infeksi saluran pernafasan atas

36
SKENARIO 4 : INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT Anak Ni, perempuan 6 tahun sudah sejak 4 hari yang lalu bersin – bersin. Bahkan 2 hari terakir ia muali demam, batuk, dan pilek. Hidungnya terasa tersumbat. Oleh ibunya sudah diberikan obat flu yang dijual bebas. Karena belum sembuh juga, maka Ni diperiksakan ke dokter. Hasil pemeriksaan BB = 21 Kg, TB = 113 cm, suhu 38,5 o C, respirasi 28 x/menit. Nadi 120 x/menit. Selanjutnya dokter melakukan pemeriksaan fisik. Di dapatkan faring hiperemis, sedangkan pemeriksaan thoraks tidak menunjukkan kelainan. Dokter mengatakan bahwa Ni terkena infeksi pada saluran nafas. Step 1 1. ISPA Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut. Dimana pengertiannya 1) Infeksi Masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembangbiak sehingga menimbulkan suatu gejala penyakit 2) Saluran pernapasan

Upload: dokter-ganteng

Post on 22-Dec-2015

108 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

SKENARIO 4 : INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

Anak Ni, perempuan 6 tahun sudah sejak 4 hari yang lalu bersin – bersin. Bahkan

2 hari terakir ia muali demam, batuk, dan pilek. Hidungnya terasa tersumbat. Oleh

ibunya sudah diberikan obat flu yang dijual bebas. Karena belum sembuh juga,

maka Ni diperiksakan ke dokter. Hasil pemeriksaan BB = 21 Kg, TB = 113 cm,

suhu 38,5oC, respirasi 28 x/menit. Nadi 120 x/menit. Selanjutnya dokter

melakukan pemeriksaan fisik. Di dapatkan faring hiperemis, sedangkan

pemeriksaan thoraks tidak menunjukkan kelainan. Dokter mengatakan bahwa Ni

terkena infeksi pada saluran nafas.

Step 1

1. ISPA

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan

akut. Dimana pengertiannya

1) Infeksi

Masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan

berkembangbiak sehingga menimbulkan suatu gejala penyakit

2) Saluran pernapasan

Organ mulai hidung sampai alveoli, beserta organ-organ

disekitarnya

3) Akut atau infeksi akut

Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari (±14 hari)

2. Faring hiperemis

Peradangan pada lapisan mukosa faring sehingga berwarna merah,

merupakan salah satu tanda dari penyakit faringitis akut.

3. Batuk

Adalah refluks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda asing yang

masuk ke saluran pernapasan

Page 2: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

4. Demam

Adalah suatu peningkatan suhu tubuh untuk mencegah terjadinya infeksi

yang semakin parah.

Demam dibagi menjadi 2 kategori

a. Febris / pireksia : peningkatan suhu tubuh 37,5 oC – 40oC

b. Hipertermi : peningkatan suhu > 40oC

5. Bersin

Respon tubuh yang dilakukan membran hidung ketika mendeteksi adanya

kuman dan kelebihan cairan yang masuk kedalam hidung.

6. Pilek

Cairan (serous) yang dihasilkan oleh sel goblet di dalam paru & sistem

pernafasanyang berlebih.

Step 2

1. Anak 4 hari yang lalu bersin-bersin, 2 hari terakhir demam, batuk dan

pilek dan si anak merasa hidungnya tersumbat.

2. Mengapa anak tidak sembuh juga saat ibunya memberi obat flu yang

dijual bebas.

3. Pemeriksaan fisik BB;21kg, TB:113, T: 38,5C, respirasi 28x/menit,

N:120x/menit dan faring hiperemis

Step 3

1. Anak 4 hari yang lalu bersin-bersin, 2 hari terakhir demam, batuk dan

pilek dan si anak merasa hidungnya tersumbat.

Jawab:

Bersin

Bersin merupakan reflek yang terjadi pada hidung untuk mengeluarkan

benda asing dari saluran pernapasan.

Hidung (terdapat bakteri membran hidung teriritasi antibodi

mendeteksi adanya bakteri / virus (makro) merangsang saraf

Page 3: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

trigeminus serabut afferen merangsang pons & medula oblongata

bersin nafas jantung berhenti sementara.

Batuk

Dalam kasus pasien juga mengalami batuk. Yang mana batuk itu sendiri

merupakan reflek pertahanan paru untuk menjaga agar jalan napas tetap

bersih yang timbl akibat adanya iritasi peradangan trakeabronkial.

Rangsangan yang menimbulkan batuk antara lain:

a. Rangsangan mekanik

i. Asap, debu & benda asing

b. Rangsangan kimia

c. Peradangan

Pilek

Sebelum mkita menuju lebih lanjut, akan dijelaskan kalau pilek itu bisa

karena adanya antigen masuk ke tubuh melalui saluran pernapasan →

ditangkap oleh makrofag (sebagai APC / antigen presenting cells) →

setelah diproses oleh sel APC→ melalui pelepasan interleukin

→menghasilkan sel Th → mengaktifkan sel B → membentuk IgE →

adanya mediator-mediator yang juga dikeluarkan salah satunya seperti

histamin → menyebabkan vasodilatasi → menaikan tekanan permeabilitas

→ sekresi mukus berlebih→ pilek → adanya lendir yang berlebihan →

hidung tersumbat.

Perlu dicermati bila terdapat batuk berdahak memiliki banyak ciri khas

penyakit saluran pernafasan, antara lain

Page 4: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Demam

Gambar 165-1.

Patogenesis demam. Berbagai macam agen infeksius. imunologis, atau

agen yang berkaitan dengan toksin (pirogen eksogen) mengimbas

produksi pirogen endogen oleh sel-sel radang hospes. Pirogen endogen

adalah sitokin, misalnya interleukin IL-1,β IL-1,α IL-6), faktor nekrosis

tumor (TNE,a TNF.P), dan interferon-a (INF). Pirogen endogen

menyebabkan domain dalam waktu 10-15 menit.  sedangkan respons

demam terhadap pirogen eksogen (misalnya, endotoksin) timbul lambat

memerlukan sintesis dan pelepasan sitokin pirogenik. Sitokin endogen

yang sifatnya pirogenik secara langsung menstimulasi hipotalamus tank

memproduksi prostaglandin yang kemudian mengatur kembali titik-

ambang pengaturan suhu: selanjutnya transmisi neuronal ke perifer

menyebabkan konservasi dan Pembentukan panas, dengan demikian suhu

di bagian dalam tubuh meningkat. ( Dari Dinarello C, Wolff S:

Pathogenesis of fever. Dalam : Mandell G, Douglas R. Bennet J:

Page 5: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Principles and Practice of Infectious Diseases, 3rd ed. New York,

Churchill Livingstone, 1990.)

2. Mengapa anak tidak sembuh juga saat ibunya memberi obat flu yang

dijual bebas.

Jawab:

Bisa dikarenakan oleh dari 3 faktor :

a. Host

Obat yang dipakai tidak sesuai dengan penyakitnya

Pasien tidak minum obat secara teratur

Kurangnya istirahat

b. Agent

Tidak menghindari / menghilangkan dari factor penyebab ( orang

terdekat ada yang sakit, hewan peliharaan, dll )

c. Environtment

Kebersihan lingkungan yang kurang, berdebu dan berpolusi

Anak tidak sembuh juga saat ibunya memberi obat flu yang dijual

bebas. Karena obat yang dijual bebas itu hanya untuk simptom saja

bukan karena causatifnya jadi penyebabnya tidak ilang-ilang sehingga

gejala masih terus berlanjut.

3. Pemeriksaan fisik BB;21kg, TB:113, T: 38,5C, respirasi 28x/menit,

N:120x/menit dan faring hiperemis

Jawab:

BB & TB

Dalam pemeriksaan ini pasien dipeiksa dr berat badan, tingi badan,

respirasi, nadi tidak normal.

Page 6: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Perempuan

Umur Berat panjang

1 tahun 7,6 71,3

2 tahun 9,3 78,4

3 tahun 11 85,3

4 tahun 12,6 92,5

5 tahun 14,2 100

6 tahun 16,2 105,7

Jadi kesimpulannya anak tersebut tidak normal karena denagn umur yang

baru 6 tahun dengan berat 21kg padahal nilai normalnya 16,2 kemudian

tinggi badan atau panjang 113, padahal seharusnya 105,7. Kalau masalah

demam, respirasi, nadi meningkat itu suatu respon akibat adanya gangguan

pada saluran pernapasan.

Temperatur

Suhu = 38,5 oC

Kesimpulan = febris

RR

RR = 28 x/menit

Kesimpulan = Takipneu

HR

HR = 120 x/menit

Page 7: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Kesimpulan = Normokardi

Faring hiperemis

Pada pemeriksaan fisik ditemukan faring hiperemis karena adanya

bakteri, virus, infeksi atau penyebab yang lain → menginvasi mukosa

faring → penglepasan toksin → terjadi kerusakn jaringan → respon

inflamasi lokal → kuman menginfilrasi lapisan epitel → bila epitel

terkikis → maka jaringan limfoid superfisial beraksi → bendungan radang

dengan infiltrasi leukosit PMN → pada stadium awal hiperemi → edem

dan sekresi meningkat → eksudat mula-mula serosa kemudian menebal

dan kering dan melekat pada dinding faring → sehingga meradang dan

bengkak.

Step 4

Allergen/ agen infeksi saluran napas

pertahanan mukosiliar

Saraf aferen didorong ke bawah

Impuls makrofag

Page 8: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Pusat batuk degranulasi sel

Eferen sekresi mucus meningkat vasodilatasi

Tek otot respirasi meningkat menyumbat saluran napas faring hiperemis

Batuk hidung tersumbat

Sesak (RR meningkat)

Step 5

1. Anatomi fisiologi sistem pernafasan

2. ISPA atas

a. Etiologi

i. Bakteri

ii. Virus

iii. Alergi

b. Patofisiologi

c. Manifestasi

d. diagnosis

e. penatalaksanaan

f. diagnosis diferensial

i. rinitis

ii. faringitis

iii. tonsilitis

Step 6 Belajar Mandiri

Page 9: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Step 7

I. ANATOMI & FISIOLOGI PERNAPASAN

Sistem pernapasan dibagi 2 :

A. Bagian konduksi :

1. Rongga hidung

2. Nasofaring

3. Laring

4. Trakea

5. Bronkus

6. Bronkiolus

7. Bronkiolus terminalis

B. Bagian respirasi

1. Bronkiolus respiratorius

2. Duktus alveolaris

3. Alveolus

Anatomi Pernapasan

Page 10: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

1. Hidung

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-

saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum.

Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan

pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan dengan

selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga

hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis

terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi.

Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami 3 hal :

a. Dihangatkan

b. Disaring

c. Dilembabkan

Fungsi utama selaput lendir respirasi yang terdiri dari : pseudotrafied

eliated columnar epitelium berfungsi menggerakan partikel-partikel halus

ke arah faring, sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu

hidung, sel goblet dan kelompok serous akan melembabkan udara yang

masuk. Pembuluh darah akan berfungsi menghangatkan udara. Hal itu

akan dibantu oleh konha. Kemudian dilanjutkan menuju faring.

2. Faring

adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungan-nya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan

krikoid. Maka letaknya di belakang laring (laring-faringeal). Orofaring

adalah bagian dari faring merupakan gabungan sistem respirasi dan

pencernaan.

3. Laring

Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,

glandula tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan didepan laringofaring dan

bagian atas esopagus.

Page 11: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

4. Trachea

Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5

cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan

leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis

(taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian

vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua

bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak lengkap

yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa

dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga

membuat beberapa jaringan otot.

5. Bronchus

Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi

bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai

dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan

bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang

rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga

aliran udara lancar.

6. Alveoli

Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi

pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler

dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan

diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.

Cincin waldeyer

Pada orofaring atau yang disebut juga mesofaring terdapat cincin jaringan

limfoid yang melingkar dikenal dengan cincin waldeyer. Cincin waldeyer

terdiri dari tonsil pharyngeal (adenoid), tonsila palatine dan tonsila

lingualis serta tonsila tubaria.

Fungsi dari cincin waldeyer sebagai benteng pertahanan tubuh jika

terdapat bakteri yang masuk dalam tubuh melalui mulut sehingga

Page 12: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

bertindak sebagai makrofag selain itu juga berfungsi sebagai system

pertahanan tubuh atau antibody

Safety muscle of larynx

a. Crycothyroid

b. Lateral cricoarytenoid

c. Aryepiglottic muscle

d. Posterior cricoarytenoid (utama)

Berfungsi untuk menjaga agar rima glotis tetap terbuka.

Page 13: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Fisilogi pernapasan

Proses fisiologis respirasi dibagi menjadi tiga stadium:

1. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke

dalam dan ke luar paru-paru.

2. Stadium ke dua, transportasi, yang terdiri dari beberapa aspek :

a. Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi

eksterna) dan antara darah sistemik dan sel-sel jaringan;

b. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuaiannya dengan

distribusi udara dalam alveolus-alveolus; dan

c. Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon dioksida dengan darah.

3. Respirasi sel atau respirasi interna merupakan stadium akhir dari respirasi.

Selama respirasi ini metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energi, dan

karbon dioksida terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan

dikeluarkan oleh paru-paru.

Fungsi pernafasan adalah

1. Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-

selnya) untuk mengadakan pembakaran.

Page 14: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran,

kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak

berguna lagi oleh tubuh).

3. Melembabkan udara

Mekanisme kerja pernapasan

Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 yaitu :

1. Inspirasi (menarik napas)

Inspirasi adalah proses yang aktif, proses ini terjadi bila tekanan intra

pulmonal (intra alveol) lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada tekanan

biasa, tekanan ini berkisar antara -1 mmHg sampai dengan -3 mmHg. Pada

inspirasi dalam tekanan intra alveoli dapat mencapai -30 mmHg.

Menurunnya tekanan intra pulmonal pada waktu inspirasi disebabkan oleh

mengembangnya rongga toraks akibat kontraksi otot-otot inspirasi.

2. Ekspirasi (menghembus napas)

Ekspirasi adalah proses yang pasif, proses ini berlangsung bila tekanan

intra pulmonal lebih tinggi dari pada tekanan udara luar sehingga udara

bergerak keluar paru. Meningkatnya tekanan di dalam rongga paru terjadi

bila volume rongga paru mengecil akibat proses penguncupan yang

disebabkan oleh daya elastis jaringan paru. Penguncupan paru terjadi bila

otot-otot inspirasi mulai relaksasi. Pada proses ekspirasi biasa tekanan

intra alveoli berkisar antara ±1 mmHg sampai dengan ±3 mmHg.

Volume paru terdiri dari :

1. Volume tidal (tidal volume = TV) adalah volume udara pada waktu

inspirasi atau ekspirasi normal, dan volumenya kira-kira 500 ml.

2. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV) adalah

volume ekstra udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal

sebagai volume udara tambahan terhadap volume volume tidal, dan

biasanya volume udara itu kira-kira 3000 ml.

Page 15: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

3. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reseve volume = ERV) adalah

jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi

sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir ekspirasi normal, biasanya

volume ini kira-kira 1100 ml.

4. Volume residu (residual volume = RV) adalah volume udara yang

masih tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan respirasi

maksimum. Volume residu ini rata-rata 1200 ml.

II. ISPA

Merupakan infeksi saluran pernafasan akut yangberdasarakan anatomis dapat

dibagi menjadi 2 yaitu infeksi saluran pernafasan atas dan infeksi pernafasan

bawah.

Penyebab ISPA dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Bakteri : streptococcus, stafilococcus, pneumococcus, H. influenza,

bordetella dan Corynebacterium

2. Virus : mixovirus, adenovirus, picarnovirus, coronavirus, mixoplasma,

herpesvirus

3. Jamur : aspergillus SP, candida albicans, histoplasma.

A. Rinitis

Definisi secara umum adalah peradangan pada rongga hidung.

Patofisiologi : edema dan vasodilatasi pada submukosa infiltrat sel

mononuklear menyertainya dalam 1-2 hari menjadi polimorfonukleat.

Perubahan struktural dan fungsional silia mengakibatkan pembersihan

mukus terganggu.

Page 16: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Manifestasi Klinis Rhinitis Secara Umum:

1. Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

(umumnya bersin lebih dari 6 kali).

2. Hidung tersumbat.

3. Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan

alergi biasanya bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih

keruh atau kekuning-kuningan jika berkembang menjadi infeksi hidung

atau infeksi sinus.

4. Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan

tenggorok.

5. Badan menjadi lemah dan tak bersemangat

Rinitis akut terdiri atas 3 tipe, yaitu

1. Rinitis virus

Rinitis virus terbagi 3, yaitu:

Rinitis simplek (pilek, Selesema, Comman Cold, Coryza)

Etiologi. Rinitis simplek disebabkan oleh virus. Infeksi biasanya terjadi

melalui droplet di udara. Beberapa jenis virus yang berperan antara lain,

adenovirus, picovirus, dan subgrupnya seperti rhinovirus, coxsakievirus,

dan ECHO. Masa inkubasinya 1-4 hari dan berakhir dalam 2-3 minggu.

Gambaran klinis. Pada awalnya terasa panas di daerah belakang hidung,

lalu segera diikuti dengan hidung tersumbat, rinore, dan bersin yang

berulang-ulang. Pasien merasa dingin, dan terdapat demam ringan.

Mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Awalnya, secret hidung

(ingus) encer dan sangat banyak. Tetapi bisa jadi mukopurulen bila

terdapat invasi sekunder bakteri, seperti Streptococcus Haemolyticus,

pneumococcus, staphylococcus, Haemophillus Influenzae, Klebsiella

Pneumoniae, dan Mycoplasma Catarrhalis.

Page 17: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Pengobatan. Tirah baring sangat diperlukan untuk mencegah penyakit

semakin berat. Pasien disarankan minum air lebih dari biasanya. Gejala-

gejalanya dapat diatasi dengan pemberian antihistamin dan dekongenstan.

Analgesikberguna untuk mengatasi sakit kepala, demam dan myalgia.

Analgesik yang tidak mengandung aspirin lebih dianjurkan karena aspirin

dapat menyebabkan virus semakin berkembang biak. Antibiotik diberikan

bila terdapat infeksi sekunder bakteri.

Komplikasi. Rinitis akut biasanya dapat sembuh sendiri (self-limiting) dan

membaik secara spontan setelah 2-3 minggu, tetapi kadang-kadang,

komplikasi seperti sinusitis, faringitis, tonsiitis, bronchitis, pneumonia dan

otitis media dapat terjadi.

Rinitis Influenza

Virus influenza A,B atau C berperan dalam penyakit ini. Tanda dan

gejalanya mirip denagn common cold. Komplikasi sehubungan dengan

infeksi bakteri sering terjadi.

Rinitis Eksantematous

Morbili, varisela, variola, dan pertusis, sering berhubungan dengan rinitis,

dimana didahului dengan eksantemanya sekita 2-3 hari. Infeksi sekunder

dan komplikasi lebih sering dijumpai dan lebih berat.

2. Rinitis Bakteri

Rinitis bakteri dibagi 2, yaitu:

Infeksi Non-spesifik

Infeksi non-spesifik dapat terjadi secara primer ataupun sekunder.

Rinitis bakteri primer. Tampak pada anak dan biasanya akibat dari infeksi

pneumococcus, streptococcus atau staphylococcus. Membrane putih

Page 18: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

keabu-abuan yang lengket dapat terbentuk di rongga hidung, yang apabila

diangkat dapat menyebabkan pendarahan.

Rinitis bakteri sekunder. Merupakan akibat dari infeksi bakteri pada rinitis

viral akut

Rinitis difteri

Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Rinitis difteri

dapat bersifat primer pada hidung atau sekunder pada tenggorokan dan

dapat terjadi dalam bentuk akut atau kronis. Dugaan adanya rinitis difteri

harus dipikirkan pada penderita dengan riwayat imunisasi yang tidak

lengkap. Penyakit ini semakin jarang ditemukan karena cakupan program

imunisasi yang semakin meningkat. Gejala rinitis akut ialah demam,

toksemia, terdapat limfadenitis, dan mungkin ada paralisis otot pernafasan.

Pada hidung ada ingus yang bercampur darah. Membrane keabu-abuan

tampak menutup konka inferior dan kavum nasi bagian bawah,

membrannya lengket dan bila diangkat dapat terjadi perdarahan.

Ekskoriasi berupa krusta coklat pada nares anterior dan bibir bagian atas

dapat terlihat. Terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik, dan

antitoksin difteri.

3. Rinitis Alergi

Tipe rinitis akut ini disebabkan oleh paparan debu, asap atau gas yang

bersifat iritatifseperti ammonia, formalin, gas asam dan lain-lain. Atau bisa

juga disebabkan oleh trauma yang mengenai mukosa hidung selama masa

manipulasi intranasal,contohnya pada pengangkatan corpus alienum. Pada

rinitis iritan terdapat reaksi yang terjadi segera yang disebut dengan

“immediate catarrhal reaction” bersamaan dengan bersin, rinore, dan

hidung tersumbat. Gejalanya dapat sembuh cepat dengan menghilangkan

faktor penyebab atau dapat menetap selama beberapa hari jika epitel

Page 19: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

hidung telah rusak. Pemulihan akan bergantung pada kerusakan epitel dan

infeksi yang terjadi karenanya.

Diagnosis rinitis

a. Anamnesis (tambahan)

i. Gejala tsb

ii. Riwayat alergi

iii. Riwayat merokok (orang tua / anak)

iv. Hidung buntu & nasal discharge (gejala utama rinitis)

b. Pemeriksaan fisik

i. Edema & eritema mukosa hidung & limfadenopati

servikalis anterior

ii. Komplikasi

1. Otitis media

2. Sinusitis

3. Pembesaran kelenjar servikal

4. Tanda sesak

5. Takipnea

6. Wheezing

7. Ronki

8. Retraksi

9. Tanda atopic

Penatalaksanaan : medikamentosa → Asetaminofen untuk anak ≥ 7 bulan,

leuprofen (-) demam, Dekongestan, Antihistamin

Page 20: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

B. Tonsilitis

1. Definisi

Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatine yang merupakan bagian

dari cincin waldeyer. Cincin palatin ini terdiri dari susunan kelenjar limfa

yang terdapat dalam rongga mulut yaitu tonsil Faringeal (Adenoid), tonsil

palatin (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil Tuba

Eustachius (lateral band dinding faring atau gerlach’s tonsil).

2. Etiologi

Tonsillitis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta

hemolitikus group A. Misalnya: Pneumococcus, Staphylococcus,

Haemalphilus influenza, Sterptoccoccus non hemoliticus atau Streptoccus

viridens.

Page 21: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

3. Patofisiologi

4. Manifestasi klinis

a. Gejala berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita

menelan) nyeri seringkali dirasakan di telinga (karena tenggorokan dan

Page 22: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

telinga memiliki persyarafan yang sama ). Gejala lain: Demam, tidak

enak badan, sakit kepala, muntah.

b. Gejala tonsillitis antara lain : pasien mengeluh ada penghalang di

tenggorokan, tenggorokan terasa kering, pernafasan bau, pada

pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus

membesar dan terisi detritus, tidak nafsu makan, mudah lelah, nyeri

abdomen, pucat, letargi, nyeri kepala, disfagia (sakit saat menelan),

mual dan muntah.

c. Gejala pada tonsillitis akut : rasa gatal/ kering ditenggorokan, lesu,

nyeri sendi odinafagia, anoreksia, otalgia, suara serak (bila laring

terkena), tonsil membengkak.

d. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah,

sakit menelan, kadang – kadang muntah. Tonsil kepala dan sakit pada

bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh

badan, kedinginan, sakit telinga. Pada tonsillitis dapat mengakibatkan

kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah pada lekukan tonsil.

5. Penatalaksanaan

c. Penatalaksanaan tonsillitis akut :

1) Antibiotik golongan penelitian atau sulfanamid selama 5 hari

dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi

dengan diberikan eritromisin atau klidomisin.

2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,

kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat

simptomatik.

3) Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk

menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau

sampai hasil usapan tenggorok 3 kali negatif

4) Pemberian antipiretik

Page 23: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

d. Penatalaksanaan tonsillitis kronik

1) Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa

atau terapi konservatif tidak berhasil.

Indikasi tonsilektomi:

a) bila mengganggu

b) kambuh >4x dalam 1tahun , selama 2 tahun berturut-turut.

c) timbul komplikasi.

d) sebagai fokal infeksi

e) carier infeksi

f) curiga neoplasma

g) gangguan non medic

C. Faringitis

1. Definisi

Faringitis adalah peradangan akut membran mukosa faring dan

struktur lain di sekitarnya.

2. Etiologi

Virus banyak pada anak < 3tahun, adenovirus, infeksi sistemik,

streptococcus beta hemolitikus.

3. Patogenesis

a. Bakteri/ virus dapat menginfeksi mukosa faring yang kemudian

dapat merespon peradangan lokal.

b. Infeksi streptococcus adanya invasi lokal serta pelepasan

toxin extraseluler dan protease.

4. Manifestasi Klinik

a. (Faringitis virus) demam malaise, anoreksia, suara parau,

batuk, rhinitis. Exudat dapat muncul pada folikel limfoid

palatum dan tonsil terdapat ulkus kecil di tempat tersebut.

Page 24: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

b. (Faringitis streptococcus) banyak pada anak usia 2tahun, nyeri

kepala, nyeri perut, muntah, demam 40 C.

c. 1/3 penderita pembesaran tonsil, exudasi

d. 2/3 penderita eritem ringan, tanpa pembesaran tonsil dan

exudasi.

5. Diagnosa

a. Anamnesis

i. (Faringitis virus) pasien merasa demam, malaise,

anoreksia, nyeri tenggorok.

ii. (Faringitis streptococcus) banyak ditemukan pada

pasien usia dibawah 3 tahun, diare, batuk, pilek, suara

serak, nyeri perut, muntah. Faringitis streptococcus,

gejala dan tanda :

- Awitan akut, disertai mual dan muntah

- Faring hiperemis

- Demam

- Nyeri tenggorokan

- Tonsil bengkak dengan eksudasi

- Kelenjar getah bening anterior benkak dan nyeri

- Uvula bengkak dan merah

- Ptekie palatum mole

Bukan faringitis streptococcus jika dijumpai :

- Usia kurang dari 3 tahun

- Awitan bertahap

- Kelainan melibatkan beberapa mukos

- Konjungtivitis, diare, batuk, pilek dansuara serak

- Mengi, ronkhi paru

- Eksantem ulseratif

Page 25: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

b. Pemeriksaan Fisik

i. (Faringitis virus) ditemukan ulkus kecil pada palatum

lunak dan dinding posterior, exudat dapat muncul.

ii. (Faringitis streptococcus) kelainan pada mukosa, faring

hiperemis, tonsil bengkok, exudasi, uvula bengkak dan

merah.

c. Pemeriksaan Penunjang

Untuk membedakan keduanya dengan pemeriksaan kultur

dari apusan tenggorok, rapid antigen detection test. gold

standart : kultur dari sweab tenggorok.

6. Komplikasi

a. Otitis media akut, ulkus besar yang kronis pada faring, abses

peritonsil, sinusitis, adenitis.

7. Penatalaksanaan

a. Penisilin 120-250mg 3 s.d.d1

b. Jika alergi penisilin diganti eritromisin

c. Virus tidak ada obat yang spesifik

d. Ibuprofen/ asetaminofen untuk nyeri tenggorok

Page 26: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

DAFTAR PUSTAKA

1. Efianty Arsyad S,Dr, Sp. THT.2000.Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT.Balai

Penerbit FKUI.Jakarta

2. Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta : EGC

3. Price, A silvia. Dkk. 2006. Patofisiologi. Edisi 6. Jilid 2. Jakarta: EGC

4. Pembekaalan dr. Galuh, Sp.A : kegawat daruratan anak

5. Pembekalan dr. Wahyu, Sp.THT: Rinologi.

6. Snell.Anatomi Klinik.ed. 6.Jakarta:EGC