bab ii tinjauan pustaka a. infeksi saluran pernafasan atas …repository.ump.ac.id/5520/2/mistiani...

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran Pernafasan Atas Infeksi saluran pernafasan atas adalah infeksi yang disebabkan mikroorganisme di struktur saluran nafas atas yang tidak berfungsi untuk pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring, dan laring, yang dikenal dengan ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang tenggorok, laryngitis, dan influenza tanpa komplikasi (Corwin, 2009). ISPA adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal (mikroplasma) atau aspirasi substansi asing yang melibatkan suatu atau semua bagian saluran pernafasan atas (Wong, 2003 dalam Putri, 2011). ISPA merupakan suatu kelompok infeksi pada system pernafasan yang dapat disebabkan oleh berbagai etiologi, berlangsung kurang lebih 14 hari (Sari, 2010 dalam putri, 2011). 2. Etiologi Infeksi Saluran Pernafasan Atas Infeksi saluran pernafasan atas disebabkan oleh beberapa golongan kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 macam. Pada infeksi saluran pernafasan atas 90-95% penyebabnya adalah virus. 11 Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Upload: dangnga

Post on 07-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

1. Definisi Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Infeksi saluran pernafasan atas adalah infeksi yang disebabkan

mikroorganisme di struktur saluran nafas atas yang tidak berfungsi untuk

pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring, dan laring, yang dikenal

dengan ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang tenggorok, laryngitis, dan

influenza tanpa komplikasi (Corwin, 2009). ISPA adalah proses inflamasi yang

disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal (mikroplasma) atau aspirasi substansi

asing yang melibatkan suatu atau semua bagian saluran pernafasan atas (Wong,

2003 dalam Putri, 2011). ISPA merupakan suatu kelompok infeksi pada system

pernafasan yang dapat disebabkan oleh berbagai etiologi, berlangsung kurang

lebih 14 hari (Sari, 2010 dalam putri, 2011).

2. Etiologi Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Infeksi saluran pernafasan atas disebabkan oleh beberapa golongan

kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300

macam. Pada infeksi saluran pernafasan atas 90-95% penyebabnya adalah

virus.

11

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

12

3. Klasifikasi Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Saluran pernafasan atas terdiri dari (Hidayat, 2006) :

a. Hidung

Bagian ini terdiri atas nares anterior (saluran di dalam lubang hidung)

yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu kasar yang bermuara

ke rongga hidung. Bagian hidung lain adalah rongga hidung yang dilapisi

oleh selaput lendir yang mengandung pembuluh darah. Proses oksigenasi

diawali dari sini. Pada saat udara masuk melalui hidung, udara akan

disaring oleh bulu-bulu yang ada di dalam vestibulum (bagian rongga

hidung), kemudian dihangatkan serta dilembabkan.

b. Faring

Merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari sasar

tenggorok sampai dengan esophagus yang terletak di belakang naso faring

(di belakang hidung), dibelakang mulut (orofaring), dan di belakang laring

(laringo faring).

c. Laring (Tenggorokan)

Laring merupakan saluran pernafasan setelah faring yang terdiri atas

bagian tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membran, yang

terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.

d. Epiglottis

Merupakan katup tulang rawan yang berfungsi membantu menutup

laring ketika orang sedang menelan.

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

13

4. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Atas (Edi, 2011) :

a. Batuk

Merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan

merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di

tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu dan asap.

b. Pilek

Merupakan penyakit menular dan salah satu infeksi yang sering terjadi

pada manusia, terutama anak-anak. Sakit pilek yang sangat parah dapat

menyebabkan rasa tidak nyaman selama beberapa hari sampai beberapa

minggu.

c. Demam

Merupakan salah satu dari tanda-tanda klinis yang paling umum dan

ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal yang memu

peningkatan tonus otot serta menggigil. Rata-rata suhu tubuh normal yang

diukur secara oral adalah 36,5ºC sampai 37,5ºC.

d. Sesak nafas

Adalah infeksi virus menular yang terjadi pada saluran pernafasan atas

yang menimbulkan batuk dan terkadang disertai dengan sulitnya bernafas,

terutama pada saat menarik nafas.

e. Sakit menelan

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

14

Sakit saat menelan atau yang disebut dengan radang tenggorokan

(faringitis) merupakan suatu kondisi dimana terjadinya suatu infeksi atau

peradangan pada bagian tenggorokan (faring), hampir 80% radang di

tenggorokan disebabkan karena infeksi virus strepcoccus dan 20% lainnya

disebabkan oleh bakteri, alergi dan rokok.

5. Cara Penularan

Cara penularan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (Pranata, 2013) :

Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dapat menular melalui udara dengan

cara batuk atau bersin.

B. Pendidikan

1. Definisi pendidikan

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan

yang diberikan kepada anak, yang tertuju kepada kedewasaan (jasmani dan

rohani) atau pendewasaan anak (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan seseorang

dapat diperoleh melalui jenjang pendidikian. Semakin tinggi pendidikan

semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. Tingkat pengetahuan ibu sangat

berperan penting terhadap kemampuan ibu dalam melakukan pertolongan

pada balita yang mengalami ISPA. Pendidikan menunjukkan perbedaan dalam

pemilihan berobat untuk penyakit ISPA, presentase ibu dengan tingkat

pendidikan tinggi yang membawa berobat anaknya ke pelayanan kesehatan

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

15

lebih besar dibandingkan ibu dengan pendidikan yang lebih rendah yang lebih

banyak mengobati sendiri atau tidak berobat jalan (Djaja, 2001). Tingkat

pendidikan berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi, dan juga

berkaitan dengan pengetahuan orang tua. Kurangnya pengetahuan

menyebabkan sebagian kasus ISPA tidak diketahui oleh orang tua dan tidak

diobati (Rahajoe, 2010).

2. Jenjang pendidikan formal

Menurut Undang-Undang RI tentang pendidikan No 20 Tahun 2003,

jenjang pendidikan formal terdiri dari :

a. Pendidikan dasar yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah seperti SD, MI, SMP, MTS atau yang sederajat.

b. Pendidikan menengah yaitu lanjutan pendidikan dasar yang terdiri dari

pendidikan menengah kejuruan seperti SMA, MA, SMK atau yang

sederajat.

c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencangkup program pendidikan diploma, sarjana,

magister, dan doctor yang diselenggarakan oleh pendidikaan tinggi.

Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,

institute atau universitas.

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

16

3. Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan dipengaruhi oleh berbagai

tingkat faktor yaitu :

a. Umur

Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin

bertambah umur pendidikan yang didapat akan lebih banyak. Baik

pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang diinginkan adalah

terjadi perubahan kemampuan, penampilan atau perilakunya. Selanjutnya

perubahan perilaku didasari adanya perubahan atau penambahan

pengetahuan, sikap atau keterampilannya.

b. Tingkat Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi perbaikan

pendidikan dan perbaikan pelayanan kesehatan yang diinginkan oleh

masyarakat. Rata – rata keluarga dengan sosial ekonomi yang cukup baik

akan memilih tingkat pendidikan dan sarana kesehatan yang baik dan

bermutu.

c. Lingkungan

Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar dalam pendidikan

seseorang. Seperti halnya orang yang berada dalam lingkungan keluarga

yang mendukung serta mengutamakan pendidikan mereka akan lebih

termotivasi untuk belajar. Sehingga pengetahuan yang mereka peroleh

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

17

akan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang keluarganya tidak

mendukung untuk metasakan bangku sekolah.

C. Ekonomi

Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan dan

kesehatan. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Status

ekonomi da pendidikan dianggap sebagai faktor resiko penting untuk ISPA.

Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang biasa menghasilkan uang. Standar dalam

menentukan tinggi rendahnya status ekonomi seseorang dapat digunakan standar

Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah ditetapkan. Adapun tingkat

ekonomi yang teliti adalah penghasilan lebih dari Rp. 877.500/ bulan dan kurang

dari 877.500/ bulan. Sehingga anak yang miskin memiliki angka kematian dan

kesakitan yang lebih tinggi hampir semua penyakit. Kemiskinan berpengaruh

terhadap kejadian penyakit menular di Indonesia, prevalensi tinggi tiap jenis

penyakit menular sebagian besar terjadi pada daerah kabupaten/kota miskin, yaitu

yang mempunyai presentase penduduk miskin >16% , hambatan utama adalah

keterbatasan dana masyarakat untuk dapat mengakses pelayanan kesehatan,

perilaku masyarakat terhadap cara dan budaya hidup sehat yang masih belum

memadai (Trihono, 2009). Status ekonomi berpengaruh terhadap pendidikan dan

faktor-faktor lain seperti nutrisi, lingkungan, dan penerimaan layanan kesehatan.

Penelitian Anggriana, (2013) menyatakan bahwa dari 40 responden,

presentasi terbesar dengan ekonomi > UMR memiliki Infeksi saluran Pernafasan

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

18

Atas pada balita sebanyak 12 responden (80%), dan presentase terbesar responden

dengan ekonomi < UMR memiliki kejadian ISPA Pneumonia pada balita

sebanyak 17 responden (68%). Dari hasil analisis data didapatkan nilai odds ratio

0,118 yang artinya sosial ekonomi > UMR mempunyai peluang resiko 0,1 kali

untuk mendapatkan Infeksi Saluran Pernafasan Atas dibandigkan dengan

ekonomi < UMR. Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu tingkat kekurangan

materi pada sejumlah orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum

berlaku dimasyarakat yang bersangkutan.

D. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga). Dengan

sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek

(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan merupakan kesan didalam pikiran manusia

sebagai hasil pengguna panca inderanya. Pengetahuan merupakan faktor yang

mempenaruhi perubahan perilaku dan tindakan seseorang. Perubahan perilaku

dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar diartikan sebagai suatu proses

perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu. Perilaku di mulai dari

dominan kognitif (pengetahuan), dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap

stimulus yang berupa materi atau subjek sehingga menimbulkan pengetahuan

baru dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

19

objek yang diketahuinya (Rustandi & Sulistyoningsih, 2010). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.

Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan. (Notoatmodjo, 2010),

yaitu :

1. Tahu (know) :

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelunya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur

bahwa seseorang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2. Memahami (comprehension) :

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Misalnya orang dapat memahami cara pengobatan ISPA.

3. Aplikasi (aplication) :

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui

tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang

proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan

di tempat ia bekerja atau di mana saja, orang yang telah paham metodologi

penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian di mana saja.

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

20

4. Analisis (analysis) :

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

Misalnya, dapat membedakan antara ISPA ringan, ISPA sedang, dan ISPA

berat.

5. Sintesis (syntesis) :

Sintesis menujukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyususn formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya

dapat membuat kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah

dibaca atau didengar, dan dapat membuat kesimpulan tentanng artikel yang

telah dibaca.

6. Evaluasi (evaluation) :

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-

norma yang berlaku dimasyarakat.

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

21

E. Pertolongan Pertama Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Menurut Direktorat Jendral P2M dan PL (2010), untuk perawatan ISPA

di rumah ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk mengatasi

anaknya yang menderita ISPA yaitu :

a. Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia dua bulan sampai lima tahun, demam dapat diatasi

dengan pemberian parasetamol atau dengan kompres, bayi di bawah dua

bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan sehari

empat kali setiap enam jam untuk waktu dua hari. Cara pemberiannya,

tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.

Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih dengan cara kain

dicelupkan pada air.

b. Mengatasi batuk

Dianjurkan untuk memberikan obat batuk yang aman misalnya

ramuan tradisional yaitu jeruk nipis setengah sendok dicampur dengan

kecap atau madu setengah sendok the diberikan tiga kali sehari.

c. Pemberian makanan

Dianjurkan memberikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit

tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika

terjadi muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

22

d. Pemberian minuman

Diusahakan memberikan cairan (air putih, air buah dan sebagainya)

lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan membantu mengencerkan dahak,

selain itu kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

e. Tidak dianjurkan menggunakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan

rapat, terutama pada anak yang demam.

f. Membersihkan hidung

Membersihkan hidung pada saat pilek akan berguna untuk

mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.

g. Lingkungan tempat tinggal

Diusahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang

berventilasi cukup dan tidak berasap. Anak yang tinggal di dalam rumah

brrventilasi baik memiliki angka insidens IRA yang lebih rendah daripada

anak yang berada di dalam rumah berventilasi buruk. Orang tua yang

merokok menyebabkan anaknya rentan terhadap pneumonia. Risiko

mengalami IRA-bawah pada anak dengan durasi pemberian ASI yang

singkat oleh ibu perokok dibandingkan dengan anak dengan durasi

pemberian ASI yang lama oleh ibu non perokok.

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

23

F. Kerangka Teori

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, pengaruh pendidikan, ekonomi,

dan pengetahuan terhadap pertolongan pertama ibu pada balita ISPA maka

disusun dalam kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi dari Notoatmodjo (2010), Rahajoe (2010), Rustandi &

Sulistyoningsih (2010), dan Trihono (2009).

Ekonomi

Pendidikan ibu :

1. Umur

2. Tingkat sosial

ekonomi

3. lingkungan

Pen getahuan :

1. Tahu (know)

2. Memahami

(comprehension)

3. Aplikasi

(application)

4. Analisis (analysis)

5. Sintesis (synthesis)

6. Evaluasi (evaluation)

Penyebab

Tahu (know)

Memahami

(comprehensi

on)

Aplikasi

(application)

Analisis

(analysis)

Sintesis

(synthesis)

Evaluasi

(evaluation)

Infeksi Saluran

Pernapasan Atas

Pertolongan

Pertama Pada

Balita ISPA

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas …repository.ump.ac.id/5520/2/Mistiani BAB II.pdf · A. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 1. Definisi Infeksi Saluran

24

G. Kerangka Konsep

Untuk mengetahui kerangka konsep dalam penelitian pengaruh pendidikan,

sosial ekonomi, dan pengetahuan terhadap pertolongan pertama ibu pada balita

ISPA di Puskesmas Karanglewas Kabupaten Banyumas. Dapat dilihat pada bagan

berikut ini :

Variabel bebas (Independent) Variabel Terikat (Dependent)

Pendidikan

Ekonomi

Pengetahuan

Gambar 2.2 Kerangka konsep

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan, dugaan

atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikkan dalam penelitian

(Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh antara

Pendidikan, Ekonomi, dan Pengetahuan terhadap Pertolongan Pertama Ibu pada

Balita ISPA.

Pertolongan pertama ibu

pada balita ISPA

Pengaruh Pendidkan, Ekonomi..., Mistiani, Keperawatan S1 UMP, 2014