laporan kinerja biro organisasi dan...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 i
LAPORAN KINERJA
BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN
TAHUN 2017
SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2018
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017iiLaporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah Nya Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2017 ini dapat tersusun tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi dari penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), setiap entitas akuntabilitas kinerja baik pusat maupun daerah diharuskan untuk menyusun Laporan Kinerja dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukannya dalam satu tahun. Laporan Kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja. Biro Organisasi dan Kepegawaian merupakan salah satu unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Sebagai unit kerja setingkat eselon II, Biro Organisasi dan Kepegawaian diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerjanya dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2017 disusun dengan bertitik tolak pada Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 yang memuat sasaran, kegiatan, indikator kinerja utama, dll. Di dalam Laporan Kinerja yang telah disusun juga terdapat penjabaran Hasil Analisa Capaian Kinerja Per Output Kegiatan Tahun 2017 dan Realisasi Anggaran yang menjadi pertimbangan dalam hal pencapaian efisiensi penggunaan sumber daya. Akhirnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang selama ini telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan kami. Tidak lupa kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan kinerja yang lebih baik. Semoga Allah SWT berkenan memberikan perlindungan dan ridho-Nya atas semua upaya yang kita kerjakan bersama.
Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ttd Abdul Halim
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 iiiLaporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah Nya Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2017 ini dapat tersusun tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi dari penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), setiap entitas akuntabilitas kinerja baik pusat maupun daerah diharuskan untuk menyusun Laporan Kinerja dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukannya dalam satu tahun. Laporan Kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja. Biro Organisasi dan Kepegawaian merupakan salah satu unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Sebagai unit kerja setingkat eselon II, Biro Organisasi dan Kepegawaian diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerjanya dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2017 disusun dengan bertitik tolak pada Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 yang memuat sasaran, kegiatan, indikator kinerja utama, dll. Di dalam Laporan Kinerja yang telah disusun juga terdapat penjabaran Hasil Analisa Capaian Kinerja Per Output Kegiatan Tahun 2017 dan Realisasi Anggaran yang menjadi pertimbangan dalam hal pencapaian efisiensi penggunaan sumber daya. Akhirnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang selama ini telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan kami. Tidak lupa kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan kinerja yang lebih baik. Semoga Allah SWT berkenan memberikan perlindungan dan ridho-Nya atas semua upaya yang kita kerjakan bersama.
Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ttd Abdul Halim
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017ivLaporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015 – 2019) akan memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan. Sasaran strategis pembangunan pertanian periode 2015 – 2019 ditujukan untuk 1) peningkatan ketahanan pangan, 2) peningkatan diversifikasi pangan, 3) peningkatan nilai tambah, 4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, serta 5) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Berbagai kebijakan yang dilakukan guna tercapainya sasaran pembangunan pertanian tersebut meliputi 1) Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, 2) Peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian, 3) Pengembangan dan perluasan logistik benih/ bibit, 4) Penguatan kelembagaan petani, 5) Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian, 6) Pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergy, 7) Penguatan jaringan pasar, 8) Pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian, dan 9) Peningkatan dukungan inovasi dan teknologi.
Pembangunan Pertanian yang modern, tangguh dan efisien dengan orientasi pada sistem agribisnis sebagaimana diuraikan diatas hanya bisa diwujudkan apabila didukung oleh sumber daya manusia (SDM) aparatur pertanian dan sistem administrasi dan manajemen pembangunan pertanian yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, pembangunan SDM Aparatur Pertanian dan sistem Administrasi dan Manajemen Pembangunan Pertanian ini sangat diperlukan dan bahkan merupakan bagian yang tak terpisahkan (condition sine quanon) dari pembangunan pertanian itu sendiri (to develop the administration in order to administrate the development efficiency)
Upaya untuk mewujudkan suatu SDM Aparatur Pertanian dan sistem administrasi dan manajemen pembangunan pertanian yang handal secara konsisten terus menerus dilakukan, yang meliputi upaya untuk mewujudkan suatu kelembagaan pertanian yang kokoh dan professional, penyusunan sistem dan prosedur yang efektif dan efisien, dan pengembangan jabatan fungsional Rumpun Ilmu Hayat sebagai bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur pertanian yang professional, pengembangan budaya kerja serta pelayanan administrasi kepegawaian yang efektif dan efisien.
Perkembangan lingkungan strategis tersebut di atas baik domestik maupun internasional secara tidak langsung telah menempatkan Biro Organisasi dan Kepegawaian yang secara operasional bertanggung jawab dalam pembangunan sistem administrasi dan manajemen pada kedudukan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 vLaporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015 – 2019) akan memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan. Sasaran strategis pembangunan pertanian periode 2015 – 2019 ditujukan untuk 1) peningkatan ketahanan pangan, 2) peningkatan diversifikasi pangan, 3) peningkatan nilai tambah, 4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, serta 5) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Berbagai kebijakan yang dilakukan guna tercapainya sasaran pembangunan pertanian tersebut meliputi 1) Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, 2) Peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian, 3) Pengembangan dan perluasan logistik benih/ bibit, 4) Penguatan kelembagaan petani, 5) Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian, 6) Pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergy, 7) Penguatan jaringan pasar, 8) Pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian, dan 9) Peningkatan dukungan inovasi dan teknologi.
Pembangunan Pertanian yang modern, tangguh dan efisien dengan orientasi pada sistem agribisnis sebagaimana diuraikan diatas hanya bisa diwujudkan apabila didukung oleh sumber daya manusia (SDM) aparatur pertanian dan sistem administrasi dan manajemen pembangunan pertanian yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, pembangunan SDM Aparatur Pertanian dan sistem Administrasi dan Manajemen Pembangunan Pertanian ini sangat diperlukan dan bahkan merupakan bagian yang tak terpisahkan (condition sine quanon) dari pembangunan pertanian itu sendiri (to develop the administration in order to administrate the development efficiency)
Upaya untuk mewujudkan suatu SDM Aparatur Pertanian dan sistem administrasi dan manajemen pembangunan pertanian yang handal secara konsisten terus menerus dilakukan, yang meliputi upaya untuk mewujudkan suatu kelembagaan pertanian yang kokoh dan professional, penyusunan sistem dan prosedur yang efektif dan efisien, dan pengembangan jabatan fungsional Rumpun Ilmu Hayat sebagai bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur pertanian yang professional, pengembangan budaya kerja serta pelayanan administrasi kepegawaian yang efektif dan efisien.
Perkembangan lingkungan strategis tersebut di atas baik domestik maupun internasional secara tidak langsung telah menempatkan Biro Organisasi dan Kepegawaian yang secara operasional bertanggung jawab dalam pembangunan sistem administrasi dan manajemen pada kedudukan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017viLaporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017iv
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................. iii
RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3
B. Organisasi dan Fungsi ................................................................................................ 3
C. Sumber Daya Manusia ............................................................................................... 4
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis ...................................................................................................... 7
1. Visi .......................................................................................................................... 7
2. Misi ......................................................................................................................... 8
3. Tujuan .................................................................................................................... 8
4. Sasaran Strategis .................................................................................................... 8
5. Cara Pencapaian Tujuan Sasaran ........................................................................... 9
B. Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja Tahun 2017 ................................................ 11
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
1. Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) ................... 17
2. Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan ...................................................... 22
3. Penataan Sistem Manajemen ASN ................................................................... 34
4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian........ 51
5. Pelaksanaan Tugas Di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan
dan Pelayanan Publik ....................................................................................... 54
B. Realisasi Anggaran ................................................................................................. 63
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 iii
yang penting dan strategis, khususnya dalam pembentukan kelembagaan yang kokoh dan professional, penyusunan sistem dan prosedur yang dapat menjamin efektifitas dan efisiensi dalam pembangunan pertanian, serta peningkatan profesionalisme SDM aparatur pertanian, yang kesemuanya sangat dibutuhkan dalam mendukung pembangunan pertanian.
Dalam tahun 2017, program kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian diletakkan dalam kerangka mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian, melalui Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT), Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan, dan Penataan Sistem Manajemen ASN.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 viiLaporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017iv
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................. iii
RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3
B. Organisasi dan Fungsi ................................................................................................ 3
C. Sumber Daya Manusia ............................................................................................... 4
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis ...................................................................................................... 7
1. Visi .......................................................................................................................... 7
2. Misi ......................................................................................................................... 8
3. Tujuan .................................................................................................................... 8
4. Sasaran Strategis .................................................................................................... 8
5. Cara Pencapaian Tujuan Sasaran ........................................................................... 9
B. Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja Tahun 2017 ................................................ 11
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
1. Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) ................... 17
2. Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan ...................................................... 22
3. Penataan Sistem Manajemen ASN ................................................................... 34
4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian........ 51
5. Pelaksanaan Tugas Di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan
dan Pelayanan Publik ....................................................................................... 54
B. Realisasi Anggaran ................................................................................................. 63
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 iii
yang penting dan strategis, khususnya dalam pembentukan kelembagaan yang kokoh dan professional, penyusunan sistem dan prosedur yang dapat menjamin efektifitas dan efisiensi dalam pembangunan pertanian, serta peningkatan profesionalisme SDM aparatur pertanian, yang kesemuanya sangat dibutuhkan dalam mendukung pembangunan pertanian.
Dalam tahun 2017, program kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian diletakkan dalam kerangka mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian, melalui Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT), Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan, dan Penataan Sistem Manajemen ASN.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017viiiLaporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ikhtisar Rencana Kinerja Tahun 2017 .................................................................... 7
Tabel 2. Matriks Penetapan Kinerja Tahun 2017 ................................................................ 9
Tabel 3. Analisa Capaian Kinerja Tahun 2017 ..................................................................... 11
Tabel 4. Capaian Indikator Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan
Daerah (UPT) Tahun 2015 - 2017 .......................................................................... 13
Tabel 5. Capaian Indikator Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan Tahun
2015 -2017 ............................................................................................................. 17
Tabel 6. Capaian Indikator Penataan Sistem Manajemen ASN........................................... 28
Tabel 7. Capaian Indikator Peningkatan kualitas Pelayanan Publik Tahun
2015 - 2017 ............................................................................................................ 52
Tabel 8. Anggaran dan Realisasi Tahun 2016 - 2017 ........................................................... 56
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 v
BAB IV. PENUTUP
Penutup ..................................................................................................................... 67
LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Biro
2. Rincian Pegawai Biro
3. Penetapan Kinerja Tahun 2017
4. Kuesioner Pengukuran
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 ixLaporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ikhtisar Rencana Kinerja Tahun 2017 .................................................................... 7
Tabel 2. Matriks Penetapan Kinerja Tahun 2017 ................................................................ 9
Tabel 3. Analisa Capaian Kinerja Tahun 2017 ..................................................................... 11
Tabel 4. Capaian Indikator Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan
Daerah (UPT) Tahun 2015 - 2017 .......................................................................... 13
Tabel 5. Capaian Indikator Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan Tahun
2015 -2017 ............................................................................................................. 17
Tabel 6. Capaian Indikator Penataan Sistem Manajemen ASN........................................... 28
Tabel 7. Capaian Indikator Peningkatan kualitas Pelayanan Publik Tahun
2015 - 2017 ............................................................................................................ 52
Tabel 8. Anggaran dan Realisasi Tahun 2016 - 2017 ........................................................... 56
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 v
BAB IV. PENUTUP
Penutup ..................................................................................................................... 67
LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Biro
2. Rincian Pegawai Biro
3. Penetapan Kinerja Tahun 2017
4. Kuesioner Pengukuran
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017x
I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 1
I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20172
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 1
Bab I. Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan SDM aparatur pertanian di era reformasi birokrasi, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai peranan yang penting dan strategis terutama dalam upaya mengembangkan sistem administrasi dan manajemen pembangunan pertanian yang proporsional, profesional, efektif dan efisien, yang merupakan salah satu aspek yang sangat diperlukan dalam good governance pada pelaksanaan pembangunan pertanian pada khususnya.
Sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas pembinaan administrasi dan manajemen di lingkungan Kementerian Pertanian, menempatkan Biro Organisasi dan Kepegawaian pada suatu kedudukan yang spesifik yaitu sebagai in house consultant management di lingkungan Kementerian Pertanian.
Peran dan kedudukan Biro Organisasi dan Kepegawaian menjadi sangat penting dan strategis sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang disempurnakan kembali dengan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya dalam rangka mengkoordinasikan penyiapan pembagian urusan pemerintah, propinsi dan kabupaten/kota, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria yang sangat diperlukan dalam rangka operasionalisasi urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Daerah. Selain itu, saat ini kedudukan Biro Organisasi dan Kepegawaian menjadi semakin penting, sejalan dengan kebijakan reformasi birokrasi sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, yang telah dicabut dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional Tahun 2010-2025, dan Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Nasional 2015-2019, yang mengharuskan setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk melaksanakannya. Dalam hal ini, Biro Organisasi dan Kepegawaian berkedudukan sebagai unit kerja yang mengkoordinasikan pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Pertanian.
B. Organisasi dan Fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyelenggarakan fungsi pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat Kementerian Pertanian. Dalam hal pengorganisasian, ketatalaksanaan dan pengelolaan kepegawaian secara operasional fungsi tersebut merupakan tanggung jawab Biro Organisasi dan Kepegawaian yang berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian tersebut,
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 3
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 1
Bab I. Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan SDM aparatur pertanian di era reformasi birokrasi, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai peranan yang penting dan strategis terutama dalam upaya mengembangkan sistem administrasi dan manajemen pembangunan pertanian yang proporsional, profesional, efektif dan efisien, yang merupakan salah satu aspek yang sangat diperlukan dalam good governance pada pelaksanaan pembangunan pertanian pada khususnya.
Sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas pembinaan administrasi dan manajemen di lingkungan Kementerian Pertanian, menempatkan Biro Organisasi dan Kepegawaian pada suatu kedudukan yang spesifik yaitu sebagai in house consultant management di lingkungan Kementerian Pertanian.
Peran dan kedudukan Biro Organisasi dan Kepegawaian menjadi sangat penting dan strategis sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang disempurnakan kembali dengan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya dalam rangka mengkoordinasikan penyiapan pembagian urusan pemerintah, propinsi dan kabupaten/kota, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria yang sangat diperlukan dalam rangka operasionalisasi urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Daerah. Selain itu, saat ini kedudukan Biro Organisasi dan Kepegawaian menjadi semakin penting, sejalan dengan kebijakan reformasi birokrasi sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, yang telah dicabut dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional Tahun 2010-2025, dan Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Nasional 2015-2019, yang mengharuskan setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk melaksanakannya. Dalam hal ini, Biro Organisasi dan Kepegawaian berkedudukan sebagai unit kerja yang mengkoordinasikan pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Pertanian.
B. Organisasi dan Fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyelenggarakan fungsi pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat Kementerian Pertanian. Dalam hal pengorganisasian, ketatalaksanaan dan pengelolaan kepegawaian secara operasional fungsi tersebut merupakan tanggung jawab Biro Organisasi dan Kepegawaian yang berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian tersebut,
Bab I. Pendahuluan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20174
II
PERENCANAAN KERJA
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20172
Bab I. Pendahuluan
Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, perencanaan dan pengembangan pegawai, serta mutasi pegawai. Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional serta
pengembangan budaya kerja; b. Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi; c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai; d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian. Sedangkan susunan organisasi Biro Organisasi dan Kepegawaian yang secara substantif menyelenggarakan tugas dan fungsi tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian seperti pada Lampiran 1. C. Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per tanggal 31 Desember 2017 berjumlah 114 orang. Dari total jumlah pegawai tersebut terdapat 35 orang pegawai yang diperbantukan dan 46 orang dipekerjakan pada instansi pemerintah lain. Dari total jumlah pegawai tersebut, terdiri dari pegawai golongan I sebanyak 0 orang, II sebanyak 6 orang, golongan III sebanyak 90 orang dan golongan IV sebanyak 18 orang. Jika dilihat dari tingkat pendidikan adalah SD-SLTA sebanyak 20 orang, Diploma sebanyak 8 orang, S1 sebanyak 62 orang, dan S2 sebanyak 24 orang. Jumlah pegawai tersebut tersebar di Bagian Organisasi sebanyak 15 orang, Bagian Tatalaksana dan Reformasi Birokrasi serta sebanyak 26 orang. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai sebanyak 35 orang, Bagian Mutasi sebanyak 25 orang, dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI sebanyak 13 orang. Secara rinci, sebaran jumlah pegawai di lingkungan Biro Organisasi dan Kepegawaian seperti pada Lampiran 2.
Bab I. Pendahuluan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 5
II
PERENCANAAN KERJA
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20172
Bab I. Pendahuluan
Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, perencanaan dan pengembangan pegawai, serta mutasi pegawai. Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional serta
pengembangan budaya kerja; b. Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi; c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai; d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian. Sedangkan susunan organisasi Biro Organisasi dan Kepegawaian yang secara substantif menyelenggarakan tugas dan fungsi tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian seperti pada Lampiran 1. C. Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per tanggal 31 Desember 2017 berjumlah 114 orang. Dari total jumlah pegawai tersebut terdapat 35 orang pegawai yang diperbantukan dan 46 orang dipekerjakan pada instansi pemerintah lain. Dari total jumlah pegawai tersebut, terdiri dari pegawai golongan I sebanyak 0 orang, II sebanyak 6 orang, golongan III sebanyak 90 orang dan golongan IV sebanyak 18 orang. Jika dilihat dari tingkat pendidikan adalah SD-SLTA sebanyak 20 orang, Diploma sebanyak 8 orang, S1 sebanyak 62 orang, dan S2 sebanyak 24 orang. Jumlah pegawai tersebut tersebar di Bagian Organisasi sebanyak 15 orang, Bagian Tatalaksana dan Reformasi Birokrasi serta sebanyak 26 orang. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai sebanyak 35 orang, Bagian Mutasi sebanyak 25 orang, dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI sebanyak 13 orang. Secara rinci, sebaran jumlah pegawai di lingkungan Biro Organisasi dan Kepegawaian seperti pada Lampiran 2.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20176
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 3
Bab II. Perencanaan Kinerja
BAB II
PERENCANAAN KINERJA Akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi suatu instansi pada dasarnya diukur dari seberapa besar rencana kinerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tetap berorientasi pada outcome. Oleh karena itu ketersediaan rencana strategis (Renstra) dan perjanjian kinerja sebagai tolok ukur pengukuran dan penilaian kinerja mutlak adanya. A. Rencana Strategis
Rencana Strategis merupakan suatu bentuk perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun. Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2015 - 2019 ini merupakan pelaksanaan program yang diamanatkan dalam Rencana Strategis Seketariat Jenderal Tahun 2015 – 2019, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian telah disusun dengan memperhatikan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal 2015 – 2019 dan juga mempertimbangkan aspek tugas pokok fungsi organisasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/08/2015, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan kepegawaian.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: 1. penyusunan, evaluasi, dan penyempurnaan organisasi, serta pengembangan jabatan
fungsional dan budaya kerja; 2. penyusunan, evaluasi, dan penyempurnaan tata laksana, fasilitasi reformasi birokrasi
lingkup Kementerian Pertanian serta penyelenggaran sistem pengendalian internal lingkup Sekretariat Jenderal;
3. pelaksanaan perencanaan, pengembangan, dan penilaian kinerja pegawai; 4. pelaksanaan mutasi pegawai; dan 5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Organisasi dan Kepegawaian.
Dengan memperhatikan tugas dan fungsi tersebut di atas, maka ditetapkanlah visi, misi, tujuan, dan sasaran, sebagai berikut: 1. V I S I
“Menjadi agen perubahan (agent of change) dalam memperkuat kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien serta meningkatkan profesionalisme dan kompetensi SDM aparatur pertanian”.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 7
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 3
Bab II. Perencanaan Kinerja
BAB II
PERENCANAAN KINERJA Akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi suatu instansi pada dasarnya diukur dari seberapa besar rencana kinerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tetap berorientasi pada outcome. Oleh karena itu ketersediaan rencana strategis (Renstra) dan perjanjian kinerja sebagai tolok ukur pengukuran dan penilaian kinerja mutlak adanya. A. Rencana Strategis
Rencana Strategis merupakan suatu bentuk perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun. Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2015 - 2019 ini merupakan pelaksanaan program yang diamanatkan dalam Rencana Strategis Seketariat Jenderal Tahun 2015 – 2019, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian telah disusun dengan memperhatikan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal 2015 – 2019 dan juga mempertimbangkan aspek tugas pokok fungsi organisasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/08/2015, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan kepegawaian.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: 1. penyusunan, evaluasi, dan penyempurnaan organisasi, serta pengembangan jabatan
fungsional dan budaya kerja; 2. penyusunan, evaluasi, dan penyempurnaan tata laksana, fasilitasi reformasi birokrasi
lingkup Kementerian Pertanian serta penyelenggaran sistem pengendalian internal lingkup Sekretariat Jenderal;
3. pelaksanaan perencanaan, pengembangan, dan penilaian kinerja pegawai; 4. pelaksanaan mutasi pegawai; dan 5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Organisasi dan Kepegawaian.
Dengan memperhatikan tugas dan fungsi tersebut di atas, maka ditetapkanlah visi, misi, tujuan, dan sasaran, sebagai berikut: 1. V I S I
“Menjadi agen perubahan (agent of change) dalam memperkuat kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien serta meningkatkan profesionalisme dan kompetensi SDM aparatur pertanian”.
Bab II. Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20178
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 5
Bab II. Perencanaan Kinerja
5. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan sumberdaya organisasi Biro Organisasi dan Kepegawaian, dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan cara atau strategi pencapaian tujuan dan sasaran yang meliputi penetapan kebijaksanaan, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program operasional dan kegiatan, yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : a. Kebijakan
Dalam rangka pencapaian visi, misi serta tujuan dan sasaran, maka dengan memperhatikan kondisi sumberdaya yang tersedia, arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka pembinaan aparatur pertanian adalah kebijakan peningkatan kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan SDM aparatur pertanian.
b. Strategi Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut di atas, dengan memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan cara (strategi) pencapaian tujuan dan sasaran yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan. Strategi yang ditempuh Biro Organisasi dan Kepegawaian dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yakni dari tahun 2015 – 2019 sebagai berikut :
1) Stream lining organisasi melalui penajaman visi, misi, tugas pokok dan fungsi
guna memperoleh bentuk organisasi birokrasi yang profesional sesuai dengan beban tugasnya.
2) Penyempurnaan ketatalaksanaan (sistem, prosedur dan tata kerja) agar tercapai koordinasi dan sinkronisasi yang setepat-tepatnya antar unit kerja lingkup Kementan dan dengan instansi terkait.
3) Peningkatan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur pertanian melalui pengembangan jabatan fungsional dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan.
4) Meletakkan landasan yang kokoh bagi terselenggaranya otonomi daerah di bidang pertanian secara efektif dan efisien.
5) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang mutakhir dalam penyelenggaraan administrasi dan manajemen pembangunan pertanian.
6) Penyelenggaraan pengurusan administrasi kepegawaian secara lebih terkoordinasi antara instansi terkait (pelayanan satu atap).
c. Kegiatan Sesuai dengan kebijakan reformasi perencanaan dan anggaran, khususnya terkait dengan pengukuran kinerja unit kerja, capaian program dalam bentuk outcome menjadi tanggung jawab Kementerian dan Unit Kerja Eselon I, sedangkan pada tingkatan unit kerja eselon II dan Unit Kerja Mandiri bertanggung jawab pada
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20174
Bab II. Perencanaan Kinerja
2. M I S I Sesuai visi tersebut di atas, dapat dirumuskan misi Biro Organisasi dan Kepegawaian : a. Memperkuat kelembagaan pertanian yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang
jelas serta sesuai dengan beban tugasnya. b. Memperkuat ketatalaksanaan yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan
pemerintah. c. Meningkatkan kualitas penerapan budaya pelayanan prima kepada seluruh
stakeholders. d. Meningkatkan kualitas profesionalisme dan kinerja sumber daya manusia
aparatur pertanian.
3. TUJUAN
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, maka tujuan jangka panjang Biro Organisasi dan Kepegawaian : a. Memperkuat kelembagaan bidang pertanian (Pusat dan Daerah) yang tepat
ukuran dan fungsi. b. Memperkuat ketatalaksanaan birokrasi pertanian (sistem, prosedur dan tata
hubungan kerja) yang lebih efektif dan efisien. c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang pertanian (pelayanan prima
kepada stakeholders). d. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja SDM aparatur pertanian yang lebih
baik. e. Meningkatkan pelayanan administrasi dan kesejahteraan pegawai. f. Melaksanakan fasilitasi di bidang perencanaan, ketatausahaan, dan
kerumahtanggaan dalam pencapaian output strategis biro.
4. SASARAN STRATEGIS
Berdasarkan tujuan tersebut diatas, sasaran strategis yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya organisasi birokrasi pertanian (pusat dan daerah) dengan tugas
pokok dan fungsi yang jelas dan tidak tumpang tindih serta struktur organisasi yang sesuai dengan beban tugasnya.
b. Meningkatnya sistem, prosedur, dan tata hubungan kerja yang menjamin efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah.
c. Terwujudnya budaya kerja aparatur pertanian sesuai dengan nilai-nilai yang ada serta penerapan pelayanan prima kepada seluruh stakeholder bidang pertanian.
d. Terwujudnya profesionalisme dan kinerja pegawai yang baik melalui penerapan sistem manajemen ASN; perencanaan, pengembangan karir, dan kinerja pegawai.
e. Meningkatnya pembinaan, layanan administrasi, dan kesejahteraan pegawai. f. Melakukan fasilitasi di bidang perencanaan, ketatausahaan, dan
kerumahtanggaan dalam pencapaian output strategis biro.
Bab II. Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 9
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 5
Bab II. Perencanaan Kinerja
5. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan sumberdaya organisasi Biro Organisasi dan Kepegawaian, dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan cara atau strategi pencapaian tujuan dan sasaran yang meliputi penetapan kebijaksanaan, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program operasional dan kegiatan, yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : a. Kebijakan
Dalam rangka pencapaian visi, misi serta tujuan dan sasaran, maka dengan memperhatikan kondisi sumberdaya yang tersedia, arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka pembinaan aparatur pertanian adalah kebijakan peningkatan kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan SDM aparatur pertanian.
b. Strategi Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut di atas, dengan memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan cara (strategi) pencapaian tujuan dan sasaran yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan. Strategi yang ditempuh Biro Organisasi dan Kepegawaian dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yakni dari tahun 2015 – 2019 sebagai berikut :
1) Stream lining organisasi melalui penajaman visi, misi, tugas pokok dan fungsi
guna memperoleh bentuk organisasi birokrasi yang profesional sesuai dengan beban tugasnya.
2) Penyempurnaan ketatalaksanaan (sistem, prosedur dan tata kerja) agar tercapai koordinasi dan sinkronisasi yang setepat-tepatnya antar unit kerja lingkup Kementan dan dengan instansi terkait.
3) Peningkatan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur pertanian melalui pengembangan jabatan fungsional dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan.
4) Meletakkan landasan yang kokoh bagi terselenggaranya otonomi daerah di bidang pertanian secara efektif dan efisien.
5) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang mutakhir dalam penyelenggaraan administrasi dan manajemen pembangunan pertanian.
6) Penyelenggaraan pengurusan administrasi kepegawaian secara lebih terkoordinasi antara instansi terkait (pelayanan satu atap).
c. Kegiatan Sesuai dengan kebijakan reformasi perencanaan dan anggaran, khususnya terkait dengan pengukuran kinerja unit kerja, capaian program dalam bentuk outcome menjadi tanggung jawab Kementerian dan Unit Kerja Eselon I, sedangkan pada tingkatan unit kerja eselon II dan Unit Kerja Mandiri bertanggung jawab pada
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20174
Bab II. Perencanaan Kinerja
2. M I S I Sesuai visi tersebut di atas, dapat dirumuskan misi Biro Organisasi dan Kepegawaian : a. Memperkuat kelembagaan pertanian yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang
jelas serta sesuai dengan beban tugasnya. b. Memperkuat ketatalaksanaan yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan
pemerintah. c. Meningkatkan kualitas penerapan budaya pelayanan prima kepada seluruh
stakeholders. d. Meningkatkan kualitas profesionalisme dan kinerja sumber daya manusia
aparatur pertanian.
3. TUJUAN
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, maka tujuan jangka panjang Biro Organisasi dan Kepegawaian : a. Memperkuat kelembagaan bidang pertanian (Pusat dan Daerah) yang tepat
ukuran dan fungsi. b. Memperkuat ketatalaksanaan birokrasi pertanian (sistem, prosedur dan tata
hubungan kerja) yang lebih efektif dan efisien. c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang pertanian (pelayanan prima
kepada stakeholders). d. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja SDM aparatur pertanian yang lebih
baik. e. Meningkatkan pelayanan administrasi dan kesejahteraan pegawai. f. Melaksanakan fasilitasi di bidang perencanaan, ketatausahaan, dan
kerumahtanggaan dalam pencapaian output strategis biro.
4. SASARAN STRATEGIS
Berdasarkan tujuan tersebut diatas, sasaran strategis yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya organisasi birokrasi pertanian (pusat dan daerah) dengan tugas
pokok dan fungsi yang jelas dan tidak tumpang tindih serta struktur organisasi yang sesuai dengan beban tugasnya.
b. Meningkatnya sistem, prosedur, dan tata hubungan kerja yang menjamin efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah.
c. Terwujudnya budaya kerja aparatur pertanian sesuai dengan nilai-nilai yang ada serta penerapan pelayanan prima kepada seluruh stakeholder bidang pertanian.
d. Terwujudnya profesionalisme dan kinerja pegawai yang baik melalui penerapan sistem manajemen ASN; perencanaan, pengembangan karir, dan kinerja pegawai.
e. Meningkatnya pembinaan, layanan administrasi, dan kesejahteraan pegawai. f. Melakukan fasilitasi di bidang perencanaan, ketatausahaan, dan
kerumahtanggaan dalam pencapaian output strategis biro.
Bab II. Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201710
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 7
Bab II. Perencanaan Kinerja
B. Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Kontruksi Rencana Kinerja Strategis di atas selanjutnya dijabarkan secara lebih fokus dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Organisasi dan Kepegawaian. Rencana Kinerja Tahunan merupakan sebuah rencana pencapaian kinerja yang akan direalisasikan dalam satu tahun anggaran. Sedangkan Perjanjian Kinerja merupakan Kontrak Kinerja antara kepala satuan kerja dengan atasannya langsung dalam satu tahun anggaran. Penetapan Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan yang telah dilakukan evaluasi skala prioritas berdasarkan ketersediaan anggaran. Penetapan kinerja juga akan menjadi dasar dalam menyusun laporan kinerja dengan memperhatikan seluruh hasil analisis capaian kinerja yang diukur secara komprehensif. Rencana dan Penetapan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian pada tahun 2017 dapat diuraikan seperti pada tabel di bawah ini.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja (Output Kegiatan) Target A. Terwujudnya organisasi
birokrasi pertanian dengan visi, misi, tugas, dan fungsi yang jelas dan dengan struktur yang proporsional dengan beban tugasnya
Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) Output : 1. Penguatan dan Penataan Organisasi Pusat
Kementerian Pertanian 2. Penguatan dan Penataan Organisasi UPT
Kementerian Pertanian 3. Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang Pertanian
4. Evaluasi Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Aparatur Kementerian Pertanian
5. Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian
Nilai Indeks Penataan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) sebesar 80
B. Terwujudnya pelayanan prima dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan budaya kerja
Pembinaan Pelayanan Publik dan Budaya Kerja Output : 1. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang
Pertanian 2. Bimbingan Teknis Pelayanan Prima pada Unit
Kerja Pelayanan Publik Kementerian Pertanian
Nilai Indeks Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementan (Kepatuhan SPP) sebesar 96
C. Terwujudnya sistem, prosedur, dan tata kerja yang menjamin efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, serta reformasi birokrasi
Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan Output : 1. Penyusunan Sistem, Prosedur, dan Pembakuan
Sarana Kerja 2. Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementan dan
SOP 3. Evaluasi NSPK dan Tata Hubungan Kerja 4. Desiminasi Pelaksanaan Peningkatan Capacity
Building
Nilai Indeks Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan sebesar 76
D. Meningkatnya kualitas perencanaan, pembinaan, pengembangan SDM Aparatur
Penataan Sistem Manajemen ASN Output : 1. Pengelolaan Data ASN Kementan
Nilai Indeks Penataan Sistem Manajemen ASN sebesar 80
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20176
Bab II. Perencanaan Kinerja
capaian kegiatan dalam bentuk output. Sehubungan dengan itu kegiatan-kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian dilakukan untuk mencapai kinerja program Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, yaitu Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Mengacu pada program Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tersebut di atas, nama kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah Peningkatan Kualitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan Kepegawaian.
d. Indikator Kinerja Utama (IKU) Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam kerangka penerapan tata pemerintahan yang baik di Kementerian Pertanian adalah telah dikeluarkan peraturan Menteri Pertanian RI tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019. Berdasarkan aturan tersebut Biro Organisasi dan Kepegawaian memiliki Indikator Kinerja Utama sebagai berikut;
1. Nilai Indeks Kelembagaan 2. Nilai Indeks Ketatalaksanaan 3. Nilai Indeks Survey Kepuasan Masyarakat 4. Nilai Indeks Sistem Manajemen ASN 5. Nilai Indeks Pelaksanaan Tugas di Bidang Kepegawaian, Ketatalaksanaan,
dan Kepegawaian
Indikator Kinerja Utama disusun sebagai intrumen yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi serta pelaksanaan kegiatan. Selain itu, Hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama ini akan menjadi salah satu bahan dalam usaha perbaikan kinerja kedepan dan peningkatan akuntabilitas kinerja organisasi. Target kinerja dari masing – masing indikator adalah sebagai berikut; No. IKU Target Ket. 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 1 Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Pusat dan Daerah (UPT). (Indeks) 78 80 82 85
2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan SPP). (Indeks)
94 96 98 100 Road Map RB Nasional
3 Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan. (Indeks)
73 76 80 85
4 Penataan Sistem Manajemen ASN. (Indeks)
75 80 83 86 Road Map RB Nasional
5 Pengukuran Pelaksanaan Tugas Di Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Kepegawaian. (Indeks)
75 80 82 85
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20176
Bab II. Perencanaan Kinerja
capaian kegiatan dalam bentuk output. Sehubungan dengan itu kegiatan-kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian dilakukan untuk mencapai kinerja program Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, yaitu Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Mengacu pada program Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tersebut di atas, nama kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah Peningkatan Kualitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan Kepegawaian.
d. Indikator Kinerja Utama (IKU) Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam kerangka penerapan tata pemerintahan yang baik di Kementerian Pertanian adalah telah dikeluarkan peraturan Menteri Pertanian RI tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019. Berdasarkan aturan tersebut Biro Organisasi dan Kepegawaian memiliki Indikator Kinerja Utama sebagai berikut;
1. Nilai Indeks Kelembagaan 2. Nilai Indeks Ketatalaksanaan 3. Nilai Indeks Survey Kepuasan Masyarakat 4. Nilai Indeks Sistem Manajemen ASN 5. Nilai Indeks Pelaksanaan Tugas di Bidang Kepegawaian, Ketatalaksanaan,
dan Kepegawaian
Indikator Kinerja Utama disusun sebagai intrumen yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi serta pelaksanaan kegiatan. Selain itu, Hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama ini akan menjadi salah satu bahan dalam usaha perbaikan kinerja kedepan dan peningkatan akuntabilitas kinerja organisasi. Target kinerja dari masing – masing indikator adalah sebagai berikut; No. IKU Target Ket. 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 1 Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Pusat dan Daerah (UPT). (Indeks) 78 80 82 85
2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan SPP). (Indeks)
94 96 98 100 Road Map RB Nasional
3 Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan. (Indeks)
73 76 80 85
4 Penataan Sistem Manajemen ASN. (Indeks)
75 80 83 86 Road Map RB Nasional
5 Pengukuran Pelaksanaan Tugas Di Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Kepegawaian. (Indeks)
75 80 82 85
Bab II. Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 11
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 7
Bab II. Perencanaan Kinerja
B. Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Kontruksi Rencana Kinerja Strategis di atas selanjutnya dijabarkan secara lebih fokus dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Organisasi dan Kepegawaian. Rencana Kinerja Tahunan merupakan sebuah rencana pencapaian kinerja yang akan direalisasikan dalam satu tahun anggaran. Sedangkan Perjanjian Kinerja merupakan Kontrak Kinerja antara kepala satuan kerja dengan atasannya langsung dalam satu tahun anggaran. Penetapan Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan yang telah dilakukan evaluasi skala prioritas berdasarkan ketersediaan anggaran. Penetapan kinerja juga akan menjadi dasar dalam menyusun laporan kinerja dengan memperhatikan seluruh hasil analisis capaian kinerja yang diukur secara komprehensif. Rencana dan Penetapan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian pada tahun 2017 dapat diuraikan seperti pada tabel di bawah ini.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja (Output Kegiatan) Target A. Terwujudnya organisasi
birokrasi pertanian dengan visi, misi, tugas, dan fungsi yang jelas dan dengan struktur yang proporsional dengan beban tugasnya
Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) Output : 1. Penguatan dan Penataan Organisasi Pusat
Kementerian Pertanian 2. Penguatan dan Penataan Organisasi UPT
Kementerian Pertanian 3. Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang Pertanian
4. Evaluasi Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Aparatur Kementerian Pertanian
5. Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian
Nilai Indeks Penataan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) sebesar 80
B. Terwujudnya pelayanan prima dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan budaya kerja
Pembinaan Pelayanan Publik dan Budaya Kerja Output : 1. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang
Pertanian 2. Bimbingan Teknis Pelayanan Prima pada Unit
Kerja Pelayanan Publik Kementerian Pertanian
Nilai Indeks Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementan (Kepatuhan SPP) sebesar 96
C. Terwujudnya sistem, prosedur, dan tata kerja yang menjamin efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, serta reformasi birokrasi
Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan Output : 1. Penyusunan Sistem, Prosedur, dan Pembakuan
Sarana Kerja 2. Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementan dan
SOP 3. Evaluasi NSPK dan Tata Hubungan Kerja 4. Desiminasi Pelaksanaan Peningkatan Capacity
Building
Nilai Indeks Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan sebesar 76
D. Meningkatnya kualitas perencanaan, pembinaan, pengembangan SDM Aparatur
Penataan Sistem Manajemen ASN Output : 1. Pengelolaan Data ASN Kementan
Nilai Indeks Penataan Sistem Manajemen ASN sebesar 80
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 7
Bab II. Perencanaan Kinerja
B. Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Kontruksi Rencana Kinerja Strategis di atas selanjutnya dijabarkan secara lebih fokus dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Organisasi dan Kepegawaian. Rencana Kinerja Tahunan merupakan sebuah rencana pencapaian kinerja yang akan direalisasikan dalam satu tahun anggaran. Sedangkan Perjanjian Kinerja merupakan Kontrak Kinerja antara kepala satuan kerja dengan atasannya langsung dalam satu tahun anggaran. Penetapan Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan yang telah dilakukan evaluasi skala prioritas berdasarkan ketersediaan anggaran. Penetapan kinerja juga akan menjadi dasar dalam menyusun laporan kinerja dengan memperhatikan seluruh hasil analisis capaian kinerja yang diukur secara komprehensif. Rencana dan Penetapan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian pada tahun 2017 dapat diuraikan seperti pada tabel di bawah ini.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja (Output Kegiatan) Target A. Terwujudnya organisasi
birokrasi pertanian dengan visi, misi, tugas, dan fungsi yang jelas dan dengan struktur yang proporsional dengan beban tugasnya
Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) Output : 1. Penguatan dan Penataan Organisasi Pusat
Kementerian Pertanian 2. Penguatan dan Penataan Organisasi UPT
Kementerian Pertanian 3. Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang Pertanian
4. Evaluasi Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja Aparatur Kementerian Pertanian
5. Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian
Nilai Indeks Penataan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) sebesar 80
B. Terwujudnya pelayanan prima dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan budaya kerja
Pembinaan Pelayanan Publik dan Budaya Kerja Output : 1. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang
Pertanian 2. Bimbingan Teknis Pelayanan Prima pada Unit
Kerja Pelayanan Publik Kementerian Pertanian
Nilai Indeks Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementan (Kepatuhan SPP) sebesar 96
C. Terwujudnya sistem, prosedur, dan tata kerja yang menjamin efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, serta reformasi birokrasi
Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan Output : 1. Penyusunan Sistem, Prosedur, dan Pembakuan
Sarana Kerja 2. Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementan dan
SOP 3. Evaluasi NSPK dan Tata Hubungan Kerja 4. Desiminasi Pelaksanaan Peningkatan Capacity
Building
Nilai Indeks Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan sebesar 76
D. Meningkatnya kualitas perencanaan, pembinaan, pengembangan SDM Aparatur
Penataan Sistem Manajemen ASN Output : 1. Pengelolaan Data ASN Kementan
Nilai Indeks Penataan Sistem Manajemen ASN sebesar 80
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20176
Bab II. Perencanaan Kinerja
capaian kegiatan dalam bentuk output. Sehubungan dengan itu kegiatan-kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian dilakukan untuk mencapai kinerja program Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, yaitu Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Mengacu pada program Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tersebut di atas, nama kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah Peningkatan Kualitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan Kepegawaian.
d. Indikator Kinerja Utama (IKU) Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam kerangka penerapan tata pemerintahan yang baik di Kementerian Pertanian adalah telah dikeluarkan peraturan Menteri Pertanian RI tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019. Berdasarkan aturan tersebut Biro Organisasi dan Kepegawaian memiliki Indikator Kinerja Utama sebagai berikut;
1. Nilai Indeks Kelembagaan 2. Nilai Indeks Ketatalaksanaan 3. Nilai Indeks Survey Kepuasan Masyarakat 4. Nilai Indeks Sistem Manajemen ASN 5. Nilai Indeks Pelaksanaan Tugas di Bidang Kepegawaian, Ketatalaksanaan,
dan Kepegawaian
Indikator Kinerja Utama disusun sebagai intrumen yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi serta pelaksanaan kegiatan. Selain itu, Hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama ini akan menjadi salah satu bahan dalam usaha perbaikan kinerja kedepan dan peningkatan akuntabilitas kinerja organisasi. Target kinerja dari masing – masing indikator adalah sebagai berikut; No. IKU Target Ket. 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 1 Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Pusat dan Daerah (UPT). (Indeks) 78 80 82 85
2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan SPP). (Indeks)
94 96 98 100 Road Map RB Nasional
3 Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan. (Indeks)
73 76 80 85
4 Penataan Sistem Manajemen ASN. (Indeks)
75 80 83 86 Road Map RB Nasional
5 Pengukuran Pelaksanaan Tugas Di Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Kepegawaian. (Indeks)
75 80 82 85
Bab II. Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201712
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 9
Bab II. Perencanaan Kinerja
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1 2 3 Meningkatnya kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, pelayanan publik, dan kepegawaian dalam agenda reformasi birokrasi yang berkelanjutan
1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
2. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian
3. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan
4. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN
5. Nilai Pelaksanaan Tugas Di Bidang Kelembagaan,
Ketatalaksanaan, dan Kepegawaian
1. 80 (Indeks)
2. 96 (Indeks)
3. 76 (Indeks)
4. 80 (Indeks)
5. 80 (Indeks)
Kegiatan Anggaran Penataan Kualitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan Rp. 25.145.500.000,- Dan Kepegawaian
Tabel 2 . Matriks Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 20178
Bab II. Perencanaan Kinerja
Sasaran Strategis Indikator Kinerja (Output Kegiatan) Target 2. Penilaian Kompetensi ASN Lingkup Kementan 3. Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan
Pimpinan Tinggi, Administrator dan Pengawas 4. Evaluasi Hasil Penilaian Prestasi Kerja ASN
Kementan 5. Ujian Dinas dan Ujian Kenaikan Pangkat
Penyesuaian Ijazah 6. Evaluasi Penerapan Etika dan Disiplin ASN 7. Pemberian Tanda Jasa/Kehormatan/
Penghargaan Kementan 8. Pengembangan Karir ASN 9. Perencanaan Kebutuhan ASN 10.Pengadaan Calon ASN Kementerian Pertanian 11.Penyusunan Standar Kompetensi ASN 12.Fasilitasi Pengangkatan Jabatan Pimpinan
Tinggi, Administrator dan Pengawas 13.Diklat Jabatan Fungsional Non Bidang Pertanian
Aparatur Kementerian Pertanian
E. Terwujudnya pembinaan dan pelayanan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian yang lebih efektif dan efisien
1. Pelayanan Administrasi dan Kesejahteraan Pegawai
2. Pembinaan SDM Aparatur Pertanian Melalui Organisasi Kedinasan
Nilai Indeks Pelaksanaan Tugas Di Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Kepegawaian sebesar 80
Tabel 1. Ikhtisar Rencana Kinerja Tahun 2017
Bab II. Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 13
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 9
Bab II. Perencanaan Kinerja
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1 2 3 Meningkatnya kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, pelayanan publik, dan kepegawaian dalam agenda reformasi birokrasi yang berkelanjutan
1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
2. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian
3. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan
4. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN
5. Nilai Pelaksanaan Tugas Di Bidang Kelembagaan,
Ketatalaksanaan, dan Kepegawaian
1. 80 (Indeks)
2. 96 (Indeks)
3. 76 (Indeks)
4. 80 (Indeks)
5. 80 (Indeks)
Kegiatan Anggaran Penataan Kualitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan Rp. 25.145.500.000,- Dan Kepegawaian
Tabel 2 . Matriks Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Bab II. Perencanaan Kinerja
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201714
III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 15
III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201716 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201710
Bab III. Akuntabilitas
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi
Pelaksanaan kegiatan tahun 2017 merupakan tahun ketiga dari penjabaran rencana kinerja periode 2015 – 2019. Dalam rencana kinerja 2015 – 2019, program kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian pada umumnya berupa pemantapan – pemantapan dari program kerja periode sebelumnya. Fokus kegiatan pada tahun ini lebih ditekankan pada penguatan area perubahan Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian yaitu pada Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Kepegawaian, dan Pelayanan Publik. Selain itu, kegiatan juga difokuskan untuk menindaklanjuti peraturan yang baru terbit pada tahun ini dan kebijakan lainnya yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN dan RB, Kemendagri, dan Badan Kepegawaian Negara.
Pada tahun 2017, Biro Organisasi dan Kepegawaian menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan sesuai dengan Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian. Berdasarkan dokumen perencanaan tersebut, indikator kinerja terbagi menjadi: I. Indikator kinerja utama, terdiri dari;
1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) (komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi)
2. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan (komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi)
3. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN (komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi)
4. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik)
II. Indikator kinerja penunjang yaitu indeks pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, dan pelayanan publik (Survey Internal Biro OK)
3 (Tiga) indikator kinerja utama (Nomor 1, 2, dan 3) merupakan komponen pengungkit dari hasil penilaian RB Kementerian Pertanian. sedangkan, Indikator kinerja kualitas pelayanan publik mengacu pada hasil penilaian yang dilakukan oleh Ombudsman dalam mengevaluasi pelaksanaan kepatuhan terhadap standar pelayanan publik di Kementerian Pertanian. Indikator terakhir merupakan indikator kinerja penunjang yang dilakukan untuk mengukur kualitas pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, dan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh bagian umum atau subbagian tata usaha pada UPT lingkup Kementan. Hingga akhir tahun 2017, Tim Evaluasi RB Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara belum mengeluarkan Hasil Penilaian Capaian Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, capaian hasil pelaksanaan komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi Kementerian Pertanian tahun 2017 akan menggunakan Hasil Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang dilakukan oleh Tim RB Kementan dan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 17 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201710
Bab III. Akuntabilitas
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi
Pelaksanaan kegiatan tahun 2017 merupakan tahun ketiga dari penjabaran rencana kinerja periode 2015 – 2019. Dalam rencana kinerja 2015 – 2019, program kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian pada umumnya berupa pemantapan – pemantapan dari program kerja periode sebelumnya. Fokus kegiatan pada tahun ini lebih ditekankan pada penguatan area perubahan Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian yaitu pada Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Kepegawaian, dan Pelayanan Publik. Selain itu, kegiatan juga difokuskan untuk menindaklanjuti peraturan yang baru terbit pada tahun ini dan kebijakan lainnya yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN dan RB, Kemendagri, dan Badan Kepegawaian Negara.
Pada tahun 2017, Biro Organisasi dan Kepegawaian menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan sesuai dengan Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian. Berdasarkan dokumen perencanaan tersebut, indikator kinerja terbagi menjadi: I. Indikator kinerja utama, terdiri dari;
1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT) (komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi)
2. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan (komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi)
3. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN (komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi)
4. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik)
II. Indikator kinerja penunjang yaitu indeks pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, dan pelayanan publik (Survey Internal Biro OK)
3 (Tiga) indikator kinerja utama (Nomor 1, 2, dan 3) merupakan komponen pengungkit dari hasil penilaian RB Kementerian Pertanian. sedangkan, Indikator kinerja kualitas pelayanan publik mengacu pada hasil penilaian yang dilakukan oleh Ombudsman dalam mengevaluasi pelaksanaan kepatuhan terhadap standar pelayanan publik di Kementerian Pertanian. Indikator terakhir merupakan indikator kinerja penunjang yang dilakukan untuk mengukur kualitas pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, dan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh bagian umum atau subbagian tata usaha pada UPT lingkup Kementan. Hingga akhir tahun 2017, Tim Evaluasi RB Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara belum mengeluarkan Hasil Penilaian Capaian Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, capaian hasil pelaksanaan komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi Kementerian Pertanian tahun 2017 akan menggunakan Hasil Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang dilakukan oleh Tim RB Kementan dan
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201718 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201712
Bab III. Akuntabilitas
No Komponen Penilaian Nilai Maksimal
2017 2016 % Kenaikan (Penurunan) Nilai
Capaian %
Capaian Nilai
Capaian %
Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 3 Penataan dan
Penguatan Kelembagaan
6 6,00 100,00 4.84 80,67 23,97%
4 Penataan Tata Laksana 5 4,75 95,00 4.46 89,20 6,50% 5 Penataan Sistem
Manajemen SDM 15 14,34 95,60 14.32 95,47 0,14%
6 Penguatan Akuntabilitas
6 5,14 85,67 4,07 67,83 26,29%
7 Penguatan Pengawasan 12 11,14 92,83 10,39 86,58 7,22% 8 Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik 6 5,79 96,50 5,63 93,83 2,84%
Sub Total Komponen Pengungkit
60,00 54,91 91,52 51,72 86,20 6,15%
B HASIL 1 Nilai Akuntabilitas
Kinerja 14 9,96 71,14 9,94 72,16% 0,20%
2 Survei Internal Integritas Organiasi
6 5,32 88,67 5,26 72,47% 1,14%
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi
7 5,32 76,00 5,25 73,89% 1,33%
4 Opini BPK
3 2,00 66,67 2,00 66,67% 0,00%
5 Servei Eksternal Pelayanan Publik
10 8,27 82,70 8,05 76,00% 2,73%
Sub Total Komponen Hasil 40 30,87 77,18 30,50 76,25%
Indeks Reformasi Birokrasi 85,78 82,22
Rincian penjelasan dari analisa capaian kinerja indikator komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi Kementerian Pertanian (IKU nomor 1, 2, dan 3) dapat dijabarkan sebagai berikut; 1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
Penguatan kelembagaan merupakan salah satu wujud pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi yang berkelanjutan di Kementerian Pertanian. Arah penyusunan kelembagaan Kementerian Pertanian dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian. Berdasarkan peraturan tersebut, besaran organisasi masing-masing eselon I tidak harus sama dan seragam tetapi sesuai dengan beban tugasnya. Target kinerja penataan dan penguatan kelembagaan pusat dan daerah (UPT) pada tahun 2017 adalah sebesar 80 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
11
Inspektorat Jenderal Kementan dan akan disandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya. Gambaran capaian kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian dapat diketahui dari hasil analisa capaian kinerja yaitu dengan cara membandingkan antara capaian kinerja tahun berjalan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya, capaian kinerja jangka menengah, dan analisis lainnya. Analisa capaian kinerja tahun 2017 dapat diuraikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian Kinerja
Meningkatnya kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, pelayanan publik, dan kepegawaian dalam agenda reformasi birokrasi yang berkelanjutan
1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
80 *100,00 125,0%
2. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan
76 *95,00
125,0%
3. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN
80 *95,60 119.5%
4. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementan (Kepatuhan SPP)
96 96,00 100,0%
5. Nilai Indeks Kepuasan Layanan Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan Kepegawaian
80 80,17 100,2%
Tabel 3. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2017
Catatan *): Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Pertanian dilakukan dengan mengacu pada Permenpan RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi RB Instansi Pemerintah. Capaian Hasil PMPRB Kementan Tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
No Komponen Penilaian Nilai Maksimal
2017 2016 % Kenaikan (Penurunan) Nilai
Capaian %
Capaian Nilai
Capaian %
Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 A PENGUNGKIT 1 Manajemen Perubahan 5 3,99 79,80 4,26 85,20 -6,34% 2 Penataan Peraturan
Perundang-Undangan 5 3,75 75,00 3,75 75,00 0,00%
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
11
Inspektorat Jenderal Kementan dan akan disandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya. Gambaran capaian kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian dapat diketahui dari hasil analisa capaian kinerja yaitu dengan cara membandingkan antara capaian kinerja tahun berjalan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya, capaian kinerja jangka menengah, dan analisis lainnya. Analisa capaian kinerja tahun 2017 dapat diuraikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian Kinerja
Meningkatnya kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, pelayanan publik, dan kepegawaian dalam agenda reformasi birokrasi yang berkelanjutan
1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
80 *100,00 125,0%
2. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan
76 *95,00
125,0%
3. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN
80 *95,60 119.5%
4. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementan (Kepatuhan SPP)
96 96,00 100,0%
5. Nilai Indeks Kepuasan Layanan Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan Kepegawaian
80 80,17 100,2%
Tabel 3. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2017
Catatan *): Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Pertanian dilakukan dengan mengacu pada Permenpan RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi RB Instansi Pemerintah. Capaian Hasil PMPRB Kementan Tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
No Komponen Penilaian Nilai Maksimal
2017 2016 % Kenaikan (Penurunan) Nilai
Capaian %
Capaian Nilai
Capaian %
Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 A PENGUNGKIT 1 Manajemen Perubahan 5 3,99 79,80 4,26 85,20 -6,34% 2 Penataan Peraturan
Perundang-Undangan 5 3,75 75,00 3,75 75,00 0,00%
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
11
Inspektorat Jenderal Kementan dan akan disandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya. Gambaran capaian kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian dapat diketahui dari hasil analisa capaian kinerja yaitu dengan cara membandingkan antara capaian kinerja tahun berjalan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya, capaian kinerja jangka menengah, dan analisis lainnya. Analisa capaian kinerja tahun 2017 dapat diuraikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian Kinerja
Meningkatnya kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, pelayanan publik, dan kepegawaian dalam agenda reformasi birokrasi yang berkelanjutan
1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
80 *100,00 125,0%
2. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan
76 *95,00
125,0%
3. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN
80 *95,60 119.5%
4. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementan (Kepatuhan SPP)
96 96,00 100,0%
5. Nilai Indeks Kepuasan Layanan Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan Kepegawaian
80 80,17 100,2%
Tabel 3. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2017
Catatan *): Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Pertanian dilakukan dengan mengacu pada Permenpan RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi RB Instansi Pemerintah. Capaian Hasil PMPRB Kementan Tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
No Komponen Penilaian Nilai Maksimal
2017 2016 % Kenaikan (Penurunan) Nilai
Capaian %
Capaian Nilai
Capaian %
Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 A PENGUNGKIT 1 Manajemen Perubahan 5 3,99 79,80 4,26 85,20 -6,34% 2 Penataan Peraturan
Perundang-Undangan 5 3,75 75,00 3,75 75,00 0,00%
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 19 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201712
Bab III. Akuntabilitas
No Komponen Penilaian Nilai Maksimal
2017 2016 % Kenaikan (Penurunan) Nilai
Capaian %
Capaian Nilai
Capaian %
Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 3 Penataan dan
Penguatan Kelembagaan
6 6,00 100,00 4.84 80,67 23,97%
4 Penataan Tata Laksana 5 4,75 95,00 4.46 89,20 6,50% 5 Penataan Sistem
Manajemen SDM 15 14,34 95,60 14.32 95,47 0,14%
6 Penguatan Akuntabilitas
6 5,14 85,67 4,07 67,83 26,29%
7 Penguatan Pengawasan 12 11,14 92,83 10,39 86,58 7,22% 8 Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik 6 5,79 96,50 5,63 93,83 2,84%
Sub Total Komponen Pengungkit
60,00 54,91 91,52 51,72 86,20 6,15%
B HASIL 1 Nilai Akuntabilitas
Kinerja 14 9,96 71,14 9,94 72,16% 0,20%
2 Survei Internal Integritas Organiasi
6 5,32 88,67 5,26 72,47% 1,14%
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi
7 5,32 76,00 5,25 73,89% 1,33%
4 Opini BPK
3 2,00 66,67 2,00 66,67% 0,00%
5 Servei Eksternal Pelayanan Publik
10 8,27 82,70 8,05 76,00% 2,73%
Sub Total Komponen Hasil 40 30,87 77,18 30,50 76,25%
Indeks Reformasi Birokrasi 85,78 82,22
Rincian penjelasan dari analisa capaian kinerja indikator komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi Kementerian Pertanian (IKU nomor 1, 2, dan 3) dapat dijabarkan sebagai berikut; 1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
Penguatan kelembagaan merupakan salah satu wujud pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi yang berkelanjutan di Kementerian Pertanian. Arah penyusunan kelembagaan Kementerian Pertanian dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian. Berdasarkan peraturan tersebut, besaran organisasi masing-masing eselon I tidak harus sama dan seragam tetapi sesuai dengan beban tugasnya. Target kinerja penataan dan penguatan kelembagaan pusat dan daerah (UPT) pada tahun 2017 adalah sebesar 80 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201712
Bab III. Akuntabilitas
No Komponen Penilaian Nilai Maksimal
2017 2016 % Kenaikan (Penurunan) Nilai
Capaian %
Capaian Nilai
Capaian %
Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 3 Penataan dan
Penguatan Kelembagaan
6 6,00 100,00 4.84 80,67 23,97%
4 Penataan Tata Laksana 5 4,75 95,00 4.46 89,20 6,50% 5 Penataan Sistem
Manajemen SDM 15 14,34 95,60 14.32 95,47 0,14%
6 Penguatan Akuntabilitas
6 5,14 85,67 4,07 67,83 26,29%
7 Penguatan Pengawasan 12 11,14 92,83 10,39 86,58 7,22% 8 Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik 6 5,79 96,50 5,63 93,83 2,84%
Sub Total Komponen Pengungkit
60,00 54,91 91,52 51,72 86,20 6,15%
B HASIL 1 Nilai Akuntabilitas
Kinerja 14 9,96 71,14 9,94 72,16% 0,20%
2 Survei Internal Integritas Organiasi
6 5,32 88,67 5,26 72,47% 1,14%
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi
7 5,32 76,00 5,25 73,89% 1,33%
4 Opini BPK
3 2,00 66,67 2,00 66,67% 0,00%
5 Servei Eksternal Pelayanan Publik
10 8,27 82,70 8,05 76,00% 2,73%
Sub Total Komponen Hasil 40 30,87 77,18 30,50 76,25%
Indeks Reformasi Birokrasi 85,78 82,22
Rincian penjelasan dari analisa capaian kinerja indikator komponen pengungkit nilai reformasi birokrasi Kementerian Pertanian (IKU nomor 1, 2, dan 3) dapat dijabarkan sebagai berikut; 1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
Penguatan kelembagaan merupakan salah satu wujud pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi yang berkelanjutan di Kementerian Pertanian. Arah penyusunan kelembagaan Kementerian Pertanian dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian. Berdasarkan peraturan tersebut, besaran organisasi masing-masing eselon I tidak harus sama dan seragam tetapi sesuai dengan beban tugasnya. Target kinerja penataan dan penguatan kelembagaan pusat dan daerah (UPT) pada tahun 2017 adalah sebesar 80 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
11
Inspektorat Jenderal Kementan dan akan disandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya. Gambaran capaian kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian dapat diketahui dari hasil analisa capaian kinerja yaitu dengan cara membandingkan antara capaian kinerja tahun berjalan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya, capaian kinerja jangka menengah, dan analisis lainnya. Analisa capaian kinerja tahun 2017 dapat diuraikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian Kinerja
Meningkatnya kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, pelayanan publik, dan kepegawaian dalam agenda reformasi birokrasi yang berkelanjutan
1. Nilai Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (UPT)
80 *100,00 125,0%
2. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan
76 *95,00
125,0%
3. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN
80 *95,60 119.5%
4. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementan (Kepatuhan SPP)
96 96,00 100,0%
5. Nilai Indeks Kepuasan Layanan Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, Pelayanan Publik, dan Kepegawaian
80 80,17 100,2%
Tabel 3. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2017
Catatan *): Hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Pertanian dilakukan dengan mengacu pada Permenpan RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi RB Instansi Pemerintah. Capaian Hasil PMPRB Kementan Tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
No Komponen Penilaian Nilai Maksimal
2017 2016 % Kenaikan (Penurunan) Nilai
Capaian %
Capaian Nilai
Capaian %
Capaian 1 2 3 4 5 6 7 8 A PENGUNGKIT 1 Manajemen Perubahan 5 3,99 79,80 4,26 85,20 -6,34% 2 Penataan Peraturan
Perundang-Undangan 5 3,75 75,00 3,75 75,00 0,00%
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201720 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201714
Bab III. Akuntabilitas
Pembentukan lembaga Pemerintah yang menangani bidang Pangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Proses pembentukan dan pembahasan telah melalui proses yang panjang dengan dimulai dari kajian dan pembahasan mulai dari tahun 2015 dengan melibatkan lintas Kementerian dan lembaga non Kementerian Rancangan Peraturan Presiden tentang Badan Pangan Nasional.
c) Melakukan evaluasi terhadap peran Badan Karantina Pertanian dalam peran yang
berkaitan sektor perdagangan dunia dan isu ketahanan, keamanan, kesehatan serta lingkungan yang membuat akses pasar antar Negara semakin kompetitif. Rapat kerja Komisi IV DPR RI (bidang Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kelautan dan Perikanan serta Pangan) dengan Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Kementerian Pertanian pada tanggal 3 April 2017 diputuskan bahwa: Komisi IV DPR RI dan Pemerintah bersepakat melanjutkan pembahasan RUU tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Komisi IV DPR RI meminta pemerintah untuk membuat kajian mengenai pembentukan Badan Nasional Karantina yang meliputi kebutuhan pegawai, anggaran, serta prasarana dan sarana perkarantinaan dan diserahkan Komisi IV DPR RI paling lama 2 (dua) Bulan. Komisi IV DPR RI berpendirian tetap kepada usul inisiatif RUU tentang Karantina Hewan. Ikan, dan Tumbuhan berkaitan dengan BAB X tentang Kelembagaan, bahwa harus dibentuk lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Badan Nasional Karantina yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. Lembaga ini merupakan penggabungan dari unstitusi perkarantinaan di beberapa Kementerian teknis. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah C.q Menteri Pertanian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk melakukan konsultasi dengan Presiden dan mengambil keputusan tentang penggabungan lembaga karantina. Melakukan pertemuan antara Sekretaris Jenderal dan Badan Karantina Pertanian, dan mengarahkan bahwa agar secara informal membuat Tim kerja dalam menyusun kajian integrasi karantina dengan menggabungkan karantina hewan, ikan, tumbuhan menjadi Badan Nasional Karantina yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Pada hari Senin tanggal 5 Mei 2017 dan Senin 22 Mei 2017 dilakukan rapat pembahasan pertama konsep hasil kajian Badan Nasional Karantina yang di ajukan oleh Tim dari Badan Karantina Pertanian. Hasil kajian berupa Naskah Akademis Integrasi fungsi Kelembagaan Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan telah disampaikan kepada Deputi Kelembagaan dan tata Laksana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sesuai Surat Nomor B-2106/OT.010/A/05/ 2017 Tanggal 31 Mei 2017.
d) Penyusunan nomenklatur kelembagaan lingkup Kementerian Pertanian, sebagai tindak
lanjut Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/462/KT.01/2017 tangal 6 September 2017 bahwa dalam rangka tertib administrasi pemerintahan, diharapkan kepada masing-masing Kementerian dan Lembaga Pemerintah melakukan penyusunan kodefikasi nomenklatur organisasi yang ditetapkan pimpinan. Penetapan kodefikasi nomenklatur organisasi dimaksudkan digunakan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
13
diketahui bahwa hasil penilaian PMPRB yang dilakukan oleh internal Kementerian Pertanian mendapatkan nilai sebesar 100,00 atau dengan kata lain tercapai sebesar 125,00%, melebihi target yang telah ditetapkan. Hasil capaian PMPRB untuk indikator penataan dan penguatan kelembagaan pusat dan daerah (UPT) tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya menunjukkan bahwa capaian indikator ini NAIK cukup tinggi atau sebesar 23,97%. Adapun Rincian Capaian Indikator Kinerja Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (Indeks) selama periode tahun 2015 – 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Tahun Target Realisasi %
2015 - 58,17 - 2016 78 80,67 103,4 2017 80 100,00 125,0
Tabel 4. Capaian Indikator Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Pusat dan Daerah (UPT) Tahun 2015 – 2017 Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas kelembagaan dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah, antara lain; 1. Penguatan dan Penataan Organisasi Pusat Kementerian Pertanian
a) Melakukan evaluasi Peraturan Menteri Pertanian tentang uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV lingkup Sekretariat Jenderal; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2015 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian ditindaklanjuti dengan penyempurnaan uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Penyusunan dan pembahasan mengenai hal tersebut telah dilakukan secara intensif, yang melibatkan seluruh unit kerja lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 23/Permentan/
OT.040/7/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.040/5/2016 Tentang Uraian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Lingkup Sekretariat Jenderal.
b) Melakukan evaluasi Badan Ketahanan Pangan dalam melakukan penguatan menjadi
kelembagaan pangan nasional yang mandiri dibawah pengendalian Presiden. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa lembaga pangan yang akan dibentuk mempunyai mandat yang luas untuk mengkoordinasikan dalam pelaksanaan penugasan pemerintah terkait dengan pencapaian kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan (Pasal 128), pasal dimaksudkan untuk meletakkan hubungan lembaga pangan ini sebagai regulator, dengan terbentuknya lembaga pangan, diharapkan urusan pangan dikoordinir oleh hanya satu lembaga pemerintah saja yaitu Badan Pangan Nasional, sehingga lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya.
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 21 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201714
Bab III. Akuntabilitas
Pembentukan lembaga Pemerintah yang menangani bidang Pangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Proses pembentukan dan pembahasan telah melalui proses yang panjang dengan dimulai dari kajian dan pembahasan mulai dari tahun 2015 dengan melibatkan lintas Kementerian dan lembaga non Kementerian Rancangan Peraturan Presiden tentang Badan Pangan Nasional.
c) Melakukan evaluasi terhadap peran Badan Karantina Pertanian dalam peran yang
berkaitan sektor perdagangan dunia dan isu ketahanan, keamanan, kesehatan serta lingkungan yang membuat akses pasar antar Negara semakin kompetitif. Rapat kerja Komisi IV DPR RI (bidang Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kelautan dan Perikanan serta Pangan) dengan Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Kementerian Pertanian pada tanggal 3 April 2017 diputuskan bahwa: Komisi IV DPR RI dan Pemerintah bersepakat melanjutkan pembahasan RUU tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Komisi IV DPR RI meminta pemerintah untuk membuat kajian mengenai pembentukan Badan Nasional Karantina yang meliputi kebutuhan pegawai, anggaran, serta prasarana dan sarana perkarantinaan dan diserahkan Komisi IV DPR RI paling lama 2 (dua) Bulan. Komisi IV DPR RI berpendirian tetap kepada usul inisiatif RUU tentang Karantina Hewan. Ikan, dan Tumbuhan berkaitan dengan BAB X tentang Kelembagaan, bahwa harus dibentuk lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Badan Nasional Karantina yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. Lembaga ini merupakan penggabungan dari unstitusi perkarantinaan di beberapa Kementerian teknis. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah C.q Menteri Pertanian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk melakukan konsultasi dengan Presiden dan mengambil keputusan tentang penggabungan lembaga karantina. Melakukan pertemuan antara Sekretaris Jenderal dan Badan Karantina Pertanian, dan mengarahkan bahwa agar secara informal membuat Tim kerja dalam menyusun kajian integrasi karantina dengan menggabungkan karantina hewan, ikan, tumbuhan menjadi Badan Nasional Karantina yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Pada hari Senin tanggal 5 Mei 2017 dan Senin 22 Mei 2017 dilakukan rapat pembahasan pertama konsep hasil kajian Badan Nasional Karantina yang di ajukan oleh Tim dari Badan Karantina Pertanian. Hasil kajian berupa Naskah Akademis Integrasi fungsi Kelembagaan Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan telah disampaikan kepada Deputi Kelembagaan dan tata Laksana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sesuai Surat Nomor B-2106/OT.010/A/05/ 2017 Tanggal 31 Mei 2017.
d) Penyusunan nomenklatur kelembagaan lingkup Kementerian Pertanian, sebagai tindak
lanjut Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/462/KT.01/2017 tangal 6 September 2017 bahwa dalam rangka tertib administrasi pemerintahan, diharapkan kepada masing-masing Kementerian dan Lembaga Pemerintah melakukan penyusunan kodefikasi nomenklatur organisasi yang ditetapkan pimpinan. Penetapan kodefikasi nomenklatur organisasi dimaksudkan digunakan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
13
diketahui bahwa hasil penilaian PMPRB yang dilakukan oleh internal Kementerian Pertanian mendapatkan nilai sebesar 100,00 atau dengan kata lain tercapai sebesar 125,00%, melebihi target yang telah ditetapkan. Hasil capaian PMPRB untuk indikator penataan dan penguatan kelembagaan pusat dan daerah (UPT) tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya menunjukkan bahwa capaian indikator ini NAIK cukup tinggi atau sebesar 23,97%. Adapun Rincian Capaian Indikator Kinerja Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah (Indeks) selama periode tahun 2015 – 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Tahun Target Realisasi %
2015 - 58,17 - 2016 78 80,67 103,4 2017 80 100,00 125,0
Tabel 4. Capaian Indikator Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Pusat dan Daerah (UPT) Tahun 2015 – 2017 Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas kelembagaan dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja Penataan dan Penguatan Kelembagaan Pusat dan Daerah, antara lain; 1. Penguatan dan Penataan Organisasi Pusat Kementerian Pertanian
a) Melakukan evaluasi Peraturan Menteri Pertanian tentang uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV lingkup Sekretariat Jenderal; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2015 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian ditindaklanjuti dengan penyempurnaan uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Penyusunan dan pembahasan mengenai hal tersebut telah dilakukan secara intensif, yang melibatkan seluruh unit kerja lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 23/Permentan/
OT.040/7/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.040/5/2016 Tentang Uraian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Lingkup Sekretariat Jenderal.
b) Melakukan evaluasi Badan Ketahanan Pangan dalam melakukan penguatan menjadi
kelembagaan pangan nasional yang mandiri dibawah pengendalian Presiden. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa lembaga pangan yang akan dibentuk mempunyai mandat yang luas untuk mengkoordinasikan dalam pelaksanaan penugasan pemerintah terkait dengan pencapaian kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan (Pasal 128), pasal dimaksudkan untuk meletakkan hubungan lembaga pangan ini sebagai regulator, dengan terbentuknya lembaga pangan, diharapkan urusan pangan dikoordinir oleh hanya satu lembaga pemerintah saja yaitu Badan Pangan Nasional, sehingga lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya.
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201722 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201716
Bab III. Akuntabilitas
selatan tersebut maka diperlukan pembentukan kelembagaan veteriner yang dapat melayani secara khusus pada wilayah Papua.
3. Transformasi Kelembagaan STPP menjadi Politeknik pada UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian.
Dalam rangka menindaklanjuti pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pedidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, bahwa secara teknis pelaksaaan peraturan perundang-undangan tersebut berimpklikasi pada bentuk kelembagaan, dan program studi pendidikan pertanian pada Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi politeknik. Perubahan atau trasformasi pendidikan tersebut merupakan salah satu upaya dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian pertanian dalam menjawab akan tantangan kedepan kebutuhan akan ketersediaan sumbar daya manusia pertanian yang professional. Proses pelaksanaan kegiatan trasformasi kelembagaan pertanian dalam hal ini STPP menjadi Politeknik pertanian sudah dimulai dari tahun 2016.
4. Pembinaan/Pemantauan/Bimbingan Teknis Pengukuran Efektifitas Organisasi UPT Lingkup Kementerian Pertanian
Kegiatan pembinaan/pemantauan/bimbingan teknis pengukuran efektifitas organisasi UPT lingkup Kementerian Pertanian dilaksanakan dalam rangka memperoleh masukan/data dari UPT tentang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
3. Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang
Pertanian
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 dan ditindaklanjuti penjabarannya dengan ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknin Daerah (UPTD) merupakan dasar dan sebagai pedoman Pemerintah Daerah dalam pembentukan kelembagaan UPTD daerah, untuk itu maka Kementerian Pertanian sebagai wakil pemerintah pusat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mempunyai tanggungjawab dan kewajiban dibidang urusan pangan dan pertanian diharapkan memberikan masukan kepada Kementerian Dalam Negeri yang bersifat teknis dalam hal ini teknis pertanian.
Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja pada indikator penataan dan penguatan kelembagaan pusat dan daerah (UPT) juga menunjukkan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan untuk segera diselesaikan pada tahun yang akan datang, yaitu antara lain; 1) Melakukan evaluasi atas kesesuaian struktur organisasi dengan mandat kepada
seluruh unit kerja lingkup Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
15
sebagai dasar untuk melakukan pemantauan perkembangan struktur organisasi, Melakukan penataan dan evaluasi organisasi dan Melakukan penyusunan kelembagaan pada Kabinet 2019-2024. Hasilnya adalah Keputusan Menteri Pertanian Nomor 757/Kpts/OT.010/11/ 2017
tentang Kodefikasi Organisasi di lingkungan Kementrian Pertanian.
2. Penguatan dan Penataan Organisasi UPT Kementerian Pertanian
1. Penataan UPT Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
a) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian, perekayasaan, pengembangan mekanisasi pertanian, standardisasi dan pengujian alat dan mesin pertanian telah ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 12/Permentan/ Ot.010/4/2016 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, dan tindak lanjut agar pelaksanaan tugas dan fungsi ini dapat berjalan baik maka perlu disusun uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV lingkup Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Kegiatan penyusunan uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV tersebut dilaksanakan melalui rapat pertemuan dan pembahasan dengan melibatkan pejabat terkait pada lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Ditetapkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor
10/Permentan/OT.140/4/2017 tanggal 13 April 2017 Tentang Uraian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV lingkup Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
b) Penataan Balai Pengkajian Teknologi Petanian.
Sesuai hasil pembahasan pada rapat penataan UPT lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, maka sesuai dengan Surat Nomor 190/OT.020/M/12/2016 tanggal 30 Desember 2016 telah di usulkan penataan Organisasi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Provinsi Kepulauan Riau dan Sulawesi Barat menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Pertimbangan usulan peningkatan status dari Loka menjadi Balai dimaksudkan dalam upaya penguatan kelembagaan pengakajian pada pada setiap Provinsi dalam meningkatkan tugas dan fungsi, serta sebagai koordinator di provinsi untuk pelaksanaan program pembangunan pertanian.
2. Usulan pembentukan UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan kesehatan Hewan
Dalam rangka meningkatkan optimalisasi pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis (PHMS) serta melindungi kesehatan masyarakat veteriner di wilayah timur Indonesia saat ini ditangani oleh Balai Besar Veteriner Maros (BB-Vet) Sulawesi Selatan, dengan wilayah pelayanan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Sehubungan dengan jangkauan luas wilayah kerja pelayanan BB-Vet Sulawesi
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 23 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201716
Bab III. Akuntabilitas
selatan tersebut maka diperlukan pembentukan kelembagaan veteriner yang dapat melayani secara khusus pada wilayah Papua.
3. Transformasi Kelembagaan STPP menjadi Politeknik pada UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian.
Dalam rangka menindaklanjuti pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pedidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, bahwa secara teknis pelaksaaan peraturan perundang-undangan tersebut berimpklikasi pada bentuk kelembagaan, dan program studi pendidikan pertanian pada Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi politeknik. Perubahan atau trasformasi pendidikan tersebut merupakan salah satu upaya dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian pertanian dalam menjawab akan tantangan kedepan kebutuhan akan ketersediaan sumbar daya manusia pertanian yang professional. Proses pelaksanaan kegiatan trasformasi kelembagaan pertanian dalam hal ini STPP menjadi Politeknik pertanian sudah dimulai dari tahun 2016.
4. Pembinaan/Pemantauan/Bimbingan Teknis Pengukuran Efektifitas Organisasi UPT Lingkup Kementerian Pertanian
Kegiatan pembinaan/pemantauan/bimbingan teknis pengukuran efektifitas organisasi UPT lingkup Kementerian Pertanian dilaksanakan dalam rangka memperoleh masukan/data dari UPT tentang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
3. Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang
Pertanian
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 dan ditindaklanjuti penjabarannya dengan ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknin Daerah (UPTD) merupakan dasar dan sebagai pedoman Pemerintah Daerah dalam pembentukan kelembagaan UPTD daerah, untuk itu maka Kementerian Pertanian sebagai wakil pemerintah pusat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mempunyai tanggungjawab dan kewajiban dibidang urusan pangan dan pertanian diharapkan memberikan masukan kepada Kementerian Dalam Negeri yang bersifat teknis dalam hal ini teknis pertanian.
Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja pada indikator penataan dan penguatan kelembagaan pusat dan daerah (UPT) juga menunjukkan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan untuk segera diselesaikan pada tahun yang akan datang, yaitu antara lain; 1) Melakukan evaluasi atas kesesuaian struktur organisasi dengan mandat kepada
seluruh unit kerja lingkup Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
15
sebagai dasar untuk melakukan pemantauan perkembangan struktur organisasi, Melakukan penataan dan evaluasi organisasi dan Melakukan penyusunan kelembagaan pada Kabinet 2019-2024. Hasilnya adalah Keputusan Menteri Pertanian Nomor 757/Kpts/OT.010/11/ 2017
tentang Kodefikasi Organisasi di lingkungan Kementrian Pertanian.
2. Penguatan dan Penataan Organisasi UPT Kementerian Pertanian
1. Penataan UPT Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
a) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian, perekayasaan, pengembangan mekanisasi pertanian, standardisasi dan pengujian alat dan mesin pertanian telah ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 12/Permentan/ Ot.010/4/2016 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, dan tindak lanjut agar pelaksanaan tugas dan fungsi ini dapat berjalan baik maka perlu disusun uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV lingkup Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Kegiatan penyusunan uraian tugas pekerjaan unit kerja eselon IV tersebut dilaksanakan melalui rapat pertemuan dan pembahasan dengan melibatkan pejabat terkait pada lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Ditetapkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor
10/Permentan/OT.140/4/2017 tanggal 13 April 2017 Tentang Uraian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV lingkup Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
b) Penataan Balai Pengkajian Teknologi Petanian.
Sesuai hasil pembahasan pada rapat penataan UPT lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, maka sesuai dengan Surat Nomor 190/OT.020/M/12/2016 tanggal 30 Desember 2016 telah di usulkan penataan Organisasi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Provinsi Kepulauan Riau dan Sulawesi Barat menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Pertimbangan usulan peningkatan status dari Loka menjadi Balai dimaksudkan dalam upaya penguatan kelembagaan pengakajian pada pada setiap Provinsi dalam meningkatkan tugas dan fungsi, serta sebagai koordinator di provinsi untuk pelaksanaan program pembangunan pertanian.
2. Usulan pembentukan UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan kesehatan Hewan
Dalam rangka meningkatkan optimalisasi pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis (PHMS) serta melindungi kesehatan masyarakat veteriner di wilayah timur Indonesia saat ini ditangani oleh Balai Besar Veteriner Maros (BB-Vet) Sulawesi Selatan, dengan wilayah pelayanan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Sehubungan dengan jangkauan luas wilayah kerja pelayanan BB-Vet Sulawesi
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201724 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201718
Bab III. Akuntabilitas
dipetakan lebih lanjut ke dalam Peta Sub Proses, Peta Relasi, dan Peta Lintas Fungsi, serta SOP Makro. Kemudian baru dilakukan evaluasi terhadap total SOP mikro yang sudah ada dengan cara mengintegrasikan seluruh SOP mikro ke dalam SOP Makro yang tersedia. Telah melaksanakan beberapa kegiatan terkait selama tahun 2017, yaitu; Dalam rangka Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian telah ditetapkan Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan Nomor 574/Kpts/HK.160/A2/03/2016 tentang Kelompok Kerja Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian. Kelompok kerja ini, dengan dibantu oleh seorang praktisi peta proses bisnis, telah melaksanakan beberapa kegiatan terkait selama tahun 2016, yaitu;
a. Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2016
Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Kementerian Pertanian Tahun 2016 dilakukan pada Triwulan I Tahun 2017. Kegiatan ini melibatkan seluruh pengelola tata laksana baik kantor pusat maupun unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Kementan. Bagi unit kerja eselon I Kementan yang memiliki UPT, dilakukan koordinasi dan pembahasan terlebih dahulu pada internal masing – masing terkait monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan selama tahun 2016. hasil monev SOP tahun 2016 dapat dirinci sebagai berikut:
1. Monitoring SOP
Proses monitoring diarahkan untuk membandingkan dan memastikan kinerja pelaksana sesuai dengan maksud dan tujuan yang tercantum dalam SOP AP, mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul, dan menentukan cara untuk meningkatkan hasil penerapan atau menyediakan dukungan tambahan untuk semua pelaksana. Monitoring SOP dilaksanakan dengan cara observasi dan pengarahan dalam pelaksanaan oleh masing – masing pengelola tata laksana pada unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Ringkasan hasil monitoring SOP adalah sebagai berikut:
No. Unit Kerja Jumlah SOP
Penilaian Terhadap Penerapan Ket. Berjalan
dengan baik Tidak berjalan dengan baik
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 115 115 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.2 Biro Hukum 43 43 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian
185 185 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan
122 122 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
17
2) Melakukan evaluasi pelaksanaan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan Dinas Urusan Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Indikator kinerja output Penataan dan Penguatan Kelembagaan pada Tahun 2017 memiliki PAGU anggaran sebesar Rp 980.100.000,- Dari total anggaran yang tersedia, hingga 31 Desember 2017 terealisasi sebesar Rp 949.783.531,- atau 96,91%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 30.316.469,- atau 3,09%.
2. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan
Pendayagunaan ketatalaksanaan bertujuan untuk mewujudkan tata laksana yang ringkas, efektif, efisien, dan transparan. Kebijakan ketatalaksanaan diarahkan pada konsep manajemen modern yang cepat, akurat, pendek jaraknya dengan memanfaatkan teknologi informasi yang relevan dengan fungsi organisasi. Strategi pendayagunaan ketatalaksanaan di Kementerian Pertanian dilaksanakan melalui penciptaan kerangka kerja peta proses bisnis, evaluasi dan penyempurnaan standar operasional prosedur(SOP), penyusunan hubungan kerja eksternal/ tata hubungan kewenangan antar lembaga pusat dan daerah, dan optimalisasi pemanfaatan teknologi (e-government).
Target kinerja penataan dan penguatan ketatalaksanaan pada tahun 2017 adalah sebesar 76 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat diketahui bahwa hasil penilaian PMPRB yang dilakukan oleh internal Kementerian Pertanian mendapatkan nilai sebesar 95,00 atau dengan kata lain tercapai sebesar 125,00%, melebihi target yang telah ditetapkan.
Hasil capaian PMPRB untuk indikator penataan dan penguatan ketatalaksanaan tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya (tahun 2016) menunjukkan bahwa capaian indikator ini NAIK sebesar 6,50%. Adapun Rincian Capaian Indikator Kinerja Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan (Indeks) selama periode tahun 2015 – 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Tahun Target Realisasi %
2015 - 61,80 - 2016 73 89,20 122,19 2017 76 95.00 125,00
Tabel 5. Capaian Indikator Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan Tahun 2015 – 2017
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas kelembagaan dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan, antara lain;
1) Penyusunan dan Evaluasi Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian dan SOP
Dalam rangka menindaklanjuti penetapan peta proses bisnis induk Kementerian Pertanian tahun 2015 – 2019 sesuai dengan Kepmentan No 718 Tahun 2017 yang membagi 16 bisnis yang ada di Kementerian Pertanian ke dalam proses utama, proses pendukung, dan proses manajemen. Masing – masing proses bisnis tersebut harus
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 25 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201718
Bab III. Akuntabilitas
dipetakan lebih lanjut ke dalam Peta Sub Proses, Peta Relasi, dan Peta Lintas Fungsi, serta SOP Makro. Kemudian baru dilakukan evaluasi terhadap total SOP mikro yang sudah ada dengan cara mengintegrasikan seluruh SOP mikro ke dalam SOP Makro yang tersedia. Telah melaksanakan beberapa kegiatan terkait selama tahun 2017, yaitu; Dalam rangka Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian telah ditetapkan Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan Nomor 574/Kpts/HK.160/A2/03/2016 tentang Kelompok Kerja Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian. Kelompok kerja ini, dengan dibantu oleh seorang praktisi peta proses bisnis, telah melaksanakan beberapa kegiatan terkait selama tahun 2016, yaitu;
a. Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2016
Monitoring dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Kementerian Pertanian Tahun 2016 dilakukan pada Triwulan I Tahun 2017. Kegiatan ini melibatkan seluruh pengelola tata laksana baik kantor pusat maupun unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Kementan. Bagi unit kerja eselon I Kementan yang memiliki UPT, dilakukan koordinasi dan pembahasan terlebih dahulu pada internal masing – masing terkait monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan selama tahun 2016. hasil monev SOP tahun 2016 dapat dirinci sebagai berikut:
1. Monitoring SOP
Proses monitoring diarahkan untuk membandingkan dan memastikan kinerja pelaksana sesuai dengan maksud dan tujuan yang tercantum dalam SOP AP, mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul, dan menentukan cara untuk meningkatkan hasil penerapan atau menyediakan dukungan tambahan untuk semua pelaksana. Monitoring SOP dilaksanakan dengan cara observasi dan pengarahan dalam pelaksanaan oleh masing – masing pengelola tata laksana pada unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Ringkasan hasil monitoring SOP adalah sebagai berikut:
No. Unit Kerja Jumlah SOP
Penilaian Terhadap Penerapan Ket. Berjalan
dengan baik Tidak berjalan dengan baik
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 115 115 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.2 Biro Hukum 43 43 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian
185 185 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan
122 122 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
17
2) Melakukan evaluasi pelaksanaan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan Dinas Urusan Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Indikator kinerja output Penataan dan Penguatan Kelembagaan pada Tahun 2017 memiliki PAGU anggaran sebesar Rp 980.100.000,- Dari total anggaran yang tersedia, hingga 31 Desember 2017 terealisasi sebesar Rp 949.783.531,- atau 96,91%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 30.316.469,- atau 3,09%.
2. Nilai Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan
Pendayagunaan ketatalaksanaan bertujuan untuk mewujudkan tata laksana yang ringkas, efektif, efisien, dan transparan. Kebijakan ketatalaksanaan diarahkan pada konsep manajemen modern yang cepat, akurat, pendek jaraknya dengan memanfaatkan teknologi informasi yang relevan dengan fungsi organisasi. Strategi pendayagunaan ketatalaksanaan di Kementerian Pertanian dilaksanakan melalui penciptaan kerangka kerja peta proses bisnis, evaluasi dan penyempurnaan standar operasional prosedur(SOP), penyusunan hubungan kerja eksternal/ tata hubungan kewenangan antar lembaga pusat dan daerah, dan optimalisasi pemanfaatan teknologi (e-government).
Target kinerja penataan dan penguatan ketatalaksanaan pada tahun 2017 adalah sebesar 76 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat diketahui bahwa hasil penilaian PMPRB yang dilakukan oleh internal Kementerian Pertanian mendapatkan nilai sebesar 95,00 atau dengan kata lain tercapai sebesar 125,00%, melebihi target yang telah ditetapkan.
Hasil capaian PMPRB untuk indikator penataan dan penguatan ketatalaksanaan tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya (tahun 2016) menunjukkan bahwa capaian indikator ini NAIK sebesar 6,50%. Adapun Rincian Capaian Indikator Kinerja Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan (Indeks) selama periode tahun 2015 – 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Tahun Target Realisasi %
2015 - 61,80 - 2016 73 89,20 122,19 2017 76 95.00 125,00
Tabel 5. Capaian Indikator Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan Tahun 2015 – 2017
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas kelembagaan dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan, antara lain;
1) Penyusunan dan Evaluasi Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian dan SOP
Dalam rangka menindaklanjuti penetapan peta proses bisnis induk Kementerian Pertanian tahun 2015 – 2019 sesuai dengan Kepmentan No 718 Tahun 2017 yang membagi 16 bisnis yang ada di Kementerian Pertanian ke dalam proses utama, proses pendukung, dan proses manajemen. Masing – masing proses bisnis tersebut harus
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201726 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201720
Bab III. Akuntabilitas
No. Unit Kerja Jumlah SOP
Penilaian Terhadap Penerapan Ket. Berjalan
dengan baik Tidak berjalan dengan baik
7 Inspektorat Jenderal 753 753 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3325 3325 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
9 BPPSDMP 2240 2240 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
10 Badan Ketahanan Pangan
250 250 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
11 Badan Karantina Pertanian
296 296 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
Jumlah Total SOP 14.843 14.843 -
2. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan untuk membangun sebuah organisasi agar lebih efektif dan kohesif. Evaluasi SOP merupakan sebuah analisis sistematis terhadap serangkaian proses operasi dan aktifitas yang telah dibakukan dalam sebuah SOP. Tujuan utama dilakukan evaluasi adalah agar seluruh pengelola tata laksana lingkup Kementerian Pertanian dapat mengetahui tingkat keakuratan dan ketepatan atas SOP yang telah disusun. Hasil evaluasi SOP dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. Unit Kerja dan Jumlah SOP
Mampu mendorong peningkatan
kinerja
Mudah dipahami
Mudah dilaksanakan
Semua orang dapat menjalankan
perannya masing-masing
Mampu mengatasi
permasalahan yang
berkaitan dengan proses
Mampu menjawab kebutuhan
peningkatan kinerja
organisasi
Sinergi satu
dengan lainnya
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 115 115 115 115 115 115 61
1.2 Biro Hukum 43 43 43 43 43 43 32
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian
185 185 185 185 185 185 166
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan
122 122 122 122 122 122 90
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
19
No. Unit Kerja Jumlah SOP
Penilaian Terhadap Penerapan Ket. Berjalan
dengan baik Tidak berjalan dengan baik
1.5 Biro Umum dan Pengadaan
76 76 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.6 Biro Kerjasama Luar Negeri
61 61 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.7 Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik
24 24 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
169 169 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.9 Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
120 120 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.10 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
151 151 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.11 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
68 68 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
2 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
808 808 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
1754 1754 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
4 Direktorat Jenderal Hortikultura
111 111 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
5 Direktorat Jenderal Perkebunan
917 917 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
6 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
3255 3255 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 27 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201720
Bab III. Akuntabilitas
No. Unit Kerja Jumlah SOP
Penilaian Terhadap Penerapan Ket. Berjalan
dengan baik Tidak berjalan dengan baik
7 Inspektorat Jenderal 753 753 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3325 3325 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
9 BPPSDMP 2240 2240 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
10 Badan Ketahanan Pangan
250 250 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
11 Badan Karantina Pertanian
296 296 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
Jumlah Total SOP 14.843 14.843 -
2. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan untuk membangun sebuah organisasi agar lebih efektif dan kohesif. Evaluasi SOP merupakan sebuah analisis sistematis terhadap serangkaian proses operasi dan aktifitas yang telah dibakukan dalam sebuah SOP. Tujuan utama dilakukan evaluasi adalah agar seluruh pengelola tata laksana lingkup Kementerian Pertanian dapat mengetahui tingkat keakuratan dan ketepatan atas SOP yang telah disusun. Hasil evaluasi SOP dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. Unit Kerja dan Jumlah SOP
Mampu mendorong peningkatan
kinerja
Mudah dipahami
Mudah dilaksanakan
Semua orang dapat menjalankan
perannya masing-masing
Mampu mengatasi
permasalahan yang
berkaitan dengan proses
Mampu menjawab kebutuhan
peningkatan kinerja
organisasi
Sinergi satu
dengan lainnya
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 115 115 115 115 115 115 61
1.2 Biro Hukum 43 43 43 43 43 43 32
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian
185 185 185 185 185 185 166
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan
122 122 122 122 122 122 90
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201720
Bab III. Akuntabilitas
No. Unit Kerja Jumlah SOP
Penilaian Terhadap Penerapan Ket. Berjalan
dengan baik Tidak berjalan dengan baik
7 Inspektorat Jenderal 753 753 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3325 3325 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
9 BPPSDMP 2240 2240 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
10 Badan Ketahanan Pangan
250 250 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
11 Badan Karantina Pertanian
296 296 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
Jumlah Total SOP 14.843 14.843 -
2. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan untuk membangun sebuah organisasi agar lebih efektif dan kohesif. Evaluasi SOP merupakan sebuah analisis sistematis terhadap serangkaian proses operasi dan aktifitas yang telah dibakukan dalam sebuah SOP. Tujuan utama dilakukan evaluasi adalah agar seluruh pengelola tata laksana lingkup Kementerian Pertanian dapat mengetahui tingkat keakuratan dan ketepatan atas SOP yang telah disusun. Hasil evaluasi SOP dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. Unit Kerja dan Jumlah SOP
Mampu mendorong peningkatan
kinerja
Mudah dipahami
Mudah dilaksanakan
Semua orang dapat menjalankan
perannya masing-masing
Mampu mengatasi
permasalahan yang
berkaitan dengan proses
Mampu menjawab kebutuhan
peningkatan kinerja
organisasi
Sinergi satu
dengan lainnya
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 115 115 115 115 115 115 61
1.2 Biro Hukum 43 43 43 43 43 43 32
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian
185 185 185 185 185 185 166
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan
122 122 122 122 122 122 90
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
19
No. Unit Kerja Jumlah SOP
Penilaian Terhadap Penerapan Ket. Berjalan
dengan baik Tidak berjalan dengan baik
1.5 Biro Umum dan Pengadaan
76 76 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.6 Biro Kerjasama Luar Negeri
61 61 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.7 Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik
24 24 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
169 169 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.9 Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
120 120 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.10 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
151 151 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
1.11 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
68 68 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
2 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
808 808 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
1754 1754 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
4 Direktorat Jenderal Hortikultura
111 111 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
5 Direktorat Jenderal Perkebunan
917 917 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
6 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
3255 3255 - Akan diintegrasikan dengan Proses Bisnis Kementan
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201728 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201722
Bab III. Akuntabilitas
No. Unit Kerja dan Jumlah SOP
Mampu mendorong peningkatan
kinerja
Mudah dipahami
Mudah dilaksanakan
Semua orang dapat menjalankan
perannya masing-masing
Mampu mengatasi
permasalahan yang
berkaitan dengan proses
Mampu menjawab kebutuhan
peningkatan kinerja
organisasi
Sinergi satu
dengan lainnya
dan Kesehatan Hewan
7 Inspektorat Jenderal 753 753 753 753 753 753 94
8
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3325 3325 3325 3325 3325 3325 256
9 BPPSDMP 2240 2240 2240 2240 2240 2240 266
10 Badan Ketahanan Pangan
250 250 250 250 250 250 127
11 Badan Karantina Pertanian
296 296 296 296 296 296 41
Jumlah Total 14843 14843 14843 14843 14843 14843 2527
b. Penyusunan Peta Sub Proses, Peta Relasi, Peta Lintas Fungsi, dan SOP Makro
Kementerian Pertanian telah menyusun Peta Proses Bisnis yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 718/Kpts/RC.020/10/2016 tentang Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. Peta Bisnis Proses Kementerian Pertanian terdiri dari 16 bisnis yang terbagi ke dalam 3 proses yaitu;
1. Proses Utama terdiri dari: 1.1. Tani 01 – Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian 1.2. Tani 02 – Penjaminan Akses Pangan 1.3. Tani 03 – Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian 1.4. Tani 04 – Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Petani
2. Proses Pendukung terdiri dari: 2.1. Tani 05 – Penelitian dan Pengembangan Bidang Pertanian 2.2. Tani 06 – Pengelolaan Peraturan Perundang – undangan dan Layanan
Hukum 2.3. Tani 07 – Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pertanian 2.4. Tani 08 – Pengelolaan Pembiayaan Pertanian 2.5. Tani 09 – Pelayanan dan Informasi Publik 2.6. Tani 10 – Pengelolaan Kerja Sama Antar Lembaga
3. Proses Manajemen 3.1. Penataan dan Penguatan Organisasi dan Tata Laksana 3.2. Pengelolaan SDM Aparatur Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
21
No. Unit Kerja dan Jumlah SOP
Mampu mendorong peningkatan
kinerja
Mudah dipahami
Mudah dilaksanakan
Semua orang dapat menjalankan
perannya masing-masing
Mampu mengatasi
permasalahan yang
berkaitan dengan proses
Mampu menjawab kebutuhan
peningkatan kinerja
organisasi
Sinergi satu
dengan lainnya
1.5 Biro Umum dan Pengadaan 76 76 76 76 76 76 35
1.6 Biro Kerjasama Luar Negeri 61 61 61 61 61 61 14
1.7
Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik
24 24 24 24 24 24 20
1.8
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
169 169 169 169 169 169 114
1.9
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
120 120 120 120 120 120 63
1.1
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
151 151 151 151 151 151 63
1.11
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
68 68 68 68 68 68 9
2
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
808 808 808 808 808 808 194
3
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
1754 1754 1754 1754 1754 1754 316
4 Direktorat Jenderal Hortikultura
111 111 111 111 111 111 3
5 Direktorat Jenderal Perkebunan
917 917 917 917 917 917 127
6 Direktorat Jenderal Peternakan
3255 3255 3255 3255 3255 3255 436
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 29 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201722
Bab III. Akuntabilitas
No. Unit Kerja dan Jumlah SOP
Mampu mendorong peningkatan
kinerja
Mudah dipahami
Mudah dilaksanakan
Semua orang dapat menjalankan
perannya masing-masing
Mampu mengatasi
permasalahan yang
berkaitan dengan proses
Mampu menjawab kebutuhan
peningkatan kinerja
organisasi
Sinergi satu
dengan lainnya
dan Kesehatan Hewan
7 Inspektorat Jenderal 753 753 753 753 753 753 94
8
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3325 3325 3325 3325 3325 3325 256
9 BPPSDMP 2240 2240 2240 2240 2240 2240 266
10 Badan Ketahanan Pangan
250 250 250 250 250 250 127
11 Badan Karantina Pertanian
296 296 296 296 296 296 41
Jumlah Total 14843 14843 14843 14843 14843 14843 2527
b. Penyusunan Peta Sub Proses, Peta Relasi, Peta Lintas Fungsi, dan SOP Makro
Kementerian Pertanian telah menyusun Peta Proses Bisnis yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 718/Kpts/RC.020/10/2016 tentang Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. Peta Bisnis Proses Kementerian Pertanian terdiri dari 16 bisnis yang terbagi ke dalam 3 proses yaitu;
1. Proses Utama terdiri dari: 1.1. Tani 01 – Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian 1.2. Tani 02 – Penjaminan Akses Pangan 1.3. Tani 03 – Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian 1.4. Tani 04 – Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Petani
2. Proses Pendukung terdiri dari: 2.1. Tani 05 – Penelitian dan Pengembangan Bidang Pertanian 2.2. Tani 06 – Pengelolaan Peraturan Perundang – undangan dan Layanan
Hukum 2.3. Tani 07 – Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pertanian 2.4. Tani 08 – Pengelolaan Pembiayaan Pertanian 2.5. Tani 09 – Pelayanan dan Informasi Publik 2.6. Tani 10 – Pengelolaan Kerja Sama Antar Lembaga
3. Proses Manajemen 3.1. Penataan dan Penguatan Organisasi dan Tata Laksana 3.2. Pengelolaan SDM Aparatur Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201722
Bab III. Akuntabilitas
No. Unit Kerja dan Jumlah SOP
Mampu mendorong peningkatan
kinerja
Mudah dipahami
Mudah dilaksanakan
Semua orang dapat menjalankan
perannya masing-masing
Mampu mengatasi
permasalahan yang
berkaitan dengan proses
Mampu menjawab kebutuhan
peningkatan kinerja
organisasi
Sinergi satu
dengan lainnya
dan Kesehatan Hewan
7 Inspektorat Jenderal 753 753 753 753 753 753 94
8
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3325 3325 3325 3325 3325 3325 256
9 BPPSDMP 2240 2240 2240 2240 2240 2240 266
10 Badan Ketahanan Pangan
250 250 250 250 250 250 127
11 Badan Karantina Pertanian
296 296 296 296 296 296 41
Jumlah Total 14843 14843 14843 14843 14843 14843 2527
b. Penyusunan Peta Sub Proses, Peta Relasi, Peta Lintas Fungsi, dan SOP Makro
Kementerian Pertanian telah menyusun Peta Proses Bisnis yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 718/Kpts/RC.020/10/2016 tentang Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019. Peta Bisnis Proses Kementerian Pertanian terdiri dari 16 bisnis yang terbagi ke dalam 3 proses yaitu;
1. Proses Utama terdiri dari: 1.1. Tani 01 – Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian 1.2. Tani 02 – Penjaminan Akses Pangan 1.3. Tani 03 – Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian 1.4. Tani 04 – Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Petani
2. Proses Pendukung terdiri dari: 2.1. Tani 05 – Penelitian dan Pengembangan Bidang Pertanian 2.2. Tani 06 – Pengelolaan Peraturan Perundang – undangan dan Layanan
Hukum 2.3. Tani 07 – Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pertanian 2.4. Tani 08 – Pengelolaan Pembiayaan Pertanian 2.5. Tani 09 – Pelayanan dan Informasi Publik 2.6. Tani 10 – Pengelolaan Kerja Sama Antar Lembaga
3. Proses Manajemen 3.1. Penataan dan Penguatan Organisasi dan Tata Laksana 3.2. Pengelolaan SDM Aparatur Kementerian Pertanian
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201730 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201724
Bab III. Akuntabilitas
Sejak bulan Januari hingga triwulan ke-3 tahun 2017 telah dilakukan banyak pembahasan untuk masing – masing bisnis. Pembahasan dilakukan dengan melibatkan pemilik bisnis terkait. Misalkan pembahasan Tani 01 dan Tani 03 dilakukan dengan melibatkan seluruh pengelola tata laksana dan tim teknis dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pra Sidang Pleno hasil pemetaan proses bisnis
Kegiatan dilaksanakan di Wisma Cipayung – Bogor, pada tanggal 4 – 5 Mei 2017 yang dihadiri sebanyak 84 orang perwakilan dari seluruh unit kerja lingkup Kementerian Pertanian. Pra sidang pleno pemetaan proses bisnis Kementerian Pertanian diselenggarakan untuk membahas draft pemetaan yang telah disusun oleh masing – masing unit kerja lingkup Kementerian Pertanian. Pemetaan proses bisnis telah dilakukan sejak tahun 2015. Bongkar pasang proses bisnis telah dilalui sejak awal penyusunan. Agenda kegiatan ini adalah masing – masing pengelola tata laksana unit kerja eselon I Kementan menyampaikan hasil pemetaan proses bisnis yang telah dilakukan.
Hasil pemetaan telah selesai dilakukan pada bulan Juli Tahun 2017 dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian selaku Penanggung Jawab Tata Laksana Kementerian Pertanian Nomor 1734 Tahun 2017 Tentang Penetapan Peta Sub Proses Bisnis, Peta Relasi, dan Peta Lintas Fungsi Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019. berdasarkan penetapan tersebut Kementerian Pertanian memiliki 56 Sub Proses yang terbagi ke dalam 16 Peta Sub Proses, 16 Peta Relasi, dan 92 Peta Lintas Fungsi/ Cross Functional Map (CFM).
c. Integrasi seluruh SOP Mikro terhadap SOP Makro Kementerian Pertanian Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi SOP pada awal tahun 2017, dapat diketahui bahwa total jumlah SOP Mkro yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian adalah sebanyak 14.547. Total jumlah tersebut merupakan akumulasi dari SOP yang ada baik di unit kerja pusat maupun daerah (unit pelaksana teknis). Sebaran jumlah SOP per eselon I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. Unit Kerja Jumlah SOP Generik Spesifik
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 54 61
1.2 Biro Hukum 11 32
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian 19 166
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan 32 90
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
23
3.3. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran 3.4. Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi 3.5. Pengelolaan Administrasi dan Umum 3.6. Pengelolaan Sistem Pengendalian dan Pengawasan Sesuai dengan Kepmentan Nomor 718 Tahun 2016, ketiga proses bisnis tersebut saling terkait. Proses Bisnis Manajemen diselenggarakan untuk mendukung Proses Bisnis Pendukung dan Proses Bisnis Utama. Proses Bisnis Pendukung diselenggarakan untuk mendukung Proses Bisnis Utama. Seluruh input dari stakeholder yang masuk ke Kementerian Pertanian akan diolah menurut proses bisnis yang sesuai dengan substansinya masing – masing sehingga outoput yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan oleh stakeholder Kementerian Pertanian. Pola tata hubungan kerja antar proses bisnis dan input serta outputnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambaran proses bisnis diatas merupakan pola tata hubungan kerja di Kementerian Pertanian secara garis besarnya saja. Pola tata hubungan kerja secara berurutan harus dipetakan sampai dengan level terendah yaitu SOP Mikro. Penyusunan peta turunan dari proses bisnis induk Kementerian Pertanian seperti Peta Sub Proses, Peta Relasi, Peta Lintas Fungsi, dan SOP Makro menjadi fokus utama dalam agenda kerja tata laksana tahun 2017. Beberapa kegiatan pembahasan telah dilakukan yaitu; Focus Group Discussion (FGD)
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 31 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201724
Bab III. Akuntabilitas
Sejak bulan Januari hingga triwulan ke-3 tahun 2017 telah dilakukan banyak pembahasan untuk masing – masing bisnis. Pembahasan dilakukan dengan melibatkan pemilik bisnis terkait. Misalkan pembahasan Tani 01 dan Tani 03 dilakukan dengan melibatkan seluruh pengelola tata laksana dan tim teknis dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pra Sidang Pleno hasil pemetaan proses bisnis
Kegiatan dilaksanakan di Wisma Cipayung – Bogor, pada tanggal 4 – 5 Mei 2017 yang dihadiri sebanyak 84 orang perwakilan dari seluruh unit kerja lingkup Kementerian Pertanian. Pra sidang pleno pemetaan proses bisnis Kementerian Pertanian diselenggarakan untuk membahas draft pemetaan yang telah disusun oleh masing – masing unit kerja lingkup Kementerian Pertanian. Pemetaan proses bisnis telah dilakukan sejak tahun 2015. Bongkar pasang proses bisnis telah dilalui sejak awal penyusunan. Agenda kegiatan ini adalah masing – masing pengelola tata laksana unit kerja eselon I Kementan menyampaikan hasil pemetaan proses bisnis yang telah dilakukan.
Hasil pemetaan telah selesai dilakukan pada bulan Juli Tahun 2017 dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian selaku Penanggung Jawab Tata Laksana Kementerian Pertanian Nomor 1734 Tahun 2017 Tentang Penetapan Peta Sub Proses Bisnis, Peta Relasi, dan Peta Lintas Fungsi Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019. berdasarkan penetapan tersebut Kementerian Pertanian memiliki 56 Sub Proses yang terbagi ke dalam 16 Peta Sub Proses, 16 Peta Relasi, dan 92 Peta Lintas Fungsi/ Cross Functional Map (CFM).
c. Integrasi seluruh SOP Mikro terhadap SOP Makro Kementerian Pertanian Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi SOP pada awal tahun 2017, dapat diketahui bahwa total jumlah SOP Mkro yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian adalah sebanyak 14.547. Total jumlah tersebut merupakan akumulasi dari SOP yang ada baik di unit kerja pusat maupun daerah (unit pelaksana teknis). Sebaran jumlah SOP per eselon I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. Unit Kerja Jumlah SOP Generik Spesifik
1 Sekretariat Jenderal
1.1 Biro Perencanaan 54 61
1.2 Biro Hukum 11 32
1.3 Biro Organisasi dan Kepegawaian 19 166
1.4 Biro Keuangan dan Perlengkapan 32 90
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
23
3.3. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran 3.4. Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi 3.5. Pengelolaan Administrasi dan Umum 3.6. Pengelolaan Sistem Pengendalian dan Pengawasan Sesuai dengan Kepmentan Nomor 718 Tahun 2016, ketiga proses bisnis tersebut saling terkait. Proses Bisnis Manajemen diselenggarakan untuk mendukung Proses Bisnis Pendukung dan Proses Bisnis Utama. Proses Bisnis Pendukung diselenggarakan untuk mendukung Proses Bisnis Utama. Seluruh input dari stakeholder yang masuk ke Kementerian Pertanian akan diolah menurut proses bisnis yang sesuai dengan substansinya masing – masing sehingga outoput yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan oleh stakeholder Kementerian Pertanian. Pola tata hubungan kerja antar proses bisnis dan input serta outputnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambaran proses bisnis diatas merupakan pola tata hubungan kerja di Kementerian Pertanian secara garis besarnya saja. Pola tata hubungan kerja secara berurutan harus dipetakan sampai dengan level terendah yaitu SOP Mikro. Penyusunan peta turunan dari proses bisnis induk Kementerian Pertanian seperti Peta Sub Proses, Peta Relasi, Peta Lintas Fungsi, dan SOP Makro menjadi fokus utama dalam agenda kerja tata laksana tahun 2017. Beberapa kegiatan pembahasan telah dilakukan yaitu; Focus Group Discussion (FGD)
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201732 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201726
Bab III. Akuntabilitas
fungsi dan SOP Makro sesuai dengan substansi menggunakan isian matriks. SOP Mikro diberikan kode proses bisnis di sebelah kanan bawah pada halaman identitas SOP. Penomoran proses bisnis sesuai dengan urutannya yakni Proses Induk – Sub Proses – Lintas Fungsi – SOP Makro. Penomoran pada SOP Mikro ini menjadi bukti bahwa SOP tersebut telah diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Hingga akhir tahun 2017, hasil sementara proses integrasi menunjukkan total jumlah SOP Mikro di Kementerian Pertanian ada sebanyak 1.342. Total jumlah SOP Mikro tersebut dapat meningkat atau menurun karena proses integrasi belum seluruhnya selesai dilakukan pada tahun 2017.
d. Uji Materi Proses Bisnis ke beberapa daerah yang telah direncanakan
1. Pelaksanaan Uji Materi Peta Proses Bisnis Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
2. Pelaksanaan Uji Materi Peta Proses Bisnis Bidang Perbenihan dan Proteksi Tanaman
3. Pelaksanaan Proses Bisnis Bidang Perbenihan dan Proteksi Tanaman pada UPT BBPPTP Jawa Timur.
4. Pelaksanaan Proses Bisnis Bidang Penelitian dan Pengembangan pada UPT BPTP Jawa Tengah.
e. Workshop Penyusunan Cross Functional Map (CFM) Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian
Sebagai tindak lanjut dari workshop pemahaman penyusunan peta proses bisnis Kementerian Pertanian, telah dilaksanakan Workshop Penyusunan Cross Functional Map (Peta Lintas Fungsi) Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian pada tanggal 25 Oktober 2016 di Depok Jawa Barat dengan seluruh peserta yang hadir berasal dari unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan unit kerja Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal. Pertemuan ini diselenggarakan untuk menyamakan persepsi dalam menyusun Peta Lintas Fungsi Kementerian Pertanian sehingga tidak terjadi tumpang tindih peran, tugas, dan fungsi masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian. Penyusunan Peta Lintas Fungsi Kementerian Pertanian tetap berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian.
f. Peraturan Menteri Pertanian tentang Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian
Setelah melalui beberapa kali pertemuan dan pembahasan yang berkenaan dengan Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian, kelompok kerja berhasil menyelesaikan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 718/Kpts/RC.020/10/2016. Keputusan Menteri Pertanian ini menjadi pedoman dan acuan bagi unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian dalam menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) terutama SOP Mikro.
2) Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintah Konkuren
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
25
No. Unit Kerja Jumlah SOP Generik Spesifik
1.5 Biro Umum dan Pengadaan 41 35
1.6 Biro Kerjasama Luar Negeri 47 14
1.7 Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik 4 20
1.8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55 114
1.9 Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian 57 63
1.10 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 88 63
1.11 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 59 9
Jumlah SOP Setjen 467 667
2 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 614 194
3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1.142 316
4 Direktorat Jenderal Hortikultura 108 3
5 Direktorat Jenderal Perkebunan 790 127
6 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2.819 436
7 Inspektorat Jenderal 659 94
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3.069 256
9 BPPSDMP 1.974 266
10 Badan Ketahanan Pangan 123 127
11 Badan Karantina Pertanian 255 41
Jumlah Total SOP 12.020 2.527
14.547
Dari total jumlah SOP diatas, masing – masing pengelola tata laksana dan tim teknis lingkup Kementerian Pertanian melakukan integrasi ke dalam peta lintas
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 33 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201726
Bab III. Akuntabilitas
fungsi dan SOP Makro sesuai dengan substansi menggunakan isian matriks. SOP Mikro diberikan kode proses bisnis di sebelah kanan bawah pada halaman identitas SOP. Penomoran proses bisnis sesuai dengan urutannya yakni Proses Induk – Sub Proses – Lintas Fungsi – SOP Makro. Penomoran pada SOP Mikro ini menjadi bukti bahwa SOP tersebut telah diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Hingga akhir tahun 2017, hasil sementara proses integrasi menunjukkan total jumlah SOP Mikro di Kementerian Pertanian ada sebanyak 1.342. Total jumlah SOP Mikro tersebut dapat meningkat atau menurun karena proses integrasi belum seluruhnya selesai dilakukan pada tahun 2017.
d. Uji Materi Proses Bisnis ke beberapa daerah yang telah direncanakan
1. Pelaksanaan Uji Materi Peta Proses Bisnis Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
2. Pelaksanaan Uji Materi Peta Proses Bisnis Bidang Perbenihan dan Proteksi Tanaman
3. Pelaksanaan Proses Bisnis Bidang Perbenihan dan Proteksi Tanaman pada UPT BBPPTP Jawa Timur.
4. Pelaksanaan Proses Bisnis Bidang Penelitian dan Pengembangan pada UPT BPTP Jawa Tengah.
e. Workshop Penyusunan Cross Functional Map (CFM) Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian
Sebagai tindak lanjut dari workshop pemahaman penyusunan peta proses bisnis Kementerian Pertanian, telah dilaksanakan Workshop Penyusunan Cross Functional Map (Peta Lintas Fungsi) Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian pada tanggal 25 Oktober 2016 di Depok Jawa Barat dengan seluruh peserta yang hadir berasal dari unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan unit kerja Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal. Pertemuan ini diselenggarakan untuk menyamakan persepsi dalam menyusun Peta Lintas Fungsi Kementerian Pertanian sehingga tidak terjadi tumpang tindih peran, tugas, dan fungsi masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian. Penyusunan Peta Lintas Fungsi Kementerian Pertanian tetap berpedoman pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian.
f. Peraturan Menteri Pertanian tentang Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian
Setelah melalui beberapa kali pertemuan dan pembahasan yang berkenaan dengan Penyusunan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian, kelompok kerja berhasil menyelesaikan Peta Proses Bisnis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 718/Kpts/RC.020/10/2016. Keputusan Menteri Pertanian ini menjadi pedoman dan acuan bagi unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian dalam menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) terutama SOP Mikro.
2) Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintah Konkuren
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
25
No. Unit Kerja Jumlah SOP Generik Spesifik
1.5 Biro Umum dan Pengadaan 41 35
1.6 Biro Kerjasama Luar Negeri 47 14
1.7 Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik 4 20
1.8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55 114
1.9 Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian 57 63
1.10 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 88 63
1.11 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 59 9
Jumlah SOP Setjen 467 667
2 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 614 194
3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1.142 316
4 Direktorat Jenderal Hortikultura 108 3
5 Direktorat Jenderal Perkebunan 790 127
6 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2.819 436
7 Inspektorat Jenderal 659 94
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3.069 256
9 BPPSDMP 1.974 266
10 Badan Ketahanan Pangan 123 127
11 Badan Karantina Pertanian 255 41
Jumlah Total SOP 12.020 2.527
14.547
Dari total jumlah SOP diatas, masing – masing pengelola tata laksana dan tim teknis lingkup Kementerian Pertanian melakukan integrasi ke dalam peta lintas
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201734 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201728
Bab III. Akuntabilitas
Tahun Target Realisasi %
2015 - 78,87 - 2016 75 95,47 122,19 2017 80 95,60 119,50
Tabel 6. Capaian Indikator Penataan Sistem Manajemen ASN Tahun 2015 – 2017
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas sistem manajemen ASN dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja tahun ini, antara lain; 1) Perencanaan Kebutuhan Pegawai Kementerian Pertanian
Sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil khususnya dalam BAB II dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 14 diatur tentang penyusunan dan penetapan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS yang dilakukan sesuai dengan siklus anggaran yang merupakan unsur perencanaan kebutuhan SDM. Perencanaan kebutuhan pegawai merupakan proses untuk menghitung dan merencanakan jumlah kebutuhan pegawai dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal penyusunan dan penetapan kebutuhan ASN bahwa setiap instansi wajib merencanakan kebutuhan pegawai berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja yang dituangkan dalam peta jabatan.
Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, proses perencanaan dimaksud terbagi dalam 2 (dua) bagian yaitu penyusunan kebutuhan pegawai dan jenis jabatan PNS dan penetapan kebutuhan pegawai dan jenis jabatan PNS. Penyusunan kebutuhan pegawai dan jenis jabatan PNS wajib disusun berdasarkan analisis Jabatan dan analisis beban kerja untuk untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Penyusunan kebutuhan PNS dimaksud memperhitungkan pencapaian tujuan Kementerian Pertanian berdasarkan rencana strategis yang telah ditetapkan dengan pertimbangan dinamika/perkembangan organisasi. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS meliputi kebutuhan jumlah dan jenis untuk jabatan administrasi, jabatan fungsional, dan jabatan pimpinan tinggi dengan rincian kebutuhan PNS setiap tahun berdasarkan: hasil analisis Jabatan dan hasil analisis beban kerja; peta Jabatan di masing-masing unit organisasi yang menggambarkan ketersediaan dan jumlah kebutuhan PNS untuk setiap jenjang jabatan; dan c. memperhatikan kondisi geografis daerah, jumlah penduduk, dan rasio alokasi anggaran belanja pegawai. Hasil penyusunan kebutuhan PNS 5 (lima) tahunan dimaksud disampaikan oleh Menteri Pertanian sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala BKN melalui aplikasi e-Formasi.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
27
Menindaklanjuti ketentuan Pasal 21 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, perlu ditetapkan peraturan pemerintah tentang pelaksanaan urusan konkuren. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian telah menyampaikan matrik lampiran urusan pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dalam bidang pertanian dan pangan. Matrik lampiran pelaksanaan urusan pemerintah konkuren bidang pertanian dan pangan telah beberapa kali dilakukan pembahasan dengan seluruh unit kerja eselon I Kementerian Pertanian terkait.
Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja pada indikator penataan dan penguatan ketatalaksanaan juga menunjukkan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan untuk segera diselesaikan pada tahun yang akan datang, yaitu antara lain; 1) Re-Enginering SOP lingkup Kementerian Pertanian sesuai dengan peta proses bisnis; 2) Monitoring dan Evaluasi SOP lingkup Kementerian Pertaanian. 3) Penguatan Tata Hubungan Kerja antara pemerintah pusat dan daerah khususnya
dibidang Pangan dan Pertanian. Indikator kinerja Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan pada Tahun 2017 memiliki anggaran sebesar Rp 1.171.100.000,-. Dari total anggaran tersebut, hingga akhir tahun 31 Desember 2017 dapat terealisasi sebesar Rp 1.095.475.164,- atau 93,54%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 75.624.836,- atau 6,46%.
3. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN
Perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap instansi pemerintah membentuk SDM Aparaturnya melalui penerapan sistem manajemen SDM-nya dan bagaimana Sistem Manajemen SDM diterapkan secara efektif dan efisien. Sistem manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan pegawai, pengadaan, hingga pemberhentian akan berpotensi menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Karena itu, perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional. Target kinerja penataan sistem manajemen ASN pada tahun 2017 adalah sebesar 80 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat diketahui bahwa hasil penilaian PMPRB yang dilakukan oleh internal Kementerian Pertanian mendapatkan nilai sebesar 95,60 atau dengan kata lain tercapai sebesar 119,50%, melebihi target yang telah ditetapkan. Hasil capaian PMPRB untuk indikator penataan sistem manajemen ASN tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya menunjukkan bahwa capaian indikator ini NAIK sebesar 0,14%. Adapun Rincian Capaian Indikator Kinerja Penataan Sistem Manajemen ASN (Indeks) selama periode tahun 2015 – 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 35 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201728
Bab III. Akuntabilitas
Tahun Target Realisasi %
2015 - 78,87 - 2016 75 95,47 122,19 2017 80 95,60 119,50
Tabel 6. Capaian Indikator Penataan Sistem Manajemen ASN Tahun 2015 – 2017
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas sistem manajemen ASN dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja tahun ini, antara lain; 1) Perencanaan Kebutuhan Pegawai Kementerian Pertanian
Sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil khususnya dalam BAB II dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 14 diatur tentang penyusunan dan penetapan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS yang dilakukan sesuai dengan siklus anggaran yang merupakan unsur perencanaan kebutuhan SDM. Perencanaan kebutuhan pegawai merupakan proses untuk menghitung dan merencanakan jumlah kebutuhan pegawai dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal penyusunan dan penetapan kebutuhan ASN bahwa setiap instansi wajib merencanakan kebutuhan pegawai berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja yang dituangkan dalam peta jabatan.
Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, proses perencanaan dimaksud terbagi dalam 2 (dua) bagian yaitu penyusunan kebutuhan pegawai dan jenis jabatan PNS dan penetapan kebutuhan pegawai dan jenis jabatan PNS. Penyusunan kebutuhan pegawai dan jenis jabatan PNS wajib disusun berdasarkan analisis Jabatan dan analisis beban kerja untuk untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Penyusunan kebutuhan PNS dimaksud memperhitungkan pencapaian tujuan Kementerian Pertanian berdasarkan rencana strategis yang telah ditetapkan dengan pertimbangan dinamika/perkembangan organisasi. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS meliputi kebutuhan jumlah dan jenis untuk jabatan administrasi, jabatan fungsional, dan jabatan pimpinan tinggi dengan rincian kebutuhan PNS setiap tahun berdasarkan: hasil analisis Jabatan dan hasil analisis beban kerja; peta Jabatan di masing-masing unit organisasi yang menggambarkan ketersediaan dan jumlah kebutuhan PNS untuk setiap jenjang jabatan; dan c. memperhatikan kondisi geografis daerah, jumlah penduduk, dan rasio alokasi anggaran belanja pegawai. Hasil penyusunan kebutuhan PNS 5 (lima) tahunan dimaksud disampaikan oleh Menteri Pertanian sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala BKN melalui aplikasi e-Formasi.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
27
Menindaklanjuti ketentuan Pasal 21 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, perlu ditetapkan peraturan pemerintah tentang pelaksanaan urusan konkuren. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian telah menyampaikan matrik lampiran urusan pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dalam bidang pertanian dan pangan. Matrik lampiran pelaksanaan urusan pemerintah konkuren bidang pertanian dan pangan telah beberapa kali dilakukan pembahasan dengan seluruh unit kerja eselon I Kementerian Pertanian terkait.
Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja pada indikator penataan dan penguatan ketatalaksanaan juga menunjukkan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan untuk segera diselesaikan pada tahun yang akan datang, yaitu antara lain; 1) Re-Enginering SOP lingkup Kementerian Pertanian sesuai dengan peta proses bisnis; 2) Monitoring dan Evaluasi SOP lingkup Kementerian Pertaanian. 3) Penguatan Tata Hubungan Kerja antara pemerintah pusat dan daerah khususnya
dibidang Pangan dan Pertanian. Indikator kinerja Penataan dan Penguatan Ketatalaksanaan pada Tahun 2017 memiliki anggaran sebesar Rp 1.171.100.000,-. Dari total anggaran tersebut, hingga akhir tahun 31 Desember 2017 dapat terealisasi sebesar Rp 1.095.475.164,- atau 93,54%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 75.624.836,- atau 6,46%.
3. Nilai Penataan Sistem Manajemen ASN
Perilaku aparatur sangat dipengaruhi oleh bagaimana setiap instansi pemerintah membentuk SDM Aparaturnya melalui penerapan sistem manajemen SDM-nya dan bagaimana Sistem Manajemen SDM diterapkan secara efektif dan efisien. Sistem manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari perencanaan pegawai, pengadaan, hingga pemberhentian akan berpotensi menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Karena itu, perubahan dalam pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional. Target kinerja penataan sistem manajemen ASN pada tahun 2017 adalah sebesar 80 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat diketahui bahwa hasil penilaian PMPRB yang dilakukan oleh internal Kementerian Pertanian mendapatkan nilai sebesar 95,60 atau dengan kata lain tercapai sebesar 119,50%, melebihi target yang telah ditetapkan. Hasil capaian PMPRB untuk indikator penataan sistem manajemen ASN tahun 2017 jika dibandingkan dengan capaian PMPRB tahun sebelumnya menunjukkan bahwa capaian indikator ini NAIK sebesar 0,14%. Adapun Rincian Capaian Indikator Kinerja Penataan Sistem Manajemen ASN (Indeks) selama periode tahun 2015 – 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201736 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201730
Bab III. Akuntabilitas
3) Jumlah pada kolom bezzeting pegawai yang jumlahnya lebih kecil dari pada jumlah kebutuhan pegawai diberikan tanda warna hijau pada kolom bezzeting pegawai dan kebutuhan;
4) Beban kerja diisi berdasarkan tugas dan fungsi pada masing-masing unit kerja Eselon II dan UPT.
Seluruh peta jabatan yang ditargetkan untuk dapat diselesaikan di Tahun 2017 berjumlah 223 (dua ratus dua puluh tiga) peta jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian dengan jumlah pemangku jabatan 19.866 orang pegawai (Data TMT 02 Februari 2017), dengan rincian berdasarkan Unit Kerja Eselon II/UPT sebagai berikut:
No Unit Kerja
Eselon I
Peta Jabatan
UK Eselon
II UPT Jumlah
1 Sekretaris Jenderal 11 - 11 2 Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian 6 - 6
3 Ditjen Tanaman Pangan 6 3 9 4 Ditjen Hortikultura 6 - 6 5 Ditjen Perkebunan 6 4 10 6 Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan 6 22 28
7 Inspektur Jenderal 6 - 6 8 Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 5 59 64
9 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 4 19 23
10 Badan Ketahanan Pangan 4 - 4 11 Badan Karantina Pertanian 4 52 56
JUMLAH 64 159 223
Penyempurnaan Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian
Dalam rangka perencanaan penyusunan kebutuhan dan penyempurnaan e-formasi serta finalisasi peta jabatan Kementerian Pertanian, Biro Organisasi dan Kepegawaian telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain: a. Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan bertempat di Auditorium Ir. Sadikin Sumintawikarta pada tanggal 29 s.d 31 Mei 2017. Kegiataan Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dihadiri oleh seluruh
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
29
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan perencanaan kebutuhan ASN di lingkungan Kementerian Pertanian, Biro Organisasi dan Kepegawaian telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain:
1. Penyusunan, Pembahasan dan Penetapan Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian Sebagai tindaklanjut pelaksanaan kegiatan di Tahun 2016, Biro Organisasi dan Kepegawaian diberikan target oleh pimpinan untuk menyelesaikan penetapan seluruh peta jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian. Peta jabatan adalah susunan nama dan tingkat Jabatan Struktural dan Fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat paling rendah sampai dengan yang paling tinggi. Untuk memberikan pemahaman yang sama dalam pelaksanaan penyusunan peta jabatan dimaksud, maka disepakti beberapa hal sebagai berikut: a. Peta jabatan disusun berdasarkan Unit Kerja Eselon II/UPT; b. Penulisan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (EYD) dengan
menggunakan kertas ukuran Legal/F4, font huruf Bookman Old Style size 12; c. Judul diisi “Peta Jabatan” untuk Baris Pertama dan “nama unit kerja Eselon II/UPT”
untuk Baris Kedua; d. Nama Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (eselon II), Jabatan Administrator (eselon
III), Jabatan Pengawas (eselon IV), dan Jabatan Pelaksana (eselon V) ditulis sesuai dengan nomenklatur jabatan pada Peraturan Menteri tentang Pembentukan Organisasi;
e. Untuk jabatan jabatan pimpinan tinggi sampai dengan jabatan administrasi (struktural) penulisan pangkat, golongan, dan kualifikasi pendidikan diisi dengan persyaratan minimal untuk menduduki jabatan dimaksud sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
f. Nama jabatan fungsional/jabatan fungsional tertentu disusun dan ditempatkan pada unit kerja yang sesuai tugas masing-masing jabatan fungsional/jabatan fungsional tertentu dimaksud. Penulisan jenjang jabatan fungsional/jabatan fungsional tertentu sebagai berikut: 1) Keahlian/Ahli dimulai dari jenjang Pertama, Muda, Madya, dan Utama kecuali
: Dosen. 2) Keterampilan/Terampil dimulai dari jenjang Pemula, Terampil/Pelaksana,
Mahir/Pelaksana Lanjutan, dan Penyelia. g. Nama jabatan fungsional/jabatan fungsional umum disusun dan ditempatkan
pada unit kerja yang sesuai tugas masing-masing jabatan fungsional/jabatan fungsional umum dimaksud. Penulisan nama jabatan yang belum ada pada aplikasi e-formasi menggunakan penyetaraan jabatan contoh: Agendaris/ Pengadministrasi Persuratan, dll
h. Untuk mempermudah proses penelaahan, serta verifikasi dan validasi akhir, untuk jabatan pada masing-masing unit kerja terkecil disusun sebagai berikut: 1) Pada akhir nama jabatan pada kolom “bezzeting (B)” dan “Kebutuhan (K)”
ditambahkan Jumlah dari seluruh pemangku jabatan; 2) Jumlah pada kolom bezzeting pegawai yang jumlahnya lebih besar dari pada
jumlah kebutuhan pegawai diberikan tanda warna merah pada kolom bezzeting pegawai dan kebutuhan;
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 37 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201730
Bab III. Akuntabilitas
3) Jumlah pada kolom bezzeting pegawai yang jumlahnya lebih kecil dari pada jumlah kebutuhan pegawai diberikan tanda warna hijau pada kolom bezzeting pegawai dan kebutuhan;
4) Beban kerja diisi berdasarkan tugas dan fungsi pada masing-masing unit kerja Eselon II dan UPT.
Seluruh peta jabatan yang ditargetkan untuk dapat diselesaikan di Tahun 2017 berjumlah 223 (dua ratus dua puluh tiga) peta jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian dengan jumlah pemangku jabatan 19.866 orang pegawai (Data TMT 02 Februari 2017), dengan rincian berdasarkan Unit Kerja Eselon II/UPT sebagai berikut:
No Unit Kerja
Eselon I
Peta Jabatan
UK Eselon
II UPT Jumlah
1 Sekretaris Jenderal 11 - 11 2 Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian 6 - 6
3 Ditjen Tanaman Pangan 6 3 9 4 Ditjen Hortikultura 6 - 6 5 Ditjen Perkebunan 6 4 10 6 Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan 6 22 28
7 Inspektur Jenderal 6 - 6 8 Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 5 59 64
9 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 4 19 23
10 Badan Ketahanan Pangan 4 - 4 11 Badan Karantina Pertanian 4 52 56
JUMLAH 64 159 223
Penyempurnaan Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian
Dalam rangka perencanaan penyusunan kebutuhan dan penyempurnaan e-formasi serta finalisasi peta jabatan Kementerian Pertanian, Biro Organisasi dan Kepegawaian telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain: a. Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan bertempat di Auditorium Ir. Sadikin Sumintawikarta pada tanggal 29 s.d 31 Mei 2017. Kegiataan Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dihadiri oleh seluruh
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
29
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan perencanaan kebutuhan ASN di lingkungan Kementerian Pertanian, Biro Organisasi dan Kepegawaian telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain:
1. Penyusunan, Pembahasan dan Penetapan Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian Sebagai tindaklanjut pelaksanaan kegiatan di Tahun 2016, Biro Organisasi dan Kepegawaian diberikan target oleh pimpinan untuk menyelesaikan penetapan seluruh peta jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian. Peta jabatan adalah susunan nama dan tingkat Jabatan Struktural dan Fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat paling rendah sampai dengan yang paling tinggi. Untuk memberikan pemahaman yang sama dalam pelaksanaan penyusunan peta jabatan dimaksud, maka disepakti beberapa hal sebagai berikut: a. Peta jabatan disusun berdasarkan Unit Kerja Eselon II/UPT; b. Penulisan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (EYD) dengan
menggunakan kertas ukuran Legal/F4, font huruf Bookman Old Style size 12; c. Judul diisi “Peta Jabatan” untuk Baris Pertama dan “nama unit kerja Eselon II/UPT”
untuk Baris Kedua; d. Nama Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (eselon II), Jabatan Administrator (eselon
III), Jabatan Pengawas (eselon IV), dan Jabatan Pelaksana (eselon V) ditulis sesuai dengan nomenklatur jabatan pada Peraturan Menteri tentang Pembentukan Organisasi;
e. Untuk jabatan jabatan pimpinan tinggi sampai dengan jabatan administrasi (struktural) penulisan pangkat, golongan, dan kualifikasi pendidikan diisi dengan persyaratan minimal untuk menduduki jabatan dimaksud sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
f. Nama jabatan fungsional/jabatan fungsional tertentu disusun dan ditempatkan pada unit kerja yang sesuai tugas masing-masing jabatan fungsional/jabatan fungsional tertentu dimaksud. Penulisan jenjang jabatan fungsional/jabatan fungsional tertentu sebagai berikut: 1) Keahlian/Ahli dimulai dari jenjang Pertama, Muda, Madya, dan Utama kecuali
: Dosen. 2) Keterampilan/Terampil dimulai dari jenjang Pemula, Terampil/Pelaksana,
Mahir/Pelaksana Lanjutan, dan Penyelia. g. Nama jabatan fungsional/jabatan fungsional umum disusun dan ditempatkan
pada unit kerja yang sesuai tugas masing-masing jabatan fungsional/jabatan fungsional umum dimaksud. Penulisan nama jabatan yang belum ada pada aplikasi e-formasi menggunakan penyetaraan jabatan contoh: Agendaris/ Pengadministrasi Persuratan, dll
h. Untuk mempermudah proses penelaahan, serta verifikasi dan validasi akhir, untuk jabatan pada masing-masing unit kerja terkecil disusun sebagai berikut: 1) Pada akhir nama jabatan pada kolom “bezzeting (B)” dan “Kebutuhan (K)”
ditambahkan Jumlah dari seluruh pemangku jabatan; 2) Jumlah pada kolom bezzeting pegawai yang jumlahnya lebih besar dari pada
jumlah kebutuhan pegawai diberikan tanda warna merah pada kolom bezzeting pegawai dan kebutuhan;
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201738 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201732
Bab III. Akuntabilitas
k. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 360/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian
2) Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Manajerial Kementerian Pertanian
Kompetensi Manajerial merupakan kompetensi pemangku jabatan struktural, baik jabatan pimpinan tinggi maupun jabatan administrasi. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 7 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil, Standar Kompetensi Manajerial merupakan persyaratan kompetensi manajerial minimal yang harus dimiliki oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas jabatan. Selama tahun 2017, Kementerian Pertanian telah melaksanakan penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil khususnya untuk seluruh jabatan struktural baik jabatan pimpinan tinggi maupun jabatan administrasi. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari identifikasi dan analisis jumlah jabatan struktural. Hasil identifikasi dan analisis penyusunan standar kompetensi jabatan manajerial di lingkungan Kementerian Pertanian berdasarkan eselonisasi adalah sebagai berikut:
ESELON JABATAN STRUKTURAL
JUMLAH PUSAT UPT
I/a 11 - 11
I/b 5 - 5
II/a 65 7 72
II/b - 32 32
III/a 215 100 316
III/b - 106 105
IV/a 522 524 1.046
IV/b - 38 38
V/a - 38 38
JUMLAH 818 845 1.663
Jumlah Jabatan Struktural Kementerian PertanianBerdasarkan Eselonering Jabatan
Sedangkan hasil identifikasi dan analisis penyusunan standar kompetensi jabatan manajerial di lingkungan Kementerian Pertanian berdasarkan unit kerja eselon I adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
31
pejabat yang membidangi fungsi kepegawaian pada masing-masing unit kerja eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan kecuali Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Siborong-borong.
b. Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bertempat di Hotel Izi pada tanggal 18 s.d 19 Juli 2017. Kegiatan Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dihadiri oleh seluruh pejabat yang membidangi fungsi kepegawaian pada masing-masing unit kerja eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sebagai hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan Perencanaan pegawai khususnya Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian telah tersusun nama dan tingkat Jabatan Struktural dan Fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat paling rendah sampai dengan yang paling tinggi sejumlah 223 (dua ratus dua puluh tiga) peta jabatan berdasarkan Unit Kerja Eselon I yaitu:
a. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 361/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian;
b. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 384/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian;
c. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 407/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian;
d. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 362/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian;
e. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 390/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian;
f. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 379/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian;
g. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 429/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian;
h. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 429/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian;
i. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 406/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian;
j. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 342/Kpts/KP.010/5/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Badan Ketahanan Kementerian Pertanian; dan
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 39 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201732
Bab III. Akuntabilitas
k. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 360/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian
2) Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Manajerial Kementerian Pertanian
Kompetensi Manajerial merupakan kompetensi pemangku jabatan struktural, baik jabatan pimpinan tinggi maupun jabatan administrasi. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 7 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil, Standar Kompetensi Manajerial merupakan persyaratan kompetensi manajerial minimal yang harus dimiliki oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas jabatan. Selama tahun 2017, Kementerian Pertanian telah melaksanakan penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil khususnya untuk seluruh jabatan struktural baik jabatan pimpinan tinggi maupun jabatan administrasi. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari identifikasi dan analisis jumlah jabatan struktural. Hasil identifikasi dan analisis penyusunan standar kompetensi jabatan manajerial di lingkungan Kementerian Pertanian berdasarkan eselonisasi adalah sebagai berikut:
ESELON JABATAN STRUKTURAL
JUMLAH PUSAT UPT
I/a 11 - 11
I/b 5 - 5
II/a 65 7 72
II/b - 32 32
III/a 215 100 316
III/b - 106 105
IV/a 522 524 1.046
IV/b - 38 38
V/a - 38 38
JUMLAH 818 845 1.663
Jumlah Jabatan Struktural Kementerian PertanianBerdasarkan Eselonering Jabatan
Sedangkan hasil identifikasi dan analisis penyusunan standar kompetensi jabatan manajerial di lingkungan Kementerian Pertanian berdasarkan unit kerja eselon I adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
31
pejabat yang membidangi fungsi kepegawaian pada masing-masing unit kerja eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan kecuali Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Siborong-borong.
b. Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bertempat di Hotel Izi pada tanggal 18 s.d 19 Juli 2017. Kegiatan Finalisasi Peta Jabatan di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dihadiri oleh seluruh pejabat yang membidangi fungsi kepegawaian pada masing-masing unit kerja eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sebagai hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan Perencanaan pegawai khususnya Peta Jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian telah tersusun nama dan tingkat Jabatan Struktural dan Fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat paling rendah sampai dengan yang paling tinggi sejumlah 223 (dua ratus dua puluh tiga) peta jabatan berdasarkan Unit Kerja Eselon I yaitu:
a. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 361/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian;
b. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 384/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian;
c. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 407/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian;
d. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 362/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian;
e. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 390/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian;
f. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 379/Kpts/KP.010/6/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian;
g. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 429/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian;
h. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 429/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian;
i. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 406/Kpts/KP.010/7/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian;
j. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 342/Kpts/KP.010/5/2017 tentang Peta Jabatan di Lingkungan Badan Ketahanan Kementerian Pertanian; dan
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201740 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201734
Bab III. Akuntabilitas
Keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan standar kompetensi manajerial jabatan struktural di lingkungan Kementerian Pertanian yang disusun dengan pendekatan unit kerja eselon I.
3) Pengadaan Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Pertanian
Pengadaaan Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 merupakan lanjutan dari pelaksanaan kegiatan Perencanaan Kebutuhan ASN Kementerian Pertanian yaitu dalam rangka mengisi kekurangan/kekosongan pegawai pada masing-masing unit kerja eselon II/Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Pertanian. Hasil dari pelaksanaan kegiatan dimaksud menjadi input bagi kegiatan ini khususnya jumlah kebutuhan pegawai yang sangat dibutuhkan oleh unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian. Susunan tambahan formasi dimaksud diajukan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Selanjutnya ditetapkanlah Kebutuhan Pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 74 Tahun 2017 (terlampir) yang berjumlah 475 (empat ratus tujuh puluh lima) tambahan formasi yang terdiri atas:
No Unit Kerja Jumlah Formasi
1 Sekretariat Jenderal 30
2 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 8
3 Ditjen Tanaman Pangan 15
4 Ditjen Hortikultura 16
5 Ditjen Perkebunan 17
6 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 62
7 Inspektorat Jenderal 31
8 Badan Litbang Pertanian 106
9 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian
46
10 Badan Ketahanan Pangan 8
11 Badan Karantina Pertanian 136
JUMLAH 475
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
33
NO UNIT KERJA JABATAN
STRUKTURAL JUMLAH PUSAT UPT
1 Sekretariat Jenderal 170 - 170
2 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
79 - 79
3 Ditjen Tanaman Pangan 79 23 102
4 Ditjen Hortikultura 82 - 82
5 Ditjen Perkebunan 88 26 114
6 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
94 146 240
7 Inspektorat Jenderal 24 - 24
8 Badan Litbang Pertanian 58 240 298
9 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
48 153 201
10 Badan Ketahanan Pangan 48 - 48
11 Badan Karantina Pertanian 48 257 305
JUMLAH 818 845 1.663
Jumlah Jabatan Struktural Kementerian Pertanian berdasarkan Unit Kerja Eselon I
Selanjutnya dilakukan Pertemuan Finalisasi Standar Kompetensi Manajerial ASN di lingkungan Kementerian Pertanian pada tanggal 19 s.d. 21 Juni 2017 di Hotel 101 Suryakencana Bogor. Penyelenggaraan kegiatan Finalisasi Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertanian ini dihadiri pejabat yang membidangi fungsi kepegawaian mewakili unit kerja eselon I dan/atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan jumlah peserta + 170 (seratus tujuh puluh) orang.
Inti dari pelaksanaan kegiatan ini adalah paparan dari unit kerja eselon I tentang Standar Kompetensi Manajerial yang sudah disusun berdasarkan unit kerja Eselon II dan/atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap konsep yang telah disampaikan dan diakhiri dengan penyempurnaan konsep dimaksud.
Pelaksanaan kegiatan penyusunan standar kompetensi manajerial jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian dilanjutkan dengan penyusunan Rancangan
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 41 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201734
Bab III. Akuntabilitas
Keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan standar kompetensi manajerial jabatan struktural di lingkungan Kementerian Pertanian yang disusun dengan pendekatan unit kerja eselon I.
3) Pengadaan Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Pertanian
Pengadaaan Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 merupakan lanjutan dari pelaksanaan kegiatan Perencanaan Kebutuhan ASN Kementerian Pertanian yaitu dalam rangka mengisi kekurangan/kekosongan pegawai pada masing-masing unit kerja eselon II/Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Pertanian. Hasil dari pelaksanaan kegiatan dimaksud menjadi input bagi kegiatan ini khususnya jumlah kebutuhan pegawai yang sangat dibutuhkan oleh unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian. Susunan tambahan formasi dimaksud diajukan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Selanjutnya ditetapkanlah Kebutuhan Pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 74 Tahun 2017 (terlampir) yang berjumlah 475 (empat ratus tujuh puluh lima) tambahan formasi yang terdiri atas:
No Unit Kerja Jumlah Formasi
1 Sekretariat Jenderal 30
2 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 8
3 Ditjen Tanaman Pangan 15
4 Ditjen Hortikultura 16
5 Ditjen Perkebunan 17
6 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 62
7 Inspektorat Jenderal 31
8 Badan Litbang Pertanian 106
9 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian
46
10 Badan Ketahanan Pangan 8
11 Badan Karantina Pertanian 136
JUMLAH 475
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
33
NO UNIT KERJA JABATAN
STRUKTURAL JUMLAH PUSAT UPT
1 Sekretariat Jenderal 170 - 170
2 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
79 - 79
3 Ditjen Tanaman Pangan 79 23 102
4 Ditjen Hortikultura 82 - 82
5 Ditjen Perkebunan 88 26 114
6 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
94 146 240
7 Inspektorat Jenderal 24 - 24
8 Badan Litbang Pertanian 58 240 298
9 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
48 153 201
10 Badan Ketahanan Pangan 48 - 48
11 Badan Karantina Pertanian 48 257 305
JUMLAH 818 845 1.663
Jumlah Jabatan Struktural Kementerian Pertanian berdasarkan Unit Kerja Eselon I
Selanjutnya dilakukan Pertemuan Finalisasi Standar Kompetensi Manajerial ASN di lingkungan Kementerian Pertanian pada tanggal 19 s.d. 21 Juni 2017 di Hotel 101 Suryakencana Bogor. Penyelenggaraan kegiatan Finalisasi Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertanian ini dihadiri pejabat yang membidangi fungsi kepegawaian mewakili unit kerja eselon I dan/atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan jumlah peserta + 170 (seratus tujuh puluh) orang.
Inti dari pelaksanaan kegiatan ini adalah paparan dari unit kerja eselon I tentang Standar Kompetensi Manajerial yang sudah disusun berdasarkan unit kerja Eselon II dan/atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap konsep yang telah disampaikan dan diakhiri dengan penyempurnaan konsep dimaksud.
Pelaksanaan kegiatan penyusunan standar kompetensi manajerial jabatan di lingkungan Kementerian Pertanian dilanjutkan dengan penyusunan Rancangan
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201742 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201736
Bab III. Akuntabilitas
No Jenis Formasi Jumlah Formasi
1 Cumlaude 2.598
2 Disabilitas 52
3 Putra/Putri Papua 118
4 Pelamar Umum 77.538
JUMLAH 80.306
Adapun TIM Verifikasi online CPNS Kementerian Pertanian dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor 3519/Kpts/OT.050/ 09/2017 tentang Pembentukan Panitia Pendukung Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 yang bertugas melakukan permeriksaan kelengkapan berkas, menganalisis, menyatakan lulus/tidak lulus, dan menyusun rekapitulasi pelamar yang dinyatakan lulus/tidak lulus serta melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya. Hasil Seleksi Administrasi Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Tahun 2017 tanggal 29 September 2017. Untuk lebih jelasnya seperti tabel dibawah ini.
No Uraian Jumlah
1 Pelamar Kementerian Pertanian 80.306
2 Jumlah yang diverifikasi: 80.306
a. Memenuhi Persyaratan/Lulus 61.730
b. Tidak Memenuhi Persyaratan/ Tidak Lulus 18.576
Rekapitulasi Hasil Seleksi Administrasi CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017
No Jenis Formasi Jumlah Formasi
1 Cumlaude 59.745
2 Disabilitas 33
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
35
Dari 475 (empat ratus tujuh puluh lima) formasi tambahan dimaksud untuk mengisi jabatan fungsional berjumlah 437 (empat ratus tiga puluh tujuh) jabatan atau 92% dan jabatan pelaksana berjumlah 38 (tiga puluh delapan) atau 8% dengan kualifikasi pendidikan pendidikan S-2 berjumlah 209 (dua ratus sembilan) jabatan atau 44% dan S-1 berjumlah 266 (dua ratus enam puluh enam) jabatan atau 56%. Sedangkan kalau ditinjau dari jenis formasi terdiri atas 4 (empat) jenis formasi yaitu:
No Jenis Formasi Jumlah Formasi %
1 Cumlaude 112 23,58
2 Pelamar Umum 345 72,63
3 Putra/Putri Papua 10 2,11
4 Disabilitas 8 1,68
JUMLAH 475 100,00
Secara umum proses pelaksanaan pengadaaan CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pengumuman Penerimaan Kementerian Pertanian mengumumkan pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun Anggaran 2017 melalui pengumuman Nomor: 3399/Kp.110/ A/09 /2017 tanggal 5 September 2017.
2. Pembentukan TIM CPNS Kementerian Pertanian Dalam rangka pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 sesuai amanat dari Pasal 18 ayat (1) Peratuan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2017 tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Dan Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2017, maka ditetapkanlah Keputusan Menteri Pertanian Nomor 563/Kpts/OT.050/9/2017 tentang Pembentukan Tim Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017.
3. Pendaftaran online dan unggah dokumen Pendaftaran online dan unggah dokumen peserta seleksi CPNS Kementerian Pertanian dilaksanakan mulai tanggal 11 September 2017 sampai dengan 25 September 2017.
4. Pengumuman seleksi administrasi online Kementerian Pertanian melakukan verifikasi persyaratan administrasi dan kelengkapan dokumen pelamar secara online terhadap seluruh pelamar yang berjumlah 80.306 (delapan puluh ribu tiga ratus enam) orang dengan rincian berdasarkan jenis formasi sebagai berikut:
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 43 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201736
Bab III. Akuntabilitas
No Jenis Formasi Jumlah Formasi
1 Cumlaude 2.598
2 Disabilitas 52
3 Putra/Putri Papua 118
4 Pelamar Umum 77.538
JUMLAH 80.306
Adapun TIM Verifikasi online CPNS Kementerian Pertanian dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor 3519/Kpts/OT.050/ 09/2017 tentang Pembentukan Panitia Pendukung Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 yang bertugas melakukan permeriksaan kelengkapan berkas, menganalisis, menyatakan lulus/tidak lulus, dan menyusun rekapitulasi pelamar yang dinyatakan lulus/tidak lulus serta melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya. Hasil Seleksi Administrasi Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Tahun 2017 tanggal 29 September 2017. Untuk lebih jelasnya seperti tabel dibawah ini.
No Uraian Jumlah
1 Pelamar Kementerian Pertanian 80.306
2 Jumlah yang diverifikasi: 80.306
a. Memenuhi Persyaratan/Lulus 61.730
b. Tidak Memenuhi Persyaratan/ Tidak Lulus 18.576
Rekapitulasi Hasil Seleksi Administrasi CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017
No Jenis Formasi Jumlah Formasi
1 Cumlaude 59.745
2 Disabilitas 33
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
35
Dari 475 (empat ratus tujuh puluh lima) formasi tambahan dimaksud untuk mengisi jabatan fungsional berjumlah 437 (empat ratus tiga puluh tujuh) jabatan atau 92% dan jabatan pelaksana berjumlah 38 (tiga puluh delapan) atau 8% dengan kualifikasi pendidikan pendidikan S-2 berjumlah 209 (dua ratus sembilan) jabatan atau 44% dan S-1 berjumlah 266 (dua ratus enam puluh enam) jabatan atau 56%. Sedangkan kalau ditinjau dari jenis formasi terdiri atas 4 (empat) jenis formasi yaitu:
No Jenis Formasi Jumlah Formasi %
1 Cumlaude 112 23,58
2 Pelamar Umum 345 72,63
3 Putra/Putri Papua 10 2,11
4 Disabilitas 8 1,68
JUMLAH 475 100,00
Secara umum proses pelaksanaan pengadaaan CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pengumuman Penerimaan Kementerian Pertanian mengumumkan pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun Anggaran 2017 melalui pengumuman Nomor: 3399/Kp.110/ A/09 /2017 tanggal 5 September 2017.
2. Pembentukan TIM CPNS Kementerian Pertanian Dalam rangka pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 sesuai amanat dari Pasal 18 ayat (1) Peratuan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2017 tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Dan Pelaksanaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2017, maka ditetapkanlah Keputusan Menteri Pertanian Nomor 563/Kpts/OT.050/9/2017 tentang Pembentukan Tim Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017.
3. Pendaftaran online dan unggah dokumen Pendaftaran online dan unggah dokumen peserta seleksi CPNS Kementerian Pertanian dilaksanakan mulai tanggal 11 September 2017 sampai dengan 25 September 2017.
4. Pengumuman seleksi administrasi online Kementerian Pertanian melakukan verifikasi persyaratan administrasi dan kelengkapan dokumen pelamar secara online terhadap seluruh pelamar yang berjumlah 80.306 (delapan puluh ribu tiga ratus enam) orang dengan rincian berdasarkan jenis formasi sebagai berikut:
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201744 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201738
Bab III. Akuntabilitas
12 Kantor BKN Regional XII Pekanbaru 2.891 21-27 Oktober 2017
13 UPT BKN Serang 736 11-14 Oktober 2017 14 UPT BKN Semarang 2.676 18-25 Oktober 2017 15 UPT BKN Kendari 1.166 13-17 Oktober 2017 16 UPT BKN Palu 1.518 12-18 Oktober 2017 17 UPT BKN Mataram 1.068 11-15 Oktober 2017 18 UPT BKN Gorontalo 895 12-15 Oktober 2017 19 UPT BKN Padang 3.302 22-29 Oktober 2017 20 UPT BKN Jambi 1.538 11-17 Oktober 2017
JUMLAH 61.730
7. Pengumuman Hasil Seleksi Kompetensi Dasar Sebagai output dari pelaksanaan SKD, Panitia CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 kemudian menyampaikan Pengumuman Nomor: 4629/KP.110/A/11/2017 tentang Hasil Seleksi Kompetensi Dasar dan Jadwal Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang Dalam Rangka Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil dl Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2017.
8. Seleksi Kompetensi Bidang Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan untuk mengukur kemampuan dan karakteristik dalam diri seseorang berupa pengetahuan, keterampilan, perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya sehingga individu mampu menampilkan unjuk kerja yang tinggi dalam suatu jabatan tertentu. Peserta SKB adalah peserta yang lulus SKD dan secara peringkat tidak melebihi 3 (tiga) kali alokasi formasi yang dibutuhkan pada jabatan dalam satu wilayah. Pelaksanaan SKB CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal 22 November 2017 (untuk CAT BKN) dan tanggal 27 November 2017 (psikotes/psikologis dan wawancara) pada 7 (tujuh) lokasi penyelenggaraan untuk 1.151 (seribu seratus lima puluh satu) orang peserta dengan rincian sebagai berikut:
No Lokasi Test Jumlah Peserta
1 Kantor BKN Pusat 367 2 Kantor BKN Regional I Yogyakarta 263 3 Kantor BKN Regional II Surabaya 189 4 Kantor BKN Regional IV Makassar 74 5 Kantor BKN Regional VI Medan 106 6 Kantor BKN Regional IX Papua 23 7 Universitas Indonesia 129
JUMLAH 1.151
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
37
3 Putra/Putri Papua 40
4 Pelamar Umum 1.912
JUMLAH 80.306
Rekapitulasi Hasil Seleksi Administrasi berdasarkan Formasi CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017
5. Cetak nomor ujian secara online Dalam pengumuman II Nomor 3812/KP.110/A2/9/2017 tentang Hasil Seleksi Administrasi Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Tahun 2017 disampaikan ketentuan yang harus dipenuhi peserta yang dinyatakan LULUS VERIFIKASI.
6. Seleksi Kompetensi Dasar Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 menggunakan fasilitas CAT BKN yang telah terintegrasi dalam jaringan BKN baik di 13 (tiga) lokasi Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara dan 8 (delapan) lokasi Unit Pelaksana Teknis Badan Kepegawaian Negara. Berikut tabel pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar sebagai berikut:
No Lokasi Test Jumlah Peserta Tanggal Pelaksanaan
1 Kantor BKN Pusat/ Kantor BKN Regional V Jakarta 10.975 25-27 Oktober 2017
2 Kantor BKN Regional I Yogyakarta 6.132 16-19 Oktober 2017
3 Kantor BKN Regional II Surabaya 5.918 20-24 Oktober 2017
4 Kantor BKN Regional III Bandung 4.109 16-19 Oktober 2017
5 Kantor BKN Regional IV Makassar 4.697 16-18 Oktober 2017
6 Kantor BKN Regional VI Medan 6.223 17-29 Oktober 2017
7 Kantor BKN Regional VII Palembang 3.387 16-23 Oktober 2017
8 Kantor BKN Regional VIII Banjarmasin 1.950 22-26 Oktober 2017
9 Kantor BKN Regional IX Papua 438 18 Oktober 2017
10 Kantor BKN Regional X Denpasar 1.183 23-25 Oktober 2017
11 Kantor BKN Regional XI Manado 928 19-21 Oktober 2017
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 45 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201738
Bab III. Akuntabilitas
12 Kantor BKN Regional XII Pekanbaru 2.891 21-27 Oktober 2017
13 UPT BKN Serang 736 11-14 Oktober 2017 14 UPT BKN Semarang 2.676 18-25 Oktober 2017 15 UPT BKN Kendari 1.166 13-17 Oktober 2017 16 UPT BKN Palu 1.518 12-18 Oktober 2017 17 UPT BKN Mataram 1.068 11-15 Oktober 2017 18 UPT BKN Gorontalo 895 12-15 Oktober 2017 19 UPT BKN Padang 3.302 22-29 Oktober 2017 20 UPT BKN Jambi 1.538 11-17 Oktober 2017
JUMLAH 61.730
7. Pengumuman Hasil Seleksi Kompetensi Dasar Sebagai output dari pelaksanaan SKD, Panitia CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 kemudian menyampaikan Pengumuman Nomor: 4629/KP.110/A/11/2017 tentang Hasil Seleksi Kompetensi Dasar dan Jadwal Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang Dalam Rangka Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil dl Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2017.
8. Seleksi Kompetensi Bidang Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan untuk mengukur kemampuan dan karakteristik dalam diri seseorang berupa pengetahuan, keterampilan, perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya sehingga individu mampu menampilkan unjuk kerja yang tinggi dalam suatu jabatan tertentu. Peserta SKB adalah peserta yang lulus SKD dan secara peringkat tidak melebihi 3 (tiga) kali alokasi formasi yang dibutuhkan pada jabatan dalam satu wilayah. Pelaksanaan SKB CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal 22 November 2017 (untuk CAT BKN) dan tanggal 27 November 2017 (psikotes/psikologis dan wawancara) pada 7 (tujuh) lokasi penyelenggaraan untuk 1.151 (seribu seratus lima puluh satu) orang peserta dengan rincian sebagai berikut:
No Lokasi Test Jumlah Peserta
1 Kantor BKN Pusat 367 2 Kantor BKN Regional I Yogyakarta 263 3 Kantor BKN Regional II Surabaya 189 4 Kantor BKN Regional IV Makassar 74 5 Kantor BKN Regional VI Medan 106 6 Kantor BKN Regional IX Papua 23 7 Universitas Indonesia 129
JUMLAH 1.151
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
37
3 Putra/Putri Papua 40
4 Pelamar Umum 1.912
JUMLAH 80.306
Rekapitulasi Hasil Seleksi Administrasi berdasarkan Formasi CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017
5. Cetak nomor ujian secara online Dalam pengumuman II Nomor 3812/KP.110/A2/9/2017 tentang Hasil Seleksi Administrasi Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Tahun 2017 disampaikan ketentuan yang harus dipenuhi peserta yang dinyatakan LULUS VERIFIKASI.
6. Seleksi Kompetensi Dasar Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 menggunakan fasilitas CAT BKN yang telah terintegrasi dalam jaringan BKN baik di 13 (tiga) lokasi Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara dan 8 (delapan) lokasi Unit Pelaksana Teknis Badan Kepegawaian Negara. Berikut tabel pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar sebagai berikut:
No Lokasi Test Jumlah Peserta Tanggal Pelaksanaan
1 Kantor BKN Pusat/ Kantor BKN Regional V Jakarta 10.975 25-27 Oktober 2017
2 Kantor BKN Regional I Yogyakarta 6.132 16-19 Oktober 2017
3 Kantor BKN Regional II Surabaya 5.918 20-24 Oktober 2017
4 Kantor BKN Regional III Bandung 4.109 16-19 Oktober 2017
5 Kantor BKN Regional IV Makassar 4.697 16-18 Oktober 2017
6 Kantor BKN Regional VI Medan 6.223 17-29 Oktober 2017
7 Kantor BKN Regional VII Palembang 3.387 16-23 Oktober 2017
8 Kantor BKN Regional VIII Banjarmasin 1.950 22-26 Oktober 2017
9 Kantor BKN Regional IX Papua 438 18 Oktober 2017
10 Kantor BKN Regional X Denpasar 1.183 23-25 Oktober 2017
11 Kantor BKN Regional XI Manado 928 19-21 Oktober 2017
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201746 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201740
Bab III. Akuntabilitas
11. Pemberkasan bagi peserta yg dinyatakan lulus pada pengumuman kelulusan akhir Pengangkatan CPNS dan masa percobaan CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menindaklanjuti hasil pengumuman akhir Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan verifikasi dokumen dan pemberkasan pada hari Senin - Rabu, 11 s.d. 13 Desember 2017 mulai pukul 09.00 WIB - 16.00 WIB (pada jam kerja) dan bertempat di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan 12550.
4) Seleksi Terbuka Jabatan Struktural Lingkup Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian telah menyelenggarakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama lingkup Kementerian Pertanian di kalangan Pegawai Negeri Sipil secara terbuka dan kompetitif dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, serta Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara, Kementerian Pertanian telah melaksanakan seleksi terbuka dan kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama Tahun 2017 sebanyak 6 (enam) gelombang dan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya sebanyak 2 (dua) gelombang. Kementerian Pertanian telah mengeluarkan kebijakan antara lain; a. Penyelenggaraan Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian
melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 53.1/Kpts/OT.160/1/2015; b. Tim Pelaksana Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian
melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 446.1/Kpts/OT.160/06/2016; c. Sekretariat Tim Pelaksana Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian
Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 55.2/Kpts/OT.160/1/2015;
Tahapan pelaksanaan Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian, terdiri dari: a. Pengumuman jabatan yang lowong dan pendaftaran secara online; b. Seleksi Tahap Pertama (Administrasi dan Penelusuran Rekam Jejak Jabatan,
Integritas, dan Moralitas); c. Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center); d. Seleksi Tahap Ketiga (Presentasi dan Wawancara). e. Hasil Seleksi, meliputi: Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi mengolah hasil
setiap tahapan seleksi dan mengumumkan hasilnya melalui aplikasi Jabatan Pimpinan Tinggi maupun pada website Kementerian Pertanian;
Panitia Seleksi menyampaikan hasil penilaian seleksi tahap ketiga (presentasi dan wawancara) jabatan pimpinan tinggi sebanyak 3 (tiga) calon/nominasi terbaik sesuai urutan nilai tertinggi yang memenuhi persyaratan seleksi untuk
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
39
9. Integrasi Nilai SKD dan SKB Pengolahan hasil integrasi nilai SKD dan nilai SKB dilakukan oleh PANSELNAS dengan bobot hasil integrasi nilai SKD dan SKB yaitu: 40%:60%. Pelaksanaa pengolahan hasil dimaksud dilaksanakan di Sekretariat PANSELNAS bertempat di kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
10. Pengumuman Kelulusan Akhir Kementerian Pertanian mengumumkan hasil dimaksud melalui Pengumuman Nomor : 4855/ KP.110 /A/12/2017 tanggal 5 Desember 2017 tentang Hasil Akhir Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017. Dari total 475 (empat ratus tujuh puluh lima) formasi yang ada berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 74 Tahun 2017, 436 (empat ratus tiga puluh enam) formasi terisi dan 39 (tiga puluh sembilan) formasi lainnya kosong. Untuk lebih jelasnya sebagaimana dalam tabel dibawah ini:
No Formasi Jumlah
1 Terisi 436
2 Kosong 39
Jumlah 475
Hasil Seleksi CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017
Sementara rekapitulasi dari jumlah formasi yang ada, formasi yang terisi, dan formasi yang kosong berdasarkan unit kerja eselon I dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
No Unit Kerja Formasi Terisi Kosong
1 Sekretariat Jenderal 30 28 2
2 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 8 8 0
3 Ditjen Tanaman Pangan 15 14 1 4 Ditjen Hortikultura 16 15 1 5 Ditjen Perkebunan 17 16 1
6 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 62 62 0
7 Inspektorat Jenderal 31 31 0 8 Badan Litbang Pertanian 106 95 11 9 BPPSDMP 46 39 7
10 Badan Ketahanan Pangan 8 7 1 11 Badan Karantina Pertanian 136 121 15
Jumlah 475 436 39
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 47 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201740
Bab III. Akuntabilitas
11. Pemberkasan bagi peserta yg dinyatakan lulus pada pengumuman kelulusan akhir Pengangkatan CPNS dan masa percobaan CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017 mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menindaklanjuti hasil pengumuman akhir Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan verifikasi dokumen dan pemberkasan pada hari Senin - Rabu, 11 s.d. 13 Desember 2017 mulai pukul 09.00 WIB - 16.00 WIB (pada jam kerja) dan bertempat di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan 12550.
4) Seleksi Terbuka Jabatan Struktural Lingkup Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian telah menyelenggarakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama lingkup Kementerian Pertanian di kalangan Pegawai Negeri Sipil secara terbuka dan kompetitif dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, serta Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara, Kementerian Pertanian telah melaksanakan seleksi terbuka dan kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama Tahun 2017 sebanyak 6 (enam) gelombang dan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya sebanyak 2 (dua) gelombang. Kementerian Pertanian telah mengeluarkan kebijakan antara lain; a. Penyelenggaraan Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian
melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 53.1/Kpts/OT.160/1/2015; b. Tim Pelaksana Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian
melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 446.1/Kpts/OT.160/06/2016; c. Sekretariat Tim Pelaksana Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian
Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 55.2/Kpts/OT.160/1/2015;
Tahapan pelaksanaan Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian, terdiri dari: a. Pengumuman jabatan yang lowong dan pendaftaran secara online; b. Seleksi Tahap Pertama (Administrasi dan Penelusuran Rekam Jejak Jabatan,
Integritas, dan Moralitas); c. Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center); d. Seleksi Tahap Ketiga (Presentasi dan Wawancara). e. Hasil Seleksi, meliputi: Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi mengolah hasil
setiap tahapan seleksi dan mengumumkan hasilnya melalui aplikasi Jabatan Pimpinan Tinggi maupun pada website Kementerian Pertanian;
Panitia Seleksi menyampaikan hasil penilaian seleksi tahap ketiga (presentasi dan wawancara) jabatan pimpinan tinggi sebanyak 3 (tiga) calon/nominasi terbaik sesuai urutan nilai tertinggi yang memenuhi persyaratan seleksi untuk
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
39
9. Integrasi Nilai SKD dan SKB Pengolahan hasil integrasi nilai SKD dan nilai SKB dilakukan oleh PANSELNAS dengan bobot hasil integrasi nilai SKD dan SKB yaitu: 40%:60%. Pelaksanaa pengolahan hasil dimaksud dilaksanakan di Sekretariat PANSELNAS bertempat di kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
10. Pengumuman Kelulusan Akhir Kementerian Pertanian mengumumkan hasil dimaksud melalui Pengumuman Nomor : 4855/ KP.110 /A/12/2017 tanggal 5 Desember 2017 tentang Hasil Akhir Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017. Dari total 475 (empat ratus tujuh puluh lima) formasi yang ada berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 74 Tahun 2017, 436 (empat ratus tiga puluh enam) formasi terisi dan 39 (tiga puluh sembilan) formasi lainnya kosong. Untuk lebih jelasnya sebagaimana dalam tabel dibawah ini:
No Formasi Jumlah
1 Terisi 436
2 Kosong 39
Jumlah 475
Hasil Seleksi CPNS Kementerian Pertanian Tahun 2017
Sementara rekapitulasi dari jumlah formasi yang ada, formasi yang terisi, dan formasi yang kosong berdasarkan unit kerja eselon I dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
No Unit Kerja Formasi Terisi Kosong
1 Sekretariat Jenderal 30 28 2
2 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 8 8 0
3 Ditjen Tanaman Pangan 15 14 1 4 Ditjen Hortikultura 16 15 1 5 Ditjen Perkebunan 17 16 1
6 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 62 62 0
7 Inspektorat Jenderal 31 31 0 8 Badan Litbang Pertanian 106 95 11 9 BPPSDMP 46 39 7
10 Badan Ketahanan Pangan 8 7 1 11 Badan Karantina Pertanian 136 121 15
Jumlah 475 436 39
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201748 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201742
Bab III. Akuntabilitas
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Jenderal Hortikultura I.a 5
2. Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Bio Industri
I.b 1
B. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
1) Gelombang I Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 487/KP.290/A/02/2017 tanggal 2 Februari 2017, dan Pengumuman Nomor 562/KP.290/A/02/2017 tanggal 11 Februari 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 872/KP.290/A/03/2017 tanggal 3 Maret 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 10 (sepuluh) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang I (pertama) berjumlah 5 (lima) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
II.a 5
2. Direktur Pakan II.a 7
3. Kepala Balai Besar Veteriner Maros II.b 6 4. Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan II.a 12
5. Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Manokwari
II.a 10
2) Gelombang II
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 952/KP.290/A/03/2017 tanggal 7 Maret 2017, dan Pengumuman perpanjangan Nomor 1221/KP.290/A/03/2017 tanggal 23 Maret 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 1080/KP.290/A/03/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
41
setiap 1 (satu) lowongan jabatan struktural. Selanjutnya Pejabat Pembina Kepegawaian (Menteri Pertanian) mengusulkan 3 (tiga) nama calon yang telah dipilih Panitia Seleksi kepada Presiden.
f. Tes Kesehatan dan Psikologi
Penyelenggaraan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 dapat dirinci sebagai berikut: A. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
1) Gelombang I Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya melalui Pengumuman Nomor 445/KP.290/A/01/2017 tanggal 30 Januari 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 870/KP.290/A/03/2017 tanggal 3 Maret 2017 tentang Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Pertama dan pengumuman Nomor 1078/KP.290/A/03/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 10 (sepuluh) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang I (pertama) berjumlah 2 (dua) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan I.a 5
2. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
I.a 5
2) Gelombang II Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya melalui Pengumuman Nomor 4781/KP.230/A/11/2017 tanggal 29 November 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Pertanian Tahun 2017. Sehubungan dengan jumlah peserta yang melamar belum memenuhi kuota yang dipersyaratkan, maka Panitia Seleksi melakukan perpanjangan pengumuman pendaftaran melalui Pengumuman Nomor 4975/KP.290/A/12/2017 tanggal 15 Desember 2017. Untuk pelaksanaan tahapan seleksi berikutnya akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2018.
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang II (kedua) berjumlah 2 (dua) jabatan yaitu:
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 49 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201742
Bab III. Akuntabilitas
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Jenderal Hortikultura I.a 5
2. Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Bio Industri
I.b 1
B. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
1) Gelombang I Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 487/KP.290/A/02/2017 tanggal 2 Februari 2017, dan Pengumuman Nomor 562/KP.290/A/02/2017 tanggal 11 Februari 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 872/KP.290/A/03/2017 tanggal 3 Maret 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 10 (sepuluh) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang I (pertama) berjumlah 5 (lima) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
II.a 5
2. Direktur Pakan II.a 7
3. Kepala Balai Besar Veteriner Maros II.b 6 4. Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan II.a 12
5. Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Manokwari
II.a 10
2) Gelombang II
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 952/KP.290/A/03/2017 tanggal 7 Maret 2017, dan Pengumuman perpanjangan Nomor 1221/KP.290/A/03/2017 tanggal 23 Maret 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 1080/KP.290/A/03/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
41
setiap 1 (satu) lowongan jabatan struktural. Selanjutnya Pejabat Pembina Kepegawaian (Menteri Pertanian) mengusulkan 3 (tiga) nama calon yang telah dipilih Panitia Seleksi kepada Presiden.
f. Tes Kesehatan dan Psikologi
Penyelenggaraan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 dapat dirinci sebagai berikut: A. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
1) Gelombang I Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya melalui Pengumuman Nomor 445/KP.290/A/01/2017 tanggal 30 Januari 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 870/KP.290/A/03/2017 tanggal 3 Maret 2017 tentang Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Pertama dan pengumuman Nomor 1078/KP.290/A/03/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 10 (sepuluh) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang I (pertama) berjumlah 2 (dua) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan I.a 5
2. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
I.a 5
2) Gelombang II Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya melalui Pengumuman Nomor 4781/KP.230/A/11/2017 tanggal 29 November 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Pertanian Tahun 2017. Sehubungan dengan jumlah peserta yang melamar belum memenuhi kuota yang dipersyaratkan, maka Panitia Seleksi melakukan perpanjangan pengumuman pendaftaran melalui Pengumuman Nomor 4975/KP.290/A/12/2017 tanggal 15 Desember 2017. Untuk pelaksanaan tahapan seleksi berikutnya akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2018.
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang II (kedua) berjumlah 2 (dua) jabatan yaitu:
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201750 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201744
Bab III. Akuntabilitas
4. Inspektur Investigasi II.a 5
4) Gelombang IV
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 1631/KP.290/A/04/2017 tanggal 20 April 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 1998/KP.290/A/05/2017 tanggal 24 Mei 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Pertama, 1429/KP.290/A/04/2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 6 (enam) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang IV (keempat) berjumlah 1 (satu) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan II.a 8
5) Gelombang V
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 3463/KP.290/A/09/2017 tanggal 4 September 2017, dan 3540/KP.290/A/09/2017 tanggal 15 September 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Perpanjangan Pengumuman nomor 3768/KP.290/A/09/2017 tanggal 28 September 2017 dan 3632/KP.290/A/09/2017 tanggal 20 September 2017 tentang Perpanjangan Pendaftaran Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017. Pengumuman Nomor 4069/KP.290/A/10/2017 tanggal 12 Oktober 2017 dan 4088/KP.290/A/10/2017 tanggal 13 Oktober 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Pertama, dan Pengumuman Nomor 1429/KP.290/A/04/2017 tanggal 6 April 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 17 (tujuh belas) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
43
(Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 9 (sembilan) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang II (kedua) berjumlah 5 (lima) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
II.a 2
2. Direktur Pakan II.a 1
3. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan II.a 5
4. Direktur Serealia II.a 1
5. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
II.a 2
3) Gelombang III
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama pada gelombang III (ketiga) sebagai perpanjangan dari gelombang II (kedua) melalui Pengumuman Nomor 952/KP.290/A/03/2017 tanggal 7 Maret 2017, dan Pengumuman perpanjangan Nomor 1221/KP.290/A/03/2017 tanggal 23 Maret 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 1429/KP.290/A/04/2017 tanggal 6 April 2017 dan 1996/KP.290/A/05/2017 tanggal 24 Mei 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 9 (sembilan) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang III (ketiga) berjumlah 4 (empat) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
II.a 9
2. Direktur Pakan II.a 2
3. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat II.a 5
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 51 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201744
Bab III. Akuntabilitas
4. Inspektur Investigasi II.a 5
4) Gelombang IV
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 1631/KP.290/A/04/2017 tanggal 20 April 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 1998/KP.290/A/05/2017 tanggal 24 Mei 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Pertama, 1429/KP.290/A/04/2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 6 (enam) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang IV (keempat) berjumlah 1 (satu) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan II.a 8
5) Gelombang V
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 3463/KP.290/A/09/2017 tanggal 4 September 2017, dan 3540/KP.290/A/09/2017 tanggal 15 September 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Perpanjangan Pengumuman nomor 3768/KP.290/A/09/2017 tanggal 28 September 2017 dan 3632/KP.290/A/09/2017 tanggal 20 September 2017 tentang Perpanjangan Pendaftaran Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017. Pengumuman Nomor 4069/KP.290/A/10/2017 tanggal 12 Oktober 2017 dan 4088/KP.290/A/10/2017 tanggal 13 Oktober 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Pertama, dan Pengumuman Nomor 1429/KP.290/A/04/2017 tanggal 6 April 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 17 (tujuh belas) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
43
(Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 9 (sembilan) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang II (kedua) berjumlah 5 (lima) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
II.a 2
2. Direktur Pakan II.a 1
3. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan II.a 5
4. Direktur Serealia II.a 1
5. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
II.a 2
3) Gelombang III
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama pada gelombang III (ketiga) sebagai perpanjangan dari gelombang II (kedua) melalui Pengumuman Nomor 952/KP.290/A/03/2017 tanggal 7 Maret 2017, dan Pengumuman perpanjangan Nomor 1221/KP.290/A/03/2017 tanggal 23 Maret 2017 tentang Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Pertanian Tahun 2017, Pengumuman Nomor 1429/KP.290/A/04/2017 tanggal 6 April 2017 dan 1996/KP.290/A/05/2017 tanggal 24 Mei 2017 tentang Pengumuman Peserta yang Lulus Seleksi Tahap Kedua (Penilaian Kompetensi/Assessment Center). Hasil Seleksi Tahap Ketiga berupa Presentasi dan Wawancara menetapkan jumlah pelamar yang dinyatakan lulus berjumlah 9 (sembilan) orang berdasarkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Pertanian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang III (ketiga) berjumlah 4 (empat) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
II.a 9
2. Direktur Pakan II.a 2
3. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat II.a 5
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201752 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201746
Bab III. Akuntabilitas
5) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses rangkaian manajemen kinerja yang berawal dari penyusunan perencanaan prestasi kerja berupa Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan bobot 60%, yang meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya dari setiap kegiatan tugas jabatan dan Perilaku Kerja yang mempengaruhi pencapaian sasaran kerja sebagai perilaku produktif dengan bobot 40% (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 dan Perka BKN Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS). Hasil penyusunan SKP di lingkungan Kementerian Pertanin yang merupakan penilaian tahun 2016 dan telah dilaporkan di tahun 2017 sesuai dengan surat edaran dari Menteri Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Republik Indonesia No B/2810/M.PAN-RB/08/2016 tanggal 15 Agustus 2016. adalah sebagai berikut:
Rekapitulasi Penilaian Prestasi Keja PNS Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2016 per Desember 2017 yaitu :
NO UNIT KERJA JUMLAH PEGAWAI
JUMLAH SKP
KETERANGAN
1. Sekretariat Jenderal 1.424 1.424 2. Ditjen Prasarana dan
Sarana Pertanian 361 360 1 Pensiun
3. Ditjen Tanaman Pangan 757 537 1 Mengundurkan diri, 4 Pemberhentian Sementara, 15 belum menyerahkan
4. Ditjen Hortikultura 378 378 5. Ditjen Perkebunan 1.094 1.037 6 Pensiun, 1 MPP, 1 Sakit,
1 Mengundurkan diri, 1 disipliner, 1 DPK
6. Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
2.185 2.180 1 MPP, 1 Pensiun, 3 Sakit
7. Inspektorat Jenderal 304 303 1 Sakit 8. Badan Litbang Pertanian 6.495 6.478 17 Belum Menyerhakan 9. Badan PPSDM Pertanian 2.220 2.220 10. Badan Ketahanan Pangan 324 323 1 Cuti diluar Tanggungan
Negara 11. Badan Karantina Pertanian 3.810 3.810 9 Belum Menyerahkan JUMLAH 19.309 18.998
Rekapitulasi kriteria Nilai Capaian SKP Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2016 per Desember 2017 yaitu :
NO UNIT KERJA JUMLAH SKP
Nilai Capaian SKP Sangat
Baik Baik Cukup Kurang Buruk
1. Sekretariat Jenderal 1.424 109 1.313 2 0 0
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
45
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang V (Kelima) berjumlah 7 (tujuh) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Alat dan Mesin Pertanian II.a 5
2. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
II.a 3
3. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak
II.a 7
4. Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan
II.a 4
5. Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan
II.b 8
6. Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik
II.a 4
7. Sekretaris Inspektorat Jenderal II.a 3
6) Gelombang VI
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 4358/KP.290/A/10/2017 tanggal 22 Desember 2017. Telah dilakukan perpanjangan pengumuman pendaftaran hingga 5 (lima) kali perpanjangan. Jumlah peserta yang melamar adalah 27 (dua puluh delapan). Proses tahapan selanjutnya akan dilakukan pada tahun anggaran 2018.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang VI (keenam) berjumlah 5 (lima) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan
II.a 4
2. Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara
II.b 5
3. Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden
II.b 8
4. Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
II.a 6
5. Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan
II.a 5
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 53 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201746
Bab III. Akuntabilitas
5) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses rangkaian manajemen kinerja yang berawal dari penyusunan perencanaan prestasi kerja berupa Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan bobot 60%, yang meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya dari setiap kegiatan tugas jabatan dan Perilaku Kerja yang mempengaruhi pencapaian sasaran kerja sebagai perilaku produktif dengan bobot 40% (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 dan Perka BKN Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS). Hasil penyusunan SKP di lingkungan Kementerian Pertanin yang merupakan penilaian tahun 2016 dan telah dilaporkan di tahun 2017 sesuai dengan surat edaran dari Menteri Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Republik Indonesia No B/2810/M.PAN-RB/08/2016 tanggal 15 Agustus 2016. adalah sebagai berikut:
Rekapitulasi Penilaian Prestasi Keja PNS Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2016 per Desember 2017 yaitu :
NO UNIT KERJA JUMLAH PEGAWAI
JUMLAH SKP
KETERANGAN
1. Sekretariat Jenderal 1.424 1.424 2. Ditjen Prasarana dan
Sarana Pertanian 361 360 1 Pensiun
3. Ditjen Tanaman Pangan 757 537 1 Mengundurkan diri, 4 Pemberhentian Sementara, 15 belum menyerahkan
4. Ditjen Hortikultura 378 378 5. Ditjen Perkebunan 1.094 1.037 6 Pensiun, 1 MPP, 1 Sakit,
1 Mengundurkan diri, 1 disipliner, 1 DPK
6. Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
2.185 2.180 1 MPP, 1 Pensiun, 3 Sakit
7. Inspektorat Jenderal 304 303 1 Sakit 8. Badan Litbang Pertanian 6.495 6.478 17 Belum Menyerhakan 9. Badan PPSDM Pertanian 2.220 2.220 10. Badan Ketahanan Pangan 324 323 1 Cuti diluar Tanggungan
Negara 11. Badan Karantina Pertanian 3.810 3.810 9 Belum Menyerahkan JUMLAH 19.309 18.998
Rekapitulasi kriteria Nilai Capaian SKP Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2016 per Desember 2017 yaitu :
NO UNIT KERJA JUMLAH SKP
Nilai Capaian SKP Sangat
Baik Baik Cukup Kurang Buruk
1. Sekretariat Jenderal 1.424 109 1.313 2 0 0
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
45
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang V (Kelima) berjumlah 7 (tujuh) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Alat dan Mesin Pertanian II.a 5
2. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
II.a 3
3. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak
II.a 7
4. Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan
II.a 4
5. Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan
II.b 8
6. Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik
II.a 4
7. Sekretaris Inspektorat Jenderal II.a 3
6) Gelombang VI
Kementerian Pertanian telah melaksanakan Seleksi Terbuka dan Kompetitif Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui Pengumuman Nomor 4358/KP.290/A/10/2017 tanggal 22 Desember 2017. Telah dilakukan perpanjangan pengumuman pendaftaran hingga 5 (lima) kali perpanjangan. Jumlah peserta yang melamar adalah 27 (dua puluh delapan). Proses tahapan selanjutnya akan dilakukan pada tahun anggaran 2018.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang diisi melalui Seleksi Terbuka dan Kompetitif pada gelombang VI (keenam) berjumlah 5 (lima) jabatan yaitu:
No Jabatan Eselon Jumlah Pelamar
1. Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan
II.a 4
2. Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara
II.b 5
3. Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden
II.b 8
4. Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
II.a 6
5. Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan
II.a 5
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201754 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201748
Bab III. Akuntabilitas
Rancangan Permentan tentang Pedoman Uji Kompetensi Jabatan Fungsional bidang Karantina Hewan meliputi jenjang jabatan dan pangkat Dokter Hewan Karantina dan Paramedik Karantina Tumbuhan, organisasi pelaksana uji kompetensi, persyaratan dan tatacara uji kompetensi dan pelaksanaan uji kompetensi;
Rancangan Permentan tentang Pedoman Uji Kompetensi Jabatan Fungsional bidang Karantina Tumbuhan meliputi jenjang jabatan dan pangkat Analis Perkarantinaan Tumbuhan dan Pemeriksa Karantina Tumbuhan, organisasi pelaksana uji kompetensi, persyaratan dan tatacara uji kompetensi dan pelaksanaan uji kompetensi.
7) Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai
Dalam upaya penegakkan disiplin pegawai di lingkungan Kementerian Pertanian, tugas fungsi yang dilakukan oleh Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah memproses kasus pelanggaran yang diusulkan oleh Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian melalui mekanisme Sidang Tim Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai Kementerian Pertanian. Ada 58 (lima puluh delapan) kasus pegawai yang diusulkan dari unit kerja lingkup Kementerian Pertanian. Namun dari 58 (lima puluh delapan) kasus yang masuk, sebanyak 20 kasus dikembalikan ke unit kerja terkait dikarenakan penyelesaiannya menjadi kewenangan di unit kerja tersebut. Jadi jumlah kasus yang diproses sebanyak 38 (tiga puluh delapan) kasus pegawai. Dari 38 kasus pegawai tersebut, 2 (dua) kasus merupakan permohonan izin untuk melakukan perceraian, 23 (dua puluh tiga) kasus telah selesai diproses sampai diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian tentang penjatuhan hukuman disiplin terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran. Sampai saat ini masih ada 13 (tiga belas) kasus pegawai yang masih dalam proses karena menunggu kelengkapan data pendukung dari unit kerja eselon I terkait. Sidang tersebut diselenggarakan untuk membahas, menentukan, dan merekomendasikan kepada Menteri Pertanian dalam memberikan hukuman terhadap PNS yang melakukan kasus pelanggaran. Penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina PNS yang melakukan pelanggaran. Rincian 23 (dua puluh tiga) kasus yang telah selesai ditangani oleh Tim Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai Kementerian Pertanian dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut :
No. Unit Kerja
Penurunan Pangkat
Setingkat Lebih
Rendah Selama 1
Tahun
Penurunan Pangkat
Setingkat Lebih
Rendah Selama 3
Tahun
Pemindahan Dalam Rangka
Penurunan Jabatan
Setingkat Lebih Rendah
Pembebasan Dari Jabatan
Pemberhentian Dengah Hormat
Tidak Atas Permintaan
Sendiri Sebagai PNS
Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat Sebagai
PNS 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Setjen - 1 - - 2 - 2. Itjen - 2 - - - -
3. Ditjen Perkebunan - - - - - -
4. Ditjen PSP - - - - - -
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
47
2. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
360 25 334 1 0 0
3. Ditjen Tanaman Pangan 537 83 651 0 0 0
4. Ditjen Hortikultura 378 75 302 1 0 0 5. Ditjen Perkebunan 1.037 28 1.004 4 0 1 6. Ditjen Peternakan
dan Kesehatan Hewan
2.180 121 2.055 3 1 0
7. Inspektorat Jenderal 303 140 162 1 0 0 8. Badan Litbang
Pertanian 6.478 282 6.194 2 0 1
9. Badan PPSDM Pertanian 2.220 346 1.874 0 0 0
10. Badan Ketahanan Pangan 323 33 290 0 0 0
11. Badan Karantina Pertanian 3.758 190 3.558 1 0 0
JUMLAH 18.998 1.432 17.737 15 1 1
6) Pembinaan Jabatan Fungsional Bidang Pertanian
Kementerian Pertanian sebagai instansi pembina 11 (sebelas) jabatan fungsional bidang pertanian, selama tahun 2017 telah melakukan pengembangan terhadap jabatan fungsional bidang pertanian dengan melibatkan pihak-pihak terkait seperti Kementerian PAN dan RB serta Badan Kepegawaian Negara. Jabatan fungsional bidang pertanian yang dikembangkan antara lain;
1. Jabatan Fungsional Dokter Hewan Karantina; 2. Jabatan Fungsional Paramedik Karantina Hewan; 3. Jabatan Fungsional Analis Perkarantinaan Tumbuhan; 4. Jabatan Fungsional Pemeriksa Karantina Tumbuhan.
Terdapat beberapa rancangan peraturan jabatan fungsional bidang pertanian lain: Rancangan Peraturan Menpan dan RB tentang Jabatan Fungsional Bidang Karantina
dan Angka Kreditnya; Rancangan Permenpan dan RB tentang Jabatan Fungsional Pengawas Alat Mesin
Pertanian; Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Penghitungan
Kebutuhan Jabatan Fungsional Dokter Hewan Karantina dan Paramedik Karantina Hewan, meliputi Jenjang Jabatan dan Pangkat, serta Penyusunan Kebutuhan Dokter Hewan Karantina dan Paramedik Karantina Hewan;
Rancangan Permentan tentang Pedoman Penghitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional bidang Karantina Tumbuhan meliputi Jenjang Jabatan dan Pangkat, serta Penyusunan Kebutuhan Analis Perkarantinaan Tumbuhan dan Pemeriksa Karantina Tumbuhan;
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 55 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201748
Bab III. Akuntabilitas
Rancangan Permentan tentang Pedoman Uji Kompetensi Jabatan Fungsional bidang Karantina Hewan meliputi jenjang jabatan dan pangkat Dokter Hewan Karantina dan Paramedik Karantina Tumbuhan, organisasi pelaksana uji kompetensi, persyaratan dan tatacara uji kompetensi dan pelaksanaan uji kompetensi;
Rancangan Permentan tentang Pedoman Uji Kompetensi Jabatan Fungsional bidang Karantina Tumbuhan meliputi jenjang jabatan dan pangkat Analis Perkarantinaan Tumbuhan dan Pemeriksa Karantina Tumbuhan, organisasi pelaksana uji kompetensi, persyaratan dan tatacara uji kompetensi dan pelaksanaan uji kompetensi.
7) Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai
Dalam upaya penegakkan disiplin pegawai di lingkungan Kementerian Pertanian, tugas fungsi yang dilakukan oleh Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah memproses kasus pelanggaran yang diusulkan oleh Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian melalui mekanisme Sidang Tim Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai Kementerian Pertanian. Ada 58 (lima puluh delapan) kasus pegawai yang diusulkan dari unit kerja lingkup Kementerian Pertanian. Namun dari 58 (lima puluh delapan) kasus yang masuk, sebanyak 20 kasus dikembalikan ke unit kerja terkait dikarenakan penyelesaiannya menjadi kewenangan di unit kerja tersebut. Jadi jumlah kasus yang diproses sebanyak 38 (tiga puluh delapan) kasus pegawai. Dari 38 kasus pegawai tersebut, 2 (dua) kasus merupakan permohonan izin untuk melakukan perceraian, 23 (dua puluh tiga) kasus telah selesai diproses sampai diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian tentang penjatuhan hukuman disiplin terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran. Sampai saat ini masih ada 13 (tiga belas) kasus pegawai yang masih dalam proses karena menunggu kelengkapan data pendukung dari unit kerja eselon I terkait. Sidang tersebut diselenggarakan untuk membahas, menentukan, dan merekomendasikan kepada Menteri Pertanian dalam memberikan hukuman terhadap PNS yang melakukan kasus pelanggaran. Penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina PNS yang melakukan pelanggaran. Rincian 23 (dua puluh tiga) kasus yang telah selesai ditangani oleh Tim Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai Kementerian Pertanian dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut :
No. Unit Kerja
Penurunan Pangkat
Setingkat Lebih
Rendah Selama 1
Tahun
Penurunan Pangkat
Setingkat Lebih
Rendah Selama 3
Tahun
Pemindahan Dalam Rangka
Penurunan Jabatan
Setingkat Lebih Rendah
Pembebasan Dari Jabatan
Pemberhentian Dengah Hormat
Tidak Atas Permintaan
Sendiri Sebagai PNS
Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat Sebagai
PNS 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Setjen - 1 - - 2 - 2. Itjen - 2 - - - -
3. Ditjen Perkebunan - - - - - -
4. Ditjen PSP - - - - - -
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
47
2. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
360 25 334 1 0 0
3. Ditjen Tanaman Pangan 537 83 651 0 0 0
4. Ditjen Hortikultura 378 75 302 1 0 0 5. Ditjen Perkebunan 1.037 28 1.004 4 0 1 6. Ditjen Peternakan
dan Kesehatan Hewan
2.180 121 2.055 3 1 0
7. Inspektorat Jenderal 303 140 162 1 0 0 8. Badan Litbang
Pertanian 6.478 282 6.194 2 0 1
9. Badan PPSDM Pertanian 2.220 346 1.874 0 0 0
10. Badan Ketahanan Pangan 323 33 290 0 0 0
11. Badan Karantina Pertanian 3.758 190 3.558 1 0 0
JUMLAH 18.998 1.432 17.737 15 1 1
6) Pembinaan Jabatan Fungsional Bidang Pertanian
Kementerian Pertanian sebagai instansi pembina 11 (sebelas) jabatan fungsional bidang pertanian, selama tahun 2017 telah melakukan pengembangan terhadap jabatan fungsional bidang pertanian dengan melibatkan pihak-pihak terkait seperti Kementerian PAN dan RB serta Badan Kepegawaian Negara. Jabatan fungsional bidang pertanian yang dikembangkan antara lain;
1. Jabatan Fungsional Dokter Hewan Karantina; 2. Jabatan Fungsional Paramedik Karantina Hewan; 3. Jabatan Fungsional Analis Perkarantinaan Tumbuhan; 4. Jabatan Fungsional Pemeriksa Karantina Tumbuhan.
Terdapat beberapa rancangan peraturan jabatan fungsional bidang pertanian lain: Rancangan Peraturan Menpan dan RB tentang Jabatan Fungsional Bidang Karantina
dan Angka Kreditnya; Rancangan Permenpan dan RB tentang Jabatan Fungsional Pengawas Alat Mesin
Pertanian; Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Penghitungan
Kebutuhan Jabatan Fungsional Dokter Hewan Karantina dan Paramedik Karantina Hewan, meliputi Jenjang Jabatan dan Pangkat, serta Penyusunan Kebutuhan Dokter Hewan Karantina dan Paramedik Karantina Hewan;
Rancangan Permentan tentang Pedoman Penghitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional bidang Karantina Tumbuhan meliputi Jenjang Jabatan dan Pangkat, serta Penyusunan Kebutuhan Analis Perkarantinaan Tumbuhan dan Pemeriksa Karantina Tumbuhan;
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201756 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201750
Bab III. Akuntabilitas
Kementerian Pertanian Program Doktor (S3) dan Magister (S2) di Dalam Negeri dan di Luar Negeri.
Adapun pegawai yang mendapatkan tugas belajar dapat dirinci sebagai berikut:
Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja pada indikator penataan sistem manajemen ASN juga menunjukkan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan untuk segera diselesaikan pada tahun yang akan datang, yaitu antara lain; 1) Melakukan perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja utama instansi yang
diformalkan pada seluruh unit organisasi 2) Melakukan assesment pejabat struktural secara bertahap 3) Melakukan identifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi seluruh pegawai secara
bertahap 4) Menyusun rencana anggaran pengembangan kompetensi secara mencukupi untuk
seluruh pegawai secara bertahap 5) Melakukan pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai dengan rencana dan
kebutuhan pengembangan kompetensi bagi seluruh pegawai secara bertahap 6) Melakukan penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi pada
seluruh pegawai secara berkala 7) Membangun sistem pengukuran kinerja individu yang sesuai dengan indikator kinerja
individu level diatasnya secara berkala 8) Melakukan pengukuran kinerja individu secara berkala 9) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu secara berkala 10) Melakukan pengembangan karir individu berdasarkan hasil penilaian kinerja individu
secara berkelanjutan 11) Melakukan pemberian tunjangan kinerja berdasarkan capaian kinerja individu secara
konsisten
NO KEPUTUSAN PROGRAM (orang)
JUMLAH DOKTOR (S3)
MAGISTER (S2)
SARJANA (S1)
1 Kepmentan No.529/Kpts/Kp.320/8/2017 15 50 - 65
2 Kepmentan No.263/Kpts/Kp.320/4/2017 3 - - 3
3 Kepmentan No.528/Kpts/Kp.320/8/2017 - 3 - 3
4 Kepmentan No.155/Kpts/Kp.320/02/2017 34 50 - 84
5 Kepmentan No.350/Kpts/Kp.320/5/2017 - 30 - 30
Jumlah 52 133 - 185
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
49
5. Ditjen PKH - - - - 2 -
6. Ditjen Hortikultura - - - - - -
7. Ditjen TP - - - - 2 - 8. BKP - - - - - - 9. Barantan 2 2 1 1 1 1
10. BPPSDMP 2 - - - 2 -
11. Badan Litbang Pertanian
- - - - 2
Jumlah 4 5 1 1 9 3
8) Pengembangan Karir Pegawai
Penyelenggaraan pengembangan karir pegawai tahun 2017 ditujukan untuk mewujudkan manajemen ASN yang berdasarkan sistem merit di lingkungan Kementerian Pertanian. Rincian pelaksanaan pengembangan karir yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a. Penyiapan bahan usulan diklat penjenjangan
DIKLATPIM III Angkatan 8, realisasi sebanyak 28 orang; DIKLATPIM IV Angkatan 10, realisasi sebanyak 29 orang.
b. Penyiapan Bahan Usulan Pelaksanaan Tugas Belajar dan Ijin Belajar
Dari kegiatan penyiapan bahan usulan pelaksanaan Tugas Belajar telah diterbitkan Surat Keputusan Menteri Pertanian sebagai berikut : - Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
529/Kpts/Kp.320/8/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian program Doktor (S3), dan program Magister (S2) di dalam Negeri;
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 263/Kpts/Kp.320/4/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Program Doktor (S3) di Luar Negeri;
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 528/Kpts/Kp.320/8/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Pertanian Program Magister (S2) Lingkage di Luar Negeri dan Program Magister (S2) di Dalam Negeri;
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 155/Kpts/Kp.320/02/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Program Doktor (S3) dan Magister (S2) di Dalam Negeri dan di Luar Negeri;
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 350/Kpts/Kp.320/5/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 57 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201750
Bab III. Akuntabilitas
Kementerian Pertanian Program Doktor (S3) dan Magister (S2) di Dalam Negeri dan di Luar Negeri.
Adapun pegawai yang mendapatkan tugas belajar dapat dirinci sebagai berikut:
Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja pada indikator penataan sistem manajemen ASN juga menunjukkan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan untuk segera diselesaikan pada tahun yang akan datang, yaitu antara lain; 1) Melakukan perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja utama instansi yang
diformalkan pada seluruh unit organisasi 2) Melakukan assesment pejabat struktural secara bertahap 3) Melakukan identifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi seluruh pegawai secara
bertahap 4) Menyusun rencana anggaran pengembangan kompetensi secara mencukupi untuk
seluruh pegawai secara bertahap 5) Melakukan pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai dengan rencana dan
kebutuhan pengembangan kompetensi bagi seluruh pegawai secara bertahap 6) Melakukan penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi pada
seluruh pegawai secara berkala 7) Membangun sistem pengukuran kinerja individu yang sesuai dengan indikator kinerja
individu level diatasnya secara berkala 8) Melakukan pengukuran kinerja individu secara berkala 9) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu secara berkala 10) Melakukan pengembangan karir individu berdasarkan hasil penilaian kinerja individu
secara berkelanjutan 11) Melakukan pemberian tunjangan kinerja berdasarkan capaian kinerja individu secara
konsisten
NO KEPUTUSAN PROGRAM (orang)
JUMLAH DOKTOR (S3)
MAGISTER (S2)
SARJANA (S1)
1 Kepmentan No.529/Kpts/Kp.320/8/2017 15 50 - 65
2 Kepmentan No.263/Kpts/Kp.320/4/2017 3 - - 3
3 Kepmentan No.528/Kpts/Kp.320/8/2017 - 3 - 3
4 Kepmentan No.155/Kpts/Kp.320/02/2017 34 50 - 84
5 Kepmentan No.350/Kpts/Kp.320/5/2017 - 30 - 30
Jumlah 52 133 - 185
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
49
5. Ditjen PKH - - - - 2 -
6. Ditjen Hortikultura - - - - - -
7. Ditjen TP - - - - 2 - 8. BKP - - - - - - 9. Barantan 2 2 1 1 1 1
10. BPPSDMP 2 - - - 2 -
11. Badan Litbang Pertanian
- - - - 2
Jumlah 4 5 1 1 9 3
8) Pengembangan Karir Pegawai
Penyelenggaraan pengembangan karir pegawai tahun 2017 ditujukan untuk mewujudkan manajemen ASN yang berdasarkan sistem merit di lingkungan Kementerian Pertanian. Rincian pelaksanaan pengembangan karir yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a. Penyiapan bahan usulan diklat penjenjangan
DIKLATPIM III Angkatan 8, realisasi sebanyak 28 orang; DIKLATPIM IV Angkatan 10, realisasi sebanyak 29 orang.
b. Penyiapan Bahan Usulan Pelaksanaan Tugas Belajar dan Ijin Belajar
Dari kegiatan penyiapan bahan usulan pelaksanaan Tugas Belajar telah diterbitkan Surat Keputusan Menteri Pertanian sebagai berikut : - Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
529/Kpts/Kp.320/8/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian program Doktor (S3), dan program Magister (S2) di dalam Negeri;
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 263/Kpts/Kp.320/4/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian Program Doktor (S3) di Luar Negeri;
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 528/Kpts/Kp.320/8/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Pertanian Program Magister (S2) Lingkage di Luar Negeri dan Program Magister (S2) di Dalam Negeri;
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 155/Kpts/Kp.320/02/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Program Doktor (S3) dan Magister (S2) di Dalam Negeri dan di Luar Negeri;
- Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 350/Kpts/Kp.320/5/2017 tentang Pemberian Tugas Belajar Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201758 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201752
Bab III. Akuntabilitas
(indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas bahwa hasil penilaian Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) tidak dapat diketahui dikarenakan pada tahun 2017 Ombudsman RI tidak melakukan penilaian kembali terhadap Kementerian, Lembaga, Pemda penyelenggara layanan yang di tahun sebelumnya sudah masuk ke Kepatuhan Tinggi Zona Hijau.
Tahun Target Realisasi % 2015 - 92,79 - 2016 94 98,62 104,91 2017 96 -
Tabel 7. Capaian Indikator Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2015-2017 Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian tahun ini, antara lain; 1) Sistem Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik)
Kementerian PAN dan RB mewajibkan kepada setiap pemerintah daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota, Kementerian dan Lembaga paling kurang satu UKPP memiliki satu inovasi pelayanan publik untuk selanjutnya diusulkan mengikuti kompetisi. Kementerian Pertanian mengusulkan 10 UPT dengan 10 judul inovasi pelayanan publik secara online melalui program Sinovik
2) Bimbingan Teknis (Bimtek) Pelayanan Prima
Bimbingan Teknis (Bimtek) Pelayanan Prima di lingkungan Kementerian Pertanian diselenggarakan agar seluruh para petugas font desk atau front office atau sekretaris pimpinan dan petugas pengamanan dapat meningkatkan Pelayanan Prima. Hasil yang diharapkan dari bimbingan teknis pelayanan prima adalah: Meningkatnya kinerja organisasi dalam pelayanan publik; Menurunnya tingkat penyimpangan dalam pemberian layanan public; Meningkatnya profesionalisme Aparatur Sipil Negara di bidang pelayanan
public; Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap layanan UKPP Kementan Peserta Bimbingan Teknis Pelayanan Prima adalah dari:
Unit Kerja Eselon I dan Biro/Pusat yang menyelenggarakan pelayanan perizinan dan/atau memilioki tugsa kehumasan dan pelayanan publik
Unit Kerja Pelayanan Publik di wilayah Jabodetabek
3) Pembahasan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 30/Permentan/OT.080/8/2017 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Penerapan Standar Pelayanan Publik lingkup Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
51
12) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan aturan disiplin/kode etik/ kode prilaku instansi secara berkala
Indikator kinerja Penataan Sistem Manajemen ASN pada Tahun 2017 memiliki anggaran sebesar Rp 14.606.381.000,-. Dari total anggaran tersebut, hingga akhir tahun 31 Desember 2017 dapat terealisasi sebesar Rp 14.401.307.814,- atau 98,60%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 205.073.186,- atau 1,40%.
4. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik)
Dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, Ombudsman RI mendorong penyelenggara pelayanan publik mematuhi amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Sehubungan dengan hal tersebut, Ombudsman RI melaksanakan penilaian kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap standar pelayanan publik, partisipasi publik, inovasi pelayanan publik, penguatan kapasitas, dan efektivitas pengawasan.
Berdasarkan hasil penilaian Ombudsman RI tahun 2016, Kementerian Pertanian menerima anugerah Predikat Kepatuhan terhadap Standar Layanan Publik Tahun 2016 untuk kategori Kementerian. Penghargaan Kepatuhan Tinggi Zona Hijau ini diberikan berdasarkan penilaian Ombudsman RI terhadap produk pelayanan administrasi yang diberikan Kementerian Pertanian kepada masyarakat. Terdapat 10 variabel penilaian yang menjadi fokus Ombudsman RI, yaitu diantaranya standar pelayanan, maklumat layanan, sistem informasi pelayanan publik, sarana dan prasarana fasilitas. Selain itu terdapat pelayanan khusus, pengelolaan pengaduan, penilaian kinerja, visi misi serta motto pelayanan, atribut, dan pelayanan terpadu.
Pada tahun 2017 kali ini, ORI tidak lagi menilai entitas penyelenggara pelayanan publik yang sudah masuk dalam zona hijau di tahun sebelumnya. Ombudsman fokus pada Kementerian, lembaga, Pemda penyelenggara layanan yang masih di zona kuning dan merah pada penilaian kepatuhan tahun lalu. Ada 14 Kementerian yang dijadikan objek penilaian, yang mana ke-14 Kementerian tersebut merupakan Kementerian yang tidak masuk dalam zona hijau di tahun 2016. Hasil penilaian akhir tahun 2016 menunjukkan bahwa Kementerian Pertanian memperoleh nilai rata-rata produk layanan sebesar 98,62 termasuk dalam Zona Kepatuhan Hijau. Berdasarkan hasil tahun 2016 maka pada tahun 2017 Kementerian Pertanian tidak dilakukan penilaian oleh ORI.
Keterangan:
Nilai Tingkat Kepatuhan Zona 0 – 55 Rendah Merah
56 – 88 Sedang Kuning 89 – 110 Tinggi Hijau
Target kinerja Penilaian Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) pada tahun 2017 adalah sebesar 96
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 59 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201752
Bab III. Akuntabilitas
(indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas bahwa hasil penilaian Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) tidak dapat diketahui dikarenakan pada tahun 2017 Ombudsman RI tidak melakukan penilaian kembali terhadap Kementerian, Lembaga, Pemda penyelenggara layanan yang di tahun sebelumnya sudah masuk ke Kepatuhan Tinggi Zona Hijau.
Tahun Target Realisasi % 2015 - 92,79 - 2016 94 98,62 104,91 2017 96 -
Tabel 7. Capaian Indikator Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2015-2017 Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian tahun ini, antara lain; 1) Sistem Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik)
Kementerian PAN dan RB mewajibkan kepada setiap pemerintah daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota, Kementerian dan Lembaga paling kurang satu UKPP memiliki satu inovasi pelayanan publik untuk selanjutnya diusulkan mengikuti kompetisi. Kementerian Pertanian mengusulkan 10 UPT dengan 10 judul inovasi pelayanan publik secara online melalui program Sinovik
2) Bimbingan Teknis (Bimtek) Pelayanan Prima
Bimbingan Teknis (Bimtek) Pelayanan Prima di lingkungan Kementerian Pertanian diselenggarakan agar seluruh para petugas font desk atau front office atau sekretaris pimpinan dan petugas pengamanan dapat meningkatkan Pelayanan Prima. Hasil yang diharapkan dari bimbingan teknis pelayanan prima adalah: Meningkatnya kinerja organisasi dalam pelayanan publik; Menurunnya tingkat penyimpangan dalam pemberian layanan public; Meningkatnya profesionalisme Aparatur Sipil Negara di bidang pelayanan
public; Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap layanan UKPP Kementan Peserta Bimbingan Teknis Pelayanan Prima adalah dari:
Unit Kerja Eselon I dan Biro/Pusat yang menyelenggarakan pelayanan perizinan dan/atau memilioki tugsa kehumasan dan pelayanan publik
Unit Kerja Pelayanan Publik di wilayah Jabodetabek
3) Pembahasan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 30/Permentan/OT.080/8/2017 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Penerapan Standar Pelayanan Publik lingkup Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
51
12) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan aturan disiplin/kode etik/ kode prilaku instansi secara berkala
Indikator kinerja Penataan Sistem Manajemen ASN pada Tahun 2017 memiliki anggaran sebesar Rp 14.606.381.000,-. Dari total anggaran tersebut, hingga akhir tahun 31 Desember 2017 dapat terealisasi sebesar Rp 14.401.307.814,- atau 98,60%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 205.073.186,- atau 1,40%.
4. Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik)
Dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, Ombudsman RI mendorong penyelenggara pelayanan publik mematuhi amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Sehubungan dengan hal tersebut, Ombudsman RI melaksanakan penilaian kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap standar pelayanan publik, partisipasi publik, inovasi pelayanan publik, penguatan kapasitas, dan efektivitas pengawasan.
Berdasarkan hasil penilaian Ombudsman RI tahun 2016, Kementerian Pertanian menerima anugerah Predikat Kepatuhan terhadap Standar Layanan Publik Tahun 2016 untuk kategori Kementerian. Penghargaan Kepatuhan Tinggi Zona Hijau ini diberikan berdasarkan penilaian Ombudsman RI terhadap produk pelayanan administrasi yang diberikan Kementerian Pertanian kepada masyarakat. Terdapat 10 variabel penilaian yang menjadi fokus Ombudsman RI, yaitu diantaranya standar pelayanan, maklumat layanan, sistem informasi pelayanan publik, sarana dan prasarana fasilitas. Selain itu terdapat pelayanan khusus, pengelolaan pengaduan, penilaian kinerja, visi misi serta motto pelayanan, atribut, dan pelayanan terpadu.
Pada tahun 2017 kali ini, ORI tidak lagi menilai entitas penyelenggara pelayanan publik yang sudah masuk dalam zona hijau di tahun sebelumnya. Ombudsman fokus pada Kementerian, lembaga, Pemda penyelenggara layanan yang masih di zona kuning dan merah pada penilaian kepatuhan tahun lalu. Ada 14 Kementerian yang dijadikan objek penilaian, yang mana ke-14 Kementerian tersebut merupakan Kementerian yang tidak masuk dalam zona hijau di tahun 2016. Hasil penilaian akhir tahun 2016 menunjukkan bahwa Kementerian Pertanian memperoleh nilai rata-rata produk layanan sebesar 98,62 termasuk dalam Zona Kepatuhan Hijau. Berdasarkan hasil tahun 2016 maka pada tahun 2017 Kementerian Pertanian tidak dilakukan penilaian oleh ORI.
Keterangan:
Nilai Tingkat Kepatuhan Zona 0 – 55 Rendah Merah
56 – 88 Sedang Kuning 89 – 110 Tinggi Hijau
Target kinerja Penilaian Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) pada tahun 2017 adalah sebesar 96
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201760 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201754
Bab III. Akuntabilitas
4) Pengingkatan kualitas pelayanan prima dengan melakukan bimbingan teknis untuk petugas front desk dan front office.
Indikator kinerja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) pada Tahun 2017 memiliki anggaran sebesar Rp 905.640.000,-. Dari total anggaran tersebut, hingga akhir tahun 31 Desember 2017 dapat terealisasi sebesar Rp 876.887.906,- atau 96,83%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 28.752.094,-atau 3,17%.
5. Nilai Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik
Pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian telah bergulir sejak tahun 2010 dan perubahan – perubahan yang signifikan telah dilakukan. Hasil perubahan tersebut telah sama-sama dirasakan dengan diperolehnya tunjangan kinerja bagi pegawai Kementerian Pertanian. Seluruh hasil Reformasi Birokrasi yang telah dicapai hingga saat ini, senantiasa harus dijaga dan ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Salah satu tolak ukur yang menjadi dasar dalam upaya tersebut adalah Pengukuran Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik, serta Kepegawaian bagi pegawai Kantor Pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada dilingkungan Kementerian Pertanian. Dengan kata lain, kegiatan ini merupakan survey kepuasan layanan atas tugas fungsi Biro Organisasi dan Kepegawaian yang dijalankan oleh bagian umum atau subbagian tata usaha lingkup Kementerian Pertanian.
Survey Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik, serta Kepegawaian Tahun 2017 dilakukan menggunakan kuesioner dengan Skala Likert sebagai instrumen pengukuran. Responden dalam pengukuran ini adalah Pejabat Pimpinan Tinggi, Administrasi, Pengawas, Fungsional, dan Pelaksana Lingkup Kementerian Pertanian baik yang ada di Kantor Pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT). Pengukuran tahun 2017 dititikberatkan pada pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bagian umum atau subbagian tata usaha pada UPT lingkup Kementerian Pertanian. Hal pokok yang menjadi dasar adalah 1) Selama ini proses pembinaan dan koordinasi lebih banyak melibatkan pengelola
terkait dari masing-masing unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian sehingga Biro Organisasi dan Kepegawaian tidak mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi pelaksanaan 4 (Empat) tugas fungsi pokok biro yang dijalankan pada UPT lingkup Kementerian Pertanian. Hasil pengukuran diharapkan akan memberikan gambaran yang terukur dalam pelaksanaan tugas fungsi tersebut.
2) Biro Organisasi dan Kepegawaian memiliki anggaran yang terbatas dalam melakukan pembinaan dan koordinasi ke daerah (UPT). Skala prioritas perlu dilakukan dalam pelaksanaan hal tersebut, baik lokasi tujuan maupun substansi pembinaan atau koordinasi yang akan dilakukan. Hasil pengukuran ini diharapkan akan menjadi dasar dalam menentukan skala prioritas tersebut.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
53
Evaluasi Konten website pelayanan publik satu pintu pada Kementerian Pertanian dan Pembentukan Tim Pengelola Website sesuai Surat Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian tentang Tim Pengelola Website Portal Satu Layanan Informasi Pelayanan Publik Kementerian Pertanian.
Pembentukan Forum Konsultasi Publik, menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik dan Surat edaran Nomor 56 Tahun 2017 tentang Pembentukan Forum Konsultasi Publik dalam rangka penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Pembuatan film mini series dengan judul “ Membangun Budaya Kerja Disiplin Pegawai” nilai KKPID Kementerian Pertanian. Hasil dari pembuatan film tersebut adalah : • Meningkatnya Budaya Disiplin Pegawai; • Meningkatnya profesionalisme Aparatur Sipil Negara; • Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public; • Meningkatnya citra postif di masyarakat terhadap ASN.
4) Penghargaan Abdibaktitani kepada UKPP berprestasi bidang pertanian tahun 2017
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai Permentan Nomor 13/Permentan/KP.450/3/2015, dimulai seleksi awal sampai dengan ekspose di Kementerian Pertanian. Sesuai mekanisme yang berlaku selama ini, calon penerima penghargaan sudah dinilai secara berjenjang oleh unit kerja pembina, dan terakhir bagi unit kerja yang memenuhi syarat melakukan ekspose dihadapan Tim Penilai Kementerian Pertanian. Hasil penilaian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 856/Kpts/OT.590/12/2017 tentang Pemberian Penghargaan Abdibaktitani Kepada Unit Kerja Pelayanan Publik Berprestasi Bidang Pertanian Tahun 2017. Penghargaan Abdibaktitani yang diberikan berupa 1 (satu) Piagam Mempertahankan Piala, 3 (tiga) Piala, 15 (lima belas) Plakat dan 17 (tujuh belas) Piagam.
5) Ekspose Pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2017 memaparkan hasil survey pengukuran IKM di lingkungan Kementerian Pertanian. Nilai IKM Kementerian Pertanian= 3,32, nilai konversi= 83,10, dengan kualitas pelayanan A (sangat baik). 3 (tiga) Unsur pelayanan yang terendah sebagai berikut:
1) Kecepatan pelayanan (U7) dengan nilai indeks = 3,26; 2) Kedisiplinan pelaksana pelayanan (U4) dengan nilai indeks = 3,26; 3) Kejelasan pelaksana pelayanan (U3) dengan nilai indeks = 3,27
Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja pada indikator Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) juga menunjukkan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan untuk segera diselesaikan pada tahun yang akan datang, yaitu antara lain; 1) Evaluasi tentang pengaduan masyarakat dengan mengadakan kegiatan forum
pelayanan publik; 2) Melakukan pelayanan secara on line dan terintegrasi e-government; 3) Penyusunan kebijakan terhadap reward and punishment kepada petugas layanan;
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 61 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201754
Bab III. Akuntabilitas
4) Pengingkatan kualitas pelayanan prima dengan melakukan bimbingan teknis untuk petugas front desk dan front office.
Indikator kinerja Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) pada Tahun 2017 memiliki anggaran sebesar Rp 905.640.000,-. Dari total anggaran tersebut, hingga akhir tahun 31 Desember 2017 dapat terealisasi sebesar Rp 876.887.906,- atau 96,83%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 28.752.094,-atau 3,17%.
5. Nilai Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik
Pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian telah bergulir sejak tahun 2010 dan perubahan – perubahan yang signifikan telah dilakukan. Hasil perubahan tersebut telah sama-sama dirasakan dengan diperolehnya tunjangan kinerja bagi pegawai Kementerian Pertanian. Seluruh hasil Reformasi Birokrasi yang telah dicapai hingga saat ini, senantiasa harus dijaga dan ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Salah satu tolak ukur yang menjadi dasar dalam upaya tersebut adalah Pengukuran Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik, serta Kepegawaian bagi pegawai Kantor Pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada dilingkungan Kementerian Pertanian. Dengan kata lain, kegiatan ini merupakan survey kepuasan layanan atas tugas fungsi Biro Organisasi dan Kepegawaian yang dijalankan oleh bagian umum atau subbagian tata usaha lingkup Kementerian Pertanian.
Survey Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik, serta Kepegawaian Tahun 2017 dilakukan menggunakan kuesioner dengan Skala Likert sebagai instrumen pengukuran. Responden dalam pengukuran ini adalah Pejabat Pimpinan Tinggi, Administrasi, Pengawas, Fungsional, dan Pelaksana Lingkup Kementerian Pertanian baik yang ada di Kantor Pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT). Pengukuran tahun 2017 dititikberatkan pada pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bagian umum atau subbagian tata usaha pada UPT lingkup Kementerian Pertanian. Hal pokok yang menjadi dasar adalah 1) Selama ini proses pembinaan dan koordinasi lebih banyak melibatkan pengelola
terkait dari masing-masing unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian sehingga Biro Organisasi dan Kepegawaian tidak mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi pelaksanaan 4 (Empat) tugas fungsi pokok biro yang dijalankan pada UPT lingkup Kementerian Pertanian. Hasil pengukuran diharapkan akan memberikan gambaran yang terukur dalam pelaksanaan tugas fungsi tersebut.
2) Biro Organisasi dan Kepegawaian memiliki anggaran yang terbatas dalam melakukan pembinaan dan koordinasi ke daerah (UPT). Skala prioritas perlu dilakukan dalam pelaksanaan hal tersebut, baik lokasi tujuan maupun substansi pembinaan atau koordinasi yang akan dilakukan. Hasil pengukuran ini diharapkan akan menjadi dasar dalam menentukan skala prioritas tersebut.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
53
Evaluasi Konten website pelayanan publik satu pintu pada Kementerian Pertanian dan Pembentukan Tim Pengelola Website sesuai Surat Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian tentang Tim Pengelola Website Portal Satu Layanan Informasi Pelayanan Publik Kementerian Pertanian.
Pembentukan Forum Konsultasi Publik, menindaklanjuti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik dan Surat edaran Nomor 56 Tahun 2017 tentang Pembentukan Forum Konsultasi Publik dalam rangka penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Pembuatan film mini series dengan judul “ Membangun Budaya Kerja Disiplin Pegawai” nilai KKPID Kementerian Pertanian. Hasil dari pembuatan film tersebut adalah : • Meningkatnya Budaya Disiplin Pegawai; • Meningkatnya profesionalisme Aparatur Sipil Negara; • Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public; • Meningkatnya citra postif di masyarakat terhadap ASN.
4) Penghargaan Abdibaktitani kepada UKPP berprestasi bidang pertanian tahun 2017
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai Permentan Nomor 13/Permentan/KP.450/3/2015, dimulai seleksi awal sampai dengan ekspose di Kementerian Pertanian. Sesuai mekanisme yang berlaku selama ini, calon penerima penghargaan sudah dinilai secara berjenjang oleh unit kerja pembina, dan terakhir bagi unit kerja yang memenuhi syarat melakukan ekspose dihadapan Tim Penilai Kementerian Pertanian. Hasil penilaian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 856/Kpts/OT.590/12/2017 tentang Pemberian Penghargaan Abdibaktitani Kepada Unit Kerja Pelayanan Publik Berprestasi Bidang Pertanian Tahun 2017. Penghargaan Abdibaktitani yang diberikan berupa 1 (satu) Piagam Mempertahankan Piala, 3 (tiga) Piala, 15 (lima belas) Plakat dan 17 (tujuh belas) Piagam.
5) Ekspose Pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2017 memaparkan hasil survey pengukuran IKM di lingkungan Kementerian Pertanian. Nilai IKM Kementerian Pertanian= 3,32, nilai konversi= 83,10, dengan kualitas pelayanan A (sangat baik). 3 (tiga) Unsur pelayanan yang terendah sebagai berikut:
1) Kecepatan pelayanan (U7) dengan nilai indeks = 3,26; 2) Kedisiplinan pelaksana pelayanan (U4) dengan nilai indeks = 3,26; 3) Kejelasan pelaksana pelayanan (U3) dengan nilai indeks = 3,27
Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja pada indikator Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian (Kepatuhan Standar Pelayanan Publik) juga menunjukkan terdapat beberapa permasalahan yang menjadi catatan untuk segera diselesaikan pada tahun yang akan datang, yaitu antara lain; 1) Evaluasi tentang pengaduan masyarakat dengan mengadakan kegiatan forum
pelayanan publik; 2) Melakukan pelayanan secara on line dan terintegrasi e-government; 3) Penyusunan kebijakan terhadap reward and punishment kepada petugas layanan;
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201762 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201756
Bab III. Akuntabilitas
B. Realisasi Anggaran PAGU anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017 pada awal tahun adalah sebesar Rp 25.145.500.000,-. Dalam perkembangannya, selama tahun 2017, telah terjadi 3 (Tiga) kali revisi anggaran yang dilakukan baik namun tidak merubah PAGU anggaran. Rincian revisi anggaran adalah sebagai berikut:
Revisi pertama pada tanggal 29 September 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB untuk penyesuaian akun belanja barang non operasional dan operasional satker.
Revisi kedua pada tanggal 22 November 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB karena adanya kegiatan yang prioritas dan percepatan pencapaian kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian serta revisi pada halaman III DIPA.
Revisi ketiga pada tanggal 30 Desember 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB untuk pemutakhiran data petunjuk operasional kegiatan. Hingga akhir tahun anggaran, Biro Organisasi dan Kepegawaian memiliki PAGU sebesar Rp 25.145.500.000,-. Dibandingkan dengan PAGU anggaran akhir tahun 2016 sebesar Rp 25.640.000.000,-. Terdapat Penurunan PAGU sebesar Rp 494.500.000,- atau 1,92% terhadap PAGU anggaran tahun 2016. Rincian perbandingan realisasi anggaran antar output kegiatan pada tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
No Indikator Kinerja Output
PAGU Akhir Tahun 2017 2016
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % 1 Layanan Internal
(Overhead) 4.237.679.000 4.197.273.207 99,05
2 Layanan Manajemen SDM 14.606.381.000 14.401.307.814 98,60 3 Layanan Manajemen
Organisasi 2.151.200.000 2.045.258.695 95,08
4 Layanan Reformasi Birokrasi
1.806.740.000 1.772.176.056 98,09
5 Layanan Perkantoran 2.343.500.000 2.308.791.015 98,52 6 Penataan Kelembagaan 1.404.430.000 1.323.439.173 94,23 7 Pembinaan Jabatan
Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja
2.108.150.000 2.044.399.791 96,98
8 Ketatalaksanaan 1.191.700.000 939.743.850 78,86 9 Reformasi Birokrasi 1.122.200.000 1.094.301.350 97.51
10 Perencanaan, Pengembangan, dan Kesejahteraan Pegawai
6.406.505.000 6.287.420.190 98,14
11 Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian Pegawai
4.718.400.000 4.369.791.490 92,61
12 Pembinaan SDM Aparatur Pertanian Melalui Organisasi Kedinasan
1.643.310.000 1.616.135.792 98,35
13 Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
548.000.000 484.692.025 88,45
14 Kegiatan dan Pembinaan 6.497.305.000 6.320.514.390 97,28 T O T A L 25.145.500.000 24.724.806.787 98,33 25.640.000.000 24.480.438.051 95,48
Tabel 8. Anggaran dan Realisasi Tahun 2017 dan 2016
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
55
Hasil pengukuran pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian tahun 2017 dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini:
NO SATUAN KERJA JUMLAH PEGAWAI
JUMLAH RESPONDEN % NILAI KET
1 2 3 4 5 6 Sumatera Utara
1 1 BBPPTP Medan 234 118 50 77,89
Daerah Istimewa Yogyakarta
1 1 BKP Kelas II Yogyakarta 75 38 51 78,99
2 BB Veteriner Wates 89 45 51 84,24
Jawa Timur
1 1 BBKP Surabaya 53 28 53 79,19
Sulawesi Selatan
1 1 BBKP Makassar 145 73 50 80,82
5 UPT yang dilakukan pengukuran 596 302 50,67 400,85
NILAI RATA - RATA 80,17
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa survey pengukuran pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian tahun 2017 meliputi 5 UPT Lingkup Kementerian Pertanian yang terdapat di 4 provinsi. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 302 orang pegawai dari jumlah total pegawai disana sebanyak 596 orang atau sebesar 50,67%. Hal ini menunjukan bahwa jumlah responden memenuhi syarat untuk dilakukan penetapan hasil Pengukuran. Target kinerja Pengukuran Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik Tahun 2017 adalah sebesar 80 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran yang telah dilakukan mendapatkan nilai sebesar 80,17 atau dengan kata lain tercapai sebesar 100,20%, melebihi target yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya Peningkatan Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian tahun ini, antara lain; 1) Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian Tahun 2017;
2) Temu Koordinasi User Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017;
3) Forum Komunikasi di Bidang Kepegawaian Tahun 2017;
4) Bimbingan Teknis Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai.
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
55
Hasil pengukuran pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian tahun 2017 dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini:
NO SATUAN KERJA JUMLAH PEGAWAI
JUMLAH RESPONDEN % NILAI KET
1 2 3 4 5 6 Sumatera Utara
1 1 BBPPTP Medan 234 118 50 77,89
Daerah Istimewa Yogyakarta
1 1 BKP Kelas II Yogyakarta 75 38 51 78,99
2 BB Veteriner Wates 89 45 51 84,24
Jawa Timur
1 1 BBKP Surabaya 53 28 53 79,19
Sulawesi Selatan
1 1 BBKP Makassar 145 73 50 80,82
5 UPT yang dilakukan pengukuran 596 302 50,67 400,85
NILAI RATA - RATA 80,17
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa survey pengukuran pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian tahun 2017 meliputi 5 UPT Lingkup Kementerian Pertanian yang terdapat di 4 provinsi. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 302 orang pegawai dari jumlah total pegawai disana sebanyak 596 orang atau sebesar 50,67%. Hal ini menunjukan bahwa jumlah responden memenuhi syarat untuk dilakukan penetapan hasil Pengukuran. Target kinerja Pengukuran Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik Tahun 2017 adalah sebesar 80 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran yang telah dilakukan mendapatkan nilai sebesar 80,17 atau dengan kata lain tercapai sebesar 100,20%, melebihi target yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya Peningkatan Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian tahun ini, antara lain; 1) Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian Tahun 2017;
2) Temu Koordinasi User Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017;
3) Forum Komunikasi di Bidang Kepegawaian Tahun 2017;
4) Bimbingan Teknis Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 63 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201756
Bab III. Akuntabilitas
B. Realisasi Anggaran PAGU anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017 pada awal tahun adalah sebesar Rp 25.145.500.000,-. Dalam perkembangannya, selama tahun 2017, telah terjadi 3 (Tiga) kali revisi anggaran yang dilakukan baik namun tidak merubah PAGU anggaran. Rincian revisi anggaran adalah sebagai berikut:
Revisi pertama pada tanggal 29 September 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB untuk penyesuaian akun belanja barang non operasional dan operasional satker.
Revisi kedua pada tanggal 22 November 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB karena adanya kegiatan yang prioritas dan percepatan pencapaian kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian serta revisi pada halaman III DIPA.
Revisi ketiga pada tanggal 30 Desember 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB untuk pemutakhiran data petunjuk operasional kegiatan. Hingga akhir tahun anggaran, Biro Organisasi dan Kepegawaian memiliki PAGU sebesar Rp 25.145.500.000,-. Dibandingkan dengan PAGU anggaran akhir tahun 2016 sebesar Rp 25.640.000.000,-. Terdapat Penurunan PAGU sebesar Rp 494.500.000,- atau 1,92% terhadap PAGU anggaran tahun 2016. Rincian perbandingan realisasi anggaran antar output kegiatan pada tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
No Indikator Kinerja Output
PAGU Akhir Tahun 2017 2016
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % 1 Layanan Internal
(Overhead) 4.237.679.000 4.197.273.207 99,05
2 Layanan Manajemen SDM 14.606.381.000 14.401.307.814 98,60 3 Layanan Manajemen
Organisasi 2.151.200.000 2.045.258.695 95,08
4 Layanan Reformasi Birokrasi
1.806.740.000 1.772.176.056 98,09
5 Layanan Perkantoran 2.343.500.000 2.308.791.015 98,52 6 Penataan Kelembagaan 1.404.430.000 1.323.439.173 94,23 7 Pembinaan Jabatan
Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja
2.108.150.000 2.044.399.791 96,98
8 Ketatalaksanaan 1.191.700.000 939.743.850 78,86 9 Reformasi Birokrasi 1.122.200.000 1.094.301.350 97.51
10 Perencanaan, Pengembangan, dan Kesejahteraan Pegawai
6.406.505.000 6.287.420.190 98,14
11 Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian Pegawai
4.718.400.000 4.369.791.490 92,61
12 Pembinaan SDM Aparatur Pertanian Melalui Organisasi Kedinasan
1.643.310.000 1.616.135.792 98,35
13 Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
548.000.000 484.692.025 88,45
14 Kegiatan dan Pembinaan 6.497.305.000 6.320.514.390 97,28 T O T A L 25.145.500.000 24.724.806.787 98,33 25.640.000.000 24.480.438.051 95,48
Tabel 8. Anggaran dan Realisasi Tahun 2017 dan 2016
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201756
Bab III. Akuntabilitas
B. Realisasi Anggaran PAGU anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017 pada awal tahun adalah sebesar Rp 25.145.500.000,-. Dalam perkembangannya, selama tahun 2017, telah terjadi 3 (Tiga) kali revisi anggaran yang dilakukan baik namun tidak merubah PAGU anggaran. Rincian revisi anggaran adalah sebagai berikut:
Revisi pertama pada tanggal 29 September 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB untuk penyesuaian akun belanja barang non operasional dan operasional satker.
Revisi kedua pada tanggal 22 November 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB karena adanya kegiatan yang prioritas dan percepatan pencapaian kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian serta revisi pada halaman III DIPA.
Revisi ketiga pada tanggal 30 Desember 2017, revisi ini dilakukan di Kanwil DJPB untuk pemutakhiran data petunjuk operasional kegiatan. Hingga akhir tahun anggaran, Biro Organisasi dan Kepegawaian memiliki PAGU sebesar Rp 25.145.500.000,-. Dibandingkan dengan PAGU anggaran akhir tahun 2016 sebesar Rp 25.640.000.000,-. Terdapat Penurunan PAGU sebesar Rp 494.500.000,- atau 1,92% terhadap PAGU anggaran tahun 2016. Rincian perbandingan realisasi anggaran antar output kegiatan pada tahun 2017 dan 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
No Indikator Kinerja Output
PAGU Akhir Tahun 2017 2016
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % 1 Layanan Internal
(Overhead) 4.237.679.000 4.197.273.207 99,05
2 Layanan Manajemen SDM 14.606.381.000 14.401.307.814 98,60 3 Layanan Manajemen
Organisasi 2.151.200.000 2.045.258.695 95,08
4 Layanan Reformasi Birokrasi
1.806.740.000 1.772.176.056 98,09
5 Layanan Perkantoran 2.343.500.000 2.308.791.015 98,52 6 Penataan Kelembagaan 1.404.430.000 1.323.439.173 94,23 7 Pembinaan Jabatan
Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja
2.108.150.000 2.044.399.791 96,98
8 Ketatalaksanaan 1.191.700.000 939.743.850 78,86 9 Reformasi Birokrasi 1.122.200.000 1.094.301.350 97.51
10 Perencanaan, Pengembangan, dan Kesejahteraan Pegawai
6.406.505.000 6.287.420.190 98,14
11 Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian Pegawai
4.718.400.000 4.369.791.490 92,61
12 Pembinaan SDM Aparatur Pertanian Melalui Organisasi Kedinasan
1.643.310.000 1.616.135.792 98,35
13 Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
548.000.000 484.692.025 88,45
14 Kegiatan dan Pembinaan 6.497.305.000 6.320.514.390 97,28 T O T A L 25.145.500.000 24.724.806.787 98,33 25.640.000.000 24.480.438.051 95,48
Tabel 8. Anggaran dan Realisasi Tahun 2017 dan 2016
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
55
Hasil pengukuran pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian tahun 2017 dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini:
NO SATUAN KERJA JUMLAH PEGAWAI
JUMLAH RESPONDEN % NILAI KET
1 2 3 4 5 6 Sumatera Utara
1 1 BBPPTP Medan 234 118 50 77,89
Daerah Istimewa Yogyakarta
1 1 BKP Kelas II Yogyakarta 75 38 51 78,99
2 BB Veteriner Wates 89 45 51 84,24
Jawa Timur
1 1 BBKP Surabaya 53 28 53 79,19
Sulawesi Selatan
1 1 BBKP Makassar 145 73 50 80,82
5 UPT yang dilakukan pengukuran 596 302 50,67 400,85
NILAI RATA - RATA 80,17
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa survey pengukuran pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian tahun 2017 meliputi 5 UPT Lingkup Kementerian Pertanian yang terdapat di 4 provinsi. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 302 orang pegawai dari jumlah total pegawai disana sebanyak 596 orang atau sebesar 50,67%. Hal ini menunjukan bahwa jumlah responden memenuhi syarat untuk dilakukan penetapan hasil Pengukuran. Target kinerja Pengukuran Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik Tahun 2017 adalah sebesar 80 (indeks). Berdasarkan tabel analisa capaian kinerja diatas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran yang telah dilakukan mendapatkan nilai sebesar 80,17 atau dengan kata lain tercapai sebesar 100,20%, melebihi target yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya Peningkatan Pelaksanaan Tugas di Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Ketatalaksanaan, dan Pelayanan Publik dan menjadi pendukung keberhasilan dalam pencapaian tahun ini, antara lain; 1) Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian Tahun 2017;
2) Temu Koordinasi User Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017;
3) Forum Komunikasi di Bidang Kepegawaian Tahun 2017;
4) Bimbingan Teknis Pembinaan Etika dan Disiplin Pegawai.
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201764Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
57
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penyerapan anggaran tahun 2017 adalah sebesar Rp 24.724.806.787,- atau 98,33% dari total anggaran sebesar Rp 25.145.500.000,-. Terdapat E�siensi Anggaran sebesar Rp 420.693.213,- atau sebesar 1.67%. Jika dibandingkan dengan penyerapan anggaran tahun 2016 sebesar Rp 24.480.438.051,- atau 95.48% dari total PAGU anggaran sebesar 25.640.000.000,- dengan efisiensi anggaran sebesar 4.52%. Efisiensi anggaran tahun ini lebih kecil daripada tahun sebelumnya dikarenakan target kinerja tahun 2017 lebih meningkat secara kualitas dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal tersebut dapat dilihat dari perubahan indikator kinerja tahun 2017.
Bab III. Akuntabilitas
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 65
IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
Bab III. Akuntabilitas
57
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penyerapan anggaran tahun 2017 adalah sebesar Rp 24.724.806.787,- atau 98,33% dari total anggaran sebesar Rp 25.145.500.000,-. Terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 420.693.213,- atau sebesar 1.67%. Jika dibandingkan dengan penyerapan anggaran tahun 2016 sebesar Rp 24.480.438.051,- atau 95.48% dari total PAGU anggaran sebesar 25.640.000.000,- dengan efisiensi anggaran sebesar 4.52%. Efisiensi anggaran tahun ini lebih kecil daripada tahun sebelumnya dikarenakan target kinerja tahun 2017 lebih meningkat secara kualitas dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal tersebut dapat dilihat dari perubahan indikator kinerja tahun 2017.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201766 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
59
Bab IV. Penutup
BAB IV
P E N U T U P Tahapan dalam penyusunan Laporan Kinerja mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya sehingga harus disusun secara sinergi dan komprehensif serta berkesinambungan agar menjadi satu pemahaman yang utuh dan menyeluruh. Mengingat Laporan Kinerja merupakan suatu instrumen pelaporan akuntabilitaas kinerja, yang hasilnya digunakan sebagai salah satu bentuk laporan pertanggungjawaban pimpinan dan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan ke depan maka untuk menghasilkan informasi yang baik dan akurat, harus dilakukan Analisa Capaian Kinerja yang meliputi pencapaian kinerja output terhadap target kinerja tahun berjalan, tahun sebelumnya, dan target kinerja jangka menengah. Selain itu, indikator efisiensi penggunaan sumber daya juga harus diperhitungkan dan diukur dengan tepat.
Berdasarkan hasil analisa capaian kinerja output kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa seluruh target kinerja Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017 dapat dicapai (100%), bahkan seluruh indikator kinerja memiliki realisasi diatas 100%. Hal ini menunjukkan bahwa Capaian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017 dapat diklasifikasikan BAIK. PAGU anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017 adalah sebesar Rp 25.145.500.000,-. Hingga akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp 24.724.806.787,- atau 98,33%. Terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 420.693.213,- atau sebesar 1,67%.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2017 secara keseluruhan telah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Biro Organisasi dan Kepegawaian dan telah selaras dengan target kinerja jangka menengah yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan strategis/ penting yang berhasil dilaksanakan dalam tahun pelaporan ini antara lain: 1) Hasil Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Pertanian sebesar 85,78, 2) Penilaian Kualitas Pelayanan Publik Kementerian Pertanian yang masuk dalam Zona Kepatuhan Hijau , 3) Pelaksanaan Seleksi Terbuka Dalam Rangka Pengisian Jabatan Struktural Eselon I dan II, 4) Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja Tahun 2017 merupakan pelaporan kedua dari penjabaran rencana kinerja periode 2015 – 2019. Biro Organisasi dan Kepegawaian telah banyak melakukan perubahan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian dalam rangka melaksanakan seluruh agenda reformasi birokrasi yang telah digulirkan. Dalam upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) maka arah kebijakan kedepan yang akan dilakukan pada periode kedepan adalah pemantapan dan penguatan pelaksanaan beberapa kegiatan strategis yang telah dilakukan pada periode sebelumnya.
Pemantapan yang akan dilakukan pada periode berikutnya meliputi 1) Penguatan kelembagaan lingkup Kementerian Pertanian berbasis kinerja; 2) Penguatan kualitas ketatalaksanaan yang mampu menjamin efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan pertanian baik pusat maupun daerah; 3) Peningkatan profesionalisme dan kompetensi SDM aparatur pertanian; dan 4) Pelayanan prima dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian. Pemantapan dari beberapa kegiatan strategis ini akan diiringi dengan pelaksanaan kegiatan lainnya sesuai dengan dinamika perubahan peraturan – peraturan dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian yang mungkin terjadi pada periode kedepan.
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 67 Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017
59
Bab IV. Penutup
BAB IV
P E N U T U P Tahapan dalam penyusunan Laporan Kinerja mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya sehingga harus disusun secara sinergi dan komprehensif serta berkesinambungan agar menjadi satu pemahaman yang utuh dan menyeluruh. Mengingat Laporan Kinerja merupakan suatu instrumen pelaporan akuntabilitaas kinerja, yang hasilnya digunakan sebagai salah satu bentuk laporan pertanggungjawaban pimpinan dan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan ke depan maka untuk menghasilkan informasi yang baik dan akurat, harus dilakukan Analisa Capaian Kinerja yang meliputi pencapaian kinerja output terhadap target kinerja tahun berjalan, tahun sebelumnya, dan target kinerja jangka menengah. Selain itu, indikator efisiensi penggunaan sumber daya juga harus diperhitungkan dan diukur dengan tepat.
Berdasarkan hasil analisa capaian kinerja output kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa seluruh target kinerja Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017 dapat dicapai (100%), bahkan seluruh indikator kinerja memiliki realisasi diatas 100%. Hal ini menunjukkan bahwa Capaian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017 dapat diklasifikasikan BAIK. PAGU anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2017 adalah sebesar Rp 25.145.500.000,-. Hingga akhir tahun anggaran terealisasi sebesar Rp 24.724.806.787,- atau 98,33%. Terdapat Efisiensi Anggaran sebesar Rp 420.693.213,- atau sebesar 1,67%.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2017 secara keseluruhan telah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Biro Organisasi dan Kepegawaian dan telah selaras dengan target kinerja jangka menengah yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan strategis/ penting yang berhasil dilaksanakan dalam tahun pelaporan ini antara lain: 1) Hasil Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Pertanian sebesar 85,78, 2) Penilaian Kualitas Pelayanan Publik Kementerian Pertanian yang masuk dalam Zona Kepatuhan Hijau , 3) Pelaksanaan Seleksi Terbuka Dalam Rangka Pengisian Jabatan Struktural Eselon I dan II, 4) Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja Tahun 2017 merupakan pelaporan kedua dari penjabaran rencana kinerja periode 2015 – 2019. Biro Organisasi dan Kepegawaian telah banyak melakukan perubahan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian dalam rangka melaksanakan seluruh agenda reformasi birokrasi yang telah digulirkan. Dalam upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) maka arah kebijakan kedepan yang akan dilakukan pada periode kedepan adalah pemantapan dan penguatan pelaksanaan beberapa kegiatan strategis yang telah dilakukan pada periode sebelumnya.
Pemantapan yang akan dilakukan pada periode berikutnya meliputi 1) Penguatan kelembagaan lingkup Kementerian Pertanian berbasis kinerja; 2) Penguatan kualitas ketatalaksanaan yang mampu menjamin efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan pertanian baik pusat maupun daerah; 3) Peningkatan profesionalisme dan kompetensi SDM aparatur pertanian; dan 4) Pelayanan prima dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian. Pemantapan dari beberapa kegiatan strategis ini akan diiringi dengan pelaksanaan kegiatan lainnya sesuai dengan dinamika perubahan peraturan – peraturan dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian yang mungkin terjadi pada periode kedepan.
Bab IV. Penutup
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201768
LAMPIRAN 1
Struktur Organisasi Biro
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 69
LAMPIRAN 1
Struktur Organisasi Biro
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201770
Ke
pala
Biro
Org
anisa
si da
n Ke
pega
wai
anDr
s. Ab
dul H
alim
, M.S
i
Kepa
la B
agia
n Or
gani
sasi
Drs.
Naw
awi N
ata,
M.S
i
Kepa
la B
agia
n Ta
ta La
ksan
a da
n Re
form
asi B
irokr
asi
Dra.
Est
iHer
miy
ati,
MM
Kepa
la B
agia
n Pe
renc
anaa
n da
n Pe
ngem
bang
an P
egaw
aiDr
s. Tr
iHan
dono
W.,
SH, M
M
Kepa
la B
agia
n M
utas
iIr.
Ilha
m M
uwar
di
Kepa
la Su
bbag
ian
Eval
uasi
Orga
nisa
si
Priy
antin
a, SP
.MAP
Ev
alua
si or
gani
sasi
lingk
up K
emen
tan
sert
a Re
kom
enda
si te
knis
orga
nisa
si sa
tuan
ker
ja
pera
ngka
t dae
rah
bida
ng p
erta
nian
Anal
isis j
abat
an d
an a
nalis
is be
ban
kerja
Kepa
la Su
bbag
ian
Peng
emba
ngan
Jaba
tan
Fung
siona
l
Ir. N
urw
ahid
a, M
.Si
Peng
emba
ngan
, pen
yem
purn
aan,
dan
pe
man
taua
n pe
nera
pan
pela
ksan
aan
jaba
tan
fung
siona
l bid
ang
pert
ania
n
Kepa
la Su
bbag
ian
Buda
ya
Kerja
Drs.
Nana
ng Su
ryan
a, M
M
Peng
emba
ngan
& p
enye
mpu
rnaa
n bu
daya
ke
rja d
an p
elay
anan
pub
lik b
idan
g pe
rtan
ian
Kepa
la Su
bbag
ian
Tata
La
ksan
a
Agun
g Da
nang
Rah
adi,
SE
Peny
usun
an, e
valu
asi,
dan
peny
empu
rnaa
n sis
tem
, pro
sedu
r, ta
ta h
ubun
gan
kerja
, pe
mba
kuan
sara
na ke
rja se
rta
pem
bagi
an
urus
an b
idan
g pe
rtan
ian
Kepa
la Su
bbag
ian
Refo
rmas
i Bi
rokr
asi d
an SP
I
Ir. M
ardi
anis,
MM
Pela
ksan
aan
fasil
itasi
refo
rmas
i biro
kras
i lin
gkup
Kem
ente
rian
Pert
ania
n da
n pe
nyel
engg
araa
n sis
tem
pen
gend
alia
n in
tern
ling
kup
Sekr
etar
iat J
ende
ral
Kepa
la Su
bbag
ian
Tata
Us
aha
Biro
Heri
Susa
nto,
S.K
om, M
.Si
Pela
ksan
aan
urus
an ta
ta u
saha
dan
rum
ah
tang
ga B
iro O
rgan
isasi
dan
Kepe
gaw
aian
Kepa
la S
ubba
gian
Pe
renc
anaa
n Pe
gaw
ai
Sutr
isno
Sipa
huta
r, SH
Pere
ncan
aan
kebu
tuha
n pe
gaw
ai, s
elek
si pe
nerim
aan
dan
peng
angk
atan
CPN
S, p
ola
karir
peg
awai
, ser
ta p
enge
lola
an si
stem
in
form
asi k
epeg
awai
an
Kepa
la Su
bbag
ian
Peng
emba
ngan
Kar
ir
Agus
tini I
rmaw
ati,
SH
Peng
emba
ngan
kar
ir pe
gaw
ai, p
elak
sana
an
urus
an d
ikla
t man
ajer
ial,
praj
abat
an, u
jian
dina
s, pe
nyes
uaia
n ija
zah,
dan
pe
nyel
engg
araa
n se
leks
i pej
abat
stru
ktur
al
Kepa
la Su
bbag
ian
Kine
rja
Pega
wai
Listia
ti, S
H
Peng
elol
aan
dan
bim
bing
an p
enila
ian
kine
rja, p
ener
apan
disi
plin
, dan
pem
beria
n pe
ngha
rgaa
n pe
gaw
ai
Kepa
la Su
bbag
ian
Kepa
ngka
tan
dan
Pens
iun
Suka
tmin
, S.S
os
Pela
ksan
aan
urus
an ke
pang
kata
n, p
ensiu
n,
pem
berh
entia
n, d
an m
utas
i peg
awai
la
inny
a se
rta
cuti
dilu
ar ta
nggu
ngan
neg
ara
Kepa
la S
ubba
gian
Ad
min
istra
si Ja
bata
n Fu
ngsio
nal
Sata
r, S.
Sos,
M.S
i
Pela
ksan
aan
urus
an k
epeg
awai
an ja
bata
n fu
ngsio
nal s
erta
pem
anta
uan
pene
rapa
n ja
bata
n fu
ngsio
nal n
on b
idan
g pe
rtan
ian
Kepa
la Su
bbag
ian
Tata
Us
aha
Kepe
gaw
aian
dan
Ke
pega
wai
an S
etje
n
Jano
fa, S
.Sos
, MM
Peng
elol
aan
kart
u pe
gaw
ai, p
enyu
suna
n ju
knis
bida
ng ke
pega
wai
an, s
erta
pe
laks
anaa
n ur
usan
kep
egaw
aian
ling
kup
Setje
n Ke
men
tan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 71
Ke
pala
Biro
Org
anisa
si da
n Ke
pega
wai
anDr
s. Ab
dul H
alim
, M.S
i
Kepa
la B
agia
n Or
gani
sasi
Drs.
Naw
awi N
ata,
M.S
i
Kepa
la B
agia
n Ta
ta La
ksan
a da
n Re
form
asi B
irokr
asi
Dra.
Est
iHer
miy
ati,
MM
Kepa
la B
agia
n Pe
renc
anaa
n da
n Pe
ngem
bang
an P
egaw
aiDr
s. Tr
iHan
dono
W.,
SH, M
M
Kepa
la B
agia
n M
utas
iIr.
Ilha
m M
uwar
di
Kepa
la Su
bbag
ian
Eval
uasi
Orga
nisa
si
Priy
antin
a, SP
.MAP
Ev
alua
si or
gani
sasi
lingk
up K
emen
tan
sert
a Re
kom
enda
si te
knis
orga
nisa
si sa
tuan
ker
ja
pera
ngka
t dae
rah
bida
ng p
erta
nian
Anal
isis j
abat
an d
an a
nalis
is be
ban
kerja
Kepa
la Su
bbag
ian
Peng
emba
ngan
Jaba
tan
Fung
siona
l
Ir. N
urw
ahid
a, M
.Si
Peng
emba
ngan
, pen
yem
purn
aan,
dan
pe
man
taua
n pe
nera
pan
pela
ksan
aan
jaba
tan
fung
siona
l bid
ang
pert
ania
n
Kepa
la Su
bbag
ian
Buda
ya
Kerja
Drs.
Nana
ng Su
ryan
a, M
M
Peng
emba
ngan
& p
enye
mpu
rnaa
n bu
daya
ke
rja d
an p
elay
anan
pub
lik b
idan
g pe
rtan
ian
Kepa
la Su
bbag
ian
Tata
La
ksan
a
Agun
g Da
nang
Rah
adi,
SE
Peny
usun
an, e
valu
asi,
dan
peny
empu
rnaa
n sis
tem
, pro
sedu
r, ta
ta h
ubun
gan
kerja
, pe
mba
kuan
sara
na ke
rja se
rta
pem
bagi
an
urus
an b
idan
g pe
rtan
ian
Kepa
la Su
bbag
ian
Refo
rmas
i Bi
rokr
asi d
an SP
I
Ir. M
ardi
anis,
MM
Pela
ksan
aan
fasil
itasi
refo
rmas
i biro
kras
i lin
gkup
Kem
ente
rian
Pert
ania
n da
n pe
nyel
engg
araa
n sis
tem
pen
gend
alia
n in
tern
ling
kup
Sekr
etar
iat J
ende
ral
Kepa
la Su
bbag
ian
Tata
Us
aha
Biro
Heri
Susa
nto,
S.K
om, M
.Si
Pela
ksan
aan
urus
an ta
ta u
saha
dan
rum
ah
tang
ga B
iro O
rgan
isasi
dan
Kepe
gaw
aian
Kepa
la S
ubba
gian
Pe
renc
anaa
n Pe
gaw
ai
Sutr
isno
Sipa
huta
r, SH
Pere
ncan
aan
kebu
tuha
n pe
gaw
ai, s
elek
si pe
nerim
aan
dan
peng
angk
atan
CPN
S, p
ola
karir
peg
awai
, ser
ta p
enge
lola
an si
stem
in
form
asi k
epeg
awai
an
Kepa
la Su
bbag
ian
Peng
emba
ngan
Kar
ir
Agus
tini I
rmaw
ati,
SH
Peng
emba
ngan
kar
ir pe
gaw
ai, p
elak
sana
an
urus
an d
ikla
t man
ajer
ial,
praj
abat
an, u
jian
dina
s, pe
nyes
uaia
n ija
zah,
dan
pe
nyel
engg
araa
n se
leks
i pej
abat
stru
ktur
al
Kepa
la Su
bbag
ian
Kine
rja
Pega
wai
Listia
ti, S
H
Peng
elol
aan
dan
bim
bing
an p
enila
ian
kine
rja, p
ener
apan
disi
plin
, dan
pem
beria
n pe
ngha
rgaa
n pe
gaw
ai
Kepa
la Su
bbag
ian
Kepa
ngka
tan
dan
Pens
iun
Suka
tmin
, S.S
os
Pela
ksan
aan
urus
an ke
pang
kata
n, p
ensiu
n,
pem
berh
entia
n, d
an m
utas
i peg
awai
la
inny
a se
rta
cuti
dilu
ar ta
nggu
ngan
neg
ara
Kepa
la S
ubba
gian
Ad
min
istra
si Ja
bata
n Fu
ngsio
nal
Sata
r, S.
Sos,
M.S
i
Pela
ksan
aan
urus
an k
epeg
awai
an ja
bata
n fu
ngsio
nal s
erta
pem
anta
uan
pene
rapa
n ja
bata
n fu
ngsio
nal n
on b
idan
g pe
rtan
ian
Kepa
la Su
bbag
ian
Tata
Us
aha
Kepe
gaw
aian
dan
Ke
pega
wai
an S
etje
n
Jano
fa, S
.Sos
, MM
Peng
elol
aan
kart
u pe
gaw
ai, p
enyu
suna
n ju
knis
bida
ng ke
pega
wai
an, s
erta
pe
laks
anaa
n ur
usan
kep
egaw
aian
ling
kup
Setje
n Ke
men
tan
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201772
LAMPIRAN 2
Rincian Pegawai Biro
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 73
LAMPIRAN 2
Rincian Pegawai Biro
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201774
III
IIIIV
SD-S
LTA
Dipl
oma
S1S2
LP
1Ba
gian
Org
anisa
si11
42
76
96
15
2Ba
gian
Tat
alak
sana
dan
Ref
orm
asi B
irokr
asi
221
34
69
717
926
3Ba
gian
Per
enca
naan
dan
Pen
gem
bang
an
Pega
wai
330
28
121
518
1735
3 Or
ang
Tuga
s Bel
ajar
4Ba
gian
Mut
asi
120
46
116
215
1025
5Se
kret
aria
t Dew
an P
engu
rus K
ORPR
I Kem
enta
n8
59
46
713
T O
T A
L0
690
1820
862
2465
4911
4
Cata
tan:
Di
luar
jum
lah
tota
l peg
awai
dia
tas,
terd
apat
dip
eker
jaka
n 46
ora
ng, d
iper
bant
ukan
35
oran
g pe
gaw
ai y
ang
dipe
rban
tuka
n pa
da in
stan
si pe
mer
inta
h la
in d
iluar
Biro
OK
RINC
IAN
PEGA
WAI
LING
KUP
BIRO
ORG
ANIS
ASI D
AN K
EPEG
AWAI
ANPe
r 31
Dese
mbe
r 201
7
NoUn
it Ke
rjaGo
long
anTi
ngka
t Pen
didi
kan
Jeni
s Kel
amin
Jum
lah
Pega
wai
Kete
rang
an
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 75
III
IIIIV
SD-S
LTA
Dipl
oma
S1S2
LP
1Ba
gian
Org
anisa
si11
42
76
96
15
2Ba
gian
Tat
alak
sana
dan
Ref
orm
asi B
irokr
asi
221
34
69
717
926
3Ba
gian
Per
enca
naan
dan
Pen
gem
bang
an
Pega
wai
330
28
121
518
1735
3 Or
ang
Tuga
s Bel
ajar
4Ba
gian
Mut
asi
120
46
116
215
1025
5Se
kret
aria
t Dew
an P
engu
rus K
ORPR
I Kem
enta
n8
59
46
713
T O
T A
L0
690
1820
862
2465
4911
4
Cata
tan:
Di
luar
jum
lah
tota
l peg
awai
dia
tas,
terd
apat
dip
eker
jaka
n 46
ora
ng, d
iper
bant
ukan
35
oran
g pe
gaw
ai y
ang
dipe
rban
tuka
n pa
da in
stan
si pe
mer
inta
h la
in d
iluar
Biro
OK
RINC
IAN
PEGA
WAI
LING
KUP
BIRO
ORG
ANIS
ASI D
AN K
EPEG
AWAI
ANPe
r 31
Dese
mbe
r 201
7
NoUn
it Ke
rjaGo
long
anTi
ngka
t Pen
didi
kan
Jeni
s Kel
amin
Jum
lah
Pega
wai
Kete
rang
an
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201776
LAMPIRAN 3
Perjanjian Kinerja Biro Tahun 2017
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 77
LAMPIRAN 3
Perjanjian Kinerja Biro Tahun 2017
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201778
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 79
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201780
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 81
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201782
LAMPIRAN 4
Kuesioner
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 83
LAMPIRAN 4
Kuesioner
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201784 Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan
1
SURVEY PELAKSANAAN TUGASDI BIDANG KELEMBAGAAN DAN SDM APARATURLINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN
I. IDENTITAS RESPONDEN(Isilah dan berilah tanda silang “x”)
1. Nama Unit Kerja : .......................................................................
2. Jabatan : Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
Pejabat Administrator
Pejabat Pengawas
Fungsional
Pelaksana
3. Golongan : I II III IV
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Usia : 21 – 30 31 – 40
41 – 50 > 50
6. Pendidikan Terakhir : S-1 S-2 S-3
Diploma SMU
II. PERTANYAAANBerilah tanda silang (x) pada Skala Rating dibawah ini menurut kondisi Andasebenarnya. Apabila terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti, harap menghubungi Tim Survey.
A. Organisasi
1. Bagaimana tingkat pendistribusian pekerjaan di unit kerja Anda?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Baik
Tidak Baik Tidak Tahu Baik Sangat Baik
2. Setiap pegawai yang ada di instansi Anda telah memiliki tanggung jawab pekerjaan masing-masing ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 85 Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan
1
SURVEY PELAKSANAAN TUGASDI BIDANG KELEMBAGAAN DAN SDM APARATURLINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN
I. IDENTITAS RESPONDEN(Isilah dan berilah tanda silang “x”)
1. Nama Unit Kerja : .......................................................................
2. Jabatan : Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
Pejabat Administrator
Pejabat Pengawas
Fungsional
Pelaksana
3. Golongan : I II III IV
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Usia : 21 – 30 31 – 40
41 – 50 > 50
6. Pendidikan Terakhir : S-1 S-2 S-3
Diploma SMU
II. PERTANYAAANBerilah tanda silang (x) pada Skala Rating dibawah ini menurut kondisi Andasebenarnya. Apabila terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti, harap menghubungi Tim Survey.
A. Organisasi
1. Bagaimana tingkat pendistribusian pekerjaan di unit kerja Anda?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Baik
Tidak Baik Tidak Tahu Baik Sangat Baik
2. Setiap pegawai yang ada di instansi Anda telah memiliki tanggung jawab pekerjaan masing-masing ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201786 Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan
2
3. Bagaimana kondisi kesesuaian antara jumlah pekerjaan dengan jumlah pegawai yang ada di unit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai Tidak Tahu Sesuai Sangat Sesuai
4. Penataan organisasi di unit kerja Anda sudah sesuai dengan kebutuhan organisasi ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai Tidak Tahu Sesuai Sangat Sesuai
5. Pelaksanaan tupoksi unit kerja Anda telah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan visi dan misi yang ada ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
B. Pelayanan Publik dan Tata Laksana
1. Penerapan Nilai – Nilai Budaya Kerja (Komitmen, Keteladanan, Profesionalisme, Integritas, Disiplin) sudah berjalan dengan baik di unit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
2. Anda mengetahui dan memahami seluruh Standar Pelayanan Publik (SPP) diunit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
3. Unit kerja Anda saat ini memiliki Standar Pelayanan Publik (SPP) yang memadai ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
4. Seluruh pekerjaan utama di unit kerja Anda (Pelayanan Publik) telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 87 Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan
2
3. Bagaimana kondisi kesesuaian antara jumlah pekerjaan dengan jumlah pegawai yang ada di unit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai Tidak Tahu Sesuai Sangat Sesuai
4. Penataan organisasi di unit kerja Anda sudah sesuai dengan kebutuhan organisasi ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai Tidak Tahu Sesuai Sangat Sesuai
5. Pelaksanaan tupoksi unit kerja Anda telah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan visi dan misi yang ada ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
B. Pelayanan Publik dan Tata Laksana
1. Penerapan Nilai – Nilai Budaya Kerja (Komitmen, Keteladanan, Profesionalisme, Integritas, Disiplin) sudah berjalan dengan baik di unit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
2. Anda mengetahui dan memahami seluruh Standar Pelayanan Publik (SPP) diunit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
3. Unit kerja Anda saat ini memiliki Standar Pelayanan Publik (SPP) yang memadai ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
4. Seluruh pekerjaan utama di unit kerja Anda (Pelayanan Publik) telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 201788 Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan
3
Setuju Setuju
5. Bagaimanakah penerapan elektronisasi dokumen di instansi Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Baik
Tidak Baik Tidak Tahu Baik Sangat Baik
C. Sumber Daya Manusia Aparatur
1. (Berdasarkan Kompetensi) perencanaan dan penempatan pegawai sudah sesuai dengan kebutuhan unit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
2. Penetapan kelas jabatan (Dasar Pembayaran Tunkin) sudah sesuai dengan kebutuhan unit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
3. Implementasi penegakan disiplin pegawai di unit kerja Anda sudah berjalan dengan baik dan objektif ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
4. Pemberian Tunjangan Kinerja di unit kerja Anda sudah sesuai dengan Permentan Nomor 6 Tahun 2016 ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
5. Evaluasi terhadap Sasaran Kerja Pegawai (SKP) di unit kerja Anda telah dilakukan secara berkala ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Terima Kasih Atas Kerja Samanya
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017 89 Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan
3
Setuju Setuju
5. Bagaimanakah penerapan elektronisasi dokumen di instansi Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Baik
Tidak Baik Tidak Tahu Baik Sangat Baik
C. Sumber Daya Manusia Aparatur
1. (Berdasarkan Kompetensi) perencanaan dan penempatan pegawai sudah sesuai dengan kebutuhan unit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
2. Penetapan kelas jabatan (Dasar Pembayaran Tunkin) sudah sesuai dengan kebutuhan unit kerja Anda ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
3. Implementasi penegakan disiplin pegawai di unit kerja Anda sudah berjalan dengan baik dan objektif ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
4. Pemberian Tunjangan Kinerja di unit kerja Anda sudah sesuai dengan Permentan Nomor 6 Tahun 2016 ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
5. Evaluasi terhadap Sasaran Kerja Pegawai (SKP) di unit kerja Anda telah dilakukan secara berkala ?
1 2 3 4 5Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Tidak Tahu Setuju Sangat Setuju
Terima Kasih Atas Kerja Samanya
Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017xc