bab ii konsep dasar a. pengertian -...

29
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Dengue Hemmorragic Fever ( DHF ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty.Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. ( Nursalam , 2005 ) Dengue Hemorragic Fever ( DHF ) adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh orbovirus ( arthopodborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( aedes albopictus dan aedes aegypti ). ( Ngastiyah, 2005 ) Dengue Hemorragic Fever ( DHF ) adalah Penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian . ( FKUI, 2002 ) Jadi Dengue Hemorragic fever adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinik demam, perdarahan, dan bila timbul renjatan dapat menimbulkan kematian.

Upload: doliem

Post on 18-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

BAB II

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Dengue Hemmorragic Fever ( DHF ) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty.Penyakit

ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama

pada anak.

( Nursalam , 2005 )

Dengue Hemorragic Fever ( DHF ) adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh

orbovirus ( arthopodborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (

aedes albopictus dan aedes aegypti ).

( Ngastiyah, 2005 )

Dengue Hemorragic Fever ( DHF ) adalah Penyakit demam akut dengan ciri-ciri

demam manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang

dapat menyebabkan kematian .

( FKUI, 2002 )

Jadi Dengue Hemorragic fever adalah suatu penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinik demam, perdarahan,

dan bila timbul renjatan dapat menimbulkan kematian.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI

Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari

traktus digestivus dan dari paru-paru ke sel-sel tubuh .Selain itu, sistem sirkulasi

merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel ke ginjal,

paru-paru, dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme.

Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah dan darah.

1. Jantung

Jantung merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak di dalam

thorax, diantara paru-paru, agak lebih ke arah kiri .

Stuktur Jantung

a. Atrium kanan

b. Atrium Kiri

c. Ventrikel Kanan

d. Ventrikel Kiri

e. Katub Bikuspidalis

f. Katub Trikuspidalis

g. Endokardium

h. Miokardium

i. Pericardium

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

2. Pembuluh Darah

Pembuluh Darah ada tiga , yaitu :

a. Arteri ( Pembuluh nadi )

Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan

Beberapa pembuluh darah arteri yang penting :

1. Arteri Koronaria

Arteri yang mendarahi dinding jantung

2. Arteri Subklavikula

Arteri bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher dan melewati

aksila

3. Arteri Brachialis

Arteri pada lengan atas

4. Arteri Radialis

Arteri yang teraba pada pangkal ibu jari

5. Arteri Karotis

Arteri yang mendarahi kepala dan otak

6. Arteri Temporalis

Arteri yang teraba denyutannya pada di depan telinga

7. Arteri Facialis

Teraba berdenyut disudut rahang bawah

8. Arteri Femoralis

Arteri yang berjalan ke bawah menyusuri paha menuju ke belakang

lutut.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

9. Arteri Tibia

Arteri pada kaki

10. Arteri Pulmonalis

Arteri yang menuju ke paru-paru .

b. Kapiler (Pembuluh Rambut)

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang

terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali di bawah mikroskop.

Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh, kapiler

selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi pembuluh darah yang

lebih besar yang disebut vena.

c. Vena ( Pembuluh darah balik )

Vena membawa darah kotor kembali ke jantung .

Beberapa vena yang penting :

1) Vena Cava Superior

Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa darah kotor dari

daerah kepala, thorax, dan ekstremitas atas.

2) Vena Cava Inferior

Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua organ

tubuh bagian bawah.

3) Vena Jugularis

Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung.

4) Vena Pulmonalis

Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari paru-paru .

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

3. Darah

Darah merupakan cairan berwarna merah dan kental. Darah terdiri atas

dua komponen, yaitu : bagian yang padat yang disebut sel-sel darah, dan

bagian cair yang disebut plasma.

Proses pembentukan sel darah (Hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu :

Sumsum tulang, hepar dan limpa.

a. Sumsum tulang

Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :

1) Tulang Vertebrae

Vertebrae merupakan serangkaian tulang-tulang kecil yang tidak

teratur bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang

mampu melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan penopang

tubuh. Tubuh manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae

mempunyai korpus (Badan ruas tulang belakang) berbentuk kotak dan

terletak di depan dan menyangga berat badan. Bagian yang menjorok

dari korpus ke belakang disebut Arkus Neoralis ( Lengkung Neoral )

yang dilewati medulla spinalis, yang membawa serabut-serabut dari

otak ke semua bagian tubuh. Pada Arkus terdapat bagian yang

menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang

menggerakkan tulang belakang, yang dinamakan Processus Spinosis.

2) Sternum ( Tulang Dada )

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Sternum adalah tulang dada. Tulang ini sebagai pelekatan tulang

kosta dan klavikula . Sternum terdiri dari Manubrium Sterni , Corpus

Sterni, dan Processus Xipoideus .

3) Costa ( Tulang Iga )

Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang costa vertebro sternalis, 3

pasang costa vertebro condralis dan 2 pasang costa fluktuantes.

Costa di bagian posterior tubuh melekat pada tulang vertebrae

dan di bagian anterior melekat pada tulang sternum , baik secara

langsung maupun tidak langsung ,bahkan ada yang sama sekali tidak

melekat .

b. Hepar

Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelanjar pada

tubuh manusia. Organ ini terletak dibagian kanan atas abdomen di bawah

diafragma. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan lobus

sinistra. Dari kedua lobus tampak adanya ductus hepaticus dextra dan

ductus hepaticus sinistra, keduanya bertemu membentuk ductus hepaticus

komunis. Ductus Hepaticus Comunis menyatu dengan ductus sistikus

membentk ductus coledakus .

c. Limpa

Limpa terletak di bagian kiri atas abdomen. Limpa berbentuk

setengah bulan berwarna kemerahan. Limpa adalah organ berkapsula

dengan berta normal 100 - 150 gr. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

organ limfoid dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah.

Limpa juga berfungsi menghancurkan sel darah merah yang rusak.

FISIOLOGI

Pengertian

Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma (Guyton, 1992

).

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang

warnanya merah (Drs. H. Syaifudin, B, Ac , 1997).

Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma yang

mengandung elektrolit.

Hemopoesis adalah proses pembentukan sel darah.

Banyaknya Darah

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat

badan atau kira-kira 4- 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak

sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.

Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari pada air yaitu

mempunyai berat jenis 1,041- 1,067 dengan temperatur 38oC dan PH 7,37 - 7,45.

Fungsi Darah

Fungsi darah terdiri atas:

a. Sebagai alat pengangkut

Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh

jaringan tubuh

Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan

keseluruh jaringan atau alat tubuh

Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk

dikeluarkan melalui kulit dan ginjal

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan

membinasakan tubuh dengan perantaraan leokosit, antibodi atau zat-zat anti

racun.

c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh

Bagian-bagian Darah

Darah terdiri dari dua bagian yaitu:

Sel-sel darah ada tiga macam yaitu:

Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti, ukurannya kira-kira

8m, tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam mm3. Eritrosit

berwarna kuning kemerah-merahan karena di dalamnya mengandung suatu zat

yang disebut hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya

banyak mengandung O2. Fungsi dari eritrosit adalah mengikat O2 dari paru-paru

untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh

untuk dikeluarkan melalui paru-paru.

Pengikatan O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin yang telah

bersenyawa dengan O2 disebut oksi hemoglobin ( Hb + O2 → HbO2 ). Jadi O2

diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin dan kemudian dilepaskan

dalam jaringan HbO2 → Hb + O2 dan seterusnya Hb akan mengikat dan

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

bersenyawa dengan CO2 yang disebut karbondioksida hemoglobin ( Hb + CO2 →

HbCO2 ) yang mana CO2 akan dilepaskan di paru-paru.

Eritrosit dibuat dalam sumsum tulang, limpa dan hati, yang kemudian akan

beredar keseluruh tubuh selama 14 - 15 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin

yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang

mengandung Fe yang berguna untuk pembuatan eritrosit baru dan hemoglobin yaitu

suatu zat yang terdapat dalam eritrosit yang berguna untuk mengikat O2 dan CO2.

Jumlah Hb dalam orang dewasa kira-kira 11,5 – 15mg%. Normal Hb wanita 11,5 –

15,5mg% dan Hb laki-laki 13,0 – 17,0mmg%.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga

banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila keduanya berkurang maka

keadaan ini disebut anemia. Biasanya hal ini disebabkan karena perdarahan yang

hebat dan gangguan dalam pembuatan eritrosit.

Leukosit (sel darah putih)

Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan

perantara kaki palsu (pseudopadia) mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga

dapat dibedakan berdasarkan inti sel. Leokosit berwarna bening (tidak berwarna),

banyaknya kira-kira 4000 – 11000 /mm3.

Leokosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan

bibit penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (Retikulo

Endotel System). Fungsi yang lain yaitu sebagai pengangkut, dimana leokosit

mengangkut dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa ke pembuluh

darah.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Sel leokosit selain di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan

tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan karena kemasukan kuman

atau infeksi maka jumlah leokosit yang ada dalam darah akan meningkat.

Hal ini disebabkan sel leokosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe

sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan

bibit penyakit tersebut.

Macam-macam Leokosit meliputi :

a) Agranulosit

Sel yang tidak mempunyai granula di dalamnya, terdiri dari:

1) Limfosit

Leokosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe didalam

sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20-25%.

Fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan

tubuh.

2) Monosit

Fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%

b) Granulosit

1) Neotrofil

Mempunyai inti,proto plasma banyaknya bintik-bintik, banyaknya 60% -

70% .

C. ETIOLOGI / PREDISPOSISI

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Virus dengue serotipe 1,2,3, dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk

aedes aegyti. Nyamuk aedes abdopictus, aedes polynesiinsis, dan beberapaspestes

lain merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe

akan menimbulkan anti bodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi

tidak ada perlindungan dari serotipe lain .

( FKUI, 2002 )

D. PATOFISIOLOGI

Virus dengue masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes

aegypty terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab

yang jelas disertai gejala lain sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal diseluruh

tubuh, nafsu makan berkurang dan skit perut , bintik-bintik merah pada kulit. Selain

itu kelainan dapat terjadi pada system retikulo endotelium seperti pembesaran

kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Pelepasan zat anafilaktoksin,

histamiin serotin serta aktivitas dari sistem kalikrein menyebabkan peningkatan

permeabilitas dinding kapiler / vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke

ekstravaskuler atau terjadinya pembesaran plasma akibatnya terjadi pengurangan

volume plasma yang terjadi hipovolemik, penurunan tekanan darah,

hemokosentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu system retiklo

endotel biasanya terganggu sehingga menyebabkan anaphylaxia.

Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan

depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan

akhirnya sampai pada perdarahan kelenjar adrenalin ( Hadinegoro,1999 )

Plasma merembes pada permulaan demam dan mencapai puncaknya saat

renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang

sampai 305% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan

plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi hipoksia jaringan,

asidosis metabolic dan kematian. Terjadinya renjatan ini biasanya pada hari ke-3

dan ke-7.(Hadinegoro)

Reaksi lainya yaitu perdarahan yang diakibatkan adanya gangguan pada

hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler, trombositopenia ( trombosit

<100.000/mm3 ), menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor koagulasi (

protrombin, faktor V, IX, X dan fibrinogen ). Pembekuan yang meluas pada

intravaskuler (DIC) juga bisa terjadi saat renjatan. Perdarahan yang terjadi seperti

ptekie, ekimosis, purpura, epistasis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada

traktus gastrointestinal. ( Hadinegoro )

E. MANIFESTASI KLINIK

Menurut WHO (1997)

1. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari .

2. Manifestasi perdarahan termasuk paling tidak uji tourniquet positif dan bentuk

lain prdarahan / perdarahan spontan ( Petekie,purpura,,

echimosis,epistaksis,perdarahan gusi) dan hematemesis melena.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

3. Syok, yang ditandai denagan nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan

nadi yang menurun ( tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) ,

dan kulit yang teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan

kaki. Penderita gelisah serta timbul sianosis disekitar mulut.

F. Klasifikasi DHF

Berdasarkan patokan dari WHO (1999) DBD dibagi menjadi 4 derajat :

Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan uji

tourniket (+), trombositopenia dan hemokonsentrasi.

Derajat II : Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau

perdarahan lain

Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah tekanan

darah rendah, gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari

Derajat IV : Syock hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

G. PENATALAKSANAAN

Pada dasarnya pasien DBD bersifat simtomatis dan suportif. Pengobatan terhadap

virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar pasien dapat bertahan

hidup.Pasien yang diduga menderita demam berdarah dengue harus dirawat

dirumah sakit karena memerlukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadi syok

atau perdarahan yang mengancam keselamatan jiwa pasien.

1.DBD tanpa renjatan

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah dapat menyebabkan pasien dehidrasi

dan haus. Pada pasien ini harus diberi banyak minum, yaitu satu setengah liter

sampai dua liter dalam waktu 24 jam. Dapat juga diberikan teh manis, susu, sirup,

dan bila perlu oralit. Cara pemberian ini secara sedikit demi sedikit.

Keadaan hipereksia diatasi dengan obat anti piretik dan kompres dingin. Jika terjadi

kejang maka harus diberi luminal atau antikonvulsan lainnya. Infus diberikan pada

pasien DBD tanpa renjataan apabila pasien terus-terusan muntah, tidak dapat

diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi atau hematokrit yang

cenderung meningkat.

Hematokrit cenderung meningkat mencerminkan derajad kebocoran plasma dan

biasanya mendahului munculnya secara klinis perubahan fungsi vital (hipotensi,

penurunan tekanan nadi). Sedangkan turunnya nilai trombosit biasanya memdahului

naiknya hematokrit. Oleh karena itu pada pasien yang diduga menderita DBD harus

diperiksa Ht, Hb, dan trombosit setiap hari mulai hari ketiga sakit sampai demam

telah turun 1-2 hari. Nilai Ht itulah yang menentukan apakah pasien perlu dipasang

infus atau tidak.

2. DBD disertai renjatan

Pasien yang mengalami renjatan atau syok harus segera dipasang infus karena

sebagai pengganti cairan akibat kebocoran plasma. Cairan yang biasanya diberikan

adalah ringer laktat, jika pemberian cairan itu tidak dapat mengatasi maka harus

diberikan plasma banyaknya pemberian adalah 20-30 ml/kg BB. Pada pemberian

pada pasien yang mengalami renjatan berat maka pemberian cairan harus diguyur

dengan cara menbuka klem infuse.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Pada pasien dengan renjatan yang beerulang-ulang maka harus dipasang CVP

(central venous pressure), yaitu pengaturan vena sentral untuk mengukur tekanan

vena sentral melalui safena magna jugularis, dan biasanya pasien dirawat di ICU.

Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal yang

hebat. Kadang –kadang perdarahan gastrointestinal dapat diduga apabila nilai

hemoglobin dan hematokrit menurun sedangkan perdarahan sendiri tidak kelihatan.

H. KOMPLIKASI

1. Enselopati dengue

Pada umumnya enselopati terjadi sebagai komplikasi syok yang

berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat terjadi pada DBD yang tidak

disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, perdarahan dapat

menjadi penyebab tejadinya ensefalopati.Melihat enselopati DBD bersifat

sementara maka kemungkinan dapat disebabkan trombosit pembuluh darah

otak sementara sebagai akibat dari koogulasi intravaskular yang menyeluruh.

Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah-otak, tetapi

sangat jarang dapat menginfeksi jaringan otak. Dikatakan pula keadaan

enselopati berhubungan dengan kegagalan hati akut.

Pada enselopati dengue, kesadaran pasien menurun menjadi apatis atau

somnolent, dapat disertai atau tidak kejang dan dpat terjadi pada DBD/SSD.

Apabila pada pasien syok dijumpai penurunan kesadaran maka untuk

memastikan adanya enselopati syok harus harus diatasi terlebih dulu.

2. Kelainan Ginjal

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat dari

syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik

hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok

diobati dengan menggantikan volume intravascular, penting diperhatikan

apakah benar syok teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang

penting dan mudah dikerjakan, untuk mengetahui apakah syok telah teratasi.

Diuresis diusahakan > 1 ml/kg berat badan/jam. Oleh karena itu bila syok

belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat

terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai tubular

necrosis, ditandai penurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan

kreatinin.

3. Udem Paru

Udem paru adalah komplikasi yang mugkin terjadi sebagai akibat pemberian

cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima

sesuai panduan yang diberikan biasanya tidak akan menyebabkan udem paru

oleh karena itu perembesan plasma masih terjad. Tetapi pada saat terjadi

reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih

(kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit

tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distres pernafasan

disertai sebah pada kelopak mata dan ditunjang dengan gambaran udem paru

pada foto rongent dada. Gambaran udem paru harus dibedakan dengan

perdarahan paru.

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

I. PENGKAJIAN FOKUS

Menurut Nursalam,2005

1. Identitas Pasien

Nama, umur, ( pada DHF palaing sering menyerang anak-anak dengan usia

kurang dari 15 tahun, Jenis kelamin, nama orang tua, Pendidikan orang tua,

Pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua.

2. Keluhan utama

Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit

adalah panas tingggi dan anak lemah.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat

demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas Terjadi anatara hari ke-3

dan ke-7,dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan

batuk,pilek, nyeri, otot dan persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola

mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi, ( grade

III, IV ), melena atau hematemesis.

4. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yanag pernah diderita pada DHF,anak bisa mengalami

serangan ulang DHF dengan tipe virus yang lain.

5. Riwayat Imunisasi

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik maka kemungkinan akan

timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

6. Riwayat gizi

Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan

status gizi buruk dapat beresika apabila terdapat factor predisposisinya.

7. Kondisi Lingkungan

Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang

bersih ( seperti air yang menggenang dan gantungan baju dikamar )

8. Pola Kebiasaan

1) Nutrisi dan metabolisme frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan

berkurang dan nafsu makan menurun.

2) Eliminasi Feases( diare / konstipasi ). DHF pada grde III-IV bisa terjadi

melena.

3) Eliminasi Urine pada DHF grade IV sering terjaddi hematuri

4) Tidur atau istirahat

Anak sering mengalami susah tidur karena mengalami sakit / nyeri ototdan

persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun istirahat kurang.

9. Pemerkiksaan Fisik

1) Grade I : Kesadaran Komposmentis, Keadaaan umum lemah, tanda-tanda

vital dan nadi lemah.

2) Grade II : Kesadaran komposmentis , Keadaan umum lemah , ada

perdarahan, spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga,serta nadi

lemah,kecil dan tidak teratur.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

3) Grade III : kesadaran apatis,somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah,

kecil, dan tidak teratur serta tensi turun.

4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vitala; nadi tidak teraba, tensi

tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstermitas dingin, berkeringat dan

kulit biru.

10. Sistem Integumen

1) Adanya petekie pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat

dingin dan lembab.

2) Kulit sianosis tidak/ tidak

3) Kepala dan leher

Kepala terasa nyeri.adakh nyeri telan

4) Dada

Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak.

5) Abdomen

Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati ( Hepatomegali)

6) Ekstermitas

7) Akral dingin serta terjadi nyeri otot, sendi dan tulang.

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Untuk menegakkan diagnosa DHF, perlu dilakukan berbagai pemeriksaan

Lab, antara lain pemeriksaan darah dan urine serta pemeriksaan serologi. Pada

pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:

1) Ig G dengue positif

2) Trombositopenia

3) Hemoglobin meningkat > 20%

4) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)

K. PATHWAY KEPERAWATAN

Nyamuk Aides Aigespti

Virus Dengue

Viremia (infeksi virus dengue)

Depresi sumsum tulang

Demam akut Pembuluh darah

Nyeri akut tulang dan sendi

trombositopeni

Hepatomegali

4. Hipertemi Permeabititas dinding

pembuluh darah kapiler

5. Gg rasa nyaman nyeri Mendesak

rongga abdomen Perdarahan

Kebocoran plasma

Nafsu makan 1. Defisit volume cairan

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Hemokonsentrasi Ht 20%

Viskositas

Penumpukan

ekstravaskuler rongga serosa

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Hipovolemi

Aliran darah

lambat Effusi Pleura

Suplai O2 jaringan

Syok 3. Pola nafas tidak efektif

Hypoxia jaringan

2. Gg perfusi jaringan

Asidosis metabolic

Apneu

Kematian

(Hidayat, 2002) (Mansyoer, Arief, 2000) (Carpenito, 2000)

L. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Defisit Volume cairan berhubungan dengan Pindahnya cairan dari intra

vaskuler ke ekstra vaskuler .

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 2 x 24 Jam Kebutuhan Cairan

pasien terpenuhi.

Kriteria hasil :

- pasien tidak mengalami kekurangan cairan

- TTV dalam batas normal

- Mukosa mulut tidak kering

Tindakan dan Rasional :

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

a. Anjurkan pasien untuk banyak minum

Rasional : Volume cairan dalam tubuh bertambah

b. Pantau masukan dan pengeluaran

Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan penganti, fungsi

ginjal dan keefektifan terapi yang diberikan.

c. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian infus.

Rasional : meningkatkan intake cairan tubuh.

2. Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan Mekanisme patologis :

Viremia.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 1 x 24 Jam gangguan rasa

nyaman nyeri pasien berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil :

- Rasa nyaman terpenuhi

- Nyeri berkurang atau hilang

Tindakan dan Rasional :

a. Kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien

Rasional : Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

b. Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi yang tenang.

Rasional: Untuk mengurangi rasa nyeri

c. Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional : Mengurangi nyeri

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,

anoreksia.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam kebutuhan nutrisi

kluen terpenuhi.

Kriteria Hasil:

- Pasien tidak lemah

- Mukosa bibir lembab

- pasien tidak gelisah

Intervensi dan rasional:

a. Kaji keluhan mual, sakit saat menelan dan muntah yang dialami pasien.

Rasioanl: Untuk menetapkan cara mengatasinya

b. Kaji cara atau bagaimana makanan yang dihidangkan

Rasional; saat menghidangkan saat masih hangat dapat mempengaruhi

nafsu makan pasien.

c. Berikan makanan yang mudahditelan seperti bubur

Rasional:Bantu mengurangi kelelalahan pasien saat mengunyah.

d. Berikan porsi makansedikit tapi sering

Rasional: Untuk mengurangi mual, muantah

e. Catat jumlah atau porsi makan pasien yang dihabiskan pasien tiap hari

Rasional; Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pasien

Kolaborasi obat-obatan antasida sesuai program dokter.

Rasional: untuk mengurangi mual, muntah.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jam suhu tubuh klien

dapat turun atau hilang

kriteria hasil:

- Suhu tubuh normal normal (36-37 C)

- Pasien bebas dari demam

- Pasien merasa nyaman

Intervensi dan rasional:

a. Kaji saat timbulnya Demam

Rasional:Untuk mengidentifikasi pola demam pasien

b. Observasi TTV setiap 3 jam atau lebih sering

Rasional: TTV merupakan acuan mengetahui keadaan umum pasien

c. Berikan penjelasan tentang penyebab demam

Rasional: Membantu mengurangi kecemasan keluarga klien

d. Jelaskan pentingnya tirah baring bagi pasien

Rasional:Memotivasi klien untuk kooperatif

5. Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan

trombositopenia.

Tujuan:

Setelah dilakukan keperawatan selama 1 x 24 jam tidak terjadi perdarahan.

Kriteria hasil:

- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

- Jumlah trombosit meningkat.

Intervensi dan Rasional:

a. Memonitor tanda-tandapenurunan trombosit yang disertai dengan tanda-

tanda klinis

Rasional: penurunan trombosit merupakan adanya tanda-tanda adanya

kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu.

b. Memonitor jumlah trombositsitsetiap hari

Rasional:Dengan jumlah trombosit yang dipantau setiap hari, dapat

diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan

yang dapat dialami pasien.

c. Menganjurkan pasien untuk banyak istirahat.

Rasional: Aktivitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya

perdarahan.

6. Gangguan Aktivitas sehari-hari berhubungan Kondisi tubuh yang lemah.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan Keperawatan Selama 1 x 24 Jam Kebutuhan

aktivitas kllien terpenuhi.

Kriteria hasil:

- Kebutuhan aktifitas sehari-hari terpenuhi

- Pasien Mandiri setelah bebas dari demam

Intervensi n rasional:

a. Mengkaji keluhan pasien

Rasional: Untuk mengidentifikasi masalah-masalah klien

Page 26: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

b. Mengkaji hal-hal yang mampu atau tidak mampu dilakukan pasien.

Rasioanl: Untuk mengetahui tingkat ketergantunga pasien dalam

memenuhi kebutuhannya.

c. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari.

Rasional: Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada

kondisinya yang lemah.

7. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jamPenetahuan pasien

dapat meningkat.

Kriteria hasil:

- PengetahuanPasien atau keluarga tentang proses penyakit.

- Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian, tanda gejala,manifestasi

klinikdan pengobatan.

Intervensi dan Rasional

a. Mengkaji tingkat pengetahuan klien mengenai DHF

Rsional:Untuk memberikan informasipada keluarga.

b. Mengkaji latar belakang pendidikan pasien/keluarga

Rasioanl: Agar perawat dapat memberikan penjelasan sesuai dengan

tingkat pendidikan.

c. Menjelaskan tentang Proses penyakit, diit perawatan dan pengobatan pada

pasien DHF dengan bahasa yang mudah dimengerti

Rasional: Agar informasi dapat diterima dngan mudah dan tepat.

Page 27: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

M. TUMBUH KEMBANG ANAK

Pengertian

Pertumbuhan adalah Perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, organ maupun

individu yang bisa diukur.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan( skil ) dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih komplek sebagai hasil dari proses kematangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang

1. Faktor genetic

2. Lingkungan

Eksternal

a. Kebudayaan mempengaruhi pola asuh

b. Status social ekonomi

c. Nutrisi

d. Penyimpangan dari keadaan sehat

e. Olah raga

Internal

a. Intelegensi

b. Emosi

Page 28: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Tahap-tahap Tumbuh kembang Anak

1. Perkembangan usia Toddler ( 1-3 tahun )

Fisik : diatas 1 tahun

15 bulan motorik kasar : sudah bisa berjalan sendiri, motorik halus :

memgang cangkir masukan jari kelubang, membuka kotak, melempar benda.

18 bulan motoruk kasar: Lari tapi sering jatuh, menarik mainan, naik tangga

dengan bantuan.

Motorik halus : Menggunakan sendok, membuka halaman buku, menyusun

balok.

24 bulan Motorik kasar : Berlari sudah baik, naik tangga sendiri.

Motorik Halus : Membuka pintu, Membuka Kunci, Mengunting, Minum

dengan gelas, Menggunakan sendok.

36 bulan Motorik kasar : Naik turun tangag tanpa bantuan, pakai baju dengnan

bantuan, bisa bersepeda roda tiga .

Motorik halus : Menggambar lingkaran, Cuci tangan sendiri, Mengosok gigi.

2. Perkembangan Usia Pre School

4 tahun Motorik kasar : Jalan jinjit, Melompat, menangkap, dan melempar bola

dari atas kepala.

Motorik halus: Menggambar kotak, membuka dan memasang kancing.

5 tahun Motorik Kasar : Berjalan mundur sambil jinjit, menngkap dan

melempar balo dengan baik, melompat dengan kaki bergantian.

Page 29: BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-srimulyati-5183-2-bab2.pdf · traktus digestivus dan dari paru-paru ke

Motorik halus: Menulis angka , huruf, kata, mengikat tali sepatu, bisa

mengunakan alat bermain, Interaksi social selama bermain.

3. Perkembangan usia Sekolah

Motorik ; Lebih mampu menggunakan otot-otot kasar missal loncat tali,

badminton, Mencari lingkungan yang lebih luas, Cari teman untuk bermain,

peran guru sangat besar.

4. Perkembangan Usia Remaja ( 13-18 tahun )

Fisik pertumbuhan sangat cepat, kemampuan sosialisasi meningkat terutama

lawan jenis, mementingkan penampilan agar bisa diterima orang lain, peran

orang tua dianggap penting.