perkebunan 2015 direktorat perlindungan …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip perlindungan...

50
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016

Upload: duongkiet

Post on 19-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT PERLINDUNGAN

PERKEBUNAN 2015

DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2016

Page 2: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2015 disusun dalam rangka

pelaksanaan pertanggungjawaban Direktorat Perlindungan Perkebunan sesuai dengan

Tugas Pokok dan Fungsi seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Penyusunan Laporan Kinerja ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pertanian No. 31/Permentan/OT.140/3/2010,

tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Pembangunan Pertanian. Materi yang disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2015 ini merupakan kegiatan pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Direktorat Perlindungan Perkebunan secara garis besar.

Pada bulan Januari 2015 telah disahkan Penetapan Kinerja yang merupakan dokumen

pernyataan kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Direktur Perlindungan

Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

Perkebunan.

Berdasarkan hasil penilaian kinerja kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan dengan

capaian kinerja untuk keuangan mencapai 82,15% dari pagu dan realisasi fisik mencapai

98,07% dengan kategori berhasil.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran lingkup Direktorat

Perlindungan Perkebunan dan pihak terkait lainnya yang telah memberikan dukungan dan

kerjasamanya, sehingga tugas-tugas yang dibebankan kepada Direktorat Perlindungan

Perkebunan dapat diselesaikan dengan baik seperti tertuang pada Laporan Akuntabilitas

Kinerja Direktorat ini.

Kiranya laporan ini dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai

bahan untuk kelanjutan kegiatan di masa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2016

Direktur,

Drs. Dudi Gunadi, BSc, MSi

Page 3: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

ii

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2015

IKHTISAR EKSEKUTIF

Perubahan lingkungan strategis global dan perubahan lingkungan domestik,

kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan dan kebugaran kaitannya dengan

konsumsi makanan, telah meningkatkan tuntutan konsumen akan kandungan nutrisi dari

produk-produk perkebunan yang sehat, aman dan menunjang kebugaran. Disamping itu

meningkatnya kesadaran akan lingkungan hidup dan pentingnya faktor Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) telah mendorong masuknya berbagai aspek tersebut dalam

pertimbangan agribisnis perkebunan.

Pada era otonomi terjadi pergeseran peran pemerintah yang semula dominan dalam

pembangunan agribisnis berubah menjadi fasilitator, stimulator, promotor dan regulator.

Dalam konteks pengendalian, peran masyarakat menjadi lebih dominan serta peran

pemerintah daerah menjadi lebih besar dalam pelaksanaan perlindungan tanaman.

Koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat (Ditjen Perkebunan dan UPT Pusat)

dengan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota menjadi hal yang sangat penting

untuk dapat terlaksananya pembangunan perlindungan tanaman perkebunan yang sinergis,

efektif dan efisien.

Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan,

serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional,

Renstra Pembangunan Perkebunan dan Renstra Ditjen Perkebunan, maka dirumuskan Visi

Direktorat Perlindungan Perkebunan yaitu “Profesional dalam Memfasilitasi

Perlindungan Perkebunan”.

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah

sebagai berikut :

1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan teknologi,

pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem perlindungan perkebunan;

2) Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian OPT

serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan perkebunan;

3) Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit,

Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait

lainnya;

4) Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2015-2019

sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan, maka

Direktorat Perlindungan Perkebunan mempunyai tujuan mendukung peningkatan produksi

dan produktivitas tanaman perkebunan yaitu penurunan luas areal serangan OPT,

peningkatan penanganan kebakaran lahan dan kebun dan peningkatan penanganan

dampak perubahan iklim.

Sasaran Direktorat Perlindungan Perkebunan yang ingin dicapai pada tahun 2015 -

2019 adalah sebagai berikut :

1) Tersedianya rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian OPT tanaman

semusim, rempah, penyegar, dan tahunan

2) Tersedianya rumusan kebijakan pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan

iklim.

Page 4: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

iii

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2015

3) Tersedianya Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme OPT tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta

pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim.

4) Terlaksananya kebijakan dan NSPK di bidang identifikasi dan pengendalian OPT

tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran lahan

dan dampak perubahan iklim.

5) Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi.

Pengukuran kinerja tahun 2015 untuk kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan

diperoleh capaian realisasi keuangan 82,15% dan fisik 98,07%. Untuk kegiatan daerah

yang tersebar di 32 Provinsi, diperoleh capaian fisik sebesar 96,15% dengan realisasi

keuangan sebesar 81,86%, sedangkan khusus untuk pengukuran kinerja lingkup Direktorat

Perlindungan Perkebunan tahun 2015, realisasi keuangan sebesar 88,07% dengan capaian

fisik 100%.

Pengukuran Kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan berupa output dengan rincian

sebagai berikut :

1) Pemberdayaan Perangkat Perlindungan secara keseluruhan mencapai 93,33%, yang

terdiri dari :

a. Operasional Laboratorium Lapangan dari target 28 unit terealisasi 28 unit atau

mencapai 100%.

b. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH) dari target 4 unit

terealisasi 4 unit atau mencapai 100%.

c. Operasional Sub Lab Hayati dari target 12 unit terealisasi 12 unit atau mencapai

100%.

d. Operasional Brigade Proteksi Tanaman dari target 31 unit terealisasi 31 unit atau

mencapai 100%.

e. Operasional Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun dari target 60 unit

terealisasi 51 unit atau mencapai 85,00%.

2) Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) dari target 223 kelompok tani

terealisasi 219 kelompok tani atau mencapai 98,21%.

3) Antisipasi Dampak Perubahan Iklim terdiri dari:

a. Fasilitasi pemantauan kebakaran, dampak perubahan iklim dan bencana alam target

9 dokumen terealisasi 9 dokumen atau mencapai 100%.

b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian

Kebakaran Lahan dan Kebun dari target 149 KT terealisasi 124 KT atau mencapai

83,33%.

c. Apel siaga penanggulangan kebakaran lahan dan kebun dari target 9 dokumen

terealisasi 6 dokumen atau mencapai 66,67%.

d. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dari target 12 KT terealisasi 12 KT atau

mencapai 100%.

e. Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon dari target 11 KT

terealisasi 11 KT atau mencapai 100%.

4) Pengendalian OPT tanaman Perkebunan untuk 12 komoditas secara keseluruhan

terealisasi 98,86 % yaitu :

a. Pengendalian OPT tanaman tahunan (kelapa, karet, kelapa sawit, jambu mete) dari

target 15.950 hektar terealisasi 15.950 hektar atau mencapai 100%.

b. Pengendalian OPT tanaman semusim (tebu, tembakau, kapas, nilam) dari target

7.563 hektar terealisasi 6.938 hektar atau mencapai 91,74%.

Page 5: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

iv

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2015

c. Pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar (lada, kopi, cengkeh, kakao) dari

target 9.850 hektar terealisasi 9.850 hektar atau mencapai 100%.

5) Koordinasi kegiatan perlindungan berupa insentif kepada petugas pengamat dari target

989 orang terealisasi 989 orang atau mencapai 100%

6) Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat dari target 20

dokumen terealisasi 20 dokumen atau mencapai 100%.

7) Layanan Perkantoran Pusat secara keseluruhan mencapai 100% terdiri dari :

a. Administrasi Kegiatan

b. Operasional PPK Direktorat Perlindungan Perkebunan

Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang mempengaruhi kinerja perlindungan

secara keseluruhan antara lain : (1) Penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Pelaksana

kegiatan Provinsi/Kabupaten dan CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan

kegiatan menjadi tidak tepat waktu sesuai target, (2) Pedoman Teknis yang diterbitkan

oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan

perlu dijabarkan ke dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis),

namun seringkali terlambat disusun atau bahkan seringkali tidak dibuat oleh penanggung

jawab kegiatan, (3) Terlambatnya penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam

DIPA/POK dengan Pedoman Teknis sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan, (4)

Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT pada tanaman

perkebunan sering tidak tepat waktu sehingga berakibat penyediaan sarana pengendalian

OPT tidak tepat sasaran, (5) Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan

belum sepenuhnya sesuai dengan ROPAK yang telah disusun, (6) Kegiatan yang telah

selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat tetapi menunggu sampai akhir

tahun anggaran. Bahkan ada beberapa kegiatan di daerah yang sudah selesai dilaksanakan

tetapi laporannya tidak dikirimkan ke pusat.

Langkah-langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi agar pencapaian sasaran

ditahun-tahun mendatang menjadi lebih baik maka diperlukan: a) komitmen pimpinan dan

persepsi yang sama diantara instansi terkait di pusat dan daerah terhadap konsepsi

penerapan PHT pada pengendalian OPT dan penanganan dampak perubahan iklim serta

pencegahan kebakaran; b) komitmen semua pelaku usaha perkebunan tentang pentingnya

penanganan perlindungan perkebunan di dalam pengembangan sistem usaha agribisnis; c)

penyediaan/penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan perangkat

pendukung untuk menangani hal-hal yang terkait dengan penerapan PHT, penanganan

dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; d) penyediaan Sistem dan Informasi

Manajemen Perlindungan Perkebunan yang efektif dan efisien; dan e) penyediaan dana

yang memadai. Dalam implementasinya diperlukan peningkatan koordinasi dan

sinkronisasi pusat dan daerah.

Page 6: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

v

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2015

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

IKHTISAR EKSEKUTIF ii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Organisasi 1

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 3

2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2015-

2019

3

2.1.1. Visi dan Misi 3

2.1.2. Nilai-Nilai 3

2.1.3. Tujuan 4

2.1.4. Sasaran 5

2.1.5. Kebijakan 5

2.1.6. Strategi 6

2.1.7. Kegiatan 6

2.1.8. Fokus Kegiatan Direktorat Perlindungan Perkebunan 7

2.1.9. Keluaran (Output) dan Sub Kegiatan (Sub Output) 7

2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 8

2.2.1. Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan 8

2.2.2. Sasaran Dukungan Perlindungan Perkebunan 8

2.3. Perjanjian Kinerja 9

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 11

3.1. Pengukuran Kinerja 11

3.1.1. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Penetapan Kinerja 11

3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs)

Berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan 2015

12

3.2. Evaluasi Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan

Tahun 2015

19

3.2.1. Evaluasi Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan

Perkebunan Tahun 2015 Berdasarkan Tahun 2014

19

3.2.2. Evaluasi Kinerja Kegiatan Pengendalian OPT Berdasarkan Target

Renstra 2015-2019

19

3.3 Akuntabilitas Keuangan 20

3.3.1. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan 20

3.3.2. SL-PHT Perkebunan 21

3.3.3. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 21

3.3.4. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan 21

3.3.5. Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat 21

3.3.6. Layanan Perkantoran Pusat 22

3.4. Permasalahan dan Upaya Tindak Lanjut 22

Page 7: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

vi

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2015

BAB IV. PENUTUP 24

4.1. Kesimpulan 24

4.2. Saran Rekomendasi 24

Page 8: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

vii

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2015

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Target dan Realisasi Sasaran Kegiatan Dukungan

Perlindungan Perkebunan Tahun 2015 Berdasarkan

Penetapan Kinerja

11

Tabel 2 : Target dan Realisasi Sasaran Kegiatan Dukungan

Perlindungan Perkebunan Tahun 2015 Berdasarkan

Rencana Kegiatan Tahunan 2015

12

Tabel 3 : Perkembangan Luas Areal Pengendalian OPT Tahun

2014-2015

19

Tabel 4 : Evaluasi Kinerja Pengendalian OPT Berdasarkan

Target Renstra 2015-2019

19

Tabel 5 : Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan

Utama Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun

2015

20

Page 9: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

viii

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Penetapan Kinerja (PK)Tahun 2015 26

Lampiran 2 : Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 28

Page 10: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah,

maka diperlukan sistem akuntabilitas yang memadai. Penyusunan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini disusun sesuai dengan

Instruksi Presiden RI No.77 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

dan dalam penyusunannya mengacu pada Pedoman Penyusunan dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI No.239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret

2003 yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayaagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) No.29 Tahun 2010 tanggal 31

Desember 2010.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No.61/Permentan/OT.140/10/2010,

tugas Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah „melaksanakan penyiapan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur,

serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan‟

Sebagai acuan dalam pelaksananaan tugas direktorat dan arahan dalam

pengembangan perlindungan perkebunan adalah Rencana Strategis (Renstra) Direktorat

Perlindungan Perkebunan Tahun 2015-2019 yang disusun berdasarkan analisis dan

pencermatan lingkungan strategis atas potensi, kelemahan, peluang dan tantangan terkini

yang dihadapi dalam peningkatan dukungan perlindungan selama kurun waktu 2010-2014.

Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan memberikan dukungan dan memfasilitasi

kegiatan Pemberdayaan Perangkat, Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu,

Kesiapsiagaan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun, Antisipasi Dampak Perubahan

Iklim, Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan, Pemberdayaan

Petugas Pengamat OPT dan Koordinasi Pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan.

1.2. Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian telah ditetapkan bahwa unit kerja Eselon II lingkup

Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari 6 (enam) unit yaitu: Sekretariat Direktorat

Jenderal Perkebunan, Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Tanaman Semusim,

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Perlindungan Perkebunan serta

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

Organisasi Direktorat Perlindungan Perkebunan terbagi dalam 4 (empat) Sub

Direktorat dan delapan Seksi serta Sub Bagian Tata Usaha yaitu :

1) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT) Tanaman Semusim, membawahi Seksi Identifikasi serta Seksi Pengendalian;

Page 11: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

2) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar,

membawahi Seksi Identifikasi serta Seksi Pengendalian;

3) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan, membawahi

Seksi Identifikasi serta Seksi Pengendalian;

4) Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran, membawahi

Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Seksi Pengendalian Kebakaran;

5) Sub Bagian Tata Usaha;

6) Kelompok Jabatan Fungsional.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No.61/Permentan/ OT.140/10/2010,

tugas Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah “melaksanakan penyiapan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur,

serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan”.

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Perlindungan Perkebunan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta dampak

perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu

tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta dampak perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan

tahunan serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta

dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

Page 12: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2015-

2019

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2015-2019

disusun berdasarkan analisis dan pencermatan lingkungan strategis atas potensi,

kelemahan, peluang dan tantangan terkini yang dihadapi dalam peningkatan dukungan

perlindungan selama kurun waktu 2015-2019. Renstra Direktorat Perlindungan

Perkebunan memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan identifikasi dan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan, fasilitasi

pemantauan kebakaran lahan dan kebun, pemberdayaan perangkat, pemberdayaan

pengamat, dan pelaksanaan SL-PHT perkebunan serta mitigasi dan adaptasi perubahan

iklim.

2.1.1. Visi dan Misi

Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan,

serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional dan

Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan 2015- 2019 maka dirumuskan visi Direktorat

Perlindungan Perkebunan yaitu “Profesional dalam Memfasilitasi Perlindungan

Perkebunan”.

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah

sebagai berikut :

1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan teknologi,

pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem perlindungan perkebunan;

2) Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian OPT

serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan

perkebunan;

3) Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit,

Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait

lainnya;

4) Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.

2.1.2. Nilai-Nilai

Nilai-nilai yang melandasi pelaksanaan pelayanan Direktorat Perlindungan

Perkebunan adalah :

1) Kebersamaan (Cooperative): rencana kerja disusun secara demokratis dan tugas

dilaksanakan secara bersama/tim guna mencapai hasil yang optimal;

2) Keterbukaan (Transparency): sebagai upaya menuju pemerintahan yang bersih dan

akuntabel untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan SOP;

3) Profesional (Professionalism): fasilitasi pelayanan dilakukan secara efisien dan efektif

berdasarkan tuntunan agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan

didukung SDM yang handal sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan;

Page 13: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

4) Terukur (Measureable) : dapat diukur dengan skala penilaian tertentu yang disepakati

berupa pengukuran kuantitas dan kualitas;

5) Dapat dipertanggungjawabkan (Accountable): hasil atau layanan yang diberikan dapat

dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.

2.1.3. Tujuan

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dan pembangunan

pertanian 2015-2019 pada periode jangka menengah tahun 2015-2019, maka Direktorat

Jenderal Perkebunan menetapkan tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan dalam

pembangunan perkebunan tahun 2015-2019 yang akan dicapai sesuai visi, misi serta tugas

pokok dan fungsi organisasi sebagai berikut :

1) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanman perkebunan melalui rehabilitasi,

intensifikasi, ekstensifikasi dan diversivikasi yang didukung oleh penyediaan benih

unggul bermutu dan bersertifikat, sarana produksi dan alat mesin pertanian serta

pembangunan kebun sumber benih tanaman semusim, tanaman tahunan dan tanaman

rempah dan penyegar;

2) Melakukan pengembangan komoditas unggulan perkebunan pada lahan-lahan

eksisting dan lahan bukaan baru sesuai potensi kearifan lokal, kebutuhan

pengembangan kawasan dan kesiapan daerah pengembangan melalui pendekatan

kawasan yang terintegrasi antar sektor dan memperhatikan kelayakan ekonomi,

agroekosistem, sosial, pasar dan pengembangan potensi berkelanjutan;

3) Melakukan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pekebun dalam

mendorong usaha agribisnis perkebunan dibudidayakan melalui sistem budidaya

perkebunan yang baik, berkelanjutan dan memperhatikan isu-isu lingkungan terutama

dalam penggunaan benih dan sarana produksi (pupuk dan pestisida);

4) Memberikan fasilitasi kegiatan pemberdayaan pekebun dan penguatan kelembagaan

kelompok petani tanaman semusim, tanaman tahunan dan tanaman rempah penyegar

melalui pelatihan penumbuhan kebersamaan/dinamika kelompok, pelatihan penguatan

kelembagaan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan sarana

prasarana budidaya, dukungan penyediaan fasilitasi pembiayaan dan permodalan serta

kemudahan akses ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, pascapanen dan

perlindungan perkebunan;

5) Memfasilitasi penyediaan/pengadaan alat pascapanen tanaman semusim, tanaman

tahunan dan tanaman rempah penyegar yang spesifik lokasi dan fungsi;

6) Melakukan upaya strategis dan bimbingan teknis dalam memfasilitasi penerapan

pembinaan usaha perkebunanberkelanjutan, perizinan usaha perkebunan, penilaian

usaha perkebunan serta inventarisasi, identifikasi dan penanganan kasus gangguan

usaha dan konflik perkebunan;

7) Memfasilitasi ketersediaan teknologi perlindungan perkebunan, pengamatan,

pemantauan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), pencegahan

kebakaran lahan/kebun dan penanganan dampak perubahan iklim;

8) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama teknis,

administrasi keuangan, aset, umum, organisasi, tata laksana, kepegawaian, hukum,

humas, administrasi perkantoran , evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data

serta informasi yang berkualitas;

9) Melakukan upaya pengembangan komoditas perkebunan sumber bio-energy, sitem

pertanian polikultur serta penerapan integrasi tanaman perkebunan dalam mendukung

Page 14: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

pengembangan sistem pertanian bio-industry melalui pendekatan zero waste

management

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2015-2019

sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan, maka

Direktorat Perlindungan Perkebunan mempunyai tujuan mendukung peningkatan produksi

dan produktivitas tanaman perkebunan yaitu penurunan luas areal serangan OPT,

peningkatan penanganan kebakaran lahan dan kebun dan peningkatan penanganan

dampak perubahan iklim.

2.1.4. Sasaran

Sasaran strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015-2019 adalah :

a. Peningkatan ketahanan pangan: Komoditi tebu sebagai pangan pokok nasional;

komoditi sagu sebagai pangan pokok lokal.

b. Pengembangan ekspor dan subtitusi impor produk pertanian: karet, kelapa, jambu

mete, kakao, kopi, teh, cengkeh, lada, pala, kapas, nilam dan tembakau.

c. Pengembangan ketersediaan bahan baku bio-industri dan bio-energy: kelapa sawit,

kemiri sunan, integrasi kelapa sawit-ternak sapi.

Sasaran yang ingin dicapai oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam rangka

mendukung pencapaian sasaran pembangungan perkebunan tahun 2015-2019 adalah :

Penurunan Luas Areal Serangan OPT, Peningkatan Penanganan kebakaran lahan dan

kebun, dan peningkatan penanganan dampak perubahan iklim. Sasaran tersebut akan

dicapai melalui :

a. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan;

b. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan;

c. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT);

d. Kesiapsiagaan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun;

e. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim;

f. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT;

g. Koordinasi Pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan.

2.1.5. Kebijakan

Sesuai dengan amanah Undang-undang No. 12 Tahun1992 Tentang Sistem Budidaya

Tanaman dan UU Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan serta Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman, bahwa pengendalian OPT

dilaksanakan dengan Sistem Pengendalian Hama Terpadu. Dalam penerapannya

pemerintah diarahkan untuk mampu mengoptimalkan peran serta dan kemampuan petani

dalam melakukan pengendalian OPT dan non OPT secara swadaya.

Kebijakan Teknis Direktorat Perlindungan Perkebunan terdiri dari 2 (dua) aspek

yaitu aspek OPT dan non OPT sebagai berikut :

Aspek OPT :

1) Perlindungan merupakan tanggung jawab masyarakat, pemerintah dapat memberikan

bantuan sesuai dengan kemampuan yang ada;

Page 15: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

2) Perlindungan tanaman dengan Sistem PHT yaitu Budidaya Tanaman sehat,

pengamatan, pemanfaatan dan pelestarian musuh alami. Mendorong petani agar mau

dan mampu secara mandiri menerapkan PHT yang memperhatikan keragaman ekologi

dan sosial budaya, aspek ekonomi, keunggulan komparatif dan kompetitif,

keberlanjutan produksi dan mutu produk.

3) PHT harus menjiwai Sistem dan usaha Agribisnis

4) Dalam keadaan Eksplosi pemerintah secara berjenjang dapat membantu sarana atau

peralatan pengendalian sesuai dengan kemampuan.

5) Fasilitasi Penyediaan Data dan Informasi. Penyediaan dan pendistribuan informasi

keadaan OPT dan non OPT (komponen iklim) kepada user.

6) Karantina sebagai garda terdepan perlindungan tanaman.

Aspek Non OPT :

1) Pencegahan kebakaran melalui penerapan PLTB

2) Mendorong optimalisasi sistem peringatan dini kebakaran lahan dan dampak

perubahan iklim.

3) Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim.

2.1.6. Strategi

Memperhatikan strategi Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015-2019 maka

strategi yang akan ditempuh Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah :

1) Fasilitasi peningkatan kemampuan teknis petugas dan petani melalui magang petugas

dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT);

2) Fasilitasi Peningkatan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian

OPT melalui Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT dan Penanganan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan;

3) Fasilitasi antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan dan

kebun melalui kesiapsiagaan pencegahan kebakaran lahan dan kebun; antisipasi

dampak perubahan iklim dan Operasional Brigade Pencegahan Kebakaran Lahan dan

Kebun;

4) Pemanfaatan jejaring dan kerjasama di bidung perlindungan dengan Puslit/Balit,

Perguruan Tinggi, BBPPTP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait

lainnya melalui Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan;

5) Penguatan sistem informasi perlindungan perkebunan melalui Koordinasi pelaksanaan

Dukungan Perlindungan.

2.1.7. Kegiatan

Untuk mendukung program Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Perlindungan

Perkebunan mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yaitu “Dukungan

Perlindungan Perkebunan”

Page 16: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

2.1.8. Fokus Kegiatan Direktorat Perlindungan Perkebunan

Fokus kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan adalah :

1) Pemberdayaan Perangkat;

2) Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu;

3) Kesiapsiagaan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun;

4) Antisipasi Dampak Perubahan Iklim;

5) Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan;

6) Pemberdayaan petugas pengamat OPT;

7) Koordinasi Pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan;

2.1.9. Keluaran (Output) dan Sub Kegiatan (Sub Output)

Output dari Direktorat Jenderal Perkebunan yang terkait dengan Perlindungan

Perkebunan adalah Penurunan Luas Areal Serangan OPT, Peningkatan Penanganan

kebakaran lahan dan Kebun , dan Peningkatan penanganan dampak perubahan iklim. Out

Direktorat Jenderal Perkebunan merupakan outcomes dari Direktorat Perlindungan

Perlindungan Perkebunan, yang akan dicapai melalui kegiatan perlindungan perkebunan

yang dijabarkan menjadi serangkaian sub kegiatan. Akumulasi dari keseluruhan sub

kegiatan Direktorat Perlindungan Perkebunan baik Pusat maupun Daerah akan

menghasilkan Out-puts Direktorat Jenderal Perkebunan. Sub kegiatan yang merupakan

penjabaran dari kegiatan perlindungan perkebunan adalah sebagai berikut :

(1) Pemberdayaan Perangkat;

a. Operasional Laboratorium Lapangan (LL)

b. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH)

c. Operasional Sub Laoboratorium Hayati

d. Oprasional Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan

e. Operasional Brigade Pencegahan Kebakaran

(2) Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT);

(3) Kesiapsiagaan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun;

a. Fasilitasi pemantauan kebakaran dan dampak perubahan iklim dan bencana alam

b. Apel siaga penanggulangan kebakaran lahan dan kebun

(4) Antisipasi Dampak Perubahan Iklim;

a. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian

Kebakaran

b. Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim

c. Pengembangan model perkebunan rendah emisi karbon pada perkebunan kopi

rakyat

(5) Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan;

a. Pengendalian OPT Tanaman Tahunan

b. Pengendalian OPT Tanaman Semusim

c. Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar

Page 17: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

(6) Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT;

(7) Koordinasi Pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan

a. Pembuatan Buku

b. Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar

c. Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Semusim

d. Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan

e. Bimbingan dan Pembinaan SLPHT

f. Pembinaan dalam rangka Pemberdayaan Perangkat Perkebunan

g. Pengawalan Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun

h. Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim

i. Pengawalan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi karbon

j. Pembahasan Program dan Anggaran

k. Pertemuan Kebijakan Perlindungan Perkebunan

l. Koordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun Serta Penanganan Dampak

Perubahan Iklim

m. Pengembangan Perkebunan Wilayah Pasca Bencana

n. Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan Perlindungan Perkebunan

o. Fasilitasi MPTHI dan KPT Perlindungan

p. Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi Karbon

q. Bimbingan Teknis Penggunaan , Perawatan dan Kalibrasi Peralatan Pengendalian

r. Pembinaan dalam rangka Pengembangan Data Base OPT Perkebunan

s. Pemberdayaan Pejabat Fungsional POPT/Petugas Teknis Perlindungan Perkebunan

t. Bimbingan Teknis dan Pengembangan Jabatan Fungsional POPT Perkebunan

u. Administrasi Kegiatan

v. Operasional PPK Direktorat Perlindungan

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015

2.2.1. Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan

Rencana Kinerja Tahunan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2015

merupakan bagian Program Pembangunan Perkebunan tahun 2015-2019 yaitu :

“Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan

Berkelanjutan”.

2.2.2. Sasaran Dukungan Perlindungan Perkebunan

Sasaran strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah “Penurunan luas areal

yang terserang OPT”. Untuk mengukur kinerja pelaksanaan kegiatan dukungan

perlindungan perkebunan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat

Perlindungan Perkebunan sesuai tugas dan fungsinya yaitu :

(1). Tugas

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang perlindungan perkebunan.

(2). Fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan

tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

Page 18: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta

dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah,

penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan

tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

(3). Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan

perkebunan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama berdasarkan Keputusan Menteri

Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang

Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, maka

Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah sebagai

berikut :

No. Sasaran Indikator Kinerja

Utama

Sumber Data

1. Penurunan luas areal yang

terserang OPT

Luas areal pengendalian

OPT Perkebunan

Dinas yang

membidangi

perkebunan Propinsi,

Kab/Kota

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan yang meliputi

Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target kegiatan disajikan pada Lampiran 1.

2.3. Perjanjian Kinerja

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/Penetapan Kinerja antara atasan dengan bawahan untuk

mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya yang tersedia melalui

target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya

berupa hasil (outcome) dan keluaran (output).

Penyusunan penetapan kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2014

berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2015 yang disusun setelah DIPA

Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada bulan Januari 2015 dengan mengikuti

format sesuai Pedoman Permen- PAN dan RB No. 29 Tahun 2010. Penetapan Kinerja

Direktorat Perlindungan Perkebunan ditandatangani oleh Direktur Perlindungan

Perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan pada bulan Maret 2015.

Dukungan Perlindungan Perkebunan mendapat alokasi anggaran APBN tahun 2015

sebesar Rp. 174.404.758.000,-. Dana tersebut untuk mendukung kegiatan

Pengendalian/Penanganan OPT Tanaman Perkebunan untuk 12 komoditi yaitu lada, kopi,

cengkeh, kakao, tebu, tembakau, kapas, nilam, kelapa, karet, kelapa sawit dan jambu mete,

Page 19: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

SLPHT, Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, Koordinasi Kegiatan Perlindungan,

Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan dan Layanan Perkantoran

Pusat.

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun dalam

Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Perlindungan Tahun 2015 sebagai berikut:

Page 20: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja

Setiap akhir tahun anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus melakukan

Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam

dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan

membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan format

Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010.

Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di lingkup Kementerian

Pertanian ditetapkan 4 kategori keberhasilan yaitu:

1. Sangat berhasil (capaian > 100%);

2. Berhasil (capaian 80% - 100%);

3. Cukup berhasil (capaian 60% - 79%); dan

4. Tidak berhasil (capaian < 60%) dari target sasaran.

3.1.1. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Penetapan Kinerja

Setelah adanya APBNP dan beberapa revisi, target beberapa kegiatan dalam

Penetapan Kinerja mengalami perubahan dan penyesuaian .Capaian kinerja Direktorat

Perlindungan Perkebunan berdasarkan Penetapan Kinerja disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Target dan Realisasi Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan

Tahun 2015 Berdasarkan Penetapan Kinerja

Realisasi kinerja berdasarkan penetapan kinerja untuk kegiatan penanganan

organisme pengganggu tanaman perkebunan mencapai 98,13%. Dari target 33.363 hektar

tidak terealisasi 625 hektar, yaitu kegiatan pengendalian OPT tebu di Sumatera Selatan

seluas 175 hektar dan di Jawa Timur seluas 450 hektar.

Kegiatan Pemberdayaan Perangkat terealisasi 128 unit (94,81%) dari target 135 unit.

Yang tidak terealisasi adalah 4 (unit) di Provinsi Aceh dan 3 unit di Provinsi Sumatera

Utara.

Antisipasi dampak perubahan iklim yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu mitigasi dan

adaptasi dampak perubahan iklim, penerapan model perkebunan rendah emisi karbon pada

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Target

Setelah

Revisi

Realisasi %

1 Menurunnya Luas

Areal yang

terserang OPT dan

terfasilitasinya

pencegahan

kebakaran lahan

dan kebun,

bencana alam serta

dampak perubahan

iklim

1 Penanganan organisme

pengganggu tanaman perkebunan

33.336 Ha 33.363 Ha 32.738Ha 98,13

2 Pemberdayaan Perangkat 135 unit 135 unit 128 unit 94,81

3 Antisipasi Dampak Perubahan

Iklim

77 KT 172 KT 147 KT 85,47

4 Kesiapsiagaan Pencegahan

Kebakaran Lahan dan Kebun

18 dok 18 dok 15 dok 83,33

5 SLPHT Tanaman Perkebunan 224 KT 223 KT 219 dok 98,21

6 Pemberdayaan Petugas Pengamat

OPT

994 orang 989 orang 989 orang 100

7 Koordinasi Kegiatan

Perlindungan Perkebunan

20 dok 20 dok 20 dok 100

Page 21: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

perkebunan kopi rakyat dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan

kebakaran lahan dan kebun, dari target 172 KT terealisasi 147 KT (85,47%). Sejumlah 25

KT dalam kegiatan Pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan kebakaran lahan

dan kebun dalam kegiatan tidak terealisasi yaitu 13 KT di Provinsi Aceh dan 12 KT di

Provinsi Sumatera Utara.

Kesiapsiagaan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun yang terdiri dari kegiatan

Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim serta Bencana Alam dan

kegiatan Apel Siaga Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Kebun dari target 18

dokumen terealisasi 15 dokumen (83,33%). Apel Siaga tidak dilaksanakan di 3 Provinsi

yaitu Aceh, Riau dan Jambi.

SLPHT tanaman perkebunan dilaksanakan pada 9 komoditas perkebunan yaitu

cengkeh, kakao, karet, kelapa, kopi, lada, teh, jambu mete dan tebu. Dari target 223 KT

terealisasi 219 KT (98,21%). SLPHT Kakao di Kab. Bengkulu Tengah untuk 2 KT dan

SLPHT tebu di Provinsi Gorontalo untuk 2 KT tidak dilaksanakan.

Pemberdayaan petugas pengamat OPT yang kegiatannya berupa pemberian insentif

untuk petugas pengamat sejumlah 989 orang terealisasi 100%.

Koordinasi Kegiatan Perlindungan Perkebunan yang merupakan kegiatan Pusat

terealisasi 100% dari target 20 dokumen.

3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs) Berdasarkan

Rencana Kinerja Tahunan 2015.

Dalam Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2015

telah ditetapkan target-target kegiatan sebagai berikut :

Capaian kinerja untuk kegiatan dukungan perlindungan berdasarkan Rencana Kinerja

Tahunan 2015 seperti pada tabel 2.

Tabel 2. Target dan Realisasi Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan

Tahun 2015 Berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan 2015.

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Penurunan Luas

Areal Serangan

OPT

2 Peningkatan

penanganan

kebakaran lahan

dan kebun

3 Peningkatan

penanganan

dampak perubahan

iklim

1. Pemberdayaan Perangkat 135 unit 128 unit 94,81

- Operasional Laboratorium

Lapangan

28 unit

28 unit 100

- Operasional Laboratorium Utama

Pengendalian Hayati (LUPH)

4 unit 4 unit 100

Page 22: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

- Operasional Sub Lab Hayati 12 unit 12 unit 100

- Operasional Brigade Proteksi

Tanaman

31 unit 31 unit 100

- Operasional Brigade Pengendalian

Kebakaran Lahan dan Kebun

60 unit 51 unit 85,00

2. Penanganan OPT Tanaman

Perkebunan

33.363 Ha 32.738 Ha 98,13

- Pengendalian OPT Lada 600 Ha 600 Ha 100

- Pengendalian OPT Cengkeh 1.800 Ha 1.800 Ha 100

- Pengendalian dan Demfarm OPT

Kakao

4.650 Ha 4.650 Ha 100

- Pengendalian OPT Kopi 2.800 Ha 2.800 Ha 100

- Pengendalian, Demfarm serta

Demplot OPT Tebu

6.883 Ha 6.258 Ha 90,92

- Pengendalian OPT Tembakau 325 Ha 325 Ha 100

- Pengendalian OPT Kapas 325 Ha 325 Ha 100

- Demplot pengendalian OPT Nilam 30 Ha 30 Ha 100

- Pengendalian dan Demfarm OPT

Kelapa

8.920 Ha 8.920 Ha 100

- Pengendalian dan Demfarm OPT

Karet

5.670 Ha 5.670 Ha 100

- Pengendalian dan Demfarm OPT

Jambu Mete

460 Ha 460 Ha 100

- Pengendalian OPT Kelapa Sawit 900 Ha 900 Ha 100

3. SLPHT 223 KT 219 KT 98,21

4. Antisipasi Dampak Perubahan

Iklim :

- Fasilitasi pemantauan kebakaran

dampak perubahan iklim dan

bencana alam

9 Dok

9 Dok 100

- Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Rangka Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran lahan

Kebun

149 KT 124 KT 83,22

- Apel siaga penanggulangan

kebakaran lahan dan kebun

9 Dok 6 Dok 66,67

- Mitigasi dan adaptasi dampak

perubahan iklim

12 KT 12 KT 100

- Pengembangan model perkebunan

rendah emisi karbon pada

perkebunan kopi rakyat

11 KT 11 KT 100

5. Pemberdayaan Petugas Pengamat

OPT

989 orang 989 orang 100

6. Koordinasi Pelaksanaan Dukungan

Perlindungan Perkebunan

20 dok 20 dok 100

- Pembuatan Buku 1 dok 1 dok 100

- Pengawalan dan Identifikasi OPT

Tanaman Rempah dan Penyegar

1 dok 1 dok 100

- Pengawalan dan Identifikasi OPT

Tanaman Semusim

1 dok 1 dok 100

Page 23: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

- Pengawalan dan Identifikasi OPT

Tanaman Tahunan

1 dok 1 dok 100

- Bimbingan dan Pembinaan SL-

PHT

1 dok 1 dok 100

- Pembinaan Dalam Rangka

Pemberdayaan Perangkat

Perlindungan Perkebunan

1 dok 1 dok 100

- Pengawalan Pemantauan

Kebakaran Lahan dan Kebun

1 dok 1 dok 100

- Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi

Dampak Perubahan Iklim

1 dok 1 dok 100

- Pengawalan Pengembangan

Model Perkebunan Rendah Emisi

Karbon

1 dok 1 dok 100

- Pembahasan Program dan

Anggaran

1 dok 1 dok 100

- Pertemuan Kebijakan

Perlindungan Perkebunan

1 dok 1 dok 100

- Koordinasi Pencegahan Kebakaran

Lahan dan Kebun Serta

Penanganan Dampak Perubahan

Iklim

1 dok 1 dok 100

- Pemberdayaan Masyarakat

Perkebunan pada Wilayah Pasca

Bencana

1 dok 1 dok 100

- Koordinasi dan Sinkronisasi

Program Kegiatan Perlindungan

Perkebunan

1 dok 1 dok 100

- Fasilitasi MPTHI dan KPT

Perlindungan

1 dok 1 dok 100

- Bimbingan Teknis Sistem

Perkebunan Rendah Emisi Gas

Rumah Kaca

1 dok 1 dok 100

- Bimbingan Teknis Penggunaan,

Kalibrasi dan Perawatan Peralatan

Alat-alat Pengendalian OPT

1 dok 1 dok 100

- Pembinaan Dalam Rangka

Pengembangan Data Base OPT

Perkebunan

1 dok 1 dok 100

- Pemberdayaan Petugas Teknis

Perlindungan Perkebunan

1 dok 1 dok 100

- Bimbingan Teknis Pengendalian

Hama Vertebrata Pada Tanaman

Tebu

1 dok 1 dok 100

7. Layanan Perkantoran Pusat 2 dok 2 dok 100

- Administrasi Kegiatan 1 dok 1 dok 100

- Operasional PPK Dirat

Perlindungan

1 dok 1 dok 100

Page 24: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

Dari tabel 2 terlihat bahwa realisasi kinerja berdasarkan output kegiatan hampir secara

keseluruhan tidak mencapai 100%, kecuali kegiatan Koordinasi, Pembinaan dan Monev

Kegiatan Perlindungan Pusat dan Layanan Perkantoran Pusat, capaian kinerja secara rinci

diuraikan sebagai berikut :

1) Pemberdayaan Perangkat Perlindungan secara keseluruhan mencapai 94,81%, yang

terdiri dari :

a. Operasional Laboratorium Lapangan dari target 28 unit terealisasi 28 unit atau

mencapai 100%. Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

DIY, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT (2 unit), Papua (2 unit),

Bengkulu, Banten, Gorontalo, Papua Barat dan Sulawesi Barat.

b. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH) dari target 4 unit

terealisasi 4 unit atau mencapai 100%. Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi

Lampung, Bali, Sulawesi Utara dan Maluku Utara.

c. Operasional Sub Lab Hayati dari target 12 unit terealisasi 12 unit atau mencapai

100%. Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah, DIY, Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT (2

unit) dan Bangka Belitung.

d. Operasional Brigade Proteksi Tanaman dari target 31 unit terealisasi 31 unit atau

mencapai 100%. Kegiatan ini dialokasikan ke Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

DIY, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,

Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi

Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, NTB, NTT,

Papua, Bengkulu, Banten, Bangka Belitung, Gorontalo, Kepulauan Riau, Papua

Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku dan Jawa Timur.

e. Operasional Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun dari target 60 unit

terealisasi 51 unit atau mencapai 85,00%. Kegiatan ini dialokasikan ke Provinsi

Aceh (5 unit), Sumatera Utara (5 unit), Riau (8 unit), Jambi (8 unit), Sumatera

Selatan (8 unit), Kalimantan Barat (8 unit), Kalimantan Tengah (8 unit),

Kalimantan Selatan (5 unit) dan Kalimantan Timur (5 unit). Kegiatan yang tidak

dilaksanakan adalah di Provinsi Aceh 5 unit dan di Provinsi Sumatera Utara 4 unit.

2) Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) dari target 223 kelompok tani

terealisasi 219 kelompok tani atau mencapai 98,21%. SLPHT dilaksanakan di 23

provinsi yaitu Aceh (4 KT), Sumatera Utara (4 KT), Riau (2 KT), Sumatera Selatan (6

KT), Bengkulu (10 KT), Bangka Belitung (8 KT), Lampung (10 KT), Banten (4 KT),

Jawa Barat (25 KT), Jawa Tengah (20 KT), DIY (10 KT), Jawa Timur (26 KT), Bali

(12 KT), NTB (14 KT), NTT (14 KT), Kalimantan Barat (14 KT), Kalimantan Timur

(6 KT), Sulawesi Utara (4 KT), Gorontalo (6 KT), Sulawesi Tengah (4KT), Sulawesi

Tenggara (6 KT), Sulawesi Barat (2 KT), Sulawesi Selatan (22 KT). SLPHT yang

tidak dilaksanakan sejumlah 4 KT yaitu 2 KT di Kab. Gorontalo Prov. Gorontalo dan 2

KT di Kab. Bengkulu Tengah Prov. Bengkulu

3) Antisipasi Dampak Perubahan Iklim terdiri dari 5 kegiatan yaitu:

a. Fasilitasi pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan bencana alam dari

target 9 dokumen terealisasi 9 dokumen (100%). Kegiatan ini dilaksanakan di

Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi Sumatera Selatan, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Page 25: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian

Kebakaran lahan Kebun dari target 149 KT terealisasi 124 KT (83,33%). Kegiatan

ini dilaksanakan di Provinsi Riau (22 KT), Jambi (19 KT), Kalimantan Barat (22

KT), Aceh (13 KT), Sumatera Utara (15 KT), Sumatera Selatan (15 KT),

Kalimantan Selatan (12 KT) dan Kalimantan Timur (12 KT). Kegiatan yang tidak

dilaksanakan adalah 13 KT di Provinsi Aceh dan 12 KT di Provinsi Sumatera

Utara.

c. Apel siaga penanggulangan kebakaran lahan dan kebun terealisasi 6 dokumen

(66,67%) dari target 9 dokumen. Kegiatan ini dialokasikan di 9 provinsi yaitu

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi Sumatera Selatan, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Yang tidak

dilaksanakan adalah apel siaga di Provinsi Aceh, Riau dan Jambi.

d. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dari target 12 KT terealisasi 12 KT atau

mencapai 100%. Kegiatan ini dilaksanakan untuk 1 KT di masing-masing provinsi

yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selatan, Bali, NTB, NTT, Banten, Gorontalo dan Sulawesi Barat.

e. Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon dari target 11 KT

terealisasi 11 KT atau mencapai 100%. Kegiatan ini dilaksanakan untuk 1 KT di

masing-masing provinsi yaitu Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT,

Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Tenggara.

4) Pengendalian OPT tanaman Perkebunan untuk 12 komoditas secara keseluruhan

terealisasi 98,13 % dengan rincian sebagai berikut :

a. Pengendalian OPT lada seluas 600 Ha terealisasi 600 Ha (100%). Kegiatan ini

dilaksanakan di 3 provinsi yaitu Bangka Belitung (300 Ha), NTT (100 Ha) dan

Kalimantan Barat (200 Ha)

b. Pengendalian OPT cengkeh seluas 1.800 Ha terealisasi 1800 Ha (100%). Kegiatan

ini dilaksanakan di 7 provinsi yaitu Jawa Tengah (200 Ha), Jawa Timur (200 Ha),

Maluku Utara (300 Ha), Maluku (300 Ha), Sulawesi Utara (200 Ha), Sulawesi

Tenggara (300 Ha) dan Bali (100 Ha)

c. Pengendalian dan demfarm OPT kakao seluas 4.650 Ha terealisasi 4.650 Ha

(100%). Kegiatan dilaksanakan di 10 provinsi yaitu Jawa Tengah (100 Ha), DIY

(50 Ha), Aceh (425 Ha), Sumatera Barat (200 Ha), Sulawesi Tengah (1.950 Ha),

Sulawesi Selatan (420 Ha), Bali (525 Ha), NTB (525 Ha), Sulawesi Barat (250 Ha)

dan NTT (200 Ha)

d. Pengendalian OPT kopi dari target 2.800 Ha terealisasi 2.800 Ha (100%). Kegiatan

ini dilaksanakan di 6 provinsi yaitu Jawa Barat (1.050 Ha), Sulawesi Selatan (250

Ha), Bali (900 Ha), NTT (200 Ha), Aceh (200 Ha) dan NTB (200 Ha)

e. Pengendalian, demfarm serta demplot OPT tebu dari target 6.883 Ha terealisasi

6.258 Ha (90,92%). Kegiatan ini dilaksanakan di 9 provinsi yaitu Jawa Tengah

(2.260 Ha), Jawa Barat (475 Ha), Jawa Timur (2.663 Ha), Sumatera Selatan (175

Ha), Lampung (125 Ha), Sulawesi Selatan (190 Ha), Papua (20 Ha), Gorontalo

(100 Ha) dan DIY (125 Ha). Kegiatan yang tidak dilaksanakan adalah di Provinsi

Jawa Timur 450 Ha dan Sumatera Selatan 175 Ha.

f. Pengendalian OPT tembakau dengan target 325 Ha terealisasi 325 Ha (100%).

Kegiatan ini dilaksanakan di 4 provinsi yaitu Jawa Barat (50 Ha), Jawa Tengah (50

Ha), Jawa Timur (100 Ha) dan NTB (125 Ha).

g. Pengendalian OPT kapas dengan target 325 Ha terealisasi 325 Ha (100%).

Kegiatan ini dilaksanakan di 4 provinsi yaitu Jawa Timur (125 Ha), Sulawesi

Selatan (100 Ha), Bali (50 Ha) dan NTB (50 Ha).

Page 26: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

h. Demplot pengendalian OPT nilam dengan target 30 Ha terealisasi 30 Ha (100%).

Kegiatan ini dilaksanakan di 5 provinsi yaitu Jawa Barat (10 Ha), Jawa Tengah (5

Ha), Aceh (5 Ha), Sumatera Barat (5 Ha) dan Sulawesi Tenggara (5 Ha).

i. Pengendalian dan demfarm OPT kelapa dengan target 8.920 Ha terealisasi 8.920

Ha (100%). Kegiatan ini dilaksanakan di 12 provinsi yaitu Riau (200 Ha),

Kalimantan Tengah (100 Ha), Sulawesi Utara (1.620 Ha), Sulawesi Tengah (1.935

Ha), NTB ( 600 Ha), Jawa Barat (300 Ha), Jawa Tengah (750 Ha), DIY (600 Ha),

Kalimantan Barat (600 Ha), Sulawesi Selatan (350 Ha), NTT (600 Ha), Lampung

(200 Ha) dan Bali (200 Ha)

j. Pengendalian dan demfarm OPT karet dengan target 5.670 Ha terealisasi 5.670 Ha

(100%). Kegiatan ini dilaksanakan di 9 provinsi yaitu Jawa Barat (560 Ha),

Sumatera Selatan (1.010 Ha), Kalimantan Barat (1.160 Ha), Kalimantan Selatan

(410 Ha), Kalimantan Tengah (600 Ha), Banten (100 Ha) dan Aceh (550 Ha)

k. Pengendalian dan demfarm OPT jambu mete dengan target 460 Ha dengan realisasi

460 Ha (100%). Kegiatan ini dilaksanakan di 2 provinsi yaitu Bali (310 Ha) dan

NTT (150 Ha).

l. Pengendalian OPT kelapa sawit dengan target 900 Ha terealisasi 900 Ha (100%).

Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi Riau.

5) Koordinasi kegiatan perlindungan berupa insentif kepada petugas pengamat dari target

989 orang terealisasi 989 orang atau mencapai 100%. Kegiatan ini dilaksanakan di 28

provinsi.

6) Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat dari target 20

dokumen terealisasi 20 dokumen atau mencapai 100% dengan rincian sebagai berikut :

a. Pembuatan Buku terealisasi 100% (1 dok). Kegiatan ini terdiri dari penyusunan dan

pencetakan buku sebanyak 4 judul dengan total 2.000 eksemplar, Buku Petunjuk

Lapang sebanyak 2 judul dengan jumlah total 1.000 eksemplar, Buku saku

sejumlah 6 judul dengan jumlah total 3.000 eksemplar dan leaflet 8 judul dengan

jumlah total 8.000 eksemplar.

b. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Rempah dan Penyegar terealisasi 100%

(1 dok). Kegiatan dilaksanakan berupa pengawalan kegiatan pengendalian OPT

tanaman semusim di 17 provinsi (20 kali), monitoring dan evaluasi kegiatan

pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar di 15 provinsi (21 kali) serta

konsultasi di 5 Pusat Penelitian/Balai Penelitian/Perguruan Tinggi.

c. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Semusim terealisasi 100% (1 dok).

Kegiatan dilaksanakan berupa pengawalan kegiatan pengendalian OPT tanaman

semusim di 11 provinsi (34 kali), monitoring dan evaluasi kegiatan pengendalian

OPT tanaman semusim di 10 provinsi (23 kali) serta konsultasi di 6 Pusat

Penelitian/Balai Penelitian/Perguruan Tinggi.

d. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Tahunan terealisasi 100% (1 dok).

Kegiatan dilaksanakan berupa pengawalan kegiatan pengendalian OPT tanaman

tahunan di 18 provinsi (35 kali), monitoring dan evaluasi kegiatan pengendalian

OPT tanaman tahunan di 14 provinsi (36 kali) serta konsultasi di 7 Pusat

Penelitian/Balai Penelitian/Perguruan Tinggi.

e. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT terealisasi 100% (1 dok). Kegiatan

dilaksanakan berupa bimbingan dan pembinaan dan pelaksanaan SLPHT di 23

provinsi (44 Kali)

Page 27: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

f. Pembinaan Dalam Rangka Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan

terealisasi 100% (1 dok). Kegiatan pembinaan ini dilaksanakan di 31 provinsi yang

mendapat alokasi anggaran Operasional Laboratorium Lapangan, Sub Lab Hayati,

LUPH serta Brigade Proteksi Tanaman.

g. Pengawalan Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun terealisasi 100% (1 dok).

Kegiatan dilaksanakan berupa pemantauan hotspot, pengawalan kebakaran lahan

dan kebun serta pendataan hotspot di 9 provinsi rawan kebakaran.

h. Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim terealisasi 100% (1

dok). Kegiatan dilaksanakan berupa pengawalan kegiatan mitigasi dan adaptasi

dampak perubahan iklim di 12 provinsi.

i. Pengawalan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon terealisasi

100% (1 dok). Kegiatan dilaksanakan berupa pengawalan pelaksanaan kegiatan

pengembangan model perkebunan rendah emisi karbon di 11 provinsi.

j. Pembahasan Program dan Anggaran terealisasi 100% (1 dok). Kegiatan ini

dilaksanakan dalam rangka penyusunan program dan anggaran kegiatan

perlindungan perkebunan pusat dan daerah tahun 2015.

k. Pertemuan Kebijakan Perlindungan Perkebunan terealisasi 100%. Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 25-27 Maret 2015 bertempat di Wisma Industri, Bogor.

l. Koordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun Serta Penanganan Dampak

Perubahan Iklim terealisasi 100%. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4-6

Maret 2015 bertempat di Wisma Industri, Bogor

m. Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan pada Wilayah Pasca Bencana terealisasi

100% (1 dok). Kegiatan ini merupakan bantuan sosial yang diberikan ke wilayah

pasca bencana Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara .

n. Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan Perlindungan Perkebunan

terealisasi 100%. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22-24 April 2015

bertempat di Wisma Kementan, Bogor.

o. Fasilitasi MPTHI dan KPT Perlindungan terealisasi 100%. Untuk kegiatan

Fasilitasi MPTHI dilaksanakan pada Pertemuan MPTHI ke XIII di Ambon Provinsi

Maluku pada tanggal 2-5 September 2015. Untuk fasilitasi KPT Perlindungan

dilaksanakan untuk 2 pertemuan yaitu KPT I di BPTP/Hotel Alana DIY tanggal 10-

12 Juni 2015 dan KPT II di Hotel 101 Suryakencana Bogor pada tanggal 24-26

November 2015.

p. Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi Gas Rumah Kaca terealisasi

100% (1 dok). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4-8 Mei 2015 bertempat di

Perusahaan Daerah Citra Mandiri/Unit Hotel Kesambi Hijau Semarang Jawa

Tengah

q. Bimbingan Teknis Penggunaan, Kalibrasi dan Perawatan Peralatan Alat-alat

Pengendalian OPT terealisasi 100%. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9-13

Juni 2015 bertempat di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian

Rawa Banteng Cibitung Bekasi Jawa Barat.

r. Pembinaan Dalam Rangka Pengembangan Data Base OPT Perkebunan terealisasi

100% (1dok). Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dan pengembangan

database OPT Perkebunan di 16 provinsi.

Page 28: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

s. Pemberdayaan Petugas Teknis Perlindungan Perkebunan terealisasi 100% (1 dok).

Kegiatan ini dilaksanakan melalui pelatihan/magang sebanyak dua kali, yaitu pada

tanggal 8-12 Juni 2015 di P3GI Pasuruan Jawa Timur dan tanggal 3-7 Agustus

2015 di Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa

Tengah.

t. Bimbingan Teknis Pengendalian Hama Vertebrata Pada Tanaman Tebu Kegiatan

ini dilaksanakan pada tanggal 18-22 Mei 2015 bertempat di Perusahaan Daerah

Citra Mandiri/Unit Hotel Kesambi Hijau Semarang Jawa Tengah.

7) Layanan Perkantoran Pusat secara keseluruhan mencapai 100% terdiri dari :

a. Administrasi Kegiatan

b. Operasional PPK Direktorat Perlindungan Perkebunan

3.2. Evaluasi Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan

tahun 2015

3.2.1 Evaluasi Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan

tahun 2015 berdasarkan Tahun 2014

Hasil evaluasi kinerja dukungan perlindungan perkebunan untuk kegiatan utama yaitu

Pengendalian OPT dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Perkembangan Luas Areal Pengendalian OPT Tahun 2014-2015

No

Kegiatan

Tahun (Ha) Laju Pertumb

(%) 2014 2015

1

Pengendalian OPT (Ha) :

a. Tanaman Tahunan

b. Tanaman Semusim

c. Tanaman Rempah & Penyegar

15.039

6.106

5.221

3.712

33.363

15.950

7.563

9.850

121,84

161,22

44,86

165,36

Luas areal pengendalian OPT tahun 2015 dibandingkan tahun 2015 mengalami

kenaikan sebesar 18.324 hektar atau sebesar 121,84% Kenaikan ini terjadi pada

Pengendalian OPT Tanaman Tahunan (161,22%), Pengendalian OPT Tanaman semusim

mengalami kenaikan sebesar 44,86% dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan

Penyegar mengalami kenaikan sebesar 165,36%.

3.2.2 Evaluasi Kinerja Kegiatan Pengendalian OPT berdasarkan Target Renstra

2015-2019

Tabel 4. Evaluasi Kinerja Pengendalian OPT Berdasarkan Target Renstra 2015-2019

Uraian Rencana

2015-2019

Rencana Tahunan

2015 2016 2017 2018 2019

Target Renstra (Ha) 97.538 33.698 15.960 15.960 15.960 15.960

Realisasi sd 2015 (Ha) 33.363 32.738 - - - -

% sd 2015 34,21 97,15 - - - -

Page 29: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

Berdasarkan target Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan 2015-2019, sampai

dengan tahun 2015 luas areal pengendalian mencapai 33.363 Ha atau mencapai 34,21%

dari target yang direncanakan sampai dengan tahun 2019 yaitu 97.538 Ha.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Realisasi penyerapan anggaran kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan pusat

dan daerah mencapai 82,15%, untuk kegiatan pusat mencapai 88,07% sedangkan untuk

kegiatan di daerah mencapai 81,86%. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut

karena adanya optimalisasi dan efisiensi pada beberapa kegiatan serta adanya beberapa

kegiatan yang tidak dilaksanakan. Untuk kegiatan yang sifatnya pertemuan ataupun

bimbingan teknis terjadi penghematan atau efisiensi sehubungan dengan adanya Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2015

tentang Pedoman Pembatasan Pertemuan/Rapat Di Luar Kantor Dalam Rangka

Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Kerja Aparatur serta Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 31/Permentan/PW.230/5/2015 tentang Petunjuk Teknis Pertemuan/Rapat di Luar

Kantor yang Dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Pertanian.

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama Dukungan

Perlindungan Perkebunan dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Dukungan

Perlindungan Perkebunan tahun 2015

Kode Program Anggaran

Pagu Realisasi Fisik

Rp. Rp. % %

1799 Dukungan Perlindungan

Perkebunan 174.404.758.000 143.275.482.774 82,15 98,07

DAERAH 166.193.493.000 136.044.173.190 81,86 96,15

1779.002 Pemberdayaan Perangkat 48.034.549.000 38.973.715.071 81,14 100

1779.005 SL-PHT Perkebunan 22.121.920.000 20.886.133.575 94,41 98,21

1779.011 Antisipasi Dampak

Perubahan Iklim 29.231.267.000 21.401.313.420 73,21 84,40

1779.012 Pengendalian OPT

Tanaman Perkebunan 57.192.060.000 45.934.678.499 80,32 98,14

1779.015 Pemberdayaan Petugas

Pengamat 9.614.147.000 8.848.332.625 92,03 100

PUSAT 8.210.815.000 7.231.309.584 88,07 100

1779.014

Koordinasi, Pembinaan

dan Monev Kegiatan

Perlindungan Pusat

6.825.700.000 6.057.213.506 88,74 100

1779.994

Layanan Perkantoran

Pusat (Dirat

Perlindungan)

1.385.115.000 1.174.096.078 84,77 100

*Sumber : SAU Kementerian Keuangan, Posisi 22 Februari 2016

3.3.1. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan

Realisasi serapan keuangan untuk Pemberdayaan Perangkat Perlindungan

Perkebunan yang terdiri dari Operasional Laboratorium Lapangan, Operasional Lab Hayati

Page 30: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

(LUPH), Operasional Sub Lab Hayati dan Operasional Brigade Proteksi Tanaman sebesar

Rp. 38.973.715.071 dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 48.034.549.000 (81,14%).

3.3.2. SL-PHT Perkebunan

SL-PHT Perkebunan target 223 kelompok tani, capaian realisasi fisik 219

kelompok tani (98,21%) dan serapan anggaran sebesar Rp. 20.886.133.575 (94,41%) dari

pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 22.121.920.000.

3.3.3. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

yng terdiri dari kegiatan fasilitasi pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan

bencana alam, pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan dan pengendalian

kebakaran lahan kebun, apel siaga penanggulangan kebakaran lahan dan kebun, mitigasi

dan adaptasi dampak perubahan iklim dan pengembangan model perkebunan rendah emisi

karbon pada perkebunan kopi rakyat terealisasi sebesar Rp. 21.401.313.420 (73,21%), dari

pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 29.231.267.000.

3.3.4. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Pengendalian OPT sebesar Rp. 45.934.678.499

(80,32%) dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 57.192.060.000.

3.3.5. Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat

Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat target 20

dokumen, capaian realisasi fisik 20 dokumen (100%) dan serapan keuangan mencapai Rp.

6.057.213.506 (88,74%) dari pagu yang dialokasikan Rp. 6.825.700.000 terdiri dari :

1) Pembuatan buku, serapan keuangan mencapai Rp. 217.998.052 (37,31%) dari pagu

sebesar Rp. 584.350.000. Terdapat efisiensi dan optimalisasi dalam pembuatan buku

terutama pada harga satuan yang nilainya lebih rendah daripada yang dianggarkan.

2) Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar

serapan keuangan mencapai Rp. 411.998.100 (96,69%) dari pagu sebesar Rp.

426.100.000

3) Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Semusim serapan keuangan

mencapai Rp. 456.117.703 (97,14%) dari pagu sebesar Rp.469.600.000

4) Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan serapan keuangan

mencapai Rp. 426.178.027 (88,49%) dari pagu sebesar Rp. 481.600.000

5) Bimbingan dan Pembinaan SLPHT serapan keuangan mencapai Rp. 372.404.126

(90,92%) dari pagu sebesar Rp. 409.600.000

6) Pembinaan dalam Rangka Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan serapan

keuangan mencapai Rp. 309.733.800 (91,75%) dari pagu sebesar Rp. 337.600.000

7) Pengawalan dan Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun serapan keuangan

mencapai Rp. 390.038.784 (95,22%) dari pagu sebesar Rp. 409.600.000

8) Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan iklim serapan keuangan

mencapai Rp. 109.906.858 (95,90%) dari pagu sebesar Rp. 114.600.000

9) Pengawalan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon serapan

keuangan mencapai Rp. 123.677.943 (96,17%) dari pagu sebesar Rp. 128.600.000

Page 31: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

10) Pembahasan Program dan Anggaran serapan keuangan mencapai Rp. 186.018.796

(96,58%) dari pagu sebesar Rp. 192.600.000

11) Pertemuan Kebijakan Perlindungan Perkebunan serapan keuangan mencapai Rp.

159.594.500 (89,36%) dari pagu sebesar Rp. 178.600.000

12) Koordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun serta Penanganan Dampak

Perubahan Iklim serapan keuangan mencapai Rp. 129.680.000 (76,92%) dari pagu

sebesar Rp.168.600.000

13) Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan pada Wilayah Pasca Bencana serapan

keuangan mencapai Rp. 1.829.648.300 (98,74%) dari pagu sebesar Rp. 1.853.000.000

14) Koordinasi dan Sinkronisasi Program dan Kegiatan Perlindungan Perkebunan serapan

keuangan mencapai Rp. 69.374.000 (68,28%) dari pagu sebesar Rp. 101.600.000

15) Fasilitasi MPTHI dan KPT Perlindungan serapan keuangan mencapai Rp. 134.765.540

(96,87%) dari pagu sebesar Rp.139.800.000

16) Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi Gas Rumah Kaca serapan

keuangan mencapai Rp. 170.337.894 (96,87%) dari pagu sebesar Rp. 175.850.000

17) Bimbingan Teknis Penggunaan, Kalibrasi dan Perawatan Alat-Alat Pengendalian OPT

serapan keuangan Rp. 190.459.200 (78,83%) dari pagu sebesar Rp. 241.600.000

18) Pembinaan dalam Rangka Pengembangan Data Base OPT Perkebunan serapan

keuangan Rp. 124.051.858 (82,87) dari pagu sebesar Rp. 149.700.000

19) Pemberdayaan Petugas Teknis Perlindungan Perkebunan serapan keuangan mencapai

Rp. 64.632.600 (85,89%) dari pagu sebesar Rp. 75.600.000

20) Bimbingan Teknis Pengendalian Hama Vertebrata Pada Tanaman Tebu serapan

keuangan mencapai Rp. 180.536.752 dari pagu sebesar Rp. 187.100.000.

3.3.6. Layanan Perkantoran Pusat

Layanan perkantoran pusat berupa Administrasi Kegiatan dan Operasional PPK

Direktorat Perlindungan anggaran yang terserap mencapai Rp. 1.174.096.078 (84,77%)

dari pagu sebesar Rp. 1.385.115.000 dengan rincian sebagai berikut :

1) Administrasi Kegiatan serapan keuangan mencapai Rp. 1.137.872.052 (85,39%) dari

pagu sebesar Rp. 1.332.495.000

2) Operasional PPK serapan keuangan mencapai Rp. 36.224.026 (68,84%) dari pagu

sebesar Rp. 52.620.000

3.4. Permasalahan dan Upaya Tindak Lanjut

Dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan terdapat

permasalahan dan upaya yang perlu dilakukan sebagai berikut:

1) Penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Pelaksana kegiatan Provinsi/Kabupaten dan

CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tepat waktu

sesuai target, oleh karena itu diperlukan adanya percepatan penetapan agar kegiatan

berjalan sesuai waktu yang ditetapkan.

2) Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai acuan

teknis dalam pelaksanaan kegiatan perlu dijabarkan ke dalam Petunjuk Pelaksanaan

(Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis), namun seringkali terlambat disusun atau bahkan

seringkali tidak dibuat oleh penanggung jawab kegiatan. Penyusunan juklak/juknis

oleh Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai sehingga dapat

Page 32: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun tidak bertentangan

dengan Pedoman Teknis Pusat.

3) Terlambatnya penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam DIPA/POK dengan

Pedoman Teknis sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan. Untuk itu KPA segera

menunjuk penanggung jawab kegiatan untuk kelaksanakan sinkronisasi.

4) Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT pada

tanaman perkebunan sering tidak tepat waktu sehingga berakibat penyediaan sarana

pengendalian OPT tidak tepat sasaran. Untuk itu perlu pengawalan setiap tahapan

proses pengadaan barang dan jasa di ULP.

5) Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya sesuai

dengan ROPAK yang telah disusun. Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK

dan dilaksanakan secara konsisten.

6) Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat tetapi

menunggu sampai akhir tahun anggaran. Bahkan ada beberapa kegiatan di daerah yang

sudah selesai dilaksanakan tetapi laporannya tidak dikirimkan ke pusat. Sebaiknya

penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua minggu setelah

kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun.

Page 33: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2015 merupakan salah

satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban selama

periode tahun 2015. Kesemuanya merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program

kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)

Pembangunan Perkebunan dan Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2015-

2019.

Program pembangunan perkebunan tahun 2015-2019 yang menjadi tanggungjawab

Direktorat Jenderal Perkebunan adalah : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Keberhasilan program ini perlu didukung

oleh Dukungan Perlindungan Perkebunan antara lain (1) Pemberdayaan Perangkat , (2)

SL-PHT, (3) Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, (4) Pengendalian OPT Tanaman

Perkebunan, (5) Koordinasi Kegiatan Perlindungan, (6) Koordinasi, Pembinaan dan

Monev Kegiatan Perlindungan Pusat, (7) Layanan Perkantoran Pusat (Dirat Perlindungan).

Berdasarkan hasil penilaian kinerja yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang

pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah, maka keluaran (outputs) capaian kinerja keuangan mencapai 82,15% dari

pagu dan realisasi fisik mencapai 98,07% dengan kategori berhasil.

Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang mempengaruhi kinerja perlindungan

secara keseluruhan antara lain : (1) Penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Pelaksana

kegiatan Provinsi/Kabupaten dan CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan

kegiatan menjadi tidak tepat waktu sesuai target, (2) Pedoman Teknis yang diterbitkan

oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan

perlu dijabarkan ke dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis),

namun seringkali terlambat disusun atau bahkan seringkali tidak dibuat oleh penanggung

jawab kegiatan, (3) Terlambatnya penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam

DIPA/POK dengan Pedoman Teknis sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan, (4)

Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT pada tanaman

perkebunan sering tidak tepat waktu sehingga berakibat penyediaan sarana pengendalian

OPT tidak tepat sasaran, (5) Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan

belum sepenuhnya sesuai dengan ROPAK yang telah disusun, (6) Kegiatan yang telah

selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat tetapi menunggu sampai akhir

tahun anggaran. Bahkan ada beberapa kegiatan di daerah yang sudah selesai dilaksanakan

tetapi laporannya tidak dikirimkan ke pusat.

4.2. Saran Rekomendasi

Saran Rekomendasi yang perlu dilakukan antara lain :

1) Perlu adanya percepatan penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Pelaksana kegiatan

Provinsi/Kabupaten dan CP/CL agar kegiatan berjalan sesuai waktunya.

Page 34: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

2) Penyusunan juklak/juknis oleh Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai

sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun tidak

bertentangan dengan Pedoman Teknis Pusat.

3) Satker agar melaksanakan penelaahan sejak awal setelah diterimanya Pedoman Teknis

dan pengusulan revisi segera dilakukan pada awal tahun.

4) Perlu ada sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan sampai

penetapan DIPA.

5) Perlu pengawalan setiap tahapan proses pengadaan barang dan jasa di ULP.

6) Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten.

7) Sebaiknya penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua

minggu setelah kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun anggaran.

Page 35: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

LAMPIRAN

Page 36: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman
Page 37: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman
Page 38: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

TAHUN 2015

REVISI I

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Page 39: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

1

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian, khususnya pembangunan perkebunan merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembagunan Nasional (SPPN) menyatakan bahwa

penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)

berpedoman kepada Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) yang merupakan

dokumen perencanaan tahunan nasional dan penjabaran dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang memuat: 1)

prioritas pembangunan, 2) rancangan kerangka ekonomi makro, 3) program

Kementerian/Lembaga (K/L), dan 4) program lintas K/L dan kewilayahan

dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat

indikatif.Berdasarkan RPJM, setiap K/L menyusun Rencana Strategis

(Renstra) K/L dan untuk program tahunan dituangkan kedalam Rencana

Kinerja Kementerian/Lembaga (Renja KL) dan Rencana Kinerja Tahunan

(RKT).

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dibangun dalam rangka

mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government,

perlu terus di kembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan kedalam

sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-

Undangnomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang secara tegas

telah dinyatakan bahwa Pemerintah diwajibkan menyusun anggaran dengan

menggunakan pendekatan anggaran terpadu, kerangka pengeluaran jangka

menengah dan penganggaran berbasis kinerja.

Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, Direktorat

Perlindungan Perkebunan memandang perlu menyusun Rencana

KinerjaTahunan (RKT) tahun 2015 yang menjabarkan target kinerja yang

harus dicapai dalam tahun 2015. Rencana Kinerja Tahunan ini merupakan

dokumen yang mempresentasikan nilai kuantitatif dikaitkan dengan setiap

indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat

kegiatan, dan merupakan proses pengukuran keberhasilan atau kegagalan

Direktorat Perlindungan Perkebunan pada tahun yang bersangkutan.

Sehubungan dengan hal tersebut maka penyiapan dan penyusunan rencana

kinerja tahunan harus mengacu pada Rencana Strategis.

Page 40: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

2

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

1.2. Maksud dan Tujuan

A. Maksud

Penyusunan RKT tahun 2015 dimaksudkan sebagai acuan Direktorat

Perlindungan Perkebunan dalam pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra dan sebagai tolok ukur yang

digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan

kegiatan dalam tahun 2015.

B. Tujuan

Penyusunan RKT tahun 2015 bertujuan untuk: 1. Memberikan arah dalam pelaksanaan dan pencapaian target kegiatan;

2. Menyediakan alat pengukur/dasar penilaian kinerja;

3. Membantu dalam penetapan target kinerja, pemantauan dan evaluasi

kinerja.

1.3. Sasaran

Tercapainya target kinerja tahun 2015 sesuai dengan rencana strategis

1.4. Dasar Hukum

1. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;

2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tatacara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

5. Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi tahun 2010-2025;

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135 tahun 2013 tentang Pedoman

Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

7. Peraturan Menteri Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan LAKIP

8. Peraturan Menteri Reformasi Birokrasi 25 tahun 2012 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

9. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi

Pemerintah;

Page 41: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

3

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB II

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

2.1. Visi dan Misi

A. Visi

Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan

Perkebunan, serta memperhatikan Renstra Pembangunan Perkebunan

tahun 2015- 2019 maka dirumuskan visi Direktorat Perlindungan

Perkebunan yaitu “Profesional dalam Memfasilitasi Perlindungan

Perkebunan”.

B. Misi

Sebagai penjabaran dari misi ke 4(empat) Direktorat Jenderal Perkebunan

yaitu: Memfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan

perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan

gangguan usaha serta dampak perubahan iklim maka ditetapkan Misi

Direktorat Perlindungan Perkebunan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani,

ketersediaan teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan

pemantapan sistem perlindungan perkebunan;

2. Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan

pengendalian OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran lahan perkebunan;

3. Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan

Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, BBPPTP, BPTP, UPTD, Dinas

Perkebunan, dan pihak terkait lainnya;

4. Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.

2.2. Tujuan dan Sasaran

A. Tujuan:

Tujuan dukungan perlindungan perkebunan adalah untuk mendukung

peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan

melalui: Pemberdayaan perangkat; Sekolah Lapang Pengendalian Hama

Terpadu; Antisipasi Dampak Perubahan Iklim; Penanganan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan; Pemberdayaan petugas

pengamat OPT dan Koordinasi Pelaksanaan Dukungan Perlindungan

Perkebunan.

Page 42: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

4

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

B. Sasaran:

Sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan

dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan perkebunan

tahun 2015 adalah :

1. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan sebanyak 135

unit;

2. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Perkebunan

seluas 33.583 Ha;

3. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak 223

kelompok tani.

4. Antisipasi Dampak Perubahan iklim sebanyak (51 dokumen dan 152

KT);

5. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT sebanyak 994 orang.

6. Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan selama

12 bulan.

2.3. Strategi

Berdasarkan strategi pembangunan perkebunan tahun 2015- 2019 maka strategi yang ditempuh Direktorat Perlindungan Perkebunan untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan adalah: 1. Fasilitasi Peningkatan kemampuan Teknis Petugas dan Petani melalui

magang petugas, Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

2. Fasilitasi Peningkatan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian OPT melalui Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT dan Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan.

3. Fasilitasi antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan dan kebun melalui antisipasi dampak perubahan iklim dan Operasional Brigade Pengendalian kebakaran lahan dan kebun.

4. Pemantapan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, BBPPTP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait lainnya melalui Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan;

5. Penguatan sistem informasi perlindungan perkebunan melalui Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan

Page 43: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

5

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

2.4. Kebijakan dan Program

A. Program

Program pembangunan perkebunan tahun 2015-2019 adalah

“Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan

Berkelanjutan.

B. Arah Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan

Undang-undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1995 tentang

Perlindungan Tanaman mengamanatkan bahwa pengendalian OPT

dilaksanakan dengan Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Selanjutnya Undang Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan mengamanatkan bahwa setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan atau menggunakan lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup;

Berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut maka

Kebijakan teknis Direktorat Perlindungan Perkebunan sebagai berikut :

1. Aspek OPT

a. Perlindungan merupakan tanggung jawab masyarakat,

pemerintah dapat memberikan bantuan sesuai dengan

kemampuan yang ada.

b. Perlindungan Tanaman dengan sistem PHT yaitu Budidaya

Tanaman Sehat, pengamatan, pemanfaatan dan pelestarian

musuh alami. Mendorong agar petani mau dan mampu secara

mandiri menerapkan PHT yang memperhatikan keragaman

ekologi dan sosial budaya, aspek ekonomi, keunggulan

komparatif dan kompetitif, keberlanjutan produksi dan mutu

produk.

c. PHT harus menjiwai Sistem dan Usaha Agribisnis

d. Dalam keadaan Eksplosi pemerintah secara berjenjang dapat

membantu sarana atau peralatan pengendalian sesuai dengan

kemampuan.

e. Fasilitasi Penyediaan Data dan Informasi

f. Penyediaan dan pendistribusian Informasi keadaan OPT dan

Non OPT (komponen iklim) kepada user.

g. Karantina sebagai garda terdepan perlindungan tanaman.

2. Aspek Non OPT

1. Pencegahan kebakaran lahan dan kebun melalui penerapan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar

Page 44: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

6

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

2. Mendorong optimalisasi sistem peringatan dini kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim

3. Mitigasi dan Adaptasi dampak perubahan iklim

BAB III

PERENCANAAN KEGIATAN

3.1. Kegiatan dan Penjabaran Kegiatan dalam Sub Kegiatan

Rencana kerja tahunan dukungan perlindungan perkebunan tahun 2015

merupakan bagian dari rencana kerja tahunan Direktorat Jenderal

Perkebunan Tahun 2015. Out put kegiatan perlindungan perkebunan adalah

luas areal pengendalian OPT, jumlah Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) dan

luas penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI).

Rencana kerja dukungan perlindungan perkebunan APBN Refocusing tahun

2015 adalah:

A. Pemberdayaan Perangkat

1. Operasional Laboratorium Lapangan sebanyak 28 unit;

2. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH)

sebanyak 4 unit;

3. Operasional Sub Lab. Hayati sebanyak 12 unit;

4. Operasional Brigade Proteksi Tanaman sebanyak 31 unit;

5. Operasional Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

sebanyak 9 unit.

B. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman

Perkebunan

Penanganan OPT Perkebunan melalui Pengendalian OPT tanaman

perkebunan terdiri dari pengendalian OPT, demfarm pengedalian serta

demplot pengendalian OPT (tebu, kapas, tembakau, nilam, lada, kopi,

kakao, kelapa, kelapa sawit, karet dan jambu mete) dengan luas areal

pengendalian OPT sekitar 19.843 ha dengan rincian sebagai berikut:

1. Pengendalian OPT Lada seluas 500 ha;

2. Pengendalian OPT Cengkeh seluas 900 ha;

3. Pengendalian dan Demfarm OPT Kakao seluas 2.895 ha;

4. Pengendalian OPT Kopi seluas 1.300 ha;

5. Pengendalian, demfarm serta demplot OPT Tebu seluas 4.593 ha;

6. Pengendalian OPT Tembakau seluas 125 ha;

7. Pengendalian OPT Kapas seluas 175 ha;

Page 45: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

7

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

8. Demplot pengendalian OPT Nilam seluas 30 ha;

9. Pengendalian dan Demfarm OPT Kelapa seluas 5.570 ha;

10. Pengendalian dan Demfarm OPT Karet seluas 3.120 ha;

11. Pengendalian dan Demfarm OPT Jambu Mete seluas 235 ha;

12. Pengendalian OPT Kelapa Sawit seluas 400 ha.

C. SL-PHT

Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak 143

Kelompok Tani (KT)

D. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

1. Fasilitasi pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan

bencana alam sebanyak 9 Dokumen di 9 provinsi;

2. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran lahan Kebun sebanyak 5 dokumen di 5

provinsi;

3. Apel siaga penanggulangan kebakaran lahan dan kebun di 9 Provinsi;

4. Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sebanyak 12 dokumen

di 12 provinsi;

5. Pengembangan model perkebunan rendah emisi karbon pada

perkebunan kopi rakyat sebanyak 11 dokumen di 11 provinsi.

E. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT

Pemberdayaan pengamat melalui pemberian Insentif Pengamat sebanyak

994 orang

F. Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan

1. Pembuatan Buku

2. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Rempah dan Penyegar

3. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Semusim

4. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Tahunan

5. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT

6. Pembinaan Dalam Rangka Pemberdayaan Perkebunan

7. Pengawalan Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun

8. Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim

9. Pengawalan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi

Karbon

10. Pembahasan Program dan Anggaran

11. Pertemuan Kebijakan Perlindungan Perkebunan

Page 46: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

8

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

12. Koordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun Serta

Penanganan Dampak Perubahan Iklim

13. Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan pada Wilayah Pasca

Bencana

14. Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan Perlindungan

Perkebunan

15. Fasilitasi MPTHI dan KPT Perlindungan

16. Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi Gas Rumah

Kaca

17. Bimbingan Teknis Penggunaan, Perawatan dan Kalibrasi Peralatan

Pengendalian

18. Pembinaan Dalam Rangka Pengembangan Data Base OPT

Perkebunan

19. Pemberdayaan Pejabat Fungsional POPT/Petugas Teknis

Perlindungan Perkebunan

20. Bimbingan teknis Pengendalian Hama Vertebrata pada Tanaman

Tebu

21. Administrasi Kegiatan

22. Operasional PPK Direktorat Perlindungan

Rencana kerja dukungan perlindungan perkebunan APBNP tahun 2015

adalah:

A. Pemberdayaan Perangkat

1. Operasional Laboratorium Lapangan sebanyak 28 unit;

2. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH)

sebanyak 4 unit;

3. Operasional Sub Lab. Hayati sebanyak 12 unit;

4. Operasional Brigade Proteksi Tanaman sebanyak 31 unit;

5. Operasional Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

sebanyak 51 unit.

B. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman

Perkebunan

Penanganan OPT Perkebunan melalui Pengendalian OPT tanaman

perkebunan terdiri dari pengendalian OPT, demfarm pengedalian serta

demplot pengendalian OPT (tebu, kapas, tembakau, nilam, lada, kopi,

kakao, kelapa, kelapa sawit, karet dan jambu mete) dengan luas areal

pengendalian OPT sekitar 33.363 ha dengan rincian sebagai berikut:

1. Pengendalian OPT Lada seluas 600 ha;

2. Pengendalian OPT Cengkeh seluas 1.800 ha;

Page 47: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

9

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

3. Pengendalian dan Demfarm OPT Kakao seluas 4.650 ha;

4. Pengendalian OPT Kopi seluas 2.800 ha;

5. Pengendalian, Demfarm serta Demplot OPT Tebu seluas 6.883 ha;

6. Pengendalian OPT Tembakau seluas 325 ha;

7. Pengendalian OPT Kapas seluas 325 ha;

8. Demplot pengendalian OPT Nilam seluas 30 ha;

9. Pengendalian dan Demfarm OPT Kelapa seluas 8.920 ha;

10. Pengendalian dan Demfarm OPT Karet seluas 5.670 ha;

11. Pengendalian dan Demfarm OPT Jambu Mete seluas 460 ha;

12. Pengendalian OPT Kelapa Sawit seluas 900 ha.

C. SL-PHT

Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak 223

Kelompok Tani (KT)

D. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

1. Fasilitasi pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan

bencana alam sebanyak 9 Dokumen di 9 provinsi;

2. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran lahan Kebun sebanyak 149 KT;

3. Apel siaga penanggulangan kebakaran lahan dan kebun sebanyak 9

Dokumen di 9 Provinsi;

4. Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sebanyak 12 KT di 12

provinsi;

5. Pengembangan model perkebunan rendah emisi karbon pada

perkebunan kopi rakyat sebanyak 11 KT di 11 provinsi.

E. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT

Pemberdayaan pengamat melalui pemberian Insentif Pengamat sebanyak

989 orang

F. Koordinasi Pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan

1. Pembuatan Buku

2. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Rempah dan Penyegar

3. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Semusim

4. Pengawalan dan Identifikasi OPT Tanaman Tahunan

5. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT

6. Pembinaan Dalam Rangka Pemberdayaan Perangkat Perlindungan

Perkebunan

7. Pengawalan Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun

Page 48: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

10

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

8. Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim

9. Pengawalan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi

Karbon

10. Pembahasan Program dan Anggaran

11. Pertemuan Kebijakan Perlindungan Perkebunan

12. Koordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun Serta

Penanganan Dampak Perubahan Iklim

13. Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan pada Wilayah Pasca

Bencana

14. Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan Perlindungan

Perkebunan

15. Fasilitasi MPTHI dan KPT Perlindungan

16. Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi Gas Rumah

Kaca

17. Bimbingan Teknis Penggunaan, Kalibrasi dan Perawatan Peralatan

Alat-alat Pengendalian OPT

18. Pembinaan Dalam Rangka Pengembangan Data Base OPT

Perkebunan

19. Pemberdayaan Petugas Teknis Perlindungan Perkebunan

20. Bimbingan Teknis Pengendalian Hama Vertebrata Pada Tanaman

Tebu

G. Layanan Perkantoran Pusat

1. Administrasi Kegiatan

2. Operasional PPK Direktorat Perlindungan

3.2. Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara melaksanakan kegiatan mengacu pada pedoman teknis dukungan

perlindungan perkebunan tahun 2015 sebagai berikut:

1. Pendekatan umum

Pendekatan umum meliputi hal yang terkait dengan administrasi dan manajemen kegiatan, yaitu : SK Tim Pelaksana Kegiatan; Rencana kerja; Juklak, Juknis; Koordinasi dan Sosialisasi; Pelelangan/pengadaan; Monitoring dan Evaluasi; Pelaporan

2. Pendekatan Teknis setiap kegiatan sebagai berikut:

a. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan.

Meningkatkan kemampuan teknis petugas LL, LUPH, Sub Lab Hayati

, Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan dan Brigade Pengendalian

Kebakaran Lahan dan Kebun

Page 49: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

11

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

b. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman

Perkebunan.

Melakukan pengendalian OPT pada pusat-pusat serangan dan pada

daerah–daerah serangan dengan intensitas serangan yang secara

ekonomis masih dapat dikendalikan.

c. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT).

Melaksanakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani

dalam pengelolaan OPT melalui pendekatan paradigma PHT dengan

pemanfaatan rekayasa sosial (kelompok) dan dengan cara belajar dari

pengalaman

d. Antisipasi Dampak Perubahan iklim.

Memberikan cara penanganan dampak perubahan iklim kepada

petani melalui adaptasi dan mitigasi penanganan dampak perubahan

iklim dalam bentuk demplot

e. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT.

Memberikan dukungan dan fasilitasi kegiatan kepada petugas

pengamat OPT untuk melaksanakan kegiatan pengamatan, pelaporan

dan pengendalian OPT

f. Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan Perkebunan

Menyelenggarakan kegiatan administrasi dalam mendukung

pelaksanaan kegiatan Dukungan perlindungan perkebunan.

BAB IV

PENUTUP

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan dibuat

dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pencapaian target kinerja

kegiatan yang dipercayakan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan,

berdasarkan sasaran yang ditetapkan. Pencapaian target kinerja tersebut

memerlukan dukungan dan peran serta aktif seluruh intansi terkait pusat

dan daerah serta partisipasi masyarakat.

Rencana Kinerja Tahunan ini merupakan acuan yang dapat digunakan di

Direktorat Perlindungan Perkebunan mulai dari perencanaan, pelaporan

dan evaluasi serta tindak lanjutnya.

Page 50: PERKEBUNAN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP PERLINDUNGAN PERKEBUN… · Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman

12

RKT-2015 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

Lampiran 1

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perilndungan Perkebunan Tahun : 2015

Sasaran Strategis

Indikator Kerja Target

1 Penurunan Luas Areal Serangan OPT

2 Peningkatan penanganan kebakaran lahan dan kebun

3 Peningkatan penanganan dampak perubahan iklim

1 Pemberdayaan Perangkat 135 Unit

2 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu

223 KT

3 Penanganan Organisme Pengganggu (OPT) Tanaman perkebunan

33.363 Ha

4 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

18 172

Dokumen KT

5 Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT

989 Orang

6 Koordinasi pelaksanaan Dukungan Perlindungan perkebunan

12 Bulan