAT &
COdengan B.Braat Jzn dan J.J. Braat sebagai comanditaire Venenten.
Tahun 1910 CV. Braat & Codiubah lagi menjadi MACHINE FABRIEK
BRAAT dibawah pimpinan Vennot, telah dibuka Inkoop kantor (kantor per-
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.7 JurusanTeknikElektro
belanjaan) di Roterdam dan New York, disamping mendirikan cabang-cabang
pabrik mesin di Roterdam, Surabaya, Tegal, Yogya, dan Medan. Luas persilnya
sudah menjadi ± 24.000 M2.
Lalu 24 Juni 1924 seluruh pabrik yang berada di surabaya di pindahkan ke
jalan Ngagel, setelah pada tahun 1920 bagian kontruksinya lebih dahulu dipin-
dahkan. Tanah yang dibeli untuk penempatan pabrik baru ini seluas 150.000 M2
(68.000 M2 terletak disebelah Timur kali Brantas dan sebelah Barat jalan kereta
api, sisanya ± 82.000 M2 terletak disebelah Timur jalan kereta api).
1942-1945 diambil alih oleh Jepang, nama pabrik dirubah menjadi
DAIHATSU KIKAI SEISAKU SHO, jumlah karyawan mencapai 1500.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan selain order-order yang biasa dikerjakan
sebelumnya juga mengerjakan:
a. Alat-alat perang untuk tentara jepang, motor minyak, pemisah biji, kipas dan
kereta angin (sepeda).
b. Melaksanakan perluasan bangunan yaitu bangunan pengecoran.
1945 jepang mengalami kalah perang, pabrik ini kemudian dikuasai oleh
pemerintah Republik Indonesia dan diberi nama PAMRI (Pabrik Alat Mesin
Republik Indonesia). Setelah kota surabaya diduduki kembali oleh tentara sekutu,
maka oleh sekutu perusahaan ini dikembalikan kepada pemiliknya semula dan
dibangun kembali dengan nama NV. MACHINEFABRIEK BRAAT.
1958 dalam situasi konfrontasi dengan belanda, karena persoalan Irian
Barat, maka perusahaan-perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan berdasarkan
Undang-Undang No. 89 tahun 1958 (LN 1958 No. 162) menjadi Perusahaan
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.8 JurusanTeknikElektro
Milik Negara. Penyelenggara perusahaan diserahkan kepada BAPPIT (Badan
Penyelenggara Perusahaan Industri Teknik). Sejak itu NV. MACHINEFABRIEK
BRAAT berubah namanya menjadi BAPPIT BARATA. Berdasarkan UU
No.1960 (LN. 1960 No. 59) tentang perusahaan Negara maka:
Perlu diadakan reorganisasi dalam alat-alat produksi dan distribusi yang
ditunjukan kearah pelaksanakan UU 1945, segala sesuatu kegiatan perlu
diintegrasikan dengan baik.
Dalam usaha sinkronisasi tersebut, maka perlu ditinjau kembali, baik
mengenaik status maupun organisasinya, sehingga ada suatu keseragaman da-
lam cara mengurus, menguasai serta bentuk hukum dari perusahaan negara
Tahun 1961 berdasarkan peraturan pemerintah (PP) 124 tahun1961 (LN
1961 No. 148), didirikan perusahaan Negara “SABANG MERAUKE”. Berda-
sarkan PP No.36 tahun 1962 (LN 1962 No.94), didirikan perusahaan Negara
“PEPRIDA”. Berdasarkan UU No.9 tahun 1969 (LN 1969 No.40), maka
perusahaan-perusahaan Negara tersebut diubah bentuknya menjadi suatu PERUM,
PERJAN atau PERSERO.
1971 berdasarkan PP No.3 tahun 1971 (LN 1971 No.3), maka
PN.BARATA bersama-sama dengan PN. SABANG MERAUKE dan PN.
PEPRIDA, digabung menjadi satu persero. Pendirian persero ini dilakukan berda-
sarkan Akte Notaris Eliza Pndaag No.35, tanggal 19 Mei 1971. Pendirian Persero
tersebut disyahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 15
Juni 1971No. J. A. 5/107/23, didaftarkan di Pengadilan Tinggi Jakarta pada
tanggal 31 september 1971 dibawah nomor 2640, dan dimuat dalam Tambahan
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.9 JurusanTeknikElektro
Berita Negara Republik Indonesia tanggal 12 November 1971 nomor 91.
Penggabungan PN. Barata, PN. Sabang Merauke dan PN. Peprida tersebut diberi
nama PT. BARATA METALWORKS & ENGINEERING (persero).
Jadi secara resmi PT. BARATA METALWORKS & ENGINEERING
berdiri pada tanggal 19 mei 1971. Adapun cabang-cabangnya berada di:
(1) Medan
(2) Palembang
(3) Jakarta Steel Fabrication Center
(4) Jakarta Foundry Center
(5) Suka Bumi
(6) Bandung
(7) Tegal
(8) Semarang (General Contracting)
(9) Surabaya Konstruksi Baja/Sipil
(10) Surabaya Mesin& Cor
(11) Surabaya PUSPAM
(12) Surabaya Road Roller
(13) Surabaya Foundry Center
(14) Ujung Pandang (General Contracting)
23 November 1981 berdasarkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
tanggal 15 Juni 1971 nomor J.A 5/107/23 diumumkan dalam lembaran tambahan
Nomor 513 dari Berita Negara Republik Indonesia tanggal 21 November 1981
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.10 JurusanTeknikElektro
yang menghasilkan rapat di Jakarta tanggal 21 November 1981 yang
menghasilkan keputusan untuk mengadakan perubahan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas, dengan merubah nama Perusahaan. Dengan tidak mengurangi
persetujuan dari pihak yang berwajib untuk memberi pengesahan, mengadakan
perubahan pada anggaran dasar perseroan terbatas “PT. BARATA
METALWORK & ENGENEERING“ diganti dan berbunyi sebagai berikut:
Perusahaan Perseroan (Persero) “PT.BARATA INDONESIA“ berke-
dudukan dan berkantor pusatyang berkantor pusat di Jalan Kapten P .Tendean
Nomor 12-14 A. Kebayoran Timur-Jakarta. Perseroan ini dipimpin dan diurus
oleh suatu Direksi yang terdidi dari seorang Presiden Direktur dan sebanyak 4
(empat) orang Direktur.
Beradasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Barata Indonesia Nomor K 556
81 tanggal 22 Desember 1981,Organisasi PT. Barata Indonesia sebagaimana di-
atur dalam Surat Keputus Direksi Nomor K 271 81 tanggal 01 Desember 1981 di
sempurnakan antara lain sebagaiman berikut :
(a) Group Usaha jasa Industri Engineering Barat:
Cabang Medan, Cabang Cilegon, Cabang Krontruksi Baja, dan Instalasi
Jakarta.
(b) Group Usaha Jasa Engineering Timur:
Cabang Semarang, Cabang Kontruksi Baja Instalasi Surabaya,Cabang
Ujung Padang.
(c) Group Usaha Mesin & Cor:
Cabang Tegal,Cabang Mesin & Cor Surabaya.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.11 JurusanTeknikElektro
(d) Group usaha Foundry:
Cabang Cor Jakarta, Cabang Produksi Pusat Pengecoran Baja Gresik
(e) Group Usaha Peralatan Swagerak:
Cabang Sukabumi, Cabang Bandung,Cabang Road Roller Surabaya.
Masing-masing group Usaha tersebut dipimpin oleh seorang Manajer
Eksekutif. Perwakilan-perwakilan:
(a) Palembang
(b) Jakarta
(c) Samarinda
(d) Banjarmasin
19 Juni 1986 kantor pusat dimulai berkedudukan di jalan Ngagel 109
Surabaya Mulai tanggal 1 Januari 1987 Group Usaha diganti nama menjadi Divisi
yang dipimpin oleh Kepada Divisi, Kantor Pusat di pindah dari Jakarta ke
Surabaya.
1 Januari 1989 dengan organisasi yang baru disamping kantor pusatnya di
Surabaya dan kantor / Dit. Pemasaran di Jakarta, Cabang-cabangnya sebagai be-
rikut:
(1) Cabang Surabaya Kontruksi
(2) Cabang Semarang
(3) Cabang Ujung pandang
(4) Cabang Jakarta Kontruksi
(5) Cabang Cilegon
(6) Cabang Medan
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.12 JurusanTeknikElektro
(7) Cabang Surabaya Alat Berat
(8) Cabang Bandung
(9) Cabang Suka Bumi
(10) Cabang Gresik
(11) Cabang Jakarta Pengecoran
(12) Cabang Surabaya Mesin
(13) Cabang Surabaya Mesin Perkakas
(14) Cabang Tegal
Sejak berdirinya hinhha tahun1989 PT Barata Indonesia merupakan
BUMN yang bernaung dibawah Departemen Perindustrian, tetapi pada tahun
1989 sesuai S.S. Presiden No.44 tahun 1989, dengan dibentuknya kelompok
Industri Strategisnya bersama-sama dengan 9 (sembilan) BUMN lainnya seperti:
IPTN
PAL
PINDAD
BIB
INTI
DAHANA
INKA
KRAKATAU STEEL
LENLIPI
Dan selanjutnya disebut kelompok Badan Usaha Milik Negara Industri
Strategis (BUMNIS).
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.13 JurusanTeknikElektro
BUMNIS dibawah pengelolaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS)
yang diketuai oleh Menristek. Prof. DR. BJ. HABIBIE.
PT Barata Indonesia mempunyai Unit Produksi Surabaya dan Unit Usaha
Mandiri yang tersebar diberbagai propinsi di indonesia seperti:
Unit Usaha Medan, Unit Usaha Mandiri Cilegon, Unit Usaha Mandiri
Bandung, Unit Usaha Mandiri Jakarta, Unit Usaha Mandiri Tegal dan Cabang
Ujung Pandang, dengan jumlah karyawan sekitar 3500 prang, dengan produk
unggulan Alat Berat, Permesinan, Pengecoran. Kontruksi, dan Jasa Pemasangan.
Sesuai dengan misi BUMNIS selain menghasilkan produk unggulan yang
dikembangkan dengan teknologi tinggi, melalui transfer teknologi. Untuk itu PT.
Barata Indonesia bekerja sama dengan perusahaan luar negri antara lain dengan
Yugoslavia, Jerman Barat, Jepang, Australia, Inggris, Amerika, Norwegia,
Finlandia, dan beberapa negara lainnya. Kerja sama ini dalam bentuk lisensi atau
operasi bersama.
Dalam rangka pengembangan usaha PT. Barata Indonesia membentuk
Anak Perusahaan yang hingga kini berjumlah 3 (tiga) anak perusahaan yaitu:
(1) PT. Bani Nusantara di Bandung, yang memproduksi Piston Ring.
(2) PT. Bitek Barata di Gresik, yang memproduksi Solid Wheels For Railway
(Roda Kereta Api).
(3) PT. ESI di Jakarta, yang mampu memproduksi Boiler dengan Kapasitas 100
T.H UP, Heat Exchanger dan Steam Power Plant Maintenance.
Untuk mendukung tercapainya sasaran usaha dengan misi dan perkem-
bangan perusahaan, maka berdasarka S.K. BARATA INDONESIA ( PERSERO ),
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.14 JurusanTeknikElektro
Nomor K.93.502 tanggal 01 Juli 1993, terhitung mulai tanggal 01 Juli 1993, status
Cabang Bandung dan Cabang Sukabumi, dirubah menjadi Unit Usaha Mandiri
Bandung dan di pimpin oleh General Manager dan Deputy General Manager .
Tahun 1998 PT. Barata Indonesia dikelola oleh PT. Pakarya Industri
(persero).Tahun 1999 PT. Barata Indonesia menjadi anak perusahaan PT. Bahana
Pakarya Industri Strategis (persero)-BPIS.
Sesuai SK. Direksi No. K 99.066. A tanggal 4 Januari 1999 Unit Usaha
Mandiri Bandung dan Sukabumi di rubah menjadi Divisi Peralatan Irigasi &
Tenaga Air (PI &TA) Bandung .
Tahun 2002 PT BPIS dibubarkan dan PT Barata Indonesia (persero) bera-
da dibawah Kementrian BUMN. Dari Divisi PITA kembali lagi ke UUM
Bandung-Sukabumi sesuai SK. Direksi No. K 03 006 tanggal 06 Januari 2003 ten-
tang penyempurnaan Organisasi PT. Barata Indonesia Unit Usaha Mandiri
Bandung-Sukabumi dengan di pimpin oleh seorang General Manager.
Tahun 2006 seluruh Kantor dan Pabrik yang ada dijalan Ngagel Surabaya
direlokasikan ke jalan Veteran Gresik.
2.2 RIWAYAT KEPEMIMPINAN PT. BARATA INDONESIA
Direktur utama PT. BARATA INDONESIA ( Persero ) :
KE I : I. Soeseno ( Mei 1971 sd. Mei 1980 )
KE II : Ir. Ahmad Mohamad Hoesin ( Mei 1980 sd. Juli 1986 )
KE III : Ir. Noor Widjojodi ( Juli 1986 sd. Sept 1994 )
KE IV : Ir. Iman Kartono Wardoyo, M.M ( Sept 1994 sd. Nop 1998 )
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.15 JurusanTeknikElektro
KE V : Ir. Alfred Inkiriwang ( Nop 1998 sd. Des 2001 )
KE VI : Ir. Harsusanto,M.M. ( Jan 2002 sd. Sekarang )
2.3 STRUKTUR ORGANISASI PT.BARATA INDONESIA
DIREKTUR UTAMA
DIR.KEUANGAN & SDM DIR. BANG USAHA DIR. OPERASI
SEKRETARIAT
PERUSAHAAN
SATUAN
PENGAWASAN
INTERN &
PENINGKAT MUTU
DEPARTEMEN
PERBENDAHARAAN
DIR. BANG USAHA
DEPARTEMEN
AKUTANSI
DEPARTEMEN
SDA & UMUM
DIVISI ENGINEERING
PROCUREMENT
&CONSTRUCTION
DIVISI PEMASARAN
PRODUK
PERALATAN
INDUSTRI BERAT
DEPT.PEMASARAN
PRODUK
PERALATAN
INDUSTRI AGRO
DEPT.PEMASARAN
PRODUK
PENGECORAN
DEPARTEMEN
PENGEMBANGAN
USAHA
VICE PRESIDENT
PRODUKSI
DIVISI PRODUKSI
PENGECORAN
DIVISI PRODUKSI
PERALATAN
INDUSTRI PROSES
DIVISI PRODUKSI
PERALATAN
INDUSTRI AGRO
DIVISI PRODUKSI
PERALATAN
JALAN
UMM
MEDAN
UMM
CILEGON
PERUSAHAAN
PATUNGAN
UMM
MEDAN
UMM
TEGAL
UMM BANDUNG-
SUKABUMI
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT.Barata Indonesia
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.16 JurusanTeknikElektro
DIVISI PRODUKSI
PERALATAN JALAN
BAGIAN
PRODUKSI
BAGIAN
PERENCANAA &
PENGENDALIAN
BAGIAN
MAINTENANCE
BAGIAN
PENGENDALI
KUALITAS
SEKSI
PENGELASAN
SEKSI
PERAKITAN
SEKSI
PEMESINAN
SEKSI
ENGINEERING
SEKSI PERENCANAAN
PRODUKSI
SEKSI PENGENALAN
PRODUKSI
SEKSI GUDANG
SEKSI
PERAWATAN
Gambar 2.4 Struktur organisasi produksi peralatan jalan
Adapun tujuan disusunnya organisasi adalah:
(a) Sebagain sarana penentuan, pengaturan, dan pembagian tugas antara orang
atau sekelompok orang. Sehingga terlihat jelas adanya pembagian hak dan
kewajiban serta wewenang dan tanggung jawab dalam setiap pekerjaan.
(b) Manajemen kegiatan/pembagian kerja, untuk mengindari terjadinya
tumpang tindih dari masing-masing pekerjaan.
Memudahkan pengawasan atau pengontrolan pekerjaan, sehingga
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal (Time Schedule) yang telah direncakan
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.17 JurusanTeknikElektro
2.4 FASILITAS PERALATAN PT. BARATA INDONESIA
2.4.1 For Casting
2.4.2 For Plate Work
No Deskripsi Spesifikasi
1. Centrifugal Casting Max. capacity : 400 kg
2. Continous Mixer for Core Making Max. capacity : 400 kg
3. Lost Foam Process Capacity : 5 Mould/hari
4. Induction / ARC Furnaces Capacity : 10 tons ; 5 Tons; 2x2
Tons
5. Copula Furnace Capacity : 7.000 Tons
6. Foundry Laboratory Table size : 8.000z1.250 mm
7. Eccentric Press Max. turning cap. : Ø 6.000 x 4.000
No Deskripsi Spesifikasi
1. Plasma cutting machine Max Cutting thickness: 70 mm
2. Stainless steel welding machine Out put : 500 amp
3. Single column positioner
automatic submerged arc welding
with semi automatic manipulator
Out put : 1.500 amp vert. Travel of
arm : 6400 mm hortz, boom
movement : 4.000 mm
4. Boom type automatic gas metal
arc welding
Rated current : 500 amp. Automatic
welding carrier : vert. 1.000 mm.
5. Hydraulic press machine Max. Capacity : 3.000 tons
6. Traverse type radial driling
machine
Max. Drilling cap : ø 100 mm
column travel : 5.000
7. H /d plate bending rolling
Max. Plate thickness : 85 mm plate
width : 3.700
8. Mechanical tube finning machine Max. Tube ; ø 102 mm max. Height
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.18 JurusanTeknikElektro
2.4.3 For Machining Work
of fin : 50 mm
9. H/d head flanging machine
Max. Plate thickness cap. Head dia.
: 800 – 5.00
10. H/d head dishing press machine
bogie hearth furnaces
Working temp. : 950 ° c chamber
dimension : 6x6x18 m
No Deskripsi Spesifikasi
1. Cnc lathe machine
Max. Turning dia : 680 mm
max. Turning length : 3.000 mm.
2. H /d universal lathe machine
Max. Turning dia : 1.500 mm
max. Turning length : 10.000 mm
3. H /d deep hole boring machine Height centre of bed ; 1.100 mm
4. Universal milling machine Table size : 1.650 x 560 mm
5. Cnc horizontal & milling machine Table size: 1.400 x 1.600 mm
6. Horizontal boring & milling mach
7.
H/d double column vertical
boring & turning mill machine Table size : 8.000z1.250 mm
8.
Double column vertical boring &
turning mill machine Max. Turning cap. : ø 6.000 x 4.000
9. Radial drilling machine Max. Drilling cap ø 80 mm
10. Cnc drilling centre machine
Max. Drilling cap : 100 mm
max column travel : 1.800 mm
spindle head travel : 3.200 mm
11.
Vertical multi spindle drilling
machine
Max. Drilling cap : ø 35 mm number
of spindle : 12 pcs table size : 1.200
x 1.000 mm
12. Universal cylindrical grinding Center : 260 mm distance between
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.19 JurusanTeknikElektro
2.5 Alur Produksi Baja PT. Barata Indonesia
Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan
mengurangi kadar unsur C, Si, Mn, P, dan S dari besi mentah dengan proses
oksidasi dengan kapasitas antara 50-400 ton peleburan. Besi kasar dari tanur yang
dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari atas melalui pipa
sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm.
Reaksi yang terjadi:
O2 + C --> CO2 Penyemburan Oksigen berlangsung antara 10-20
menit. Penambahan waktu penyemburan akan mengakibatkan
terbakarnya C, P, Mn dan Si.
Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku
keling. Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Konverter
centre : 2.000 mm.
13. H/d surface grinding machine Grinding area : 2.000 x 800 x700
14. H /d roll grinding machine
Max. Workpiece : ø 1.000 x 5.000
mm
15.
Complete set of machine for
manufacturing spike for rail ways
Max. Spike cap.: ø 25 x 250 mm cap.
: 375 /hari
16. Band sawing machine Max. Cutting range : 700 x 15.000
17. H/d gear hobbing machine
Max. Module ; 30 max. Work piece
dia: 3.500 mm
18. H/d gear shapping machine
Max. Module : 8 max. Work piece
dia : 700 mm
19. H/d straight bevel gear generator
Max. Module : 12 max. Work piece
dia : 620
20. Gear grinding machine
Max. Module : 14 max. Work piece
dia : 630 mm
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.20 JurusanTeknikElektro
disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi dengan trunnion
untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal Konverter.
Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin
(tuyer)sebagai saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api
yang digunakan untuk lapisan bagian dalam konverter dapat bersifat
asam atau basa tergantung dari sifat baja yang diinginkan.
Secara umum proses kerja konverter adalah:
a. Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 15000C.
b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume
konverter).
c. Konverter ditegakkan kembali.
d. Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.
e. Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan
hasilnya.
2.5.1 Proses Bessemer (1855)
Proses Bessemer diinginkan baja bersifat asam sehingga batu
tahan apinya harus bersifat asam (Misal : kwarsa atau aksid asam
SiO2). Besi mentah cair yang digunakan dalam proses Bessemer harus
mempunyai kadar unsur Si <= 2%; Mn <= 1,5%; kadar unsur P dan S
sekecil mungkin. Ketika udara panas dihembuskan lewat besi mentah
cair, unsur-unsur Fe, Si dan Mn terbakar menjadi oksidasinya.
Gambar 2.5.1 Proses Bessemer
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.21 JurusanTeknikElektro
Sebagian oksida besi yang terbentuk pada reaksi di atas akan
berubah menjadi terak dan sebagian lagi akan bereaksi dengan Si dan
Mn. Reaksi-reaksi di atas diikuti dengan kenaikan temperatur dari 1250
0C ke 1650 oC. Dari reaksi di atas akan terbentuk terak asam kira-kira
40 - 50% Si O2. Periode ini disebut periode pembentukan terak (“The
slag forming period”). Periode ini disebut juga periode “Silicon blow”.
Periode ini berlangsung sekitar 4 - 5 menit yang ditandai adanya bunga
api danledakan keluar dari mulut Konvertor.
Pada periode ke dua yang disebut “The brilliant flame blow”
atau “Carbon blow” dimulai setelah Si dan Mn hampir semuanya
terbakar dan keluar dari besi mentah cair.
Pada periode ke dua ini unsur C akan terbakar oleh panas FeO
dengan reaksi :
Reaksi itu diikuti dengan penurunan temperatur + 50 - 80%
dan berlangsung + 8 - 12 menit. CO akan keluar dari mulut Konvertor
dimana CO ini akan teroksider oleh udara luar dengan ditandai dengan
timbulnya nyala api bersinar panjang di atas Konvertor. Periode ketiga
disebut “Reddisk Smoke period” yang merupakan periode brilliant
flame terakhir.
Periode ini ditandai adanya Reddish smoke (nyala api ke
merah-merahan) keluar mulut Konvertor. Hal ini menunjukkan bahwa
unsur campuran yang terdapat dalam besi mentah telah keluar dan
tinggal oksida besi FeO. Periode ini berlangsung + 1 - 2 menit.
Kemudian Konvertor diputar sehingga posisinya menuju posisi
horizontal, lalu ditambahkan oksider (ferromanganesh, ferrosilicon atau
Al) untuk mengikatO2 dan memadunya dengan baja yang dihasilkan.
Baja Bessemer yang dihasilkan dengan proses di atas mengandung
sangat sedikit unsur C.
Untuk baja Bessemer, kadar unsur C dapat dinaikkan dengan
cara :
a. mengurangi udara penghembus terutama pada periode ke-dua.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.22 JurusanTeknikElektro
b. Menambah C pada periode ke-tiga hampir berakhir yaitu dengan
Menambahkan besi mentah.
Berat logam pada proses Bessemer ini akan berkurang +8-12%.
2.5.2 Proses Thomas (1878)
Proses Thomas disebut juga “Basic Bessemer Process” yaitu
proses Bessemer dalam keadaan basa. Proses ini memakai Converter
yang di bagian dalamnya dilapisi bahan tahan api (refractory) bersifat
basa seperti dolomite (MgCO3CaCO3).
Pertama-tama converter diisi dengan batu kapur, kemudian besi
mentah (pig iron) cair yang mengandung unsur fosfor (P): 1,6 - 2% dan
sedikit Si dan S (0,6% Si, 0,07 % S).
Pada periode ke-1 (Slag forming period = Silicon blow) yaitu
pada saat penghembusan, unsur Fe, Si, Mn akan teroksider dan
terbentuklah terak basa (basic slag). Dengan adanya batu kapur, akan
terjadi kenaikan temperatur, tetapi unsur fosfor (P) yang terkandung
dalam besi mentah belum dapat dipisahkan dari Fe.
Pada periode ke-2 (The brilliant flame blow = Carbon blow)
yang ditandai dengan adanya penurunan temperatur, dimana karbon (C)
akan terbakar, berarti kadar C menurun. Jika kadar C tinggal 0,1 - 0,2%,
maka temperatur akan turun menjadi 1400 – 1420oC.
Setelah temperatur turun menjadi 1400oC, mulailah periode ke
III (Reddish Smoke Periode) yaitu terjadinya oksidasi dari Fe secara
intensif dan terbentuklah terak dengan reaksi :
Peristiwa ini berlangsung 3 - 5 menit, dan selanjutnya terben-
tuklah terak fosfor [(CaO)4.P2O5] yang diikuti kenaikan temperatur
yang mendadak menjadi 1600oC. Setelah periode ke-3 ini berakhir,
hembusan udara panas dihentikan dan konverter dimiringkan untuk
mengeluarkan terak yang mengapung di atas besi cair.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.23 JurusanTeknikElektro
Kemudian diberidoxiders/deoxidising agents misalnya Ferro
Monggan, Ferro Silicon atau Aluminium untuk menghilangkan Oksi-
gen (O2) serta memberikan kadar Mn dan Si supaya diperoleh sifat-sifat
tertentu dari baja yang dihasilkan.
Terak yang dihasilkan mengandung + 22 % P2O5 merupakan
hasil ikatan yang diperoleh dan dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman. Baja yang dihasilkan digunakan sebagai bahan dalam proses
pengecoran seperti pembuatan baja tuang atau baja profil (steel section)
seperti baja siku, baja profil I, C.
2.5.3 Proses Linz Donawitz (LD)
Mula-mula konventer dimiringkan, kemudian besi-besi bekas
disusul dengan besi kasar cair dimasukkan ke dalam konventer. Tahap
berikutnya, oksigen disemburkan dari atas selama 10-20 menit. Karena
di atas permukaan yang kontak dengan pipa sembur oksigen terjadi
temperatur pembakaran yang tinggi, maka Phosphor akan terbakar
terlebih dahulu baru kemudian Karbon. Dengan demikian Kadar P yang
dicapai bisa lebih baik, yaitu 0.05%. Besi bekas yang bisa
diikutsertakan untuk pembuatan baja hanya 40%.
Gambar 2.5.2 Proses Bassemer
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.24 JurusanTeknikElektro
2.5.4 Proses Dengan Oksigen Berlebihan
Ada juga proses pembuatan baja dalam konverter dengan cara
penghembusan yang memakai Oksigen (O2) berlebihan. Cara ini dapat
mempercepat proses dan menambah output converter + 15 - 20%. Dan
yang paling menguntungkan dengan cara pemakaian O2 berlebihan
yaitu dapat mengurangi kadar Nitrogen (N2) dalam baja yang
dihasilkan.
Penghembusan dengan menggunakan campuran O2 dan uap air
(steam) atau carbondioksida (CO2) dapat juga dilakukan untuk
menghasilkan baja berkualitas baik. Dengan cara di atas, akan diperoleh
baja yang kualitasnya melebihi kualitas baja yang diperoleh lewat
proses Open-hearth ataupun dapur listrik
Gambar 2.5.4Proses Pembuatan Baja Dalam
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.25 JurusanTeknikElektro
2.6 Penerapan K3 PT. BARATA INDONESIA
2.6.1 Filosofi Dasar Penerapan K3
1. Pada dasarnya setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas.
2. Setiap orang yang berada di tempat kerja perlu terjamin
keselamatannya.
3. Setiap sumber-sumber produksi harus dapat digunakan secara efisien
dan aman.
4. Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati semua
persyaratan keselamatan kerja.
5. Pengurus/pimpinan perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati
semua syarat-syarat dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku
bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
6. Tercapainya kecelakaan nihil menjadi tujuan utama dalam rangka
penerapan K3.
Gambar 2.5.2banner K3 terpampang di WS2
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.26 JurusanTeknikElektro
2.6.2 Tujuan dan Sasaran K3
Tujuan K3
Tujuan dari adanya K3 adalah menciptakan sistem K3 di
tempatkerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi
dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah terjadinya
kecelakaaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, nyaman, efisien, dan produktif.
Sasaran K3
Sasaran dari adanya K3 adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Memenuhi peraturan menteri tenaga kerja no. PER/05/MEN/1996
tentang sistem manajemen K3.
3. Mencapai nihil kecelakaan kerja
2.7 Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri merupakan salah satu usaha untuk mencegah
dan mengurangi kontak antara bahaya dan tenaga kerja yang sesuai dengan
standar kerja yang diijinkan. Pengertian alat pelindung diri adalah :
1. Alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang atau
pekerja dalam melakukan pekerjaan yang fungsinya melindungi tubuh
dari bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja.
2. Cara terakhir perlindungan bagi tenaga kerja setelah upaya
menghilangkan sumber bahaya tidak dapat dihilangkan.
Penyediaan alat pelindung diri ini merupakan kewajiban dan
tanggung jawab bagi setiap pengusaha atau pimpinan perusahaan sesuai
dengan UU no. 1 tahun 1970.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.27 JurusanTeknikElektro
2.7.1 Syarat-Syarat Alat Pelindung Diri
1. Memiliki daya cegah dan memberikan perlindungan yang efektif
terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standar yang berlaku.
3. Efisien, ringan, dan nyaman dipakai.
4. Tidak mengganggu gerakan-gerakan saat bekerja.
5. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.
2.7.2 Kelemahan penggunaan alat pelindung diri
1. Kurang nyaman bila tidak terbiasa.
2. Sensitif terhadap perubahan waktu.
3. Memiliki masa kerja tertentu.
4. Dapat menularkan penyakit bila digunakan secara bergantian.
2.7.3 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
1. Topi keselamatan (safety head)
Untuk melindungi kepala terhadap benturan, kemungkinan tertimpa
benda atau material yang jatuh, melindungi kepala dari kejutan listrik,
atau kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. Digunakan
selama jam kerja di daerah instalasi pabrik.
Gambar 2.7.1Helm keselamatan (safety head)
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.28 JurusanTeknikElektro
2. Alat pelindung mata (eye google)
Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, percikan,
bahan kimia, dan cahaya yang menyilaukan. Digunakan pada saat :
a. Berada di daerah berdebu.
b. Menggerinda, memahat, mengebor,dan membubut.
c. Terdapat bahan material atau bahan kimia yang berbahaya,
seperti asam dan alkali.
d. Pengelasan.
Gambar 2.7.2Alat pelindung mata
3. Alat pelindung muka
Untuk melindungi muka (dari dahi hingga leher). Menurut jenisnya,
antara lain :
a. Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang
berbahaya (warna kuning). Digunakan pada saat menangani
bahan asam atau alkali.
b. Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu).
Digunakan di tempat kerja dimana pancaran panasnya
dapat membahayakan pekerja.
c. Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan
infra merah.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.29 JurusanTeknikElektro
Gambar2.7.3Alat pelindung muka
4. Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan bila alat ini tidak
digunakan, dapat menurunkan daya pendengaran dan menyebabkan
ketulian yang permanen. Macam-macam alat pelindung telinga, antara
lain :
a. Ear plug
Digunakan didaerah bising dengan tingkat kebisingan
sampai dengan 95 dB.
b. Ear muff
Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih
dari 95 dB.
Gambar2.7.4Alat pelindung telinga
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.30 JurusanTeknikElektro
5. Alat pelindung pernafasan.
Untuk melindungi mulut dan hidung dari berbagai macam gangguan
yang dapat membahayakan tenaga kerja, antara lain :
a. Masker kain
b. Masker filter untuk debu
c. Masker filter untuk debu dan gas
d. Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter)
e. Masker gas dengan udara bertekanan tabung
Gambar2.7.5 Alat perlindungan pernafasan
6. Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan dari bahaya fisik, kimia, listrik.
a. Sarung tangan kulit
b. Sarung tangan asbes
c. Sarung tangan katun
d. Sarung tangan karet
e. Sarung tangan listrik
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.31 JurusanTeknikElektro
Gambar 2.7.6Sarung tangan
7. Sepatu pengaman (safety shoes)
Digunakan untuk melindungi kaki dari gangguan yang membahayakan
para pekerja di tempat kerja. macam dari sepatu pengaman antara lain :
a. Sepatu keselamatan
b. Sepatu karet
c. Sepatu listrik
Gambar 2.7.7Sepatu pengaman (safety shoes)
8. Baju pelindung
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari gangguan saat
bekerja. Macam-macam baju pelindung, antara lain :
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.32 JurusanTeknikElektro
a. Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau alkali
(warna kuning).
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap
percikan bahan kimia yang berbahaya.
b. Baju pelindung yang tahan terhadap percikan pasir.
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari
percikan pasir saat membersihkan logam dengan semprotan
pasir.
Gambar 2.7.8Baju pelindung
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.33 JurusanTeknikElektro
BAB III
KEGIATAN KHUSUS
Kagiatan khusus yang dimaksud adalah kegiatan yang berkaiatan dengan
pengumpulan data, membantu perbaikan, perawatan dan juga mempelajari
berbagai ilmu lainnya yang berkaitan dengan fabrikasi. Dalam kegiatannya, bapak
Agus Sumaryono selaku kepala bagian Maintenance berkepentingan dalam
pembinaan semua kegiatan yang dikerjakan oeh praktikan di PT. Barata
Indonesia.
3.1 PERBAIKAN GERINDA
Gerinda merupakan alat yang digunakan untuk merapikan dan
menghaluskan benda logam seperti plat, sku, hollowbar, dan lain-lain.
Gerinda tidak bisa beroperasi, kerusakan terjadi karena Carbon
Brushes yang sudah menipis.
3.1.1 Kerusakan pada Carbon Brushes
Pengecekan sambungan kabel pada staker, untuk mengetahui
tersambung atau tidaknya kabel dengan menggunakan multimeter.
Gambar 3.1.1 Pengecekan kabel staker dengan multimeter
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.34 JurusanTeknikElektro
Memeriksa Carbon Brushes Karena gerinda tangan ini jenis motor
yang menggunakan Carbon Brushes.
Gambar 3.1.2 Carbon Brushes
Cek Brushes pada armature. bila armature rusak, maka harus
mengganti Carbon Brushes dengan yang baru.
3.1.2 Kerusakan pada Stator
Cek stator/gulungannya dengan menggunakan multitester pada
posisi OHM meter. Stator mempunyai 4 kaki. Kaki 1 dengan kaki 2, kaki 3
dengan kaki 4. Apabila multitester menunjukan nilai resistansi, maka
stator tersebut bagus, namun apabila tidak menunjukan nilai resistansi
maka stator tersebut rusak. Dalam perbaikannya, maka stator harus
digulung ulang. (gambar 3.1.2)
Gambar 3.1.3 Stator atau gulungan
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.35 JurusanTeknikElektro
3.2 PEMASANGAN BOX PANEL BARU
Box panel yang berkapasitas 415 VAC / 400A dipasang sebagai
pembagi tegangan dari gardu induk, karena untuk menjaga kestabilan
tegangan untuk pegoperasian mesin CNC.
3.2.1 Proses Pemasangan Box Panel Baru
1. Pengukuran lebar box untuk disesuaikan dengan dinding
tempat penempelan box panel tersebut.
Gambar 3.5.1 Pengukuran lebar box panel
2. Pengeboran box untuk dipasang pada plat, sebelum ditempel-
kan di tower.
Gambar 3.5.2 Pengeboran box panel
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.36 JurusanTeknikElektro
3. Pengelasan plat untuk dipasang pada besi tower.
Gambar 3.5.3 pengelasan dan penempelan
4. Pemasangan kabel Power dari Meter PLN ke Panel.
5. Pemasangan kabel Power dari Genset ke Panel.
6. Pemasangan kabel Power dari Panel ke Panel Pemba-
gi/MCB/MCCB.
7. Pemasangan sepatu kabel/Schoen/Lug.
3.3 MENGAMATI PERBAIKAN MESIN BUBUT
Mesin bubut mengalami kerusakan pada engkel yang berfungsi sebagai
pengatur posisi bahan yang akan di bubut, dan kran pelumas, tidak berfungsi,
karena fuse putus.
3.3.1 Perbaikan Engkel Meja
Pembongkaran mesin bubut untuk diambil engkel mejanya.
Kemudian pengecekan gear engkel yang mengalami kerusakan atau pecah.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.37 JurusanTeknikElektro
Sehingga, dilakukan pembubutan gear baru untuk mengganti gear yang
sudah rusak untuk dipasang di mesin bubut tersebut.
Gambar 3.3.1 Perbaikan engkel meja mesin bubut
3.3.2 Penggantian Fuse Baru
Kran mengalami kerusakan karena fuse putus, sehingga dilakukan
pergantian fuse baru. Dan sebagian fuse yang lain ada yang tidak diganti,
melainkan pemberian kawat connector di dalam fuse tersebut.
3.4 MENGAMATI PELEPASAN MAGNIT KONVEOR
Pelepasan gear pada magnit konveor dilakukan karena terjadi kerusakan
atau aus pada gear menggunakan jangkar penjepit.
Gambar 3.4.1 Jangkar penjepit
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.38 JurusanTeknikElektro
Gambar 3.4.2 Proses melepas gear magnit
3.5 PEMASANGAN LAMPU PADA VIBRATOR ROLLER
Vibrator Roller merupakan salah satu hasil produksi PT. Barata Indonesia.
Dalam hal ini pemasangan lampu dilakukan oleh bagian maintenance (gambar
3.5.1). Lampu yang dipasang diantaranya adalah:
a. Lampu sorot depan
b. Lampu seindepan belakang
c. Lampu brake
3.5.1 Proses Pemasangan
Pemasangan dikerjakan oleh bagian maintenance dan praktikan.
1. Menyambungkan kabel lampu sorot depan ke sakelar. Dimana lampu
sorot depan terapt dua lampu, yang digunakan sebagai lampu jarak
jauh dan jarak dekat dengan sambungan sakelar yang berbeda.
2. Menyambungkan lampu seindepan dan belakang, dimana kabel lampu
seinkanan belakang diparalel dengan lampu seinkanandepan dan juga
untuk kabel kabel lampu seinkiri belakang diparalel dengan lampu
seinkiri depan. Kemudian masing-masing diberi relay untuk
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.39 JurusanTeknikElektro
menampilkan nyala lampu berkedip-kedip. Serta dihubungkan ke
sakelar sebelum terambung ke sumber.
Gambar 3.5.1 Penyambungan kabel lampusein
3. Pemasangan lampu brake menggunakan push button yang telah
disambung dengan rem yang sudah disambung dengan tegangan
sumber sehingga lampu brake menyala ketika rem di injak oleh
pengemudi.
Gambar 3.5.2 Pengecekan nyalalampu brake
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.40 JurusanTeknikElektro
3.6 MENGAMATI PERAWATAN CHRANE
Chrane yang digunakan oleh Workshop 2 ini adalah jenis portal chrane.
Perawatan dilakukan karena terjadinya kebisingan pada suara roda chrane saat
digunakan. Dan perawatan ini dilakukan agar gear dan roda chrane tidak
mengalami korosi. Dalam perawatannya, chrane harus diberi pelumas dan
pemmbersihan kotoran yang mengerak pada dinding dan gear chrane.
Gambar 3.6.1 Portal chrane yang diperbaiki
Gambar 3.6.2 Pemberian pelumas padachrane gear
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.41 JurusanTeknikElektro
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasilpendalaman di lapangansertaanalisadanperhitungan,
makadapatdiambilkesimpulansebagaiberikut:
1. PT. Barata Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN yang
bergerak dalam pembuatan produk unggulan Alat Berat, Permesinan,
Pengecoran, Kontruksi, dan Jasa Pemasangan. Sehingga sebagian
besar yang kami temui adalah alat-aat berat fabrikasi.
2. PT. Barata Indonesia memiliki 4 workshop yang bergerak dalam
bidang berbeda, sesuai alur proses produksi, dan setiap workshop
terdapat bagian Pemeliharaan (Maintenance).
3. Hampir di lingkungan PT.Barata Indonesia menggunakan alat-alat
berat, dengan pemberian alarm sebagai intruksi jika terjadi kerusakan
alat.
4. Selama praktik industr, kami bekerja di bagan maintenance workshop
2 yang membantu perawatan dan perbaikan peralatan fabrikasi seperti
gerinda, CNC, crane, vibratory roller, dan lain-lain.
5. Kegiatan praktik industri yang kami kerjakan memberikan kami ilmu-
ilmu baru khusunya ilmu listrik dan ilmu mekanik.
4.2 SARAN
Berikutbeberapa saran yang perludipertimbangkan:
1. PT. Barata Indonesia tidak mempunyai bagian khusus yang membina
para praktikan dalam melaksanakan praktik industri, sehingga
praktikan mengalami kesulitan dalam mempelajari atau bergabung
dalam pemeliharan dan perbaikan alat.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.42 JurusanTeknikElektro
2. Dalam pemilihan tempat Praktik Industri, mahasiswa harus memilih
sesuai dengan bidangnya agar tidak melebar terlalu banyak ke bidang
yang lain, sehingga peningkatan bidang yang kita bawa sebeumnya
tidak bisa berkembang secara maksimal.
3. Dari beberapa karyawan yang ada di PT.Barata Indonesia, ada yang
berjualan makanan ringan disaat jam kerja. Seharusnya karyawan bisa
menyesuaikan waktu dalam kerja sampingan seperti berjualan
makanan ringan saat kerja, karena bisa menggamggu konsentrasi
pekerja yang lain.
4. Di Bagian Pemeliharaan (Maintenance) dan bagian-bagian lain yang
berada di Workshop 2, seharusnya mempunyai persediaan makanan
dan minuman tersendiri ketika pekerja mengalami kelelahan, sehingga
tidak harus ke kantin disaat jam kerja.
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri dan K3 harus ditingkatkan, karena
masih banyak karyawan yang tidak memakai APD tersebut.
6. Indikator alarm pada mesin merupakan perangkat yang berfungsi
sebagai control mesin, sebaiknya diletakkan pada tempat yang dapat
menjangkau seluruh area.
7. Power supply merupakan pemicu sensor-sensor yang sangat sensitif,
sebaiknya menggunakan power supply yang presisi untuk menjaga
sensor agar tidak cepat rusak.
8. Melakukan perawatan atau pengecekan secara berkala sangat penting
dilakukan untuk menjaga keawetan mesin.
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI PT .BARATA INDONESIA (Persero) (DepartemenPemeliharaanWorkshop II)
UniversitasNegeri Malang | hal.43 JurusanTeknikElektro
DAFTAR PUSTAKA
Wedhanto, Sonny.2009.”Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis”.page
1[pdf]
http://www.barata.co.id/