bab ii tinjauan pustaka a. kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/bab...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis Teori kesejahteraan psikologis yang menjelaskan sebagai pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal (Ryff & Keyes, 1995). Konsep Ryff berawal dari adanya keyakinan bahwa kesehatan yang positif tidak sekedar tidak adanya penyakit fisik saja, akan tetapi berkaitan juga dengan bagaimana mengembangkan relasi yang positif dengan orang ain dan menjadi pribadi yang autonomy (Ryff, 1989). Kesejahteraan psikologis terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa baik secara psikologis. Ryff menambahkan bahwa kesejahteraan psikologis merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari serta mengarah pada pengungkapan perasaan-perasaan pribadi atas apa yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari pengalaman hidupnya, selain itu kesejahteraan psikologis dapat dimaknai dengan diperolehnya kebahagiaan,kepuasan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff & Keyes, 1995).

Upload: vuongtruc

Post on 22-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesejahteraan psikologis

1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis

Teori kesejahteraan psikologis yang menjelaskan sebagai pencapaian penuh

dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat

menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup,

mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang

mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal

(Ryff & Keyes, 1995). Konsep Ryff berawal dari adanya keyakinan bahwa

kesehatan yang positif tidak sekedar tidak adanya penyakit fisik saja, akan tetapi

berkaitan juga dengan bagaimana mengembangkan relasi yang positif dengan

orang ain dan menjadi pribadi yang autonomy (Ryff, 1989). Kesejahteraan

psikologis terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa baik secara psikologis.

Ryff menambahkan bahwa kesejahteraan psikologis merupakan suatu konsep

yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas dalam

kehidupan sehari-hari serta mengarah pada pengungkapan perasaan-perasaan

pribadi atas apa yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari pengalaman

hidupnya, selain itu kesejahteraan psikologis dapat dimaknai dengan diperolehnya

kebahagiaan,kepuasan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi (Ryff &

Keyes, 1995).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

Kesejahteraan psikologi merupakan tingkat kemampuan individu dalam

menerima dirinya apa adanya, membentuk hubungan yang hangat dengan orang

lain, mandiri terhadap tekanan sosial, mengontrol lingkungan eksternal, memiliki

arti hidup, serta merealisasikan potensi dirinya secara kontinyu, oleh karena itu

bila seorang individu memiliki penilaian positif terhadap diri sendiri, mampu

bertindak secara otonomi, menguasai lingkungannya, memiliki tujuan dan makna

hidup, serta mengalami perkembangan kepribadian maka individu tersebut dapat

dikatakan memiliki kesejahteraan psikologis (A.Daniella B.B., 2012).

Kesejahteraan psikologis berhubungan dengan kepuasan pribadi, engagement,

harapan, rasa syukur, stabilitas suasana hati, pemaknaan terhadap diri sendiri,

harga diri, kegembiraan, kepuasan dan optimisme, termasuk juga mengenali

kekuatan dan mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki. Kesejahteraan

psikologis memimpin individu untuk menjadi kreatif dan memahami apa yang

sedang dilaksanakannya (Batram & Boniwell, 2007).

Kebahagiaan adalah bagian dari keadaan sejahtera dan kepuasan hati, yaitu

kepuasan yang menyenangkan dan timbul apabila kebutuhan dan harapan individu

terpenuhi. Alston dan Dudley menambahkan bahwa kepuasan hidup merupakan

kemampuan seseorang untuk menikmati pengalaman-pengalamannya, yang

disertai tingkat kegembiraan (Hurlock, 1994). Dapat disimpulkan bahwa

kesejahteraan psikologis adalah kondisi individu yang ditandai dengan adanya

perasaan bahagia, mempunyai kepuasan hidup dan tidak ada gejala-gejala depresi,

mempunyai pemaknaan hidup yang tinggi dan mampu mengembangkan pribadi

serta bakat dan minat yang dimiliki.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

2. Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Pondasi untuk diperolehnya kesejahteraan psikologis adalah individu yang

secara psikologis dapat berfungsi secara positif (Ryff & Keyes,1995). Komponen

individu yang mempunyai fungsi psikologis yang positif yaitu:

a. Penerimaan diri (self-acceptance)

Dimensi ini merupakan ciri utama kesehatan mental dan juga sebagai

karakteristik utama dalam aktualisasi diri, berfungsi optimal, dan kematangan.

Penerimaan diri yang baik ditandai dengan kemampuan menerima diri apa

adanya. Kemampuan tersebut memungkinkan seseorang untuk bersikap positif

terhadap diri sendiri dan kehidupan yang dijalani. Hal tersebut menurut Ryff

(1989) menandakan kesejahteraan psikologis yang tinggi. Individu yang

memiliki tingkat penerimaan diri yang baik ditandai dengan bersikap positif

terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek yang ada dalam

dirinya, baik positif maupun negatif, dan memiliki pandangan positif terhadap

masa lalu. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang memiliki tingkat

penerimaan diri yang kurang baik yang memunculkan perasaan tidak puas

terhadap diri sendiri, merasa kecewa dengan pengalaman masa lalu, dan

mempunyai pengharapan untuk tidak menjadi dirinya saat ini.

b. Hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others)

Dimensi ini berulangkali ditekankan sebagai dimensi yang penting dalam

konsep kesejahteraan psikologis. Ryff (1989) menekankan pentingnya menjalin

hubungan saling percaya dan hangat dengan orang lain. Dimensi ini juga

menekankan adanya kemampuan yang merupakan salah satu komponen

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

kesehatan mental yaitu kemampuan untuk mencintai orang lain. Individu yang

tinggi atau baik dalam dimensi ini ditandai dengan adanya hubungan yang

hangat, memuaskan dan saling percaya dengan orang lain, mempunyai rasa

afeksi dan empati yang kuat. Sebaliknya, individu yang hanya mempunyai

sedikit hubungan dengan orang lain, sulit untuk bersikap hangat dan enggan

untuk mempunyai ikatan dengan orang lain, menandakan bahwa individu

tersebut kurang baik dalam dimensi ini.

c. Otonomi (autonomy)

Dimensi otonomi menjelaskan mengenai kemandirian, kemampuan untuk

menentukan diri sendiri, dan kemampuan untuk mengatur tingkah laku.

Seseorang yang mampu untuk menolak tekanan sosial untuk berpikir dan

bertingkah laku dengan cara-cara tertentu, serta dapat mengevaluasi diri sendiri

dengan standar personal, hal ini menandakan bahwa individu tersebut baik

dalam dimensi ini. Sebaliknya, individu yang kurang baik dalam dimensi

otonomi akan memperhatikan harapan dan evaluasi dari orang lain, membuat

keputusan berdasarkan penilaian orang lain, dan cenderung bersikap

konformis.

d. Pengusaan terhadap lingkungan (environmental mastery)

Individu dengan kesejahteraan psikologis yang baik memiliki kemampuan

untuk memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik

dirinya. Dengan kata lain, individu tersebut mempunyai kemampuan dalam

menghadapi kejadian-kejadian di luar dirinya. Hal inilah yang dimaksud dalam

dimensi ini mampu untuk memanipulasi keadaan sehingga sesuai denga

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

kebutuhan dan nilai-nilai pribadi yang dianutnya dan mampu untuk

mengembangkan diri secara kreatif melalui aktivitas fisik maupun mental.

Sebaliknya, individu yang kurang baik dalam dimensi ini akan menampakkan

ketidakmampuan untuk mengatur kehidupan sehari-hari, dan kurang memiliki

kontrol terhadap lingkungan luar.

e. Tujuan hidup (purpose in life)

Dimensi ini menjelaskan mengenai kemampuan individu untuk mencapai

tujuan dalam hidup. Seseorang yang mempunyai rasa keterarahan dalam hidup,

mempunyai perasaan bahwa kehidupan saat ini dan masa lalu mempunyai

keberartian, memegang kepercayaan yang memberikan tujuan hidup, dan

mempunyai target yang ingin dicapai dalam hidup, maka individu tersebut

dapat dikatakan mempunyai dimensi tujuan hidup yang baik. Sebaliknya,

seseorang yang kurang baik dalam dimensi ini mempunyai perasaan bahwa

tidak ada tujuan yang ingin dicapai dalam hidup, tidak melihat adanya manfaat

dalam masa lalu kehidupannya, dan tidak mempunyai kepercayaan yang dapat

membuat hidup lebih berarti. Dimensi ini dapat menggambarkan kesehatan

mental karena kita tidak dapat melepaskan diri dari keyakinan yang dimiliki

oleh seorang individu mengenai tujuan dan makna kehidupan ketika

mendefenisikan kesehatan mental.

f. Perkembangan pribadi (personal growth)

Dimensi ini menjelaskan mengenai kemampuan individu untuk

mengembangkan potensi dalam diri dan berkembang sebagai seorang manusia.

Dimensi ini dibutuhkan oleh individu agar dapat optimal dalam berfungsi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

secara psikologis. Salah satu hal penting dalam dimensi ini adalah adanya

kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, misalnya dengan keterbukaan

terhadap pengalaman. Seseorang yang baik dalam dimensi ini mempunyai

perasaan untuk terus berkembang, melihat diri sendiri sebagai sesuatu yang

bertumbuh, menyadari potensi yang terdapat di dalam dirinya, dan mampu

melihat peningkatan dalam diri dan tingkah laku dari waktu ke waktu.

Sebaliknya, seseorang yang kurang baik dalam dimensi ini akan menampilkan

ketidakmampuan untuk mengembangkan sikap dan tingkah laku baru,

mempunyai perasaan bahwa individu tersebut adalah seorang pribadi yang

membosankan, dan tidak tertarik dengan kehidupan yang dijalani.

Hurlock (1994) menjelaskan, bahwa ada beberapa esensi mengenai

kebahagiaan,kesejahteraan, antara lain:

a. Sikap menerima (Acceptance)

Sikap menerima orang lain dipengaruhi oleh sikap menerima diri yang

timbul dari penyesuaian pribadi maupun penyesuaian sosial yang baik (Shaver

& Freedman, dalam Hurlock, 1994). Lebih lanjut dijelaskan bahwa

kebahagiaan banyak bergantung pada sikap menerima dan menikmati keadaan

orang lain dan apa yang dimilikinya.

b. Kasih sayang (Affection)

Kasih sayang merupakan hasil normal dari sikap diterima oleh orang lain.

Semakin diterima baik oleh orang lain, semakin banyak diharapkan yang dapat

diperoleh dari orang lain. Kurangnya cinta atau kasih yang memiliki pengaruh

yang besar terhadap kebahagiaan seseorang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

c. Prestasi (Achivment)

Prestasi berhubungan dengan tercapainya tujuan seseorang. Apabila

tujuan ini secara tidak realistis tinggi, maka akan timbul kegagalan dan yang

bersangkutan akan merasa tidak puas dan tidak bahagia.

Berdasarkan esensi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa

secara teori hal tersebut memiliki relasi dengan kesejahteraan Psikologis karena

kebahagian (happiness) merupakan hasil dari kesejahteraan psikologis dan

merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap manusia (Ryff,1989).

Pada penelitian ini penulis memilih menggunakan dimensi dari (Ryff &

Keyes,1995) karena bila dilihat dari hasil wawancara yang telah dilakukan dari

beberapa narasumber, aspek-aspek kesejahteraan psikologis antara lain

penerimaan diri yaitu adanya sikap positif terhadap diri sendiri, hubungan positif

dengan orang lain yaitu adanya hubungan yang hangat dan rasa percaya terhadap

orang lain, otonomi yaitu adanya kekmampuan menolak tekanan sosial dan

mampu mengevaluasi diri sendiri dengan standar personal, penguasaan terhadap

lingkungan yaitu kemampuan untuk menghadapi kejadian-kejadian di luar

dirinya, tujuan hidup yaitu adanya rasa keterarahan dalam hidup dan mempunyai

target yang ingin dicapai, dan perkembangan pribadi yaitu individu yang mampu

mengembangkan potensi dalam diri dan berkembang sebagai seorang manusia.

Masing-masing aspek mempunyai keterikatan dengan hasil wawancara yang telah

dilakukan melihat pada hasil wawancara dijelaskan bahwa sedangnya

kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh kurangnya pemenuhan terhadap aspek-

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

aspek yang dijelaskan sebelumnya . Dengan demikian teori tersebut tepat di

gunakan dalam penelitian ini.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan

psikologis seseorang menurut Ryff (1995), antara lain :

a. Dukungan Sosial

Gambaran berbagai ungkapan perilaku suportif (mendukung) kepada

seorang individu yang diterima oleh individu yang bersangkutan dari orang-

orang yang cukup bermakna dalam hidupnya. An dan Cooney (2006),

menyatakan bahwa bimbingan dan arahan dari orang lain (generativity)

memiliki peran yang penting pada kesejahteraan psikologis. Hal ini termasuk

kedalam perilaku hubungan (Relation Behaviour) yang mana pemimpin,

mendengar, memfasilitasi, dan mendukung mahasiswa yang bekerja sebagai

karyawan, sehingga karyawan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik

(Hersey & Blanchard, 1988). Dukungan sosial yang diberikan adalah untuk

mendukung karyawan dalam mencapai tujuan dan kesejahteraan sikologisnya,

sehingga mahasiswa yang menjadi karyawan dapat menerima dirinya lebih

positif.

b. Status sosial ekonomi

Ryff (1999), menyatakan bahwa faktor status sosial ekonomi menjadi

sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan psikologis, bahwa tingkat

keberhasilan dalam pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, menunjukkan

tingkat kesejahteraan psikologis juga lebih baik. Ryan dan Deci (2001),

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

menegaskan status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan

diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan pertumbuhan pribadi. Status

sosial ekonomi mempengaruhi kesejahteraaan psikologis seseorang. Seperti

besarnya pemasukan dalam keluarga, tingkat pendidikan, keberhasilan

pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart &

Sorenson, 2000). Sehingga dapat dikatakan, semakin tinggi status sosial dapat

serta merta mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang.

c. Jaringan sosial

Berkaitan dengan aktivitas sosial yang diikuti oleh individu seperti aktif

dalam pertemuan-pertemuan atau organisasi, kualitas dan kuantitas aktivitas

yang dilakukan, dan dengan siapa kontak sosial dilakukan membuat seorang

individu memiliki kecenderungan kesejahteraan yang rendah atau yang tinggi

ditunjang dari siapakah orang-orang yanng berada di lingkungan sosial

individu, semakin baik kontak sosial yang terkait dengan individu, semakin

tinggi tingkat kesejahteraan individu tersebut. (Pinquart & Sorenson, 2000).

d. Religiusitas

Hal ini berkaitan dengan transendensi segala persoalan hidup kepada

Tuhan Individu yang memiliki tingkat religiusitas tinggi lebih mampu

memaknai kejadian hidupnya secara positif sehingga hidupnya menjadi lebih

bermakna (Bastaman, 2000). Pernyataan tersebut memang punyai keterikatan

dengan peranan tentang semakin tinggi seseorang memaknai hidupnya seara

positif maka kesejahteraan hidup yang dirasakan juga tinggi.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

e. Kepribadian

Gutie´rrez, Jime´nez, Herna´ndez, dan Puente (2004), menyatakan

kepribadian merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam

kesejahteraan psikologis.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis antara lain

menurut Ryff & Singer (1996) sebagai berikut:

a. Usia

Ryff dan Keyes (1995) mengemukakan bahwa perbedaan usia

mempengaruhi perbedaan dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis. Dalam

penelitiannya ditemukan bahwa dimensi penguasaan lingkungan dan dimensi

otonomi mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia, terutama dari

dewasa muda hingga madya.

b. Jenis kelamin

Sejak kecil stereotipe gender telah tertanam dalam diri, anak lakilaki

digambarkan sebagai sosok yang agresif dan mandiri, sementara itu perempuan

digambarkan sebagai sosok yang pasif dan tergantung, serta sensitif terhadap

perasaan orang lain (Papalia, dkk., 1998). Tidaklah mengherankan bahwa sifat-

sifat stereotipe ini akhirnya terbawa oleh individu sampai individu tersebut

dewasa. Sebagai sosok yang digambarkan tergantung dan sensitif terhadap

perasaan sesamanya, sepanjang hidupnya wanita terbiasa untuk membina

keadaan harmoni dengan orang-orang di sekitarnya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

c. Status sosial ekonomi

Penelitian Diener dan Diener menunjukkan bahwa perubahan

penghasilan seseorang penting untuk kesejahteraan psikologisnya daripada

orang yang berpenghasilan tetap. Diener dan Diener juga mengamati bahwa

orang-orang yang berpenghasilan tinggi berada pada level kepuasan yang

tinggi pula, sehingga mereka dapat merasakan kesejahteraan psikologis (dalam

Hidalgo, 2010).

d. Budaya

Budaya dan masyarakat terkait dengan norma, nilai dan kebiasaan yang

berada dalam masyarakat. Budaya individualistik dan kolektivistik

memberikan perbedaan dalam kesejahteraan psikologis.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis menyimpulkan faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan psikologis mahasiswa yang bekerja berdasarkan

teori Ryff (1995), yaitu dukungan sosial sebagai ungkapan perilaku mendukung

kepada seorang individu yang diterima oleh individu yang bersangkutan dari

orang-orang yang bermakna dalam hidupnya, status ekonomi sosial yaitu

tingkatan ekonomi yang dipandang orang lain terhadap individu tersebut, jaringan

sosial yaitu kontak sosial yang dimiliki indiidu dalam lingkungan sekitarnya,

religiusitas yaitu pemaknaan diri individu dalam hidup kepada Tuhan, dan

keribadian sebagai acuan hidup individu dalam bersikap dan bersifat tehadap

kehidupan yang dijalani. Namun penulis lebih memfokuskan dukungan sosial

sebagai dasar variabel bebas penelitian dikarenakan aspek kesejahteraan

psikologis yang diungkapkan Ryff (1989) yaitu hubungan positif dengan orang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

lain menunujukkan adanya hubungan kesejahteraan psikologis dengan dukungan

sosial. Selain itu variabel dukungan sosial dirasa lebih relevan dalam pengaruh

aspek-aspek kesejahteraan psikologis pada mahasiswa setelah mengetahui hasil

dari wawanara dan penelitian yang didapatkan sebelumnya yaitu kurangnya

berbagai dukungan dari teman dan rekan kerja mempengaruhi sedangnya

kesejahteraan psikologis mahasiswa yang bekerja.

B. Dukungan Sosial

1. Pengertian dukungan sosial

Dukungan sosial didefinisikan sebagai adanya atau tersedianya orang-orang

yang dapat diandalkan, dengan memperlihatkan bahwa ada orang lain yang

memperhatikan, menganggap kita bernilai dan mencintai kita (Sarason, 1983).

Dukungan sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang

menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati,

serta dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban timbal balik (King,

2012). Sedangkan menurut Ganster, dkk, (dalam Apollo & Cahyadi, 2012)

dukungan sosial adalah tersedianya hubungan yang bersifat menolong dan

mempunyai nilai khusus bagi individu yang menerimanya.

Cohen dan Hoberman ( dalam Isnawati & Suhardi, 2013) menyatakan

bahwa dukungan sosial mengacu pada berbagai sumber daya yang disediakan oleh

hubungan antar pribadi seseorang. Selain itu Rook (1985), mengatakan bahwa

dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan

sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

interpersonal. Ikatan dan persahabatan dengan orang lain dianggap sebagai aspek

yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu. Saat

seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah.

Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi

individu terhadap konsekuensi negatif dari stres. Dukungan sosial yang diterima

dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya

diri dan kompeten.

Pierce (dalam Kail & Cavanaugh, 2000) mendefinisikan dukungan sosial

sebagai sumber emosional informasional atau pendampingan yang diberikan oleh

orang-orang disekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis

yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan. Arti dukungan sosial menurut Etzion

(1984) menyatakan bahwa sebagai hubungan antar pribadi yang di dalamnya

terdapat satu atau lebih ciri-ciri, antara lain: bantuan atau pertolongan dalam

bentuk fisik, perhatian emosional, pemberiaan informasi dan pujian. Brehm &

Kassin (1993) mengemukakan beberapa tipe dukungan sosial, antara lain

berdasarkan kontak sosial dukungan sosial dilihat dari banyaknya kontak sosial

yang dilakukan oleh individu. Pengukuran konteks sosial dalam artian dilihat dari

status perkawinan, hubungan saudara atau teman dalam organisasi informal.

Selanjutnya berdasarkan jumlah pemberian dukungan, artinya dukungan sosial

berperan sebagai jumlah individu yang memberikan bantuan kepada seseorang

yang membutuhkan, Semakin banyak individu yang memberikan bantuan akan

semakin sehat kehidupan individu tersebut.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

Pernyataan itu berkaitan dengan kedekatan hubungan dukungan sosial yang

didasarkan pada kualitas hubungan yang terjalin antara pemberi dan penerima

dukungan, bukan kuantitas pertemuan. Berdasarkaan tersedianya pemberi

dukungan individu yang yakin bahwa akan ada orang yang membantunya bila

individu tersebut mengalami kesulitan, kecenderungan lebih percaya diri dan

sehat daripada individu yang tidak merasa yakin jika ada orang yang bersedia

membantunya. Pernyataan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan

sosial merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang-orang

tertentu dalam hidupnya dan berada dalam lingkungan sosial tersebut yang

membuat si penerima merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai.

2. Aspek-aspek dukungan sosial

Di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam setiap aspek kehidupan,

dukungan sosial sangat diperlukan. Dukungan sosial memiliki beberapa

komponen diantaranya dijelaskan oleh Sarafino (2010) antara lain :

a. Dukungan emosional.

Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap

individu. Biasanya, dukungan ini diperoleh dari teman, pasangan atau keluaga,

seperti memberikan pengertian terhadap masalah yang dihadapi atau

mendengarkan keluhannya. Adanya dukungan ini akan memberikan rasa

nyaman, keastian, perasaan memiliki dan dicintai kepada individu.

b. Dukungan penghargaan.

Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan

penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain. Biasanya

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

dukungan ini diberikan oleh atasan atau rekan kerja. Dukungan jenis ini akan

membangun perasaan berharga, kompeten dan bernilai.

a. Dukungan instrumental atau konkrit

Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang

berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu

yang sering diberikan oleh teman atau rekan kerja, seperti bantuan untuk

menyelesaikan tugas yang menumpuk atau meminjamkan uang dan lainnya

yang dibutuhkan individu.

b. Dukungan jaringan sosial

Dukungan yang berasal dari jaringan ini merupakan bentuk dukungan

dengan memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok serta berbagi dalam

hal minat dan aktivitas sosial. Adanya dukungan ini akan membantu individu

untuk mengurangi stres yang dialami. Hal tersebut juga akan membantu

individu untuk mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran terhadap masalah

yang dihadapinya atau meningkatkan suasana hati yang positif.

c. Dukungan informasi.

Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa nasehat, saran,

pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.

Dukungan ini biasanya diperoleh dari sahabat, rekan kerja, atasan atau seorang

profesional seerti dokter atau psikolog.

Menurut Smet (1994) terdapat empat jenis atau aspek dukungan sosial, yaitu

diantaranya adalah sebagai berikut :

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

a. Dukungan emosional yaitu mencangkup ungkapan empati, keperdulian dan

perhatian terhada orang yang bersangkutan

b. Dukungan penghargaan yaitu terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan)

positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atas

perasaan individu. Dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain,

misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya

(menambah harga diri).

c. Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung, seperti memberikan

pinjaman uang atau menolong dengan pekerjaan pada waktu mengalami stres.

d. Dukungan informatif mencangkup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk,

saransaran atau umpan balik.

Berdasarkan aspek-aspek yang di uraikan di atas, maka peneliti

menggunakan dukungan sosial yang di kemukakan oleh Sarafino (2010) untuk

dijadikan acuan alat ukur, karena aspek tersebut dapat menjelaskan lebih rinci

terhadap dukungan sosial. Aspek-aspek dukungan sosial antara lain: dukungan

emosional yaitu adanya rasa empati dan perhatian yang diterima oleh individu,

dukungan penghargaan yaitu pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-

ide dan perform orang lain, dukungan instrumental yaitu pemberian bantuan

langsung seperti berupa bantuan finansial atau jasa, dukungan jaringan sosial

yaitu bentuk dukungan yang memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok serta

berbagai minat bahkan aktivitas sosial, dan dukungan informasi yaitu dukungan

yang berupa nasehat, saran dan umpan balik dalam menyelesaikan permasalahan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

C. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada

Mahasiswa Yang Bekerja

Mahasiswa yang bekerja merupakan mahasiswa yang mengambil peran

sebagai orang yang mempersiapkan diri dalam keahlian tertentu dalam tingkat

pendidikan tinggi sambil melakukan suatu aktivitas yang dilakukan untuk orang

lain dengan memberikan talenta mereka kepada majikan untuk mendapatkan

imbalan. Menurut Cohen (dalam Ronen, 1981) bentuk pekerjaan yang paling

banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part-time

work). Hal ini disebabkan karena jadwal kerja paruh waktu lebih fleksibel

daripada jadwal kerja penuh waktu, sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan

jadwal kerja dengan jadwal kuliahnya. Oleh sebab itu, kuliah sambil bekerja

mejadi kegiatan yang dikenal luas pada kalangan mahasiswa. Beragam alasan

melatarbelakangi para mahasiswa untuk menjalani pekerjaan paruh waktu.

Motte dan Schwartz (2009) mengemukakan berbagai alasan mahasiswa

menjalani pekerjaan paruh waktu, yaitu bekerja untuk membantu orang tua

membiayai kuliah, bekerja untuk mengisi waktu luang, bekerja untuk belajar

hidup mandiri, dan bekerja untuk mencari pengalaman. Mahasiswa yang bekerja

sambil kuliah selain harus menyelesaikan tuntutan sebagai mahasiswa juga harus

memenuhi tuntutan sebagai karyawan. Hal ini tentunya membawa dampak

tersendiri bagi mahasiswa yang bersangkutan.

Mahasiswa yang bekerja sambil kuliah terkadang melupakan kewajibannya

sebagai mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah dan banyak pula yang

kemudian mangkir kuliah disebabkan karena lebih mengutamakan pekerjaan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

daripada kuliah. Akan tetapi, terdapat juga mahasiswa yang mampu untuk

mengatasi tugas-tugas kuliah dan juga tuntutan pekerjaan yang diberikan oleh

perusahaan ataupun tempat individu tersebut bekerja. Hal ini disebabkan oleh

dukungan sosial yang diberikan oleh teman kuliah maupun rekan kerja (Yenni,

2007).

Dukungan sosial merupakan salah satu fungsi pertalian sosial yang

menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal yang

akan melindungi individu dari konsekuensi stres. Dukungan sosial yang diterima

dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, timbul rasa percaya diri dan

kompeten. Tersedianya dukungan sosial akan membuat individu merasa dicintai,

dihargai dan menjadi bagian dari kelompok (Rook, dalam Smet, 1994).

Berdasarkan pemaparan tersebut menjelaskan bahwa dukungan sosial

mempengaruhi perasaan individu dalam berbagai hal termasuk kesejahteraan

psikologis individu tersebut, karena pada dasarnya kesejahteraan psikologis

adalah penggambaran sejauh mana individu merasa nyaman, tenang, dan bahagia

berdasarkan penilaian subjektif serta bagaimana mereka memandang pencapaian

potensi-potensi mereka sendiri (Ryff, 1989). Hal tersebut senada dengan pengaruh

dukungan sosial yang telah diungkapkan sebelumnya, di mana aspek-asek

dukungan sosial mampu memberikan hubungaan yang positif bagi kesejahteraan

psikologis, aspek-aspek dukungan sosial tersebut bersumber dari Sarafino ( 2010).

Aspek yang pertama adalah aspek dukungan emosional, Sarafino (2006)

mengatakan pemberian dukungan emosional berupa pemberian semangat,

kehangatan dalam berinteraksi sosial dan cinta kasih dapat menjadikan individu

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

percaya bahwa dirinya dikagumi, dihargai, dicintai dalam kehidupan sosial karena

mengetahui bahwa orang lain bersedia memberi perhatian dan rasa aman pada

individu tersebut. Miner (1992) mengatakan bahwa adanya dukungan secara

emosi dapat mencegah perasaan tertekan, yaitu mencegah apa yang dipandang

individu sebagai stresor yang diterima, kemudian dukungan sosial dapat

memberikan arti bagi individu dalam penyelesaian masalah. Dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh Demaray dan Malecki (2002) mengatakan bahwa dukungan

emosional membantu individu untuk mengurangi tekanan dan merubah suasana

hati menjadi lebih positif sehingga meningkatkan kesejahteraan individu tersebut.

Sarafino (1990) mengatakan bahwa adanya dukungan emosional membuat

individu memiliki rasa nyaman, rasa memiliki, tentram, dan dicintai sehingga

muncul kesejahteraan dalam diri individu tersebut, sebaliknya tanpa adanya

dukungan emosional yang diterima individu akan memunculkan perasaan

tertekan, emosi yang tidak stabil, stres dan menandakan bahwa individu tersebut

tidak berada dalam kondisi yang sejahtera.

Aspek kedua adalah dukungan instrumental, Caplan, dkk (2007)

mengatakan bahwa dukungan instrumental adalah bantuan nyata seperti bantuan

fisik atau bantuan dalam bentuk sarana seperti memberikan tumpangan saat rekan

kerja tersebut tidak membawa kendaraan. Hal tersebut tentu sangat di butuhkan

oleh mahasiswa yang bekerja dikarenakan dukungan instrumental mampu

mengurangi beberapa kesulitan yang di alami oleh mahasiswa yang bekerja dalam

hal fasilitas yang tidak dapat terpenuhi, menurut Weiss (dalam Cutrona, 1994)

individu yang menerima bantuan materi akan merasa tenang karena menyadari

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

ada orang yang dapat diandalkan untuk menolongnya bila dirinya menghadapi

masalah dan kesulitan. Selain itu contoh seperti pemberian bonus dari atasan di

tempat kerja bagi mahasiswa yang bekerja dirasa dapat meningkatkan

kesejahteraan psikologis karena adanya penghargaan dari jerih payah bekerja.

Pernyataan tersebut di dukung oleh teori Gibson, dkk (1994) yang mengatakan

bahwa imbalan atau penghargaan yang di berikan baik secara langsung maupun

tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan dalam hidup individu.

Penelitian yang dilakukan oleh Marliyah (2012) mengatakan bahwa pemberian

dukungan secara langsung (berupa kompensasi, tunjangan, dan lain-lain) akan

meningkatkan semangat kerja, kepuasan dan kesejahteraan bagi karyawan. Hasil

penelitian tersebut dikuatkan oleh teori Jurgensen (dalam Blum, dkk. 1986) yang

mengatakan bahwa imbalan atau gaji merupakan kebutuhan hidup yang paling

mendasar bagi setiap karyawan, sehingga imbalan atau gaji yang sesuai akan

mendorong motivasi kerja karyawan yang bekerja di tempat tersebut. Berdasarkan

teori yang telah di jelaskan oleh Gibson, dkk. (1994) jika seorang karyawan tidak

mendapatkan dukungan instrumental seperti imbalan atau gaji yang sesuai

harapan, maka hal tersebut akan menurunkan kesejahteraan individu (mahasiswa

yang bekerja).

Aspek dukungan sosial yang ketiga adalah dukungan informasi, menurut

Sarafino (2006), dukungan informasi adalah dukungan yang bersifat informatif,

dukungan ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana

cara memecahkan persoalan. Cohen dan Shyme (1985) menyatakan bahwa

pemberian dukungan informasi dapat membantu individu untuk merubah situasi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

dan merubah pemahaman dari situasi, sehingga mempengaruhi kesejahteraannya.

Mengacu dari teori tersebut individu yang mendapat bantuan informasi maka

dapat mengatasi masalahnya dan mengurangi keragu-raguan, hal tersebut dapat

menurunkan tingkat stres, kecemasan, takut dan kekhawatiran sehingga individu

dapat lebih merasa bahagia dan sejahtera dalam kehidupannya. Dukungan

informasi yang di berikan dapat membantu seseorang dalam menghadapi masalah

dan menyelesaikan tantangan-tantangan dalam pekerjaan (Lambert, dkk. 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Sinokki (2011) menyebutkan bahwa dukungan

informasi dibutuhkan oleh individu untuk mencegah keterbatasan informasi atau

pemberitahuan sehingga individu tersebut tidak merasa tertekan akibat

keterbatasan informasi yang diterima, hal tersebut dapat membentuk perasaan

sejahtera, sebaliknya jika dukungan informasi tidak diberikan individu akan

merasa tertekan akan keterbatasan informasi dan membuat individu tidak merasa

sejahtera.

Aspek selanjutnya adalah aspek dukungan jaringan sosial, menurut Lawang

(2005) Pada dasarnya jaringan sosial terbentuk karena adanya rasa saling tahu,

saling menginformasikan, saling mengingatkan, dan saling membantu dalam

melaksanakan ataupun mengatasi sesuatu. Konsep jaringan dalam kapital sosial

menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok lain yang

memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Sheridan &

Radmacher (1992) mengatakan bahwa bentuk dukungan jaringan sosial akan

membuat individu merasa menjadi anggota dari suatu kelompok yang memiliki

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

kesamaan minat dan aktivitas sosial dengan kelompok dengan begitu individu

akan memiliki perasaan senasib.

Horton dan Hunt (1996) menyebutkan bahwa adanya hubungan dalam

sebuah kelompok memunculkan perasaan nyaman, simpati dan rasa

sepenanggungan yang di peroleh individu sehingga timbul kepercayaan terhadap

kelompok. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Thompson (1995)

didapatkan hasil bahwa dukungan jaringan sosial berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan psikologis dikarenakan dukungan dari jaringan sosial memberikan

dampak positif bagi individu yang mengacu pada keyakinan sikap, orientasi

jaringan (network orientation) yang berkaitan dengan adanya rasa berharap pada

kelompok dalam menghadapi suatu masalah, sehingga memunculkan persepsi

positif yang membuat individu tersebut sejahtera di dalam jaringan sosial yang

dimiliki. Dukungan yang diberikan oleh kelompok membantu individu terhindar

dari persepsi diri yang negatif, rasa kesepian, kesejahteraan diri yang menurun

akibat tidak adanya rasa sepenanggungan, dan kekhawatiran berlebih untuk

melakukan kontak sosial (Rahman, 2009). Hal tersebut menjadi dasar bahwa

tanpa adanya dukungan jaringan sosial membuat individu memiliki tingkat

kesejahteraan yang rendah karena tidak adanya rasa sepenanggungan yang

diberikan oleh kelompok.

Adapun untuk aspek dukungan penghargaan menurut Sarafino (2010)

menyatakan bahwa dukungan penghargaan adalah dukungan yang melibatkan

ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide,

perasaan dan perorma orang lain. Sarafino (1994) mengatakan bahwa dukungan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

penghargaan menjadi aspek kuat dalam dukungan sosial, karena dari penelitian

yang dilakukan oleh Verawati (2017) didapatkan bahwa dukungan penghargaan

memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kesejahteraan psikologis

dimana disebutkan bahwa adanya dukungan penghargaan dapat memunculkan

adanya rasa bahagia karena diperhatian, meningkatnya rasa percaya diri, dan sikap

positif. Munculnya perasaan bahagia dapat dikaitkan dengan kesejahteraan

psikologis seperti yang telah dikatakan oleh Ryff (1995) bahwa kesejahteraan

psikologis dapat dimaknai dengan diperolehnya kebahagiaan. Menurut

Olukolade,dkk (2013) menyatakan bahwa jika aspek dukungan penghargaan yang

diterima individu rendah maka kesejahteraaan psikologis akan cenderung rendah.

Dukungan sosial dimungkinkan akan sangat berpengaruh pada peningkatan

kesejahteraan psikologis mahasiswa yang bekerja. Pada penelitian yang dilakukan

oleh Jibeen dan Khalid (2010) mengatakan bahwa dukungan sosial muncul

sebagai prediktor yang signifikan secara langsung dari kedua hasil positif dan

negatif kesejahteraan psikologis. Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin

baik kesejahteraan psikologis yang dirasakan, sebaliknya rendahnya dukungan

sosial mengindikasikan tingginya tekanan psikologis. Sejalan dengan penelitian di

atas, Karlsen, dkk, (2004) dalam penelitiannya menyebutkan dukungan sosial

mempengaruhi kesejahteraan psikologis baik secara langsung maupun tidak

langsung. Kesejahteraan psikologis dan dukungan sosial adalah dua variabel yang

berhubungan secara timbal balik, jika individu mendapatkan dukungan sosial

yang tinggi maka kesejahteraan psiologis juga akan meningkat. Terkait hal

tersebut dukungan sosial dirasa akan sangat berpengaruh bagi mahasiswa yang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan psikologis 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1908/2/BAB 2.pdf · pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat. (Pinquart

bekerja karena pada umumnya mahasiswa adalah remaja yang sedang berada pada

tahap mencari jati diri, sehingga pengaruh secara emosional melalui dukungan

sosial dari teman, maupun rekan kerja akan menimbulkan dampak yang lebih

efektif daripada menggunakan aspek lain dalam meningkatkan kesejahteraan

psikologis pada mahasiswa yang bekerja.

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial

dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa yang bekerja. Semakin tinggi

dukungan sosial yang diterima oleh mahasiswa bekerja maka semakin tinggi pula

kesejahteraan psikologis yang dirasakan, namun semakin rendah dukungan sosial

yang diterima oleh mahasiswa bekerja maka semakin rendah pula kesejahteraan

psikologis yang dirasakan.