bab ii audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/bab 2 -07412141038.pdf · 12...

35
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu audire yang berarti mendengar atau memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir, sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan auditor atau pemeriksa, sedangkan tugas yang diemban oleh auditor tersebut disebut dengan auditing. Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian auditing, maka perlu dikemukakan pendapat Arens, Alvin A & Loebbecke dan James K. (2000) sebagai berikut: Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.” Moenaf Regar (2006) juga memberikan pengertian auditing sebagai: ”Serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan untuk meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang dilaksanakan menurut norma pemeriksaan akuntan untuk dapat memberikan (atau menolak memberikan) pendapat mengenai kewajaran dari daftar keuangan yang diperiksa.” Pendapat-pendapat di atas mengandung pengertian bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan

Upload: trinhanh

Post on 11-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengauditan

Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu audire yang berarti

mendengar atau memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah

memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang

disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini manajemen

perusahaan. Pada perkembangan terakhir, sesuai dengan perkembangan

dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan auditor atau pemeriksa,

sedangkan tugas yang diemban oleh auditor tersebut disebut dengan

auditing.

Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian auditing, maka perlu

dikemukakan pendapat Arens, Alvin A & Loebbecke dan James K. (2000)

sebagai berikut:

“Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.”

Moenaf Regar (2006) juga memberikan pengertian auditing sebagai:

”Serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan untuk meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang dilaksanakan menurut norma pemeriksaan akuntan untuk dapat memberikan (atau menolak memberikan) pendapat mengenai kewajaran dari daftar keuangan yang diperiksa.”

Pendapat-pendapat di atas mengandung pengertian bahwa pemeriksaan

yang dilakukan oleh akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan

Page 2: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

13

harus dilaksanakan secara bebas, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun

dan juga dilaksanakan menurut norma pemeriksaan yang telah ditetapkan

oleh yang berwenang. Kata bebas yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu

sikap yang tidak berpihak dalam melaksanakan pemeriksaan untuk sampai

kepada pemberian pendapat, baik dalam kenyataan maupun dalam

penglihatan. Sedangkan norma pemeriksaan adalah suatu ukuran untuk

mengetahui mutu pelaksanaan pemeriksaan.

2. Risiko Audit

Sedangkan pengertian Risiko Audit menurut SA Seksi 312 Risiko

Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, “Risiko Audit adalah

risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi

pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang

mengandung salah saji material”. Semakin pasti auditor dalam menyatakan

pendapatnya, akan semakin rendah pula risiko audit yang auditor bersedia

menanggungnya. Begitu juga sebaliknya.

Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai

keseluruhan atas dasar bukti yang diperoleh dari verifikasi asersi yang

berkaitan dengan saldo akun secara individual atau golongan transaksi.

Tujiannya adalah untuk membatasi Risiko Audit dalam menyatakan

pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan akan berada pada

tingkat yang rendah.

Risiko Audit mempengaruhi penerapan standar auditing, khususnya

standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Risiko Audit bersama

Page 3: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

14

perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat dan luas prosedur audit serta

dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut.

Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa sehingga

Risiko Audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut

pertimbangan profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat

terhadap laporan keuangan. (Sukrisno Agoes, 1999: 107). Risiko Audit

dapat ditentukan dalam ukuran kualitatif maupun kuantitatif.

Dalam merencanakan auditnya, auditor harus menggunakan

pertimbangannya dalam menentukan tingkat risiko yang cukup rendah dari

pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas dengan suatu cara yang

diharapkan, dalam keterbatasan yang melekat pada proses audit, dapat

memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan yang

memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material (Sukrisno

Agoes, 1999: 107).

a. Unsur Risiko Audit

Risiko Audit terbagi dalam tiga unsur, yaitu risiko bawaan, risiko

pengendalian, dan risiko deteksi (Mulyadi, 2001).

1) Risiko Bawaan

Menurut Mulyadi, Risiko Bawaan adalah kerentanan suatu saldo

akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan

asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian

intern yang terkait. Risiko salah saji tersebut lebih besar pada akun

atau golongan transaksi tertentu dibandingkan yang lain. Akun yang

Page 4: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

15

terdiri dari jumlah yang berasal dari estimasi akuntansi cenderung

mengandung risiko salah saji yang lebih besar dibandingkan dengan

akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi data berupa fakta.

2) Risiko Pengendalian

Risiko Pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material

dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat

waktu oleh pengendalian intern entitas. Risiko ini ditentukan oleh

efektifitas kebijakan dan prosedur pengendalian intern untuk mencapai

tujuan umum pengendalian intern yang relevan dengan audit atas

laoporan keuangan entitas. Risiko pengendalian tertentu akan selalu

ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern.

3) Risiko Deteksi

Risiko Deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat

mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko

ditentukan oleh efektifitas prosedur audit dan penerapannya oleh

auditor. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada

pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan

transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastianlain yang ada,

walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100%.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam Menentukan Risiko

Audit

Pada hakikatnya pemeriksaan dimaksudkan untuk menilai kewajaran

laporan keuangan yang didasarkan pada ketaatannya terhadap prinsip

Page 5: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

16

akuntansi berlaku umum (PABU). Artinya laporan keuangan yang disajikan

bebas dari kemungkinan kesalahan material. Namun akuntan diwajibkan

untuk melakukan usaha-usaha pemeriksaan untuk memastikan bahwa

laporan keuangan tidak mengandung kesalahan material

Menurut Sofyan Syafri (1994), umumnya dikenal dua tipe kesalahan:

a. Error

Kesalahan yang timbul akibat ketidaksengajaan yang mengakibatkan

kesalahan teknis perhitungan pemindahbukuan, penerapan prinsip akuntansi

berlaku umum yang tidak sengaja dilakukan.

b. Irregularities

Kesalahan yang sengaja dilakukan oleh manajemen atau pegawainya

yang mengakibatkan kesalahan material terhadap penyajian kesalahan.

Fraud merupakan salah satu bentuk irregularities. Contohnya tidak

melakukan pencatatan, mencatat biaya lebih besar dari sebenarnya, mencatat

biaya lebih kecil dari yang sebenarnya, dan sebagainya.

Error dan irregularities harus diwaspadai dan auditor harus mencari

prosedur yang dapat menemukan kedua tipe kesalahan ini. Kesalahan ini

biasanya dapat ditemukan dengan mengamati kelemahan sistem

pengawasan intern, menilai tingkat kejujuran manajemen, melihat transaksi

yang tidak biasa, dan sebagainya.

Menurut Sofyan Syafri (1994), indikator yang dapat dijadikan petunjuk

kemungkinan adanya kesalahan ini adalah:

Page 6: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

17

a. Perusahaan mengalami kesulitan modal kerja.

b. Ketergantungan perusahaan terhadap produk, langganan dan pasar

tertentu.

c. Transaksi mayoritas terjadi antara perusahaan dengan perusahaan

yang mempunyai hubungan istimewa.

d. Kapasitas produksi yang berlebih.

e. Banyaknya persediaan yang tak laku dijual

f. Perusahaan tidak mampu memperbaiki kelemahan sistem

pengawasan intern yang ada.

g. Konflik intern Perusahaan

h. Perubahan yang tiba-tiba atas akuntan publik yang menerima

laporan keuangan.

Seandainya kesalahan ini tak dapat terungkap dari hasil audit maka

Risiko Audit cukup besar. Indikator yang dapat dijadikan pertimbangan

auditor dalam menentukan Risiko Audit menurut Sofyan Syafri (1994)

yaitu:

Tabel 1. Indikator Pertimbangan Auditor Dalam Menentukan Risiko Audit

No. Faktor Indikator

Lebih Rendah Lebih Tinggi

1 Gaya Manajemen Didominasi

pengawasan oleh kelompok

Didominasi oleh satu orang

2 Sikap manajemen terhadap laporan keuangan

Konservatif Agresif

3 Tingkat perputaran pegawai staf akuntansi Normal Tinggi 4 Tekanan terhadap pencapaian anggaran Sedikit Sangat sedikit 5 Reputasi dalam dunia usaha Jujur Dikhawatirkan 6 Tingkat probabilitas dibandingkan rata-rata Pantas dan Tidak pantas

Page 7: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

18

No. Faktor Indikator konsisten dan berfluktuatif

7 Tingkat sensitivitas terhadap perubahan tingkat bunga, inflasi dan keadaan ekonomi

Relatif dan sensitif

Sangat sensitif

8 Tingkat perubahan usaha Stabil Cepat 9 Keadaan usaha Sehat Tertekan 10 Sistem organisasi Sentralisasi Desentralisasi

11 Masalah kelangsungan hidup (going concern)

Tak ada yang secara serius

mempengaruhi kelangsungan

hidup

Ada beberapa hal yang secara

serius mempengaruhi kelangsungan

hidup 12 Isu tentang akuntansi yang rumit Tidak ada Banyak

13 Kesulitan dalam pemeriksaan transaksi dan saldo perkiraan

Sedikit Banyak

14 Kesalahan yang ditemukan dalam permulaan audit

Sedikit dan tidak material

Banyak

15 Hubungan dengan klien Langganan lama Baru pertama

kali Sumber: Sofyan Safri, 1994 : 63

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7, laporan

keuangan harus mengungkapkan transaksi dengan pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa. Yang termasuk dalam pihak-pihak yang

memiliki hubungan istimewa adalah transaksi yang dilakukan dengan:

a. Perusahaan yang memiliki hubungan kepemilikan

b. Perorangan sebagai pemilik atau karyawan yang mempunyai pengaruh

signifikan.

c. Anggota keluarga terdekat dari perorangan tersebut, dan

d. Perusahaan yang dimiliki secara substansial oleh perorangan tersebut.

Dalam penjelasan PSAK No. 7 juga menjabarkan bahwa Pihak–

pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang

Page 8: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

19

dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai

kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh

signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan

operasional. Transaksi antara Pihak – pihak yang Mempunyai Hubungan

Istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara

pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan

apakah suatu harga diperhitungkan Pengendalian adalah kepemilikan

langsung melalui anak perusahaan dengan lebih dari setengah hak suara

dari suatu perusahaan, atau suatu kepentingan substansial dalam hak suara

dan kekuasaan untuk mengarahkan kebijakan keuangan dan operasi

manajemen perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.

Berdasarkan penjabaran tersebut, peneliti menetapkan hubungan

dengan klien sebagai salah satu indikator dalam variabel Pertimbangan

Penentuan Risiko Audit.

Juniarti (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Profesi

Akuntan Merespon Dampak Memburuknya Kondisi Ekonomi”

menyimpulkan bahwa kestabilan ekonomi yang dilanda suatu negara

membawa dampak yang cukup signifikan terhadap kelangsungan hidup

perusahaan sehingga mempengaruhi tingkat risiko bagi profesi akuntan.

Jika tidak hati-hati menjalankan profesinya, profesi akuntan, dalam hal ini

auditor akan terancam kelangsungan profesinya. Tingkat ketidakpastian

yang tinggi dimasa depan sebagai dampak memburuknya kondisi ekonomi

makin menambah berat tanggung jawab auditor. Jenis penugasan yang

Page 9: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

20

makin beragam yang pada kondisi ekonomi normal tidak ditemui,

membawa risiko tersendiri bagi auditor.

Risiko audit diawali sejak proses menerima penugasan dari klien,

pelaksanaan penugasan sampai dengan penyelesain penugasan. Auditor

harus memiliki prosedur yang sesuai dan merancang kebijakan-kebijakan

yang harus dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat.

Berdasarkan penelitian Juniarti (2010) tersebut, peneliti menetapkan

tingkat sensitivitas terhadap perubahan tingkat bunga, inflasi dan keadaan

ekonomi sebagai salah satu indikator dalam variabel Pertimbangan

Penentuan Risiko Audit.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2010) menyebutkan bahwa, untuk

memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap akuntan harus

memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi

mungkin, karena. Ketika auditor akan memulai suatu rangkaian audit,

penilaian integritas klien seharusnya menjadi pertimbangan utama karena

integritas merupakan elemen utama dalam pengendalian intern.

Demikian juga Muatz dan Sharaf (1961) dalam bukunya yang

berjudul “The philosophy of auditing” menyebutkan bahwa penilaian

perilaku klien akan mempengaruhi pertimbangan strategi audit, walaupun

rendahnya integritas klien tidak selalu menimbulkan masalah penipuan.

Integritas klien terkait dengan penilaian resiko auditor. Ketika

auditor berencana untuk menerima klien baru, yang penting mendapat

perhatian adalah integritas klien, karena integritas akan mempengaruhi

Page 10: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

21

kemungkinan resiko yang dihadapi yaitu risiko penipuan dan kredibilitas

sumber. Penilaian integritas yang negatif secara tidak langsung terkait

dengan penilaian bukti audit dan rekomendasi biaya.

Berdasarkan penelitian Juniarti (2010) tersebut, peneliti menetapkan

Reputasi dalam dunia usaha sebagai salah satu indikator dalam variabel

Pertimbangan Penentuan Risiko Audit.

4. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan atau Intelligence memiliki pengertian yang sangat luas.

Para ahli psikologi mengartikan Kecerdasan sebagai keseluruhan

kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, menguasainya dan

mempraktikannya dalam pemecahan suatu masalah. Menurut Hadi Susanto

(2005:68) kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

melihat suatu masalah lalu menyelesaikannya atau membuat sesuatu yang

dapat berguna bagi orang lain.

Menurut Thomas Armstrong (2002:2) kecerdasan adalah kemampuan

untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari

pengalaman masa lalu seseorang. Binet seorang psikolog Prancis,

mengatakan bahwa “Kecerdasan adalah kemampuan untuk menetapkan dan

mempertahankan suatu tujuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka

mencapai tujuan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri”. Gardner

seorang psikolog Amerika mengatakan bahwa “Kecerdasan adalah

kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam

suatu setting yang bermacam-macam dan situasi yang nyata”. (Paul

Page 11: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

22

Suparno,2008:17). Kamus besar Bahasa Indonesia (1999), mengartikan

kecerdasan sebagai perihal cerdas (sebagai kata benda), atau kesempurnaan

perkembangan akal budi (seperti kepandaian dan ketajaman fikiran).

Dengan demikian dari beberapa pengertian di atas kecerdasan dapat

diartikan sebagai kesempurnaan akal budi seseorang yang diwujudkan

dalam suatu kemampuan yang terdiri dari berbagai komponen, untuk

memperoleh kecakapan-kecakapan tertentu dan untuk memecahkan suatu

persoalan atau masalah dalam kehidupan nyata secara tepat, sedangkan kata

emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak

menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak

merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411)

emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan

biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi

merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.

Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati

seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong

seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran.

Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,

karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan,

tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari,1995)

Page 12: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

23

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara

lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : desire (hasrat), hate

(benci), sorrow (sedih/duka), wonder (heran), love (cinta) dan joy

(kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi,

yaitu : fear (ketakutan), rage (kemarahan) dan love (cinta).

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa semua emosi menurut

Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai

macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau

bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Dalam The Nicomachea Ethics

pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup

yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional dengan

kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki

kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup

kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal

itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai

emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara

mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).

Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut

gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar

diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan

itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar

menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani

menjadi sia-sia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Page 13: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

24

emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk

merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari

dalam maupun dari luar dirinya.

Dalam pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan

membaca, menulis dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan

angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan

sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang

akademis. Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak hanya itu saja. Pandangan

baru yang berkembang mengatakan bahwa ada kecerdasan lain di luar

kecerdasan intelektual (IQ), seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial,

hubungan sosial, kematangan emosional, dan lain-lain yang harus juga

dikembangkan.

Menurut Wibowo (2002) Kecerdasan Emosional adalah kecerdasan

untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk

mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif.

Kecerdasan Emosional dapat membantu membangun hubungan dalam

menuju kebahagiaan dan kesejahteraan. Cooper dan Sawaf (1998)

memaparkan bahwa Kecerdasan Emosional adalah kemampuan merasakan,

memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosisebagai

sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi.

Salovey dan Mayer, Pencipta istilah “Kecerdasan Emosional”,

mendefinisikan Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk mengenali

perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran,

Page 14: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

25

memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara

mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.

Menurut Goleman, Kecerdasan Emosional adalah kemampuan

seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our

emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan

pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)

melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati

dan keterampilan sosial.

Daniel Goleman menjelaskan bahwa koordinasi suasana hati adalah

inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan

diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang

tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih

mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya.

Lebih lanjut Goleman mengemukakan bahwa Kecerdasan Emosional adalah

kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan

dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda

kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan Kecerdasan Emosional

tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat,

memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Daniel Goleman (Emotional

Intelligence) menyebutkan bahwa Kecerdasan Emosi jauh lebih berperan

ketimbang IQ atau keahlian dalam menentukan siapa yang akan jadi bintang

dalam suatu pekerjaan.

Page 15: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

26

Dari beberapa pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa Kecerdasan

Emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan

diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat,

menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan

sehari-hari.

1. Komponen Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (2003) terdapat lima dimensi atau komponen

Kecerdasan Emosional (EQ) yaitu:

a. Pengenalan diri (self awareness),

b. Pengendalian diri (self regulation),

c. Motivasi (motivation),

d. Empati (empathy),

e. Keterampilan sosial (social skills).

a. Pengenalan Diri

Menurut Conny Semiawan (1987), mengenal diri sendiri berarti

memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu

menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/

kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri

secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya

mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang

negatif.

Menurut John Robert Powers (1977), pengenalan Diri atau konsep

diri adalah kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang

Page 16: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

27

meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa

kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku. Konsep diri menjadi

dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan

pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan

kehidupannya.

Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu

menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang

mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam

menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang

mempunyai pengenalan diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan

peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih

atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain.

Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor

yang menentukan, dengan demikian ‘pengenalan diri’ seseorang bukan

suatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui

pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan.

Seperti telah diuraikan di atas, pengenalan diri merupakan informasi

tentang diri seseorang, dan lebih bersifat subyektif. Dalam pengenalan

diri memuat perkiraan mengenai apa yang akan terjadi dimasa

mendatang, dan berusaha untuk bisa mewujudkannya. Perkiraan tersebut

sebenarnya bisa negatif atau kurang tepat, dan seseorang dapat

mengubahnya sehingga menghasilkan pengenalan diri yang baru dan

menyenangkan.

Page 17: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

28

Menurut Goleman (2009:62) Pengenalan Diri yaitu kesadaran akan

perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu timbul. Pengenalan Diri

merupakan dasar dari kecerdasan emosional untuk mengetahui apa yang

dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu

pengambilan keputusan diri sendiri. Selain itu, Pengenalan Diri juga

berarti menerapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan

kepercayaan diri yang kuat. Pengenalan Diri digunakan untuk mengukur

tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan dan

keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan dan kelemahan yang ada

pada diri sendiri.

Berdasarkan pendapat Goleman di atas, Pengenalan Diri dalam

penelitian ini menggunakan tiga indikator, yaitu sebagai berikut :

1) Penerimaan diri sendiri.

2) Kemampuan diri sendiri.

3) Kekhawatiran terhadap diri sendiri.

b. Pengendalian Diri

Menurut Goleman (2000) pengendalian diri merupakan sikap hati-

hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijakan

yang terkendali, dan tujuannya adalah untuk keseimbangan emosi, bukan

menekan emosi, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna.

Pengendalian diri merupakan pengelolaan emosi yang berarti

menangani perasaan dengan tepat. Hal ini merupakan kemampuan yang

sangat bergantung pada kesadaran diri masing-masing. Emosi dikatakan

Page 18: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

29

berhasil dikelola apabila mampu menahan rasa amarah yang timbul dan

menjadikan amarah tersebut menjadi suatu kebaikan. Pengendalian diri

ini harus dimiliki oleh auditor agar ia mempu menyeimbangkan ambisi,

semangat, dan kemampuan keras mereka dengan kendali diri sehingga

mampu menyeimbangkan kebutuhan pribadi dalam meraih prestasi.

Pengenalan diri auditor akan mempengaruhi kemampuan untuk

mengendalikan dirinya. Auditor yang memiliki Pengenalan diri yang kuat

maka akan cenderung lebih mampu mengendalikan dirinya dalam

menghadapi permasalahan yang terjadi dibandingkan dengan auditor

yang memiliki Pengendalian diri lemah.

Pengendalian diri atau Penguasaan diri merupakan satu aspek

penting dalam kecerdasan emosi. Aspek ini penting sekali dalam

kehidupan manusia sebab musuh terbesar manusia bukan berada di luar

dirinya, namun justru berada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian,

kemana pun seseorang pergi, maka orang tersebut selalu diikuti

oleh musuhnya, yaitu dirinya sendiri.

Menurut Goleman (2009:77) Pengendalain Diri yaitu kemampuan

seseorang dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat,

sehingga tercapai keseimbangan dalam diri seseorang. Pengendalian Diri

dengan menangani emosi seseorang sehingga berdampak positif kepada

pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda

kenikmatan sebelum tercapainya sesuatu dan mampu pulih kembali dari

tekanan emosi. Dalam mengendalikan diri dibutuhkan sikap kesabaran,

Page 19: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

30

kehati-hatian dan kecerdasan dalam mengatur kehidupan, keseimbangan

dan kebijakan yang terkendali, sehingga tercapai suatu tujuan, yaitu

keseimbangan emosi.

Berdasarkan pendapat Goleman, Pengendalian Diri dalam

penelitian ini menggunakan tiga indikator, yaitu sebagai berikut :

1) Kesabaran dalam menghadapi sesuatu.

2) Kejenuhan dalam melakukan sesuatu

3) Pulih dari kekecewaan dan keterpurukan

c. Motivasi

Secara etimologis, Winardi (2002:1) menjelaskan istilah motivasi

(motivation) berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang

berarti menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa Inggris menjadi

motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang

menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

Selanjutnya Winardi (2002:33) mengemukakan, motivasi seseorang

tergantung kepada kekuatan motifnya. Berdasarkan hal tersebut diskusi

mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif. Pada intinya

dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya tindakan.

Steiner sebagaimana dikutip Hasibuan (2003:95) mengemukakan motif

adalah “suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan

secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir”. Ali sebagaimana

dikutip Arep dan Tanjung (2004:12) mendefinisikan motif sebagai

“sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang”. Berendoom

Page 20: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

31

dan Stainer dalam Sedarmayanti (2000:45), mendefinisikan motivasi

sebagai kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi

yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan memberi kepuasan atau

mengurangi ketidakseimbangan.

Winardi (2002:33) menjelaskan, motif kadang-kadang dinyatakan

orang sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan yang muncul dalam diri

seseorang. Motif diarahkan ke arah tujuan-tujuan yang dapat muncul

dalam kondisi sadar atau dalam kondisi di bawah sadar. Motif-motif

merupakan “mengapa” dari perilaku. Mereka muncul dan

mempertahankan aktivitas, dan mendeterminasi arah umum perilaku

seorang individu.

Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita

tanpa memerlukan bantuan orang lain. Kita memiliki kemampuan untuk

mendapatkan alasan atau dorongan untuk bertindak. Proses mendapatkan

dorongan bertindak ini pada dasarnya sebuah proses penyadaran akan

keinginan diri sendiri yang biasanya terkubur. Setiap orang memiliki

keinginan yang merupakan dorongan untuk bertindak, namun seringkali

dorongan tersebut melemah karena faktor luar. Melemahnya dorongan

ini bisa dilihat dari hilangnya harapan dan ketidak berdayaan.

Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang

melemahkan dorongan kita. Rasa tidak tidak berdaya dihilangkan

menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan

dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang

Page 21: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

32

diinginkan bisa kita capai. Dengan demikian jika sebuah sumbat

motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan)

dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.

Membangun impian merupakan salah satu cara memotivasi diri

sendiri. Namun, membangun impian bisa tidak berguna jika hambatan-

hambatan pada diri sendiri masih ada. Inilah mengapa banyak orang

yang tidak mau bermimpi, sebab ada sebuah faktor yang masih belum

diselesaikan, yaitu faktor keberdayaan. Jadi, sebaiknya sebelum kita

membangun mimpi, kita harus membangin rasa percaya diri terlebih

dahulu. Jika tidak, membangun impian bisa percuma. Buat apa mimpi

besar jika kita tidak percaya diri untuk mencapainya?

Impian yang besar tanpa kepercayaan diri seperti mimpi di siang

bolong, angan-angan, atau khayalan belaka. Mereka mengatakan ingin,

tapi tidak ada tindakan yang terjadi. Hanya ada dua penyebab, harapan

meraih mimpi yang tidak ada atau mereka merasa tidak mampu meraih

impian tersebut.

Motivasi, menurut Goleman (2009:110) merupakan kumpulan

perasaan antusiasme, gairah, dan keyakinan diri dalam mencapai prestasi.

Motivasi merupakan hasrat seseorang yang paling dalam untuk

menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran, membantu

seseorang mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk

bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Motivasi yang paling

ampuh berasal dari dalam diri seseorang. Kekuatan tersebut bekerja

Page 22: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

33

terhadap diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku atau

segala sikap yang menjadi pendorong timbulnya suatu perilaku.

Berdasarkan pendapat Goleman, Motivasi dalam penelitian ini

menggunakan tiga indikator, yaitu sebagai berikut :

1) Mencoba suatu tantangan baru.

2) ketertarikan pada pekerjaan yang menuntut untuk memberikan

gagasan baru.

3) Tidak mudah menyerah saat melakukan sesuatu.

d. Empati

Empati berasal dari bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti

“ketertarikan fisik”, sehingga dapat didefinisikan sebagai kemampuan

seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan

orang lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Empati adalah keadaan

mental yang membuat seseorang mengidentifikasi atau merasa dirinya

dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau

kelompok lain.

Eileen R. dan Sylvina S (Kompas, 18 Nov 2006) menjelaskan

bahwa empati adalah kegiatan berpikir individu mengenai “rasa” yang

dia hasilkan ketika berhubungan dengan orang lain.

Empati adalah ciri utama dari orang yang memiliki kecerdasan

emosional. Empati sangat penting untuk kesuksesan hubungan antar

manusia. Tanpa empati hubungan kita akan gagal, karena berarti kita

Page 23: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

34

tidak mampu memahami perasaan orang lain. Akibatnya akan sering

terjadi salah persepsi, miskomunikasi dan konflik dengan orang lain.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia empati berarti kemampuan

menghadapi pikiran dan perasaan orang lain

Empati harus dibangun berdasarkan kesadaran diri, semakin terbuka

kita pada emosi sendiri, maka semakin terbuka pada emosi orang lain.

Semakin kita memahami emosi dan perasaan diri kita, maka akan

semakin bisa kita memahami emosi orang lain.

Kemampuan untuk bersikap empati ini sangat bermanfaat bagi kita,

karena dengan ini kita mampu membaca perasaan orang lain dari isyarat

non verbal karena 60 % bahasa komunikasi adalah non verbal, lebih

pandai menyesuaikan diri secara emosional, lebih popular, lebih mudah

bergaul, dan lebih peka terhadap orang lain

Berdasarkan penelitian yang diungkapkan oleh Daniel Goleman

dalam Emotional Intelligence, bahwa anak-anak yang mampu membaca

emosi orang lain tergolong anak paling popular di sekolah

Menurut Goleman juga, Empati adalah berusaha setala (seide, sepikiran,

seperasaan atau satu frekeuensi) dengan orang lain.

Empati, menurut Goleman (2009:381) adalah kemampuan untuk

mengetahui bagaimana perasaan orang lain, mampu memahami

perspektif seseorang, menumbuhkan hubungan saling percaya, dan

menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang. Empati berarti

Page 24: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

35

perhatian terhadap orang lain, khususnya untuk berbagi pengalaman atau

secara tidak langsung merasakan penderitaan orang lain.

Berdasarkan pendapat Goleman, Empati dalam penelitian ini

menggunakan tiga indikator, yaitu sebagai berikut :

1) Menyelaraskan diri dengan bermacam orang.

2) Menumbuhkan hubungan saling percaya.

3) Mengetahui dan memahami perasaan orang lain

e. Keterampilan Sosial

Banyak pengertian keterampilan sosial yang dikemukakan para ahli.

Merrel (2008) memberikan pengertian keterampilan sosial (Social Skill)

sebagai perilaku spesifik, inisiatif, mengarahkan pada hasil sosial yang

diharapkan sebagai bentuk perilaku seseorang. Cooper Cary dan Makin

Peter (1995) memberikan pengertian keterampilan sosial adalah

kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan

cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun nilai-

nilai dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain. Hargie

(1998) memberikan pengertian keterampilan sosial sebagai kemampuan

individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara

verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada

pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang

dipelajari. Keterampilan sosial akan mampu mengungkapkan perasaan

baik positif maupun negatif dalam hubungan interpersonal, tanpa harus

melukai orang lain. Libet dan Lewinsohn memberikan pengertian

Page 25: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

36

keterampilan sosial sebagai kemampuan yang kompleks untuk

menunjukkan perilaku yang baik dinilai secara positif atau negative oleh

lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik akan diberikan punishment

oleh lingkungan. Kelly (Gimpel dan Merrel, 1998) memberikan

keterampilan sosial sebagai perilaku-perilaku yang dipelajari, yang

digunakan oleh individu pada situasi-situasi interpersonal dalam

lingkungan. Matson (Gimpel dan Merrel, 1998) mengatakan bahwa

keterampilan sosial, baik secara langsung maupun tidak membantu

seseorang a untuk dapat menyesuaikan diri dengan standar harapan

masyarakat dalam norma-norma yang berlaku di sekelilingnya

Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi kemampuan

berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri

sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang

lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik,

bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain sebagainya.

Keterampilan Sosial, menurut Goleman (2009:158), memungkinkan

seseorang membentuk hubungan untuk menggerakkan dan mengilhami

orang lain, membina kedekatan hubungan, meyakinkan dan

mempengaruhi, dan membuat orang lain nyaman. Keterampilan Sosial

bisa diperoleh dengan banyak berlatih. Salah satu kunci Keterampilan

Sosial adalah seberapa baik atau buruk seseorang mengungkapkan

perasaan sendiri. Keterampilan Sosial berarti juga kemampuan

berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks sosial

Page 26: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

37

dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun

nilai-nilai dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain.

Berdasarkan pendapat Goleman, Keterampilan Sosial dalam

penelitian ini menggunakan tiga indikator, yaitu sebagai berikut :

1) Mudah berinteraksi dengan orang lain.

2) Keterbukaan terhadap kritik dan saran.

3) Kemampuan berkomunikasi

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pakar-pakar sebelumnya

sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber

informasi dan referensi yang berguna bagi penulis.

Arum Kusumawati (2008) telah melakukan penelitian tentang Pengaruh

Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dan

Risiko Audit dalam Proses Audit Laporan Keuangan. Penelitian tersebut

bertujuan untuk memberikan gambaran sekaligus menunjukkan pengaruh

profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan risiko

audit dalam proses audit atas laporan keuangan. Arum Kusumawati

menggunakan desain penelitian kausal dalam penelitian ini. Metode

pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Jenis data

yang digunakan adalah data primer, diperoleh dari persepsi auditor-auditor

independen yang dituangkan dalam bentuk kuesioner penelitian terhadap 36

auditor independen. Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu program

statistik. Pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas dan uji

Page 27: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

38

heteroskedastisitas, sedangkan model analisis yang digunakan adalah regresi

linier sederhana yang terdiri dari dua persamaan regresi untuk variabel

dependen pertama dan kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

profesionalisme (yang diukur melalui tiga instrumen ukur yaitu: pendidikan

dan pengalaman, independensi, serta penggunaan kemahiran profesional)

memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap pertimbangan

tingkat materialitas sebagai variabel dependen pertama dan berpengaruh positif

dalam tingkat yang signifikan terhadap pertimbangan risiko dalam mengaudit

laporan keuangan sebagai variabel dependen yang kedua. Penelitian yang

dilakukan oleh Arum memiliki kesamaan dalam variabel terikat yaitu

Pertimbangan Risiko Audit. Perbedaannya adalah jika dalam penelitian yang

dilakukan oleh Arum memakai variabel independen Profesionalisme Auditor

maka dalam penelitian ini penulis memakai variabel independen Kecerdasan

Emosional. Selain itu obyek yang diteliti oleh Arum adalah para auditor, maka

penulis mengambil obyek penelitian para mahasiswa Program Pendidikan

Profesi Akuntan sebagai calon auditor.

Villa Mandala Putra (2010), telah melakukan penelitian tentang Pengaruh

Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik

yang Berada di Yogyakarta dengan menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Jenis data yang digunakan adalah data primer, Hasil pengujian Villa

Mandala Putra (2010) menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja Auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Villa

Mandala Putra dengan peneliti yaitu bahwa keduanya sama-sama

Page 28: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

39

menggunakan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel Independen yang

dijabarkan dengan Pengenalan diri (Self awareness), Pengendalian diri (self

regulation), Motivasi (motivation), Empati (empathy), dan Keterampilan sosial

(Social skills). Akan tetapi apabila Villa Mandala Putra menggunakan Kinerja

Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta sebagai Variabel

Dependen, maka peneliti menggunakan variabel yang lebih khusus, yaitu

Pertimbangan Penentuan Risiko Audit. Selain itu peneliti menggunakan

mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan sebagai sampel penelitian.

Suryaningrum dan Trisnawati (2003), telah melakukan penelitian tentang

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

dengan sampel mahasiswa akhir akuntansi yang telah menempuh 120 SKS

pada beberapa universitas di Yogyakarta dengan menggunakan alat analisis

regresi linier berganda. Hasil pengujian Suryaningrum dan Trisnawati (2003)

menunjukkan bahwa kecerdasan emosional tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh

Suryaningrum dan Trisnawati dengan peneliti yaitu bahwa keduanya sama-

sama menggunakan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel Independen yang

dijabarkan dengan Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, Empati, dan

Keterampilan sosial. Selain itu juga keduanya menggunakan alat analisis

regresi linier berganda. Dibandingkan dengan penelitian tersebut, peneliti

meneliti Pertimbangan Penentuan Risiko Audit sebagai Variabel Dependen.

Peneliti lebih mengkhususkan tema yang diteliti. Jika Suryaningrum dan

Trisnawati meneliti tentang Tingkat Pemahaman Akuntansi maka peneliti

Page 29: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

40

mengambil hal yang lebih khusus yaitu mengenai Pertimbangan Penentuan

Risiko Audit.

C. Kerangka Berpikir

Pada penelitian ini akan menguji pengaruh kecerdasan emosional terhadap

Pertimbangan Penetapan Risiko Audit. Variabel dependen yang digunakan

pada penelitian ini yaitu Pertimbangan Penetapan Risiko Audit. Variabel

independen pada penelitian ini adalah pengenalan diri, pengendalian diri,

motivasi, empati dan keterampilan sosial. Namun terlebih dahulu peneliti akan

menjelaskan bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan istilah

surregation. Surregation adalah menganggap bahwa mahasiswa Program

Pendidikan Profesi Akuntan adalah seorang akuntan. Oleh karena itu, peneliti

menganggap semua populasi dalam penelitian ini, adalah seorang akuntan.

1. Pengaruh Pengenalan Diri terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko

Audit

Mu’tadin (2002) mendefinisikan kesadaran diri dalam mengenali

perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan

emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari

waktu ke waktu agar timbul pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan

untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam

kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan sesungguhnya yang

berakibat buruk bagi pengambilan keputusan suatu masalah.

Page 30: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

41

Gea (2002), mengenal diri berarti memahami kekhasan fisiknya,

kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat-bakat alamiah

yang dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri

sendiri dengan segala kesulitan dan kelemahannya. Ada beberapa cara untuk

mengembangkan kekuatan dan kelemahan dalam Pengenalan Diri yaitu

introspeksi diri, mengendalikan diri, membangun kepercayaan diri,

mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan, dan berpikir

positif dan optimis tentang diri sendiri. Dalam kaitannya dengan

Pertimbangan Penetapan Risiko Audit, Pengenalan Diri memiliki peranan

penting. Seorang mahasiswa, yang juga sebagai calon auditor harus bisa

mengenal kemampuan diri sendiri dengan baik untuk dapat melaksanakan

audit dengan baik dan benar. Risiko Audit yang ditaksir, juga harus benar-

benar tepat sehingga dapat memberi pendapat dengan sesuai.

Auditor yang memiliki Pengenalan Diri yang baik, akan memiliki

keyakinan yang baik pula sehingga dapat membuat keputusan walaupun

dalam keadaan tak pasti dan tertekan. Menurut Ahmad Alwani (2007: 16)

seorang auditor mempunyai kesadaran diri yang baik dapat mengetahui

kekuatan dan kelemahan dalam diri dan menjalankan tugas sesuai dengan

peraturan.

2. Pengaruh Pengendalian diri terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko

Audit

Goleman (2000) mendefinisikan Pengendalian diri merupakan sikap

hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan

Page 31: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

42

kebijakan yang terkendali, dan tujuannya adalah untuk keseimbangan

emosi, bukan menekan emosi, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan

makna.

Dalam menaksir besarnya Risiko Audit, auditor patut untuk menerapkan

sikap kehati-hatian, cermat, dan cerdas agar benar-benar didapat besaran

Risiko yang ideal. Emosi diri benar-benar dipakai untuk menimbang Risiko

yang dipilih. Menurut Ahmad Alwani (2007: 16) Pengendalian Diri dapat

menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali. Pengendalian Diri

dalam auditor akan memenuhi komitmen tetap teguh, tetap positif, tidak

goyah, serta dapat berpikir jernih dan tetap fokus meskipun dalam tekanan.

3. Pengaruh Motivasi terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit

Motivasi didefinisikan sebagai suatu konsep yang digunakan jika

menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap diri individu untuk

memulai dan mengarahkan perilaku atau segala sikap yang menjadi

pendorong timbulnya suatu perilaku (Goleman, 2000). Motivator yang

paling berdaya guna adalah motivator dari dalam, bukan dari luar.

Keinginan untuk maju dari dalam diri mahasiswa akan menimbulkan

semangat dalam meningkatkan kualitas mereka. Para auditor yang memiliki

upaya untuk meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang

tinggi ke arah penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk

meraih prestasi.

Motivasi yang besar dari seorang mahasiswa akan membuat dirinya

menunjukkan kemampuan diri untuk meraih prestasi. Seorang auditor akan

Page 32: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

43

berusaha membuktikan bahwa Risiko yang ditetapkan benar-benar tepat

sehingga akan membantu dalam proses audit yang dilakukan setelahnya.

4. Pengaruh Empati terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit

Menurut Goleman (2000) Empati adalah perasaan simpati dan perhatian

terhadap orang lain, khususnya untuk berbagi pengalaman atau secara tidak

langsung merasakan penderitaan orang lain. Empati atau mengenal emosi

orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka

pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca

perasaan orang lain. Orang yang memiliki Empati yang tinggi akan lebih

mampu membaca perasaan dirinya dan orang lain yang akan berakibat pada

peningkatan kualitas belajar sehingga akan tercipta suatu pemahaman yang

baik tentang akuntansi.

Kerjasama dalam tim adalah suatu hal yang penting dalam audit. Maka

dari itu dibutuhkan kekompakkan dalam tim tersebut. Di dalam tim yang

kompak terdapat rasa empati yang kuat dalam setiap anggota tim. Auditor

dituntut untuk belajar bekerja sama dalam tim untuk melakukan pekerjaan,

termasuk menetapkan Risiko Audit. Selain itu Empati yang baik akan

mampu memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan

benar-benar merasa puas dengan apa yang dibutuhkan.

5. Pengaruh Keterampilan Sosial terhadap Pertimbangan Penentuan

Risiko Audit

Menurut Jones (1996), kemampuan membina hubungan dengan

orang lain adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat anda mampu

Page 33: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

44

berkomunikasi secara efektif dengan orang yang berhubungan dengan

anda atau orang lain yang ingin anda hubungi.

Keterampilan Sosial dapat dilihat dari sinkronisasi antar auditor

yang menunjukkan seberapa jauh hubungan yang mereka rasakan. Studi-

studi empiris membuktikan bahwa semakin erat koordinasi antar anggota

dalam kelompok, semakin besar pula perasaan bersahabat, bahagia,

antusias, dan keterbukaan ketika melakukan interaksi. Perasaan bersahabat

antar anggota dalam kelompok akan menciptakan sebuah interaksi yang

efektif dalam membina hubungan.

Dalam menetapkan Risiko Audit, tentunya auditor akan saling

berkoordinasi dengan sesama anggota tim. Hubungan antar sesama

anggota tim yang baik akan membuat koordinasi untuk menentukan

besaran Risiko Audit menjadi semakin baik pula.

Page 34: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

45

D. Paradigma Penelitian

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Keterangan:

H1 = Hipotesis 1 Y = Pertimbangan Penentuan Risiko Audit

H2 = Hipotesis 2 X1 = Pengenalan Diri

H3 = Hipotesis 3 X2 = Pengendalian Diri

H4 = Hipotesis 4 X3 = Motivasi

H5 = Hipotesis 5 X4 = Empati

H6 = Hipotesis 6 X5 = Keterampilan Sosial

H6

H1

H2

H4

H3

X 1

X2

X3

X4

Y

X5

H5

Page 35: BAB II audire yang berarti - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/9050/3/BAB 2 -07412141038.pdf · 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengauditan Auditing berasal dari bahasa

46

= Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

secara Parsial

= Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

secara bersama-sama.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dapat penulis susun yaitu:

1. Pengenalan Diri memiliki pengaruh positif terhadap Pertimbangan Penentuan

Risiko Audit.

2. Pengendalian Diri memiliki pengaruh positif terhadap Pertimbangan Penentuan

Risiko Audit.

3. Motivasi memiliki pengaruh positif terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko

Audit.

4. Empati memiliki pengaruh positif terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko

Audit.

5. Keterampilan Sosial memiliki pengaruh positif terhadap Pertimbangan

Penentuan Risiko Audit.

6. Pengenalan diri, Pengendalian Diri, Motivasi, Empati dan Keterampilan Sosial

secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap Pertimbangan Penentuan

Risiko Audit.