pengantar manajemen rantai pasok supply chain management

35
Modul 1 Pengantar Manajemen Rantai Pasok ( Supply Chain Management ) Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE., Ph.D. Meirani Harsasi, S.E., M.Si. etatnya kompetisi dalam pasar global masa kini, pengenalan produk dengan daur hidup yang semakin pendek, dan harapan pelanggan terhadap produk dan jasa yang semakin tinggi, akan memaksa perusahaan untuk menanam modal dan memusatkan perhatian dalam rantai persediaan mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang dapat menunjang kelangsungan bisnisnya. Bersamaan dengan itu, teknologi transportasi dan komunikasi terus berkembang pesat, misalnya mobile communication, internet, telah mendorong terjadinya evolusi yang berkelanjutan menyangkut rantai persediaan dan teknik yang berkaitan dengan manajemen pengaturannya. Di dalam suatu rantai produk riil, bahan baku diperoleh dan diproduksi dalam fasilitas pengolahan, kemudian mengirimkan ke gudang penyimpanan (finished goods warehouse) dan kemudian mengirimkan ke pelanggan (customer) atau pengecer (retailer). Sebagai konsekuensi, untuk mengurangi harga dan meningkatkan kualitas pelayanan, strategi rantai persediaan secara efektif harus mempertimbangkan interaksi di berbagai tingkatan di dalam rantai persediaan yang terjadi. Rantai persediaan juga dikenal sebagai jaringan logistik, terdiri dari para penyalur, pusat pabrikasi atau manufaktur, gudang, pusat distribusi, dan toko pengecer, seperti halnya bahan baku, persediaan barang setengah jadi (work in process inventory), dan produk jadi. Manajemen rantai pasok mempertimbangkan dengan saksama tiap-tiap fasilitas yang berdampak signifikan dan berperan dalam membuat produk untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Tentu saja, dalam beberapa analisis rantai pasok, meliputi para penyalur dan pelanggan sebab mereka mempunyai suatu dampak dan keterkaitan pada capaian rantai persediaan. Sasaran manajemen rantai persediaan diharapkan untuk K PENDAHULUAN

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

Modul 1

Pengantar Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)

Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE., Ph.D.

Meirani Harsasi, S.E., M.Si.

etatnya kompetisi dalam pasar global masa kini, pengenalan produk

dengan daur hidup yang semakin pendek, dan harapan pelanggan

terhadap produk dan jasa yang semakin tinggi, akan memaksa perusahaan

untuk menanam modal dan memusatkan perhatian dalam rantai persediaan

mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang dapat menunjang

kelangsungan bisnisnya. Bersamaan dengan itu, teknologi transportasi dan

komunikasi terus berkembang pesat, misalnya mobile communication,

internet, telah mendorong terjadinya evolusi yang berkelanjutan menyangkut

rantai persediaan dan teknik yang berkaitan dengan manajemen

pengaturannya.

Di dalam suatu rantai produk riil, bahan baku diperoleh dan diproduksi

dalam fasilitas pengolahan, kemudian mengirimkan ke gudang penyimpanan

(finished goods warehouse) dan kemudian mengirimkan ke pelanggan

(customer) atau pengecer (retailer). Sebagai konsekuensi, untuk mengurangi

harga dan meningkatkan kualitas pelayanan, strategi rantai persediaan secara

efektif harus mempertimbangkan interaksi di berbagai tingkatan di dalam

rantai persediaan yang terjadi. Rantai persediaan juga dikenal sebagai

jaringan logistik, terdiri dari para penyalur, pusat pabrikasi atau manufaktur,

gudang, pusat distribusi, dan toko pengecer, seperti halnya bahan baku,

persediaan barang setengah jadi (work in process inventory), dan produk jadi.

Manajemen rantai pasok mempertimbangkan dengan saksama tiap-tiap

fasilitas yang berdampak signifikan dan berperan dalam membuat produk

untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Tentu saja, dalam

beberapa analisis rantai pasok, meliputi para penyalur dan pelanggan sebab

mereka mempunyai suatu dampak dan keterkaitan pada capaian rantai

persediaan. Sasaran manajemen rantai persediaan diharapkan untuk

K

PENDAHULUAN

Page 2: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.2 Manajemen Rantai Pasokan

mengefisienkan biaya seoptimal mungkin dari keseluruhan sistem yang

meliputi biaya transportasi dan distribusi ke sentral bahan baku, barang

setengah jadi dalam proses pengolahan, dan barang jadi. Arti penekanan

biaya tidak semata-mata pada upaya memperkecil ongkos transportasi atau

mengurangi persediaan yang ada saja, melainkan upaya pada pengembangan

melalui pendekatan sistem secara keseluruhan untuk menyediakan material

sampai produk yang ditunjang dengan teknologi informasi yang memadai

dalam keseluruhan rantai pasok yang ada.

Pada Modul 1 ini akan dibahas mengenai dasar manajemen rantai pasok

(supply chain management) dengan faktor-faktor pendukungnya yang secara

komprehensif akan difokuskan kepada strategi manajemen rantai pasok yang

tepat berdasarkan produk yang dikelola. Secara umum, setelah mempelajari

modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan mengenai dasar-dasar

manajemen rantai pasok. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini,

Anda diharapkan mampu menjelaskan:

1. definisi operasional manajemen rantai pasok;

2. unit pelaksana kegiatan rantai pasok yang menjadi faktor penentu dalam

operasionalnya;

3. proses bisnis rantai pasok;

4. perancangan alir rantai pasok dalam bisnis;

5. penentuan strategi rantai pasok secara generik.

Dengan fokus awal penanganan material dan pelaksanaan bisnis dalam

rantai pasok diharapkan terdapat gambaran yang jelas bahwa kompetisi bisnis

dapat dimunculkan secara internal dari perusahaan sehingga ujung tombak

kompetisi akan lebih kuat untuk menunjang strategi penjualan dan

pemasaran, strategi operasional dan strategi finansial yang telah ada

sebelumnya.

Page 3: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.3

Kegiatan Belajar 1

Pengertian Manajemen Rantai Pasok

A. PENGERTIAN MANAJEMEN RANTAI PASOK

Saudara mahasiswa, Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah

manajemen rantai pasok (supply chain management), bukan? Manajemen

Rantai Pasok menjadi topik hangat dalam dunia bisnis saat ini mengingat

banyak sekali manfaat yang didapat perusahaan mulai dari penekanan biaya

sampai pada masalah kepuasan konsumen. Pemahaman Supply Chain

Management (Manajemen Rantai Pasok) secara umum dapat dijelaskan

sebagai integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan

jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi,

dan mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan

cara yang efisien. Beberapa definisi dasar tentang Manajemen Rantai Pasok

adalah sebagai berikut:

1. Simchi dan Levi (2003): “Is set of approaches utilized to efficiently

integrate suppliers, manufacturers, warehouse and stores, so that

merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the

right locations and at the right time, in order to minimize sistem wide

cost while satisfying service level requirement.”

2. Hanfield (2002): “Is the integration and management of supply chain

organization and activities through cooperative organizationl

relationship, effective business process, and high levels of information

sharing to create high-performing value sistems that provide member

organizations a sustainable competitive advantage”.

Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan

mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen

dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah

produknya. Dengan demikian, untuk rantai pasok kebutuhan akan dukungan

teknologi informasi adalah mutlak diperlukan karena penyamaan persepsi

kebutuhan akan muncul dari sisi kebutuhan material yang akan diolah dan

kebutuhan produk yang diperlukan oleh konsumen. Integrasi dan koordinasi

merupakan elemen penting untuk melakukan upaya sinkronisasi sehingga

bila semuanya dilakukan dengan baik maka efisiensi biaya akan diperoleh

Page 4: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.4 Manajemen Rantai Pasokan

untuk sebuah rantai pasok sehingga dapat digunakan sebagai strategi bersaing

terhadap kompetitor lain.

Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok sebelumnya, terdapat

tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.

a. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan

untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier,

manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang

diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada

tempat yang tepat dengan tujuan mencapai biaya dari sistem secara

keseluruhan yang minimum dan juga mencapai tingkat pelayanan yang

diinginkan.

b. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian

biaya.

c. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.

Manajemen Rantai Pasok melibatkan banyak pihak di dalamnya, baik

secara langsung maupun tak langsung dalam usaha untuk memenuhi

permintaan konsumen. Di sini rantai pasok tidak hanya melibatkan

manufaktur dan suplier, tetapi juga melibatkan banyak pihak, seperti

konsumen, retailer, wholesaler, produsen maupun transporter produk.

Gambar 1.1. Aliran Material, Informasi, dan Finansial dalam SCM

Page 5: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.5

Rantai pasok mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan aliran

dan transformasi barang dari bentuk bahan baku hingga sampai ke pengguna

akhir (end user). Rantai pasok pada dasarnya terdiri dari beberapa elemen,

antara lain supplier, pusat manufaktur, gudang, pusat distribusi, sistem

transportasi, retail outlet, dan konsumen. Salah satu aspek yang penting

dalam rantai pasok adalah integrasi dan koordinasi dari semua aktivitas yang

terjadi didalam rantai, suatu keputusan yang diambil akan berpengaruh

langsung terhadap seluruh rantai pasok. Suatu perusahaan harus mengelola

rantai pasok sebagai satu entitas. Dengan tercapainya koordinasi dari rantai

pasok perusahaan maka di tiap channel dari rantai pasok perusahaan tidak

akan mengalami kekurangan barang juga tidak sampai kelebihan barang

terlalu banyak. Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah mencapai biaya

yang minimum dan tingkat pelayanan yang maksimum. Manajemen rantai

pasok mempertimbangkan semua fasilitas yang berpengaruh terhadap produk

yang dihasilkan dan biaya yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan

konsumen. Aktivitas-aktivitas tersebut, meliputi pembelian dan outsourcing

activities ditambah dengan fungsi-fungsi lain yang akan meningkatkan

hubungan antara pemasok dan distributor.

Apabila semua proses dalam manajemen rantai pasok ini dapat

dijalankan dengan baik maka dapat diibaratkan kita melihat sebuah permata

yang penuh dengan cahaya yang enak untuk dipandang. Namun, segalanya

akan berubah menjadi tidak enak dipandang seandainya mekanisme yang

diharapkan untuk dijalankan tidak bisa berjalan dengan baik dan sesuai

dengan rencana, misalnya saja adanya kekurangan pasokan bahan baku pada

saat diperlukan untuk produksi. Oleh karena pucuk pimpinan perusahaan,

pada tingkat pemikiran strategis, harus mampu menciptakan suatu visi

perusahaan yang mampu segalanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan

(Trunick, 2002). Dalam menjalankan manajemen rantai pasok tidak hanya

semata-mata menginstal sebuah perangkat lunak yang mendukung proses ini

ataupun hanya mengadopsi model yang telah digunakan oleh perusahaan lain.

Setiap rantai pasok mempunyai karakteristik yang berbeda, sebagian karena

memang beberapa pemainnya berbeda, akan tetapi juga karena setiap

organisasi mempunyai parameter yang berbeda dan juga karena setiap fungsi

juga mempunyai parameter kesuksesan yang berbeda. Dengan mempunyai

visi strategis, manajemen akan dapat mengarahkan perusahaan untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Page 6: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.6 Manajemen Rantai Pasokan

Oleh Henkoff (1994) disebutkan bahwa manajemen rantai pasok

merupakan proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen dan

produk ke pelanggan. Dalam industri mobil, pakaian, komputer dan bahan-

bahan kimia, para eksekutif meletakkannya sebagai agenda utama. Karena

tekanan tinggi untuk bersaing dengan para kompetitor baik harga maupun

kualitas, perusahaan berusaha memperolehnya dengan kemampuan mereka

dalam hal mengirim barang dalam jumlah yang tepat, lokasi tepat dan tepat

waktu. Dengan membuat manajemen rantai pasok sebagai salah satu bagian

dari perencanaan strategik perusahaan maka seharusnya mulai saat ini kita

sudah mulai bisa berpikir bahwa kesuksesan implementasi manajemen rantai

pasok tidak akan bisa diukur dalam periode jangka pendek. Menurut

Verespej (2003) dalam menjalankan strategi ini perusahaan harus mampu

melakukan hubungan secara elektronik (electronically connected) dan

perekonomian yang dijalankan pun sudah harus digerakkan dengan teknologi

(technology driven economy).

Selain itu apabila dua buah perusahaan yang telah bekerja sama dalam

menerapkan rantai pasok dan gagal untuk melakukan kolaborasi, sharing of

information, dan menyediakan data yang bertujuan untuk mewujudkan

suksesnya rantai pasok ini maka bukan tidak mungkin bahwa kedua

perusahaan tersebut akan gagal untuk memperoleh nilai tambah maksimal

yang diharapkan dapat diperoleh dengan menjalankan manajemen rantai

pasok ini. Hal yang paling penting dalam pelaksanaannya, perusahaan harus

mampu berpikir jauh ke depan memprioritaskan integrasi dengan konsumen

pemasok dan bahkan dengan area-area lain yang saling berhubungan.

B. PERSEDIAAN DALAM RANTAI PASOK

Saudara mahasiswa, Anda sudah paham bukan, mengenai pengertian

manajemen rantai pasok? Manajemen rantai pasok juga memerlukan

pengelolaan aliran barang dan jasa yang terdapat di dalamnya. Untuk

mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-tama yang

harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai

seluruh mata rantai yang ada, mulai dari yang pertama sampai yang terakhir.

Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah sebagai berikut.

1. Awal rantai pasok dari pabrik kertas adalah hutan kayu yang

menghasilkan bahan untuk kertas atau gudang bahan yang didaur ulang

yang mengawali proses pembuatan kertas tersebut.

Page 7: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.7

2. Bahan baku kertas perlu dilengkapi dengan bahan penolong agar bahan

baku dapat diproses menjadi kertas. Bahan penolong banyak sekali,

misalnya air yang berlimpah, bahan kimia yang banyak jenisnya, plastik

dan alat pengikat untuk mengepak.

3. Di samping itu, pabrik kertas banyak menggunakan berbagai jenis

peralatan dan puluhan ribu jenis material serta suku cadang, yang awal

rantai pasoknya adalah pabrik pembuat peralatan, material, dan suku

cadang tersebut.

4. Pada dasarnya terdapat puluhan dan mungkin ratusan pemasok dan

suppliers’ supplier (sub-suppliers) yang terlibat.

Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai

pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa

jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan

yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-pendeknya rantai pasok

juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan baku maupun metode

inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya. Terdapat beberapa jenis

persediaan, yaitu sebagai berikut.

a. Bahan baku (raw materials): mata rantai pertama ada di pabrik pembuat

bahan baku ini, dan mata rantai terakhir ada di pabrik pembuat produk

akhir (bukan di konsumen akhir). Bahan baku ini di pabrik pembuat

produk akhir digabung dengan bahan penolong, dan dengan teknologi

tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi.

b. Barang setengah jadi (work in process product): permulaan mata rantai

ada di pabrik pembuat bahan jadi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,

bahan setengah jadi adalah hasil dari proses bahan baku. Bahan setengah

jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama menjadi bahan jadi,

tetapi dapat juga dijual kepada konsumen sebagai komoditas. Jadi, akhir

dari mata rantai akan sangat tergantung dari hal di atas, bisa pendek dan

bisa panjang. Akhir mata rantai ada di konsumen akhir pengguna atau

pembeli hasil produksi tersebut. Persediaan jenis ini adalah persediaan

yang digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi tersebut,

yaitu untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi peralatan pabriknya.

Mata rantainya bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan

berakhir di perusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai the final

user (manufacturer).

Page 8: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.8 Manajemen Rantai Pasokan

c. Barang komoditas (commodity): persediaan jenis ini adalah barang yang

dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan

diperdagangkan, dalam arti dijual kembali kepada konsumen. Di

perusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti

bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi

langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli. Mata rantai persediaan

jenis ini bermula dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan berakhir

pada konsumen akhir pengguna barang tersebut. Barang komoditas

kadang-kadang juga disebut resales commodities karena memang barang

tersebut dibeli untuk dijual lagi dengan keuntungan tertentu.

d. Barang proyek: Persediaan jenis ini adalah material dan suku cadang

yang digunakan untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat

pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO

materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan

berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.

C. PROSES BISNIS RANTAI PASOK

Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa manajemen rantai pasok

akan melibatkan perusahaan-perusahaan lain, baik pemasok bahan baku,

bahan penolong maupun distributor produk. Bila dua perusahaan membina

hubungan, aktivitas-aktivitas internal mereka akan terhubung dan tersusun

bersama di antara keduanya. Sebagai contoh, aktivitas internal perusahaan

dihubungkan dan mempengaruhi aktivitas internal distributor, sebaliknya

juga dapat berhubungan dengan aktivitas retail. Akhirnya, aktivitas internal

retail berhubungan dan mempengaruhi pelanggan akhir. Dengan demikian,

keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan fungsi individual untuk

menyatukan aktivitas-aktivitas pada proses bisnis inti rantai pasok dan

mengoordinasikannya.

Sebelum menguraikan proses bisnis inti rantai pasok yang terdiri dari

8 proses, perlu ditambahkan keberhasilan manajemen rantai pasok juga

memerlukan:

1. dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan, dan komitmen untuk

berubah;

2. memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan;

3. menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok;

4. komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 9: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.9

Berikut ini akan diuraikan proses-proses bisnis inti manajemen rantai

pasok.

a. Customer Relationship Management (CRM): langkah pertama

manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau

pelanggan yang kritis dengan misi dagang perusahaan. Rencana bisnis

adalah titik awal identifikasi. Tim pelayanan pelanggan (customer

service) membuat dan melaksanakan program-program bersama,

persetujuan produk dan jasa ditetapkan pada tingkat kinerja tertentu

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk pelanggan baru,

dikembangkan komunikasi dan prediksi yang lebih baik atas permintaan

pelanggan. Lalu tim customer service bekerja sama dengan pelanggan

mengidentifikasi dan menghilangkan sumber-sumber variabilitas

demand. Terakhir, para manajer mempelajari evaluasi-evaluasi tersebut

untuk menganalisis pelayanan seperti apa yang akan diberikan pada

pelanggan tersebut juga keuntungan yang diperoleh.

b. Customer Service Management (CSM): sumber tunggal informasi

pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer

Service memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal

pengiriman dan ketersediaan produk berdasarkan informasi dari bagian

produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya

harus secara efisien membantu pelanggan mengenai aplikasi dan

rekomendasi produk.

c. Demand Management: proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan

pelanggan dengan kemampuan supply perusahaan, menentukan apa yang

akan dibeli pelanggan dan kapan. Sistem manajemen permintaan yang

baik menggunakan data point-of-sale (yang telah diuraikan di

manajemen logistik) dan data pelanggan “inti” untuk mengurangi

ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui rantai pasok.

d. Customer Demand Fulfillment: proses penyelesaian pesanan ini secara

efektif memerlukan integrasi rencana kerja antara produk, distribusi, dan

transportasi. Hubungan dengan rekan kerja, yakni anggota primer rantai

pasok dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan.

e. Manufacturing Flow Management: biasanya perusahaan memproduksi

barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historik.

Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi. Sering kali produk

yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan

Page 10: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.10 Manajemen Rantai Pasokan

biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat.

Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan

kebutuhan pelanggan. Jadi, barang produksi harus fleksibel dengan

perubahan pasar. Untuk itu, diperlukan kemampuan berubah secara cepat

untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan massal. Untuk mencapai

proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus

berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah termasuk

merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk, dan perhatian

pada rangkaian produk.

f. Procurement: membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok

pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah

sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak

tahap desain produk sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan

produk serta meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing

dan supplier pada tahap akhir desain. Untuk mempercepat transfer data

dan komunikasi, pembelian dapat dilakukan dengan menggunakan

fasilitas EDI.

g. Pengembangan Produk dan Komersialisasi: untuk mengurangi waktu

masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan, dan supplier seharusnya

dimasukkan ke dalam proses pengembangan produk. Bila siklus produk

termasuk singkat maka produk yang tepat harus dikembangkan dan di-

launching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan kuat bersaing.

Manajer pengembangan produk dan komersialisasi seharusnya:

1) mengoordinasikannya dengan CRM untuk mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang telah tertampung maupun

yang belum ditampung;

2) memilih material dan pemasok yang sesuai yang berhubungan

dengan bagian procurement;

3) mengembangkan teknologi produksi dan aliran produksi untuk

mengakses kemampuan produksi dan integrasi ke dalam aliran

rantai pasok yang terbaik untuk penggabungan produk/pasar.

h. Retur: proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita

mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos

proyek-proyek agar dapat bersaing. Retur di Xerox berupa peralatan,

komponen, supplier, dan competitive trade-ins. Ketersediaan retur

(return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang di perlukan

untuk mencapai pengembalian aset (return on asset) pada status yang

Page 11: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.11

digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan

produk pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain

itu, perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari bagian

produksi diukur pada waktu organisasi menerima uang cas.

1) Jelaskan pengertian manajemen rantai pasok!

2) Jelaskan tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok!

3) Jelaskan mengapa setiap rantai pasok memiliki karakteristik yang

berbeda!

4) Jelaskan beberapa jenis persediaan yang berpengaruh dalam aliran rantai

pasok!

5) Jelaskan proses bisnis inti dalam manajemen rantai pasok!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Pengertian manajemen rantai pasok adalah integrasi aktivitas-aktivitas

yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku

menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan

barang-barang tersebut kepada para pelanggan dengan cara yang efisien.

2) Tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok meliputi:

a) SCM adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai

pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer,

distributor, retailer, dan customer.

b) SCM mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya.

c) SCM mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas

pelayanan perusahaan kepada pelanggan.

3) Setiap rantai pasok mempunyai karakteristik yang berbeda karena:

adanya perbedaan beberapa pemain dalam bidang rantai pasok, setiap

organisasi mempunyai parameter yang berbeda dan juga karena setiap

fungsi juga mempunyai parameter kesuksesan yang berbeda. Dengan

mempunyai visi strategis, manajemen akan dapat mengarahkan

perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

Page 12: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.12 Manajemen Rantai Pasokan

4) Jenis persediaan yang berpengaruh terhadap aliran rantai pasok adalah:

a) Barang baku (raw materials).

b) Barang setengah jadi (work in process product).

c) Barang komoditas (commodity).

d) Barang proyek.

5) Proses bisnis inti SCM meliputi:

a) Customer Relationship Management (CRM).

b) Customer Service Management (CSM).

c) Demand Management.

d) Customer Demand Fulfillment.

e) Manufacturing Flow Management.

f) Procurement.

g) Pengembangan Produk dan Komersialisasi.

h) Retur.

Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas

yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku

menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan

barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang

efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok

akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke

konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan

jumlah produknya.

Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga

aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini.

1. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan

untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier,

manufacturer, distributor, retailer, dan customer.

2. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap

pengendalian biaya.

3. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.

Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok,

pertama-tama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan

RANGKUMAN

Page 13: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.13

lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari yang pertama

sampai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah

dimulai dari hutan kayu sebagai penghasil bahan baku, bahan penolong,

peralatan, dan pemasok lain yang terlibat.

Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai

pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah

beberapa jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat

pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-

pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan

bahan baku maupun metode inventory yang dipilih oleh pelaku

bisnisnya. Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut.

1. Bahan baku (raw materials).

2. Barang setengah jadi (work in process product).

3. Barang komoditas (commodity).

4. Barang proyek.

Keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan:

1. dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan dan komitmen

untuk berubah;

2. memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan;

3. menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok;

4. komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau

wewenang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok meliputi berikut

ini.

1. Customer Relationship Management (CRM).

2. Customer Service Management (CSM).

3. Demand Management.

4. Customer Demand Fulfillment.

5. Manufacturing Flow Management.

6. Procurement.

7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi.

8. Retur.

Page 14: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.14 Manajemen Rantai Pasokan

1) Pengertian manajemen rantai pasok adalah ....

A. integrasi aktivitas-aktivitas pengubahan bahan baku menjadi barang

dalam proses dan barang jadi serta mengantarkannya kepada

pelanggan dengan cara yang efisien

B. pengubahan bahan baku dan bahan penolong menjadi barang jadi

dan mendistribusikannya dengan biaya yang paling murah

C. pengelolaan aliran bahan baku dan bahan penolong menjadi barang

jadi sampai pada gudang-gudang pusat pendistribusian terdekat

dengan konsumen akhir

D. proses pengubahan bahan baku menjadi barang jadi melalui suatu

proses produksi tertentu yang dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen akhir

2) Dukungan teknologi informasi mutlak diperlukan dalam rantai pasok

karena ....

A. teknologi informasi membantu produsen mengenali siapa saja

konsumen akhirnya

B. dapat digunakan untuk menentukan daerah-daerah mana saja yang

dapat dipakai sebagai sumber material dan daerah pemasaran produk

jadi

C. harus ada kesamaan persepsi kebutuhan dari sisi material yang akan

diolah dan produk yang diperlukan oleh konsumen

D. dapat mencegah terjadinya informasi ganda dari konsumen

3) Berikut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam rantai pasok,

kecuali ....

A. pemasok

B. pusat manufaktur

C. lembaga keuangan

D. konsumen

4) Awal rantai pasok dari pabrik ban adalah ....

A. pemasok karet mentah

B. pedagang besar

C. pemasok bahan baku dan bahan penolong

D. hutan karet

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 15: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.15

5) Persediaan yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk

barang jadi dan diperdagangkan kembali disebut barang ....

A. baku

B. komoditas

C. setengah jadi

D. jadi

6) Hasil proses bahan baku untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi

barang jadi disebut barang ....

A. setengah jadi

B. penolong

C. komoditas

D. proyek

7) Hubungan antara dua perusahaan dalam rantai pasok dapat berjalan

dengan baik apabila terdapat keterkaitan dan sharing informasi di antara

keduanya mengenai ....

A. aktivitas internal

B. kondisi keuangan

C. penyedia bahan baku

D. identitas pelanggan

8) Berikut ini merupakan penentu keberhasilan manajemen rantai pasok,

kecuali ....

A. dukungan sumber daya manusia

B. kepemimpinan

C. komitmen untuk berubah

D. perjanjian kerja sama

9) Langkah pertama dalam manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi

pelanggan utama atau pelanggan yang kritis dengan misi dagang

perusahaan yang disebut dengan ....

A. demand management

B. customer service management

C. customer relationship management

D. supply management

Page 16: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.16 Manajemen Rantai Pasokan

10) Proses dalam rantai pasok yang menyeimbangkan kebutuhan pelanggan

dengan kemampuan supply perusahaan serta menentukan apa yang akan

dibeli pelanggan dan kapan disebut ....

A. demand management

B. customer service management

C. customer relationship management

D. supply management

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 17: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.17

Kegiatan Belajar 2

Kinerja Manajemen Rantai Pasok

audara mahasiswa, ulasan mengenai kinerja manajemen rantai pasok

akan dimulai dengan pengelolaan aliran rantai pasok dan karakteristik

produk. Pengukuran kinerja rantai pasok sering kali dikaitkan dengan

pengukuran kinerja keuangan perusahaan, yaitu bahwa pengukuran kinerja

rantai pasok dapat dinilai berdasarkan perubahan nilai-nilai pada beberapa

ukuran keuangan perusahaan yang berkaitan dengan rantai pasok.

A. MENGELOLA ALIRAN RANTAI PASOK

Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-

tama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap

mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari mata rantai pertama

sampai yang terakhir. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat

pergerakan rantai pasok untuk persediaan. Seperti diketahui, yang dimaksud

dengan persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang

yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga

panjang pendeknya rantai pasok juga berbeda. Beberapa hal yang dijadikan

pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut.

1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives)

Untuk membuat sasaran lingkup pasar, manajemen harus

mempertimbangkan perilaku pembelian pelanggan, tipe distribusi yang

digunakan, struktur rantai pasok, dan tingkat pengendalian yang dibutuhkan

untuk keberhasilan rantai pasok.

2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior)

Motif pembelian dari segmen potensial pelanggan harus ditentukan

untuk mendesain rantai pasok secara efisien dan efektif. Analisis ini

memungkinkan desainer untuk menentukan segmen retail yang paling

mampu mencapai target pasar. Bagian marketing industri juga harus

mengidentifikasikan pengguna yang berpotensial dan menentukan bagaimana

para pelanggan ini akan membuat keputusan pembelian. Proses pembuatan

S

Page 18: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.18 Manajemen Rantai Pasokan

keputusan para pembeli dalam industri bergantung pada perusahaan

pengguna, perusahaan perlengkapan orisinal atau distributor.

3. Tipe Distribusi

Terdapat tiga tipe dasar distribusi yang dapat digunakan untuk

menyediakan produk bagi para konsumen, yaitu sebagai berikut.

a. Distribusi intensif

Distribusi intensif memiliki arti bahwa produk-produk yang

didistribusikan dijual sebanyak mungkin ke retail atau pedagang grosir.

Distribusi intensif cocok untuk produk-produk, seperti permen karet,

minuman ringan, roti, film dan rokok, ketika faktor utama yang

mempengaruhi keputusan pembelian adalah convenience (kesenangan).

Produk-produk industri lain yang membutuhkan distribusi intensif, misalnya

industri dalam penyediaan alat tulis, seperti pensil, penjepit kertas, tipe

transparan, map file, kertas ketik, master transparansi. Distribusi intensif

lebih melibatkan saluran-saluran tidak langsung dengan dua atau lebih

perantara.

b. Distribusi selektif

Distribusi selektif cocok untuk toko yang dapat menjual produk terbatas,

tetapi tidak untuk tingkat yang eksklusif. Dengan cara berhati-hati memilih

pedagang grosir dan retail, pengusaha dapat berkonsentrasi pada rekening

yang lebih menguntungkan dan mengembangkan hubungan kerja yang solid

untuk meyakinkan bahwa produk dijual selayaknya. Hal ini dapat juga

dilakukan dengan membatasi sejumlah toko retail jika produk dijual dengan

pelayanan yang spesial atau dukungan penjualan yang optimal. Distribusi

selektif dapat digunakan untuk produk yang dikategorikan, seperti sandang,

peralatan, televisi, perlengkapan stereo, perabotan rumah, dan perlengkapan

olahraga.

c. Distribusi eksklusif

Distribusi eksklusif apabila sebuah toko tunggal diberikan hak eksklusif

untuk menjual produk pada daerah tertentu. Produk-produk, seperti otomobil,

beberapa peralatan utama, beberapa jenis perabotan, beberapa macam

pakaian tertentu yang memiliki tingkat loyalitas merek pelanggan yang tinggi

dapat disalurkan secara eksklusif. Umumnya, distribusi eksklusif dilakukan

Page 19: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.19

bila saluran pengendalian dianggap penting. Distribusi eksklusif dapat

meningkatkan image produk dan memungkinkan perusahaan memberikan

harga retail yang tinggi. Kadangkala pengusaha menggunakan multiple brand

untuk menawarkan distribusi eksklusif bagi lebih dari satu retail atau

distributor. Distribusi eksklusif lebih sering terjadi pada tingkat perdagangan

grosir dibandingkan tingkat retail. Pada umumnya, distribusi eksklusif

dimanfaatkan untuk saluran-saluran langsung (pengusaha menuju retail).

B. KARAKTERISTIK PRODUK

Dalam perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat

pelaku masing-masing tahap mempunyai pelaku tambahan, misalnya

distributor mempunyai subdistributor untuk daerah tertentu maupun untuk

tujuan efektivitas pemasaran. Dengan demikian, pola pikir perancangan

aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama

dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir

produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai

pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, dalam analisis rantai

pasok tidak selalu mendasarkan pada keseluruhan tahapan aliran rantai pasok

melainkan bahwa rantai pasok dapat dipandang sebagai kumpulan tahapan

proses yang masing-masing tahapan tersebut dapat dianalisis lebih dalam.

Terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik

produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang yaitu sebagai berikut.

1. Nilai Produk (The Product’s Value)

Produk-produk dengan biaya per-unit yang tinggi membutuhkan

investasi persediaan yang cukup besar. Sebagai konsekuensinya, produk-

produk yang bernilai tinggi membutuhkan rantai pasok yang lebih pendek

(lebih sedikit anggota) untuk meminimalkan total investasi persediaan. Akan

tetapi, rantai pasok cenderung lebih panjang bila nilai per unit rendah jika

volume penjualan tidak tinggi. Pada umumnya, distribusi intensif digunakan

untuk produk bernilai rendah. Nilai produk juga mempengaruhi biaya

pengangkutan persediaan dan premi transportasi. Produk bahan makanan low

margin, low-value dapat dikirimkan melalui kereta dan disimpan dalam

gudang. Komponen-komponen dan produk high-value seperti barang

dagangan high fashion akan dikirim melalui pengangkutan udara untuk

Page 20: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.20 Manajemen Rantai Pasokan

meminimalkan persediaan dalam perjalanan (in-transit) dan mengurangi

biaya pengangkutan persediaan dan markdown.

2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Technicality of the Product)

Produk teknis yang tinggi biasanya membutuhkan peragaan oleh tenaga-

tenaga penjualan selain penyediaan pelayanan pra-pembelian dan pasca-

pembelian. Selain itu juga dibutuhkan komponen-komponen perbaikan untuk

dijadikan stok. Produk-produk teknis misalnya komputer rumah, komponen

stereo mewah, perlengkapan kamera dan video yang mahal, mobil-mobil

sport mewah dan beberapa produk industri lainnya. Pada umumnya,

kebijakan saluran langsung dan selektif atau distribusi eksklusif digunakan

untuk jenis-jenis produk tersebut.

3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance)

Tingkat dukungan pasar menentukan usaha penjualan yang dibutuhkan.

Jika seorang pengusaha terkenal menawarkan produk baru dan merencanakan

periklanan serta promosi yang tinggi maka pelanggan juga akan memberi

dukungan yang tinggi. Selain itu, para perantara juga pasti dengan mudah

ingin menawarkan produk tersebut. Akan tetapi, produk-produk baru dengan

sedikit dukungan pasar dan identifikasi merek yang rendah membutuhkan

penjualan yang lebih agresif.

4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability)

Kemampuan substitusi produk sangat dekat hubungannya dengan

loyalitas merek. Bila loyalitas merek rendah, substitusi produk dan distribusi

intensif mungkin dibutuhkan karena konsumen akan dengan mudah beralih

ke merek yang lain. Misalnya, banyak perusahaan-perusahaan yang

memberikan diskon pada pameran pembelian di area-area yang ramai. Untuk

memperoleh dukungan dari pedagang grosir atau retail, produsen dapat

menawarkan harga yang menarik. Jika loyalitas merek tinggi maka lebih

diperlukan distribusi selektif atau distribusi efektif karena konsumen tidak

mudah berpindah ke merek lain.

5. Bulk Produk (The Product’s bulk)

Pada umumnya, produk-produk berat dan low-value dibatasi pada pasar-

pasar yang berdekatan dengan letak produksi. Produk-produk ini sering

membutuhkan kemampuan penanganan material yang khusus. Dengan

Page 21: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.21

menggunakan kubus-kubus kecil yang ringan serta penempatan yang tepat,

akan lebih banyak unit yang dapat dikirimkan dalam truk, kereta atau

container, dengan demikian akan mengurangi biaya per-unit transportasi.

6. Kemampuan Jangka Panjang produk (The Product’s Perishability)

Kemampuan produk untuk bertahan lama berhubungan dengan

kemerosotan fisik atau keusangan produk yang disebabkan oleh perubahan

pola pembelian pelanggan ataupun perubahan teknologi. Produk-produk

tahan lama umumnya dijual pada basis langsung untuk memindahkan produk

melalui rantai pasok yang lebih cepat dan mengurangi kerugian potensial

persediaan.

7. Tingkat Konsentrasi Pasar (The Degree of Market Concentration)

Bila pasar dipusatkan pada area geografis tertentu, rantai pasok yang

pendek dapat menjadi metode yang paling efektif dan efisien. Apabila

diedarkan secara luas dibutuhkan perantara khusus. Banyaknya perusahaan

food-processing menggunakan pedagang perantara untuk memasarkan

produk-produk mereka adalah salah satu contoh. Faktor ini juga menjelaskan

keberadaan agen pooling, seperti pengangkutan forwarder dan perusahaan

local cartage, yang melakukan pengumpulan dan pengiriman kecil ke dalam

unit untuk muatan truk atau carload agar dapat dipindahkan ke tempat tujuan.

8. Musiman (Seasonality)

Untuk beberapa produk tertentu, volume penjualan ramai pada masa-

masa tertentu dalam setahun, misalnya produk seragam sekolah hanya ramai

pada saat tahun ajaran baru dimulai. Pada kasus lainnya, bahan mentah

seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, hanya dapat tersedia pada masa-masa

tertentu. Kedua kasus tersebut membutuhkan penyimpanan out-of-season.

Pengusaha harus menginvestasikan ke gudang-gudang, menggunakan pihak

ketiga atau menyediakan insentif pada perantara yang mengurus fungsi

penyimpanan. Sebagai contoh, pengusaha dapat menawarkan diskon

musiman ataupun pengiriman persediaan ke para pedagang grosir atau retail

yang setuju untuk menerima pengiriman awal.

Page 22: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.22 Manajemen Rantai Pasokan

9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth

of The Product Line)

Jenis kelebaran dan kedalaman sebuah produk dapat mempengaruhi

rancangan rantai pasok. Seorang pengusaha dengan nilai per unit produk

yang rendah dapat menggunakan distribusi intensif dengan penjualan

langsung jika produk mampu untuk menghasilkan volume penjualan yang

relatif besar. Contohnya pengusaha bahan makanan seperti Kellog’s dan

General Foods menggunakan distribusi intensif. Umumnya, seorang

pengusaha dari lini produk yang terbatas akan menggunakan pedagang-

pedagang grosir untuk mencapai pasar yang memadai dengan harga yang

pantas.

C. KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK

Setelah Anda mempelajari tentang pengelolaan aliran rantai pasok serta

karakteristik produk maka bahasan kita selanjutnya adalah mengenai kinerja

manajemen rantai pasok. Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua

aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara

kuantitatif. Hasil akhirnya adalah angka atau prosentase dari aktivitas

pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. Tujuan dari pengukuran

kinerja adalah sebagai berikut.

a. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang

mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).

b. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di

antara tiap-tiap channel).

c. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.

Untuk pengukuran akan ditujukan pada proses-proses yang terjadi di

dalam perusahaan sehari-hari, dan kemudian dengan didasarkan atas kinerja

yang telah didapat dari berbagai referensi akan dilakukan penilaian atas

proses yang terjadi yang menggambarkan kinerja yang diukur tersebut.

Rantai pasok menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai

dari pemasok sampai pelanggan, di mana adanya keterlibatan entitas atau

disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan rantai pasok yang sangat

kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang terlibat dalam

rantai pasok (Indrajit dan Djokopranoto, 2002):

Page 23: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.23

1. Supplier (chain 1)

Rantai pada rantai pasok dimulai dari chain 1, yang merupakan sumber

penyedia bahan pertama. Di sini adalah tempat di mana mata rantai

penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama di sini bisa dalam bentuk

bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang

dagang.

2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2)

Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer

yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang

(finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi

untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying

cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering.

3. Supplier-Manufacturer-Distributor (chain 1-2-3)

Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada

pelanggan, di mana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler

yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar.

4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4)

Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail

outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil

produksinya kepada pelanggan (customer), namun secara relatif jumlahnya

tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.

5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-

2-3-4-5)

Pelanggan merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam rantai pasok,

dalam konteks ini sebagai end-user. Pada rantai ini, terjadi transaksi antara

retailer dan pelanggan yang meliputi seluruh proses yang secara langsung

meliputi penerimaan barang sekaligus memenuhi permintaan pelanggan.

Dari penjelasan mengenai pelaku-pelaku rantai pasok tersebut dapat

dikembangkan suatu model rantai pasok, yaitu suatu gambaran plastis

mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat

berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain seperti

yang dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Page 24: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.24 Manajemen Rantai Pasokan

Gambar 1.2. Mata Rantai Supply Chain

Saudara mahasiswa, seperti yang telah Anda pelajari, manajemen rantai

pasok meliputi pengelolaan aliran material yang membentuk adanya

persediaan di dalam rantai pasok. Untuk keperluan ini, para manajer selalu

mengawasi agar persediaan selalu berada pada level yang dapat diterima.

Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan

berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Semua metode

pengukuran persediaan dimulai dengan penghitungan unit secara fisik,

volume atau berat. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga

bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan

perputaran persediaan.

Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang

tersimpan dalam persediaan. Hal ini berarti nilai seluruh persediaan diukur

berdasar biaya pada saat proses dan pada saat barang jadi. Nilai penjualan

akhir mempunyai arti hanya untuk produk akhir atau jasa saja dan tidak dapat

digunakan untuk semua item persediaan. Nilai ini diambil rata-rata karena

menggambarkan investasi persediaan pada satu periode waktu. Misalnya,

item A adalah bahan baku yang diubah menjadi barang jadi yang disebut item

B. Satu unit item A mungkin hanya bernilai beberapa Rupiah saja, sedangkan

satu unit item B dapat bernilai beberapa ratus Rupiah karena adanya campur

Distributor

Manufacturer

Supplier

Retailer

Customerr

Page 25: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.25

tangan tenaga kerja, teknologi, serta nilai-nilai lain yang ditambahkan selama

proses produksi. Pengukuran persediaan dalam hal ini adalah:

Nilai rata-rata = (Jumlah unit item A yang ada) (Nilai tiap-tiap item A)

persediaan agregat + (Jumlah unit item B yang ada) (Nilai tiap-tiap item B)

Dengan menjumlahkan seluruh item dalam persediaan, nilai total ini

berarti seberapa banyak aset perusahaan ada pada persediaan. Perusahaan

manufaktur biasanya memiliki sekitar 25 persen total aset mereka dalam

persediaan, sedangkan untuk pedagang besar dan pengecer rata-rata berkisar

75 persen. Untuk beberapa hal, manajer dapat menentukan apakah nilai

agregat persediaan terlalu tinggi atau terlalu rendah berdasarkan data historis,

perbandingan dalam industri maupun pertimbangan manajer sendiri.

Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan

cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per

minggu berdasar biaya (at cost). Pada beberapa operasi perusahaan yang

memiliki persediaan rendah, penilaian secara harian ataupun jam dapat

dilakukan dan akan memberikan akurasi yang lebih baik. Perusahaan-

perusahaan yang bergerak dalam industri automobil menggunakan dasar

penilaian produk akhir per dua bulan. Nilainya bervariasi antara satu

perusahaan dengan perusahaan yang lain.

Pengukuran secara mingguan adalah:

Nilai agregat rata-rata persediaanMinggu pasokan =

Penjualan mingguan

Penghitungan ini hanya untuk produk akhir yang terjual (berdasarkan

biaya), bukan berdasar harga jual setelah markups ataupun diskon.

Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh

dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat

rata-rata persediaan selama satu tahun atau dapat ditulis dalam rumus:

Penjualan tahunanPerputaran persediaan =

Nilai agregat rata-rata persediaan

Page 26: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.26 Manajemen Rantai Pasokan

Tingkat persediaan yang terbaik walaupun digambarkan sebagai

perputaran, tidak dapat ditentukan dengan mudah. Walaupun rata-rata

perusahaan memiliki 6 atau 7 perputaran per tahun, namun untuk perusahaan

dengan teknologi tinggi memerlukan 3 kali perputaran. Di sisi lain,

perusahaan automobil dapat memiliki 40 kali perputaran per tahun untuk

produk-produk tertentu.

Contoh:

Suatu perusahaan rata-rata memiliki nilai persediaan Rp20.000.000,00

tahun lalu, dan penjualan produk adalah Rp100.000.000,00. Jika perusahaan

memiliki 52 minggu kerja per tahun, berapa minggu pasokan dalam

persediaan? Bagaimana perputaran persediaannya?

Jawab:

Nilai agregat rata-rata persediaan untuk Rp20.000.000,00 disamakan

dengan 10,4 minggu pasokan dan 5 perputaran per tahun yang dihitung

sebagai berikut:

20.000.000

Minggu pasokan = = 10,4 minggu(100.000.000) / (52 minggu)

100.000.000Perputaran persediaan = = 5 perputaran/tahun

20.000.000

Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan melakukan

pengukuran terhadap biaya, pengiriman, kecepatan, dan kualitas. Pengukuran

operasi ini dikaitkan dengan pengukuran kinerja keuangan. Tabel 1.1.

menunjukkan pengukuran ini. Anak panah menunjukkan indikasi arah

perubahan atas pengukuran keuangan jika pengukuran operasional rantai

pasok berubah.

Tabel 1.1.

Kaitan Pengukuran Kinerja Rantai Pasok dengan Pengukuran Keuangan

Pengukuran Operasional Pengukuran Keuangan

Nilai agregat persediaan ↓ Current assets ↓

Minggu pasokan ↓ Modal kerja ↓

Perputaran persediaan ↑ Modal kerja ↓

Biaya produksi dan material ↓ Contribution margin ↑

Page 27: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.27

Pengukuran Operasional Pengukuran Keuangan

Persentase kerusakan ↓ Contribution margin ↑

Persentase ketepatan pengiriman ↑ Pendapatan ↑

Waktu pengembangan produk baru ↓ Pendapatan ↑

Supplier lead times ↓ Modal kerja ↓

Persediaan diperlakukan sebagai investasi bagi perusahaan karena

digunakan di masa yang akan datang. Namun, persediaan ini berkaitan

dengan dana yang mungkin akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk

kegiatan operasional lainnya. Pengelolaan rantai pasok untuk mengurangi

persediaan dapat tercermin pada porsi current assets dalam neraca

perusahaan. Tujuannya adalah memiliki jumlah persediaan yang tepat, bukan

jumlah persediaan yang terkecil. Minggu pasokan dan perputaran persediaan

dicerminkan dalam pengukuran keuangan lainnya, yaitu modal kerja yang

berarti banyaknya uang yang digunakan untuk membiayai operasi yang

sedang berjalan. Peningkatan persediaan memerlukan peningkatan

pembayaran kepada pemasok. Penurunan minggu pasokan atau peningkatan

perputaran persediaan akan mengurangi tekanan dalam modal kerja karena

dapat mengurangi persediaan.

Manajer juga dapat mengurangi biaya produksi dan biaya material

melalui manajemen rantai pasok yang efektif. Biaya material ditentukan

melalui pengaturan perjanjian keuangan dengan pemasok dan biaya produksi

merupakan hasil dari desain rantai pasok internal. Di lain pihak, persentase

kerusakan juga memiliki dampak terhadap margin kontribusi, yaitu adanya

perbedaan antara harga dan biaya variabel. Pengurangan produksi, material,

dan biaya kerusakan akan meningkatkan margin kontribusi yang berarti akan

meningkatkan keuntungan.

Kinerja rantai pasok berkaitan dengan waktu dan juga keadaan keuangan

perusahaan. Banyak perusahaan manufaktur dan jasa menyediakan

pengukuran persentase ketepatan pengiriman produk atau jasa mereka.

Pengukuran ini dipengaruhi oleh kinerja rantai pasok internal dan eksternal.

Peningkatan persentase ketepatan pengiriman akan meningkatkan pendapatan

karena konsumen yang puas dengan barang atau jasa yang dibeli akan

membeli lebih banyak lagi barang atau jasa tersebut. Hampir sama dengan

hal itu, pengurangan waktu pengembangan produk baru akibat rantai pasok

yang lebih efektif juga akan mempercepat perolehan pendapatan bagi

perusahaan serta akan memperoleh posisi yang baik di pasar. Akhirnya,

pengurangan supplier lead times juga berpengaruh terhadap pengurangan

Page 28: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.28 Manajemen Rantai Pasokan

persediaan yang berarti akan mengurangi tekanan modal kerja.

Menyesuaikan aliran input dan output material menjadi lebih mudah karena

waktu yang diperlukan lebih pendek serta dapat digunakan peramalan yang

lebih reliabel.

1) Jelaskan beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan

rantai pasok!

2) Jelaskan tipe-tipe distribusi produk!

3) Jelaskan macam-macam karakteristik produk!

4) Jelaskan pengertian kinerja manajemen rantai pasok!

5) Jelaskan tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok.

a) Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives).

b) Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior).

c) Tipe Distribusi.

2) Tipe-tipe distribusi produk.

a) Distribusi intensif.

b) Distribusi selektif.

c) Distribusi eksklusif.

3) Macam-macam karakteristik produk.

a) Nilai Produk (The Product’s Value).

b) Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the Product).

c) Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance).

d) Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability).

e) Bulk Produk (The Product’s Bulk).

f) Kemampuan jangka panjang produk (The Product’s Perishability).

g) Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration).

h) Musiman (Seasonality).

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

kerjakanlah latihan berikut!

Page 29: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.29

i) Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth

of The Product Line).

4) Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan

permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya

adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan

pelanggan oleh perusahaan.

5) Tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok.

a) Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik

(barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).

b) Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi

di antara tiap-tiap channel).

c) Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.

Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus

diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap

mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang dijadikan

pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut.

1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives).

2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior).

3. Tipe Distribusi.

a. Distribusi intensif.

b. Distribusi selektif.

c. Distribusi eksklusif.

Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku

masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan,

misalnya distributor mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu.

Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus

mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan

kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang

dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada

penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, terkait dengan

karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang

seharusnya dianalisis oleh perancang:

1. Nilai Produk (The Product’s Value).

2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the product).

3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance).

RANGKUMAN

Page 30: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.30 Manajemen Rantai Pasokan

4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability).

5. Bulk Produk (The Product’s Bulk).

6. Kemampuan jangka panjang produk (The Product’s Perishability).

7. Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration).

8. Musiman (Seasonality).

9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth

of The Product Line).

Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan

permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya

adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan

pelanggan oleh perusahaan.

Tujuan dari pengukuran kinerja adalah:

1. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik

(barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).

2. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi

di antara tiap-tiap channel).

3. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.

Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan

berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran

persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat

rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai

agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang

tersimpan dalam persediaan. Minggu pasokan adalah penilaian

persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat

persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost).

Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh

dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai

agregat rata-rata persediaan selama satu tahun.

Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan

melakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kaitan

antara kinerja rantai pasok dengan pengukuran keuangan perusahaan

adalah sebagai berikut.

Pengukuran Operasional Pengukuran Keuangan

Nilai agregat persediaan ↓ Current assets ↓

Minggu pasokan ↓ Modal kerja ↓

Perputaran persediaan ↑ Modal kerja ↓

Biaya produksi dan material ↓ Contribution margin ↑

Persentase kerusakan ↓ Contribution margin ↑

Persentase ketepatan pengiriman ↑ Pendapatan ↑

Waktu pengembangan produk baru ↓ Pendapatan ↑

Supplier lead times ↓ Modal kerja ↓

Page 31: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.31

1) Maksud dari persediaan adalah ....

A. produk akhir yang dimiliki perusahaan dan siap untuk dijual

B. beberapa jenis barang yang disimpan di gudang dengan tujuan

tertentu

C. bahan baku yang diterima dari pemasok dan akan digunakan dalam

proses produksi

D. barang yang ada di gudang yang akan digunakan untuk produksi

2) Tipe distribusi yang dilakukan dengan menjual produk sebanyak

mungkin ke retail atau pedagang grosir disebut tipe distribusi ....

A. selektif

B. eksklusif

C. intensif

D. inklusif

3) Tipe distribusi yang memberikan hak khusus kepada sebuah toko tunggal

untuk menjual produk pada daerah tertentu disebut distribusi ....

A. selektif

B. eksklusif

C. intensif

D. inklusif

4) Produk-produk dengan biaya per-unit yang tinggi membutuhkan rantai

pasok yang lebih pendek (lebih sedikit anggota) dengan tujuan agar ....

A. mempermurah harga jual

B. menekan biaya distribusi

C. menyederhanakan aliran rantai pasok

D. meminimalkan total investasi persediaan

5) Tingkat dukungan pasar juga dapat mempengaruhi usaha penjualan suatu

produk. Untuk produk baru dengan identifikasi merek yang rendah

memerlukan jenis penjualan yang ....

A. agresif

B. selektif

C. eksklusif

D. intensif

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 32: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.32 Manajemen Rantai Pasokan

6) Semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan

secara kuantitatif disebut dengan ....

A. pengukuran rantai pasok

B. kinerja rantai pasok

C. aliran rantai pasok

D. kuantitatif rantai pasok

7) Penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai

agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at

cost) disebut ....

A. persediaan tahunan

B. nilai rata-rata persediaan

C. persediaan bulanan

D. minggu pasokan

8) Semakin tinggi perputaran persediaan berarti akan menurunkan ....

A. modal kerja

B. margin kontribusi

C. pendapatan

D. aset tetap

Kasus berikut digunakan untuk menjawab pertanyaan No. 9) dan

10).

Sebuah perusahaan mencatat bahwa penjualan produk tahun sebelumnya

adalah sebesar Rp3.410.000.000,00 dan perusahaan beroperasi selama

52 minggu per tahun. Perusahaan menggunakan tujuh item dalam

persediaannya, yaitu tiga item bahan baku, dua item barang setengah

jadi, dan dua item barang akhir. Tabel berikut menggambarkan tingkat

persediaan rata-rata tahun lalu.

Kategori Item Tingkat Rata-rata Nilai per Unit

Bahan baku 1 15.000 Rp3.000,00

2 2.500 Rp5.000,00

3 3.000 Rp1.000,00

Barang setengah jadi 4 5.000 Rp14.000,00

5 4.000 Rp18.000,00

Barang akhir 6 2.000 Rp48.000,00

7 1.000 Rp62.000,00

Page 33: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.33

9) Berapakah rata-rata penjualan bulanannya?

A. Rp62.375.500

B. Rp63.756.840

C. Rp65.576.923

D. Rp67.771.432

10) Berapakah minggu pasokannya?

A. 3,5 minggu

B. 4,5 minggu

C. 5,5 minggu

D. 6,5 minggu

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 34: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

1.34 Manajemen Rantai Pasokan

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1

1) A

2) C

3) C

4) D

5) B

6) A

7) A

8) D

9) C

10) A

Tes Formatif 2

1) B

2) C

3) B

4) D

5) A

6) B

7) D

8) A

9) C

10) C

Penghitungan jawaban Tes Formatif 2 No. 9) dan 10).

9)

Item No. Tingkat Rata-rata Nilai per Unit Nilai Total

1. 15.000 x 3.000 Rp 45.000.000,00

2. 2.500 x 5.000 Rp 12.500.000,00

3. 3.000 x 1.000 Rp 3.000.000,00

4. 5.000 x 14.000 Rp 70.000.000,00

5. 4.000 x 18.000 Rp 72.000.000,00

6. 2.000 x 48.000 Rp 96.000.000,00

7. 1.000 x 62.000 Rp 62.000.000,00

Nilai agregat rata-rata persediaan =

Rp360.500.000,00

Rata-rata penjualan bulanan (at cost) adalah Rp3.410.000.000 : 52

minggu = Rp65.576.923.08/minggu

10) Minggu pasokan adalah Rp360.500.000,00 : Rp65.576. 923 = 5,5

minggu

Page 35: Pengantar Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Management

EKMA4371/MODUL 1 1.35

Daftar Pustaka

Chase, R.B., Jacobs, F.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management

for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.

Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,

Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education

International.

Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th

edition.

Pearson Education International.

Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy

and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th

edition.

Pearson Education International.

Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. 8th

edition. McGraw-Hill.