direktorat perlindungan perkebunan tahun...

22
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013

Upload: hoangdang

Post on 23-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

i

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

Direktorat Perlindungan Perkebunan

Tahun 2013

Page 2: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

i

RKT 2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan disusun dalam rangka memudahkan pengukuran dan penilaian kinerja kegiatan Direktorat Perlindungan Perkebunan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 341/Kpts/OT.140/9/2005 tanggal 8 September 2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian.

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan ini mengacu pada Rencana Strategis

Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2010 – 2014. Materi yang disajikan dalam RKT tahun 2013 merupakan perencanaan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi secara garis besar. Sistematika penulisan RKT terdiri dari Bab I. Pendahuluan, Bab II. Tugas Pokok dan Fungsi, Bab III. Visi dan Misi, Bab. IV. Tujuan dan Sasaran, Bab V. Permasalahan yang Dihadapi, Bab VI. Program dan Kegiatan, Bab. VII. Kebijakan dan Strategi, Bab VIII. Rencana Kerja Tahun 2013.

Kami menyadari bahwa dokumen RKT 2013 ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu kami mengharapkan masukan dan koreksi dari semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan RKT 2013 ini. Akhirnya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan RKT ini.

Page 3: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

ii

RKT 2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan ......................................................................................... 2

BAB II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI….. .................................................... 3

BAB III. VISI DAN MISI……………………………………………………………. . 5

A. Visi………………………………………………………………………. 5

B. Misi……………………………………………………………… .......... 5

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN……………………………………………….. 6

A. . Tujuan………………………………………………………… ............ 6

B. . Sasaran………………………………………………………………… 7

BAB V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ………………………………… 8

BAB VI. PROGRAM DAN KEGIATAN............................................................. 10

A. Program ....................................................................................... 10

B. Kegiatan………………………………………………………… ......... 10

BAB VII. KEBIJAKAN DAN STRATEGI .......................................................... 12

A. Kebijakan ...................................................................................... 12

B. Strategi .......................................................................................... 12

BAB VIII. RENCANA KERJA TAHUN 2013 ................................................... 14

LAMPIRAN

Page 4: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

iii

RKT 2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2013 Direktorat

Perlindungan Perkebunan ....................................................... 16

Page 5: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

1

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luas areal perkebunan di Indonesia sampai dengan tahun 2010 diperkirakan

sekitar 20,53 juta ha dan yang diusahakan oleh rakyat sekitar 74 % dari total areal

perkebunan. Produktivitas rata-rata tanaman masih rendah yaitu sekitar 72,5 % dari

potensi, meskipun ada yang sudah mendekati potensi (> 85 %), seperti kelapa sawit.

Rendahnya produktivitas tersebut antara lain disebabkan oleh adanya serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

iklim (kekeringan, kebanjiran dan kebakaran).

Penerapan World Trade Agreement yang menandai penghapusan segala bentuk

hambatan tarif telah mengangkat isu perlindungan perkebunan sebagai salah satu

hambatan baru di dalam perekonomian dunia (Technical Barrier to Trade). Berbagai

isu yang terkait perlindungan tanaman terangkat menjadi hambatan baru dan dikemas

dalam berbagai ketentuan, seperti International Standard on Phytosanitary Measures

(ISPM), Hazard Analysis on Critical Control Point (HACCP), Codex Alimentarius dan

sebagainya. Keseluruhan ketentuan ini telah menjadikan perlindungan perkebunan

menjadi isu internasional.

Di samping tantangan akibat perubahan eksternal, perubahan lingkungan

domestik lainnya seperti diterbitkannya UU No.22/1999 dan PP25/2000 tentang

Otonomi Daerah dan PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, juga membawa perubahan penting dalam pelaksanaan

pembangunan agribisnis. Pergeseran peran pemerintah yang semula dominan dalam

pembangunan agribisnis berubah menjadi fasilitator, stimulator, promotor dan regulator

dalam konteks pengendalian agar semua stakeholder yang terkait dapat bergerak dan

berfungsi secara optimal dalam pembangunan. Peran masyarakat menjadi lebih

dominan serta peran pemerintah daerah menjadi lebih besar dalam pembangunan

perlindungan perkebunan. Koordinasi dan sinkronisasi menjadi hal yang sangat

penting untuk dapat terlaksananya pembangunan perlindungan perkebunan yang

sinergi dan optimal.

Selain itu tantangan ke depan khususnya dalam penanganan OPT adalah

keterbatasan SDM perlindungan, pertanaman dengan sistem monokultur, penggunaan

Page 6: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

2

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

pestisida sintetis yang cenderung meningkat, masih lemahnya kelembagaan petani

dan keterbatasan alih teknologi. Sedangkan tantangan non OPT (kebakaran dan

dampak perubahan iklim) adalah adanya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan

hidup dan keterbatasan alih teknologi.

B. Tujuan

Tujuan disusunnya RKTini adalah Tujuan dari penyusunan rencana kinerja adalah :

1) Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan operasional

secara terinci;

2) Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program;

3) Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja;

4) Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja;

5) Membantu dalam menetapkan target kinerja;

Page 7: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

3

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB II.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian telah ditetapkan bahwa unit kerja Eselon II lingkup

Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari 6 (enam) unit yaitu : Sekretariat Direktorat

Jenderal Perkebunan, Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Tanaman Semusim,

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Perlindungan Perkebunan serta

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

Organisasi Direktorat Perlindungan Perkebunan terbagi dalam empat Sub

Direktorat dan delapan Seksi serta Sub Bagian Tata Usaha yaitu :

1) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT) Tanaman Semusim, membawahi Seksi Identifikasi serta Seksi

Pengendalian;

2) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan

Penyegar, membawahi Seksi Identifikasi serta Seksi Pengendalian;

3) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan, membawahi

Seksi Identifikasi serta Seksi Pengendalian;

4) Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran, membawahi

Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Seksi Pengendalian Kebakaran;

5) Sub Bagian Tata Usaha;

6) Kelompok Jabatan Fungsional.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No.61/Permentan/ OT.140/10/2010,

tugas Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah “melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria

dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan

perkebunan”.

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Perlindungan Perkebunan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta

pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

Page 8: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

4

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan

kebakaran dan dampak perubahan iklim;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan

tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta

pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

Page 9: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

5

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB III.

VISI DAN MISI

A. Visi

Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan,

serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional

dan Renstra Pembangunan Perkebunan 2010- 2014 maka dirumuskan visi Direktorat

Perlindungan Perkebunan yaitu “Profesional dalam Memfasilitasi Perlindungan

Perkebunan”.

B. Misi

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Direktorat Perlindungan Perkebunan

adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan

teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem

perlindungan perkebunan;

2) Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian

OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan

perkebunan;

3) Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit,

Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait

lainnya;

4) Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.

Page 10: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

6

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB IV.

TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010–2014

seperti telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan 2010 –

2014 yaitu mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu perkebunan

yang berdaya saing, maka tujuan pembangunan perkebunan sebagai berikut :

1) Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing

perkebunan;

2) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat;

3) Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor perkebunan;

4) Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan;

5) Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meingkatkan penyediaan bahan baku industri

alam negeri;

6) Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor

perkebunan sebagai penyedia bahan baku industri dalam negeri;

7) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan berkelanjutan serta

mendorong pengembangan wilayah;

8) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM);

9) Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan

pekerjaan;

10) Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010-2014

sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Pembangunan Perkebunan, maka

kontribusi Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan;

2) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan

dampak perubahan iklim;.

3) Menyusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria sebagai acuan dalam

pelaksanaan kegiatan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

Page 11: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

7

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan

dan pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

4) Meningkatkan kualitas pembinaan dan pengawalan melalui pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan antisipasi

dampak perubahan iklim;

5) Memberikan pelayanan organisasi yang berkualitas.

B. Sasaran

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Oganisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian, tugas Direktorat Perlindungan adalah melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma,

pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di

bidang perlindungan perkebunan. Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam

periode 2010-2014 dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis 2010-2014.

Sedangkan sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan

dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2010-

2014 adalah :

1) Rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, serta

tahunan, terutama untuk OPT penting pada 9 (sembilan) komoditas unggulan

nasional;

2) Rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan dampak

perubahan iklim (DPI) pada 9 (sembilan) provinsi rawan kebakaran dan DPI;

3) Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim,

rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran dan dampak

perubahan iklim pada 32 provinsi;

4) Kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan

pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim;

5) Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi.

Page 12: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

8

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB V.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan terdapat

permasalahan dan upaya yang perlu dilakukan sebagai berikut:

1) Penetapan SK Tim Pelaksana Provinsi/Kabupaten dan CP/CL seringkali terlambat

sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi terlambat, oleh karena itu diperlukan

adanya percepatan penetapan SK agar kegiatan berjalan sesuai waktunya;

2) Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai

acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan perlu dijabarkan ke dalam Petunjuk

Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis), namun seringkali juklak/juknis

tersebut belum ada atau terlambat disusun. Penyusunan juklak/juknis oleh Dinas

seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai sehingga dapat

menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun tidak bertentangan

dengan Pedoman Teknis Pusat;

3) Terlambatnya penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam DIPA/POK

dengan Pedoman Teknis. Satker agar melaksanakan penelaahan sejak awal

setelah diterimanya Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada

awal tahun;

4) Sinkronisasi perencanaan kegiatan antara Pusat dan Daerah belum sepenuhnya

berjalan baik dan dana Tugas Pembantuan (TP) provinsi/kabupaten/kota yang

alokasi anggarannya dari APBN belum sinkron dengan kegiatan perlindungan yang

sumber dananya dari APBD. Perlu ada sinkronisasi perencanaan dan pengawalan

sejak pengusulan sampai penetapan DIPA;

5) Pengajuan revisi kegiatan oleh daerah seringkali dilakukan menjelang akhir tahun

anggaran, yang berakibat terhambatnya pelaksanaan kegiatan. Sebaiknya semua

kegiatan yang perlu direvisi segera diusulkan sejak awal setelah menerima DIPA;

6) Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT pada

tanaman perkebunan seringkali dilakukan menjelang akhir tahun. Untuk itu perlu

percepatan proses pelelangan/pengadaan dan kontrak ditandatangani paling

lambat bulan Maret diawal tahun anggaran;

Page 13: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

9

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

7) Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya

sesuai dengan ROPAK yang telah disusun. Penarikan anggaran harus mengacu

pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten;

8). Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat

tetapi menunggu sampai akhir tahun anggaran. Sebaiknya penyelesaian dan

penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua minggu setelah kegiatan

dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun.

Page 14: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

10

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB VI.

PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Program

Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran

bersama Menteri Keuangan Nomor SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 0142/M.PPN/06/2009 tanggal

19 Juni 2009 ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan tahun 2010-2014

adalah “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan

berkelanjutan.

Tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan adalah :

(1) Revitalisasi perkebunan;

(2) Swasembada gula nasional;

(3) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energi);

(4) Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional;

(5) Pengembangan komoditas ekspor;

(6) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri;

(7) Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan.

Fokus kegiatan yang terkait dengan Direktorat Perlindungan adalah fokus nomor

7 (tujuh) yaitu Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.

Fokus kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui dukungan

perlindungan perkebunan.

B. Kegiatan

Kegiatan yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perlindungan Perkebunan yang

merupakan cerminan dari tugas pokok dan fungsi adalah Dukungan Perlindungan

Perkebunan terhadap pencapaian program perkebunan yang telah ditetapkan,

dengan sub kegiatan adalah:

(1) Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

Komponen dari output terdiri dari :

Page 15: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

11

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

a. Luas areal yang dilakukan pengendalian OPT (5.695 ha) .

b. Penurunan luas serangan OPT (1 % setahun).

(2) Pemberdayaan Perangkat

Komponen dari output terdiri dari :

a. Jumlah Laboratorium Lapangan yang beroperasional (27 unit)

b. Jumlah Lab. Hayati (LUPH) yang beroperasional (4 unit)

c. Jumlah Sub Lab. Hayati yang beroperasional (14 unit)

(3) Pemberdayan Petugas PengamatOPT

Komponen dari output terdiri dari :

a. Jumlah Pengamat yang mendapat insentif (981 orang)

b. Pelatihan Pengamat (96 orang)

(4) Fasilitasi Pencegahan Kebakaran lahan dan Dampak Perubahan Iklim

Komponen dari output terdiri dari :

a. Penurunan hotspot (10 % setahun)

(5) SL-PHT

Komponen dari output terdiri dari :

- Jumlah Kelompok Tani yang mengikuti SL-PHT (144 KT)

Page 16: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

12

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB VII.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Kebijakan

Kebijakan umum pembangunan perkebunan dalam Renstra 2010-2014 adalah

mensinergiskan seluruh sumberdaya perkebunan dalam rangka peningkatan daya

saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktifitas dan mutu produk perkebunan

melalui partisipasi aktif masyarakat perkebunan dan penerapan organisasi modern

yang berlandaskan kepada IPTEK dengan didukung tata kelola pemerintahan yang

baik.

Kebijakan teknis pembangunan perkebunan yaitu meningkatkan produksi,

produktifitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan

komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan

sesuai kaidah pengelolaan SDA dan lingkungan hidup dengan dukungan

pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.

Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam mendukung kebijakan

pembangunan perkebunan adalah memperkuat SDM, kelembagaan, sarana dan

prasarana perlindungan guna mengurangi kehilangan hasil dan memperbaiki

mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat dalam identifikasi

dan pengendalian OPT serta pencegahan kebakaran lahan dan dampak

perubahan iklim melalui peningkatan koordinasi dan membangun jejaring serta

kerjasama dengan berbagai pihak terkait.

B. Strategi

Strategi umum Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-2014 merupakan

bagian dari strategi khusus pembangunan perkebunan yang meliputi :

1) Pemberdayaan SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan antara lain melalui

pelatihan, magang, dan studi banding sesuai kebutuhan;

2) Memperluas dan memantapkan jaringan sistem informasi perlindungan antara

petani, pengamat, dinas, UPTD, Balai Besar, Perguruan Tinggi dan Direktorat

Perlindungan Perkebunan, perluasan jaringan dan kerjasama, optimalisasi

Page 17: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

13

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

pemanfaatan Website, penguatan database perlindungan, dan penerbitan

bahan/dokumen informasi teknis pengendalian OPT dan Non OPT;

3) Memaksimalkan hasil pengamatan dan peramalan OPT serta faktor iklim;

4) Penyediaan teknologi pengendalian OPT dan dampak perubahan iklim melalui

penyebarluasan rekomendasi dan informasi teknis pengendalian OPT dan

antisipasi dampak perubahan iklim;

5) Optimalisasi sarana dan prasarana perangkat perlindungan melalui pendataan

kondisi, perawatan dan pemanfaatan serta pengutuhan/penguatan perangkat

perlindungan;

6) Pemantapan gerakan pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun dan

lahan melalui revitalisasi brigade pengendalian OPT dan pembentukan regu-regu

proteksi OPT di tingkat kelompok tani;

7) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait di bidang

perlindungan perkebunan;

8) Mengoptimalkan petugas fungsional POPT dan PPNS perkebunan;

9) Pengembangan dan pemantapan informasi perlindungan tanaman perkebunan;

10) Membangun jejaring dan kerjasama yang sinergis dengan Puslit/Balit, BBP2TP

dan BPTP, Perguruan Tinggi, Dinas dan UPTD Daerah.

Page 18: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

14

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

BAB VIII.

RENCANA KERJA TAHUN 2013

Rencana kerja dukungan perlindungan perkebunan tahun 2013 merupakan bagian dari

rencana kerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Program Pembangunan

Perkebunan Tahun 2010 – 2014 yaitu Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu

Tanaman Perkebunan.

Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2013 untuk mendukung kegiatan baik di

Pusat maupun daerah yang meliputi:

(1) Pelayanan kantor;

(2) Pengadaan sarana dan prasarana;

(3) Pengawalan dan Identifikasi pengendalian OPT, Pencegahan Kebakaran lahan

dan Dampak Perubahan iklim;

(4) Penyusunan NSPK;

(5) Fasilitasi Pengendalian OPT;

(6) Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT (Insentif Pengamat);

(7) Pemberdayaan Perangkat;

(8) Fasilitasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun;

(9) Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT);

(10) Pengawalan Pembinaan.

Rencana kerja tersebut dilakukan melalui prinsip pendekatan umum yang bersifat

administratif dan managemen kegiatan.

Tahapan rencana kerja yaitu :

1) Penetapan SK tim pelaksana kegiatan oleh Kepala dinas/KPA paling lambat satu

minggu setelah diterimanya Penetapan Satker dari Menteri Pertanian;

2) Rencana kerja pelaksanaan masing-masing kegiatan disusun paling lambat satu

minggu setelah diterimanya pedoman teknis Direktorat Perlindungan Perkebunan;

3) Penjabaran pedoman teknis ke dalam juklak untuk kegiatan Dekon dan TP

Provinsi dan juknis untuk TP Kabupaten;

Page 19: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

15

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

4) Setiap kegiatan perlu dikoordinasikan kepada pihak-pihak terkait;

5) Penetapan CP/CL oleh Kepala Dinas Provinsi/Kab/Kota;

6) Pelelangan/pengadaan dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

7) Pelaksanaan kegiatan mengacu kepada pedoman teknis yang telah dijabarkan

kedalam juklak dan juknis;

8) Monitoring dan evaluasi dilakukan selama kegiatan berlangsung sedikitnya 2 (dua)

kali disesuaikan dengan sumber daya yang ada;

9) Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan disampaikan sesuai dengan jadwal

dan form (Pedoman SIMONEV);

10) Laporan akhir kegiatan disampaikan ke Direktorat Jenderal Perkebunan Cq.

Direktorat Perlindungan Perkebunan paling lambat 2 (dua) minggu nsetelah

kegiatan selesai dan tidak melewati bulan Desember tahun berjalan .

Page 20: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

16

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perilndungan Perkebunan

Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

Kegiatan : Dukungan Perlindungan Perkebunan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

1 2

Meningkatnya Produksi,

Produktivitas

dan Mutu Tanaman

Perkebunan Berkelanjutan

Melalui Dukungan

Perlindungan Perkebunan

1. Tersedianya Rumusan Kebijakan

di Bidang Identifikasi dan Pengendalian

Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT) Tanaman Semusim, Rempah

dan Penyegar, dan Tahunan

a. Jumlah rumusan kebijakan perlindungan 1 Dokumen

perkebunan

b. Jumlah rekomendasi teknis perlindungan 1 Dokumen

tanaman

c. Rumusan pelaksanaan SL-PHT 1 Dokumen

2. Tersedianya Rumusan Kebijakan

Dampak Perubahan Iklim dan

Pencegahan Kebakaran

a. Jumlah rumusan kebijakan pencegahan 1 Dokumen

kebakaran lahan dan kebun serta penanganan

dampak perubahan iklim

3. Terlaksananya Kebijakan dan NSPK

di Bidang Identifikasi dan Pengendalian

Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT) Tanaman Semusim, Rempah

dan Penyegar dan Tahunan

a. Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ 23 Dokumen

laporan SLPHT

b. - Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ 7 Dokumen

laporan pengawalan/pembinaan

pengendalian OPT tanaman semusim

- Jumlah rekomendasi monev/laporan 7 Dokumen

- Jumlah bahan binaan 2 Dokumen

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun 2013

DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

3

Target

Lampiran 1

Page 21: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

17

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

c. - Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ 13 Dokumen

laporan pengawalan/pembinaan

pengendalian OPT tanaman rempah dan

penyegar

- Jumlah rekomendasi monev/laporan 12 Dokumen

- Jumlah bahan binaan/laporan 9 Dokumen

d. - Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ 10 Dokumen

laporan pengawalan/pembinaan

pengendalian OPT tanaman tahunan

- Jumlah rekomendasi monev/laporan 12 Dokumen

- Jumlah bahan binaan/laporan 9 Dokumen

e. Jumlah Perangkat yang operasional

- operasional laboratorium 45 Unit

- insentif petugas 981 orang

- pengawalan perangkat 14 Kali

g. Terlaksananya SLPHT 144 KT

h. Terlaksananya pengendalian OPT Tanaman

- Tahunan 1.950 Ha

- Semusim 2.685 Ha

- Rempah Penyegar 1.060 Ha

i. Jumlah kelompok tani yang menerima bantuan -

sosial dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat

perkebunan pada wilayah bencana

j. - Jumlah POPT yang dibina 200 orang

- Jumlah bahan publikasi/laporan POPT 16 dokumen

k. Rekap RKAKL, Pagu Indikatif, sementara, 4 Dokumen

definitif wilayah barat dan timur

4. Tersedianya Norma, Standar,

Prosedur, dan Kriteria di Bidang

Identifikasi dan Pengendalian Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Tanaman Semusim, Rempah dan

Penyegar, dan Tahunan

Page 22: Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013sakip.pertanian.go.id/admin/data/RKT_DIR_PERLINDUNGAN_2013.pdfOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan

18

RKT-2013 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

a. Jumlah judul pedoman perlindungan

perkebunan

- Buku 3 Judul

- Leaflet 5 Judul

5. Terlaksananya kebijakan dan NSPK

Dampak Perubahan Iklim dan

Pencegahan Kebakaran

a. Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ 9 Dokumen

laporan pengawalan pemantauan kebakaran

lahan dan dampak perubahan iklim

b. Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/laporan 12 Dokumen

Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak

Perubahan Iklim

d. Terlaksananya pemantauan kebakaran, dampak 9 Prov

perubahan iklim dan bencana alam 27 Kab

e. Terlaksananya sosialisasi PLTB dan peraturan 9 Kab

perundang - undangan

f. Jumlah pertemuan koordinasi pencegahan dan 9 Prov

dampak perubahan iklim

g. Terlaksananya mitigasi dan adaptasi dampak 13 Paket

perubahan iklim

6. Terlaksananya Kuantitas dan Kualitas

Pelayanan Organisasi

a. - Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan 32 Dokumen

pembinaan pimpinan

b. - Jumlah data administrasi pada UPT 1 Dokumen

c. - Jumlah rekomendasi/rumusan dengan 1 Dokumen

instansi terkait