bab ii kajian pustaka 2.1 konsep pertanian organik ii.pdf · 12 negara-negara maju seperti amerika...

27
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik Menurut Budiasa (2014), sistem pertanian organik adalah suatu sistem pertanian holistik dimana manajemen produksi bertujuan meningkatkan kesehatan agroekosistem termasuk keanekaragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman. Dua aspek utama dalam pertanian organik yaitu penggunaan pupuk dan pestisida organik. Produksi organik bertujuan untuk mengembangkan usaha yang berkelanjutan dan harmonis dengan lingkungan (CGSB, 2006 dalam Budiasa, 2014). Empat prinsip pertanian organik yaitu: 1. Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesuburan tanah, tanaman, hewan, manusia, dan alam semesta menjadi satu dan tak terpisahkan (prinsip kesehatan). 2. Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus hidup ekologi, bekerja dengan mereka, meniru mereka, dan membantu mempertahankan mereka (prinsip ekologi). 3. Pertanian organik harus membangun hubungan yang menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kehidupan (prinsip keadilan). 4. Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan serta lingkungan (prinsip perawatan). 10

Upload: votuong

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pertanian Organik

Menurut Budiasa (2014), sistem pertanian organik adalah suatu sistem

pertanian holistik dimana manajemen produksi bertujuan meningkatkan kesehatan

agroekosistem termasuk keanekaragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas

biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman. Dua aspek utama dalam

pertanian organik yaitu penggunaan pupuk dan pestisida organik.

Produksi organik bertujuan untuk mengembangkan usaha yang

berkelanjutan dan harmonis dengan lingkungan (CGSB, 2006 dalam Budiasa,

2014). Empat prinsip pertanian organik yaitu:

1. Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesuburan tanah,

tanaman, hewan, manusia, dan alam semesta menjadi satu dan tak terpisahkan

(prinsip kesehatan).

2. Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus hidup ekologi,

bekerja dengan mereka, meniru mereka, dan membantu mempertahankan

mereka (prinsip ekologi).

3. Pertanian organik harus membangun hubungan yang menjamin keadilan

terkait dengan lingkungan dan kehidupan (prinsip keadilan).

4. Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk

melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan

serta lingkungan (prinsip perawatan).

10

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

11

Menurut Budiasa (2014), perbedaan mendasar antara pengelolaan sistem

pertanian organik dan konvensional adalah cara penanganannya. Pertanian

konvensional lebih sering menargetkan pencapaian jangka pendek (misalnya

aplikasi pupuk cair atau herbisida). Pertanian organik tidak mengutamakan pada

ekonomi jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan konsep ekologi. Ini

menggunakan pendekatan strategis yang berbeda, yang bergantung pada tujuan

jangka panjang (pencegahan daripada reaktif). Contohnya adalah pentingnya

rotasi tanaman untuk siklus nutrisi dan perlindungan dari gulma, hama, dan

pengendalian penyakit (Ghimire 2002; Watson et al 2002 dalam Budiasa, 2014).

Komponen penting dari sistem pertanian organik adalah pengelolaan tanah dan

tanaman, daur ulang limbah pertanian, pengendalian gulma tanpa penggunaan zat

kimia, dan sistem pertanian terintegrasi yang intensif.

Pertanian organik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang telah

ditetapkan secara hukum (Watson et al. 2002 dalam Budiasa, 2014). Produksi

pertanian, termasuk persiapan lahan dalam kegiatan penanaman, pengolahan dan

penanganan pasca panen, penyimpanan, dan transportasi. Hal ini sesuai dengan

standar sistem manajemen produksi produk organik untuk menjaga integritas

produk organik dan kualitas dari produk (CGSB, 2006 dalam Budiasa, 2014).

Untuk memenuhi standar umum pertanian organik adalah dengan menyediakan

Internal Control System (ICS). IMO mengembangkan kurikulum pelatihan

tentang pengaturan dan harmonisasi ICS untuk kelompok tani produsen (IMO,

2007 dalam Budiasa, 2014).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

12

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah

pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa, produk pertanian dan peternakan

yang dijual sebagai produk organik harus mendapatkan sertifikasi berdasarkan

Peraturan EC 2092/91 dan 1804/99. Di Inggris, Badan Standarisasi Makanan

Organik mengimplementasikan undang-undang seperti terdapat lisensi dari badan

sertifikasi, seperti Asosiasi Tanah, untuk memeriksa dan menyatakan serta

menjamin produk organik yang dihasilkan tersebut mengikuti prosedur pertanian

organik. Jepang telah memiliki dan menggunakan standar pertanian di Jepang

sejak 1 April 2001; Amerika Serikat telah menggunakan Standar Organik

Nasional AS sejak Oktober 2002. Meskipun peraturan yang berbeda-berbeda,

namun semua itu bertujuan untuk menciptakan suatu bentuk ekonomi dan

lingkungan berasaskan pertanian berkelanjutan yang menekankan pada sistem

biologis tanpa ketergantungan pada input eksternal (Watson et al. 2002 dalam

Budiasa, 2014).

Produsen atau eksportir yang menjual produk-produk organik harus

mengikuti proses sertifikasi organik. Artinya, lembaga sertifikasi terakreditasi

menyediakan jaminan tertulis bahwa produk atau sistem produksi sesuai dengan

persyaratan yang telah ditentukan. Sertifikasi produk mungkin didasarkan pada

berbagai kegiatan pemeriksaan, termasuk verifikasi praktek manajemen, audit

jaminan kualitas, dan ketersediaan produksi di dalam maupun di luar (CGSB,

2006 dalam Budiasa, 2014). Di Jepang, semua produk organik wajib berlabel

yang telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi terdaftar (RCO) harus

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

13

menyertakan logo JAS dan nama lembaga sertifikasi. Saat ini, sertifikasi organik

di negara berkembang dilakukan oleh inspektur dari lembaga sertifikasi.

Keuntungan di sisi produsen adalah bahwa nama dan logo dari lembaga

sertifikasi, penggunaan label, maka akan memberikan jaminan kepercayaan

terhadap konsumen terkait produk organik yang dihasilkan oleh produsen. Proses

sertifikasi cukup mahal, karena inspektur berasal dari negara pengimpor. Salah

satu cara produsen dapat meminimalkan biaya adalah melalui perekrutan staf

lokal sebagai petugas di lingkungan produsen tersebut oleh lembaga sertifikasi

organik. Sebuah lembaga sertifikasi di negara-negara berkembang yang

diakreditasi oleh negara pengimpor juga bisa menyatakan produksi organik.

Namun, ini mungkin lebih sulit dan memakan waktu yang cukup lama dalam

membangun akreditasi internasional untuk lembaga sertifikasi lokal. Cara terbaik

dengan bekerja sama antara lembaga sertifikasi lokal dan lembaga sertifikasi

internasional. Terlebih dahulu memeriksa dan menyatakan pertanian organik serta

yang terakhir akan mengevaluasi prosedur sertifikasi dan menerbitkan sertifikat.

2.2 Kegunaan Budidaya Organik

Kegunaan budidaya organik pada dasarnya membatasi kemungkinan

dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pupuk organik dan

pupuk hayati memiliki daya ameliorasi ganda dengan bermacam-macam proses

yang saling mendukung untuk menyuburkan tanah serta menghindarkan

kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan (Sutanto, 2002). Pertanian

organik merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan karena

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

14

memanfaatkan pupuk organik dan dapat memberikan beberapa dampak positif

untuk masyarakat pedesaan (Kennvidy, 2010).

Menurut Notohadiprawiro, 1992 (dalam Sutanto, 2002), sistem pertanian

organik dengan segala aspeknya memiliki banyak keuntungan terhadap

pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan lingkungan hidup termasuk

konservasi sumber daya lahan. Pertanian organik penerapannya tidak mudah dan

akan menghadapi banyak kendala.

Lebih lanjut Sutanto, 1997 (dalam Sutanto, 2002) menyebutkan dalam

penerapannya, pertanian organik banyak menghadapi kendala berupa keruahan

(bulkiness) bahan, takarannya harus banyak, dan dapat menghadapi persaingan

dengan kepentingan lain untuk memperoleh sisa tanaman dan limbah organik

dalam jumlah yang cukup.

2.3 Standar Organik Internal Kelompok Tani Padi Organik Somya Pertiwi

Hasil diskusi dengan Tim Penyusun Dokumen ICS dan Pembina Mutu dari

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Direktorat Mutu dan

Standarisasi, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Deptan Jakarta,

disepakati beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh anggota kelompok

(Kelompok Tani Padi Organik Somya Pertiwi, 2009).

1. Lahan yang sudah terdaftar dalam sertifikat tidak dijual ataupun dipindah

tangan/disewakan kepada orang lain. Apabila tidak ada sertifikat maka harus

ada bukti kepemilikan yang sah.

2. Lahan organik yang bersebelahan dengan lahan non organik harus ada

pembatas yang mampu menghindari kontaminasi dari lahan non organik.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

15

3. Benih atau bibit benih harus dari induk yang organik dan memenuhi syarat

induk yang layak.

4. Lahan dalam wilayah organik harus bebas dari pupuk dan pestisida kimia

serta bahan herbisida kimia.

5. Pengendalian hama/penyakit dan gulma harus dilakukan secara alamiah,

secara manual (menggunakan kearifan lokal).

6. Setiap anggota kelompok tidak boleh menyimpan bahan kimia di rumah,

kebun, dan gudang penyimpanan.

7. Tidak menerima proyek dari luar yang menggunakan paket kimia sintetis atau

membeli sendiri dari toko.

8. Pembersihan gulma/tanaman pengganggu tidak boleh menggunakan bahan

kimia sintetis.

9. Setiap anggota wajib mengontrol sawahnya dan sawah tetangga serta bersedia

diperiksa oleh petugas dan sesama anggota baik di rumah, kebun, dan tempat

penyimpanan gabah.

10. Petani anggota wajib memiliki data tentang lahan sawah.

11. Tidak menerima atau membeli produk yang berlabel organik tanpa

persetujuan petugas/Inspektur Internal.

12. Pemanenan dilakukan dengan thereser dan secara manual.

13. Tidak boleh menyimpan gabah pada tempat atau wadah bekas bahan kimia

sintetis termasuk wadah baru yang berlabel kimia sintetis.

14. Seluruh sarana yang digunakan dalam budidaya, penanganan pasca panen

sampai pengolahan harus bebas dari bahan kontaminan yang dapat

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

16

mengagalkan integritas keorganikan. Sarana yang telah digunakan untuk

produk non organik apabila mau digunakan untuk produk organik harus dicuci

lebih dahulu.(sprayer, cangkul, wadah-wadah, dan sebagainya).

15. Setiap anggota wajib menjual di kelompok meskipun terjadi persaingan harga

sesaat.

16. Tidak menerima gabah dari orang lain yang bukan anggota atau sawah yang

tidak terdaftar dalam sertifikat.

17. Setiap anggota kelompok wajib mengikuti pertemuan atau penyuluhan dari

pihak manapun terkait dengan pertanian organik.

18. Pengurus kelompok dan petugas ICS melakukan tugasnya secara jujur dan

transparan.

19. Hamparan padi organik perlu dibuatkan blok lahan milik anggota agar tidak

menimbulkan kerancuan jika terjadi pencemaran padi organik.

20. Pembelian, penyimpanan, penggilingan, dan pengepakan produk beras

organik berdasarkan blok yang telah disepakati.

21. Tidak menggunakan alat semprot bekas bahan kimia sintetis.

22. Setiap anggota wajib mengelola ternak (besar dan kecil) secara alamiah

dengan menggunakan model kandang yang sesuai yang tidak menimbulkan

dampak pencemaran terhadap lahan organik.

23. Tidak dibenarkan memberikan makanan ternak yang berasal dari lahan non

organik.

24. Setiap anggota wajib menjaga ternak yang masuk dari luar daerah.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

17

25. Ternak sakit yang membutuhkan pengobatan pada kulit luar, maka tidak

diperkenankan menggunakan obat kimia semprot untuk proses penyembuhan.

26. Jika mengalami kesulitan dalam pengelolaan organik dapat berkonsultasi

dengan penyuluh dan petugas lapangan.

27. Setiap anggota berhak memberikan suara dalam memberikan usul saran serta

hak memilih dan dipilih menjadi pengurus.

28. Anggota dapat mempelajari administrasi pengurus jika membutuhkan.

29. Setiap anggota harus mengikuti aturan yang sudah disepakati bersama dan

jika melanggar akan diberi sanksi denda sesuai peraturan yang berlaku

(kesepakatan anggota kelompok).

30. Setiap anggota harus membuat surat pernyataan serta menandatanganinya dan

mentaati aturan dan keputusan kelompok.

31. Apabila menggunakan pupuk atau pestisida jenis baru harus sesuai dengan

lampiran SNI 01-6729-2002 tentang Sistem Pangan Organik atau

menanyakannya pada penyuluh atau pembina lapang.

32. Penyimpanan produk organik dan non organik tidak boleh dicampur, harus

ada pemisah yang jelas dan mampu menghindari kontaminasi dari produk non

organik.

33. Selama transportasi harus tetap adanya jaminan tidak terjadi kontaminasi yang

dapat mengagalkan nilai organiknya.

34. Lahan milik anggota yang ada di luar wilayah kelompok tani harus dikelola

secara organik.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

18

35. Padi yang ada di luar kelompok tani (1 Kecamatan) tidak dicampur ke

kelompok meskipun dikelola organik.

36. Petani yang memiliki lahan di luar wilayah kelompok tani perlu membuat dan

menandatangani surat pernyataan.

37. Setiap anggota kelompok tidak boleh membuang bahan non organik (plastik,

kaleng, dan sebagainya) ke lahan padi organiknya.

2.4 Manajemen Strategi

2.4.1 Definisi strategi

Menurut Tripomo dan Udan (2005), strategi adalah suatu pola tindakan dan

alokasi sumberdaya yang dirancang dengan cara-cara untuk mencapai tujuan

jangka panjang suatu oganisasi sesuai dengan pilihan tentang apa yang ingin

dicapai suatu organisasi di masa depan dan bagaimana cara mencapai keadaan

yang diinginkan.

Menurut David (2004), strategi adalah cara atau bakal tindakan yang

menuntut keputusan manajemen dan dalam perumusannya diperlukan

mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh

perusahaan tersebut. Strategi adalah pola sasaran, maksud maupun tujuan dan

kebijakan serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan yang dinyatakan

dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh

perusahaan ((Andrew, 1971 (dalam Craig dan Grant, 1993)).

Definisi strategi menurut Umar (2003), yaitu suatu tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) terus-menerus serta dilakukan dengan

berdasarkan sudut pandang mengenai apa yang diharapkan oleh para pelanggan di

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

19

masa depan. Berdasarkan definisi dari ketiga pakar tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu cara atau tindakan dan alokasi

sumber daya yang didasarkan pada sudut pandang mengenai apa yang diharapkan

para pelanggan di masa depan sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan perusahaan

dalam jangka panjang.

2.4.2 Manfaat rumusan strategi

Apapun latar belakangnya, baik karena permasalahan maupun keinginan

dari masing-masing organisasi. Organisasi tersebut tetap memiliki strategi.

Selanjutnya menurut Tripomo dan Udan (2005), perumusan strategi yang baik

memiliki manfaat strategi sebagai berikut.

1. Mendorong pemahaman terhadap situasi

Pada saat suatu organisasi membuat, memahami, melaksanakan rumus

strategi, dan lebih responsif terhadap masalah sebelum terjadi sehingga

organisasi tersebut menjadi terangsang untuk memahami situasi yang terjadi di

masa depan yang mampu mempengaruhi organisasi tersebut.

2. Mengatasi konflik karena arah pengembangan yang tidak jelas

Konflik dalam suatu organisasi yang terjadi disebabkan oleh para anggota

organisasi tersebut tidak mengetahui atau belum menyepakati kondisi yang

ingin dicapai organisasi di masa depan serta bagaimana cara untuk mencapai

kondisi yang diinginkan organisasi tersebut. Strategi yang baik dapat

digunakan organisasi sebagai alat koordinasi karena hubungan sebab akibat

antara tujuan dan kegiatan/keputusan menjadi lebih jelas dan tepat.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

20

3. Pendayagunaan dan alokasi sumber daya terbatas

Perumusan strategi digunakan untuk menggalang berbagai sumber daya

organisasi atau perusahaan serta mengarahkannya sesuai dengan strategi

organisasi.

4. Memenangkan kompetisi

Strategi dibutuhkan oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk bertahan hidup

dan atau berkembang dengan harus menghadapi pesaing-pesaing yang lain.

5. Mampu mencapai keinginan dan memecahkan permasalahan besar

Dengan memusatkan perhatian permasalahan atau keinginan organisasi atau

perusahaan yang paling kritis, secara sistematis organisasi atau perusahaan

mampu memecahkan permasalahan atau mencapai keinginan yang mungkin

terkait satu sama lain.

2.4.3 Tahap perumusan strategi

Menurut Tripomo dan Udan (2005), tahapan perumusan strategi sebagai

berikut.

1. Perumusan strategi

Tahapan manajemen strategi diawali dengan perumusan strategi. Perumusan

strategi adalah suatu proses untuk memilih strategi dalam mewujudkan visi

suatu organisasi dalam jangka panjang. Proses pengambilan keputusan mulai

dari penetapan misi, visi, dan tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan

tersebut dalam jangka panjang. Perumusan strategi melalui tahapan utama

yaitu:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

21

a. Analisis arah yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan misi, visi,

dan tujuan organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.

b. Analisis situasi yaitu tahapan untuk membaca situasi dan menentukan

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan menjadi

dasar perumusan strategi.

c. Penetapan strategi yaitu tahapan untuk identifikasi alternatif dalam

memilih strategi.

2. Perencanaan tindakan

Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan

adalah dengan membuat perencanaan strategi. Pada perencanaan strategi, yang

harus dilakukan adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan

rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan

arahan (visi, misi, dan tujuan) serta strategi yang telah ditetapkan perusahaan.

3. Implementasi

Menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus

diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat dan tepat. Strategi

harus tercermin pada rancangan struktur organisasi, budaya organisasi,

kepemimpinan, dan sistem pengelolaan SDM.

4. Evaluasi

Strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah.

Implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan.

Sehingga diperlukan melakukan perbaikan-perbaikan yang tepat.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

22

2.4.4 Konsep strategi

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain

yang berkaitan sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Adapun

konsep-konsep strategi menurut Rangkuti (2005) sebagai berikut.

1. Distintinctive competence

Distintinctive competence merupakan tindakan yang dilakukan oleh organisasi

agar dapat melakukan kegiatan atau aktivitas yang lebih baik dibandingkan

pesaingnya. Menurut Day dan Wensley (Rangkuti, 2005), identifikasi

distintinctive competence dalam suatu organisasi atau perusahaan sebagai

berikut.

a. Keahlian tenaga kerja

b. Kemampuan sumber daya

Kedua faktor tersebut menyebabkan suatu perusahaan dapat lebih unggul

dibandingkan pesaingnya. Dengan memiliki kemampuan riset pemasaran yang

tepat maka suatu organisasi atau perusahaan dapat mengetahui secara tepat

semua keinginan para konsumen sehingga dapat menyusun dan merumuskan

strategi-strategi pemasaran yang lebih baik dari pesaingnya. Seluruh kekuatan

tersebut dapat diciptakan melalui penggunaan seluruh sumber daya yang

dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan seperti peralatan dan proses

produksi yang canggih, penggunaan jaringan saluran distribusi yang cukup

luas, penggunaan sumber bahan baku yang berkualitas, dan penciptaan brand

image yang positif serta sistem reservasi yang terkomputerisasi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

23

2. Competitive advantages

Competitive advantages merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan

oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan-pilihan strategi yang dilakukan

oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk merebut peluang pasar. Menurut

Porter (Rangkuti, 2005) ada tiga strategi yang dapat dilakukan oleh

perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu:

a. Cost leadership

b. Diferensiasi

c. Fokus

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih baik

dibandingkan pesaingnya jika perusahaan tersebut mampu memberikan harga

jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan

nilai/kualitas produk yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai

oleh perusahaan apabila perusahaan tersebut mampu memanfaatkan skala

ekonomis, efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan

bahan baku, dan sebagainya. Suatu perusahaan juga dapat melakukan

diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada

konsumennya seperti persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi

produk, pelayanan yang lebih baik, dan brand image yang lebih unggul.

Strategi fokus juga dapat diterapkan oleh perusahaan untuk memperoleh

keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi dan sasaran pasar yang

diharapkan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

24

2.5 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

2.5.1 Analisis lingkungan internal

Menurut Umar (2003), aspek-aspek lingkungan internal suatu organisasi

dapat dilihat dari beberapa pendekatan yaitu:

1. Pasar dan pemasaran

Agar posisi produk di pasar sesuai dengan harapan, faktor-faktor yang perlu

diperhatikan antara lain pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan

informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja

pemasaran, kegiatan promosi, harga jual produk, komitmen manajemen

puncak, loyalitas pelanggan, dan kebijakan produk baru.

2. Keuangan dan akuntansi

Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan adalah kemampuan perusahaan

memupuk modal jangka pendek dan jangka panjang, hubungan baik dengan

penanam modal dan pemegang saham, pengelolaan keuangan, struktur modal

kerja, harga jual produk, pemantauan penyebab inefisiensi, dan sistem

akunting yang andal.

3. Kegiatan produksi dan operasi

Kegiatan produksi dan operasi suatu organisasi perlu memperhatikan

hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik yang andal, lokasi fasilitas

yang tepat, organisasi yang memiliki kesatuan sistem yang bulat, pembiayaan,

pendekatan inovatif dan proaktif, kemungkinan terjadinya terobosan dalam

proses produksi, dan pengendalian mutu.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

25

4. Sumber daya manusia

Berbagai faktor yang diperlukan dalam sumber daya manusia antara lain:

langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan

motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan.

5. Manajemen

Selanjutnya menurut David (2004), fungsi manajemen pada faktor internal

yang dinilai terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, motivasi, penyusunan

staf, dan pengawasan.

2.5.2 Analisis lingkungan eksternal

Menurut Umar (2003), lingkungan eksternal dibagi menjadi dua kategori

yaitu sebagai berikut.

1. Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari dua faktor yang pada dasarnya di luar

dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan

adalah faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi (PEST). Lingkungan jauh

ini dapat memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju. Namun,

dapat juga menjadi hambatan dan ancaman bagi perusahaan untuk maju.

Berikut dijelaskan mengenai masing-masing faktor-faktor lingkungan jauh

tersebut.

a. Faktor politik

Pada faktor politik ini arah kebijakan dan stabilitas politik pemerintah

dapat menjadi faktor penting bagi suatu organisasi. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan agar suatu usaha atau bisnis mampu berkembang

dengan baik adalah undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan,

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

26

peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan

tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan.

b. Faktor ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara sangat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu perusahaan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah siklus bisnis,

ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan

jasa, produktivitas, dan tenaga kerja.

c. Faktor sosial

Kondisi sosial suatu masyarakat memang berubah-ubah (dinamis). Kondisi

sosial ini banyak aspeknya seperti sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan

kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan seperti

kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan, dan etnis.

d. Faktor teknologi

Teknologi pada dasarnya terus berkembang dan mengalami kemajuan

yang pesat. Setiap kegiatan usaha harus selalu mengikuti perkembangan-

perkembangan teknologi yang diterapkan pada produk atau jasa yang

dihasilkan.

2. Lingkungan industri

Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada persaingan dimana bisnis

perusahaan berada. Faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan seperti

ancaman dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk dalam kondisi

persaingan sehingga perlu dilakukan analisis. Porter mengemukan konsep

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

27

competitive strategy adalah konsep yang menganalisis persaingan bisnis

berdasarkan lima kekuatan bersaing yaitu ancaman masuk pendatang baru,

persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk

pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers), dan kekuatan tawar-

menawar pemasok (suppliers).

Gambar 2.1

Model Lima Kekuatan Porter

Sumber: Porter (David, 2004)

Berikut dapat dijelaskan masing-masing faktor lingkungan industri

berdasarkan model lima kekuatan Porter.

a. Ancaman masuk pendatang baru

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan ancaman

bagi perusahaan yang sudah ada karena akan menyebabkan kapasitas

bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, dan perebutan sumber daya

yang terbatas. Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru yang disebut

Perseteruan di antara

perusahaan yang saling

bersaing

Potensi pengembangan

produk pengganti

Kekuatan tawar pemasok Kekuatan tawar konsumen

Potensi masuknya pesaing

baru

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

28

faktor hambatan masuk yaitu skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan

modal, biaya peralihan, akses ke saluran distribusi, ketidakunggulan biaya

independen, dan peraturan pemerintah.

b. Persaingan sesama perusahaan dalam industri

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja

perusahaan. Dalam persaingan oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan

yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar

persaingan sempurna, akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk

harga jual produk. Menurut Porter (Umar, 2003), tingkat persaingan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah kompetitor, tingkat

pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas,

hambatan keluar.

c. Ancaman dari produk pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan

bersaing dengan produk pengganti. Barang substitusi dapat memberikan

fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk pengganti ini kuat bilamana

konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk

pengganti mempunyai harga murah dengan kualitas sama, bahkan lebih tinggi

dari produk-produk suatu industri.

d. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers)

Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi

perusahaan untuk menurunkan harga produk yang ditawarkan, meningkatkan

mutu dan servis, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Beberapa

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

29

kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan dengan adanya kekuatan tawar-

menawar pembeli sebagai berikut.

a. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.

b. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok.

c. Switching cost pemasok adalah kecil.

d. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah.

e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli

dengan mudah mencari substitusinya.

e. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers)

Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan

harga atau pengurangan kualitas produk atau servis. Pemasok menjadi kuat

apabila beberapa faktor terpenuhi yaitu:

a. Jumlah pemasok sedikit.

b. Produk/servis yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching

cost yang besar.

c. Tidak tersedia produk substitusi.

d. Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk

yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan.

2.6 Analisis Matriks SWOT

2.6.1 Pengertian analisis matriks SWOT

Menurut Rangkuti (2005), analisis matriks SWOT merupakan salah suatu

metode atau cara untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah

proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

30

eksternal (luar) yaitu strengths, weakness, oppurtunities, dan threats yang akan

dilakukan analisis. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi

bukan sebagai pemecah masalah.

Pengelolaan dan pengembangan suatu aktivitas memerlukan suatu

perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling

mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang menyeluruh sebagai

persiapan perencanaan agar dapat memilih dan menetapkan strategi serta sasaran

sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien

maka diperlukan suatu analisis yang tajam dari para pegiat organisasi. Salah satu

analisis yang cukup popular di kalangan pelaku organisasi adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor yaitu:

1. Strenghts (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau

konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau

konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Oppurtunities (peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi

yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

31

bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, dan kondisi

lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat

mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2.6.2 Langkah-langkah analisis data dalam matriks SWOT

Rangkuti (2006), menyatakan matrik SWOT merupakan identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yaitu strategi

kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies),

strategi kelemahan-ancaman (W-T strategies), dan strategi kekuatan-ancaman (S-T

strategies).

Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan

mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai. Dalam

penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut.

1. Melakukan pengklasifikasian data. Faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan

kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang, dan ancaman sebagai

faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel

informasi SWOT.

2. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternl

peluang (oppurtunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal

organisasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness).

3. Dari hasil analisis, kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi

keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

32

Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling

positif) dengan risiko dan ancaman yang paling kecil.

2.7 Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM)

Menurut David (2004), selain membuat peringkat strategi untuk

memperoleh daftar prioritas, hanya ada satu teknik analitis dalam literatur yang

dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang dapat

dijalankan. Teknik tersebut adalah matriks perencanaan strategis kuantitatif

(QSPM) yang merupakan tahap 3 dari kerangka analitis perumusan strategi.

Teknik tersebut secara objektif menunjukkan strategi alternatif yang paling baik.

QSPM menggunakan masukan dari analitis tahap 1 dan hasil-hasil pencocokan

dari analitis tahap 2 untuk memutuskan secara objektif strategi alternatif yang

dapat dijalankan.

Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai

strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis

eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari

masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari

masing-masing faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nasir, dkk (2012) mengenai kelayakan dan

strategi pengembangan usaha beras cimanuk melalui peningkatan mutu oleh PD

Jaya Saputra, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandenglang menggunakan

analisis data secara deskriptif dengan menggunakan teknik SWOT dan QSPM.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

33

Analisis kelayakan melalui kriteria penilaian PBP, Net B/C, BEP, NPV, dan IRR.

Penelitian ini menghasilkan Internal Factor Evaluation (IFE) matriks

menghasilkan skor 2,688. External Factor Evaluation (EFE) matriks 2,758, dan

Internal-External (IE) matriks yang semuanya berada pada kuadran V yaitu

pertumbuhan/stabilisasi yang berarti perusahaan harus melakukan strategi

penetrasi pasar dan pengembangan.

Strategi yang direkomendasikan menerapkan teknologi produksi padi untuk

mendapatkan mutu, meningkatkan dan menjaga mutu sesuai dengan nilai beras,

peraturan mutu untuk mempertahankan loyalitas konsumen, meningkatkan mutu

sumber daya manusia (SDM) di bagian produksi dan pemasaran melalui distribusi

resmi. Hasil analisis kelayakan menunjukkan kriteria BEP Rp 84.866,00, PBP 32

bulan, Net B/C 1,044, NPV positif Rp 765.395,00, dan IRR 17%. Peningkatan

mutu dapat dilakukan melalui peningkatan manjemen SDM, budidaya, panen dan

pasca panen, termasuk perbaikan mesin dan kemasan yang tepat (Nasir, dkk,

2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2009), mengenai strategi

pengembangan padi organik Kelompok Tani Sisandi, Desa Baruara, Kabupaten

Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini didasarkan pada teknologi

pertanian di Kelompok Tani Sisandi mengadopsi teknologi revolusi hijau yang

dilakukan dengan menggunakan benih hibrida, pupuk anorganik, pestisida

anorganik, dan pengolahan lahan yang menggunakan traktor. Penggunaan input

luar yang menyebabkan penurunan produktivitas lahan dan hasil panen kurang

memuaskan mengakibatkan petani kurang bersemangat dalam mengolah lahan.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

34

Penelitian ini menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan

faktor eksternal (peluang dan ancaman) serta merumuskan strategi pengembangan

padi organik dengan pendekatan arsitektur strategik di Kelompok Tani Sisandi.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis lingkungan internal, lingkungan

eksternal, matriks SWOT, dan arsitektur strategik. Hasil analisis pada Kelompok

Tani Sisandi diperoleh analisis internal. Kelompok Tani Sisandi memiliki lima

kekuatan yaitu memiliki peralatan pertanian yang mendukung, memiliki ketua

kelompok tani yang aktif dan dinamis, telah mengikuti pelatihan teknologi

pertanian ramah lingkungan, telah mengikuti pelatihan budidaya padi yang baik,

dan lokasi usaha strategis.

Kelompok Tani Sisandi juga memiliki enam kelemahan yaitu modal kerja

yang terbatas, mayoritas lahan petani merupakan lahan sewaan, petani kurang

mampu mengimplementasikan budidaya padi organik, pemasaran yang kurang

efisien, kurang konsistennya anggota organisasi terhadap tugas-tugasnya, dan

sumberdaya manusia petani kurang kompeten.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal, Kelompok Tani Sisandi

memiliki delapan peluang yaitu hubungan yang baik dengan Dinas Pertanian

setempat, adanya konsultan pertanian yang memahami pertanian organik dan mau

membina petani, tersedianya sarana produksi pertanian seperti bibit, pestisida, dan

pupuk organik yang sudah bersertifikat, adanya lembaga (TB Silalahi Center)

yang peduli pada pertanian di Tobasa, meningkatkan pendidikan dan kesadaran

masyarakat akan pentingnya gizi untuk hidup sehat, peluang pasar yang masih

luas baik domestik maupun mancanegara, potensi sumberdaya alam yang

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

35

mendukung, dan adanya program pemerintah Go Organik 2010. Ancaman yang

dihadapi terdiri dari perubahan cuaca yang tidak menentu, banyaknya peredaran

produk padi organik palsu, dan maraknya konversi lahan pertanian.

Analisis matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yaitu

mengembangkan produk padi organik dengan optimalisasi sumber daya yang ada,

mengembangkan pasar dengan mempertahankan hubungan sumber daya yang ada,

mengembangkan pasar dengan mempertahankan hubungan yang baik dengan

Dinas Pertanian dan menjalin kerjasama dengan TB Silalahi Center,

mengembangkan padi organik dengan meningkatkan permodalan produk dengan

cara meningkatkan keahlian budidaya padi organik melalui menjalin kerja sama

baik dengan Dinas Pertanian dan konsultan pertanian, penguatan kelembagaan

kelompok tani, pengembangan produk dengan adanya sertifikasi organik,

mengembangkan produk dengan adanya pemahaman pentingnya sektor pertanian

untuk menyangga produk ekonomi keluarga, menjalin kerjasama dengan para ahli

teknologi baik dari institusi pendidikan maupun instansi terkait untuk mendapat

teknologi yang sehat, cepat, dan tepat guna. Rancangan arsitektur strategik

dilakukan dengan memperjelas visi, misi, sasaran kelompok tani, dan

mengidentifikasi tantangan.

Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

sebagai berikut.

1. Perbedaan penelitian Nazir, dkk (2012) dan penelitian ini adalah penelitian

Nazir, dkk (2012) meneliti beras cimanuk di Kecamatan Cimanuk, Kabupaten

Pandenglang. Sedangkan penelitian ini meneliti beras merah organik di Subak

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertanian Organik II.pdf · 12 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa adalah pasar terbesar produk organik. Di Uni Eropa,

36

Wongayabetan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

Persamaan penelitian ini dengan Nazir, dkk (2012) yaitu sama-sama

menggunakan teknik analisis matriks SWOT dan analisis QSPM.

2. Perbedaan penelitian Siahaan (2009) dengan penelitian ini adalah penelitian

Siahaan (2009) meneliti strategi pengembangan beras organik di Kelompok

Tani Sisandi, Desa Baruara, Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan penelitian

ini meneliti strategi pengembangan agribisnis beras merah organik di Subak

Wongayabetan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Siahaan (2009) yaitu sama-sama

menganalisis lingkungan internal maupun eksternal dan menggunakan analisis

matriks SWOT.