bab ii tinjauan pustaka a. infeksi saluran pernafasan akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/juniva...

20
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA Istilah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran pernapasan Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya Mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga Alveoli beserta organ Adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA, proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. Sedangkan Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (Alveoli). Terjadi pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada Bronkus disebut Broncho pneumonia (Justin, 2007). Berdasarkan pengertian di atas, maka ISPA adalah proses infeksi akut berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Upload: lehanh

Post on 08-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

11

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

1. Definisi ISPA

Istilah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran pernapasan

Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya

Mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga

menimbulkan penyakit. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung

hingga Alveoli beserta organ Adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah

dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14

hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk

beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA, proses ini dapat

berlangsung lebih dari 14 hari. Sedangkan Pneumonia adalah proses infeksi

akut yang mengenai jaringan paru-paru (Alveoli). Terjadi pneumonia pada

anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada Bronkus disebut

Broncho pneumonia (Justin, 2007).

Berdasarkan pengertian di atas, maka ISPA adalah proses infeksi akut

berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan

menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

12

hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan

adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. (Justin, 2007).

2. Etiologi ISPA

Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, Virus dan

riketsia Bakteri penyebab ISPA antara lain genus Streptococcus,

Staphylococcus, Pneumococcus, Hemofilus, Bordetella, dan

Corynebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Mexovirus,

Adenovirus, Coronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus, dan lain-

lain (Dinkes, 2007).

3. Klasifikasi ISPA

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi semua

penyakit ISPA yang umumnya disertai batuk sebagai berikut:

1) ISPA berat : ditandai sesak nafas yaitu adanya tarikan dinding dada bagian

bawah kedalam (chest indrawing) pada waktu inspirasi (secara klinis

ISPA berat=Pneumonia berat).

2) ISPA sedang : ditandai oleh adanya nafas cepat :

a. Umur 2 bulan – 1 tahun : 50X per menit atau lebih.

b. Umur 1 tahun – 5 tahun : 40X per menit atau lebih.

(Secara klinis ISPA sedang = pneumonia)

3) ISPA ringan : ditandai oleh batuk, pilek yang bisa disertai demam, tetapi

tanpa tarikan dinding dada ke dalam dan tanpa nafas cepat. (Secara Klinis

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

13

ISPA ringan = bukan pneumonia) Rinofaringitis, faringitis dan tonsillitis

tergolong bukan pneumonia.

Klasifikasi ISPA dalam program P2 ISPA juga dibedakan untuk

golongan umur kurang dari 2 bulan dan golongan umur balita 2 bulan – 5

tahun.

Untuk golongan umur kurang dari 2 bulan ada 2 klasifikasi yaitu :

1) Pneumonia Berat

Anak dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau

nafas cepat (60X per menit atau lebih). Tarikan dinding dada kedalam

terjadi bila paru-paru menjadi “kaku” dan mengakibatkan perlunya

tenaga untuk menarik nafas. Anak dengan tarikan dinding dada ke

dalam, mempunyai resiko meninggal yang lebih besar dibanding

dengan anak yang hanya menderita pernafasan cepat.

Penderita pneumonia berat juga mungkin disertai tanda-

tanda lain seperti :

a. Napas cuping hidung, hidung kembang kempis waktu bernafas.

b. Suara rintihan

c. Sianosis (Kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen).

d. Wheezing yang baru pertama dialami.

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

14

2) Bukan Pneumonia

Bila tidak ditemukan adanya tarikan kuat ke dalam dinding

dada bagian bawah atau nafas cepat yaitu < 60 kali per menit

(batuk,pilek,biasa). Tanda bahaya untuk golongan umur kurang dari 2

bulan ini adalah : kurang bisa minum, kejang, kesadaran menurun,

stridor, wheezing, gizi buruk, demam/dingin.

Untuk golongan umur 2 bulan – 5 tahun ada 3 klasifikasi, yaitu :

1) Pneumonia Berat, bila disertai nafas sesak dengan adanya tarikan dada

bagian bawah ke dalam waktu anak menarik nafas, dengan catatan

anak harus dalam keadaan tenang, tidak menangis dan meronta.

2) Pneumonia, bila hanya disertai nafas cepat dengan batasan :

a. Untuk usia 2 bulan – kurang 12 bulan = 50X per menit.

b. Untuk usia 1 tahun – 5 tahun = 40X per menit atau lebih.

3) Bukan Pneumonia, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian

bawah kedalam atau nafas cepat (batuk pilek biasa). Tanda bahaya

untuk golongan umur 2 bulan – 5 tahun adalah : tidak dapat minum,

kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing dan gizi buruk (Dinkes,

2007).

4. Epidemiologi Penyakit

Penyakit ISPA masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang utama, hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

15

dan kematian pada bayi dan balita karena ISPA. Di Negara maju, angka

kejadian ISPA mencapai 50% dari semua penyakit yang diderita anak-anak

yang berusia dibawah 5 tahun dan 30% dari semua penyakit yang diderita

anak – anak berusia 5-12 tahun (Kusmana,2004). Setiap anak Indonesia

diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan merupakan

40-60% kunjungan Puskesmas adalah penyakit ISPA (Direktorat jendral

P2M&PL, 2009).

Manifestasi klinis akibat ISPA dapat bermacam-macam, tergantung

beberapa hal :

1). Usia penderita

2). Penyakit lain yang menyertainya

3). Ada tidaknya kelainan

4). Mikroorganisme apa yang menjadi penyebabnya

5). Bagaimana daya tahan tubuh penderita saat terserang infeksi

6). Bagian saluran nafas mana yang terserang infeksi

7). Bagaimana cara penderita mendapatkan infeksi, di komunitas atau di

rumah sakit. (Kusmana,2004).

ISPA dapat menyerang semua orang, semua umur maupun jenis

kelamin serta tingkat social ekonomi (Kusmana 2004). Musim hujan menurut

penelitian Kartasasmita di Cikutra Bandung, berpengaruh secara bermakna

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

16

terhadap insiden ISPA (musim bujan 56% dan kemarau 44%)

(Kartasasmita,1993

5. Tanda dan Gejala

Dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA (P2 ISPA)

kriteria untuk menggunakan pola tatalaksana penderita ISPA adalah balita,

ditandai dengan adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai adanya

peningkatan frekuensi napas (napas cepat) sesuai golongan umur. Dalam

penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok yaitu umur kurang

dari 2 bulan dan umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun.

Klasifikasi pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau

kesukaran pernapasan disertai napas sesak atau tarikan dinding dada bagian

bawah kedalam (chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5

tahun. Untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan diagnosis pneumonia berat

ditandai dengan adanya napas cepat (fast breathing) dimana frekuensi napas 60

kali permenit atau lebih, dan atau adanya tarikan yang kuat dinding dada

bagian bawah ke dalam (severe chest indrawing).

Bukan pneumonia apabila ditandai dengan napas cepat tetapi tidak

disertai tarikan dinding dada ke dalam. Bukan pneumonia mencakup kelompok

penderita dengan batuk pilek biasa yang tidak ditemukan adanya gejala

peningkatan frekuwensi napas dan tidak ditemukan tarikan dinding dada

bagian bawah kedalam (Dinkes, 2007)

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

17

Ada beberapa tanda klinis yang dapat menyertai anak dengan batuk yang

dikelompokkan sebagai tanda bahaya :

1) Tanda dan gejala untuk golongan umur kurang dari 2 bulan yaitu

tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor (ngorok),

wheezing (bunyi napas), demam.

2) Tanda dan gejala untuk golongan umur 2 bulan sampai kurang 5

tahun yaitu tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor.

6. Penyebab Terjadinya ISPA

Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri,

virus, mycoplasma, jamur dan lain-lain. ISPA bagian atas umumnya disebabkan

oleh Virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri , virus

dan mycoplasma. ISPA bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri umumnya

mempunyai manifestasi klinis yang berat sehingga menimbulkan beberapa

masalah dalam penanganannya.

Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptcocus,

Stapilococcus, Pneumococcus, Hemofillus, Bordetella dan Corinebacterium.

Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus,

Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (Dinkes,

2007).

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

18

7. Cara penularan

ISPA dapat terjadi karena transmisi organisme melalui AC (air

conditioner), droplet dan melalui tangan yang dapat menjadi jalan masuk bagi

virus. Penularan faringitis terjadi melalui droplet, kuman menginfiltrasi lapisan

epitel, jika epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi sehingga

terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada

sinusitis, saat terjadi ISPA melalui virus, hidung akan mengeluarkan ingus yang

dapat menghasilkan superinfeksi bakteri, sehingga dapat menyebabkan bakteri-

bakteri patogen masuk ke dalam rongga-rongga sinus (WHO, 2008).

8. Pertolongan pertama penderita ISPA

Menurut Direktorat jendral P2M&PL (2010), Untuk perawatan ISPA di

rumah ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk mengatasi

anaknya yang menderita ISPA yaitu :

a. Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia dua bulan sampai lima tahun, demam dapat

diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi di

bawah dua bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol

diberikan sehari empat kali setiap enam jam untuk waktu dua hari. Cara

pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus

dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

19

bersih dengan cara kain dicelupkan pada air (tidak perlu di tambah air

es).

b. Mengatasi batuk

Dianjurkan untuk memberikan obat batuk yang aman misalnya

ramuan tradisional yaitu jeruk nipis setengah sendok teh dicampur

dengan kecap atau madu setengah sendok teh dan diberikan tiga kali

sehari.

c. Pemberian makanan

Dianjurkan memberikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit

tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika

terjadi muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap

diteruskan.

d. Pemberian minuman

Diusahakan memberikan cairan (air putih, air buah dan

sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan membantu

mengencerkan dahak, selain itu kekurangan cairan akan menambah

parah sakit yang diderita.

e. Lain-lain

Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu

tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak yang demam. Membersihkan

hidung pada saat pilek akan berguna untuk mempercepat kesembuhan

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

20

dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Diusahakan lingkungan

tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak

berasap. Apabila selama perawatan di rumah keadaan anak memburuk

maka dianjurkan untuk membawa ke dokter atau petugas kesehatan.

Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan di atas

diusahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar

selama lima hari penuh dan setelah dua hari anak perlu dibawa kembali

ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang. (Direktoral jendral

P2M&PL, 2010).

9. Pencegahan ISPA

Menurut Depkes RI, 2009, ada beberapa yang dapat mencegah terjadinya

ISPA di antaranya.

a. Pelaksanaan PHBS yang meliputi cuci tangan sampai bersih dengan

sabun.

b. Meningkatkan daya tahan tubuh.

c. Menjaga kondisi udara dalam rumah tetap sehat melalui tidak

merokok dalam rumah.

d. Menjaga kebersihan Lingkungan.

e. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

21

10. Diagnosis ISPA

Ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisis yang

sesuai dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya, disertai

pemeriksaan penunjang. Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan

mikrobiologi dan atau serologi (Mansjoer, dkk, 2008).

Berdasarkan pedoman diagnosis dan tatalaksana pneumonia yang

diajukan oleh WHO di dalam buku Mansjoer (2008), pneumonia dibedakan

atas :

1) Pneumonia sangat berat : bila ada sianosis dan tidak sanggup minum,

harus dirawat di RS dan diberi antibiotik.

2) Pneumonia berat : bila ada retraksi, tanpa sianosis, dan masih sanggup

minum, harus dirawat di RS dan diberi antibiotik.

3) Pneumonia : bila tidak ada retraksi tapi napas cepat :

a) > 60x/menit pada bayi < 2 bulan

b) > 50x/menit pada anak 2 bulan – 1 tahun

c) > 40x/menit pada anak 1 – 5 tahun

Bukan pneumonia : hanya batuk tanpa tanda dan gejala sepertibdi atas,

tidak perlu dirawat, tidak perlu antibiotik.

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

22

B. Balita

Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari

lima tahun sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam

golongan ini. Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di bawah

satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, maka anak di bawah

satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita. Anak usia

1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai

dengan pra-sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan

kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis

makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya.

Berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu anak yang berumur 1-3 tahun yang dikenal dengan Batita

merupakan konsumen pasif. Sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai

konsumen aktif (Depkes RI, 2010)

Salah satu faktor penyebab kematian maupun yang berperan dalam

proses tumbuh kembang balita yaitu ISPA, penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Untuk itu kegiatan yang dilakukan terhadap balita antara

pemeriksaan perkembangan dan pertumbuhan fisiknya, pemeriksaan

perkembangan kecerdasan, pemeriksaan penyakit infeksi, imunisasi, perbaikan

gizi dan pendidikan kesehatan pada orang tua (Depkes RI, 2010).

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

23

C. Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian

1. Faktor Resiko Karakteristik Balita Terjadinya ISPA

Menurut hasil penelitian yang ada, dapat diketahui bahwa ISPA pada

umumnya menyerang anak dengan presentase kesakitan yang cukup tinggi,

juga menyerang pada dewasa muda dan usia lanjut. Hal ini bias terjadi karena

banyak faktor resiko yang berperan dalam kejadian ISPA (Wan, 1986) dalam

(Kusmana, 2004).

Faktor Karakteristik balita yang berperan dalam kejadian ISPA :

1) Umur anak

Semakin tinggi usia anak, semakin tahan terhadap serangan

ISPA. Sedangkan makin muda usia anak, makin sering serangan ISPA

terjadi, yaitu untuk bayi di bawah 1 tahun yang mendapat serangan

lebih dari 6 kali meliputi 28%, sedang untuk anak diatas 1 tahun hanya

7,3% saja (Suwendra, 1988)

Resiko untuk terkena penyakit ISPA lebih besar pada anak di

bawah 2 tahun dari pada anak yang lebih tua, yang dimungkinkan

karena status kerentanan anak di bawah 2 tahun belum tinggi dan

lumen saluran nafas yang relatif sempit (Kartasasmita, 1993).

2) Berat badan lahir

Anak-anak dengan riwayat berat badan lahir rendah akan

mengalami lebih berat infeksi pada saluran pernapasan. Hal ini

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

24

dikarenakan pembentukan zat anti kekebalan kurang sempurna

sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi, terutama pneumonia

dan sakit saluran pernapasan lainnya (Kartasasmita, 1993).

3) Status gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan

nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi

badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan

yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan

nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan

pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit.

Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang

ISPA dibandingkan balita dengan gizi normal karena faktor daya tahan

tubuh yang kurang. Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita

tidak mempunyai nafsu makan dan mengakibatkan kekurangan gizi.

Pada keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang “ ISPA berat “

bahkan serangannya lebih lama (Kusmana, 2004).

Untuk balita status Gizi biasanya dapat dipantau dengan

menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) penilaian berdasarkan Berat

badan/Umur balita. Garis Merah yang terdapat di KMS merupakan

garis batas gizi sedang, di bawah garis merah gizi buruk kemudian

diatas garis merah menunjukan gizi baik (Kartasasmita, 1993).

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

25

4).Pemberian Vitamin A

Pemberian vitamin A pada anak balita yang dilakukan enam

bulan sekali, dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan dan

kesehatan, terutama pada penglihatan, reproduksi, sekresi mukus dan

mempertahankan sel epitel yang mengalami deferensiasi

(Basuki,2000).

Penelitian yang dilakukan oleh Ismadi (1998) menyatakan

adanya hubungan antara kekurangan vitamin A dengan kejadian

penyakit ISPA dan diare, karena diperkirakan vitamin A ikut berperan

dalam proses imunologik humoral maupun seluler.

5). Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

Peranan air susu Ibu (ASI) juga menunjukan adanya hubungan

dengan terjadinya ISPA pada balita, karena selain sebagai bahan

nutrisi, air susu Ibu juga mengandung bahan antibodi lan leukosit yang

berguna meningkatkan daya tahan tubuh bagi balita terhadap infeksi.

ASI juga mengandung laktoferin yang berfungsi untuk mengikat zat

besi. Zat kekebalan yang terdapat di dalam ASI dapat melindungi

balita dari berbagai penyakit infeksi saluran nafas, diare, infeksi

telinga dan penyakit alergi (Markum, 2002).

Bayi usia 0-11 bulan yang tidak diberi ASI mempunyai resiko 5

kali lebih besar meninggal karena ISPA dibandingkan dengan bayi

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

26

yang memperoleh ASI Eksklusif. Balita yang tidak diberi ASI

menyebabkan terjadinya defisiensi zat besi. Ini yang menjadikan risiko

kematian karena ISPA sangat besar dibandingkan bayi yang secara

eksklusif memperoleh ASI dari Ibu (Sinar Harapan, 2004).

6). Status Imunisasi

Bayi baru lahir biasanya mempunyai kekebalan terhadap

penyakit tertentu (dipteri dan campak sampai umur 4-9 bulan) yang

didapat dari ibunya. Setelah umur tersebut maka perlu diberikan suatu

kekebalan dengan memberikan imunisasi untuk merangsang tubuh

membuat zat anti bila ada rangsangan zat masuk kedalam tubuh.

Kegiatan imunisasi BCG, DPT, polio dan campak pada bayi

dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi yang di

sebabkan oleh penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi ( PD3I),

di ketahui bahwa beberapa penyakit yang termasuk PD3I mempunyai

gejala prodormal yang menyerupai ISPA.

Penyakit campak dan pertusis merupakan penyakit saluran

nafas yang di laporkan mempunyai angka kematian yang relative

tinggi. Infeksi virus campak pada saluran pernafasan dapat

menyebabkan terjadinya kerusakan pada mukosa dan pada umumnya

komplikasi penyakit campak dapat menyebabkan terjadinya diare

kronis, otitis media, ensefalitis dan pneumonia (kartasasmita, 1993).

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

27

41% dari penyakit campak berhubungan dengan infeksi sekunder

diantaranya pneumonia pada anak berumur kurang dari 5 tahun (

Raharjoe & Said 1989). Imunisasi campak dan pertusis dengan

cakupan lebih dari 70% di Negara berkembang, efektif untuk

menurunkan angka kematian balita (cattaneo, 1994).

2. Faktor perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit ISPA

Pencegahan ISPA dapat dilaksanakan melalui pelaksanaan

PHBS yang meliputi mencuci tangan sampai bersih dengan

menggunakan sabun menyebabkan infeksi kuman dari luar keluarga

terutama yang menular melalui sentuhan tangan dapat dihindari.

Upaya pencegahan ISPA juga dapat dilakukan dengan meningkatkan

daya tahan tubuh keluarga melalui aktifitas fisik yang dilaksanakan

setiap hari. Terjadinya ISPA juga dapat dilaksanakan dengan

menghindari faktor pemungkin yaitu menjaga kondisi udara dalam

rumah tetap sehat melalui kebiasaan tidak merokok di dalam rumah.

Disamping ketiga faktor yang telah disebutkan, faktor pemberian gizi

pada balita secara cukup juga berpengaruh terhadap kejadian ISPA

pada balita, semakin seimbang status gizi balita maka semakin baik

daya tahan tubuhnya sehingga sulit untuk terinfeksi ISPA (Depkes RI,

2009).

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

28

D. Kerangka Teori

.

umur

BBL

Pemberian vitamin A

Pemberian ASI Eks

Status gizi

Kepadatan Hunian

Ventilasi

Jenis lantai

Kepemilikan lubang asap

Jenis bahan bakar

Keberadaan anggota keluarga yang merokok

Daya tahan tubuh

Kelengkapan Status Imunisasi

Kelembaban ruangan

Polusi asap dalam ruangan

Keberadaan Anggota keluarga yang menderita ISPA

Kejadian ISPA

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

29

(Gambar 2.1.Kerangka Teori Hubungan factor karakteristik balita dan perilaku

pencegahan keluarga terhadap kejadian ISPA.

(Sumber: Modifikasi Dinkes RI, 2001; Soekidjo Notoatmodjo, 1997; Srikandi

Fardiaz, 1992; Juli Soemirat, 2000; Depkes RI,2001; Kertasapoetra, Marsetyo,

Med, 2001; Mukono, 2000; Dinkes Prov. Jateng, 2005; Markum, 2002; I Dewa

Nyoman Supariasa, Bachsyar Bakri dan Ibnu Fajar, 2002).

C. Kerangka Konsep

Variabel independent

(Gambar 2.2. Kerangka Konsep)

(Hubungan Faktor Karakteristik balita dan perilaku pencegahan terhadap

kejadian ISPA pada balita)

Variabel Dependen

Kejadian ISPA Pada balita

Karakteristik Balita

1. Usia 2. Status Berat badan

lahir 3. Status gizi 4. Status pemberian

Vitamin A 5. Status pemberian

ASI eksklusif 6. Status Imunisasi

Perilaku Keluarga

• Peran aktif keluarga dalam Pencegahan ISPA

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ...repository.ump.ac.id/4491/3/JUNIVA ANTON WIBOWO BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA

30

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal

yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut yang sering dituntut untuk

melakukan pengecekannya (Riwidikdo, 2009). Hipotesis penelitian ini adalah:

”Ada hubungan antara Faktor karakteristik balita ( Usia 1-5 tahun, Berat

badan lahir, Status gizi, pemberian Vitamin A, Pemberian ASI eksklusif,

Status imunisasi ) dan Perilaku keluarga dengan kejadian ISPA di Puskesmas

Sumbang II Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas”.

Hubungan Faktor Karakteristik..., JUNIVA ANTON WIBOWO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2011