bab ii tinjauan pustaka 2.1 definisi proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ......

23
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek Proyek adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga sangat penting suatu proyek konstruksi membutuhkan manajemen proyek konstruksi. Suatu proyek perumahan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. selain itu, proyek perumahan juga memiliki karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machines, money, method), serta membutuhkan organisasi (Ervianto, 2005). karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut : 1. Merupakan usaha yang komplek, biasanya bukan kegiatan yang berulang. 2. Tidak ada yang identik (sama persis). 3. Memiliki satu sasaran yang jelas dan telah ditentukan, yang menghasilkan produk yang spesifik. 4. Mempunyai siklus hidup, ada titik awal dan ada titik akhir. 5. Ciri-ciri proyek berubah-ubah selama melalui fase siklus hidupnya. 6. Ketidakpastian biaya dan waktu serta memiliki kadar resiko yang tinggi. 2.2 Definisi Green Building Konsep Bangunan hijau Green building (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup- bangunan: mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan client di semua tahapan proyek. Praktik Green Building memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan. Green construction ialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah

Upload: hadat

Post on 04-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Proyek

Proyek adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek

manapun sebelumnya sehingga sangat penting suatu proyek konstruksi membutuhkan

manajemen proyek konstruksi. Suatu proyek perumahan merupakan suatu rangkaian kegiatan

yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. selain itu, proyek

perumahan juga memiliki karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya

(manpower, material, machines, money, method), serta membutuhkan organisasi (Ervianto,

2005).

karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut :

1. Merupakan usaha yang komplek, biasanya bukan kegiatan yang berulang.

2. Tidak ada yang identik (sama persis).

3. Memiliki satu sasaran yang jelas dan telah ditentukan, yang menghasilkan produk yang

spesifik.

4. Mempunyai siklus hidup, ada titik awal dan ada titik akhir.

5. Ciri-ciri proyek berubah-ubah selama melalui fase siklus hidupnya.

6. Ketidakpastian biaya dan waktu serta memiliki kadar resiko yang tinggi.

2.2 Definisi Green Building

Konsep Bangunan hijau Green building (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau

bangunan yang berkelanjutan) mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang

bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup-

bangunan: mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi

pembongkaran, dan Hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur,

dan client di semua tahapan proyek. Praktik Green Building memperluas dan melengkapi desain

bangunan klasik keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan.

Green construction ialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya

konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

6

lingkungan dan efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah.

Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustinebelitas yang mengedepankan

keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang dan bentuk

usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan.

2.3 Konsep Green Building

Konsep Green Building adalah bangunan dimana di dalam perencanaan, pembangunan,

pengoperasian serta dalam pemeliharaannya memperhatikan aspek – aspek dalam melindungi,

menghemat , mengurangi pengunaan sumber daya alam, menjaga mutu baik bangunan maupun

mutu dari kwalitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang

semuanya berdasarkan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Suatu bangunan dapat disebut sudah menerapkan konsep bangunan hijau apabila berhasil melalui

suatu proses evaluasi untuk mendapatkan sertifikasi bangunan hijau. Di dalam evaluasi tersebut

tolak ukur penilaian yang dipakai adalah Sistem Rating (Rating System )

Sistem Rating ( Rating System) adalah suatu alat yang berisi butir-butir dari aspek yang dinilai

yang disebut rating dan setiap butir rating mempunyai nilai (point). Apabila suatu bangunan

berhasil melaksanakan butir rating tersebut, maka mendapatkan nilai dari butir tersebut. Kalau

jumlah semua nilai (point) yang berhasil dikumpulkan bangunan tersebut dalam melaksanakan

Sistem Rating (Rating System) tersebut mencapai suatu jumlah yang ditentukan, maka bangunan

tersebut dapat disertifikasi pada tingkat sertifikasi tertentu.

Sistem Rating (Rating System) dipersiapkan dan disusun oleh Green Building Council yang ada

di Negara-negara tertentu yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau. Setiap Negara tersebut

mempunyai Sistem Rating masing-masing. Sebagai contoh: USA mempunyai LEED Rating

(Leadership Efficiency Enviroment Design), Malaysia memiliki Green Building Index,

Singapore mempunyai GreenMark, dan Australia mempunyai GreenStar.

Untuk kriteria bangunan terdapat dua macam yaitu bangunan baru dan bangunan

lama yang memiliki memiliki perbedaan dalam penerapannya. Bangunan baru memiliki lima

kriteria tersendiri, yakni pengelolaan bangunan masa konstruksi, pengelolaan lahan dan limbah,

efisiensi energi, efisiensi air, serta kualitas udara dan kenyamanan termal. Untuk bangunan lama

kriteria meliputi pengelolaan bangunan masa operasional, konservasi dan efisensi energi,

konservasi dan efisiensi air, serta kualitas udara dan kenyamanan termal.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

7

Dari penjelasan di atas sebuah bangunan dapat dikatakan bangunan hijau bila memiliki 6

aspek yang tertera di bawah ini:

Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD)

Efisiensi Energi & Konservasi (Energy Efficiency & Conservation /EEC)

Konservasi Air (Water Conservation/WAC)

Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC)

Kualitas Udara & Kenyamanan Ruangan (Indoor Air Health & Comfort/IHC)

Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management)

1. Tepat Guna Lahan

Pemilihan lokasi gedung yang tepat merupakan salah satu kunci dalam

pelaksanaan konstruksi hijau. Pemilihan lokasi gedung berdampak pada kinerja gedung

yang dibangun. Tujuan proses pembangunan ramah lingkungan adalah meminimalkan

dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan

manajemen yang baik dalam mengelola lahan dan meminimalisasi dampak lingkungan

yang tidak diinginkan selama proses konstruksi maupun pasca konstruksi

2. Efisiensi dan Konservasi Energi

Tujuan dari efisiensi dan konservasi energi adalah untuk menghemat konsumsi

energi listrik. Efisiensi dan konservasi energi dapat dilakukan diantaranya dengan cara

pemantauan pencatatan pemakaian listrik, lebih dari 50% dikantor proyek

memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan, menggunakan water recervoir untuk

menyimpan air, menggunakan lampu hemat energi, monitoring pemakaian listrik per

bulan dan pemasangan KWH listrik.

3. Konservasi air

Terganggunya keseimbangan neraca air dan ketersediaan air tanah disebabkan

oleh terjadinya perubahan iklim yang dipicu oleh pemalakan hutan dan tidak

terkendalinya konversi lahan hijau pada saat ini telah dirasakan oleh sebagian besar

daerah di Indonesia. Angka konsumsi air ideal adalah 50 liter/jiwa/hari (Greenship,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

8

2010). Tujuan penting dari konstruksi keberlanjutan adalah menggunakan air secara

bertanggung jawab dengan mengurangi penggunan air dan menjaga kualitas air.

4. Sumber dan Siklus Material

Pada prinsipnya setiap material bangunan mempunyai siklus hidup,dimulai dari

pengambilan bahan baku di tempat asal dan berakhir di tempat pembuangan. Dalam

konsep membangun proyek hijau, siklus hidup material tidak boleh berakhir di tempat

pembuangan begitu saja, namun material tersebut sedapat mungkin dimanfaatkan

kembali dengan cara digunakan kembali (reuse), diolah kembali (recycling), dan apabila

memang tidak dapat untuk kedua hal tersebut di atas maka harus dibuang dengan cara

yang ramah lingkungan.

Konstruksi hijau sudah seharusnya menggunakan material yang tidak beracun dan

berbahaya, ramah lingkungan, tersedia secara lokal, bersetifikat, hasil daur ulang, atau

material yang terbarukan secara cepat. Kontraktor sebagai pelaksana pembangunan sudah

seharusnya memiliki wawasan tentang berbagai jenis material ramah lingkungan.

Beberapa contohnya adalah bambu dan kayu bersetifikat yang berasal dari hutan yang

dikelola secara sustainable. Salah satu metode konstruksi yang mampu mereduksi

limbah, memaksimalkan daur ulang, mereduksi debu, dan mengurangi adalah dengan

menggunakan metode prafabrikasi

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

9

Reuse Recycle

Limbah akibat renovasi Limbah

Kembali ke lingkungan

Green

Gambar 2.1 Siklus Hidup Material Bangunan . Sumber: Glavinich, 2008

Ekstrasi bahan

baku

Pembuangan

an

Transportasi bahan baku

Konvensi bahan baku

Pengiriman hasil konvensi bahan baku

Hasil produksi

Pengiriman produk

Proses

konstruksi

Operasional bangunan

Dekonstruksi

bangunan

Ditimbun atau

dibakar

Bahan baku

yang masih

berguna

Pengiriman

produk yang

masih

berguna

Pengiriman

bahan baku

Memperoleh

bahan baku

Renovasi

produk

Pengiriman

produk yang

masih

berguna

Pengiriman

produk

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

10

5. Kualitas Udara & kenyamanan ruangan

Kualitas udara pada tahap oprasional bangunan di pengaruhi oleh berbagi jenis

material yang di gunakan untuk bagian arsitektur maupun setruktur bangunan.jenis

bangunan dapat berdapak pada kesehatan penghuni bangunan. Pada zaman dahulu, bahan

bagunan alam teradisional, misalnya batu alam, kayu dan bambu, tidak mengandung zat

kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia saat ini, cara membangun dan

teknologi bahan bangunan banyak perubahan darui waktu ke waktu yang disebab kan

oleh perkembangan ekonomi, teknologi konstruksi, kebutuhan gedung dengan fungsi

baru yang memaksa para engineer untuk menemukan berbagai bahan bangunan baru.

Misalnya berbagai bahan sintetis, kaca, tegel keramik,cat kimia, perekat, dan lain sebagi

nya dimana bahan tersebut dapat mengganggu kesehatan manusia.

6. Manajemen Lingkungan bangunan

Berdasarkan penelitian mengenai manjemen industri konstruksi, terdapat lima

faktor yang umumnya menjadi dampak dari pelaksanaan proses konstruksi, di antaranya

adalah kebisingan, kualitas udara, kuantitas dan kualitas air, getaran, dan fasilitas jalan

(Sutrisno dkk.,2009). Salah satu faktor yang tidak kalah penting adalah limbah dimana

keberadaannya membebani tempat pembuangan akhir. Dampak negatif tersebut

seharusnya diantisipasi oleh kontraktor agar proses konstruksi tidak mengganggu

lingkungan sekitar, termasuk manusia.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

11

Tabel 2.1 Keterangan Pertanyaan dari 6 kriteria Green Building

NO

KETERANGAN DAN PENJELASAN PERTANYAAN UNTUK

TEPAT GUNA LAHAN

1 Misalnya luastanah 100 m2, luas lantai atau luas rumah adalah 60 m2

Dan luas halaman 40 m2

2

Memelihara atau memperluas kehijauan kota untuk

meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi CO2 dan zat

polutan; mencegah erosi tanah; mengurangi beban sistem

drainase; menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem

air tanah

3 Membangun pada kawasan yang sudah tidak bias menghasilkan tanaman pangan

karena kurang bagusnya kandungan tanah

4 Lokasi pembangunan berada pada daerah rawan banjir, tanah keras, tanah labil,

sehingga perlu ada penaganan perbaikan tanah

NO KETERANGAN DAN PENJELASAN PERTANYAAN UNTUK

EFISIENSI DAN KONSERVASI ENERGI

1 Penempatan tobol on/off lampuditempatkan pada tempat yang paling mudah

dijangkau dan penempatannya diatur sehingga tidak membahayakan

2 Terdapat sensor cahaya disetiap ruangan sehingga penggunaan energy bisa lebih

hemat

3

Karena cahaya lampu Stark LED tidak panas dan tidak memancarkan sinar

Ultraviolet (UV) yang dapat merusak mata. Jelas sekali bahwa Stark LED lebih

ramah lingkungan daripada lampu yang lainnya.

4 Agar tidak terjadi pelonjakan pada kilometer usaha kan disiang hari memanfaat

kan sinar matahari/membuka jendela

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

12

5

1. Penggunaan AC disesuaikan dengan kapasitas dan isi dari ruangan

pemasangan AC dengan kapasitas yang berlebih hanya merupakan

pemborosan.

a. 1/2 PK setara dengan 5000 Btu/hr untuk ruangan 3 x 3 m

b. 3/4 PK setara dengan 7000 Btu/hr untuk ruangan 3 x 4 m

c. 1 PK setara dengan 9000 Btu/hr untuk ruangan 4 x 4 m

d. 1,5 PK setara dengan 12000 Btu/hr untuk ruangan 4 x 6 m

e. 2 PK setara dengan 18000 Btu/hr untuk ruangan 6 x 8 m

f. 2,5 PK setara dengan 24000 Btu/hr untuk ruangan 8 x 8 m

g. 3 PK setara dengan 27000 Btu/hr untuk ruangan 10 x 8 m

h. 5 PK setara dengan 45000 Btu/hr untuk ruangan 10 x 10 m

6

Mengatur suhu AC sesuai standar thermal comfort (24°C ± 1), sangat tidak

disarankan mengatur AC pada suhu terendah, hal ini karena energi listrik yang

dibutuhkan sangat tinggi.

7

Periksa komponen saringan (filter) udara AC minimal sebulan sekali. Udara

yang kotor akan menghambat proses sirkulasi udara dan menjadi tempat yang

nyaman bagi kuman, bakteri maupun jamur. Bakteri inilah yang akan mengalir

ke bagian evaporator coil (gulungan penguap) kemudian menyebar kembali ke

seluruh ruangan. Komponen AC yang kotor dapat mempengaruhi kinerja sistem

pendingin menjadi lebih berat, sehingga tidak menghasilkan dingin yang

maksimal.

8

Untuk mensuply space udara yang cukup dan memastikan kondisi kedua

komponen tersebut diatasa berfungsi normal atau tidak maka harus ada jalan

untuk merawatnya yaitu dengan membersihkan kisi kisi yang ada pada

Evaporator maupun kondensor, yang kita sebut dalam istilah kita sehari-hari

"service" atau mencuci minimal 1 kali dalam 3 bulan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

13

NO KETERANGAN DAN PENJELASAN PERTANYAAN UNTUK

KONSERVASI AIR

1 Misalnya untuk menyiram tanaman, mencuci kendaraan, mengepel lantai,

menyiram toilet, maupun untuk keperluan non konsumsi

2

karena dengan semprotan air dari shower, meskipun volume kurang dari

seember air, volume air yang kita gunakan untuk menyiram tubuh akan

maksimal menyebar merata ke seluruh tubuh. Bila dibandingkan dengan

menggunakan gayung, cukup banyak air yang terbuang dan kurang lazim jika

dibandingkan dengan semprotan shower. Secara tidak langsung, kita

menyelamatkan bumi dengan menghemat penggunaan air.

3 Karena system flushing dapat menghemat air

4

Manfaat solar water heater tidak mencemari lingkungan dengan berinvestasi

menggunakan solar water heater anda akan menghindari dan menekan gas yang

berbahaya seperti karbon dioksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida dan populasi

udara lainnya yang ketika pemanas air anda menggunakan listerik atau bahan

bakar lainnya

5 Pemakaian kran otomatis pada rumah maupun gedung agar pemakaian air tetap

terkontrol

6 Tujuan pemasangan meteran air agar pengeluaran air tetap terkontrol supaya air

tidak terbuang secara Cuma-cuma

NO KETERANGAN DAN PENJELASAN PERTANYAAN UNTUK

SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL

1 Cat ini memiliki teknologi peredam panas, peredam suara. cat ini juga ramah

lingkungan dan tidak beracun

2 1. Rangka baja ringan tidak akan dimakan rayap.

2. Baja ringan akan mempercepat durasi atau waktu pengerjaan suatu

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

14

bangunan.

3. Struktur rangka baja ringan yang tentunya lebih ringan daripada jika

anda menggunakan kayu sebagai rangka atap anda.

4. Rangka baja ringan hemat biaya.

5. Rangka baja ringan memiliki struktur atau material yang bisa disesuaikan

dengan keadaan geografis sebuah daerah.

6. Untuk menjaga lingkungan.

3

Bata ringan menggunakan bahan baku yang tidak menimbulkan kerusakan

lingkungan dan masih tersedia dalam jumlah yang melimpah. Berdasarkan

sejarah penemuannya pun Beton ringan atau AAC ini pertama kali

dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan

untuk mengurangi penggundulan hutan.

4

Menggunakan semen instan/mortar pada plasteran. Semen mortar dapat

mengurangi kadar CO2, menghemat energi yang diperlukan pada proses

konstruksi, mengurangi limbah material dan membuat bangunan yang kokoh

sehingga „life-time’ bangunan yang panjang dan meminimalkan pekerjaan

perbaikan.

5

Menggunakan pipa PPR (Polyprophylene Random Polimer) untuk aplikasi hot

and cold water system. Pipa PPR merupakan pipa yang berbahan dasar plastik

Polypropilene yang tahan panas dan tahan benturan. Material merupakan plastik

dari bahan yang didaur ulang dan ramah lingkungan serta bebas perawatan

hingga penggunaan 50 tahun.

NO KETERANGAN DAN PENJELASAN PERTANYAAN UNTUK

KUALITAS UDARA DAN KENYAMANAN UDARA

1

Untuk mendapatkan aliran udara yang cukup di dalam rumah, ventilasi udara

yang sebaiknya memiliki ukuran minimal 5% dari jumlah luas lantai ruangan.

Penempatan yang ideal untuk ventilasi tersebut adalah sekitar 80 – 100 cm dari

langit-langit rumah. Untuk jendela rumah, jarak ideal antara jendela dengan

lantai adalah sekitar 80 cm, sedangkan jarak ideal dengan langit-langit rumah

kurang lebih 30 cm. Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas, sirkulasi udara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

15

akan tetap terjaga sehingga rumah akan tetap terasa sejuk.

2

Suatu rumah akan terasa sejuk apabila mempunyai tinggi ruang lebih.Karena

ruang tersebut akan dapat menampung udara yang segar dari luar rumah

sehingga sirkulasi udara dalam rumah berjalan dengan baik.Tinggi ruang

minimum pada bangunan rumah tinggal harus sekurang – kurangnya 2.40 meter,

kecuali :

a). Dalam hal langit – langit kemiringan minimal setengah dari luas ruangan

mempunyai tinggi ruang 2.40 meter dan tinggi selebihnya pada titik terendah

tidak < 1.75 meter.

b). Dalam hal ruang cuci dan kamar mandi / WC, diperbolehkan sampai minimal

2.10 meter.Hal ini digunakan untuk mengatasi bau yang tidak sedap pada kamar

mandi.

c). Dalam hal ruang memasak / dapur, dengan gangguan asap dan

sebagainya.Maka tinggi ruang minimal 3.50 meter.

Dengan adanya ruang gerak udara, maka pertukaran udara bersih menjadi

baik.Karena pada biasanya suhu ruangan yang sehat ialah 20 – 250 Celcius dan

kelembaban sedang antara 5 – 20 cm/detik.

3

Salah satu sumber panas itu adalah atap. Penutup atap yang terkena sinar

matahari meneruskan panas yang diterimanya ke dalam ruang melalui plafon.

Rekayasa desain seperti membuat ventilasi di plafon dan di dalam rumah bisa

membantu mengurangi atau melepaskan panas itu. Cara lain dengan memilih

material bangunan yang mampu menangkal panas seperti insulasi. HGT Single

Side Almunium atau HGT Duble almunium

4 Tujuan untuk pertukaran udara dari luar rumah ke dalam kamar mandi maupun

dari dalam kamar mandi ke luar rumah bisa berjalan secara optimal.

5 untuk mencegah terjadi nya kelembaban pada dinding kamar mandi dan juga

adanya pencahayaan di ruangan kamar mandi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

16

6 Tujuan penempatan ventilasi udara dengan tepat adalah

7

Cooker hood membuang asap dengan cara asap langsung ke luar ruangan. Jadi,

asap diisap dan langsung dikeluarkan melalui cerobong atau pipa yang langsung

tersambung ke luar ruangan.

NO KETERANGAN DAN PENJELASAN PERTANYAAN UNTUK

MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN

1

Kegiatan perencanaan adalah suatu kegiatan yang sangat pokok dan penting

sebelum melaksanakan sebuah proyek. Terjadinya kesalahan pelaksanaan

ataupun metode kerja yang tidak berurutan akan memberikan kerugian pada

proyek. Perencanaan yang tepat dan matang akan memudahkan dalam mencapai

tujuan utama sebuah pekerjan konstruksi, yaitu tepat waktu, tepat mutu, serta

tepat biaya. Perencanaan yang dilaksanakan dalam sebuah proyek harus

memenuhi persyaratan seperti dibawah ini, antara lain:

a. Konstruksi harus kokoh dan memiliki nilai estetis yang baik.

b. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik.

c. Biaya pelaksanaan harus efisien dan ekonomis.

d. Waktu pelaksanaan tepat, sesuai dengan time schedule.

e. Aman dan nyaman untuk digunakan.

f. Mempertimbangkan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

g. Berdasarkan aturan hukum yang berlaku.

(Pudjianto,1996)

Pada umumnya dalam perencanaan suatu pekerjaan proyek konstruksi, terdiri

dari 3 macam perencanaan, meliputi :

a. Perencanaan Arsitektur

b. Perencanaan Struktur

c. Perencanaan Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing.

Ketiga proses tersebut saling berkaitan dan harus ada koordinasi untuk

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

17

menghasilkan suatu bangunan yang kuat, stabil, serta mempunyai view

arsitektural yang baik, demi keamanan dan kenyamanan bangunan.

2

Adanya instalasi pengolahan limbah organik di dalam tapak bangunan atau

memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah

organik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota

3

Selama proses memasak, kita akan menghasilkan berbagai jenis sampah seperti

plastik, kaleng, bahan makanan, dan lainnya. Siapkan dua atau dua tempat

sampah untuk membuang sampah berdasarkan jenisnya.

4

Pemanfaatan air limbah rumah tangga bias digunakan untuk menyiram tanaman

mencuci mobil atau motor dan menyiran halaman rumah dan di manfaatkan

untuk keperluan yang tidak mengunakan air bersih

5

merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem yang ada

di sekitar nya sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara

bersih yang diperlukan masyarakat

2.4 Standar Baku Green Building

Masing-masing aspek terdiri atas beberapa Rating yang mengandung kredit yang masing-

masing memiliki muatan nilai tertentu dan akan diolah untuk menentukan penilaian. Poin Nilai

memuat standar-standar baku dan rekomendasi untuk pencapaian standar tersebut. Dengan

dimulainya gerakan ini , diharapkan semakin banyak lagi pihak yang menerapkan konsep Green

building sehingga diharapkan pelaksanaan konsep bangunan hijau menjadi suatu hal yang akan

menjadi sasaran umum dari setiap pengembang bangunan.

Standart baku yang harus dipenuhi untuk pembangunan sebuah bangunan baru antara lain

adalah:

- Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari struktur bangunan dan

struktur sederhana bangunan taman (hardscape) di atas permukaan tanah atau di bawah

tanah, dengan luas area minimum 10% dari luas total lahan atau 50% dari ruang terbuka

dalam tampak Area ini memiliki vegetasi mengikuti Permendagri No 1 tahun 2007 Pasal

13 (2a) dengan komposisi 50% lahan tertutupi luasan pohon ukuran kecil, ukuran sedang,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

18

ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dalam ukuran dewasa dengan jenis

tanaman sesuai dengan Permen PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau

(RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk pekarangan.

- Membangun di dalam kawasan perkotaan dilengkapi sarana dan prasarana serta telah

memenuhi standar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI Nomor

32/PERMEN/M/2006 Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap

Bangun yang Berdiri Sendiri paragraph ketiga tentang Persyaratan Utilitas Kasiba Pasal

68 yang masih berdensitas rendah, yaitu tingkat okupansi/hunian <300 orang/Ha,

sehingga terjadi pembangunan yang lebih kompak (>300 orang/Ha) Untuk pembangunan

yang berlokasi dan melakukan revitalisasi di atas lahan yang bernilai negatif dan tak

terpakai karena bekas pembangunan atau dampak negatif pembangunan, seperti tempat

pembuangan Akhir (TPA), badan air yang tercemar, dan daerah padat yang sarana dan

prasarananya di bawah standar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat RI Nomor

32/PERMEN/M/2006 Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap

Bangun yang Berdiri Sendiri paragraph ketiga tentang Persyaratan Utilitas Kasiba Pasal

68, revitalisasi dilakukan dengan melengkapi tapak dengan sarana prasarana tersebut.

- Terdapat minimal 7 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500

m dari tapak. Membuka akses pejalan kaki selain ke jalan utama di luar tapak yang

menghubungkan‐nya dengan jalan sekunder dan/atau lahan milik orang lain sehingga

tersedia akses ke minimal 3 fasilitas umum sejauh 300 m jarak pencapaian pejalan kaki

Menyediakan fasilitas/akses yang aman, nyaman, dan bebas dari perpotongan dengan

akses kendaraan bermotor untuk menghubungkan secara langsung bangunan dengan

bangunan lain, di mana terdapat minimal 3 fasilitas umum dan/atau dengan stasiun

transportasi masal Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses pejalan

kaki yang aman dan nyaman selama minimum 10 jam sehari

- Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 300 m (walking distance)

dari gerbang lokasi bangunan dengan tidak memperhitungkan panjang jembatan

penyeberangan dan ramp atau menyediakan shuttle bus untuk pengguna tetap gedung

dengan jumlah unit minimum untuk 10% pengguna tetap gedung

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

19

- Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung untuk menuju ke stasiun

transportasi umum terdekat yang aman dan nyaman sesuai dengan Peraturan Menteri PU

30/PRT/M/2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan

Gedung dan Lingkungan.

- Adanya tempat parkir sepeda yang aman sebanyak 1 unit parkir per 20 pengguna gedung

dan perlu tersedianya shower sebanyak 1 unit untuk setiap 10 tempat parkir sepeda.

- Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman

(hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas minimal 40% luas total lahan.

Luas area yang diperhitungkan adalah termasuk yang tersebut di Prasyarat 1, taman di

atas basement, roof garden, terrace garden, dan wall garden, sesuai dengan Permen PU

No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria

Vegetasi untuk Pekarangan.

- Penggunaan tanaman lokal (indigenous) dan budidaya lokal dalam skala provinsi

menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebesar 60% luas tajuk/ jumlah

tanaman

- Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area atap

gedung sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0,3 sesuai dengan

perhitungan

- Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area non‐atap

sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0,3 sesuai dengan

perhitungan

- Desain menunjukkan adanya pelindung pada sirkulasi utama pejalan kaki di daerah luar

ruangan area luar ruang gedung menurut Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008

mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.2.3c mengenai Sabuk Hijau dan atau

Desain lansekap menunjukkan adanya fitur yang mencegah terpaan angin kencang

kepada pejalan kaki di daerah luar ruangan area luar ruang gedung

- Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi

bangunan hingga 50 % total volume hujan harian yang dihitung menurut data BMKG

atau Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi

bangunan hingga 85 % total volume hujan harian yang dihitung menurut data BMKG.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

20

- Menunjukkan adanya upaya penanganan pengurangan beban banjir lingkungan dari luar

lokasi bangunan

- Menggunakan teknologi‐teknologi yang dapat mengurangi debit limpasan air hujan

- Memasang kWh meter untuk mengukur konsumsi listrik pada setiap kelompok beban dan

sistem peralatan, yang meliputi:

Sistem tata udara

Sistem tata cahaya dan kotak kontak

Sistem beban lainnya

- Perhitungan OTTV berdasarkan SNI 03‐6389‐2000 tentang Konservasi Energi Selubung

Bangunan pada Bangunan Gedung yaitu OTTV ≤ 45 Watt/m².

- Penggunaaan cahaya alami secara optimal sehingga minimal 30% luas lantai yang

digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas cahaya alami minimal sebesar 300 lux.

Khusus untuk pusat perbelanjaan, minimal 20% luas lantai nonservice mendapatkan

intensitas cahaya alami minimal sebesar 300 lux.

- Untuk ventilasi, tidak mengondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga, koridor,

dan lobi lift, serta tidak melengkapi ruangan tersebut dengan sistem ventilasi

- dalam penangggulangan penyebab perubahan iklim, menyerahkan perhitungan

pengurangan emisi CO2 yang didapatkan dari selisih kebutuhan energi antara design

building dan base building dengan menggunakan grid emission factor (konversi antara

CO2 dan energi listrik) yang telah ditetapkan dalam Keputusan DNA pada

B/277/Dep.III/LH/01/2009

- Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan.

- Pemasangan alat meteran air (volume meter) yang ditempatkan di lokasi- lokasi tertentu

pada sistem distribusi air, sebagai berikut:

1. Satu volume meter di setiap sistem keluaran sumber air bersih seperti sumber PDAM

atau air tanah

2. Satu volume meter untuk memonitor keluaran sistem air daur ulang

3. Satu volume meter dipasang untuk mengukur tambahan keluaran air bersih apabila dari

sistem daur ulang tidak mencukupi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

21

- Water Use Reduction, Konsumsi air bersih dengan jumlah tertinggi 80% dari sumber

primer tanpa mengurangi jumlah kebutuhan per orang sesuai dengan SNI 03‐7065‐2005

Tabel 2.2 Pemakaian air dingin minimum sesuai penggunaan gedung

No. Penggunaan Gedung Pemakaian air Satuan

1 Rumah tinggal 120 Liter/penghuni/hari

2 Rumah susun 100 Liter/penghuni/hari

3 Asrama 120 Liter/penghuni/hari

4 Rumah Sakit 500 Liter/tempat tidur pasien/hari

5 Sekolah Dasar 40 Liter/siswa/hari

6 SLTP 50 Liter/siswa/hari

7 SMU/SMK dan lebih tinggi 80 Liter/siswa/hari

8 Ruko/Rukan 100 Liter/penghuni dan pegawai/hari

9 Kantor/Pabrik 50 Liter/pegawai/hari

10 Toserba, Toko pengecer 5 Liter/m2

11 Restoran 15 Liter/kursi

12 Hotel Berbintang 250 Liter/tempat tidur/hari

13 Hotel Melati 150 Liter/tempat tidur/hari

14 Gd. Pertunjukan 10 Liter/kursi

15 Gd. Serbaguna 25 Liter/kursi

16 Stasiun, terminal 3 Liter/penumpang tiba dan pergi

17 Peribadatan 5 Liter/orang (belum dg air wudlu)

Sumber : SNI 03‐7065‐2005

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

22

Tabel 2.3 Pemakaian air panas minimum sesuai penggunaan gedung

No. Penggunaan Gedung Pemakaian air

(L/org/hari)

Kapaitas tangki penyimapan

sehari

1 Rumah tinggal 50 dan 100 1/5

2 Rumah susun 50 dan 100 1/5

3 Hotel 110 1/5

4 Rumah sakit 130 1/10

5 Kantor 20 1/5

6 Pabrik 20 2/5

7 Restoran 10 2/5

8 Kamar mandi umum (1x mandi/org) 30 1/5

Sumber : SNI 03‐7065‐2005

- Penggunaan water fixture yang sesuai dengan kapasitas buangan di bawah standar

maksimum kemampuan alat keluaran air pada tekanan air 3 bar, sejumlah minimal 25%

dari total pengadaan produk water fixture.

- Instalasi daur ulang air dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan seluruh sistem

flushing, irigasi, dan make up water cooling tower (jika ada)

- Alternative Water Resource, menggunakan salah satu dari tiga alternatif sebagai berikut:

air kondensasi AC, air bekas wudu, atau air hujan

- Rainwater Harvesting: Instalasi tangki penyimpanan air hujan kapasitas 50% dari jumlah

air hujan yang jatuh di atas atap bangunan sesuai dengan kondisi intensitas curah hujan

tahunan setempat menurut BMKG

- Water Efficiency Landscaping, Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedung tidak

berasal dari sumber air tanah dan/atau PDAM. Menerapkan sistem instalasi untuk irigasi

yang dapat mengontrol kebutuhan air untuk lansekap yang tepat, sesuai dengan

kebutuhan tanaman

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

23

- Tidak menggunakan chloro fluoro carbon (CFC) sebagai refrigeran dan halon sebagai

bahan pemadam kebakaran

- Menggunakan kembali semua material bekas, baik dari bangunan lama maupun tempat

lain, berupa bahan struktur utama, fasad, plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding, setara

minimal 10% dari total biaya material baru yang bersangkutan (struktur utama, fasad,

plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding)

- Menggunakan material yang bersertifikat ISO 14001 terbaru dan/atau sertifikasi lain yang

setara dan direkomendasikan oleh GBCI. Material tersebut minimal bernilai 30% dari

total biaya material.

- Menggunakan material yang merupakan hasil proses daur ulang senilai minimal 5% dari

total biaya material

- Menggunakan material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya (SD)

terbarukan dengan masa panen jangka pendek (<10 tahun) senilai minimal 2% dari total

biaya material

- Tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem bangunan

- Menggunakan bahan material kayu yang bersertifikat legal sesuai dengan Peraturan

Pemerintah tentang asal kayu (seperti faktur angkutan kayu olahan/FAKO, sertifikat

perusahaan, dan lain‐lain) dan sah terbebas dari perdagangan kayu ilegal sebesar 100%

biaya total material kayu

- Desain yang menggunakan material modular atau prafabrikasi (tidak termasuk

equipment) sebesar 30% dari total biaya material

- Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama atau fabrikasinya berada di

dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek mencapai 50% dari total biaya material, apabila

material di atas berasal dari dalam wilayah Republik Indonesia mencapai 80% dari total

biaya material

- Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi introduksi udara luar minimal sesuai

dengan Standar SNI 03-6572-2001

- Untuk ruangan tertentu, antara lain banquet, ruang rapat umum, general office (ruangan

dengan kepadatan tinggi) dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbon dioksida (CO2)

yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

24

konsentrasi C02 di dalam ruangan tidak lebih dari 1.000 ppm, sensor diletakkan 1,5 m di

atas lantai dekat return air grill.

- Memasang tanda “Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung” dan tidak menyediakan

bangunan/area khusus untuk merokok. Apabila tersedia, bangunan/area merokok itu

minimal berada pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air intake, dan bukaan jendela.

- Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar volatile organic compounds

(VOCs) rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBCI

- Menggunakan produk kayu komposit dan produk agrifiber, antara lain produk kayu lapis,

papan partikel, papan serat, insulasi busa, dan laminating adhesive, dengan syarat tanpa

tambahan urea formaldehyde, atau memiliki kadar emisi formaldehida rendah, yang

ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBCI

- Tidak menggunakan material yang mengandung asbes, mercury, dan Styrofoam

Asbestos atau dikenal dengan asbes adalah istilah pasar untuk bermacam‐macam mineral

yang dapat dipisah‐pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Dari sifat mineral

tersebut, serat asbes telah digunakan untuk beragam material bangunan antara lain atap

dan ubin untuk dinding dan lantai. Serat asbestos menimbulkan risiko kesehatan ketika

serat terlepas dari produk ke udara kemudian terhirup manusia hingga menyebabkan

gangguan fungsi normal paru‐paru bahkan penyakit kanker. Jenis asbestos yang beracun

disebut asbestiform, antara lain: chrysolite (serpentine), crocidolite, amosite,

anthophyllite, tremolite, dan actinolite.

- Menggunakan lampu dengan iluminansi (tingkat pencahayaan) ruangan sesuai dengan

SNI 03‐6197‐2000. Pemilihan warna lampu bergantung pada tingkat iluminansi yang

diperlukan agar diperoleh pencahayaan yang nyaman. Makin tinggi tingkat iluminansi

yang diperlukan, maka warna lampu yang digunakan adalah jenis lampu dengan CCT

sekitar > 5.000 K (daylight) sehingga tercipta pencahayaan yang nyaman., Sedangkan

untuk kebutuhan tingkat iluminansi yang tidak terlalu tinggi, maka warna lampu yang

digunakan < 3.300 K (warm white). Tabel 1 menunjukkan tingkat pencahayaan, rendensi

dan temperatur warna yang direkomendasikan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

25

Tabel 2.4 Tingkat pencahayaan, reduksi dan temperatur warna yang direkomendasikan.

Fungsi Ruangan Tingkat

Pencahayaan

(Lux)

Kelompok

Renderasi

Warna

Temperatur Warna

Warm White Cool White Daylight

< 3300K 3300K-5300K > 5300K

Perkantoran:

Ruang Direktur 350 1 atau 2 x x

Ruang Kerja 350 1 atau 2 x x

Ruang Komputer 350 1 atau 2 x x

Ruang Rapat 300 1 x x

Ruang Gambar 750 1 atau 2 x x

Gudang Arsip 150 1 atau 2 x x

Ruang Arsip Aktif 300 1 atau 2 x x

Sumber : SNI 03‐6197‐2000

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

26

Tabel 2.5 Daya listrik Maksimum Pencahayaan

Lokasi Daya Pencahayaan

Maksimum (W/m2)

Termasuk rugi-rugi balast

Ruang Kantor 15

Auditorium 25

Pasar Swalayan 20

Hotel:

Kamar tamu 17

Daerah umum 20

Rumah sakit

Ruang Pasien 15

Gudang 5

Kafetaria 10

Garasi 2

Restaurant 25

Lobi 10

Tangga 10

Ruang Parkir 5

Ruang Perkumpulan 20

Industri 20

Pintu masuk dengan kanopi:

Lalu lintas sibuk seperti hotel 30

Lalu lintas sedang seperi rumah sakit 15

Jalan dan Lapangan

Tempat penimbunan atau tempat kerja 2

Tempat santai seperti taman, tempat rekreasi, tempat piknik 1

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek 2.pdf · material yang terbarukan secara cepat. ... bahan baku Memperoleh bahan baku ... perekat, dan lain sebagi nya dimana bahan tersebut

27

Jalan untuk kendaraan dan pejalan kaki 1,5

Tempat parker 2

Sumber : SNI 03‐6197‐2000

- Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu 250C dan

kelembaban relatif 60%

- Tingkat kebisingan pada 90% dari nett lettable area (NLA) tidak lebih dari atau sesuai

dengan SNI 03‐6386‐2000Building Environmental Manag

- Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah sejenis sampah

rumah tangga (UU No. 18 Tahun 2008) berdasarkan jenis organik dan anorganik

- Memiliki rencana manajemen sampah konstruksi yang terdiri atas:

Limbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem

pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang dibuang ke TPA,

digunakan kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga.

Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh air yang timbul dari aktivitas konstruksi

agar tidak mencemari drainase kota

- Adanya instalasi pengomposan limbah organik di lokasi tapak bangunan

- Memberikan pernyataan atau rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah anorganik

secara mandiri dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota