ikhtisar eksekutif - :: sakip kementerian pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip pusat kt...

46
1 IKHTISAR EKSEKUTIF Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon II Lingkup Badan Karantina Pertanian, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati. Pelaksanaan tugas ini diuraikan pada tugas pokok dan fungsi bidang-bidang yang mengelola untuk melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi perkarantinaan tumbuhan benih, non benih dan pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), invasive alien species (IAS), agens hayati (AH), produk rekayasa genetika (PRG), benda lain (BL) serta media pembawa lain (MBL) melalui kegiatan operasional perkarantinaan tumbuhan impor, ekspor serta antar area yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran. Untuk pencapaian kegiatan yang telah ditentukan secara terencana dalam suatu Rencana Stratejik jangka menengah 2010-2014 yang memuat rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerjanya sebagai kontrak kinerja serta Pertanggungjawabannya untuk setiap tahun pelaksanaannya. Dalam Renstra 2010- 2014, Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menetapkan beberapa kegiatan sebagimana tertuang dalam perjanjian kontrak kerjanya setiap tahun yang harus dicapai. Pencapaian kinerja tersebut sebagaimana telah ditargetkan sebagai bagian dari Renstra Badan Karantina Pertanian, yang selanjutnya diharapkan dapat mendukung dalam pelaksanan Program Pembangunan Kementerian Pertanian. Penyelenggaraan perkarantinaan tumbuhan baik terhadap media pembawa yang tergolong benih maupun non benih dalam kurun 2010-2014 ditandai dengan penguatan pelaksanaan operasional karantina tumbuhan sebagai amanah yang telah tertuang dalam Undang Undang No.16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 2002 melalui beberapa kajian teknis untuk melahirkan berbagai pengaturan yang terkait dengan kebijakan perkarantinaan tumbuhan antara lain penyempurnaan berbagai peraturan seperti revisi Daftar Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT), Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan tertentu oleh pihak ketiga, Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan diluar tempat pemasukan dan pengeluaran, Pedoman

Upload: leminh

Post on 07-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

1

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu

Unit Kerja Eselon II Lingkup Badan Karantina Pertanian, mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati. Pelaksanaan tugas ini

diuraikan pada tugas pokok dan fungsi bidang-bidang yang mengelola untuk

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi perkarantinaan tumbuhan benih, non benih dan

pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), invasive alien

species (IAS), agens hayati (AH), produk rekayasa genetika (PRG), benda lain (BL)

serta media pembawa lain (MBL) melalui kegiatan operasional perkarantinaan

tumbuhan impor, ekspor serta antar area yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana

Teknis Karantina Pertanian di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran.

Untuk pencapaian kegiatan yang telah ditentukan secara terencana dalam

suatu Rencana Stratejik jangka menengah 2010-2014 yang memuat rencana Kinerja

Tahunan dan Penetapan Kinerjanya sebagai kontrak kinerja serta

Pertanggungjawabannya untuk setiap tahun pelaksanaannya. Dalam Renstra 2010-

2014, Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah menetapkan

beberapa kegiatan sebagimana tertuang dalam perjanjian kontrak kerjanya setiap

tahun yang harus dicapai. Pencapaian kinerja tersebut sebagaimana telah

ditargetkan sebagai bagian dari Renstra Badan Karantina Pertanian, yang

selanjutnya diharapkan dapat mendukung dalam pelaksanan Program

Pembangunan Kementerian Pertanian.

Penyelenggaraan perkarantinaan tumbuhan baik terhadap media pembawa

yang tergolong benih maupun non benih dalam kurun 2010-2014 ditandai dengan

penguatan pelaksanaan operasional karantina tumbuhan sebagai amanah yang

telah tertuang dalam Undang Undang No.16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah

No.14 Tahun 2002 melalui beberapa kajian teknis untuk melahirkan berbagai

pengaturan yang terkait dengan kebijakan perkarantinaan tumbuhan antara lain

penyempurnaan berbagai peraturan seperti revisi Daftar Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina (OPTK), Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT),

Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan tertentu oleh pihak ketiga, Pelaksanaan

tindakan karantina tumbuhan diluar tempat pemasukan dan pengeluaran, Pedoman

Page 2: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

2

Pest Free Area, Pedoman Pre-Clearance, Standar Teknis Perlakuan, SOP Sistem

Sertifikasi Komoditas Ekspor serta kebijakan pengaturan lainnya terkait dengan

analisis risiko dan mitigasi risiko OPTK. Secara keseluruhan sampai tahun 2014,

telah dihasilkan sebanyak 41 (empat puluh satu) rumusan kebijakan atau sebesar

151,85 % dari jumlah rumusan kebijakan yang direncanakan dalam Renstra Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Tahun 2010-2014, sebanyak 27

(dua puluh tujuh) rumusan kebijakan.

Penambahan tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan pengawasan

keamanan hayati yang terdiri atas beberapa elemen yakni PSAT, IAS, PRG, AH, BL

dan MBL. Khusus untuk pengawasan Keamanan PSAT yang telah diinisiasi dan

telah mulai diselelenggarakan sejak tahun 2009 sejak ditetapkan melalui Permentan

No. 27 Tahun 2009 jo. No.38 Tahun 2009, penguatan penyelenggaraan

pengawasan KPSAT telah ditingkatkan melalui permentan 88/201. Dalam kurun

waktu tersebut penyelenggaraan pengawasan PSAT diwarnai dengan pelaksanaan

Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi. Untuk mendukung Pelaksanaan

pengawasan PSAT pada tahun 2014 telah diinisiasi Penyusunan Pedoman Analisis

Risiko Keamanan Pangan.

Pengawasan terhadap IAS dan PRG belum dapat dilaksanakan meskipun

telah ada inisiasi untuk melahirkan peraturan yang medukungnya. Sementara untuk

agens hayati tetap berlangsung semestinya meskipun masih berpedoman pada

ketentuan pada SK mentan 411/95. Mengingat semakin berkembangnya

kondisistrategis yang ada, mendorong Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati untuk menyempurnakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.411

Tahun 1995 pada periode penyelengaraan perkarantinaan KT dan KH berikutnya.

Terhadap Media Pembawa Lain, khususnya terhadap sampah di Bandara, telah

dilakukan inisiasi sejak tahun 2013 yang telah melahirkan kebijakan teknis yang

dikolaborasikan dengan penyelenggaraan pengelolaan sampah kebandaraan

melalui Otoritas Bandara. Diharapkan di awal periode berikut dapat berlangsung

secara operasional sehingga upaya yang sama dapat dikembangkan terhadap

pelabuhan laut dan temat pemasukan lainnya. Sebagai penjabaran PP 14 /2002

pada tahun 2014 telah diinisiasi untuk melahirkan kajian teknis terhadap media

pembawa tergolong benda lain khususnya biakan organisme. Jika hal ini dapat

direalisasikan pada periode berikutnya, maka diharapkan akan ditingkatkan lagi

Page 3: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

3

pada elemen lain yang terkandung pada benda lain seperti vektor, tanah, media

tumbuh lainnya.

Page 4: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

4

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Terwujudnya good governance dalam praktik-praktik pemerintahan dan

kenegaraan merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan

kebijakan dalam pelaksanaan pemerintahan akan selalu dikaitkan dengan

konsep tata pemerintahan yang baik dengan 3 (tiga) pilar utamanya, yaitu

Partisipasi, Transparansi dan Akuntabiitas.

Asas Akuntabilitas adalah salah satu azas dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah

diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (Sistem AKIP). Substansi dari Sistem AKIP pada intinya adalah

penyelerasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan orientasi

kepada hasil (result oriented).

Proses penyelerasan ini dilakukan melalui penyusunan suatu Rencana

Stratejik dalam jangka menengah (5 Tahun), Rencana Kinerja Tahunan dan

Penetapan Kinerja yang merupakan kontrak kinerja serta Laporan

Pertanggungjawaban Kinerja setiap tahunnya.

Maksud dan Tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah sebagai wujud

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Dari laporan ini diharapkan dapat

diperoleh suatu kesimpulan pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

serta dapat digunakan sebagai titik tolak dan bahan analisis dalam rangka

meningkatkan kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

ditahun-tahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan fungsi utama

LAKIP yaitu sebagai media pertanggungjawaban dan sebagai alat untuk

meningkatkan kinerja suatu organisasi.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/

2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian menyatakan

bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati sebagai berikut:

Page 5: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

5

2.1. Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsí, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Negara Republik Indonesia jo. Peraturan Presiden R.I Nomor

10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian

Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden R.I Nomor 15 Tahun 2005 serta Peraturan Menteri Pertanian No.

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyatakan bahwa

tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

adalah Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknisperkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

Secara rinci tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati adalah sebagai berikut :

a. Bidang Karantina Tumbuhan Benih mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan benih;

b. Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan

teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan

tumbuhan non benih;

c. Bidang Keamanan Hayati Nabati mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien

species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan

media pembawa lain impor, ekspor serta antar area;

d. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati menyelenggarakan fungsi :

Page 6: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

6

a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan

pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan benih;

b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan

pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan non

benih;

c. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan

pemantauan serta evaluasi di bidang pengawasan pangan segar asal

tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

genetika, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor serta

antar area.

3. Organisasi dan Tata Kerja

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Kepala Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sejak tahun 2011 terdiri dari unsur-

unsur: Bidang Karantina Tumbuhan Benih, Bidang Karantina Tumbuhan Non

Benih dan Bidang Keamanan Hayati Nabati serta Kelompok Jabatan

Fungsional. Secara rinci, struktur organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan KeamananHayati Nabati

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Karantina Tumbuhan dan KeamananHayati Nabati.

PUSAT KARANTINA TUMBUHANDAN KEAMANAN HAYATI NABATI

BIDANGKARANTINA TUMBUHAN

BENIH

BIDANGKARANTINATUMBUHANNON BENIH

BIDANGKEAMANAN HAYATI

NABATI

SUB BIDANGBENIH IMPOR

SUB BIDANGBENIH EKSPOR DAN

ANTAR AREA

SUB BIDANGNON BENIH IMPOR

SUB BIDANGNON BENIH

EKSPOR DANANTAR AREA

SUB BIDANGKEAMANAN HAYATI

NABATI IMPOR

SUB BIDANGKEAMANAN HAYATI

NABATI EKSPOR DANANTAR AREA

KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL

Page 7: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

7

4. Landasan Hukum Pelaksanaan TugasPusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dibentuk

berdasarkan dasar hukum sebagai berikut :

a) Undang Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan

dan Tumbuhan;

b) Undang Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;

c) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Convenction

Keanekaragaman Hayati;

d) Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan;

e) Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu

dan Gizi Pangan;

f) Permentan Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementrian Pertanian.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, pelaksanaan Karantina Tumbuhan bertujuan

untuk:

a. Mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari

luar negeri ke dalam wilayah Negara Repubik Indonesia;

b. Mencegah tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari

suatu area ke area lain dalam wilayah Negara Republik Indonesia;

c. Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan dari wilayah

Negara Republik Indonesia, apabila negara tujuan menghendakinya.

Sedangkan pelaksanaan pengawasan keamanan hayati nabati

termasuk pengawasan keamanan pangan sesuai Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1996 tentang Pangan bertujuan untuk:

a. Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan

gizi bagi kepentingan kesehatan manusia Indonesia;

Page 8: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

8

b. Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; dan

c. Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan

terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kedua Undang-undang tersebut di atas antara lain ditindaklanjuti

dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang

Karantina Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004

tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan yang menjadi dasar dalam

pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati

nabati.

Terkait dengan Pengawasan Jenis Asing Invasive (IAS), saat ini kajian

teknis dan Draft Peraturan Presiden yang telah disusun oleh Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah disampaikan ke Kementerian

Lingkungan Hidup untuk ditindaklanjuti.

Page 9: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

9

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Agar pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati dapat mencapai kinerja yang ditetapkan, diperlukan

Rencana Strategis, yang berguna untuk :

a. Menyusun rencana kinerja (performance plan);

b. Menyusun rencana kerja dan anggaran (workplan and budget);

c. Menyusun penetapan kinerja (performance agreement);

d. Melaksanakan tugas, pelaporan, dan pengendalian kegiatan di lingkungan Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati; dan

e. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati.

1. Visi

Visi adalah gambaran umum masa depan organisasi yang diinginkan

dalam 5 tahun ke depan, sedangkan misi organisasi di bidang pemerintahan

adalah ungkapan dari tugas pokok dan fungsi atau merupakan maksud

dari keberadaan organisasi.

Visi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati :

“Mendukung Badan Karantina Pertanian menjadi Instansi yang Tangguhdan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya AlamHayati Nabati, Keamanan Pangan (Pengawasan Keamanan PSAT) danLingkungan (JENIS ASING INVASIF, PRG, dan Kerusakan Lapisan Ozon)”

Pengertian Tangguh dan Terpercaya adalah sebagai berikut :

Tangguh :

“Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya adalah pewujudan

pertahanan negara di bidang kelestarian sumberdaya alam hayati,

keanekaragaman hayati serta keamanan pangan dan lingkungan. Prinsip

pertahanan dimaksudkan

yaitu tangguh menghadapi serangan dan ancaman OPTK, cemaran kimia

berbahaya, produk rekayasa genetik berbahaya, serta spesies asing invasif.”

Page 10: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

10

Terpercaya :

“Penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati nabati

harus mendapat kepercayaan yang tinggi secara nasional dan internasional.

Kepercayaan akan diperoleh antara lain melalui akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan dibidang perkarantinaan dan keamanan

hayati.”

2. Misi

Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi serta Prioritas

Nasional dan Kebijakan Kementerian Pertanian, dengan Misi Badan

Karantina Pertanian sebagai berikut:

a. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari

serangan penyakit hewan karantina (HPHK) dan Organisme Penganggu

Tumbuhan Karantina (OPTK);

b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan.

c. Menfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

d. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.

Selanjutnya misi Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati adalah sebagai berikut:

a. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati nabati dari ancaman

OPTK/OPTP;

b. Mendukung terwujudnya sistem keamanan pangan yang sehat dan

pengawasan keamanan lingkungan dari ancaman spesies asing invasif

(JENIS ASING INVASIF) dan produk rakayasa genetik serta kerusakan

lapisan ozon.

c. Mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

d. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik perkarantinaan tumbuhan

dan pengawasan keamanan hayati nabati.

Page 11: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

11

3. Tujuan

Visi dan Misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur oleh karena itu perlu

diturunkan/diderivasi menjadi tujuan dan sasaran strategis. Tujuan

merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dalam kurun 5 tahun ke depan.

Sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu melaksanakan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang Karantina Tumbuhan Benih, Non

Benih, serta Pengawasan Keamanan Hayati Nabati, maka tujuan Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dalam tahun 2010-2014

adalah:

Menyiapkan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan danpengawasan keamanan hayati nabati guna meningkatkan efektifitas danefisiensi pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan nasional.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah

yang lebih terukur. Sasaran Strategis Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati terbagi dalam 2 (dua) kelompok utama yaitu

sasaran prioritas misi dan sasaran prioritas pengembangan sumberdaya.

Prioritas misi berorientasi pada proses internal utama yang berkaitan

dengan tugas pokok yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang

undangan, sedangkan prioritas misi berkontribusi langsung pada

pencapaian tugas pokok Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati.

Strategi pengembangan sumberdaya berkaitan dengan dukungan

manajemen yang mendukung langsung pencapaian sasaran prioritas misi.

Strategi pengembangan sumberdaya atau lazim juga disebut ‘capacity

building’ berhubungan dengan perencanaan teknis secara umum, penyediaan

dan pelaksanaan angggaran yang optimal.

Sasaran strategis Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati adalah :

Page 12: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

12

“Kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan pengawasankeamanan hayati nabati yang efektif”

Melalui sasaran strategis tersebut diharapkan dapat meningkatkan

efektifitas pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati dalam rangka mencegah masuk,

tersebar dan keluarnya OPTK/OPTP dan bahan pangan yang tidak

sehat/aman, serta pengawasan jenis asing invasif dan produk rekayasa

genetik.

Indikator kinerja tercapainya sasasan strategis tersebut dapat dilihat

dari jumlah rumusan kebijakan teknis operasional karantina tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati yang dihasilkan/disempurnakan.

Pencapaian Sasaran Strategis tersebut dijabarkan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 1. Rencana Tindak Jangka Menengah Pusat Karantina Tumbuhan danKeamanan Hayati Nabati

No

ProgramKegiatanPrioritas

Sasaran Indikator Target Alokasi Anggaran BaselineKegiatan Priorotas

(Milyar Rp)2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

Pening-katansistemperkaran-tinaantumbuh-an dankeaman-an hayatinabati

Kebijakanteknisoperasio-nalkarantinatumbuhandanpengawa-sankeamananhayatinabatiyangefektif

Jumlahrumusankebijakanteknisoperasio-nalkarantinatumbuh-an danpenga-wasankeaman-an hayatinabatiyangdihasil-kan/di-sempur-nakan

3 6 6 6 6 6,44 8,97 9,00 10,3 10,5

5. Kebijakan dan Program

5.1. Kebijakan

Dalam rangka mencapai misi pusat karantina tumbuhan dan

keamanan hayati nabati, ditetapkan kebijakan utama penyiapan

kebijakan teknis pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati di Pre-Border, At-Border danPost-Border yang ditentukan melalui analisis risiko.

Page 13: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

13

5.2. Program

Kebijakan utama perkarantinaan tumbuhan dan keamanan

hayati nabati diuraikan melalui program utama dan pendukung.

5.2.1. Program Utama

1. Pre-Border

a. Menyusun kebijakan teknis, Pedoman dan Petunjuk

pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan dan keamanan

hayati nabati;

b. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan Pre-Shipment

Inspection dengan negara mitra dagang;

c. Menyusun kebijakan teknis tentang Pengakuan

(Recognition) dan Perjanjian Ekivalensi dengan negara

mitra dagang di bidang perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan

dengan negara mitra dagang;

d. Melakukan verifikasi sistem perkarantinaan tumbuhan

dan keamanan pangan dengan negara mitra dagang;

e. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi

terkait dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi

kebijakan perkarantinaan tumbuhan dan keamanan

hayati nabati;

2. At-Border

a. Menyusun kebijakan teknis operasional perkarantinaan

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati di

tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran;

b. Menyusun kebijakan teknik dan metode pelaksanaan

tindakan karantina tumbuhan dan pengawasan

keamanan hayati nabati;

c. Menyusun SOP umum pelaksanaan pelayanan karantina

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati;

Page 14: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

14

d. Menyusun kebijakan janji layanan (Service Level

Arangement) dan sistem penjaluran media pembawa

OPTP/OPTK berdasarkan analisis resiko OPTP/OPTK;

e. Menyusun kebijakan teknis instalasi karantina tumbuhan;

f. Menyusun kebijakan teknis laboratorium perkarantinaan

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.

3. Post-Border

a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan kawasan

karantina tumbuhan;

b. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan sistem

peringatan dini (early warning systems);

c. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemantauan

dan monitoring daerah sebar OPT/OPTP/OPTK;

d. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan program

eradikasi (eradication program) OPTP/OPTK dengan

melibatkan instansi terkait;

e. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan tindakan

pengasingan dan pengamatan;

f. Menyusun kebijakan teknis mekanisme pelaporan

adanya OPT/OPTK (Pest Reporting);

g. Menyusun Kajian Teknis Pedoman Karantina Pasca

Masuk (Post Entry Quarantine);

h. Melakukan koordinasi dengan lembaga penelitian dan

perguruan tinggi di bidang perkarantinaan tumbuhan dan

pengawasan keamanan hayati nabati.

5.2.2. Program Pendukung

Dalam rangka akselerasi ekspor media pembawa maka

dilakukan program pendukung sebagai berikut:

a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan In-line Inspection;

Page 15: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

15

b. Menyiapkan infomasi teknis persyaratan SPS negara tujuan;

c. Menyiapkan kebijakan teknis instalasi karantina tumbuhan;

d. Menyiapkan kebijakan teknis tindakan perlakuan karantina

tumbuhan;

e. Menyiapkan kebijakan teknis implementasi sistem skim

audit;

f. Menyusun kebijakan teknis dalam rangka pertukaran

informasi teknis prosedur NPPO dengan negara mitra

dagang.

6. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja antara Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati dengan Kepala Badan Karantina Pertanian yang

akan dicapai berdasarkan anggaran yang telah disetujui pada Tahun 2014

adalah :

1. Penyempurnaan Kepmentan No.3237/2009;

2. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Kesehatan Oleh Pihak

Ketiga:

3. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Pre-

Border di Negara Asal (Pre-Clearance);

4. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sertifikasi Fitosanitari

Komoditas Unggulan;

5. Pedoman Analisa Risiko Keamanan Pangan;

6. Kajian Teknis Tentang Tatacara Tindakan Karantina Terhadap

Pemasukan dan Pengeluaran Benda Lain.

Page 16: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

16

III. AKUNTABILITAS KINERJA

1. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja kegiatan di lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati Tahun 2014 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing sasaran

dengan indikator kinerja. Selain itu, dilakukan juga dengan membandingkan

antara target yang telah dicapai sampai tahun 2014 dengan target yang

direncanakan sampai tahun 2015.

Keberhasilan dan ketidakberhasilan setiap sasaran ditentukan dengan

persentase pencapaian target yang telah ditetapkan, dengan kisaran sebagai

berikut :

A. Sangat Baik : 96 -100 %

B. Baik : 76 - 95 %

C. Cukup : 61 - 75 %

D. Kurang : 60 %

Pusat Karantina Tumbuhan telah berhasil mencapai 6 (enam) target

Penetapan Kinerja tahun 2014 berupa Rumusan Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Tumbuhan sebagai berikut :

1. Penyempurnaan Kepmentan No.3237/2009;

2. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Kesehatan Oleh Pihak

Ketiga;

3. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Pre-

Border di Negara Asal (Pre-Clearance);

4. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sertifikasi Fitosanitari

Komoditas Unggulan;

5. Pedoman Analisa Risiko Keamanan Pangan;

6. Kajian Teknis Tentang Tatacara Tindakan Karantina Terhadap

Pemasukan dan Pengeluaran Benda Lain.

Page 17: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

17

Hasil pengukuran kinerja terhadap 6 (enam) target Penetapan Kinerja

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Tahun 2014

dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kinerja Tahunan

No SasaranStrategis

Indikator kinerja Target(Dokumen)

Realisasi(Dokumen)

%

1 Kebijakanteknis yangefektif dalamoperasionalpencegahanmasuk danmenyebarnyaOPTK,pangan nabatiyang tidakaman sertamedia lainyangmengancamkelestariansumberdayahayatitumbuhan dankesehatanpangan nabati

Kebijakan teknisoperasional KarantinaTumbuhan danKeamanan Hayati nabatiyangdihasilkan/disempurnakandan dapatdiimplementasikan1. Penyempurnaan

KepmentanNo.3237/2009

2. Pedoman PelaksanaanTindakan PemeriksaanKesehatan MediaPembawa OPTK OlehPihak Ketiga

3. Penyusunan PedomanPelaksanaan KarantinaTumbuhan Pre-borderdi Negara Asal (Pre-Clearance)

4. Penysunan StandarOperasional Prosedur(SOP) SertifikasiFitosanitari KomoditasUnggulan

5. Kajian TatacaraTindakan KarantinaTumbuhan TerhadapPemasukan danPengeluaran BendaLain

6. Pedoman AnalisaRisiko KeamananPangan

6Kebijakandengankualitas

baik

87,5

87,5

87,5

87,5

87,5

87,5

100

100

100

100

100

100

75

75

75

75

75

75

Keterangan:Nilai KisaranA. Sangat baik = 96 - 100 %B. Baik = 76 - 95 %C. Cukup = 61 - 75 %

Page 18: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

18

D. Kurang = 60 %

Bobot penilaian:Perumusan kebijakan sudah ditanda tangani = 100Perumusan kebijakan baru nota dinas ka Badan = 75Perumusan kebijakan belum slesai atau belum nota dinas = 50

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kinerja 5 (Lima) Tahun

Tujuan Sasaran Indikatorkinerja

Realisasi Kinerja pada tahun ke-2010 2011 2012 2013 2014

Menyiapkankebijakanteknisperkarantinaan tumbuhandanpengawasankeamananhayati nabatigunameningkatkan efektifitasdan efisiensipelaksanaanperkarantinaan tumbuhannasional

Kebijakanteknisoperasionalkarantinatumbuhandanpengawasankeamananhayati nabatiyang efektif

JumlahrumusanKebijakanteknisoperasionalKarantinaTumbuhandanKeamananHayati nabatiyangdihasilkan/ di-sempurnakandan dapat di-implementasi-kan

13 10 6 6 6

2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Rumusan Kebijakan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan

Pengawasan Keamanan Hayati Nabati yang telah berhasil dicapai oleh Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati TA. 2014 diuraikan

sebagai berikut :

2.1. Penyempurnaan Kepmentan No. 3237/2009

Dalam Pasal 76 PP No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan dicantumkan bahwa (1) untuk setiap tindakan karantina

tumbuhan diterbitkan dokumen tindakan karantina tumbuhan oleh

Petugas Karantina Tumbuhan, (2) Dokumen Tindakan Karantina

Tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, wajib segera

disampaikan kepada Pemilik dan/atau pihak lain yang berkepentingan,

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang jenis, bentuk dan tatacara penerbitan

Page 19: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

19

dokumen tindakan karantina tumbuhan ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Pertanian.

Bentuk dan Jenis Dokumen Karantina Tumbuhan telah

ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian. Dalam

perkembangannya, Keputusan Menteri Pertanian tentang Bentuk dan

Jenis Dokumen Karantina Tumbuhan telah mengalami beberapa kali

revisi/penyempurnaan. Revisi terakhir tentang Bentuk dan Jenis

Dokumen Tindakan Karantina Tumbuhan telah ditetapkan melalui

Keputusan Menteri Pertanian No. 3237/2009.

Kegiatan Penyempurnaan Permentan No. 3237/2009

didasarkan atas hasil monitoring dan evaluasi penggunaan dokumen

tindakan karantina tumbuhan di UPT Karantina Pertanian. Dari hasil

monitoring dan evaluasi tersebut ditemukan beberapa permasalahan

antara lain :

- Masih terdapat beberapa perbedaan penggunaan dokumen

karantina tumbuhan di UPT Karantina Pertanian untuk tindakan

karantina tumbuhan;

- Perlu perubahan redaksi pada beberapa dokumen;

- Masih terdapat tindakan yang belum difasilitasi dalam Kepmentan

no. 3237/2009 dan sekaligus masih diperlukan penyederhaan

terhadap bentuk dan jenis dokumen tindakan karantina tumbuhan

yang telah ditetapkan.

Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan

Penyempurnaan Kepmentan No. 3237/2009 adalah sebesar Rp.

420.150.000,- dan realisasi penyerapan anggarannya sebesar Rp.

371.924.000,- (88,50%)

2.1.1. Capaian Kinerja

Kegiatan Penyempurnaan Kepmentan No. 3237/2009

dilaksanakan dalam bentuk rapat pembahasan dan workshop

dengan melibatkan pejabat fungsional lingkup Badan Karantina

Pertanian, baik di Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Page 20: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

20

Hayati Nabati dan Unit Pelaksna Teknis Karantina Pertanian.

Fokus utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk

menyempurnakan bentuk dan jenis dokumen karantina

tumbuhan yang tercantum dalam Kepmentan No.3237/2009.

Hasil penyempurnaan kepmentan tersebut adalah :

- Secara umum penyempurnaan Kepmentan No. 3237/2009

dilakukan terhadap penandatanganan dokumen, dasar

hukum dan revisi beberapa judul dan substansi dalam

dokumen;

- Melengkapi atau memperjelas petunjuk pengisian dalam

Pedoman Penggunnaan Dokume Tindakan Karantina

tumbuhan sebagai Lampiran II Keputusan Menteri

Pertanian, menyesuaikan dengan perubahan substansi

dalam dokumen dan disertai dengan contoh;

- Telah disusun dokumen tambahan untuk memfasilitasi

laporan hasil pengambilan sampel dan laporan hasil

pengawasan lalulintas media pembawa tanpa pemilik.

2.1.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan Penyempurnaan Kepmentan No.

3237/2009 dinilai tidak menemui kendala yang berarti dan

output yang diharapkan dapat dihasilkan. Untuk pelaksanaanya

mengalami perubahan waktu dari jadwal yang telah ditetapkan

sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peserta/tim yang terlibat

dalam kegiatan ini mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang

bersamaan.

Setelah kegiatan selesai, kebijakan Penyempurnaan

Kepmentan No.3237/2009 disampaikan oleh Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat

Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas,

melalui Memo Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati pada bulan Desember 2014 untuk

diproses lebih lanjut.

Page 21: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

21

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan

Penempurnaan Kepmentan No.3237/2009 yang telah

disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian,

maka kebijakan tentang Penyempurnaan Kepmentan No.

3237/2009 telah berhasil dicapai.

2.1.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja

untuk Penetapan Kinerja tahun 2014 adalah “Kebijakan teknis

operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati

yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan”.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menetapkan Penyempurnaan Kepmentan No. 3237/2009

sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai

dengan indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan

Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui

pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan kebijakan.

Kebijakan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan

Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya

melalui Nota Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati tanggal 4 November 2014.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan

Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan

Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya

dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan

tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai kriteria dapat

berimplementasi, pengumpulan dan/atau pembahasan bahan

kajian senantiasa mengupayakan solusi permasalahan yang

sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan

melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal

beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah

Page 22: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

22

merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan

dengan kebijakan yang akan dihasilkan

2.2. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Kesehatan MediaPembawa OPTK Oleh Pihak Ketiga

Tindakan Pemeriksaan Kesehatan Media Pembawa OPTK (MP

OPTK) merupakan bagian dari tindakan pemeriksaan MP OPTK yang

menjadi tanggung jawan dan wewenang petugas karantina tumbuhan

(POPT). Dengan tanggung jawab dan kewenangan tersebut, maka

tindakan pemeriksaan kesehatan MP OPTK seharusnya dilaksanakan

di laboratorium karantina tumbuhan.

Namun demikian, berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku menyatakan bahwa sebagian tindakan karantina

tumbuhan dapat dilaksanakan oleh instansilain selaku pihak ketiga,

khususnya tindakan pemeriksaan kesehatan MP OPTK negara tujuan

yang akan dikeluarkan dari dalam wilayah negara RI.

Dalam pelaksanaannya, pengaturan pelimpahan kewenangan

belum diatur secara menyeluruh dan masih terbatas pada persyaratan

registrasi, prosedur registrasi, audit surveilen dan audit investigasi,

tindakan perbaikan, pembekuan serta perpanjangan registrasi.

Sedangkan pedoman yang menjelaskan tentang prosedur pengujian

kesehatan benih berikut metode yang digunakan secara khusus belum

diatur, sehingga terdapat kecenderungan bahwa pelaksanaan

pengujian kesehatan benih yang dilakukan oleh Pihak Ketiga belum

seragam.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diatas,

maka Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

menyelenggarakan kegiatan Penyusunan Pedoman Pelaksanaan

Tindakan Pemeriksaan Kesehatan Media Pembawa OPTK Oleh Pihak

Ketiga.

Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan

Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan

Page 23: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

23

Kesehatan MP OPTK adalah sebesar Rp. 245.616.000,- dan realisasi

penyerapan anggarannya sebesar Rp. 183.852.500,- (74,80%)

2.2.1. Capaian Kinerja

Kegiatan Penyempurnaan kebijakan klasifikasi

laboratorium karantina tumbuhan dilaksanakan dalam bentuk

pembahasan dan workshop dengan melibatkan pejabat

fungsional lingkup Badan Karantina Pertanian, baik di Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dan Unit

Pelaksna Teknis Karantina Pertanian. Fokus utama dari

pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menyeragamkan

tindakan pemeriksaan kesehatan MP OPTK yang dilakukan oleh

Pihak Ketiga.

Dari hasil pembahasan dan workshop telah ditetapkan

beberapa hal, yaitu :

- Secara umum pedoman ini mengatur tentang pemeriksaan

kesehatan media pembawa OPTK, rekaman/dokumentasi

hasil pemeriksaan kesehatan dan penerbitan Phytosanitary

Certificate (PC)

- Pemeriksaan kesehatan media pembawa OPTK

dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori yaitu pemeriksaan

langsung dan pemeriksaan tidak langsung

- Penentuan metode pemeriksaan kesehatan yang akan

digunakan pada umumnya ditentukan berdasarkan kelompok

OPTK yang akan diuji/diidentifikasi dan jenis media pembawa

(OPTK Kelompok Serangga, Tungau, Gulma, Nematoda,

Cendawan, Bakteri, Fitoplasma dan Virus)

- Peneritan Phytosanitary Certificate (PC) terhadap tindakan

pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak ketiga, dilaksanakan

setelah petugas karantina tumbuhan melakukan pemeriksaan

identitas yang menyatakan bahwa media pembawa yang

akan dikirim adalah benar, jenis dan jumlahnya serta bebas

dari OPT sasaran.

Page 24: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

24

2.2.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pedoman

Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Kesehatan Media

Pembawa OPTK Oleh Pihak Ketiga dinilai tidak menemui

kendala yang berarti dan output yang diharapkan dapat

dihasilkan. Untuk pelaksanaanya mengalami perubahan waktu

dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini

disebabkan karena peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini

mengikuti kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan.

Setelah kegiatan selesai, Pedoman Pelaksanaan

Tindakan Pemeriksaan Kesehatan Media Pembawa OPTK Oleh

Pihak Ketiga disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Nota dinas

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati pada bulan Desember 2014 untuk diproses lebih lanjut.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan

Penyusunan Pedoman Tindakan Pemeriksaan Kesehatan

Media Pembawa OPTK Oleh Pihak Ketiga yang telah

disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian,

maka kebijakan tentang Pedoman Pelaksanaan Tindakan

Pemeriksaan Kesehatan Media Pembawa OPTK Oleh Pihak

Ketiga telah berhasil dicapai.

2.2.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja

untuk Penetapan Kinerja tahun 2014 adalah “Kebijakan teknis

operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati

yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan”.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menetapkan Pedoman Pelaksanaan Tindakan

Pemeriksaan Kesehatan Media Pembawa OPTK Oleh Pihak

Page 25: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

25

Ketiga sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja.

Sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan

Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan

Keamanan Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya

melalui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan

kebijakan. Kebijakan tersebut telah disampaikan kepada

Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti

proses penetapannya melalui Nota Dinas Kepala Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan

Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan

Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya

dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan

tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencapai kriteria dapat

berimplementasi, pengumpulan dan/atau pembahasan bahan

kajian senantiasa mengupayakan solusi permasalahan yang

sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan

melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal

beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah

merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan

dengan kebijakan yang akan dihasilkan

2.3. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Karantina Tumbuhan Pre-Border di Negara Asal (Pre-Clearance)

Upaya pencegahan terhadap masuk dan tersebarnya OPTK ke

dalam Wilayah Negara Republik Indonesia merupakan amanat Undang

Undang Nomor 16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 2002. Pemasukan komoditas pertanian sebagai media

pembawa OPTK, yang terjadi pada era perdagangan bebas saat ini,

telah meningkatkan risiko terhadap masuk dan tersebarnya organisme

pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) ke dalam wilayah negara

Republik Indonesia.

Page 26: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

26

Dalam rangka meningkatkan pencegahan terhadap risiko masuk

dan tersebarnya OPTK, tindakan karantina dapat dilaksanakan di

negara asal (pre border), di tempat pemasukan dan pengeluaran (at

border), dan setelah melalui tempat pemasukan (post border). Untuk

memperkecil risiko dari adanya importasi komoditas pertanian dan

untuk meningkatkan kelancaran pelayanan di tempat-tempat

pemasukan diperlukan suatu penguatan pelaksanaan karantina

tumbuhan pre-border melalui pelaksanaan penilaian atau asesmen

komoditas impor secara komprehensif di negara asal. Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu unit

eselon II Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas melakukan

kajian akademis sebagai bahan dalam menyusun kebijakan

pelaksanaan pre-clearance.

Berkaitan dengan tugas dan fungsi tersebut, maka Pusat

Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati melalui Daftar Isian

Pelaksana Anggaran (DIPA) Badan Karantina Pertanian tahun 2014

menyelenggarakan kegiatan yaitu Penyusunan Pedoman Pelaksanaan

Karantina Tumbuhan Pre-border di Negara Asal (Pre-clearance). Total

anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut

adalah sebesar Rp. 305.592.000,- dengan realisasi penyerapan

anggarannya sebesar Rp. 303.579.500 (99,00%). Hal ini karena ada

penghematan dalam penggunaan anggaran untuk akomodasi dan

konsumsi.

2.3.1. Capaian Kinerja

Pre-clearance merupakan penilaian kesesuaian

(compliance) sistem fitosanitari negara asal terhadap

persyaratan yang ditetapkan negara pengimpor. Aktivitas

program pre-clearance mencakup penilaian penerapan sistem

sertifikasi fitosanitari terhadap komoditas yang akan diekspor,

antara lain: penerapan Good Agriculture Practices (GAP),

kondisi area produksi, penerapan pengendalian hama terpadu

(Intergrated Pest Management, IPM), program surveillance,

status Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), pengujian

Page 27: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

27

laboratorium, penanganan pasca panen (Good Handling

Practices), metode perlakuan, transportasi, dan pencatatan.

Pre-clearance dipandang lebih efektif dalam upaya mitigasi

risiko OPTK dan lebih efisiensi dari segi biaya, waktu, dan

Sumber Daya Manusia (SDM).

Output kegiatan ini adalah 1 (satu) dokumen naskah hasil

kajian teknis pelaksanaan pre-clearance sebagai upaya untuk

mendukung penyelenggaraan perkarantinaan yang efektif dan

efisien. Kajian teknis ini mencakup dasar pelaksanaan dan

persyaratan pre-clearance, prosedur pelaksanaan, konsekuensi

dan kaji ulang penerapan pre-clearance. Hasil yang diperoleh

melalui kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai pedoman

bagi petugas karantina tumbuhan dalam melaksanakan

tindakan karantina tumbuhan pre-border di negara asal.

Sebagai tindaklanjut dari hasil kegiatan agar pedoman tersebut

memiliki kekuatan hukum formal untuk diimplementasikan,

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati telah menyampaikan Memo Dinas beserta hasil kajian

yaitu Pedoman Pelaksanaan Karantina Tumbuhan Pre-border di

Negara Asal (Pre-clearance) kepada Sekretaris Badan

Karantina Pertanian tertanggal 8 April 2014.

2.3.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Kegiatan Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Karantina

Tumbuhan Pre-border di Negara Asal (Pre-clearance) dapat

dilaksanakan sesuai dengan rencana dan jadwal waktu yang

telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi penyusunan

bahan kajian, pembahasan terhadap kajian yang telah disusun

dengan melibatkan narasumber, dilanjutkan dengan workshop

yang diikuti oleh seluruh peserta kegiatan untuk mendapatkan

masukan dalam menyempurnakan pedoman tersebut.

Hasil dari seluruh tahapan kegiatan tersebut berupa

naskah kajian atau dokumen Pedoman Pelaksanaan Karantina

Page 28: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

28

Tumbuhan Pre-border di Negara Asal (Pre-clearance) yang

selanjutnya diserahkan ke Sekretariat Badan untuk

ditindaklanjuti oleh Bagian Hukum dan Humas, sehingga

pedoman tersebut memiliki kekuatan hukum untuk

diimplementasikan oleh semua pihak yang terkait ataupun

stake-holder di lapangan. Dengan demikian Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati dalam menyusun kebijakan

tentang Pedoman Pelaksanaan Karantina Tumbuhan Pre-

border di Negara Asal (Pre-clearance) telah berhasil dicapai.

Hambatan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja

tersebut, peserta yang hadir dalam pelaksanaan kegiatan sudah

melibatkan perwakilan dari UPT Karantina Pertanian yang

diharapkan memberikan masukan masih belum maksimal,

walaupun jumlah peserta yang hadir sudah sesuai dengan

alokasi anggaran yang direncanakan. Hal ini perlu mendapat

perhatian semua pihak yang terlibat sehingga masa yang akan

datang, peserta kegiatan dapat memberikan kontribusi yang

lebih baik terhadap hasil kegiatan yang dilaksanakan.

2.3.3. Analisis Capaian Kinerja

Penyusunan kebijakan tentang Pedoman Pelaksanaan

Karantina Tumbuhan Pre-border di Negara Asal (Pre-clearance)

merupakan kegiatan yang ditetapkan Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu

dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang

telah ditetapkan, Kebijakan Teknis Operasional Karantina

Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati telah

berhasil dicapai. Pencapaian dalam Penetapan Kinerja tersebut,

salah satunya melalui pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan

penyusunan kebijakan Pedoman Pelaksanaan Karantina

Tumbuhan Pre-border di Negara Asal (Pre-clearance) yang

telah disampaikan kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya sebagai

Page 29: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

29

suatu kebijakan yang memiliki kekuatan hukum dalam

implementasinya.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan tersebut,

Pedoman Pelaksanaan Karantina Tumbuhan Pre-border di

Negara Asal (Pre-clearance) yang telah dihasilkan perlu segera

ditetapkan dengan suatu keputusan sebagai Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan

Hayati Nabati, khusunya terkait dengan pelaksanaan tindakan

karantina di negara asal (Pre-clearance). Selanjutnya

disosialisasikan ke seluruh UPT Karantina Pertanian dan semua

pihak yang terkait, sehingga kebijakan yang diihasilkan dapat

dilaksanakan. Dengan demikian diharapkan pedoman tersebut

dapat memperlancar dalam operasional perkarantinaan

tumbuhan khususnya terkait dengan pelayanan terhadap

komoditas impor, sebagai upaya dalam meningkatkan efektifitas

cegah-tangkal terhadap terintroduksinya Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari komoditas impor

ke Indonesia.

2.4. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) SertifikasiFitosanitari Komoditas Unggulan

Kegiatan ini terdapat perubahan yang semula kebijakan sistem

sertifikasi ekspor terhadap komoditas ekspor strategis menjadi

penyusunan standar operasional prosedur (SOP) sertifikasi fitosanitari

komoditas unggulan dengan pertimbangan bahwa kebutuhan di UPT

dalam melakukan pelayanan karantina tumbuhan untuk saat ini adalah

SOP sebagai acuan dalam memberikan pelayanan terhadap

komoditas unggulan. Pelayanan sertifikasi tersebut melalui penerbitan

sertifikasi karantina tumbuhan (Phytosanitary Certificate, PC) terhadap

komoditas unggulan yang dilakukan oleh UPT diharapkan dapat

mendukung pemerintah dalam upaya peningkatan daya saing ekpsor

komoditas unggulan Indonesia.

Oleh karena itu, Badan Karantina Pertanian sebagai focal point

NPPO Indonesia perlu memiliki standar operasional prosedur (SOP)

Page 30: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

30

sertifikasi ekspor komoditas pertanian untuk komoditas unggulan. SOP

ini diperlukan sebagai acuan bagi Petugas Karantina Tumbuhan di

UPT dalam melakukan sertifikasi terhadap komoditas yang akan

diekspor, sehingga proses pelaksanaan sertifikasi dapat dilakukan

secara seragam, kredibel, tertelusur dan acceptable.

Berdasarkan hal tersebut, Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati pada tahun 2014 melaksanakan kegiatan

untuk menyusun standar operasional prosedur (SOP) sertifikasi ekspor

berdasarkan komoditas dan untuk tahun ini adalah buah Salak dan

Manggis serta PKE sesuai dengan perkembangan kebutuhan dalam

mengakselerasi ekspor komoditas tersebut. Pelaksanaan kegiatan ini

tertuang dalam Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Badan

Karantina Pertanian tahun 2014 dengan total anggaran yang

dialokasikan adalah sebesar Rp. 107.160.000 yang telah dapat

direalisasikan seluruhnya 100%, yaitu sebesar Rp. 107.160.000,--

2.4.1. Capaian Kinerja

Kegiatan Penyusunan Standar Operasional Prosedur

(SOP) Sertifikasi Fitosanitari Komoditas Unggulan yang untuk

tahun ini adalah buah Salak dan Manggis serta PKE, sesuai

dengan perkembangan kebutuhan dalam mengakselerasi

ekspor komoditas tersebut. Dengan adanya SOP ini diharapkan

dalam pelaksanaan sistem sertifikasi ekspor dapat lebih

kredibel, tertelusur dan acceptable. Hal ini sejalan dengan

ketentuan dalam Artikel IV IPPC yang mengamanatkan bahwa

negara anggota wajib membuat aturan Phytosanitary

Certification untuk menjamin bahwa tanaman, hasil tanaman,

media pembawa yang diatur lainnya dan barang kiriman sesuai

dengan yang tertuang dalam sertifikat dengan merujuk kepada

International Standard for Phytosanitary Meausres (ISPM)

nomor 7 (Phytosanitary Certification System) dan ISPM Nomor

12 (Phytosanitary Certificates).

Output kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut di atas

adalah berupa naskah kajian Standar Operasional Prosedur

Page 31: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

31

(SOP) Sertifikasi Fitosanitari Komoditas Unggulan yang terdiri

atas : a) Pedoman Sertifikasi Fitosanitari Buah Salak Tujuan

China (1 dokumen) dengan ruang lingkup meliputi langkah-

langkah dalam penerapan pemenuhan persyaratan fitosanitari

dalam protokol ekspor buah salak ke China, serta pembagian

tugas dan kewenangan semua pihak yang terkait dalam ekspor

buah salak; b) Pedoman Sertifikasi Fitosanitari Palm Kernel

Expeller (PKE) Tujuan New Zealand (1 dokumen), sebagai

acuan dalam penerapan sistem sertifikasi fitosanitari yang

berbasis in-line inspection dalam pengelolaan risiko dengan

penerapan mitigasi risiko terbawanya organisme pengganggu

tumbuhan dan kontaminasi cemaran berbahaya mulai dari

tempat produksi sampai pengiriman dengan melibatkan para

pihak yang terkait; dan c) Pedoman Sertifikasi Fitosanitari Buah

Manggis Tujuan Australia, sebagai acuan dalam penerapan

sistem sertifikasi fitosanitari terhadap buah manggis untuk

memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh negara

tujuan Australia.

Saat ini, naskah kajian berupa pedoman tersebut di atas

sudah disampaikan kepada Sekretaris Badan Karantina oleh

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan melalui Nota Dinas

tertanggal 25 Nopember 2014 untuk dapat segera ditetapkan

oleh Kepala Badan Karantina Pertanian. Dengan adanya

penetapan ini, diharapkan pedoman tersebut dapat memiliki

kekuatan hukum dalam penerapannya oleh seluruh UPT

Karantina Pertanian dan semua pihak yang terkait.

2.4.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Dengan telah tersusunnya SOP Sertifikasi Fitosanitari

Komoditas Unggulan yang meliputi : Pedoman Sertifikasi

Fitosanitari Buah Salak Tujuan China, Pedoman Sertifikasi

Page 32: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

32

Fitosanitari Palm Kernel Expeller (PKE) Tujuan New Zealand

dan Pedoman Sertifikasi Fitosanitari Buah Manggis Tujuan

Australia, diharapkan dapat menjadi pedoman dalam penerbitan

sertifikat, sehingga sertifikat yang diterbitkan benar-benar dapat

menjamin bahwa komoditas yang dikirim telah mememuhi

persyaratan negara tujuan.

Dengan penerapan SOP tersebut dalam penerbitan

sertifikat kesehatan (Phytosanitary Certificate) yang

dilaksanakan oleh UPT Karantina Pertanian di tempat

pengeluaran, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan

negara mitra dagang Indonesia yang pada akhirnya dapat

meningkatkan daya saing ekspor komoditas unggulan

Indonesia. Hal ini sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai

dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian oleh

Kementerian Pertanian. Dengan demikian Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati dalam menyusun kebijakan

tersebut telah tercapai dan sejalan dengan arah kebijakan

program pembangunan pertanian yang ditetapkan.

Hambatan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja

tersebut, bahwa semua pedoman tersebut dapat dilaksanakan

apabila setelah memiliki kekuatan hukum, oleh karena itu harus

segera ditetapkan Badan Karantina Pertanian sebagai acuan

bagi seluruh UPT Karantina Pertanian dan semua pihak yang

terkait. Selanjutnya pedoman yang telah ditetapkan tersebut

masih perlu disosialisasikan ke semua pihak, sehingga dalam

pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan

yang diharapkan.

2.4.3. Analisis Capaian Kinerja

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Sertifikasi Fitosanitari Komoditas Unggulan yang telah berhasil

dicapai adalah untuk buah Salak dan Manggis serta PKE,

Page 33: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

33

merupakan kegiatan yang ditetapkan Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai salah satu

dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Pencapaian dalam Penetapan

Kinerja tersebut dapat bermanfaat setelah ditindaklanjuti proses

penetapannya sebagai suatu kebijakan yang memiliki kekuatan

hukum, sehingga dapat diimplementasikan oleh UPT Karantina

Pertanian dan semua pihak yang terkait.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan tersebut,

Pedoman yang dihasilkan harus segera ditetapkan dengan

suatu keputusan sebagai Kebijakan Teknis Operasional

Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati

Nabati yang dapat diimplementasikan dalam operasional

perkarantinaan tumbuhan, khususnya dalam pelayanan

sertifikasi untuk komoditas ekspor. Hal ini sebagai upaya untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan dalam menyusun SOP

tersebut sebagai pedoman bagi semua pihak dalam

meningkatkan kredibilitas dari sertifikasi fitosanitari yang

diberikan terhadap komoditas ekspor buah Salak, Manggis dan

PKE sesua dengan persyaratan negara tujuan.

2.5. Pedoman Analisa Risiko Keamanan Pangan

Program pengawasan dan monitoring merupakan hal utama

dalam penerapan system kebijakan keamanan pangan. Perpindahan

dari konsep keamanan pangan dari reaktif menjadi preventif telah

membawa pemerintah diseluruh dunia untuk bergerak kearah

pendekatan berbasis risiko dalam melakukan pengawasan pangan dan

membutuhkan seluruh pelaksana yang terlibat dalam rantai pangan

untuk berbagi tanggung jawab dalam menjamin keamanan pangan.

Perpindahan dari pendekatan reaktif menjadi preventif pada risiko

keamanan pangan merupakan subjek dari suatu konsensus

internasional. Pendekatan ini mempersyaratkan petugas untuk

memiliki ketrampilan untuk menganalisa proses dan mengkaji relevasi

dan efisiensi cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan

Page 34: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

34

keamanan pangan, dibandingkan hanya menguji keseuaian dengan

ketentuan yang dipersyaratkan

Didalam mekanisme pengawasan keamanan pangan

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 88 tahun 2011, kegiatan

pemeriksaan difokuskan pada pengambilan contoh dan pengujian

produk akhir untuk menentukan kesesuaiannya dengan regulasi. Saat

pemeriksaan umumnya fokus pada penjaminan kepatuhan pelaku

usaha dengan persyaratan regulasi, sedangkan program monitoring

ditujukan pada suatu pengumpulan informasi secara sistematik

mengenai keamanan pangan pada konteks tertentu, sehingga dapat

menyediakan suatu gambaran tentang situasi yang ada. Penetapan

peraturan tersebut belum sepenuhnya didasari pada analisa risiko

karena masih terbatasnya informasi dan data mengenai keamanan

pangan di Indonesia. Sesuai aturan internasional keamanan pangan

internasional yaitu Codex Alimentarius Commission, suatu Negara

diperbolehkan untuk menetapkan suatu kebijakan dalam rangka

melindungi kesehatan masyarakat dengan mengacu pada aturan-

aturan keamanan pangan yang ada baik yang bersifat nasional

maupun internasional walaupun belum didasarkan pada suatu analisa

risiko yang komprehensif. Meskipun demikian, kedepannya Negara

tersebut diharapkan dapat mengembangan system pengawasan dan

kebijakan yang didasarkan pada analisa risiko.

Untuk itu, dalam rangka mempersiapkan pengembangan

system pengawasan keamanan pangan khususnya untuk pangan

segar asal tumbuhan (PSAT) yang lebih efektif dan efisien dan

didasarkan pada suatu analisis risiko, Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati pada tahun 2014 telah melakukan

pembahasan dalam rangka menghasilkan Pedoman Analisis Risiko

Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan berbasis risiko, yang

menjelaskan mengenai prinsip-prinsip dan tahapan yang harus

dilakukan didalam pengkajian risiko keamanan PSAT dalam rangka

pengawasan keamanan terhadap pemasukan PSAT dari luar negeri

kedalam wilayah Republik Indonesia. Pedoman in ditujukan sebagai

dasar didalam merancang suatu model analisis risiko keamanan

Page 35: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

35

pangan segar asal tumbuhan yang akan digunakan dalam mekanisme

pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan ditempat

pemasukan.

2.5.1. Capaian Kinerja

Kegiatan Pembahasan dan workshop Pedoman Analisa

Risiko Keamanan Pangan dilaksanakan dalam bentuk rapat

pembahasan dan workshop dengan melibatkan pejabat

struktural, Pejabat Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan Pejabat

Fungsional (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan),

baik di Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati

Nabati dan Unit Pelaksana Teknis Karantina PertanianTujuan

serta Instansi terkait. Tujuan utama dari pelaksanaan kegiatan

ini adalah merancang suatu model analisis risiko yang akan

digunakan sebagai Pedoman pengawasan keamanan pangan

segar asal tumbuhan berbasis Risiko ditempat pemasukan dan

pengeluaran.

Hasil pembahasan dan workshop tersebut adalah :

- Menjelaskan prinsip dan tahapan-tahapan yang harus

dilakukan dalam melaksanakan analisis/pengkajian risiko

keamanan pangan segar asal tumbuhan;

- Didalam komponen analisis risiko yang terdiri dari kajian

risiko, manajemen risiko dan komunikasi risiko, badan

Karantina Pertanian yang memiliki tupoksi pengawasan

ditempat pemasukan dan pengeluaran memiliki peran

sebagai manajer risiko.

Dengan demikian, didalam penyusunan pedoman kajian

risiko keamanan pangan ini maka Badan Karantina Pertanian

harus memilih opsi terbaik berdasarkan alternative yang sudah

diidentifikasi untuk menangani risiko tersebut. Berdasarkan opsi

yang ada, maka Badan Karantina Pertanian menetapkan kajian

risiko dalam bentuk Model Penetapan Frekuensi Pemeriksaan

Acak.

Page 36: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

36

2.5.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan Pembahasan dan workshop

rancangan Pedoman Analisa Risiko Keamanan Pangan dinilai

tidak menemui kendala yang berarti dan output yang diharapkan

dapat dihasilkan. Di dalam pelaksanaanya mengalami

perubahan waktu dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hal ini disebabkan karena narasumber dalam kegiatan ini

memiliki kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan. Output

kegiatan berupa Pedoman Analisa Risiko Keamanan

Pangandisampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian melalui Nota dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan

dan Keamanan Hayati Nabati pada bulan Desember 2014 untuk

diproses lebih lanjut.

2.5.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja.Indikator kinerja

untuk Penetapan Kinerja tahun 2014 adalah “Kebijakan teknis

operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati

yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan”.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

telah menyusun Pedoman Analisa Risiko Keamanan Pangan

sebagai salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai

dengan indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan

Hayati Nabati telah berhasil dicapai melalui pelaksanaan

seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan kebijakan.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan,

diharapkan Pedoman Analisa Risiko Keamanan Pangan dapat

diimplementasikan dalam operasional pengawasan keamanan

pangan segar asal tumbuhan yang berbasis risiko melalui suatu

model penetapan frekuensi pemeriksaan acak, menggantikan

Page 37: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

37

model pengawasan yang saat ini diimplementasikan

berdasarkan Permentan No. 88 Tahun 2011. Sebagai upaya

untuk mencapai kriteria dapat diimplementasikan, penyusunan,

pembahasan serta workshop senantiasa mengupayakan solusi

serta tujuan yang akan dicapai. Dalam setiap tahapan

pelaksanaan kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim

penyusun yang berasal beberapa UPT Karantina Pertanian dan

wakil dari instansi terkait. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai

sudah merupakan representasi UPT KP yang mempunyai

keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan.

2.6. Kajian Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan TerhadapPemasukan dan Pengeluaran Benda Lain

Pengertian benda lain dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 2002 tentang karantina tumbuhan adalah sarana pengendalian

hayati, biakan organism, tanah, kompos atau media pertumbuhan

lainnya, dan vector. Biakan organism termasuk salah satu benda lain

yang merupkan media pembawa yang berpotensi menjadi atau

membawa organism pengganggu tumbuhan karantina. Biakan

organisme dapat didefinisikan sebagai satu jenis isolate/biakan murni

mikroorganisme atau lebih, yang telah atau belum ddidentifikasi dan

dapat digunakan untuk pengendalian organism pengganggu

tumbuhan, penelitian, proses produksi, peningkatan produksi

pertanian, lingkungan, kesehatan, industri dan kehutanan.

Sejalan dengan meningkatnya lalu lintas pemasukan dan

pengeluaran biakan organisme dalam rangka pengendalian, penelitian,

produksi dan pertukaran baik dari dan ke wilayah Negara Republik

Indonesia maupun antar area didalam wilayah Negara Republik

Indonesia, maka peluang masuk dan tersebarnya organisme

pengganggu tumbuhan melalui biakan semakin meningkat. Undang-

undang 16 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun

2002 telah mengamanatkan pengaturan karantina tumbuhan mengenai

benda lain yang dapat membawa organism pengganggu tumbuhan

Page 38: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

38

karantina. Berdasarkan hal tersebut, Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati berdasarkan tugasnya melakukan

penyusunan kajian teknis tentang Tata Cara Tindakan Karantina

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Benda Lain, pada kajian

teknis ini difokuskan pada biakan organisme. Kajian teknis ini sebagai

bahan pertimbangan untuk dasar penyusunan peraturan menteri

pertanian tentang persyaratan dan tatacara tindakan karantina

tumbuhan terhadap pemasukan dan pengeluaran biakan organism dari

dan ke wilayah Negara Republik Indonesia, serta antar area didalam

wilayah Negara Republik Indonesia.

2.6.1. Capaian Kinerja

Kegiatan Pembahasan dan workshop Kajian Tatacara

Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Benda Lain dilaksanakan dalam bentuk rapat

pembahasan dan workshop dengan melibatkan pejabat

struktural dan Pejabat Fungsional (Pengendali Organisme

Pengganggu Tumbuhan), baik di Pusat Karantina Tumbuhan

dan Keamanan Hayati Nabati dan Unit Pelaksana Teknis

Karantina Pertanian. Tujuan utama dari pelaksanaan kegiatan

ini adalah menyediakan kajian teknis sebagai dasar

penyusunan peraturan menteri pertanian tentang persyaratan

dan tatacara tindakan karantina tumbuhan terhadap pemasukan

dan pengeluaran benda lain dari dan ke wilayah Negara

Republik Indonesia, serta antar area didalam wilayah Negara

Republik Indonesia.

. Dari hasil pembahasan dan workshop kajian teknis

tersebut telah ditetapkan beberapa hal, yaitu :

- Pada kajian teknis ini hanya spesifik mengatur biakan

organisme, karena ketentuan pemasukan mengenai tanah

dan kompos, serangga hidup dan agens hayati telah diatur

pada peraturan tersendiri.

Page 39: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

39

- Tempat pemasukan dan pengeluaran pada tempat-tempat

pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan pada

Permentan No. 44 tahun 2014.

- Pemeriksaan kesehatan untuk uji kemurnian oleh petugas

karantina tumbuhan tidak dilakukan dengan alasan bahwa

contoh biakan organisme tersebut nantinya akan dikawal dan

dibawa untuk dilakukan pengujian dilaboratorium penguji,

sehingga pengujian oleh petugas karantina tidak diperlukan.

- Untuk antar area biakan organism yaitu biakan organism baik

lokal maupun impor yang akandiedarkan atau diantarareakan

ditetapkan dokumen persyaratan berupa surat izin peredaran

yang dikeluarkan oleh Menteri Pertanian.

2.6.2. Evaluasi Capaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan Pembahasan dan workshop Kajian

Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan

dan Pengeluaran Benda Lain tidak menemui kendala dan

output yang diharapkan dapat dihasilkan. Didalam

pelaksanaanya mengalami perubahan waktu dari jadwal yang

telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena

peserta/tim yang terlibat dalam kegiatan ini dalam waktu yang

bersamaan mengikuti kegiatan lain. Output dari kegiatan yaitu

Kajian TeknisKajian Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Benda Lain

disampaikan oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian

melalui Nota dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati pada bulan Desember 2014 untuk

diproses lebih lanjut.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan,

maka bahan penyusunan bahankebijakan sebagai dasar untuk

pengaturan tindakan karantina tumbuhan terhadap Pemasukan

dan Pengeluaran Benda Lain berhasil dicapai.

Page 40: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

40

2.6.3. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja.Indikator kinerja

untuk Penetapan Kinerja tahun 2014 adalah “Kebijakan teknis

operasional karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati

yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat diimplementasikan”.

Kajian Teknis tentang Tatacara Tindakan Karantina

Tumbuhan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Benda Lain

merupakan salah satu bagian dari 6 (enam) Penetapan Kinerja

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati.

Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan

Hayati Nabati telah berhasil dicapai salah satunya melalui

pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan Penyusunan kebijakan.

Kebijakan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan

Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya

melalui Nota Dinas Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan

Teknis Operasional Karantina Tumbuhan dan Pengawasan

Keamanan Hayati Nabati yang dihasilkan diharapkan nantinya

dapat berimplementasi dalam operasional perkarantinaan

tumbuhan dan keamanan hayati nabati. Sebagai upaya untuk

mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan

dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan

solusi permasalahan yang sedang dihadapi dan efektifitas

pelaksanaan. Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan

melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal

beberapa UPT KP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah

merupakan representasi UPT KP yang mempunyai keterkaitan

dengan kebijakan yang akan dihasilkan.

Page 41: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

41

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati pada Tahun

2014 juga melaksanakan kegiatan lain, sebagai kegiatan pendukung.

Kegiatan pendukung tersebut antara lain Penyelenggaraan AROPT (Benih

dan Non Benih), Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi, dan

Kesekretariatan (Pusat KT dan Kehati, NPPO/IPPC, Komisi Agens Hayati).

Kegiatan tersebut untuk mengetahui implementasi berbagai kebijakan

operasional baik yang telah berjalan maupun dalam rangka pemantauan dan

pengendalian terhadap kebijakan operasional di bidang perkarantinaan

tumbuhan Tahun 2013.

Berdasarkan Renstra Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan

Hayati Nabati Tahun 2010-2014, telah direncanakan pencapaian kinerja

sebanyak 27 (dua puluh tujuh) rumusan kebijakan yang akan dihasilkan.

Sampai tahun 2014, telah dihasilkan sebanyak 41 (empat puluh satu)

rumusan kebijakan atau sebesar 151,85 % dari jumlah rumusan kebijakan

yang direncanakan akan dihasilkan.

Page 42: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

42

IV. PENUTUP

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa seluruh

Penetapan Kinerja yang teridiri dari 6 (enam) Rumusan Kebijakan yang dapat

dihasilkan/disempurnakan telah dapat dicapai 100%.

Kendala utama yang dihadapi adalah mengenai konsistensi waktu

pelaksanaan dan beberapa pada ruang lingkup output yang ditargetkan

menjadi cenderung lebih spesifik. Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya

kegiatan yang melibatkan peserta dan atau tim penyusun dalam waktu yang

bersamaan serta kondisi lingkungan strategis yang menuntut adanya

perubahan waktu pelaksanaan dan perubahan output kegiatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, ke depan diharapkan konsistensi

dalam hal pengaturan jadwal dan target output dapat diantisipasi sebagai

salah satu titik kritis dengan melakukan perencanaan dan melaksanakan

persiapan kegiatan lebih awal dan matang.

Page 43: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

43

LAMPIRAN

Page 44: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

44

Lampiran 1. Penetapan Kinerja

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014BADAN KARANTINA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan danakuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dr. Ir. Antarjo Dikin, M.ScJabatan : Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati NabatiSelanjutnya disebut pihak pertama.

Nama : Ir. Banun Harpini, M.Sc.Jabatan : Kepala Badan Karantina PertanianSelanjutnya disebut pihak kedua.

Pihak pertama pada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target kinerjatahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangkamenengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggungjawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukanevaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan akanmengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dansanksi.

Jakarta, Februari 2014

Pihak Kedua, Pihak Pertama,

BANUN HARPINI ANTARJO DIKIN

Page 45: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

45

FORMULIR PENETAPAN KINERJABADAN KARANTINA PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan HayatiNabati

Tahun Anggaran : 2014

SASARANSTRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

NO. 1 2 3

1 Kebijakan teknis yangefektif dalamoperasional pencegahanmasuk danmenyebarnya OPTK,pangan nabati yangtidak aman serta medialain yang mengancamkelestarian sumberdayahayati tumbuhan dankesehatan pangannabati

Kebijakan teknis operasionalKarantina Tumbuhan danKeamanan Hayati nabati yangdihasilkan/disempurnakan dandapat diimplementasikan1. Penyempurnaan

Kepmentan No.3237/2009;2. Pedoman Pelaksanaan

Tindakan PemeriksaanKesehatan Media PembawaOPTK Oleh Pihak Ketiga;

3. Penyusunan PedomanPelaksanaan KarantinaTumbuhan Pre-Border diNegara Asal (Pre-Clearance);

4. Penyusunan StandarOperasional Prosedur(SOP) Sertifikasi FitosanitariKomoditas Unggulan;

5. Kajian Tatacara TindakanKarantina TumbuhanTerhadap Pemasukan danPengeluaran Benda Lain;

6. Pedoman Analisa RisikoKeamanan Pangan

6 Dokumen

Jumlah Anggaran:

Peningkatan Sistem Perkarantinaan Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabatisebesar Rp 7.141.784.000,-

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan danKeamanan Hayati Nabati,

BANUN HARPINI ANTARJO DIKIN

Page 46: IKHTISAR EKSEKUTIF - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Pusat KT - final.pdf · tumbuhan, invasive alien species, agensia hayati, produk rekayasa

46

Lampiran 2. Pengukuran Kinerja

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan HayatiNabati

Tahun Anggaran : 2014

No SasaranStrategis

Indikator kinerja Target(Dokumen)

Realisasi(Dokumen)

%

1 Kebijakanteknis yangefektif dalamoperasionalpencegahanmasuk danmenyebarnyaOPTK, pangannabati yangtidak amanserta media lainyangmengancamkelestariansumberdayahayatitumbuhan dankesehatanpangan nabati

Kebijakan teknis operasionalKarantina Tumbuhan danKeamanan Hayati nabatiyangdihasilkan/disempurnakandan dapat diimplementasikan1. Penyempurnaan

KepmentanNo.3237/2009

2. Pedoman PelaksanaanTindakan PemeriksaanKesehatan MediaPembawa Oleh PihakKetiga

3. Penyusunan PedomanPelaksanaan KarantinaTumbuhan Pre-Border diNegara asal (Pre-Clearance)

4. Penyusunan StandarOperasional Prosedur(SOP) SertifikasiFitosanitari KomoditasUnggulan

5. Kajian TatacaraTindakan KarantinaTumbuhan TerhadapPemasukan danPengeluaran Benda Lain

6. Pedoman Analisa RisikoKeamanan Pangan

Kebijakandengan

kualitas baik

87,5

87,5

87,5

87,5

87,5

87,5

100

1

1

1

1

1

1

75

75

75

75

75

75

Jumlah Total Anggaran Tahun 2014 : Rp. 7.141.784.000,-Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2014 : Rp. 6.749.494.522,- (94,51%)

Jumlah Anggaran Kegiatan PK : Rp. 1.438.884.000,-Jumlah Realisasi Anggaran PK Tahun 2014 : Rp. 1.268.653.300,- (88,17%)