bab ii tinjauan pustaka a. kehamilan dengan hiperemesis
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum
1. Kehamilan
a. Pengertian
Proses kehamilan merupakan mata rantai bersikenabungan dan terdiri dari :
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi daan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pda uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
smpai aterm (Manuaba,2013:75).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3, triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9
bulan (Pudiastuti,2012:1).
b. Tanda dan Gejala
1) Tanda-Tanda Kemungkinan Kehamilan
a) Pembesaran uterus dan perut sesuai usia kehamilan
b) Pada pemeriksaan dapat dijumpai
(1) Tanda hegar : tanda hegar adalah melunaknya isthmus uteri sehingga
serviks dan kopus uteri seolah-oleh terpisah. Perubahan ini terjadi sekitar
4minggu-8minggu setelah pembuahan
7
(2) Tanda chadwick : adanya warna kebiruan, keunguan atau agak gelap pada
mukosa vagina, hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan speculum.
Tanda chadwick terjadi karena adanaya hiperpigmentasi dan adanya
peningkatan estrogen sama seperti tanda hegar keadaan ini juga dapat
terjadi diluar kehamilan.
(3) Tanda goodell : melunaknya serviks seperti konsentrasi bibir
(4) Tanda piscaseck : uterus membesar kesalah satu arah menonjol
(5) Tanda broxston hicks : bila uterus dirangsang mudah berkontraksi
(6) Teraba balotement : terasa adanya lentingan pada saat palpasi
c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif HCG : urine pada pagi hari wanita
bangun tidur.
2) Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Pasti (Obstetri Fisiologi FK. Univ.
Padjajaran Bandung)
a) Terdengar DJJ (mulai usia kehamilan 18-20 minggu)
b) Teraba bagian janin saat di palpasi
c) Teraba pergerakkan janin (mulai usia kehamilan 18-20 minggu)
d) Pemeriksaan USG
e) Melihat rangka janin dengan sinar RO atau ultrasound.
3) Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Tidak Pasti
a) Amenore
Tidak munculnya mentruasi merupakan itu adalah tanda bahwa positif
hamil.Sangat disarankan bagi wanita untuk rajin mencatat tanggal siklus haid.
8
b) Nausea (Mual), anoreksia (Tidak Nafsu Makan), emesis (Muntah), dan
hipersalivasi
Biasanya terjadi di pagi hari dan malam hari bahkan lebih sering terkenal
dengan sebutan morning sickness.biasanya dimulai antara minggu ke 4 dan ke
6 kehamilan.Setiap wanita memiliki kehamilan yang berbeda.
c) Sering buang air kecil
Kandung kemih dan rahim terletak bersebelahan. Pada awal kehamilan, rahim
yang membesar menekan kandung kemih sehingga selalu merasa ingin buang
air kecil.Selama trimester kedua, tekanan kandung kemih tidak sebesar itu
karena rahim membesar ke atas ke arah perut. Dalam beberapa minggu
terakhir kehamilan, maka akan kembali sering buang air kecil lagi karena bayi
dan rahim sangat besar akan menekan kandung kemih.
9
d) Obstipasi (sembelit)
Kondisi ini dikarenakan tonus otot yang menurun yang disebakan karena
terjadinya pengaruh hormon steroid.
e) Payudara menegang
Merasakan seperti saat mendekati menstruasi. Bisa dirasakan perbedaannya
beberapa hari setelah terjadi perubahan. Karena hormon hormon yang
berpengaruh pada saat kehamilan.Rasa sakit biasanya berkurang setelah tiga
bulan pertama.
f) Penciuman lebih sensitive
Kadang ketika merasa bahwa penciuman menjadi lebih tajam dari biasanya.
Bisa jadi sedang “mencium” gejala kehamilan. Hal ini disebabkan karena
perubahan hormon dalam tubuh.
c. Adaptasi fisiologis dan Anatomi maternal
1) Perubahan Sistem Endokrin
Perubahan fisiologis dalam kehamilan salah satunya dipengaruhi oleh perubahan
sekresi hormonal. Adanya HCG yang diproduksi oleh sel-sel trofoblas
menyebabkan peningkatan produksi “ovarian steroid hormon”. Pada saat
kehamilan, fungsi endokrin dari plasenta menjadi lebih luas untuk menghasilkan
hormon maupun “realising factor”.Efek dari produk yang dihasilkan plasenta ini
tidak hanya berpengaruh pada sirkulasi maternal, namun juga berperan dalam
sirkulasi janin.Kondisi ini merupakan bentuk penyesuaian tubuh maternal akibat
dari perubahan fisiologis oleh adanya kehamilan dan persiapan pertumbuhan
janin.
10
2) Perubahan pada Sistem Reproduksi
Selama kehamilan uterus merupakan organ yang sangat jelas mengalami
perubahan.Perubahan yang terjadi pada badan uterus meliputi bagian desidua,
miometrium dan perimetrium. Penebalan dan pingkatan vaskularitas lapisan
uterus atau desidua dipengaruhi oleh hormon progesteron dan estrogen, terutama
didaerah fundus dan badan uterus.
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm dengan
kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini rahim membesar akibat hipertropi dan
hiperplasi ototpolos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higgoskopik, dan
endomentrium menjadi desidua.
Tabel 1
TFU Menurut Penambahan Pertiga Jari
Usia kehamilan
(Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 Jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat- simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (px)
Sumber : Sulistyawati, 2009;h.61
3) Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasi mengalami
adaptasi fisiologis, perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu
pertama kehamilan (McLaughlin dan Robert, 1999).
a) Jantung
11
Seiring dengan semakin terangkatnya diafragma, jantung juga tergeser
ke kiri dan ke atas agak memutar mengelilingi sumbu panjangnya.Curah
jantung merupakan hasil dari peningkatan frekuensi denyut jantung dan
volume sekuncup, pada awal kehamilan dan tetap meningkat sepanjang masa
hamil.Selama kehamilan normal, tekanan arteri rerata dan resistensi vascular
menurun, sementara volume darah dan laju metabolik basal meningkat.
Akibatnya, pada awal kehamilan curah jantung saat istirahat, jika diukur
dalam berbaring lateral, meningkat secara bermakna
(Duvekot,dkk.,1993;Mabie, dkk., 1994).
b) Pembuluh Darah
Pada awal kehamilan terjadi penurunan tahanan tekanan vaskuler
perifer, sehingga pada usia kehamilan 24 minggu tekanan darah sistolik
menurun rata-rata 5-10 mmHg, namun akan naik pada kehamilan cukup
bulan.
c) Sistem Darah
Peningkatan volume darah ibu hamil dimulai sejak kehamilan.Volume
plasma darah meningkat sekitar 15% pada kehamilan 12 minggu
dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil.Peningkatan volume darah ibu
hamil terjadi karena peningkatan plasma dan eritrosit.
4) Perubahan Sistem Pernapasan
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa konsumsi oksigen meningkat
sekitar 30% sampai 40% selama kehamilan, kenaikan progresif terutama
12
disebabkan kebutuhan metabolisme janin, uterus, dan plasenta dan yang kedua
meningkatkan kerja jantung dan pernapasan.
5) Perubahan pada Payudara
Kehamilan akan memberikan efek membesarnya payudra yang disebabkan
oleh peningkatan suplai darah, stimulasi oleh sekresi estrogen dan progesteron
dari kedua korpus luteum dan plasenta terbentuknya duktus asini yang baru
selama kehamilan. Pada awal kehamilan, ibu akan merasakan perasaan panas dan
nyeri pada payudara, kemudian seiring bertambahnya usia kehamilan, payudara
akan membesar dan akan tampak vena-vena halus dibawah kulit. Sirkulasi
vaskuler meningkat, puting membesar dan terjadi hiperpegmentasi aereola.
6) Perubahan Sistem Perkemihan
Perubahan terjadi secara signifikan pada sistem perkemihan selama
kehamilan, selain mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilakan akibat
peningkatan volume darah dan curah jantung organ perkemihan juga mengelola
produk sisa metabolisme dan menjadi organ utama yang mengeksresi produk sisa
dari janin.
7) Perubahan Sistem Pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea).
Hal ini mungkin dikarenakan kadar hormon esterogen yang meningkat. Tonus
otot-otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus
juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi,
tetapi menimbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan
13
utama wanita hamil.Tidak jarang dijumapai adanya gejala muntah (emesis) pada
bulan-bulan pertam kehamilan.Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai
morning sickness.Apabila emesis terjadi terlalu sering dan terlalu banyak
dikeluarkan (hiperemesis gravidarum), maka keadaan ini patologik.
Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah
yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang
mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang
bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya dalah Pica (mengidam)
yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya
suatu tradisi (Hanifa Wiknjosastro, 2002: 97).
8) Perubahan Metabolisme
Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut: Kalsium.
Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang
terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram. Fosfor.Dibutuhkan rata-rata 2
gr/hari.Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi air (sulistyawati, 2011).
9) Perubahan Muskuloskeletal Esterogen dan Progesteron
Memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir
kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan
kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat
kelahiran. Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena
berelaksasi sebagai efek dari esterogen. Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada
usia kehamilan 32 minggu dan sakrooksigeus tidak teraba, diikuti terabanya
koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
14
d. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil.
Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan menggangu
pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpangaruh pada bayi yang
dikandung.
Untuk mencegah hal tersebut diatas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen
maka ibu hamil perlu :
a) Latihan nafas melalui senam hamil
b) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
c) Makan tidak terlalu banyak
d) Kurangi dan hentikan merokok
e) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernafasan seperti asma dan
lain-lain.
2) Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu
tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal harganya.Gizi pada waktu
hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil harusnya
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup
cairan (menu seimbang).
a) Kalori
Untuk proses pertumbuhan, janin memerlukan tenaga. Oleh karena itu, saat
hamil, ibu memerlukan tambahan jumlah kalori. Sumber kalori utama adalah
15
hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang banyak mengandung hidrat
arang adalah golongan padi-padian (misalnya beras dan jagung)., golongan
umbi-umbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu. Selain sebagai sumber
tenaga, bahan makanan yang tergolong padi-padian merupakan sumber
protein, zat besi, fosfor, dan vitamin.
Asuhan makanan ibu hamil trimester pertama sering mengalami penurunan
karna menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual dan muntah.Meskipun
ibu hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus tetap
diberikan seperti biasa.
16
b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.Seiring
dengan perkembangan dan pertumbuhan janin serta perkembangan payudara
ibu, keperluan protein pada saat hamil sangat meningkat. Kekurangan protein
dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari
normal. Kekuranagn tersebut juga mengakibatkan pembentukan air susu ibu
dalam masa laktasi kurang sempurna. Sumber zat protein yang berkualitas
tinggi adalah susu. Susu merupakan minuman yang berkualitas tinggi untuk
memenuhi kebutihan wanita hamil terhadap zat gizi karena mengandung
protein, kalsium, fosfat, vitamin A, serta vitamin B1 dan B2. Sumber lain
meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur, dan
kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti
kedelai, kacang tanah dan ahsil kacang-kacangan misalnya tahu dan tempe).
c) Mineral
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan
sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran, dan susu.
d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan-makanan sayur dan buah-
buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat
terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk
wanita tidak hamil. Kegunaan makanan tersebut adalah :
(1) Untuk pertumbuhan janin yang ada di dalam kandungan
17
(2) Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri
(3) Guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi
Caranya :
(a) Ibu harus makan teratur tiga kali sehari
(b) Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan dan diusahkan
minum susu 1 gelas setiap hari
(c) Pergunakan aneka ragam makanan yang ada
(d) Pilihlah, belilah, berbagai macam bahan makanan yang segar.
Beberapa bahan makanan yang dibutuhkan, bila kondisi badan si ibu
terganggu, maka jumlah atau besar makanan yang dapat dimakan dapat diatur
sebagai berikut pada trimester 1 :
Pada umur kehamilan 1-3 bulan, kemungkinan terjadi penurunan berat
badan.Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan
muntah.Untuk itu dianjurkan porsi makan kecil tetapi sering.Bentuk makanan
kering atau tidak berkuah.
2. Kehamilan Dengan Hiperemesi Gravidarum
a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntahpada
kehamilan yang menetap dengan frekwensi muntah lebih dari 5 kali dalam sehari,
disertai dengan punuran berat badan (>5%dari berat badan sebelum hamil) dan dapat
menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam-basa, kekurangan gizi bahkan
kematian. (Jueckstock dkk, 2010).
18
b. Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui, akan tetapi interaksi
kompleks dari faktor biologis, psikologi dan sosial budaya diperkirakan menjadi
penyebab hiperemesis gravidarum. Selain itu kehamilan multipel, perempuan dengan
kehamilan pertama, usia<20 tahun dan >35 tahun, kehamilan mola, serta berat badan
berlebih, menjadi faktor pencetus pada beberapa penelitian. Ada beberapa teori yang
disusulkan sebagai penyebab hiperemesis gravidarum, yaitu :
1) Perubahan hormonal
Wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum memiliki kadar Hcg
yang tinggi terutama pada trimester kehamilan (usia kehamilan 9 minggu) yang
menyebabkan hipertiroidisme yang bersifat sementara. Secara fisiologis Hcg
dapat merangsang kelenjar tiroid yaitu reseptor Thyroid-Stimulating Hormon
(TSH). Tidak hanya Hcg yang berperan dalam menyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum, akan tetapi kemungkinan keterlibatan Hcg merangsang
tiroid dapat memicu terjadi HEG. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron
saat kehamilan mengakibatkan penurunan mortilitas gastrointestinal, tetapi hal ini
bukanlah penyebab HEG pasti.
2) Gastrointestinal disfungsi
Sembilan puluh lima persen gangguan pada sistem pencernaan disebabkan
oleh bakteri heliobacer pylori, dan 61.8% menjadi penyebab terjadinya HEG pada
kehamilan. Selain itu HEG dapat disebabkan karena ibu memiliki gangguan
pencernaan seperti ulkus peptikus, hepatitis, pangkreatitis. (Jueckstock dkk, 2010)
3) Vestibular dan penciuman
19
Hyperacuitry dari sistem penciuman dapat menjadi fakor yang
berkontribusi terhadap mual dan muntah pada ibu hamil. Banyak kasus yang
menggambarkan bagi ibu hamil bahwa mencium bau masakan khususnya daging
dapat memicu terjadinya mual. Kesamaan antara HEG dengan morning sicknessa
adalah baha gangguan dari subclinical vestibular mungkin penyebab dari
beberapa kasus HEG.
4) Genetik
Suatu penelitian di Norwegia menemukan bahwa ibu yang sewaktu hamil
mengalami HEG maka anak yang dilahirkan memliki resiko 3% mengalami HEG
ketika mereka hamil nanti atau yang memiliki saudara juga yang memiliki HEG.
Secara keseluruhan dilaporkan bahwa faktor genetik mungkin memainkan peran
dalam mengembangkan terjadinya HEG.
5) Masalah psikologis
Psikologis dalam kehamilan sering kali dikaitkan dengan faktor pencetus
terjadinya HEG, namun balum ditemukan bukti kuat terhadap hal ini, hasil
penelitian cenderung mengarah pada faktor hormonal sebagai pencetus HEG.
Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti penyebab
terjadinya. Berikut ini beberapa faktor penyebab yang ditemukan menurut Neil-
Rose (2007), Tiran (2008), Proverawati (2009) yaitu :
a) Faktor prediposisi
(1) Primigravida
(2) Overdistensi rahim : Hidramnion, Kehamilan ganda, estrogen dan HCG
tinggi, mola hidatidosa.
20
b) Faktor organik
(1) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
(2) Perubahan metabolic akibat hamil
(3) Resistensi yang menurun dari pihak ibu
(4) Elergi
c) Faktor psikologis
(1) Rumah tangga yang retak
(2) Hamil yang tidak diinginkan
(3) Takut terhadap kehamilan dan persalinan
(4) Takut tanggung jawab sebagai ibu
(5) Kehilangan pekerjaan
c. Tanda dan Gejala Hiperemesis gravidarum
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan
hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan
kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah
memerlukan perawatan yang intensif. Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan
secara klinis menjadi tiga tingkat, menurut (Manuaba, 2010) yaitu :
1) Tingkat pertama
Muntah yang berlangsung terus menerus, makan dan minum berkurang,
berat badan menjadi menurun, tonus lemah – kulit dehidrasi, nyeri pada daerah
epigastrium, tekanan darah turun serta nadi meningkat, lidah kering dan mata
tampak cekung.
2) Tingkat kedua
21
Keadaan umum penderita tampak lebih lemah, gejala dehidrasi makin
tampak, mata cekung, tugor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, berat
badan semakin menurun, mata ikhterik, gejala hemokonsentrasi makin tampak :
urin berkurang, kadar aseton dalam urin meningkat, terjadi ganguan buang air
besar, mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis dan nafas berbau
aseton.
3) Tingkat ketiga
Muntah berkurang, keadaan umum wanita hamil makin menurun :
tekanan darah turun, nadi meningkat, suhu naik (keadaan dehidrasi makin jelas),
ganguan faal hati terjadi dengan manifertasi ikhterus, ganguan kesadaran dalam
bentuk manifestasi somnolen sampai koma ; komplikasi susunan saraf pusat
(eksefalopati wernicke) : nistagmus perubahan arah bola mata, diplopia – gambar
tampak ganda, perubahan mental.
d. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum jika tidak tertangani dengan baik dapat
mengakibatkan gangguan pada metabolisme tubuh yang akan meningkatkan kejadian
enchepalopati, mielinosis, spasme arteri cerebral, rhabdomyolisis, koagulopati dan
periphal neuropati (Verberg, 2005). Walaupun kejadian enchepalopati sanagat jarang
terjadi, namun pada kasus HEG berprognosa buruk merupakan komplikasi akhir yang
harus diwaspadai. Selain itu, ibu dengan HEG memiliki resiko 2 kali lebih besar
untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir 7 kg lebih rendah dari wanita yang
tidak memiliki HEG, dan melahirkan bayi preterm.(Dodds dkk,2006). Komplikasi
lain dari HEG dapat menimbulkan kecacatan pada bayi abortus.
22
e. Pentalaksanaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simon dkk, (2010) hanya
bersekitar 1-5% kasus HEG yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Sebagai
tenaga kesehatann yang berada di garis depan layanan masyarakat, bidan harus
mampu mengenali tanda dan gejala terjadinya HEG sehingga dapat melakukan upaya
pencegahan dan deteksi dini. Jika didapati kasus ibu datang dengan keadaan dehidrasi
disertai tingkat penutunan kesadaran, lakukan penatalaksanaan awal sebagai upaya
penstabilan keadaan ibu sebelum dilakukannya pentalaksanaan lanjut.
Penatalaksanaan lanjutan dilakukan oleh tenaga kesehatan lain yang berwenang pada
unit pelayanan yang lebih tinggi.
a) Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan
makan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera
bangun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan unuk makan roti kering atau biskuit
dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas
atau sangat dingin.
b) Obat-obatan
23
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
dilakukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan oleh pohenobarbital,
vitamin yang dianjurkan yaitu B1 dan B2 yang berfungsi untuk mempertahankan
kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel
(Admin,2007) dan B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual dan
muntah bagi ibu hamil dan juga memabantu dalam pembentukan sel darah merah
(Admin,2007).
c) Isolasi
(1) Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik.
(2) Catat cairan yang keluar masuk.
(3) Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita,
sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.
(4) Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
d) Terapi psikologik
(1) Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan
(2) Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
(3) Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik
e) Diet
(1) Diet hiperemesis I yang diberikan pada tingkat III
24
Makanan yang berupa roti kering dan buah-buahan.Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam
semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
(2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi
kecuali vitamin A dan D.
(3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
menurut kesanggupan penderita boleh diberikan bersama makanan. Makanan
ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
25
Gambar 1
Bagian Pathway
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor Adaptasi dan Hormonal
Faktor Fisiologis
Faktor Alergi
Penatalaksanaan
- Istirahat cukup
- Diet
- Therapi obat
Pelaksanaan
- Rawat di RS
- Therapi obat
- Cairan parenteral
- Therapi psikologis
- Isolasi
- Penghentian
kehamilan
Pelaksanaan
- Rawat di RS
- Istirahat cukup
- Therapi obat
- Cairan parenteral
Tingkat II
- Dehidrasi meningkat
- Nadi >100x/mnt
- Fungsi hati terganggu
- Oliguri
- Nafas bau aseton
- Kadang muntah bercampur
darah
Tingkat III
- K/U lebih parah
- Muntah berhenti
- Kesadaran menurun
- Nadi kecil
- Tekanan darah menurun
- Temperatur meningkat
- Ikterus semakin berat
- Bau aseton tajam
- Anuria
Tingkat I
- Dehidrasi
- Nyeri epigastrium
- Nadi meningkat 100x/mnt
- Tekanan darah menurun
- Lemah dan lemas
Hiperemesis Gravidarum
26
B. Perencanaan
Pengkajian merupakan langkah pertama yang paling penting, karena tanpa adanya
pengkajian yang tepat tidak akan ada diagnosa kebidanan yang baik serta akurat dan dapat
mengakibatkan kesalahan dalam melakukan sebuah tindakan. Selain itu, pengkajian dapat
memberikan kesempatan kepada bidan untuk menciptakan hubungan teraupetik yang efektif
dengan pasien.
Menurut KBBI, ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin di
dalam rahumnya karena sel telur di buahi oleh spermatozoa dari pria. Melakukan pengkajian
terhadap ibu hamil merupakan wawancara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan ibu
hamil untuk menggali atau mengetahui keadaan kehamilan, riwayat penyakit dan apa yang
dirasakan oleh ibu hamil tersebut. Pengkajian digunakan sebagai alat masalah, sehingga tenaga
kesehatan dapat merencanakan dan memeberikan asuhan kebidanan. Tahapannya meliputi
diagnosis kebidanan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
C. Assesment
Data dasar yang sudah dikumpulkan sehingga dapat merumuskan diagnose dan masalah
yang spesifik. Rumusan dan diagnose tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat
didefenisikan seperti diagnose tetapi membutuhkan penanganan. Hiperemesis gravidarum
diagnosis, melalui anamnesis: didapatkan amenorea, hasil uji planotest positif, mual, dan
muntah. Frekuensi mual dan muntah terjadi terus menurus, menetap dan mengganggu aktivitas
sehari-hari ibu (Gunawan et al, 2011). Pemeriksaan fisik, nilai adanya tanda dehidrasi , bibir dan
lidah kering. Nadi meningkat dan tekanan darah menurun.
27
D. Planning
Rencana ini disusun berdasarkan kondisi klien (diagnose, masalah dan diagnose
potensial) berkaitan dengan asuhan kebidanan. Rencana tindakan yang akan dilakukan pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah :
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital
3. Edukasi makanan bergizi seimbang
4. Anjurkan untuk menghindari makanan berlemak, bersantan dan gorengan
5. Anjurkan untuk banyak mengkonsumsi air putih , susu , buah-buahan
6. Anjurkan untuk istirahat cukup
7. Edukasi mengenai mual dan muntah
E. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum yang sesusai
dengan perencanaan yang telah dibuat seperti :
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk rajin melakukan pemeriksaan tekanan darah dan fisik ibu
3. Menganjurkan ibu untuk makanan bergizi seimbang, dan menjelaskan pada keluarga untuk
membantu ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil makanan berupa sayuran, lauk-
pauk serta buah-buahan.
4. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan-makanan yang dapat memicu mual dan
muntah
5. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsusmsi air putih agar ibu tidak dehidrasi
28
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 7-8 jam pada malam hari dan 1-2 jam disiang
hari
7. Memberikan penjelasan pada ibu mengenai mual dan muntah dan cara mengatasinya