biro iklan & media

54
MANAJEMEN MEDIA MASSA BIRO IKLAN DAN MEDIA (Studi kasus: Manajemen Iklan Femina Group, Trans 7, Dwi Sapta, dan MS) Disusun oleh: Achmad Chaidir Donna Riyani Ella Shariati Inka Paramita Lanny Delima Liebe Poli Maria Anastasia Marsha Septami Mellisa Army M. Topan Nixon Popy Handini Reiza Kusuma Rinda Kurniasita Susy Sabrina Syafia Sifa Viani Nuralia Yuvantinus Effrem Wulan Tangkudung

Upload: bibah61625

Post on 29-Nov-2015

242 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biro Iklan & Media

MANAJEMEN MEDIA MASSA

BIRO IKLAN DAN MEDIA(Studi kasus: Manajemen Iklan Femina Group, Trans 7, Dwi Sapta, dan MS)

Disusun oleh:

Achmad ChaidirDonna RiyaniElla Shariati

Inka ParamitaLanny Delima

Liebe PoliMaria AnastasiaMarsha Septami

Mellisa ArmyM. Topan NixonPopy HandiniReiza Kusuma

Rinda KurniasitaSusy Sabrina

Syafia SifaViani Nuralia

Yuvantinus EffremWulan Tangkudung

JURUSAN KOMUNIKASI MASSAPROGRAM EKSTENSI KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS INDONESIA

2009

Page 2: Biro Iklan & Media

BAB IPENDAHULUAN

Periklanan adalah ekonomi konsumen yang penting. Tanpa iklan, orang sulit

mengetahui bermacam-macam produk dan jasa yang tersedia. Iklan membutuhkan sarana

agar dapat sampai pada khalayaknya. Di sinilah media massa berperan besar. Tanpa

media massa, tidak akan ada sarana untuk menayangkan iklan ke audien massa. Dunia

periklanan mengandalkan media massa untuk menyampaikan pesannya. Sebaliknya, iklan

juga merupakan basis finansial dari media massa.

Tabel 1. Berbagai sumber profit beberapa media massaNo. Media Sumber Profit

1. Koran cetak Iklan Local retail advertising Classified ads National advertising Prepaid insertSirkulasi, baik penjualan eceran maupun berlangganan

2. Majalah Subscriptions Penjualan eceranIklanJasa tambahan, seperti e-commerce, custom publishing, dan database assistance

3 Buku Penjualan buku Royalti tambahan dari hak cipta

4. Radio Penjulan spot untuk iklan yang bersifat nasional Penjualan spot untuk iklan wilayah yang spesifik Penjualan spot untuk spesifik audiens

5. Film U.S. Box office International box office Penjualan DVD dan rekaman Lain-lain; pay-per-view, video-on-demand

6. Televisi Penjualan spot untuk iklan Product placement SMS votting

Disarikan dari Dominick, J.R. The Dynamics of Mass Communication, Media in the Digital Age. 10th Edition. New York: Mc Graw-Hill (no year stipulated)

Page 3: Biro Iklan & Media

Peran iklan di media massa tidak dapat diremehkan. Tanpa iklan, kebanyakan

media akan bangkrut. Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa sumber pembiayaan sebuah media

adalah iklan. Suatu kasus di Amerika pada tahun 1960-an, ketika pengiklan bergeser ke

televisi dari majalah besar seperti Life dan Look, majalah-majalah itu mengalami

keruntuhan. Jelaslah, iklan dalam industri media massa merupakan darah-nyawa yang

membiayai (seluruh) produksi media. Tidak mengherankan bila para pengelola media

berkompetisi berebut khalayak dengan konten yang sekiranya disukai masyarakat. Makin

tinggi jumlah penonton, berarti makin tinggi pula rating yang diperolehnya. Hal serupa

terjadi di Indonesia. Ketika krisis moneter pada tahun 1997, industri media cetak

mengalami penurunan dalam penetrasi pasar. Namun, di sisi lain, industri televisi sedang

naik daun. Akibatnya, pengiklan hijrah ke televisi. Tingginya rating berkorelasi dengan

kuantitas iklan yang akan diraupnya. Perebutan kue iklan telah menjadi semangat atas

pertumbuhan industri media massa. Sayangnya, demi mendapatkan iklan, kualitas konten

dijadikan urutan kesekian.

Bisnis periklanan di Indonesia termasuk salah satu bisnis yang berkembang cukup

pesat. Jumlah anggota Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) dari tahun ke

tahun menunjukan kenaikan (total per akhir 2005 terdaftar 412 perusahaan periklanan di

seluruh Indonesia dengan nyaris 50% berada di DKI Jakarta). Hal ini tidak lepas dari

perkembangan media massa baru yang juga bermunculan, baik itu stasiun TV maupun

media cetak.

Biro iklan sebagai jembatan antara pihak pengiklan (produsen) dan media adalah

sebuah bisnis dengan prospek yang sangat cerah. Banyaknya biro iklan yang

bermunculan, ternyata telah banyak memengaruhi kemajuan dunia periklanan di

Indonesia. Para pengiklan tidak perlu memikirkan apa yang harus dilakukan agar produk

mereka dikenal masyarakat serta media mana yang akan digunakan agar memperoleh

hasil yang maksimal. Mereka hanya perlu menyewa sebuah biro iklan dan segalanya akan

teratasi dengan baik.

Eratnya hubungan antara iklan dan media massa seolah semakin dikuatkan

dengan adanya departemen khusus dalam Biro Iklan yang berhubungan dengan media,

juga dengan adanya departemen khusus dalam Media Massa yang ditugaskan khusus

untuk mengurusi iklan.

Page 4: Biro Iklan & Media

Makalah ini mendeskripsikan secara umum, bagaimana mekanisme yang

terbangun dalam hubungan antara Manajemen Media Massa dan Biro Iklan, dengan titik

berat pada media cetak Femina Group, media siar TRANS 7, dan Biro Iklan Dwi Sapta

dan MS. Pada akhirnya, makalah ini mencoba untuk melihat kesesuaian jenis iklan dalam

media massa terkait dengan segmen pembacanya serta visi misi yang diusung media

massa tersebut.

Page 5: Biro Iklan & Media

BAB IIDEFINISI

Sebelum lebih jauh membahas mengenai media massa, iklan dan biro iklan,

berikut adalah beberapa definisi yang diambil dari berbagai sumber.

Iklan/Periklanan: Usaha-usaha penciptaan dan penyebaran pesan-pesan penjualan

sepersuasif mungkin kepada calon pembeli yang paling tepat atas suatu produk

berupa barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Anggoro

2005:3). Berdasarkan UU Penyiaran No.32 tahun 2002, siaran iklan adalah siaran

informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa,

barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa

imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan.

Dari pengertian di atas, ada dua jenis iklan, yakni siaran iklan niaga dan siaran iklan

layanan masyarakat. Siaran iklan niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan

melalui penyiaran radio dan televisi dengan tujuan memperkenalkan,

memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak

sasaran untuk memengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan.

Sementara siaran iklan layanan masyarakat adalah siaran iklan nonkomersial yang

disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan,

memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau

pesan-pesan lainnya kepada masyarakat untuk memengaruhi khalayak agar berbuat

dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.

Biro Iklan (advertising agency): Suatu organisasi usaha yang memiliki keahlian

untuk merancang, mengkoordinasi, mengelola, dan atau memajukan merek, pesan,

dan atau komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan dengan memperoleh

imbalan atas layanannya tersebut (Kitab Etika Pariwara Indonesia).

Manajemen: Seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan (Manullang 2006:5).

Page 6: Biro Iklan & Media

Media Massa: Sarana yang membawa pesan ke audien yang luas. Media-media ini:

televisi, radio, surat kabar, majalah, film, dan Internet (Vivian 2008:35).

Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa periklanan adalah kegiatan

komunikasi yang dilakukan pembuat barang, atau pemasok jasa dengan masyarakat

banyak atau sekelompok orang tertentu yang bertujuan untuk menunjang upaya

pemasaran. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan gambar, suara atau kata-kata,

gerak atau bau yang disalurkan melalui media atau secara langsung. Berdasarkan

pengertian ini maka ‘Biro Iklan’ adalah lembaga usaha yang memberikan jasa periklanan

bagi siapa yang membutuhkan baik perorangan, perusahaan pembuat barang atau

pemasok jasa bahkan pemerintah. Oleh karena bentuk pelayanan periklanan meliputi

berbagai jenis kegiatan maka perlu diterapkan manajemen yang baik, demi tercapainya

tujuan yang ditetapkan.

Pelayanan Biro Iklan

Dalam aktifitasnya, sebuah biro iklan adalah biro yang mempunyai kapasitas

untuk memberi pelayanan di tiga bidang yaitu, pertama, konsultasi komunikasi

pemasaran, kedua pelayanan perencanaan dan pemesanan media, dan ketiga pelayanan

kreatif. Pelayanan konsultasi pemasaran merupakan barisan terdepan yang berhadapan

langsung dengan pihak pemakai jasa periklanan. Minat yang disampaikan oleh sebuah

perusahaan atau perorangan pada sebuah biro iklan akan diterima oleh para pakar

pemasaran yang mampu berdialog dengan manajer pemasaran dari perusahaan yang

membutuhkan jasa iklan.

Semakin besar skala usaha sebuah biro iklan semakin besar pula

kemampuannya untuk mempekerjakan ahli-ahli dan pakar-pakar pemasaran ang

akan menentukan kualitas hubungan awal dengan para calon pemakai jasa.

Berkembangnya pendidikan ilmu ekonomi telah banyak memberi dorongan bagi

pertumbuhan kualitas perusahaan periklanan di Indonesia. Kehadiran modal asing dan

kegiatan memproduksi barang-barang yang berasal dari luar negeri telah menghadirkan

kegiatan pemasaran global yang dampaknya sangat menentukan kemampuan para pakar

Page 7: Biro Iklan & Media

pemasaran di sebuah biro iklan dalam berbicara pada tingkat pengetahuan pemasaran

yang bersifat internasional.

Pelayanan perencanaan dan pemesanan media. Seperti hadirnya para pakar

pemasaran maka perkembangan biro iklan di Indonesia juga sangat ditentukan oleh

meningkatnya kualitas pelayanan perencanaan dan pemesanan Media. Peningkatan ini

tidak lepas dari perkembangan industri media yang telah berlangsung sejak dua dekade

ini. Tumbuhnya pemancar komersial di segenap penjuru tanah air, masing-masing dengan

gaya dan cara pendekatan yang berbeda. Terbitnya puluhan majalah-majalah baru mulai

dari yang bersifat umum hingga majalah yang khusus bicara soal rambut, mobil,

konstruksi dan komputer. Terbitnya surat kabar yang berdomisili di ibu kota negara, ibu

kota propinsi atau ibu kota kabupaten, masing-masing dengan garapan berita yang beda

ruang lingkupnya.

Adanya pilihan yang diberikan oleh industri media dan tantangan untuk

menemukan rancangan media yang efektif dan terjangkau oleh biaya periklanan yang

disediakan oleh perusahaan pemakai jasa iklan, serta riset dan penelitian yang dilakukan

oleh perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang jasa riset telah ikut memberikan

masukan yang sangat menunjang kualitas pelayanan jasa perencanaan media. Fakta ini

telah memberi warna khusus bagi kegiatan periklanan sebagai kegiatan komunikasi yang

dilakukan secara tepat arah dan terukur.

Pelayanan jasa kreatif merupakan bagian akhir dari mata rantai proses terciptanya

sebuah iklan sebelum disalurkan ke media. Karena kegiatan dan proses kreatif

memberikan wujud bagi sebuah iklan atau pesan maka sering orang mengira bahwa

lahirnya iklan ada di tangan seniman. Pandangan keliru ini telah banyak mendorong

banyak seniman yang mendirikan biro iklan dan dalam perkembangan selanjutnya lebih

sering mengalami kegagalan.

Dibandingkan dengan peran sektor pemasaran dan sektor media, maka peran

sektor kreatif masih jauh tertinggal. Sikap dan wawasan yang berkembang di antara para

praktisi di sektor kreatif bila kita amati secara objektif masih terpaku pada kaidah-kaidah

atau aturan-aturan yang sederhana dan sempit. Sebagian besar dari iklan-iklan yang kita

temui di media masih berputar-putar di sekitar penonjolan ‘Product/Consumer benefit’

yang ditampilkan apa adanya. Cara lain yang paling mudah dilakukan adalah dengan

Page 8: Biro Iklan & Media

menciptakan iklan dengan memanfaatkan strategi Before-After, Sebelum makan obat dan

sesudah makan obat. Sikap bangsa Indonesia yang paternalistik sering disalahartikan

dengan menerapkan strategi testimonial orang-orang yang terkenal. Kehadiran

perusahaan periklanan Internasional di Indonesia sedikit banyak telah memperkenalkan

praktek-praktek kreatif yang sedikit lebih maju. Format-format pengembangan kreatif

yang telah teruji mulai diperkenalkan kepada para pakar bidang kreatif.

Page 9: Biro Iklan & Media

BAB IIICONTOH KASUS

A. Media Cetak

Pada makalah ini, kami mengambil contoh kasus dari bagian iklan Femina Group.

Alasan mengapa kami memilih Femina Group karena Femina Group merupakan

trendsetter berdirinya majalah wanita dan remaja. Majalah Femina merupakan majalah

wanita pertama di Indonesia yang muncul pertama kali pada bulan September 1972, lalu

diikuti dengan majalah Gadis yang terbit pada tahun 1973. Seiring dengan makin

berkembangnya industri majalah, Grup Femina ikut aktif mengembangkan bisnisnya. Hal

ini dapat dilihat dari perkembangan grup Femina yang sampai tahun 2009 ini telah

membawahi 14 majalah, 1 free koran kawasan, 1 komik, dan 1 buku. Media Cetak yang

bernaung dibawah bendera Femina Group di antaranya Femina, Gadis, Dewi, Pesona,

Estetica, Cleo, Seventeen, Cita Cinta, Ayah Bunda, Parenting, Men's Health, Fit, Reader's

Digest, Best Life, Koran komunitas kawasan Star Jakarta, Komik the 99 dan buku resep

Primarasa. Selain itu, Femina Group juga memiliki satu stasiun radio yang berdomisili di

Jakarta dan Bandung, yakni UFM (94,7 Jakarta dan 104,3 Bandung).

Dari 14 majalah tersebut, Femina Group memiliki 3 divisi utama yaitu Redaksi,

Promosi dan Iklan. Iklan merupakan salah satu faktor utama dalam industri media cetak.

Pada kasus ini kami akan mengupas divisi iklan dari Femina Group, bagaimana stuktur

organisasi, media profile dan jenis-jenis iklan yang ada di Femina Group juga hubungan

kerjasama antara divisi iklan dengan klien, baik produsen langsung maupun dengan biro

iklan. Produk-produk yang beriklan di Femina Group pastinya harus sesuai dengan target

market majalahnya. Karena Femina Group terdiri dari 12 majalah wanita, maka produk

yang beriklan pun sebagian besar merupakan produk wanita (women care). Biro iklan

dari creative agency dan media house yang terbesar sampai kecil pun sudah menjadi

kerabat baik bagi Femina Group. Untuk hubungan kerjasama divisi iklan dengan klien

akan dijelaskan lebih rinci pada pembahasan berikutnya.

Page 10: Biro Iklan & Media

B. Media Siar

Untuk menganalisa hubungan antara media dan biro iklan, dari media siar kami

memilih Trans7 sebagai contoh kasus. Trans7 merupakan salah satu televisi swasta yang

memiliki reputasi yang baik terutama setelah Trans7 berada dalam naungan Trans Corps.

Akses yang mudah (pihak Trans7) juga menjadi salah satu pertimbangan kami.

Namun, pada prakteknya, kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan data-

data terkait dengan topik yang kami angkat. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pihak

Trans7 menjadi salah satu kendalanya. Untuk itu, kami juga menggunakan data dari TPI

sebagai data tambahan untuk mendukung topik kami.

C. Biro Iklan

Pada makalah ini, untuk menjelaskan biro iklan dalam pemaparan yang lebih

lanjut, kelompok kami membagi contohnya kepada dua bentuk biro iklan, yakni creative

agency dan media house. Pada perkembangannya, biro iklan menspesifikasikan dirinya

dalam pembagian tugas yang spesifik. Creative agency merepresentasikan bentuk the

whole advertising agency atau konsep biro iklan yang kita kenal selama ini. Pada creative

agency ada divisi creative, account management atau client service, dan media.

Sementara itu, media house merupakan biro iklan yang konsentrasinya hanya pada urusan

media planning dan media buying, tanpa memproduksi iklan secara kreatif.

Sebagai contoh kasus, kami mengambil Dwi Sapta sebagai biro iklan berbentuk

creative agency dan MS sebagai media house. MS sebagai salah satu Media House yang

lebih banyak mengatur placement iklan dan promosi produk klien. Orang-orang yang

bekerja disebut Media Planner dan Media Buyer. MS yang memutuskan pendistribusian

budget yang diberikan oleh klien. Sebagai contoh: Produk CITRA (Unilever)

memberikan 80 Miliar untuk biaya produksinya. MS nantinya yang akan mengatur

kemana uang itu akan didistribusikan, tetapi juga menurut kesepakatan (meeting) dengan

klien, misalnya 20 M buat di media cetak, 40 M di TV (elektronik) dan sisanya di

billboard, dan lain-lain.

MS merupakan salah satu media house yang dapat dikatakan besar di Indonesia.

Hal ini dikarenakan semua produk-produk unilever dikerjakan oleh MS. Perusahaan

Unilever sendiri merupakan perusahaan yang memegang produk-produk besar di

Page 11: Biro Iklan & Media

Indonesia (Market Leader). Unilever sangat berperan dan menyumbang sangat besar

uangnya di media, karena produknya bersifat massa sehingga sangat sering berkampanye.

Sedangkan untuk Dwi Sapta Advertising, merupakan advertising agency murni

yang memberikan jasa media house dan juga creative agency. Dwi Sapta Advertising

memiliki bagian-bagian (departemen) yang memang memegang peranan tersendiri dalam

merencanakan sekaligus memproduksikan jasa pelayanan yang dibutuhkan.

Page 12: Biro Iklan & Media

BAB IVSEJARAH DAN PERKEMBANGAN

A. Femina Group

a. Profil Perusahaan

Femina Group bermula dari majalah Femina pada tahun 1972 di garasi rumah 3

orang pendirinya, yakni Mirtha Kartohadiprodjo, Pia Alisjahbana, Widarti Gunawan)

sekarang pun mereka masih menjabat sebagai CEO Femina group. Pada tahun 1973 terbit

majalah Gadis. Seiiring perkembangan muncul terus majalah baru dan hingga sekarang

Femina Group memiliki 14 majalah, 1 free koran komunitas, 1 komik, buku resep

primarasa dan radio UFM. Femina pun sekarang memiliki sendiri creative boutique,

event managemet, online publishing, distribution and services, printing house, custom

publisihing, dan book publisihing. Untuk media cetak visi dan misi Femina Group

Femina sebagai sahabat bagi pembaca. Sebagai sumber ide, inspirasi, hiburan, dan

referensi untuk menjadikan hidup wanita Indonesia lebih lengkap dan berimbang. Secara

singkat Femina hadir sebagai teman bagi mereka yang cerdas dan modern.

Sebagai contoh untuk melihat target audiens dari Femina Group, kami memberi

contoh berupa profil pembaca majalah Femina yang menjadi cikal bakal grup media

tersebut. Pembaca Femina adalah wanita-wanita:

- pada usia produktif (25-35 tahun),

- fashionable, aktif, dan menengah ke atas (kelas A & B),

- sadar teknologi, dan

- gemar membaca dengan pandangan hidup yang positif.

Dalam kaitannya dengan iklan, Femina pun menawarkan poin-poin nilai jual (selling

point) dan kesempatan yang luas terhadap para pengiklan karena:

- memiliki brand yang kuat yang dan dapat memberikan nilai tambah bagi produk yang

diiklankan,

- sebagai sumber informasi yang terpercaya bagi para pembaca serta pengiklan pun

dapat mensinergikan programnya dengan editorial Femina,

- memiliki pembaca setia yang luas dan berpengaruh.

Page 13: Biro Iklan & Media

b. Struktur Organisasi Bagian Iklan Group Femina

Sebelum tahun 2006, divisi iklan hanya dikepalai oleh satu orang manajer grup

senior yang membawahi bagian iklan di tiap majalah Femina Group, yang terdiri dari

manajer iklan dan account executive. Dalam Femina Group perkembangan divisi iklan

dapat dilihat dari dibaginya divisi iklan menjadi empat grup besar yang dikepalai oleh

seorang group advertising manager (GAM).

Jabatan GAM dalam Femina Group setara dengan Pemimpin Redaksi (Pemred)

pada suatu majalah. GAM membawahi manajer iklan majalah, senior account executive,

dan account executive. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembagian dan bagan di

bawah ini.

Tabel 2. Empat grup besar iklan dalam Femina Group

Grup Iklan Majalah

Woman’s Lifestyle 1. Femina2. Ayah Bunda3. Parenting4. Femina Online

Healthy Lifestyle 5. Men’s health6. Fit7. Reader’s Digest8. Best Life

Lifestyle 9. Dewi10. Pesona11. Cleo12. Estetica

Teens 13. Gadis14. Cita Cinta15. Seventeen

.

Page 14: Biro Iklan & Media

Gdsdsdsdsaa

Gambar 1. Contoh struktur organisasi divisi iklan dari grup iklan Healthy Lifestyle

Pembagian empat grup besar iklan didasarkan pada segmentasi dan target pasar

yang hampir sama untuk memudahkan mereka dalam memasarkan produk. Maksudnya,

group manager menawarkan paket iklan corporate yang dapat di pasang sekaligus pada

majalah yang pasarnya hampir sama, contohnya dalam hal ini segmen majalah Teens.

Satu produk alat kecantikan dengan segmen remaja dapat sekaligus dipublikasikan dalam

majalah Gadis, Cita Cinta, dan Seventeen. Namun, tentu saja hal ini tidak lepas dari

kebijakan masing-masing group manager.

Dalam memasarkan spot iklan, group manager tidak bekerja sendiri. Mereka

dibantu oleh advertising manager, senior account executive, dan para account executive

(AE). Namun, tim advertising ini tidak hanya berjualan halaman kosong untuk iklan,

mereka juga menjual event kepada para klien dengan tujuan mencari sponsor untuk acara

tersebut. Berikut ini beberapa rincian pekerjaan dari account executive.

Group Advertising Manager Healthy Lifestyle

Advertising Manager Men’s Health

Senior Account Executive

Account Executive

Account Executive

Advertising Manager FIT

Advertising Manager Reader’s Digest

Senior Account Executive

Senior Account Executive

Account Executive

Account Executive

Account Executive

Account Executive

Page 15: Biro Iklan & Media

1. Melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang ingin memasang iklan di majalah.

Klien (pihak pemasang iklan) bisa langsung memasang produk ke pihak majalah

ataupun lewat biro iklan.

2. Mempresentasikan media profile dan majalahnya:

- Visi dan Misi

- Profil pembaca

- Komposisi halaman (isi dan conten)

- Publiction Schedule (jadwal edar)

- Data sirkulasi

- Special offer ; contoh: buy one get one free atau pemasangan secara paket

mendapatkan harga khusus, coorporate package dengan majalah lain

- Big Events Majalah dan Calendar of events

- Co Branding ( menjadi partner bersama klien untuk membantu suksesnya

acara klien)

- Creative Ad

3. Memberikan proposal (harga dan paket beserta creative yang diminta oleh klien).

4. Mem-follow up dan berhubungan dengan klien untuk harga.

5. Menjadi mediator antara redaksi/bagian kreatif dan klien/agency untuk advertorial

atau iklan khusus/creative.

6. Mem-follow up klien untuk materi iklan sesuai dengan deadline untuk diberikan

kepada produksi.

7. Approval materi pada klien.

B. Trans 7

a. Profil Perusahaan

Trans7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan,

menghiasi layar kaca di ruang kelaurga. Berawal dari kerjasama strategis antara Para

Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans7

lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan

kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif.

Page 16: Biro Iklan & Media

Trans7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan

Perindustrian Jakarta Pusat dengan nomer 809/BH.09.05/III/2000. Pada 22 Maret 2000,

keberadaan TV7 telah diumumkan dalam berita Negara nomor 8687 sebagai PT. Duta

Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan KKG,

TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai Trans7 dan menetapkan

tanggal tersebut sebagai hari lahirnya TRANS7 .

Dewan Komisaris Komisaris Utama : Chairul TanjungKomisaris : 1. Agung Adiprasetyo

2. Ishadi SK 3. Asih Winanti

Dewan Direktur Direktur Utama : Atiek Nur WahyuniDirektur : WishnutamaDirektur Keuangan dan Sumber Daya : Ch.Suswati Handayani

b. Stuktur Organisasi Bagian Iklan Trans 7

Trans7 memiliki bagian departement sales yang dinamakan divisi Sales dan

Marketing. Departement sales Trans7 terdiri dari 3 Assisstant Sales Departement Head

yang memabawahi Sales Group Head. Sales Group head memiliki 2 bagian, yaitu :

Account Executive dan Sales Assistant.

Selain dari Sales Department Head, divisi sales dan marketing membawahi

Secretary & Customer Care Supervisor, Marketing Service Department Head,

Commercial Traffic Department Head, Promotion and Graphic Design Department Head,

dan Marketing Public Relations Department Head.

Page 17: Biro Iklan & Media

Gambar 2. Bagan struktur organisasi bagian iklan Trans 7

DIC. Sales & Marketing

Atiek Nur Wahyuni

Sales & Marketing Division Head

Atiek Nur Wahyuni

Secretary

Emilda Djumhana

Sales Departement Head

Assisant sales Departemen Head 1

Assisant sales Departemen Head 1

Secr. & Customer Care Supervisor

Secretariat & Care Supervisor

Sales Group Head

Account Executive

Sales Assistant

Sales Group Head

Account Executive

Sales Assistant

Assisant sales Departemen Head 2

Sales Group Head

Account Executive

Sales Assistant

Sales Group Head

Account Executive

Sales Assistant

Marketing Services Dept. Head

Commercial Traffic Dept. Head

Promotion & Graphic Design Dept. Head

Marketing Public Relations Dept. Head

Page 18: Biro Iklan & Media

c. Kriteria Iklan di Trans7

Pada dasarnya hampir semua produsen (produk) dapat beriklan di Trans 7, seperti

iklan makanan, iklan minuman, alat elektronik, dan lain-lain. Namun ada beberapa

kategori iklan yang tidak boleh beriklan, yaitu iklan tentang pengobatan non-medis, serta

iklan yang berbau mistis, seperti iklan Reg ramalan (Mama Lauren), disamping tidak

sejalan dengan visi dan misi, iklan seperti ini juga tidak diperbolehkan oleh KPI.

Selain itu, dalam Pasal 46 UU Penyiaran No.32 tahun 2002 dijelaskan mengenai

iklan niaga. Dalam ayatnya yang ketiga dijelaskan bahwa siaran iklan niaga dilarang

melakukan a) promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama, ideologi,

pribadi/dan atau kelompok yang menyinggung perasaan dan/atau merendahkan martabat

agama lain, ideologi lain, pribadi lain, atau kelompok lain; b) promosi minuman keras

atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif; c) promosi roko yang memperagakan wujud

rokok; d) hal-hal yang bertentangan dengan kesusilaan masyarakat dan nilai-nilai agama;

dan/atau e) ekploitasi anak di bawah umur 18 tahun. Sehingga iklan-iklan ini yang

mengandung keempat hal tersebut termasuk dalam kategori yang tidak boleh beriklan di

Trans7.

C. Biro Iklan

a. Dwi Sapta

1. Profil Perusahaan

Sebagai sebuah biro iklan, Dwi Sapta mempunyai visi, yakni menyukseskan klien

dengan memberikan layanan integrated marketing communications (IMC) secara

personal dan menciptakan "Advertising that Sells". Sementara itu, misi yang diemban

oleh perusahaan ini adalah memberikan solusi komunikasi pemasaran secara terpadu dan

terarah; menjadikan produk klien sukses di market, bahkan menjadi market leader;

membantu meningkatkan sales dan mengembangkan bisnis klien; memberikan layanan

terbaik kepada klien dengan prinsip QCDS (best Quality, reasonable Cost, fast Delivery,

dan excellent Service); serta memperkuat posisi sebagai TOP 10 Advertising Agency.

Dwi Sapta juga memiliki 9 kunci kesuksesan yang mereka yakini, yaitu Creative

That Sell, Single Message, Simple, Segmented, Focus to Your Target Market, Be

Different, Be Controversial, Big Idea, Q - C – D, Serve From The Heart, Create Intimicy,

Page 19: Biro Iklan & Media

Build Agency - Client Chemistry, Sleep With Clients, Listen to Their Needs, Their Wants

and Expectations, Make Your Clients Succeed First, dan Your Success Will Follow Client

Lifetime Loyalty Will Lead Sustainable Profit. Kunci kesuksesan ini telah menjadi Dwi

Sapta Way of Life, yang memberi perbedaan antara Dwi Sapta dengan advertising

agency lain di Indonesia dan sekaligus menjadi DNA of Success Dwi Sapta selama 25

tahun berkarya.

2. Stuktur Organisasi nya

3. Jenis Iklan yang Produksi

Sebagai full service advertising dan marketing agency, Dwi Sapta menyediakan

hampir semua layanan komunikasi pemasaran baik aktivitas above the line maupun

below the line. Idenya adalah menjadi biro iklan one stop shopping – segala ada, di mana

kami dan klien dapat lebih berhemat dan cepat dalam proses kerja. Dari mulai

perencanaan, pengorganisasian kerja, perancangan, eksekusi hingga penempatannya di

media massa. Bidang-bidang yang digarap oleh biro iklan ini di antaranya:

- TV dan Cinema Commercial

- Radio Commercial

- Print Ad (Press, Tabloid, Magazine)

- Outdoor Activities

- Media Research

President Director

General Manager

Senior Business Development Manager

Media Manager

Media Planner

Media Implemente

r

Media Buyer

Executive Creative Director

Creative Director

Art Director Copy Writer

Account Manager

Account Manager

Account Executive

Jr. Account Executive

Page 20: Biro Iklan & Media

- Macintosh Design Facilities

- Photography

- Below the Line Materials

Selain bidang periklanan, ternyata Dwi Sapta Advertising juga melayani jasa dalam

bidang Public Relations, Marketing dan TV Program. Contoh beberapa Iklan yang pernah

dibuat oleh Dwi Sapta Advertising antara lain Master Cologne, Ovale Whitening, Eskulin

Cologne Gel, Ovale Facial Lotion, Eskulin Cool Hand Body, Mixagrip Flue dan Batuk,

Master Splash Cologne, Fatigon, Fatigon Spirit, Daihatsu Sirion, Cerebrovit, dan lain-

lain.

4. Klien

No Perusahaan (Klien) Produk

1 Djarum Djarum Coklat

2 Pepsi Cola Indobeverages Tekita

Frutamin

3 Sari Enesis Adem Sari

Naturade

4 Ceres Indonesia Funtime

Meises Ceres

Twister

5 ASTRA International Isuzu Isuzu ELF Truck

Isuzu Pick Up

Isuzu Smart

6 Kalbe Farma Cerobrovot, Cerobrovot Gold,

Cerebrovit, Cerebrovit Active,

Cerebrovit Senior, Cerebrovit X-

cel, Fatigon, Neuralgin,

Minigrip, Mixagrip, Mixagrip

Flu dan Batuk

7 Herlina Indah Antis, Force Magic, Soffel

8 Mahakam Beta Farma Betadine Plester, Betadine Obat

Page 21: Biro Iklan & Media

Kumur

9 Konicare Era Kosmetindo Eskulin Mini Mist, Master Hair

Styling Gel, Ovale Facial Lotion,

Ovale Anti Acne

10 Astra Daihatsu Motor Taruna, TErios, Xenia, Zebra

11 Dagsap Endura Eatore Dagsap

12 Sukabumi Trading Coy Oli Repsol Moto 4T

13 Dellifood Sentosa Corpindo Super Bubur

14 SOHO Diapet, Diapet NR

15 PT Topindo Atlas Asia Oli TOP1

16 Simex Pharmaceutical Ind Vipro G

17 Eglin Pharma Minyak Telon, Balsem Lang

18 Gondowangi Natur

19 Sakafarma Labs Mextril

20 Nestle Indofood Citarasa Indonesia Bumbu Kaldu Indofood

21 Australia Indonesian Milk Industries Indomilk

22 Indo Murni Dairy Industri Nice Yoghurt

23 Kalbe International Business Bull Force

24 Dairy Plus Dutch Mill

25 Sanghiang Perkasa Entrasol Gold

b. MS1. Struktur Organisasi

Dalam MS, memang terdapat kode etik yang tidak memperbolehkan struktur

organisasi secara detil diketahui oleh orang luar. Jadi yang akan ditampilkan di bawah

ini hanyalah sebagian kecil dari Struktur organisasi dalam MS.

Secara general, struktur pekerjaan dalam MS dibagi menjadi dua divisi. Divisi

Unilever dan Non Unilever. Mengenai divisi Unilever, memang penjagaannya sangat

ketat, sehingga yang dapat diketahui hanya divisi Non Unilever. Di bawah ini adalah

penjelasan singkat mengenai struktur divisi non Unilever dalam MS:

Managing Director membawahi dua Staf, yaitu Planning Director dan Investment

Manager (di perusahaan lain disebut Buying Support atau Purchase Order). Planning

Page 22: Biro Iklan & Media

Director membawahi sedikitnya 2 Planning Group (PG). di bawah setiap PG terdapat

beberapa (biasanya 4 orang) Planner. Di sini Planner bertugas untuk membuat Master

Plan, yang juga menentukan iklan apa saja yang akan dimuat di televisi, majalah dan

surat kabar.

Sementara Investment Manager membawahi sedikitnya 7 Buying Support (BS)

atau disebut juga dengan Purchase Order (PO). Setiap BS bertugas untuk membuat

detail plan dan mengatur approval dengan klien.

2. Workflow MS:

MS sebagai perusahaan independen jadi melakukan dealing langsung dengan

klien untuk perjanjian kerja sama. Biasanya banyak yg melakukan presentasi pelayanan

ke klien (biasanya lebih dari 1 perusahaan media). Setelah itu, keputusan dari klien lah

yang melakukan pemilihan media agency mana yang akan menjalin kerjasama. Apabila

kerjasama itu sudah disepakati, maka hal yang pertama dilakukan adalah:

1. Briefing klien ke Media Director MS

Membahas segala sesuatu mengenai perjanjian kerjasama, biasanya setiap tahun

selalu dikaji ulang perjanjian tersebut. Kegiatan ini merupakan briefing awal dari klien

untuk kampanye (pelayanan) selama setahun.

2. Pemilihan Team Kerja

Setelah itu, Media Director menentukan team untuk menangani produk-produk dr

klien tersebut. Biasanya terbagi dalam dua team : planning dan buying

Dalam proses kerjanya, Team Planning akan menyusun rencana pemasangan

iklan selama 1 th sesuai budget dari klien. Rencana tersebut dibuat berdasarkan data

yang diperoleh dari klien, analisa kompetitor dan Objective klien itu sendiri.

Kemudian, Team buying akan mengaplikasikan rencana tersebut dan membuat

order ke media. Dalam Team buying, dilakukan proses negosiasi terhadap media yang

diajak kerjasama, baru apabila cocok, order akan dikirimkan kepada media tersebut.

3. Kerjasama:

Page 23: Biro Iklan & Media

Sebagai salah satu media house yang memegang salah satu perusahaan market leader di

Indonesia (Unilever), maka MS menjalin kerjasama dengan media lain untuk

memproduksi iklan, diantaranya adalah: Lowe, Oginfi, Jwt, Mccann, dll (Creative

Agency).

Page 24: Biro Iklan & Media

BAB V

HUBUNGAN PRODUSEN, MEDIA, DAN IKLAN

A. Pemasaran Produk

Pada dasarnya, produsen dapat memasarkan produknya melalui media dengan cara

datang langsung ke media massa atau menggunakan jasa biro iklan. Masing-masing cara

mempunyai kelebihan dan kekurangan.

a. Produsen Langsung ke Media

Keuntungan:

1. Produsen tersebut tidak terkena agency charge dan pitching fee

2. Produsen tersebut bisa membuat pesan komunikasinya secara langsung dalam

iklannya sesuai dengan target marketnya tanpa harus berkonsultasi dengan sebuah

biro iklan.

3. Efisiensi waktu.

Kerugiannya:

1. Bila langsung memasarkan iklan ke media, seorang produsen mendapat agency

charge.

2. Tidak bisa membuat iklan komunikasi secara efektif dikarenakan media tidak

memiliki spesialisasi didalam pembuatan komunikasi periklanan.

b. Melalui Biro IklanBiro iklan mempunyai struktur manajemennya, diantaranya research, bidang kreatif, dan

media buying dengan maksud untuk mencari tempat di media untuk memasarkan iklan

sesuai segmentasi pasarnya.

Keuntungan:1. Produsen bisa mendapat hasil dari ketiga bagian di atas agar produk yang hendak

diiklankan pesannya sampai tepat pada sasaran segmen pasarnya.

2. Ia bisa mendapat diskon dari media karena harga iklannya lebih murah. Biro

iklan biasanya menawarkan paket-paket tertentu, seperti menawarkan harga

khusus untuk beriklan di berbagai media.

Page 25: Biro Iklan & Media

3. Ada yang mengevaluasi atau bisa memberi hasil research dari iklan yang telah di

tayangkan.

4. Biro iklan memiliki spesialisasi dalam membuat konsep direct mail, sales

promotion, dan tools-tolls lainnya.

Kerugian:

1. Bila modal yang dimiliki oleh seorang produsen tidak mencukupi atau pas-pasan

akan mengurangi case flow dari perusahan tersebut karena belanja iklan itu

mahal.

2. Kurang bisa mendapat efisiensi waktu.

B. Belanja Iklan

Jika sektor industri lain terkena imbas krisis moneter, berbeda halnya dengan

sektor penyiaran. Walaupun belanja iklan televisi sempat menyusut 8% pada tahun 1997-

1998, sektor ini justru mengalami perkembangan luar biasa setelah tahun tersebut. Pada

periode 1999-2002, iklan televisi nasional mengalami pertumbuhan di atas 40% per

tahun. Bahkan,belanja iklan bruto nasional pada Juni 2002 menunjukka laju pertumbuhan

39% dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan

yang tertinggi di antara negara-negara di Asia (Sudibyo, 2004).

Dalam sebuah biro iklan ada beberapa divisi, tetapi umumnya memuat divisi

kreatif, client service atau account management, dan media. Perputaran materi iklan ada

di kreatif dan media. Di dalam divisi kreatif, mereka menerima brief, membuat materi

kreatif yang siap naik cetak atau tayang. Selanjutnya, materi ini di-deliver oleh account

executive (AE) ke divisi media. Di divisi tersebut, media planner sudah siap dengan

media planning-nya. Mereka sudah menentukan spot dan blocking time yang diminta

klien atau mereka yang merekomendasikan spot untuk klien dengan alasan efektifitas

terpaan. Sebagai salah satu acuan, media planner dapat menggunakan ratecard dari

masing-masing media.

Setelah klien setuju, media planner menghubungi media buyer yang masih berada

dalam satu divisi, yakni divisi media. Media buyer akan menegosiasikan rekomendasi

dari media planner dengan pihak media massa hingga mendapat harga dan waktu yang

sesuai. Jika ditemui masalah mengenai spot iklan tersebut, maka media buyer akan

Page 26: Biro Iklan & Media

membicarakan hal ini dengan bagian media planner dan AE. Selanjutnya, AE akan

mengomunikasikan kendala tersebut kepada klien (produsen) dan memberikan alternatif-

altenatif.

Produsen(Produk)

Account Management (Service Client)

Account Executive (AE)

Creative

Account Executive (AE)

Media Planning

Media BuyerRatecard dari

media

Media Massa

Publikasi Iklan

Di Media Massa

Page 27: Biro Iklan & Media

Kecenderungan saat ini, media planning dan media buying yang tadinya berada

dalam satu perusahaan biro iklan (advertising agency) kini berdiri sendiri. Terpisah dan

membuat perusahaan sendiri. Lowe dan Ogilvy adalah dua di antara sekian banyak

advertising agency yang bergelut di media planning. Sementara Mindshare adalah media

house yang tidak memproduksi iklan, tapi sebagai penyalur iklan ke media-media massa

serta sebagai perencana stategis marketing. Mindshare ini merupakan anak perusahaan

atau rekanan dari WPP yang beroperasi secara world wide. Hampir sebagian besar

produsen produk menggunakan WPP untuk media planning-nya, bahkan banyak di antara

biro iklan yang jadi kliennya, contohnya Unilever.

Berdasarkan hasil survei Nielsen Company, belanja iklan pada kuartal 1/2009 di

berbagai media mencapai Rp10,363 triliun atau naik 19% dibandingkan periode yang

sama setahun sebelumnya yang senilai Rp8,71 triliun (Seputar Indonesia, 29 April 2009).

Dari tiga media yang disurvei Nielsen, televisi masih menguasai pangsa pasar terbesar

yakni 60% dari segi nilai dan 55% dari segi jumlah spot iklan. Posisi kedua ditempati

surat kabar dengan pangsa pasar sebesar 36% secara nilai dan 43% secara spot.

Sementara posisi ketiga dipegang oleh majalah dengan pangsa pasar 4% secara nilai dan

2% dalam hal spot.

Dari tabel di balanja iklan berdasarkan ketegori, penopang utama belanja iklan

pada kuartal I/2009 adalah pemerintah dan organisasi politik. Berdasarkan riset Nielsen

dari bulan Januari-Maret 2009, belanja iklan pemerintah dan organisasi politik mencapai

Rp1,065 triliun. Alasan utamanya adalah terkait dengan Pemilu 2009. Kuartal I/2009

memang merupakan massa kampanye Pemilu legislative 2009.

Page 28: Biro Iklan & Media

Tabl 3. Iklan Teratas Kuartal I/2009 Berdasarkan Kategori (dalam Rp miliar)

Kategori Kuartal I/2008 Kuartal I/2009 Perbandingan

Pemerintah, organisasi politik 289 1.065 269%

Layanan telk dan perlengkapan 818 845 3%

Korporasi dan layanan sosial 289 405 40%

Sepeda motor, skuter, dan sepeda 358 361 1%

Rokok 314 349 11%

Produk perawatan rambut 321 334 4%

Layanan hot-line, party line,

horoskop216 304 41%

Produk perawatan wajah 280 276 -1%

Media, rumah produksi 270 275 2%

Real estat, rumah, apartemen 214 223 4%

Sumber: Koran Sindo (29 April 2009)

Page 29: Biro Iklan & Media

BAB VISTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IKLAN DI MEDIA MASSA

A. Media Cetak (Femina Group)

a. Produsen Langsung

Klien menghubungi AE atau sebaliknya, setelah presentasi dan perjanjian dibuat,

mendapat persetujuan menejer iklan. setelah itu AE meminta materi pada klien. Materi

iklan diberikan kepada bagian produksi. Bagian produksi akan memberikan dummy dan

layout penempatan halaman majalah. Contoh materi iklan yang sudah diprint dikirim ke

klien untuk disetujui lalu AE juga menyetujui. Setelah persetujuan diberikan, materi

dikembalikan kepada bagian produksi, lalu tim produksi memberikan ke percetakan

untuk kemudian dicetak.

Klien → Account Executive → Manager iklan → Produksi → AE → Klien

( materi approval) → AE Produksi → Percetakan → Majalah

b. Melalui Biro Iklan

Klien menghubungi Media House. Selanjutnya, media planner dan media buyer

akan menghubungi AE media atau bisa sebaliknya. Dari situ timbul kerjasama atas media

placement beserta harga. Setelah mendapat persetujuan dari manajer iklan, AE akan

meminta materi pada klien. Materi iklan diberikan kepada bagian produksi. Setelah itu

produksi akan memberikan dummy dan layout penempatan halaman majalah. Contoh

materi iklan yang sudah dicetak dikirim ke klien untuk approval, lalu AE juga meng-

approval. Materi diberikan kembali kepada bagian produksi, lalu produksi memberikan

ke percetakan.

Klien → Media Planner/Media Buyer → Account Executive → Manager iklan →

Produksi → AE → Media Buyer → Klien (materi approval) → AE Produksi →

Percetakan → Majalah

Page 30: Biro Iklan & Media

c. Contoh Kasus

Dalam majalan Men’s Health dan majalah-majalah lain di Femina Group, AE

bertugas menjual halaman majalah kepada klien baik yang sifatnya langsung ataupun

melalui biro iklan. Kemudian pihak majalah akan bertemu dengan media planner dan

media buyer untuk memasarkan tempat-tempat iklan yang masih kosong. Dalam

majalah, diskon biasa diberikan baik untuk klien lama atau baru. Namun, untuk klien

yang berhubungan langsung (produk), diberikan diskon lebih kecil daripada potongan

harga yang melalui biro iklan. Untuk biro iklan dapat diberikan diskon sampai dengan

40%, sedangkan untuk produk yang ditawarkan langsung ke media diberikan diskon

hanya 30%. Ketentuan besaran diskon tersebut bukan harga mati, karena semua masih

bisa berubah tergantung dari negosiasi pihak majalah dan klien serta kebijakan dari

masing-masing. Untuk tujuan pengawasan, setiap minggu GAM bertemu dengan

pimpinan tertinggi majalah untuk melaporkan progress report masing-masing majalah.

Grup Femina memiliki kriteria-kriteria untuk iklan yang akan diletakkan di

majalah-majalahnya. Kriteria iklan yang masuk di Femina Group antara lain:

- Melarang iklan Rokok, karena jajaran direksi dalam Grup Femina adalah wanita yang

antirokok dan tembakau. Femina group sering mengangkat artikel mengenai bahaya

rokok dan mendukung acara-acara yang berkampanye antirokok.

- Melarang iklan kondom dan alkohol, terkecuali majalah Men’s Health dengan catatan

dalam iklan alkohol tersebut, kadar alkohol produk tersebut tidak melebihi 40%.

- Iklan tidak boleh yang berbau SARA (agama, suku)

- Iklan yang masuk harus berdasarkan media profile tiap majalah masing-masing. Jadi

produk-produk yang beriklan harus sesuai dengan segmentasi/target market majalah

(merepresentasikan majalah).

- Melarang iklan politik. Tapi dalam setahun terakhir ini menjelang pemilu, CEO tidak

melarang hanya saja tidak boleh ada gambar muka/tokohnya. Hal yang terpenting

term pembayaran iklan politik harus 3 minggu sebelum tanggal edar, tidak boleh

lebih. Iklan politik tidak mendapatkan diskon sama sekali.

Page 31: Biro Iklan & Media

- Untuk iklan layanan masyarakat, baik dari langsung pemerintah atau lewat biro iklan,

Femina Group memberikan harga khusus (di atas diskon standar). Jika diskon

diberikan kepada produsen langsung 30%, biro iklan 40%, maka untuk iklan layanan

masyarakat diberikan 50%. Selain itu Materi juga harus dilihat, apakah cocok dengan

majalahnya. Hal yang terpenting, Femina Group mendukung iklan layanan

masyarakat ini asalkan sesuai dengan visi dan misi dari Femina Group sendiri.

Sebagai contoh, iklan layanan masyarakat antirokok sangat didukung oleh Femina

Group karena perusahaan sendiri melarang iklan rokok dan mendukung gerakan

antitembakau. Namun, dalam kasus lain, misalnya iklan layanan masyarakat

mencegah Aids. Dilihat kembali materinya apakah ada gambar atau image kondom?

Jika ada maka tidak bisa beriklan karena Femina Group sendiri melarang adanya

iklan kondom. Untuk iklan semi layanan masyarakat, contoh gerakan cuci tangan

(brand Lifebuoy), iklan ini tetap bisa masuk namun mendapat harga diskon standar.

B. Media Siar (Trans 7)

a. Iklan yang datang dari Produsen

Secara umum, alur atau flowchart yang ada di media siar sebagai berikut.

Klien → Account Executive → Marketing Planner → AE → Klien ( materi

approval) → AE Produksi → Televisi

Klien menghubungi AE atau sebaliknya, setelah presentasi dan perjanjian dibuat,

marketing planner akan memberi paket airtime ssesuai perjanjian. Setelah itu AE akan

memeriksa kembali perjanjian dan paket tersebut kemudian dikirimkan ke klien. Materi

yang sudah di-approve klien dan AE kemudian dibuat oleh tim produksi lalu siap untuk

disiarkan.

Page 32: Biro Iklan & Media

Karena kami tidak mendapatkan data mengenai bahasan ini dari Trans7 maka

kami menggunakan data yang kami dapat dari TPI. Flowchart di bawah ini

menggambarkan alur yang harus ditempuh oleh produsen jika ingin beriklan di TPI tanpa

melalui perantara biro iklan.

Brief Klien

PEMBUATAN PAKET SPONSOR / REGULAR

Check Paket apakah sudah sesuai dengan

Brief klien(PAB atau PBB)

Dikirim ke klien untuk approval

Klien Kirim PO & Approval Paket (bukti Transfer

jika PBB

Proses ke Traffic

Check kelengkapan PO

sales

Brief Klien

AE / Admin

Klien

AE / Admin

AE / Admin

Marketing Planner

AE

FLOW ORDER REGULAR

Page 33: Biro Iklan & Media

Flow Order Regular:

Pertama-tama klien akan melakukan ad brief untuk menerangkan deskripsi produk yang

akan diiklankan, keinginan bentuk iklan yang hendak disiarkan. Setelah itu, AE akan

menyampaikan ad brief yang dikemukakan klien untuk disampaikan ke pihak marketing

yang menentukan jenis pembuatan paket iklan regular/sponsor. Pihak AE/admin akan

melakukan pengecekan apakah paket yang dibuat sudah sesuai dengan keinginan klien.

Setelah melakukan pengecekan, AE akan mengirimkan pada klien untuk approval.

Klien yang sudah menerima informasi tentang paket akan melakukan approval dan

mengirim PO (project order) dan approval paket beserta bukti transfer (jika ada) kembali

ke bagian AE/admin untuk melakukan proses ke Traffic. Tentu saja Pihak AE/Admin

akan mengecek kelengkapan PO yang diterima dari klien. Di Traffic, kemudian proses

paket iklan klien mulai dikerjakan. Ketika semuanya selesai, maka materi siap untuk

diiklankan.

Flow Media Order Regular(TRAFFIC) Traffic Proses

PO

Campaign Details

System Gen 21 BMS

Clearence (sales)

MCR

Finance

Invoice + Log Proove

Finance Klien Finance TPI

Klien

Sales

Log

Traffic

Page 34: Biro Iklan & Media

b. Iklan yang datang dari Biro Iklan

Pertama-tama klien akan mem-booking briefing produk ke bagian AE/admin

untuk perkenalan informasi produk yang hendak diiklankan, pihak AE/admin akan

melakukan pengecekan CPRP produk tersebut dan membuat form paket. Marketing

selanjutnya akan membuat media schedule, AE/Admin akan mengecek kembali apakah

media schedule sudah sesuai dengan booking brief. Selanjutnya, media schedule tersebut

akan disampaikan kembali pada klien untuk approval oleh AE/admin. Setelah approval,

klien akan mengirim project order ke bagian AE/Admin dan mereka mengecek PO klien.

AE/Admin siap melanjutkan proses ke Traffic sampai akhirnya tayang di layar televisi..

Booking Brief berupa: gambaran iklan beserta persyaratan yang dikemukakan oleh klien

perusahaan. Dibuat oleh media house dalam contoh stasiun tv TPI: Nestle menggunakan

media house Mindshare.

Page 35: Biro Iklan & Media

FLOW ORDER CPRP

Booking Brief Klien

Pembuatan Media Schedule

AE & Admin Check Perhitungan CPRP nya

Check Perhitungan CPRP nya pembuatan

Form paket

Check Media Schedule apakah

sudah sesuai dengan Booking Brief

Dikirim ke klien untuk approval

Klien Kirim PO

Proses ke Traffic

Check PO klien

AE / ADMIN

MARKETING PLANNER

AE / ADMIN

AE / ADMIN

KLIEN

KLIEN

AE / ADMIN

AE / ADMIN

Flow Media Order CPRP(TRAFFIC) Traffic Proses

PO

Campaign Details

System Gen 21 BMS

Clearence (sales)

MCR

Finance

Invoice + Log Proove

Finance Klien Finance TPI

Marketing

Sales

Log

Traffic

Marketing Post Buy +/- 5 %

Page 36: Biro Iklan & Media

c. Pemblian Iklan TV

1. Pembelian Spot Iklan di Televisi

Pembelian program televisi (waktu tv) merupakan tahapan khusus dalam bisnis

periklanan. Pemasang iklan bisa membeli waktu dalam format program yang mempunyai

tipe dan jumlah pemirsa yang bermacam-macam. Mereka bisa membeli dalam skala

nasional, regional atau lokal, terutama di luar negeri. Mereka juga bisa menjadi sponsor

suatu program, berpartisipasi dalam sponsorship atau menggunakan spot waktu selama

atau di antara program berlangsung. Pada umumnya perusahaan menggunakan jasa

agensi yang khusus menangani atau mengatur pembelian waktu tv.

2. 5 tingkatan dalam pembelian spot airing/iklan :

- Sponsorship : menjadi pendukung dana utama suatu acara. Sponsorship adalah

tingkatan yang paling mahal. Contoh : produk Toshiba menjadi sponsorship pada

program musik spesial. Keuntungannya adalah pada acara musik spesial ini pembawa

acara akan menyebutkan brand sponsor utama. Benefit lain adalah sponsor utama

mendapatkan spot iklan pada tempat pertama dan terakhir dari commercial break.

Tentunya hal ini sangat menguntungkan, karena harga first dan last dari commercial

break biasanya lebih mahal dan juga tingkat awareness masyarakat lebih tinggi daripada

spot ditegah dari commercial break.

Terlampir harga dari sponsorship

- Blocking segment : contoh pada acara Empat Mata produk Top1 melakukan blocking

segment dengan cara penonton di studio Empat Mata menggunakan kaos berlogo Top1,

di meja yang digunakan oleh Tukul terletak mug atau tempat tisu yang ber logo Top1.

Terlampir harga dari blocking segment

3. Paket : pengiklan memberikan budget kepada pihak Trans7, nantinya pihak Trans7

memberikan paket iklan sesuai budget yang dimiliki oleh pengiklan, Spot iklan bisa

ditentukan oleh pengiklan bisa juga dari pihak trans7 yang menawarkan iklan dari

pihak pengiklan dari mau di pasang di spot mana pada acara apa. Contoh pengiklan

Page 37: Biro Iklan & Media

bisa menentukan iklannya mau diiklankan pada program apa, jam berapa, spotnya

dimana.

Terlampir harga dari sponsorship

4. ROS : Run of Section tingkatnya lebih tinggi dari CSPR. Hampir sama dengan CSPR

namun iklan ROS akan lebih diutamakan daripada iklan CSPR jika ada iklan yang

mau di take out.

5. Cost Per Rating Point : adalah tingkatan terendah dari cara pembelian spot airing.

Biasanya produk-produk yang melakukan airing adalah produk-produk yang tidak

memerlukan brand awareness yang besar, namun hanya untuk memberitahukan

kepada masyarakat bahwa produk ini ada, contoh : iklan bumbu dapur, iklan snack.

Kerugian dari CPRP ini adalah jika dalam suatu commercial break di suatu program

acara akan ada iklan CPRP, namun ternyata ada sebuah produk yang beriklan paket

mau beriklan di spot ini, maka yang akan lebih diutamakan adalah iklan sponsorship,

blocking segment, paket maupun ROS. Maka nantinya iklan CPRP ini akan di take

out atau tidak ditayangkan, namun akan diganti spotnya oleh pihak Trans7. Pengiklan

tidak bisa menentukan iklannya mau diiklankan di program mana, jam berapa, spot

mana dan yang menentukan adalah pihak Trans7.

Page 38: Biro Iklan & Media

BAB VIIKESIMPULAN

Dalam industri media, iklan dan media massa saling mendukung sebagai sebuah

entitas bisnis. Produsen pun dapat memasarkan iklannya dengan beberapa cara, di

antaranya langsung ke media massa, melalui biro iklan yang full service advertising, atau

hanya menggunakan jasa media house untuk media planning dan media buying. Masing-

masing cara memiliki keuntungan dan kekurangan.

Selain dari pihak biro iklan, di dalam media sendiri mempunyai divisi yang

menangani langsung sirkulasi iklan di media tersebut. Salah satu pertimbangan dalam

pemilihan iklan oleh media adalah nilai visi dan misi atau ideologi si media. Tak heran

jika Femina Group menolak produk rokok untuk beriklan di media-medianya.

Dewasa ini, fungsi advertising agency mulai tergantikan oleh media house.

Produsen yang memiliki rumah produksi sendiri lebih memilih untuk membuat materi

iklannya dan menyerahkan penempatan iklan di media oleh media spesialist, atau istilah

populernya media house. Budget yang dikeluarkan oleh pengiklan jika menggunakan

media house, karena mereka tidak perlu membayar creative fee untuk biro iklan sebagai

jasa pembuatan materi kreatif.

Namun demikian, masih banyak pengiklan yang memilih biro iklan. Kelebihan

biro iklan yang menawarkan jasa full service (branding, positioning, produksi, dan media

placement). Hal ini memudahkan pihak marketing communication perusahaan pengiklan

tidak membuang waktuya untuk membuat strategi komunikasi dan produksi iklan.

Page 39: Biro Iklan & Media

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Linggal M. Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2005

Cahyono, A.D. Kuartal I, Belanja Iklan Rp10T. Koran Seputar Indonesia, 29 April 2009 hal 13

Croteau, D and W. Hoynes. Medis/Society: Industries, Images, and Audiences. United States: Pine Forge Press, 1997

Dewi, L. D. R. Media Massa dalam Pendekatan Ekonomi Politik. Jurnal. Diunduh dari: http://www.digilib.ui.edu/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=92225

Dominick, J.R. The Dynamics of Mass Communication, Media in the Digital Age. 10th Edition. New York: Mc Graw-Hill (no year stipulated)

http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/2007/06/12/perkembangan-biro-iklan-di-indonesia/

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php.

http://pwi.or.id/index.php/Pressedia/C-dari-Ensiklopedi-Pers-Indonesia-EPI.html

http://videoperiklanan.blogspot.com/2009/01/management-biro-iklan.html

Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah University Press, 2006

Sudibyo, A. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LKiS bekerja sama dengan ISAI, 2004

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Edisi Ke-8. Jakarta: Kencana, 2008

www. http://dwisapta.com/#