bab ii integrasi uni eropa dan imigrasi … di kawasan uni eropa pasca perang dunia ii sehingga...

24
26 BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI YUNANI 2.1 Integrasi Uni Eropa dan Imigrasi Integrasi Uni Eropa dimulai ketika berakhirnya Perang Dunia. Perang Dunia I dan II telah menyebabkan kemunduran drastis pada ekonomi negara-negara Eropa. Ini kemudian mendorong terwujudnya European Coal and Steel Community (ECSC) pada tahun 1951 sebagai organisasi kawasan yang mewadahi kerja sama antar negara-negara Eropa yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan mengurangi kemungkinan terjadinya perang (Warleigh-Lack, 2009). ECSC adalah sebuah organisasi yang mewadahi kerja sama ekonomi Kawasan Eropa, terutama dalam bidang industri batu bara dan baja (Suparman, Silvya, & Sudirman, 2010). Batu bara dan baja merupakan sektor industri yang penting pada masa itu. Batu bara merupakan bahan bakar utama bagi lokomotif pengangkut barang dan penumpang, sedangkan baja merupakan bahan utama yang diperlukan untuk membuat rel kereta api dan berbagai barang manufaktur lainnya. Bertambahnya jumlah jalur kereta api dan lokomotif akan meningkatkan interaksi ( interconnectedness) masyarakat negara anggota ECSC sehingga kerjasama yang telah terjalin menjadi semakin erat. Kerjasama melalui ECSC diharapkan akan meningkatkan perekonomian kawasan sekaligus meningkatkan rasa kebersamaan sehingga perdamaian di kawasan dapat terwujud. Kerja sama ekonomi menjadi faktor yang mendorong ECSC untuk semakin mengintegrasikan kawasan Eropa Barat. Kerja sama melalui ECSC pun semakin

Upload: phungxuyen

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

26

BAB II

INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI YUNANI

2.1 Integrasi Uni Eropa dan Imigrasi

Integrasi Uni Eropa dimulai ketika berakhirnya Perang Dunia. Perang Dunia

I dan II telah menyebabkan kemunduran drastis pada ekonomi negara-negara

Eropa. Ini kemudian mendorong terwujudnya European Coal and Steel Community

(ECSC) pada tahun 1951 sebagai organisasi kawasan yang mewadahi kerja sama

antar negara-negara Eropa yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan

mengurangi kemungkinan terjadinya perang (Warleigh-Lack, 2009). ECSC adalah

sebuah organisasi yang mewadahi kerja sama ekonomi Kawasan Eropa, terutama

dalam bidang industri batu bara dan baja (Suparman, Silvya, & Sudirman, 2010).

Batu bara dan baja merupakan sektor industri yang penting pada masa itu. Batu bara

merupakan bahan bakar utama bagi lokomotif pengangkut barang dan penumpang,

sedangkan baja merupakan bahan utama yang diperlukan untuk membuat rel kereta

api dan berbagai barang manufaktur lainnya. Bertambahnya jumlah jalur kereta api

dan lokomotif akan meningkatkan interaksi (interconnectedness) masyarakat

negara anggota ECSC sehingga kerjasama yang telah terjalin menjadi semakin erat.

Kerjasama melalui ECSC diharapkan akan meningkatkan perekonomian kawasan

sekaligus meningkatkan rasa kebersamaan sehingga perdamaian di kawasan dapat

terwujud.

Kerja sama ekonomi menjadi faktor yang mendorong ECSC untuk semakin

mengintegrasikan kawasan Eropa Barat. Kerja sama melalui ECSC pun semakin

Page 2: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

27

berkembang sehingga terbentuklah European Economic Community (EEC) pada

tahun 1957 dan mengawali proses integrasi kawasan menuju Uni Eropa (Warleigh-

Lack, 2009). Proses integrasi yang berlangsung tidak hanya mencakup kerja sama

ekonomi dalam Kawasan Eropa tetapi juga politik dan keamanan. Penandatanganan

Piagam Maastricht pada tahun 1992 menandai dua hal penting dalam integrasi

Kawasan Uni Eropa. Kedua hal tersebut adalah 1) terbentuknya Tiga Pilar Kerja

Sama Uni Eropa yang meliputi pilar ekonomi, politik, dan sosial-hukum, dan 2)

kewenangan lebih besar bagi Parlemen Eropa untuk memutuskan ketentuan hukum

Uni Eropa melalui mekanisme co-decision procedure yang meliputi pergerakan

bebas pekerja, pasar tunggal, pendidikan, penelitian, lingkungan, dan sebagainya

(Suparman, Silvya, & Sudirman, 2010).

Gambar 1

Tiga Pilar Uni Eropa

Sumber: ILSP (2000)

Page 3: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

28

Tiga Pilar Kerja Sama Uni Eropa menunjukkan capaian proses integrasi Kawasan

Uni Eropa, misalnya dengan penetapan Sistem Pasar Tunggal Eropa (pilar

ekonomi), kebijakan luar negeri dan keamanan bersama (pilar politik), dan

peradilan dan urusan dalam negeri (pilar sosial-hukum). Selain itu, kewenangan

yang dimiliki oleh Parlemen Eropa melalui mekanisme co-decision procedure

memungkinkan Uni Eropa menetapkan berbagai peraturan yang bersifat mengikat

terhadap negara anggota Uni Eropa.

Salah satu bentuk peraturan yang bersifat mengikat adalah dengan

mewajibkan negara-negara yang menandatangani Piagam Maastricht untuk

meratifikasi Perjanjian Schengen. Perjanjian Schengen memungkinkan warga

negara anggota Uni Eropa untuk bebas berpindah dalam Kawasan Uni Eropa selain

Inggris dan Irlandia (Area Schengen). Peraturan dalam Perjanjian Schengen

menyebutkan bahwa penduduk negara anggota Uni Eropa hanya memerlukan

sebuah paspor atau dokumen identitas resmi lainnya untuk bepergian dalam Area

Schengen. Sedangkan, bagi penduduk negara non-Uni Eropa lainnya harus

menyertakan paspor dan visa Schengen, serta wajib menjalani pemeriksaan di

negara Schengen pertama yang ia kunjungi dan menyampaikan tujuan ia

berkunjung. Visa Schengen hanya berlaku selama 3 bulan dan dapat digunakan

untuk izin tinggal sementara selama berada dalam Area Schengen (Short-Stay

Visa). Jika penduduk non-Uni Eropa hendak tinggal lebih dari 3 bulan, maka ia

harus mengurus izin tinggal untuk jangka panjang yang dikenal sebagai Long-term

Visa (European Commission, n.d. a). Persyaratan Long-term Visa bergantung pada

kebijakan domestik tiap negara Schengen yang dituju. Perjanjian Schengen

Page 4: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

29

disepakati oleh 26 negara anggota Uni Eropa (Inggris dan Irlandia tidak meratifikasi

perjanjian tersebut) dan 6 negara non-Uni Eropa yaitu Norwegia, Swiss, Islandia,

Rumania, Bulgaria, dan Liechtenstein.

Gambar 2

Area Schengen

Sumber: Leadbeater (2015)

Perjanjian Schengen telah mengubah definisi batas teritorial negara-negara

yang meratifikasinya. Secara internal, negara peserta Schengen tidak perlu lagi

melakukan kontrol ketat terhadap akses perbatasan dalam Area Schengen atau antar

negara peserta Schengen lain. Secara eksternal, negara peserta Schengen (terutama

yang berada pada batas terluar) harus meningkatkan keamanan serta kontrol

Page 5: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

30

perbatasan mereka dengan negara non-Schengen (European Commission, n.d. a).

Ini sesuai dengan tulisan Andrew Geddes (2005) bahwa proses integrasi Uni Eropa

menjadikan perbatasan negara anggota Uni Eropa menjadi tanggungjawab bersama

seluruh negara anggota Uni Eropa. Perjanjian Schengen telah menunjukkan bahwa

Uni Eropa, sebagai organisasi kawasan dan entitas supranasional, memiliki

kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai aturan yang berlaku di Kawasan Uni

Eropa sekaligus memiliki pengaruh langsung terhadap proses pembuatan kebijakan

domestik negara anggotanya, terutama mengenai kebijakan imigrasi. Ini juga sesuai

dengan tulisan Andrew Geddes (2005) bahwa isu imigrasi telah menjadi isu yang

sentral di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa

semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi berbagai

kebijakan imigrasi dalam Program The Hague. Program ini juga mencakup

pembahasan mengenai Area Schengen.

Adanya Area Schengen menyebabkan akses dan mobilisasi individu antar

negara anggota Uni Eropa menjadi semakin mudah sehingga kegiatan

perekonomian dalam Kawasan Uni Eropa semakin lancar. Selain itu, Area

Schengen juga sesuai dengan kepentingan Uni Eropa untuk menarik minat imigran

untuk bekerja di wilayah Uni Eropa. Hal ini dilakukan sebab populasi penduduk

usia produktif di Uni Eropa lebih rendah daripada jumlah penduduk usia lanjut

(Sailer, 2000 & Legrain, 2015). Uni Eropa juga menerapkan Sistem Pasar Tunggal

Eropa yang mengintegrasikan berbagai aturan perdagangan dan sistem pembayaran

antar anggota Uni Eropa. Ini mendorong ekonomi Uni Eropa untuk maju dengan

pesat. Kemajuan ekonomi Eropa juga di saat yang sama juga meningkatkan kualitas

Page 6: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

31

pendidikan dan standar hidup warga Uni Eropa sehingga sektor pekerjaan formal

lebih diminati warga Uni Eropa daripada sektor pekerjaan informal (Kasimis,

2012). Kemajuan perkembangan ekonomi Uni Eropa, kebijakan imigrasi Uni Eropa

yang memperbolehkan perpindahan penduduk antar negara anggota Uni Eropa

secara bebas, dan terbukanya kesempatan kerja di sektor informal menjadi daya

tarik yang besar bagi imigran asal negara non-Uni Eropa untuk berpindah ke

negara-negara di Kawasan Uni Eropa baik secara legal maupun ilegal. Proses

integrasi Kawasan Uni Eropa melalui Perjanjian Schengen berdampak pada

peningkatan arus imigrasi menuju kawasan tersebut sejak pasca Perang Dunia II.

Hal ini menyebabkan negara-negara Uni Eropa yang berada pada daerah perbatasan

Area Schengen menjadi pintu masuk utama bagi para imigran non-Uni Eropa.

Peningkatan imigrasi menuju Uni Eropa tersebut juga dialami oleh Negara

Yunani yang telah bergabung menjadi anggota Uni Eropa (pada saat itu masih

disebut Komunitas Ekonomi Eropa) sejak tahun 1981. Letak Yunani yang berada

pada perbatasan selatan Area Schengen menyebabkan Yunani menerima jumlah

imigran yang tinggi.

2.2 Perkembangan Imigrasi di Yunani

Yunani merupakan salah satu negara anggota Uni Eropa yang menjadi

tujuan imigran non-Uni Eropa. Data jumlah imigran yang berpindah ke Yunani

mengalami peningkatan drastis sejak tahun 1980-an. Awalnya, Yunani dikenal

sebagai negara yang memiliki jumlah emigrasi yang lebih tinggi daripada jumlah

imigrasinya. Namun, sejak tahun 1980-an tren tersebut berbalik. Jumlah emigrasi

Page 7: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

32

dari Yunani mengalami penurunan drastis. Di sisi lain, jumlah imigrasi ke Yunani

meningkat pesat. Ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti adanya pemberlakuan

aturan ketat bagi masuknya imigran di beberapa negara penerima migran seperti

Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa bagian utara pada tahun

1970-an yang menyebabkan gelombang emigrasi dari Yunani berkurang drastis.

Transisi pemerintahan junta militer di Yunani menjadi pemerintahan yang

demokratis pada tahun 1974 menjadi faktor pendorong bagi para imigran dari

negara sekitar Yunani untuk bermigrasi ke Yunani (Kasimis, 2012). Selain itu,

unifikasi Yunani ke dalam EEC tahun 1981 juga menjadi faktor pendorong imigrasi

di Yunani.

Jumlah imigran di Yunani cenderung terus mengalami peningkatan sejak

tren imigrasi tahun 1980-an. Data sensus tahun 2001 Badan Statistik Nasional

Yunani (National Statistical Service of Greece) mencatat jumlah penduduk migran

di Yunani sebanyak 762.191 orang (Mediterranean Migration Observatory, 2004).

Kemudian, sebuah laporan dari International Migration Outlook dari The

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun

2010 memperkirakan angka imigran di Yunani berjumlah 1.259.258 orang.

Laporan yang sama menyebutkan bahwa sejak 2007, jumlah imigran yang

mendapatkan izin untuk tinggal dan bekerja hanya berjumlah sekitar 650.000 orang

(Kasimis, 2012). Ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari jumlah penduduk

migran yang ada di Yunani merupakan imigran yang tidak tercatat secara resmi atau

ilegal. Angka sensus imigran yang tidak akurat tersebut menunjukkan bahwa

imigrasi di Yunani sangatlah sulit untuk dikendalikan. Data imigrasi Yunani pada

Page 8: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

33

Tabel 1 memperlihatkan bahwa imigran yang masuk ke Yunani sejak 1970-an

sebenarnya merupakan penduduk Yunani yang kembali pulang ke negara asalnya.

Baru kemudian pada tahun 1991, tren imigrasi di Yunani didominasi oleh penduduk

negara lain.

Tabel 1

Net Migrasi Yunani Pasca Perang Dunia II

Periode Penduduk Yunani Penduduk Migran Total

1951-1960 -224.450 24.165 -200.285

1961-1970 -406.169 37.832 -368.337

1971-1980 164.552 78.856 243.408

1981-1990 251.190 -4.148 247.042

1991-2000 52.746 629.817 682.563

Sumber: National Statistical Service of Greece, dikutip dari

Triandafyllidou & Maroufof (2009).

Data pada Grafik 1 menunjukkan bahwa imigrasi di Yunani didominasi oleh

imigran non-Uni Eropa sejak 1990-an. Angka imigran non-Uni Eropa mengalami

peningkatan drastis sejak tahun 2004. Motivasi para imigran di Yunani beragam,

namun sebagian besar bertujuan untuk mencari pekerjaan. Sebuah laporan dari

Theodore Lianos (2004) menyebutkan bahwa kira-kira 54% atau sekitar 438.000

imigran yang ada di Yunani pada tahun 2004 bertujuan untuk mencari pekerjaan.

Page 9: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

34

Grafik 1

Sumber: (Hellenic Statistical Authority, n.d.)

Jumlah imigran di Yunani didominasi oleh imigran yang berasal dari negara-negara

non-Uni Eropa yang berdekatan dengan Yunani. Tabel 2 menunjukkan bahwa

imigran yang masuk ke Yunani sebagian besar berasal dari negara non-Uni Eropa

seperti Albania, Rusia, Mesir, dan lain sebagainya. Albania merupakan negara

pengirim imigran terbesar di Yunani. Data pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa

jumlah imigran asal Albania di Yunani mencapai 70 persen dari jumlah seluruh

imigran Yunani.

Albania merupakan negara non-Uni Eropa yang berbatasan langsung

dengan Yunani di sebelah barat. Para penduduk Albania bermigrasi ke Yunani

untuk mengisi lowongan pekerjaan informal di bidang pertanian dan jasa konstruksi

bangunan. Imigran asal Albania mengalami kesulitan dalam mengurus izin tinggal

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

9000001

99

0

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

20

04

20

05

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

Jum

lah

Imig

ran

Tahun

Jumlah Populasi Imigran di Yunani

Uni Eropa

Non-UniEropa

GarisTren UniEropa

GarisTren Non-Uni Eropa

Page 10: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

35

dan bekerja di Yunani sebab pekerjaan yang mereka dapatkan sifatnya seasonal

atau musiman sehingga kontraknya pun tidak menentu. Ini menyebabkan banyak

imigran asal Albania merupakan imigran illegal di Yunani. Jumlah imigran ilegal

Albania yang melintasi perbatasan Yunani ini merupakan 40 persen dari jumlah

imigran ilegal yang berusaha melintas di seluruh Uni Eropa pada tahun 2008 dan

2009 (Frontex, n.d.).

Tabel 2

Sumber: OECD (2014)

Negara asal imigran kedua terbanyak menurut Tabel 2 adalah Rusia.

Walaupun jumlah imigran asal Rusia tidak sebanyak imigran Albania, mereka

merupakan pekerja terbanyak pada sektor pekerjaan domestik atau rumah tangga.

Kebanyakan imigran Rusia yang dipekerjakan adalah wanita. Banyaknya pekerja

wanita Rusia yang menjadi asisten rumah tangga meningkatkan tingkat partisipasi

wanita Yunani dalam bursa kerja. Alasannya, keberadaan asisten rumah tangga

Page 11: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

36

migran telah meringankan beban pekerjaan rumah wanita Yunani sehingga mereka

dapat berpartisipasi dalam bursa kerja Yunani (Kassimi & Kasimis, 2004).

Sejak bergabung dengan Komunitas Ekonomi Eropa pada tahun 1981,

sebagian besar masyarakat lokal Yunani, terutama generasi muda, mampu

menempuh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Sehingga, standar hidup

mereka pun meningkat (Kasimis, 2012). Penduduk Yunani yang semakin terdidik

lebih memilih untuk bekerja di sektor formal yang memiliki upah lebih tinggi.

Sedangkan, para imigran sebagian besar bekerja pada sektor informal meliputi

pertanian, pariwisata, jasa konstruksi, dan lain sebagainya (Euro Challenge, 2014).

Perjanjian Schengen sebagai bentuk integrasi Uni Eropa menimbulkan

beban bagi negara anggota Uni Eropa yang berada di wilayah terluar Area Schengen

seperti Yunani. Negara Yunani harus bertanggung jawab untuk menjaga batas

terluar Area Schengen dari arus masuk imigran ilegal demi negara Uni Eropa

lainnya. Padahal, di sisi lain Yunani menjadi kewalahan akibat menghadapi

tingginya jumlah imigran yang tertarik untuk mencari pekerjaan di Uni Eropa.

Letak Negara Yunani yang berada di perbatasan selatan Kawasan Uni Eropa

menyebabkan Yunani menjadi pintu masuk menuju Kawasan Uni Eropa bagi

penduduk negara non-Uni Eropa seperti Albania, Georgia, Rusia, Pakistan,

Ukraina, dan India (Triandafyllidou & Gropas, 2007b). Selain itu, tingginya jumlah

imigran ilegal di Yunani juga dipengaruhi oleh kemudahan akses masuk menuju

Yunani melalui jalur darat dan laut di perbatasan selatan yang sangat sulit untuk

diawasi oleh Pemerintah Yunani.

Page 12: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

37

Gambar 3

Perbatasan Yunani

Sumber: Kasimis (2012)

Beban Yunani bertambah dengan diberlakukannya Perjanjian Dublin II

(Dublin Regulation II) tahun 2003 yang mengatur bahwa seluruh imigran ilegal

yang berada di Kawasan Uni Eropa menjadi tanggungjawab negara anggota Uni

Eropa pertama yang dimasuki oleh imigran. Sehingga, seluruh imigran ilegal yang

tertangkap akan dikembalikan kepada negara pertama yang dimasuki pertama kali

oleh imigran tersebut. Sedangkan, Mahkamah Eropa (European Court of Justice)

memperkirakan bahwa 90 persen imigran ilegal yang berada di Kawasan Uni Eropa

masuk melewati perbatasan Yunani (Akrivopoulou, 2013). Inilah yang

menyebabkan angka imigrasi di Yunani meningkat pesat sejak tahun 1990-an.

Page 13: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

38

Tingginya jumlah imigran di Yunani mendorong Pemerintah Yunani untuk

menetapkan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mengontrol jumlah imigran

dan mengintegrasikan para imigran dengan masyarakat lokal Yunani.

2.3. Kebijakan Imigrasi Yunani

Pemerintah Yunani telah menerapkan kebijakan imigrasi sejak tahun 1990-

an. Peraturan-peraturan imigrasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Yunani

diantaranya; Undang-Undang 1975 Tahun 1991 tentang Entry, Exit, Sojourn,

Employment, Removal of Aliens, Procedure for the Recognition of Refugees and

other Measures, Dekrit Presiden No. 358 dan No. 359 Tahun 1997 yang mengatur

tentang program regularisasi imigran, Undang-Undang No. 2910 Tahun 2001

mengenai Action Plan for the Social Integration of Immigrants 2002-2005,

Undang-Undang No. 3386 Tahun 2005 tentang Izin Masuk, Tinggal dan Integrasi

Warga Negara Asing di Yunani. Keikutsertaan Yunani sebagai anggota Uni Eropa

kemudian membuat Pemerintah Yunani menerbitkan Undang-Undang 3536 Tahun

2007 yang merupakan revisi dari Undang-Undang 3386 Tahun 2005. Undang-

Undang tersebut dibuat untuk menyelaraskan kebijakan imigrasi Yunani dengan

keputusan Council Directive dari Dewan Uni Eropa (The Council of The European

Union) No. 2003/86/EC tentang Reunifikasi Keluarga dan Council Directive No.

2003/109/EC tentang Izin Tinggal Jangka Panjang Bagi Warga Negara Non-Uni

Eropa.

Kedua keputusan Council Directive Dewan Uni Eropa tersebut mengatur

bahwa imigran non-Uni Eropa berhak untuk memperoleh hak-hak dasar. Hak-hak

Page 14: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

39

dasar yang dimaksud adalah misalnya hak untuk reunifikasi dengan keluarga

imigran di wilayah negara Uni Eropa yang didiami seperti yang diatur dalam

Council Directive No. 2003/86/EC dan menyamakan hak para imigran yang telah

tinggal dalam jangka panjang dengan penduduk lokal di negara tempat imigran

tersebut tinggal berdasarkan Council Directive No. 2003/109/EC. Selain itu,

keputusan Council Directive No. 2003/109/EC juga menegaskan bahwa hak dasar

yang diterima imigran jangka panjang harus setidaknya sama dengan hak dasar

yang diperoleh oleh penduduk lokal di seluruh Uni Eropa. Ini sesuai dengan

komitmen Uni Eropa dalam mempromosikan hak asasi manusia melalui European

Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental Freedoms dan

Charter of Fundamental Rights of the European Union (Triandafyllidou, 2009).

Undang-Undang 3536 Tahun 2007 yang dikeluarkan Pemerintah Yunani

bertujuan untuk menyederhanakan sekaligus memperbaiki implementasi dari

program regularisasi sebelumnya yang mengharuskan para imigran menyertakan

bukti pembayaran iuran jaminan sosial nasional oleh badan usaha tempat mereka

bekerja. Undang-undang 3536 Tahun 2007 memperbolehkan para imigran untuk

membayar iuran jaminan sosial nasional sebanyak 20 persen yang dipersyaratkan

untuk memperoleh izin masuk dan tinggal. Artinya, para imigran tidak harus

mendapatkan bukti pembayaran iuran jaminan sosial dari badan usaha tempat

mereka bekerja. Aturan ini juga menghapus biaya administrasi yang dikenakan bagi

anak para imigran dan membentuk National Committee for The Integration of

Migrants dibawah naungan Kementerian Dalam Negeri Yunani yang

Page 15: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

40

bertanggungjawab atas koordinasi berbagai kebijakan integrasi imigran di tingkat

pusat, provinsi, maupun daerah (Balourdos, 2010).

Persyaratan untuk mendapatkan izin tinggal dan bekerja bagi imigran sejak

tahun 1997 di Yunani semakin mudah dan sederhana. Ini merupakan komitmen

Pemerintah Yunani untuk semakin mengintegrasikan imigran dengan penduduk asli

Yunani (Balourdos, 2010). Komitmen ini juga merupakan wujud nyata dari

adaptasi berbagai perjanjian di tingkat Kawasan Uni Eropa yang mengatur tentang

imigrasi. Pemerintah Yunani berusaha untuk mengintegrasikan imigran melalui tiga

hal, yaitu kebijakan regularisasi para imigran ilegal, perlindungan hak pekerja

migran, dan kebijakan naturalisasi bagi penduduk imigran generasi kedua

(Triandafyllidou, 2009). Bahkan, Pemerintah Yunani menetapkan Undang-Undang

3838 Tahun 2010 yang memperbolehkan warga imigran yang telah lama tinggal di

Yunani (long-term resident) atau memiliki keturunan Yunani untuk berpartisipasi

dalam pemilu (Kasimis, n.d.). Kebijakan integrasi imigran diberlakukan agar

semakin banyak imigran yang mendaftarkan diri mereka secara legal sehingga

Pemerintah Yunani memperoleh data akurat mengenai keberadaan imigran di

Yunani. Data imigrasi yang akurat sangat diperlukan sebagai pedoman untuk

mengontrol imigrasi di Yunani. Namun, ternyata berbagai peraturan imigrasi yang

telah dibuat tidak efektif (Akrivopoulou, 2013). Masih banyak imigran yang tidak

mendaftarkan diri dan tetap menjadi tenaga kerja ilegal.

Kebijakan imigrasi Yunani sejak tahun 1990-an telah gagal dalam

mengontrol imigrasi di Yunani. Kebijakan tersebut gagal karena jumlah imigran di

Yunani masih tinggi dan pendataan jumlah imigran masih tidak akurat. Selain itu,

Page 16: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

41

kebijakan imigrasi Yunani juga dianggap gagal menyalurkan aspirasi masyarakat

Yunani karena alih-alih mendeportasi imigran, kebijakan imigrasi yang berlaku

justru memudahkan imigran ilegal Yunani untuk melakukan proses regularisasi dan

mengintegrasikan imigran dengan masyarakat Yunani. Kegagalan ini disebabkan

oleh lemahnya kinerja birokrasi Yunani dan jumlah imigran yang terlalu tinggi.

Selain itu, kebijakan imigrasi Yunani juga sangat dipengaruhi oleh reaksi negara

Uni Eropa lainnya dan kebijakan imigrasi yang berlaku di tingkat Kawasan Uni

Eropa.

Berbagai kebijakan integrasi dan program regularisasi imigran Yunani

ditetapkan sebagai reaksi atas kritik keras negara-negara anggota Uni Eropa

terhadap Yunani atas perlakuan tidak manusiawi yang dialami oleh para imigran

ilegal di perbatasan Yunani pada tahun 1991 (Triandafyllidou, 2009) berdasarkan

kebijakan imigrasi Yunani yang berlaku saat itu. Padahal, kebijakan imigrasi

Yunani No. 1975 Tahun 1991 sebenarnya merupakan langkah tegas yang diambil

oleh Pemerintah Yunani pada saat itu untuk merespon peningkatan drastis arus

imigrasi menuju Yunani sejak 1990-an. Kebijakan ini secara umum bertujuan untuk

mencegah (discourage) masuknya imigran dan memulangkan imigran ilegal secara

paksa baik yang telah berada di Yunani maupun yang tertangkap di perbatasan

Yunani (Kiprianos, Balias, & Passas, 2003). Selain karena mendapatkan kritik dari

negara Uni Eropa lainnya, kebijakan ini juga dinilai tidak efektif. Alasannya,

jumlah imigran ilegal masih terus meningkat akibat adanya integrasi pasar Uni

Eropa yang maju dan pemulangan paksa imigral ilegal membutuhkan biaya yang

tinggi.

Page 17: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

42

Selain itu, kebijakan imigrasi Yunani juga dipengaruhi oleh kebijakan Uni

Eropa yang berkaitan dengan isu imigrasi. Prinsip Uni Eropa untuk menjunjung

European Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental

Freedoms dan Charter of Fundamental Rights of the European Union

menyebabkan Pemerintah Yunani harus menyesuaikan kebijakan imigrasinya

sehingga hak dasar yang harus diterima para imigran dan hak dasar yang diterima

oleh warga negara anggota Uni Eropa harus sama (Triandafyllidou, 2009). Uni

Eropa juga mengadopsi prinsip non-refoulement (Euractiv, 2015) dalam Hukum

Internasional yang melarang pengusiran imigran di batas terluar negara. Ini

menyebabkan negara Uni Eropa, seperti Yunani tidak dapat secara sepihak

mendeportasi atau melarang imigran untuk masuk ke Yunani di wilayah perbatasan

negaranya seperti yang diatur pada kebijakan imigrasi No. 1975 tahun 1991.

Keanggotaan Yunani dalam Uni Eropa menyebabkan partai politik mainstream

yang menjalankan pemerintahan Yunani tidak dapat mengambil langkah tegas

untuk mengontrol imigrasi menuju Yunani.

Kebijakan imigrasi Yunani yang mencoba untuk mengintegrasikan imigran

dan memberikan kesempatan lebih besar bagi para imigran ilegal untuk

memperoleh status resmi melalui program regularisasi imigran mendapat respon

negatif dari masyarakat Yunani. Masyarakat Yunani menganggap kebijakan

tersebut justru merugikan. Pemerintah Yunani yang didominasi oleh partai politik

mainstream dianggap gagal memenuhi kepentingan masyarakat Yunani untuk

mengurangi jumlah imigran yang masih tinggi sejak tahun 1990-an (Kasimis, 2012

& Leivada, 2015). Jumlah imigran di Yunani yang sangat tinggi dan kegagalan

Page 18: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

43

Pemerintah Yunani untuk mengontrol arus imigrasi menyebabkan semakin

tingginya sentimen negatif masyarakat Yunani terhadap para imigran.

2.4 Sentimen Negatif Terhadap Imigran di Yunani

Kebijakan imigrasi Yunani melalui Undang-Undang 3536 Tahun 2007

menegaskan bahwa posisi Pemerintah Yunani tidaklah sepenuhnya anti terhadap

imigran di Yunani. Padahal, masyarakat Yunani secara umum menentang kebijakan

imigrasi yang suportif terhadap imigran (Levinson, 2005). Integrasi dan regularisasi

imigran melalui peraturan tersebut membuka peluang bagi ratusan ribu imigran

ilegal di Yunani untuk memperoleh pengakuan dan perlindungan dari Pemerintah

Yunani. Selain itu, kebijakan regularisasi imigran akan memicu meningkatnya

jumlah imigran ilegal menuju negara tersebut (Linos, 2003). Akibatnya, sentimen

negatif masyarakat Yunani terhadap imigran di Yunani semakin tinggi. Sentimen

negatif ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu lapangan pekerjaan, jaminan sosial,

dan identitas nasional. Sebagian besar masyarakat Yunani menganggap bahwa para

imigran telah merebut lapangan pekerjaan yang tersedia di bursa kerja dan

mengurangi manfaat jaminan sosial yang diterima oleh masyarakat Yunani (Pew

Research Centre, 2014). Ini sesuai dengan hasil polling Gallup tahun 2012 hingga

2014 bahwa 84 persen masyarakat Yunani menginginkan jumlah imigrasi di

Yunani harus dikurangi (International Organization for Migration, 2015). Selain

itu, masyarakat Yunani juga merasa terancam dengan kehadiran imigran karena

mereka dianggap dapat mengganggu stabilitas politik dan persatuan nasional

Yunani (Triandafyllidou, 2009).

Page 19: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

44

Para imigran di Yunani memang sebagian besar menempati sektor

pekerjaan informal yang tidak diminati oleh masyarakat Yunani. Namun, seiring

meningkatnya tingkat pengangguran akibat krisis ekonomi Yunani tahun 2010,

persaingan lapangan pekerjaan antara masyarakat Yunani dan imigran di sektor

informal semakin meningkat. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah

masyarakat Yunani yang mencari pekerjaan di sektor informal. Data dari

Inspektorat Tenaga Kerja Yunani (SEPE) menyebutkan bahwa tingkat penyerapan

tenaga kerja pada sektor informal Yunani pada pertengahan tahun 2012 meningkat

5 persen dari data tahun 2011 yang mencakup 30 persen dari keseluruhan jumlah

angkatan kerja Yunani (Maltezou, 2012). Akibatnya, persaingan tenaga kerja antara

imigran dan masyarakat Yunani semakin meningkat.

Jumlah imigran yang tinggi di Yunani pun dianggap membebani skema

jaminan sosial yang disediakan oleh Pemerintah Yunani. Skema jaminan kesehatan

Yunani berdasarkan pada prinsip persamaan yang tidak membedakan besarnya

tanggungan jaminan kesehatan berdasarkan jenis pekerjaan dan status warga negara

(Marouda, et al., 2014). Ini berarti imigran yang bekerja pada sektor informal pun

menerima manfaat jaminan kesehatan yang sama dengan masyarakat Yunani yang

sebagian besar bekerja pada sektor formal. Padahal, jumlah iuran jaminan

kesehatan yang dibayarkan tidak sama besarnya sebab ditentukan dari pajak

penghasilan. Penghasilan masyarakat Yunani yang relatif lebih besar daripada

imigran sektor informal menyebabkan masyarakat Yunani membayar iuran jaminan

kesehatan lebih banyak. Sedangkan, jumlah anggota keluarga imigran cenderung

lebih banyak daripada jumlah anggota keluarga masyarakat Yunani (Robolis,

Page 20: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

45

2009). Artinya, jaminan kesehatan Yunani sebenarnya lebih banyak diterima oleh

keluarga imigran daripada keluarga masyarakat Yunani. Jumlah imigran yang

cenderung meningkat dipandang mengurangi manfaat jaminan kesehatan yang

seharusnya dapat diterima lebih optimal bagi masyarakat Yunani.

Peraturan jaminan kesehatan Yunani menyebutkan dengan jelas bahwa

yang berhak menerima jaminan hanyalah masyarakat Yunani dan imigran yang

memiliki dokumen resmi. Namun, imigran ilegal pun masih memiliki hak untuk

menerima manfaat jaminan kesehatan tersebut meski terbatas. Imigran ilegal

berhak menerima layanan kesehatan bagi anak-anak dibawah usia 18 tahun atau

dalam kondisi darurat atau khusus seperti persalinan, kecelakaan parah, dan

perawatan penderita HIV/AIDS (Kotsioni & Hatziprokopiou, n.d.). Imigran ilegal

di Yunani tidak ikut membayar iuran jaminan kesehatan namun tetap mendapatkan

layanan kesehatan darurat karena Yunani terikat pada perjanjian Konvensi Eropa

Tentang Hak Asasi Manusia (European Convention on Human Rights) yang

menyebutkan bahwa hak untuk hidup (right to life) dan hak untuk diperlakukan

secara manusiawi (prohibition of inhuman treatment) harus dilindungi (The

European Union Agency for Human Rights, 2011). Perjanjian ini ditandatangani

oleh 27 negara anggota Uni Eropa yang termaktub dalam Perjanjian Lisbon tahun

2007 (Groussot et al., 2011).

Imigran juga dianggap sebagian besar masyarakat Yunani membebani

jaminan sosial lainnya seperti pendidikan dan santunan bagi pengangguran

(unemployment benefits). Undang-Undang Dasar Yunani berprinsip bahwa anak-

anak berhak mendapatkan pendidikan dasar tanpa memperhatikan status

Page 21: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

46

kewarganegaraannya (Triandafyllidou & Gropas, 2007c). Pendidikan di Yunani

diatur terpusat oleh pemerintah sehingga biaya pendidikan di seluruh sekolah negeri

ditanggung oleh negara. Ini berarti anak-anak para imigran baik yang legal maupun

ilegal dapat mendapatkan pendidikan dasar secara gratis. Akibatnya, tiga-perempat

siswa di sebagian besar sekolah di Yunani berasal dari keluarga imigran (Syrigos,

2012). Kemudian, imigran legal yang telah bekerja namun diberhentikan berhak

mendapatkan unemployment benefits sebesar 360 Euro per bulan ditambah 10

persen untuk tiap tanggungan dalam keluarga (European Commission, n.d. b).

Jumlah unemployment benefits ini sama dengan yang diterima oleh masyarakat

Yunani yang juga diberhentikan. Krisis yang melanda Yunani tahun 2010 telah

menyebabkan angka pengangguran di Yunani meningkat drastis hingga mencapai

24,4 persen (Statista, 2015) atau sekitar 1,2 juta orang (World Bank, n.d.) pada

tahun 2012. Angka pengangguran Yunani ini adalah yang tertinggi kedua setelah

Spanyol jika dibandingkan dengan seluruh negara anggota Uni Eropa (The

Guardian, n.d.). Ini menimbulkan beban berat pada anggaran Pemerintah Yunani

untuk memenuhi unemployment benefits secara besar-besaran baik untuk

masyarakat Yunani, maupun untuk para imigran.

Sentimen negatif terhadap imigran juga dipengaruhi oleh adanya

kekhawatiran masyarakat Yunani bahwa kehadiran imigran dapat mengancam

identitas nasional Yunani. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Pemerintah

Yunani mencoba untuk mengintegrasikan imigran dengan masyarakat Yunani

melalui berbagai kebijakan. Kebijakan integrasi imigran ini juga memberikan

peluang bagi imigran generasi kedua untuk memperoleh pengakuan

Page 22: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

47

kewarganegaraan Yunani (Triandafyllidou, 2009). Padahal, sebelumnya Yunani

mengadopsi prinsip Ius Sanguinis dalam menetapkan kewarganegaraan (Syrigos,

2012). Artinya, orang yang berhak mendapatkan hak kewarganegaraan Yunani

harus memiliki hubungan keturunan Bangsa Yunani, bukan diperoleh dari

pengajuan hak kewarganegaraan berdasarkan lama tinggal dan tempat lahir. Data

pada Tabel 3 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan drastis pada naturalisasi

imigran Yunani sejak tahun 2007. Ini sesuai dengan kebijakan Pemerintah Yunani

yang memberlakukan Undang-Undang 3536 Tahun 2007 untuk mengintegrasikan

imigran dengan masyarakat Yunani dan dipertegas dalam Undang-Undang 3838

Tahun 2010. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa sikap Pemerintah Yunani terhadap

para imigran sangat terbuka.

Tabel 3

Sumber: Triandafyllidou, Anna. (2014)

Page 23: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

48

Usaha yang dilakukan Pemerintah Yunani untuk mengintegrasikan imigran

dengan masyarakat Yunani mendapatkan penolakan. Ini dapat dilihat dari persepsi

masyarakat Yunani yang masih menganggap anak keturunan imigran yang

mendapatkan pengakuan kewarganegaraan Yunani sebagai ‘Alien’ dan tidak

termasuk dalam anggota masyarakat Yunani (Triandafyllidou & Gropas, 2007a).

Alasannya, masyarakat Yunani memiliki kebanggaan yang sangat tinggi terhadap

identitas nasionalnya. Masyarakat Yunani merasa bahwa identitas nasional Yunani

hanya dimiliki oleh bangsa Yunani yaitu orang yang lahir di Yunani atau memiliki

keluarga yang secara turun temurun berasal dari Yunani (Triandafyllidou & Gropas,

2007a). Kehadiran imigran yang kemudian diperbolehkan untuk mendapatkan

pengakuan kewarganegaraan dan bahkan berpartisipasi dalam pemerintahan

Yunani melalui pemilu dinilai mengancam homogenitas identitas nasional Yunani

yang sudah terbentuk sejak awal berdirinya negara tersebut.

Identitas nasional Yunani yang kuat terbentuk dari sejarah masa lalu

Yunani. Perang Balkan pada abad ke-19 dan abad ke-20 telah mengintegrasikan

identitas Yunani sehingga identitas tersebut membedakan Yunani dengan negara

Balkan lainnya seperti Albania dan Macedonia (Triandafyllidou & Gropas, 2007c).

Tingginya jumlah imigran yang berasal dari negara Balkan seperti Albania

menyebabkan munculnya kekhawatiran masyarakat Yunani terhadap integritas

nasional mereka (Triandafyllidou, 2009). Penolakan kebijakan integrasi imigran

oleh masyarakat Yunani ternyata tidak diakomodir dengan baik oleh Pemerintah

Yunani. Ini kemudian menjadi peluang bagi partai radikal kanan Golden Dawn

untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Yunani. Sebab, reaksi penolakan

Page 24: BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI … di Kawasan Uni Eropa pasca Perang Dunia II sehingga peran Uni Eropa semakin meningkat. Peningkatan tersebut terlihat dari proses integrasi

49

terhadap jumlah imigran di Yunani yang semakin tinggi dinilai dapat terakomodir

dengan baik melalui agenda politik anti-imigrasi yang ditawarkan Partai Golden

Dawn.