bab i pendahuluan - pertanian.go.idpertanian.go.id/sakip/admin/data2/lakip direktorat pengolahan...

57
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) menuju ke pemerintahan yang baik (good governance) perlu ada pertanggungjawaban dari penyelenggara negara yang dilaporkan dalam LAKIP. Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang diikuti dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 2003/M.PAN/2002 tanggal 24 Juli 2002 dan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perihal Pelaksanaan LAKIP menegaskan bahwa setiap unit pelayanan masyarakat yang manajemennya bersifat mandiri diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan LAKIP kepada pejabat atasan langsungnnya. Penyusunan LAKIP merupakan pelaksanaan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang secara eksplisit maupun implisit dituntut oleh berbagai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku antara lain : Undang-undang Dasar 1945, pasal 4 ayat (1) UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. PP No. 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Upload: vuongnga

Post on 17-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas

korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) menuju ke pemerintahan yang baik (good

governance) perlu ada pertanggungjawaban dari penyelenggara negara yang

dilaporkan dalam LAKIP.

Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang diikuti dengan Surat Edaran

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 2003/M.PAN/2002 tanggal 24 Juli

2002 dan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi

Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perihal Pelaksanaan LAKIP

menegaskan bahwa setiap unit pelayanan masyarakat yang manajemennya bersifat

mandiri diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan LAKIP kepada pejabat atasan

langsungnnya.

Penyusunan LAKIP merupakan pelaksanaan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah yang secara eksplisit maupun implisit dituntut oleh berbagai

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku antara lain :

Undang-undang Dasar 1945, pasal 4 ayat (1)

UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme.

UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara

UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara.

PP No. 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

2

PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga.

Peraturan Presiden RI No. 7/2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RJPMN) 2004-2009.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi Unit

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian merupakan unit kerja eselon II pada

Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian

tersebut di atas, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mempunyai tugas pokok

:melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pengolahan hasil pertanian.

Sedangkan fungsi Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian adalah :

Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai

dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;

Pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak

lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;

Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengolahan dan

analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan

dan peternakan;

Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis

mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan

peternakan; dan

Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

3

1.3 Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar . Struktur organisasi Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian

KASUBDITTANAMAN PANGAN

SEKSISerealia

SEKSIAneka Kacang dan

Aneka Umbi

KASUBDITHORTIKULTURA

SEKSITan. Buah dan

Sayuran

SEKSITan.Florikulturadan Tan. Obat

KASUBDITPERKEBUNAN

SEKSITan. Semusim

SEKSITan.

Tahunan

KASUBDITPETERNAKAN

SEKSIRuminansia

SEKSINon

Ruminansia

KASUB BAG.TATA USAHA

DIREKTURPENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

4

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

2.1 Rencana Strategi

2.1.1 Visi dan Misi

Mengacu kepada visi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

yakni ” Menjadi institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk

mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera, handal dan berdaya saing di

bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui penyelenggaraan

birokrasi yang profesional dan berintegritas”, maka visi Direktorat Pengolahan

Hasil Pertanian adalah ”Menjadikan Institusi yang mampu mengoptimalkan nilai

tambah hasil pertanian menjadi produk yang berdaya saing di dalam maupun

di luar negeri sehingga dapat mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera

handal dan berkeadilan’’

Untuk mencapai visi pembangunan pengolahan hasil pertanian tersebut,

diemban Misi yang harus dilaksanakan, yaitu:

a. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di perdesaan melalui keterpaduan

sistem produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian,

sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan

kerja di perdesaan dan peningkatan nilai tambah produk pertanian secara adil

serta profesional.

b. Mengembangkan kapasitas institusi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian yang profesional dan berintegritas moral tinggi.

2.1.2 Tujuan Dan Sasaran

Berdasarkan misi pembangunan pengolahan hasil pertanian, maka

dirumuskan tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut:

a. Menumbuhkembangkan agroindustri untuk memacu pertumbuhan perekonomian

di perdesaan.

b. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

5

Sedangkan sasaran yang akan dicapai yakni :

a. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian petani dan pelaku bisnis

lainnya dalam usaha pengolahan serta kelembagaannya.

b. Berkembangnya unit-unit pengolahan hasil pertanian yang berbasis GMP (Good

Manufacturing Practices).

c. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan profesionalisme SDM Direktorat

Pengolahan dan Pelaku usaha pengolahan/kelompok/ Gapoktan

2.1.3. Strategi, Kebijakan Dan Program Untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran

Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan pengolahan

hasil pertanian, maka strategi, kebijakan dan program yang ditempuh harus

mencerminkan visi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian.Adapun strategi, kebijakan dan program yang dilakukan

dalampembangunan pengolahan hasil pertanian adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan Pengolahan Melalui Konsep Kawasan Terpadu yangBerkelanjutan di Sentra – Sentra Produksi Pertanian

Pokok-pokok rencana aksi, dalam jangka menengah ditujukan untuk

memperkuat rantai nilai (value chain) melalui penguatan struktur, diversifikasi

produk olahan (produk utama, produk turunan dan produk samping), peningkatan

nilai tambah, peningkatan mutu produk olahan dan pengelolaan lingkungan usaha

pengolahan, sehingga dihasilkan produk olahan yang ramah lingkungan (green

product). Sedangkan untuk jangka panjang difokuskan pada upaya pembangunan

pengolahan hasil pertanian yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Adapun prioritas

pengembangan komoditi hasil pertanian (agroprosessing) yang akan dikembangkan

dalam jangka menengah (2010-2014) mencakup kebijakan:

a) Pengembangan usaha pengolahan untuk meningkatkan daya saing pada

produk pangan utama

1) Pengolahan beras, jagung, kedelai

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

6

2) Pengolahan daging sapi

3) Pengolahan tebu

b) Pengembangan usaha pengolahan sebagai produk andalan ekspor

1) Pengolahan Kakao dan Cokelat;

2) Kelapa Sawit; dan CPO

3) Pengolahan Karet dan Barang Karet,

4) Pengolahan Daging Ayam

c) Pengembangan usaha pengolahan untuk menghasilkan produk yang berdaya

saing dan berpeluang ekspor tinggi

1) Pengolahan buah tropika (mangga, manggis, salak dan pisang)

2) Pengolahan Tanaman Obat (simplisia dan instan)

3) Pengolahan tanaman hias dan minyak atsiri

d) Pengembangan usaha pengolahan untuk menghasilkan produk yang berdaya

saing sebagai subtitusi impor

1) Pengolahan susu

2) Tepung lokal (ubikayu, sagu, sukun)

3) Jeruk

b. Meningkatkan Kemampuan Petugas Pembina dan Pelaku pengolahan

Hasil Pertanian Melalui Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pengolahan

Untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekpor produk olahan

hasil pertanian maka perlu upaya-upaya yang didasarkan pada kebijakan:

a) Revitalisasi, optimalisasi dan modernisasi kelembagaan dan sarana

pengolahan

b) Pengembangan kerjasama dan koordinasi dengan sumber-sumber inovasi

teknologi seperti lembaga riset, perguruan tinggi dan bengkel-bengkel

swasta pembuat alat mesin pengolahan dalam rangka pengembangan dan

diseminasi teknologi tepat guna;

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

7

c) Innisiasi dan advokasi sistem sertifikasi dan apresiasi (penghargaan)

terhadap inovasi teknologi yang dilakukan oleh masyarakat;

d) Reformasi model penerapan teknologi dan sarana pengolahan hasil

pertanian yang ramah lingkungan dan

e) Apresiasi para pelaku usaha dengan penerapan teknologi tepat guna.

c. Meningkatkan Efisiensi Usaha Pengolahan Hasil Pertanian Melalui

Pengutuhan Usaha, Optimalisasi dan Modernisasi Sarana Pengolahan

Salah satu kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing

produk olahan hasil pertanian adalah efisiensi dalam proses pengolahannya.

Tingkat efisiensi pengolahan dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap

harga dari setiap produk yang dihasilkan. Kebijakan dalam rangka meningkatkan

efisiensi pengolahan hasil pertanian di antaranya adalah:

a) Optimalisasi, revitalisasi dan modernisasi teknologi dan sarana/prasarana

usaha pengolahan hasil pertanian;

b) Mendorong berkembangnya bengkel alat mesin (alsin) pengolahan hasil

pertanian;

c) Mengembangkan sarana yang mendukung pengembangan produk olahan

sesuai dengan potensi pasar;

d) Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GMP dalam setiap

aspek pengolahan sebagai syarat (pre-requisite) dalam penerapan sistim

jaminan mutu;

e) Mengembangkan kelembagaan pengelolaan sarana pengolahan yang

dikelola secara profesional oleh kelompok tani di sentra produksi, dan

f) Mengembangkan sistem dan proses pengolahan yang efisien yang berbasis

pada pemanfaatan sarana yang efektif dan berbahan baku lokal.

g) Mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan pada usaha pengolahan

hasil pertanian.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

8

d. Meningkatkan Kemampuan dan Memberdayakan SDM Pengolahan danPenguatan Lembaga Usaha Pengolahan Hasil di Tingkat Petani

Salah satu permasalahan yang mendasar dalam memajukan usaha

pengolahan hasil pertanian di tanah air adalah masih lemahnya kemampuan

sumber daya manusia, kelembagaan usaha, dan sumber permodalan. Hal

tersebut disebabkan oleh pembinaan SDM pertanian selama ini lebih difokuskan

kepada upaya peningkatan produksi (budidaya) pertanian. Sedangkan

pembinaan sumberdaya manusia pertanian untuk pengolahan hasil pertanian

masih kurang (termasuk sumber permodalan). Hal ini menyebabkan produktivitas

dan daya saing usaha agribisnis masih sangat lemah.

e. Peningkatan Pengolahan yang Ramah Lingkungan (Green Product)

Proses pengolahan seringkali limbahnya menimbulkan dampak

lingkungan yang perlu dikelola secara baik. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

dapat berupa polusi suara, udara, air dan limbah lainnya. Dalam kerangka

pengelolaan lingkungan usaha pengolahan, maka kebijakan yang ditempuh

mengupayakan peningkatan penerapan GMP pada skala usaha kecil-menengah

dan Rumah Tangga.

f. Peningkatan Pengolahan Hasil Samping

Produktivitas dan Nilai Tambah usaha pengolahan masih dapat terus

ditingkatkan dengan pemanfaatan hasil ikutan sebagai hasil samping dari

proses pengolahan hasil pertanian.

Adapun beberapa kebijakan operasional terkait dengan strategi tersebut

adalah:

a) Meningkatkan pengetahuan, pendampingan dalam upaya transfer teknologi

(knowledgement), di bidang pengolahan hasil ikutan pertanian dengan fokus

komoditas yang diunggulkan dan tidak menimbulkan dampak berbahaya bagi

lingkungan

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

9

b) Mengembangkan kerjasama usaha pengolahan hasil ikutan pertanian baik

horizontal maupun vertikal secara lebih terintegrasi dengan berbagai ragam

skala usaha;

c) Memfasilitasi pelayanan dan informasi dalam kerjasama teknis di bidang

usaha pengolahan hasil pertanian ikutan antar pelaku usaha pengolahan

hasil pertanian.

2.2. Penetapan Kinerja

Untuk mewujudkan pembangunan pengolahan hasil pertanian, pada tahun 2013

telah dilakukan penetapan kinerja oleh Direktur Pengolahan Hasil Pertanian

Sebagai berikut :

1) Jumlah unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan dengan target 301 Unit

2) Jumlah unit usaha pengolahan hasil hortikultura dengan target 74 Unit

3) Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan dengan target 137 Unit

4) Jumlah unit usaha pengolahan hasil peternakan dengan target 173 Unit

5) Layanan Perkantoran dengan target 12 Bulan Layanan

Selain Penetapan kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian tahun 2013,

dalam melaksanakan kegiatannya mengikuti rencana aksi melalui rancangan

pengembangan industri hilir pertanian yang terdapat dalam Renstra Ditjen PPHP.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

10

Rancangan Pengembangan Industri Hilir Pertanian

KOMODITAS RENCANA AKSIDAN SASARAN

LOKASI

Beras

(Peningkatanrendemen danpeningkatanmutu beras)

- RevitalisasiPenggilingan Padi

Beras organik:

OKU Timur, Lampung Tengah, Karawang,Subang, Jombang, Tasikmalaya, Pinrang,Sidrap, Bone, Sragen, Cianjur, Temanggung,Sidoarjo

Beras konsumsi dalam negeri:

NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung,Jabar, Jateng, DIY, Jatim, NTB, Sulsel, Kalsel,Bali, Banten

Tepung Lokal(5% substitusiImpor)

- PengembanganAgroindustri anekatepung berbahanbaku lokal

Indragiri Hilir, Seram Bagian Barat,Waropen,Riau, Trenggalek, Gunungkidul,Lampung,Garut, Pacitan, Malang,Tulungagung

PengembanganpengolahanJagung

- Pengembanganagroindustri jagung

Simalungun, Lampung Selatan, Kuningan,Ciamis, Cirebon, Wonogiri, Gunung Kidul,Lamongan, NTB, Kupang, BolaangMongondow, Boalemo, Bone

Biofarmaka(peningkatanekspor20%/thn)

- Pengembanganpengolahan hasilbiofarmaka

- Pengolahanbiofarmaka kering,granule, tepung,minuman, jus, nata,jelli dan bahan bakuobat

Semarang, Wonogiri, Karanganyar, Kebumen,Bantul, Madura

Sawit (10%peningkatanekspor CPOdan produkolahannya)

- PengembanganAgroindustri sawit

Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel,Bengkulu, Lampung, Jabar, Banten, Kalbar,Kalsel, Kalteng, Babel, Sulteng, Sulsel, Sulbar,Jabar, banten, Papua Barat

Kakao (20%kakaofermentasi 10%

- Pengembanganagroindustri kakao

Sulsel, Sulbar, Sultra, Sulteng, Sumbar,Gorontalo, Bali, NTT, Papua, Kalbar, Jatim

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

11

dalam bentukolahan)

Karet - PengembanganAgroindustri karet

Muara enim, Bengkulu Utara, Hulu SungaiTengah, Kutai Timur, Barito Utara

Tebu(mendukungswasembadagula industry)

- Pengembanganusaha pengolahantebu

Cirebon, Cilacap, Jombang, Kulonprogo,Lampung Utara, Bone, Gorontalo

Susu (50%substitusiimpor)

- Pengembanganagroindustri susu

Riau, Bengkulu, Jabar, DIY, Jateng, Jatim,Sulsel

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

12

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja Tahun 2013

Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan evaluasi kinerja dari beberapa

kegiatan utama yang menunjang tugas-tugas pokok dari Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian.

Indikator kinerja yang digunakan dalam penyusunan LAKIP ini adalah : 1) Input

atau masukan seperti anggaran/dana, SDM (panitia, peserta dan narasumber), data

dan informasi dsb, 2) output atau hasil langsung dari kegiatan yang telah dilaksanakan,

3) out comes atau hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut, 4) benefit atau manfaat

dari kegiatan yang telah dilaksanakan serta 5) impact atau dampak yang ditimbulkan

dari kegiatan tersebut. Kinerja yang diukur adalah kebijakan dan progam serta hasil

pelaksanaan kegiatan tahun 2013 Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, sebagai

berikut :

A. Kegiatan Pusat

I. Pengembangan Kebijakan

1. Penyusunan Pedoman Teknis Tanaman Pangan (perbaikan)

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp.

29.250.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 29.190.000,- atau pencapaian

target sebesar 97,30 %.

b) Output, Tersusunnya Buku Pedoman Teknis Tanaman Pangan

c) Outcomes, berjalannya kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan

sesuai dengan yang direncanakan.

d) Benefit, Berkembangnya UPH tanaman pangan di 255 kabupaten/kota.

e) Impact, meningkatnya pendapatan pelaku usaha.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

13

2. Penyusunan Buku SPO Mocaf

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp.

51.550.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 34.050.000,- atau pencapaian

target sebesar 97.54 %.

b) Output, Tersusunnya Buku SPO Mocaf

c) Outcomes, berjalannya kegiatan pengolahan mocaf sesuai standar.

d) Benefit, meningkatnya mutunproduk olahan mocaf.

e) Impact, Berkembangnya usaha mocaf yang sesuai standar.

3. Pembahasan Bahan Kebijakan dan Standar Komoditi Perkebunan

a) Input, berupa dana dan SDM, Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

115.450.000,-dan terealisasi sebesar Rp. 115.347.800,- atau pencapaian

target sebesar 99,91 %.

b) Output, Tersedianya 2 paket laporan tentang bahan kebijakan

pengolahan perkebunan dan standar komoditi perkebunan.

c) Outcomes, tersedianya kebijakan dan standar produk yang dapat

diterapkan.

d) Benefit, Meningkatnya produk dan mutu komoditi perkebunan.

e) Impact, Meningkatnya daya saing dan nilai tambah komoditi perkebunan

4. Penyusunan Pedoman Pengolahan limbah Ternak (Biogas)

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

74.100.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 65.787.375,- atau pencapaian

target sebesar 88,87 %.

b) Output, Tersusunnya Buku Pedoman Pengolahan Limbah Ternak

(Biogas)

c) Outcomes, berjalannya kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan

sesuai dengan yang direncanakan

d) Benefit, Berkembangnya UPH Pengolahan limbah Ternak (Biogas) di 38

kabupaten/kota

e) Impact, meningkatnya pendapatan pelaku usaha

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

14

5. Pembahasan Pedoman Teknis Pengolahan Hasil Peternakan

a) Input, berupa data, dana, dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

73.400.000,- dan terealisasi sebesar Rp 71.193.500,- atau pencapaian

target sebesar 87 %.

b) Output, Terselenggaranya kegiatan Pembahasan Pedoman Teknis

pengolahan Hasil Peternakan

c) Outcomes, Tercetaknya buku Pedoman Teknis pengolahan Hasil

Peternakan sebanyak 200 eksemplar

d) Benefit, Meningkatnya Pengetahuan aparat pembina di daerah terkait

pengadaan bantuan alat pengolahan hasil peternakan

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha pengolahan

hasil peternakan

II. Penumbuhan dan Pengembangan Unit Pengolahan Hasil

1. Bimbingan Teknis Agroindustri Tanaman Pangan (Padi)

a) Input, berupa dana dan SDM (pelaksana dan peserta). Dana

ditargetkan sebesar Rp. 384.750.000,- dan terealisasi sebesar Rp.

384.623.000,- atau pencapaian target sebesar 99.62 %.

b) Output, Terbinanya 215 orang aparat pembina dari berbagai Propinsi

dan Kabupaten/Kota penerima Dana Tugas Perbantuan TA. 2013.c) Outcomes, yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya

kualitas SDM Pembina pengolahan Hasil Tanaman Pangan

d) Benefit, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk

penggilingan padi

e) Impact, Meningkatnya Pendapatan Kelompok Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

2. Fasilitasi Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Pangan (Jagung dan

Kedelai)

a) Input, berupa dana dan SDM Pelaksana. Dana yang ditargetkan

sebesar Rp. 304.650.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 304.185.500,-

atau pencapaian target sebesar 99.85 %.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

15

b) Output, Terbinanya 110 orang aparat pembina dari berbagai

Propinsi dan Kabupaten/Kota penerima Dana Tugas Perbantuan TA.

2013.c) Outcomes, yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya

kualitas SDM Pembina pengolahan Hasil Tanaman Pangan

d) Benefit, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk olahan

tanaman pangan

e) Impact, Meningkatnya Pendapatan Kelompok Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

3. Workshop Pengembangan Penggilingan Padi

a) Input, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

30.300.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 30.150.000,- atau

pencapaian target sebesar 99,85 %.

b) Output, Terselenggaranya Workshop Pengembangan Penggilingan

Padi dengan peserta 39 orang pembina di Propinsi, Kabupaten/Kota

penerima dana TP 2013

c) Outcomes dari kegiatan ini adalah Meningkatnya efektivitas dan

efisiensi penggilingan padi.

d) Benefit, Peningkatan kualitas dan rendemen penggilingan padi

e) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah beras sehingga

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

4. Film Agroindustri Tepung Mocaf

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp.150.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.149.870.000,- atau

pencapaian target sebesar 89.01 %.

b) Output, Tercetaknya 500 keping CD film agroindustri mocaf berbasis

GMP

c) Outcomes dari kegiatan ini adalah terinformasikannya teknologi

pengolahan mocaf berbasis GMP

d) Benefit, Meningkatnya penerapan GMP pada teknologi pengolahan

mocaf

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

16

e) Impact, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk mocaf

5. Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

a) Input, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp.190.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.189.772.700,- atau

pencapaian target sebesar 87.19 %.

b) Output, Terselenggaranya kegiatan Gelar Teknologi Pengolahan

Hasil Pertanian dengan mengundang 33 Propinsi penerima dana

Tugas Pembantuan Tahun 2013

c) Outcomes dari kegiatan ini adalah Tersosialisasinya teknologi

pengolahan yang dihasilkan oleh para peneliti, perekayasa alat

maupun produsen alat pada para pengguna

d) Benefit, Peningkatan pemanfaatan teknologi dan alsin pengolahan

hasil pertanian oleh pengguna

e) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk olahan

pertanian

6. Direktori Pengolahan Hasil Tanaman Pangan

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp.

158.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 151.056.250,- atau

pencapaian target sebesar 96 %.

b) Output, Tersusunnya 3 eksemplar Buku Direktori Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan

b) Outcomes, tersedianya data dan informasi UPH Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan bagi stake holder terkait

d) Benefit, meningkatnya informasi dan peluang jaringan pasar bagi

pelaku usaha pengolah hasil tanaman

e) Impact, meningkatnya jumlah UPH yang memiliki jangkauan/jaringan

pasar lebih luas

7. Rapat Koordinasi Pengembangan Tepung Lokal (Mocaf)

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

17

a) Input, berupa dana, data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan

sebesar Rp. 60.350.000,- dan terealisasi sebesar Rp.30.174.900,-

atau pencapaian target sebesar 50 %.

b) Output, Terlaksananya Rapat Koordinasi Pengembangan

Agroindustri Tepung Lokal dengan mengundang 25 orang stake

holder terkait

c) Outcomes dari kegiatan ini adalah Teridentifikasinya permasalahan

pada UPH tepung lokal

d) Benefit, Ditemukannya solusi terhadap permasalahan pengembangan

tepung mocaf

e) Impact, Berkembangnya UPH agroindustri tepung lokal (mocaf) di

daerah

8. Pemutakhiran Database Pengolahan Tepung

a) Input, berupa dana , data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan

sebesar Rp. 40.700.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 22.155.100,-

atau pencapaian target sebesar 79 %.

b) Output, Tersusunnya 3 eksemplar database pengolahan tepung

terkini

c) Outcomes, dari kegiatan ini adalah Tersedianya data base tepung

lokal yang up to date

d) Benefit, Sebagai bahan penyusunan program, kebijakan dan strategi

pengembangan tepung lokal

e) Impact, Berkembangnya Agroindustri tepung lokal

9. Rapat Koordinasi Pengembangan Agroindustri Penggilingan Padi

a) Input, berupa dana, data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan

sebesar Rp.76.100.000,- dan terealisasi sebesar Rp.75.969.800,-

atau pencapaian target sebesar 100 %.

b) Output, Terlaksananya Rapat Koordinasi Pengembangan

Agroindustri Penggilingan Padi dengan mengundang 15 orang stake

holder terkait

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

18

c) Outcomes dari kegiatan ini adalah Teridentifikasinya permasalahan

pada UPH penggilingan padi

d) Benefit, Ditemukannya solusi terhadap permasalahan yang

pengembangan Agroindustri Penggilingan Padi

e) Impact, Berkembangnya UPH agroindustri penggilingan padi di

daerah

10. Pemutakhiran Database Penggilingan Padi

a) Input, berupa dana, data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan

sebesar Rp.226.600.000,- dan terealisasi sebesar Rp.179.295.800,-

atau pencapaian target sebesar 79 %.

b) Output, Tersusunnya 3 eksemplar database penggilingan padi

terkini

c) Outcomes dari kegiatan ini adalah Tersedianya data base yang

dapat dijadikan bahan penyusunan program, kebijakan dan strategi

pengembangan penggilingan padi

d) Benefit, Berkembangnya agroindustri penggilingan padi

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing agroindustri

penggilingan padi

11. Pembahasan Sistem Informasi Agroindustri Penggilingan Padi

a) Input, berupa dana, data/informasi dan SDM. Dana yang ditargetkan

sebesar Rp.76.100.000,- dan terealisasi sebesar Rp.56.216.700,-

atau pencapaian target sebesar 74 %.

b) Output, Terlaksananya Kegiatan Pembahasan Konsep Agroindustri

penggilingan padi terpadu

c) Outcomes dari kegiatan ini adalah terinfentarisasinya data terkait

penggilingan padi

d) Benefit, Sebagai bahan untuk menyusun Sistem Informasi

Penggilingan Padi

e) Impact, Kemudahan mendapatkan informasi pengembangan usaha

penggilingan padi

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

19

12. Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Hortikultura

a) Input, berupa dana, peserta dan narasumber. Dana yang ditargetkan

sebesar Rp. 172.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 162.717.725,-

atau pencapaian target sebesar 95 %.

b) Output, Terbinanya 45 orang aparat pembina dari Propinsi dan

Kabupaten penerima Dana Tugas Perbantuan TA. 2013.

c) Outcomes, meningkatnya kualitas SDM Pembina pengolahan

Hortikultura pada 74 Unit Pengolahan Hasil Hortikultura di 30

propinsi

d) Benefit, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk olahan

hortikultura

e) Impact, Meningkatnya Pendapatan Kelompok Pengolahan Hasil

Pada 104 kelompok usaha

13. Pertemuan Koordinasi Teknis Pengolahan Hasil Pertanian

a) Input, berupa dana, peserta dan narasumber. Dana yang ditargetkan

sebesar Rp. 260.300.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 257.739.000,-

atau pencapaian target sebesar 99,07 %.

b) Output, terbinanya 69 Unit Pengolahan Hortikultura dan

meningkatnya penerapan teknologi pengolahan pada 69 UPH

hortikultura

c) Outcomes, meningkatnya kualitas SDM pembina UPH Hortikultura

dan Meningkatnya penggunaan teknologi yang mengacu pada

kaidah GMP

d) Benefit, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk olahan

Hasil Hortikultura

e) Impact, Meningkatnya pendapatan kelompok / gapoktan pengelola

UPH.

14. Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

20

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

209.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 199.988.000,- atau

pencapaian target sebesar 95 %.

b) Output, terselenggaranya Kegiatan Fasilitasi Gelar Teknologi

Pengolahan Hasil Pertanian di Jakarta

c) Outcomes, meningkatnya informasi dan pengetahuan penggunaan

produk Olahan Hasil Pertanian

d) Benefit, meningkatnya inovasi teknologi dan penggunaan sarana

pengolahan hasil hortikultura yang up to date

e) Impact, Peningkatan pendapatan usaha pertanian

15. Pembinaan Sentra Pengemasan Produk Hortikultura

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

379.450.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 358.534.700,- atau

pencapaian target sebesar 95,19 %.

b) Output, terbinanya rumah sentra pengemasan di 5 propinsi.

c) Outcomes, Termanfaatkannya rumah sentra pengemasan untuk

pelaku usaha pengolahan hasil hortikultura

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha pengolahan hasil hortikultura

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk olahan

hasil hortikultura.

16. Fasilitasi Pelaku Usaha Pengolahan Hasil Hortikultura

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

237.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 187.120.900,- atau

pencapaian target sebesar 78,79 %.

b) Output, terbinanya 20 orang pelaku usaha pengolahan hasil

hortikultura dari 20 propinsi

c) Outcomes, Tersosialisasikannya produk olahan hortikultura..

d) Benefit, meningkatnya apresiasi terhadap produk olahan hortikulura

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil hortikultura

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

21

17. Pertemuan Nasional Asosiasi Pengolah Hasil Hortikultura

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

195.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 194.505.600,- atau

pencapaian target sebesar 99,75 %.

b) Output, 1) Terfasilitasinya Pertemuan Asosiasi Pengolah Hasil

Hortikultura di Tingkat Nasional dan 2) Terbentuknya Pengurus

Assosiasi Pengolah Hasil Hortikultura di Tingkat Nasional

c) Outcomes, 1) Terjalinnya kerjasama antara pelaku usaha pengolahan

hasil hortikultura, 2) Berkembangnya jenis olahan dan pasar yang

kondusif untuk produk olahan hasil hortikultura, 3) Meningkatnya

kemampuan menejeman usaha, permodalan, teknologi, pasar, dan

mutu olahan.

d) Benefit, Meningkatnya pendapatan asli daerah dari peningkatan

konsumsi produk olahan dalam negeri

e) Impact, Meningkatnya kesejahteraan pengolah hasil hortikultura

khususnya anggota Assosiasi Pengolah Hasil Hortikultura

(ASPEHORTI)

18. Film Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

139.350.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 138.840.8000,- atau

pencapaian target sebesar 99,64 %.

19. b) Output, Terlaksananya kegiatan pembuatan Film Penerapan

Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura

c) Outcomes, Terinformasikannya teknologi pengolahan buah, sayuran

dan tanaman obat yang berbasis GMP

d) Benefit, Meningkatnya kemampuan pelaku usaha pengolahan buah,

sayuran dan tanaman obat berbasis GMP

e) Impact, Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk olahan

buah, sayuran dan tanaman obat

20. Koordinasi Antar Instansi

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

22

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

92.700.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 85.291.150,- atau

pencapaian target sebesar 92,01 %.

b) Output, Terlaksananya koordinasi yang efektif antar instansi yang

menangani pengolahan hasil hortikultura

c) Outcomes, Terjalinnya kerjasama yang baik antar instansi

d) Benefit, Terlaksananya kegiatan kegiatan pengolahan hasil

hortikultura dengan lancar

e) Impact, Selarasnya visi misi dalam memajukan pengolahan hasil

hortikultura antar instansi

21. Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Kakao

a) Input, berupa dana yang ditargetkan sebesar Rp. 179,300,000,- dan

terealisasi sebesar Rp. 179.123.200,- atau pencapaian target

sebesar 99,34 %.

b) Output, terlatihnya pelaku usaha di bidang pengolahan cokelat

sekunder.

c) Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM (petugas, pelaku usaha)

dalam pengembangan pengolahan agroindustri kakao dan

Tersosialisasinya pengolahan agroindustri kakao kepada petugas

dan pelaku usaha

d) Benefit, dihasilkannya produk-produk lanjutan kakao Meningkatnya

pendapatan pelaku usaha/gapotan pengolah kakao lanjutan

e) Impact, berkembangnya unit agroindustri cokelat di pedesaan

22. Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Teh

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 40.500.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 40.489.800,- atau pencapaian target

sebesar 99,97 %.

b) Output, Mengakomodir program ANFPWG dengan agenda

pertemuan workshop dan kunjungan lapang untuk melihat potensi

dan manfaat kesehatan Teh.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

23

c) Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM dalam pengembangan

pengolahan agroindustri teh Tersosialisasinya pengolahan

agroindustri perkebunan kepada peserta workshop.

d) Benefit, Terjadinya tukar informasi antara pelaku usaha dengan

peserta workshop dan membuka informasi pasar bagi pelaku usaha

yang menjadi tempat kunjungan lapang.

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil kelapa sawit

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani.

23. Penyusunan Pedoman/ Petunjuk Teknis Pengolahan Hasil Perkebunan

a) Input, berupa data, SDM dan dana yang ditargetkan sebesar Rp.

305,700,000,- dan terealisasi sebesar Rp. 303.840.850,- atau

pencapaian target sebesar 93,10 %.

b) Output, tersedianya 3 paket pedoman komoditi pengolahan

perkebunan yaitu kopi luwak , rendemen sawit, pedoman teknis

tahun 2014.

c) Outcomes, terdorong-nya petani untuk melakukan pengolahan

dengan optimal, tumbuh dan kembangnya unit-unit pengolahan di

tingkat Gapoktan

d) Benefit, meningkatnya produk dan mutu komoditi perkebunan

e) Impact, meningkatnya daya saing dan nilai tambah komoditi

perkebunan

24. Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Kakao

a). Input, berupa dana yang ditargetkan sebesar Rp. 179.300.000,- dan

terealisasi sebesar Rp. 178.123.200,- atau pencapaian target

sebesar 99,34 %.

b). Output, terlatihnya pelaku usaha di bidang pengolahan cokelat

sekunder.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

24

c). Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM (petugas, pelaku usaha)

dalam pengembangan pengolahan agroindustri kakao dan

tersosialisasinya pengolahan agroindustri kakao kepada petugas dan

pelaku usaha

d). Benefit, dihasilkannya produk-produk lanjutan kakao Meningkatnya

pendapatan pelaku usaha/gapotan pengolah kakao lanjutan

e). Impact, berkembangnya unit agroindustri cokelat di pedesaan

25. Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Teh

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 40.500.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 40.489.800,- atau pencapaian target

sebesar 99,97 %.

b) Output, Mengakomodir program ANFPWG dengan agenda

pertemuan workshop dan kunjungan lapang untuk melihat potensi

dan manfaat kesehatan Teh.

c) Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM dalam pengembangan

pengolahan agroindustri teh Tersosialisasinya pengolahan

agroindustri perkebunan kepada peserta workshop.

d) Benefit, Terjadinya tukar informasi antara pelaku usaha dengan

peserta workshop dan membuka informasi pasar bagi pelaku usaha

yang menjadi tempat kunjungan lapang.

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil kelapa sawit

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani.

26. Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Perkebunan

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

105.000.000,-dan terealisasi sebesar Rp. 83.931.266,- atau

pencapaian target sebesar 79,93 %.

b) Output, Paket informasi teknologi, peluang pasar dan peluang

kerjasama

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

25

c) Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM dalam pengembangan

pengolahan agroindustri perkebunan, meningkatnya teknologi

pengolahan agroindustri perkebunan dan tersosialisasinya

pengolahan agroindustri perkebunan kepada petugas dan pelaku

usaha.

d) Benefit, Dihasilkannya produk yang memiliki konsistensi mutu dan

daya saing yang tinggi, agar dapat bersaing di pasar global, aparat

pembina dan pelaku usaha yang memahami pengolahan agroindustri

perkebunan

e) Impact, Berkembangnya unit pengolahan agroindustri perkebunan

yang memadai sesuai kebutuhan Meningkatnya kualitas pembinaan

oleh aparat

27. Fasilitasi Pertemuan ICCO

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 50.

000.000,-dan terealisasi sebesar Rp. 48.000.000,- atau pencapaian

target sebesar 96,00 %.

b) Output, Paket informasi teknologi, peluang pasar dan peluang

kerjasama

c) Outcomes, Terfasilitasinya usulan-usulan dari Indonesia dalam

rangka pengembangan kakao ditingkat dunia.

d) Benefit, Dihasilkannya produk yang memiliki konsistensi mutu dan

daya saing yang tinggi, agar dapat bersaing di pasar global, aparat

pembina dan pelaku usaha yang memahami pengolahan kakao

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil kakao

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

28. Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman Tahunan

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

292.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 288.362.700,- atau

pencapaian target sebesar 99 %.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

26

b) Output, Terbinanya UPH tanaman tahunan, baik secara teknis

maupun manajemen

c) Outcomes, Meningkatnya jumlah UPH yang operasional.

d) Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan hasil

perkebunan, Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk olahan

perkebunan

e) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil

olahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

petani dan masyarakat sekitarnya

29. Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman Semusim

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 81.000.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 80.599.500,- atau pencapaian target

sebesar 99,11 %.

b) Output, Terbinanya UPH tanaman semusim, baik secara teknis

maupun manajemen.

c) Outcomes, Meningkatnya jumlah UPH yang operasional.

d) Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan hasil

perkebunan, Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk olahan

e) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil

olahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

petani dan masyarakat sekitarnya

30. Pembinaan Pengolahan Minyak Atsiri

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 36.000.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 36.000.000,- atau pencapaian target

sebesar 100%.

b) Output, Paket informasi teknologi, peluang pasar dan peluang

pengawasan/ kemitraan

c) Outcomes, Meningkatnya wawasan SDM dalam pengembangan

pengolahan agroindustri atsiri, meningkatnya teknologi pengolahan

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

27

agroindustri atsiri dan tersosialisasinya pengolahan agroindustri

perkebunan kepada petugas dan pelaku usaha.

d) Benefit, Dihasilkannya produk yang memiliki konsistensi mutu daya

saing yang tinggi, agar dapat bersaing di pasar global Pelaku usaha

memiliki jaringan pasar yang lebih luas

e) Impact, Berkembangnya unit agroindustri atsiri yang memadai sesuai

kebutuhan

31. Optimalisasi Unit Pengolahan Hasil Perkebunan

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

115.700.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 113.091.600,- atau

pencapaian target sebesar 98 %.

b) Output, Terbinanya Unit-unit Pengolahan yang telah mendapat

fasilitasi bangunan, alat dan mesin

c) Outcomes, Meningkatnya jumlah jumlah UPH yang operasional.

d) Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan hasil

perkebunan, Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk olahan.

e) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil

olahan olahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya

32. Rapat Koordinasi Teknis Pengolahan Bokar Bersih

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

105.150.000,-dan terealisasi sebesar Rp. 100.410.150,- atau

pencapaian target sebesar 95,52 %.

b) Output, Terbinanya UPPB karet dengan baik secara teknis maupun

manajemen

c) Outcomes, Meningkatnya jumlah UPPB yang operasional

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

28

d) Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan hasil

perkebunan dan Meningkatnya kuantitas serta kualitas produk

olahan

e. Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil

olahan perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

petani dan masyarakat sekitarnya

33. Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

109.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 109.000.000,- atau

pencapaian target sebesar 100%.

b) Output, Tersosialisasinya teknologi pengolahan hasil perkebunan

terkini kepada pembina, pelaku usaha, dan steakholder bidang

perkebunan

c) Outcomes, Tumbuh dan berkembangnya unit pengolahan

agroindustri perkebunan, Terserapnya tenaga kerja dibidang

pengolahan agroindustri perkebunan

d) Benefit, Meningkatnya jumlah aparat pembina dan pelaku usaha

yang memahami pengolahan agroindustri perkebunan,

dihasilkannya produk yang memiliki konsistensi mutu dan daya saing

yang tinggi, agar dapat bersaing dipasar global.

e) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasilolahan

perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan

masyarakat sekitarnya

34. Monitoring dan Evaluasi Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri

Tanaman Tahunan.

a) Input, berupa dana, Dana yang ditargetkan sebesar Rp. 72.000.000,-

dan terealisasi sebesar Rp. 66.748.200,- atau pencapaian target

sebesar 92,71 %.

b) Output, Tersedianya 1 paket laporan hasil evaluasi pelaksanaan

kegiatan tanaman tahunan pengolahan hasil perkebunan.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

29

c) Outcomes, Meningkatnya jumlah UPH yang operasional

d) Benefit, Meningkatnya pemanfaatan unit pengolahan hasil

perkebunan, Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk olahan

e) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk hasil olahan

perkebunan, Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan

masyarakat sekitarnya

35. Bimtek Pengolahan Pakan ternak Skala Kecil dan Penanganan LimbahPeternakan

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp. 229.105.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 223.383.400,- atau

pencapaian target sebesar 97,5 %.

b) Output, Terselenggaranya Bimtek Pengolahan Pakan ternak Skala

Kecil dan Penanganan Limbah Peternakan

c) Outcomes, Meningkatnyapengetahuan dan keterampilan teknis para

pelaku usaha dan aparat pembina dibidang teknologi penanganan

limbah peternakan

d) Benefit, Meningkatnya pendapatan pelaku usaha pengolahan limbah

peternakan

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha

peternakan

36. Sosialisasi Pedoman Pengolahan Limbah Ternak (Biogas)

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp. 132.775.000,- dan terealisasi sebesar Rp.130.374.925,- atau

pencapaian target sebesar 98,2 %.

b) Output,Terselenggaranya kegiatan Sosialisasi Pedoman Pengolahan

Limbah Ternak (Biogas)

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

30

c) Outcomes, Tersosialisasikannya Pedoman Pengolahan Limbah

Ternak (Biogas) dan Meningkatnya pengetahuan terhadap

pemanfaatan limbah ternak untuk biogas

d) Benefit, Meningkatnya penggunaan limbah ternak sebagai sumber

energi alternatif (biogas)

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha

peternakan dan hasil olahannya

37. Workshop Nasional Agroindustri Persusuan

a) Input, berupa data, dana, dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp. 251.160.000,- dan terealisasi sebesar Rp 248.109.975,- atau

pencapaian target sebesar 98,8 %.

b) Output, Terselenggaranya kegiatan Workshop Nasional Agroindustri

Persusuan

c) Outcomes, Tersebarluasnya informasi mengenai manfaat susu bagi

kesehatan dan Meningkatnya pengetahuan tentang indudtri

pengolahan susu

d) Benefit, Meningkatnya Konsumsi susu masyarakat

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha

pengolahan hasil peternakan

38. Seminar Pengembangan Agroindustri Persusuan di Perguruan

Tinggi

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp. 184.500.000,- dan terealisasi sebesar Rp.179.066.150,- atau

pencapaian target sebesar 96,7 %.

b) Output,Terselenggaranya kegiatan Seminar Pengembangan

Agroindustri Persusuan di Perguruan Tinggi

c) Outcomes, Tersebarluasnya informasi mengenai manfaat susu bagi

kesehatan dan Meningkatnya pengetahuan tentang indudtri

pengolahan susu

d) Benefit, Meningkatnya Konsumsi susu masyarakat

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

31

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha

peternakan

39. Bimtek Pengolahan Hasil Peternakan (Daging dan Susu)

a) Input, berupa data, dana, dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp. 253.053.000,- dan terealisasi sebesar Rp248.233.648,- atau

pencapaian target sebesar 98,1 %.

b) Output, Terselenggaranya kegiatan Bimtek Pengolahan Hasil

Peternakan (Daging dan Susu)

c) Outcomes, Meningkatnyapengetahuan dan keterampilan teknis para

pelaku usaha dan aparat pembina dibidang teknologi Pengolahan

Hasil Peternakan (Daging dan Susu)

d) Benefit, Meningkatnya pendapatan pelaku usaha pengolahan daging

dan susu

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha

pengolahan hasil peternakan

40. Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Pengolahan Susu

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp. 182.880.000,- dan terealisasi sebesar Rp.166.269.850,- atau

pencapaian target sebesar 91 %.

b) Output,Terselenggaranya kegiatan Fasilitasi Pembentukan Asosiasi

Pengolahan Susu

c) Outcomes, Terfasilitasinya pembentukan asosiasi pengolahan susu

d) Benefit, Meningkatnya usaha pengolahan susu

e) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha

persusuan

41. Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp. 100.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.99.000.000,- atau

pencapaian target sebesar 99 %.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

32

b) Output,Terselenggaranya kegiatanFasilitasi Gelar Teknologi

Pengolahan Hasil Pertanian

c) Outcomes, Terfasilitasinya acara Gelar Teknologi Pengolahan Hasil

Pertanian

d) Impact, Peningkatan nilai tambah dan daya saing unit usaha

persusuan

42. Pengawalan Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar

Rp. 315.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 297.647.400,- atau

pencapaian target sebesar 96,8 %.

b) Output, Gapoktan atau usaha pengolahan yang memiliki ketrampilan,

pengetahuan dan wawasan tentang pengolahan hasil peternakan

c) Outcomes, Terkawalnya unit usaha pengolahan hasil peternakan di

daerah

d) Impact, Peningkatan daya saing dan nilai tambah hasil peternakan

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

B. Kegiatan Daerah/Tugas Pembantuan (TP)

1. Revitalisasi Penggilingan Padi

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

90.375.970.000,- dan terealisasi Rp. 89.075.970.000,- (98,56 %).

b) Output, berkembangnya usaha dan kemitraan penggilingan padi kecil.

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Usaha dan Kemitraan

Penggilingan Padi Kecil di 29 Propinsi, 184 Kabupaten

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

penggilingan padi yang menghasilkan beras yang berkualitas

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing padi/beras sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

2 Fasilitasi Agroindustri Jagung

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

33

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

10.100.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya agroindustri pengolahan jagung.

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri

pengolahan jagung di 13 Propinsi 27 Kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan jagung.

e) Impact, peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil olahan jagung

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

3. Fasilitasi Agroindustri Kedelai

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

5.300.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya agroindustri pengolahan kedelai.

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri pengolahan kedelai

di 7 Propinsi 13 Kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan kedelai.

e) Impact, peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil olahan kedelai

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

4. Fasilitasi Agroindustri Hortikultura

a) Input berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

14.450.000.000,- dan terealisasi 100%

b) Output, terlaksananya fasilitasi pengolahan hasil hortikultura di tingkat

Gapoktan

c) Outcomes, terfasilitasinya teknologi dan sarana pengolahan hasil

hortikultura mengacu pada norma GMP ditingkat Gapoktan

d) Benefit, meningkatnya apresiasi terhadap produk olahan hortikultura

5. Fasilitasi Sentra Pengemasan Produk Hortikultura

f) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

2.750.000.000,- dan terealisasi 100 %

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

34

g) Output, terbangunnya 5 unit sentra pengemasan produk olahan hasil

hortikultura tersebar di 5 propinsi

h) Outcomes, meningkatnya penggunaan kemasan/labeling produk segar

yang mengacu kepada kaidah GMP

i) Benefit, meningkatnya nilai tambah dan daya saing olahan produk

hortikultura

6. Pengembangan Agroindustri Tepung Berbasis Sumberdaya Lokal

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

9.200.000.000,- dan terealisasi Rp. 8.950.000,- (97,28 %).

b) Output, berkembangnya Agroindustri Tepung Berbasis Sumberdaya Lokal

c)Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri Tepung Berbasis

Sumberdaya Lokal di 13 Propinsi 27 Kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan tepung berbasis sumberdaya lokal

e) Impact, peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil olahan tepung

berbasis sumberdaya lokal sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani.

7. Pengembangan Agroindustri Bokar

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

15.634.300,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Agroindustri Bokar

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Bokar di 14

propinsi 46 kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan bokar

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan bokar

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

8. Pengembangan Agroindustri Kelapa

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

9.150.000.000,- dan terealisasi 100 %

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

35

b) Output, berkembangnya agroindustri kelapa

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Kelapa di 17

propinsi 28 kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan kelapa

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan kelapa

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

9. Pengembangan Agroindustri Atsiri

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

5.650.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Agroindustri Atsiri

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Atsiri di 11 propinsi

16 kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan atsiri

e) Impact, peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil olahan atsiri

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

10. Pengembangan Agroindustri Mete

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

2.971.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Agroindustri Mete

a) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Mete di 7 propinsi

12 kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan mete

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan mete

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

11. Pengembangan Agroindustri Tebu, Gula Aren dan Lontar

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

5.875.000.000,- dan terealisasi 100 %

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

36

b) Output, berkembangnya Agroindustri Tebu, Gula Aren dan Lontar

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Tebu, Gula Aren

dan Lontar di 9 propinsi 16 kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan tebu, gula aren dan lontar

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan tebu, gula

aren dan lontar sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani.

12. Pengembangan Agroindustri Gambir

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

277.800.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Agroindustri Gambir

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Gambir di 1 propinsi

1 kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan gambir

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan gambir

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

13. Pengembangan Agroindustri Teh

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

500.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Agroindustri Teh

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Gambir di 1

propinsi 1 kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan Teh

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan Teh

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

14. Pengembangan Agroindustri Cokelat

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

37

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

600.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Agroindustri Cokelat

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Agroindustri Cokelat di 2

propinsi 2 kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan Cokelat

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil olahan Cokelat

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

15. Fasilitasi Pengolahan Pakan Ternak

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

9.650.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Usaha Pakan Ternak Skala Kecil

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Usaha Pakan Ternak Skala

Kecil di 17 Propinsi 38 Kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

usaha pakan ternak skala kecil

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil usaha pakan ternak

skala kecil sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani

16. Pengembangan Agroindustri Susu

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

4.200.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya agroindustri susu

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri susu di 6 Propinsi

13 Kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan susu

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil usaha pengolahan

susu sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

38

17. Fasilitasi Agroindustri Daging

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

15.225.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya agroindustri daging

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya agroindustri daging di 24

Propinsi 66 Kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

pengolahan daging

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil usaha pengolahan

daging sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani

18. Pengembangan Pengolahan Limbah Peternakan (biogas)

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

7.850.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Usaha Pengolahan Limbah Peternakan (biogas)

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Usaha Pengolahan Limbah

Peternakan (biogas) di 17 Propinsi 40 Kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha serta meningkatnya jumlah unit-unit

usaha Pengolahan Limbah Peternakan (biogas)

e) Impact, peningkatan nilai tambah Pengolahan Limbah Peternakan

(biogas)sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani

20. Pengemasan Produk Daging

a) Input, berupa dana dan SDM. Dana yang ditargetkan sebesar Rp.

800.000.000,- dan terealisasi 100 %

b) Output, berkembangnya Usaha Pengemasan Produk Daging

c) Outcomes, Terbangun dan beroperasinya Usaha Pengemasan Produk

Dagingdi 3 Propinsi 4 Kabupaten.

d) Benefit, Meningkatnya peluang usaha Pengemasan Produk Daging

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

39

e) Impact, peningkatan nilai tambah dandaya saing hasil usaha produk

dagingsehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani

III. Dukungan Manajemen

1. Pelayanan Sumber Daya Manusia Direktorat

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp.

301.850.000 ,- dan terealisasi sebesar Rp 287.183.500,- atau

pencapaian target sebesar 95.141 %.

b) Output,

1. Tersusunnya Data Base Kepegawaian Direktorat Pengholahan Hasil

Pertanian yang up to date yang ROPAK Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian tahun 2013 dengan baik dan benar.

2. Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001;2008 Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian dengan baik.

3. Terbentuknya Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidangnya.

2. Pelayanan Keuangan Direktorat

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp.

328.850.000 ,- dan terealisasi sebesar Rp. 288.887.450,- atau

pencapaian target sebesar 87.848 %.

b) Output,

1. Tersusunnya Rencana Operasian Kegiatan Direktorat Pengholahan

Hasil Pertanian tahun 2013 dengan baik .

2. Tersusunya Rancangan Kegiatan Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian tahun 2014.

3. Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian tahun 2013 dengan baik.

4. Tersusunnya Laporan Bulanan Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian yang tepat waktu.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

40

5. Tersusunnya Laporan Tahunan Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian tahun 2012 dengan baik dan benar.

3. Pelayanan Rumah Tangga dan Perlengkapan Direktorat

a) Input, berupa data, dana dan SDM. Dana ditargetkan sebesar Rp.

1.693.400 ,- dan terealisasi sebesar Rp.1.559.508.404,- atau pencapaian

target sebesar 91.397 %.

b) Output,

Terlaksananya pelayanan perkantoran selama dua belas bulan.

3.2 Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian

dapat dijabarkan dalam pencapaian pada setiap sasaran per indikator kinerja serta

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran, yang difokuskan pada kegiatan

tahun 2013 sebagai berikut:

a) Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian pelaku pengolahan dan

pelaku bisnis lainnya dalam usaha agroindustri serta kelembagaannya

b) Berkembangnya agroindustri terpadu di perdesaan melalui, keterpaduan sistem

produksi, dan pengolahan hasil pertanian

c) Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan profesionalisme SDM Direktorat

Pengolahan Hasil Pertanian

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

41

Dari hasil pengukuran pencapaian sasaran strategis meningkatnya usaha

pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan pada setiap indikator diperoleh hasil

sebagai berikut :

Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Meningkatnya

Usaha

Pengolahan hasil

Pertanian yang

Berkelanjutan

Unit Usaha Pengolahan

Hasil Tan.Pangan

301 Unit 721 Unit 239.5

Unit Usaha Pengolahan

Hasil Hortikultura

74 Unit 104 Unit 140.5

Unit Usaha Pengolahan

Hasil Perkebunan

137 Unit 129 Unit 94,2

Unit Usaha Pengolahan

Hasil Peternakan

173 Unit 230 Unit 133,0

Laporan dan Pembinaan 176 lap 170 Lap. 96.6

Layanan Perkantoran 12 bln 12 Bln 100

Dari target 685 unit Usaha Pengolahan hasil Pertanian yang Berkelanjutan

terrealisasi sejumlah 1.178 unit. Besarnya realisasi ini disebabkan pada saat penentuan

target diasumsikan bahwa 1 kabupaten hanya 1 unit usaha, namun ternyata di

lapangan terdapat lebih dari 1 unit usaha setiap kabupaten

Analisis capaian kinerja tahun 2013 Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian untuk

setiap sasarannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan tahun

2013 target indikatornya yang telah tercapai dengan baik bahkan melebihi dari

target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 239.5% terdiri dari:

1) Penggilingan padi sejumlah 560 unit di 360 kabupaten/kota dengan

kapasitas antara 1 s/d 2 ton/jam. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka

pengembangan Penggilingan padi dengan mengutuhkan penggilingan

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

42

padi yang telah ada dengan menambah/mengganti komponen alsin

penggilingan serta membangun penggilingan padi baru.

2) Kelompok usaha kacang-kacangan sebanyak 23 unit di 13

kabupaten/kota. Kegiatan ini dilakukan melalui fasilitasi sarana dan alat

pengolahan kacang-kacangan dengan jenis olahan yang dikembangkan

sesuai dengan bahan baku yang tersedia, kemampuan kelompok serta

peluang pasar yang ada.

3) Kelompok usaha Tepung sebanyak 48 unit di 27 kabupaten/kota, melalui

kegiatan pengembangan agroindustri tepung berbasis sumberdaya lokal.

Tepung yang dikembangkan antara lain tepung tapioca, cassava, cassava

terfermentasi serta tepung jenis lainnya.

4) Kelompok usaha jagung sebanyak 90 unit di 13 kabupaten/kota, melalui

kegiatan pengembangan agroindustri jagung.

Secara rinci data lokasi pengembangan usaha pengolahan hasil tanaman

pangan terlampir.

Dalam rangka mendukung pencapaian target indikator sasaran, telah dilakukan

beberapa kegiatan baik di tingkat pusat maupun propinsi dan kabupaten/kota.

Untuk kegiatan pusat terdapat 14 rencana kegiatan yang telah dilaksanakan

seluruhnya yaitu 1) Penyusunan Pedoman Teknis Tanaman Pangan 2)

Penyusunan Buku SPO Mocaf. 3) Bimbingan Teknis Agroindustri Tanaman

Pangan (Padi). 4) Fasilitasi Teknologi Pengolahan hasil Tanaman Pangan. 6)

Pengawalan Pengembangan Agroindustri Tepung Mocaf (Rapat Koordinasi,

Pembahasan, Workshop). 7) Pemutakhiran Data Base Pengolahan Tepung. 8)

Pemuktahiran Data Base Penggilingan Padi. 9) Pembahasan Sistem Informasi

Agroindustri Penggilingan Padi. 10) Pembahasan Konsep Agroindustri

Penggilingan Padi Terintegrasi 11) Rapat Koordinasi Pengembangan

Agroindustri Penggilingan Padi. 12) Film Agroindustri Tepung Mocaf. 13) Gelar

Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. 14) Workshop Pengembangan

Penggilingan Padi.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

43

Sedangkan kegiatan dekonsentrasi yaitu Pembinaan Pengawalan dan

Pendampingan Pengolahan Hasil Pertanian, Pemutakhiran Data dan

Optimalisasi Pengolahan Hasil seluruhnya telah dilaksanakan. Begitu pula

dengan kegiatan fasilitasi yang dilakukan melalui Tugas Pembantuan sudah

dilaksanakan hampir di seluruh kabupaten/kota, namun ada 3 lokasi yang tidak

terealisasi yaitu 2 revitalisasi di Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo, serta 1

agroindustri tepung di Kabupaten Belitung Timur

b) Pengembangan Pengolahan Hasil Hortikultura

Pencapaian sasaran yang dilakukan dari pengembangan pengolahan hasil

hortikultura yaitu 98 unit (capaian kinerja sebesar 132.4%).

Kegiatan pengembangan pengolahan hortikultura di kabupaten/kota tahun 2013

tersebar di 22 Propinsi dan 65 kabupaten/kota dengan basis pengolahan

komoditi sayuran, buah dan tanaman obat. Penyebaran tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Pengembangan Agroindustri hortikultura berbasis buah dan sayuran

sejumlah 72 Unit di 49 kabupaten/kota,.

2) Pengembangan Agroindustri hortikultura berbasis Tanaman Obat

sejumlah 24 unit di 14 kabupaten/kota

3) Pengembangan Agroindustri hortikultura lainnya sejumlah 2 unit di 2

kabupaten/kota

Selain itu pad atahun 2013 dilakukan fasilitasi pembuatan sentra pengemasan

produk hortikultura sejumlah 6 unit di 6 propinsi.

Secara rinci data lokasi pengembangan usaha pengolahan hasil hortikultura

terlampir.

Pengembangan pengolahan hasil hortikultura tahun 2013 ditempuh melalui

kegiatan-kegiatan baik di tingkat pusat maupun daerah. Kegiatan yang

dilakukan pusat adalah: 1) Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil, 2) Pertemuan

Koordinasi Teknis Pengolahan Hasil Pertanian, 3) Fasilitasi Gelar Teknologi

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

44

Pengolahan Hasil Pertanian, 4)Pembinaan Sentra Pengemasan Produk

Hortikultura, 5) Pertemuan Nasional Asosiasi Pengolah Hasil Hortikultura, 6) Film

Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura, 7) Koordinasi Antar Instansi

dan 8) Fasilitasi Pelaku Usaha Pengolahan Hortikultura.

Sedangkan kegiatan tingkat kabupaten adalah fasilitasi peralatan pada

pengembangan agroindustri hortikultura dan biofarmaka melalui tugas

pembantuan di kabupaten didukung dengan kegiatan penunjang lainnya yaitu :1)

Fasilitasi Agroindustri Hortikultura; 2) Fasilitasi Sentra Pengemasan Produk

Hortikultura

c) Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan

Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan

Pencapaian sasaran yang dilakukan dari pengembangan pengolahan hasil

perkebunan yaitu 129 unit (capaian kinerja sebesar 94,16%). Kegiatan

pengembangan pengolahan perkebunan di kabupaten/kota tahun 2013 tersebar

di 31 Propinsi dan 116 kabupaten/kota. Penyebaran tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Pengembangan agroindustri Bokar sejumlah 49 Unit di 49 kab/kota.

2. Pengembangan agroindustri atsiri sejumlah 16 Unit di 16 kab/kota

3. Pengembangan agroindustri kelapa sejumlah 22 Unit di 22 kab/kota

4. Pengembangan agroindustri gula tebu sejumlah 12 Unit di 12 kab/kota

5. Pengembangan agroindustri gula kelapa sejumlah 6 Unit di 6 kab/kota

6. Pengembangan agroindustri gula aren sejumlah 4 Unit di 4 kab/kota

7. Pengembangan agroindustri mete sejumlah 12 Unit di 12 kab/kota

8. Pengembangan agroindustri kakao sejumlah 1 Unit di 1kab/kota

9. Pengembangan agroindustri kemasan sejumlah 3 Unit di 3 kab/kota

10. Pengembangan agroindustri gambir sejumlah 1 Unit di 1 kab/kota

11. Pengembangan agroindustri cokelat sejumlah 1 Unit di 1 kab/kota

12. Pengembangan agroindustri teh sejumlah 1 Unit di 1 kab/kota

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

45

Kegiatan fasilitasi yang dilakukan melalui Tugas Pembantuan tidak dapat

dilaksanakan seluruhnya dikarenakan terdapat 5 lokasi mengalami pemotongan

anggaran (Atsiri di Takalar Sulsel, Kelapa di Pelelawan Riau, Gula Tebu di

Cirebon Jabar, Kemasan di Tanah karo sumut, Teh di Bandung Jabar) dan 3

lokasi tidak realisasi (karet di Lebak Banten, Kelapa di Pandeglang Banten dan

Gowa Sulsel)

Secara rinci data lokasi pengembangan usaha pengolahan hasil perkebunan

terlampir.

Pencapaian target pengembangan UPH perkebunan tersebut dilakukan melalui

kegiatan-kegiatan pusat sampai daerah. Kegiatan pusat yang dilakukan yaitu : 1)

Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Kakao, 2) Fasilitasi Pengembangan

Pengolahan Teh, 3) Fasilitasi Pengembangan Pengolahan Perkebunan, 4)

Fasilitasi Pertemuan ICCO, 5) Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri

Tanaman Tahunan, 6) Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman

Semusim, 7) Pembinaan Pengolahan Minyak Atsiri, 8) Optimalisasi Unit

Pengolahan Hasil Perkebunan, 9) Rapat Koordinasi Teknis Pengolahan Bokar

Bersih, 10) Fasilitasi Gelar Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, dan 11)

Monitoring dan Evaluasi Pembinaan dan Pengawalan Agroindustri Tanaman

Tahunan.

Sedangkan kegiatan dekonsentrasi yaitu Bimbingan Teknis dan Manajemen

Agroindustri Perkebunan di tingkat propinsi seluruhnya telah dilaksanakan.

d) Pengembangan Pengolahan Hasil Peternakan

Pencapaian sasaran yang dihasilkan dari pengembangan pengolahan hasil

peternakan sejumlah 230 unit atau 133% yaitu:

1. Pengolahan Susu 14 unit usaha di 13 kabupaten/kota

2. Pengolahan Daging 122 unit usaha di 70 kabupaten/kota

3. Pengolahan Pakan Ternak Skala Kecil 43 unit usaha di 41 kabupaten/kota

4. Pengolahan komoditas peternakan lainnya sebanyak 47 unit usaha.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

46

Selain itu difasilitasi kepada pengelola Pengemasan Daging sejumlah 4 unit

untuk 4 kelompok usaha 3 kabupaten/kota

Pencapaian tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan pusat

maupun daerah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di pusat antara lain : 1)

Penyusunan Pedoman Pengolahan limbah Ternak (Biogas). 2) Pembahasan

Pedoman Teknis Pengolahan Hasil Peternakan. 3) Bimtek Pengolahan Pakan

Ternak Skala Kecil dan Penanganan Limbah Peternakan. 4) Sosialisasi

Pedoman Pengolahan Limbah Ternak (Biogas). 5) Workshop Nasional

Agroindustri Persusuan. 6) Seminar Pengembangan Agroindustri Persusuan di

Perguruan Tinggi. 7) Bimtek Pengolahan Hasil Peternakan (Daging dan Susu). 8)

Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Pengolahan Susu. 9) Fasilitasi Gelar Teknologi

Pengolahan Hasil Pertanian. 10) Pengawalan Pengembangan Pengolahan Hasil

Peternakan

Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan di tingkat propinsi melalui dana

dekonsentrasi adalah 1) Pembinaan, Pengawalan dan Pendampingan

Pengolahan Hasil Peternakan; 2) Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil

Peternakan; 3) Sosialisasi dan Apresiasi Pengolahan Hasil Peternakan.

Selain kegitan tersebut dilakukan pula kegiatan yang bersifat Tugas pembantuan

yang dilaksanakan kabupaten/kota yaitu : 1) Pengembangan Agroindustri Susu;

2) Fasilitasi Agroindustri Daging; 3) Fasilitasi Pengolahan Pakan Ternak S; 4)

Pengembangan Pengelolaan Limbah Ternak (Biogas); 5) Pengemasan Produk

Daging.

e) Laporan dan Pembinaan

Dalam hal mendukung kegiatan –kegiatan teknis, maka dilakukan pula

pengukuran kinerja dalam mendukung kelancaran pelaksanaan teknis melalui

kegiatan-kegiatan yang bersifat administrative dan manajemen. Indicator kinerja

sasaran yang telah ditargetkan tahun 2013 telah tercapai 176 laporan tercapai

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

47

170 laporan dan pembinaan atau sebesar 98%. dengan kegiatan yang

mencakup pembinaan SDM, pembinaan dan pengawalan kegiatan, pengelolaan

Keuangan dan ketatausahaan, dll.

f) Layanan Perkantoran

Kegiatan-kegiatan lain yang mendukung pelaksanaan kegiatan teknis adalah

pelayanan perkantoran. Kegiatan ini ditargetkan 12 bulan selama tahun 2013.

Kegiatan tersebut antara lain dukungan manajemen dan pelayanan bidang

rumah tangga perlengkapan yang dilaksanakan selama 1 tahun penuh.

3.3 Evaluasi Kinerja

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap capaian kinerja berdasarkan

rencana kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian telah berhasil mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana

Kinerja Tahunan. Namun untuk komoditi pengolahan hasil perkebunan tidak mencapai

target 100% dikarenakan adanya penghematan anggaran sebanyak 5 unit di 5

Kabupaten (Kab. Takalar, Kab. Pelalawan, Kab. Tanah Karo, Kab. Cirebon dan Kab.

Bandung). Serta 3 Kabupaten (Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang propinsi

Banten dan kab. Gowa Propinsi Sulawesi Selatan) disebabkan pihak penyedia barang

tidak dapat menyelesaikan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

Meskipun komoditi pengolahan tanaman pangan (revitalisasi pengilingan padi)

melampaui target, namun terdapat 2 kabupaten (kab. Wonogiri dan kabupaten

sukoharjo) dan fasilitasi pengembangan tepung lokal di kabupaten Belitung Timur yang

tidak dapat melaksanakan kegiatan tugas pembantuan dikarenakan penyedian barang

dan jasa tidak bisa menyediakan alsin sampai dengan batas waktu yang ditentukan.

Apabila dilihat dari kinerja tahun anggaran 2012, Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian pada tahun anggaran 2013 mengalami peningkatan, hal tersebut sebagai

salah satu upaya untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya agroindustri di

perdesaan ditempuh melalui pengembangan Unit Pengolahan Hasil (UPH). Unit

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

48

Pengolahan Hasil (UPH) adalah industri pengolahan hasil pertanian skala kecil dan

rumah tangga yang berbasis di perdesaan. Unit Pengolahan Hasil (UPH) Pertanian

merupakan program terobosan dalam mempercepat penumbuhan pendapatan

masyarakat petani dan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Sebagai program

terobosan, Unit Pengolahan Hasil (UPH) Pertanian dikembangkan dengan mengacu

pada skala usaha yang ekonomis, sehingga fungsi pelayanan dapat berkembang ke

arah peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi untuk memasok pasar.

Pada tahun anggaran 2013 Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian menetapkan

target untuk kegiatan pembangunan pengolahan hasil pertanian melalui alokasi Tugas

Pembantuan baik di Kabupaten/Kota sebanyak 685 unit usaha dan dapat

direalisasikan sejumlah 1.186 atau 173.1% .

Tahun 2012 unit pengolahan hasil pertanian berjumlah 806 unit dan tahun 2013

sejumlah 1.184 unit. Pertumbuhan pengembangan jumlah unit pengolah hasil tanaman

pangan dan peternakan mengalami kenaikan masing-masing 128.88% dan 18.55%.

Sedangkan untuk unit usaha pengolahan hasil hortikultura dan perkebunan mengalami

penurunan masing-masing sebesar 12.60% dan 27.52%. Jika dilihat secara

keseluruhan unit usaha pengolahan hasil pertanian mengalami kenaikan sebesar

46.89 % dibandingkan dengan tahun 2012.

Table 1. Capaian Kinerja tahun 2010-2013

Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan selama ini, usaha pengolahan hasil

pertanian sudah mulai berkembang khususnya pada skala kecil dan menengah, namun

dinilai relatif belum mampu secara optimal memberikan kontribusi pada kesejahteraan

No Unit UsahaTahun (Unit) Progress

2012-2013 (%)2010 2011 2102 2013

1Unit Usaha Pengolahan Hasil TanamanPangan

97 193315 721 128.88

2 Unit Usaha Pengolahan Hasil Hortikultura 21 65 119 104 (12.60)

3 Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan 24 121 178 129 (27.52)

4 Unit Usaha Pengolahan Hasil Peternakan 76 81 194 230 18.55

Jumlah 218 460 806 1.184 46.89

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

49

para pelakunya. Disamping itu, produk olahan yang dihasilkan belum sepenuhnya

dapat memenuhi permintaan dalam negeri meskipun bila dilihat dari segi protensi cukup

tersedia.

Dalam rangka mewujudkan pembinaan secara efektif dan efisien, telah

dirumuskan program-program kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun

kedepan. Memahami, bahwa pembinaan pada bidang pengolahan hasil pertanian

tersebut melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan instansi

lain didalam dan diluar lingkup Kementerian Pertanian, maka kerjasama yang harmonis

secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Dukungan para pelaku usaha agribisnis,

pemerintah daerah, dan masyarakat luas yang merupakan komponen utama didalam

sistem agribisnis nasional juga sangat dibutuhkan. Melalui kerjasama yang efektif dan

bersifat saling mendukung, diharapkan program-program yang telah dirumuskan dapat

direalisasikan dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan.

Oleh karena itu, bentuk usaha pengolahan hasil pertanian yang berbasis di

perdesaan, perlu lebih ditumbuhkembangkan lagi dengan mengacu kepada potensi

sumberdaya setempat, dan mengimplementasikan model pembinaan yang terintegrasi

antara hulu dan hilir serta terkoordinasi dengan program-program terkait yang ada di

daerah dengan prinsip pembinaan yang berkesinambungan setiap tahun. Selain itu

program pengembangan dan penguatan agroindustri perdesaan harus terus

dilaksanakan dengan menggerakkan komponen stakeholders (instansi pemerintah,

Pemda, Perguruan Tinggi, swasta, asosiasi, perhimpunan profesi, LSM dan lain-lain)

secara sinergis dan berkelanjutan.

Beberapa permasalahan yang ditemui dilapangan antara lain masalah

kelembagaan, SDM, Pembinaan, teknologi, site manager dan pembagian peralatan :

a. Kelembagaan

Penentuan dan penetapan calon penerima/calon lokasi (CP/CL)

Gapoktan/kelompok tani penerima/pengelola bantuan peralatan masih kurang

cermat. Sehingga Gapoktan/kelompok terpilih kurang memenuhi persyaratan atau

belum siap menjalankan usaha pengolahan yang disebabkan kurangnya

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

50

kemampuan manajerial dan jiwa kewirausahaan (entrepeunership) dalam

pengelolaan usaha pengolahan.

b. Pembinaan

Kurangnya dukungan pembinaan dari Pemda Propinsi dan Kabupaten/Kota. Hal ini

terkait dengan keterbatasan petugas dinas propinsi dan kabupaten/kota yang

menguasai pengetahuan tentang pengolahan hasil pertanian.

c. SDM

Keterbatasan sumberdaya manusia dalam Gapoktan/kelompok yang menguasai

teknologi dan pemasaran produk olahan. Hal ini disebabkan karena lemahnya

pelatihan, pengenalan teknologi dan pemagangan.

d. Teknologi

Peralatan mesin yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

daya dukung sumberdaya yang ada di lokasi. (misalnya: daya listrik, kapasitas

produksi, teknologi yang digunakan, dsb), Hal ini disebabkan kurangnya informasi

yang diperoleh oleh pelaksana kegiatan.

e. Site Manager

Site manager tidak berada dilokasi karena daerah binaan terlalu luas yaitu

cakupan luas kabupaten.

f. Fasilitasi Sarana

Terkait dengan identifikasi/verifikasi CP/CL, daerah sering melakukan pemerataan

bantuan sehingga kegiatan tidak fokus. Untuk itu ditekankan agar pada TA. 2013

bantuan peralatan tidak dipecah pada kelompok kecil tetapi pada kelompok yang

memenuhi skala ekonomi.

3.4. Akuntabilitas Keuangan

Program pengembangan pengolahan hasil pertanian yang dilaksanakan oleh

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian pada tahun 2013 terdiri dari a) Pengembangan

Pengolahan Hasil Tanaman Pangan; b) Pengembangan Pengolahan Hasil Hortikultura;

c) Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan; d) Pengembangan Pengolahan Hasil

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

51

Peternakan; e) Dukungan Manajemen Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian; f)

Serta alokasi kegiatan melalui dana dekonsentrasi di tingkat Propinsi dan Tugas

Pembantuan Propinsi/Kabupaten/Kota.

Dalam pelaksanaan pengembangan pengolahan hasil pertanian mendapatkan

Alokasi pagu anggaran untuk kegiatan tersebut sebesar Rp. 264.811.721.000,-

terealisasi Rp. 248.663.438.000,- (93,90%). Sampai dengan akhir bulan Desember

2013kegiatan Pusat Rp.10.266.573.000,-terealisasi sebesar Rp. 9.701.786.628,-

(94,%), kegiatan propinsi (Dekonsentrasi) Rp.37.681.971.000,- terealisasi sebesar

Rp.33.935.691.000,- (90,06%), dan Kegiatan Tugas Pembantuan Rp. 216.863.177.000,

terealisasi sebesar Rp. 205.002.321.000,-(94,53%).

3.5. Analisis Sumberdaya Manusia

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian merupakan salah satu unit kerja eselon II

pada Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang dibentuk berdasarkan

Peraturan Menteri Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mempunyai tugas

pokok : melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar,prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang pengolahan hasil pertanian.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Pengolahan

Hasil Pertanian menyelenggarakan fungsi :

Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai

dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;

Pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak

lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

52

Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengolahan dan

analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan

dan peternakan;

Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis

mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan

peternakan; dan

Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010,dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian didukung oleh

unit kerja Eselon III terdiri dari:

a. Sub Direktorat Tanaman Pangan

b. Sub Direktorat Hortikultura

c. Sub Direktorat Perkebunan

d. Sub Direktorat Peternakan

Masing – masing Sub Direktorat didukung oleh 2 (dua) seksi dan staf yang

kompeten di bidangnya. Keragaan pegawai Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian

dilihat dari jenjang Struktural dan Fungsional adalah sebagai berikut:

a. Pejabat eselon II = 1 orang

b. Pejabat eselon III = 4 orang

c. Pejabat eselon IV = 9 orang

d. Pejabat fungsional umum/staf = 31 orang

Jumlah keseluruhan pegawai yang berada di Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian sebanyak 45 (empat puluh lima) orang. Terdiri dari S3 (1 orang), S2 (13

orang), S1 (22 orang), D3 (4 orang), SLTA (5 orang).

Sedangkan keragaan SDM berdasarkan tingkat pendidikan seprti terlihat pada tabel 1.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

53

Tabel 2 : Keragaan SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No UNIT KERJA

TINGKAT PENDIDIKAN

JumlahSTRATAIII

STRATAII

STRATAI

DIPLOMAIII

SLTA SLTP

1. Direktur - 1 - - - - 1

2. Subdit TanamanPangan

1 2 6 - - - 9

3. Subdit Hortikultura - 4 3 1 - - 8

4. Subdit Perkebunan - 4 4 - 1 - 9

5. Subdit Peternakan - 2 6 - - - 8

6. Tata Usaha - - 3 3 4 - 10

Jumlah 1 13 21 5 5 0 45

Sedangkan SDM Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian ditinjau dari pangkat

dan golongan adalah IV/c (1 orang), IV/b (2 orang), IV/a (4 orang), III/d (9 orang), III/c (6

orang), III/b (6 orang), III/a (11 orang), II/d (2 orang), II/c (1 orang), II/b (3 orang).

Keragaan SDM berdasarkan pangkat dan golongan seperti terlihat pada tabel 3.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

54

Tabel 3 : Keragaan SDM Berdasarkan Pangkat dan Golongan

NoUNIT

KERJA

PANGKAT DAN GOLONGAN JumlahIV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a

1 Direktur 1 - - - - - - - - - - 1

2 SubditTanamanPangan

- - 1 2 2 2 2 - - - - 9

3 SubditHortikultura

- 1 - 2 2 - 3 - - - - 8

4 SubditPerkebunan

- 1 1 2 1 2 2 - - - - 9

5 SubditPeternakan

- - 2 1 1 1 3 - - - - 8

6 Tata Usaha - - - 2 - 2 2 4 - - - 10

Jumlah 1 2 4 9 6 6 11 2 1 3 - 45

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

55

BAB IV. TINDAK LANJUT

1. Perlunya koordinasi dan perencanaan yang matang pada awal tahun anggaran

sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan

serta peran aktif dari personil yang menangani adminitrasi dan keuangan perlu

ditingkatkan.

2. Agar Tugas pembantuan dapat terealisasi dengan baik, maka perlu

pendampingan dan pengawalan dari instansi pusat, propinsi dan kabupaten/kota.

Oleh karena itu dana perjalanan untuk pendampingan dan pengawalan harus

cukup tersedia.

3. Penguatan kelembagaan unit usaha kelompok/gapoktan masih diperlukan melalui

bimbingan teknis (aspek teknis dan aspek manajemen) secara berjenjang dan

program pendampingan di tingkat kelompok/gapoktan, serta penguatan di

organisasi kelompok melalui manajemen kelembagaan kelompok, pengembangan

usaha terintegrasi (produk olahan).

4. Pengembangan agroindustri perdesaan berbasis kelompok, dan pemberdayaan

masyarakat yang difasilitasi dalam bentuk bantuan peralatan kepada kelompok

didorong untuk dapat dikelola secara profesional oleh pengelola (Site Manager)

dan dikawal/didampingi oleh Sarjana Membangun Desa (SMD). Hal tersebut

sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja dalam pelaksanaan Tugas

Pembantuan. Keberadaan site manager dalam rangka mengawal kegiatan

tersebut tetap diperlukan dan diharapkan alokasi dana untuk site manager

tersebut disediakan pusat, sedangkan pengelolaan fasilitasi bantuan dianggarkan

dari propinsi terkait.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

56

BAB V PENUTUP

Pertumbuhan pengembangan jumlah unit usaha pengolah hasil pertanian tahun

2013 mengalami kenaikan sebesar 46.89% jika dibandingkan dengan tahun 2012.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap capaian kinerja tersebut, dapat

disimpulkan bahwa Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mampu melampaui target

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2013 yaitu 685 unit dan terrealisasi

1.186 unit atau 173.1%. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan pimpinan

serta kesadaran seluruh jajaran (staf teknis maupun administrasi) lingkup Direktorat

PHP untuk secara terus menerus meningkatkan kinerja, mengembangkan sistem dan

prosedur kerja, melengkapi sarana dan prasarana kerja, serta mengembangkan

kapabilitas dan kompetensi dibidangnya.

Disamping keberhasilan yang telah tercapai namun masih ditemukan beberapa

hal yang perlu mendapat perhatian agar pencapaian kinerja pada masa yang akan

datang dapat lebih ditingkatkan lagi. Pembinaan yang intensif terhadap staf juga

merupakan tugas yang harus diselesaikan untuk menjaga kualitas SDM lingkup

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian sehingga tidak menjadi kendala dalam

pencapaian kinerja.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP 2013

57

L A M P I R A N