laporan akuntabilitas kinerja biro ... - sakip.pertanian…sakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BIRO HUKUM DAN HUMAS
SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010
JAKARTA, DESEMBER 2010
D A F T A R I S I Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................................................................................... 1
1. Bagian Peraturan Perundang-Undangan .................................................................................................................................... 2 2. Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum....................................................................................................................................... 2 3. Bagian Hubungan Media Massa.................................................................................................................................................. 2 4. Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Protokol ......................................................................................................................... 2
BAB II. RENCANA STRATEJIK........................................................................................................................................................... 3
A. Visi dan Misi Biro Hukum dan Humas ......................................................................................................................................... 3 B. Tujuan dan Sasaran .................................................................................................................................................................... 4 C. Kebijakan........................................ ..................................................................................................................................... 5 D. Program ....................................................................................................................................................................................... 5
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA.................................................................................................................................................... 8
A. Evaluasi Kinerja ........................................................................................................................................................................... 8 B. Analisis Pencapaian Kinerja ........................................................................................................................................................ 13 C. Aspek Keuangan.......................................................................................................................................................................... 20
BAB IV. PENUTUP .................................................................................................................................................................. 22
BAB I PENDAHULUAN
Kedudukan Biro Hukum dan Humas dalam organisasi Kementerian Pertanian masih mengacu pada ketetapan
melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 299/Kpts/OT.140/7/2005 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
341/Kpts/OT.140/9/2005, yaitu merupakan unit kerja struktural Eselon II di Sekretariat Jenderal.
Biro Hukum dan Humas mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan, penyusunan naskah perjanjian dan pemberian bantuan hukum, serta penyebarluasan informasi
pembangunan pertanian, serta hubungan antar lembaga dan protokol.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Hukum dan Humas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. pembinaan penyiapan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;
2. pelaksanaan evaluasi, penyusunan dan penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;
3. penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum;
4. bimbingan pengembangan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian;
5. pelaksanaan penyebarluasan informasi pembangunan pertanian dan pengelolaan perpustakaan;
6. pelaksanaan hubungan antar lembaga dan protokol; dan
7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
Untuk penyelenggaraan fungsi dimaksud, Biro Hukum dan Humas terdiri atas 4 (empat) Bagian sebagai berikut:
1. Bagian Peraturan Perundang-undangan; yang bertugas melaksanakan penyiapan dan , pembinaan, evaluasi
dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Bagian Peraturan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan pembinaan peraturan perundang-undangan bidang tanaman, ternak dan hewan serta sumber,
sarana dan prasarana;
b. penyiapan evaluasi peraturan perundang-undangan bidang tanaman, ternak dan hewan serta sumber,
sarana dan prasarana;
c. penyiapan penyusunan rancangan dan penelaahan peraturan perundang-undangan bidang tanaman,
ternak dan hewan serta sumber, sarana dan prasarana;
2. Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan perjanjian
serta pemberian pertimbangan dan bantuan hukum.
Dalam melaksanakan tugas, bagian ini menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penyusunan naskah perjanjian di bidang pertanian;
b. penyiapan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum serta penyelesaian sengketa perdata dan Tata
Usaha Negara; serta
c. penyiapan bimbingan dan pengelolaan serta pengembangan dokumentasi dan jaringan informasi hukum.
3. Bagian Hubungan Media Massa, mempunyai tugas melaksanakan urusan pemberitaan, publikasi, pameran
dan perpustakaan serta analisis pendapat umum tentang pembangunan pertanian.
Dalam melaksanakan tugas, bagian ini menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan dan penyusunan pemberitaan pembangunan pertanian melalui media elektronik, cetak maupun
tradisional serta pengumpulan, pengolahan, penyuntingan, pencetakan, penerbitan dan distribusi publikasi
pertanian;
b. analisis pendapat umum masyarakat tentang produksi dan sosial ekonomi pertanian, sarana dan
prasarana produksi serta faktor pendukung pertanian yang bersumber dari media cetak, elektronik dan
tradisional; dan
c. penyiapan pelaksanaan pameran, peragaan dan visualisasi pembangunan pertanian serta perpustakaan.
4. Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Protokol, mempunyai tugas melaksanakan urusan hubungan antar
lembaga, keprotokolan dan ketatausahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, bagian ini menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan hubungan kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara/Pemerintah, organisasi profesi dan
asosiasi;
b. pelaksanaan urusan keprotokolan; dan
c. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan,surat-menyurat dan kearsipan
Biro.
BAB II
RENCANA STRATEJIK (RS)
A. Visi dan Misi Biro Hukum dan Humas
Hukum pertanian harus ditegakan, karena merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan ketertiban, keadilan
dan ketenteraman, hukum pertanian bergerak secara dinamis menyesuaikan dengan issue dan tuntutan yang
berkembang di masyarakat. Oleh karena itu pembangunan hukum di bidang pertanian harus berwawasan
holistik, sistemik dan dapat mengantisipasi pergeseran paradigma pembangunan, menjamin kelestarian dan
perlindungan lingkungan hidup, mendukung Hak Kekayaan Intelektual (HKI), mendorong penerapan Hak Azasi
Manusia (HAM), pengembangan Otonomi Daerah, privatisasi, globalisasi serta menjadi landasan pembangunan
sistem dan usaha agribisnis. Memperhatikan hal tersebut maka pengembangan dan pembangunan hukum di
bidang pertanian harus dapat menjawab tantangan di masa mendatang serta dapat mengamankan keberlanjutan
hasil pembangunan pertanian yang telah dicapai.
Kebijakan dan program pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan selama ini, sangat penting untuk
dikomunikasikan kepada masyarakat sebagai bukti konkrit kegiatan yang telah dicapai oleh Kementerian
Pertanian. Hal ini mengingat bahwa proses pembangunan khususnya di sektor pertanian melibatkan banyak
pemangku kepentingan (stakeholders), sehingga dalam implementasi diperlukan suatu pemahaman konsepsi
dan langkah-langkah operasional yang harmonis. Informasi tentang strategi, kebijakan dan program serta kinerja
hasil pembangunan pertanian harus dapat dikomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan
masyarakat sebagai pelaku pembangunan pertanian.
Pemasyarakatan program pembangunan pertanian tersebut dapat disampaikan melalui beragam media yang
tersedia baik elektronik maupun cetak. Hal ini mempertimbangkan bahwa perkembangan media cetak dan
elektronik yang maju pesat akhir-akhir ini, secara umum dapat mempercepat sampainya informasi kepada
masyarakat sehingga pemahaman publik menjadi semakin berkembang dan meluas. Kemudahan akses
terhadap informasi dan komunikasi ini, mendorong para pemangku kepentingan dan masyarakat dapat
berpartisipasi secara langsung dalam berbagai aspek pembangunan.
Memperhatikan hal tersebut, menjadi penting kiranya sebuah upaya sosialisasi yang tepat, efektif, dan efisien
kepada para pemangku kepentingan di sektor pertanian dan masyarakat terkait dengan strategi, kebijakan dan
program yang ditetapkan, kinerja yang telah dihasilkan serta upaya yang sudah, sedang, dan akan dijalankan
Kementerian Pertanian. Dalam konteks ini, agar masyarakat diharapkan secara aktif mengikuti dan
mengevaluasi perkembangan yang terjadi dalam proses pembangunan pertanian, dan siap memberikan reaksi
yang tidak menyimpang dari permasalahan sebenarnya. Oleh karena itu paradigma kehumasan harus
disesuaikan dengan tuntutan masyarakat serta langkah-langkah konkrit paradigma baru. Sehubungan dengan itu
peran, kontribusi serta kinerja Biro Hukum dan Humas dalam pembangunan pertanian diharapkan benar-benar
dapat memberikan manfaat dan mendorong terwujudnya keadilan dan kesejahteraan petani.
Biro Hukum dan Humas menetapkan Visi yaitu “Terwujud dan berfungsinya sistem hukum dan kehumasan
yang kuat dan lengkap dalam mendukung citra positif pembangunan pertanian .”
Dalam upaya mewujudkan Visi tersebut, Biro Hukum dan Humas menetapkan 4 (empat) Misi sebagai berikut :
1. Menginventarisasi, menelaah dan menyusun dan mensosialisasikan produk peraturan perundang-undangan.
2. Memberikan pertimbangan dan bantuan hukum, penyusunan naskah perjanjian serta melaksanakan Sistem
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (SJDI);
3. Menyampaikan dan menyebarkan informasi melalui media massa, analisis pendapat umum, penerbitan
bahan-bahan informasi pertanian serta melaksanakan pameran dan pengelolaan perpustakaan;
4. Membangun hubungan antar lembaga, keprotokolan serta ketatausahaan.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Sesuai dengan Visi, Misi, tugas dan fungsi Biro Hukum dan Humas, maka tujuan yang ingin dicapai yaitu:
a. mewujudkan sistem hukum pertanian yang kuat dan lengkap;
b. mewujudkan kepastian hukum dan keadilan bagi pelaku usaha dan masyarakat serta terbentuknya
sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum pertanian;
c. menyebarluaskan informasi dan penerangan pada masyarakat tentang kebijakan, program dan kegiatan
Kementerian Pertanian, dalam upaya membangun citra positif pembangunan pertanian; dan
d. memfasilitasi berbagai kegiatan hubungan antara lembaga, protokol serta ketatausahaan.
2. Sasaran
Sesuai tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran sebagai berikut:
a. terbentuknya sistem hukum pertanian yang kuat dan lengkap melalui terbitnya produk peraturan
perundang-undangan di bidang pertanian, terbitnya himpunan peraturan perundang-undangan dan
telaahan hukum;
b. terlaksananya pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, tersusunnya naskah perjanjian, serta
tersedianya koleksi buku-buku hukum dan himpunan peraturan perundang-undangan bidang pertanian;
c. terinformasikannya program pembangunan pertanian khususnya peningkatan ketahanan pangan dan
pengembangan agribisnis hingga terjadi peningkatan kesejahteraan petani dan terwujudnya publikasi
dan dokumentasi, serta terbentuknya opini positif terhadap petani, aparatur dan lembaga pertanian,
begitu juga terwujudnya partisipasi masyarakat;
d. terselenggaranya kegiatan hubungan antar lembaga dan keprotokolan serta ketatausahaan.
C. Kebijakan
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran sesuai Visi dan Misi tersebut di atas, maka kebijakan yang
ditetapkan untuk Biro Hukum dan Humas sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas pelayanan hukum secara konsisten (cepat, tepat dan aman) dengan memperhatikan
pergeseran paradigma pembangunan hukum yaitu privatisasi, desentralisasi, globalisasi untuk
menghormati Hak Azasi Manusia (HAM), Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan lingkungan hidup serta
menjamin terwujudnya supremasi hukum bagi masyarakat pertanian;
2. Peningkatan kualitas pelayanan informasi yang transparan dan akuntabel serta membina dan membangun
hubungan kerja yang sinergi dan harmonis dengan lembaga Negara, instansi pemerintah dan organisasi
non pemerintah dalam melaksanakan proses pembangunan, membangun citra positif birokrasi melalui
keprotokolan, membangun kehumasan internal dan eksternal serta peningkatan kompetensi sumberdaya
manusia.
D. Program
Untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai Visi serta Misi dari Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian, maka dalam melaksanakan tugas dan fungsi program kerja yang ditetapkan sebagai
berikut:
1. Pembinaan dan koordinasi peraturan perundang-undangan serta pemberian pertimbangan dan bantuan
hukum.
2. Pembinaan dan koordinasi hubungan antar lembaga dan keprotokolan, serta penyebarluasan informasi
melalui berbagai media massa.
Program pembinaan dan koordinasi pengembangan peraturan perundang-undangan serta pemberian
pertimbangan dan bantuan hukum, bertujuan untuk memberi landasan hukum, kepastian usaha dan keadilan
bagi seluruh masyarakat, didukung dengan pengembangan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum
sehingga tersedia produk hukum yang lengkap sebagai bahan pengambilan kebijakan pimpinan.
Program Pembinaan dan koordinasi hubungan antar lembaga serta keprotokolan, maupun penyebarluasan
informasi melalui berbagai media massa bertujuan untuk : 1) menyebarluaskan informasi dan memberikan
penerangan kepada masyarakat tentang kebijakan, program dan kegiatan Kementerian Pertanian; 2)
memfasilitasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup Kementerian Pertanian maupun
masyarakat, dalam upaya akan terbangun citra positif pembangunan pertanian.
Program kerja Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal tahun 2010 yang dilaksanakan tersebut, masih
mengacu kepada program Kementerian Pertanian yang tercantum dalam Rencana Strategik Kementerian
Pertanian transisi dari Renstra tahun 2005-2009 ke tahun 2010-2014. Adapun program utama yang
dilaksanakan oleh Biro Hukum dan Humas tahun 2010 juga masih mengacu kepada Renstra tahun 2005-2009,
yaitu: 1) Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik dan 2) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Adapun kelompok kegiatan yang dilaksanakan antara lain : 1) menyediakan landasan operasional dan
penyediaan sarana penyebarluasan informasi hukum bidang pertanian; 2) dukungan fasilitasi berupa pelayanan
dan pengawalan pimpinan/Menteri Pertanian dalam pelaksanaan kegiatan keprotokolan; 3) menyediakan
informasi program pembangunan pertanian sebagai bahan masukan para pengambil keputusan/kebijakan di
lingkup Kementerian Pertanian; 4) menyediakan hasil evaluasi serta langkah tindak lanjut hasil cek dan recek
dalam rangka mengkounter berita negatif untuk diklarifikasi; 5) menyusun bahan kliping, analisa, resume berita
serta pendapat dari media massa; 6) memfasilitasi kelancaran administrasi organisasi dan ketatausahaan; 7)
melaksanakan pemasyarakatan program pembangunan pertanian; 8) menyediakan bahan materi yang
diperlukan untuk kegiatan visualisasi, promosi dan pameran; 9) pengelolaan perpustakaan khusus; 10)
menyebarluaskan informasi pembangunan pertanian melalui berbagai media; 11) menjalin kerjasama internal
maupun eksternal Departemen Pertanian; 12) mengelola jaringan dokumentasi dan informasi hukum; 13)
memberikan bantuan hukum dalam penyelesaian perkara perdata dan Tata Usaha Negara (TUN); dan 14)
menyusun naskah perjanjian yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Evaluasi Kinerja
Kegiatan yang dilaksanakan Biro Hukum dan Humas tahun 2010 mengacu pada program Kementerian Pertanian
pada Renstra 2005-2009 yaitu : 1) Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik, dan 2) Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di lingkup Biro Hukum dan Humas merupakan
penjabaran dari Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik sebanyak 3 (tiga) kegiatan dan Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani sebanyak 5 (lima) kegiatan, yang masing-masing dilengkapi dengan sub
kegiatan yang mendukung tugas pokok dan fungsi unit kerja Biro Hukum dan Humas.
Kegiatan yang mendukung tugas pokok dan fungsi di lingkup Biro Hukum dan Humas Tahun 2010 dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Bagian Peraturan Perundang-undangan
Kegiatan yang dilakukan tahun 2010 adalah mendukung pelaksanaan program:
a. Penerapan Kepemerintahan Yang Baik, dengan kegiatan:
1) Pelayanan Publik atau Birokrasi, dengan sub kegiatan yaitu :
a) Penyusunan Naskah Peraturan Perundang-undangan
b) Pengkajian Peraturan Perundang-undangan
Dalam melaksanakan program dan kegiatan tersebut, Bagian Peraturan Perundang-undangan melaksanakan
tugas pokok penyiapan, pembinaan, evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan
perundang-undangan bidang tanaman, ternak dan hewan serta sumberdaya, sarana dan prasarana.
Dari hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut tersedia landasan operasional pelaksanaan,
pembinaan dan pengembangan peraturan perundang-undangan di bidang tanaman dengan maksud
perlindungan dan kepastian berusaha bagi pelaku usaha di bidang tanaman, menyediakan landasan
operasional dalam pelaksanaan tugas perkarantinaan dalam melindungi ancaman penyakit hewan dan
organisma penyakit pengganggu tanaman, menyiapkan landasan operasional pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan usaha, perlindungan dan kepastian berusaha bagi pelaku usaha ternak dan peternakan,
menyediakan landasan operasional pelaksanaan tugas dan pengembangan sumberdaya manusia pertanian,
sarana dan prasarana pertanian dengan maksud peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pemanfaatannya,
membentuk program legislasi pertanian antar unit kerja di Eselon I lingkup Kementerian Pertanian maupun
sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang pertanian.
Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan (PKK) tahun 2010, secara umum kegiatan pada Bagian Peraturan
Perudang-undangan dapat berjalan baik dengan pencapaian realisasi fisik 100%.
2. Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum
Kegiatan di bagian ini tahun 2010 adalah mendukung pelaksanaan program:
a. Penerapan Kepemerintahan Yang Baik, yaitu pada kegiatan:
1) Pelayanan Publik atau Birokrasi, dengan sub kegiatan:
a) Penerbitan Peraturan Perundang-undangan, Penempatan dalam Berita Negara/Lembaran
Negara dan penyebarannya.
b. Peningkatan Kesejahteraan Petani pada kegiatan:
1) Pelayanan dan Bantuan Hukum dengan sub kegiatan meliputi:
a) Sistem Jaringan Dokumentasi Informasi (SJDI) Hukum;
b) Penyelenggaraan Sosialisasi/ Workshop/Diseminasi/Seminar/Publikasi Hukum;
c) Perumusan Strategi Penyusunan Perjanjian Internasional; dan
d) Penyelesaian Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara;
Tujuan kegiatan yang mencakup 5 (lima) sub kegiatan dalam Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum antara
lain: mendukung tugas pokok pelaksanaan penyiapan perumusan perjanjian serta pemberian pertimbangan
dan bantuan hukum; maupun penyelenggaraan fungsi penyusunan naskah perjanjian di bidang pertanian,
penyiapan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum serta penyelesaian sengketa perdata dan Tata
Usaha Negara; maupun penyiapan bimbingan dan pengelolaan serta pengembangan dokumentasi dan
jaringan informasi hukum.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007, pemerintah wajib menyebarluaskan peraturan
perundang-undangan yang telah diundangkan dalam lembaran negara Republik Indonesia dan Berita Negara
Republik Indonesia. Penyebarluasan peraturan perundang-undangan dimaksudkan agar masyarakat mengerti
dan memahami maksud dan tujuan yang terkandung dalam peraturan perudang-undangan tersebut, sehingga
dapat melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyebarluasan peraturan perundang-
undangan dilakukan melalui media cetak, elektronik dan cara lainnya, yang juga merupakan rincian tugas dari
Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum.
Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan (PKK) tahun 2010, kegiatan Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum
ini berjalan baik sesuai yang direncanakan, dengan pencapaian realisasi fisik 100%.
3. Bagian Hubungan Media Massa
Kegiatan di bagian ini tahun 2010 adalah mendukung pelaksanaan program:
a. Penerapan Kepemerintahan Yang Baik, yaitu pada kegiatan :
1) Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran dengan sub kegiatan:
a) Penyelenggaraan Perpustakaan/Kearsipan/Dokumentasi.
2) Pelayanan Publik atau Birokrasi, dengan sub kegiatan meliputi:
a) Pameran/Visualisasi/Publikasi dan Promosi dan
b) Operasional Penerangan.
b. Peningkatan Kesejahteraan Petani, yaitu pada kegiatan:
1) Pembinaan dan Pengembangan Pemanfaatan Data dan Informasi yang dialokasikan untuk
mendukung pengelolaan Pusat Informasi Agribisnis (PIA) dengan sub kegiatan meliputi:
a) Pameran/Visualisasi/Publikasi dan promosi;
b) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ; dan
c) Pengembangan Sistem Informasi dan Multimedia.
2) Penyelenggaraan/Pembinaan Informasi Publik yang mencakup sub kegiatan:
a) Monitoring dan Evaluasi;
b) Koordinasi Kualitas Pelayanan Publik; dan
c) Pembuatan dan Placement Public Service Advertisement (PSA).
3) Peningkatan Fasilitas Pelayanan Umum dan Operasional dengan sub kegiatan:
a) Pengadaan Buku-buku Perpustakaan
b) Pengadaan Meubelair
c) Pengadaan Alat Pengolah Data
d) Pengadaan Alat Studio dan Komunikasi
e) Pengadaan Kendaraan bermotor Roda-2
f) Pengadaan Kendaraan bermotor roda-4
Tujuan kegiatan dengan 12 (dua belas) sub kegiatan dalam Bagian ini antara lain adalah mendukung tugas
pokok pelaksanaan urusan pemberitaan, publikasi, pameran dan perpustakaan serta analisis pendapat umum
tentang pembangunan pertanian; maupun penyelenggaraan fungsi pemberitaan pembangunan pertanian
melalui media elektronik, cetak maupun tradisional serta pengumpulan, pengolahan, penyuntingan,
pencetakan, penerbitan dan distribusi publikasi pertanian; analisis pendapat umum masyarakat tentang
produksi dan sosial ekonomi pertanian, sarana dan prasarana produksi serta faktor pendukung pertanian
yang bersumber dari media cetak, elektronik dan tradisional; maupun penyiapan pelaksanaan pameran,
peragaan dan visualisasi pembangunan pertanian serta perpustakaan.
Adapun pemasyarakatan program pembangunan pertanian dilakukan antara lain melalui: (1) kerjasama
programa siaran radio; (2) blocking time di televisi; (3) blocking space di media cetak; (4) variety/reality show;
(5) apresiasi program pembangunan pertanian kepada pelajar, mahasiswa dan pers; (6) pembuatan iklan
layanan masyarakat (PSA) di televisi; dan (7) pembuatan iklan layanan masyarakat (PSA) di media cetak.
Terdapat 3 (tiga) sub kegiatan yang merupakan kegiatan untuk mendukung tugas pokok Pusat Informasi
Agribisnis, yang dilaksanakan operasionalisasi berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.
3220/Kpts/OT.160/9/2009 tentang penunjukan Pengelola Pusat Informasi Agribisnis.
Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan (PKK) tahun 2010, kegiatan dalam Bagian Hubungan Media Massa
ini berjalan baik, namun belum sesuai dengan target yang direncanakan yaitu kurang lebih hanya 85%. Hal ini
terutama disebabkan untuk kinerja Pusat Informasi Agribisnis tidak dapat dapat dilaksanakan dengan optimal,
karena masih belum operasionalisasinya pengelolaan gedung Pusat Informasi Agribisnis dengan optimal.
4. Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Protokol
Kegiatan di bagian ini tahun 2010 adalah mendukung pelaksanaan program:
a. Penerapan Kepemerintahan Yang Baik, yaitu pada kegiatan:
1) Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan, dengan sub kegiatan
a) Pembayaran Gaji, Lembur, Honorarium dan Vakasi
2) Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran, dengan sub kegiatan:
a) Perawatan kendaraan bermotor roda 2;
b) Perawatan kendaraan bermotor roda 4;
c) Operasional Perkantoran dan Pimpinan;
d) Penyelenggaraan Humas, Protokol dan Pemberitaan;
e) Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran;
f) Pemeliharaan dan Peremajaan Software/Hardware Komputer;
g) Penyusunan Program dan Rencana Kerja (RKA-KL);
h) Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Antar Sektor.
b. Peningkatan Kesejahteraan Petani
1) Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga, dengan sub kegiatan:
a) Peningkatan Citra Positif Indonesia Melalui Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama
Internasional
Tujuan kegiatan dengan 10 (sepuluh) sub kegiatan dalam Bagian ini antara lain adalah mendukung tugas
pokok pelaksanaan urusan hubungan antar lembaga, keprotokolan dan ketatausahaan; maupun dalam
penyelenggaraan fungsi penyiapan hubungan dan kerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara dan
Pemerintah, organisasi profesi dan asosiasi; urusan keprotokolan; urusan kepegawaian, keuangan, rumah
tangga, perlengkapan,surat-menyurat serta kearsipan Biro.
Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan (PKK) tahun 2010, kegiatan dalam Bagian Hubungan Antar
Lembaga dan Protokol ini berjalan baik sesuai yang direncanakan, dengan pencapaian realisasi fisik 95%.
B. Analisis Pencapaian Kinerja
1. Bidang Hukum
Dalam penyusunan setiap produk hukum di bidang pertanian, dalam proses penyiapannya harus memenuhi
asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik (good regulatory practices) yaitu
kejelasan tujuan, kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat, kesesuaian antara jenis materi muatan,
dapat dilaksanakan, berdayaguna dan berhasilguna, kejelasan rumusan, dan keterbukaan dengan peraturan
perundang-undangan yang dihasilkan dapat diterima masyarakat.
Dalam rangka menyiapkan produk peraturan perundang-undangan di bidang pertanian yang baik dimaksud
sangat diperlukan pengembangan sumberdaya manusia di bidang hukum pada setiap unit kerja di lingkungan
Kementerian Pertanian yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi berkaitan dengan peraturan perundang-
undangan, melibatkan peran serta, kerjasama dengan pemangku kepentingan dan masyarakat.
Dalam melaksanakan sistem hukum pertanian, telah dihasilkan: 1) tersusunnya kebijakan bidang tanaman,
karantina pertanian, ternak dan hewan serta bidang sumberdaya sarana dan prasarana sebanyak 4 (empat)
laporan; 2) penyusunan program legislasi pertanian 1 (satu) laporan; 3) kajian peraturan perundang-
undangan di bidang pertanian 3 (tiga) laporan; dan 4) sosialisasi peraturan perundang-undangan 1 (satu)
laporan.
Guna memberikan landasan hukum dan kepastian usaha serta peningkatan informasi hukum selama tahun
2010 telah dihasilkan produk hukum bidang pertanian sebanyak 1 Undang-Undang/UU yaitu UU No. 13
Tahun 2010 tentang Hortikultura, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya
Tanaman, dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar, dan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2010 tentang Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa
Genetik serta Instruksi presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioriotas
Pembangunan Nasional Tahun 2010, Peraturan perundang-Undangan Tingkat Menteri selama tahun 2010
telah dihasilkan sebanyak 61 Peraturan menteri Pertanian yang bersifat kebijakan dan 3352 Keputusan
Menteri Pertanian yang bersifat Penetapan.
Dalam memberikan kemudahan memperoleh informasi hukum bagi pemangku kepentingan, telah dapat
disusun:
Kompendium/kodifikasi hukum bidang Tanaman Pangan, bidang Pangan, bidang Karantina Hewan, dan
bidang Kesehatan Hewan;
Pelayanan informasi hukum bidang pertanian;
Penyediaan buku-buku dan literatur hukum.
Penempatan dalam Berita Negara sebagai sah nya peraturan menteri sebanyak 17 Peraturan Menteri
Selama tahun 2010 juga telah disusun Himpunan Peraturan Menteri Pertanian yang terdiri dari dua bagian,
yaitu yang memuat teks Peraturan/Keputusan Menteri Pertanian yang dipilih berdasarkan pertimbangan atas
manfaat dan relevansinya. Seiring dengan berjalannya waktu, maka modernisasi dalam bidang dokumentasi
dioptimalkan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, sehingga memudahkan dan melancarkan
dalam mendapatkan informasi hukum.
Dalam menunjang tugas pokok dan fungsinya, perjanjian telah dapat menyusun dan mengkoordinasikan
penyusunan naskah kerjasama atau perjanjian selama tahun 2010 sebanyak 25 (dua puluh lima) naskah
perjanjian, serta melaksanakan evaluasi perjanjian dan KSO bidang pertanian, identifikasi dan kajian
perjanjian bidang pertanian.
Dalam penyelesaian masalah perkara Perdata, Tata Usaha Negara, dan Mahkamah Konstitusi, Pertimbangan
dan Bantuan Hukum pada tahun 2010 telah menyelesaikan sebanyak 7 (tujuh) kasus penanganan perkara
yang terdiri atas 3 (tiga) kasus Perdata; 2(dua) kasus Tata Usaha Negara, dan 2 (dua) kasus Mahkamah
Konstitusi serta penyusunan 5 (lima) Legal Opinion. Dari penyelesaian kasus tersebut di atas adalah:
a. Perkara Perdata:
Gugatan Saudara Abdul Hamid Ubid (Staf PT. Perkebunan Nusantara I) terhadap Menteri Pertanian
(Turut Tergugat) dengan perkara Nomor 3/PDT.G/2010/PN.LGS di Pengadilan Negeri Langsa,
kasus ini masih dalam proses pengadilan;
Gugatan PT. Busana Pertiwi Gemilang terhadap Mentei Pertanian dengan Perkara Nomor
11/Pdt.G/2010/pn.Cbd di Pengadilan Negeri Cibadak Sukabumi;
Gugatan Menteri Pertanian (Balitnak, Puslitbangnak) terhadap masyarakat Cilebut Barat dengan
Perkara Nomr 115/pdt.G/2007/PN.Cbn di Pengadilan Negeri Cibinong, dimana dalam hal ini Menteri
Pertanian dinyatakan sebagai pihak yang dikalahkan, kasusu ini masih dalam proses Peninjauan
Kembali (PK).
b. Tata Usaha Negara
Gugatan Sdr. Huzairin (Mantan PNS Direktorat Jenderal Perikanan) terhadap Menteri Pertanian
terkait perkara Nomor 59/G/2009/PTUN-JKT di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, yang
dalam hal ini Menteri Pertanian dinyatakan sebagai pihak yang menang. Kasus ini masih alam
proses kasasi di Mahkamah Agung;
Gugatan Ir. T. Aritonang (mantan PNS Badan SDM) terhadap Menteri Pertanian, dengan perkara
Nomor 78/G/2009/PTUN-JKT di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, yang dalam hal ini Menteri
Pertanian dinyatakan sebagai pihak yang dikalahkan, dan kasus ini sampai saat ini masih dalam
proses kasasi di Mahkamah Agung.
c. Penanganan Perkara Mahkamah Konstitusi
Permohonan pengujian materiil Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang peternakan dan
kesehatan Hewan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dkk ke Mahkamah Konstitusi;
Permohonan pengujian materiil Undang-Undang nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
terhadap UUD 1945 oleh Public Interest Lawyer Network (PIL-NET) ke Mahkamah Konstitusi.
d. Penyusunan Legal Opinion Bidang Pertanian, yang terdiri dari:
Permohonan izin pemasukan benih padi hibrida varietas hinrindo RI oleh PT. Bayer Indonesia;
Permohonan pembayaran sebagai pelaksanaan putusan pengadilan berkekuatan tetap terhadap
kasus pupuk Rock Phopathe (RP) oleh PT. Andihema Perdana;
Program auransi dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan petani;
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 137/PUU-VII/2009 terkait Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2009;
Komisi Nasional PKPU indikasi penyimpangan dalam proses penunjukan pelaksanaan produksi
program pupuk organik bersubsidi.
2. Bidang Humas
Informasi kebijakan, program, kegiatan dan kinerja pembangunan pertanian harus secara terus menerus dan
berkesinambungan disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai media komunikasi yang bersifat
internal dan eksternal. Dalam rangka mendorong sampainya informasi tersebut, maka tahun 2010 perlu
adanya kegiatan kehumasan yaitu penyebarluasan informasi, pembinaan hubungan yang harmonis antara
organisasi dan masyarakat serta mencegah terjadinya rintangan psikologis pada pihak masyarakat,
mensinkronkan antar kegiatan untuk penyamaan persepsi, mengadakan penilaian terhadap opini masyarakat,
melakukan persuasi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat serta membangun citra positif sektor
pertanian.
Kegiatan penyebarluasan informasi pembangunan pertanian tahun 2010 antara lain dilakukan dengan
operasional penerangan yang tepat, cepat, dan akurat kepada masyarakat melalui media elektronik dan
cetak. Kinerja penyebarluasan informasi antara lain dilaksanakan melalui konferensi pers secara rutin dengan
waktu pelaksanaan sesuai issue dan topik yang berkembang dan memperhatikan kesempatan yang
diperlukan oleh Menteri Pertanian maupun jajaran pimpinan Kementerian Pertanian, kunjungan pers, dialog di
media elektronik, kunjungan Menteri pertanian ke berbagai daerah, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil monitoring, sejak Januari s.d. November 2010 di berbagai media televisi, telah diberitakan
berbagai kebijakan pembangunan pertanian dengan sumber berita langsung oleh Menteri Pertanian sebanyak
72 kali, atau rata-rata 2 kali setiap minggu, dengan media utama di TVRI (20 kali atau 27,80%); Metro TV (19
kali atau 26,4%) dan TV One (11 kali atau 15,3%). Adapun pemberitaan pertanian lainnya yang muncul dari
berbagai sumber pemberitaan seperti pejabat pemerintah, petani, peternak, dan lain-lainnya di televisi
sebanyak 656 kali atau rata-rata 18 kali setiap minggu, dengan media utama TVRI (219 kali atau 33,38%);
Metro TV (153 kali atau 23,32%) dan TV One (98 kali atau 14,94%).
Dalam rangka penyebarluasan informasi melalui cyber media, telah dilakukan pemberitaan pembangunan
pertanian melalui website www.deptan.go.id dan beberapa media on line yang lain. Sedangkan penyusunan
bahan dokumentasi, telah diabadikan/direkam berbagai kegiatan Menteri Pertanian dengan jumlah sekitar 150
kegiatan, antara lain dalam acara menerima kunjungan tamu manca negara (Duta Besar dan Menteri
Negara), kegiatan bersama masyarakat pertanian (organisasi/kelompok tani, pengusaha sektor pertanian, dan
organisasi profesi), dengan lembaga Tinggi Negara dan kegiatan lain (antara lain peresmian pameran,
kunjungan kerja, dan upacara).
Pada tahun 2010 telah dilaksanakan dialog di media elektronik sebanyak 1 (satu kali) dalam rangka HPS ke
30 di Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat, siaran tunda/siaran ulang di televisi sebanyak 15 kali, liputan
kunjungan kerja Menteri Pertanian, kunjungan pers di lokasi atau kegiatan strategis pertanian, penyusunan
buku profil pembangunan pertanian, 4 judul buku himpunan pidato Menteri Pertanian, 2 judul berupa VCD
rangkuman hasil liputan Menteri Pertanian, penyusunan database liputan kegiatan pimpinan, respon
pemberitaan melalui media elektronik, dan evaluasi kegiatan pemberitaan pertanian.
Dalam rangka melaksanakan pemasyarakatan program pembangunan pertanian tahun 2010, berbagai
kegiatan yang merupakan kegiatan prioritas utama kehumasan Kementerian Pertanian tahun 2010, telah
dilakukan melalui kerjasama programa siaran radio berupa 20 episode sandiwara pertanian, blocking time di
media televisi, blocking space di media cetak, variety show/reality show sebanyak 10 episode, apresiasi
program pembangunan pertanian untuk pelajar, mahasiswa dan pers sebanyak 5 kategori, serta pembuatan
iklan layanan masyarakat/PSA pada media televisi dan cetak.
Adapun anggaran pengelolaan Pusat Informasi Agribisnis (PIA) tahun 2010 yang ditempatkan pada Satuan
Kerja Biro Hukum dan Humas, secara umum belum dapat diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Hal ini
terkait dengan ketidaksiapan operasionalisasi Gedung PIA, karena pertimbangan kondisi fisik yang belum
dapat dimanfaatkan dengan optimal. Terkait hal dimaksud maka anggaran yang telah dipakai hanyalah
terbatas pada anggaran koordinasi, konsolidasi dan evaluasi terhadap kondisi yang dihadapi.
Dalam upaya mengawal pendapat umum/masyarakat tentang pembangunan pertanian (produksi dan sosial
ekonomi pertanian, sarana dan prasarana produksi serta faktor pendukung pertanian lain) yang bersumber
dari media cetak, elektronik dan tradisional, maka telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pemberitaan dan publikasi terhadap sejumlah media massa yang berada di Jakarta, Jawa Barat dan
beberapa daerah lain yang memuat berita dan pendapat (artikel, laporan, tajuk rencana dll) mengenai
pertanian.
Dalam upaya mengawal pendapat umum/masyarakat tentang pembangunan pertanian, telah dilakukan
monitoring dan evaluasi terhadap sejumlah media cetak yang memuat berita dan pendapat mengenai
pertanian (berupa artikel, laporan, tajuk rencana dll). Selama setahun 2010, telah dilakukan kliping
pemberitaan pertanian yang dilaksanakan setiap hari dalam rangka mengawal penerbitan pemberitaan di
media cetak dengan jumlah sebanyak 10.379 judul berita, yang terdiri dari berita yang sifatnya positip 3.460
judul (33%), negatif 2.755 judul (27%) dan netral 4.164 judul (40%). Dari seluruh judul berita tersebut yang
mengutip secara langsung sumber berita dari Menteri Pertanian adalah 622 berita, respons pemberitaan di
media cetak 6 (enam) paket; kompilasi pernyataan pimpinan Kementerian Pertanian, serta evaluasi berita
dan pendapat masyarakat pertanian.
Dalam rangka penyebarluasan informasi pembangunan pertanian juga dilakukan melalui media pameran,
peragaan dan visualisasi pembangunan pertanian baik yang dilaksanakan oleh lingkup Kementerian
Pertanian maupun ikut berpartisipasi atas undangan institusi/lembaga/swasta lain. Kegiatan tersebut antara
lain pameran Peringatan Hari Nusantara di Surabaya, Pameran Pangan Nasional oleh KADIN di JCC Jakarta,
Pameran Harganas oleh BKKBN di Palu, Pameran Industri berbasis HKI di JCC Jakarta, Pameran pekan
Lingkungan Indonesia oleh KLH di JCC Jakarta, Pameran Invesda Expo 2010 oleh Kemendagri di Yogya
Expo Center Yogyakarta, Pameran Internasional Public Service Expo 2010 oleh Kementerian PAN di Balai
Kartini Expo Jakarta dan Pameran HPS ke 30 di Lombok Tengah, NTB. Sedangkan dukungan kegiatan yang
terkait dengan pameran antara lain berupa penyiapan materi pameran, pengelolaan ruang pamer, sewa stand
dan pembuatan desain pameran.
Pengelolaan perpustakaan pertanian di Biro Hukum dan Humas yang bersifat khusus, merupakan salah satu
wadah penyebarluasan informasi yang cukup efektif dan dapat melayani hampir semua kalangan masyarakat,
yaitu dengan menyediakan bermacam bentuk koleksi dan produk informasi pertanian antara lain berupa buku,
majalah, tabloid, album, leaflet, brosur dan berbagai bentuk informasi lainnya.
Dalam hubungan antar lembaga dan protokol telah difasilitasi Rapat Kerja Menteri Pertanian dengan Komisi
IV DPR-RI, Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR-RI, fasilitasi kunjungan kerja Komisi IV DPR-RI,
fasilitasi kunjungan DPRD dari daerah (Provinsi/kabupaten/kota) ke Kementerian Pertanian, Pertemuan
Organisasi Profesi, Asosiasi dan LSM Pertanian, Pengembangan Perpustakaan Humas Kementerian
Pertanian dan Temu Koordinasi Kehumasan/BAKOHUMAS.
Selain itu juga dilakukan optimalisasi pengembangan wisata agro melalui kegiatan yang dilakukan antara lain
penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional Wisata Agro tahun 2010 di DI Yogyakarta, berpartisipasi dalam
penyusunan Standart Kompetensi Kerja Nasional Pemandu Wisata Agro yang dikoordinasikan oleh
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, serta penyebarluasan informasi wisata agro melalui penggandaan
film tentang obyek wisata agro maupun updating Direktori Obyek Wisata Agro.
C. Aspek Keuangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan untuk membiayai program kegiatan tahun
2009 pada Satuan Kerja Biro Hukum dan Humas Tahun Anggaran 2010, yaitu sebesar Rp. 43.000.000.000,-.
Selama pelaksanaan kegiatan di lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tahun 20010 tidak terdapat
penghematan/penundaan anggaran dari pemerintah.
Alokasi anggaran di Biro Hukum dan Humas tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan pada Program
Penerapan Kepemerintahan Yang Baik sebesar Rp. 9.660.750.000,- atau 22,47% dan Program Peningkatan
Peningkatan Kesejahteraan Petani sebesar Rp. 33.339.250.000,- atau sebesar 77,53%.
Secara umum realisasi anggaran di Satuan Kerja Biro Hukum dan Humas sampai 30 November tahun 2010,
sebesar Rp. 23.668.209.616,- atau 55,04% dari anggaran sebesar RP.43.000.000.000,-. Sedangkan
pencapaian realisasi fisik kurang lebih 80%.
BAB IV
PENUTUP
Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya
mempunyai 4 (empat) Bagian. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Bagian sesuai tugas
dan fungsinya, maka secara keseluruhan kegiatan strategis dan prioritas yang mengacu pada dua program yaitu
Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan di Biro Hukum dan Humas selama tahun 2010,
secara keseluruhan telah dapat berjalan dengan baik. Kegiatan pembangunan hukum bidang pertanian yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan hukum nasional serta sarana penting untuk menegakkan
ketertiban, keadilan, kesejahteraan dan ketentraman, selalu bergerak menyesuaikan dengan issue dan tuntutan
yang berkembang di masyarakat dan mengikuti arus globalisasi. Dengan demikian dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan di sektor pertanian, diperlukan adanya dukungan sistem hukum dan peraturan perundang-undangan
yang handal, sekaligus memberi landasan hukum dan kejelasan dalam pelaksanaan tugas pelayanan dan
memberikan kepastian usaha dalam melaksanakan hak dan kewajiban para pemangku (stakeholders) dan
masyarakat.
Proses pembangunan di sektor pertanian melibatkan banyak pemangku kepentingan (stakeholders) dan masyarakat
, sehingga dalam implementasinya diperlukan suatu pemahaman konsepsi dan langkah-langkah operasional yang
harmonis. Penyebarluasan infromasi dan pemasyarakatan program pembangunan pertanian telah disampaikan
melalui media elektronik dan cetak, mempertimbangkan semakin maju pesatnya teknologi media massa yang dapat
mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat. Hal ini diharapkan merupakan upaya sosialisasi yang tepat,
efektif, dan efisien untuk menyebarluaskan informasi strategi, kebijakan dan program yang ditetapkan, kinerja yang
telah dihasilkan serta upaya-upaya apa saja yang sudah, sedang, dan akan dijalankan Kementerian Pertanian.
Kondisi seperti ini juga terus menuntut kemampuan kelembagaan dan sumberdaya manusia kehumasan pertanian
yang mampu menjembatani dan mengelola bermacam bentuk komunikasi dan arus informasi kepada masyarakat.
Dari hasil evaluasi nilai capaian akhir kegiatan, sampai akhir November 2010 kegiatan fisik secara umum dapat
direalisasikan meskipun belum sesuai rencana dan target yaitu kurang lebih 80%, dengan penyerapan keuangan
sebesar 55,01% dan beberapa sedang dalam tahap penyelesaian. Apabila nanti setelah tahun anggaran selesai,
namun terdapat kelebihan anggaran maka akan dikembalikan ke kas Negara. Pada tahun 2010 terdapat
pengembalian ke kas negara sebagai akibat dari aspek penghematan atau efisiensi dari kegiatan yang telah
dilaksanakan, yaitu terutama dari kegiatan lelang pada pemasyarakatan program pembangunan pertanian.
Sedangkan faktor lain yang tidak tercapai pada umumnya adalah kegiatan yang tergantung pada kebijakan,
ketersediaan waktu dan kesempatan Pimpinan dalam hal ini yaitu Menteri Pertanian. Hal ini disebabkan karena unit
kerja humas merupakan unit pelayanan kepada Pimpinan Kementerian Pertanian.
Permasalahan yang dihadapi Biro Hukum dan Humas, antara lain tidak semuanya tugas dan kegiatan yang
dilaksanakan merupakan penjabaran tugas dan fungsi unit kerja di lingkup humas atau yang bersangkutan, namun
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari terdapat dinamika tugas yang tidak direncanakan tetapi segera harus
diselesaikan secara cepat, tanggap, akurat dan profesional oleh unit kerja humas, sehingga mempengaruhi
optimalisasi dalam pelaksanaan tugas.
Jakarta, 30 November 2010