bab iii metode penelitian a. -...

17
Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, dan SMAN 5 kota Tasikmalaya. Pengambilan data dilakukan pada pertengahan bulan April sampai dengan akhir Mei 2013. Populasi dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, dan SMAN 5 kota Tasikmalaya. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah 100 orang siswa yang terdiri atas 25 orang SMAN 1, 23 orang SMAN 2, 6 orang SMAN 3, 7 orang SMAN 4, dan 39 orang SMAN 5. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling) (Fraenkel dan Wallen, 2006). B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional. Penelitian korelasional mengkaji tentang hubungan antara dua atau lebih variabel melalui penghitungan koefisien korelasi (McMillan dan Schumacher, 2001). C. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kemampuan metakognisi dalam penelitian ini meliputi komponen pengetahuan tentang kognisi yang terdiri atas pengetahuan deklaratif,

Upload: phungtruc

Post on 22-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4,

dan SMAN 5 kota Tasikmalaya. Pengambilan data dilakukan pada

pertengahan bulan April sampai dengan akhir Mei 2013.

Populasi dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA

(Ilmu Pengetahuan Alam) SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, dan

SMAN 5 kota Tasikmalaya. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah

100 orang siswa yang terdiri atas 25 orang SMAN 1, 23 orang SMAN 2, 6

orang SMAN 3, 7 orang SMAN 4, dan 39 orang SMAN 5. Pemilihan sampel

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana

(simple random sampling) (Fraenkel dan Wallen, 2006).

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional. Penelitian

korelasional mengkaji tentang hubungan antara dua atau lebih variabel

melalui penghitungan koefisien korelasi (McMillan dan Schumacher, 2001).

C. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan metakognisi dalam penelitian ini meliputi komponen

pengetahuan tentang kognisi yang terdiri atas pengetahuan deklaratif,

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

27

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan prosedural dan pengetahuan kondisional, dan komponen

pengaturan kognisi yang meliputi perencanaan, strategi pengaturan

informasi, monitoring komprehensi, dan evaluasi (Schraw dalam

Lai,2011). Kemampuan metakognisi dijaring dengan soal uraian yang

mengacu pada komponen metakognisi Schraw dan Denison juga

berjenjang C1 sampai C6.

2. Keterampilan berpikir kritis yang dianalisis yang dijaring dalam penelitian

meliputi (a) memberikan penjelasan sederhana, (b) membangun

keterampilan dasar, (c) membuat inferensi, dan (d) mengatur strategi dan

taktik. Keterampilan berpikir kritis dijaring dengan soal tes keterampilan

berpikir kritis berupa Pilihan Ganda (PG) beralasan dan uraian yang

diberikan pada akhir pembelajaran konsep sistem ekskresi.

3. Sikap ilmiah dalam penelitian ini meliputi rasa ingin tahu, skeptis, jujur,

objektif, kritis, dan terbuka. Sikap ilmiah dijaring menggunakan skala

sikap ilmiah yang terdiri atas pernyataan positif dan negatif dengan skala

tertinggi empat dan skala terendah satu.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes.

Jumlah instrumen yang digunakan sebanyak tiga jenis. Berikut merupakan

rincian instrumen yang digunakan dalam penelitian:

1. Soal Uraian Metakognisi Konsep Sistem Ekskresi Manusia.

Soal uraian metakognisi disusun berdasarkan delapan sub komponen

kemampuan metakognisi. Sub komponen tersebut meliputi pengetahuan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

28

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

deklaratif, pengetahuan prosedural, pengetahuan kondisional, perencanaan,

strategi pengaturan informasi, memantau pemahaman, strategi

memperbaiki kesalahan, dan evaluasi. Setiap sub komponen diwakili oleh

satu soal uraian. Penyusunan soal uraian kemampuan metakognisi diawali

dengan penyusunan kisi-kisi dan dilanjutkan dengan pembuatan kunci

jawaban serta pedoman penskoran. Setiap jawaban diskor dengan panduan

rubrik penilaian. Skor untuk setiap pertanyaan adalah tiga, dua, satu dan

nol bergantung pada kriteria yang telah ditetapkan pada rubrik penilaian.

Pada tahap rekap nilai kemampuan metakognisi, siswa yang memperoleh

skor tiga dapat dikategorikan “baik”, skor dua dikategorikan “cukup”,

skor satu dikategorikan “kurang” , dan skor nol berarti siswa tidak mampu

mencapai komponen yang diwakili oleh soal tersebut.

2. Instrumen tes keterampilan berpikir kritis sistem ekskresi manusia

Soal berpikir kritis konsep sistem ekskresi disusun berdasarkan

empat indikator berpikir kritis Ennis. Keempat indikator itu meliputi: (a)

memberikan penjelasan sederhana, (b) membangun keterampilan dasar,

(c) membuat inferensi, dan (d) mengatur strategi dan taktik. Indikator –

indikator tersebut dijabarkan menjadi tujuh sub indikator.

Penyusunan soal tes berpikir kritis diawali dengan pembuatan kisi-

kisis soal. Tabel 3.1 menunjukkan kisi-kisi soal tes keterampilan berpikir

kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

dan konten konsep sistem ekskresi manusia yang meliputi organ ginjal,

paru-paru, hati dan kulit. Setiap sub indikator diwakili minimal oleh dua

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

29

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nomor soal baik berupa pilihan ganda maupun uraian atau keduanya.

Proses berikutnya adalah pembuatan soal, kunci jawaban, dan pedoman

penskoran. Jumlah soal yang digunakan untuk menjaring keterampilan

berpikir kritis adalah 15 butir soal. Soal terdiri atas lima butir soal pilihan

ganda beralasan dan 10 butir soal uraian.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Konsep Sistem Ekskresi Manusia

Indikator Sub Indikator No

Soal

Jumlah

1. Elementary

clarification

(memberikan

penjelasan

sederhana

Memfokuskan pertanyaan

(mengidentifikasi atau merumuskan

pertanyaan)

1, 6 2

Menganalisis argumen/sudut

pandang (menganalisis alasan yang

dikemukakan)

2, 7 2

Bertanya dan menjawab suatu

pertanyaan klarifikasi & tantangan

3, 8 2

2. Basic support

(membangun

keterampilan dasar)

Menilai kredibilitas suatu sumber

(kemampuan memberikan alasan)

9, 10 2

Mengobservasi dan menilai hasil

observasi

4, 11 2

3. Membuat inferensi Membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

5, 12,

13

3

4. Strategy and tactics

(mengatur strategi

dan taktik)

Menentukan tindakan (merumuskan

solusi alternatif)

14,

15

2

JUMLAH 15

3. Skala Sikap Likert

Angket skala sikap disusun untuk menjaring data enam jenis sikap

ilmiah siswa yang terdiri atas rasa ingin tahu, skeptis, jujur, objektif,

kritis, dan terbuka. Keenam sikap tersebut dijabarkan menjadi 12

indikator (satu sikap diwakili oleh dua indikator). Setiap indikator

diwakili oleh satu pernyataan positif dan satu pernyataan negatif.

Sehingga total penyataan pada angket skala sikap ilmiah adalah 24

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

30

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pernyataan. Kisi-kisi skala sikap dapat dilihat di pada Tabel 3.2.

Tanggapan untuk setiap pernyataan pada skala sikap yaitu berupa sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Sikap Ilmiah

Indikator Sikap Nomor Pernyataan

Rasa ingin tahu 1, 2, 3, 4

Skeptis 5, 6, 7, 8

Jujur 9,10,11,12

Objektif 13,14,15,16

Kritis 17,18,19,20

Terbuka 21,22,23,24

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Kemampuan Metakognisi dan Keterampilan Berpikir Kritis

Untuk analisis uji coba instrumen tes penguasaan konsep dan tes

keterampilan berpikir kritis dilakukan analisis sebagai berikut :

a. Tingkat kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sulit, soal yang terlalu mudah akan menyebabkan peserta didik tidak

termotivasi untuk berfikir tingkat tinggi, sedangkan soal yang terlalu sulit

akan menyebabkan siswa berputus asa (Arikunto, 2008: 207). Tingkat

kesukaran merupakan analisis pokok uji untuk menentukan proporsi item

soal yang berada pada tingkat mudah, sedang atau sukar. Tingkat

kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arikunto, 2008: 208)

JS

BP

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

31

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai tingkat kesukaran kemudian diinterpretasikan melalui klasifikasi

indeks kesukaran seperti terdapat dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Nilai Kategori Soal

0,00 sampai 0,30 Sukar

0,31 sampai 0,70 Sedang

0,71 sampai 1,00 Mudah

(Arikunto, 2008: 210)

b. Daya pembeda

Tahapan awal dalam pengukuran daya pembeda, dengan cara

menentukan kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower

group), dengan mengacu pada nilai yang diperoleh berdasarkan tes.

Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda sebagai berikut:

Keterangan :

DP :daya pembeda

JA :banyaknya peserta kelompok atas

JB :banyaknya peserta kelompok bawah

BA :banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB :banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA :proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB :proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 2008: 213-214)

Nilai tingkat daya pembeda kemudian diinterpretasi melalui

klasifikasi daya pembeda seperti pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Nilai Kriteria

<0,00 Sangat jelek

0,00-0,20 Jelek

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71-1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2008: 218)

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

32

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Validitas

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur

apa yang hendak diukur. Untuk menghitung validitas butir soal pilihan

ganda digunakan teknik korelasi product moment dengan angka kasar

yang dikemukakan oleh Pearson, yakni :

√[ ( ) ][ ( ) ]

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi tiap item

N : banyaknya subjek uji coba

Σ X : jumlah skor item

ΣY : jumlah skor total

Σ X2

: jumlah kuadrat skor item

Σ Y2

: jumlah kuadrat skor total

Σ XY : jumlah perkalian skor item dan skor total

(Arikunto, 2008: 72)

Nilai validitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi mengenai

besarnya koefisien korelasi menggunakan tabel interpretasi validitas

butir soal seperti pada Tabel 3.5 .

Tabel 3.5 Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai Kriteria

0,00 rxy 0,20 Sangat rendah

0,20 < rxy 0,40 Rendah

0,40 < rxy 0,60 Cukup

0,60 < rxy 0,80 Tinggi

0,80 < rxy < 0,10 Sangat tinggi

(Arikunto, 2008:75)

d. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes berhubungan dengan tingkat kepercayaan dan

keajegan suatu instrumen. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

33

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tetap. Untuk pengujian reliabilitas soal pilihan ganda dapat menggunakan

rumus K-R 21 sebagai berikut :

2

1

11S.n

M)M(n1

1n

nr

Keterangan :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

M : rerata skor total

n : banyaknya item soal

S : standar deviasi dari tes

(Arikunto, 2008:103)

Nilai reliabilitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi

menggunakan tabel interpretasi reliabilitas butir soal seperti pada Tabel

3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6 Klasifikasi Reliabilitas Tes

Nilai Kriteria

0,00-0,20 Sangat rendah

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,60 Sedang

0,61-0,80 Tinggi

0,81-1,00 Sangat tinggi

Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengembangkan sendiri

instrumen untuk menjaring data yang dibutuhkan. Hasil uji coba instrumen

tes keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep adalah sebagai

berikut.

e. Hasil Uji Coba Instrumen

1). Kemampuan Metakognisi

Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI IPA yang telah mendapat

pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen

tes kemampuan metakognisi meliputi validitas, reliabilitas, daya

pembeda, dan tingkat kesukaran, menggunakan program aplikasi Anates

v.4.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

34

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil uji coba, instrumen tes kemampuan metakognisi

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki daya pembeda, tingkat

kesukaran, dan validitas seperti pada Tabel 3.7, sedangkan korelasi xy =

0,57 (cukup) dan reliabilitas sebesar 0,72 (tinggi).

Tabel 3.7 Rekap Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Metakognisi

Butir

Asli

Butir

Baru

Daya

Pembeda

Korelasi Tingkat

Kesukaran

Keterangan

1 1 46,67 0,727 Sedang Soal baik

2 2 33,33 0,538 Sedang Soal revisi

3 3 40,00 0,601 Sedang Soal baik

4 4 33,33 0,640 Sedang Soal baik

5 5 46,67 0,723 Sedang Soal baik

6 6 33,33 0,660 Sedang Soal baik

7 7 40,00 0,752 Sukar Soal baik

8 8 33,33 0,536 Sedang Soal revisi

2). Keterampilan Berpikir Kritis

Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI IPA yang telah mendapat

pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen

tes keterampilan berpikir kritis meliputi validitas, reliabilitas, daya

pembeda, dan tingkat kesukaran, menggunakan program aplikasi Anates

v.4.

Berdasarkan hasil uji coba, instrumen tes keterampilan berpikir kritis

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki daya pembeda, tingkat

kesukaran, dan validitas seperti pada Tabel 3.8, sedangkan korelasi xy =

0,66 (tinggi) dan reliabilitas sebesar 0,79 (tinggi).

Tabel 3.8 Rekap Hasil Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Butir

Asli

Butir

Baru

Daya

Pembeda

Korelasi Tingkat

Kesukaran

Keterangan

1 1 33,33 0,605 Sedang Soal baik

2 2 53,33 0,637 Sedang Soal baik

3 3 20,00 0,211 Sukar Soal revisi

4 4 20,00 0,714 Sedang Soal baik

5 5 46,67 0,592 Sedang Soal baik

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

35

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Butir

Asli

Butir

Baru

Daya

Pembeda

Korelasi Tingkat

Kesukaran

Keterangan

6 6 53,33 0,507 Sedang Soal baik

7 7 33,33 0,336 Sedang Soal revisi

8 8 26,67 0,429 Sedang Soal revisi

9 9 33,33 0,507 Sedang Soal baik

10 10 46,67 0,337 Sukar Soal revisi

11 11 66,67 0,514 Sedang Soal baik

12 12 13,33 0,382 Sedang Soal revisi

13 13 20,00 0,453 Sedang Soal revisi

14 14 60,00 0,774 Sedang Soal baik

15 15 26,67 0,607 Sedang Soal baik

3). Sikap Ilmiah

Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI IPA yang telah mendapat

pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen

angket sikap ilmiah meliputi validitas dan reliabilitas setiap pernyataan

sikap menggunakan program aplikasi Anates v.4.

Instrumen skala sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki korelasi xy sebesar 0,48 (cukup) dan reliabilitas sebesar 0,65

(tinggi). Validitas masing-masing butir pernyataan dapat dilihat pada

Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Rekap Hasil Uji Coba Skala Sikap Ilmiah

Butir

Asli

Butir

Baru

Jenis

Pernyataan Korelasi Validitas Keterangan

1 1 Positif 0,461 Cukup baik

2 2 Negatif 0,588 Cukup baik

3 3 Positif 0,691 Tinggi baik

4 4 Negatif 0,702 Tinggi baik 5 5 Positif 0,422 Cukup baik 6 6 Negatif 0,720 Tinggi baik 7 7 Positif 0,521 Cukup baik 8 8 Negatif 0,060 Sangat rendah revisi 9 9 Positif 0,226 Rendah revisi 10 10 Negatif 0,463 Cukup baik 11 11 Positif 0,513 Tinggi baik 12 12 Negatif 0,324 Rendah revisi 13 13 Positif 0,747 Tinggi baik 14 14 Negatif 0,377 Rendah revisi

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

36

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Butir

Asli

Butir

Baru

Jenis

Pernyataan Korelasi Validitas Keterangan

15 15 Positif -0,162 - dibuang 16 16 Negatif -0,006 - dibiang

17 17 Positif 0,446 Cukup baik

18 18 Negatif 0,005 Sangat Rendah revisi 19 19 Positif 0,300 Rendah revisi 20 20 Negatif 0,300 Rendah revisi 21 21 Positif 0,888 Sangat tinggi baik

22 22 Negatif 0,225 Rendah revisi

23 23 Positif 0,262 Rendah revisi 24 24 Negatif 0,300 Rendah revisi

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap:

1. Tahap persiapan, yaitu meliputi studi pendahuluan, penyusunan proposal,

kajian teoritis, penentuan sampel dan penyusunan instrumen. Studi

pendahuluan dilakukan dengan penjaringan kemampuan metakognisi

dengan soal uraian pada salah satu kelas IPA. Penyusunan proposal

dilatarbelakangi oleh temuan studi pendahuluan dan dikembangkan

berdasarkan kajian teoritis. Penentuan sampel dilakukan secara acak

sederhana yaitu dengan teknik undian. Penyusunan instrumen mengacu

pada komponen metakognisi dari Schraw dan Denison, indikator

keterampilan berpikir kritis Ennis, kompetensi dasar no 3.5. Instrumen

yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli dan diujicobakan pada

sekelompok siswa.

2. Tahap pelaksanaan, yaitu :

a. Pemberian informasi kepada siswa tentang metakognisi : siswa-siswa

yang menjadi sampel penelitian diberikan penjelasan tentang pengertian

metakognisi dan komponen penyusunnya.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

37

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pemberian soal metakognisi : soal uraian metakognisi terkait materi

sistem ekskresi diberikan pada siswa setelah mereka mendapatkan

materi tersebut dari guru di sekolah masing-masing.

c. Tes keterampilan berpikir kritis : soal keterampilan berpikir kritis

terkait materi sistem ekskresi manusia diberikan pada siswa setelah

mereka mendapatkan materi tersebut dari guru di sekolah masing-

masing.

d. Pemberian angket skala sikap : angket skala sikap terkait materi sistem

ekskresi manusia diberikan pada siswa setelah mereka mendapatkan

materi tersebut dari guru di sekolah masing-masing.

3. Tahap penyusunan laporan, yaitu meliputi hasil penelitian, analisis data

dan kesimpulan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan satu macam cara pengumpulan data yaitu

melalui tes. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber

data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan instrumen yang

digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel

3.10.

Tabel 3.10 Teknik Pengumpulan Data

No Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen

1. Siswa Keterampilan

berpikir kritis

satu kali tes Butir soal pilihan gandan

beralasan dan uraian yang

disusun berdasarkan indikator

keterampilan berpikir kritis

menurut Ennis (Costa, 1985)

2. Siswa Kemampuan satu kali tes Butir soal uraian yang memuat

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

38

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen

metakognisi kemampuan metakognisi siswa.

3. Siswa Sikap ilmiah

siswa

satu kali Butir pernyataan sikap ilmiah

H. Teknik Analisis Data

1. Kemampuan metakognisi

Skor kemampuan metakognisi dihitung dengan panduan penskoran

soal metakognisi. Skor tersebut juga dijabarkan berdasarkan sub

komponen metakognisi untuk mendapatkan rekap capaian kemampuan

metakognisi. Mengolah skor mentah menjadi nilai berdasarkan rumus

yang dikemukakan oleh Arikunto (2008: 234):

Nilai =

x 100

2. Keterampilan berpikir kritis

Skor keterampilan berpikir kritis dihitung dengan panduan penskoran

soal keterampialn berpikir kritis. Skor tersebut juga dijabarkan

berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis untuk mendapatkan

rekap capaian keterampilan berpikir kritis. Mengolah skor mentah menjadi

nilai berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2008: 234):

Nilai =

x 100

Nilai keterampilan berpikir kritis dikorelasikan dengan nilai

kemampuan metakognisi dengan menggunakan uji Perason atau Spearman

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

39

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Kendall’tau pada program SPSS. Berikut merupakan tahapan uji

korelasional :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data nilai

metakognisi dan nilai keterampilan berpikir kritis berdistribusi normal

atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 16 for window, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov. Ketentuannnya adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05, maka data berdistribusi normal

Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal

b. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi (r).

Jenis uji korelasi yang digunakan yaitu uji Pearson jika data

berdistribusi normal atau uji Spearman atau Kendall’s tau jika data

tidak berdistribusi normal.

Tabel 3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi (Riduwan dan Akdon, 2006)

Interval Koefisien Kriteria

0,80-1,00 Sangat kuat

0,60-0,799 Kuat

0,40-0,599 Cukup Kuat

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat rendah

Berikutnya adalah analisis hubungan secara deskriptif antara indikator

berpikir kritis capaian siswa dengan sub komponen metakognisi capaian

siswa.

c. Uji Regresi

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

40

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan

menggunakan variabel bebas. Pada penelitian ini menggunakan regresi

sederhana dengan kemampuan metakognisi sebagai variabel bebas,

keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah sebagai variabel terikat.

Uji regresi dilakukan dengan bantuan program SPSS.

3. Sikap Ilmiah

Skor sikap ilmiah siswa diolah dengan merujuk pada pengolahan

skala Likert. Total skor setiap siswa diperoleh dari :

Total Skor =

x 100

Skor untuk setiap pernyataan diolah dengan cara berikut :

Skor pernyataan=

x 100%

(Riduwan dan Akdon, 2006)

Kriteria Interpretasi Skor

Angka 0% - 20% = sangat lemah

Angka 21% - 40% = lemah

Angka 41% - 60% = cukup

Angka 61% - 80% = kuat

Angka 81% – 100%= sangat kuat

Nilai sikap ilmiah dikorelasikan dengan nilai kemampuan metakognisi

dengan menggunakan uji Pearson atau Spearman pada program SPSS.

Tahapan uji korelasi sama dengan yang dijelaskan pada poin 2.

Kemudian dilakukan pula uji regresi sederhana.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

41

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Alur Penelitian

Pengambilan data

Tes Keterampilan

berpikir kritis

Rumusan Masalah

Penyusunan Proposal

Penyusunan Instrumen

Judgement & uji coba

instrumen

Seminar proposal

Revisi Proposal

Tes Kemampuan

metakognisi

Tes Sikap

Ilmiah

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan dan Pelaporan

Pemberian informasi

tentang metakognisi

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/6529/6/T_IPA_1101264_Chapter3.pdf · kritis. Kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan jumlah sub indikator

26

Dea Diella, 2014 Hubungan Kemampuan Metakognisi dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu