laporan kinerja direktorat perlindungan perkebunan...

54
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2014 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015

Upload: vanthu

Post on 19-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2014

DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNANDIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

Page 2: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 disusun dalam rangka pelaksanaan pertanggungjawaban Direktorat Perlindungan Perkebunan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Penyusunan Laporan Kinerja ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.

29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pertanian No. 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Materi yang disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 ini merupakan kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Direktorat Perlindungan Perkebunan secara garis besar. Pada bulan Januari 2014 telah disahkan Penetapan Kinerja yang merupakan dokumen pernyataan kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Direktur Perlindungan Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yaitu Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan. Berdasarkan hasil penilaian kinerja kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan dengan capaian kinerja untuk keuangan mencapai 92,59% dari pagu dan realisasi fisik mencapai 98,06% dengan kategori berhasil. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran lingkup Direktorat Perlindungan Perkebunan dan pihak terkait lainnya yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya, sehingga tugas-tugas yang dibebankan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan dapat diselesaikan dengan baik seperti tertuang pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat ini. Kiranya laporan ini dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai bahan untuk kelanjutan kegiatan di masa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2015 Direktur, Ir. Hudi Haryono, MS

Page 3: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Perubahan lingkungan strategis global dan perubahan lingkungan domestik,

kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan dan kebugaran kaitannya dengan konsumsi makanan, telah meningkatkan tuntutan konsumen akan kandungan nutrisi dari produk-produk perkebunan yang sehat, aman dan menunjang kebugaran. Disamping itu meningkatnya kesadaran akan lingkungan hidup dan pentingnya faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah mendorong masuknya berbagai aspek tersebut dalam pertimbangan agribisnis perkebunan.

Pada era otonomi terjadi pergeseran peran pemerintah yang semula dominan dalam pembangunan agribisnis berubah menjadi fasilitator, stimulator, promotor dan regulator.Dalam konteks pengendalian, peran masyarakat menjadi lebih dominan serta peran pemerintah daerah menjadi lebih besar dalam pelaksanaan perlindungan tanaman. Koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat (Ditjen Perkebunan dan UPT Pusat) denganpemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota menjadi hal yang sangat penting untuk dapat terlaksananya pembangunan perlindungan tanaman perkebunan yang sinergis, efektif dan efisien.

Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan, serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional, Renstra Pembangunan Perkebunan dan Renstra Ditjen Perkebunan, maka dirumuskan Visi Direktorat Perlindungan Perkebunan yaitu “Profesional dalam Memfasilitasi Perlindungan Perkebunan”.

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan teknologi,

pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem perlindungan perkebunan; 2) Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian OPT

serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan perkebunan; 3) Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit,

Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait lainnya;

4) Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan. Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010 – 2014,

seperti yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan 2010 – 2014, yaitu peningkatan produktivitas tanaman dan mutu produk perkebunan yang berdaya saing tinggi, maka Tujuan penyelenggaraan Direktorat Perlindungan Perkebunan sebagai berikut : 1) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan pencegahan kebakaran lahan serta dampak perubahan iklim.

2) Memberikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan di bidang identifikasi dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran serta dampak perubahan iklim.

3) Meningkatkan pengawasan dan pengawalan melalui pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 4: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

iii

(OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran serta dampak perubahan iklim.

4) Meningkatkan pelayanan organisasi.

Sasaran Direktorat Perlindungan Perkebunan yang ingin dicapai pada tahun 2010 - 2014 adalah sebagai berikut : 1) Tersedianya rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian OPT tanaman

semusim, rempah, penyegar, dan tahunan 2) Tersedianya rumusan kebijakan pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan

iklim. 3) Tersedianya Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme OPT tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim.

4) Terlaksananya kebijakan dan NSPK di bidang identifikasi dan pengendalian OPT tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim.

5) Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi.

Pengukuran kinerja tahun 2014 untuk kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan diperoleh capaian realisasi keuangan 92,59% dan fisik 98,06%. Untuk kegiatan daerah yang tersebar di 32 Provinsi, diperoleh capaian fisik sebesar 96,94% dengan realisasi keuangan sebesar 93,06%, sedangkan khusus untuk pengukuran kinerja lingkup Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2014, realisasi keuangan sebesar 78,86% dengan capaian fisik 97,50%.

Pengukuran Kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan berupa output dengan rincian sebagai berikut : 1) Pemberdayaan Perangkat Perlindungan secara keseluruhan mencapai 100%, yang

terdiri dari : a. Operasional Laboratorium Lapangan dari target 28 unit terealisasi 28 unit atau

mencapai 100%. b. Operasional Lab Hayati (LUPH) dari target 4 unit terealisasi 4 unit atau mencapai

100%. c. Operasional Sub Lab Hayati dari target 14 unit terealisasi 14 unit atau mencapai

100% d. Operasional Brigade Proteksi Tanaman dari target 25 unit terealisasi 25 unit atau

mencapai 100%. 2) Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) dari target 182 kelompok tani

terealisasi 182 kelompok tani atau mencapai 100%. 3) Antisipasi Dampak Perubahan Iklim terdiri dari:

a. Pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan adaptasi dampak perubahan iklim dari target 9 provinsi terealisasi 9 provinsi atau mencapai 100%

b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun dari target 4 kabupaten terealisasi 4 kabupaten atau mencapai 100%

c. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dari target 5 provinsi terealisasi 4 provinsi atau mencapai 80%.

d. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dari target 10 paket kegiatan terealisasi 10 paket kegiatan atau mencapai 100%.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 5: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

iv

e. Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon dari target 8 paket terealisasi 7 paket kegiatan atau mencapai 87,50%.

4) Pengendalian OPT tanaman Perkebunan untuk 12 komoditas secara keseluruhan terealisasi 99,59 % yaitu : a. Pengendalian OPT tanaman tahunan (kelapa, karet, kelapa sawit, jambu mete) dari

target 6.106 hektar terealisasi 6.906 hektar atau mencapai 96,80%. b. Pengendalian OPT tanaman semusim (tebu, tembakau, kapas, nilam) dari target

5.221 hektar terealisasi 5.219 hektar atau mencapai 99,96%. c. Pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar (lada, kopi, cengkeh, kakao) dari

target 3.712 hektar terealisasi 3.703 hektar atau mencapai 99.73%. 5) Koordinasi kegiatan perlindungan berupa insentif kepada petugas pengamat dari target

961 orang terealisasi 961 orang atau mencapai 100% 6) Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat dari target 20

dokumen terealisasi 19 dokumen atau mencapai 95%. 7) Layanan Perkantoran Pusat secara keseluruhan mencapai 100% terdiri dari :

a. Administrasi Kegiatan b. Operasional PPK Direktorat Perlindungan Perkebunan

Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang mempengaruhi kinerja perlindungan

secara keseluruhan antara lain : (1) Penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Pelaksana kegiatan Provinsi/Kabupaten dan CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tepat waktu sesuai target, (2) Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan perlu dijabarkan ke dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis), namun seringkali terlambat disusun atau bahkan seringkali tidak dibuat oleh penanggung jawab kegiatan, (3) Terlambatnya penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam DIPA/POK dengan Pedoman Teknis sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan, (4) Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT pada tanaman perkebunan sering tidak tepat waktu sehingga berakibat penyediaan sarana pengendalian OPT tidak tepat sasaran, (5) Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya sesuai dengan ROPAK yang telah disusun, (6) Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat tetapi menunggu sampai akhir tahun anggaran. Bahkan ada beberapa kegiatan di daerah yang sudah selesai dilaksanakan tetapi laporannya tidak dikirimkan ke pusat.

Langkah-langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi agar pencapaian sasaran

ditahun-tahun mendatang menjadi lebih baik maka diperlukan: a) komitmen pimpinan dan persepsi yang sama diantara instansi terkait di pusat dan daerah terhadap konsepsi penerapan PHT pada pengendalian OPT dan penanganan dampak perubahan iklim serta pencegahan kebakaran; b) komitmen semua pelaku usaha perkebunan tentang pentingnya penanganan perlindungan perkebunan di dalam pengembangan sistem usaha agribisnis; c) penyediaan/penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan perangkat pendukung untuk menangani hal-hal yang terkait dengan penerapan PHT, penanganan dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; d) penyediaan Sistem dan Informasi Manajemen Perlindungan Perkebunan yang efektif dan efisien; dan e) penyediaan dana yang memadai. Dalam implementasinya diperlukan peningkatan koordinasi dan sinkronisasi pusat dan daerah.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 6: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

v

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR i IKHTISAR EKSEKUTIF ii DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN ix BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Organisasi 1 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 3 2.1. Perencanaan (Rencana Strategis) Direktorat Perlindungan Perkebunan

Tahun 2010-2014 3

2.1.1. Visi dan Misi 3 2.1.2. Nilai-Nilai 3 2.1.3. Tujuan 4 2.1.4. Sasaran 4 2.1.5. Kebijakan 5 2.1.6. Strategi 5 2.1.7. Kegiatan 6 2.1.8. Fokus Kegiatan yang terkait dengan Direktorat Perlindungan

Perkebunan 6

2.1.9. Keluaran (Output) 7 2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2013 8

2.2.1. Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan 8 2.2.2. Sasaran Dukungan Perlindungan Perkebunan 8

2.3. Perjanjian Kinerja 9 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 11 3.1. Pengukuran Kinerja 11

3.1.1. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Penetapan Kinerja 11 3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan 12

3.2. Evaluasi Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2013

15

3.2.1. Evaluasi Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2010-201 Berdasarkan Tahun 2012

15

3.2.2. Evaluasi Kinerja Kegiatan Pengendalian OPT Berdasarkan Target Renstra 2010-2014

16

3.3 Akuntabilitas Keuangan 16 3.3.1. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan 17 3.3.2. SL-PHT Perkebunan 17 3.3.3. Adaptasi Dampak Perubahan Iklim 17 3.3.4. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan 17 3.3.5. Koordinasi Kegiatan Perlindungan 18 3.3.6. Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat 18 3.3.7. Layanan Perkantoran Pusat 19

3.4. Permasalahan dan Upaya Tindak Lanjut 19

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 7: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

vi

BAB IV. PENUTUP 21 4.1. Kesimpulan 21 4.2. Saran Rekomendasi 21

DAFTAR TABEL

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 8: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

vii

Halaman

Tabel 1 : Target dan Realisasi Sasaran Kegiatan Dukungan

Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 Berdasarkan Penetapan Kinerja

11

Tabel 2 : Target dan Realisasi Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 Berdasarkan Output Kegiatan

12

Tabel 3 : Perkembangan Luas Areal Pengendalian OPT Tahun 2013-2014

15

Tabel 4 : Evaluasi Kinerja Pengendalian OPT Berdasarkan Target Renstra

16

Tabel 5 : Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2014

16

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 9: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Penetapan Kinerja (PK)Tahun 2014 22 Lampiran 2 : Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 24

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 10: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Luas areal perkebunan di Indonesia sampai dengan tahun 2013 diperkirakan sekitar

22,64 juta ha dan yang diusahakan oleh rakyat sekitar 70 % dari total areal perkebunan. Produktivitas rata-rata tanaman masih rendah yaitu sekitar 58 % dari potensi. Rendahnya produktivitas dan mutu antara lain disebabkan oleh penggunaan benih unggul yang baru mencapai 40%, rendahnya kualitas penerapan Good Agricultural Practicies (GAP) di tingkat petani dan masih tingginya kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Kondisi tersebut diperburuk dengan terjadinya cekaman iklim seperti kekeringan, kebakaran lahan dan banjir.

Serangan OPT mengakibatkan terjadinya kehilangan hasil dan penurunan kualitas

produk, sedangkan dampak kekeringan dan banjir dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu, kematian tanaman, dan peningkatan serangan OPT serta dampak kebakaran lahan dapat mengakibatkan kematian tanaman, pencemaran asap lintas batas dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan revitalisasi fungsi Brigade Proteksi Tanaman (BPT) yang berfungsi untuk meningkatkan fungsi dalam penanganan OPT pada situasi eksplosi atau pada sumber-sumber serangan yang berpotensi menimbulkan eksplosi dan penanganan kebakaran lahan dan kebun di provinsi rawan kebakaran.

Di samping tantangan akibat perubahan eksternal, perubahan lingkungan domestik lainnya seperti diterbitkannya UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Perppu No.2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, juga membawa perubahan penting dalam pelaksanaan pembangunan agribisnis. Pergeseran peran pemerintah yang semula dominan dalam pembangunan agribisnis berubah menjadi fasilitator, stimulator, promotor dan regulator dalam konteks pengendalian agar semua stakeholder yang terkait dapat bergerak dan berfungsi secara optimal dalam pembangunan. Peran masyarakat menjadi lebih dominan serta peran pemerintah daerah menjadi lebih besar dalam pembangunan perlindungan perkebunan. Koordinasi dan sinkronisasi menjadi hal yang sangat penting untuk dapat terlaksananya pembangunan perlindungan perkebunan yang sinergi dan optimal.

Selain itu tantangan ke depan khususnya dalam penanganan OPT adalah keterbatasan

SDM perlindungan, pertanaman dengan sistem monokultur, penggunaan pestisida sintetis yang cenderung meningkat, masih lemahnya kelembagaan petani dan keterbatasan alih teknologi. Sedangkan tantangan non OPT (kebakaran dan dampak perubahan iklim) adalah adanya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup dan keterbatasan alih teknologi. 1.2. Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian telah ditetapkan bahwa unit kerja Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari 6 (enam) unit yaitu: Sekretariat Direktorat

Page 11: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

2

Jenderal Perkebunan, Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Tanaman Semusim, Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Perlindungan Perkebunan serta Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

Organisasi Direktorat Perlindungan Perkebunan terbagi dalam 4 (empat) Sub

Direktorat dan delapan Seksi serta Sub Bagian Tata Usaha yaitu :

1) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim, membawahi Seksi Identifikasi serta Seksi Pengendalian;

2) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar, membawahi Seksi Identifikasi serta Seksi Pengendalian;

3) Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan, membawahi Seksi Identifikasi serta Seksi Pengendalian;

4) Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran, membawahi Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Seksi Pengendalian Kebakaran;

5) Sub Bagian Tata Usaha; 6) Kelompok Jabatan Fungsional.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No.61/Permentan/ OT.140/10/2010,

tugas Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah “melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan”.

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Perlindungan Perkebunan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 12: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

3

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2010-

2014 Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2010-2014

disusun berdasarkan analisis dan pencermatan lingkungan strategis atas potensi, kelemahan, peluang dan tantangan terkini yang dihadapi dalam peningkatan dukungan perlindungan selama kurun waktu 2010-2014. Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan, fasilitasi pemantauan kebakaran lahan dan kebun, pemberdayaan perangkat, pemberdayaan pengamat, dan pelaksanaan SL-PHT perkebunan serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

2.1.1. Visi dan Misi

Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan, serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional dan Renstra Pembangunan Perkebunan 2010- 2014 maka dirumuskan visi Direktorat Perlindungan Perkebunan yaitu “Profesional dalam Memfasilitasi Perlindungan Perkebunan”.

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah

sebagai berikut :

1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem perlindungan perkebunan;

2) Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan perkebunan;

3) Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait lainnya;

4) Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.

2.1.2. Nilai-Nilai

Nilai-nilai yang melandasi pelaksanaan pelayanan Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah :

1) Kebersamaan (Cooperative): rencana kerja disusun secara demokratis dan tugas

dilaksanakan secara bersama/tim guna mencapai hasil yang optimal; 2) Keterbukaan (Transparency): sebagai upaya menuju pemerintahan yang bersih dan

akuntabel untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan SOP; 3) Profesional (Professionalism): fasilitasi pelayanan dilakukan secara efisien dan efektif

berdasarkan tuntunan agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan didukung SDM yang handal sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan;

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 13: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

4

4) Terukur (Measureable) : dapat diukur dengan skala penilaian tertentu yang disepakati berupa pengukuran kuantitas dan kualitas;

5) Dapat dipertanggungjawabkan (Accountable): hasil atau layanan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.

2.1.3. Tujuan

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010-2014 seperti telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan 2010-2014 yaitu mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu perkebunan yang berdaya saing, maka tujuan pembangunan perkebunan sebagai berikut :

1) Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing

perkebunan; 2) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat; 3) Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor perkebunan; 4) Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan; 5) Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meingkatkan penyediaan bahan baku industri

alam negeri; 6) Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor

perkebunan sebagai penyedia bahan baku industri dalam negeri; 7) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan berkelanjutan serta

mendorong pengembangan wilayah; 8) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM); 9) Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan pekerjaan; 10) Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010-2014

sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Pembangunan Perkebunan, maka kontribusi Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan; 2) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan dampak

perubahan iklim;. 3) Menyusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

4) Meningkatkan pembinaan dan pengawalan melalui pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan antisipasi dampak perubahan iklim;

5) Memberikan pelayanan organisasi yang berkualitas.

2.1.4. Sasaran

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Oganisasi dan Tata Kerja

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 14: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

5

Kementerian Pertanian, tugas Direktorat Perlindungan adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan. Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam periode 2010-2014 dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis 2010-2014. Sedangkan sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 adalah :

1) Rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, serta tahunan, terutama untuk OPT penting pada 9 (sembilan) komoditas unggulan nasional;

2) Rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim (DPI) pada 9 (sembilan) provinsi rawan kebakaran dan DPI;

3) Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim pada 32 provinsi;

4) Kebijakan dan NSPK di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim;

5) Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi.

2.1.5. Kebijakan

Kebijakan umum pembangunan perkebunan dalam Renstra 2010-2014 adalah mensinergiskan seluruh sumberdaya perkebunan dalam rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktifitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat perkebunan dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada IPTEK dengan didukung tata kelola pemerintahan yang baik.

Kebijakan teknis pembangunan perkebunan yaitu meningkatkan produksi, produktifitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan SDA dan lingkungan hidup dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.

Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam mendukung kebijakan pembangunan perkebunan adalah memperkuat SDM, kelembagaan, sarana dan prasarana perlindungan guna mengurangi kehilangan hasil dan memperbaiki mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat dalam identifikasi dan pengendalian OPT serta pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim melalui peningkatan koordinasi dan membangun jejaring serta kerjasama dengan berbagai pihak terkait. 2.1.6. Strategi

Strategi umum Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-2014 merupakan bagian dari strategi khusus pembangunan perkebunan yang meliputi :

1) Pemberdayaan SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan antara lain melalui

pelatihan, magang, dan studi banding sesuai kebutuhan. 2) Memperluas dan memantapkan jaringan sistem informasi perlindungan antara petani,

pengamat, dinas, UPTD, Balai Besar, Perguruan Tinggi dan Direktorat Perlindungan

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 15: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

6

Perkebunan, perluasan jaringan dan kerjasama, optimalisasi pemanfaatan Website, penguatan database perlindungan, dan penerbitan bahan/dokumen informasi teknis pengendalian OPT dan Non OPT.

3) Memaksimalkan hasil pengamatan dan peramalan OPT serta faktor iklim. 4) Penyediaan teknologi pengendalian OPT dan dampak perubahan iklim melalui

penyebarluasan rekomendasi dan informasi teknis pengendalian OPT dan antisipasi dampak perubahan iklim.

5) Optimalisasi sarana dan prasarana perangkat perlindungan melalui pendataan kondisi, perawatan dan pemanfaatan serta pengutuhan/penguatan perangkat perlindungan.

6) Pemantapan gerakan pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun dan lahan melalui revitalisasi brigade pengendalian OPT dan pembentukan regu-regu proteksi OPT di tingkat kelompok tani.

7) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait di bidang perlindungan perkebunan.

8) Mengoptimalkan petugas fungsional POPT dan PPNS perkebunan. 9) Pengembangan dan pemantapan informasi perlindungan tanaman perkebunan. 10) Membangun jejaring dan kerjasama yang sinergis dengan Puslit/Balit, BBP2TP dan

BPTP, Perguruan Tinggi, Dinas dan UPTD Daerah.

2.1.7. Kegiatan

Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009 ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 adalah “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan.

Kegiatan yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perlindungan Perkebunan yang merupakan cerminan dari tugas pokok dan fungsi adalah Dukungan Perlindungan Perkebunan terhadap pencapaian program perkebunan yang telah ditetapkan.

2.1.8. Fokus Kegiatan yang terkait dengan Direktorat Perlindungan Perkebunan

Tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan adalah:

(1) Revitalisasi perkebunan (2) Swasembada gula nasional (3) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energi) (4) Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional (5) Pengembangan komoditas ekspor (6) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri (7) Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan

Fokus kegiatan yang terkait dengan Direktorat Perlindungan adalah fokus nomor 7 (tujuh) yaitu Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Fokus kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui dukungan perlindungan perkebunan.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 16: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

7

2.1.9. Keluaran (Output)

Output dan komponen kegiatan yang merupakan penjabaran dari kegiatan dukungan perlindungan perkebunan adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan Teknis Petugas dan Petani

a. Pembinaan petugas; b. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT);

(2) Pemantapan Kelembagaan Perlindungan Perkebunan

a. Pembinaan dalam rangka pemberdayaan perangkat; b Pertemuan Koordinasi Perlindungan (KPT dan MPTHI); c. Pertemuan kebijakan perlindungan perkebunan; d. Pembahasan program anggaran dan evaluasi; e. Pertemuan Ikatan Pemandu Lapang Perkebunan Indonesia (IPLPI); f. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT; g. Pertemuan Koordinasi pengendalian kebakaran dan dampak perubahan iklim serta

pencegahan kebakaran; h. Operasional Laboratorium BBP2TP, BPTP, UPTD, LL, LUPH, dan Sub

Laboratorium; i. Administrasi Kegiatan;

(3) Fasilitasi Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan pada

komoditi Unggulan Nasional Perkebunan a. Pertemuan Metode Pengamatan OPT Perkebunan; b. Bimbingan teknis dan pengembangan jabatan fungsional pengendali OPT (POPT)

Perkebunan; c. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman

tahunan; d. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman

semusim; e. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman

rempah dan Penyegar; f. Pemberdayaan Pengamat Hama dan Penyakit (Insentif Petugas Hama dan

Penyakit); g. Pengendalian OPT utama tanaman tahunan; h. Pengendalian OPT utama tanaman semusim; i. Pengendalian OPT utama tanaman rempah dan penyegar.

(4) Fasilitasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran

a. Bimbingan teknis dan evaluasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

b. Pengawalan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim; c. Pengawalan pengendalian kebakaran lahan dan kebun serta dampak perubahan

iklim; d. Fasilitasi Pengendalian/pemantauan kebakaran dan dampak perubahan iklim; e. Sosialisasi PLTB dan Peraturan Perundang-undangan (daerah); f. Pertemuan Koordinasi Pengendalian Kebakaran dan Dampak Perubahan Iklim

daerah;

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 17: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

8

g. Mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim. (5) Pemantapan Sistim Informasi Manajemen Perlindungan Perkebunan

(SIMPP) a. Pembuatan publikasi dan informasi perlindungan perkebunan (buku, leaflet,

poster dan peta); b. Pemanfaatan Web Site Perlindungan Perkebunan

(6) Peningkatan sarana dan prasarana perlindungan perkebunan

a. Rehabilitasi perangkat perlindungan perkebunan; b. Penyediaan alat laboratorium; c. Penyediaan sarana transportasi; d. Pengadaan Alat Pengolah Data.

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 2.2.1. Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan

Rencana Kinerja Tahunan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 merupakan bagian Program Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014 yaitu : “Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan”. 2.2.2. Sasaran Dukungan Perlindungan Perkebunan

Sasaran strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah “Penurunan luas areal yang terserang OPT”. Untuk mengukur kinerja pelaksanaan kegiatan dukungan perlindungan perkebunan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perlindungan Perkebunan sesuai tugas dan fungsinya yaitu :

(1). Tugas

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan.

(2). Fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 18: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

9

(3). Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan perkebunan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, maka Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah sebagai berikut :

No. Sasaran Indikator Kinerja Utama

Sumber Data

1. Penurunan luas areal yang terserang OPT

Luas areal pengendalian OPT Perkebunan

Dinas yang membidangi perkebunan Propinsi, Kab/Kota

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan yang meliputi

Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target kegiatan disajikan pada Lampiran 1.

2.3. Perjanjian Kinerja Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/Penetapan Kinerja antara atasan dengan bawahan untuk mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya yang tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya berupa hasil (outcome) dan keluaran (output).

Penyusunan penetapan kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2014 berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2014 yang disusun setelah DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada bulan Januari 2014 dengan mengikuti format sesuai Pedoman Permen- PAN dan RB No. 29 Tahun 2010. Penetapan Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan ditandatangani oleh Direktur Perlindungan Perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan pada bulan Januari 2014.

Dukungan Perlindungan Perkebunan mendapat alokasi anggaran APBN tahun 2014 sebesar Rp. 76.813.092.000,-. Dana tersebut untuk mendukung kegiatan Pengendalian/Penanganan OPT Tanaman Perkebunan untuk 12 komoditi yaitu lada, kopi, cengkeh, kakao, tebu, tembakau, kapas, nilam, kelapa, karet, kelapa sawit dan jambu mete, SLPHT, Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, Koordinasi Kegiatan Perlindungan, Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan dan Layanan Perkantoran Pusat.

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun dalam Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Perlindungan Tahun 2014 sebagai berikut:

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 19: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

10

PENETAPAN KINERJA

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun Anggaran : 2014

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Penurunan Luas Areal yang terserang OPT

1. Luas areal pengendalian OPT

Perkebunan

15.039 Hektar

Jumlah Anggaran : Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Rp. 76.813.092.000.- Jakarta, Januari 2014 Direktur Jenderal, Direktur,

Gamal Nasir Hudi Haryono

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 20: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja Setiap akhir tahun anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus melakukan

Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan format Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010.

Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di lingkup Kementerian Pertanian ditetapkan 4 kategori keberhasilan yaitu:

1. Sangat berhasil (capaian > 100%); 2. Berhasil (capaian 80% - 100%); 3. Cukup berhasil (capaian 60% - 79%); dan 4. Tidak berhasil (capaian < 60%) dari target sasaran. 3.1.1. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Penetapan Kinerja

Capaian kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan berdasarkan Penetapan Kinerja untuk kegiatan Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan dari target 15.039 Ha terealisasi 14.827 Ha (99,92%). Kegiatan yang tidak terealisasi adalah pengendalian OPT Kelapa di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung seluas 200 hektar, Demfarm OPT Kopi di Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB seluas 10 Ha dan Demplot Pengendalian OPT Nilam di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi seluas 2 Ha. Tabel 1. Target dan Realisasi Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 Berdasarkan Penetapan Kinerja No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1 Penurunan Luas Areal yang terserang OPT

Luas areal pengendalian OPT Perkebunan :

15.039 Ha 14.827 Ha 99,59

1. Luas areal pengendalian OPT Lada

101 Ha 101 Ha 100

2. Luas areal pengendalian OPT Kopi

931 Ha 921 Ha 98,93

3. Luas areal pengendalian OPT Cengkeh

535 Ha 535 Ha 100

4. Luas areal pengendalian OPT Kakao

2.145 Ha 2.145 Ha 100

5. Luas areal pengendalian OPT Tebu

4.961 Ha 4.961 Ha 100

6. Luas areal pengendalian OPT Tembakau

100 Ha 100 Ha 100

7. Luas areal pengendalian OPT Kapas

150 Ha 150 Ha 100

8. Luas areal pengendalian OPT Nilam

10 Ha 8 Ha 80

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 21: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

12

3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs) Capaian kinerja untuk kegiatan dukungan perlindungan berdasarkan output kegiatan

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2. Target dan Realisasi Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2014 Berdasarkan Output Kegiatan.

9. Luas areal pengendalian OPT Kelapa

5.070 Ha 4.870 Ha 96,05

10. Luas areal pengendalian OPT Karet

621 Ha 621 Ha 100

11. Luas areal pengendalian OPT Kelapa Sawit

200 Ha 200 Ha 100

12. Luas areal pengendalian OPT Jambu Mete

215 Ha 215 Ha 100

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 1 Penurunan Luas

Areal Serangan OPT melalui Fasilitasi Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

2 Penurunan Jumlah hot spot melalui fasilitasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun, dampak perbahan iklim serta bencana alam

1. Jumlah Perangkat Perlindungan yang operasional :

- Jumlah Laboratorium Lapangan

28 unit

28 unit

100

- Jumlah LUPH 4 unit 4 unit 100 - Jumlah Sub Lab Hayati 14 unit 14 unit 100 - Jumlah Brigade Proteksi

Tanaman 25 unit 25 unit 100

2. Jumlah kelompok tani SLPHT 182 KT 182 KT 100

3. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim :

- Terlaksananya pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan adaptasi dampak perubahan iklim

9 Prov

9 Prov

100

- Terlaksananya pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan adaptasi dampak perubahan iklim

4 Kab 4 Kab 100

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 22: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

13

Dari tabel 2 terlihat bahwa realisasi kinerja berdasarkan output kegiatan hampir secara keseluruhan mencapai 100% kecuali untuk kegiatan Pengendalian OPT, kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat. Capaian kinerja secara rinci diuraikan sebagai berikut : 1) Pemberdayaan Perangkat Perlindungan secara keseluruhan mencapai 100%, yang

terdiri dari : a. Operasional Laboratorium Lapangan dari target 28 unit terealisasi 28 unit atau

mencapai 100% b. Operasional Lab Hayati (LUPH) dari target 4 unit terealisasi 4 unit atau mencapai

100% c. Operasional Sub Lab Hayati dari target 14 unit terealisasi 14 unit atau mencapai

100% d. Operasional Brigade Proteksi Tanaman dari target 25 unit terealisasi 25 unit atau

mencapai 100%

2) Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) dari target 182 kelompok tani terealisasi 182 kelompok tani atau mencapai 100%

3) Antisipasi Dampak Perubahan Iklim terdiri dari: a. Pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan adaptasi dampak perubahan

iklim dari target 9 provinsi terealisasi 9 provinsi atau mencapai 100% b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian

Kebakaran Lahan dan Kebun dari target 4 kabupaten terealisasi 4 kabupaten atau mencapai 100%

- Jumlah Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim

5 Prov 4 Prov 80,00

- Terlaksananya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

10 paket 10 paket 100

- Terlaksananya Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon

8 paket 7 paket 87,50

4. Luas Areal Pengendalian OPT : 15.039 Ha 14.827 Ha 99,59

- Tanaman tahunan (kelapa, karet, kelapa sawit, jambu mete)

6.101 Ha

5.906 Ha

96,80

- Tanaman Semusim (tebu, tembakau, kapas, nilam)

5.221 Ha

5.219 Ha

99,96

- Tanaman Rempah dan Penyegar (lada, kopi, cengkeh, kakao)

3.712 Ha 3.702 Ha 99,73

5. Jumlah Petugas Pengamat Yang diberi intensif

961 orang 961 orang 100

6. Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat.

20 dok

19 dok 95

7. Layanan Perkantoran Pusat (Dirat Perlindungan)

2 dok 2 dok 100

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 23: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

14

c. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dari target 5 provinsi terealisasi 4 provinsi atau mencapai 80%. Kegiatan ini tidak terealisasi di Provinsi Kalimantan Timur karena Provinsi menganggap anggaran untuk mobilisasi pertemuan terlalu kecil.

d. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dari target 10 paket kegiatan terealisasi 10 paket kegiatan atau mencapai 100%.

e. Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon dari target 8 paket terealisasi 7 paket kegiatan atau mencapai 87,50%. Kegiatan yang tidak terealisasi adalah di Provinsi Sulawesi Barat karena penetapan lokasi kegiatan tidak sesuai dengan pedoman teknis.

4) Pengendalian OPT tanaman Perkebunan untuk 12 komoditas secara keseluruhan terealisasi 99,59 % yaitu : a. Pengendalian OPT tanaman tahunan (kelapa, karet, kelapa sawit, jambu mete) dari

target 6.106 hektar terealisasi 6.906 hektar atau mencapai 96,80%. Kegiatan yang tidak terealisasi adalah pengendalian OPT kelapa di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung seluas 200 hektar. Kegiatan tidak terealisasi disebabkan karena pelaksanaan pengadaan alat dan bahan pengendalian tidak sesuai ketentuan dan tidak tepat waktu.

b. Pengendalian OPT tanaman semusim (tebu, tembakau, kapas, nilam) dari target 5.221 hektar terealisasi 5.219 hektar atau mencapai 99,96%. Kegiatan yang tidak terealisasi adalah demplot pengendalian OPT Nilam di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi seluas 2 hektar. Kegiatan tidak terealisasi disebabkan pemilihan lokasi yang tidak tepat.

c. Pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar (lada, kopi, cengkeh, kakao) dari target 3.712 hektar terealisasi 3.703 hektar atau mencapai 99.73%. Kegiatan yang tidak terealisasi adalah demfarm pengendalian OPT Kopi di Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB seluas 10 hektar. Kegiatan tidak terealisasi karena adanya miss komunikasi antara PPK dan pelaksana kegiatan.

5) Koordinasi kegiatan perlindungan berupa insentif kepada petugas pengamat dari target 961 orang terealisasi 961 orang atau mencapai 100%

6) Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat dari target 20

dokumen terealisasi 19 dokumen atau mencapai 95% dengan rincian sebagai berikut : a. Pembuatan buku terealisasi 100% b. Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar

terealisasi 100% c. Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Semusim terealisasi

100%. d. Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan terealisasi

100%. e. Bimbingan Teknis dan Pengembangan Kapasitas POPT Perkebunan terealisasi

100%. f. Bimbingan dan Pembinaan SLPHT terealisasi 100%. g. Pembinaan dalam Rangka Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan

terealisasi 100%. h. Pengawalan dan Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun terealisasi 100%. i. Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan iklim terealisasi 100%.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 24: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

15

j. Pengawalan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon terealisasi 100%.

k. Pembahasan Program dan Anggaran terealisasi 100%. l. Pertemuan Kebijakan Perlindungan Perkebunan terealisasi 100%. m. Koordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun serta Penanganan Dampak

Perubahan Iklim terealisasi 100%. n. Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan pada Wilayah Pasca Bencana tidak

teralisasi. o. Fasilitasi MPTHI dan KPT Perlindungan terealisasi 100%. p. Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi Gas Rumah Kaca terealisasi

100%. q. Bimbingan Teknis Petugas Surveilens OPT terealisasi 100%. r. Pertemuan Penyusunan Protokol Pengujian Efikasi Lapangan APH terealisasi

100%. s. Bimbingan Teknis dan Sosialisasi SKKNI terealisasi 100%. t. Pemberdayaan Petugas Teknis Perlindungan Perkebunan terealisasi 100%.

Kegiatan yang tidak terealisasi adalah Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan pada Wilayah Pasca Bencana. Kegiatan ini tidak terealisasi disebabkan lokasi pasca bencana yang telah ditetapkan yaitu Provinsi Sumatera Utara terkait dengan meletusnya Gunung Sinabung masih dalam kondisi siaga 1.

7) Layanan Perkantoran Pusat secara keseluruhan mencapai 100% terdiri dari :

a. Administrasi Kegiatan b. Operasional PPK Direktorat Perlindungan Perkebunan

3.2. Evaluasi Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2014

3.2.1 Evaluasi Kinerja Sasaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2014 berdasarkan Tahun 2013

Hasil evaluasi kinerja dukungan perlindungan perkebunan untuk kegiatan utama yaitu

Pengendalian OPT dan SLPHT dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Perkembangan Luas Areal Pengendalian OPT dan Kelompok tani SLPHT Tahun 2013-2014

No

Kegiatan Tahun (Ha) Laju Pertumb

(%) 2013 2014

1 Pengendalian OPT : a. Tanaman Tahunan b. Tanaman Semusim c. Tanaman Rempah & Penyegar

14.508 6.817 2.965 4.731

15.039 6.106 5.221 3.712

3,66

(11,49) 76,08

(21,53)

Luas areal pengendalian OPT tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 mengalami

kenaikan sebesar 531 hektar atau sebesar 3,66%. Kenaikan ini terjadi pada Pengendalian OPT Tanaman Semusim (76,08%), sedangkan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan mengalami penurunan sebesar 11,49% dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar mengalami penurunan sebesar 21,53%.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 25: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

16

3.2.2 Evaluasi Kinerja Kegiatan Pengendalian OPT berdasarkan Target Renstra

2010-2014 Tabel 4. Evaluasi Kinerja Pengendalian OPT BerdasarkanTarget Renstra

Uraian Rencana 2010-2014

Rencana Tahunan 2010 2011 2012 2013 2014

Target Renstra (Ha) 26.937 8.332 4.655 4.650 4.650 4.650 Realisasi sd 2014 (Ha) 43.383 6.196 4.285 3.455 14.408 15.039

% sd 2014 161,053 74,36 92,05 74,30 309,85 323,419 Berdasarkan target Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan 2010-2014, sampai dengan tahun 2014 luas areal pengendalian mencapai 43.383 Ha atau mencapai 161,053% dari target yang direncanakan sampai dengan tahun 2014 yaitu 26.937 Ha.

3.3. Akuntabilitas Keuangan Realisasi penyerapan anggaran kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan pusat

dan daerah mencapai 92,59%, untuk kegiatan pusat mencapai 78,68% sedangkan untuk kegiatan di daerah mencapai 93,47%. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut karena adanya optimalisasi dan efisiensi pada beberapa kegiatan serta adanya beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan.

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama Dukungan

Perlindungan Perkebunan dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel.5 Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan utama Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2014

Kode Program Anggaran

Pagu Realisasi Fisik

Rp. Rp. % %

1799 Dukungan Perlindungan Perkebunan 76.813.092.000 71.122.537.188 92,59 98,06

DAERAH 72.251.792.000 67.533.566.710 93,46 98,62 1779.002 Pemberdayaan Perangkat 12.274.185.000 10.939.822.367 89,13 100 1779.005 SL-PHT Perkebunan 16.541.395.000 15.959.706.275 96,48 100

1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 4.161.459.000 3.601.496.883 86,54 93,50

1779.012 Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan 29.730.551.000 28.125.731.135 94,60 99,59

1779.013 Koordinasi Kegiatan Perlindungan Perkebunan 9.544.202.000 8.906.810.050 93,32 100

PUSAT 4.561.300.000 3.588.970.478 78,68 97,50

1779.014 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat

3.833.155.000 2.946.179.732 76,86 95,00

1779.994 Layanan Perkantoran Pusat (Dirat Perlindungan)

728.145.000 642.790.746 88,28 100

*Sumber : SAU Kementerian Keuangan 2014

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 26: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

17

3.3.1. Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan Realisasi serapan keuangan untuk Pemberdayaan Perangkat Perlindungan

Perkebunan sebesar Rp. 10.939.822.367 dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 12.274.185.000 (89,13%) meliputi : 1) Operasional Laboratorium Lapangan sebanyak 28 unit, capaian realisasi fisik 28 unit

(100%) dan anggaran yang terserap sebesar Rp.3.857.578.000 (93,42%) 2) Operasional Lab Hayati (LUPH) sebanyak 4 unit, capaian realisasi fisik 4 unit (100%)

dan anggaran yang terserap sebesar Rp.597.080.000 (99,51%) 3) Operasional Sub Lab Hayati sebanyak 14 unit, capaian realisasi fisik 14 unit (100%)

dan anggaran yang terserap sebesar Rp.1.021.260.000 (96,42%) 4) Operasional Brigade Proteksi Tanaman sebanyak 25 unit, capaian realisasi fisik 25 unit

(100%) dan anggaran yang terserap sebesar Rp. 5.463.903.000 (84,24%)

3.3.2. SL-PHT Perkebunan

SL-PHT Perkebunan target 182 kelompok tani, capaian realisasi fisik 182 kelompok tani (100%) dan serapan anggaran sebesar Rp.15.559.706.275 (96,48%) dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp.16.541.395.000.

3.3.3. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

Rp.3.601.496.883 (86,54%), dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp.4.161.459.000 yang terdiri dari : 1) Pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan adaptasi dampak perubahan iklim

dari target 9 provinsi terealisasi 9 provinsi atau mencapai 100% dan anggaran yang terserap sebesar Rp.460.721.000 (86,55%).

2) Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun dari target 4 kabupaten terealisasi 4 kabupaten atau mencapai 100% dan anggaran yang terserap sebesar Rp.576.403.000 (84,88%).

3) Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dari target 5 provinsi terealisasi 4 provinsi atau mencapai 80% dan anggaran yang terserap sebesar Rp.160.874.000 (60,33%).

4) Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dari target 10 paket kegiatan terealisasi 10 paket kegiatan atau mencapai 100% dan anggaran yang terserap sebesar Rp.1.090.900.000 (90,88%).

5) Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon dari target 8 paket terealisasi 7 paket kegiatan atau mencapai 87,50% dan anggaran yang terserap sebesar Rp.1.312.599.000 (85,44%).

3.3.4. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Pengendalian OPT sebesar Rp.28.125.731.135 dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp.29.730.551.000 (94,60%) meliputi :

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 27: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

18

1) Pengendalian OPT tanaman tahunan (kelapa, karet, kelapa sawit, jambu mete) dari target 6.106 hektar terealisasi 6.906 hektar atau mencapai 96,80% dan anggaran yang terserap sebesar Rp. 7.109.501.000 (96,41%).

2) Pengendalian OPT tanaman semusim (tebu, tembakau, kapas, nilam) dari target 5.221 hektar terealisasi 5.219 hektar atau mencapai 99,96% dan anggaran yang terserap sebesar Rp.12.215.958.000 (93,86%).

3) Pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar (lada, kopi, cengkeh, kakao) dari target 3.712 hektar terealisasi 3.703 hektar atau mencapai 99.73% dan anggaran yang terserap sebesar Rp.8.182.224.000 (96,39%).

3.3.5. Koordinasi Kegiatan Perlindungan Perkebunan

Koordinasi kegiatan perlindungan berupa insentif kepada petugas pengamat dari

target 961 orang terealisasi 961 orang atau mencapai 100% dan anggaran yang terserap sebesar Rp.8.906.810.050 (93,32%) dari pagu sebesar Rp.9.544.202.000. 3.3.6. Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat

Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat target 20

dokumen, capaian realisasi fisik 19 dokumen (95%) dan serapan keuangan mencapai Rp. 2.946.179.732 (76,86%) dari pagu yang dialokasikan Rp. 3.833.155.000 terdiri dari : 1) Pembuatan buku serapan keuangan mencapai Rp.85.840.880 (83,81%) dari pagu

sebesar Rp. 102.425.000 2) Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar

serapan keuangan mencapai Rp. 247.537.898 (91,76%) dari pagu sebesar Rp. 269.820.000

3) Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Semusim serapan keuangan mencapai Rp.270.483.262 (91,44%) dari pagu sebesar Rp.295.820.000

4) Pengawalan Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan serapan keuangan mencapai Rp.255.261.678 (94,60%) dari pagu sebesar Rp. 269.820.000

5) Bimbingan Teknis dan Pengembangan Kapasitas POPT Perkebunan serapan keuangan mencapai Rp. 132.540.000 (80,22%) dari pagu sebesar Rp.165.220.000

6) Bimbingan dan Pembinaan SLPHT serapan keuangan mencapai Rp. 257.768.550 (95,53%) dari pagu sebesar Rp. 269.820.000

7) Pembinaan dalam Rangka Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan serapan keuangan mencapai Rp.120.053.295 (92,23%) dari pagu sebesar Rp. 130.170.000

8) Pengawalan dan Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun serapan keuangan mencapai Rp. 225.529.890 (92,34%) dari pagu sebesar Rp. 244.250.000

9) Pengawalan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan iklim serapan keuangan mencapai Rp. 126.052.422 (83,90%) dari pagu sebesar Rp.150.250.000

10) Pengawalan Pengembangan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon serapan keuangan mencapai Rp.114.268.782 (83,26%) dari pagu sebesar Rp. 137.250.000

11) Pembahasan Program dan Anggaran serapan keuangan mencapai Rp. 136.882.320 (92,06%) dari pagu sebesar Rp.148.690.000

12) Pertemuan Kebijakan Perlindungan Perkebunan serapan keuangan mencapai Rp. 189.785.030 (99,16%) dari pagu sebesar Rp.192.650.000

13) Koordinasi Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun serta Penanganan Dampak Perubahan Iklim serapan keuangan mencapai Rp. 193.246.460 (97,87%) dari pagu sebesar Rp.197.450.000

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 28: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

19

14) Pemberdayaan Masyarakat Perkebunan pada Wilayah Pasca Bencana serapan

keuangan mencapai Rp.2.179.000 (0,36%) dari pagu sebesar Rp. 611.250.000 15) Fasilitasi MPTHI dan KPT Perlindungan serapan keuangan mencapai Rp.145.113.565

(83,65%) dari pagu sebesar Rp.173.480.000 16) Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi Gas Rumah Kaca serapan

keuangan mencapai Rp.146.374.880 (97,10%) dari pagu sebesar Rp.150.750.00 17) Bimbingan Teknis Petugas Surveilens OPT serapan keuangan mencapai

Rp.100.493.590 (97,95%) dari pagu sebesar Rp.102.600.000 18) Pertemuan Penyusunan Protokol Pengujian Efikasi Lapangan APH serapan keuangan

mencapai Rp.65.274.580 (98,31) dari pagu sebesar Rp.66.400.000 19) Bimbingan Teknis dan Sosialisasi SKKNI serapan keuangan mencapai Rp.84.485.180

(97,01%) dari pagu sebesar Rp.87.040.000 20) Pemberdayaan Petugas Teknis Perlindungan Perkebunan serapan keuangan mencapai

Rp.56.338.650 (82,85%) dari pagu sebesar Rp.68.000.000

3.3.7. Layanan Perkantoran Pusat

Layanan perkantoran pusat berupa Administrasi Kegiatan dan Operasional PPK Direktorat Perlindungan anggaran yang terserap mencapai Rp.631.336.706 (86,70%) dari pagu sebesar Rp. 728.145.000

3.4. Permasalahan dan Upaya Tindak Lanjut Dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan terdapat

permasalahan dan upaya yang perlu dilakukan sebagai berikut: 1) Penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Pelaksana kegiatan Provinsi/Kabupaten dan

CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tepat waktu sesuai target, oleh karena itu diperlukan adanya percepatan penetapan agar kegiatan berjalan sesuai waktu yang ditetapkan.

2) Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan perlu dijabarkan ke dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis), namun seringkali terlambat disusun atau bahkan seringkali tidak dibuat oleh penanggung jawab kegiatan. Penyusunan juklak/juknis oleh Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis Pusat.

3) Terlambatnya penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam DIPA/POK dengan Pedoman Teknis sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan. Untuk itu KPA segera menunjuk penanggung jawab kegiatan untuk kelaksanakan sinkronisasi.

4) Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT pada tanaman perkebunan sering tidak tepat waktu sehingga berakibat penyediaan sarana pengendalian OPT tidak tepat sasaran. Untuk itu perlu pengawalan setiap tahapan proses pengadaan barang dan jasa di ULP.

5) Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya sesuai dengan ROPAK yang telah disusun. Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 29: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

20

6) Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat tetapi menunggu sampai akhir tahun anggaran. Bahkan ada beberapa kegiatan di daerah yang sudah selesai dilaksanakan tetapi laporannya tidak dikirimkan ke pusat. Sebaiknya penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua minggu setelah kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 30: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

21

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2014 merupakan salah

satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban selama periode tahun 2014. Kesemuanya merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan dan Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2010-2014.

Program pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang menjadi tanggungjawab

Direktorat Jenderal Perkebunan adalah : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Keberhasilan program ini perlu didukung oleh Dukungan Perlindungan Perkebunan antara lain (1) Pemberdayaan Perangkat , (2) SL-PHT, (3) Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, (4) Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan, (5) Koordinasi Kegiatan Perlindungan, (6) Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Pusat, (7) Layanan Perkantoran Pusat (Dirat Perlindungan)

Berdasarkan hasil penilaian kinerja yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka keluaran (outputs) capaian kinerja keuangan mencapai 92,59% dari pagu dan realisasi fisik mencapai 98,06% dengan kategori berhasil.

Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang mempengaruhi kinerja perlindungan

secara keseluruhan antara lain : (1) Penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Pelaksana kegiatan Provinsi/Kabupaten dan CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi tidak tepat waktu sesuai target, (2) Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan perlu dijabarkan ke dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis), namun seringkali terlambat disusun atau bahkan seringkali tidak dibuat oleh penanggung jawab kegiatan, (3) Terlambatnya penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam DIPA/POK dengan Pedoman Teknis sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan, (4) Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT pada tanaman perkebunan sering tidak tepat waktu sehingga berakibat penyediaan sarana pengendalian OPT tidak tepat sasaran, (5) Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya sesuai dengan ROPAK yang telah disusun, (6) Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat tetapi menunggu sampai akhir tahun anggaran. Bahkan ada beberapa kegiatan di daerah yang sudah selesai dilaksanakan tetapi laporannya tidak dikirimkan ke pusat.

4.2. Saran Rekomendasi Saran Rekomendasi yang perlu dilakukan antara lain :

1) Perlu adanya percepatan penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Pelaksana kegiatan Provinsi/Kabupaten dan CP/CL agar kegiatan berjalan sesuai waktunya.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 31: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

22

2) Penyusunan juklak/juknis oleh Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis Pusat.

3) Satker agar melaksanakan penelaahan sejak awal setelah diterimanya Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada awal tahun.

4) Perlu ada sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan sampai penetapan DIPA.

5) Perlu pengawalan setiap tahapan proses pengadaan barang dan jasa di ULP. 6) Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten. 7) Sebaiknya penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua

minggu setelah kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun anggaran.

LAKIP Direktorat Perlindungan Perkebunan - 2014

Page 32: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

KEMENTERIAN PERTANIANDIREKTORAT J EN DERAL PERKEBUNAN

KANPUS KEMENTERIAN PERTANIAN JALAN HARSONO RM NO. 3,GEDUNG C PASAR MINGGU, JAKARTA 12550

TELEPON (021 )7815380 - 4 , FAKStMtL t (021 ) 7815486 - 7815586WEBSITE : ht tp: / /d i t jenbun.deptan.go. id

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJADIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, danakuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Hudi HaryonoJabatan : Direktur Perlindungan Perkebunan

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Gamal NasirJabatan : Direktur Jenderal Perkebunan

Selaku atasan langsung pihak pertamaSelanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama pada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunansesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangkamenengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggungjawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukanevaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini danmengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dansanksi.

Pihak Kedua,

t-0.-Gamal Nasir

Jakarta, Januari 2014

Pihak Pertama.

nM

Hudi Haryono

Page 33: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

1

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

Page 34: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

2

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Tujuan RKT ............................................................................................

2

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI….. .............................................................

3

III. VISI DAN MISI……………………………………………………………. ......... 4

A. Visi…………………………………………………………………………… 4

B. Misi……………………………………………………………… ..................

4

IV. TUJUAN DAN SASARAN……………………………………………….. ........ 5

A. Tujuan……………………………………………………………………….. 5

B. Sasaran.................................................................................................

6

V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ………………………………… .........

7

VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI ................................................................... 9

A. Kebijakan ............................................................................................... 9

B. Strategi ………………………………………………………… ...................

9

VII. PROGRAM DAN KEGIATAN ..................................................................... 11

A. Program ................................................................................................. 11

B. Kegiatan .................................................................................................

11

VIII. RENCANA KERJA TAHUN 2014 …. ........................................................

LAMPIRAN

13

Page 35: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

3

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Matriks Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ………….. 15

Page 36: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

4

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan

disusun guna memudahkan pengukuran dan penilaian kinerja kegiatan Direktorat

Perlindungan Perkebunan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi seperti yang

diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.

341/Kpts/OT.140/9/2005 tanggal 8 September 2005 tentang Kelengkapan Organisasi

dan Tata Kerja Departemen Pertanian.

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan ini mengacu pada Rencana Strategis

Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2010 – 2014. Materi yang disajikan

dalam RKT tahun 2014 merupakan perencanaan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas

pokok dan fungsi secara garis besar.

Sistematika penulisan RKT terdiri dari Bab I. Pendahuluan, Bab II. Tugas Pokok dan

Fungsi, Bab III. Visi dan Misi, Bab. IV. Tujuan dan Sasaran, Bab V. Permasalahan

yang Dihadapi, Bab VI. Kebijakan dan Strategi, Bab. VII. Program dan Kegiatan,

Bab VIII. Rencana Kerja Tahun 2014.

Kami menyadari bahwa dokumen RKT 2014 ini masih jauh dari sempurna dan untuk

itu kami mengharapkan masukan dan koreksi dari semua pihak untuk perbaikan dan

penyempurnaan RKT 2014 ini. Akhirnya kami sampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan

RKT ini.

Jakarta, Juni 2013

Direktur,

Ir. Hudi Haryono, MS.

Page 37: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

5

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luas areal perkebunan di Indonesia sampai dengan tahun 2012 berjumlah

21,49 juta ha; dan sekitar 70,8 % dari total areal perkebunan merupakan

perkebunan rakyat dengan produktivitas yang masih rendah, yaitu baru

mencapai 58 % dari potensi produksi, meskipun ada komoditas yang sudah

mendekati potensinya seperti kelapa sawit. Rendahnya produktivitas tersebut

antara lain disebabkan masih rendahnya penggunaan bahan tanaman unggul,

adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak

dan dampak perubahan iklim (kekeringan, kebanjiran dan kebakaran).

Penerapan World Trade Agreement yang menandai penghapusan segala bentuk

hambatan tarif menjadi salah satu alasan pengelolaan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) sebagai salah satu hambatan teknis (Technical Barrier to

Trade) baru di dalam perdagangan berbagai komoditi perkebunan. Beberapa isu

yang terkait perlindungan tanaman yang menjadi hambatan baru dan dikemas

dalam berbagai ketentuan, seperti International Standard on Phytosanitary

Measures (ISPM), Hazard Analysis on Critical Control Point (HACCP), Codex

Alimentarius dan sebagainya. Keseluruhan ketentuan ini telah menjadikan

perlindungan perkebunan menjadi isu internasional.

Penerapan UU No. 22/1999 dan PP 25/2000 tentang Otonomi Daerah dan PP

No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan telah membawa

perubahan penting dalam pelaksanaan pembangunan pertanian. Peran

pemerintah pada masa lalu yang dominan dalam pembangunan pertanian, saat

ini berubah menjadi fasilitator, stimulator, promotor dan regulator. Dalam

undang-undang ini telah menjadikan Pemerintah Daerah memiliki kewenangan

yang lebih besar dalam mengelola pembangunan sektor pertanian termasuk

didalamnya kegiatan perlindungan perkebunan.

Tantangan ke depan dalam penanganan OPT adalah bagaimana

menyelenggarakan kegiatan penanganan OPT yang semakin komplek. Kondisi

tersebut menjadi semakin sulit dengan terbatasnya SDM perlindungan,

bertambahnya luas areal yang harus dilindungi, penggunaan pestisida sintetis

yang cenderung meningkat, lemahnya kelembagaan petani. Pada penanganan

non OPT (kebakaran dan dampak perubahan iklim) tantangan yang dihadapi

adalah terjadinya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup dan

lambatnya diseminasi teknologi pada tingkat lahan usaha tani.

Page 38: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

6

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

B. Tujuan

Tujuan disusunnya RKT ini adalah:

1. Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan operasional

secara terinci;

2. Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program;

3. Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja;

4. Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja;

5. Membantu dalam menetapkan target kinerja;

Page 39: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

7

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pertanian, ditetapkan bahwa Direktorat Perlindungan

Perkebunan merupakan salah satu dari 6 unit kerja Eselon II di lingkup Direktorat

Jenderal Perkebunan.

Direktorat Perlindungan Perkebunan terbagi dalam empat Sub Direktorat, Sub

Bagian Tata Usaha dan kelompok jabatan fungsional yaitu :

1. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim, membawahi Seksi Identifikasi dan

Seksi Pengendalian;

2. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan

Penyegar, membawahi Seksi Identifikasi dan Seksi Pengendalian;

3. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan,

membawahi Seksi Identifikasi dan Seksi Pengendalian;

4. Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran,

membawahi Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Seksi Pengendalian

Kebakaran;

5. Sub Bagian Tata Usaha; 6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan Peraturan Menteri Pertanian

RI No.61/Permentan/ OT.140/10/2010 adalah “melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,

kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

perlindungan perkebunan”.

Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Perlindungan Perkebunan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan

serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta

pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar,

dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar,

dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

Page 40: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

8

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

III. VISI DAN MISI

A. Visi

Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan

Perkebunan, serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis domestik

maupun internasional dan Renstra Pembangunan Perkebunan 2010- 2014 maka

dirumuskan visi Direktorat Perlindungan Perkebunan yaitu “Profesional dalam

Memfasilitasi Perlindungan Perkebunan”.

B. Misi

Misi Direktorat Perlindungan Perkebunan untuk mencapai visi yang sudah

ditetapkan adalah:

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan

teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem

perlindungan perkebunan;

2. Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan

pengendalian OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran lahan perkebunan;

3. Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan

Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan,

dan pihak terkait lainnya;

4. Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.

Page 41: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

9

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

IV. TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010–2014

seperti telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan

2010 – 2014 yaitu mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu

perkebunan yang berdaya saing, maka tujuan pembangunan perkebunan

sebagai berikut :

1. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing

perkebunan;

2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat;

3. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor perkebunan;

4. Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan;

5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meingkatkan penyediaan bahan baku

industri alam negeri;

6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor

perkebunan sebagai penyedia bahan baku industri dalam negeri;

7. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan berkelanjutan serta

mendorong pengembangan wilayah;

8. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM);

9. Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan

pekerjaan;

10. Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010-2014

sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Pembangunan Perkebunan, maka

peranan Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman

rempah dan penyegar, dan tanaman tahunan;

2. Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan

dampak perubahan iklim;.

3. Menyusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria sebagai acuan dalam

pelaksanaan kegiatan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman rempah dan

penyegar, tanaman tahunan, pencegahan kebakaran dan dampak

perubahan iklim;

4. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pengawalan melalui pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman

rempah dan penyegar, tanaman tahunan dan antisipasi dampak perubahan

iklim;

5. Memberikan pelayanan organisasi yang berkualitas.

Page 42: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

10

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

B. Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam

periode 2010-2014 dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis 2010-2014.

Sasaran tersebut disesuaikan dengan tugas Direktorat Perlindungan

Perkebunan yang tertera dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik

Indonesia Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010

tentang Oganisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma,

pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

di bidang perlindungan perkebunan.

Sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam

rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun

20102014 adalah :

1. Rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar,

tahunan, terutama untuk OPT penting pada 9 (sembilan) komoditas

unggulan nasional;

2. Rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan dampak

perubahan iklim (DPI) pada 9 (sembilan) provinsi rawan kebakaran dan DPI;

3. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang identifikasi dan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim,

rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran dan dampak

perubahan iklim pada 32 provinsi;

4. Kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan

pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim;

5. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi.

Page 43: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

11

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

A. Permasalahan yang dihadapi dalam mendorong dilaksanakannya Dukungan

Perlindungan Perkebunan di daerah melalui dana Tugas Pembantuan dan

Dekonsentrasi sebagai berikut:

1. Kemampuan dan kesadaran petani dalam mengendalikan OPT masih terbatas

dan belum berkembang sehingga diperlukan kegiatan pengendalian OPT

pada daerah-daerah sumber serangan yang dikhawatirkan akan

menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih tinggi.

2. Pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku petani/kelompok tani dalam

pengelolaan kebun secara PHT masih rendah sehingga perlu ditingkatkan

melalui kegiatan SL-PHT

3. Kemampuan operasional perangkat perlindungan perkebunan di daerah

dalam mendukung kegiatan pengendalian OPT belum optimal, sehingga

perlu dilakukan pemberdayaan dan revitalisasi perangkat perlindungan di

daerah

4. Standarisasi dan jaminan kualitas serta legalitas Agens Pengendali Hayati

(APH) yang dipergunakan petani sehingga diperlukan upaya untuk

mendorong unit perlindungan/perangkat untuk mengembangkan

penggunaan dan legalitas APH.

5. Data tentang perkembangan OPT masih belum optimal dalam mendukung

pengambilan keputusan penanganan OPT secara akurat, cepat dan tepat

sehingga perlu meningkatkan kapasitas petugas dalam melaksanakan

pengamatan dan pelaporan OPT di wilayah kerja masing-masing

6. Pengaruh dampak perubahan iklim terhadap komoditas perkebunan sehingga

diperlukan upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim pada

sentra-sentra pengembangan perkebunan.

7. Masih terjadinya kebakaran lahan perkebunan pada sentra-sentra

pengembangan perkebunan yang dilakukan petani/pekebun/perusahaan,

maka perlu dilakukan Sosialisasi tentang pembukaan lahan tanpa bakar dan

pemantauan terhadap daerah-daerah rawan kebakaran.

B. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan

Perlindungan Perkebunan dan upaya yang perlu dilakukan sebagai berikut:

1. Penetapan SK Tim Pelaksana Satker Provinsi/Kabupaten dan penetapan

CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi

terlambat, oleh karena itu harus menjadi perhatian utama dalam upaya

melaksanakan kegiatan secara tepat waktu;

2. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang mengacu

kepada Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal

Perkebunan seringkali belum ada atau terlambat disusun. Penyusunan

juklak/juknis oleh Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai

Page 44: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

12

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang bersifat spesifik

lokasi namun tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis Pusat;

3. Penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam DIPA/POK dengan

Pedoman Teknis sering terlambat dilakukan sehingga sering terjadi revisi

yang terlambat. Satker agar melaksanakan penelaahan sejak awal setelah

diterimanya Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada

awal tahun;

4. Sinkronisasi perencanaan kegiatan Pusat (Tugas Pembantuan /TP dan

Dekon) dengan Daerah belum sepenuhnya berjalan baik sehingga tidak

terjadi sinergi yang baik dalam pelaksanaannya di lapangan. Perlu

peningkatan sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan

sampai penetapan DIPA;

5. Pengajuan revisi kegiatan oleh daerah seringkali dilakukan menjelang akhir

tahun anggaran, yang berakibat terhambatnya pelaksanaan kegiatan.

Sebaiknya semua kegiatan yang perlu direvisi segera diusulkan sejak awal

setelah menerima DIPA;

6. Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT

pada tanaman perkebunan seringkali dilakukan menjelang akhir tahun.

Untuk itu perlu percepatan proses pelelangan/pengadaan dan kontrak

ditandata ngani paling lambat bulan Maret diawal tahun anggaran;

7. Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya

sesuai dengan ROPAK yang telah disusun. Penarikan anggaran harus

mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten;

8. Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada

Pusat tetapi menunggu sampai akhir tahun anggaran. Sebaiknya

penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua

minggu setelah kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun.

Page 45: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

13

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Kebijakan

Kebijakan umum pembangunan perkebunan dalam Renstra 2010-2014 adalah

mensinergiskan seluruh sumberdaya perkebunan dalam rangka peningkatan

daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktifitas dan mutu produk

perkebunan dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat perkebunan dan

penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada IPTEK dengan

didukung tata kelola pemerintahan yang baik.

Kebijakan teknis pembangunan perkebunan yaitu meningkatkan produksi,

produktifitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui

pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi

usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan SDA dan lingkungan hidup

dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.

Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam mendukung kebijakan

pembangunan perkebunan adalah memperkuat SDM, kelembagaan, sarana

dan prasarana perlindungan guna mengurangi kehilangan hasil dan

memperbaiki mutu produk perkebunan dengan mendorong partisipasi aktif

masyarakat dalam identifikasi dan pengendalian OPT serta pencegahan

kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim melalui peningkatan

koordinasi dan membangun jejaring serta kerjasama dengan berbagai

pihak terkait.

B. Strategi

Strategi umum Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-2014

merupakan bagian dari strategi khusus pembangunan perkebunan yang

meliputi : Mengoptimalkan kegiatan pengendalian OPT dan penanganan dampak

perubahan iklim dan pencegahan kebakaran pada sentra-sentra pengembangan

perkebunan.

Untuk melaksanakan strategi tersebut maka langkah operasional yang ditempuh

adalah sebagai berikut :

1. Pemberdayaan SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan antara lain melalui

pelatihan, magang, dan studi banding sesuai kebutuhan;

2. Memperluas dan memantapkan jaringan sistem informasi perlindungan antara

petani, pengamat, dinas, UPTD, Balai Besar, Perguruan Tinggi dan

Direktorat Perlindungan Perkebunan, perluasan jaringan dan kerjasama,

optimalisasi pemanfaatan Website, penguatan database perlindungan, dan

penerbitan bahan/dokumen informasi teknis pengendalian OPT dan Non

OPT;

3. Melakukan pengendalian OPT pada pusat/sumber serangan di daerah sentra

pengembangan perkebunan

Page 46: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

14

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

4. Mendorong pemanfaatan dan penggunaan APH melalui peningkatakan

legalitas penggunaan APH;

5. Memaksimalkan hasil pengamatan dan peramalan OPT serta faktor iklim;

6. Penyediaan teknologi pengendalian OPT dan dampak perubahan iklim melalui

penyebarluasan rekomendasi dan informasi teknis pengendalian OPT serta

adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim;

7. Pemantapan gerakan pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun

dan lahan melalui revitalisasi brigade pengendalian OPT dan pembentukan

regu-regu proteksi OPT di tingkat kelompok tani;

8. Mengoptimalkan petugas fungsional POPT dan PPNS perkebunan;

9. Membangun jejaring dan kerjasama yang sinergis dengan Puslit/Balit,

BBP2TP dan BPTP, Perguruan Tinggi, Dinas dan UPTD Daerah.

Page 47: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

15

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

VII. PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Program

Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran

bersama Menteri Keuangan Nomor SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 0142/M.PPN/06/2009

tanggal 19 Juni 2009 ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan

tahun 2010-2014 adalah “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu

tanaman perkebunan berkelanjutan.

Untuk mencapai program pembangunan perkebunan, telah ditetapkan tujuh

fokus kegiatan pembangunan perkebunan sebagai berikut :

1. Revitalisasi perkebunan;

2. Swasembada gula nasional;

3. Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energi);

4. Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional;

5. Pengembangan komoditas ekspor;

6. Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri; 7.

Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan.

Fokus kegiatan pembangunan perkebunan yang terkait dengan Direktorat

Perlindungan Perkebunan adalah fokus nomor 7 (tujuh) yaitu Dukungan

Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Fokus kegiatan

tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui dukungan

perlindungan perkebunan.

B. Kegiatan

Kegiatan yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perlindungan Perkebunan

dalam rangka pencapaian program perkebunan merupakan cerminan dari

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perlindungan adalah Dukungan

Perlindungan Perkebunan.. Output kegiatan dukungan perlindungan

perkebunan adalah luas areal pengendalian OPT untuk penurunan luas areal

serangan OPT sebesar 1 % per tahun dari star awal sebesar 32 % pada tahun

2010.

Komponen kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sesuai Renstra

Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-2014 adalah:

1. Peningkatan kemampuan Teknis Petugas dan Petani

a. Pembinaan petugas;

b. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT);

Page 48: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

16

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

2. Pemantapan Kelembagaan Perlindungan Perkebunan

a. Pembinaan dalam rangka pemberdayaan perangkat; b

Pertemuan Koordinasi Perlindungan (KPT dan

MPTHI);

c. Pertemuan kebijakan perlindungan perkebunan;

d. Pembahasan program anggaran dan evaluasi;

e. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT;

g. Koordinasi pengendalian kebakaran dan dampak perubahan iklim serta

pencegahan kebakaran;

h. Operasional Laboratorium LL/UPTD, BPT, LUPH, dan Sub Laboratorium;

i. Administrasi Kegiatan;

3. Fasilitasi Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan pada

komoditi Unggulan Nasional Perkebunan

a. Bimbingan teknis dan pengembangan jabatan fungsional pengendali

OPT (POPT) Perkebunan;

c. Pengawalan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman

tahunan;

d. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama

tanaman semusim;

e. Pengawalan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman rempah

dan Penyegar;

f. Pemberdayaan Pengamat Hama dan Penyakit (Insentif Petugas Hama

dan Penyakit);

g. Pengendalian OPT utama tanaman tahunan;

h. Pengendalian OPT utama tanaman semusim;

i. Pengendalian OPT utama tanaman rempah dan penyegar.

4. Fasilitasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan

dan kebun

a. Bimbingan teknis dan evaluasi dampak perubahan iklim dan pencegahan

kebakaran;

b. Pengawalan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim;

c. Pengawalan pengendalian kebakaran lahan dan kebun serta dampak

perubahan iklim;

d. Fasilitasi Pengendalian/pemantauan kebakaran dan dampak perubahan

iklim;

e. Sosialisasi PLTB dan Peraturan Perundang-undangan (daerah);

f. Pertemuan Koordinasi Pengendalian Kebakaran dan Dampak

Perubahan Iklim daerah;

g. Mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim.

Page 49: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

17

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

5. Pemantapan sistim informasi manajement perlindungan perkebunan

(SIMPP)

a. Pembuatan publikasi dan informasi perlindungan perkebunan (buku,

Leaflet, poster dan peta);

b. Pemanfaatan Web Site Perlindungan Perkebunan

6. Peningkatan sarana dan prasarana perlindungan perkebunan

a. Penyediaan alat laboratorium;

b. Pengadaan Alat Pengolah Data.

VII. RENCANA KERJA TAHUN 2014

Rencana kerja tahunan dukungan perlindungan perkebunan tahun 2014

merupakan bagian dari rencana kerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2010 – 2014. Rencana kerja dukungan perlindungan perkebunan tahun

2014 adalah:

1. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

Pengendalian OPT tanaman perkebunan terdiri dari pengendalian OPT,

demfarm pengendalian OPT, dan demplot pengendalian OPT (tebu, kapas,

tembakau, nilam, lada, kopi, kakao, kelapa, karet dan jambu mete) dengan

luas areal pengendalian OPT sekitar 12.221 ha dengan rincian sebagai

berikut:

a. Pengendalian OPT (300 ha), demfarm pengendalian OPT (10 ha), dan

demplot pengendalian OPT (1 ha) pada tanaman lada tersebar di 2

provinsi

b. Pengendalian OPT (425 ha), dan demplot pengendalian OPT (1 ha)

pada tanaman kopi tersebar di 4 provinsi

c. Pengendalian OPT (525 ha) dan demfarm pengendalian OPT (10 ha

pada tanaman cengkeh tersebar di 4 provinsi

d. Pengendalian OPT (1.275 ha) dan demfarm pengendalian OPT (20 ha),

pada tanaman kakao tersebar di 9 provinsi

e. Pengendalian OPT (4.400 ha), demfarm pengendalian OPT (10 ha), dan

demplot pengendalian OPT (12 ha) pada tanaman tebu tersebar di 8

provinsi

f. Pengendalian OPT pada tanaman tembakau tersebar (100 ha) di 4

provinsi

g. Pengendalian OPT pada tanaman kapas 225 ha tersebar di 6 provinsi

h. Demplot pengendalian OPT pada tanaman nilam 12 ha tersebar di 6

provinsi

i. Pengendalian OPT (3.900 ha) dan demfarm pengendalian OPT (20 ha),

pada tanaman kelapa tersebar di 12 provinsi

Page 50: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

18

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

j. Pengendalian OPT (660 ha), demfarm pengendalian OPT (70 ha), dan

demplot pengendalian OPT (1 ha) pada tanaman karet tersebar di 7

provinsi

k. Pengendalian OPT (205 ha), dan demfarm pengendalian OPT (10 ha)

pada tanaman jambu mete tersebar di 2 provinsi

2. Pemberdayaan Perangkat

a. Operasional Laboratorium Lapangan sebanyak 28 unit yang tersebar di

27 provinsi.

b. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH) sebanyak

4 unit yang tersebar di 4 provinsi.

c. Operasional Sub Lab. Hayati sebanyak 14 unit yang tersebar di 13

provinsi.

d. Operasional Brigade Proteksi Tanaman sebanyak 26 unit yang tersebar

di 26 provinsi

3. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT

Pemberdayaan pengamat melalui pemberian Insentif Pengamat sebanyak

961 orang yang tersebar di 27 provinsi

4. Fasilitasi Pencegahan Kebakaran lahan dan Dampak Perubahan Iklim

a. Pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan bencana alam di 9

provinsi dan 14 kabupaten

b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka

Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran lahan Kebun di 5 provinsi di 5 kabupaten

c. Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sebanyak 12 paket yang

tersebar di 12 provinsi

d. Pengembangan model perkebunan rendah emisi karbon pada

perkebunan kopi rakyat sebanyak 10 paket yang tersebar di 10 provinsi

5. SL-PHT

Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak 194

Kelompok Tani (KT) yang terdiri dari 132 KT untuk komoditi non tebu dan 62

KT untuk komoditi tebu. SL-PHT akan dilaksanakan di 24 provinsi, 89

kabupaten.

Page 51: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

19

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

Lampiran 1

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perilndungan Perkebunan Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu

Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Kegiatan : Dukungan Perlindungan Perkebunan

Sasaran Strategis

Indikator Kerja Target

Meningkatnya Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Melalui Dukungan Perlindungan Perkebunan

1 Penurunan Luas

Areal Serangan OPT

melalui Fasilitasi

Pengendalian OPT

tanaman

Perkebunan

2 Penurunan jumlah hot spot melalui fasilitasi pencegahan

kebakaran lahan

dan kebun , dampak

perubahan iklim

serta bencana alam

1 Tersedianya Rumusan Kebijakan di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT) Tanaman Semusim, Rempah

Penyegar dan Tahunan.

a Jumlah rumusan kebijakan perlindungan

perkebunan;

1 Dokumen

b Jumlah rekomendasi teknis perlindungan

tanaman perkebunan

1 Dokumen

Page 52: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

20

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

c Jumlah rumusan koordinasi dan Sinkronisasi Program dan Kegiatan Perlindungan Perkebunan

1 Dokumen

d Jumlah rumusan Bimbingan Teknis dan

Sosialisasi SKKNI

1 Dokumen

2 Tersedianya Rumusan Kebijakan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran

a Jumlah rumusan kebijakan pencegahan

kebakaran lahan dan kebun serta

penanganan dampak perubahan iklim.

1 Dokumen

b Jumlah rumusan Bimbingan Teknis Sistem Perkebunan Rendah Emisi gas

Rumah Kaca

1 Dokumen

3 Terlaksananya Kebijakan dan NSPK di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)Tanaman Semusim, Rempah Penyegar dan Tahunan

a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/

laporan SL-PHT

22 Dokumen

b Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/

laporan pengawalan/pembinaan

pengendalian OPT Tanaman Semusim;

10 Dokumen

- Jumlah saran/tanggapan/laporan monev

pengendalian OPT Tanaman Semusim;

10 Dokumen

- Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen

c Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/

laporan pengawalan/pembinaan

pengendalian OPT tanaman rempah dan

penyegar;

9 Dokumen

- Jumlah saran/tanggapan/laporan monev

pengendalian OPT tanaman rempah dan

penyegar;

9 Dokumen

- Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen

d Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/

laporan pengawalan/pembinaan

pengendalian OPT tanaman tahunan;

9 Dokumen

- Jumlah saran/tanggapan/laporan monev

pengendalian OPT tanaman tahunan;

9 Dokumen

- Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen

e Jumlah perangkat perlindungan yang

operasional

Page 53: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

21

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

- Jumlah laboratorium lapangan 28 Unit

- Jumlah laboratorium Utama

Pengendalian Hayati

4 Unit

- Jumlah Sub lab hayati 14 Unit

- Jumlah Brigade Proteksi Tanaman 26 Unit

- Jumlah petugas pengamat yang diberi

Insentif

961 orang

- Jumlah Pengawalan Perangkat 10 Kali

g Jumlah kelompok tani SLPHT 194 KT

h Luas areal pengendalian OPT :

- Tanaman tahunan (kelapa, karet,

jambu mete)

4.866 Ha

- Tanaman semusim (tebu, tembakau,

kapas, nilam)

4.758 Ha

- Tanaman rempah dan penyegar (lada,

kopi, cengkeh, kakao)

2.597 Ha

i Jumlah kelompok tani yang menerima

bantuan sosial dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat perkebunan

pada wilayah bencana

j Jumlah bahan binaan /laporan

pembinaan POPT

10 dokumen

- Jumlah bahan publikasi/laporan POPT 10 dokumen

k Laporan Pelatihan Petugas Surveliens OPT

1 Dokumen

l Rekap RKAKL, Pagu Indikatif,

sementara, dan definitif

3 Dokumen

4 Tersedianya Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim, Rempah Penyegar dan Tahunan

a Jumlah judul pedoman perlindungan

Perkebunan

- Buku 3 Judul

- Leaflet 5 Judul

5 Terlaksananya kebijakan dan NSPK

dampak perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran

a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/

laporan pengawalan pemantauan

kebakaran lahan dan dampak

perubahan iklim

9 Dokumen

Page 54: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DIREKTORAT_PERLINDUNG… · Perubahan lingkungan strategis global dan ... dan pengendalian

22

RKT-2014 – Direktorat Perlindungan Perkebunan

b Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/

laporan pengawalan dan pemantauan

Dampak Perubahan Iklim dan Bencana

Alam

10 Dokumen

c Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/

laporan pengawalan Mitigasi dan

Adaptasi dampak perubahan iklim

12 Dokumen

d Terlaksananya pemantauan kebakaran

dampak perubahan iklim dan bencana

alam

9 Prov

e Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian

Kebakaran lahan Kebun

5 Kab

f Jumlah pertemuan koordinasi

pencegahan kebakaran dan

penanganan Dampak Perubahan Iklim

6 Prov

g Terlaksananya mitigasi dan adaptasi

dampak perubahan iklim

12 Paket

h Terlaksananya pengembangan model

perkebunan rendah emisi karbon pada

perkebunan kopi rakyat

10 Paket

6 Terlaksananya Kuantitas dan Kualitas

Pelayanan Organisasi

a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan

pembinaan pimpinan

22 Dokumen

b Jumlah data administrasi pada UPT 1 Dokumen

c Jumlah rekomendasi/rumusan dengan

instansi terkait

1 Dokumen

d Terlaksananya Operasional PPK Direktorat Perlindungan Perkebunan

1 Dokumen