bab ii studi literatur ii.1. pengelolaan rantai pasok di ... · pdf fileidentifikasi struktur...

28
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN RITA UTAMI / 250 06 015 12 BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur II.1.1. Definisi Pengelolaan Rantai Pasok Pengelolaan rantai pasok (supply chain management) merupakan koordinasi yang strategis dan sistematis antara fungsi-fungsi bisnis tradisional pada suatu perusahaan dan di sepanjang jaringan rantai pasok kegiatan bisnisnya dengan tujuan untuk meningkatkan hasil prestasi perusahaan dan rantai pasok secara jangka panjang. Hal ini sesuai dengan pendefinisian yang diberikan oleh The Council of Logistics Management. Pujawan (2005) menjelaskan, kalau rantai pasok adalah jaringan fisik dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, maka pengelolaan rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang menghendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan semangat kolaborasi. Tidak hanya urusan internal perusahaan saja yang dikelola, melainkan juga urusan eksternal menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Untuk itu diperlukan kerja sama, koordinasi, dan kolaborasi antar perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam jaringan rantai pasok, karena pada hakikatnya tujuan mereka adalah sama yakni ingin memuaskan konsumen akhir yang sama. Mereka harus bekerja sama dalam membuat produk yang murah, kemudian mengirimkannya tepat waktu serta dengan kualitas yang bagus. Sehingga dewasa ini persaingan bukanlah lagi persaingan antar perusahaan melainkan persaingan antar rantai pasok.

Upload: buiduong

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

12

BAB II

STUDI LITERATUR

II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur

II.1.1. Definisi Pengelolaan Rantai Pasok

Pengelolaan rantai pasok (supply chain management) merupakan koordinasi yang

strategis dan sistematis antara fungsi-fungsi bisnis tradisional pada suatu

perusahaan dan di sepanjang jaringan rantai pasok kegiatan bisnisnya dengan

tujuan untuk meningkatkan hasil prestasi perusahaan dan rantai pasok secara

jangka panjang. Hal ini sesuai dengan pendefinisian yang diberikan oleh The

Council of Logistics Management.

Pujawan (2005) menjelaskan, kalau rantai pasok adalah jaringan fisik dari

perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi

barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, maka pengelolaan rantai

pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang menghendaki

pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan semangat kolaborasi.

Tidak hanya urusan internal perusahaan saja yang dikelola, melainkan juga urusan

eksternal menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Untuk

itu diperlukan kerja sama, koordinasi, dan kolaborasi antar perusahaan-perusahaan

yang terlibat dalam jaringan rantai pasok, karena pada hakikatnya tujuan mereka

adalah sama yakni ingin memuaskan konsumen akhir yang sama. Mereka harus

bekerja sama dalam membuat produk yang murah, kemudian mengirimkannya

tepat waktu serta dengan kualitas yang bagus. Sehingga dewasa ini persaingan

bukanlah lagi persaingan antar perusahaan melainkan persaingan antar rantai

pasok.

Page 2: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

13

Menurut Heizer et al. (2001), pengelolaan rantai pasok merupakan kegiatan

pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah menjadi

barang dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi, kemudian

mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi.

Upaya pengelolaan rantai pasok ini didasari oleh pemikiran yang berusaha

mengurangi kesia-siaan dan meningkatkan nilai pada jaringan rantai pasoknya.

II.1.2. Tujuan Pengelolaan Rantai Pasok

Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam jaringan rantai pasok harus saling

mendukung agar kegiatan pengadaan dan penyaluran bahan baku dan produk

akhir dapat terintegrasi secara baik dan benar. Sehingga misi yang mereka capai

adalah “to get the right goods or services to the right place, at the right time, and

in the desired condition, while making the greatest contribution to the firm”.

II.1.3. Lingkup Kegiatan Pengelolaan Rantai Pasok

Wisner et al. (2005) mengidentifikasi elemen-elemen penting pada pengelolaan

rantai pasok, yakni terdiri dari:

a. Elemen pembelian (purchasing)

Mencakup: aliansi pemasok, pengelolaan pemasok, dan strategi pembelian.

b. Operasional (operation)

Mencakup: pengelolaan persediaan, MRP, ERP, JIT, dan TQM.

c. Distribusi (distribution)

Mencakup: pengelolaan transportasi, pengelolaan hubungan dengan

pelanggan, perencanaan jaringan, dan pelayanan terhadap pelanggan.

d. Integrasi (integration)

Mencakup: koordinasi antar aktifitas, permasalahan integrasi global, dan

pengukuran kinerja.

Page 3: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

14

Sementara itu, Pujawan (2005) menjelaskan tentang cakupan kegiatan utama

pengelolaan rantai pasok pada perusahaan manufaktur terdiri dari:

a. Pengembangan produk (product development)

Kegiatannya meliputi: melakukan riset pasar, merancang produk baru, dan

melibatkan pemasok dalam perancangan produk baru.

b. Pengadaan (procurement)

Kegiatannya meliputi: memilih pemasok, mengevaluasi kinerja pemasok,

melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor rantai pasok,

membina dan memelihara hubungan dengan pemasok.

c. Perencanaan dan pengendalian (planning and control)

Kegiatannya meliputi: perencanaan persediaan, peramalan permintaan,

perencanaan kapasitas, dan perencanaan produksi.

d. Operasi/produksi (production)

Kegiatannya meliputi: eksekusi produksi dan pengendalian kualitas.

e. Pengiriman/distribusi (distribution)

Kegiatannya meliputi: perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan

pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa

pengiriman, memonitor service level di setiap pusat distribusi.

Sedangkan Heizer et al. (2001) mengatakan, kegiatan pengelolaan rantai pasok

bisa meliputi penetapan pengangkutan, pentransferan kredit dan tunai, pemasok,

distributor, bank, utang dan piutang, penggudangan, pemenuhan pesanan,

membagi informasi mengenai ramalan permintaan, produksi, dan kegiatan

pengendalian persediaan.

Menurut Siagian (2005), ruang lingkup pengelolaan rantai pasok meliputi:

a. Seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah

sampai penyaluran ke tangan konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan

baku dan aliran informasi merupakan rangkaian dari rantai pasok.

b. Suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasa kepada

para pelanggannya.

Page 4: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

15

Sehingga terdapat aliran barang, pelayanan, dan informasi pada sektor manufaktur

dan jasa.

II.1.4. Interaksi Pihak-pihak dalam Rantai Pasok

Menurut Siagian (2005), rantai pasok mencakup keseluruhan interaksi antara

pemasok, perusahaan manufaktur, distributor, dan konsumen. Tingkat

ketergantungan di antara pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok ini menjadi

sangat tinggi dan bersifat jangka panjang. Usaha bersama yang saling mendukung

dapat meningkatkan kemampuan bersaing antar kedua belah pihak.

II.1.5. Manfaat Pengelolaan Rantai Pasok

Keuntungan yang didapat dari keberhasilan pengelolaan rantai pasok tidak hanya

bersifat jangka pendek, bahkan juga jangka panjang seperti kemungkinan

peningkatan profit dari adanya kerja sama yang berkepanjangan dengan berbagai

pihak, perluasan pangsa pasar, dan kepuasan konsumen.

II.2. Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Konstruksi

Industri manufaktur dikenal sebagai industri yang memiliki karakter produksi

yang berulang-ulang, rutin, berlangsung dalam jangka panjang, memiliki

intensitas kegiatan yang relatif sama, dengan batasan anggaran dan jadwal yang

tidak setajam dalam proyek, macam kegiatannya tidak terlalu banyak, serta

memiliki macam dan volume kebutuhan sumber daya yang relatif konstan. Namun

tidak seperti industri manufaktur, industri konstruksi memiliki tingkat

kompleksitas dan resiko yang sangat tinggi dengan karakternya yang bercorak

dinamis, nonrutin, dengan siklus proyek yang relatif pendek, memiliki intensitas

kegiatan dalam periode siklus proyek yang berubah-ubah (naik-turun),

kegiatannya harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah

ditentukan, terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang melibatkan berbagai

Page 5: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

16

disiplin ilmu, serta memerlukan sumber daya yang berubah-ubah, baik macam

maupun volumenya. [Soeharto, 1997].

Pihak-pihak yang terlibat pada pendirian suatu kontruksi sangatlah banyak, yang

mengakibatkan seringkali ditemukan berbagai ketidak-efisienan dan permasalahan

di setiap tingkat dan tahapan prosesnya, seperti biaya konstruksi yang kian waktu

kian meningkat dan melebihi budget, durasi pelaksanaan konstruksi yang

melebihi waktu yang ditargetkan, kualitas konstruksi yang tidak sesuai dengan

spesifikasi yang diminta, belum lagi masalah koordinasi dan misscommunication

antar berbagai pihak yang terlibat yang sangat berpotensi untuk menimbulkan

dispute. [Tucker et al., 2001].

Oleh karenanya dewasa ini berbagai pihak di industri konstruksi mulai berusaha

menerapkan konsep pengelolaan rantai pasok yang telah dikenal cukup efektif dan

efisien di industri manufaktur untuk diterapkan pada industri konstruksi, dengan

harapan dapat meminimalisir berbagai ketidak-efisienan dan permasalahan yang

seringkali muncul.

Di industri konstruksi, penumpukan persediaan yang terlalu lama akan

mengakibatkan adanya dana yang mengendap dan tidak produktif serta tidak

menghasilkan pendapatan. Bahkan bisa menambah biaya proyek karena adanya

tambahan biaya penyimpanan stok bahan (inventory carrying cost), juga ada

biaya-biaya untuk mengganti bahan yang sudah kadaluarsa (obsolescence),

mengalami kerusakan (damage) atau hilang (spoilage). [PT PP, 2003].

Sehingga mengelola aliran persediaan dengan tepat adalah salah satu tujuan utama

dari pengelolaan rantai pasok. Aliran yang tepat artinya persediaan dapat tiba pada

saat dibutuhkan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan terkirim ke

tempat yang memang membutuhkan. [Siagian, 2005].

Terlebih lagi dewasa ini mengurangi biaya rantai pasok konstruksi menjadi salah

satu strategi kontraktor dalam bersaing. Untuk itu diperlukan upaya pengawasan

Page 6: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

17

terhadap biaya penyelenggaraan kegiatan rantai pasok konstruksi, baik di tingkat

perusahaan maupun proyek.

Penelitian-penelitan mengenai pengelolaan rantai pasok konstruksi dewasa ini

mulai berkembang dengan pesat, yang dibuktikan dengan telah teridentifikasinya

beberapa manfaat dari pengelolaan rantai pasok konstruksi. Beberapa penelitian

yang telah dilakukan mengenai pengelolaan rantai pasok konstruksi di Indonesia

adalah: Nurisra (2002) melakukan studi pada hubungan antara kontraktor dan

subkontraktor; Syachrani (2005) melakukan pengembangan model seleksi mitra

pemasok pada proyek konstruksi; Susilawati (2005) melakukan studi pola

jaringan rantai pasok konstruksi dan proses pembentukan rantai pasok pada

proyek konstruksi pada proyek gedung; Febrina dan Nugroho (2006) melakukan

studi hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan konstruksi di

proyek; Yustiarini (2006) melakukan studi pengidentifikasian system QA pada

anggota rantai pasok di proyek konstruksi; Wirahadikusumah, R. D. et al,

(2007) melakukan studi penelitian kajian hubungan antar pihak yang terlibat

dalam rantai pasok proyek konstruksi bangunan gedung; Noorlaelasari, Y. (2008)

meneliti pengembangan indikator kinerja supply chain pada proyek konstruksi

bangunan gedung: dan Oktaviani (2008) meneliti kajian kinerja supply chain

pada proyek konstruksi bangunan gedung.

II.3. Persediaan (Inventory) di Industri Manufaktur

Persediaan di sepanjang rantai pasok memiliki pengaruh yang besar terhadap

kinerja finansial suatu perusahaan. Biaya modal yang tertahan dalam bentuk

persediaan di suatu perusahaan atau rantai pasok bisa menjadi sangat signifikan

karena jumlah uang yang tertanam biasanya sangat besar sehingga persediaan

merupakan satu aset terpenting yang dimiliki rantai pasok. Banyak perusahaan

yang menginvestasikan lebih dari 25% dari total asetnya untuk persediaan.

[Pujawan, 2005]. Christopher (2005) mengatakan bahwa salah satu elemen

biaya logistik terbesar yang seringkali dilupakan adalah biaya penyimpanan

persediaan, nilainya berkisar sekitar 25% per tahun dari nilai buku persediaan.

Page 7: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

18

Mengelola aliran material/produk dengan tepat adalah salah satu tujuan utama dari

pengelolaan rantai pasok. Aliran yang tepat artinya tiba pada saat dibutuhkan

dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan terkirim ke tempat yang

memang membutuhkan. Tersine (1994) mengatakan, salah satu tujuan mengelola

persediaan adalah untuk mengurangi biaya.

II.3.2. Definisi Persediaan

Menurut Siagian (2005), persediaan merupakan bahan atau barang yang disimpan

untuk tujuan tertentu, antara lain untuk proses produksi. Jika berupa bahan

mentah, maka akan diproses lebih lanjut. Jika berupa komponen (spare part),

maka akan dijual kembali menjadi barang dagangan.

Pada banyak perusahaan, persediaan merupakan asset yang paling mahal, karena

menghabiskan sekitar 40% dari total modal yang diinvestasikan. Di samping itu,

persediaan menjadi salah satu faktor yang harus dikelola dengan benar, karena

sangat berpengaruh terhadap proses produksi. Maka sudah selayaknya persediaan

dikelola dengan baik, karena mengelola manajemen persediaan dapat

meminimalisir biaya.

Persediaan mengambil porsi bagian yang terbesar dari penggunaan modal kerja

perusahaan dan merupakan aktiva yang selalu berubah setiap saat. Persediaan

mengalami perputaran yang berbeda-beda, yang berpengaruh langsung terhadap

dana yang dibutuhkan untuk penyimpanan persediaan tersebut. Semakin tinggi

perputaran persediaan, maka waktu yang dibutuhkan dalam menyimpan

persediaan akan semakin pendek, sehingga dana yang dibutuhkan relatif lebih

kecil. Namun jika perputaran persediaan semakin lamban, maka waktu

penyimpanan yang dibutuhkan akan semakin lama dan dana yang dibutuhkan

akan relatif lebih besar.

Page 8: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

19

Setidaknya ada dua persyaratan untuk mencapai persediaan yang ideal, yakni:

a. Peningkatan pelayanan terhadap pelanggan dengan memberikan pelayanan

berupa penyediaan bahan/barang yang pelanggan butuhkan (service

availability).

b. Penekanan biaya penyimpanan persediaan.

II.3.3. Fungsi Persediaan

Menurut Kapoor et al. (2003), persediaan memiliki empat fungsi yakni:

a. Mengurangi biaya pada tingkat persediaan yang diharapkan

Jika persediaan mempunyai kuantitas yang kecil, maka investasi terhadap

persediaan akan rendah, namun biaya pemesanannya tinggi. Objektifnya

adalah bagaimana caranya agar biaya total penyimpanan dapat ditekan

seminimum mungkin dalam tingkat persediaan yang tidak mengganggu bagian

produksi atau pelanggan.

b. Memberikan pelayanan terhadap pelanggan pada tingkat yang diharapkan

Persediaan di gudang akan mempengaruhi tingkat pelayanan dalam hal

memuaskan pelanggan. Persediaan juga akan berpengaruh pada waktu dan

biaya pelayanan. Lokasi persediaan akan menentukan waktu dan biaya

pelayanan pada tingkat mana pelanggan akan dilayani.

c. Merangkaikan berturut-turut beberapa operasi atau fungsi

Persediaan yang sedikit membutuhkan respons transportasi yang lebih sering.

Di sisi lain, persediaan yang banyak akan membutuhkan respons transportasi

yang lebih jarang.

d. Menstabilkan produksi dan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi

kebutuhan modal

Sedangkan menurut Siagian (2005), persediaan memiliki fungsi penting untuk

menambah fleksibilitas operasi suatu perusahaan. Fungsi dasarnya sangat

sederhana, yakni untuk meningkatkan profitability perusahaan.

Page 9: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

20

Fungsi persediaan lainnya adalah:

a. Fungsi pemisahan wilayah

Merupakan spesialisasi ekonomis antara unit pembuatan (manufacturing)

dengan unit distribusi yang dibagikan dalam wilayah-wilayah yang ditangani.

b. Fungsi decoupling

Merupakan fungsi suatu produk yang diproses dan didistribusikan dalam

ukuran yang ekonomis.

c. Fungsi penyeimbang dengan permintaan

Merupakan fungsi untuk menyeimbangkan kebutuhan konsumsi dengan

produksi, agar kebutuhan konsumsi dapat dipenuhi dengan lancar dari proses

produksi yang dilakukan.

d. Fungsi penyangga (buffer stock)

Sebagai penyangga yang dilaksanakan dengan menetapkan persediaan

pengaman (safety stock) agar proses produksi berjalan lancar tanpa hambatan.

Kebijakan persediaan tradisional yang aman yaitu memiliki persediaan dalam

jumlah banyak, namun hal ini berakibat tingginya biaya penyimpanan dan biaya

pembelian bahan/barang tersebut. Di samping itu, kelebihan persediaan

menyebabkan banyaknya dana yang terserap dalam persediaan sehingga tidak

efisien. Sebaliknya, bila persediaan terlalu sedikit akan berakibat terjadinya

kekurangan bahan/barang yang dapat menganggu kelancaran proses produksi.

II.3.4. Klasifikasi Persediaan

Menurut Kapoor et al. (2003), berdasarkan material yang disimpan, dikenal tiga

tipe persediaan, yaitu:

a. Persediaan bahan baku/mentah (raw material/components/fuel)

b. Persediaan barang dalam proses (work in progress)

c. Persediaan barang jadi (finished goods)

Page 10: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

21

Sedangkan berdasarkan kelasnya, dikenal tiga kelas persediaan, yakni:

a. working/cycle stock

b. safety/buffer stock

c. seasonal/speculative stock

Pujawan (2005) mengklasifikasikan persediaan dalam tiga jenis klasifikasi:

a. Berdasarkan bentuknya

1. Persediaan bahan baku (raw materials)

2. Persediaan barang setengah jadi (wip)

3. Persediaan produk jadi (finished product)

b. Berdasarkan fungsinya

1. Pipeline/transit inventory

Persediaan jenis ini muncul karena adanya lead time pengiriman dari satu

tempat ke tempat lain. Persediaan ini akan banyak kalau jarak dan waktu

pengirimannya panjang. Namun juga bisa dikurangi dengan mempercepat

pengiriman, misalnya dengan memilih moda transportasi yang lebih cepat

atau memilih pemasok yang lokasinya lebih dekat.

2. Cycle stock

Persediaan yang muncul akibat motif memenuhi skala ekonomi. Pada saat

pengiriman, persediaan ini jumlahnya banyak, kemudian berkurang sedikit

demi sedikit karena dijual/digunakan, sampai akhirnya habis/hampir habis,

lalu kembali pada siklus yang baru.

3. Persediaan pengaman (safety stock)

Persediaan yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian

permintaan maupun pasokan. Umumnya perusahaan menyimpan

persediaan lebih banyak dari perkiraan kebutuhan dengan maksud untuk

dapat melayani kebutuhan yang lebih banyak tanpa harus menunggu lama.

Sulit untuk menentukan besarnya persediaan pengaman, karena nilainya

akan bergantung pada biaya persediaan dan tingkat pelayanan yang

diharapkan.

4. Persediaan antisipasi (anticipation stock)

Page 11: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

22

Persediaan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan

akibat sifat musiman permintaan terhadap suatu produk. Walaupun

persediaan jenis ini untuk mengantisipasi permintaan yang bersifat tidak

pasti, namun perusahaan dapat memprediksi adanya kenaikan dalam

jumlah yang signifikan (bukan sekedar pola acak).

c. Berdasarkan sifat ketergantungan kebutuhan antara persediaan yang satu

dengan yang lainnya

1. Persediaan yang kebutuhannya bergantung pada kebutuhan persediaan

yang lain (dependent demand item)

Biasanya terdiri dari komponen atau bahan baku yang akan digunakan

untuk membuat produk jadi, karena kebutuhannya akan ditentukan oleh

banyaknya produk jadi yang akan dibuat.

2. Persediaan yang kebutuhannya tidak bergantung pada kebutuhan

persediaan yang lain (independent demand item)

Produk jadi biasanya tergolong dalam independent demand item karena

kebutuhannya tidak mempengaruhi kebutuhan produk jadi yang lain.

Menurut Siagian (2005), persediaan dapat dibedakan dalam beberapa jenis

sebagai berikut:

a. Persediaan bahan baku/mentah (raw material inventory)

Merupakan persediaan bahan atau barang yang akan diproses lebih lanjut

menjadi barang jadi.

b. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)

Merupakan persediaan barang yang telah mengalami perubahan, namun belum

selesai. Dibutuhkan waktu siklus tertentu yang mencukupi untuk membuat

persediaan WIP. Pengurangan waktu siklus dapat berakibat persediaan WIP

berkurang.

c. Supplies inventory

Merupakan persediaan yang berfungsi sebagai penunjang dalam proses

operasi atau produksi agar berjalan lancar.

d. Persediaan barang dagangan (merchandise inventory)

Merupakan persediaan yang akan dijual kembali sebagai barang dagangan.

Page 12: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

23

e. Persediaan barang jadi (finished good inventory)

Merupakan persediaan yang diperoleh dari hasil operasi atau produksi yang

sudah selesai dan masih disimpan di gudang perusahaan.

Masih menurut Siagian (2005), terdapat jenis persediaan yang lain dalam dunia

logistik yakni:

a. Pipeline (intransit inventory)

Merupakan persediaan yang masih dalam proses persediaan. Persediaan

pipeline terbagi dalam dua jenis, yakni Free On Broad (FOB) destination dan

Free On Broad (FOB) origin. Pada FOB destination, barang masih menjadi

tanggung jawab pihak pengirim hingga barang sampai di tempat tujuan.

Sedangkan FOB origin, barang menjadi tanggung jawab pihak penerima

setelah barang dikirim.

b. Speculation

Merupakan persediaan yang dibeli untuk tujuan spekulasi berkenaan dengan

sifat permintaan musiman.

c. Regular atau cyclical

Merupakan persediaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rutin, baik

kebutuhan yang digunakan pada proses produksi ataupun kebutuhan yang lain.

d. Safety stock

Merupakan persediaan pengaman berkenaan dengan sifat permintaan yang

berubah-ubah dengan waktu tunggu (lead time) yang tidak teratur. Persediaan

pengaman adalah tambahan persediaan dari jumlah biasanya sebesar rata-rata

kondisi persediaan dan lamanya waktu tunggu. Peranan peramalan sangat

penting di sini untuk menentukan besarnya persediaan pengaman. Jika

peramalan dilakukan dengan tepat, maka perusahaan boleh tidak mempunyai

persediaan pengaman.

e. Persediaan antisipasi atas bahan baku yang sering mengalami kerusakan,

kadaluarsa, usang, susut, tidak layak, atau hilang dicuri sebelum berhasil

dijual.

Page 13: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

24

II.3.5. Biaya-biaya Persediaan

Menurut Chopra et al. (2007), biaya yang berkenaan dengan persediaan yakni

biaya penyimpanan (inventory holding cost) dan biaya pemesanan (order cost).

a. Biaya penyimpanan (inventory holding cost)

Komponen penyusunnya terdiri dari biaya modal (cost of capital), biaya

keusangan (obsolescence or spoilage cost), biaya pengolahan (handling cost),

biaya kepemilikan (occupancy cost), dan biaya lain-lain (miscellaneous cost).

b. Biaya pemesanan (order cost)

Komponen biaya pemesanan terdiri dari biaya pembelian kembali (buyer time

cost), biaya transportasi (transportation cost), biaya penerimaan (receiving

cost), dan biaya lain-lain (other cost).

Kapoor et al. (2003) mengklasifikasikan biaya persediaan menjadi beberapa

biaya sebagai berikut:

a. Biaya pengadaan (procurement cost)

Terdiri dari biaya pemrosesan pesanan (cost of order processing), biaya

penempatan pesanan (cost of placing order), biaya transportasi (cost of

transportation), biaya pengolahan material (cost of material handling).

b. Biaya penyimpanan (inventory carrying cost)

Terdiri dari biaya modal (capital cost), biaya asuransi dan pajak (insurance

and taxation cost), biaya keusangan dan pemerosotan (obsolescence and

deterioration cost), dan biaya gudang (storage cost).

c. Biaya kehabisan bahan (out of stock cost)

Terdiri dari biaya kehilangan penjualan (lost sales cost) dan biaya pemesanan

tunggakan (back order cost).

d. Biaya kelebihan bahan (over stock cost)

Hampir mirip dengan pengklasifikasian biaya yang dibuat Kapoor et al, Tersine

(1994) membagi biaya persediaan sebagai berikut:

a. Biaya pembelian (purchase cost)

Page 14: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

25

Merupakan biaya untuk memperoleh persediaan apabila persediaan tersebut

dibeli dari suplier atau biaya untuk memproduksi persediaan apabila

diproduksi sendiri secara internal.

b. Biaya pemesanan/penyiapan (order/setup cost)

Yakni biaya yang berkaitan dengan pengurusan proses-proses pemesanan

pembelian kepada suplier atau biaya pengaturan produksi internal. Biasanya

diasumsikan besarnya bergantung pada jumlah pemesanan atau pengaturan.

Biaya pemesanan di antaranya adalah membuat daftar permintaan,

menganalisa vendor, memesan pembelian, menerima material, inspeksi

material, pesanan susulan, dan proses-proses yang diperlukan untuk

melengkapi transaksi. Sedangkan biaya penyiapan terdiri dari biaya-biaya di

sepanjang proses produksi untuk menghasilkan bahan pesanan, biasanya

meliputi persiapan permintaan pesanan, menjadwalkan pekerjaan, pengaturan

sebelum proses produksi, percepatan, dan penerimaan kualitas pesanan.

c. Biaya penyimpanan (holding cost)

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang diasosiasikan dengan investasi

pada persediaan dan pemeliharaan investasi fisik di gudang, seringkali

diistilahkan dengan holding cost atau carrying cost. Terdiri dari biaya modal

(capital cost), pajak (taxes), asuransi (insurance), biaya pengolahan

(handling), biaya gudang (storage), biaya penyusutan (shrinkage), biaya

keusangan (obsolescence), dan biaya kemerosotan (deterioration).

d. Biaya kehabisan bahan (stock out cost)

Merupakan konsekuensi ekonomi dari kekurangan persediaan, baik secara

eksternal maupun internal. Kekurangan eksternal terjadi apabila pesanan

pelanggan tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan internal terjadi ketika

pesanan departemen dalam suatu organisasi tidak dapat dipenuhi. Kekurangan

eksternal dapat menimbulkan biaya pemesanan kembali, kehilangan

keuntungan saat ini (penjualan potensial), dan kehilangan keuntungan di masa

mendatang (hilangnya minat pelanggan untuk membeli). Kekurangan internal

mengakibatkan kehilangan produksi (adanya sumber daya yang tidak bekerja)

dan keterlambatan waktu penyelesaian. Tingkatan biaya ini tergantung pada

bagaimana respon pelanggan dalam menghadapi kondisi kehabisan bahan.

Page 15: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

26

Kehilangan ekonomi yang terjadi tergantung pada apakah dilakukan

pemesanan kembali, atau pesanan diganti dengan jenis yang lain, ataukah

dilakukan pembatalan pesanan. Sangatlah fatal apabila kondisi kehabisan

bahan ini menjadikan proses produksi tidak berjalan atau bahkan pelanggan

memilih pergi memesan di tempat yang lain di masa mendatang.

Jika Kapoor et al dan Tersine membagi biaya persediaan ke dalam empat jenis

biaya, lain halnya dengan Bowersox (1978) yang memecah biaya persediaan

menjadi dua kelompok besar sebagai berikut:

a. Biaya pemeliharaan (maintenance cost)

Terdiri dari biaya pajak (taxes), biaya gudang (storage), biaya modal (capital),

biaya asuransi (insurance), dan biaya keusangan (obsolescence).

b. Biaya pemesanan (ordering cost)

Terdiri dari biaya penempatan pesanan (cost of placing order), biaya persiapan

pesanan (order preparation), biaya komunikasi pemesanan (order

communication), biaya perbaikan aktifitas (update activities), biaya

pengawasan manajemen (managerial supervision).

Sementara itu, Siagian (2005) mengklasifikasikan biaya persediaan menjadi

beberapa biaya, yakni:

1. Biaya penyimpanan (inventory carrying cost)

Didefinisikan sebagai biaya untuk menyimpan, menjaga atau merawat

persediaan. Misalnya biaya sewa gudang, biaya keusangan, asuransi, biaya

penjaga gudang, biaya listrik, dan biaya peralatan untuk perawatan.

2. Biaya pemesanan (ordering cost)

Merupakan biaya yang timbul selama proses pemesanan. Misalnya biaya

administrasi pemesanan, biaya proses pesan, biaya bongkar muatan, dan

sebagainya.

3. Biaya penyiapan (setup cost)

Merupakan biaya yang timbul untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk

produksi, apabila barang/komponen yang diperlukan diproduksi sendiri oleh

Page 16: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

27

perusahaan. Misalnya, biaya untuk membersihkan dan mempersiapkan mesin,

biaya untuk menyetel mesin, biaya penjadwalan mesin, dan sebagainya.

4. Biaya kehabisan bahan (stock out cost)

Merupakan biaya yang timbul jika terjadi kehabisan bahan. Misalnya, biaya

kehilangan penjualan, biaya kehilangan pelanggan, selisih harga beli antara

harga suplier, eceran, dan sebagainya.

Biaya-biaya tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan

kebijakan persediaan. Kebanyakan model persediaan dari berbagai literatur

bertujuan untuk meminimalkan biaya total persediaan secara keseluruhan.

II.4. Gudang (Warehouse) di Industri Manufaktur

II.4.1. Definisi Gudang

Gudang (warehouse) biasa difahami sebagai tempat penyimpanan barang sesuai

dengan penggunaannya. Di masa lampau gudang hanya berfungsi sebagai tempat

untuk menyimpan persediaan saja. Dewasa ini bagi beberapa distributor, gudang

merupakan salah satu dasar pelayanan yang memberikan nilai tambah bagi

pelanggan, sehingga ada suatu kebutuhan untuk memindahkan fungsi gudang

pada fungsi yang strategis fundamental dalam menghadapi persaingan bisnis.

Dalam konsep modern, gudang merupakan salah satu dari beberapa fungsi bisnis

yang berintegrasi secara bersama-sama untuk memberikan manfaat persaingan

yang unik bagi perusahaan [Kapoor, 2003]. Dalam konteks ekonomi, gudang

menciptakan kegunaan menurut waktu. Gudang meningkatkan nilai barang yang

disimpan dengan menyeimbangkan antara kekuatan persediaan dan penawaran.

Sehingga, barang dipindahkan ke gudang untuk disimpan sampai permintaan

terhadap barang tersebut mencapai kapasitas yang cukup untuk dilakukan

pengiriman barang.

Page 17: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

28

II.4.2. Fungsi Gudang

Gudang diperlukan untuk beberapa fungsi sebagai berikut:

a. menyediakan persediaan cadangan untuk mengantisipasi

kekurangan/kehilangan produksi dan menjaga sejumlah ukuran ekonomis serta

menstabilkan persediaan

b. menyelamatkan persediaan dari bahaya lingkungan dan resiko kecurian

c. mengelola persediaan secara efisien

II.4.3. Klasifikasi Gudang

Menurut Kapoor (2003), terdapat beberapa tipe gudang yakni sebagai berikut:

a. Gudang pengolahan material (material handling warehouses), pemasangan

(assembly) atau pendistribusian (distribution)

Gudang ini digunakan untuk proses pemasangan (assemble), pencampuran

(mix), dan pembagian barang untuk pengangkutan (segment goods in transit).

Gudang jenis ini melayani produk sementara hanya sebentar saja. Gudang

untuk proses pemasangan biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk

membeli barang agrikultur dalam jumlah besar yang berasal dari banyak

sumber, juga digunakan oleh perusahaan industri dan institusi pemasaran yang

melakukan pembelian barang dalam jumlah besar dari supplier. Gudang untuk

proses distribusi kadang kala disebut sebagai gudang pasar (market

warehouses), digunakan untuk menerima produk dari pusat produksi dalam

borongan dan kemudian mendistribusikannya ke pasar melalui mekanisme

pemesanan oleh pelanggan. Gudang distribusi seringkali digunakan untuk

mencampurkan dan memindahkan muatan mobil dan muatan truk dari

sejumlah besar titik produksi ke sejumlah yang lebih besar lokasi pelanggan.

Fungsi yang paling penting dari gudang untuk pemasangan adalah

perpindahan. Aktivitas utama pada gudang pengolahan material adalah

menerima, menyimpan, mengkonsolidasikan, memilih, dan mengirimkan.

Page 18: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

29

b. Gudang penyimpanan (storage warehousing)

Gudang jenis ini mempunyai beberapa kegunaan yang semuanya berkenaan

dengan permintaan dan persediaan. Setiap industri dengan permintaan

musiman atau pola produksi menggunakan jenis gudang penyimpanan ini.

Ada yang menggunakan gudang ini untuk tujuan pendewasaan (maturing),

pematangan (ripening), menyimpan dalam waktu yang lama (aging), atau

sekedar untuk tujuan spekulatif.

c. Gudang kombinasi (combination warehousing)

Tidak ada batasan garis yang tegas antara gudang pengolahan material dan

gudang penyimpanan. Banyak gudang yang didisain untuk berfungsi sebagai

paduan antara keduanya.

II.5. Persediaan (Inventory) di Industri Konstruksi

Berdasarkan pengalaman di lapangan, durasi penyimpanan stok/persediaan adalah

selama 14 hari (dari mulai material datang hingga terpasang di konstruksi).

Penumpukan persediaan yang terlalu lama akan mengakibatkan adanya dana yang

mengendap dan tidak produktif serta tidak menghasilkan pendapatan. Bahkan bisa

menambah biaya proyek karena adanya tambahan biaya penyimpanan stok bahan

(inventory carrying cost), juga ada biaya-biaya untuk mengganti bahan yang

sudah kadaluarsa (obsolescence), mengalami kerusakan (damage) atau hilang

(spoilage). Hal ini sesuai dengan pandangan [PT PP, 2003].

II.6. Gudang (Warehouse) di Industri Konstruksi

Gudang yang digunakan untuk penyimpanan besi beton di industri konstruksi

berbeda halnya dari industri manufaktur. Proyek konstruksi umumnya hanya

menggunakan gudang jenis terbuka saja tanpa bangunan yang khusus seperti pada

manufaktur.

Page 19: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

30

II.7. Komponen Biaya Rantai Pasok

Beberapa literatur mendefinisikan total biaya rantai pasok adalah sebagai berikut:

Menurut Kapoor et al (2003), biaya distribusi total terdiri atas biaya transportasi,

biaya fasilitas, biaya komunikasi, biaya persediaan, biaya perlindungan

pemaketan, dan biaya pengelolaan distribusi.

Total Distribution Cost = TC + FC + CC + IC + PPC + DMC

dimana,

TC Transport Cost

FC Facilities Cost

CC Communication Cost

IC Inventory Cost

PPC Protective Packaging Cost

DMC Distribution Management Cost

Sedangkan Frazelle (2002), merumuskan biaya logistik total mencakup segala

pengeluaran dan biaya modal pada lima proses logistik, yakni pelayanan terhadap

pelanggan (customer response), perencanaan dan pengelolaan persediaan

(inventory planning and management), pemasokan (supply), transportasi

(transportation), dan gudang (warehousing).

Total Logistics Cost = TRC + TIC + TSC + TTC + TWC

dimana,

TRC Total Response Costs

TIC Total Inventory Costs

TSC Total Supply Costs

Page 20: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

31

TTC Total Transportation Costs

TWC Total Warehousing Costs

Customer response costs atau total response costs (TCR) mencakup biaya tenaga

kerja, telekomunikasi, dan biaya yang dibutuhkan bagi personal dan sistem pada

proses pemesanan dan komunikasi status pesanan.

Total inventory costs (TIC) meliputi inventory carrying cost (ICC), biaya tenaga

kerja, ruang kantor, dan sistem yang diaplikasikan dalam mengelola persediaan.

ICC = AIV x ICR

dimana,

AIV Average Inventory Value

ICR Inventory Carrying Rate

Total supply costs (TSC) meliputi biaya tenaga kerja, ruang, sistem, dan

telekomunikasi yang digunakan selama proses perencanaan, persetujuan,

pelaksanaan, dan pengawasan pesanan pembelian.

Total transportation costs (TTC) meliputi biaya-biaya transportasi pada

pengangkutan di hulu dan hilir rantai pasok.

Total warehousing costs (TWC) meliputi biaya tenaga kerja, ruang, material-

handling systems, dan information handling systems. Biaya tenaga kerja,

sederhananya adalah perkalian dari annual working hours (AWH, hour/year)

dengan warehouse wage rate (WWR, dollars/hour with fringes). Biaya ruang,

merupakan perkalian dari total floorspace (TFS, in squarefeet) dengan space

occupancy rate (SOR, dollars/SF x year). Biaya material-handling systems,

adalah perkalian dari material handling systems investment (MHSI, dollars)

dengan systems capitalization rate (SCR, percent per year). Sedangkan biaya

Page 21: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

32

information handling systems, merupakan perkalian dari information handling

systems investment (IHSI, dollars) dengan SCR.

Blanchard (2004) merumuskan biaya total logistik sebagai berikut:

Total Logistics Cost (TLC) = CDL + CPLE + COL + CMS

dimana,

CDL Cost of Development of Logistics

CPLE Cost of Producing Logistics Elements

COL Cost of Operational Logistics

CMS Cost of Maintenance and Support

(Sustaining)

sedangkan, Cost of Operational Logistics (COL) dirumuskan sebagai

COL = P + MH + T + CS

dimana,

P Cost of Material Acquisition (Purchasing)

MH Cost of Material Processing (Materials

Handling)

T Cost of Distribution (Transportation)

CS Cost of Customer Service

Bernard et al. (1976) mendefinisikan total biaya rantai pasok sebagai berikut:

Total Costs = ICC + LQC + WC + TC + CLS

dimana,

Page 22: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

33

ICC Inventory Carrying Costs

LQC Lot Quantity Costs

WC Warehousing Costs

TC Transportation Costs

CLS Cost of Lost Sales

Objektifnya adalah untuk memperbesar keuntungan perusahaan dan mengurangi

biaya total penyelenggaraan rantai pasok. Keuntungan perusahaan dapat

ditingkatkan dengan cara mengurangi persediaan dan mengalihkannya pada

transportasi atau sistem logistik. Alokasi persediaan yang sedikit dengan biaya

penyimpanan yang rendah akan menimbulkan masalah pada penggunaan gudang

yang banyak (atau pemesanan berkali-kali) dan pemilihan moda transportasi yang

berdurasi lambat seperti kereta api. Sedangkan alokasi persediaan yang banyak

dengan biaya penyimpanan yang tinggi akan menjadikan lokasi penyimpanan

berjumlah terbatas dengan kebutuhan penggunaan moda transportasi cepat seperti

kendaraan bermotor atau bahkan mungkin pesawat terbang.

II.8. Faktor Penting Biaya Penyimpanan (Inventory Carrying Cost) di

Industri Manufaktur

Bernard et al. (1976) telah mencoba mengembangkan suatu metodologi untuk

menentukan proporsi biaya penyimpanan (inventory holding cost). Tujuannya

agar dapat menjadi framework bagi para manajer dalam menetapkan kebijakan

mengenai biaya penyimpanan. Menurutnya, biaya penyimpanan tersusun oleh

sejumlah komponen biaya yang berbeda dan secara umum merupakan salah satu

biaya tertinggi dalam sistem distribusi fisik (physical distribution system). Biaya

ini berkisar antara 12% sampai 35% dari biaya total penyelenggaraan rantai

pasok.

Terdapat empat kategori biaya dasar yang harus dipertimbangkan ketika

menghitung biaya penyimpanan, yaitu:

Page 23: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

34

a. Biaya modal (capital cost)

Menyimpan persediaan artinya membiarkan modal tertahan yang sebenarnya

dapat dimanfaatkan pada investasi lainnya. Terdapat dua tipe biaya modal

yakni:

1. Investasi persediaan (inventory investment)

2. Aset investasi (investment in assets)

b. Biaya pelayanan persediaan (inventory service cost)

Jenis biaya ini tersusun oleh komponen-komponen sebagai berikut:

1. Pajak (taxes)

Besarnya biaya pajak bervariasi dan tergantung secara langsung dengan

tingkat persediaan.

2. Asuransi (insurance)

Merupakan sejumlah biaya antisipasi yang dibayarkan untuk menutupi

kerugian yang ditimbulkan atas risiko menyimpan persediaan. Tingkat

asuransi bervariasi tergantung dari jenis material yang digunakan, usia,

dan berbagai pertimbangan perlindungan yang diharapkan.

c. Biaya gudang (storage space cost)

Secara umum, terdapat empat tipe fasilitas yang harus dipertimbangkan karena

membutuhkan perlakuan yang berbeda bagi setiap tipenya, yakni:

1. plant warehouses

2. public warehouses

3. rented/leased warehouses

4. privately owned warehouses

d. Biaya risiko persediaan (inventory risk cost)

Kebijakan mengenai komponen biaya risiko persediaan ini bisa berbeda-beda

antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Komponennya antara lain:

1. obsolescence

2. damage

3. pilferage

4. relocation costs

Page 24: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

35

Tersine (1994) mendefinisikan biaya penyimpanan sebagai biaya yang

diasosiasikan dengan investasi pada persediaan dan pemeliharaan investasi fisik di

gudang, seringkali diistilahkan dengan holding cost atau carrying cost. Asumsi

penyederhanaan biaya penyimpanan umumnya dibuat dalam mengelola

persediaan, yakni berkisar pada 20% - 40% dari investasi persediaan.

Biaya penyimpanan terdiri dari:

a. Biaya modal (capital cost)

Biaya yang dialokasikan untuk jenis pengembalian yang belum diterima.

Biaya ini merefleksikan besarnya kehilangan daya pendapatan (lost earning

power) atau kehilangan peluang (opportunity cost).

b. Pajak (taxes)

c. Asuransi (insurance)

d. Biaya pengolahan (handling)

e. Biaya gudang (storage)

f. Biaya penyusutan (shrinkage)

Biaya yang dialokasikan untuk mengatasi resiko pengurangan jumlah

persediaan karena hilang atau dicuri.

g. Biaya keusangan (obsolescence)

Biaya yang dialokasikan untuk mengatasi resiko persediaan yang akan

kehilangan nilainya karena pergeseran corak mode atau pilihan pelanggan.

h. Biaya kemerosotan (deterioration)

Biaya yang dialokasikan untuk mengatasi perubahan karakter material karena

faktor usia atau penurunan kondisi lingkungan.

Baru-baru ini, Chopra et al. (2007) membagi biaya penyimpanan (inventory

holding cost) menjadi:

a. Biaya modal (cost of capital)

Biaya modal merupakan komponen yang paling dominan dari biaya

penyimpanan untuk jenis produk yang tidak cepat usang. Pendekatan yang

tepat didapatkan dengan mengevaluasi weight average cost of capital

(WACC)

Page 25: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

36

b. Biaya keusangan (obsolescence/spoilage cost)

c. Biaya pengolahan (handling cost)

d. Biaya kepemilikan (occupancy cost)

e. Biaya lain-lain (miscellaneous cost)

Berbeda halnya dengan Christopher (2005) yang membagi biaya penyimpanan

(the cost of holding inventory) secara lebih terperinci sebagai berikut:

a. Biaya modal (cost of capital)

b. Biaya gudang dan pengolahan (storage and handling)

c. Biaya keusangan (obsolescence)

d. Biaya ganti rugi kerusakan dan kemerosotan (damage and deterioration)

e. Biaya kecurian/penyusutan (pilferage/shrinkage)

f. Biaya asuransi (insurance)

g. Biaya pengelolaan (management cost)

Menurut Bowersox et al. (2002), biaya penyimpanan (inventory carrying cost)

adalah sejumlah biaya yang diasosiasikan dengan pemeliharaan persediaan, dapat

dihitung dengan mengalikan presentase biaya penyimpanan tahunan dengan rata-

rata nilai persediaan. Hampir mirip dengan pembagian di atas, biaya penyimpanan

(inventory carrying cost) dipecah menjadi:

a. Biaya modal (capital cost)

Besarnya didasarkan pada target pengembalian investasi (return on

investment) yang diharapkan bagi perusahaan, umumnya berkisar sekitar 25%.

Dana yang diinvestasikan pada persediaan akan kehilangan daya

pendapatannya, membatasi ketersediaan modal, dan membatasi investasi

untuk yang lainnya.

b. Biaya pajak (taxes)

Umumnya persediaan di gudang akan dikenakan pajak yang nilainya

tergantung pada lokasi. Biaya pajak ini biasanya langsung dipungut

berdasarkan tingkat persediaan pada suatu waktu atau tingkat persediaan rata-

rata pada suatu rentang periode waktu.

Page 26: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

37

c. Biaya asuransi (insurance)

Biaya asuransi adalah pengeluaran yang didasarkan pada prediksi resiko atau

kerugian selama waktu tertentu. Resiko kerugian bergantung pada jenis

produk dan karakter fasilitas pengaman yang digunakan.

d. Biaya keusangan (obsolescence)

Adalah biaya keusangan persediaan yang disebabkan oleh kemerosotan

selama disimpan di gudang, misalnya karena kadaluarsa atau usang karena

mode/gaya. Berdasarkan pengalaman, penentuan biaya ini biasanya besarnya

berupa prosentase dari nilai persediaan rata-rata yang usang tiap tahun.

e. Biaya gudang (storage)

Biaya fasilitas yang berhubungan dengan penyimpanan persediaan. Pada

gudang milik public atau contract, muatan gudang ditagih secara individual.

Sedangkan untuk gudang milik sendiri (private owned), biaya depresiasi

tahunan total gudang harus dihitung dengan satuan pengukuran yang standar,

seperti biaya/hari/m2 atau biaya/hari/m3. Biaya kepemilikan tahunan total

dapat dihitung dengan mengalikan rata-rata harian ruang yang digunakan

dengan faktor biaya standar pada tahun tersebut. Biaya ini dapat

didistribusikan pembebanannya pada seluruh persediaan yang disimpan guna

menentukan biaya gudang rata-rata per unit persediaan produk. Prosentase

biaya penyimpanan yang akan digunakan perusahaan ditentukan oleh

kebijakan manajerial perusahaan. Keputusan mengenai besarnya alokasi untuk

biaya penyimpanan merupakan keputusan yang penting, karena biaya

penyimpanan berinteraksi dengan komponen-komponen biaya logistik

lainnya.

Khusus biaya penyimpanan, Hohenstein (1982) mendefinisikannya sebagai biaya

tambahan yang diperlukan untuk menyimpan barang persediaan selama satu

tahun, biasa diistilahkan dengan holding cost atau carrying cost. Jika biaya setiap

pemesanan besarnya sama dan tidak tergantung pada jumlah pemesanan, maka

biaya penyimpanan dapat bertambah atau berkurang sesuai dengan jumlah

pemesanan. Misalkan untuk persediaan senilai $ 1 membutuhkan biaya

penyimpanan sebesar $ 0.2 per tahun, maka untuk persediaan senilai $ 2 akan

Page 27: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

38

membutuhkan biaya penyimpanan sebesar $ 0.4 per tahun. Dapat dilihat bahwa

biaya penyimpanan berkaitan/berhubungan langsung dengan jumlah jumlah

persediaan (rata-rata).

Menurut Hohenstein, komponen biaya penyimpanan terdiri dari:

a. Biaya investasi (the extra cost of money invested in stock)

Pemilik modal yang berinvestasi dalam bentuk persediaan berhak

mendapatkan pengembalian atas investasi tersebut. Dalam pengaturan laju

pengembalian modal, pemilik modal berhak pula atas laju yang lebih tinggi

dibandingkan laju normal, karena faktor resiko terhadap modal bisnis

berhubungan langsung dengan junlah resiko bisnis itu sendiri.

b. Biaya pajak (property taxes paid on inventory)

c. Biaya asuransi (insurance on stock)

d. Biaya kehilangan/kerusakan (stock losses due to stockroom pilferage or other

stock handling damage)

e. Biaya gudang (storage space)

Berdasarkan kajian dari beberapa literatur di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor

yang mempengaruhi biaya penyimpanan pada rantai pasok di industri manufaktur

adalah sebagai berikut:

a. Biaya modal (capital cost)

b. Biaya pelayanan persediaan (inventory service cost)

1. Pajak (taxes)

2. Asuransi (insurance)

c. Biaya gudang (storage space cost)

a. plant warehouses

b. public warehouses

c. rented/leased warehouses

d. privately owned warehouses

d. Biaya risiko persediaan (inventory risk cost)

1. obsolescence

Page 28: BAB II STUDI LITERATUR II.1. Pengelolaan Rantai Pasok di ... · PDF fileIDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA ... Pengelolaan Rantai Pasok di Industri Manufaktur ... Setidaknya ada dua persyaratan

IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA PENYIMPANAN

RITA UTAMI / 250 06 015

39

2. damage

3. pilferage

4. relocation costs