bab i pendahuluan i.1 latar belakang penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 ak bab...

79
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam memasuki era globalisasi perkembangan dunia usaha sangat pesat khususnya dibidang ekonomi, perkembangan dunia usaha ini dapat diartikan bahwa disatu sisi memberikan peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan ancaman yang patut diperhitungkan ataupun diwaspadai yaitu berupa persaingan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut selalu siap dan mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi dimasa sekarang ataupun dimasa yang akan datang. Selain itu perusahaan senantiasa berusaha meningkatkan kinerja dan produktivitasnya melalui berbagai cara sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat berlanjut dan tujuan perusahaan pun tercapai, termasuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa tanpa terkecuali. Setiap bagian yang terdapat dalam perusahaan membutuhkan pengendalian yang seksama dan terkontrol dengan baik. Salah satu bagian yang terdapat dalam perusahaan yang membutuhkan pengendalian tersebut yaitu bagian penjualan. Bagian penjualan sangat penting karena penjualan merupakan salah satu kegiatan operasional utama dalam suatu perusahaan yang kegiatannya dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan sehingga dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu, penjualan juga mempunyai peranan penting bagi perusahaan sebagai upaya untuk mendapatkan laba. Laba yang tinggi hanya dapat tercapai jika didukung oleh seluruh kegiatan operasional perusahaan, terutama kegiatan penjualan yang memiliki pengendalian yang terkontrol dan dikelola dengan baik.

Upload: trinhnhi

Post on 07-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian

Di dalam memasuki era globalisasi perkembangan dunia usaha sangat pesat khususnya

dibidang ekonomi, perkembangan dunia usaha ini dapat diartikan bahwa disatu sisi memberikan

peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan ancaman yang

patut diperhitungkan ataupun diwaspadai yaitu berupa persaingan. Oleh karena itu, perusahaan

dituntut selalu siap dan mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi dimasa sekarang

ataupun dimasa yang akan datang. Selain itu perusahaan senantiasa berusaha meningkatkan

kinerja dan produktivitasnya melalui berbagai cara sehingga kelangsungan hidup perusahaan

dapat berlanjut dan tujuan perusahaan pun tercapai, termasuk perusahaan-perusahaan yang

bergerak di bidang jasa tanpa terkecuali.

Setiap bagian yang terdapat dalam perusahaan membutuhkan pengendalian yang

seksama dan terkontrol dengan baik. Salah satu bagian yang terdapat dalam perusahaan yang

membutuhkan pengendalian tersebut yaitu bagian penjualan. Bagian penjualan sangat penting

karena penjualan merupakan salah satu kegiatan operasional utama dalam suatu perusahaan yang

kegiatannya dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan untuk membiayai kebutuhan

operasional perusahaan sehingga dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu,

penjualan juga mempunyai peranan penting bagi perusahaan sebagai upaya untuk mendapatkan

laba. Laba yang tinggi hanya dapat tercapai jika didukung oleh seluruh kegiatan operasional

perusahaan, terutama kegiatan penjualan yang memiliki pengendalian yang terkontrol dan

dikelola dengan baik.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

2

PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero)

merupakan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa

transportasi laut. Yang memiliki kantor cabang sebanyak 31 unit yang tersebar di seluruh

Indonesia. PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero)

Cabang Merak merupakan salah satu kantor cabang utama di Indonesia dengan memiliki 5 (lima)

dermaga kapal. Beberapa tahun belakangan ini kantor cabang merak mengalami kerugian dengan

adanya calo tiket dan penggandaan tiket, sehingga kantor cabang merak mencoba untuk

mengatasi permasalahan tersebut dengan memberlakukan tiket elektrik atau yang di sebut E-

ticketing.

Namun terobosan tersebut tidak langsung berjalan efektif dan efisien karena adanya

permasalahan-permasalahan mengenai pengendalian penjualan E-ticketing tersebut. Oleh sebab

itu, dari uraian diatas penulis berminat untuk menyusun skripsi dengan judul “EVALUASI

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP FUNGSI PENJUALAN E-

TICKETING PADA PT ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN

(ASDP) INDONESIA FERRY (PERSERO) CABANG MERAK BANTEN”.

I.2 Identifikasi Masalah

Dalam skripsi ini penulis membatasi permasalahan yaitu hanya melakukan

pembahasan mengenai:

1. Apakah kegiatan operasional terkait proses penjualan E-ticketing dilaksanakan secara

efektif?

2. Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal atas fungsi penjualan E-ticketing

pada PT ASDP Cabang Merak?

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

3

3. Apakah terdapat kelemahan-kelemahan atas penerapan sistem pengendalian internal

yang telah diterapkan oleh PT ASDP Cabang Merak?

I.3 Ruang Lingkup Penelitian

Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis memilih untuk membatasi masalah

pembahasannya hanya pada :

1. Prosedur fungsi penjualan terkait penjualan tunai E-ticketing.

2. Evaluasi pengendalian internal perusahaan berdasarkan komponen pengendalian internal

menurut The Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission

(COSO) dan masalah yang berkaitan dengan pengendalian internal dalam prosedur

penjualan E-ticketing.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk :

1. Mengevaluasi kegiatan operasional terkait proses penjualan E-ticketing.

2. Mengevaluasi pengendalian internal atas fungsi penjualan E-ticketing pada PT ASDP

Cabang Merak.

3. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan sistem pengendalian internal yang mungkin ada

dan membuat rekomendasi perbaikannya.

Diharapkan juga penulisan skripsi ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

4

Memberikan masukan dan informasi yang bermanfaat bagi PT ASDP Indonesia Ferry

(Persero) Cabang Merak.

2. Bagi Penulis

Dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan serta pemahaman dan perbandingan

antara teori dan praktek yang sebenarnya mengenai sistem pengendalian internal fungsi

penjualan.

3. Bagi Pihak Lain

Memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk

mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

I.5 Metodologi Penelitian

Metodologi merupakan suatu proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk

mendekati masalah dan mencari jawaban atau dengan kata lain dapat juga disebut sebagai

pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode

kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan sehingga tahap

pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data dilakukan bersamaan selama proses

penelitian.

Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini penulis peroleh

berdasarkan metode penelitian sebagai berikut:

1. Study Literatur (Literature Research)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

5

Penelitian dengan metode ini dilakukan penulis untuk memperoleh data dengan

mempelajari buku-buku, literatur, serta sumber-sumber yang berhubungan masalah yang

diteliti guna memperoleh landasan teori.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian dengan metode ini adalah dengan cara mengamati, meneliti, mempelajari dan

mencatat cara kerja dari suatu system. Dengan teknik ini diharapkan data dapat

terkumpul sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya sehingga bisa dijadikan sebagai alat

pengumpulan data secara beraturan sesuai dengan prosedur dan peraturan-peraturan

tertentu yang pada akhirnya akan memberikan kemungkinan untuk menafsirkan secara

baik dan benar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Obsevasi (Observation)

Observasi ini dilakukan secara langsung terhadap penelitian untuk melengkapi data

yang diperlukan serta untuk mengamati operasional penjualan E-ticketing.

b. Wawancara (Interview)

Penulis melakukan wawancara langsung kepada pimpinan serta staf yang berwenang

dan berkaitan langsung dengan operasional E-ticketing. Selain melakukan wawancara

dengan pihak perusahaan, penulis juga melakukan wawancara langsung dengan

pengguna E-ticketing.

c. Dokumentasi (Documentation)

Mempelajari catatan dan dokumen perusahaan guna memperoleh data yang dapat

dipercaya.

d. Pengujian

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

6

Melakukan pengujian atas dasar informasi yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, catatan dan dokumen-dokumen perusahaan.

e. Analisis

Membandingkan informasi yang ada dengan kebijakan perusahaan.

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah cara penulisan yang menempatkan bab demi bab

sesuai dengan masalahnya, dan bab yang satu saling berhubungan dengan bab yang

lainnya sehingga menjadi sebuah karya tulis yang utuh. Adapun susunan dari bab tersebut

adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menggambarkan isi keseluruhan skripsi yang terdiri dari latar belakang,

identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan mengenai dasar-dasar teoritis yang berkaitan dengan

topik bahasan mengenai permasalahan terkait pengendalian internal, pengertian

penjualan, fungsi penjualan, siklus penjualan serta aktivitas pengendalian internal

terhadap fungsi penjualan, pengertian E-ticketing, dan pengertian 3E (Efektivitas,

efisiensi dan ekonomis).

BAB III : OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

7

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah perusahaan, bidang usaha yang sedang

berjalan, serta struktur organisasi yang ada pada objek penelitian. Dalam bab ini juga

berisi prosedur penjualan E-ticketing beserta flow chart.

BAB IV : PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi Evaluasi penulis terhadap hasil yang didapat setelah

melaksanakan penelitian, yaitu Perencanaan Evaluasi, Tujuan Pelaksanaa Evaluasi,

Pengumpulan bukti, Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Pada Siklus Pendapatan,

Evaluasi Pengendalian Internal atas Siklus Penjualan (COSO) pada PT ASDP Indonesia

Ferry (Persero) Cabang Merak dan Usulan Standard Operating Procedure (SOP) beserta

Bagan Alir SOP Penjualan E-ticketing.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan yang merupakan ringkasan dari hasil analisis dan

pembahasan yang dilakukan serta memberikan saran-saran yang dapat memberikan

manfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas, kemajuan, serta perkembangan

perusahaan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

II.I Pengendalian Internal

II.1.1 Pengertian Sistem pengendalian Internal

Dalam setiap perusahaan perlu diterapkan pengendalian internal untuk mengarahkan laju

perusahaan agar tetap mengikuti tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian dianggap penting

karena akan mempengaruhi setiap aspek operasional perusahaan.

Menurut Mulyadi, definisi sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen. (2001:183)

Menurut Dasaratha V. Rama/ Frederick L. Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet

Wibowo pengendalian internal (internal control) adalah :

“Suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personel

lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

9

sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan,

dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. (2008:132)

Menurut Amin Widjaja Tunggal the Committee of Sponsoring Organizations of The

Treadway Commission (COSO) report defines internal control as follows: Internal control is a

process, effected by an entity’s board of directors, management and other personnel, designed to

provide reasonable assurance regarding the achievementt of objectives in the following

categories :

• Reliability of financial reporting

• Compliance with applicable laws and regulations

• Effectiveness and efficiency of operations (2010:82)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah

suatu proses yang dapat dipengaruhi manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak

suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang

bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektivitas dalam

kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar

ditaati oleh semua pihak.

Berdasarkan beberapa pengertian pengendalian internal diatas, terdapat beberapa konsep

dasar, diantaranya :

1. Pengendalian internal merupakan suatu proses.

Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan menjadi bagian yang

tidak terpisahkan, bukan sebagai tambahan, dari infrastruktur entitas untuk mencapai

tujuan tertentu.

2. Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang.

8

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

10

Pengendalian internal bukan hanya berbentuk kebijakan manual saja tetapi

merupakan orang pada berbagai tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi,

manajemen, dan personel lainnya.

3. Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang

memadai.

Maksudnya yaitu bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan

direksi suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem

pengendalian internal dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat

relative dari pengadaan pengendalian.

4. Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan.

Tujuan yang saling berkaitan antara pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

II.1.2 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Wing Wahyu Winarno tujuan sistem pengendalian internal ada empat,

yaitu :

1. Melindungi harta kekayaan perusahaan.

Kekayaan perusahaan dapat berupa kekayaan yang berwujud maupun yang tidak

berwujud. Kekayaan perusahaan sangat diperlukan untuk menjalankan kegiatan

perusahaan. Bangunan, peralatan, mesin-mesin, semuanya bernilai sangat material

dari segi keuangan dan sangat diperlukan dalam segi teknis operasional.

2. Meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang

dijalankan oleh perusahaan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

11

Informasi menjadi dasar pembuatan keputusan. Apabila informasi salah,

keputusan yang diambil, baik oleh manajemen maupun pihak lain, dapat salah.

Keputusan yang salah akan sangat merugikan perusahaan. Agar informasi tidak

salah, perlu dilakukan pengawasan terhadap sistem informasi yang dimiliki oleh

perusahaan.

3. Meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan, sehingga dalam berbagai kegiatan dapat

dilakukan penghematan, efisiensi merupakan suatu perbandingan antara besarnya

pengorbanan dan hasil yang diperoleh. Semakin kecil pengorbanan namun hasil

yang diperoleh tetap sama, menunjukkan perusahaan efisien. Perusahaan yang

efisien akan lebih mudah mendapatkan laba yang besar. Laba yang besar akan sangat

diharapkan oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan dan jajaran karyawan.

4. Meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen.

Secara berkala, manajemen telah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh

perusahaan dan tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila semua pihak di dalam

perusahaan bekerja sama dengan baik. Di dalam suatu perusahaan terdapat banyak

orang yang memiliki berbagai kepentingan, namun kepentingan mereka tidak boleh

bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Di sisi lain manajemen juga harus

menetapkan tujuan yang tidak terlalu tinggi, selain juga tidak terlalu rendah. (2006 :

116)

Menurut James A. Hall yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos

diterapkannya pengendalian internal untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu :

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

12

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah di tetapkan

oleh management. (2007:181)

Menurut Amin Widjaja Tunggal “Manajemen dalam merancang struktur

pengendalian internal mempunyai kepentingan-kepentingan sebagai berikut :

1. Keandalan pelaporan keuangan.

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Dari ketiga tujuan tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Keandalan pelaporan keuangan.

Dimaksudkan bahwa manajemen bertanggungjawab menyiapkan laporan

keuangan bagi investor, auditor, dan pengguna lainnya. Manajemen mempunyai

kewajiban hukum dan profesional untuk menjamin bahwa informasi telah disiapkan

sesuai standar laporan, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Artinya adalah pengendalian internal merupakan alat untuk memberikan jaminan

bahwa prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan dalam pencapaian tujuan diikuti oleh

seluruh karyawan perusahaan.

3. Efektivitas dan efisiensi organisasi

Dalam hal ini, pengendalian internal dimaksudkan untuk mendorong sumber daya

secara efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan

pengalokasian sumber-sumber milik perusahaan, sehingga dapat dicegah kegiatan yang

tidak perlu dan pemborosan dari semua aspek organisasi. (2010:214)

Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

13

II.1.3 Komponen Pengendalian Internal

Menurut William C. Boynton dan Raymond N. Johnson the COSO report (and

AU 319.07) identifies five interrelated components of internal control :

1. Control environment sets the tone of an organization, influencing the control

consciousness of its people. It is the foundation for all other components of

internal control, providing discipline and structure.

2. Risk assessment is the entity’s identification and analysis of relevant risk to

achievement of its objectives, forming a basis for determining how the risks

should be managed.

3. Control activities are the policies and procedures that help ensure that

management directives are carried out.

4. Information and communication are the identification, capture and exchange

of information in a form and time frame that enable people to carry out their

responsibilities.

5. Monitoring is a process that assesses the quality of internal control

performance over time. (2006:392)

COSO mengidentifikasi Sistem Pengendalian Internal yang efektif meliputi lima

komponen yang saling berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan entitas, yaitu

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

14

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) : Merupakan pondasi dari

komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor diantaranya :

a. Integritas dan Etika

b. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi

c. Dewan komisaris dan komite audit

d. Filosofi manajemen dan jenis operasi

e. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia

COSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap faktor tersebut diatas.

Misal, filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan cara menguji

sifat dari penerimaan risiko bisnis, frekuensi interaksi dari tiap subordinat, dan

pengaruhnya terhadap laporan keuangan.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) : Terdiri dari identifikasi risiko dan

analisis risiko. Identifikasi risiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor

eksternal seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan

ekonomi. Faktor internal diantaranya kompetensi karyawan, sifat dari

aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan sistim informasi. Sedangkan

Analisis Risiko meliputi mengestimasi signifikansi risiko, menilai

kemungkinan terjadinya risiko, dan bagaimana mengelola risiko.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) : Terdiri dari kebijakan dan

prosedur yang menjamin karyawan melaksanakan arahan manajemen.

Aktivitas Pengendalian meliputi reviu terhadap sistim pengendalian,

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

15

pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistim informasi. Pengendalian

terhadap sistim informasi meliputi dua cara :

a. General controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak, dan

system development.

b. Application controls, mencakup pencegahan dan deteksi transaksi yang

tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin completeness, accuracy,

authorization and validity dari proses transaksi.

4. Informasi dan komunikasi : COSO menyatakan perlunya untuk mengakses

informasi dari dalam dan luar, mengembangkan strategi yang potensial dan

system terintegrasi, serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan diskusi

mengenai komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan

Pengendalian Internal, dan mengumpulkan informasi pesaing.

5. Pengawasan (Monitoring) : Karena Pengendalian Internal harus dilakukan

sepanjang waktu, maka COSO menyatakan perlunya manajemen untuk terus

melakukan pengawasan terhadap keseluruhan Sistem Pengendalian Internal

melalui aktivitas yang berkelanjutan dan melalui evaluasi yang ditujukan

terhadap aktivitas atau area yang khusus.

II.1.4 Ciri-ciri Pengendalian Internal yang Kuat

Menurut Amin Widjaja Tunggal menjelaskan ciri-ciri dari pengendalian internal

yang kuat, yaitu :

Page 16: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

16

1. Karyawan yang kompeten dan jujur, antara lain, menguasai standard akuntansi,

peraturan perpajakan, dan peraturan pasar modal.

2. Transaksi diotorisasi oleh pejabat yang berwenang (transaksi absah).

3. Transaksi dicatat dengan benar (jumlah, estimasi dan perlakuan akuntansi).

4. Pemisahan tugas yang mengambil inisiatif timbulnya suatu transaksi, yang

mencaatat dan yang menyimpan.

5. Akses terhadap asset dan catatan perusahaan sesuai dengan fungsi dan tugas

karyawan.

6. Perbandingan secara periodik antara saldo menurut buku dengan jumlah secara

fisik.

Ciri-ciri di atas harus memenuhi 3 kriteria pengendalian yang efektif, yaitu :

1. Bersifat Preventive Control

Pengendalian untuk pencegahan yaitu mencegah timbulnya suatu masalah

sebelum mereka muncul. Mempekerjakan personil akuntansi yang berkualitas

tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai dan secara efektif mengendalikan

akses fisik atas asset, fasilitas dan informasi, merupakan pengendalian

pencegahan yang efektif.

2. Bersifat Detektive Control

Oleh karena tidak semua masalah mengenai pengendalian dapat dicegah, maka

pengendalian untuk pemeriksaan dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu

begitu masalah tersebut muncul. Contoh dari pengendalian untuk pemeriksaan

adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank

dan neraca saldo setiap bulan.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

17

3. Bersifat Corrective Control

Pengendalian korektif memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian

untuk pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan

untuk mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan

yang ditimbulkan, dan mengubah system agar masalah di masa mendatang dapat

diminimalisasikan atau dihilangkan.

II.1.5 Batasan Pengendalian Internal

Menurut Drs. Sanyoto Gondodiyoto, sistem pengendalian internal yang baik adalah

bukan struktur pengendalian yang seketat mungkin secara maksimal, sistem

pengendalian internal juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain sebagai

berikut :

1. Persekongkolan (kolusi)

Pengendalian internal mengusahakan agar persekongkolan dapat dihindari sejauh

mungkin, misalnya dengan mengharuskan giliran bertugas, larangan dalam

menjalankan tugas-tugas yang bertentangan oleh mereka yang mempunyai

hubungan kekeluargaan, keharusan mengambil cuti dan seterusnya. Akan tetapi

pengendalian internal tidak dapat menjamin bahwa persengkokolan tidak terjadi.

2. Perubahan

Struktur pengendalian internal pada suatu organisasi harus selalui diperbarui

sesuai dengan perkembangan kondisi dan teknologi.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

18

3. Kelemahan manusia

Banyak kebobolan yang terjadi pada sistem pengendalian internal yang secara

teoritis sudah baik. Hal tersebut dapat terjadi karena lemahnya pelaksanaan yang

dilakukan oleh personil yang bersangkutan. Oleh karena itu personil yang paham

dan kompeten untuk menjalankannya dan merupakan salah satu unsur terpenting

dalam pengendalian internal.

4. Azas biaya-manfaat

Pengendalian juga harus mempertimbangkan biaya dan kegunaannya. Biaya

untuk mengendalikan hal-hal tertentu mungkin melebihi keguanaanny, atau

manfaat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan (cost-benefit analysis).

Mengenai pengendalian internal, seringkali dihadapi dilema antara menyusun

sistem pengendalian yang komprehensif sedemikian rupa dengan biaya yang

relatif menjadi makin mahal, atau se-optimal mungkin dengan risiko, biaya dan

waktu yang memadai. (2007 : 253-254)

II.1.6 Pihak Yang Berkepentingan

Menurut Drs. Sanyoto Gondodiyoto, terdapat pihak-pihak yang berkepentingan

dalam sistem pengendalian internal, yaitu :

1. Manajemen perusahaan

Pihak manajemen organisasi / perusahaan berkepentingan terhadap sistem

pengendalian internal, karena struktur pengendalian internal suatu perusahaan pada

dasarnya adalah tanggungjawab manajemen puncak (top management, dalam sistem

Amerika Serikat yang menganut one board system disebut Board of Directors,

Page 19: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

19

sering disebut the Board saja. Pada two board system yang dianut di Indonesia,

terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris perusahaan.

2. Dewan komisaris, auditor intern

3. Para karyawan perusahaan itu sendiri, karena sistem pengendalian internal berfungsi

sebagai;

a. Merupakan aturan umum yang harus dijalankan perusahaan

b. Merupakan pedoman kerja (apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan)

4. Regulatory Body (Badan pengatur/ pemerintahan atau ikatan profesi)

5. Auditor ekstern independen, yang memiliki manfaat untuk pengendalian internal, yaitu

:

a. Untuk mempermudah dalam melakukan studi terhadap sistem informasi dari klien

yang diaudit

b. Untuk penetapan resiko yang dihadapi sebagai auditor

c. Sebagai indikator untuk menentukan pendapatnya terhadap keandalan sistem yang

diaudit. (2007 : 254)

II.2 Fungsi Penjualan

II.2.1 Pengertian Penjualan

Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf. A.A , menyatakan

“Penjualan merupakan proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan

jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan”.

(2003:356)

Page 20: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

20

Sedangkan, IAI (2004) menuliskan, “penjualan barang meliputi barang yang diproduksi

perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti barang dagang yang

dibeli pengecer atau tanah properti lain yang dibeli untuk dijual kembali. Dan penjualan jasa

biasanya menyangkut tugas yang secara kontraktual telah disepakati oleh perusahaan, jasa

tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau secara lebih dari satu periode” (PSAK

no.23.1)

II.2.2 Jenis-Jenis Penjualan

Secara umum penjualan ada dua jenis, yaitu :

1. Penjualan Tunai

Merupakan penyerahan barang atau jasa kepada pembeli dimana pembayaran dari

pembeli langsung diterima pada saat itu juga, yang dicatat pada debit sebagai akun

kas dan pada kredit sebagai akun penjualan.

2. Penjualan Kredit

Merupakan penyerahan barang atau jasa kepada pembeli dimana pembayaran dari

pembeli ditangguhkan selama jangka waktu tertentu yang akan dilunasi sesuai dengan

perjanjian yang disepakati bersama, yang dicatat pada debit sebagai akun piutang

usaha dan pada kredit sebagai akun penjualan, dimana selama jangka waktu

penangguhan ini, pelanggan dianggap memiliki kewajiban pembayaran terhadap

perusahaan, begitu pula sebaliknya.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

21

II.2.3 Fungsi Penjualan

Fungsi-fungsi yang terkait dengan penjualan , adalah :

1. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggungjawab dalam melakukan penjualan tiket kepada konsumen. Fungsi ini

berada pada bagian Penjualan.

2. Fungsi Kas

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggungjawab sebagai penerima kas dari konsumen. Fungsi ini berada pada

bagian Kasir.

3. Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan

pembuat laporan penjualan. Fungsi ini berada pada bagian Jurnal.

Unsur Pengendalian Internal dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai :

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas

2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi keuangan

3. Fungsi keuangan harus terpisah dari fungsi akuntansi

II.2.4 Siklus Penjualan

Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan Jusuf A.A menyatakan “pemahaman atas

fungsi yang terdapat dalam organisasi klien atas siklus penjualan adalah bermanfaat untuk

memahami bagaimana pelaksanaan audit dalam siklus ini.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

22

1. Pemprosesan pesanan pelanggan

Permintaan barang oleh pelanggan merupakan merupakan titik awal keseluruhan

siklus. Penerimaan order pelanggan akan menghasilkan order penjualan.

2. Persetujuan penjualan secara kredit

Sebelum barang dikirimkan, seseorang berwenang dalam perusahaan harus

menyetujui penjualan secara kredit ke pelanggan atas penjualan kredit tersebut.

Praktik yang lemah dalam persetujuan penjualan secara kredit seringkali

menyebabkan besaranya piutang tak tertagih cukup besar dan piutang usaha

menjadi tidak tertagih.

3. Pengiriman barang

Kebanyakan perusahaan mengakui penjualan saat barang dikirimkan. Nota

pengiriman disiapkan pada saat pengiriman dan dokumenpengiriman diperlukan

untuk kepastian unttuk penagihan atas pengiriman ke pelanggan.

4. Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualan

Aspek terpenting dari penagihan adalah meyakinkan bahwa seluruh pengiriman

diperlukan untuk kepantasan penagihan atas pengiriman ke pelanggan

mencangkup pembuatan faktur penjualan rangkap dan secara simultan

memuktahirkan berkas transaksi penjualan dan berkas induk pitang usaha.

5. Pemprosesan dan pencatatan penerimaan kas

Dalam pemprosesan dan pencatatan penerimaan kas, perhatian utama adalah

memungkinkan dicuri sebelum penerimaan kas dicatat. Pertimbangan utama

dalam penerapan penerimaan kas adalah seluruh kas disetor ke bank dalam

jumlah yang benar dengn tepat waktu dan dicatat diberkas termasuk penekas

Page 23: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

23

induk penerimaan kas, yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas

memperharui berkas induk piutang usaha.

6. Pemprosesan dan pencatatan retur penjualan dan pengurangan harga penjualan

Kalau pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang diterimanya, bagian

penjualan sering kali menerima pengembalian barang dan kemudian diberikan

pengurangan harga retur dan pengurangan harga penjualan dan berkas induk

piutang usaha.

7. Penghapusan piutang tak tertagih

Penghapusan piutang tak tertagih terjadi ketika perusahaan berkesimpulan bahwa

suatu jumlah akan tidak tertagih lagi, maka jumlah tersebut harus dihapuskann

dan biasa ini terjadi setelah pelanggan pailit dan piutang dialihkan ke agen

penagihan.

8. Penyisihan piutang tak tertagih

Penagihan piutang tak tertagih merupakan gambaran dari penjualan periode

sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih di masa depan” (2003:359-361)

II.2.5 Aktivitas Pengendalian Internal atas Fungsi penjualan

Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan Jusuf A.A “pengendalian internal

atas penjualan meliputi kegiatan-kegiatan seperti :

1. Pencatatan penjualan didukung oleh dokumen pengiriman yang diotorisasi dan order

pelanggan yang disetujui.

2. Faktur penjualan prenumbered dan dipertanggungjawabkan dengan semestinya.

3. Dokumen pengiriman prenumbered dan dipertanggungjawabkan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

24

4. Penentuan harga, syarat penjualan, dan potongan harga mendapat persetujuan dengan

semestinya.

5. Rekening bulanan dikirim ke pelanggan, keluhan mendapatkan tindak lanjut yang

independen.

6. Prosedur yang diperluakan dalam penagihan dan pencatatan penjualan setiap hari

sedekat mungkin dari saat kejadian” (2003:362)

II.3 Pengertian E-ticketing

Keberhasilan dari pembangunan tidak terlepas dari peran aktif semua sektor terutama

sektor transportasi. Dalam penyelenggaraan transportasi darat, sangat perlu kecepatan informasi

agar setiap permasalahan dapat diatasi secara cepat dan semaksimal mungkin. Salah satu strategi

yang dilaksanakan adalah penggunaan sistem teknologi informasi yang saling mendukung dan

efektif dengan sistem-sistem lainnya.

E-ticketing atau electronic ticketing adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses

penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga

secara fisik ataupun paper ticket.

E-ticketing adalah peluang untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan kenyamanan

penumpang. E-ticketing mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan fomulir kertas dan

meningkatkan fleksibilitas penumpang.

II.4 Pengertian Efektivitas, Efisiensi Dan Ekonomis (3E)

Menurut pendapat Bayangkara, IBK “Definisi Efektivitas, Efisiensi dan Ekonomis dapat

didefinisikan sebagai berikut :

Page 25: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

25

1. Efektivitas diartikan bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai

tujuannya baik dari segi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja maupun dari batas

waktu yang ditargetkan.

2. Efisiensi adalah bertindak dengan cara yang dapat meminimalisasi kerugian atau

pemborosan sumber daya dalam melaksanakan suatu kegiatan operasi perusahaan atau

menghasilkan suatu produk atau jasa.

3. Ekonomis berarti cara penggunaan suatubarang atau jasa secara berhati-hati dan

bijak agar diperoleh hasil yang terbaik atau memanfaatkan segala kekayaan perusahaan

secara baik, sehingga tidak terjadi suatu pemborosan” (2008:12)

BAB III

OBJEK PENELITIAN

Page 26: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

26

III. 1 Gambaran Umum Perusahaan

III. 1.1 Sejarah Singkat

PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan

penyeberangan yang terletak di sebelah barat pulau jawa yang berada di Propinsi Banten, dan

sekaligus merupakan pintu gerbang lalu lintas Jawa – Sumatra. Pelabuhan penyeberangan merak

dikelola oleh PT. ASDP Indonesia ferry (Persero) dengan kantor pusat di Jl. Jend. A Yani Kav.

52 – A Jakarta Pusat.

Awal didirikannya PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Merak adalah merupakan

penghubung transportasi antara Pulau Jawa dan Sumatera yang dilakukan oleh kapal yang masih

sangat sederhana dan primitif yang pada saat itu dikenal dengan nama Kapal Tambang.

Tujuan didirikannya ASDP adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan

dan program Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,

khususnya dibidang penyelenggaraan usaha jasa angkutan sungai, danau dan angkutan

penyeberangan, jasa dermaga, jasa kepelabuhan sungai, danau dan penyeberangan dan jasa

angkutan laut serta perdagangan dalam negeri, ekspor, impor dalam bidang alat/peralatan

keselamatan kapal/mesin kapal laut/kapal laut/suku cadang kapal laut/minyak pelumas serta jasa

perawatan kapal.

III. 1.2 Visi Dan Misi Perusahaan

26

Page 27: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

27

Adapun Visi dan Misi yang dimiliki oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang

Merak, yaitu :

1. Visi

“ Menjadi perusahaan jasa penyeberangan dan pelayaran yang berkelas dunia,

terbesar dan terbaik di Indonesia dan regional, serta mampu memberikan nilai tambah

bagi stakeholder”

2. Misi

a. Memberikan pelayanan puncak kepada pengguna jasa (supervisor services),

dengan tingkat keselamatan yang tertinggi (the highest safety standard).

b. Menguasai pangsa pasar Indonesia di lintas komersil dan lintas penugasan.

c. Mengelola bisnis perseroan sehingga memberikan kinerja keuangan yang terbaik

(excellent financial performance) dengan berpedoman pada good corporate

governance dan sesuai standar internasional yang berlaku.

d. Menjadi agen pembangunan nasional melalui pelayanan angkutan penyeberangan

dan pelayaran.

III. 1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Kegiatan suatu perusahaan sehari-hari memiliki tingkat intensitas yang sangat tinggi

sehingga diperlukan suatu organisasi yang baik agar setiap bagian dapat menjalankan fungsinya

dan tugasnya dengan baik sehingga kegiatan dalam perusahaan dapat berjalan secara teratur dan

tepat pada tujuan yang telah direncanakan.

Adapun uraian singkat mengenai pembagian fungsi dan tugas PT ASDP Indonesian Ferry

(Persero) Cabang Merak adalah sebagai berikut :

Page 28: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

28

1. Kepala Cabang

Fungsi : Membantu Direksi dan memimpin Cabang dalam pengelolaan dan

pengembangan kepengusahaan jasa kepelabuhan dan penyeberangan di Cabang.

Tugas Pokok: Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan dan

pengembangan kepemgusahaan jasa kepelabuhanan dan penyeberangan di Cabang.

Rincian Tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran Cabang

b. Mengorganisir kegiatan pengelolaan dan pengembangan kepengusahaan jasa

kepelabuhan penyeberangan Cabang

c. Melakukan pembinaan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan di Cabang dalam

rangka peningkatan kinerja

d. Mengendalikan kegiatan operasional kapal dan pelabuhan, pembangunan dan

atau pemanfaatan lahan pelabuhan

e. Melakukan koordinasi dengan Divisi / Biro terkait di Kantor Pusat yang

berhubungan dengan kegiatan kepengusahaan jasa kepelabuhanan dan

penyeberangan

f. Melakukan pembinaan terhadap SDM di Cabang

g. Melaksanakan kegiatan pemerintahan di pelabuhan penyeberangan

h. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dilaksanakan oleh bawahan

i. Melaporkan pelaksanaan kegiatan ke Kantor Pusat (Direksi) secara periodik

2. Manajer Operasional

Page 29: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

29

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam

pelaksaan tugas yang berhubungan dengan operasional pelabuhan dan kapal, produksi

jasa dan pendapatan di Cabang serta pelaporan.

Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi,

mengevaluasi serta menganalisis kegiatan operasional pelabuhan dan kapal, produksi

jasa dan pendapatan, kegiatan promosi serta pelaporan.

Rincian Tugas:

a. Pengadaan dan persediaan tiket terpadu ke Kantor Pusat

b. Pencatatan persediaan dan pengeluaran / pendistribusian tiket terpadu

c. Produksi jasa dan pendapatan operasional pelabuhan dan kapal

d. Pencatatan produksi jasa dan pendapatan operasional pelabuhan dan kapal

e. Sistem pelayaran penyeberangan & pelabuhan, menampung keluhan

pelanggan

f. Koordinasi dengan manajer di Cabang dan Nahkoda

g. Penyusunan rencana kerja Cabang di bidang operasi

h. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang

3. Asisten Manajer Operasional Pelabuhan

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam

pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan produksi jasa dan pendapatan serta

operasional pelabuhan di Cabang.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

30

Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan produksi jasa dan pendapatan serta operasional pelabuhan, pemanfaatan

lahan pelabuhan serta pelaporan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan,

a. Melaporkan penggunaan tiket terpadu untuk penumpang dan kendaraaan

kepada Bidang Keuangan

b. Menyetorkan pendapatan kepada Bidang keuangan

c. Penagihan hasil produksi jasa angkutan

d. Klaim kecelakaan kepada perusahaan Asuransi

e. Keamanan, ketertiban, kebersihan

f. Penyusunan rencana kerja di Bidang Operasional Pelabuhan

g. Pelaporan pelaksanaa kegiatan kepada Manajer Operasi

4. Asisten Manajer Operasional Kapal

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam

pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan produksi jasa dan pendapatan serta

operasional kapal di Cabang.

Tugas Pokok: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi

kegiatan produksi jasa dan pendapatan serta operasional kapal, administrasi

perkantoran serta pelaporan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi

kegiatan,

Page 31: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

31

a. Pencatatan produksi dan pendapatan operasional kapal

b. Penerapan sistem pelayanan kapal

c. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Operasional Kapal

d. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada manajer Operasi

5. Supervisor I, II, dan III

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam

kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan serta pelaporan.

Tugas Pokok: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi

kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi

kegiatan,

a. Penjualan tiket kendaraan, penumpang dan barang

b. Pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional di lapangan

c. Melaporkan situasi dan kondisi lapangan selama bertugas dalam shift

d. Rekapitulasi produksi/penjualan tiket (pershift)

e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Operasi baik secara lisan

dan atau tertulis

6. Asisten Supervisor

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Supervisor dalam kegiatan

operasional kapal dan pelabuhan di lapangan serta pelaporan.

Tugas Pokok: Mengkoordinir , mengawasi dan melaksanakan kegiatan operasional

kapal dan pelabuhan di lapangan.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

32

Rincian Tugas :

a. Memonitor waktu kedatangan dan keberangkatan kapal pada Dermaga I,

II, III, IV dan V

b. Memonitor lalu lintas kendaraan keluar / masuk dan bongkar muat

angkutan pada Dermaga I, II, III, IV dan V

c. Melakukan koordinasi dengan asisten supervisor lainnya dan petugas

operasional dalam satu shift

d. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Supervisor shift baik secara

lisan dan atau tulisan

7. Manajer Pemeliharaan

Fungsi : membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam hal

yang berhubungan dengan pemeliharaan kapal dan pelbuhan penyeberangan.

Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi,

mengevaluasi serta menganalisis kegiatan pemeliharaan kapal beserta

perlengkapannya, penyediaan dan pemeliharaan fasilitas terminal dan peralatan

pelabuhan, administrasi perkantoran serta pelaporan.

Rincian Tugas : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi,

mengevaluasi serta menganalisis kegiatan,

a. Pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya

b. Koordinasi dengan mitra kerja/instansi yang berhubungan dengan

pelaksanaan pemeliharaan kapal dan pelabuhan

c. Memantau pelaksanaan docking kapal

Page 33: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

33

d. Penyusunan rencana kerja Cabang dibidang Pemeliharaan

e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang

8. Asisten Manajer Pemeliharaan Kapal

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Pemeliharaan dalam

pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan pemeliharaan kapal dan

perlengkapannya serta pelaporan.

Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan pemeliharaan kapal, pengadaan dan petbaikan perlengkapannya serta

pelaporan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan,

a. Pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya

b. Permintaan pengadaan dan perbaikan suku cadang kapal

c. Pengawasan pelaksaan pemeliharaan kapal

d. Penyusuna Rencana kerja di Bidang Pemeliharaan Kapal

e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Pemeliharaan

9. Manajer SDM dan Umum

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam

pelaksanaan tugas/kegiatan manajemen SDM, ketata usahaan, perlengkapan, kerumah

tanggaan serta pelaporan.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

34

Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi, menganalisis,

mengawasi dan melaksanakan kegiatan balas jasa, kedisiplinan, kesejahteraan,

keselamatan kerja, penempatan, kebutuhan serta data karyawan, sistem administrasi

perkantoran, ketertiban dan kebersihan lingkungan kerja di Cabang serta Pelaporan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi, serta menganalisis

kegiatan,

a. Pencatatan data karyawan

b. Informasi manajemen SDM

c. Kedisiplinan karyawan

d. Penyiapan usulan penghapusan asset Cabang

e. Penyusunan rencana kerja di bidang SDM dan Umum

f. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin cabang

10. Asisten Manajer SDM

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas manajer SDM dan Umum

dalam pelaksanaan tugas/kegiatan manajemen SDM di Cabang.

Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan balas jasa, kesejahteraan, keselamatan kerja, penempatan, kebutuhan, data

karyawan, sistem informasi manajemen SDM, kedisiplinan dan perlengkapan kerja

karyawan di Cabang serta pelaporan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan,

a. Program kebutuhan/penempatan karyawan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

35

b. Pencatatan data karyawan

c. Pelaksanaan sistem informasi manajemen SDM

d. Penyusunan Rencana Kerja Cabang di Bidang SDM

e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer SDM dan Umum

11. Asisten Manajer Umum

Fungsi : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer SDM dan Umum

dalam pelaksanaan tugas ketata usahaan, ketertiban, perlengkapan serta

kerumahtanggaan di Cabang serta pelaporan.

Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan administrasi perkantoran, pengadaan kebutuhan peralatan kantor,

perlengkapan karyawan dan ATK, pemeliharaan dan perawatan peralatan non

operasional/non produksi, system keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan

kerja di Cabang serta pelaporan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan,

a. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer SDM

b. Tata arsip dan retensi arsip

c. Inventarisasi asset

d. Penyusunan Rencana Kerja Cabang di Bidang Umum

12. Manajer Keuangan

Page 36: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

36

Fungsi : Membantu pelaksanan tugas Pemimpin Cabang dalam mengelola

kegiatan yang berhubungan dengan keuangan dan akuntansi di Cabang.

Tugas Pokok : Merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta

menganalisis kegiatan ketatausahaan keuangan dan akuntansi, penyelesaian utang-

piutang, perpajakan, kewajiban-kewajiban lainnya, pelaksanaan anggaran, jasa

keuangan, pengelolaan kas/bank, verifikasi serta pelaporan.

Rincian Tugas : Merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta

menganalisis kegiatan,

a. Pengelolaan dan pengawasan kas dan setara kas

b. Sistem keuangan dan akuntansi

c. Ketatausahaan keuangan dan akuntansi

d. Penyelesaian hutang piutang, perpajakan, kewajiban-kewajiban

lainnya

e. Jasa keuangan Cabang

f. Penyusunan rencana dan realisasi arus kas

g. Meneliti perhitungan pembayaran pajak

h. Penerapan sistem penataan dan pengemdalian dokumen akuntansi di

Cabang

i. Pencatatan pendapatan dan produksi

j. Penerimaan tagihan jasa pelabuhan dan pendapatan tiket terpadu

k. Penyelesaian tindak lanjut serta temuan dari internal dan eksternal

auditor

l. Penyusunan Rencana Kerja dibidang Keuangan dan Akuntansi Cabang

Page 37: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

37

m. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang

13. Asisten Manajer Keuangan

Fungsi : Membantu pelaksanaan tugas Manajer Keuangan dalam mengelola

kegiatan yang berhubungan denga keuangan di Cabang.

Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan ketatausahaan keuangan, penyelesaian hutang piutang, kewajiban-kewajiban

lainnya, pelaksanaan anggaran jasa keuangan, pengelolaan kas/bank serta pelaporan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan,

a. Pengelolaan kas dan setara kas

b. Pengendalian pengeluaran keuangan

c. Penyelesaian hutang piutang

d. Penyusunan anggaran pendapatan dan biaya

e. Penyusunana rencana dan realisasi arus kas

f. Penyesuaian dan revisi pelaksanaan anggaran

g. Pencatatan pendapatan dan produksi

h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Keuangan Cabang

i. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Keuangan Cabang

j. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Keuangan

14. Asisten Manajer Akuntansi

Fungsi : Membantu pelaksanaan tugas Manajer Keuangan dalam mengelola

kegiatan berhubungan dengan akuntansi di Cabang.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

38

Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan pencatatan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, perpajakan serta

pendapatan.

Rincian Tugas: Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan,

a. Melakukan verifikasi atas pendapatan yang diterima serta pembayaran

yang akan dilakukan

b. Penyelesaian perpajakan

c. Pembuatan nota-nota tagihan, kelengkapan bukti-bukti pembayaran

d. Evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Akuntansi Cabang

e. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Akuntansi Cabang

f. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Keuangan

III. 1.4 Bidang Usaha

Pada era globalisasi sekarang ini, perusahaan yang mampu memenangkan persaingan di

pasar bebas adalah perusahaan yang dapat melakukan perubahan secara cepat sesuai dengan

perubahan lingkungan yang terjadi. Usaha yang dikelola PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)

Cabang Merak terdiri dari usaha angkutan penyeberangan dan usaha pelabuhan.

1. Usaha Angkutan Penyeberangan

yaitu usaha pengelolaan angkutan penyeberangan sebagai penyedia modal transportasi

penyeberangan yang menhubungkan dua pulau secara point to point.

Kapal milik PT. ASDP Lintas Merak – Bakauheni :

a. Kapal RoRo : JATRA I (Operasi)

JATRA II (Operasi)

Page 39: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

39

b. Kapal Cepat : Sundari I (tidak Operasi)

Sundari II (tidak Operasi)

2. Usaha Pelabuhan Penyeberangan

Yaitu usaha pengelolaan pelabuhan penyeberangan sebagai penyedia fasilitas dan

prasarana bagi kapal penyeberangan. Pelabuhan Merak memiliki 5 Dermaga dan didukung

oleh 16 perusahaan dengan jumlah kapal sebanyak 25 buah kapal RoRo dan 13 buah kapal

cepat.

III. 1.5 Prosedur Operasional Penjualan E-ticketing

PT ASDP Cabang Merak menyusun prosedur operasional perusahaan sebaik mungkin

dalam menjalankan kegiatan penjualan, dengan tujuan tercapainya efisiensi, efektivitas dan

ekonomis. Prosedur operasional penjualannya adalah sebagai berikut :

1. Prosedur permintaan dan penerimaan E-Ticketing

a. Tiket Baru

1) Tiket baru diberikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry Pusat bagian divisi

usaha pelabuhan yang kemudian diterima oleh bagian biro logistik. Setelah

itu baru didistribusikan kepada PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak.

2) Tiket baru tersebut dikelompokan menjadi 2 kelompok :

Stock Besar : Adalah stock ticket yang berada di Cabang PT ASDP dan

menjadi tanggung jawab Manajer Keuangan.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

40

Stock Kecil : Adalah tiket yang berada di Bagian Operasional PT ASDP

Cabang dan menjadi tanggung jawab Manajer Operasi.

b. Registrasi

1) Tiket baru dari kantor pusat diterima oleh bagian keuangan kantor cabang

kemudian diregistrasi oleh petugas stock tiket agar tiket bias dikenali oleh

system e-ticket.

Petugas Stock Loket : Adalah petugas yang melakukan registrasi stock tiket

yang berada di loket-loket penjualan tiket dan menjadi tanggungjawab

Supervisi.

c. Aktivasi

Setelah melakukan registrasi, kemudian tiket diaktivasi oleh petugas keuangan

agar dapat diketahui berapa tiket yang akan dikeluarkan setiap harinya.

d. Serah Terima Tiket

Tiket yang sudah diaktivasi kemudian diserahkan kepada petugas loket/toll gate

untuk dijual ke pemakai jasa.

2. Prosedur Penjualan E-Ticketing

a. Penjualan tiket

Tiket yang sudah di aktivasi oleh bagian keuangan kemudian didistribusikan

kepada petugas bagian toll gate :

Page 41: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

41

1). Loket Penumpang : adalah tiket yang dikenakan untuk pengguna jasa

perorangan

2). Loket Kendaraan Penumpang : adalah tiket yang dikenakan untuk

kendaraan roda dua, roda empat dan bus

3). Loket Kendaraan Barang : adalah tiket yang dikenakan untuk

kendaraan muatan barang berat

4). Loket Tiket Non Terpadu : adalah tiket yang dikenakan untuk

pengantar/penjemput atau penguna jasa lainnya yang menggunakan fasilitas

pelabuhan

5). Jenis Penjualan E-ticketing

a). Penumpang, terdiri dari :

- Dewasa

- Anak-anak

b). Kendaraan, terdiri dari :

- Golongan I

- Golongan II

- Golongan III

- Golongan IV A

- Golongan IV B

- Golongan V A

- Golongan V B

- Golongan VI A

- Golongan VI B

Page 42: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

42

- Golongan VII

- Golongan VIII

b. Pemakai Jasa

Tiket yang sudah dibeli dari petugas loket/toll gate kemudian dibawa oleh

pemakai jasa untuk diserahkan kepada petugas pelayaran saat akan menaiki kapal.

Pemakai jasa : Adalah penumpang atau pemilik kendaraan / barang atau pihak

penyewa fasilitas pelabuhan atau pemilik kapal yang menggunakan jasa fasilitas

pelabuhan.

c. Petugas Pelayaran

Petugas pelayaran bertugas untuk mengambil tiket dari pemakai jasa saat akan

menaiki kapal. Setelah 1x24 jam tiket tersebut dikumpulkan yang kemudian

dibuat pelaporannya kepada Gedung Sentral (GS).

d. Gedung Sentral (GS)

Setelah kapal berangkat petugas pelayaran melakukan klaim di GS sekaligus

menyerahkan tiket kepada petugas GS. Di GS petugas membuat laporan hasil

penjualan dan menbandingkan data antara tiket yang terjual pada PT ASDP

Cabang Merak dengan data penjualan tiket kapal. Apabila terjadi perbedaan data

makan dilakukan klaim atas data tiket terjual tersebut.

e. Serahkan ke Keuangan

Page 43: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

43

Setelah diperiksa oleh petugas GS, maka tiket-tiket tersebut diserahkan kembali

kepada petugas keuangan untuk dilakukan aktivasi kembali sehingga tiket tersebut

dapat digunakan untuk dijual kembali.

3. Prosedur Klaim E-Ticketing

Apabila terjadi klaim terhadap tiket, yang dilakukan adalah :

a. Terjadinya suatu klaim atas tiket yaitu akibat dari berbedanya hasil laporan

penjualan antara laporan penjualan tiket yang berada di Gedung Sentral (GS)

dengan laporan keuangan kapal.

b. Apabila memang terjadi perbedaan antara dua laporan hasil penjualan tiket

tersebut maka timbulah suatu klaim atas tiket.

c. Klaim atas tiket dilaporkan kepada operator kapal kemudian diterima oleh

kolektor/Gedung Sentral.

d. Gedung Sentral akan mengecek kebenaran laporan penjualan tiket tersebut.

e. Dan apabila memang ada terjadi perbedaan maka klaim atas tiket tersebut

dilaporkan kepada bagian keuangan dan bagian operasi.

f. Tetapi apabila tidak terjadinya suatu klaim atas tiket tersebut maka data yang

dibuat oleh kolektor/Gedung Sentral langsung dilaporkan saja kepada operator

kapal.

4. Prosedur Pelaporan E-Ticketing

a. Bagian akuntansi menerima dokumen penjualan tiket dari Gedung Sentral (GS).

Page 44: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

44

b. Bagian akuntansi membuat jurnal penjualan dan mencatat transaksi tersebut

dibuku besar penerimaan kas.

c. Setelah hasil penjualan dicatat di buku besar kemudian bagian akuntansi

membuat laporan hasil penjualan tiket.

d. Bagian keuangan kemudian melaporkan hasil laporan tersebut untuk di serahkan

kepada Manajer Keuangan untuk diperiksa yang kemudian akan dilaporkan

kepada Pemimpin Cabang.

III.2 Desain Penelitian

Dalam penulisan skripsi yang pertama dilakukan adalah mendapatkan data serta

informasi yang akurat dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

III.2.1 Sifat Penelitian

Dalam penelitian supaya lebih terfokus untuk penelitian kualitatif maka digunakan

penelitian bersifat deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta memberikan gambaran dan

analisis mengenai masalah-masalah yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup

jelas atas objek yang diteliti.

III.2.2 Lokasi Penelitian

Page 45: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

45

Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan jasa penyeberangan laut yang bernama PT

ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak yang bertempat di Jl. Raya Pelabuhan Merak,

Merak – Banten.

III.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data

yang diperlukan. Untuk memperoleh data dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan dua

metode penelitian yaitu:

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku, catatan-catatan selama kuliah

serta sumber-sumber lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang dibahas dalam

skripsi ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data sebagai dasar

penyusunan teori dan pengertian atas masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan cara peninjauan langsung ke PT ASDP Indonesia Ferry

(Persero) Cabang Merak yang berlokasi di Merak – Banten untuk mendapatkan gambaran

yang objektif dari perusahaan tersebut.

Dalam hal ini penulis mempergunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Observasi

Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap

masalah yang ingin penulis ketahui. Dimana penulis datang langsung ke PT

ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak untuk mengetahui secara umum

Page 46: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

46

tentang lokasi serta gambaran umum perusahaan yang diteliti. Selain itu penulis

juga memperoleh secara langsung data-data yang diperlukan.

b. Wawancara

Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pimpinan dan staff perusahaan

sehubungan dengan masalah yang diteliti guna mendapatkan data yang lengkap.

c. Dokumentasi

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan

catatan-catatan perusahaan yang kemudian membandingkan dengan praktek-

praktek yang terjadi di PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak yang

berhubungan dengan sistem pengendalian internal penjualan.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

47

Struktur Organisasi

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak

Gambar 3.1

Sumber: PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak

Page 48: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

Sumbber : PT AS

Ga

SDP Indone

ambar 3.2

esia Ferry (PPersero) Ca

abang Merak

48

Page 49: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

49

PROSEDUR PERMINTAAN DAN PENERIMAAN BLANGKO E-TICKETNG

Keterangan :

: Alur Penerimaan

: Alur Permintaan.

Gambar 3.3

Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak

Divisi Usaha

Pelabuhan

Biro

Logistik

Pengiriman

Themal Paper

Bagian Keuangan

Stock Besar

Bagian Operasi

Stock Kecil

Thermal

Paper Form

Thermal

Paper Form

Supevisi

KANTOR PUSAT

KANTOR CABANG

LAPANGAN

Page 50: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

50

PROSEDUR PENJUALAN E-TICKETING

Gambar 3.4

Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak

Mulai

Loket

Penumpang

Loket

Penumpang

Loket

Penumpang

Loket

Penumpang

Supervisi

Laporan

Penjualan

Kolektor /

Gedung

Sentral

Check tidak

ya

Bagian

Keuangan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

51

PROSEDUR KLAIM E-TICKETING

Gambar 3.5

Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak

Mulai

Operator Kapal

RF ID Card

Kolektor /

Gedung Sentral

(GS)

Check

Data base

Storage

Potongan

tiket

Bagian

Operasi

Bagian

Keuangan

tidak

ya

Manual Proses

Page 52: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

52

PROSEDUR PELAPORAN E-TICKETING

Gambar 3.6

Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak

Mulai

Data base

Server

Bagian

Keuangan

Bagian

Operasi

Miror Data base

Server

Divisi Usaha Pelabuhan

KANTOR PUSAT

Kantor Cabang

Kantor Pusat Cross check report

VPN

Internet Cloud

Page 53: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

53

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Perencanaan Evaluasi

Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih

dahulu. Tujuan dilakukan perencanaan evaluasi yaitu untuk memperoleh bahan bukti yang

cukup, mengidentifikasi kelemahan dan menghindari salah pengertian dengan pihak terkait.

IV.2 Tujuan Pelaksanaan Evaluasi

Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap pengendalian internal atas penjualan adalah :

1. Untuk mengidentifikasi kegiatan operasional terkait proses penjualan E-ticketing.

2. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian internal yang cukup atas penjualan pada

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, secara khusus terutama pada

kegiatan penjualan E-ticketing.

3. Untuk mengevaluasi kelemahan-kelemahan operasional penjualan E-ticketing yang ada di

perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Pembahasan evaluasi pengendalian internal atas fungsi penjualan E-ticketing pada PT

ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan dan

pengujian bukti audit.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

54

IV.3 Pengumpulan Bukti

Pengumpulan bukti dilakukan dengan beberapa cara. Adapun sumber informasi yang

diperoleh hanya sebatas mengenai sistem pengendalian internal atas penjualan E-ticketing.

Sehingga secara keseluruhan, pengumpulan bukti dilakukan dengan cara :

1. Wawancara

Melakukan wawancara dengan Bagian Keuangan untuk memperoleh informasi umum

mengenai pengendalian internal dalam fungsi penjualan, selain itu wawancara juga dilakukan

dengan Bagian Operasional dan Supervisor PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak

untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan penjualan E-ticketing yang dilakukan oleh PT

ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak.

2. Observasi

Setelah melakukan wawancara dengan bagian Keuangan, memperoleh pemahaman dari

prosedur penjualan dan dokumen yang diberikan, penulis juga melakukan pengamatan atas

aktivitas penjualan E-ticketing dan melihat secara langsung ada / tidaknya pengendalian internal

dan bagaimana pelaksanaannya oleh karyawan.

3. Dokumentasi

Mempelajari tahap-tahap prosedur penjualan E-ticketing, selain itu juga dilakukan

pemeriksaan atas bukti-bukti pendukung yang digunakan oleh bagian Keuangan.

IV.4 Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Pada Siklus Pendapatan

Penjualan dan penerimaan kas adalah dua fungsi yang terdapat dalam siklus

pendapatan. Oleh karena itu sebelum menguraikan dan membahas penerapan pengendalian

Page 55: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

55

internal atas penjualan dan penerimaan kas, penulis akan terlebih dahulu membahas

pengendalian internal pada siklus pendapatan secara keseluruhan.

Siklus pendapatan adalah siklus yang terdiri dari aktivitas terkait dengan pertukaran

barang dagangan dan jasa dengan customer dan penerimaan kas dengan penjualan. Secara

khusus pada perusahaan jasa seperti PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, siklus

pendapatan terdiri dari fungsi penjualan tunai dan penerimaan kas.

Pada kegiatan utama perusahaan, yaitu perusahaan jasa seperti PT ASDP Indonesia

Ferry (Persero) Cabang Merak, transaksi penjualannya yaitu dilakukan secara tunai. Pembayaran

tunai yaitu pembayaran dengan uang tunai, yang kemudian dimasukkan ke dalam file

penerimaan kas.

Dalam bab ini, penulis akan melakukan evaluasi sistem pengendalian internal pada

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak dengan menggunakan pendekatan COSO

yaitu lingkungan pengendalian (control environment), penilaian risiko (risk assessment),

aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information and

communication) dan pemantauan (monitoring).

IV.5 Evaluasi Pengendalian Internal atas Siklus Penjualan

IV.5.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang

mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan juga pemilik

suatu satuan usaha terhadap pengendalian. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa pengendalian

internal yang efektif bergantung dari bagaimana perusahaan mempengaruhi perilaku dari

Page 56: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

56

manajemen. Disini peneliti akan melakukan evaluasi terhadap komponen dari aktivitas penjualan

E-ticketing.

1. Integritas dan nilai etika

Integritas dan nilai etika dinilai penulis pada saat melakukan observasi dan

wawancara. Dalam penerapannya, integritas dan nilai etika berarti sikap seseorang dalam

melakukan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. PT ASDP Cabang Merak telah menerapkan suatu standar yang

tinggi dari integritas dan nilai etika sebagai bagian dari manajer bisnis. Untuk itu, agar standar

tersebut terlaksana dengan semestinya maka PT ASDP Cabang Merak menekankan kepada

semua personel organisasi agar pada setiap bagian personel, bekerja sesuai peraturan yang

telah berlaku di perusahaan.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, ditemukan beberapa

hal yang telah dilaksanakan oleh perusahaan terkait dengan integritas dan nilai etika, yaitu :

a. Sikap staf yang selalu siap dan cermat dalam menjawab setiap pertanyaan yang

diberikan oleh penulis seputar topik skripsi yang dibahas dan penerapan secara khusus

dalam penelitian yang dilakukan mahasiswa.

b. Perusahaan telah membuat kebijakan yang sesuai dengan praktik bisnis yang

diharapkan.

Evaluasi penulis hanya sebatas tingkat kesadaran karyawan akan pengendalian internal.

Para karyawan seharusnya lebih sadar dalam menjaga integritas dan nilai etika dalam

perusahaan. Oleh karena itu, manajemen harus lebih ketat dalam menjaga integritas dan nilai

etika terhadap proses penjualan yang dilaksanakan oleh para karyawan terutama terkait dengan

pengendalian internal.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

57

2. Struktur Organisasi dan pembagian wewenang & tanggungjawab

Mengacu pada pendapat Boynton (2001), struktur organisasi dikatakan baik jika

mampu membantu perusahaan untuk memenuhi tujuannya dan membantu melaksanakan

aktivitas-aktivitasnya. Sistem pengendalian dikatakan baik jika didukung dengan struktur

organisasi yang baik pula. Oleh karena itu, PT ASDP Cabang Merak membutuhkan pemisahan

fungsi dan pembagian tugas yang jelas dalam organisasi internal yang terkait dengan penjualan

E-ticketing. Bagian-bagian yang tekait dalam sistem penjualan E-ticketing pada PT ASDP

Cabang Merak meliputi : bagian operasional, bagian keuangan, bagian supervisi dan bagian

akuntansi.

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT ASDP Cabang Merak adalah struktur

organisasi berbentuk garis, dimana karyawan hanya menerima perintah kerja dan bertanggung

jawab langsung kepada atasannya. Rentang kendali pada tiap fungsi perusahaan juga relatif

kecil, hal ini dipergunakan perusahaan agar memudahkan proses pengendalian, sehingga

kecurangan relatif dapat dihindari.

3. Filosofi dan gaya manajemen

Filosofi dan gaya manajemen yang digunakan oleh PT ASDP Cabang Merak sudah

cukup baik, hal ini dapat dibuktikan karena antara atasan dan bawahan saling berhubungan

dengan baik, dan juga diantara atasan dan bawahan saling mendukung satu sama lain, saling

memberikan masukan dan juga motivasi diantara kedua belah pihak dalam melaksanakan

pekerjaannya. Hal ini dilakukan oleh PT ASDP Cabang Merak agar didalam lingkungan

pekerjaan adanya suatu suasana yang nyaman antara para personel didalam perusahaan.

Dengan begitu, gaya manajemen yang diterapkan mendukung para karyawan dalam melakukan

pekerjaannya.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

58

4. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Perusahaan telah mempunyai kebijakan dan praktik sumber daya manusia untuk

merekrut karyawan sampai kepada pembayaran gaji karyawan. Dari hasil wawancara yang

penulis lakukan, diperoleh beberapa temuan terkait dengan pelaksanaan kebijakan dan praktik

sumber daya manusia dalam perusahaan, yaitu :

a. Perusahaan menerapkan tingkat pendisiplinan karyawan.

Terdapat tingkat pendisiplinan yang cukup ketat terhadap perilaku karyawan, seperti :

adanya sistem absen fingerprint dan pemberian surat peringatan 1,2 dan 3 kepada

karyawan yang melakukan pelanggaran, sehingga karyawan dapat termotivasi untuk

meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja.

b. Hubungan kemitraan perusahaan dengan karyawan

Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. Bagi PT ASDP Cabang

Merak sekalipun tidak mempunyai pengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan,

karyawan adalah aset yang paling banyak kuantitasnya dalam perusahaan. Selain

komunikasi yang lancar antara perusahaan dengan karyawan, perhatian yang diberikan

perusahaan kepada hak-hak karyawan dapat menciptakan hubungan yang baik antara

perusahaan dengan karyawan.

IV.5.2 Evaluasi Penilaian Risiko

Risiko yang mungkin timbul telah diidentifikasi, dianalisis dan dikelola dengan cukup

baik oleh perusahaan, sehingga dapat mempermudah pelaksanaan pengendalian internal dan

mengurangi penyimpangan pada perusahaan. Meskipun demikian, masih ada beberapa catatan

dari penulis mengenai apa yang seharusnya diperbaiki, khususnya dalam hal pelaksanaan

pengendalian internalnya.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

59

Dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, risiko yang mungkin

timbul disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini, beserta temuan dan evaluasi yang

dikemukan oleh penulis, yaitu :

1. Tiket yang tidak terbaca oleh sistem

Hal ini kerapkali terjadi akibat dari kelalaian yang dilakukan oleh petugas loket.

Sehingga hal tersebut berakibat terhadap berkurangnya pendapatan. Untuk itu, perusahaan

saat ini masih terus melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan atas pengendalian internal

yang telah berjalan agar risiko tersebut dapat dihindari.

2. Adanya tiket expired

Dalam pelaksanaannya, perusahaan telah bekerja keras agar tiket expired ditiadakan.

Tetapi di sisi lain, masih ada beberapa karyawan yang melakukan kecurangan dengan

menjual tiket expired kepada pemakai jasa. Dalam hal ini, evaluasi yang penulis berikan yaitu

sebaiknya perusahaan melakukan control yang lebih ketat lagi terhadap karyawan yang

berhubungan langsung dengan bagian penjualan tiket.

3. Pencurian di bagian toll gate

Hal seperti ini banyak terjadi di bagian toll gate walaupun telah memiliki sistem

pengamanan yang baik, tetapi kerapkali sering terjadi kecurangan yang dilakukan oleh

petugas. Hal tersebut memang cukup sulit dihindari karena terkait dengan tingkat kesadaran

dan pengendalian dari para karyawan.

Dari hasil observasi, penulis memperoleh beberapa hal yang dapat dilakukan dan

sudah dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah pencurian tersebut, seperti :

a. Memperketat penjagaan dan pengawasan di sekitar toll gate.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

60

b. Memasang kamera CCTV yang dapat memantau gerak-gerik petugas toll gate yang

mencurigakan. Dalam pelaksanaannya, CCTV dipantau langsung oleh bagian keamanan.

Beberapa kasus yang ditemui adalah pencurian terjadi karena kurangnya pengawasan

keamanan dari perusahaan. Hal - hal ini harus lebih menjadi perhatian lebih ekstra bagi

perusahaan karena jika terjadi pencurian secara terus menerus dapat merugikan perusahaan.

4. Adanya human error

Hal-hal seperti pencurian kas ataupun kesalahan perhitungan kas kerapkali masih sering

terjadi. Hal ini disebabkan akibat adanya human error yang kurang teliti dalam melakukan

perhitungan secara manual terhadap jumlah kas tunai yang diterima. Sehingga dengan adanya

risiko tersebut, perusahaan melakukan tindakan untuk perbaikan pengendalian internal agar

pencurian dan penggelapan kas dapat dihindari.

IV.5.3 Evaluasi Aktivitas Pengendalian

Evaluasi terhadap aktivitas pengendalian internal penjualan meliputi :

1. Evaluasi terhadap pemisahan tugas yang memadai

Pembagian internal penjualan dilaksanakan melalui suatu organisasi yang mengatur

pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab yang tepat, serta koordinasi yang sehat antara

fungsi yang ada. Pembagian tugas dapat tercapai secara efektif jika dituangkan secara tertulis.

Pemisahan tugas dapat mengurangi ketidakberesan yang mungkin terjadi karena antara bagian

pencatatan dan pelaksana dilakukan oleh bidang yang berbeda. Selain itu pemisahan tugas dapat

dijadikan sebagai alat pengawasan antara bagian yang satu dengan yang lain. Sistem

pengendalian internal struktur organisasi perusahaan menggambarkan sejauh mana upaya-upaya

pengendalian di dalam perusahaan telah dilaksanakan secara baik.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

61

Pembagian tugas dan wewenang dalam perusahaan ini sudah cukup memadai, dapat

dikatakan demikian karena:

a. Fungsi penjualan terpisah dari fungsi penerimaan kas

Pada sistem penjualan perusahaan, fungsi penjualan dan kas telah dipisah. Fungsi penjualan

dilakukan oleh bagian Supervisor dan fungsi kas dilakukan oleh bagian Keuangan. Dengan

adanya pemisahan fungsi ini dimaksudkan untuk melindungi perusahaan dari adanya

kecurangan hasil penjualan yang dilakukan oleh karyawan. Contoh kasus : jika karyawan

yang bertugas melakukan penjualan juga bertugas menerima kas, ada kemungkinan karyawan

tersebut menerima uang tunai atas penjualan tetapi tidak dicatat sebagai penerimaan kas

perusahaan. Sehingga apabila hal tersebut dilakukan secara terus menerus maka akan

merugikan pendapatan perusahaan.

b. Fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi keuangan

Dari hasil wawancara dengan bagian keuangan, ditemukan bahwa fungsi penerimaan kas yang

berfungsi menerima pembayaran tunai dan menjaga penyimpanan kas terpisah dengan fungsi

keuangan yang bertugas memonitor kas yang masuk ke perusahaan dan ada tidaknya kas

untuk pengeluaran perusahaan.

Hal ini dilakukan perusahaan supaya fungsi keuangan dapat melakukan pengawasan terhadap

jumlah kas yang masuk dan keluar dari kas perusahaan yang dipegang oleh fungsi keuangan.

Dalam hal ini fungsi keuangan berfungsi sebagai internal check dari fungsi penerimaan kas,

karena kas yang diterima oleh fungsi penerimaan kas akan juga masuk kedalam kas keuangan

perusahaan.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

62

c. Fungsi keuangan terpisah dari fungsi akuntansi

Perusahaan telah melakukan pengendalian internal yang baik dalam pemisahan fungsi ini.

Fungsi keuangan berada di bagian keuangan yang bertugas terhadap pengawasan kas

perusahaan dan fungsi akuntansi bertanggungjawab atas pencatatan atas transaksi serta

laporan harian penjualan.

Penulis menyimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan pemisahan fungsi yang baik.

Dengan adanya pemisahan fungsi, hal-hal seperti : kesalahan pencatatan kas, perhitungan kas

ataupun pencurian kas dapat dicegah maupun segera ditanggulangi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan penulis, ditemukan masih ada beberapa

kelemahan yang terdapat dalam sistem penjualan pada PT ASDP Cabang Merak, diantaranya :

1) Karyawan salah memberikan golongan E-Ticketing.

Dalam melaksanakan kegiatan penjualan ditemukan bahwa terdapat beberapa karyawan

khususnya bagian toll gate atau petugas loket yang salah dalam memberikan golongan E-

ticketing kepada pemakai jasa penyeberangan.

Seharusnya karyawan menjual tiket sesuai dengan golongan tiket yang diperlukan oleh

pemakai jasa.

Karyawan kurang pemahaman akan cara kerja mesin terkait dengan E-ticketing, dan

kurang mengerti dalam melakukan scan E-ticketing sehingga menimbulkan kesalahan dalam

memberikan golongan E-ticketing kepada pemakai jasa penyeberangan.

Akibatnya dengan adanya hal tersebut dapat mempengaruhi kelancaran proses transaksi

penjualan E-ticketing.

Perusahaan seharusnya terlebih dahulu memberikan training bagi karyawan, khususnya

bagian toll gate mengenai cara kerja alat scan E-ticketing. Hal ini dilakukan agar dapat

Page 63: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

63

meningkatkan kualitas sumber daya manuasia dalam perusahaan sehingga dapat

meminimalisir kesalahan dalam memberikan golongan E-ticketing.

2) Perusahaan belum memiliki prosedur penjualan secara tertulis yang jelas.

Perusahaan memang memiliki prosedur penjualan tetapi tidak memiliki penjelasan secara

tetulis mengenai prosedur tersebut. Prosedur penjualan yang dimiliki dan sedang berjalan juga

kurang sesuai dengan standar yang seharusnya. Selain itu, perusahaan juga belum memilki

flowchart terkait dengan prosedur kegiatan penjualannya dan tidak selalu mengupdate standar

prosedur yang ada apabila terdapat beberapa kebijakan yang berubah.

Prosedur penjualan secara tertulis harus dibuat dan diperbaharui secara berkala apabila

terjadi perubahan agar lebih memperjelas tugas setiap fungsi yang terkait di dalamnya dan

memudahkan perusahaan menjalankan kegiatan penjualannya. Selain itu, perusahaan seharusnya

membuat flowchart sebagai pendukung dalam melaksanakan pendistribusian dokumen-dokumen

yang ada dan bagian –bagian atas dokumen tersebut terlihat lebih jelas.

Perusahaan merasa tidak perlu membuat prosedur secara tertulis karena prosedur yang

ada sudah berjalan dengan baik. Prosedur tersebut ditetapkan oleh manajer dan disampaikan

secara lisan kepada karyawan. Perusahaan merasa komunikasi secara lisan kepada karyawana

akan lebih mudah untuk dimengerti melalui praktek langsung.

Dengan tidak adanya prosedur penjualan secara tertulis, kegiatan operasional penjualan

bisa saja berjalan kurang efektif dan menyebabkan pengendalian internal menjadi lemah karena

pedoman atau prosedur yang ada kurang jelas dan tidak ada penjelasan secara terulis untuk

Page 64: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

64

aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku di perusahaan. Hal ini juga memungkinkan

terjadinya ketidaksesuaian antara prosedur yang ditetapkan dengan prosedur yang berjalan.

Dari kondisi tersebut, perusahaan sebaiknya perlu membuat suatu standar prosedur

penjualan secara tertulis berupa Standard Operating Procedure (SOP) agar kinerja perusahaan

dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Selain itu, perusahaan juga agar membuat flowchart

sebagai data pendukung sebagai bagan alir kegiatan penjualan E-ticketing. Sehingga dengan

adanya SOP dan flowchart akan lebih dapat mencegah terjadinya perangkapan tugas dan

kesalahan pendistribusian dokumen-dokumen terkait penjualan E-ticketing.

3) Perusahaan tidak memiliki internal auditor yang independen untuk mengawasi

kegiatan penjualan yang berjalan di perusahaan.

Perusahaan tidak memiliki bagian khusus atau orang khusus yang berfungsi sebagai

internal auditor untuk mengawasi dan mengevaluasi pengendalian internal kegiatan yang sedang

berjalan di perusahaan terutama kegiatan penjualan. Hasil pekerjaan yang dilakukan oleh para

karyawan perusahaan hanya diperiksa dan diawasi oleh masing-masing atasannya dan auditor

eksternal yang disewa oleh perusahaan.

Perusahaan seharusnya memiliki internal auditor yang independen yang dapat

meningkatkan dan memperbaiki pengendalian internal di perusahaan dan mengawasi kegiatan

penjualan di kantor pusat dan kantor cabang untuk meyakinkan apakah pelaksanaan operasi

perusahaan telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

perusahaan.

Hal ini disebabkan karena perusahaan merasa tidak perlu memiliki internal auditor yang

independen karena perusahaan merasa cukup menyewa auditor dari luar dalam memeriksa

Page 65: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

65

kegiatan dari keuangan perusahaan. Untuk mengawasi pengendalian internal perusahaan hanya

dilakukan oleh para manajer saja.

Dengan kondisi seperti ini akan mengakibatkan kemungkinan terdapat beberapa

kelemahan pada pengendalian internal yang berjalan di perusahaan dan keraguan terhadap

kebenaran laporan yang dibuat dengan data - data yang dapat dimanipulasi sehingga terjadinya

penyimpangan dan kecurangan yang akhirnya merugikan perusahaan. Dengan keadaan tersebut

manajemen sulit untuk mengetahui apakah kegiatan operasional perusahaan benar-benar

dijalankan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.

Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan adanya suatu pengendalian dan pengawasan

terhadap kegiatan perusahaan dengan membentuk internal auditor yang independen dalam

memeriksa dam menilai setiap tugas-tugas yang dilakukan oleh masing-masing bagian. Dengan

internal auditor, pengendalian atas pelaksanaan serta pertanggungjawaban kegiatan operasi

perusahaan akan lebih baik.

2. Evaluasi terhadap otorisasi yang sesuai dari transaksi dan aktivitas

Dalam suatu perusahaan, setiap transaksi yang terjadi harus berdasarkan atas otorisasi

dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Catatan,

formulir dan dokumen merupakan media yang digunakan untuk merekam dan mencatat

terjadinya transaksi. Oleh karena itu, penggunaanya harus diawasi sedemikian rupa agar dalam

pelaksanaannya transaksi tersebut diotorisasi secara jelas dan sesuai.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis, ditemukan bahwa sistem otorisasi

atas prosedur penjualan E-ticketing yang dilakukan oleh PT ASDP Cabang Merak sudah cukup

baik, hal dapat diketahui, diantaranya yaitu :

Page 66: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

66

a. Setiap transaksi penjualan, data disimpan dalam database dan dipantau langsung

kegiatannya oleh bagian supervisor.

b. Setelah kapal berangkat, petugas pelayaran menyerahkan E-ticketing ke bagian gedung

sentral (GS) untuk dilakukan penghitungan atas E-ticketing yang terjual.

c. Setelah melakukan penghitungan atas E-ticketing yang terjual, maka petugas GS membuat

rekapitulasi hasil penjualan E-ticketing untuk diserahkan ke bagian keuangan dan

perusahaan pelayaran yang sudah diotorisasi oleh petugas GS.

d. Apabila terjadi suatu klaim, maka pihak ASDP dan Pelayaran dapat mengajukan klaim

kepada bagian GS setelah mendapatkan persetujuan dari kepala cabang masing - masing

perusahaan.

Dengan adanya sistem otorisasi ini diharapkan dapat menunjang terwujudnya sistem

pengendalian internal yang memadai. Hal ini diperlukan untuk menghindari kesalahan atau

kecurangan yang mungkin terjadi disebabkan oleh faktor internal.

3. Evaluasi terhadap dokumen dan catatan yang memadai.

Menurut Boynton (2001), ”dokumen dan catatan adalah hasil representasi proses

informasi dan komunikasi, yang menyediakan bukti audit yang penting”. Dokumen

menyediakan bukti berkaitan dengan keterjadian dari transaksi dan harga, karakteristik dan

jangka waktu transaksi. Contoh dari dokumen : form permintaan tiket, form penjualan tiket,

dan form atas klaim. Ketika dokumen diotorisasi baik dengan tanda tangan ataupun stampel

dari pihak yang berwenang, maka dokumen menyediakan dasar penetapan tanggungjawab

dalam mengotorisasi dan mencatat transaksi. Catatan mencakup daftar gaji karyawan, dan

laporan penjualan tiket yang sudah diotorisasi oleh bagian keuangan.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

67

Dari hasil observasi perusahaan dan wawancara dengan bagian keuangan, penulis

menemukan beberapa temuan terkait dokumen dan catatan yang memadai. Dibawah ini

diuraikan beberapa penggunaan dokumen dan catatan yang telah sesuai dan memadai :

a. Membuat laporan produksi dan pendapatan hasil penjualan tiket, laporan tersebut dibuat

menjadi :

1) Laporan penjualan tiket penumpang

2) Laporan penjualan tiket kendaraan penumpang

3) Laporan penjualan tiket kendaraan barang

4) Laporan penjualan tiket non terpadu per shift

5) Laporan penjualan tiket terpadu per shift

Dimana semua laporan tersebut dipertanggungjawabkan oleh bagian Supervisi.

b. Membuat Laporan Produksi dan Pendapatan Secara Berkala

1) Membuat laporan harian produksi dan pendapatan pelabuhan, dimana manajer

operasional sebagai penanggungjawabnya.

2) Membuat laporan bulanan produksi dan pendapatan pelabuhan, dan laporan jasa

pelabuhan , dimana pemimpin cabang sebagai pihak yang bertanggungjawab.

c. Membuat Laporan Saldo dan Pemusnahan Bonggol Tiket

1) Membuat laporan saldo tiket stock besar, laporan saldo tiket stock kecil, dan laporan

saldo tiket loket, dimana pemimpin cabang / manajer operasional sebagai pihak yang

bertanggungjawab.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

68

2) Jika terdapat tiket rusak / tidak tercetak, dibuat laporan bulanan,

dipertanggungjawabkan oleh manajer operasional.

Hal ini membuktikan bahwa perusahaan, secara khusus bagian penjualan telah

memiliki pengendalian internal yang baik. Dengan adanya dokumen penjualan tiket akan

memudahkan pengendalian internal atas dokumen yang hilang dan sebagai bantuan dalam

mencari dokumen ketika mereka diperlukan di kemudian hari. Hal ini sangat mempengaruhi

sasarab penetapan waktu, kelengkapan dan keterjadian bukti audit yang terkait dengan

masalah yang ada.

4. Evaluasi terhadap pengendalian fisik atas aset dan catatan.

PT ASDP Cabang Merak telah menerapkan pengendalian fisik yang baik atas aset dan

catatannya. Dari hasil observasi dan wawancara dengan bagian keuangan, penulis menemukan

pengendalian fisik atas aset dan catatan yang telah diterapkan dengan baik oleh perusahaan,

yaitu :

a. Perusahaan secara berkala membuat salinan pendukung dari program dan data-data arsip

penjualan ke file kantor pusat.

Dari hasil wawancara penulis dengan bagian keuangan, ditemukan bahwa

perusahaan telah membuat salinan pendukung / back up data dari program dan data-data

arsip penjualan ke file kantor pusat.

Pada umumnya, semua perusahaan harus mempunyai back up data atau salinan

data sebagai data cadangan apabila sewaktu – waktu data asli hilang. Dengan

adanya back up data di setiap penjualan E-ticketing, perusahaan dapat melakukan

pengecekan secara berkala terhadap pendapatan perusahaan dan melakukan penelusuran

secara detail ke data laporan penjualan jika diperlukan.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

69

Hal ini mencerminkan adanya transaction trail yang baik didalam aktivitas

penjualan perusahaan untuk dilakukan penelusuran atas transaksi penjualan yang terjadi.

Perusahaan dalam hal ini, sebaiknya back up data penjualan disimpan dalam file

khusus penjualan E-ticketing dan setiap karyawan yang berhubungan langsung dengan

bagian penjualan E-ticketing menyimpan salinan data tersebut.

5. Perusahaan sudah melakukan perlindungan fisik terhadap dokumen-dokumen / catatan-

catatan pendukung dalam aktivitas penjualan.

Hal ini dapat diketahui karena dokumen dan catatan penjualan E-ticketing tersebut

disimpan dengan baik dan rapi oleh masing-masing bagian di dalam perusahaan yang

bertanggungjawab atas dokumen dan catatan tersebut.

Dokumen dan catatan seperti form laporan penjualan tiket, form laporan

pendapatan dan form laporan saldo telah disimpan rapi di dalam rak dan berurutan sesuai

print number dan tanggal.

Hal ini dilakukan agar proses pencatatan berjalan baik, dan ketika akan dilakukan

pengecekan dan pencocokan, masing-masing bagian dalam perusahaan dapat

melaksanakannya dengan baik.

Dengan adanya hal tersebut dapat memudahkan karyawan dalam mencari data

yang dibutuhkan.

Bagi penulis apa yang sudah perusahaan lakukan sudah dianggap baik karena

dengan adanya penyimpanan data yaang tertata rapi tersebut mencerminkan pengendalian

yang baik terhadap perlindungan aset fisik perusahaan.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

70

IV.5.4 Evaluasi Informasi dan Komunikasi

Berdasarkan studi dokumentasi yang penulis lakukan, didapatkan temuan terkait

dengan penerapan informasi dan komunikasi pada perusahaan, diantaranya:

1. Perusahaan telah memiliki sistem akuntansi.

Hal ini ditunjukkan dengan tersedianya prosedur penjualan untuk transaksi penjualan

E-ticketing secara tunai. Prosedur penjualan menggambarkan arus informasi yang baik guna

proses transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai dasar untuk menetapkan

pengendalian internal kunci pada setiap aktivitasnya, menetapkan risiko pengendalian dan

mengukur efisiensi dan efektivitas operasi penjualan dan penerimaan kas.

Hal ini dipandang baik oleh penulis karena pada setiap perusahaan harus terdapat

prosedur penjualan sebagai dasar bagi perusahaan dalam melakukan aktivirasnya. Dari hasil

pengamatan di perusahaan, penulis menyimpulkan bahwa sistem atau prosedur yang dibuat

telah sesuai dengan fungsi dan hasil yang diharapkan. Contoh : adanya fungsi otorisasi

penjualan yaitu manajer keuangan pada prosedur penjualan, dibuat untuk mencegah adanya

kecurangan.

2. Prosedur dan kebijakan yang dibuat telah memudahkan karyawan dalam melakukan kegiatan

operasional perusahaan.

Dari hasil wawancara dan observasi terkait pelaksanaan prosedur penjualan, penulis

menemukan bahwa prosedur dan kebijakan yang dibuat telah memudahkan karyawan dalam

melakukan kegiatan operasional perusahaan. Contohnya : prosedur penjualan yang

menjelaskan tentang pencatatan. Bagian asisten manajer keuangan melakuka pencatatan

pendapatan atas penjualan setiap harinya. Sehingga hal ini memudahkan bagian keuangan

Page 71: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

71

untuk tidak melakukan pengecekan ulang terhadap sah / tidaknya laporan atas pencatatan

penjualan E-ticketing.

Berdasarkan wawancara dan observasi ke perusahaan, penulis menemukan

kelemahan terkait dengan informasi dan komunikasi perusahaan, yaitu :

a. Masih terjadi error pada alat scan E-ticketing yang digunakan

Penulis menemukan bahwa sistem yang digunakan untuk pemprosesan penjualan

E-ticketing perlu mendapatkan control yang lebih baik.

Seharusnya perusahaan cepat dan tanggap apabila sewaktu – waktu terjadi error

pada alat scan E-ticketing.

Sebab apabila perusahaan tidak segera mungkin memperbaiki alat tersebut maka

data penjualan E-ticketing dapat tidak tersave secara langsung di database penjualan

perusahaan.

Sehingga mengakibatkan kegiatan penjualan E-ticketing dapat terganggu dan juga

perusahaan dapat dirugikan akibat adanya kejadian tersebut.

Sebaiknya bagian khusus yang menangani alat scan seperti bagian Supervisor

maupun pihak IT perusahaan dapat segera mungkin melakukan revisi secara berkala

terhadap alat ataupun sistem yang digunakan agar dapat meningkatkan kinerja atas alat

scan E-ticketing tersebut.

IV.5.5 Evaluasi Pemantauan

Dalam perusahaan fungsi pemantauan ini dilakukan oleh para manajer dalam

perusahaan, juga dibantui oleh koordinator masing-masing.

1. Pemeriksaan atas kelengkapan dan keabsahan dokumen telah dilakukan secara berkala.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

72

Dari hasil wawancara dengan bagian keuangan, disimpulkan bahwa perusahaan telah

melakukan pemeriksaan secara berkala atas kelengkapan dan keabsahan dokumen.

Contohnya adalah pada setiap transaksi penjualan, petugas toll gate menginput data

penjualan tiket langsung pada sistem e-ticket, sehingga otomatis data penjualan tersave di

komputer. Hal ini dimaksudkan untuk menyediakan transaction trail dan backup data

penjualan.

Dengan adanya pemeriksaan atas kelengkapan dan keabsahan dokumen, trust dan

keandalan data akuntansi akan semakin terjaga dengan baik. Apabila hal ini dilakukan secara

terus menerus oleh pihak perusahaan, maka salah saji potensial dan kecurangan dapat

dicegah.

2. Perusahaan telah menetapkan sanksi atas pelanggaran yang dibuat oleh karyawan, baik yang

disengaja ataupun yang tidak disengaja.

Berdasarkan hasil wawancara ke bagian operasional, penulis menemukan bahwa

perusahaan telah menetapkan sanksi-sanksi yang tegas guna mencegah dan menanggulangi

pelanggaran yang mungkin dilakukanoleh karyawan.

Di dalam prosedur dijelaskan dengan lengkap tentang kewajiban pekerja, larangan

dan sanksi yang diberikan jika karyawan melakukan pelanggaran. Adapun peringatan / sanksi

atas kesalahan atau pelanggaran yang diberikan kepada pekerja dapat berupa :

a. Teguran / peringatan lisan

Teguran / peringatan lisan diberikan oleh atasan langsung / pimpinan yang berwenang

untuk kesalahan / pelanggaran yang bersifat ringan / umum yang masih dapat diperbaiki

dan dicatat dalam personal record pekerja yang bersangkutan.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

73

b. Peringatan tertulis

Peringatan tertulis diberikan secara tertulis oleh atasan / pimpinan langsung kepada

pekerja yang bersangkutan. Peringatan tertulis terdiri dari surat peringatan 1 – 3 sesuai

dengan berat / ringannya jenis pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja.

Dengan adanya kewajiban / standar pekerjaan, larangan dan sanksi baik secara lisan

dan tertulis, perusahaaan mengharapkan respon positif dari setiap karyawan untuk

bertindak dengan lebih professional lagi dalam melakukan pekerjaannya masing-masing.

Apabila hal tersebut diterima dengan respon yang baik oleh karyawan, maka kecurangan

ataupun kelalaian yang berhubungan dengan pekerjaan masing-masing dapat dicegah

atau diminimalisasi.

c. Pemantauan langsung oleh manajemen dalam menilai kinerja karyawan.

Dalam hal ini, penulis menemukan bahwa proses pemantauan dilakukan oleh

manajemen secara periodik. Hal tersebut bertujuan agar manajemen dapat mengevaluasi

langsung kinerja karyawan, sehingga apabila terdapat suatu masalah dapat segera

mungkin manajemen perbaiki.

IV.6 Usulan Standard Operating Procedure (SOP)

Penulis mengusulkan Standard Operating Procedure (SOP) karena perusahaan belum

mempunyai SOP atas fungsi penjualan E-ticketing, berikut adalah usulan atas SOP penjualan

E-ticketing :

1. Bagian Keuangan :

a. Bagian keuangan kantor cabang menerima tiket dengan status stock besar tiket dari

kantor pusat.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

74

b. Bagian keuangan melakukan registrasi yaitu memberikan serial number pada E-

ticketing agar E-ticketing dapat dikenali oleh sistem.

c. Setelah di registrasi, E-ticketing di aktivasi oleh bagian keuangan agar dapat diketahui

jumlah E-ticketing yang akan dijual setiap harinya.

d. Setelah dilakukan registrasi dan aktivasi, E-ticketing kemudian didistribusikan ke

bagian operasional.

2. Bagian Operasional ( Usaha )

a. Setelah masuk ke bagian operasional, E-ticketing diganti statusnya menjadi stock

kecil.

b. Di bagian operasional, E-ticketing stock kecil dibuat laporan tanda terima tiket

operasional sebelum nantinya diserahkan ke bagian Supervisi.

3. Bagian Supervisi

a. Pada bagian ini, supervisi menerima E-ticketing yang siap dijual dari bagian

operasional.

b. Sebelum melakukan transaksi penjualan E-ticketing, bagian supervisi harus terlebih

dahulu membuat laporan tanda terima tiket supervisi.

c. Setelah laporan dibuat, E-ticketing siap didistribusikan ke bagian petugas loket / toll

gate untuk dijual.

4. Petugas loket / toll gate

a. Petugas loket menerima E-ticketing dari bagian supervisi untuk selanjutnya dijual

kepada pemakai jasa.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

75

b. Setelah melakukan transaksi penjualan, petugas loket membuat 2 dokumen laporan

hasil penjualan tiket, dimana dokumen 1 dilaporkan ke bagian supervisi dan dokumen

2 dimasukkan ke file permanen.

5. Perusahaan Pelayaran

a. Perusahaan menerima E-ticketing terjual dari pemakai jasa.

b. Setelah E-ticketing dari pemakai jasa terkumpul, perusahaan pelayaran bertugas

membuat klaim tiket untuk diserahkan ke bagian Gedung Sentral (GS).

6. Gedung Sentral (GS)

a. Gedung sentral menerima tiket terjual dari perusahaan pelayaran.

b. Bagian GS bertugas untuk menghitung jumlah E-ticketing dari E-ticketing terjual

tersebut.

c. Kemudian GS merekapitulasi hasil penjualan E-ticketing dan membuat bukti atas

transaksi klaim E-ticketing.

d. Bukti atas klaim E-ticketing tersebut kemudian diserahkan ke bagian GS.

7. Perusahaan Pelayaran

a. Perusahaan pelayaran menerima bukti klaim E-ticketing dari bagian GS.

b. Bukti klaim atas E-ticketing diserahkan ke bagian keuangan.

8. Bagian Keuangan

a. Bagian keuangan menerima bukti klaim E-ticketing yang kemudian dibuatkan 2

dokumen bukti bayar oleh bagian keuangan.

b. Setelah bukti bayar atas penjualan E-ticketing dibuat, dimana dokumen bukti bayar 1

dimasukkan ke file permanen keuangan dan dokumen bukti bayar 2 diserahkan ke

Page 76: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

76

perusahaan pelayaran yang kemudian oleh bagian Perusahaan pelayaran dijadikan

sebagai bukti penerimaan kas pelayaran.

Bagan alir Standard Operating Procedure (SOP) atas Penjualan E-ticketing dapat dilihat

pada gambar 4.1

Page 77: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan

Dalam penulisan skripsi ini yang didasarkan atas hasil penelitian pada PT ASDP

Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemisahan tugas terkait proses penjualan yang dilakukan oleh PT ASDP Indonesia Ferry

(Persero) Cabang Merak telah dilaksanakan oleh masing-masing bagian, seperti : bagian

penjualan (supervisi), bagian akuntansi, dan bagian operasional dimana masing-masing

bagian ini menjalankan fungsinya dengan baik.

2. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak secara umum telah melaksanakan

pengendalian internal pada transaksi penjualan dengan cukup memadai, yaitu meliputi

Page 78: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

78

pembagian tugas dan wewenang yang jelas dengan sistem otorisasi, dan sudah melakukan

pemantauan untuk mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan.

3. Dari hasil penelitian pada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak atas

pengendalian internal pada prosedur penjualan, masih terdapat beberapa kelemahan yang

ditemui dalam perusahaan yang tidak mendukung pencapaian tujuan pengendalian internal:

a. Perusahaan tidak melakukan penafsiran risiko ketika proses penjualan terjadi, seperti

kesalahan pada sistem / alat maupun adanya human error.

b. Dalam melaksanakan aktivitas penjualannya, terdapat karyawan yang salah dalam

memberikan golongan E-ticketing kepada pemakai jasa penyeberangan.

c. Perusahaan belum memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang seharusnya

menjadi pedoman tertulis dalam melakukan kegiatan penjualan E-ticketing.

d. Perusahaan tidak memiliki internal auditor, sehingga mengakibatkan terjadinya

penyimpangan dan kecurangan yang akhirnya merugikan perusahaan.

Jika dilihat dari kondisi-kondisi yang telah disebutkan diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa masih terdapat aktivitas dan prosedur yang kurang memadai dan tidak mendukung

untuk tercapainya pengendalian internal yang baik. Kondisi-kondisi tersebut harus segera

diperbaiki agar pengendalian internal pada prosedur penjualan dalam perusahaan dapat

menjadi lebih baik lagi.

V.2 Saran

Dari hasil pembahasan mengenai Evaluasi Pengendalian Internal atas Penjualan E-

ticketing pada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, dan hasil kesimpulan

Page 79: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2011-2-00094 AK BAB I.pdf · peluang bisnis yang sangat besar tetapi disatu sisi memberikan tantangan dan

79

yang didapatkan oleh penulis, maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Perusahaan sebaiknya dalam melakukan penerimaan karyawan, perlu menyeleksi secara

ketat agar calon karyawan yang diterima dapat bekerja sesuai dengan bidangnya masing-

masing sehingga perusahaan tidak dirugikan akibat adanya human error.

2. Penulis menyarankan agar perusahaan melakukan training baik bagi karyawan baru

maupun karyawan lama mengenai cara kerja alat scan E-ticketing. Hal ini dilakukan agar

dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam perusahaan sehingga dapat

meminimalisir kesalahan dalam memberikan golongan E-ticketing.

3. Sebaiknya perusahaan segera membuat Standard Operating Procedure (SOP) agar

karyawan memiliki pedoman tertulis mengenai penjualan yang baik dalam melakukan

kegiatan penjualan. Sehingga dengan adanya SOP yang baik maka kegiatan penjualan E-

ticketing dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

4. Sebaiknya perusahaan mempertimbangkan adanya suatu pengendalian terhadap kegiatan

perusahaan dengan membentuk internal auditor yang independen dalam memeriksa dam

menilai setiap tugas-tugas yang dilakukan oleh masing-masing bagian.