bab 3 metode penelitian 3.1 desain penelitianthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2009-1-00331-mn bab...
TRANSCRIPT
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni tujuan penelitian deskriptif adalah
memperoleh jawaban dari pertanyaan siapa, apakah, kapan, di mana dan bagaimana dari
suatu topik penelitian.
Jadi penelitian berupaya mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi atau suatu daerah, tidak untuk menghubungkan antar
variable, melakukan tes hipotesis, meramalkan atau mendapatkan implikasi, walaupun
penelitian yang bertujuan menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup pula metode
deskriptif.
Dalam arti luas, studi deskriptif pada umumnya disebut penelitian survey (peneliti
melakukan pengamatan dan diikuti dengan pengajuan pertanyaan dari peneliti kepada
subjek penelitian atau dalam hal ini adalah nasabah).
Dimana tujuan dari penelitian survey antara lain adalah untuk mencari informasi
faktual yang detail tentang obyek tertentu, mengidentifikasikan masalah, membuat evaluasi
dan untuk mengetahui apa yang dikerjakan individu dalam menangani masalah atau situasi
yang sama agar dapat dijadikan pembelajaran untuk pembuatan rencana dan pengambilan
keputusan di masa mendatang. (Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni. 2006, p:52-53)
Adapun time horizon yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional,
di mana informasi dikumpulkan hanya pada saat tertentu, dalam hal ini suatu hal tertentu
bukan berarti satu hari atau satu saat saja, melainkan dapat dilakukan dalam beberapa hari
bahkan beberapa minggu oleh karena situasi.
34
Berikut merupakan tabel yang menunjukkan desain penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
T-1 : Untuk mengetahui pengaruh variabel dimensi kualitas pelayanan (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty) terhadap variabel brand image secara
gabungan pada Bank Mandiri.
T-2 : Untuk mengetahui pengaruh variabel dimensi kualitas pelayanan (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty) terhadap variabel brand image secara parsial
atau sendiri-sendiri pada Bank Mandiri dan untuk mengetahui variabel manakah dari
dimensi kualitas pelayanan yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel brand
image.
T-3 : Untuk mengetahui pengaruh variabel dimensi kualitas pelayanan (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty) dan variabel brand image terhadap loyalitas
nasabah pada Bank Mandiri secara gabungan.
Tujuan Jenis dan Metode
Penelitian Unit Analisis Time Horizon
T-1 Deskriptif – Survey Nasabah Cross-sectional
T-2 Deskriptif – Survey Nasabah Cross-sectional
T-3 Deskriptif – Survey Nasabah Cross-sectional
T-4 Deskriptif – Survey Nasabah Cross-sectional
35
T-4 : Untuk mengetahui pengaruh variabel dimensii kualitas pelayanan (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty) terhadap loyalitas nasabah Bank Mandiri
melalui variabel brand image secara parsial atau sendiri-sendiri dan variabel manakah
yang paling besar pengaruhnya terhadap loyalitas nasabah.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Soegiyono mengatakan bahwa variable penelitian merupakan suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Soegiyono. 2006, p:32)
Variable independen atau yang dalam path analysis disebut variable eksogen atau
menurut Jonathan Sarwono adalah variable eksogenus dimana variable eksogenus ini adalah
variable yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak
panah yang menuju ke arahnya. Variable eksogenus di dalam penelitian ini adalah variable
dimensi kualitas pelayanan yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty.
Sedangkan variable dependen atau variable endogenus atau endogen pada
penelitian ini adalah variable yang mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya. Variabel
yang di dalamnya mencakup semua variable perantara dan tergantung, variabel perantara
endogenus mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan ke variable lainnya
sedangkan variable tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya.
(Jonathan Sarwono.2007, p:4)
Dalam penelitian ini, variable perantara endogenus adalah variable brand image
dan variable loyalitas nasabah merupakan variable tergantungnya. Adapun nasabah yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang menggunakan produk atau jasa
yang ditawarkan oleh Bank Mandiri.
36
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep
Variabel Dimensi Variabel Indikator Skala
Tangibles
• Kenyamanan ruang kantor • Ketersediaan ruang tunggu dan
tempat informasi • Proses administrasi • Komputerisasi disemua bagian • Website yang mudah diakses
Reliability
• Ketepatan janji • Bersedia membantu • Menyediakan pelayanan 24 jam • Tepat waktu
Responsiveness
• Kesediaan untuk membantu • Kemampuan menyelesaikan
masalah • Cepat memahami permasalahan • Tepat dalam pelayanan
Assurance
• Mampu meyakinkan • Memberikan rasa aman • Bisa dipercaya • Ramah dan sopan
Kualitas
Pelayanan
Seberapa jauh
pelayanan yang
telah diberikan
oleh Bank Mandiri
dapat sesuai
dengan harapan
nasabah.
Emphaty
• Melayani dengan sepenuh hati • Tegas • Memenuhi kebutuhan nasabah • Menjalin hubungan yang baik
Likert
Berdasarkan
kebutuhan • Janji tidak hanya omong kosong
belaka
Realistis • Janji yang diberikan cukup realistis
Sesuai dengan
kemampuan
• Produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan yang diharapkan
Brand
Image
Persepsi sebelum
atau sesudah
memiliki
pengalaman
dengan Bank
Mandiri. Mudah dimengerti
sasaran • Memberikan kesan tertentu
Likert
Repeat Purchase • Tingkat frekuensi nasabah dalam melakukan transaksi.
Reverse Others • Nasabah melakukan rekomendasi kepada orang lain.
Across Product • Nasabah bersedia menggunakan
produk atau jasa lain yang ditawarkan.
Loyalitas
Nasabah
Kesetiaan
nasabah terhadap
bank yang
dipilihnya.
Immunity • Tidak Beralih ke bank lain
Likert
37
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, karena data
kualitatif bersifat memaparkan secara mendalam hasil riset melalui pendekatan bukan angka
atau nonstatistik. Hal ini lebih penting daripada sekedar menghitung dan menunjukkan erat
tidaknya hubungan antar variable.
Untuk sumber data penelitian, kami menggunakan dua sumber data yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian dengan mencatat data-data yang ada dalam perusahaan. Data primer diperoleh
melalui wawancara langsung dengan Bapak Sumartono selaku Manajer Bank Mandiri dan
juga wawancara langsung dengan para nasabah Bank Mandiri.
Sedangkan untuk data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu data
yang didapat dari buku teks yang digunakan sebagai landasan teori bagi penelitian ini, tidak
hanya itu saja data sekunder juga diperoleh dari internet. Berikut merupakan tabel jenis dan
sumber data penelitian.
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tujuan Data Sumber Data Jenis Data
T-1 Kuesioner-nasabah Primer Kualitatif
T-2 Kuesioner-nasabah Primer Kualitatif
T-3 Kuesioner-nasabah Primer Kualitatif
T-4 Kuesioner-nasabah Primer Kualitatif
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data
Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang
suatu keadaan, dalam penelitian ini memerlukan data dan informasi yang dapat diuji
38
keabsahannya. Untuk itu, dibutuhkan teknik pengumpulan data sehingga dapat membantu
pencapaian hasil penelitian yang baik.
Menurut Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni sumber primer merupakan sumber
data yang memberikan data kepada peneliti, sedangkan sumber sekunder adalah sumber
data yang secara tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalkan melalui
dokumen atau arsip (Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni. 2006, p:86). Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari :
1. Data Primer
a. Kuesioner
Kuesioner adalah instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan
cara menyusun format pertanyaan-pertanyaan yang telah diatur sedemikian rupa
untuk menganalisis pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap pembentukan brand
image yang berdampak pada loyalitas nasabah. Dalam menyusun kuesioner ini,
ada beberapa cara yang ditempuh, antara lain menentukan pengukuran variabel
penelitian, menyusun kuesioner serta distribusi atau penyebaran kuesioner. Adapun
kuesioner didistribusikan melalui penyebaran langsung kepada nasabah Bank
Mandiri.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pihak Bank Mandiri, dalam hal ini dengan Bapak
Sumartono selaku Manajer Bank Mandiri dan para responden yang bersedia
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
b. Melalui media internet (On-Line Research)
39
3.5 Tekhnik Pengambilan Sampel
Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil
sampel yang representative dari populasi dimana pengambilan sampel harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. (Riduwan dan Engkos Achmad
Kuncoro. 2007, p:40).
Dalam melakukan identifikasi sampel diperlukan teknik pengambilkan sampel, teknik
pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified
random sampling. Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, proportionate stratified
random sampling ialah pengambilan sample secara acak dan berstrata secara proporsional,
dilakukannya sample ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
Pertimbangan peneliti dalam menentukan sampel yaitu :
1. Minimal sudah menjadi nasabah Bank Mandiri selama 3 tahun.
2. Nasabah yang sudah berusia lebih dari atau sama dengan 20 tahun.
Menurut Riduwan dan Kuncoro, populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau
unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian. (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2007, p:37)
Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono juga mengatakan
bahwa sample merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. (Sugiyono. 2007, p:72)
40
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Untuk mengetahui ukuran sample dimana besar populasi sampel tidak diketahui
secara pasti, Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro menggunakan rumus :
N n = N . d2 + 1 Di mana : n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d2 : Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Maka,
5482 n = (5482) (0.1)2 + 1
5482 n = 55.82
n = 98.21
Dengan demikian sampel yang digunakan sebesar 98 responden, dalam penelitian ini
sampel dibulatkan menjadi 100 responden. (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2007,
p:46)
3.7 Metode Analisis
Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode analisis yang digunakan. Analisis
diawali pada instrumen penelitian, yaitu kuesioner diolah dengan menggunakan uji validitas
dan reliabilitas setelah itu diteruskan dengan uji normalitas data.
Kemudian pengolahan data dilanjutkan dengan mennggunakan analisis korelasi dan
regresi, analisis deskriptif, serta uji asumsi dengan menggunakan metode path analysis.
41
Pengolahan data tersebut dilakukan untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian sehingga
dapat diperoleh kesimpulan yang akan mengarah pada pembuatan saran.
3.7.1 Metode Skala Pengukuran
Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni mengatakan bahwa untuk skala ordinal ada
beberapa teknik skala yang bisa dipilih dalam mengukur respon responden yaitu rating scale
atau skala penilaian dan ranking scale atau skala ranking. Skala penilaian mempunyai
beberapa kategori respon dan digunakan untuk mengukur konsep perilaku sedangkan skala
rangking digunakan untuk membandingkan atau mengurutkan variabel yang mempunyai
skala nominal.
Didalam skala penilaian ada beberapa skala yang biasa digunakan diantaranya skala
dikotomi, skala kategori, skala likert, skala perbedaan semantik, skala numerik, skala jumlah
konstan, skala baku, skala grafis, dan skala konsensus. Dalam penelitian ini skala penilaian
yang digunakan adalah skala ordinal yang berbentuk skala likert, skala likert merupakan
skala yang di desain untuk menilai sejauh mana subjek atau responden dengan pernyataan
yang diajukan. Umumnya, peneliti menggunakan lima poin berikut (Murti Sumarni dan
Salamah Wahyuni. 2006, p:60) :
Tabel 3.4 Skala Pengukuran
Skor 1 2 3 4 5
Jawaban Sangat Tidak
Setuju Tidak Setuju Netral Setuju
Sangat
Setuju
Sumber : Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni 2006
3.7.2 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro menyatakan bahwa mentransformasi data
ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis statistik
42
parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang
paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval).
Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval sebagai berikut :
• Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.
• Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang
disebut sebagai frekuensi.
• Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dari hasilnya disebut roporsi.
• Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan
perkolom skor.
• Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang
diperoleh.
• Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z yang diperoleh (dengan menggunakan
tabel Tinggi Densitas).
• Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :
NS =
• Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1+(NS min)]
(Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2007, p:30)
Didalam penelitian ini tidak dilakukan transformasi data ordinal ke data interval,
karena menurut Uma Sekaran dinyatakan bahwa skala likert sama dengan skala interval.
(Uma Sekaran. 2003, p:197)
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)
(Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)
43
3.7.3 Uji Validitas
Dalam penelitian kualitatif yang menggunakan instrumen kuesioner sebagai salah
satu alat ukur, ada dua syarat penting yang harus dipenuhi yaitu keharusan sebuah
kuesioner untuk valid dan reliabel.
Validitas alat ukur mempunyai maksud suatu skala pengukuran dikatakan valid jika
skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Eddy Soeryanto
Soegoto menyatakan bahwa ada tiga tipe validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu :
1. Validitas Isi
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala mencerminkan domain kosep
yang sedang diteliti suatu domain konsep tertentu tidak dapat dihitung semua
dimensinya, begitu saja karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak
atau bersifat multidimensional.
2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan
sebagai konsep yang sedang diukur. Dua aspek pokok dalam validitas konstruk adalah
secara alamiah bersifat teoritis dan statistik.
3. Validitas Kriteria
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan
mampu memprediksi suatu variabel yang dirancang sebagai kriteria.
Eddy Soeryanto Soegoto mengatakan jika suatu kuesioner harus memenuhi syarat
validitas dan reliabilitas karena kedua faktor ini akan menghasilkan hasil riset yang
berkualitas dan berkemampuan generalisasi, serta replikasi dalam penelitian sejenis yang
menggunakan konteks yang berbeda. (Eddy Soeryanto Soegoto. 2008, p:122)
44
Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan Nilai r tabel
Untuk memperoleh r tabel dengan jumlah 100 responden, maka df = n-2 = 100-2 =
98. Dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh r tabel sebesar 0.17.
2. Mencari r hasil
Masukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software SPSS 16.0. disini r
hasil untuk tiap item bisa dilihat pada kolom corrected item – total correlation dari
tampilan software SPSS 16.0
3. Mengambil Keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika r hasil positif, dan r hasil > r tabel maka butir tersebut valid.
• Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel maka butir tersebut tidak valid.
Jika ada instrumen pertanyaan yang tidak valid, maka instrumen pertanyaan
tersebut dibuang lalu diuji kembali hingga pertanyaan bisa dikatakan valid semua lalu
dilakukan uji reliabilitas.
3.7.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala
pengukuran tertentu yang diperoleh dari alat ukur yang kita buat. Reliabilitas berkonsentrasi
pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya.
Dalam sofware SPSS uji reliabilitas yang sering digunakan dalam penelitian adalah
metode Alpha (Cronbach’s), karena metode Alpha ini sangat cocok digunakan pada nilai
berbentuk skala. Dalam penelitian ini skala yang digunakan 1 – 5.
Langkah yang dilakukan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut :
45
Untuk menguji reliabilitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan Nilai r tabel
Pada software SPSS, metode ini dilakukan dengan metode cronbach’s alpha dimana
suatu kusioner dianggap reliabel apabila r Alpha > 0.6.
2. Mencari r hasil
Disini r hasil merupakan angka Alpha dari tampilan software SPSS.
3. Mengambil Keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika r Alpha positif, dan r Alpha > r tabel maka butir tersebut reliabel.
b. Jika r Alpha tidak positif, dan r Alpha < r tabel maka butir tersebut tidak reliabe.
Menurut Triton, tingkat reliabilitas dengan metode cronbach’s alpha diukur dengan
skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan menjadi lima kelas
dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Tingkat Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 s.d 0.20 Kurang Reliabel
>0.20 s.d 0.40 Agak Reliabel
>0.40 s.d 0.60 Cukup Reliabel
>0.60 s.d 0.80 Reliabel
>0.80 s.d 1.00 Sangat Reliabel
Sumber : Triton 2006
46
3.7.5 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi
normal atau dengan kata lain sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Menurut
Sunyoto, uji normalitas akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y)
pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis (titik-titik) data riil mengikuti garis
diagonal. (Sunyoto. 2007, p:104-105)
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan alat tes Kolmogorov-Smirnov yang
terdapat pada SPSS 16.0 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05%. Dasar pengambilan
keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut :
• Jika nilai absolute (D) > 0.05 atau nilai Sig. maka data berdistribusi normal.
• Jika nilai absolute (D) > 0.05 atau nilai Sig. maka data tidak berdistribusi normal.
3.7.6 Analisis Korelasi
Korelasi digunakan untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antar variabel.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro menjabarkan bahwa apabila ternyata hasil analisis
menunjukkan hubungan yang cukup erat, maka analisis dilanjutkan ke analisis regresi
sebagai alat meramalkan (forecasting) yang sangat berguna untuk perencanaan.
Analisis korelasi yang mencakup dua variabel X dan Y disebut analisis korelasi linear
sederhana. Sedangkan yang mencakup lebih dari dua variabel disebut analisis korelasi linear
berganda. Berikut merupakan penjelasan lebih lengkapnya :
1. Analisis Korelasi Sederhana
Teknik analisis korelasi sederhana termasuk teknik statistik parametrik yang
menggunakan data interval dan rasio dengan persyaratan tertentu. Misalnya data
dipilih secara acak (random), datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan
47
berpola linear dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai
dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpenuhi persyaratan tersebut
analisis korelasi tidak dapat dilakukan. Rumus yang digunakan untuk korelasi
sederhana adalah :
rXY =
{n . Σ X2 – (Σ X) 2 } . {n . Σ Y2 – (Σ Y)2}
Korelasi sederhana dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga
(-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya
tidak ada korelasi; dan r= 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r
akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai sebagai berikut.
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
> 0,75 – 1
> 0,5 – 075
> 0.25 – 0.50
0 – 0.25
Korelasi Sangat Kuat
Korelasi Kuat
Korelasi Cukup Kuat
Korelasi Sangat Lemah
Sumber : Jonathan Sarwono 2007
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus
koefisien determinan sebagai berikut :
Dimana : KP = nilai koefisien diterminasi
r = nilai koefisien korelasi
n (Σ XY) – (Σ X).(Σ Y)
KP = r2 x 100%
48
Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna
generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi sederhana
tersebut diuji dengan signifikansi sebagai berikut :
Hipotesis :
Ha : variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y
Ho : variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y
Dasar Pengambilan Keputusan
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
2. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua
variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel
terikat (Y). Adapun rumus korelasi berganda adalah sebagai berikut :
rX1.X2.Y = r2
X1.Y + r2X2.Y – 2(rX1.Y).(rX2.Y).(rX1.X2)
1 – r2X1.X2
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi korelasi berganda bandingkan antara
nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut.
Hipotesis :
Ha : variabel X1 dan X2 berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap
variabel Y.
Ho : variabel X1 dan X2 tidak berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap
variabel Y.
49
Dasar Pengambilan Keputusan
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau
(0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau
(0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3.7.7 Analisis Regresi
Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, regresi merupakan suatu proses
memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan
datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat
diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan. Jadi regresi
mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi di masa depan untuk memberikan
sumbangan menentukan keputusan yang terbaik.
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan
(memprediksi) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana
dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat
(kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Sedangkan untuk asumsi-asumsi
dasar model regresi terpusat yaitu :
1. Data yang dianalisis jenis data interval dan rasio.
2. Data yang dipilih secra acak (random).
3. Data yang dihubungkan berdistribusi normal.
4. Data yang dihubungkan berpola linear.
5. Data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subject yang
sama. (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007. p:83-84)
50
3.7.8 Uji Path Analysis
Berdasarkan Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro ada beberapa langkah pengujian
path analysis yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural
Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu :
Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYX3 X3 + ρYX4 X4 + ρYX5 X5 + ε1
Z = ρZX1 X1 + ρZX5 X5 + ρZY Y + ε2
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
Untuk menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi sebaiknya
melalui tahapan berikut ini :
a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan
persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.
Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan
oleh variabel eksogen (X).
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung koefisien
regresi untuk struktur yang telah dirumuskan persamaan regresi sederhana : Y=
a+b1X1+ε1
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu
koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-
score (data yang diset dengan dinilai rata-rata = 0 dan standard deviasi = 1). Koefisien
jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) digunakan untuk menjelaskan
besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain
yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).
51
Koefisien path ditunjukkan dengan output yang dinamakan Coefficient yang
dinyatakan sebagai Standardized Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada
diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan
variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r
sederhana.
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.
Ha: pyx1 =........=pyxk≠0
H0: pyx1 =........=pyxk=0
a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: menggunakan tabel F
(n – k – 1) R2 YX k F = k (1 – R2
YX k)
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel eksogen
R2YX k = Rsquare
Hipotesis :
Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya signifikan dan jika F
hitung ≤ dari F tabel, maka Ho diterima yang artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05
Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus :
F tabel = F{(1−α)(dk=k),(dk=n−k−1)} atau F{(1−α)(v1=k),(v2=n−k−1)}
Cara mencari F tabel : nilai (dk=k) atau v1 disebut nilai pembilang
nilai (dk=n−k−1) atau v2 disebut nilai penyebut
52
b. Kaidah pengujian signifikansi: program SPSS
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig
[0.05 < Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig
[0.05 > Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus :
tk = ρk
se pk
Statistik seρ X1, diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah
data ordinal ditransformasi ke interval.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingan antara nilai
probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut :
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 < Sig], maka Ho diterima dengan Ha, ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau
[0.05 > Sig], maka Ho, ditolak dengan Ha, diterima, artinya signifikan.
Tabel 3.7 Kategori Hubungan Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis
Kategori Hubungan Pengaruh Variabel
0.05 – 0.09 Lemah
0.10 – 0.29 Sedang
0.30 keatas Kuat
Sumber : Engkos Achmad Kuncoro
; (dk = n – k – 1)
53
5. Meringkas dan Menyimpulkan
(Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2007, p:115-118)
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Merumuskan hipotesis merupakan proses merumuskan suatu pernyataan yang belum
terbukti mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang dibuat dengan dasar
kerangka teori atau model analisis. Kadang-kadang hipotesis merupakan jawaban dan
pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, bentuk hipotesis sebaiknya bersifat netral dan
didasarkan pada asumsi. Berikut merupakan model pengembangan hipotesis menurut Eddy
Soeryanto Soegoto.
Gambar 3.1
Model Pengembangan Hipotesis
Model pengembangan hipotesis ddasarkan pada dua elemen pokok, yaitu: landasan
teori dan model analisis yang kita gunakan. Dari kedua elemen tersebut kita dapat
menentukan komponen-komponen apa saja dalam riset pemasaran yang ada, kemudian
menyusun pertanyaan penelitian, dan pada akhirnya mengembangkan hipotesis. (Eddy
Soeryanto Soegoto. 2007, 32-33)
Berikut merupakan prosedur uji hipotesis
Landasan Teori Model Analisis
Hipotesis
Pertanyaan Penelitian
Komponen Dalam Riset Pemasaran
54
1. Menentukan Ho dan Ha :
2. Menentukan statistik tabel :
Nilai statistik tabel biasanya dipengaruhi oleh :
1. Selang Kepercayaan
Untuk keseragaman, biasa digunakan tingkat kepercayaan 95%, jadi tingkat
kesalahan (α) 5%.
2. Derajat Kebebasan
Derajat kebebasan sangat bervariasi, tergantung pada metode yang dipakai
atau jumlah sample yang diperoleh.
3. Mengambil Keputusan :
a. Mengambil keputusan terhadap hipotesis ditentukan dengan :
Membandingkan tingkat signifikasi dengan tingkat kesalahan (α)
Sig > tingkat kesalahan, maka ho diterima
Sig < tingkat kesalahan, maka ho ditolak
b. Membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel
thitung > ttabel, maka ho ditolak
thitung< ttabel, maka ho diterima
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin
benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan
persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Anggapan atau asumsi dari suatu hipotesis juga merupakan data, akan tetapi karena
kemungkinan bisa salah, maka apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan
harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan data hasil observasi.
55
Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif. Pengujian
hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu
keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang diuji.
Variabel yang akan diuji adalah tangible (X1), reliability (X2), responsiveness (X3),
assurance (X4), emphaty (X5), brand image (Y), dan loyalitas nasabah (Z).
Berdasarkan atas variabel tersebut diatas maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty) terhadap pembentukan variabel brand image
secara parsial atau sendiri-sendiri di Bank Mandiri.
Ha : Variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty) berpengaruh terhadap pembentukan brand image Bank Mandiri secara
parsial atau sendiri-sendiri.
Ho : Variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty) tidak berpengaruh terhadap pembentukan brand image Bank Mandiri
secara parsial atau sendiri-sendiri.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty) terhadap pembentukan brand image Bank
Mandiri secara gabungan.
Ha : Variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty) berpengaruh terhadap pembentukan brand image Bank Mandiri secara
gabungan.
Ho : Variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty) berpengaruh terhadap pembentukan brand image Bank Mandiri secara
gabungan.
56
3. Untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty) dan variabel brand image terhadap loyalitas
nasabah Bank Mandiri.
Ha : Variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty) dan variabel brand image berpengaruh terhadap loyalitas nasabah di
Bank Mandiri.
Ho : Variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty) dan variabel brand image tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah
di Bank Mandiri.
4. Untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, dan emphaty) terhadap loyalitas nasabah Bank Mandiri
melalui variabel brand image.
Ha : Variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance,
dan emphaty) berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Bank Mandiri melalui
variabel brand image.
Ho : Variabel kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty) tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Bank Mandiri melalui
variabel brand image.
3.8.1 Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel penjelas secara
individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Rumus yang digunakan adalah :
r √ n – 2 t = √ 1 – r2
57
Di mana :
t : thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel
r : korelasi parsial yang ditemukan
n : jumlah sampel
Dasar untuk pengambilan keputusan pengujian adalah :
1. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
2. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima
3.8.2 Uji F
Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Selain itu dengan uji F ini dapat diketahui pula apakah model
regresi linear yang digunakan sudah tepat ataupun belum.
Rumusnya adalah :
(n – k – 1) R2 YX k F = k (1 – R2
YX k)
Di mana :
F : Fhitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan Ftabel
R2 : korelasi parsial yang ditemukan
n : jumlah sampel
k : jumlah varibel bebas
Dasar untuk pengambilan pengujian adalah :
1. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak
2. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima
58
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi dari penelitian ini adalah untuk dapat memperoleh informasi yang nantinya
bisa digunakan sebagai referensi untuk Bank Mandiri dalam membuat kebijakan-kebijakan
bagi perusahaan serta untuk melakukan perbaikan-perbaikan sehingga dapat meraih tujuan
yang diharapkan.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari variabel dimensi kualitas
pelayanan yang diasumsikan memiliki hubungan secara positif terhadap pembentukan
variabel brand image dan memiliki dampak terhadap loyalitas nasabah di Bank Mandiri.
Analisis dilakukan dengan metode regresi dan korelasi dan uji asumsi dilakukan
dengan metode path analysis (analisis jalur) dengan software SPSS 16.0. untuk mendapat
hasil dari setiap tujuan penelitian, maka dilakukanlah survey dengan alat bantu kuesioner
kepada para nasabah Bank Mandiri.