bab ii tinjauan pustaka a. kehamilan dengan hiperemesis

23
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum 1. Kehamilan a. Pengertian Proses kehamilan merupakan mata rantai bersikenabungan dan terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi daan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pda uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi smpai aterm (Manuaba,2013:75). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3, triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Pudiastuti,2012:1). b. Tanda dan Gejala 1) Tanda-Tanda Kemungkinan Kehamilan a) Pembesaran uterus dan perut sesuai usia kehamilan b) Pada pemeriksaan dapat dijumpai (1) Tanda hegar : tanda hegar adalah melunaknya isthmus uteri sehingga serviks dan kopus uteri seolah-oleh terpisah. Perubahan ini terjadi sekitar 4minggu-8minggu setelah pembuahan

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum

1. Kehamilan

a. Pengertian

Proses kehamilan merupakan mata rantai bersikenabungan dan terdiri dari :

ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi daan pertumbuhan zigot, nidasi

(implantasi) pda uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi

smpai aterm (Manuaba,2013:75).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3, triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9

bulan (Pudiastuti,2012:1).

b. Tanda dan Gejala

1) Tanda-Tanda Kemungkinan Kehamilan

a) Pembesaran uterus dan perut sesuai usia kehamilan

b) Pada pemeriksaan dapat dijumpai

(1) Tanda hegar : tanda hegar adalah melunaknya isthmus uteri sehingga

serviks dan kopus uteri seolah-oleh terpisah. Perubahan ini terjadi sekitar

4minggu-8minggu setelah pembuahan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

7

(2) Tanda chadwick : adanya warna kebiruan, keunguan atau agak gelap pada

mukosa vagina, hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan speculum.

Tanda chadwick terjadi karena adanaya hiperpigmentasi dan adanya

peningkatan estrogen sama seperti tanda hegar keadaan ini juga dapat

terjadi diluar kehamilan.

(3) Tanda goodell : melunaknya serviks seperti konsentrasi bibir

(4) Tanda piscaseck : uterus membesar kesalah satu arah menonjol

(5) Tanda broxston hicks : bila uterus dirangsang mudah berkontraksi

(6) Teraba balotement : terasa adanya lentingan pada saat palpasi

c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif HCG : urine pada pagi hari wanita

bangun tidur.

2) Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Pasti (Obstetri Fisiologi FK. Univ.

Padjajaran Bandung)

a) Terdengar DJJ (mulai usia kehamilan 18-20 minggu)

b) Teraba bagian janin saat di palpasi

c) Teraba pergerakkan janin (mulai usia kehamilan 18-20 minggu)

d) Pemeriksaan USG

e) Melihat rangka janin dengan sinar RO atau ultrasound.

3) Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Tidak Pasti

a) Amenore

Tidak munculnya mentruasi merupakan itu adalah tanda bahwa positif

hamil.Sangat disarankan bagi wanita untuk rajin mencatat tanggal siklus haid.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

8

b) Nausea (Mual), anoreksia (Tidak Nafsu Makan), emesis (Muntah), dan

hipersalivasi

Biasanya terjadi di pagi hari dan malam hari bahkan lebih sering terkenal

dengan sebutan morning sickness.biasanya dimulai antara minggu ke 4 dan ke

6 kehamilan.Setiap wanita memiliki kehamilan yang berbeda.

c) Sering buang air kecil

Kandung kemih dan rahim terletak bersebelahan. Pada awal kehamilan, rahim

yang membesar menekan kandung kemih sehingga selalu merasa ingin buang

air kecil.Selama trimester kedua, tekanan kandung kemih tidak sebesar itu

karena rahim membesar ke atas ke arah perut. Dalam beberapa minggu

terakhir kehamilan, maka akan kembali sering buang air kecil lagi karena bayi

dan rahim sangat besar akan menekan kandung kemih.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

9

d) Obstipasi (sembelit)

Kondisi ini dikarenakan tonus otot yang menurun yang disebakan karena

terjadinya pengaruh hormon steroid.

e) Payudara menegang

Merasakan seperti saat mendekati menstruasi. Bisa dirasakan perbedaannya

beberapa hari setelah terjadi perubahan. Karena hormon hormon yang

berpengaruh pada saat kehamilan.Rasa sakit biasanya berkurang setelah tiga

bulan pertama.

f) Penciuman lebih sensitive

Kadang ketika merasa bahwa penciuman menjadi lebih tajam dari biasanya.

Bisa jadi sedang “mencium” gejala kehamilan. Hal ini disebabkan karena

perubahan hormon dalam tubuh.

c. Adaptasi fisiologis dan Anatomi maternal

1) Perubahan Sistem Endokrin

Perubahan fisiologis dalam kehamilan salah satunya dipengaruhi oleh perubahan

sekresi hormonal. Adanya HCG yang diproduksi oleh sel-sel trofoblas

menyebabkan peningkatan produksi “ovarian steroid hormon”. Pada saat

kehamilan, fungsi endokrin dari plasenta menjadi lebih luas untuk menghasilkan

hormon maupun “realising factor”.Efek dari produk yang dihasilkan plasenta ini

tidak hanya berpengaruh pada sirkulasi maternal, namun juga berperan dalam

sirkulasi janin.Kondisi ini merupakan bentuk penyesuaian tubuh maternal akibat

dari perubahan fisiologis oleh adanya kehamilan dan persiapan pertumbuhan

janin.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

10

2) Perubahan pada Sistem Reproduksi

Selama kehamilan uterus merupakan organ yang sangat jelas mengalami

perubahan.Perubahan yang terjadi pada badan uterus meliputi bagian desidua,

miometrium dan perimetrium. Penebalan dan pingkatan vaskularitas lapisan

uterus atau desidua dipengaruhi oleh hormon progesteron dan estrogen, terutama

didaerah fundus dan badan uterus.

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm dengan

kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini rahim membesar akibat hipertropi dan

hiperplasi ototpolos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higgoskopik, dan

endomentrium menjadi desidua.

Tabel 1

TFU Menurut Penambahan Pertiga Jari

Usia kehamilan

(Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)

12 3 Jari diatas simfisis

16 Pertengahan pusat- simfisis

20 3 jari dibawah pusat

24 Setinggi pusat

28 3 jari diatas pusat

32 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (px)

36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)

40 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (px)

Sumber : Sulistyawati, 2009;h.61

3) Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasi mengalami

adaptasi fisiologis, perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu

pertama kehamilan (McLaughlin dan Robert, 1999).

a) Jantung

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

11

Seiring dengan semakin terangkatnya diafragma, jantung juga tergeser

ke kiri dan ke atas agak memutar mengelilingi sumbu panjangnya.Curah

jantung merupakan hasil dari peningkatan frekuensi denyut jantung dan

volume sekuncup, pada awal kehamilan dan tetap meningkat sepanjang masa

hamil.Selama kehamilan normal, tekanan arteri rerata dan resistensi vascular

menurun, sementara volume darah dan laju metabolik basal meningkat.

Akibatnya, pada awal kehamilan curah jantung saat istirahat, jika diukur

dalam berbaring lateral, meningkat secara bermakna

(Duvekot,dkk.,1993;Mabie, dkk., 1994).

b) Pembuluh Darah

Pada awal kehamilan terjadi penurunan tahanan tekanan vaskuler

perifer, sehingga pada usia kehamilan 24 minggu tekanan darah sistolik

menurun rata-rata 5-10 mmHg, namun akan naik pada kehamilan cukup

bulan.

c) Sistem Darah

Peningkatan volume darah ibu hamil dimulai sejak kehamilan.Volume

plasma darah meningkat sekitar 15% pada kehamilan 12 minggu

dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil.Peningkatan volume darah ibu

hamil terjadi karena peningkatan plasma dan eritrosit.

4) Perubahan Sistem Pernapasan

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa konsumsi oksigen meningkat

sekitar 30% sampai 40% selama kehamilan, kenaikan progresif terutama

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

12

disebabkan kebutuhan metabolisme janin, uterus, dan plasenta dan yang kedua

meningkatkan kerja jantung dan pernapasan.

5) Perubahan pada Payudara

Kehamilan akan memberikan efek membesarnya payudra yang disebabkan

oleh peningkatan suplai darah, stimulasi oleh sekresi estrogen dan progesteron

dari kedua korpus luteum dan plasenta terbentuknya duktus asini yang baru

selama kehamilan. Pada awal kehamilan, ibu akan merasakan perasaan panas dan

nyeri pada payudara, kemudian seiring bertambahnya usia kehamilan, payudara

akan membesar dan akan tampak vena-vena halus dibawah kulit. Sirkulasi

vaskuler meningkat, puting membesar dan terjadi hiperpegmentasi aereola.

6) Perubahan Sistem Perkemihan

Perubahan terjadi secara signifikan pada sistem perkemihan selama

kehamilan, selain mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilakan akibat

peningkatan volume darah dan curah jantung organ perkemihan juga mengelola

produk sisa metabolisme dan menjadi organ utama yang mengeksresi produk sisa

dari janin.

7) Perubahan Sistem Pencernaan

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea).

Hal ini mungkin dikarenakan kadar hormon esterogen yang meningkat. Tonus

otot-otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus

juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah

dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi,

tetapi menimbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

13

utama wanita hamil.Tidak jarang dijumapai adanya gejala muntah (emesis) pada

bulan-bulan pertam kehamilan.Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai

morning sickness.Apabila emesis terjadi terlalu sering dan terlalu banyak

dikeluarkan (hiperemesis gravidarum), maka keadaan ini patologik.

Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah

yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang

mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang

bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya dalah Pica (mengidam)

yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya

suatu tradisi (Hanifa Wiknjosastro, 2002: 97).

8) Perubahan Metabolisme

Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut: Kalsium.

Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang

terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram. Fosfor.Dibutuhkan rata-rata 2

gr/hari.Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi air (sulistyawati, 2011).

9) Perubahan Muskuloskeletal Esterogen dan Progesteron

Memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir

kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan

kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat

kelahiran. Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena

berelaksasi sebagai efek dari esterogen. Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada

usia kehamilan 32 minggu dan sakrooksigeus tidak teraba, diikuti terabanya

koksigis sebagai pengganti bagian belakang.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

14

d. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil.

Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan menggangu

pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpangaruh pada bayi yang

dikandung.

Untuk mencegah hal tersebut diatas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen

maka ibu hamil perlu :

a) Latihan nafas melalui senam hamil

b) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

c) Makan tidak terlalu banyak

d) Kurangi dan hentikan merokok

e) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernafasan seperti asma dan

lain-lain.

2) Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu

tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal harganya.Gizi pada waktu

hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil harusnya

mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup

cairan (menu seimbang).

a) Kalori

Untuk proses pertumbuhan, janin memerlukan tenaga. Oleh karena itu, saat

hamil, ibu memerlukan tambahan jumlah kalori. Sumber kalori utama adalah

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

15

hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang banyak mengandung hidrat

arang adalah golongan padi-padian (misalnya beras dan jagung)., golongan

umbi-umbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu. Selain sebagai sumber

tenaga, bahan makanan yang tergolong padi-padian merupakan sumber

protein, zat besi, fosfor, dan vitamin.

Asuhan makanan ibu hamil trimester pertama sering mengalami penurunan

karna menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual dan muntah.Meskipun

ibu hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus tetap

diberikan seperti biasa.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

16

b) Protein

Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.Seiring

dengan perkembangan dan pertumbuhan janin serta perkembangan payudara

ibu, keperluan protein pada saat hamil sangat meningkat. Kekurangan protein

dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari

normal. Kekuranagn tersebut juga mengakibatkan pembentukan air susu ibu

dalam masa laktasi kurang sempurna. Sumber zat protein yang berkualitas

tinggi adalah susu. Susu merupakan minuman yang berkualitas tinggi untuk

memenuhi kebutihan wanita hamil terhadap zat gizi karena mengandung

protein, kalsium, fosfat, vitamin A, serta vitamin B1 dan B2. Sumber lain

meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur, dan

kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti

kedelai, kacang tanah dan ahsil kacang-kacangan misalnya tahu dan tempe).

c) Mineral

Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan

sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran, dan susu.

d) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan-makanan sayur dan buah-

buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat

terbukti mencegah kecacatan pada bayi.

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk

wanita tidak hamil. Kegunaan makanan tersebut adalah :

(1) Untuk pertumbuhan janin yang ada di dalam kandungan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

17

(2) Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri

(3) Guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi

Caranya :

(a) Ibu harus makan teratur tiga kali sehari

(b) Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri dari

makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan dan diusahkan

minum susu 1 gelas setiap hari

(c) Pergunakan aneka ragam makanan yang ada

(d) Pilihlah, belilah, berbagai macam bahan makanan yang segar.

Beberapa bahan makanan yang dibutuhkan, bila kondisi badan si ibu

terganggu, maka jumlah atau besar makanan yang dapat dimakan dapat diatur

sebagai berikut pada trimester 1 :

Pada umur kehamilan 1-3 bulan, kemungkinan terjadi penurunan berat

badan.Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan

muntah.Untuk itu dianjurkan porsi makan kecil tetapi sering.Bentuk makanan

kering atau tidak berkuah.

2. Kehamilan Dengan Hiperemesi Gravidarum

a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntahpada

kehamilan yang menetap dengan frekwensi muntah lebih dari 5 kali dalam sehari,

disertai dengan punuran berat badan (>5%dari berat badan sebelum hamil) dan dapat

menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam-basa, kekurangan gizi bahkan

kematian. (Jueckstock dkk, 2010).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

18

b. Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui, akan tetapi interaksi

kompleks dari faktor biologis, psikologi dan sosial budaya diperkirakan menjadi

penyebab hiperemesis gravidarum. Selain itu kehamilan multipel, perempuan dengan

kehamilan pertama, usia<20 tahun dan >35 tahun, kehamilan mola, serta berat badan

berlebih, menjadi faktor pencetus pada beberapa penelitian. Ada beberapa teori yang

disusulkan sebagai penyebab hiperemesis gravidarum, yaitu :

1) Perubahan hormonal

Wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum memiliki kadar Hcg

yang tinggi terutama pada trimester kehamilan (usia kehamilan 9 minggu) yang

menyebabkan hipertiroidisme yang bersifat sementara. Secara fisiologis Hcg

dapat merangsang kelenjar tiroid yaitu reseptor Thyroid-Stimulating Hormon

(TSH). Tidak hanya Hcg yang berperan dalam menyebabkan terjadinya

hiperemesis gravidarum, akan tetapi kemungkinan keterlibatan Hcg merangsang

tiroid dapat memicu terjadi HEG. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron

saat kehamilan mengakibatkan penurunan mortilitas gastrointestinal, tetapi hal ini

bukanlah penyebab HEG pasti.

2) Gastrointestinal disfungsi

Sembilan puluh lima persen gangguan pada sistem pencernaan disebabkan

oleh bakteri heliobacer pylori, dan 61.8% menjadi penyebab terjadinya HEG pada

kehamilan. Selain itu HEG dapat disebabkan karena ibu memiliki gangguan

pencernaan seperti ulkus peptikus, hepatitis, pangkreatitis. (Jueckstock dkk, 2010)

3) Vestibular dan penciuman

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

19

Hyperacuitry dari sistem penciuman dapat menjadi fakor yang

berkontribusi terhadap mual dan muntah pada ibu hamil. Banyak kasus yang

menggambarkan bagi ibu hamil bahwa mencium bau masakan khususnya daging

dapat memicu terjadinya mual. Kesamaan antara HEG dengan morning sicknessa

adalah baha gangguan dari subclinical vestibular mungkin penyebab dari

beberapa kasus HEG.

4) Genetik

Suatu penelitian di Norwegia menemukan bahwa ibu yang sewaktu hamil

mengalami HEG maka anak yang dilahirkan memliki resiko 3% mengalami HEG

ketika mereka hamil nanti atau yang memiliki saudara juga yang memiliki HEG.

Secara keseluruhan dilaporkan bahwa faktor genetik mungkin memainkan peran

dalam mengembangkan terjadinya HEG.

5) Masalah psikologis

Psikologis dalam kehamilan sering kali dikaitkan dengan faktor pencetus

terjadinya HEG, namun balum ditemukan bukti kuat terhadap hal ini, hasil

penelitian cenderung mengarah pada faktor hormonal sebagai pencetus HEG.

Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti penyebab

terjadinya. Berikut ini beberapa faktor penyebab yang ditemukan menurut Neil-

Rose (2007), Tiran (2008), Proverawati (2009) yaitu :

a) Faktor prediposisi

(1) Primigravida

(2) Overdistensi rahim : Hidramnion, Kehamilan ganda, estrogen dan HCG

tinggi, mola hidatidosa.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

20

b) Faktor organik

(1) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal

(2) Perubahan metabolic akibat hamil

(3) Resistensi yang menurun dari pihak ibu

(4) Elergi

c) Faktor psikologis

(1) Rumah tangga yang retak

(2) Hamil yang tidak diinginkan

(3) Takut terhadap kehamilan dan persalinan

(4) Takut tanggung jawab sebagai ibu

(5) Kehilangan pekerjaan

c. Tanda dan Gejala Hiperemesis gravidarum

Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan

hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah

memerlukan perawatan yang intensif. Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan

secara klinis menjadi tiga tingkat, menurut (Manuaba, 2010) yaitu :

1) Tingkat pertama

Muntah yang berlangsung terus menerus, makan dan minum berkurang,

berat badan menjadi menurun, tonus lemah – kulit dehidrasi, nyeri pada daerah

epigastrium, tekanan darah turun serta nadi meningkat, lidah kering dan mata

tampak cekung.

2) Tingkat kedua

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

21

Keadaan umum penderita tampak lebih lemah, gejala dehidrasi makin

tampak, mata cekung, tugor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, berat

badan semakin menurun, mata ikhterik, gejala hemokonsentrasi makin tampak :

urin berkurang, kadar aseton dalam urin meningkat, terjadi ganguan buang air

besar, mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis dan nafas berbau

aseton.

3) Tingkat ketiga

Muntah berkurang, keadaan umum wanita hamil makin menurun :

tekanan darah turun, nadi meningkat, suhu naik (keadaan dehidrasi makin jelas),

ganguan faal hati terjadi dengan manifertasi ikhterus, ganguan kesadaran dalam

bentuk manifestasi somnolen sampai koma ; komplikasi susunan saraf pusat

(eksefalopati wernicke) : nistagmus perubahan arah bola mata, diplopia – gambar

tampak ganda, perubahan mental.

d. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum jika tidak tertangani dengan baik dapat

mengakibatkan gangguan pada metabolisme tubuh yang akan meningkatkan kejadian

enchepalopati, mielinosis, spasme arteri cerebral, rhabdomyolisis, koagulopati dan

periphal neuropati (Verberg, 2005). Walaupun kejadian enchepalopati sanagat jarang

terjadi, namun pada kasus HEG berprognosa buruk merupakan komplikasi akhir yang

harus diwaspadai. Selain itu, ibu dengan HEG memiliki resiko 2 kali lebih besar

untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir 7 kg lebih rendah dari wanita yang

tidak memiliki HEG, dan melahirkan bayi preterm.(Dodds dkk,2006). Komplikasi

lain dari HEG dapat menimbulkan kecacatan pada bayi abortus.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

22

e. Pentalaksanaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simon dkk, (2010) hanya

bersekitar 1-5% kasus HEG yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Sebagai

tenaga kesehatann yang berada di garis depan layanan masyarakat, bidan harus

mampu mengenali tanda dan gejala terjadinya HEG sehingga dapat melakukan upaya

pencegahan dan deteksi dini. Jika didapati kasus ibu datang dengan keadaan dehidrasi

disertai tingkat penutunan kesadaran, lakukan penatalaksanaan awal sebagai upaya

penstabilan keadaan ibu sebelum dilakukannya pentalaksanaan lanjut.

Penatalaksanaan lanjutan dilakukan oleh tenaga kesehatan lain yang berwenang pada

unit pelayanan yang lebih tinggi.

a) Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan

jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu

proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

muntah merupakan gejala yang fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang

setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan

makan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera

bangun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan unuk makan roti kering atau biskuit

dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya

dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas

atau sangat dingin.

b) Obat-obatan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

23

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka

dilakukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan oleh pohenobarbital,

vitamin yang dianjurkan yaitu B1 dan B2 yang berfungsi untuk mempertahankan

kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel

(Admin,2007) dan B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual dan

muntah bagi ibu hamil dan juga memabantu dalam pembentukan sel darah merah

(Admin,2007).

c) Isolasi

(1) Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran

udara yang baik.

(2) Catat cairan yang keluar masuk.

(3) Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita,

sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.

(4) Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang

dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa

pengobatan.

d) Terapi psikologik

(1) Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan

(2) Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan

(3) Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik

e) Diet

(1) Diet hiperemesis I yang diberikan pada tingkat III

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

24

Makanan yang berupa roti kering dan buah-buahan.Cairan tidak diberikan

bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam

semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama

beberapa hari.

(2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara

berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak

diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi

kecuali vitamin A dan D.

(3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.

menurut kesanggupan penderita boleh diberikan bersama makanan. Makanan

ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

25

Gambar 1

Bagian Pathway

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Faktor Adaptasi dan Hormonal

Faktor Fisiologis

Faktor Alergi

Penatalaksanaan

- Istirahat cukup

- Diet

- Therapi obat

Pelaksanaan

- Rawat di RS

- Therapi obat

- Cairan parenteral

- Therapi psikologis

- Isolasi

- Penghentian

kehamilan

Pelaksanaan

- Rawat di RS

- Istirahat cukup

- Therapi obat

- Cairan parenteral

Tingkat II

- Dehidrasi meningkat

- Nadi >100x/mnt

- Fungsi hati terganggu

- Oliguri

- Nafas bau aseton

- Kadang muntah bercampur

darah

Tingkat III

- K/U lebih parah

- Muntah berhenti

- Kesadaran menurun

- Nadi kecil

- Tekanan darah menurun

- Temperatur meningkat

- Ikterus semakin berat

- Bau aseton tajam

- Anuria

Tingkat I

- Dehidrasi

- Nyeri epigastrium

- Nadi meningkat 100x/mnt

- Tekanan darah menurun

- Lemah dan lemas

Hiperemesis Gravidarum

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

26

B. Perencanaan

Pengkajian merupakan langkah pertama yang paling penting, karena tanpa adanya

pengkajian yang tepat tidak akan ada diagnosa kebidanan yang baik serta akurat dan dapat

mengakibatkan kesalahan dalam melakukan sebuah tindakan. Selain itu, pengkajian dapat

memberikan kesempatan kepada bidan untuk menciptakan hubungan teraupetik yang efektif

dengan pasien.

Menurut KBBI, ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin di

dalam rahumnya karena sel telur di buahi oleh spermatozoa dari pria. Melakukan pengkajian

terhadap ibu hamil merupakan wawancara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan ibu

hamil untuk menggali atau mengetahui keadaan kehamilan, riwayat penyakit dan apa yang

dirasakan oleh ibu hamil tersebut. Pengkajian digunakan sebagai alat masalah, sehingga tenaga

kesehatan dapat merencanakan dan memeberikan asuhan kebidanan. Tahapannya meliputi

diagnosis kebidanan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

C. Assesment

Data dasar yang sudah dikumpulkan sehingga dapat merumuskan diagnose dan masalah

yang spesifik. Rumusan dan diagnose tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat

didefenisikan seperti diagnose tetapi membutuhkan penanganan. Hiperemesis gravidarum

diagnosis, melalui anamnesis: didapatkan amenorea, hasil uji planotest positif, mual, dan

muntah. Frekuensi mual dan muntah terjadi terus menurus, menetap dan mengganggu aktivitas

sehari-hari ibu (Gunawan et al, 2011). Pemeriksaan fisik, nilai adanya tanda dehidrasi , bibir dan

lidah kering. Nadi meningkat dan tekanan darah menurun.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

27

D. Planning

Rencana ini disusun berdasarkan kondisi klien (diagnose, masalah dan diagnose

potensial) berkaitan dengan asuhan kebidanan. Rencana tindakan yang akan dilakukan pada ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah :

1. Informasikan hasil pemeriksaan

2. Pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital

3. Edukasi makanan bergizi seimbang

4. Anjurkan untuk menghindari makanan berlemak, bersantan dan gorengan

5. Anjurkan untuk banyak mengkonsumsi air putih , susu , buah-buahan

6. Anjurkan untuk istirahat cukup

7. Edukasi mengenai mual dan muntah

E. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum yang sesusai

dengan perencanaan yang telah dibuat seperti :

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk rajin melakukan pemeriksaan tekanan darah dan fisik ibu

3. Menganjurkan ibu untuk makanan bergizi seimbang, dan menjelaskan pada keluarga untuk

membantu ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil makanan berupa sayuran, lauk-

pauk serta buah-buahan.

4. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan-makanan yang dapat memicu mual dan

muntah

5. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsusmsi air putih agar ibu tidak dehidrasi

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dengan Hiperemesis

28

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 7-8 jam pada malam hari dan 1-2 jam disiang

hari

7. Memberikan penjelasan pada ibu mengenai mual dan muntah dan cara mengatasinya