lakip - kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip kt 2012 full.pdf · c....

42
LAKIP PUSAT KARANTINA TUMBUHAN TA. 2012 BADAN KARANTINA PERTANIAN 2013

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

LAKIPPUSAT KARANTINA TUMBUHAN TA. 2012

BADAN KARANTINA PERTANIAN

2013

Page 2: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya kegiatan Penyusunan LAKIP Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati TA.2012 dapat diselesaikan dengan

baik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Laporan ini merupakan laporan pertanggung jawaban terhadap

akuntabilitas kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

TA.2012.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu, baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam penyusunan

laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat sebagai bahan

masukan dalam penyusunan LAKIP Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati di tahun-tahun berikutnya.

Jakarta, Januari 2013

Kepala Pusat Karantina Tumbuhandan Keamanan Hayati Nabati

Dr. Ir. Arifin Tasrif, M.scNIP. 19590824 198303 1 001

Page 3: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………… ii

I. Pendahuluan ………………………………………… 1

II. Perencanaan dan Perjanjian ………………………………………… 6Kinerja

III. Akuntabilitas Kinerja …………………………………………. 13

IV. Penutup

Lampiran1. Rencana Kerja Tahunan2. Penetapan Kinerja3. Pengukuran Kinerja

………………………………………… 35

Page 4: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam rangka terselenggaranya good governance diperlukan

pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas

dan terukur. Melalui sistem tersebut diharapkan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna,

berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi

dan nepotisme.

Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan

sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang

ditetapkan oleh masing-masing instansi (Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah).

Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan

kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan dan penilai

akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala

pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah

yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP).

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.

61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan

fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai

berikut:

Page 5: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

2

2.1. Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsí, Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia jo. Peraturan Presiden

R.I Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I

Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden R.I Nomor 15 Tahun 2005 serta Peraturan

Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14

Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian, menyatakan bahwa tugas pokok Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati adalah Melaksanakanpenyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaantumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

Secara rinci tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati adalah sebagai berikut :

a. Bidang Karantina Tumbuhan Benih mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan

teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan

tumbuhan benih;

b. Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan

teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan

tumbuhan non benih;

c. Bidang Keamanan Hayati Nabati mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien

species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan

media pembawa lain impor, ekspor serta antar area;

d. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Page 6: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

3

2.2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati menyelenggarakan

fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan

pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan

benih;

b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan

pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan non

benih;

c. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan

pemantauan serta evaluasi di bidang pengawasan pangan segar

asal tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk

rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor,

ekspor serta antar area.

3. Organisasi dan Tata Kerja

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Kepala Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati selama tahun 2011 dibantu oleh

unsur-unsur: Bidang Karantina Tumbuhan Benih, Bidang Karantina

Tumbuhan Non Benih dan Bidang Keamanan Hayati Nabati serta Kelompok

Jabatan Fungsional. Secara rinci, struktur organisasi Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dapat dilihat pada Gambar 1 berikut

ini :

Page 7: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

4

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan KeamananHayati Nabati

4. Landasan Hukum Pelaksanaan TugasPusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dibentuk

berdasarkan dasar hukum sebagai berikut :

a) Undang Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan

dan Tumbuhan;

b) Undang Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;

c) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Convenction

Keanekaragaman Hayati;

d) Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan;

e) Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu

dan Gizi Pangan;

f) Permentan Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementrian Pertanian.

PUSAT KARANTINA TUMBUHANDAN KEAMANAN HAYATI NABATI

BIDANGKARANTINA TUMBUHAN

BENIH

BIDANGKARANTINATUMBUHANNON BENIH

BIDANGKEAMANAN HAYATI

NABATI

SUB BIDANGBENIH IMPOR

SUB BIDANGBENIH EKSPOR DAN

ANTAR AREA

SUB BIDANGNON BENIH IMPOR

SUB BIDANGNON BENIH

EKSPOR DANANTAR AREA

SUB BIDANGKEAMANAN HAYATI

NABATI IMPOR

SUB BIDANGKEAMANAN HAYATI

NABATI EKSPOR DANANTAR AREA

KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL

Page 8: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

5

Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, pelaksanaan Karantina Tumbuhan bertujuan

untuk:

a. Mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari

luar negeri ke dalam wilayah Negara Repubik Indonesia;

b. Mencegah tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari

suatu area ke area lain dalam wilayah Negara Republik Indonesia;

c. Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan dari wilayah

Negara Republik Indonesia, apabila negara tujuan menghendakinya.

Sedangkan pelaksanaan pengawasan keamanan hayati nabati

termasuk pengawasan keamanan pangan sesuai Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1996 tentang Pangan bertujuan untuk:

a. Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan

gizi bagi kepentingan kesehatan manusia Indonesia;

b. Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; dan

c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan

terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kedua Undang-undang tersebut di atas antara lain ditindaklanjuti

dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang

Karantina Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004

tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan yang menjadi dasar dalam

pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati

nabati. Diharapkan sebelum tahun 2014 dapat diterbitkan peraturan

pelaksanaan sebagai dasar untuk mengimplementasikan pengawasan produk

rekayasa genetik (PRG) dan jenis asing invasif sebagaimana amanah

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61 tahun 2009.

Terkait dengan Pengawasan Jenis Asing Invasive (IAS), saat ini kajian

teknis dan Draft Peraturan Presiden yang telah disusun oleh Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah disampaikan ke Kementerian

Lingkungan Hidup untuk ditindaklanjuti.

Page 9: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

6

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Agar pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati dapat mencapai kinerja yang ditetapkan, diperlukan

Rencana Strategis, yang berguna untuk :

a. Menyusun rencana kinerja (performance plan);

b. Menyusun rencana kerja dan anggaran (workplan and budget);

c. Menyusun penetapan kinerja (performance agreement);

d. Melaksanakan tugas, pelaporan, dan pengendalian kegiatan di lingkungan Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati; dan

e. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati.

1. Visi

Visi adalah gambaran umum masa depan organisasi yang diinginkan

dalam 5 tahun ke depan, sedangkan misi organisasi di bidang pemerintahan

adalah ungkapan dari tugas pokok dan fungsi atau merupakan maksud

dari keberadaan organisasi.

Visi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati :

“Mendukung Badan Karantina Pertanian menjadi Instansi yang Tangguhdan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya AlamHayati Nabati, Keamanan Pangan (Pengawasan Keamanan PSAT) danLingkungan (JENIS ASING INVASIF, PRG, dan Kerusakan Lapisan Ozon)”

Pengertian Tangguh dan Terpercaya adalah sebagai berikut :

Tangguh :

“Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya adalah pewujudan

pertahanan negara di bidang kelestarian sumberdaya alam hayati,

keanekaragaman hayati serta keamanan pangan dan lingkungan. Prinsip

pertahanan dimaksudkan yaitu tangguh menghadapi serangan dan ancaman

Page 10: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

7

OPTK, cemaran kimia berbahaya, produk rekayasa genetik berbahaya, serta

spesies asing invasif.”

Terpercaya :

“Penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati nabati

harus mendapat kepercayaan yang tinggi secara nasional dan internasional.

Kepercayaan akan diperoleh antara lain melalui akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan dibidang perkarantinaan dan keamanan

hayati.”

2. Misi

Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi serta Prioritas

Nasional dan Kebijakan Kementerian Pertanian, dengan Misi Badan

Karantina Pertanian sebagai berikut:

a. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari

serangan penyakit hewan karantina (HPHK) dan Organisme Penganggu

Tumbuhan Karantina (OPTK);

b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan.

c. Menfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

d. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.

Selanjutnya misi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati adalah sebagai berikut:

a. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati nabati dari ancaman

OPTK/OPTP;

b. Mendukung terwujudnya sistem keamanan pangan yang sehat dan

pengawasan keamanan lingkungan dari ancaman spesies asing invasif

(JENIS ASING INVASIF) dan produk rakayasa genetik serta kerusakan

lapisan ozon.

c. Mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

Page 11: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

8

d. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik perkarantinaan tumbuhan

dan pengawasan keamanan hayati nabati.

3. Tujuan

Visi dan Misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur oleh karena itu perlu

diturunkan/diderivasi menjadi tujuan dan sasaran strategis. Tujuan

merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dalam kurun 5 tahun ke depan.

Sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu melaksanakan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Karantina Tumbuhan Benih, Non

Benih, serta Pengawasan Keamanan Hayati Nabati, maka tujuan Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dalam tahun 2010-2014

adalah:

Menyiapkan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan danpengawasan keamanan hayati nabati guna meningkatkan efektifitas danefisiensi pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan nasional.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah

yang lebih terukur. Sasaran Strategis Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati terbagi dalam 2 (dua) kelompok utama yaitu

sasaran prioritas misi dan sasaran prioritas pengembangan sumberdaya.

Prioritas misi berorientasi pada proses internal utama yang berkaitan

dengan tugas pokok yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang

undangan, sedangkan prioritas misi berkontribusi langsung pada

pencapaian tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati.

Strategi pengembangan sumberdaya berkaitan dengan dukungan

manajemen yang mendukung langsung pencapaian sasaran prioritas misi.

Strategi pengembangan sumberdaya atau lazim juga disebut ‘capacity

Page 12: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

9

building’ berhubungan dengan perencanaan teknis secara umum, penyediaan

dan pelaksanaan angggaran yang optimal.

Sasaran strategis Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati adalah :

“Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan pengawasankeamanan hayati nabati yang efektif”

Melalui sasaran strategis tersebut diharapkan dapat meningkatkan

efektifitas pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati dalam rangka mencegah masuk,

tersebar dan keluarnya OPTK/OPTP dan bahan pangan yang tidak

sehat/aman, serta pengawasan jenis asing invasif dan produk rekayasa

genetik.

Indikator kinerja tercapainya sasasan strategis tersebut dapat dilihat

dari jumlah rumusan kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan.

5. Kebijakan dan Program

5.1. Kebijakan

Dalam rangka mencapai misi pusat karantina tumbuhan dan

keamanan hayati nabati, ditetapkan kebijakan utama penyiapan

kebijakan teknis pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati di Pre-Border, At-Border danPost-Border yang ditentukan melalui analisis risiko.

5.2. Program

Kebijakan utama perkarantinaan tumbuhan dan keamanan

hayati nabati diuraikan melalui program utama dan pendukung.

Page 13: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

10

5.2.1. Program Utama

1. Pre-Border

a. Menyusun kebijakan teknis, Pedoman dan Petunjuk

pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan keamanan

hayati nabati;

b. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan Pre-Shipment

Inspection dengan negara mitra dagang;

c. Menyusun kebijakan teknis tentang Pengakuan

(Recognition) dan Perjanjian Ekivalensi dengan negara

mitra dagang di bidang perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan

dengan negara mitra dagang;

d. Melakukan verifikasi sistem perkarantinaan tumbuhan

dan keamanan pangan dengan negara mitra dagang;

e. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi

terkait dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi

kebijakan perkarantinaan tumbuhan dan keamanan

hayati nabati;

2. At-Border

a. Menyusun kebijakan teknis operasional perkarantinaan

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati di

tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran;

b. Menyusun kebijakan teknik dan metode pelaksanaan

tindakan karantina tumbuhan dan pengawasan

keamanan hayati nabati;

c. Menyusun SOP umum pelaksanaan pelayanan karantina

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati;

d. Menyusun kebijakan janji layanan (Service Level

Arangement) dan sistem penjaluran media pembawa

OPTP/OPTK berdasarkan analisis resiko OPTP/OPTK;

Page 14: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

11

e. Menyusun kebijakan teknis instalasi karantina tumbuhan;

f. Menyusun kebijakan teknis laboratorium perkarantinaan

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

3. Post-Border

a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan kawasan

karantina tumbuhan;

b. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan sistem

peringatan dini (early warning systems);

c. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemantauan

dan monitoring daerah sebar OPT/OPTP/OPTK;

d. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan program

eradikasi (eradication program) OPTP/OPTK dengan

melibatkan instansi terkait;

e. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan tindakan

pengasingan dan pengamatan;

f. Menyusun kebijakan teknis mekanisme pelaporan

adanya OPT/OPTK (Pest Reporting);

g. Menyusun Kajian Teknis Pedoman Karantina Pasca

Masuk (Post Entry Quarantine);

h. Melakukan koordinasi dengan lembaga penelitian dan

perguruan tinggi di bidang perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati.

5.2.2. Program Pendukung

Dalam rangka akselerasi ekspor media pembawa maka

dilakukan program pendukung sebagai berikut:

a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan In-line Inspection;

b. Menyiapkan infomasi teknis persyaratan SPS negara tujuan;

c. Menyiapkan kebijakan teknis instalasi karantina tumbuhan;

Page 15: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

12

d. Menyiapkan kebijakan teknis tindakan perlakuan karantina

tumbuhan;

e. Menyiapkan kebijakan teknis implementasi sistem skim

audit;

f. Menyusun kebijakan teknis dalam rangka pertukaran

informasi teknis prosedur NPPO dengan negara mitra

dagang.

6. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja antara Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati dengan Kepala Badan Karantina Pertanian yang

akan dicapai berdasarkan anggaran yang telah disetujui pada Tahun 2012

adalah :

1. Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT terhadap MP OPTK Non

Benih untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi;

2. Manual Teknis Perlakuan Irradiasi;

3. Tatacara Tindakan KT Terhadap Benih Yang Dimasukan Dari LN Di

Wilayah RI;

4. Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih Ke Wilayah RI;

5. Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap Benda Lain;

6. Kajian Teknis Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

Page 16: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

13

III. AKUNTABILITAS KINERJA

1. Pengukuran Kinerja (Kegiatan Utama)

Pengukuran kinerja kegiatan di lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati Tahun 2012 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing sasaran

dengan indikator kinerja. Selain itu, dilakukan juga dengan membandingkan

antara target yang telah dicapai sampai tahun 2012 dengan target yang

direncanakan sampai tahun 2014.

Keberhasilan dan ketidakberhasilan setiap sasaran ditentukan dengan

persentase pencapaian target yang telah ditetapkan, dengan kisaran sebagai

berikut :

A. Sangat Berhasil : ≥ 100 %

B. Berhasil : 80 – 100 %

C. Cukup Berhasil : 60 – 80 ≤ %

D. Belum Berhasil : ≤ 60 %

Pusat Karantina Tumbuhan telah berhasil mencapai 6 (enam) target

Penetapan Kinerja tahun 2012 berupa Rumusan Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Tumbuhan sebagai berikut:

1. Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT terhadap MP OPTK Non

Benih untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi;

2. Manual Teknis Perlakuan Irradiasi;

3. Tatacara Tindakan KT Terhadap Benih Yang Dimasukan Dari LN Di

Wilayah RI;

4. Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih Ke Wilayah RI;

5. Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap Benda Lain;

6. Kajian Teknis Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

Page 17: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

14

Hasil pengukuran kinerja terhadap 6 (enam) target Penetapan Kinerja

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Tahun 2012

dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kinerja Tahunan

No SasaranStrategis

Indikator kinerja Target(Dokumen)

Realisasi(Dokumen)

%

1 Kebijakanteknis yangefektif dalamoperasionalpencegahanmasuk danmenyebarnyaOPTK,pangan nabatiyang tidakaman sertamedia lainyangmengancamkelestariansumberdayahayatitumbuhan dankesehatanpangan nabati

Kebijakan teknis operasionalKarantina Tumbuhan danKeamanan Hayati nabatiyangdihasilkan/disempurnakandan dapatdiimplementasikan1. Kajian Teknis tentang

Tatacara Tindakan KTterhadap MP OPTK NonBenih untuk Pameran /Konferensi / Eksibisi;

2. Manual Teknis PerlakuanIrradiasi;

3. Tatacara Tindakan KTTerhadap Benih YangDimasukan Dari LN DiWilayah RI;

4. Penyusunan PersyaratanTeknis Pemasukan BenihKe Wilayah RI;

5. Kajian Teknis tentangTatacara PengawasanTerhadap Benda Lain;

6. Kajian TeknisPengawasan PRG diTempat Pemasukan danPengeluaran;

6Kebijakandengankualitas

baik

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

100

100

100

100

100

100

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kinerja 5 (Lima) Tahun

Tujuan Sasaran Indikatorkinerja

Target Kinerja pada tahun ke-2010 2011 2012 2013 2014

Menyiapkankebijakanteknisperkarantinaantumbuhan danpengawasankeamananhayati nabatiguna

Kebijakanteknisoperasionalkarantinatumbuhandanpengawasankeamananhayati nabati

JumlahrumusanKebijakanteknisoperasionalKarantinaTumbuhan danKeamananHayati nabati

13 10 6 6 6

Page 18: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

15

meningkatkanefektifitas danefisiensipelaksanaanperkarantinaantumbuhannasional

yang efektif yangdihasilkan/ di-sempurnakandan dapat di-implementasi-kan

2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang telah berhasil dicapai oleh Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati TA. 2012 diuraikan

sebagai berikut :

2.1. Kajian Teknis tentang Tata Cara Tindakan KT Terhadap MP OPTKNon Benih untuk Pameran/Konferensi/Eksebisi

2.1.1. Capaian Kinerja

Dalam upaya meningkatkan pelayanan dalam pelaksanaan

tindakan karantina tumbuhan telah dilakukan penyusunan kebijakan

tentang Persyaratan dan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan

Terhadap Media Pembawa OPTK Non Benih Yang Digunakan Untuk

Pameran/Konferensi/eksibisi. Output yang dicapai adalah Naskah

Kajian Teknis Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan

Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa OPTK Non

Benih Yang Digunakan Untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi.

Dalam penyusunan kebijakan tersebut juga dilengkapi dengan

hasil pembahasan terhadap komoditas benih (tanaman dan bibit

tanaman) yang digunakan untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut telah disampaikan

memo dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati kepada Sekretaris Badan Karantina Pertanian untuk dibahas

pada Bagian Hukum dan Humas untuk disusun dalam suatu legal

drafting yang memiliki kekuatan hukum yang formal bagi masyarakat.

Page 19: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

16

Ditinjau dari realisasi kegiatan, maka secara fisik mencapai 100

% dan keuangannya mencapai 98,78% dari alokasi anggaran yang

tercantum dalam DIPA, sejumlah Rp. 226.860.000,- maka dapat

terealisasi sejumlah Rp. 224.096.000,-.

2.1.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan penyusunan Kajian Teknis tentang

Tatacara Tindakan KT Terhadap MP OPTK Non Benih Untuk

Pameran/Konferensi/Eksibisi dinilai tidak menemui hambatan yang

berarti dan output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk

pelaksanaanya mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah

ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peserta/tim yang

terlibat dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang

bersamaan.

Setelah kegiatan selesai, penyusunan Kajian Teknis tentang

Tatacara Tindakan KT Terhadap MP OPTK Non Benih Untuk

Pameran/Konferensi/Eksibisi..disampaikan oleh Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan

Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo

Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati pada bulan Desember Tahun 2012 untuk diproses lebih lanjut.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan

penyusunan Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan KT Terhadap

MP OPTK Non Benih Untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi yang telah

disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka

rumusan tentang Tatacara Tindakan KT Terhadap MP OPTK Non

Benih Untuk Pameran/Konferensi/Eksibisi RI telah berhasil dicapai.

2.1.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja

Page 20: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

17

untuk Penetapan Kinerja tahun 2012 adalah “Jumlah Rumusan

Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan

keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan

dapat diimplementasikan”.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis

Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari

6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang

telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional

Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati

Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan

seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan

tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui

Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan

Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan

diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional

perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai

kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau

pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan

pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim

penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim

penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang

mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan

Page 21: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

18

2.2. Manual Teknis Perlakuan Irradiasi;

2.2.1. Capaian Kinerja

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang perkarantinaan, telah dilakukan penyusunan

manual teknis perlakuan irradiasi sebagai suatu kebijakan

dalam perlakuan karantina yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan untuk

membebaskan OPT/OPTK yang kemungkinan dapat terbawa

oleh media pembawa yang dilalulintaskan. Output dari kegiatan

tersebut adalah Pedoman Perlakuan Irradiasi.

Ditinjau dari realisasi kegiatan, maka secara fisik

mencapai 100 % dan keuangannya mencapai 99,18% dari

alokasi anggaran yang tercantum dalam DIPA, sejumlah Rp.

233.650.000,-, maka dapat terealisasi sejumlah Rp.

231.745.000,-.

2.2.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Manual Teknis Perlakuan

Irradiasi dinilai tidak menemui hambatan yang berarti dan output yang

diharapkan dapat dihasilkan. Setelah kegiatan selesai, Manual Teknis

Perlakuan Irradiasi disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan

Desember Tahun 2012 untuk diproses lebih lanjut.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan

Penyusunan Manual Teknis Perlakuan Irradiasi yang telah

disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka

rumusan tentang Manual Teknis Perlakuan Irradiasi telah berhasil

dicapai.

Page 22: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

19

2.2.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja

untuk Penetapan Kinerja tahun 2012 adalah “Jumlah Rumusan

Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan

keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan

dapat diimplementasikan”.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis

Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari

6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang

telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional

Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati

Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan

seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan

tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui

Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan

Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan

diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional

perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai

kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau

pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan

pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim

penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim

penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang

mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan

Page 23: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

20

2.3. Tatacara Tindakan KT Terhadap Benih Yang Dimasukan dari LN diWilayah RI

Pada tahun 2014, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian

telah mencanangkan program swasembada komoditas strategis,

antara lain padi, jagung dan kedelai. Untuk mewujudkan program

swasembada tersebut, diperlukan perencanaan yang baik dengan

membangun kemitraan yang melibatkan berbagai sektor, baik berasal

dari internal Kementerian Pertanian maupun dari instansi lainnya

secara tepadu. Salah satu komponen pendukung keberhasilan

program tersebut adalah tersedianya benih yang berkualitas dan

mencukupi, bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina

(OPTK) dan produktivitas tinggi. Jika produksi benih dalam negeri

belum mencukupi kebutuhan petani, maka Pemerintah membuat

kebijakan untuk memasukkan benih dari luar negeri.

Selain program swasembada untuk Tanaman Pangan (Padi,

Jagung dan Kedelai), pemerintah juga mencanangkan program

swasembada terhadap beberapa komoditas strategis lainnya, antara

lain:

a. Tanaman Perkebunan, meliputi: Tebu, Kelapa, Kelapa Sawit,

Kapas, Kopi, Kakao, jambu Mete, Teh, Kemiri dan Nilam.

b. Hortikultura, yang terdiri dari:

- Sayuran, meliputi: Kentang, Bawang Merah, Cabai dan Paprika.

- Buah-buahan, meliputi: Jeruk, Durian, Alpukat, Manggis,

Strawberry, Jambu Biji, Srikaya, Pisang dan Duku.

- Tanaman Hias, meliputi: Krisan, Lilium dan Anggrek.

Penetapan Kinerja terhadap Tata Cara Tindakan Karantina

Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di

Dalam Wilayah RI dilaksanakan dengan melakukan Pembahasan

terhadap Tata Cara yang telah disusun dan hasil akhirnya adalah

tersedianya 27 (dua puluh tujuh) Tata Cara Tindakan Karantina

Page 24: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

21

Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di

Dalam Wilayah RI

2.3.1. Capaian Kinerja

Kegiatan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan

Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam

Wilayah RI dilaksanakan dengan melibatkan pejabat fungsional

lingkup Badan Karantina Pertanian, baik di Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dan Unit Pelaksana

Teknis Karantina Pertanian. Fokus utama dari pelaksanaan

kegiatan ini adalah untuk melakukan pembahasan dan

identifikasi masukan terhadap kerangka naskah tata cara.

Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi, diperoleh

kerangka/outline Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan

Terhadap Benih Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di

Dalam Wilayah RI sebanyak 27 (dua puluh tujuh) Tata Cara

sebagai berikut :

a. Padi : India, Pilipina dan Cina

b. Jagung Manis : USA, Pilipina, Thailand, India dan Cina

c. Jagung Hibrida : USA, Pilipina, Thailand, India dan Cina

d. Kedelai : Jepang

e. Bawang Merah : Thailand dan Pilipina

f. Kelapa Sawit : PNG, Kamerun, Costarica, Pantai Gading dan

Benin

g. Lilium : Belanda

h. Tebu : Australia dan Kolombia

i. Kentang : Skotlandia, Australia dan Belanda

2.3.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Page 25: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

22

Pelaksanaan kegiatan Tata Cara Tindakan Karantina

Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di

Dalam Wilayah RI dinilai tidak menemui kendala yang berarti

dan output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk

pelaksanaanya mengalami perubahan waktu dari jadwal yang

telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena

peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan

lain dalam waktu yang bersamaan.

Setelah kegiatan selesai, rumusan Tata Cara Tindakan

Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari

Luar Negeri di Dalam Wilayah RI disampaikan oleh Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada

Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan

Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan Desember

2012 untuk diproses lebih lanjut.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan

Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Benih Yang

Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam Wilayah RI yang telah

disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian,

maka rumusan tentang Tata Cara Tindakan Karantina

Tumbuhan Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di

Dalam Wilayah RI telah berhasil dicapai.

2.3.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja

untuk Penetapan Kinerja tahun 2012 adalah “Jumlah Rumusan

Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan

keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan

dapat diimplementasikan”.

Page 26: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

23

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menetapkan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan

Terhadap Benih Yang Dimasukan dari Luar Negeri di Dalam

Wilayah RI sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja.

Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, Rumusan

Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati telah berhasil dicapai

salah satunya melalui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan

Penyusunan rumusan. Rumusan tersebut telah disampaikan

kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk

ditindaklanjuti proses penetapannya melalui Memo Dinas

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan

Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan

diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional

perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai

kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau

pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan

pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim

penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim

penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang

mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan

2.4. Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Wilayah RI

Kegiatan Penyusunan Persyaratan teknis Pemasukan Benih ke

Wilayah RI dilakukan dalam bentuk kegiatan Penyusunan Analisis

Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT). Penyusunan

Page 27: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

24

Analisis Risiko Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT).

dilaksanakan dalam rangka mencegah introduksi OPTK melalui

pemasukan komoditas pertanian ke dalam wilayah negara RI. AROPT

merupakan metode penting dalam menentukan status OPT dan

menentukan persyaratan maupun tata cara tindakan karantina

tumbuhan yang harus dilakukan terhadap pemasukan komoditas

pertanian.

Dalam menyusun AROPT diperlukan informasi penting terkait

status komoditas yang akan di impor dan status OPT di negara

asalnya, khususnya informasi mengenai daerah sebar, biologi OPT

dan besarnya kerusakan dan kerugian secara ekonomi yang

ditimbulkan.

Pada Tahun 2012 Kegiatan Penyelenggaraan AROPT dilakukan

berdasarkan 2 pendekatan berbeda, yaitu AROPT berdasarkan Media

Pembawa dan AROPT berdasarkan OPT.

2.4.1. Capaian Kinerja

Kegiatan Penyusunan Persyaratan teknis Pemasukan

Benih ke Wilayah RI dilaksanakan dengan melibatkan pejabat

fungsional lingkup Badan Karantina Pertanian, baik di Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dan Unit

Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Fokus utama dari

pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk melakukan pembahasan

dan identifikasi masukan terhadap hasil AROPT yang telah

disusun.

Penyelenggaraan AROPT berdasarkan Media Pembawa

Penyelenggaraan AROPT berdasarkan Media Pembawa

dilakukan terhadap pemasukan 21 (dua puluh satu) benih/bibit

tanaman, yaitu: Palm dari India, Kelapa Sawit dari Kolombia,

pakis Rumohra dari Nikaragua, Jagung Hibrida dari Kolombia,

Lisianthus spp. dari Thailand, Acer palmatum dari China, Ficus

microcarpa, Paprika, Tebu, Tomat, Tebu (Plantlet) dari

Australia, Jagung (Biji) dari new Zealand, Semangka dan Melon

Page 28: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

25

(Biji) dari Malaysia, Pakchoy dan Bayam (Biji) dari Malaysia,

Cherry pepper (biji) dari Italia, Rhododendron indicum dari

Jepang, Amarylis dari Belanda, Acacia crassicarpa dari

Australia, Paulownia elongata dari USA, Zaitun dari Jordania

dan Kelapa Sawit dari Ghana.

Penyelenggaraan AROPT berdasarkan MP dilaksanakan dalam

bentuk rapat pembahasan draf AROPT yang disusun oleh

pejabat fungsional (POPT) dan melibatkan pakar hama dan

penyakit tumbuhan.

Penyelenggaraan AROPT berdasarkan OPT

Penyelenggaraan AROPT berdasarkan OPT dilakukan terhadap

12 (dua belas) spesies OPT dari kelompok yang berbeda, terdiri

dari:

a. Serangga (Chaetocnema pulicaria);

b. Bakteri (Pantoea stewartii, Clavibacter michiganensis

subsp.michiganensis, Pseudomonas syringae pv.syringae);

c. Virus (Barley Yellow Dwarf Luteovirus);

d. Nematoda (Globodera rostochiensis & G. pallida,

Bursaphelenchus xylophilus);

e. Cendawan (Tilletia spp, Phytium irregulare, Fusarium

oxysporum f.sp. elaeidis);

f. Tungau (Aceria guerroronis), dan,

g. Fitoplasma (Lethal Yellowing Phytoplasma).

Seperti penyelenggaraan AROPT berdasarkan media

pembawa, penyelenggaraan AROPT berdasarkan OPT

dilaksanakan dalam bentuk rapat pembahasan draf AROPT dan

melibatkan pakar di bidang hama dan penyakit tumbuhan.

2.4.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis

Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI dinilai tidak menemui

Page 29: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

26

kendala yang berarti dan output yang diharapkan dapat

dihasilkan. Untuk pelaksanaanya mengalami perubahan waktu

dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini

disebabkan karena peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini

mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan.

Setelah kegiatan selesai, rumusan hasil Penyusunan

Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI

disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq.

Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan

Desember 2012 untuk diproses lebih lanjut.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan

Penyusunan Persyaratan Teknis Pemasukan Benih ke Dalam

Wilayah RI yang telah disampaikan kepada Sekretariat Badan

Karantina Pertanian, maka rumusan tentang Persyaratan Teknis

Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI telah berhasil dicapai.

2.4.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja

untuk Penetapan Kinerja tahun 2012 adalah “Jumlah Rumusan

Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan

keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan

dapat diimplementasikan”.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis

Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari

6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang

telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional

Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati

Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan

Page 30: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

27

seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan

tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui

Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan

Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan

diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional

perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai

kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau

pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan

pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim

penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim

penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang

mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan

2.5. Kajian Teknis tentang Tatacara Pengawasan Terhadap BendaLain;

2.5.1. Capaian Kinerja

Media Pertumbuhan merupakan media pembawa yang

potensial dalam penyebaran OPT/OPTK karena sejumlah

OPT/OPTK baik seluruh atau sebagian siklus hidupnya dapat

bertahan atau hidup pada media pertumbuhan tumbuhan.

Dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya

OPT/OPTK dari luar negeri ke daam wilayah Negara RI melalui

media pertumbuhan, Pemerintah telah menerbitkan Surat

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 797/Kpts/TP.830/10/1984

mengenai Pemasukan Media Pertumbuhan Tanaman ke Dalam

Wilayah Negara RI.

Page 31: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

28

Dengan adanya perkembangan dan pemuktahiran

peraturan perundang-undangan, ilmu pengetahuan dan

teknologi khusunya yang berkaitan dengan pertanian,

lingkungan dan kegiatan non pertanian lainnya, Surat

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 797/Kpts/TP.830/10/1984

sudah tidak sesuai lagi dan perlu ditinjau kembali untuk

disempurnakan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka perlu

mengatur kembali persyaratan dan tatacara tindakan karantina

tumbuhan terhadap pemasukan media pertumbuhan tanaman

ke dalam wilayah RI.

Tujuan penyusunan draft kajian teknis ini adalah sebagai

bahan pertimbangan untuk penerbitan Peraturan Menteri

Pertanian tentang Persyaratan dan Tatacara Tindakan

Karantina Tumbuhan terhadap Pemasukan Media Pertumban

Tumbuhan ke Dalam Wilayah RI.

Dalam pembahasan kajian teknis pengawasan terhadap

benda lain secara substansi membahas mengenai :

I. Persyaratan Karantina Tumbuhan

II. Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan

a. Tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap

pemasukan media pertumbuhan tumbuhan ke dalam

wilayah RI;

b. Tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap media

pertumbuhan tumbuhan yang melekat pada tumbuhan

yang dimasukkan ke dalam wilayah RI;

c. Tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap media

pertumbuhan tumbuhan yang melekat pada peralatan,

alat angkut atau kemasan yang dimasukkan ke dalam

wilayah RI.

Page 32: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

29

2.5.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan Tata Cara Pengawasan Terhadap

Benda Lain dinilai tidak menemui kendala yang berarti dan

output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk pelaksanaanya

mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah ditetapkan

sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peserta/tim yang terlibat

dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang

bersamaan.

Setelah kegiatan selesai, rumusan Tata Cara

Pengawasan Terhadap Benda Lain disampaikan oleh Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada

Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan

Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan Tahun

2012 untuk diproses lebih lanjut.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan

Tata Cara Pengawasan Terhadap Benda Lain yang telah

disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian,

maka rumusan tentang Tata Cara Pengawasan Terhadap

Benda Lain telah berhasil dicapai.

2.5.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja

untuk Penetapan Kinerja tahun 2012 adalah “Jumlah Rumusan

Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan

keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan

dapat diimplementasikan”.

Page 33: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

30

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis

Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari

6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang

telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional

Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati

Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan

seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan

tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui

Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan

Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan

diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional

perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai

kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau

pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan

pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim

penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim

penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang

mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan

2.6. Kajian Teknis Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan danPengeluaran

2.6.1. Capaian Kinerja

Untuk menyempurnakan rancangan kajian teknis tatacara

pengawasan PRG dalam rangka menyiapkan bahan rancangan

Peraturan Menteri Pertanian terhadap Pengawasan Produk

Page 34: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

31

Rekayasa Genetik (PRG) di Tempat Pemasukan dan

Pengeluaran.

a. Terkait objek pengawasan PRG, pada batang tubuh tidak

dibatasi dengan istilah tanaman PRG dan Bahan Asal

Tanaman (BAT) PRG tetapi Produk Rekayasa Genetik;

b. Jenis-enis PRG yang diatur diusulkan untuk dimasukan ke

dalam Lampiran (tidak disebutkan dalam batang tubuh)

sehingga jika diperlukan dapat dievaluasi dan diubah

sewaktu-waktu yang ditanda tangani oleh Kepala Badan

Karantina Pertanian atas nama Menteri Pertanian. Hal ini

mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya di bidang bio-teknologi yang terus berkembang

dengan pesat;

c. Persyaratan PRG untuk :

- Benih Tanaman berupa Surat Ijin Pemasukan dari

Kementerian Pertanian

- Pangan, berupa Sertifikat bebas diperjualbelikan

(Certificate of Free Sale/Certificate of Free Trade) yang

diterbitkan oleh Otoritas Kompeten yang berwenang dari

negara pengekspor dan Dokumen Keterangan PRG yang

menyatakan bahwa produk tersebut merupakan PRG

(disertai eventnya) atau bukan PRG

d. Dokumen Keterangan PRG dapat di integrasikan dengan

dokumen pengawasan keamanan hayati nabati lain yang

telah ada seperti prior notice atau dapat dibuat terpisah

dengan mempertimbangkan contoh form untuk keterangan

PRG di negara lain (misalnya Eropa);

e. Tatacara Pemasukan PRG yaitu :

- Pemeriksaan administratif berupa pemeriksaan

dokumen-dokumen yang dipersyaratkan;

Page 35: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

32

- Pemeriksaan visual (jika diperlukan, apabila terdapat

kecurigaan bahwa produk merupakan PRG meskipun

berdasarkan pernyataan eksportir merupakan Non PRG).

Catatan : tidak dimasukan dalam Peraturan tetapi dalam

Juklak;

- Pemeriksaan Laboratorium.

2.6.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan Tata Cara Pengawasan PRG di

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran dinilai tidak menemui

kendala yang berarti dan output yang diharapkan dapat

dihasilkan. Untuk pelaksanaanya mengalami perubahan waktu

dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini

disebabkan karena peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini

mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan.

Setelah kegiatan selesai, rumusan Tata Cara

Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian cq.

Bagian Hukum dan Humas, melalui Memo Dinas Kepala Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada Tahun

2012 untuk diproses lebih lanjut.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan

Tata Cara Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan

Pengeluaran yang telah disampaikan kepada Sekretariat Badan

Karantina Pertanian, maka rumusan tentang Tata Cara

Pengawasan PRG di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

telah berhasil dicapai.

2.6.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja

Page 36: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

33

untuk Penetapan Kinerja tahun 2012 adalah “Jumlah Rumusan

Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan

keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan dan

dapat diimplementasikan”.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menetapkan kegiatan Penyusunan Persyaratan Teknis

Pemasukan Benih ke Dalam Wilayah RI sebagai salah satu dari

6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang

telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan Teknis Operasional

Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati

Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan

seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan rumusan. Rumusan

tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui

Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan

Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan

diharapkan nantinya dapat berimplementasi dalam operasional

perkarantinaan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai

kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau

pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan

pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim

penyusun yang berasal beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim

penyusun dinilai sudah merupakan representasi UPT KP yang

mempunyai keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada Tahun

2012 juga melaksanakan kegiatan lain, sebagai kegiatan pendukung.

Kegiatan pendukung tersebut antara lain Penyusunan Pedoman Bimbingan

Page 37: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

34

Teknis, Monitoring dan Evaluasi, Apresiasi (ISPM dan Pedoman Teknis), dan

Kesekretariatan (Pusat KT dan Kehati, NPPO/IPPC, Komisi Agens Hayati).

Kegiatan tersebut untuk mengetahui implementasi berbagai kebijakan

operasional baik yang telah berjalan maupun dalam rangka pemantauan dan

pengendalian terhadap kebijakan operasional di bidang perkarantinaan

tumbuhan Tahun 2012.

Berdasarkan Renstra Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati Tahun 2010-2014, telah direncanakan pencapaian kinerja

sebanyak 41 (empat puluh satu) rumusan kebijakan yang akan dihasilkan.

Sampai tahun 2012, telah dihasilkan sebanyak 29 (dua puluh sembilan)

rumusan kebijakan atau sebesar 70,73 % dari jumlah rumusan kebijakan

yang direncanakan akan dihasilkan.

IV. PENUTUP

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa seluruh

Penetapan Kinerja yang teridiri dari 6 (enam) Rumusan Kebijakan yang dapat

dihasilkan/disempurnakan telah dapat dicapai 100%.

Page 38: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

35

Kendala utama yang dihadapi adalah mengenai konsistensi waktu

pelaksanaan dan beberapa pada ruang lingkup output yang ditargetkan

menjadi cenderung lebih spesifik. Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya

kegiatan yang melibatkan peserta dan atau tim penyusun dalam waktu yang

bersamaan serta kondisi lingkungan strategis yang menuntut adanya

perubahan waktu pelaksanaan dan perubahan output kegiatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, ke depan diharapkan konsistensi

dalam hal pengaturan jadwal dan target output dapat diantisipasi sebagai

salah satu titik kritis dengan melakukan perencanaan dan melaksanakan

persiapan kegiatan lebih awal dan matang.

Page 39: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

36

LAMPIRAN

Page 40: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

37

Lampiran 1. Penetapan Kinerja

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012BADAN KARANTINA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan danakuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dr. Ir. Arifin Tasrif, M.ScJabatan : Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati NabatiSelanjutnya disebut pihak pertama.

Nama : Ir. Banun Harpini, M.Sc.Jabatan : Kepala Badan Karantina PertanianSelanjutnya disebut pihak kedua.

Pihak pertama pada tahun 2012 ini berjanji akan mewujudkan target kinerjatahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangkamenengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggungjawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukanevaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan akanmengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dansanksi.

Jakarta, Februari 2012

Pihak Kedua, Pihak Pertama,

BANUN HARPINI ARIFIN TASRIF

Page 41: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

38

FORMULIR PENETAPAN KINERJABADAN KARANTINA PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan HayatiNabati

Tahun Anggaran : 2012

SASARANSTRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

NO. 1 2 3

1 Kebijakan teknis yangefektif dalamoperasional pencegahanmasuk danmenyebarnya OPTK,pangan nabati yangtidak aman serta medialain yang mengancamkelestarian sumberdayahayati tumbuhan dankesehatan pangannabati

Kebijakan teknis operasionalKarantina Tumbuhan danKeamanan Hayati nabati yangdihasilkan/disempurnakan dandapat diimplementasikan1. Kajian Teknis tentang

Tatacara Tindakan KTterhadap MP OPTK NonBenih untuk Pameran /Konferensi / Eksibisi;

2.Manual Teknis PerlakuanIrradiasi;

3.Tatacara Tindakan KTTerhadap Benih YangDimasukan Dari LN DiWilayah RI;

4.Penyusunan PersyaratanTeknis Pemasukan Benih KeWilayah RI;

5. Kajian Teknis tentangTatacara PengawasanTerhadap Benda Lain;

6.Kajian Teknis PengawasanPRG di Tempat Pemasukandan Pengeluaran;

6 Dokumen

Jumlah Anggaran:

Peningkatan Sistem Perkarantinaan Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabatisebesar Rp 10.638.740.000,-

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan danKeamanan Hayati Nabati,

BANUN HARPINI ARIFIN TASRIF

Page 42: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP KT 2012 FULL.pdf · c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan

39

Lampiran 2. Pengukuran Kinerja

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan HayatiNabati

Tahun Anggaran : 2012

No SasaranStrategis

Indikator kinerja Target(Dokumen)

Realisasi(Dokumen)

%

1 Kebijakanteknis yangefektif dalamoperasionalpencegahanmasuk danmenyebarnyaOPTK, pangannabati yangtidak amanserta media lainyangmengancamkelestariansumberdayahayatitumbuhan dankesehatanpangan nabati

Kebijakan teknis operasionalKarantina Tumbuhan danKeamanan Hayati nabatiyangdihasilkan/disempurnakandan dapat diimplementasikan1. Kajian Teknis tentang

Tatacara Tindakan KTterhadap MP OPTK NonBenih untuk Pameran /Konferensi / Eksibisi;

2. Manual TeknisPerlakuan Irradiasi;

3. Tatacara Tindakan KTTerhadap Benih YangDimasukan Dari LN DiWilayah RI;

4. Penyusunan PersyaratanTeknis Pemasukan BenihKe Wilayah RI;

5. Kajian Teknis tentangTatacara PengawasanTerhadap Benda Lain;

6. Kajian TeknisPengawasan PRG diTempat Pemasukan danPengeluaran;

1

1

1

1

1

1

6

1

1

1

1

1

1

100

100

100

100

100

100

100

Jumlah Anggaran semula Tahun 2012 : Rp. 10.638.740.000,-Jumlah Realisasi Keuangan Tahun 2012 : 91,37 %