bab ii konsep dasar penyakit a....

60
BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIAN Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin, (Tucker, 1998). Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Cecily, Betz; 2002). Buang air besar (defekasi), dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat. (Mansoer, Aref, 1999). Jadi Gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh berbagai enterogen termasuk, bakteri, virus dan parasit, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. 6

Upload: dinhkhuong

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. PENGERTIAN

Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya

muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap

makanan tertentu atau mencerna toksin, (Tucker, 1998).

Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus

halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat

kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

keseimbangan elektrolit. (Cecily, Betz; 2002).

Buang air besar (defekasi), dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari

biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau

setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat.

(Mansoer, Aref, 1999).

Jadi Gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan

oleh berbagai enterogen termasuk, bakteri, virus dan parasit, tidak toleran

terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin yang ditandai dengan

muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit

yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.

6

Page 2: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Susunan saluran pencernaan terdiri dari :

1. Mulut (oris)

Terdiri dari 2 bagian :

a. Bagian luar yang sempit / vastibula yaitu ruang diantara gusi, gigi,

bibir dan pipi.

1) Bibir

Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dandisebelah dalam

ditutupi oleh selaput lendir (mukosa), Otot orbikularis oris

menutupi bibir. Levator anguli oris mengangkat dan depressor

anguli oris menekan ujung mulut.

2) Pipi, dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papilla,

otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.

3) Gigi, ada 2 macam

a) Gigi sulung

Mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan, lengkap pada

umur 2,5 jumlahnya 20 buah, disebut juga gigi susu. Terdiri

dari : 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens

kaninus), dan 8 buah gigi graham (molar).

b) Gigi tetap (gigi permanent), tumbuh pada umur 6-18 tahun

jumlahnya 32 buah, terdiri dari : 8 buah gigi seri (dens

insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi

geraham (molar) dan 12 buah gigi geraham (pre molar).

7

Page 3: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

b. Bagian rongga mulut atau bagian dalam, yaitu rongga mulut yang

dibatasi sisinya otulang maksilaris dan mandibularis disebelah

belakang bersambung dengan faring.

1) Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu : Palatum Durum (palatum

keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah tulang

maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari tulang palatum.

Palatum Mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang

merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas

jaringan fibrosa dan selaput lender.

2) Lidah

Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lender, kerja

otot lidah ini dapat digerakan kesegala arah.

Lidah dibagi atas 3 bagian :

a) Radiks Lingua = pangkal lidah

b) Dorsum Lingua = punggung lidah

c) Apeks Lingua = ujung lidah

Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglottis punggung

lidah (dorsum lingua), terdapat putting-putting pengecap / ujung

saraf pengecap.

Fenulum lingua, merupakan selaput lender yang terdapat pada

bagian bawah kira-kira ditengah-tengah, jika lidah digerakan

keatas nampak selaput lender.

8

Page 4: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Flika sub lingua, terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum

lingua. Disini terdapat pula lipatan selaput lender. Pada

pertengahan flika sub lingua ini terdapat saluran dari glandula sub

lingualis.

3) Kelenjar Ludah

Merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus

stensoni. Kelenjar ludah ini ada 2, Yaitu :

a) Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar sub maksilaris) yang

terdapat dibawah tulang rahang atas pada bagian tengah.

b) Kelenjar ludah bawah ludah (kelenjar sub lingualis) yang

terdapat disebelah depan dibawah lidah.

Dibawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah

lidah diantara lipatan bawah lidah bagian bawah dari lidahdisebut

korunkula sublingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah

(salivia).

Salivia dihasilkan didalam rongga mulut disekitar rongga mulut.

Disekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu :

a) Kelenjar karotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara

prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya

duktus stensori. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju

kerongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator).

9

Page 5: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

b) Kelenjar submaksilari, terletak dibawah rongga mulut bagian

belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara

dirongga mulut dekat dengan frenulum lingua.

c) Kelenjar sub lingualis, letaknya dibawah selaput lendir dasar

rongga mulut bermuara didasar rongga mulut.

Kelenjar ludah disarafi oleh saraf-saraf tak sadar.

4. Otot lidah

Otot ektrinsik lidah berasal dari rahang bawah (M. Mandibularis,

os hioid dan prosesus steloid) menyebar kedalam lidah membentuk

anyaman bergabung dengan otot intrinsik yang terdapat pada lidah.

M. Geinoglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari

permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai keradikks

lingua. 2 faring.

2. Faring (tekak)

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan

krongkongan (esofagus), didalam lengkung faring terdapat tonsil

(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung

limfosit.

Disini terletak persimpangan antara jalan nafas dengan jalan

makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan

ruas tulang belakang.

10

Page 6: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Keatas bagian depan berhubungan dengan ronga hidung dengan

perantara lubang bernama koana.

Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan

perantara lubang yang disebutismus fausium.

Tekek terdiri dari :

a. Bagian superior (nasofaring), bermuara tuba yang menghubungkan

tekek dengan rung gendang telinga.

b. Bagian media (orofaring), berbatas kedepan sampai di akar lidah

bagian superior disebut faring = faring yang berhubungan tekek

dengan tenggorokan (trakea).

c. Bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan faring.

3. Esofagus (krongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan tekek dengan lambung,

panjang ± 25 cm, mulai dari faring sampai masuk kardiak dibawah

lambung.

Lapisan dinding esofagus dari dalam keluar terdiri dari : lapisan

selaput lendir (mukosa), la[pisan submukosa, lapisan otot melingkar

sirkuler dan lapisan otot memanjang longitudinal.

Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung

setelah melalui toraks menembus diagfragma masuk kedalam abdomen

menyambung dengan lambung.

11

Page 7: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

4. Gaster (lambung)

Merupakan dari saluran yang dapat mengembang paling banyak

terutama didaerah efigaster. Lambung terdiri dari atas fundus uteri

berhubungan dengan esofagus melaluiorifisium pilorik, terletak dibawah

diagfragma didepan pankreas dan limfe, menempel disebelah kiri fundus

uteri.

Lambung terdiri dari 6 bagian yaitu :

a. Fundus Ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri

osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

b. Korpus Ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada

bagian bawah kurvatura minor.

c. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot

yang tebal membentuk sfingter pilorus.

d. Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari

osteum kardiak sampai kapilorus.

e. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor. Terbentuk dari

sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju kekanan

sampai kapilorusanterior. Ligamentum gastro linealis terbentang dari

bagian atas kurvatura mayar sampai kelimfe.

f. Osteum kardiokum, merupakan tempat dimana esofagus bagian

abdomen masuk kelambung. Pada bagian ini terdapat orifisium

pilorik.

12

Page 8: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

5. Intestunum minor (usus halus)

Adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal

pada pyloris dan berakhir pada seikum, panjangnya ± 6 meter.

Lapisan usus terdiri dari : lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan

otot melingkar (M. Ssirkuler), lapisan otot memanjang (M. Longitidinal)

dan lapisan serosa (sebelah luar).

Intestinum minor terdiri dari :

a. Duodenum (usus 12 jari)

Panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung kekiri. Pada

lengkungan terdapat pankreas. Dan bagian kanan duodenum ini

terdapat selaput lendir yang membukit disebut papila vateri. Pada

papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus pankreatikus).

b. Yeyenum dan ileum, mempunyai panjang sekitar ± 6 meter. Dua

perlima bagian atas adalah yeyenum dengan panjang ± 2-3 meter dan

ileum dengan panjang ± 4-5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum

melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantara lipatan

peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium.

Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-

cabang arteri dan vena mesenrika superior, pembuluh limfe dan saraf

keruang antara 2 lapisan peritonium yang membentuk mesenterium.

Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang

tegas.

13

Page 9: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantara

lubang yang bernama orifisium ileoseikalis, orifisium ini diperkuat

dengan sfingter ileoseikalis dan pada bagian terdapat katup valvula

seikalis atau valvula baukini.

Mukosa usus halus, permukaan epitel yang sangat luas melalui

lipatan mukosa dan mikrovili memudahkan pencemaran dan obstruksi.

Lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang dapat

memperbesra permukaan usus.

Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang

menghasilkan bermacam-macam hormon jaringan dan enzim yang

memegang peranan aktif dalam pencernaan.

6. Intestinum mayor (usus besar)

Panjangnya + 1,5 meter lebarnya 5-6 cm.

Lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar : selaput lendir, lapisan otot

melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat.

Lapisan usus besar terdiri dari :

a. Seikutum

Dibawah seikutum terdapat appendiks vermifosis yang berbentuk

seperti cacing sehingga disebut jg umbay cacing, panjangnya 6 cm.

b. Kolom asenden

Panjangnya 13 cm terletak dibawah abdomen sebelah kanan

membujur keatas dari ileum kebawah hati. Dibawah hati membengkak

14

Page 10: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

kekiri, lengkungan ini disebut fleksura hefetika, dilanjitkan sebagai

kolon transversum.

c. Appendiks (usus buntu)

Bagian dari usus besar yang muncul seperticorong dari akhir seikum

mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan

nmasih dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung

menyilang pada kinea termanalis masuk kedalam rongga pelvis minor

terletak horizontal dibelakang seikum.

d. Kolon transversum

Panjangnya + 38 cm membujur dari kolon asendens sampai kekolon

desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat flaksura

hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura linealis.

e. Kolon desenden

Panjangnya ± 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri membujur

dari atas kebawah dari fleksura lineslis sampai kedepan ileum kiri,

bersambung dengan kolon sigmoid.

f. Kolon sigmoid

Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring dalam

rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S. Ujung

bawahnya berhubungan dengan rectum.

15

Page 11: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

7. Rektum

Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum

mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis didepan os sekrum dan

os kokigis.

8. Anus

Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan

rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak diantara pelvis,

dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter.

a. Sfingter Ani Internus

b. Sfingter Levator Ani

c. Sfingter Ani Ekternus

9. Pankreas

Merupakan kumpulan kelenjar yang mempunyai saluran , masing-

masing kelenjar bersatu diduktus pankreatikus. Pankreas berfungsi

sejumlah enzim yaitu limfase, enzim-enzim proteolitik, amilase dan enzim

asam nukleat. Selain itu juga menghasilkan hormon glukogen dan insulin.

10. Hepar

Terletak pada bagian atas rongga abdomen disebelah kanan bawah

diafragma, menghasilkan empedu yang disimpan dalam kandung empedu.

16

Page 12: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Hati memiliki saluran yang disebut duktus hepatikus bertemu

dengan duktus sistikus dari kandung empedu diduktus koledokus empedu

dalam hepar mengandung garam empedu yang membantu dalam proses

metabolisme lemak, pigmen-pigmen feces, kolesterol, garam dan air.

(Syaifudin, 1992)

FISIOLOGI

Pada sistem pencernaan makanan terdiri darim 3 fase : pergerakan

makanan , sekresi getah pencernaan dan absorbsi makanan yang dicerna.

Adapun penjelasan dari 3 fase tersebut yaitu :

1. Pergerakan makanan

Jenis fungsional pergerakan saluran pencernaan, yaitu :

a. Gerak campur, disebabkan oleh kontraksi lokal segmen kecil dinding

usus.

b. Gerak mendorong – peristaltik (propulsif)

Peristaltil ditimbulkan oleh karena rangsangan sehingga terjadi

peregangan. Peristaltik terjadi pada tractus gastrointestinal, saluran

empedu , ureter dan saluran kelenjar lain diselurua tubuh dan sebagian

besar tabung otot polos lain dalam tubuh.

Proses pergerakan makanan :

a. Mulut, krongkongan, esofagus

Jumlah makanan yang dicerna seseorang ditentukan oleh hasrat instink

untuk makan (lapar) dan jenis makanan yang disukai (selera).

17

Page 13: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Mekanisme pencernaan, yaitu :

1) Pengunyahan (mastikasi)

Yaitu gerak menggigit, memotong dan menggiling makanan

diantara gigi atas dan bawah.

Otot utama mengunyah : Muskulus maseter, Muskulus tenporalis

dan Muskulus pterigoid.

Sebagian besar otot polos mengunyah dipersarafi oleh cabang

motoris saraf otot ke-V dan proses mengunyah diatur oleh nukleus

pada batang otak.

Adapun reflek pengunyahan sebagai berikut : adanya bolus

makanan dalam mulut menyebabkan reflek innibisi otot-otot

pengunyah, yang memungkinkan otot rahang bawah turun dan

mendadak memulai reflek regang otot-otot rahang yang

mengakibatkan kontraksi memantul.

Proses pengunyahan sangatlah penting karena enzim-enzim

pencernaan terutama bekerja pada permukaan partikel makanan

sehingga mempengaruhi kecepatan pencernaan. Selain itu juga

mencegah dari ekporasi saluran pencernaan dan mempermudah

pengosongan makanan dalam lambung.

18

Page 14: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

2) Menelan (Deglutisi)

Proses menelan dibagi dalam 3 stadium :

a) Stadium volunter

Makanan yang siap ditelan, secara sadar makanan atau

didorong kebagian belakang mulut oleh tekanan lidah keatas

dan belakang terhadap platum. Jadi lidah memaksa bolus

makanan masuk kedalam faring.

b) Stadium faringeal

Bila bolus makanan didorong kebelakang mulut, maka

perangsang daerah reseftor menelan lalu imflus berjalan

kebatang otak untuk melakukan serangkaian kontraksi otot

faring.

Mekanismenya :

b.1) Palatum molle didorong keatas menutup nares posterior

untuk mencegah refluks makanan kerongga hidung.

b.2) Arkus palatofaringeus pada tiap sisi faring tertarik

ketengah untuk saling mendekati sehingga membentuk

celah untuk lewat makanan.

b.3) Pita suara laring sangat berdekatan dengan epiglottis

mengayun kebelakang atas pintu superior laring untuk

mencegah makanan masuk kedalam trakea.

b.4) Seluruh laring ditarik keatas dan depan dan sfingter

esofagus atas berelaksasi sehingga memungkinkan

19

Page 15: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

makanan berjalan dengan mudah dan bebas dari faring

posterior kedalam esofagus atas.

Saat laringterangkat dan sfingter esofagus relaksasi, muskulus

kontriktor faring superior berkontraksi maka terjadilah

gelombang peristaltic.

Pada stadium ini, pengatur saraf atas stadium faringeal yaitu

terletak pada daerah cincin sakit, lubang faring dengan

kepekaan terbesar pada “tonsilitar pillar”. Implus dihantarkan

dari daerah-daerah tersebut melalui bagian sensori nervus

trigeminus dan nervus glosofaringeus menuju kedaerah-daerah

nebulla oblongata dan bagian bawah pons yang merupakan

bagian pusat menelan. Implus dari pusat menelan dikirim

kefaring dan bagian atas esofagus melalui saraf otak ke V, IX,

X dan XII yang kemudian menyebabklan menelan.

c) Stadium esofagial

Dalam keadaan normal, esofagus menunjukan dua jenis

gerakan peristaltic yaitu : peristaltic primer dan peristaltic

sekunder. Peristaltik primer merupakan lanjutan gelombang

peristaltic yang dimulai pada faring dan menyebar ke esofagus

selama stadium faringeal proses menelan. Gelombang ini

berjalan dari faring kelambung klira-kira dalam waktu 5-10

detik. Sedangkan peristaltic sekunder adalah gelombang

20

Page 16: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

peristaltic yang berasal dari esofagus akibat adanya regangan

esofagus oleh makanan yang tertinggal.

Peristaltik esopagus dokontrol oleh vagus yang dihantarkan

melalui saraf eferen vagus dari esovagus ke medulla oblongata

dan kembali ke esovagus.

Setelah makanan masuk ke lambung maka sfingter esovagus

bawah akan menutup untuk mencegah reflek. Sfingter ini

bekerja dipengaruhi oleh nervus mienterikus.

b. Lambung

Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot

berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam

keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung

ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan dengan enzim-enzim,

sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting : Lendir,

asam klorida (HCL) prekursor pepsin (enzim yang memecahkan

protein). Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam

lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan

kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tikak lambung.

Fungsi motorik lambung ada tiga :

1) Menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan

tersebut dapat ditampung pada bagian bawah saluran pencernaan .

21

Page 17: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

2) Mencampur makanan tersebut dengan sekret lambung sampai ia

membentuk satu campuran setengah padat yang dinamakan kimus.

3) Mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk

keusus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan

absorbsi oleh usus halus.

Asam klorida menciptakan suasanan yang sangat asam, yang

diperlukan oleh pepsin guna mencegah protein. Keasaman lambung

yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan

cara membunuh berbagai bakteri.

Pengosongan lambung dipengaruhi oleh :

1) Saraf yang disebabkan oleh peregangan dalam lambung oleh

makanan.

2) Hormon gastrin yang dikeluarkan oleh mukosa antrum yang

menimbulkan efek meningkatnya pengosongan lambung.

Adapun faktor penghambat pengosongan lambung :

1) Reflek enterogastik dari duodenum pada aktifitas pylorus.

Bila kimus memasuki duodenum, isyarat reflek saraf dihantarkan

kembali kelambung untuk menghambat peristaltic dan

meningkatkan tonus pylorus.

Faktor-faktor yang secara teru-menerus menimbulkan reflek

enterogastrik.

a) Derajat peregangan duodenum

b) Derajat keasaman kimus

22

Page 18: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

c) Osmolaris kimus

d) Adanya iritasi mukosa duodenum

e) Adanya hasil-hasil pemecahan kimus (protein dan lemak)

2) Peran dari hormon atau isyarat umpan balik hormonal dari

duodenum.

a) Kolesistokinin, di produksi dari mukosa jejenum dalam respon

terhadap lemak dalam kimus. Berfungsi untuk menghambat

pengosongan lambung yang meningkat akibat kerja hormon

gastrin.

b) Sekretin, diproduksi dari mukosa duodenum yang berrespon

terhadap asam lambung. Berfungsi menurunkan motilitas

pencernaan.

c) Hormon peptida penghambat lmbung yang dikeluarkan dari

bagian atas usus halus terutama berrespon terhadap lemak

tetapi juga karbohidrat berfungsi menghambat motilitas

lambung.

c. Usus halus

Pergerakan usus halus ada 2 yaitu :

1) Kontraksi pencampur (segmentasi)

Kontraksi ini dirangsang oleh peregangan usus halus yaitu desakan

kimus.

23

Page 19: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

2) Kontraksi pendorong

Kimus didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltic.

Aktifitas peristaltic usus halus sebagian disebabkan oleh masuknya

kimus kedalam duodenum, tetapi juga oleh yang dinamakan

gastroenterik yang ditimbulkan oleh peregangan lambung

terutama dihancurkan melalui pleksus mienterius dari lambung

turun sepanjang dinding usus halus.

Perbatasan usus halus dan kolon terdapat katup ileosekalis yang

berfungsi mencegah aliran feses kedalam usus halus. Derajat

kontraksi sfingter ileosekal terutama diatur oleh reflek yang berasal

dari sekum. Reflek-reflek kesfingter ileosekal ini diperantaraioleh

plekus mienterikus.

Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat

yang diseraf kehati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan

lendir (yang melumasi usus) dan air (yang membantu melarutkan

pecahan –pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan

lemak.

Iritasi yang sangat kuat pada mukosa usus, seperti yang terjadi

pada beberapa infeksi dapat menimbulkan apa yang dinamakan

“peristaltic rush” merupakan peristaltic sangat kuat yang berjalan

jauh pada usus halus dalam beberapa menit.

24

Page 20: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

d. Usus besar (kolon)

Fungsi kolon : mengabsobsi air dan elektrolit serta kimus dan

menyimpan feses sampai dapat dikeluarkan.

Pergerakan kolon ada 2 macam :

1) Pergerakan pencampur (Haustrasi) yaitu kontraksi gabungan otot

polos dan longitudinal namun bagian luar usus besar yang tidak

terangsang menonjol keluar seperti kantong.

2) Pergerakan pendorong “Mass Movement), yaitu kontraksi usus

besar yang mendorong feses kearah anus.

Faktor pencetus timbulnya Mass Movement adalah reflek gastroiliaka,

reflek duodenokolika dan iritasi kolon.

Banyaknya bakteri yang terdapat didalam usus besar berfungsi

mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri didalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,

seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.

Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada

bakteri-bakeri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa

menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadinya diare.

Beberapa sifat khas otot polos pada usus adalah sebagai berikut :

1) Sinsitinum fungsional, yang berarti bahwa potensial aksi yang

berasal dari salah satu serabut otot polos umumnya dihantarkan

dari serabut keserabut.

25

Page 21: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

2) Kontraksi otot intetinalis, otot polos saluran pencernaan

menunjukan kontraksi dan kontraksi ritnik. Kontraksi tonik

bersifat kontinue. Sfingter pylorus, ileosekalis dan analis

semuanya membantu pergerakan makanan dalam usus. Kontraksi

ritnik bertanggung jawab akan fungsi fisik saluran pencernaan,

seperti pencampuran makanan atau dorongan peristaltic malkanan.

Pleksus mienterikus terutama mengatur gerakan gastrointestinalis

sedangkan pleksus sub mukosa penting dalam mengatur sekresi

dan juga melakukan banyak fungi sensoris, yang menerima isyarat

terutama dari efitel usus dan dari reseftor regangan dalam dinding

usus.

e. Rektum dan anus

Disini mulailah proses defekasi akibat adanya Mass Movement.

Mekanismenya :

1) Kontraksi kolon desenden

2) Kontraksi reflek rectum

3) Kontraksi reflek sigmoid

4) Relaksasi sfingter ani

Reflek defeksi dimulai bila serabut saraf sensorik dalam rectum

dirangsang regangan isyarat dihantarkan kebagian sakral medulla

spinalis lalu secara reflek kenbali kekolon desenden, rectum, sigmoid

dan anus. Melaliu serabut saraf para simpatis dalam nervi erigentes.

Isyarat para simpatis ini memulai gelombang peristaltic yang kuat.

26

Page 22: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Isyarat aferen yang masuk medulla spinalis juga memulai reflek lain

seperti bernafas dalam penutupan glottis dan kontraksi otot-otot

abdomen untuk mendorong masa feses dala kolon kenawah sementara

pada saat yang sama menyebabkan rantai pelvis terdorong kebawah

dan keatas anus untuk melumasi dan melindungi semua bagian.

2. Fungsi sekresi saluran pencernaan

Fungsi utama sekresi saluran pencernaan adalah : mensekresi enzi-enzim

pencernaan pada hampir sebagian dari mulut sampai ujung distal ileum

dam menghasilkan mukus untuk melumasi dan melindungi semua bagian

saluran cerna.

Jenis kelenjar yang menghasilkan sekret dalam saluran pencernaan yaitu :

a. Kelenjar mukosa sel tunggal (sel goblet)

Letaknya berada pada permukaan efitel pencernaan yang berfungsi

mengeluarkan mukus langsung pada lumen pada saluran pencernaan.

b. Pit

Merupakan infaginasi efitalium keadaan sub mukosa, pada usus halus

disebut kripta. Liberkhum yang dilapisi oleh sel-sel goblet yang

menghasilkan cairan serosa.

c. Kelenjar tubular

Berada didalam lambung dan duodenum yang mensekresikan asam

dan pepsinogen asam lambung.

27

Page 23: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

d. Kelenjar kompleks

Yaitu kelenjar saliva, kelenjar pancreas dan kelenjar hati. Fungsinya

yaitu menghasilkan sekret.

Mekanisme dasar sekresi sel-sel kelenjar meliputi 2 tahap :

a. Sekresi zat organik

Pertama zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan sekresi harus

berdifusi atau secara aktif ditranspor dari kapiler masuk kebaris sel

kelenjar banyak mitokondria yang terletak didalam sel dekat basis

yang menyediakan energi oksidatif untuk pembentukan adenosin

trifosfat.

b. Sekresi air dan elektrolit akibat respon perangsang saraf

Perangsangan saraf mempunyai efek spesifik pada bagian basal

membram sel yang menyebabkan transpor aktif ion klorida kebagian

dakam. Akibat peningkatan elektronegativitas didalam.

Mukus adalah sekret tebal yang terdiri atas elektrolit dan campuran

beberapa glikoprotein sifat mukus yaitu :

a) Pelekat yang berikatan dengan makanan

b) Melapisi dinding usus dan mencegah kontak antara makanan dan

mukosa usus

c) Mukus mempunyai resisten yang sangat rendah untuk kelicinan

d) Menyebabkan partikel feses melekat satu sama lain

28

Page 24: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Dari sifat diatas maka mukus bermanfaat untuk memungkinkan

makanan menggelicir dengan mudah.

Sekresi masing-masing organ pencernaan yaitu :

a) Sekresi saliva

Kelenjar utama saliva adalah glandula parotidea, submaksilaris,

sublingualis dan bukalis.

Saliva mengandung 2 jenis sekresi protein yaitu : serosa

(mengandung ptyalin untuk mencerna pati) dan mukosa

(mengandung mukus untuk pelumas).

Selain itu saliva juga berfungsi untuk kebersihan mulut, yaitu :

1) Membantu membersihkan bakteri patogen maupun partikel

makanan yang memberikan sokongan metaboliknya.

2) Saliva mengandung faktor penghancur bakteri yaitu membantu

ion biosianat memasuki mbakteri dan mengandung protein

antibody dalam jumlah yang bermakna untuk menghancurkan

bakteri.

b) Sekresi esofagus

Kelenjar sekresi meliputi mukosa simpleks (untuk mencegah

ekskorasi mukosa oleh makanan) dan kelenjar mukosa kompasita

(untuk melindungi dari getah lambung karenarefluks).

c) Sekresi lambung

29

Page 25: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Kelenjar sekresi lambung , yaitu kelenjar gastri/oksintik (berfungsi

sekresi getah pencernaan) dan kelenjar pylorus (mensekresi mukus

untuk perlindungan pylorus)

Pengaturan sekresi lambung diperankan oleh mekanisme saraf dan

mekanisme dan mekanisme hormonal.

d) Sekresi pankreas

Pankreas mensekresi enzim pencernaan, yaitu enzim protealitik

meliputi (Tripsin, kimotripsin, karboksipolipeptidase untuk

mencerna protei dan ribonuklease, deoksiribonuklease untuk

memecah 2 jenis asam), amilase berfungsi mencerna karbohidrat,

lifase untuk mencerna lemak. Unsur penting getah pankreas adalah

air dan ion bikarbonat. Pengaturan sekresi pankreas diatur oleh

pengaturan hormon (hormon sekretin dan hormon kolesistokinin)

e) Sekresi Empedu oleh Hepar

Dalam pengosongan kandung empedu didasari oleh hal berikut

yaitu : relaksasi sfingter oddi duktus koledokus yang dipengaruhi

oleh peristaltic duodenum akibat masuknya makanan, hormon

kolesistokinin.

f) Sekresi Usus Halus

Kelenjar sekresi usus halus :

30

Page 26: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

1) Kelenjar Brunner

Mensekresi mukus, pengatur saraf vagus dan pengaturan

hormon skretin. Fungsi mukus untuk melindungi duodenum

dari pencernaan oleh getah pankreas.

2) Sel-sel goblet

Mensekresi mukus atas dasar mekanisme rangsang taktil atau

kimia pada mukosa oleh kimus.

3) Kripta Luberkhum

Berfungsi mensekresi cairan ektra sel ± 2000 ml/hr.

Enzim-enzim dalam sekresi usus halus : peptidase (mencegah

pelipeptidase menjadi asam amino), 4 enzim untuk pemecahan

disakarida menjadi monosakarida (yaitu : sukrase, maltase,

isomaltase dan lactase), sejumlah kecil lifase usus (memecah

lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak).

Pengaturan sekresi usus halus, yaitu oleh: reflek saraf lokal

Ukhususnya penting pada peregangan usus halus) dan rangsangan

taktil (kimus dan iritatif pada mukosa usus halus)

g) Sekresi Usus Besar

Mukus pada sekresi kolon berfungsi melindungi dinding terhadap

ekskoriasi dan media pelekat agar bahan feses saling bersatu.

Sekresi air dan elektrolit berfungsi mengencerkan faktor pengiritasi

dan mempercepat gerakan feses keanus.

31

Page 27: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

3. Pencernaan dan Absorbsi dalam Saluran Pencernaan

Preses pencernaan makanan meliputi karbohidrat, lemak dan protein

menjadi senyawa lebih kecilagar dapat diabsorbsi. Proses dasar

pencernaan yaitu hidrolisis. Mekanisme dasar absorbsi makanan adalah

transport aktif dan difus. Transport aktif memberikan energi untuk

menggerakan zat melintas suatu membran, sehingga zat ini dapat

Digerakan melawan perbedaan konsentrasi / melawan potensial listrik.

Difus berarti transport sederhana zat melalui membran sebagai akibat

pergerakan molekul perbedaan elektrokimia.

a. Absorbsi dalam usus halus

Meliputi kapasitas absorbsi usus halus dan unsur yang diabsorbsi

dalam usus halus (air yang diabsorbsi secara difus, ion-ion, gizi).

b. Absorbsi dalam usus besar

Diperankan oleh proksimal kolon sedangkan distal kolon adalah kolon

menyimpang. Didalam kolon, absorbsi bakteri yang dalam

aktivitasnya menghasilkan vitamin K, vitamin B12, tiamin, riboflavin

dan gas yang menimbulkan flatus. Sedangkan bau feses karena idol,

skatol, merkapton dangidrogen sulfida.

(Guyton, 1991;Syaifudin, 1992)

32

Page 28: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

C. ETIOLOGI

Faktor penyebab Gastroenteritis adalah :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai

berikut :

1) Infeksi bakteri : Vibrio, Ecoly, Salmonella, Shigella,

Campylabacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.

2) Infeksi virus: Entero virus (virus echo, coxsakria, poliomyelitis)

3) Infeksi parasit: cacing (ascaris, tricuris, yuris, stongyloides)

protozoa, jamur.

b. Infeksi parental ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti OMA,

tongsilitis, bronkopneumoni, ensefalitis, dan lain-lain.

2. Faktor mal absorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan, makanan basi, makanan beracun.

4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas.

(Manjoer, Arif; 2000)

33

Page 29: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

D. PATOFISIOLOGI

Gastroenteritis bisa disebabkan oleh 4 hal, yaitu faktor infeksi (bakteri,

virus, parasit), faktor malabsorbsi dan faktor makanan dan faktor fisiologis.

Diare karena infeksi seperti bakteri, berawal dari makanan/minuman

yang masuk kedalam tubuh manusia. Bakteri tertelan masuk sampai lambung.

Yng kemudian bakteri dibunuh oleh asam lambung. Namun jumlah bakteri

terlalu banyak maka ada beberapa yang lolos sampai ke duodenum dan

berkembang biak. Pada kebanyakan kasus gastroenteritis, organtubuh yang

sering diserang adalah usus. Didalam usus tersebut bakteri akan memproduksi

enzim yang akan mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan usus,

sehingga bakteri mengeluarkan toksin yang merangsang sekresi cairan-cairan

usus dibagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan. Sebagai akibat dari

keadaan ini volume cairan didalam lumen usus meningkat yang

mengakibatkan dinding usus menggembung dan tenaga dan sebagian dinding

usus akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas untuk

mengalirkan cairan diusus besar. Apabila jumlah cairan tersebut melebihi

kapasitas absorbsi usus maka akan terjadi diare.

Diare yang disebabkan karena mal absorbsi makanan akan

menyebabkan makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air

dan elektrolit keadaan rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.

34

Page 30: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Tertelannya makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare

karena akan mengganggu motilitas usus. Iritasi mukosa usus menyebabkan

hiperperistaltik sehingga mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltic menurun

akan mengakibatkan bakteri akan tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare

pula.

Adanya iritasi mukosa usus dan peningkatan volume cairan dirongga

usus menyebabkan klien mengeluh perut terasa sakit. Selain karena 2 hal itu,

nyeri perut / kram timbul karena metabolisme KH oleh bakteri diusus yang

nmenghasilkan gas H2 dan CO2 yang menimbulkan kembung dan flatis

berlebihan. Biasanya pada keadaan ini klien akan merasa mual bahkan muntah

dan nafsu makan menurun. Karena terjadi ketidak seimbangan asam basa dan

elektrolit.

Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan

klien jatuh pada keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan turun,

turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun bisa menjadi cekung (pada bayi),

selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Bila keadaan ini

terusberlanjut dan klien tidak mau makan maka akan menimbulkan gangguan

nutrisi sehingga klien lemas.

Dehidrasi dan reaksi inflamasi pada mukosa usus menyebabkan

peningkatan suhu tubuh klien.

Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan membuat

cairan ektraseluler dan intraseluler menurun. Dimana selain itu air tubuh juga

35

Page 31: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

kehilangan Na, K dan ion karbohidrat. Bila keadaan ini berlanjut terus maka

volume darah juga berkurang. Tubuh mengalami gangguan sirkulasi, perfusi

jaringan terganggu dan akhirnya dapat menyebabkan syok hipovolemik

dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi kecil dan cepat, tekanan

darah menurun, klien sangat lemah kesadaran menurun.

Selain itu, akibat akibat lain dari kehilangan cairan ektrasel yang

berlebihan, tubuh akan mengalami asidosis metabolik dimana klien akan

tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan

kussmaul).

Faktor psikologis juga dapat menyebabkan diare. Karena faktor

psikologis (stress, marah, takut) dapat merangsang kelenjar adrenalan dibawah

pengendalian sistem pernafasan simpatis untuk merangsang pengeluaran

hormon yang kerjanya mengatur metabolisme tubuh. Sehingga bila terjadi

stress maka metabolisme akan terjadi peningkatan, dalam bentuk peningkatan

mortalitas usus.

(Ngastiyah, 2005;Syaifuddin, 1999)

E. MANIFESTASI KLINIK

Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat.

Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan

mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah

kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah

sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan terjadi makin lama makin

36

Page 32: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang

tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum/sesudah diare dan dapat

disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan

keseimbangan asam basa dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu

berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar manjadi

cekung (pada bayi). Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi :

Dehidrasi ringan : kehilangan cairan kurang dari 5% berat badan.

a. Haus, sadar, gelisah, ubun-ubun normal.

b. TD normal, RR normal dan nadi normal, status mental normal.

c. Turgor normal.

d. Mukosa sedikit kering.

e. Urin sedikit mengurang.

Dehidrasi sedang : kehilangan cairan antara 5-9 % berat badan

a. Haus meningkat.

b. Nadi cepat dan lemah, TD normal, RR cepat.

c. Turgor menurun.

d. Membran mukosa kering.

e. Ubun-ubun normal.

f. Setatus mental normal sampai lesu.

g. Keluaran urin mengurang.

37

Page 33: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Dehidrasi berat : kehilangan cairan lebih dari 10 % berat badan

a. Kesadaran menurun, lemas, takikardi, ektremitas dingin.

b. Nadi capat dan halus kadang takteraba, TD menurun.

c. Haus meningkat.

d. Keluaran urin tidak ada.

e. Ubun-ubun cekung.

(Ngastiyah, 1997;Nelson, 2000)

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Dasar pengobatan medis adalah :

1. Pemberian cairan

Cara pemberian cairan dalam terapi dehidrasi:

a. Belum ada dehidrasi

Peroral selanjutnya anak mau minum atau satu gelas tiap defikasi

b. Dehidrasi sedang

1 jam pertama: 50-100 ml/kg BB peroral/intra gstric (sonde)

selanjutnya: 125 ml / kg BB /hari ada albumin.

c. Dehidrasi berat

Satu jam pertama: 40 sampai 10 tetes/kg BB /menit (set infus

berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes/kg BB /menit (set infus =20

tetes) 16 jam berikutnya:125 ml/kg BB oralit atau intragastrik bila

anak tidak mau minum, teruskan DG aa intra vena 2 tetes/kg BB/menit

38

Page 34: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

(set infus 1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (set infus 1 ml =

20 tetes).

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun BB 10-15 kg

1 jam pertama: 30 ml/kg BB atau 8 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15

tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)

7 jam berikutnya; 125 ml/kg BB/jam atau 3 tetes/kg BB/menit (1 ml =

15 tetes atau 4 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)

16 jam berikutnya;125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastik. Bila

anak tidak mau minum DG aa intra vena 2 tets /kg BB/menit (set infus

1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit (set infus 1 ml = 20 tetes).

Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan BB 15-25 tahun

1 jam pertama : 20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes kg BB/menit ( 1 ml =

15 tetes) atau 7 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)

7 jam berikutnya : 10 ml/kg BB/jam atau 2,5 tetes/kg BB/menit (1 ml

= 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/menit ( 1ml = 20 tetes)

16 jam berikutnya : 105 ml/kg BB oralit peroral tu intra gastitik.Bila

anak tidak mau minum teruskan DG aa intra vena 1 tetes/kg BB/menit

9set infus 1 ml = 15 tetes) atau 1,5 tetes/kg BB/menit (set infus 1 ml =

20 tetes)

Untuk bayi baru lahir dengan BB 2-3 kg

Kebutuhan cairan : 125 ml+100 ml = 250 ml/kg BB/24 jam

Jenis cairan : cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% +1 bagian NaHCO

1,5%

39

Page 35: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Kecepatan ; 4 jam pertama: 25 ml/kg BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit

(1 ml = 15 tetes ) 8 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes).

20 jam berikutnya: 150 ml/kg BB/jam atau 2 tetes/kg BB/menit (1

ml=\ = 15 tetes) atau 1,5 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)

Untuk bayi lahir rendah,dengan BB<2 kg

Kebutuhan cairan: 150 ml/kg BB/24 jam

Jenis cairan: cairan 4:1 (4 bagian glokosa 5%+ 1 bagian NaHCO 1,5%

Kecepatan: sama dengan pada bayi baru lahir.

Cairan untuk pasien MEP sedang dan berat dengan diare dehidrasi

berat misalnya: untuk anak umur 1 bulan sampai 2 tahun dengan BB

3n- 10 kg jenis cairan: D6 aa

Jumlah cairan: 250 ml/kg BB/24 jam.

Kecepatan: 4 jam pertama 60 ml/kg BB/jam atau 15 ml/kg BB/jam

atau 4 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) tau 15 tetes/kg BB/menit (1

ml = 20 tetes)

20 jm berikutnya: 190 ml/kg BB/20 jam atau 10 ml/kg BB/jam atau

2,5 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau b3 tetes/kg BB/menit (1

ml = 20 tetes)

2. Pengobatan diatetic

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB kurang

dari 7 kg jenis makanan:

a. Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan

lemak tidak jenuh, misalnya LLM, Alimiron atau sejenisnya).

40

Page 36: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

b. Makanan stengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila

anak tidak mau minum susu.

c. Susus khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan

misalnya susu tanpa laktosa susu asam lemak yang berantai sedang

atau jenuh.

3. Obat-obatan

Prinsif pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui

tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit

dan gligosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras dan

sebagainya) medikel obat diare:

a. Obat anti sekresi : asetosal dosis 25 mg/tahun denfan dosis minimum

30 mg Koproimazin dosis 0,25 – 1 mg/kg BB/hari.

b. Obat spasmolitik dan lain-lain umumnya obat spasmolitik seperti

paverin, ekstra bela dona, opium, loperamid tidak digunakan untuk

mengatasi diare akut lagi. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pactin,

chercoral, tabonal, tidak ada manfaatnya untk mengatasi diare,

sehingga tidak diberikan lagi.

c. Antibiotik umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada

penyebab yang jelas, bila penyebabnya kolera diberikan tetrasiklin 25-

50 mg/kg BB/hari.

(Ngastiyah 2005)

41

Page 37: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

G. KOMPLIKASI

Bila diare berlangsung teru, maka dapat timbul:

a. Dehidrasi, diakibatkan karena tubuh kehalangan terlalu banyak cairan

dengan tanda mukosa bibir kering, turtgor kulit jelek, urine pekat, mata

cekung.

b. Syok hipovolemik, merupakan akibat lanjutan bila kekurangan volume

cairan yang terlampau berlebihan menyebabkan kehilangan cairan dan

sistem vaskuler, darah jadi lebih kental dan tidak lancar yang dapat

nenimbulkan renjatan yang ditandai denyut nadi cepat, tekanan darah

menurun, pasien gelisah, muka pucat, ekstrenitas dingin dan kadang

sianoar.

c. Hipokalemia (hipotoni otot, lemah, bradikardia, disritmia jantung).

Kehilangan cairan berlebihan menyebabkan tubuh juga kehilangan

elektrolit seperti kalium yang berperan penting dalam kerja otot sekeleta

dan jantung. Penurunan kadar kalium dalam tubuh (darah) akan

mengakibatkan penurunan kerja jantung dan otot. Pada jantung bisa

menimbulkan disritmia. Kontraksi yang kurang menyebabkan bradikardi,

meteorismus. Pada otot menimbulkan kelemahan dan hipotoni otot.

d. Kejang, merupakan respon tubuh yang menandakan tubuh kekurangan

oksigen terutama otak. Hal ini diakibatkan oleh adanya gangguan

biokimia dalam tubuh yang mengakibatkan asidosis metabolik sehingga

aliran darah tidak lancar, suplai darah diutamakan keorgan-organ tubuh

yang vital.

42

Page 38: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

e. Malnutrisi, ini dikarenakan absorbsi zat gizi yang tidak adekuat

menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang ditandai berat badan turun,

konjungtiva anemis, badan lemas.

f. Asidosi metabolik. Karena tubuh kehilangan bikarbonas, perbandingan

bikarbonas dan asam karbonas berkurang, yang mengakibatkan pH darah

menurun (menjadikan lebih asan/asidosis). Sedangkan pada proses

metabolisme dengan menggunakan CO2 sehingga dalam tubuh terjadi

penumpukan asam laktat maka terjadi asidosis metabolis.

(Mansoer, Arief, 1999 dan Noer, Saifulloh, 1999)

H. PENGKAJIAN FOKUS

1. Pengkajian data dasar Gastroenteritis

a. Pola nutrisi dan metabolik

Gejala :

1) Anoreksia : mual-mual

2) Penurunan barat badan

3) Taktoleran pada diare/sensitif misal : produk susu, makanan

berlemak.

Tanda:

1) Penrunan lemak subkutan/masa otot

2) Kelemahan tonus otot buruk dan turgor kulit buruk

3) Membran mukosa pucat

b. Pola eleminasi

43

Page 39: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Gejala :

1) Episode diare yang tidak diperkirakan, hilang timbul, sering tidak

terkontrol, flatus lembut dan semi cair : bau busuk dan berlemak

(steatorea) : melena

2) Kontipasi hu]ilang timbul

3) Riwayat batu ginjal (meningkatnya oksalat pada urine)

c. Aktivitas / istirahat

Gejala :

1) Kelemahan, kelelahan, cepat lelah, pembatasan aktivitas/kerja

sehubungan dengan efek proses penyakit

d. Pola persepsi sensori

Gejala :

1) Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadrat kanan

bawah: nyeri abdomen tengah bawah (keterlibatan jejunum)

2) Nyeri tekan menyebar kebagian periumbelikal

3) Titik nyeri berpindah, nyerim tekan (artritis)

4) Nyeri mata fotofobia (iritasi)

Tanda :

1) Nyeri tekan abdomen

e. Pola hubumgan dengan orang lain

Gejala :

1) Masalah berhubungan/peran sehubungan dengan kondisi,

ketidakmampuan aktif secara sosial

44

Page 40: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

f. Pengkajain fisik

Pengkajian fisik meliputi :

1) Keadaan umum pasien

Keadaan umum pasien : pada pasien gastroenteritis belum ada

dehidrasi keadaan umum baik, dehidrasi sedang keadaan umumnya

cukup, pada dehidrasi berat keadaan umumnya buruk .

2) Kesadaran

Pada umumnya kesadaran pasien dengan gastroenteritis dibagi

menjadi 3 kriteria :

a. Belun ada dehidrasi : sadar atau terjaga, sadar pada diri dan

lingkungan. Saat diajak bicara dengan suara normal, pasien

meihat pada anda dan berespon sempurna serta sesuai dengan

rangsangan.

b. Dehidrasi sedang : tingkat kesadaran klien sadar namun tidak

menuntut kemungkinan pasien dengan dehidrasi sedang jatuh

pada tingkat kesadaran letergia (ketika diajak bicara dengan

suara keras, pasien terlihat mengantuk tetapi membuka

matanya dan melihat pada anda, memberikan respon terhadap

pertanyaan).

c. Dehidrasi berat : tingkat kesadaran klien obtudansi (ketika

diguncangkan dengan perlahan pasien membuka matanya dan

melihat pada anda tetapi memberikan respon dengan lambat

dan agak sedikit bingung). Dapat juga masuk pada tingkat

45

Page 41: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

a. kesadaran stupor (kesadaran terhadap diri dan lingkungan

minimal) dan koma meskipun mendapatkan rangsangan yang

menyakitkan secara berulang, pasien tetap tek tersadarkan

dengan matanya terpejam.

3) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : mengalami penurunan dibawah normal yaitu

kurang dari 120/80 mmHg.

b) Suhu : mengalami peningkatan, biasanya lebih besar dari

37,5°C.

c) Nadi : denyut nadi mengalami penurunan kurang dari 100X/

menit.

d) Pernafasan : pada pernafasan klien gastroenteritis dengan

belum adanya dehidrasi masi batas normal yaitu 24X/menit.

Namun pada klien gastroenteritis dengan dehidrasi sedang dan

dehidrasi berat pernafasannya mengalami penurunan dari

ambang normal kurang dari 24X/menit.

4) Keadaan

a) Kepala : rambut, termasuk kuantitas, penyebaran, dan tekstur,

kulit kepala, termasuk warna (pucat), tekstur, penyebaran

rambut dan lesi.

b) Mata : lapang pandang, jika ada implikasi maka terdapat

kelainan quadrantik, seklera dan konjungtiva bisa terjadi

interik.Kelopak mata biasa terladi anameris.

46

Page 42: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

c) Daun telanga, lubang telinga dan gendang telinga : biasanya

ditemukan kemungkinan penurunan ketajaman pendengaran.

d) Hidung : tidak mrendapat keluhan .

e) Mulut dan faring : inspeksi (bibir terjadi sianosis atau pucat).

f) Leher : palpasi kelenjar limfe, inspeksi kelenjar hiroid.

g) Toraks dan paru-paru : inspeksi (frekuensi terjadi penurunan

kurang dari 24X/menit, iramanya lemah, kedalaman dan upaya

bernafas dalam.

h) Jantung : biasanya tidak terdapat keluhan.

i) Abdomen : inspeksi (secara berurutan, inspeksi abdumen

dengan evaluasi sulit : warna, jaringan perut, terdapat lesi atau

kemerahan), palpasi (timpani diperpusi diatas lambung, pekak

diperpusi diatas hati, limpa dan ginjal). Palpasi terdapat adanya

area nyeri tekan, masa dan organ pada abdomen.

j) Genitalia, anus dan rektum : biasanya terjadi lesi atau

kemerahan pada anus.

k) Ektermitas : biasamya terjadi kelemahan otot ektermitas.

g. Tahap-tahap tumbuh kembang anak :

a) Masa pranatal

1) Masa mudigah/embrio : konsepsi – 8 minggu

2) Masa janin/fetus : 9 minggu - lahir

47

Page 43: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

b) Masa bayi : usia 0 – 1 tahun

1) Masa neonatal : usia 0 – 28 hari

a) Masa neonatal dini : 0 – 7 hari

b) Masa neonatal lanjut : 8 – 28 hari

2) Masa pasca neonatal : 29 hari – 1 tahun

c) Masa pra-sekolah : usia 1 – 6 tahun

d) Masa sekolah : usia 6 – 18/20 tahun

1) Masa pra-remaja : usia 6 – 10 tahun

2) Masa remaja :

a) Masa remaja dini

a.1) Wanit, usia 8 – 13 tahun

a.2) Pria, usia 10 – 15 tahun

b) Masa remaja lanjut

b.1) Wanita, usia 13 – 18 tahun

b.2) pria, usia 15 – 20 tahun

Perkembangan Mental anak balita yang disebut : SKALA YAUMIL –

MINI

1. Dari lahir sampai 3 bulan :

a. Belajar mengangkat kepala

b. Belajar mengikuti obyek dengan matanya

c. Melihat kemuka orang dengan tersenyum

48

Page 44: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

2. Dari 3 sampai 6 bulan :

a. Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan

bertopeng tangan.

b. Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya

atau diluar jangkauannya.

3. Dari 6 sampai 6 bulan :

a. Dapat duduk tanpa dibantu

b. Dapat tengkurap dan berbalik sendiri

c. Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

4. Dari 9 sampai 12 bulan :

a. Dapat berdiri sendiri tanpa bantuan

b. Dapat berjalan dengan dituntun

c. Menirukan suara

5. Dari 12 sampai 18 bulan :

a. Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

b. Menyusun 2 atau 3 kotak

c. Dapat mengatakan 5 – 10 kata

6. Dari 18 sampai 12 bulan :

a. Naik turun tangga

b. Menyusun 6 kotak

c. Menunjuk mata dan hidungnya

7. Dari 2 sampai 3 tahun :

a. Beljart meloncat, memanjat, melompat dengan satu kali

49

Page 45: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

b. Membuat jembatan dengan 3 kotak

c. Mampu menyusun kalimat

8. Dari 3 sampai 4 bulan :

a. Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

b. Berjalan pada jarak kaki

c. Berjalan berpakaian dan membuka pakaian sendiri

9. Dari 4 sampai 5 tahun :

a. Melompat dan menari

b. Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan badan

c. Menggambar segi empat dan segi tiga

(Soetjiningsih, 1995)

h. Genogram

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang

menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan genogram

merupakan alat pengkajian informatif yang digunakan untuk mengetahi

keluarga dan riwayat serta sumber-sumber keluarga atau bagan geneologis

dan genetika, genogram keluarga memuat informasi tentang tiga generasi

keluarga. (keluarga inti dan keluarga asal masing-masing orang tua),

setatus sehat atau sakit, kelas social, etnis agama, pekerjaan dan tempat

tinggal.

Laki-laki digambarkan dengan kotak wanita dan lingkaran garis

horizontal terputus-putus menunjukan terpisah atau bercerai. Anggota

50

Page 46: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

keluarga diidentifikasi dengan melingkari semua anggota rumah

tangga dengan garis terputus-putus. Biasanya genogram keluarga dibuat

pada saat kunjungan pertama dan direfisi kemudian setelah dapat

informasi baru. Memberi tahu keluarga tentang latar belakang informasi

diperlukan untuk memahami masalah-masalah spesifik yang dialami oleh

keluarga, disertai dengan penjelasan metode pohon keluarga, biasanya

mencukupi sebagai penjelasan untuk mendapatkan pertisipasi anggota

keluarga.

2. Pengkajian data fokus yang digolongkan menjadi dua yaitu data subyektif

dan data obyektif :

a. Data subyektif

Pada pasien yang menderita gastroenteritis data subyektif yang

ditemukan adalah :

1) Nyeri atau kram pada abdomen serangan dan lamanya lokasi dan

penyebarannya, karakter dan beratnya, faktor penghilang dan

pemberatnya.

2) Sering defekasi (BAB) : warna kehijauan , hijau, mungkin

mengandung darah.

3) Penurunan nafsu makan : anoreksia (mual), muntah (polifagia).

4) Demam

b. Data obyektif

Pada pasien gastroenteritis data obyektif yang sering ditemukan adalah

:

51

Page 47: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

1) Penurunan berat badan atau kegagalan untuk meningkatkan berat

badan.

2) Hiperaktif bising usus.

3) Peka rangsang.

4) Dehidrasi mata : cekung, turgor kulit buruk, selaput lendir kering,

takada air mata saat menangis.

5) Ketidak seimbangan elektrolit.

(tucker, 1999, toalbot, laura A 1999)

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium/diagnostik

a. Hamtest fases-untuk memeriksa adanya darah (lebih umum dengan

yang bakterial).

b. Evaluasi fases terhadap volume, warna, konsistensi adanya kus atau

pus.

c. Hitung darah lengkap dengan deferensial.

d. Uji antigen imonosasi enzim-untuk memastikan rota firus.

e. Kultur feses (juka anak dihospilitasi, pus dalam feses atau diare yang

berkepanjangan) untuk menentukan fatogen.

f. Evaluasi feses terhadap telur cacing dan pfarasit.

g. Aspirasi duodenum (jika diduga coli lamblia.

(Cecily L.Betz,2002)

52

Page 48: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

I. PATHWAY

Infeksi (bakteri, virus, parasit)

Masuk ke lambung

Lolos dari asam lambung Masuk ke usus

Mengiritasi mukosa usus

Gastroenteritis

Makanan beracun

Reaksi inflamasi Zat makanan yang tidak dapat diserap

Gangguan Keseimbangan

cairan dan elektrolit

Tubuh kehilangan

Na & K

Gg. Eliminasi :

BAB

Resiko kerusakan integritas

kulit

Kontak cairan feses dengan kulit

sering

Defekasi sering

Motilitas usus terganggu

Hipermotilitas

Sekresi elektrolit ­

Tubuh kehilangan cairan & elektrolit

>>

Devisit Vol cairan

Waktu absorbsi nutrient ¯

Intake nutrient <

Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Hipomotilitas

Bakteri tumbuh berlebih

Metabolisme KH oleh bakteri

Gas toksik

Kembung anoreksia,

mual, muntah

Tekanan osmotik ­

Pergeseran cairan & elektrolit ke

rongga usus

Merangsang peningkatan sekresi cairan & elektrolit

ke rongga usus

Isi rongga usus

Abdomen tegang

Nyeri

Lama sembuh

Cemas

53

Page 49: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan

banyak cairan melalui rute normal (muntah, diare) dan kurangnya asupan

cairan.

2. Gangguan pole eliminasi : BAB berhubungan dengan inflamasi, iritasi,

adanya toksin atau malabsorbsi.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

absorbsi nutrien, asupan makanan tidak adekuat.

4. Nyeri berhubungan hiperperistaltik, iritasi mukosa usus.

5. Ansietas berhubungan dengan eliminasi yang sering dan tidak terkontrol.

6. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pasase

feces yang sering.

(Carpenito, Lynda juall, 1999; Tucker, 1999; Engrang, Barbara, 1998)

D.

J. FOKUS INTERVENSI

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak cairan

melalui rute normal (muntal, diare) dan kekurangan asupan cairan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan

terpenuhi.

Kriteria hasil : Mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh

membran mukosa lembab, turgor kulit baik dan pengisian kapiler baik,

54

Page 50: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

tanda vital setabil, keseimbangan masukan dan haluan dengan urine

normal.

Intervensi :

Mandiri :

1) Kaji masukan dan haluaran, karekter dan jumlah feses, hitung intake

dan output, ukur bera jenis urine, observasi oliguri.

Rasional: Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan,

fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus juga merupakan

pedoman untuk penggantian cairan.

2) Kaji tanda vital (tekanan darah, nadi dan suhu)

Rasional: Hipotensi (termasuk postural), takikardi, demam dapat

menunjukan respon terhadap dan atau efek kehilangan

cairan.

3) Observasi kulit kering, berlebihan dan membran mukosa, turgor kulit

menurun, pengisian kapiler lambat. Ukur barat badan tiap hari.

Rasional: Menunjukan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi

4) Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring dan hindari kerja.

Rasional: Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan menurunkan

kehilangan cairan usus.

5) Berikan cairan sering dan dalam jumlah kecil untuk mendorong

urinasi terjadi tiap dua jam (air daging, minuman ringan berkarbonat,

minuman suplemen elektrolit, jus apel)

55

Page 51: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Rasioanal: Minuman berkarbonat menggantikan natrium dan kalium

yang hilang pada diare dan muntah.

Kolaborasi :

6) Berikan cairan parenteral, transfusi darah sesuai indikasi.

Rasional: Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan

pergantian cairan untuk rehidrasi.

7) Awasi hasil laboratrium, contoh : elektrolit dan gas darah analisa.

Rasional: Menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan

terapi.

8) Berikan obat sesuai indikasi : anti diare

Rasional: Menurunkan kehilangan cairan.

9) Antiemetik, misal trimetobenzamida (Tigan), hidroksin (vistarin).

Rasional : untuk mangontrol mual/muntah.

10) Antipiretik, misal asetaminofen (Tyenol).

Rasional: mengontrol demam, menurunkan kehilngan cairan yang

takterlihat.

11) Elektrolit, misal tambahan kalium ( LCI-IV, K-Lyte, Slow-K).

Rasional: Karena diare, banyak elektrolit yang ikut terbuang juga

seperti HCO3 yana dapat menimbulkan sidosis

metabolik.

12) Vitamin K (Mephyton)

Rasional: Menurunkan resio pendarahan.

56

Page 52: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

2. Gangguan pola eliminasi ; berhubungan dengan inflamasi, iritasi, adanya

toksin atau malabsorbsi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola eliminasi normal.

Kriteria hasil : Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi

kembali normal, mengidentifikasi/menghindari faktor penyebab.

Intervensi ;

Mandiri :

1) Observasi dan catat frekuensi defeksi, karakteristik dan faktor

pencetus.

Rasional: Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji

beratnya efisode.Istirahat menurunkan mootilitas usus.

2) Tingkatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur.

Rasional: Menurunkan laju metabolisme.Bila alat-alat terlalu jauh

resiko jatuh.

3) Kaji makanan dan cairan yang m,encetuskan diare.

Rasional: Menghindarkan iritan dan meningkatkan istirahat

usus,memberikan istirahat kolon.

4) Mulai lagi pemasukan peroral secara bertahap.Tawarkan minuman

jernih tiap jam,hindari dingin/panas.

Rasional: Makan secara bertahap mencegah kram dan diare

berulang, cairan dingin/panas dapat meningkatkan

motilitas usus.

57

Page 53: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

5) Barikn kesempatan untuk menyatakan perasaan berhubungan dengan

proses penyakit.

Rasional: Reaksi stress dapat memperburuk penyakit.

6) Observasi demam, takikardi, letergi, leukositosis, penurunan protein

serum, ansietas dan kelesuan.

Rasional: Tanda bahwa toksik megakolon/perforasi akan terjadi

memerlukan intervensi medik segera.

Kolaborasi :

7) Berikan obat-obatan sesuai indikasi defenoksilat (lomotil).

Rasional: Menurunkan motilitas/peristaltik gastrointestinal dan

menurunkan sekresi digestif untuk menghilangkan kram

dan diare. Catat : penggunaan harus hati-hati.

8) Kolestiramin (Questran)

Rasional: Mengikat garam empedu, menurunkan diare yang

diakibatkan oleh kelebihan asam empedu.

9) Antasida.

Rasional: Menurunkan iritasi gaster, mencegah inflamasi yang

menurunkan resiko infeksi.

10) Antibiotik.

Rasional: Mengobati infeksi supuratif local.

58

Page 54: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

11) Pemeriksaan tinja.

Rasional: Untuk menentukan jenis pengobatan yang tepat.

3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output

yang berlebihan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan keseimbangan cairan

dan elektrolit tetap terjaga/meminimalkan efisode ketidak seimbangan

cairan dan elektrolit.

Kriteri hasil: Mempertahankan cairan dan elektrolit output yang tidak

berlebihan.

Intervensi :

Mandiri :

1) Pantau tanda dan gejala dehidrasi misalnya : kulit dan membran

nuklosa kering, kenaikan berat badan urine, haus.

Rasional: Propulasi feses yang cepat melalui usus mengurangi

absorbsi air. Volume sirkulasi yang rendah menyebabkan

kekeringan membran nuklosa dan rasa haus. Urin yang

pekak telah meningkatkan berat jenis.

2) Pantau masukan dan haluaran dengan cermat.

Rasional: Catatan masukan dan haluaran membantu mendeteksi

tanda dini ketidakseimbangan cairan.

3) Pantau ketidakseimbangan elektrolit: natrium, klorida, kalium.

59

Page 55: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Rasional: Populasi feses yang tepat melalui usus mengurangi

absorbsi elektrolit. Muntah-muntah juga menyebabkan

kehilangan wlwktrolit.

4) Pantau masukan dan haluaran, yakinkan bahwa masukan

mengkompensasi haluaran.

Rasional: Haluaran dapa melebihi masukan, yang sebelumnya sudah

tidak mencukupi untuk mengkompensasi yang tidak kasat

mata.

4. Nurisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

absorbsi nutrien, asupan makanan tidak adekuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi

terpenuhi.

Kriteria hasil : Menunjukan berat badan yang normal dengan nilai

laboratorium normal dan tak ada tanda malnutrisi.

Intervensi :

Mandiri :

1) Timbang berat badan tiap hari.

Rasional: Memberikan informasi tentang kebutuhan diet.

2) Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas.

Rasional: Menurunkan kebutuhan metabolik.

3) Anjurkan istirahat sebelum maka.

Rasional: Menanangkan paristaltik dan meningkatkan energi untuk

makan.

60

Page 56: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

4) Berikan kebersihaaan oral.

Rasional: Meningkatkan nafsu makan.

5) Ciptakan lingkungan yang nyaman saat makan.

Rasional: Menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan.

6) Batasi makanan yang dapat meningkatkan kram abdoman, flatus

(misal produk susu).

Rasional: Mencegah serangan akut.

7) Dorong pasien mengungkapkan perasaan.

Rasional: Memberikan rasa kontrol pada pasien dan kesempatan

memilih akanan yang diinginkan.

Istirahat usus menurunkan perstaltik dan diare.

8) Catat masukan dan perubahan simtomatik.

Rasional: Menimgkatkan saluran usus untuk mematikan kembali

proses pencernaan. Protein perlu untnk penyembuhan

jaringan. Rendah bulk menurunkan respon paristaltik

terhadap makanan.

Kolaborasi :

9) Pertahankan puasa seuai indikasi.Tambahkan diet secara bertahap

sesuai indikasi, misal cairan jernih maju menjadi menjadi makanan

yang dihancurkan, rendah sisa, keudian tunggi protein, tinggi

kaloridan reendah serat.

Rasional: Antikolinergik diberikan 15 – 30 menit sebelum makan

untuk memberikan penghilang rasa kram dan

61

Page 57: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

diare,menurunkan motilitas usus dan meningkatkan waktu untuk

absorbsi nutrien.

10) Berikan obat sesuai indikasi, contoh: Donatol, Nabarbital dan

Belladona (Imerol yang disuntikan).

Rasinal: Mencegah atau mengobati anemia.

5. Nyeri berhubungan denga hiperperistaltik, iritasi mukosa usus.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri hilang/terkontrol.

Kriteria hasil ; Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol, eksresi wajah

pasien rileks dan mampu tidur/istirahat denagn cepat.

Intevensi :

Mandiri :

1) Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.

Rasional: Mencoba untuk mentoleransi nyeri, dari pada memintaa

analgetik.

2) Kaji lapiran kram abdomen/nyeri, catat lokasi lamanya,intensitas

(skala 1 – 10), selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyieri.

Rasional: Untuk mengidentifikasi penyakit dan perubahan

penyebaran penyakit.

3) Catat petunjuk nonverbal.

Rasional: Dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk

mengidentifikasi berat / luasnya masalah.

62

Page 58: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

4) Kaji faktor yang memberat / menyebabkan yeri.

Rasional: Dapat menunjukan faktor penyebab / memperberat dan

mengidentifikasi terjadinya komplikasi.

5) Berikan posisi yamg nyaman.

Rasional: Menurunkan tegangan abdomen.

6) Berikan perawatan area rektal.

Rasional: Melindungi kulit dari asam susu dan ekskoriasi.

7) Observasi/catat distensi abdomen, peningkatan suhu dan penurunan

tekanan darah.

Rasional: Dapat menunjukan adanya inflamasi.

Kolaborasi :

8) Lakukan modifakasi diet sesuai indikasi, misalnya memberikan cairan

dan meningkatkan makanan padat sesuai indikasi.

Rasional: Istirahat usus penuh dapat menurunkan nyeri, kram.

Berikan obat sesuai indikasi :

9) Analgesik.

Rasional: Menurunkan rasa nyeri,penggunaan hati-hati seperti opiat,

karena dapat menimbulkan toksik megakolon.

10) Antikolinergik.

Rasional: Menghilangkan sepasme saluran G1.

6. Ansietas berhubungan dengan eliminasi yang sering dan tidak terkontrol.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas teratasi.

63

Page 59: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

Kriteria hasil : Menunjukan ekspres wajah rileks dan melaporkan

penurunan ansietas.

Menyatakan kesadaran persaan ansietas dan cara sehat menerimanya.

Intervensi :

Mandiri :

1) Catat petunjuk perilaku, misalnya gelisah, peka rangsang, menolak,

kurang kontak mata.

Rasional: Indikator derajat ansietas/stress.

2) Dorong pasien menyatakan perasaan. Berikan umpan balik.

Rasional: Membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien/orang

terdekat dalam mengidentifikasi masalah yang

menyebabkan stress.

3) Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan dengan yang

diekspresikan orang lain.

Rasional: Validasi bahwa perasaan normal dapat membantu

menurunkan stress.

4) Berikan informasi yang akuratdan nyata tentang penyakit dan

pengobatan.

Rasional: Keterlibatan pasien dalam perencanaan keperawatan

memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan

stress.

5) Berikan lingkungan tenang dan istirahat.

Rasional: Membantu menurunkan stress dan meningkatkan relaksasi.

64

Page 60: BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT A. PENGERTIANdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007... · kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

7. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya

defekasi dengan iritasi pada daerah anal dan bokong.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi kerusakan

integritas kulit.

Kriteri hasil : Menyatakan pemahaman faktor penyebab, menunjukan

prilaku mempertahankan integritas kulit, tidak ada tanda-tanda iritasi kulit.

Intervensi :

Mandiri :

1) Observasi kemerahan dan tanda-tanda iritasi kulit disekitar area anal.

Rasional: Untuk mengetahui sejauh mana iritasi terjadi.

2) Dorong pasien untuk mengikuti rutinitas perawatan kulit, yaitu :

mengelap/mengeringkan area anal setelah defekasi, membersihkan

dengan nola kapas.

Rasional: Mencegah terjadinya iritasi kulit.

3) Diskusikan tentang pentingnya kebersihan area anal dan jaga agar

tetap kering.

Rasional: Memberikan pengetahuan agar pasien memperhatikan

kebersihan.

4) Anjurkan menggunakan pelindung kulit dan barier palembab sesuai

kebutuhan.

Rasional: Mencegah terjadinya iritasi yang berlebihan.

(Carpenito, Lynda juall, 1999;Engram, Barbara, 1998)

65