bab iii metode penelitian a. -...
TRANSCRIPT
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4,
dan SMAN 5 kota Tasikmalaya. Pengambilan data dilakukan pada
pertengahan bulan April sampai dengan akhir Mei 2013.
Populasi dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam) SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, dan
SMAN 5 kota Tasikmalaya. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah
100 orang siswa yang terdiri atas 25 orang SMAN 1, 23 orang SMAN 2, 6
orang SMAN 3, 7 orang SMAN 4, dan 39 orang SMAN 5. Pemilihan sampel
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana
(simple random sampling) (Fraenkel dan Wallen, 2006).
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional. Penelitian
korelasional mengkaji tentang hubungan antara dua atau lebih variabel
melalui penghitungan koefisien korelasi (McMillan dan Schumacher, 2001).
C. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Kemampuan metakognisi dalam penelitian ini meliputi komponen
pengetahuan tentang kognisi yang terdiri atas pengetahuan deklaratif,
27
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengetahuan prosedural dan pengetahuan kondisional, dan komponen
pengaturan kognisi yang meliputi perencanaan, strategi pengaturan
informasi, monitoring komprehensi, dan evaluasi (Schraw dalam
Lai,2011). Kemampuan metakognisi dijaring dengan soal uraian yang
mengacu pada komponen metakognisi Schraw dan Denison juga
berjenjang C1 sampai C6.
2. Keterampilan berpikir kritis yang dianalisis yang dijaring dalam penelitian
meliputi (a) memberikan penjelasan sederhana, (b) membangun
keterampilan dasar, (c) membuat inferensi, dan (d) mengatur strategi dan
taktik. Keterampilan berpikir kritis dijaring dengan soal tes keterampilan
berpikir kritis berupa Pilihan Ganda (PG) beralasan dan uraian yang
diberikan pada akhir pembelajaran konsep sistem ekskresi.
3. Sikap ilmiah dalam penelitian ini meliputi rasa ingin tahu, skeptis, jujur,
objektif, kritis, dan terbuka. Sikap ilmiah dijaring menggunakan skala
sikap ilmiah yang terdiri atas pernyataan positif dan negatif dengan skala
tertinggi empat dan skala terendah satu.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes.
Jumlah instrumen yang digunakan sebanyak tiga jenis. Berikut merupakan
rincian instrumen yang digunakan dalam penelitian:
1. Soal Uraian Metakognisi Konsep Sistem Ekskresi Manusia.
Soal uraian metakognisi disusun berdasarkan delapan sub komponen
kemampuan metakognisi. Sub komponen tersebut meliputi pengetahuan
28
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
deklaratif, pengetahuan prosedural, pengetahuan kondisional, perencanaan,
strategi pengaturan informasi, memantau pemahaman, strategi
memperbaiki kesalahan, dan evaluasi. Setiap sub komponen diwakili oleh
satu soal uraian. Penyusunan soal uraian kemampuan metakognisi diawali
dengan penyusunan kisi-kisi dan dilanjutkan dengan pembuatan kunci
jawaban serta pedoman penskoran. Setiap jawaban diskor dengan panduan
rubrik penilaian. Skor untuk setiap pertanyaan adalah tiga, dua, satu dan
nol bergantung pada kriteria yang telah ditetapkan pada rubrik penilaian.
Pada tahap rekap nilai kemampuan metakognisi, siswa yang memperoleh
skor tiga dapat dikategorikan “baik”, skor dua dikategorikan “cukup”,
skor satu dikategorikan “kurang” , dan skor nol berarti siswa tidak mampu
mencapai komponen yang diwakili oleh soal tersebut.
2. Instrumen tes keterampilan berpikir kritis sistem ekskresi manusia
Soal berpikir kritis konsep sistem ekskresi disusun berdasarkan
empat indikator berpikir kritis Ennis. Keempat indikator itu meliputi: (a)
memberikan penjelasan sederhana, (b) membangun keterampilan dasar,
(c) membuat inferensi, dan (d) mengatur strategi dan taktik. Indikator –
indikator tersebut dijabarkan menjadi tujuh sub indikator.
Penyusunan soal tes berpikir kritis diawali dengan pembuatan kisi-
kisis soal. Tabel 3.1 menunjukkan kisi-kisi soal tes keterampilan berpikir
kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator
dan konten konsep sistem ekskresi manusia yang meliputi organ ginjal,
paru-paru, hati dan kulit. Setiap sub indikator diwakili minimal oleh dua
29
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nomor soal baik berupa pilihan ganda maupun uraian atau keduanya.
Proses berikutnya adalah pembuatan soal, kunci jawaban, dan pedoman
penskoran. Jumlah soal yang digunakan untuk menjaring keterampilan
berpikir kritis adalah 15 butir soal. Soal terdiri atas lima butir soal pilihan
ganda beralasan dan 10 butir soal uraian.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Konsep Sistem Ekskresi Manusia
Indikator Sub Indikator No
Soal
Jumlah
1. Elementary
clarification
(memberikan
penjelasan
sederhana
Memfokuskan pertanyaan
(mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan)
1, 6 2
Menganalisis argumen/sudut
pandang (menganalisis alasan yang
dikemukakan)
2, 7 2
Bertanya dan menjawab suatu
pertanyaan klarifikasi & tantangan
3, 8 2
2. Basic support
(membangun
keterampilan dasar)
Menilai kredibilitas suatu sumber
(kemampuan memberikan alasan)
9, 10 2
Mengobservasi dan menilai hasil
observasi
4, 11 2
3. Membuat inferensi Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
5, 12,
13
3
4. Strategy and tactics
(mengatur strategi
dan taktik)
Menentukan tindakan (merumuskan
solusi alternatif)
14,
15
2
JUMLAH 15
3. Skala Sikap Likert
Angket skala sikap disusun untuk menjaring data enam jenis sikap
ilmiah siswa yang terdiri atas rasa ingin tahu, skeptis, jujur, objektif,
kritis, dan terbuka. Keenam sikap tersebut dijabarkan menjadi 12
indikator (satu sikap diwakili oleh dua indikator). Setiap indikator
diwakili oleh satu pernyataan positif dan satu pernyataan negatif.
Sehingga total penyataan pada angket skala sikap ilmiah adalah 24
30
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pernyataan. Kisi-kisi skala sikap dapat dilihat di pada Tabel 3.2.
Tanggapan untuk setiap pernyataan pada skala sikap yaitu berupa sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Sikap Ilmiah
Indikator Sikap Nomor Pernyataan
Rasa ingin tahu 1, 2, 3, 4
Skeptis 5, 6, 7, 8
Jujur 9,10,11,12
Objektif 13,14,15,16
Kritis 17,18,19,20
Terbuka 21,22,23,24
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Kemampuan Metakognisi dan Keterampilan Berpikir Kritis
Untuk analisis uji coba instrumen tes penguasaan konsep dan tes
keterampilan berpikir kritis dilakukan analisis sebagai berikut :
a. Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sulit, soal yang terlalu mudah akan menyebabkan peserta didik tidak
termotivasi untuk berfikir tingkat tinggi, sedangkan soal yang terlalu sulit
akan menyebabkan siswa berputus asa (Arikunto, 2008: 207). Tingkat
kesukaran merupakan analisis pokok uji untuk menentukan proporsi item
soal yang berada pada tingkat mudah, sedang atau sukar. Tingkat
kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2008: 208)
JS
BP
31
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai tingkat kesukaran kemudian diinterpretasikan melalui klasifikasi
indeks kesukaran seperti terdapat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Nilai Kategori Soal
0,00 sampai 0,30 Sukar
0,31 sampai 0,70 Sedang
0,71 sampai 1,00 Mudah
(Arikunto, 2008: 210)
b. Daya pembeda
Tahapan awal dalam pengukuran daya pembeda, dengan cara
menentukan kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower
group), dengan mengacu pada nilai yang diperoleh berdasarkan tes.
Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda sebagai berikut:
Keterangan :
DP :daya pembeda
JA :banyaknya peserta kelompok atas
JB :banyaknya peserta kelompok bawah
BA :banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB :banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA :proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB :proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2008: 213-214)
Nilai tingkat daya pembeda kemudian diinterpretasi melalui
klasifikasi daya pembeda seperti pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Nilai Kriteria
<0,00 Sangat jelek
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2008: 218)
32
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur
apa yang hendak diukur. Untuk menghitung validitas butir soal pilihan
ganda digunakan teknik korelasi product moment dengan angka kasar
yang dikemukakan oleh Pearson, yakni :
√[ ( ) ][ ( ) ]
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi tiap item
N : banyaknya subjek uji coba
Σ X : jumlah skor item
ΣY : jumlah skor total
Σ X2
: jumlah kuadrat skor item
Σ Y2
: jumlah kuadrat skor total
Σ XY : jumlah perkalian skor item dan skor total
(Arikunto, 2008: 72)
Nilai validitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi mengenai
besarnya koefisien korelasi menggunakan tabel interpretasi validitas
butir soal seperti pada Tabel 3.5 .
Tabel 3.5 Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai Kriteria
0,00 rxy 0,20 Sangat rendah
0,20 < rxy 0,40 Rendah
0,40 < rxy 0,60 Cukup
0,60 < rxy 0,80 Tinggi
0,80 < rxy < 0,10 Sangat tinggi
(Arikunto, 2008:75)
d. Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes berhubungan dengan tingkat kepercayaan dan
keajegan suatu instrumen. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
33
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tetap. Untuk pengujian reliabilitas soal pilihan ganda dapat menggunakan
rumus K-R 21 sebagai berikut :
2
1
11S.n
M)M(n1
1n
nr
Keterangan :
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
M : rerata skor total
n : banyaknya item soal
S : standar deviasi dari tes
(Arikunto, 2008:103)
Nilai reliabilitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi
menggunakan tabel interpretasi reliabilitas butir soal seperti pada Tabel
3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6 Klasifikasi Reliabilitas Tes
Nilai Kriteria
0,00-0,20 Sangat rendah
0,21-0,40 Rendah
0,41-0,60 Sedang
0,61-0,80 Tinggi
0,81-1,00 Sangat tinggi
Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengembangkan sendiri
instrumen untuk menjaring data yang dibutuhkan. Hasil uji coba instrumen
tes keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep adalah sebagai
berikut.
e. Hasil Uji Coba Instrumen
1). Kemampuan Metakognisi
Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI IPA yang telah mendapat
pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen
tes kemampuan metakognisi meliputi validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran, menggunakan program aplikasi Anates
v.4.
34
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil uji coba, instrumen tes kemampuan metakognisi
yang digunakan dalam penelitian ini memiliki daya pembeda, tingkat
kesukaran, dan validitas seperti pada Tabel 3.7, sedangkan korelasi xy =
0,57 (cukup) dan reliabilitas sebesar 0,72 (tinggi).
Tabel 3.7 Rekap Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Metakognisi
Butir
Asli
Butir
Baru
Daya
Pembeda
Korelasi Tingkat
Kesukaran
Keterangan
1 1 46,67 0,727 Sedang Soal baik
2 2 33,33 0,538 Sedang Soal revisi
3 3 40,00 0,601 Sedang Soal baik
4 4 33,33 0,640 Sedang Soal baik
5 5 46,67 0,723 Sedang Soal baik
6 6 33,33 0,660 Sedang Soal baik
7 7 40,00 0,752 Sukar Soal baik
8 8 33,33 0,536 Sedang Soal revisi
2). Keterampilan Berpikir Kritis
Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI IPA yang telah mendapat
pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen
tes keterampilan berpikir kritis meliputi validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran, menggunakan program aplikasi Anates
v.4.
Berdasarkan hasil uji coba, instrumen tes keterampilan berpikir kritis
yang digunakan dalam penelitian ini memiliki daya pembeda, tingkat
kesukaran, dan validitas seperti pada Tabel 3.8, sedangkan korelasi xy =
0,66 (tinggi) dan reliabilitas sebesar 0,79 (tinggi).
Tabel 3.8 Rekap Hasil Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Butir
Asli
Butir
Baru
Daya
Pembeda
Korelasi Tingkat
Kesukaran
Keterangan
1 1 33,33 0,605 Sedang Soal baik
2 2 53,33 0,637 Sedang Soal baik
3 3 20,00 0,211 Sukar Soal revisi
4 4 20,00 0,714 Sedang Soal baik
5 5 46,67 0,592 Sedang Soal baik
35
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Butir
Asli
Butir
Baru
Daya
Pembeda
Korelasi Tingkat
Kesukaran
Keterangan
6 6 53,33 0,507 Sedang Soal baik
7 7 33,33 0,336 Sedang Soal revisi
8 8 26,67 0,429 Sedang Soal revisi
9 9 33,33 0,507 Sedang Soal baik
10 10 46,67 0,337 Sukar Soal revisi
11 11 66,67 0,514 Sedang Soal baik
12 12 13,33 0,382 Sedang Soal revisi
13 13 20,00 0,453 Sedang Soal revisi
14 14 60,00 0,774 Sedang Soal baik
15 15 26,67 0,607 Sedang Soal baik
3). Sikap Ilmiah
Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI IPA yang telah mendapat
pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen
angket sikap ilmiah meliputi validitas dan reliabilitas setiap pernyataan
sikap menggunakan program aplikasi Anates v.4.
Instrumen skala sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki korelasi xy sebesar 0,48 (cukup) dan reliabilitas sebesar 0,65
(tinggi). Validitas masing-masing butir pernyataan dapat dilihat pada
Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Rekap Hasil Uji Coba Skala Sikap Ilmiah
Butir
Asli
Butir
Baru
Jenis
Pernyataan Korelasi Validitas Keterangan
1 1 Positif 0,461 Cukup baik
2 2 Negatif 0,588 Cukup baik
3 3 Positif 0,691 Tinggi baik
4 4 Negatif 0,702 Tinggi baik 5 5 Positif 0,422 Cukup baik 6 6 Negatif 0,720 Tinggi baik 7 7 Positif 0,521 Cukup baik 8 8 Negatif 0,060 Sangat rendah revisi 9 9 Positif 0,226 Rendah revisi 10 10 Negatif 0,463 Cukup baik 11 11 Positif 0,513 Tinggi baik 12 12 Negatif 0,324 Rendah revisi 13 13 Positif 0,747 Tinggi baik 14 14 Negatif 0,377 Rendah revisi
36
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Butir
Asli
Butir
Baru
Jenis
Pernyataan Korelasi Validitas Keterangan
15 15 Positif -0,162 - dibuang 16 16 Negatif -0,006 - dibiang
17 17 Positif 0,446 Cukup baik
18 18 Negatif 0,005 Sangat Rendah revisi 19 19 Positif 0,300 Rendah revisi 20 20 Negatif 0,300 Rendah revisi 21 21 Positif 0,888 Sangat tinggi baik
22 22 Negatif 0,225 Rendah revisi
23 23 Positif 0,262 Rendah revisi 24 24 Negatif 0,300 Rendah revisi
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap:
1. Tahap persiapan, yaitu meliputi studi pendahuluan, penyusunan proposal,
kajian teoritis, penentuan sampel dan penyusunan instrumen. Studi
pendahuluan dilakukan dengan penjaringan kemampuan metakognisi
dengan soal uraian pada salah satu kelas IPA. Penyusunan proposal
dilatarbelakangi oleh temuan studi pendahuluan dan dikembangkan
berdasarkan kajian teoritis. Penentuan sampel dilakukan secara acak
sederhana yaitu dengan teknik undian. Penyusunan instrumen mengacu
pada komponen metakognisi dari Schraw dan Denison, indikator
keterampilan berpikir kritis Ennis, kompetensi dasar no 3.5. Instrumen
yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli dan diujicobakan pada
sekelompok siswa.
2. Tahap pelaksanaan, yaitu :
a. Pemberian informasi kepada siswa tentang metakognisi : siswa-siswa
yang menjadi sampel penelitian diberikan penjelasan tentang pengertian
metakognisi dan komponen penyusunnya.
37
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pemberian soal metakognisi : soal uraian metakognisi terkait materi
sistem ekskresi diberikan pada siswa setelah mereka mendapatkan
materi tersebut dari guru di sekolah masing-masing.
c. Tes keterampilan berpikir kritis : soal keterampilan berpikir kritis
terkait materi sistem ekskresi manusia diberikan pada siswa setelah
mereka mendapatkan materi tersebut dari guru di sekolah masing-
masing.
d. Pemberian angket skala sikap : angket skala sikap terkait materi sistem
ekskresi manusia diberikan pada siswa setelah mereka mendapatkan
materi tersebut dari guru di sekolah masing-masing.
3. Tahap penyusunan laporan, yaitu meliputi hasil penelitian, analisis data
dan kesimpulan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan satu macam cara pengumpulan data yaitu
melalui tes. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber
data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan instrumen yang
digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
3.10.
Tabel 3.10 Teknik Pengumpulan Data
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1. Siswa Keterampilan
berpikir kritis
satu kali tes Butir soal pilihan gandan
beralasan dan uraian yang
disusun berdasarkan indikator
keterampilan berpikir kritis
menurut Ennis (Costa, 1985)
2. Siswa Kemampuan satu kali tes Butir soal uraian yang memuat
38
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
metakognisi kemampuan metakognisi siswa.
3. Siswa Sikap ilmiah
siswa
satu kali Butir pernyataan sikap ilmiah
H. Teknik Analisis Data
1. Kemampuan metakognisi
Skor kemampuan metakognisi dihitung dengan panduan penskoran
soal metakognisi. Skor tersebut juga dijabarkan berdasarkan sub
komponen metakognisi untuk mendapatkan rekap capaian kemampuan
metakognisi. Mengolah skor mentah menjadi nilai berdasarkan rumus
yang dikemukakan oleh Arikunto (2008: 234):
Nilai =
x 100
2. Keterampilan berpikir kritis
Skor keterampilan berpikir kritis dihitung dengan panduan penskoran
soal keterampialn berpikir kritis. Skor tersebut juga dijabarkan
berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis untuk mendapatkan
rekap capaian keterampilan berpikir kritis. Mengolah skor mentah menjadi
nilai berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2008: 234):
Nilai =
x 100
Nilai keterampilan berpikir kritis dikorelasikan dengan nilai
kemampuan metakognisi dengan menggunakan uji Perason atau Spearman
39
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan Kendall’tau pada program SPSS. Berikut merupakan tahapan uji
korelasional :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data nilai
metakognisi dan nilai keterampilan berpikir kritis berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 16 for window, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Ketentuannnya adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05, maka data berdistribusi normal
Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
b. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi (r).
Jenis uji korelasi yang digunakan yaitu uji Pearson jika data
berdistribusi normal atau uji Spearman atau Kendall’s tau jika data
tidak berdistribusi normal.
Tabel 3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi (Riduwan dan Akdon, 2006)
Interval Koefisien Kriteria
0,80-1,00 Sangat kuat
0,60-0,799 Kuat
0,40-0,599 Cukup Kuat
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat rendah
Berikutnya adalah analisis hubungan secara deskriptif antara indikator
berpikir kritis capaian siswa dengan sub komponen metakognisi capaian
siswa.
c. Uji Regresi
40
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan
menggunakan variabel bebas. Pada penelitian ini menggunakan regresi
sederhana dengan kemampuan metakognisi sebagai variabel bebas,
keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah sebagai variabel terikat.
Uji regresi dilakukan dengan bantuan program SPSS.
3. Sikap Ilmiah
Skor sikap ilmiah siswa diolah dengan merujuk pada pengolahan
skala Likert. Total skor setiap siswa diperoleh dari :
Total Skor =
x 100
Skor untuk setiap pernyataan diolah dengan cara berikut :
Skor pernyataan=
x 100%
(Riduwan dan Akdon, 2006)
Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0% - 20% = sangat lemah
Angka 21% - 40% = lemah
Angka 41% - 60% = cukup
Angka 61% - 80% = kuat
Angka 81% – 100%= sangat kuat
Nilai sikap ilmiah dikorelasikan dengan nilai kemampuan metakognisi
dengan menggunakan uji Pearson atau Spearman pada program SPSS.
Tahapan uji korelasi sama dengan yang dijelaskan pada poin 2.
Kemudian dilakukan pula uji regresi sederhana.
41
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Alur Penelitian
Pengambilan data
Tes Keterampilan
berpikir kritis
Rumusan Masalah
Penyusunan Proposal
Penyusunan Instrumen
Judgement & uji coba
instrumen
Seminar proposal
Revisi Proposal
Tes Kemampuan
metakognisi
Tes Sikap
Ilmiah
Pengolahan dan analisis data
Kesimpulan dan Pelaporan
Pemberian informasi
tentang metakognisi
26
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu