bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 hakikat ...€¦ · trigonometri, yang mana menghitung...

17
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Mendengar atau membaca kata matematika sebagian besar orang baik itu guru maupun siswa dan orang tua membanyangkan bahwa matematika adalah berhitung. Matematika dalah produl adri pikiran manusia, utamanya berpusat pada ide-ide, proses, dan pemberian alasan atau penjelasan. Maka itulah matematika sesungguhnya lebih dari Aritmatika, yang mana merupakan ilmu tentang angka dan pengkomputasian, lebih dari Aljabar, yang mana merupakan pembahasan dari simbol-simbol dan hubungan-hubungannya lebih adri Geometri yang merupakan pembelajaran tentang bentuk ukuran dan jarak. Ilmu matematika lebih dari Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. Matematika lebih dari Statiska ilmu tentang pengumpulan dan pengolahan data serta analisisnya. Matatematika juga lebih Kakulus, studi yang menjelaskan perubahan, hal-hal tak terhingga. Matematika merupakan sebuah pola pikir sebuah jalan, metode pengaturan dari bukti-bukti logis dan digunakan untuk menentukan sebuah pemikiran yang merupakan kebenaran atau setidaknya pemikiran tersebut bentuk pola pikir, matematika digunakan untuk memecahkan segala bentuk permasalahan di bidang sains, kepemerintahan, dan industri. Matematika juga merupakan bahasa, di mana bahasa ini digunkan secara berhati-hati dalam hal merumuskan definisi-definisi yang pasti dan mencakup penggunaan banyak simbol, yang mana menambahkan presisi di dalam cara berkomunikasi. Matematika sangat penting sekali didalam kehidupan karena matematika saling berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang lain seperti fisika, biologi, ekonomi. Matematika sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan belajar matematika orang mampu melakukan perhitungan-perhitungan, yang memiliki persyaratan untuk belajar di bidang studi lain. Diharapkan dengan mempelajari matematika manusia dapat berpikir logis, kritis, bertanggung jawab, dan dapat menyelesaikan permasalahan. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya fikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Menurut Ruseffendi (dalam Heruman 2012:1) matematika adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara deduktif, ilmu tetang keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Matematika

2.1.1.1 Pengertian Matematika

Mendengar atau membaca kata matematika sebagian besar orang baik itu guru maupun

siswa dan orang tua membanyangkan bahwa matematika adalah berhitung. Matematika dalah

produl adri pikiran manusia, utamanya berpusat pada ide-ide, proses, dan pemberian alasan

atau penjelasan. Maka itulah matematika sesungguhnya lebih dari Aritmatika, yang mana

merupakan ilmu tentang angka dan pengkomputasian, lebih dari Aljabar, yang mana

merupakan pembahasan dari simbol-simbol dan hubungan-hubungannya lebih adri Geometri

yang merupakan pembelajaran tentang bentuk ukuran dan jarak. Ilmu matematika lebih dari

Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. Matematika

lebih dari Statiska ilmu tentang pengumpulan dan pengolahan data serta analisisnya.

Matatematika juga lebih Kakulus, studi yang menjelaskan perubahan, hal-hal tak terhingga.

Matematika merupakan sebuah pola pikir sebuah jalan, metode pengaturan dari bukti-bukti

logis dan digunakan untuk menentukan sebuah pemikiran yang merupakan kebenaran atau

setidaknya pemikiran tersebut bentuk pola pikir, matematika digunakan untuk memecahkan

segala bentuk permasalahan di bidang sains, kepemerintahan, dan industri. Matematika juga

merupakan bahasa, di mana bahasa ini digunkan secara berhati-hati dalam hal merumuskan

definisi-definisi yang pasti dan mencakup penggunaan banyak simbol, yang mana

menambahkan presisi di dalam cara berkomunikasi.

Matematika sangat penting sekali didalam kehidupan karena matematika saling

berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang lain seperti fisika, biologi, ekonomi. Matematika

sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan belajar matematika orang mampu

melakukan perhitungan-perhitungan, yang memiliki persyaratan untuk belajar di bidang studi

lain. Diharapkan dengan mempelajari matematika manusia dapat berpikir logis, kritis,

bertanggung jawab, dan dapat menyelesaikan permasalahan. Matematika adalah ilmu universal

yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin dan memajukan daya fikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi

dan komunikasi dewasa ini dilandasi perkembangan matematika di bidang teori bilangan,

aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Menurut Ruseffendi (dalam Heruman 2012:1)

matematika adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

deduktif, ilmu tetang keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

6

didefinisikan, unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat, dan akhirnnya ke dalil. Mata

pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan kepada

siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Matematika adalah produk dari pikiran

manusia, utamanya berpusat pada ide-ide, proses, dan pemberian alasan atau penjelasan.

Utamanya matematika merupakann pola pikir, sebuah jalan, metode pengaturan dari bukti-

bukti logis (Yustinus, 2017:1). Matematika juga merupakan sebuah bahasa, struktur yang

terorganisasi dari, pengetahuan, ilmu tentang keteraturan suatu pola, juga bisa disebutsebagai

bentuk seni (Yustinus, 2017:2 – 3).

Berdasarkan pendapat diatas matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak

menerima pembuktian secara deduktif, ilmu tetang keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,

mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat,

dan akhirnnya ke dalil. Matematika sangat penting dan perlu diberikan ke semua peserta didik

dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Matematika juga ilmu universal

yang mendasari perkembangan teknilogi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa

depan diperlukan penguasaan yang kuat sejak dini.

2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang menggunakan tema pada

proses pembelajaran. kemendikbud (2013:7) pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajarn

dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema, dimana peserta didik

tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah, semua mata pelajaran yang ada di

sekolah dasar sudah melebur menjadi satu kegiatan yang diikat dengan tema.

Menurut Prastowo (2013:223) pembelajaran Tematik terpadu merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintengrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke

dalam berbagai tema. Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang diterapkan pada

tingkatan pendidikan dasar yang menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk

kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya (Mulyasa : 2013:170). Berdasarkan

pendapat para ahli di atas bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang

mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema dan dapat dijadikan proses pembelajaran

menjadi lebih efektif dan efesien.

Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan pembelajaran yang diterapkan pada

kurikulum 2013 yang memiliki beberapa tujuan Kemendikbud (2013:193) yaitu:

a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

7

b. Mempelajari pengetahuan dan mengemabangkan berbagai kompetensi mata pelajaran

dalam tema yanga sama. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih

mendalam dan berkesan.

c. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai mata

pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

d. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti

bercerita, bertanya, menulis, sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.

e. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam

konteks tema yang jelas.

f. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu

dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan dan atau

pengayaan.

g. Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat

sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pembelajaran dengan pendekatan tematik ini mencakup kompetensi mata pelajaran

yaitu: PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Sedangkan mata pelajaran Pendidikan Agama

dan Budi Pekerti tidak termasuk mata pelajaran dalam tematik. Pembelajaran tematik

dilaksanakan di semua kelas di SD baik di kelas I-III (kelas rendah) maupun kelas IV–

VI (kelas tinggi). Di kelas rendah belum ada mata pelajaran IPA dan IPS yang berdiri

sendiri namun muatan IPA dan IPS di integrasikan ke dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia. Silabus tematik yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan

merupakan suatu model, satuan pendidikan dapat mengembangkan silabus tematik dengan

mengambil tema yang disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan. Satuan pendidikan

juga dapat langsung menggunakan model silabus ini atau dapat juga dengan mengadaptasi

sesuai karakteristik satuan pendidikan. Selain itu, bagi guru yang ingin menyusun sendiri

pembelajaran tematik terpadu dapat menggunakan Silabus Mata Pelajaran di SD/MI yang

terpisah dari dokumen ini.

Menurut Muhsetyo (2011:26) pembelajaran matematika adalah proses pemberian

pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga

peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Pembelajaran

matematika adalah menkontruksitivismekan atau bahasa mudahnya adalah menyusun ilmu

pengetahuan tersebut disusun sendiri oleh siswa yang artinya bahwa siswa sendiri itulah yang

paham akan cara belajar sendiri. Hingga nanti gurunya tidak akan menjadi acuan dalam proses

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

8

pembelajaran, guru hanya memberikan fasilitas kepada siswa dan disambungkan ke mata

pelajaran matematika (Heruman, 2013:1). Pembelajaran merupakan komunikasi duaarah,

mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh

peserta didik. Pembelajaran di dalamnya mengandung makna belajar dan mengajar, atau

merupakan kegiatan belajar mengajar (Susanto, 2013: 185).

Menurut Dimyati (dalam Susanto, 2013: 185) pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam

merancang bahan pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, yakni

siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna. Muhsetyo (2012: 26) mengemukakan

pembelajaran Matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik

melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi

tentang bahan Matematika yang dipelajari. Pembelajaran Matematika adalah suatu proses

belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa

yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap

materi Matematika (Susanto, 2013: 186). Dalam proses kegiatan pembelajaran Matematika,

baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran Matematika disekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil

menggunakan Matematika. Selain itu, dengan pembelajaran Matematika dapat memberikan

tekanan penataran nalar dalam penerapan Matematika.

Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran matematika adalah proses pemberian

pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga

peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari menyusun

ilmu pengetahuan tersebut disusun sendiri oleh siswa yang artinya bahwa siswa sendiri itulah

yang paham akan cara belajar sendiri.

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan sebagai

berikut: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam

pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataaan matematika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi ynag

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

9

diperoleh, (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika dalam kehidupan, yaitu memilki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percanya diri dalam pemecahan masalah.

(Yustinus, 2017:5 – 6).

Berdasarkan penjelasan di atas tujuan matematika ini sangat penting dan perlu

diberikan ke semua peserta didik dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan memahami konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah,

mampu mengkomunikasikan gagasan, memilki sikap menghargai.

2.1.1.4 Ruang Lingkup Matematika

Pembelajaran matematika disekolah dasar diarahkan pada pencapaian standar

kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan dalam pembelajaran matematika tidak berorientasikan

pada penguasaan materi matematika semata, tetapi matematika diposisikan sebagai alat dan

sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran

matematika yang dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai

siswa. Ruang Lingkup Matematika SD ada tiga yaitu bilangan (bilangan cacah, bulat,

prima, pecahan, kelipatan dan faktor, pangkat dan akar sederhana), geometri dan pengukuran

(bangun datar dan bangun ruang, hubungan antar garis, pengukuran (berat, panjang,

luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, dan debit, letak dan koordinat suatu benda), serta

statistika (menyajikan dan menafsirkan data tunggal) dalam penyelesaian masalah kehidupan

sehari -hari.

Ruang lingkup Matematika SD/MI mencakup:

1. Bilangan,

2. Geometri dan pengukuran,

3. Statistika.

Peta Materi pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagai

berikut ini.

Ruag Lingkup Kelas

IV

Bilangan Pecahan senilai

Bentuk pecahan (biasa,

campuran, decimal, persen)

Taksiran hasil pengoperasian dua

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

10

bilangan pecahan

Faktor dan Kelipatan

Bilangan Prima

FPB dan KPK

Pembulatan hasil pengukuran ke

satuan, pululuhan atau ke ratusan

terdekat

Geometri dan Pengukuran Segi banyak (beratutan dan tak

beraturan)

Keliling dan luas daerah

(persegi, persegipanjang,

segitiga)

Hubungan antar garis (sejajar,

berpotongan, berhimpit)

Pengukuran sudut dengan busur

derajat

Statistika Data dan pengukuran

(diagram batang)

Sumber : Silabus Matematika SD versi 2016 hal

Menurut Permendikbud tahun 2016 No.24, Kompetensi Inti (KI) pada kurikululum

2013 merupakan tingkatan kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus

dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD)

adalah kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk

suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi

inti. Kurikulum 2013 mencakup empat kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, yaitu (1)

kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Rumusan

Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya”.

Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,

dan guru”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

11

KI pengetahuan dan KI keterampilan beserta dengan KD mata pelajaran Matematika

kelas 4 Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2017/2018 kurikulun 2013 disajikan secara rinci

melalui tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika kelas 4.

KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4

(KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan faktual dan

konseptual dengan cara mengamati,

menanya dan mencoba berdasarkan

rasa ingin tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di

rumah, di sekolah dan tempat

bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dan anak sehat, dan dalam tindakan

yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.8 Menganalisis sifat-sifat segi banyak

beraturan dan segi banyak tidak

beraturan

4.8 Mengidentifikasi segi banyak

beraturan dan segi banyak tidak

beraturan

3.9 Menjelaskan dan menentukan

keliling dan luas persegi, persegi

panjang, dan segitiga serta hubungan

pangkat dua dengan akar pangkat

dua.

4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan

dengan keliling dan luas persegi,

persegi panjang, dan segitiga

termasuk melibatkan pangkat dua

dengan akar pangkat dua.

Sumber: Permendikbud Tahun 2016 Nomor 024 Lampiran 14 halaman 8

2.1.2 Model Pembelajaran Teams Games Turnament (TGT)

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Turnament (TGT)

Nur & Wikandari menjelasakn bahwa model Team Games Tournament (TGT) telah

digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran dan paling cocok digunakan dalam mengajar

tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dan satu jawaban benar, seperti

perhitungan dan penerapan berciri matematika. Menurut Isjoni (2010:83) berpendapat Team

Games Tournament (TGT) adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa

dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Menurut Rusman, (2012:224)

Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang

siswa memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Team Games

Tournament (TGT) adalah merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan oleh Slavin (1995) untuk membantu siswa mereview dan menguasai materi

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

12

pelajaran. Dalam Team Games Tournament (TGT) siswa mempelajari materi di ruang kelas.

Setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari 5-6 orang yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari

materi terlebih dahulu bersama anggota-anggotanya.

Menurut Suprihatiningrum, (2014:210) berpendapat Team Games Tournament (TGT)

adalahsama halnya dengan tipe pembelajaran kooperatif yang lain dengan menempatkan siswa

dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotkan 5 sampai 6 orang siswa memiliki

kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Pemahaman individu merupakan

tanggung jawab anggota kelompok yang belum mengerti akan tugas yang diberikan, anggota

lain bertanggung jawab menjelaskannya. Materi disajikan oleh guru di awal pembelajaran,

kemudian guru memberikan tugas untuk dikerjakan bersama kelompok. Untuk memastikan

seluruh anggota kelompok telah memahami materi, siswa diberikan permainan (game)

akademik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang pembelajaran Team Games Tournament

(TGT) dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah model

pembelajaran permainan yang terdiri dari 5-6 orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan,

jenis kelamin, dan latar belakang etniknya dengan persaingan kelompok.

2.1.2.2 Langkah-langkah Model Team Games Tournament (TGT)

Menurut Salvin (Fatahurrohman 2015:55) membagi 5 tahapan dalam pembelajaran

kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) yaitu tahap penyajian kelas (class

precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan

(tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Salvin mengungkapkan langkah-

langkah model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) (Fatahurrohman

2015:56) sebagai berikut:

1. Tahap penyajian kelas (class precentation)

Bahan ajar dalam Team Games Tournament (TGT) mula-mula diperkenalkan

melalui presentasi kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau

ceramah diskusi yang dilakukan oleh guru. Namun, presentasi dapat meliputi presentasi

audio-visual atau kegiatan penemuan kelompok. Pada kegiatan ini siswa bekerja lebih dulu

untuk menemukan informasi atau mempelajari konsep-konsep atas upaya mereka sendiri.

Presentasi kelas dalam Team Games Tournament (TGT) berbeda dari pengajaran biasa

sebab dalam presentasi tersebut harus jelas fokus pada unit Team Games Tournament (TGT)

tersebut.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

13

2. Belajar dalam kelompok (Teams)

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang

yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan

adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling

membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan

kurang dalam menguasai materi pelajaran. Fungsi utama tim adalah untuk memastikan

bahwa semua anggota tim itu belajar. Secara lebih spesifik, tujuannya adalah untuk

mempersiapkan semua anggota tim dapat mengerjakan kuis dengan baik.

3. Games Tourmament

Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota

kelompok telah menguasai materi. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan

kelompok. Dalam permainan ini, setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari

kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam

meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5-6 orang peserta yang diusahakan

agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja

turnamen diusahakan setiap peserta homogen.

4. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)

Sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor

kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang telah diperoleh oleh

masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.

Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapatkan oleh kelompok

tersebut. Penentu poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok

didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terdapat langkah-

langkah kegiatan yang dikemukakan oleh Sardirman (2010:163-167) diantaranya:

1. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam pembelajaran yang biasanya

dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah atau dengan ceramah yang

dipimpin guru.

2. Kegiatan Kelompok (Teams)

Kegiatan kelompoknya berjumlah yang biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa

yang anggotanya hetrogen dilihat dari presentasi akademik, jenis kelamin dan ras

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

14

ataupun etnik. Fungsi kelompok ini adalah untuk lebih mendalami materi bersama

teman kelompoknya agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Games

Games terdiri dari pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat

siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Game dapat terdiri dari pertanyaan

sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba memnjawab

pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa menjawab benar pertanyaan akan

mendapat skor. Skor ini yang akan digunakan untuk mendapat reward.

4. Tournament

Tournamen adalah sesuatu yang struktur dari sebuah game yang berlangsung.

Turnamen berlangsung setelah dilakukan pembelajaran sehingga pada saat turnamen

siswa sudah siap untuk saling bersaing secara positif. Pada kegiatan tersebut meliputi

kegiatan pembagian kelompok yang dilanjutkan dengan pemilihan wakil-wakil

kelompok yang akan ditempatkan pada meja turnamen yang telah disiapkan.

5. Penghargaan Kelompok (Rekognisi Tim)

Setelah mengikuti game dan turnamen, setiap kelompok akan memperoleh poin. Rata-

rata poin kelompok yang diperoleh dari game dan turnamen akan digunakan sebagai

penentu penghargaan kelompok. Jenis penghargaan sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan. Penghargaan kelompok dapat berupa hadiah, sertifikat, dan sebagainya.

Menurut Suprihatiningrum, (2014:210) mengemukakan sintak model pembelajaran

kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terdiri dari 5 tahap, yaitu tahap penyajian

kelas (class presentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (game), pertandingan

(turnament), dan penghargaan kelompok (teams recognition). Berdasarkan apa yang

diungkapakan oleh Slavin maka model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament

(TGT) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Pembentukan Kelompok (teams)

Kelompok yang dibentuk berdasarkan heterogen suku, ras, jenis, kelamin, maupun

kemampuan kognitif. Heterogen anggota kelompok dapat meningkatkan motivasi siswa

untuk salingmembantu sesama yang belum menguasai materi.

b. Games Tournament

Setiap meja turnamen berasal dari anggota kelompok yang berbeda. Permainan

dilangsungkan secara akademik diawali dengan pembacaan aturan permainan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

15

c. Penghargaan Kelompok

Setelah permainan selesai masing-masing anggota kelompok turnamen kembali ke

kelompok asal dan masing-masing anggota melaporkan perolehan skornya kepada ketua

kelompok dan dihitung rata-ratanya. Pemberian penghargaan didasarkan rata-rata skor yang

didapat oleh kelompok asal tersebut, bukan kelompok turnamen.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

Team Games Tournament (TGT) adalah (1) Tahap penyajian kelas (class precentation) yaitu

bahan ajar dalam Team Games Tournament (TGT) mula-mula diperkenalkan melalui

presentasi kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau

ceramahdiskusi yang dilakukan oleh guru, (2) Belajar dalam kelompok (Teams) yaitu siswa

ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.(3) Games Tourmament yaitu

permainan untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi dan

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan

dalam kegiatan kelompok.(4) Penghargaan Kelompok (Team Recognition) yaitu memberikan

penghargaan kelompok dengan menghitung rata-rata skor kelompok dilakukan dengan cara

menjumlahkan skor yang telah diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi

dengan banyaknya anggota kelompok.

2.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Team Games Tournament (TGT)

Kelebihan model pembelajaran TGT menurut Salvin (Fathurrohman 2015:60)

sebagai berikut:

1. Para siswa di dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman secara

signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada

dalam kelas tradisional.

2. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung

dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

3. Team Games Tournament (TGT) meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi

tidak untuk rasa harga diri akademik mereka.

4. Team Games Tournament (TGT) meningkatkan kooperatifan terhadap yang lain

(kerjasama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit).

5. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu

yang lebih banyak.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

16

6. Team Games Tournament (TGT) menigkatkan kehadiran siswa di sekolah pada

remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau

perlakuan lain.

Sementara itu, kekurangan dari model pembelajaran TGT sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi

akademis. Kelemahan ini dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang

kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk

diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.

Kesulitan ini dapat diatasi jika guru dapat menguasai kelas secara menyeluruh.

2. Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan

penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah

membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar

dapat dan mampu menularkan pengetahuan kepada siswa yang lain. Diharapkan siswa

yang berkemampuan tinggi dapat membantu teman di dalam kelompoknya supaya

dapat menjelaskan materi yang yang belum dipahami oleh teman-temanya.

2.1.2.4 Pengertian Alat Peraga

Kata “Alat Peraga” diperoleh dari dua kata alat dan peraga. Kata utamanya adalah

peraga yang artinya bertugas “meragakan” atau membuat bentuk “raga” atau bentuk “fisik”

dari suatu arti/pengertian yang dijelaskan. Bentuk fisik itu dapat berbentuk benda nyatanya atau

benda tiruan dalam bentuk model atau dalam bentuk gambar visual/audio visual. Contoh alat

peraga wayang dengan tokoh kartun Squidword untuk meragakan konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran

apabila alat peraga tersebut merupakan desain materi pelajaran yang diperuntukkan sebagai

bahan pembelajaran. Misalnya, dalam pembelajaran klasikal, guru menggunakan alat sebagai

peraga yang berisi materi yang akan dijelaskan. Jadi alat peraga yang digunakan guru tersebut

memang berbentuk desain materi yang akan disajikan dalam pelajaran.

Media, bahan pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran diklasifikasikan dalam

beberapa bentuk:

a. Media grafis, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk simbol-simbol

komunikasi visual. Media ini bersifat sederhana, mudah pembuatannya dan relatif

murah. Contoh media grafis antara lain: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart,

grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan bulletin.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

17

b. Media audio, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam bentuk lambang

lambang auditif. Media audio ini terdiri dari: media radio, media rekaman, laboratorium

bahasa.

c. Media Proyeksi diam, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi layaknya

media grafis, tetapi penyajiannya dengan teknik diproyeksikan dengan peralatan yang

disebut proyektor. Media proyeksi diam, terdiri dari: film bingkai (slide), film rangkai

(film strip), media transparansi (overhead projector/transparancy).

d. Media proyeksi gerak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi dalam bentuk

obyek yang bergerak. Media Proyeksi gerak digunakan melalui proses perekaman dan

menggunakan alat perekam gerak(seperti kamera video), atau menyajikan gerakan-

gerakan yang ditampilkan langsung oleh pemeran, yang termasuk media ini, terdiri dari:

film, televisi, komputer (animasi), dan permainan simulasi.

e. Media cetak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi (verbal tulis dan

gambar) dalam bentuk cetak. Contoh media cetak adalah buku, modul, surat kabar,

majalah, LKS dan sebagainya.

f. Media nyata, yaitu media dalam bentuk benda aslinya, baik dalam bentuk

keseluruhan/utuh, maupun dalam bentuk bagian/contoh bagian dari benda tertentu.

Media nyata ini, seperti obyek, specimen, mock up, herbarium, insektarium dan

sebagainya.

Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pengajaran

Matematika di antaranya:

a. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran dengan

gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari Matematika semakin besar. Anak akan

senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.

b. Dengan disajikannya konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa

pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.

c. Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-

bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan

benda-benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam

belajarnya.

d. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang

ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

18

e. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk

model Matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk

penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.

Sempoa botol ini adalah alat yang bisa digunakan untuk peraga apa saja seperti

perkalian dan alat peraga kumpulan soal-soal di dalamnya. Alat peraga tersebut mudah di dapat

di lingkungan sekitar yaitu botol aqua, botol susu dll. Alat peraga dapat dimasukkan sebagai

alat untuk membantu saat pembelajaran apabila alat peraga tersebut bisa dijadikan desain

materi pelajaran yang diperuntukkan sebagai bahan pembelajaran. Misalnya, dalam

pembelajaran klasikal, guru menggunakan alat sebagai peraga yang berisi materi yang akan

dijelaskan. Jadi alat peraga yang digunakan guru tersebut memang berbentuk desain materi

yang akan disajikan dalam pelajaran.

2.1.3 Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2014:73), mengemukakan motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal

pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku (Agus

Suprijono, 2011:163). Menurut Crawford (dalam Saur Tampubolon, 2013:138),

mengemumkakan bahwa motivasi adalah dorongan yang menimbulkan kemauan pada diri

seseorang untuk melakukan sesuatu.

Menurut Sanjaya (2011:174) mengatakan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai

dorongan yang memungkinkan siswa bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan tersebut

hanya mungkin muncul dalam diri siswa ketika siswa merasa membutuhkan. Siswa yang meras

membutuhkan akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhan, oleh sebab itu

dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat menunjukkan pentingnya

pengalaman dan meateri belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar

bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian, akan tetapi didorong oleh keinginan

untuk memenuhi kebutuhannya.

Dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi

dimana diri seseorang yang menimbulkan kemauan yang terdorong pada dirinya melakukan

sesuatu untuk mencapai tujuan.

Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifisikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

19

4. Adanya penghargaan dalam belajar.

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik

dapat belajar dengan baik.

Pengukuran observasi adalah suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara

langsung atau tidak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam situasi di suatu

tempat. Unsur-unsurnya:

1. Teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung, artinya teknik pengamatan

di mana seorang guru atau pengamat mengadakan pengamatan secara langsung

(tanpa instrumen pengamatan) terhadap gejala yang diamati. Sedangkan pengamatan

yang tak langsung pengamatannya menggunakan suatu instrumen pengamatan.

Instrumen pengamatan di sini berupa suatu pedoman observasi yang memuat suatu

daftar gejala atau aspek tingkah laku yang mungkin muncul dan akan diamati.

2. Pengamatan dilakukan terhadap suatu gejala. Gejala yang dimaksud dapat berupa

tingkah laku, sikap, dan sifat siswa.

3. Pengamatan dilakukan pada suatu situasi. Situasi yang dimaksud dapat berupa situasi

yang sesungguhnya ataupun situasi buatan yang khusus diadakan untuk pengamatan.

4. Pengamatan dapat dilakukan di suatu tempat, yakni dapat di dalam sekolah atau di

luar sekolah.

1.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai model pembelajaran melalui pendekatan inkuiri sudah

banyak sekali dilakukan oleh penelitian lain yaitu: Dalam penelitian Endang Sri

Indriyanti yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui operasi

hitung bilangan bulat dengan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) pada

siswa kelas IV SD Negeri Gumawang”. Hasilnya dengan menggunakan metode Team

Game Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dengan perolehan

nilai siswa, diketahui sekor tertinggi 92 diraih oleh 1 orang siswa, dan skor terendah

63 hanya 2 siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat yaitu 74, jumlah

keseluruhan siswa kelas IV adalah 19 orang. Sebanyak 19 siswa sudah di atas KKM.

Penelitian dilakukan oleh Harjoko yang berjudul “Meningkatkan hasil belajar

matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournaments (TGT) pada siswa kelas V SD Negeri Kedung Jambal 02 Kab.

Sukoharjo”. Hasilnya belajar siswa terbukti meningkat dengan menggunakan metode

Teams Games Tournaments. Terbukti dengan hasil belajar siswa dari 6,8 pada saat

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

20

pratindakan meningkat menjadi 7,5 pada siklus I kemudian meningkat lagi menjadi

8,05 pada siklus II. Penelitian dilakukan oleh Zaini (2010) yang berjudul Penerapan

Pembelajaran Kooperatif TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang

operasi hitung pecahan pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Sidakaton 04 Tahun Ajaran

2009/2010. Hasil penelitian tersebut menunjukkan Pembelajaran kooperatif TGT dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengurukan pecahan. Hal ini dapat dibuktikan

dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari jumlah 29 siswa yang tuntas dengan

KKM : 60 pada siklus 1 PTK sebanyak 23. Kemudian setelah diadakan siklus 2 PTK

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 28 siswa (96 %). Keunggulan dari penelitian

ini yaitu meningkatnya hasil belajar siswa dalam mengurutkan pecahan. Sedangkan

kelemahannya yaitu peningkatan hasil belajar tidak sesuai karena dengan model

pembelajaran TGT masih belum bisa sepenuhnya mengaktifkan siswa dalam kelompoknya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dipilih tindak lanjut untuk melakukan penelitian

pada pokok bahasan pecahan.

2.3 Kerangka Berfikir

Tindakan

Model Pembelajaran

Teams Games

Tournament (TGT) Kondisi Akhir

Upaya peningkatan motivasi belajar matematika melalui model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berbatuan sempoa

botol pada siswa kelas IV SDN Gendongan 01

Siklus 1 guru belum

menggunakan model

pembelajaran Teams

Games Tournament

(TGT)

Siklus 2 guru sudah

menggunakan model

pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT)

berbantuan Sempoa Botol

Kondisi Awal Guru masih

menggunakan model

ceramah dan

berkelompok

Hasil belajar siswa

rendah

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat ...€¦ · Trigonometri, yang mana menghitung jarak dari yang banyak bintang dan rolasi. ... Menurut Ruseffendi (dalam Heruman

21

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, penggunaan model belajar

kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar

Matematika siswa di kelas 4 SDN Gendongan 01, Tahun 2017/2018.