bab ii tinjauan pustaka 2.1 infeksi saluran pernapasan ... ii.pdf · istilah ispa meliputi tiga...

33
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 2.1.1 Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan istilah yang diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infections (ARI) yaitu penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu atau lebih dari saluran pernapasan, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Hartono dan Rahmawati, 2012). Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan. Sesuai dengan batasan ini maka jaringan paru-paru termasuk dalam saluran pernapasan (respiratory tract). Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Depkes, 2010).

Upload: doananh

Post on 10-Aug-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

2.1.1 Pengertian ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan istilah yang diadaptasi

dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infections (ARI) yaitu penyakit

infeksi akut yang menyerang salah satu atau lebih dari saluran pernapasan, mulai

dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) beserta organ

adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Hartono dan

Rahmawati, 2012).

Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan,

dan akut. Dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya kuman

atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga

menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari

hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga

telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup

saluran pernafasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah (termasuk

jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan. Sesuai dengan batasan

ini maka jaringan paru-paru termasuk dalam saluran pernapasan (respiratory

tract). Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari

diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang

dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari

(Depkes, 2010).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

2.1.2 Penyebab ISPA

Depkes (2004) menyatakan penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai

penyebab seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-lainnya. ISPA bagian

atas umumya disebabkan oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat

disebabkan oleh bakteri, umumnya mempunyai manifestasi klinis yang berat

sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam penanganannya.

Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah genus Streptococcus,

Stapilococcus, Pneumococcus, Haemophyllus, Bordetella dan Corynobacterium.

Virus penyebab ISPA antara lain golongan Paramykovirus (termasuk di dalamnya

virus Influenza, virus Parainfluenza dan virus campak), Adenovirus, Coronavirus,

Picornavirus, Herpesvirus dan lain-lain. Di negara-negara berkembang umumnya

kuman penyebab ISPA adalah Streptocococcus pneumonia dan Haemopylus

influenza.

Jumlah penderita infeksi pernapasan akut kebanyakan pada anak. Etiologi

dan infeksinya mempengaruhi umur anak, daya tahan, musim, kondisi tempat

tinggal, dan masalah kesehatan yang ada. Banyaknya patogen pada sistem

pernapasan yang muncul dalam wabah selama musim semi dan dingin, tetapi

mycoplasma sering muncul pada musim gugur dan awal musim semi. (Hartono

dan Rahmawati, 2012). Virus dan bakteri penyebab ISPA menurut lokasi anatomi

dapat dilihat pada gambar 1.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

2.1.3 Klasifikasi ISPA

a. Berdasarkan lokasi anatomik

Menurut Depkes (2004) penyakit ISPA dapat dibagi dua berdasarkan

lokasi anatominya, yaitu: ISPA atas (ISPaA) dan ISPA bawah (ISPbA). Contoh

ISPA atas adalah batuk pilek (Common cold), Pharingitis, Otitis, Flusalesma,

Sinusitis, dan lain-lain. ISPA bawah diantaranya Bronchiolitis dan Pneumonia

yang sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian. Pembagian ISPA

berdasarkan lokasi anaomi dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2.1 Virus dan bakteri Penyebab ISPA menurut lokasi anatomi

Gambar 2.2 Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berdasarkan Lokasi Anatomi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

b. Berdasarkan golongan Umur

Depkes (2004) mengklasifikasikan ISPA berdasarkan kelompok umur

sebagai berikut:

1) Kelompok umur <2 bulan, pneumonia berat dan bukan pneumonia. Pneumonia

berat ditandai dengan adanya napas cepat, yaitu pernapasan sebanyak 60 kali

permenit atau lebih, atau adanya tarikan dinding dada yang kuat pada dinding

dada bagian bawah ke dalam (severe chest indrawing), sedangkan bukan

pneumonia bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada

nafas cepat.

2) Kelompok umur 2 bulan - <5 tahun, pneumonia berat, pneumonia dan bukan

pneumonia. Pneumonia berat, bila disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan

dinding dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik napas. Pneumonia

didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai adanya nafas

cepat sesuai umur, yaitu 40 kali per menit atau lebih. Bukan pneumonia, bila tidak

ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.

2.1.4 Tanda dan Gejala ISPA

Penyakit ISPA pada balita dapat menimbulkan bermacam-macam tanda

dan gejala seperti batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga

dan demam. Derajat serangan ISPA tergantung pada spesifikasi host meliputi

jenis kelamin, usia dan kekebalan seseorang. Dalam hal ini ISPA lebih mudah

terjadi pada balita dan anak-anak dengan gejala batuk, pilek dan panas.

Depkes (2004) membagi tanda dan gejala ISPA menjadi tiga yaitu ISPA

ringan, ISPA sedang dan ISPA berat.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

a. Gejala dari ISPA ringan

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu

atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :

1) Batuk

2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (pada waktu

berbicara atau menangis)

3) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung

4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C.

b. Gejala dari ISPA sedang

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala

dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :

1) Pernapasan cepat (fast breathing) sesuai umur yaitu : untuk kelompok umur

kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih untuk umur

2-<12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan - < 5 tahun.

2) Suhu tubuh lebih dari 39°C

3) Tenggorokan berwarna merah

4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak

5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

6) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)

c. Gejala dari ISPA Berat

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-

gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai

berikut :

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

1) Bibir atau kulit membiru

2) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

3) Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah

4) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas

5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba

6) Tenggorokan berwarna merah.

2.1.5 Proses Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan

Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran

mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan

dan dilembutkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang

terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam

membran mukosa. Gerakan silia mendorong membran mukosa ke posterior ke

rongga hidung dan ke arah superior menuju faring.

Penyebaran melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda yang

telah dicemari virus dan bakteri penyebab ISPA (hand to hand transmission) dan

dapat juga ditularkan melalui udara tercemar (air borne disease) pada penderita

ISPA yang kebetulan mengandung bibit penyakit melalui sekresi berupa saliva

atau sputum, bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan (Depkes,

2007).

Mikroorganisme penyebab ISPA ditularkan melalui udara.

mikroorganisme yang ada diudara akan masuk kedalam tubuh melalui saluran

pernapasan dan menimbulkan infeksi dan penyakit ISPA. Selain itu

mikroorganisme penyebab ISPA berasal dari penderita yang kebetulan terinfeksi,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

baik yang sedang jatuh sakit maupun yang membawa mikroorganisme di dalam

tubuhnya (Hartono dan Rahmawati, 2012).

Mikroorganisme di udara umumnya berbentuk aerosol yakni suatu

suspensi yang melayang di udara, dapat seluruhnya berupa bibit penyakit atau

hanya sebagian. Adapun bentuk aerosol dari penyebab penyakit ISPA tersebut

yakni droplet nuclei dan dust. Droplet nuclei adalah partikel yang sangat kecil

sebagai sisa dari sekresi saluran pernapasan yang mengering dan melayang di

udara. Pembentukannya melalui evaporasi droplet yang dibatukkan atau

dibersinkan ke udara, karena ukuran sangat kecil, dapat bertahan diudara untuk

waktu yang cukup lama dan dapat dihirup pada waktu bernapas dan masuk ke

saluran pernapasan. Dust adalah partikel dengan berbagai ukuran sebagai hasil

dari resuspensi partikel yang menempel di lantai, di tempat tidur serta dapat

tertiup angin bersama debu lantai/tanah.

2.1.6 Pencegahan

Kejadian ISPA dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu menghindarkan

anak dari kuman, meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan.

a. Menghindarkan anak dari kuman

1) Menghindarkan anak berdekatan dengan penderita ISPA, karena kuman

penyebab ISPA sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain

2) Jika seorang ibu menderita ISPA sedangkan ia butuh mengasuh anak atau

menyusui bayinya, ibu tersebut harus menutup hidung dan mulutnya dengan

sapu tangan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

b. Meningkatkan daya tahan tubuh anak

1) Manjaga gizi anak tetap baik dengan memberikan makanan yang cukup

bergizi (cukup protein, kalori, lemak, vitamin dan mineral). Bayi-bayi sedapat

mungkin mendapat air susu ibu sampai usia dua tahun.

2) Kebersihan anak harus dijaga agar tidak mudah terserang penyakit menular.

3) Memberikan kekebalan kepada anak dengan memberikan imunisasi.

c. Memperbaiki lingkungan

Untuk mencegah ISPA, lingkungan harus diperbaiki khususnya lingkungan

perumahan, antara lain:

1) Rumah harus berjendela agar cukup aliran dan pertukaran udara cukup baik.

2) Asap dapur dan asap rokok tidak boleh berkumpul dalam rumah. Orang

dewasa tidak boleh merokok dekat anak atau bayi.

3) Rumah harus kering, tidak boleh lembab.

4) Sinar matahari pagi harus diusahakan agar dapat masuk ke rumah.

5) Rumah tidak boleh terlalu padat dengan penghuni.

6) Kebersihan didalam dan diluar rumah harus dijaga, rumah harus mempunyai

jamban sehat dan sumber air bersih.

7) Air buangan dan pembuangan harus diatur dengan baik, agar nyamuk, lalat

dan tikus tidak berkeliaran di dalam dan disekitar rumah.

Mengetahui masalah kesehatan anak merupakan suatu hal yang sangat

penting diketahui oleh orang tua dengan mengenal tanda/gejala dari suatu

gangguan kesehatan bisa memudahkan orang tua dalam melakukan pencegahan

terhadap terjadinya penyakit (Notoatmodjo, 2011). Orang tua harus mengenal

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

tanda dan gejala ISPA, dan faktor-faktor yang mempermudah balita unuk terkena

ISPA.

Status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu pejamu (host),

agen penyakit (agent) dan lingkungan (environment) seperti ditunjukkan pada

(Gambar 3). Ketiga faktor tersebut akan berinteraksi dan menimbulkan hasil

positif maupun negatif. Hasil interaksi akan menimbulkan keadaan sehat

sedangkan interaksi yang negatif akan memberikan keadaan sakit (Notoatmodjo,

2011:37).

Berdasarkan penelitian di berbagai negara, termasuk Indonesia dan

berbagai publikasi ilmiah dilaporkan berbagai faktor resiko yang meningkatkan

kejadian (morbiditas) ISPA yang di jelaskan berikut, yaitu: agent suatu penyakit

meliputi agent biologis dan non-biologis, misalnya agent fisik dan kimia, atau

faktor penyebab penyakit meliputi bakteri,virus dan parasit (infection agent).

Faktor host adalah faktor intrinsik (umur, jenis kelamin, status ASI, status gizi,

berat badan lahir, status imunisasi, pemberian vitamin A dan pemberan makanan

tambahan) yang dapat mempengaruhi kerentanan pejamu terhadap agent.

Gambar 2.3. Interaksi host, agent dan environment

Host

Lingkungan

(Enviromet)

Penyebab Penyakit

(Agent)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

Sedangkan faktor lingkungan (envioment) adalah elemen-elemen ekstrinsik yang

dapat mempegaruhi keterpaparan pejamu terhadap faktor agent.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Kejadian ISPA

Beberapa faktor seperti status demografi, faktor internal/faktor balita dan

faktor eksternal/kondisi rumah, dapat mempengaruhi kejadian ISPA.

1.2.1 Status Sosial Demografi

a. Pendidikan dan Penghasilan Orang Tua

Status sosial ekonomi diantaranya unsur pendidikan, serta penghasilan

keluarga, juga berperan penting dalam menciptakan rumah sehat. Tingkat

pendidikan masyarakat berkaitan erat dengan perolehan pekerjan yang layak bagi

orang tua. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan hasil yang diperoleh

juga rendah atau pas-pasan. Tingkat penghasilan yang rendah menyebabkan orang

tua sulit menyediakan fasilitas perumahan yang baik, perawatan kesehatan dan

gizi anak yang memadai. Rendahnya status gizi anak menyebabkan daya tahan

tubuh berkurang dan mudah terkena penyakit infeksi termasuk ISPA.

1.2.2 Faktor Internal/Faktor Pada Balita

Menurut Depkes (2004) faktor internal merupakan suatu keadaan didalam

diri penderita (balita) yang memudahkan untuk terpapar dengan bibit penyakit

(agent) ISPA yang meliputi jenis kelamin, umur, berat badan lahir, status gizi, dan

status imunisasi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

a. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor resiko terhadap kejadian ISPA yaitu laki-

laki lebih beresiko di banding perempuan, hal ini disebabkan aktivitas anak laki-

laki lebih banyak dari anak perempuan sehingga peluang untuk terpapar oleh

agent lebih banyak. Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Lilis (2006),

didapatkan hasil bahwa proporsi kasus ISPA menurut jenis kelamin tidak sama,

yaitu laki-laki 59% dan perempuan 41%, terutama pada anak usia muda.

b. Umur

Umur mempunyai pengaruh cukup besar untuk terjadinya ISPA. Anak

dengan umur <2 tahun merupakan faktor resiko terjadinya ISPA. Hal ini

disebabkan karena anak dibawah dua tahun imunitasnya belum sempurna dan

saluran napas lebih sempit. Kejadian ISPA pada bayi dan balita akan memberikan

gambaran klinik yang lebih besar dan jelek, hal ini disebabkan karena ISPA pada

bayi dan balita merupakan kejadian infeksi pertama serta belum terbentuknya

secara optimal proses kekebalan secara alamiah.

Hasil penelitian analisis faktor resiko yang dilakukan oleh Erna (2005)

didapatkan bahwa umur merupakan salah satu faktor resiko penyebab kematian

pada balita yang sedang menderita ISPA. Anak yang berumur 1-2 tahun lebih

peka lima kali terkena ISPA dibandingkan anak dengan umur di atas lima tahun.

c. Status Gizi Balita

Dalam keadaan gizi yang baik, tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk

mempertahankan diri terhadap penyakit infeksi. Jika keadaan gizi menjadi buruk

maka reaksi kekebalan tubuh akan menurun yang berarti kemampuan tubuh untuk

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menjadi turun. Oleh karena itu,

setiap bentuk gangguan gizi sekalipun dengan gejala defisiensi yang ringan

merupakan pertanda awal dari terganggunya kekebalan tubuh terhadap penyakit.

Penelitian yang dilakukan di berbagai negara menunjukkan bahwa infeksi

protozoa pada anak-anak yang tingkat gizinya buruk akan jauh lebih parah

dibandingkan dengan anak-anak yang gizinya baik (Notoatmodjo, 2011).

Status gizi yang kurang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kejadian ISPA balita. Maksud dari gizi kurang adalah kekurangan energi

protein yang terkandung didalam makanan sehari-hari yang mempengaruhi

keadaan gizi anak. Gizi yang buruk dapat menurunkan pertahanan tubuh baik

sistemik maupun lokal. Status gizi pada balita berdasarkan hasil pengukuran

antropometri dengan melihat criteria yaitu: berat badan per umur (BB/U), tinggi

badan per umur (TB/U), berat badan per tinggi badan (BB/TB).

d. Status Imunisasi

Imunisasi berarti memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.

Salah satu strategi untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat ISPA pada

anak adalah dengan pemberian imunisasi. Pemberian imunisasi dapat menurunkan

angka kesakitan dan kematian pada balita tertutama penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Setiap anak harus mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh

penyakit utama sebelum usia satu tahun yaitu imunisasi BCG, DPT, hepatitis B,

polio, campak. Imunisasi bermafaat untuk mencegah beberapa jenis penyakit

infeksi seperti campak, polio, TBC, difteri, pertusis, tetanus dan hepatitis B.

Bahkan imunisasi juga dapat mencegah kematian dari akibat penyakit-penyakit

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

tersebut. Sebagian besar kasus ISPA merupakan penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi, penyakit yang tergolong ISPA yang dapat dicegah dengan

imunisasi adalah difteri dan batuk rejan. Hasil penelitian Sadono (2005) dengan

diperoleh bahwa ada hubungan bermakna antara status imunisasi dengan kejadian

ISPA pada bayi denga nilai p = 0,027 dan ratio Prevalens 1,8, artiya bayi dengan

status imunisasi tidak lengkap merupakan faktor resiko terjadinya ISPA.

1.2.3 Faktor Eksternal/Kondisi Rumah

Faktor eksternal merupakan suatu keadaan yang berada diluar diri

penderita (balita) berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang

memudahkan penderita untuk terpapar bibit penyakit (agent) meliputi:

a. Ventilasi rumah

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk

menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti

keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.

Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 (oksigen) didalam rumah yang berarti

kadar CO2 (karbondioksida) yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi

meningkat. Tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara

didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan

penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-

bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Membuat ventilasi udara

serta pencahayaan di dalam rumah sangat di perlukan karena akan mengurangi

polusi asap yang ada dalam rumah sehingga dapat mencegah seseorang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

menghirup asap tersebut yang lama kelamaan bisa menyebabkan terkena penyakit

ISPA (Notoatmodjo, 2011).

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan

pengeluaran udara kotor suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara

buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang

dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup

atau kurang ventilasi.

Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari

bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara

yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.

Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam

kelembaban (humidity) yang optimum.

Ada 2 macam ventilasi, yakni :

1) Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi

secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada

dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak

menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan

serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk

melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.

2) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin (ventilating, fan atau

exhauster) atau air conditioning dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat

ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu di perhatikan disini

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau

membalik kembali, harus mengalir. Artinya dalam rumah harus ada jalan

masuk dan keluarnya udara (Notoatmodjo, 2011).

Suatu studi melaporkan bahwa upaya penurunan angka kesakitan ISPA

berat dan sedang dapat dilakukan di antaranya dengan membuat ventilasi yang

cukup untuk mengurangi polusi asap dapur dan mengurangi polusi udara lainnya

termasuk asap rokok. Anak yang tinggal di rumah yang padat (<10m2/orang) akan

mendapatkan risiko ISPA sebesar 1,75 kali dibandingkan dengan anak yang

tinggal dirumah yang tidak padat (Achmadi, 2003 dalam Naria, dkk. 2008). Hasil

penelitian lain yang tidak mendukung di lakukan oleh Dewi, (2012) dengan uji

chi-square dengan p value 0,18 menyatakan bahwa tidak ada hubungan luas

ventilasi rumah dengan kejadian ISPA.

Menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang ketentuan

persyaratan kesehatan rumah tinggal secara umum penilaian ventilasi rumah dapat

dilakukan dengan cara melihat indikator penghawaan rumah, luas ventilasi yang

memenuhi syarat kesehatan adalah lebih dari/sama dengan 10% dari luas lantai

rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah kurang

dari 10% dari luas lantai rumah. Pertukaran hawa (ventilasi) yaitu proses

penyediaan udara segar dan pertukaran udara kotor secara alamiah atau mekanis

harus cukup. Berdasarkan peraturan pembangunan nasional, lubang hawa suatu

bangunan harus memenuhi aturan sebagai berikut: luas bersih dari jendela/lubang

hawa sekurang-kurangnya 1/10 dari luas lantai ruangan, jendela/ruang hawa harus

meluas kearah atas sampai setinggi mimimal 1,95 m dari permukaan lantai,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

adanya lubang hawa yang berlokasi di bawah langit-langit sekurang-kurangnya

0,35% luas lantai yang bersangkutan.

b. Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak

terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama

cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat

yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu

banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat

merusak mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi dua,yakni:

1) Pencahayaan Alam

Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam

ruangan melalui jendela, celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar

sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar

yang tinggi. Cahaya ini penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen

dalam rumah, misalnya basil TBC. Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela)

luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat

dalam ruangan. Perlu diperhatikan dalam membuat jendela diusahakan agar sinar

matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan

lain. Fungsi jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan

masuknya cahaya (Notoatmodjo, 2011).

Kebutuhan standar cahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk

kamar keluarga dan kamar tidur menurut WHO 20-40 Lux.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan

oleh letak dan lebar jendela. Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada

pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke timur. Luas

jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20 % dari luas lantai. Apabila

luas jendela melebihi 20 % dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan

sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap.

2) Pencahayaan buatan

Menurut Notoatmodjo (2011) “cahaya buatan yaitu, menggunakan sumber

cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya”.

Penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem penerangan

dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat menumbuhkan

suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai

sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena pada penerangan

yang relatif rendah mampu menghasilkan cahaya yang baik bila dibandingkan

dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan lampu pijar sebaiknya

dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa lampu neon.

Untuk penerangan malam hari dalam ruangan terutama untuk ruang baca

dan ruang kerja, penerangan minimum adalah 150 lux sama dengan 10 watt lampu

TL, atau 40 watt dengan lampu pijar.

c. Kepadatan Hunian

Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai fungsinya.

Penentuan bentuk, ukuran dan jumlah ruangan perlu memperhatikan standar

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

minimal jumlah ruangan. Sebuah rumah tinggal harus mempunyai ruangan yaitu

kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi dan kakus.

Berdasarkan Kepmenkes RI No.829 tahun 1999 tentang kesehatan

perumahan menetapkan bahwa luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan

digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu kamar tidur. Bangunan yang

sempit dan tidak sesuai dengan jumlah penghuninya akan mempunyai dampak

kurangnya oksigen di dalam ruangan sehingga daya tahan penghuninya menurun,

kemudian cepat timbulnya penyakit saluran pernafasan seperti ISPA.

Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai dengan

standar akan meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran

panas badan yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan

tersebut. Dengan demikian, semakin banyak jumlah penghuni ruangan tidur maka

semakin cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri. Dengan

banyaknya penghuni, maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 dan dampak peningkatan CO2 dalam ruangan adalah

penurunan kualitas udara dalam ruangan. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nuryanto, (2010) yang mengatakan bahwa ada hubungan

bermakna antara kepadatan hunian dengan penyakit ISPA balita.

e. Suhu Ruangan

Salah satu syarat fisiologis rumah sehat adalah memiliki suhu optimum 18-

30°C. Hal ini berarti, jika suhu ruangan rumah dibawah 18°C atau di atas 30°C

keadaan rumah tersebut tidak memenuhi syarat. Suhu ruangan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan menjadi faktor resiko terjadinya ISPA pada balita

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

sebesar empat kali. Suhu dalam ruangan berperan untuk menjaga rumah dalam

kelembaban optimal untuk membebaskan bakteri dan virus (Erna, 2005: 77).

Mikroorganisme akan melakukan interaksi atau hubungan dengan

lingkungannya untuk mempertahankan hidup. Masing-masing mikroorganisme

mempunyai suhu optimum, minimum dan maksimum untuk pertumbuhannya. Hal

ini disebabkan dibawah suhu minimum dan diatas suhu maksimum aktivitas

enzim akan berhenti, bahkan pada suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

terdenaturasinya enzim mikroorganisme tersebut yang akibatnya memimbulkan

kematian pada mikroorganisme (Entjang, 2011).

f. Kelembaban Ruangan

Kelembaban rumah yang tinggi dapat mempengaruhi penurunan daya

tahan tubuh seseorang dan meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit

terutama penyakit infeksi. Kelembaban juga dapat meningkatkan daya tahan

hidup bakteri. Menurut Kemenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 kelembaban

dianggap baik jika memenuhi 40-70% dan buruk jika kurang dari 40% atau lebih

dari 70%. Kelembaban berkaitan erat dengan ventilasi karena sirkulasi udara yang

tidak lancar akan mempengaruhi suhu udara dalam rumah menjadi rendah

sehingga kelembaban udaranya tinggi. Sebuah rumah yang memiliki kelembaban

udara tinggi memungkinkan adanya tikus, kecoa dan jamur yang semuanya

memiliki peran besar dalam pathogenesis penyakit pernafasan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

g. Pencemaran udara dalam rumah (polusi udara)

Udara yang bersih merupakan komponen utama dalam rumah dan sangat

diperlukan oleh manusia untuk hidup sehat. Sirkulasi udara yang bersih berkaitan

dengan masalah ventilasi rumah yang tidak mempunyai jendela dan lubang angin

menyebabkan udara yang tercemar tidak dapat keluar. Pencemaran udara yang

diduga banyak timbul adalah CO, selain itu juga terdapat bahan pencemar lainnya

seperti NH3 dan H2S. Semua gas-gas ini di dalam ambang tertentu dapat

menimbulkan gangguan seketika, sedangkan dalam jumlah besar dapat

menyebabkan iritasi pada saluran nafas (Achmadi, 2003 dalam Naria, dkk. 2008).

Polusi udara dapat dibagi menjadi dua yaitu polusi udara dalam ruangan

(Indoor Air Pollution=IAP) dan polusi udara luar ruangan (outdoor Air

Pollution).World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 12,8 juta

kematian didunia disebabkan oleh pengaruh polusi udara dalam ruangan.

Pencemar udara umumnya berupa gas, debu, dan partikulat (butiran amat halus).

Partikulat berukuran 7 mikron umumnya menempel atau mengenai bagian luar

tubuh manusia seperti kepala, rambut mata. Sedangkan ukuran kecil (0,4-2,5

mikron) terhirup bersama udara dan masuk sampai ke jaringan paru-paru.

Komponen debu yang tercemar dalam ruangan diperkirakan mengandung 5 juta

bakteri per gram.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, dapur yang

sehat harus memiliki lubang asap dapur. Dapur yang tidak memiliki lubang asap

dapur akan menimbulkan banyak polusi asap ke dalam rumah dan kondisi ini akan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

berpengaruh terhadap kejadian ISPA pada balita karena asap akan dapat

mengiritasi saluran pernafasan.

Dapur rumah sehat harus mempunyai ruangan tersendiri karena asap hasil

pembakaran (kayu bakar atau minyak tanah) dapat membawa dampak negatif

terhadap kesehatan. Polusi udara dapur dipengaruhi jenis bahan bakar yang

dipakai, kayu bakar dan arang sebagai faktor resiko infeksi saluran pernapasan.

Ruangan dapur harus memiliki ventilasi yang baik sehingga asap/udara dari dapur

dapat dialirkan keluar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukamawa, dkk.

(2006) dengan menggunakan Uji statistik regresi logistik menunjukkan tidak ada

pengaruh pencemaran dalam rumah terhadap kejadian ISPA ada anak Balita.

Beberapa pencemaran ruangan yang perlu mendapat perhatian diantaranya:

Karbon Monoksida (CO), asap dari kayu bakar, asap rokok dan obat nyamuk

bakar. Sumber-sumber karbon monoksida (CO) yang signifikan menimbukan

pencemaran dalam ruangan terutama berasal dari rokok, cerutu, oven, kompor gas,

kompor minyak tanah dan tungku kayu bakar, pembakaran arang biomasa. Jika

tidak ada ventilasi yang baik, CO dapat cepat memenuhi ruangan dapur pada saat

ibu-ibu aktif memasak. Kadar CO yang dapat ditimbulkan oleh kompor yang

menyala selama setengah jam adalah 10 ppm. Apabila sumbu kompor tidak

terkontrol akan menghasilkan CO yang tidak tertolerir. Hal ini dapat merangsang

sakit kepala, batuk, iritasi kerongkongan dan membawa risiko berat berupa

penyakit paru-paru dan jantung.

Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak

dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahanan paru sehingga

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

akan memudahkan timbulnya ISPA. Hal ini dapat terjadi pada rumah yang

ventilasinya kurang dan dapur terletak di dalam rumah, bersatu dengan kamar

tidur, ruang tempat bayi dan balita bermain.

Kualitas udara dalam ruangan dipengaruhi oleh asap dalam ruangan yang

bersumber dari perokok, penggunaan bahan bakar kayu/arang atau asap. Di

samping itu ditentukan oleh ventilasi, kepadatan penghuni, suhu ruangan,

kelembaban, penerangan alami, jenis lantai, dinding, atap, saluran pembuangan air

limbah, tempat pembuangan sampah, ketersediaan air bersih, dan debu/polutan

(Safitri, 2006).

Tingkat polusi yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih

tinggi dibandingkan bahan bakar menggunakan gas. Sejumlah penelitian

menunjukkan paparan polusi dalam ruangan meningkatkan risiko kejadian ISPA

pada anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian Naria, dkk di wilayah kerja

Puskesmas Tuntungan tahun 2008 menunjukkan proporsi balita yang tinggal di

rumah yang menggunakan bahan bakar kayu menderita ISPA sebanyak 39 orang

(81,25%), sedangkan yang tidak menderita ISPA sebanyak 9 orang (19,75%).

Hasil uji Chi Square diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara bahan

bakar dengan kejadian ISPA pada balita dengan nilai p=0,001. Nilai Ratio

Prevalens kejadian ISPA pada balita yang menggunakan bahan bakar kayu

dibanding dengan balita yang menggunakan bahan bakar minyak/gas adalah 1,715.

Artinya penggunaan bahan bakar kayu merupakan faktor risiko terjadinya ISPA.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

2.3 Rumah

2.3.1 Pengertian Rumah

Menurut WHO (2004), rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk

tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan

rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.

Rumah dapat diartikan sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat,

tempat bergaul dengan keluarga, sebagai tempat untuk melindungi diri dari segala

ancaman, sebagai lambang sosial. Menurut Notoatmodjo, (2011) luas bangunan

rumah yang tidak mempertimbangkan penghuni dalam rumahnya, hal ini tidak

sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi Oksigen (O2) juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular

kepada anggota keluarga lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat

menyediakan 2,5 x 3m untuk setiap anggota keluarga.

Menurut WHO (2004), rumah sehat dapat diartikan rumah berlindung,

bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menimbulkan kehidupan yang

sempurna baik fisik, rohani, sosial.

2.3.2 Syarat Rumah Sehat

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria

yaitu :

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang

gerak yang cukup dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

b. Memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privasi, komunikasi yang sehat antar

anggota keluarga dan penghuni rumah.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas

vector penyakit dan tikus, kepadatan hunian tidak berlebihan dan cukup sinar

matahari pagi.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak

mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya

jatuh tergelincir

Menurut Depkes RI (2004), ada beberapa prinsip standar rumah sehat.

Prinsip yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas :

1) Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air minum,

sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan personal dan

domestik, penyiapan makanan yang aman dengan struktur rumah yang aman

dengan memberi perlindungan.

2) Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis

dengan memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi udara rumah,

polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya kimia dan perhatian pada

pnggunaan rumah sebagai tempat bekerja.

3) Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi privasi,

nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan akses pada rekreasi

dan sarana komunitas pada perlindungan terhadap bunyi.

Menurut Depkes RI (2004), indikator rumah yang dinilai adalah komponen

rumah yang terdiri dari : langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek

perilaku. Aspek perilaku penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur,

pembukaan jendela ruang keluarga, pembersihan rumah dan halaman.

2.3.3 Komponen Rumah Sehat

a. Lantai

Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik adalah baik, namun tidak cocok

untuk kondisi ekonom pedesaan. Untuk lantai rumah di pedesaan cukup tanah

biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada

musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Lantai yang basah dan

berdebu merupakan sarang penyakit (Notoatmodjo, 2011:171).

Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA karena lantai

yang tidak memenuhi standar merupakan media yang baik untuk

perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA. Lantai yang baik adalah

lantai yang dalam keadaan kering dan tidak lembab. Bahan lantai harus kedap air

dan mudah dibersihkan, keadaan lantai perlu diplester dan akan lebih baik apabila

dilapisi ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Kemenkes No.

829/Menkes/SK/VII/1999).

b. Dinding

Dinding mempunyai fungsi sebagai pendukung atau penyangga atap juga

untuk melindungi rumah dari gangguan panas, hujan dan angin dari luar dan juga

sebagai pembatas antara dalam dan luar rumah. Dinding juga berguna untuk

mempertahankan suhu dalam ruangan, merupakan media bagi proses rising damp

(kelembaban yang naik dari tanah) yang merupakan salah satu penyebab

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

kelembaban dalam rumah. Bahan dinding yang baik adalah dinding yang terbuat

dari bahan tahan api seperti batu bata yang sering disebut tembok.

Dinding yang terbuat dari tembok sebenarnya baik, namun selain mahal,

tembok juga kurang cocok untuk daerah tropis, apalagi jika ventilasinya kurang.

Untuk daerah tropis khususnya pedesaan lebih baik menggunakan papan karena

meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang dapat menjadi ventilasi dan

menambah pencahayaan alamiah (Notoatmodjo, 2011).

c. Atap

Salah satu fungsi atap yaitu melindungi masuknya debu dalam rumah.

Atap sebaiknya diberi plafon atau langit-langit, agar debu tidak langsung masuk

ke dalam rumah. Atap genteng merupakan atap yang cocok di daerah tropis. Atap

seng atau atap asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga

dapat menimbulkan suhu panas dalam rumah (Notoatmodjo, 2007:169).

Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang

teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tidak

disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan

atap adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya

terhadap panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih penutup atap yang

memenuhi persyaratan sebagai berikut: Rapat air serta padat dan letaknya tidak

mudah bergeser, tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama. Atap

genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di

samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh

masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai

atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok

untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam

rumah (Notoatmodjo, 2011).

d. Langit-langit

Dibawah kerangka atap/kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang

disebut langit-langit yang tujuannya untuk menutup seluruh konstruksi atap dan

kuda-kuda penyangga agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat

rapi dan bersih, untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga

menahan tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap, untuk

membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas tidak

mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya. Adapun persyaratan untuk langit-

langit yang baik adalah langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain

yang jatuh dari atap, langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda

penyangga dengan konstruksi bebas tikus, tinggi langit-langit sekurang-kurangnya

2,40 dari permukaan lantai, langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya

mempunyai tinggi rumah 2,40 m, dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah

titik kurang dari 1,75m, ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan

sekurang kurangnya sampai 2,40 m (Notoatmodjo, 2011).

2.4 Rumah Bulat

Rumah bulat atau biasa disebut (umek bubu) adalah rumah tradisional

masyarakat/Atoni Timor yang biasanya digunakan sebagai tempat tinggal,

lumbung makanan serta digunakan sebagai dapur (Pemkab TTS, 2011).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

2.4.1 Arsitektur atau konstruksi rumah bulat

a. Atap

Secara umum konstruksi atap rumah bulat terbuat dari rumput alang-alang,

atapnya yang berbentuk seperti kepala jamur merang. Ujung alang-alangnya

hampir menyentuh permukaan tanah, letaknya tidak mudah bergeser dan rapat

serta padat. Membangun rumah bulat tidaklah sukar. Biayanya bisa dijangkau

oleh masyarakat, karena semua bahan dasarnya tersedia di hutan dan

kebun. ”Untuk membuat atap alang-alang yang bisa menutupi seluruh rumah

cukup dengan Rp250 ribu saja. Atap tersebut bisa bertahan kira-kira 10 tahunan.

b. Dinding

Dinding rumah bulat melingkar dengan garis tengah antara tiga sampai

lima meter. Dindingnya terbuat dari potongan-potongan kayu, bambu, atau batang

pinang yang dibelah dan berada dalam lingkaran atap. rumah bulat tidak

mempunyai sekat atau kamar.

c. Ventilasi

Rumah bulat tidak memiliki jendela dan ventilasi, dan hanya memiliki satu

pintu, yang bentuk pintunya setengah lonjong dengan ketinggian kurang dari satu

meter. Untuk masuk orang dewasa harus membungkukkan badan terlebih dahulu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2012), diketahui bahwa rumah

yang berventilasi buruk lebih banyak anggota keluarganya yang menderita ISPA

dibandingkan dengan rumah yang ventilasinya memenuhi syarat kesehatan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

d. Pencahayaan

Pencahayaan alami seperti matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah

bulat. Pencahayaan buatan yang digunakan dalam rumah bulat terbuat dari lampu

minyak tanah (pelita). Sinar matahari terhalang oleh bangunan sehingga

merupakan media atau tempat yang baik untuk untuk hidup dan berkembangnya

bibit-bibit penyakit.

e. Lantai

Lantai dalam rumah bulat hanya dengan tanah yang dipadatkan. Biasanya

lantai tersebut juga sebagai tempat tungku dari batu untuk memasak dengan

menggunakan bahan bakar kayu sehingga sisa pembakaran kayu berupa debu.

Lantai yang baik dilingkungan pedesaan adalah tanah yang dipadatkan. Syaratnya

tidak berdebu pada musin kemarau dan tidak basah pada musim penghujan,

karena lantai yang basah akan menimbulkan sarang penyakit (Notoatmodjo, 2011).

Rumah bulat dapat di lihat pada gambar 4.

Gambar 2.4 Rumah Bulat

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

2.4.2 Bagian Dalam Rumah

Dalam Silap Wilfradus, dkk. (1997) bagian dalam rumah, terdiri dari: Ni

anaf (tiang induk rumah), tunaf (tungku api) tepat ditengah rumah sebagai tempat

menyiapkan makanan dan pengasapan semua bahan makanan dan barang-barang,

hala tupa (tempat tidur) yang dikhususkan bagi isteri/ibu dengan anak-anak, hala

toko (balai-balai) untuk duduk atau makan di dalam rumah. Pana (para-para)

untuk menyimpan segala peralatan makan. Ni anaf tetu tunan (tiang induk atas

loteng). Eno/nesu (pintu rumah) hanya satu buah dengan tinggi satu meter.

2.4.3 Bahan-bahan bangunan rumah

Bahan-bahan bangunan untuk sebuah rumah (ume) atau lumbung(lopo)

terdiri dari: tiang-tiang (ni) terdiri dari kayu-kayu yang kuat dan pada umumnya

kayu teras. Usuk-usuk (suaf) terdiri dari kayu-kayu lurus yang mudah dilenturkan

seperti cemara dan lain sebagainya. Balok-balok penyanggah loteng (su’if) adalah

kayu bulat atau dapat dibentuk seperti balok. Kayu penyanggah loteng (nonof)

terdiri dari kayu-kayu yang lurus. Atap tefis terbuat dari rumput atau alang-alang

(humusu) dan sering kali daun gewang (tuinno’o). dinding (nikit) dari bahan

pelepah gewang (beba) atau belahan bamboo (nesat). Bahan-bahan ini juga untuk

pembuatan peralatan loteng/tetu (Silap Wilfradus, dkk. 1997).

2.4.4 Kegunaan

Rumah bulat digunakan masyarakat untuk menyimpan jagung dengan cara

digantung pada penyanggah atap dan dipanaskan dengan bara api agar tidak rusak

dan kualitasnya tidak menurun. Selain sebagai lumbung pangan warga di kala

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

musim paceklik, rumah bulat juga difungsikan sebagai dapur untuk kegiatan

memasak (umumnya digunakan kayu bakar) dan tempat penyimpanan perkakas

rumah tangga. Dapat dikatakan rumah bulat ini sangat ekonomis, karena

digunakan untuk berbagai macam keperluan rumah tangga (Pemkab TTS, 2011).

Bagian dalam rumah bulat dapat terlihat pada gambar 5.

Rumah bulat merata digunakan oleh masyarakat Timor Tengah Selatan

(TTS) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Rumah bulat menjadi ciri khas adat dan

budaya orang Timor yang masih dipertahankan sampai saat ini, namun karena

Gambar 2.5 Bagian dalam rumah bulat

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

bentuknya dan kurangnya ventilasi dapat juga menimbulkan gangguan pernapasan.

Ventilasi tidak menjadi pertimbangan dalam membangun rumah bulat. Udara dan

sinar matahari hanya bisa menerobos dari lubang-lubang kecil pada dinding-

dinding bambu, sehingga cahaya yang masuk ke dalam rumah kurang maksimal.

Di sebagian daerah TTS ada suatu kebiasaan masyarakat yaitu bagi wanita yang

baru melahirkan dan bayinya harus menempati rumah bulat selama 40 hari untuk

mempertahankan suhu tubuh supaya tetap hangat. Selain itu rumah bulat juga

digunakan sebagai dapur, sehingga ibu-ibu akan membawa anaknya ke dapur

selama kegiatan memasak (Pemkab TTS, 2011).

Masyarakat TTS masih berkutat pada pemenuhan kebutuhan yang sangat

dasar, yaitu makan dan minum. Sebagian lagi sudah berpikir tentang bagaimana

melindungi tubuh dari panas dan hujan, serta memiliki rumah yang layak huni.

Setiap keluarga memiliki dua jenis bangunan rumah. Bangunan pertama

tampak lebih modern, berbentuk persegi dan terbuat dari kombinasi batu, papan

dan seng. Bangunan kedua tampak seperti jamur merang jika dilihat dari

ketinggian. Masyarakat menyebutnya sebagai rumah bulat (Umek bubu), salah

satu rumah adat yang masih dipertahankan.

2.4.5 Dampak kondisi Rumah Bulat terhadap Kesehatan

Secara kasat mata kondisi rumah bulat nampak tidak memenuhi syarat

kesehatan. dimana konstruksi rumah bulat tidak memiliki ventilasi, sehingga

sirkulasi udara di dalamnya tertutup, asap selama kegiatan memasak tidak bisa

keluar dengan baik sehingga merupakan sumber polusi dalam rumah bulat.

Ditunjang dengan kondisi lantai yang hanya dari tanah dan berdebu. Paparan debu

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan ... II.pdf · Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai

baik di dalam rumah maupun di luar rumah juga berpengaruh terhadap kesehatan

seseorang. Debu yang setiap harinya kita hirup dalam konsentrasi tinggi dan

jangka waktu yang cukup lama akan membahayakan kesehatan manusia. Akibat

menghirup debu yang langsung dapat dirasakan adalah rasa sesak dan keinginan

untuk bersin atau batuk dikarenakan adanya gangguan pada saluran pernafasan.

Ditambah lagi dengan kebiasan ibu yang membawa bayi/anak balitanya di dapur

yang penuh asap sambil memasak akan mempunyai resiko yang lebih besar

terkena ISPA dibandingkan dengan ibu yang tidak membawa bayi/anak balitanya

didapur. Kondisi seperti ini mempermudah timbulnya berbagai penyakit seperti

TBC, ISPA, malaria, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan lain-lain.