sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip_ditjen_bun_2011.pdf · laporan...

70
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012

Upload: trinhngoc

Post on 05-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Jakarta, Maret 2012

Page 2: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011 vi

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................ i IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................................... 7

1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 .............................................................................. 7 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 ................................. 8 3. Perjanjian Kinerja .............................................................................18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................. 20

1. Pengukuran Kinerja .......................................................................... 20 2. Evaluasi Sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2011 ............ 24 3. Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2011 .......................................... 26 4. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut ..................................... 38

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………….... 42

1. Kesimpulan ....................................................................................... 42 2. Saran Rekomendasi ......................................................................... 44

Page 3: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011 vii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2010-2011 …………………………………………………… 25 Tabel 2 : Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun 2010-2011 …………………………………………………… 25 Tabel 3 : Perkembangan Produktivitas Komoditas Perkebunan Tahun 2010-2011 .…………………………………………………… 26 Tabel 4 : Realisasi Serapan Keuangan Per Kegiatan Utama Tahun 2011 .....................................................…………………… 27 Tabel 5 : Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2011 ............................................ 28 Tabel 6 : Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2011................................................................... 30 Tabel 7 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2011................................................................... 32 Tabel 8 : Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan ................................................................................. 33 Tabel 9 : Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Dukungan Perlindungan Perkebunan ......................................... 34 Tabel 10 : Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen.

Perkebunan ................................................................................ 35 Tabel 11 : Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman perkebunan Tahun 2011 ................................................................................ 36

Page 4: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011 viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 Lampiran 2 : Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 Lampiran 3 a : Pengukuran Kinerja Tahun 2011 (Berdasarkan dari RKT/Renstra) Lampiran 3 b : Pengukuran Kinerja Tahun 2011 (Berdasarkan Capaian Sasaran

Program / Outcomes) Lampiran 3c : Pengukuran Kinerja Tahun 2011 (Berdasarkan Capaian Sasaran

Kegiatan / Outputs) Lampiran 4 : Capaian Kinerja Kegiatan Uatama (Output) Program Pembangunan

Perkebunan Tahun 2011 (Posisi 31 Desember 2011) Lampiran 5 : Capaian Kinerja Berdasarkan Satker Perkebunan Tahun 2011

Page 5: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

ini dibuat dalam rangka perwujudan pertanggung-jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.

Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tujuan adalah: (1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan; (2) Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian, dan profesionalisme pelaku usaha perkebunan, hubungan sinergis antar pelaku usaha perkebunan; (3) Memfasilitasi peningkatan kontribusi perkebunan dalam mengembangkan perekonomian wilayah melalui pendekatan kawasan pengembangan perkebunan; (4) Memfasilitasi peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekebun; (5) Memfasilitasi peningkatan penerimaan dan devisa negara; (6) Memfasilitasi penyediaan pangan di wilayah perkebunan; (7) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan konsumsi dan penyediaan bahan baku industri dalam negeri; (8) Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan; (9) Mendukung pengembangan penyediaan bahan bakar nabati; (10) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan kelembagaan perkebunan; (11) Memfasilitasi penyediaan lapangan kerja; (12) Menyusun perencanaan program dan anggaran, pelayanan perbendaharaan, sistem akutansi dan verifikasi, penatausahaan barang milik negara, pemutakhiran data dan informasi perkebunan, legislasi, advokasi, dan penyelenggaraan hubungan masyarakat; penataan organisasi dan tata laksana serta kepegawaian; mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan perkebunan.

Sasaran strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2011 yaitu : ”Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, dukungan perlindungan perkebunan serta dukungan manajemen dan teknis lainnya”.

Page 6: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 iii

Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumberdaya (SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang jumlahnya terbatas, maka kegiatan pembangunan perkebunan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala prioritas, diharapkan sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien untuk memecahkan permasalahan yang ada secara komprehensif. Atas dasar skala prioritas tersebut pada tahun 2011 ditetapkan tujuh fokus kegiatan pembangunan yaitu : (1) Revitalisasi Perkebunan; (2) Swasembada Gula Nasional; (3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-Energi); (4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional; (5) Pengembangan Komoditas Ekspor; (6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri; (7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.

Pengukuran Kinerja berdasarkan capaian kinerja tingkat nasional di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil sebagai berikut: 1). Secara umum capaian produksi 15 komoditas unggulan mencapai 33,02 juta

ton dari target sebesar 35,72 juta ton atau mencapai 92,43% dibandingkan dengan target dalam penetapan kinerja tahun 2011. Capaian tertinggi pada komoditi karet (113,91%), dan secara berurutan sebagai berikut kelapa (97,25%), cengkeh (94,70%), kelapa sawit (91,83%), nilam (85,98%), lada (91,54%), kopi (89,42%), tebu (82,77%), jambu mete (82,61%), teh (82,42%). Sebaliknya komoditi yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim sehingga mengakibatkan penurunan produksi yang cukup tajam adalah kapas (9,85%), kakao (66,32%) dan tembakau (71,56%). Untuk dua komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya rendah karena tidak/belum ada jaminan pasarnya adalah jarak pagar (38,80%) dan kemiri minyak (40,00%).

2). Capaian produktivitas untuk 15 komoditas unggulan tidak mencapai target

sebagaimana dalam RKT tahun 2011. Produktivitas tanaman perkebunan yang capaiannya diatas 80% meliputi karet (110,60%), kelapa (98,57%), lada (98,46%), teh (97,00%), kopi (92,50%), cengkeh (90,51%), nilam (86,72%), tebu (86,52%), dan kelapa sawit (86,31%). Untuk tanaman yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim, capaiannya beurutan kapas (28,01%), kakao (60,73%), tembakau (70,38%). Sedangkan untuk komoditi sebagai sumber bahan bakar nabati, produktivitasnya masih sangat rendah karena belum ditangani secara serius, yaitu jarak pagar (34,72%) dan kemiri sunan (20,84%) dari target dalam penetapan kinerja 2011.

Pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan yang dibiayai dari

dana APBN berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal Tahun 2011 dengan hasil sebagai berikut : 1). Peningkatan luas areal komoditas tanaman semusim (tebu, kapas, tembakau

dan nilam) yang dibangun dengan sasaran kegiatan yang dilaksanakan, ternyata capaian kinerja yang berhasil secara berurutan adalah nilam (100%), kapas (99,32%) dan tebu (97,76%).

Page 7: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 iv

2). Peningkatan luas areal komoditas tanaman rempah dan penyegar (kakao,

kopi, teh, lada dan cengkeh) yang dibangun dengan sasaran kegiatan yang dilaksanakan, ternyata capaian kinerja yang berhasil secara berurutan adalah komoditas teh (99,62%), lada (99,45%), kopi (96,98%), cengkeh (94,69%) dan kakao (85,20%).

3). Peningkatan luas areal komoditas tanaman tahunan (karet, kelapa, kelapa

sawit, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan) yang dibangun dengan sasaran kegiatan yang dilaksanakan, ternyata capaian kinerja yang berhasil secara berurutan adalah komoditas kelapa sawit (100%), jambu mete (100%), kemiri sunan (100%), Kelapa (97,04%), karet (93,81%), dan jarak pagar (85,40%).

Direktorat Jenderal Perkebunan dalam rangka mendukung pengembangan

perkebunan tahun 2011 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.981.018.000.000,-. Namun dalam perkembangannya terdapat penghematan, sehingga pagu anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan berkurang menjadi Rp 1.975.106.212.000,- yang dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama. Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2011 sebesar Rp 1.648.041.375.000,- dari total pagu sebesar Rp. 1.975.106.212.000,-atau mencapai 83,44%. Realisasi terbesar tercapai untuk kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 94,68%, diikuti secara berturut-turut kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 93,42%, Dukungan Penanganan Pascapanen sebesar 93,39% dan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,59%, Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 89,77%, Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar 89,77% dan yang paling rendah kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 81,00%.

Pada Tahun 2011 pembangunan perkebunan dilaksanakan oleh 217 satker yang terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker Dinas Kabupaten/kota (180 satker). Satker Dinas Provinsi yang serapan anggarannya dibawah 80% (masuk kategori tidak - cukup berhasil) berjumlah 6 satker yaitu (1) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, (2) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, (3) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, (4) Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, (5) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten, dan (6) Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan untuk satker kabupaten/kota yang penyerapannya anggaran kurang dari 80% (masuk kategori tidak- cukup berhasil) berjumlah 38 satker yang tersebar di 15 Provinsi.

Page 8: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pembangunan perkebunan sebagai bagian integral dari pembangunan

pertanian dan pembangunan nasional merupakan salah satu potensi strategis dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya pengelolaannya harus diselaraskan dengan upaya pengelolaan sumberdaya alam dan pemeliharaan daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke-generasi. Undang-Undang No. 18 tahun 2004 tentang “Perkebunan”, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan Negara dan devisa Negara; menyediakan lapangan kerja; meningkatkan produktivitas; nilai tambah dan daya saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Sejalan dengan tuntutan otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 dengan revisinya No. 32 dan 33 tahun 2004 serta peraturan pendukungnya, kebijakan pembangunan perkebunan kedepan harus mampu mengakomodir perubahan lingkungan stratejik yang ada serta memilah tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku usaha perkebunan.

Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah, maka diperlukan sistem akuntabilitas yang memadai. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia No.239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 dengan Format yang terdiri dari :1) Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja; 5) Bab IV Penutup dan Lampiran-lampiran.

1.2. Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/

OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemeterian Pertanian bahwa Direktorat Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perkebunan

Page 9: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

2

mempunyai tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perkebunan”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan; dan

5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari

Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Tanaman Semusim, Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Perlindungan Perkebunan dan Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut maka tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut : 1) Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, mempunyai tugas memberikan

pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi : a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan

kerjasama di bidang perkebunan; b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan

kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang perkebunan; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Perkebunan.

2) Direktorat Tanaman Semusim, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman semusim. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Semusim menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan,

sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;

b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;

Page 10: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

3

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pember-dayaan dan kelembagaan tanaman semusim;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pember-dayaan dan kelembagaan tanaman semusim;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Semusim. 3) Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman rempah dan penyegar. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar menye-lenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan

sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar;

b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pember-dayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pember-dayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan penyegar;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Rempah dan Penyegar. 4) Direktorat Tanaman Tahunan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman tahunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Tahunan menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan

sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;

b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pember-dayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;

Page 11: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

4

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan. 5) Direktorat Perlindungan Perkebunan, mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Perkebunan menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifilkasi dan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan, tanaman semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifilkasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

c. Penyusunan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifilkasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan. 6) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan usaha. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim,

rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik;

b. Pelaksanan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha.

Page 12: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

5

7) UPT Pusat yang berada di daerah sebanyak 4 UPT sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 08,09,10,11/Permentan/OT.140/ 2/2008, tanggal 9 Pebruari 2008 yaitu : BBP2TP Surabaya, BBP2TP Medan, dan BBP2TP Ambon. yang statusnya setara Eselon II.b dan BPTP Pontianak statusnya setara Eselon III.a.

Kedudukan dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) adalah sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan teknis bidang perbenihan dilaksanakan oleh Direktur Tanaman Semusim, Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktur Tanaman Tahunan, dan bidang proteksi dilaksanakan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan. Sedangkan untuk Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) adalah sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan teknis dilaksanakan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan.

Tugas pokok BBP2TP Surabaya, Medan, dan Ambon adalah melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih, dan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan, serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan laboratorium. Sedangkan BPTP Pontianak mempunyai tugas pokok melaksanakan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, BBP2TP Surabaya, Medan, dan Ambon menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional; b. Pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks impor, dan

yang akan di ekspor, serta rekayasa genetika; c. Pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan dalam

rangka pelepasan varietas; d. Pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelanyakan benih

perkebunan dalam rangka penarikan varietas; e. Pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam

rangka pemberian sertifikat layak edar; f. Pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar lintas provinsi; g. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih

perkebunan dan uji acuan (referee fest); h. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

perkebunan; i. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT

serta faktor yang mempengaruhi; j. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak

anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;

Page 13: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

6

k. Pengembangan teknik surveillance OPT penting; l. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model peramalan

taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT perkebunan; m. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT perkebunan n. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan , penilaian kualitas,

dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan; o. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan; p. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang

berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu; q. Pelaksanaan pengujian dan analisis residu pestisida; r. Pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman

perkebunan; s. Pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan proteksi

tanaman perkebunan; t. Pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan

manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; u. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama laboratorium

perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan; v. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah

tangga Balai Besar. Sedangkan BPTP Pontianak dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

perkebunan; b. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi OPT

serta faktor yang mempengaruhi; c. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak

anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi; d. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan dan pelepasan

agens hayati OPT perkebunan; e. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model peramalan

taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT perkebunan; f. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT perkebunan g. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan , penilaian kualitas,

dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan; h. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang

berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu; i. Pelaksanaan pengujian dandan pemanfaatan pestisida nabati;

Page 14: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

7

j. Pemberian pelayanan teknik kegiatan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan;

k. Pengelolaan data dan informasi kegiatan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan;

l. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;

m. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.

Page 15: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Berdasarkan perencanaan yang telah disusun dalam Rencana Strategis

(Renstra) Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 yang merupakan payung bagi unit kerja eselon I dibawahnya, arah kebijakan dan strategi pembangunan pertanian disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Visi pembangunan nasional 2010-2014 yang dikenal sebagai Visi Indonesia 2014 adalah : “Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan” dengan penjelasan sebagai berikut : Kesejahteraan Rakyat adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Demokrasi adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Keadilan adalah terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Dari aspek sektoral, Visi Indonesia 2014 tersebut dirumuskan oleh Kementerian Pertanian sebagai focal point dalam pembangunan pertanian, menjadi: "Terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani".

2.1.1. Visi Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014 Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan

pertanian, visi pembangunan perkebunan harus selaras dengan visi pembangunan nasional dan visi pembangunan pertanian. Visi yang ingin diwujudkan melalui pembangunan perkebunan selama 2010-2014 adalah "Terwujudnya peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkebunan". Dalam rangka mendukung visi pembangunan perkebunan tahun 2010-2014, maka Visi Direktorat Jenderal Perkebunan adalah "Profesional dalam memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan".

2.1.2. Misi Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014 Mengacu pada misi pembangunan nasional dan Kementerian Pertanian

maka misi pembangunan perkebunan ditetapkan sebagai berikut :

1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan;

Page 16: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

8

2) Menfasilitasi penyediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi; 3) Menfasilitasi penanganan perlindungan tanaman dan gangguan usaha

perkebunan; 4) Memfasilitasi pengembangan usaha perkebunan serta penumbuhan kemitraan

yang sinergis antar pelaku usaha perkebunan secara berkelanjutan; 5) Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani serta

memfasilitasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan harmonisasi antara aspek ekonomi, sosial dan ekologi;

6) Memberikan pelayanan di bidang perencanaan, peraturan perundang-undangan, manajemen pembangunan perkebunan dan pelayanan teknis lainnya yang terkoordinasi, efisien dan efektif.

Untuk dapat berkontribusi secara efektif dalam misi pembangunan perkebunan 2010-2014, maka Direktorat Jenderal Perkebunan menetapkan misinya sebagai berikut : 1) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran, dan kerjasama

teknis yang berkualitas; pengelolaan administrasi keuangan, dan aset yang berkualitas; memberikan pelayanan organisasi, tatalaksana, kepegawaian, humas, hukum, dan administrasi perkantoran yang berkualitas; dan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas;

2) Meningkatkan kemampuan penyediaan benih unggul, dan penyediaan sarana produksi;

3) Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha budidaya tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan;

4) Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan, memotivasi penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal, dan mendorong penumbuhan dan pemberdayaan petani dan kelembagaan petani;

5) Memfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan gangguan usaha serta dampak perubahan iklim;

6) Memfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan pascapanen budidaya tanaman semusim, tanaman rempah penyegar dan tanaman tahunan, memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha perkebunan berkelanjutan seperti ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil), PIR (Perusahaan Inti Rakyat), Rekomtek (Rekomendasi Teknis), memfasilitasi peningkatan penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.

2.1.3. Tujuan Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014

Page 17: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

9

Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan tujuan pembangunan pertanian maka tujuan pembangunan perkebunan ditetapkan sebagai berikut : 1) Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing

perkebunan; 2) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan; 3) Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari subsektor perkebunan; 4) Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan; 5) Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan bahan baku

industri dalam negeri; 6) Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatkan peran subsektor

perkebunan sebagai penyedia bahan bakar nabati; 7) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan berkelanjutan serta

mendorong pengembangan wilayah; 8) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan; 9) Meningkatkan peran subsektor perkebunan sebagai penyedia lapangan kerja; 10) Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas. Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010 - 2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan 2010-2014, maka Direktorat Jenderal Perkebunan perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan;

2) Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian, dan profesionalisme pelaku usaha perkebunan, hubungan sinergis antar pelaku usaha perkebunan;

3) Memfasilitasi peningkatan kontribusi perkebunan dalam mengembangkan perekonomian wilayah melalui pendekatan kawasan pengembangan perkebunan;

4) Memfasilitasi peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekebun; 5) Memfasilitasi peningkatan penerimaan dan devisa negara; 6) Memfasilitasi penyediaan pangan di wilayah perkebunan; 7) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan konsumsi dan penyediaan bahan baku

industri dalam negeri; 8) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara arif dan

berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan;

9) Mendukung pengembangan penyediaan bahan bakar nabati; 10) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan

perkebunan;

Page 18: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

10

11) Meningkatkan ketersediaan dan penerapan teknologi pascapanen tanaman tahunan, rempah penyegar dan semusim serta meningkatkan penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan;

12) Memfasilitasi penyediaan lapangan kerja; 13) Menyusun perencanaan program dan anggaran, pelayanan

perbendaharaan, sistem akutansi dan verifikasi, penatausahaan barang milik negara, pemutakhiran data dan informasi perkebunan, legislasi, advokasi, dan penyelenggaraan hubungan masyarakat; penataan organisasi dan tata laksana serta kepegawaian; mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan perkebunan.

2.1.4. Sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014 Pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 lebih difokuskan pada 15

komoditas unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kakao, Kelapa, Jarak Pagar, Teh, Kopi, Jambu Mete, Lada, Cengkeh, Kapas, Tembakau, Tebu, Nilam, dan Kemiri Sunan. Sasaran yang menjadi indikator makro pembangunan perkebunan adalah PDB, Keterlibatan Tenaga Kerja, Investasi, Neraca Perdagangan, Pendapatan Petani, Ekspor dan Nilai Tukar Petani (NTP). Sedangkan Indikator mikro yang digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan perkebunan selama 5 (lima) tahun ke depan adalah luas areal, produksi dan produktivitas. Rincian indikator mikro yang digunakan adalah sebagai berikut : (1). Luas areal komoditas unggulan nasional diproyeksikan tumbuh rata-rata

sebesar 2,04% per tahun dari 20,394 juta hektar pada tahun 2010 menjadi 22,144 juta hektar pada tahun 2014, kecuali tembakau yang luasnya diproyeksikan konstan yaitu sekitar 205 ribu hektar sampai dengan tahun 2014. Target luas areal komoditi perkebunan pada tahun 2011 sebesar 20,856 juta hektar.

(2) Produksi 15 komoditas unggulan nasional (karet, kelapa sawit, kakao, kelapa, jarak pagar, teh, kopi, jambu mete, lada, cengkeh, kapas, tembakau, tebu, nilam, dan kemiri sunan) diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 5,96% per tahun dari 34,62 juta ton pada tahun 2010 menjadi 43,63 juta ton pada tahun 2014, sedangkan tingkat produksi kemiri sunan selama lima tahun ke depan diperkirakan belum mengalami pertumbuhan yang signifikan, dan berada pada kisaran 4.800 ton per tahunnya akibat masih belum berkembangnya budidaya tanaman kemiri sunan di masyarakat. Target produksi komoditi perkebunan pada tahun 2011 sebesar 36,90 juta ton.

(3) Produktivitas komoditas unggulan nasional, kecuali kemiri sunan, diproyeksikan meningkat mencapai 75% dari standar produktivitas yang dihasilkan lembaga penelitian pada tahun 2014.

Page 19: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

11

2.1.5. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014 Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan pembangunan

pertanian periode 2010-2014 dalam menjalankan tugas pelaksanaan pembangunan perkebunan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan menjadi kerangka pembangunan perkebunan periode 2010-2014 yang dibedakan menjadi kebijakan umum dan kebijakan teknis. Kebijakan umum pembangunan perkebunan adalah: Mensinergikan seluruh sumber daya perkebunan dalam rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktivitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung dengan tata kelola pemerintahan yang baik.

Adapun kebijakan teknis pembangunan perkebunan yang merupakan penjabaran dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu: Meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.

2.1.6. Strategi Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014 Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan, serta

mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan selama periode 2010-2014, strategi pembangunan pertanian tahun 2010-2014 yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Komponen 7 (tujuh) Gema Revitalisasi adalah : (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri.

Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik khusus sub sektor perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus yang meliputi : (1) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan; (2) Pengembangan komoditas; (3) Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan; (4) Investasi usaha perkebunan; (5) Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan; (6) Pengembangan sumber daya manusia; (7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha; (8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup. 2.1.7. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014

Page 20: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

12

Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor : SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor : 0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II adalah output.

Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, peluang dan tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan tahun 2010 – 2014 yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”.

Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim, tanaman tahunan, dan tanaman rempah penyegar dengan dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha serta dukungan perlindungan perkebunan.

Dari 127 komoditas binaan Ditjen Perkebunan sesuai keputusan Menteri Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3399 Tahun 2009, untuk prioritas penanganan difokuskan pada 15 komoditas strategis yang menjadi unggulan nasional yaitu karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, teh, cengkeh, jarak pagar, kemiri sunan, tebu, kapas, tembakau, dan nilam. Sedangkan Pemerintah Daerah didorong untuk memfasilitasi dan melakukan pembinaan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masing-masing. 2.1.8. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014

Sebagai penjabaran dari program, masing-masing unit eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai 1 (satu) kegiatan. Dengan demikian di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdapat 7 (tujuh) kegiatan pembangunan perkebunan sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu : 1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim, dengan

fokus kegiatannya yaitu : Swasembada Gula Nasional (Tebu), Pengembangan Komoditas Ekspor (Nilam dan Tembakau) dan Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Kapas);

2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar, dengan fokus kegiatannya yaitu : Revitalisasi Perkebunan (Kakao), Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas Kakao), Pengembangan Komoditas Ekspor (Kopi, Lada, Teh dan Kakao), dan Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Cengkeh);

3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan, dengan fokus kegiatannya yaitu : Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit dan Karet), Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio-Energi (Jarak Pagar, Kelapa Sawit, Kelapa dan Kemiri Sunan) dan Pengembangan Komoditas Ekspor (Kelapa, Kelapa Sawit, Karet dan Jambu Mete);

Page 21: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

13

4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha, dengan prioritas kegiatan yaitu : Memfasilitasi peningkatan penanganan pascapanen tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan, bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan serta memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan;

5) Dukungan Perlindungan Perkebunan, dengan prioritas yaitu : Menurunkan luas serangan OPT, menurunkan titik api untuk pencegahan kebakaran lahan dan kebun serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim;

6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, dengan prioritas kegiatan yaitu : Memfasilitasi pelayanan perencanaan program, anggaran dan kerjasama yang berkualitas; pelayanan administrasi keuangan dan aset yang berkualitas; pelayanan organisasi, tata laksana kepegawaian, humas, hukum dan administrasi perkantoran yang berkualitas, serta evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data dan informasi yang berkualitas;

7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon dengan prioritas kegiatan yaitu : Memfasilitasi pelayanan sertifikasi benih dan peningkatan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan;

2.1.9. Fokus Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-2014

Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumber daya (SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang jumlahnya terbatas, maka kegiatan pembangunan perkebunan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala prioritas, diharapkan sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien untuk memecahkan permasalahan yang ada secara komprehensif. Atas dasar skala prioritas tersebut ditetapkan tujuh fokus kegiatan pembangunan sebagai berikut:

(1) Revitalisasi Perkebunan

(2) Swasembada Gula Nasional

(3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-Energi)

(4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional

(5) Pengembangan Komoditas Ekspor

(6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri

(7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011

Page 22: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

14

2.2.1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2011

Program pembangunan perkebunan tahun 2011 merupakan bagian dari program pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yaitu: “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”.

2.2.2. Sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2011 Sasaran strategis pada unit Eselon II lingkup Direktorat Jenderal

Perkebunan ditetapkan sesuai dengan Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 (Edisi Revisi I) bulan November 2011 adalah: 1). Peningkatan luas areal tanaman semusim; 2). Peningkatan luas areal tanaman rempah dan penyegar; 3). Peningkatan luas areal tanaman tahunan; 4). Penurunan luas areal yang terserang OPT; 5). Peningkatan mutu produk perkebunan dan usaha perkebunan berkelanjutan; 6). Peningkatan pelayanan dan pembinaan di bidang manajemen dan teknis

pembangunan perkebunan; 7). Peningkatan pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan dan

penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan (BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon).

Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan perkebunan telah ditetapkan indikator kinerja utama berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor : 1185/Kpts/OT.140/3/2010 Tanggal 15 Maret 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, maka Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu: 1). Tugas:

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perkebunan.

2). Fungsi: a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana

produksi, budidaya serta perlindungan perkebunan; b) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana produksi,

budidaya, serta perlindungan perkebunan; c) Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang

perbenihan dan sarana produksi, budidaya, serta perlindungan perkebunan;

d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, serta perlindungan perkebunan;

e) Pelaksanaan Administrasi Direktorat Jenderal.

Page 23: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

15

3). Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) : No. Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data

1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, perlindungan perkebunan, serta dukungan manajemen dan teknis lainnya.

1. Capaian produksi (ribu ton) komoditi unggulan perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar, karet dan kemiri sunan).

- Ditjen. Perkebunan

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil Penelitian/

kajian.

2. Peningkatan produktivitas (kg/ha) tanaman unggulan perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar, karet dan kemiri sunan).

- Ditjen. Perkebunan

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil Penelitian/

kajian.

3. Peningkatan mutu (% produksi standar) tanaman unggulan perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete, jarak pagar, karet dan kemiri sunan).

- Ditjen. Perkebunan

- Hasil pembinaan ke daerah

- BPS

- Pusdatin

- Hasil Penelitian/ kajian

Pada Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Edisi

Revisi I telah ditetapkan indikator kinerja untuk mencapai sasaran program pada unit Eselon I berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam produksi dan produktivitas tanaman perkebunan. Sedangkan indikator kinerja untuk mencapai sasaran kegiatan pada unit Eselon II berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditas unggulan tanaman perkebunan.

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 yang disusun dengan Indikator kinerja dan target yang telah ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut:

1). Capaian sasaran program (oucomes) yaitu: a. Meningkatnya produksi komoditi unggulan perkebunan (tebu, kapas, nilam,

tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar) dengan fokus kegiatan yang terdiri dari : (1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 2.692.000 ton. (2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri

dengan target untuk Kapas 33.000 ton dan Cengkeh 80.000 ton.

Page 24: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

16

(3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 10 (sepuluh) komoditas adalah: Tembakau 182.000 ton, Nilam 97.000 ton, Kopi 709.000 ton, Teh 171.000 ton, Kakao 1.074.000 ton, Lada 85.000 ton, Jambu Mete 148.000 ton, Karet 2.711.000 ton, Kelapa 3.126 ton dan Kelapa Sawit 23.503.000 ton.

(4) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) dengan target untuk 4 (empat) komoditas adalah: Jarak Pagar 20.000 ton, Kelapa 164.000 ton, Kelapa Sawit 926.000 ton dan Kemiri Sunan 4.800 ton.

b. Meningkatnya produktivitas komoditi unggulan perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar) dengan fokus kegiatan yang terdiri dari: (1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 6.000 kg/ha. (2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri dengan

target untuk Kapas 1.900 kg/ha dan Cengkeh 274 kg/ha. (3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 10 (sepuluh)

komoditas adalah: Tembakau 888 kg/ha, Nilam 6.400 kg/ha, Kopi 840 kg/ha, Teh 1.600 kg/ha, Kakao 1.100 kg/ha, Lada 713 kg/ha, Jambu Mete 569 kg/ha, Karet 1.000 kg/ha, Kelapa 1.119 kg/ha dan Kelapa Sawit 3.997 kg/ha.

(4) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) dengan target untuk 4 (empat) komoditas adalah: Jarak Pagar 1.250 kg/ha, dan Kemiri Sunan 16.000 kg/ha.

2). Capaian sasaran kegiatan (outputs) yaitu: a. Luas Areal Tanaman Semusim dengan fokus kegiatan yang terdiri dari:

(1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 572.000 ha. (2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri dengan

target untuk Kapas 18.000 ha. (3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk Tembakau

205.000 ha dan Nilam 15.000 ha. b. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar dengan fokus kegiatan yang

terdiri dari: (1) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 4 (empat)

komoditas yaitu: Kakao 1.746.000 ha, Kopi 1.308.000 ha, Teh 130.000 ha dan Lada 193.000 ha.

(2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri dengan target untuk Cengkeh 469.000 ha.

(3) Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao untuk Rehabilitasi seluas 93.000 ha, Intensifikasi seluas 49.000 ha dan Peremajaan seluas 27.000 ha.

Page 25: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

17

c. Luas Areal Tanaman Tahunan dengan fokus kegiatan yang terdiri dari: (1) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 4(empat)

komoditas yaitu: Karet 3.456.000 ha, Kelapa 3.814.000 ha, Kelapa Sawit 8.342 ha dan Jambu Mete 574.000 ha.

(2) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) dengan target untuk Jarak Pagar 12.000 ha dan Kemiri Sunan 2.000 ha.

(3) Revitalisasi Perkebunan dengan target untuk 3 (tiga) komoditas (Karet 53.000 ha, Kelapa Sawit 153.000 ha dan Kakao 34.000 ha).

d. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan dengan fokus kegiatan yang meliputi: (1) Luas areal pengendalian OPT Perkebunan dengan target 38.335 ha. (2) Jumlah kelompok tani yang menerapkan penanganan pascapanen

sesuai GHP dengan target 100 Kelompok Tani. (3) Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang layak mengajukan

permohonan sertifikat ISPO dengan target 75 Perusahaan. (4) Jumlah penanganan kasus gangguan usaha perkebunan dengan target

38 Perusahaan. (5) Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang

berkualitas di bidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan dengan target 32 Provinsi.

(6) Jumlah bibit yang disertifikasi dengan target untuk BBP2TP Surabaya 12.915.000 batang, BBP2TP Medan 208.344.000 batang dan BBP2TP Ambon 343.000 batang.

(7) Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan dengan target untuk BBP2TP Surabaya 5 Paket, BBP2TP Medan 5 Paket dan BBP2TP Ambon 9 Paket.

Rencana Kinerja Tahunan 2011 secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator kinerja dan target disajikan pada Formulir RKT (Lampiran 1).

2.2.3. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2011 Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pembangunan

perkebunan tahun 2011 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi dana dari APBN sebesar Rp.1.981.018.000.000,-. Dana tersebut untuk melaksanakan 7 (tujuh) kegiatan utama pembangunan perkebunan yang dilaksanakan di Pusat dan Daerah berupa dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan (TP) Provinsi dan TP Kabupaten. Adapun kegiatan utama tersebut meliputi: 1). Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim; 2). Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan

Penyegar; 3). Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; 4). Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha;

Page 26: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

18

5). Dukungan Perlindungan Perkebunan; 6). Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya; 7). Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan

Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon.

2.2.4. Fokus Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2011 Fokus kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2011 merupakan bagian

tak terpisahkan dengan fokus kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014, yang meliputi:

1) Revitalisasi Perkebunan

2) Swasembada Gula Nasional

3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-Energi)

4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional

5) Pengembangan Komoditas Ekspor

6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri

7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

2.3. Perjanjian Kinerja Dokumen PK merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan

kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya yang berupa hasil (outcome) maupun keluaran (output).

Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2011 disusun setelah DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada bulan Januari 2011 dengan mengikuti format sesuai Pedoman Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010. PK Direktorat Jenderal Perkebunan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian pada bulan Februari 2011. PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam dimensi produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.

Direktorat Jenderal Perkebunan dalam rangka melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2011 dengan program utama yaitu ”Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan” mendapat alokasi dana dari APBN semula sebesar Rp. 1.981.018.000.000,- namun berkurang akibat penghematan Nasional menjadi 1.975.106.212.000,-. Dana tersebut untuk melaksanakan kegiatan utama pembangunan perkebunan yang tersebar di 217 satker yang meliputi 1 satker pusat, 4 satker UPT pusat, 32 satker Provinsi dan 180 satker Kabupaten/Kota.

Page 27: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

19

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun dalam Format Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 sebagaimana pada Lampiran 2.

Page 28: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Pengukuran Kinerja

Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan Format Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010.

Penetapan Kinerja (PK) untuk Direktorat Jenderal Perkebunan berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan. Terhadap outcomes tersebut sampai dengan saat ini masih menjadi perdebatan yang dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu : (1) Mengingat tanaman perkebunan pada umumnya bersifat tahunan sehingga produksi tanaman baru dapat dihitung minimal empat tahun kedepan; (2) Sebagaimana diketahui bahwa biaya investasi pengembangan perkebunan yang dibiayai dengan APBN jumlahnya sangat kecil sekitar 2% per tahun. Apabila yang dihitung hanya kegiatan yang dibiayai dengan APBN, maka pengaruhnya terhadap produksi tingkat nasional sangat kecil sekali, padahal Direktorat Jenderal Perkebunan telah membina seluruh perkebunan yang ada di Indonesia, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar melalui pembinaan, pengawalan, dan pendampingan, serta kebijakan maupun surat-menyurat.

Pendekatan pertama, apabila tanaman yang ditanam pada tahun berjalan sesuai berlakunya APBN, maka tidak dapat dihitung produksinya pada tahun yang sama, dengan demikian apabila sesuai ketentuan yang berlaku maka produksinya/outcomes adalah nol (tidak ada produksi). Pendekatan lainnya, jika yang dihitung produksi tahun berjalan, maka yang dihitung merupakan produksi dari tanaman yang tahun tanamnya minimal empat tahun yang lalu. Berkenaan dengan kedua pendekatan dimaksud, meskipun tidak sepenuhnya benar, Direktorat Jenderal Perkebunan menyepakati produksi dan produktivitas pada tahun berjalan sebagai outcomes dengan menggunakan target dari rencana strategis pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 sebagai acuannya.

Pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil sebagai berikut : 1). Secara umum capaian produksi 15 komoditas unggulan mencapai 33,02 juta

ton dari target sebesar 35,72 juta ton atau mencapai 92,43% dibandingkan dengan target dalam penetapan kinerja tahun 2011. Capaian tertinggi pada komoditi karet (113,91%), dan secara berurutan sebagai berikut kelapa (97,25%), cengkeh (94,70%), kelapa sawit (91,83%), nilam (85,57%), lada (91,54%), kopi (89,42%), tebu (82,77%), jambu mete (82,61%), teh (82,42%).

Page 29: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

21

Sebaliknya komoditi yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim sehingga mengakibatkan penurunan produksi yang cukup tajam adalah kapas (9,70%), kakao (66,32%) dan tembakau (71,56%). Untuk dua komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya rendah karena tidak/belum ada jaminan pasarnya adalah jarak pagar (38,80%) dan kemiri minyak (40,00%).

2). Sedangkan capaian produktivitas untuk 15 komoditas unggulan yang tidak

mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (PK) tahun 2011. Sebagaimana disampaikan terdahulu, bahwa produktivitas tahun 2011 ditargetkan sesuai dengan rencana strategis tahun 2010 - 2014 yang disusun tahun 2009 dengan asumsi kondisi normal. Namun dalam perkembangannya, pada tahun 2011 telah terjadi anomali iklim yang sangat berpengaruh nyata dalam menurunkan produktivitas tanaman perkebunan. Produktivitas tanaman perkebunan yang capaiannya diatas 80% meliputi karet (110,60%), kelapa (98,57%), lada (98,46%), teh (97,00%), kopi (92,50%), cengkeh (90,51%), nilam (86,56%), tebu (86,52%), dan kelapa sawit (86,31%). Untuk tanaman yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim, capaiannya beurutan kapas (28,01%), kakao (60,73%), tembakau (70,38%). Sedangkan untuk komoditi yang diharapkan sebagai sumber bahan bakar nabati, produktivitasnya masih sangat rendah karena belum ditangani secara serius, yaitu jarak pagar (34,72%) dan kemiri sunan (20,84%) dari target dalam penetapan kinerja 2011.

Pengukuran Kinerja Tahun 2011 secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator kinerja target dan realisasi serta anggaran disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja (Lampiran 3).

Pada Tahun 2011 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi dana APBN yang tertuang dalam DIPA/POK sebesar Rp. 1.981.018.000.000,- dan sesuai Penetapan Kinerja (PK) yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perkebunan. Namun didalam pelaksanaannya terjadi penghematan anggaran karena kebijakan Menteri Pertanian untuk membantu program swasembada pangan, sehingga anggaran Ditjen. Perkebunan berubah menjadi sebesar Rp. 1.975.106.212.000,-. Dengan adanya penghematan anggaran maka terjadi perubahan pada target volume kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra (RKT) terhadap sasaran kegiatan yang berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditas, melalui revisi DIPA/POK.

Untuk pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan yang berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditas diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Luas Areal Tanaman Semusim dengan fokus kegiatan yang terdiri dari :

1). Swasembada gula nasional (Tebu) dari target 572.000 ha berubah menjadi 3.040 ha dan terealisasi 2.972 ha atau tercapai 97,76%.

2). Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri untuk Kapas dari target 18,000 ha berubah menjadi 13.456 ha dan terealisasi 13.365 ha atau mencapai 99,32%.

Page 30: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

22

3). Pengembangan komoditas ekspor untuk Tembakau yang target 205.000 ha tidak dilaksanakan. Sedangkan untuk Nilam dari target 15.000ha berubah menjadi 188 ha dan terealisasi 188 ha atau mencapai 100%.

2. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar dengan fokus kegiatan yang

terdiri dari : 1). Pengembangan komoditas ekspor dengan 4 (empat) komoditas yaitu :

- Kakao dari target 1.746.000 ha berubah menjadi 1.552 ha dan terealisasi 1.552 ha atau mencapai 100%.

- Kopi dari target 1.308.000 ha berubah menjadi 2.482 ha dan terealisasi 2.407 ha atau mencapai 96,98%.

- Teh dari target 130.000 ha berubah menjadi 1.058 ha dan terealisasi 1.054 ha atau mencapai 99,62%.

- Lada dari target 193.000 ha berubah menjadi 1.816 ha dan terealisasi 1.806 ha atau mencapai 99,45%.

2). Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri untuk Cengkeh dari target 469.000 ha berubah menjadi 6.292 ha dan terealisasi 5.958 ha atau mencapai 94,69%.

3). Gerakan peningkatan produksi dan mutu Kakao Nasional dengan 3 kegiatan yaitu : - Rehabilitasi dari target 93.000 ha berubah menjadi 74.200 ha dan

terealisasi 58.672 ha atau mencapai 94,69%. - Intensifikasi dari target 49.000 ha berubah menjadi 62.800 ha dan

terealisasi 59.203 ha atau mencapai 94,27%. - Peremajaan dari target 27.000 ha berubah menjadi 49.500 ha dan

terealisasi 40.360 ha atau mencapai 81,54%.

3. Luas Areal Tanaman Tahunan dengan fokus kegiatan yang terdiri dari : 1). Pengembangan komoditas ekspor untuk 4(empat) komoditas yaitu :

- Karet dari target 3.456.000 ha berubah menjadi 5.656 ha dan terealisasi 5.306 ha atau mencapai 93,81%.

- Kelapa dari target 3.814.000 ha berubah menjadi 14.267 ha dan terealisasi 13.844 ha atau mencapai 97.04%.

- Kelapa Sawit dari target 8.342 ha berubah menjadi 1.441 ha dan terealisasi 1.441 ha atau mencapai 100%.

- Jambu Mete dari target 574.000 ha berubah menjadi 3.790 ha dan terealisasi 3.790 ha atau mencapai 100%.

2). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) untuk 2 (dua) komoditas yaitu : - Jarak Pagar dari target 12.000 ha dirubah menjadi 630 ha dan

terealisasi menjadi 538 ha atau mencapai 85,40%. - Kemiri Sunan dari target 2.000 ha dirubah menjadi 5 ha dan telah

terealisasi 5 ha atau mencapai 100%. 3). Revitalisasi Perkebunan untuk 3 (tiga) komoditas yaitu :

- Karet dari target 53.000 ha dirubah menjadi 53 ha dan terealisasi 53 ha atau mencapai 100%.

- Kelapa Sawit 153.000 ha dirubah menjadi 153 ha dan terealisasi 153 ha atau mencapai 100%.

Page 31: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

23

- Kakao 34.000 ha dirubah menjadi 34 ha dan terealisasi 34 ha atau mencapai 100%.

4. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan dengan fokus

kegiatan yang meliputi : 1). Luas areal pengendalian OPT Perkebunan dari target 38.335 ha dirubah

menjadi 4.030 ha dan terealisasi 3.803 ha atau mencapai 94,37%. 2). Jumlah kelompok tani yang menerapkan penanganan pascapanen sesuai

GHP dengan target 100 Kelompok Tani dan yang terealisasi 89 Kelompok Tani atau mencapai 89%

3). Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO dengan target 75 Perusahaan dan yang terealisasi 50 Perusahaan atau mencapai 66,67%.

4). Jumlah penanganan kasus gangguan usaha perkebunan dengan target 38 Perusahaan dan terealisasi 33 Perusahaan atau mencapai 86,84% .

5). Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas di biddang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan dengan target 32 Provinsi dan terealisasi 32 Provinsi (100%).

6). Jumlah bibit yang disertifikasi di 3 (tiga) UPT Pusat di Daerah yaitu : BBP2TP Surabaya 12.915.000 batang, BBP2TP Medan 208.344.000 batang dan BBP2TP Ambon 343.000 batang dan semuanya telah terealisasi 100%.

7). Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan di 3 (tiga) UPT Pusat di Daerah yaitu : BBP2TP Surabaya 5 Paket, BBP2TP Medan 5 Paket dan - BBP2TP Ambon 9 Paket, semuanya telah terealisasi 100%.

Pengukuran kinerja untuk capaian sasaran kegiatan (output) secara detail dapat dilihat pada Formulir Pengukuran Kinerja (Lampiran 3). Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan yaitu : 1) Sangat Berhasil (capaian > 100%); 2) Berhasil (capaian 80%-100%); 3) cukup berhasil (capaian 60%-79%), dan 4) tidak berhasil (capain < 60%) dari target sasaran. 2. Evaluasi Sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2011 Hasil evaluasi pembangunan perkebunan dilihat dari aspek indikator kinerja yang terdiri dari luas areal, produksi dan produktivitas umumnya mengalami kenaikan. Namun demikian beberapa komoditas produksinya menurun, hal ini terjadi karena adanya banyak tanaman tua, pengelolaan tanaman yang tidak sesuai baku teknis. Sehingga mutu tanaman yang masih dibawah standar, rendahnya kualitas/mutu hasil serta dampak perubahan iklim dan serangan OPT di beberapa sentra produksi. Untuk mengetahui perkembangan capaian Indikator Mikro sampai dengan akhir Desember 2011 dapat diuraikan berikut sebagai berikut : 2.1. Luas Areal

Secara umum luas areal komoditas perkebunan selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 3,27% dibandingkan dengan tahun 2010 atau melebihi

Page 32: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

24

target tahun 2011 (101,41%) terutama untuk komoditas (1) karet mencapai luas 3,46 juta ha (naik 0,31%); (2) kelapa mencapai seluas 3,75 juta ha (naik 0,34%); (3) kelapa sawit mencapai seluas 8,91 juta ha (naik 6,24%); (4) kopi mencapai seluas 1,29 juta ha (naik 6,82%); (5) Teh mencapai seluas 0,12 juta ha (naik 0,37%); (6) Cengkeh mencapai seluas 0,47 juta ha (naik 0,32%); (7) kakao mencapai seluas 1,68 juta ha (naik 1,61%); (8) Jambu mete mencapai seluas 0,57 juta ha (naik 0,12%); (9) tebu mencapai seluas 0,46 juta ha (naik 0,77%); (10) jambu mete mencapai seluas 0,57 juta ha (naik 0,12%); (11) kapas mencapai seluas 14,16 juta ha (naik 38,94%) dan lada mencapai 179,04 juta ha (turun 0,16%). Untuk mengetahui rincian luas areal komoditas dapat dilihat sebagaimana tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 : Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2010 – 2011

No Komoditas Tahun (ha) +/-

(%) 2010 2011 1 Karet / Rubber 3,445,415 3,456,127 0.31 2 Kelapa/ Coconut 3,739,350 3,752,144 0.34 3 Kelapa Sawit / Oil Palm 8,385,394 8,908,399 6.24 4 Kopi / Coffee 1,210,365 1,292,965 6.82 5 T e h / Tea 122,898 123,351 0.37 6 Lada / Pepper 179,318 179,038 (0,16) 7 Cengkeh / Clove 470,041 471,526 0.32 8 Kakao / Cocoa 1,650,621 1,677,254 1.61 9 Jambu Mete/Cashewnut 570,930 571,633 0.12

10 Tebu / Sugar Cane 454,111 457,615 0.77 11 Tembakau / Tobacco 216,271 227,510 5.20 12 Kapas / Cotton 10,194 14,164 38.94

13 Jarak Pagar / Jatropha curcas 50,106 49,378 (1,46)

14 Nilam / Patchouli 24,472 23,442 (4,21)

15 Kemiri Sunan 918 918 0.00

2.2. Produksi Produksi komoditas utama perkebunan tahun 2011 secara nasional naik 1,97% dibanding tahun 2010, kenaikan dicapai untuk komoditi karet sebesar 3,09 juta ton (naik 12,92%), kelapa sebesar 3,20 juta ton (naik 1,17%), kelapa sawit sebesar 22,51 juta ton (naik 2,50%), dan jambu mete sebesar 0,12 juta ton (naik 6,18%). Sedangkan beberapa komoditi lainnya seperti kopi, teh, cengkeh, kakao, tebu, tembakau dan nilam mengalami penurunan. Nilai produksi masing-masing komoditi dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2 : Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun 2010 – 2011

No Komoditas Tahun Laju

Pertumb. % 2010 2011

1 Karet / Rubber 2,734,854 3,088,427 12.93

2 Kelapa/ Coconut 3,166,666 3,203,632 1.17

3 Kelapa Sawit / Oil Palm 21,958,120 22,508,011 2.50

Page 33: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

25

No Komoditas Tahun Laju

Pertumb. % 2010 2011

4 Kopi / Coffee 686,922 633,991 (7,71)

5 T e h / Tea 156,604 140,944 (10,00)

6 Lada / Pepper 83,662 77,806 (7,00)

7 Cengkeh / Clove 98,386 75,757 (33,00)

8 Kakao / Cocoa 837,918 712,231 (15,00)

9 Jambu Mete/Cashewnut 115,149 122,260 6.18

10 Tebu / Sugar Cane 2,290,116 2,228,140 (2,71)

11 Tembakau / Tobacco 135,678 130,242 (4,01)

12 Kapas / Cotton 3,174 3,251 2.43

13 Jarak Pagar / Jatropha curcas 7,081 7,767 9.69

14 Nilam / Patchouli 2,206 1,668 (24,39)

15 Kemiri Sunan 2 2 0.00

2.3. Produktivitas Perkembangan produktivitas komoditas perkebunan selama tahun 2011 pada umumnya mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010 diantaranya produktivitas komoditas karet per hektar dari 986 kg tahun 2010 meningkat menjadi 1.106 kg tahun 2011, kelapa dari 1159 kg per hektar menjadi 1.168 kg per hektar. Namun beberapa komoditi mengalami penurunan akibat pengaruh anomali iklim seperti kelapa sawit, cengkeh, kakao, tebu, kapas, jarak pagar, dan nilam. Rincian produktivitas dapat dilihat sebagaimana tabel 3 berikut ini : Tabel 3 : Perkembangan Produktivitas Komoditas Perkebunan Tahun 2010 – 2011

No Komoditas Tahun +/-

% 2010 2011 1 Karet / Rubber 986 1,106 12.17

2 Kelapa/ Coconut 1,159 1,168 0.77

3 Kelapa Sawit / Oil Palm 3,595 3,450 (4,03)

4 Kopi / Coffee 779 777 0,25

5 T e h / Tea 1,553 1,552 0,06

6 Lada / Pepper 756 765 1.19

7 Cengkeh / Clove 322 248 (22,98)

8 Kakao / Cocoa 854 668 (21,78)

9 Jambu Mete/Cashewnut 371 393 5.93

10 Tebu / Sugar Cane 5,292 5,191 (1,92)

11 Tembakau / Tobacco 760 801 5.39

12 Kapas / Cotton 380 356 (6,32)

13 Jarak Pagar / Jatropha curcas 250 234 (6,40)

14 Nilam / Patchouli 119 111 (6,72)

15 Kemiri Sunan 667 667 0.00

Page 34: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

26

3. Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2011 3.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2011

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-676/MK.02/2010 tanggal 3 Nopember 2010 tentang pagu definitif Kementerian Negara/Lembaga tahun 2011, alokasi anggaran untuk Kementerian Pertanian Rp 16,724 trilyun dan Rp 1,981 trilyun (11,85%) diantaranya dialokasikan untuk Direktorat Jenderal Perkebunan dalam rangka mendukung pengembangan perkebunan tahun 2011. Namun dalam perkembangannya terdapat penghematan APBN sebesar 10%, sehingga pagu Direktorat Jenderal Perkebunan berkurang menjadi Rp 1,975 trilyun yang dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama.

Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2011 sebesar Rp 1.648.041.375.000,- dari total pagu sebesar Rp. 1.975.106.212.000,-atau mencapai 83,44%. Realisasi terbesar tercapai untuk kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 94,68%, diikuti secara berturut-turut kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 93,42%, Dukungan Penanganan Pascapanen sebesar 93,39% dan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,59%, Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 89,77%, Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar 89,77% dan yang paling rendah kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 81,00%. Adapun rinciannya sebagaimana disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 : Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama Tahun 2011

KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN

PAGU REALISASI % (Rp.000,-) (Rp.000,-)

1775 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

1.521.259.731 1.232.266.812 81.00

1776 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN SEMUSIM 108.293.709 102.534.002 94,68

1777 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN 89.031.711 81.540.799 91,59

1778 PENGEMBANGAN PENANGANAN PASCA PANEN KOMODITAS PERKEBUNAN 8.346.124 7.794.276 93,39

1779 DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 30.493.757 28.487.236 93,42

1780 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DITJEN. BUN 143.646.769 128.954.072 89,77

1781 DUKUNGAN PENGUJIAN DAN PENGAWASAN MUTU BENIH SERTA PENERAPAN TEKHNOLOGI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN

74.034.411 66.464.179 89,77

JUMLAH 1.975.106.212 1.648.041.375 83,44

Page 35: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

27

3.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar

Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar Rp. 1.232.266.811.707,- dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 1.521.259.731.000,- (81,00%). Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama dikarenakan adanya blokir pada anggaran kegiatan Gernas kakao pada beberapa Satker Dinas Perkebunan yang baru dilepas pada tanggal 15 September 2011. Hal ini menyulitkan satker untuk melakukan kegiatan terutama yang bersifat kontraktual/lelang, karena proses kontrak memerlukan waktu kurang lebih 3 bulan. Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar pada tahun 2011 meliputi: 1) Perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi seluas 2.482 ha. Dalam

pelaksanaannya terdapat tiga jenis kopi yang dikembangkan meliputi (1). kopi robusta yang dilaksanakan di 13 kabupaten 7 provinsi yaitu Jabar, Jateng, DIY, Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Lampung (2). kopi arabika yang dilaksanakan di 4 kabupaten 3 provinsi yaitu Jambi, NTB dan Jabar dan (3). kopi spesialti yang dilaksanakan di 18 kabupaten 8 provinsi yaitu Jatim, Aceh, Sumut, Sumsel, Sulsel, Bali, NTT dan Papua. Capaian realisasi fisik untuk output kegiatan tersebut seluas 2.407 ha (96,98%) dan capaian serapan keuangan sebesar Rp. 17.311.835.000,- (91,86%).

2) Rehabilitasi dan intensifikasi tanaman teh seluas 1.058 ha yang dilaksanakan

di 12 kabupaten 5 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatera Barat dan Jambi. Capaian realisasi fisik seluas 1.054 ha (99,62%) dan realisasi anggaran sebesar Rp. 3.087.462.000,- (90,48%).

3) Perluasan, peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman kakao termasuk

Gernas kakao yang seluruhnya seluas 186.000 ha, dilaksanakan di 122 kabupaten 25 provinsi di Indonesia kecuali Jakarta, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Sumsel, Jambi, Riau, dan Kalimantan Selatan. Capaian realisasi fisik seluas 158.474 ha (85,20%) dan realisasi anggaran sebesar Rp. 552.235.908.000,- (79,08%).

4) Perluasan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman lada yang semuanya seluas

1.816 ha, dilaksanakan di 17 kabupaten 7 provinsi yaitu Jabar, Jatim, Sumsel, Lampung, Kalbar, Kaltim dan Kep. Bangka Belitung. Capaian realisasi fisik seluas 1.806 ha (99,45%) dan capain anggaran yang terserap sebesar Rp. 8.426.000.000,- (98,83%).

5) Peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman cengkeh yang luasnya

6.292 ha dilaksanakan di 27 kabupaten 13 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, DI Yogyakarta dan Gorontalo. Capaian realisasi fisik seluas 5.958 ha (94,69%) dan serapan anggaran sebesar Rp. 4.853.062.000,- (93,04%).

Page 36: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

28

Rincian capaian serapan keuangan output kegiatan utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2011

No Program Anggaran (Rp000)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % % Peningkatan Produksi, Produktivitas

dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar

1.521.259.731 1.232.266.812 81,00

1 Perluasan, peremajaan dan Rehabilitasi Tanaman Kopi

18.611.310 17.311.835 91,66 96,98

2 Rehabilitasi dan Intensifikasi tanaman teh 3,412.271 3.087.462 90,48 99,62

3 Perluasan, Peremajaan, rehabilitasi dan Intensifikasi Tanaman Kakao

698.342.865 552.235.908 79,08 85,20

4 Perluasan, Rehabilitasi dan Intensifikasi Tanaman Lada

8.526.000 8.426.0000 98,83 99,46

5 Peremajaan, Rehabilitasi dan Intensifikasi Tanaman Cengkeh

5.216.169 4.853.062 93,04 94,69

6 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tanaman Rempah dan Penyegar

8.348.707 7.361.702 88,18 94,17

7 Pengembangan Kelembagaan Tanaman Rempah dan Penyegar

8.398.900 6.998.128 83,32 89,36

8 Sinkronisasi dan Koordinasi Kegiatan Revitalisasi (Kakao)

7.735.557 6.990.866 90,37 93,06

9 Operasional Petugas Pendamping Revit Perkebunan (kakao)

1.278.975 1.116.425 87,29 90,63

10 Penyusunan Rencana kebutuhan Sarana Produksi Tanaman Rempah dan Penyegar

45.000 45.000 100,00 100,00

11 Pemeliharaan, eksploitasi sarana dan prasarana pendukung.

615.000 4549.729 89,39 90,83

12 Pengadaan sarana, prasarana pendukung dan rehabilitasi gedung.

31.372.500 30.140.042 96,07 100,00

13 Operasional Petugas Pendamping 5.169.450 4.561.633 88,24 94,42 14 Pengawalan, pendampingan, sinkronisasi,

koordinasi, monev, keuangan, dll 712.783.382 577.900.201 81,08 85,13

15 Integrasi tanaman rempah dan penyegar – ternak

871.200 871.000 99,98 100,00

16 Pengembangan tanaman rempah penyegar lainnya

1.400.000 1.400.000 100,00 100,00

17 Layanan perkantoran Pusat (Dirat TRP) 919.400 892.295 97,05 100,00

18 Norma, standar, kebijakan, pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan, dll (Dirat RTP)

2.551.500 2.425.876 95,08 97,80

19 Pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber bahan tanaman rempah dan penyegar

2.999.276 2.768.033 92,29 93,17

20 Pemurnian, penilaian dan penetapan sumber benih tanaman rempah dan penyegar

166.742 138.374 82,99 84,21

21 Pengawalan, pembinaa dan pendampingan kegiatan tanaman rempah dan penyegar

2.220.527 2.193.241 98,77 98,96

Page 37: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

29

3.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Semusim sebesar Rp. 102.534.002.225,- dari target yang dialokasikan sebesar Rp. 108.293.709.000,- (94,68%). Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama disebabkan oleh kesulitan dalam penyediaan benih kultur jaringan.

Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim pada tahun 2011 meliputi : 1) Perluasan tebu rakyat, bongkar ratoon/rawat ratoon yang luasnya 3.040 ha

dilaksanakan di 60 kabupaten 12 provinsi yaitu Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Aceh, Sumut, Sumsel, Kalbar, Sulsel, Gorontalo, Jambi dan Papua. Capaian realisasi fisikk seluas 2.972 ha (97,76%) dan realisasi anggaran sebesar Rp. 63.361.571.000,- (94,84%).

2) Penanaman tanaman kapas seluas 13.456 ha yang dilaksanakan di 33

kabupaten 7 provinsi yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Capaian realisasi fisik seluas 13.365 ha (99,32%) dan anggaran yang terserap sebesar Rp. 14.848.511.250,- (99,74%).

3) Penanaman tanaman nilam seluas 188 ha yang dilaksanakan di 13

kabupaten 9 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung dan Bali. Capaian realisasi fisik seluas 188 ha (100%) dan anggaran yang terserap sebesar Rp. 1.504.000.000,- (100%).

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim tahun 2011

No Program Anggaran (Rp000)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % %

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

108.293.709 102.534.002 94,68

1 Perluasan Tebu Rakyat, Bongkar/ Rawat Ratoon

67.625.856 64.139.729 94,84 97,76

2 Penanaman Tanaman Kapas 14.886.999 14.848.511 99,74 99,32 3 Penanaman Tanaman Nilam 1.504.000 1.504.000 100.00 100,00 4 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Semusim 4.477.696 3.991.037 89,13 94,04 5 Pengembangan kelembagaan tanaman

semusim 414.785 414.485 99,93 100,00

6 Operasional Petugas Pendamping Tanaman Semusim

4.064.633 3.839.298 94,46 97,04

7 Peningkatan kegiatan perlombaan & penghargaan perkebunan dll

2.092.286 1.951.113 93,25 100,00

Page 38: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

30

No Program Anggaran (Rp000)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % % 8 Penyusunan rencana kebutuhan sarana

produksi tanaman semusim 86.100 85.235 99,00 100,00

9 Layanan Perkantoran Pusat (Dirat TS) 1.410.200 1.410.090 99,99 100,00 10 Norma, standar, kebijakan, pedoman,

perencanaan, monev, keuangan dll 6.011.753 5.786.595 96,25 97,65

11 Pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber bahan tanaman semusim

2.800.014 2.071.584 73,98 82,61

12 Pemurnian, penilaian dan penetapan sumber benih

626.243 446.552 71,31 88,24

13 Pengawalan, pembinaan dan pendam -pingan kegiatan tanaman semusim

2.293.144 2.045.773 89,21 100,00

3.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Tahunan adalah sebesar Rp. 81.540.799.000,- dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 89.031.711.000,- (91,59%).

Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2011 meliputi : 1) Peremajaan dan perluasan tanaman karet rakyat seluas 5.656 ha (4.420 ha

untuk peremajaan dan 1.236 ha untuk perluasan di daerah perbatasan wilayah pasca konflik) yang kegiatan dilaksanakan di 67 kabupaten 16 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Aceh. Capaian realisasi fisik untuk peremajaan seluas 4.070 ha (92,08%) dan perluasan seluas 1.236 ha (100%). Realisasi anggaran untuk peremajaan sebesar Rp. 19.024.645.300,- (90,64%) dan untuk perluasan sebesar Rp. 6.093.012.000,- (99,89%).

2) Peremajaan tanaman Kelapa seluas 14.267 ha dilaksanakan di 81 kabupaten

25 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Bali, NTB, NTT, Papua, Malut, Banten, Gorontalo, Kepulauan Riau dan Papua Barat. Capaian realisasi fisik seluas 13.844 ha (97,04%) dan serapan anggaran sebesar Rp. 17.370.188.000,- (95,06%).

3) Peremajaan dan perluasan tanaman kelapa sawit seluas 1.441 ha

(peremajaan 1.326 ha, pembangunan berkelanjutan 75 ha dan perluasan di daerah perbatasan wilayah pasca konflik 40 ha). Kegiatan ini dilaksanakan di 9 kabupaten 6 provinsi yaitu Jambi, Sumbar, Riau, Sumsel, Bengkulu dan Kalbar. Capaian realisasi fisik telah tercapai 100%. Realisasi anggaran untuk peremajaan sebesar Rp. 4.905.937.100,- (96,16%) dan pembangunan

Page 39: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

31

berkelanjutan dengan perluasan di daerah perbatasan wilayah pasca konflik telah terealisasi sebesar Rp. 497.500.000,- (100%).

4) Rehabilitasi dan perluasan tanaman jambu mete seluas 3.790 ha (rehabilitasi

seluas 3.640 ha dan perluasan di daerah perbatasan wilayah pasca konflik seluas 150 ha) yang dilaksanakan di 12 kabupaten 4 provinsi yaitu Jatim, Sultra, NTB dan NTT. Capaian realisasi fisik untuk rehabilitasi dan perluasan tercapai 100%. Realisasi anggaran untuk rehabilitasi sebesar Rp. 1.360.090.000,- (99,97%) dan untuk perluasan sebesar Rp. 60.000.000,- (47,62%).

5) Penanaman Jarak Pagar untuk pengutuhan Desa Mandiri Energi (DME)

seluas 630 ha dilaksanakan di 6 kabupaten 4 provinsi yaitu Jabar, Jatim, NTB dan Papua. Capaian realisasi fisik seluas 538 ha (65,40%) dan realisasi serapan anggaran sebesar Rp. 984.792.300,-(93,45%).

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan seperti dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2011

No Program Anggaran (Rp 000)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % %

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

89.031.711 81.540.799 91,59

1 Peremajaan tanaman karet rakyat 20.988.980 19.024.645 90.64 92,08 2 Perluasan tanaman karet di daerah

perbatasan, wilayah pasca konflik, tertinggal dan bencana alam

6.099.780 6.093.012 99,89 100,00

3 Peremajaan Tanaman Kelapa 18.273.335 17.370.188 95,06 97,04 4 Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit 5.101.599 4.905.937 96,16 100,00 5 Pembangunan Perkebunan kelapa

sawit berkelanjutan 337.500 337.500 100,00 100,00

6 Perluasan tanaman kelapa sawit di daerah perbatasan, wilayah pasca konflik, tertinggal dan bencana alam

160.000 160.000 100,00 100,00

7 Rehabilitasi tanaman jambu mete 1.360.450 1.360.090 99,97 100,00 8 Perluasan tanaman jambu mete di

daerah perbatasan, wilayah pasca konflik, tertinggal dan bencana alam

126.000 60.000 47,62 100,00

9 Penanaman jarak pagar untuk pengutuhan DME

1.053.847 984.792 93,45 85,40

10 Pemberdayaan pekebun tanaman perkebunan

1.027.813 920.942 89,60 92,31

11 Pengembangan kelembagaan tanaman tahunan

2.270.600 1.927.356 84,88 91,86

12 Sinkronisasi dan koordinasi kegiatan revitalisasi (kelapa sawit, karet)

3.193.190 2.884.046 90,32 94,74

13 CP/CL Revitbun (kelapa sawit, karet) 4.279.304 3.352.468 78,34 78,94 14 Operasional petugas pendamping

Revitbun 9.918.495 9.018.779 90,93 96,57

Page 40: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

32

No Program Anggaran (Rp 000)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % % 15 Pengadaan kompor berbahan bakar

jarak pagar 46.050 39.548 85,88 82,46

16 Integrasi tanaman tahunan – ternak 1.253.800 1.109.519 88,49 94,44 17 Layanan perkantoran pusat 863.500 844.884 97,84 98,00 18 Norma, standar, kebijakan, pedoman,

perencanaan, monev, keuangan dll 5.705.000 5.601.185 98,18 98,35

19 Pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber bahan tanaman tahunan

2.054.598 1.646.973 80.16 85,07

20 Pemurnian, penilaian & penetapan sumber benih tanaman tahunan

1.011.350 906.214 89,60 97,78

21 Pengawalan, pembinaan & pendampingan kegiatan

3.906.520 2.992.721 76,61 86,67

3.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan

Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan adalah sebesar Rp. 7.749.275.603,- dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 8.346.124.000,- (93,39%). Output kegiatan penting untuk Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan pada tahun 2011 meliputi : 1) Penanganan pascapanen tanaman semusim sebanyak 3 unit yang

dilaksanakan di 3 provinsi yaitu Jateng, Aceh dan Lampung. Capaian realisasi fisik 2 unit (66,67%) dan anggaran yang terserap sebesar Rp. 218.019.575,- (77,86%).

2) Penanganan Pascapanen Tanaman Rempah dan Penyegar sebanyak 20 unit

yang dilaksanakan di 17 provinsi yaitu DIY, Sumut, Sumbar, Riau, Sumsel, Kaltim, Sulut, Sulsel, Sultra, Bali, NTB, Papua, Bengkulu, Malut, Babel, Papua Barat dan Sulawesi Barat. Capaian realisasi fisik 20 unit (100%0 dan realisasi serapan anggaran sebesar Rp. 1.091.339.750,- (95,60%).

3) Penanganan Pascapanen Tanaman Tahunan sebanyak 22 unit yang

dilaksanakan di 10 provinsi yaitu Jabar, Aceh, Jambi, Kalbar, Kalteng, Kalsel, NTT, Bengkulu, Banten dan Kepri. Capaian realisasi fisik 22 unit (100%) dengan realisasi serapan anggaran sebesar Rp. 659.219.706,- (99,06%).

4) Bimbingan Usaha Perkebunan Berkelanjutan, sebanyak 1 paket dan capaian

fisik 100% dengan serapan anggaran sebesar Rp. 4.294.766.905,- (95,56%). 5) Fasilitasi Pencegahan Gangguan Usaha Perkebunan dan Konflik sebanyak

46 paket yang dilaksanakan di 23 provinsi dengan capaian fisik 95,65% dan serapan anggaran sebesar Rp. 1.207.737.667,- (86,99%).

Page 41: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

33

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Peningkatan

Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan Tahun 2011

No Program Anggaran (Rp000)

Output/

Fisik

Pagu Realisasi % %

Pengembangan Penanganan Pascapanen komoditas perkebunan

8.346.124 7.794.276 93,39

1 Peningkatan penanganan pascapanen tanaman semusim

280.000 218.019 77,86 66,67

2 Peningkatan penanganan pascapanen tanaman rempah dan penyegar

1.141.515 1.091.340 95,60 100,00

3 Peningkatan penanganan pascapanen tanaman tahunan

665.500 659.220 99,06 100,00

4 Bimbingan usaha perkebunan berkelanjutan

4.494.085 4.294.767 94,56 100,00

5 Fasilitasi pencegahan gangguan usaha perkebunan dan konflik

1.388.310 1.207.373 86,99 95,05

6 Pengadaan sarana & prasarana perkantoran (Dirat PPPU)

60.000 58.946 98,24 100,00

7 Pembinaan, pengawalan dan pendampingan kegiatan pascapanen dan pembinaan usaha

316.714 264.245 83,43 87,00

3.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan adalah sebesar Rp. 28.487.235.663,- dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 30.493.757.000,- (93,42%).

Output kegiatan penting untuk Dukungan Perlindungan Perkebunan pada tahun 2011 meliputi : 1) Pengendalian OPT tanaman perkebunan yang meliputi OPT tanaman kelapa,

karet, jambu mete, lada, kopi, cengkeh dan tebu. Luas pengendalian OPT 4.030 ha dan terealisasi seluas 3.803 ha. Realisasi anggaran yang terserap sebesar Rp. 9.046.109.000,- (94,24%).

2) Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun dilaksanakan di 82

kabupaten 9 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Kaltim. Capaian fisik 90,44% dan anggaran yang terserap sebesar Rp. 3.193.710.000,- (82,18%).

3) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan sebanyak 81 Kelompok Tani yang

dilaksanakan di 36 kabupaten 15 provinsi yaitu Jabar, jateng, DIY, Jatim, Riau, Sumsel, Lampung, Kalbar, Kaltim, Sulsel, NTB, Bengkulu, Sultra, Malut dan Gorontalo. Capaian realisasi fisik 81 Kelompok Tani (100%). Anggaran yang terserap sebesar Rp. 3.826.455.000,- (97,90%).

Page 42: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

34

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama Dukungan Perlindungan Perkebunan seperti pada Tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Dukungan

Perlindungan Perkebunan tahun 2011

No Program Anggaran (Rp)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % % Dukungan Perlindungan Perkebunan 30.493.757 28.487.235 93,42

1 Pengendalian OPT tanaman perkebunan 9.599.110 9.046.109 94,24 94,37 2 Operasional Laboratorium 3.324.427 3.266.605 98,26 100,00 3 Mitigas dan adaptasi perubahan iklim 1.073.770 1.048.931 97,69 100,00 4 Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan

dan kebun 3.886.419 3.193.710 82,18 90,44

5 Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan 3.908.700 3.826.455 97,90 100,00 6 Pemberdayaan pengamat hama &

penyakit 3.274.522 3.113.115 95,07 100,00

7 Layanan kantor pusat (Dirat Perlindungan) 606.420 586.827 96,77 70,83 8 Pengadaan sarana dan prasarana

perkantoran 100.000 91.000 91,00 100,00

9 Norma, standar, kebijakan, pedoman, perencanaan, evaluasi, keuangan dll

3.599.446 3.466.093 96,30 96,89

10 Pengawalan, pembinaan & pendampingan kegiatan perlindungan perkebunan

1.120.943 848.390 75,69 80,05

3.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan adalah sebesar Rp. 128.954.072.418,- dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 143.646.789.000,- (89,77%). Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut karena optimalisasi dan efisiensi pada kegiatan Pembinaan, pengawalan dan pembangunan perkebunan dan kegiatan sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu benih dan penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan yang tidak terlaksana sepenuhnya. Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan dilihat pada Tabel 10 berikut ini :

Tabel 10. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Tahun 2011

No Program Anggaran (Rp000)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % %

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan

143.646.769 128.954.072.

89,77

1 Layanan perkantoran 37.643.911 33.886.298 90,02 100,00 2 Pengadaan sarana & prasarana

perkantoran 2.579.200 2.315.698 89,78 100,00

Page 43: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

35

No Program Anggaran (Rp000)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % % 3 Norma, standar, kebijakan, pedoman,

perencanaan, evaluasi, keuangan, ortala, kepegawaian dll

68.063.524 61.965.631 91,04 92,35

4 Peningkatan kapabilitas pegawai 2.714.900 2.330.338 86,50 100,00 5 Pembinaan, pengawalan, pendampingan

dan monev pembangunan perkebunan 20.121.325 18.687.356 92,87 100,00

6 Sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu benih & penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan

12.523.909 9.768.751 78,00 81,24

3.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan

Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar Rp 66.464.178.811,- dari pagu yang dialokasikan sebesar Rp. 74.034.411.000,-(89,77%). Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut antara lain adanya optimalisasi dan efisiensi pada kegiatan pengadaan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Laboratorium serta Pemeliharaan kebun Contoh, Demplot, Uji koleksi kebun sumber daya genetik kelapa sawit di Sijunjung yang tidak terlaksana dengan baik.

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan utama Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan seperti pada Tabel 11 berikut :

Tabel 11. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Utama Dukungan Pengujian

dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2011

No Program Anggaran (Rp 000)

Output/ Fisik

Pagu Realisasi % % Dukungan Pengujian dan pengawasan

Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan

74.034.411 66.464.179 89,77

1 Layanan Perkantoran 41.740.792 42.588.910 102,03 100,00 2 Pengadaan sarana, prasarana

perkantoran, perencanaan, evaluasi, keuangan, ortala dan kepegawaian dll

8.613.296 7.000.614 81,28 89,29

3 Standar, pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan dll

5.610.789 5.120.199 91,26 94,44

4 Peningkatan kapabilitas pegawai 2.609.606 2.479.447 95,01 100,00 5 Opersional Laboratorium 2.994.514 2.861.791 95,27 97,88 6 Pemeliharaan kebun contoh, demplot, uji,

koleksi dll 12.465.414 6.413.218 51,45 52,12

Untuk mengetahui secara detail capaian kinerja kegiatan utama (output) dari Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 44: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

36

3.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan Per Satker Tahun 2011

Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sebanyak 497 yang tersebar di 33 provinsi. Dengan keterbatasan APBN, untuk memenuhi rasa keadilan dan ketidak-berpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin melaksanakan pembangunan perkebunan, maka ditetapkan kriteria untuk penetapan satker mandiri (otonom) sebagai berikut: (a) Kinerja satker dua tahun terakhir (2010 dan 2011); (b) Nomenklatur Dinas. Urutan prioritas pengalokasian anggaran terkait dengan nomenklatur dinas secara berurutan: apabila Dinas Perkebunan berdiri sendiri akan memperoleh prioritas utama, Dinas Gabungan namun masih tersurat kata "Perkebunan", seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan menjadi prioritas kedua, dan Dinas Gabungan tanpa kata "Perkebunan" akan menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi anggaran yang dikelola minimal Rp 900 juta. Bila anggaran yang dikelola dibawah Rp 900 juta, maka dana tersebut dialokasikan dan dikelola oleh Provinsi sebagai Tugas Pembantuan (TP) Provinsi; dan (d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap sasaran produksi dan luas areal secara nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014.

Berdasarkan kriteria tersebut, pada tahun 2011 pembangunan perkebunan dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan yang berjumlah 217 satker yang terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker Dinas Kabupaten/kota (180 satker).

Satker Dinas Provinsi yang serapan anggarannya dibawah 80% berjumlah 7 satker yaitu (1) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, (2) Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, (3) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, (4) Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, (5) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten, (6) Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo dan (7) Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau.

Untuk satker kabupaten yang penyerapannya anggaran kurang dari 80% berjumlah 38 satker. Jika satker kabupaten yang serapan anggarannya dibawah 80% tersebut dikelompokkan sesuai provinsi, maka distribusi sebagai berikut Provinsi Jatim (1 satker), Sumut (3 satker), Sumbar (6 satker), Jambi (1 satker), Lampung (3 satker), Kalteng (1 satker), Kalsel (2 satker), Kaltim (1 satker), Sulteng (1 satker), Sulsel (9 satker), Sultra (3 satker), Bengkulu (2 satker), Banten (2 satker), Gorontalo (1 satker), Sulbar (2 satker).

Adapun rincian per kabupaten/kota sebagai berikut 1) Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek (Jatim), 2) Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo (Sumut), 3) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Selatan (Sumut), 4) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Asahan (Sumut), 5) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Agam (Sumbar), 6) Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Padang Pariaman (Sumbar), 7) Dinas Kehutanan dan

Page 45: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

37

Perkebunan Kabupaten Tanah Datar (Sumbar), 8) Dinas Perkebunan Kabupaten Dharmas Raya (Sumbar), 9) Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman (Sumbar), 10) Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat (Sumbar), 11) Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun (Jambi), 12) Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur (Lampung), 13) Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesawaran (Lampung), 14) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu (Lampung), 15) Dinas Perkebunan Kabupaten Kota Waringin Timur (Kalteng), 16) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kalsel), 17) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanah Bumbu (Kalsel), 18) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nunukan (Kaltim), 19) Dinas Perkebunan Kabupaten Buol (Sulteng), 20) Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sidrap (Sulsel), 21) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pinrang (Sulsel), 22) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bone (Sulsel), 23) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Luwu (Sulsel), 24) Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai (Sulsel), 25) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bulukumba (Sulsel), 26) Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang (Sulsel), 27) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Luwu Utara (Sulsel), 28) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Luwu Timur (Sulsel), 29) Dinas Pertanian Kabupaten Muna (Sultra), 30) Dinas Perkebunan Kabupaten Kolaka (Sultra), 31) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kolaka Utara (Sultra), 32) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkulu Utara (Bengkulu), 33) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepahiang (Bengkulu), 34) Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang (Banten), 35) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak (Banten), 36) Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Bolango (Gorontalo), 37) Dinas Perkebunan Kabupaten Mamuju Utara (Sulbar) dan 38) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Mamasa (Sulbar).

Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan dipertimbangkan untuk dikenakan punishment pada pengalokasian anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2013. Rincian capaian serapan keuangan masing-masing satker Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan sebagaimana disajikan pada Lampiran 5. 4. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut. Dalam mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan dan terkait dengan keragaan pembangunan perkebunan yang telah mampu dicapai, perubahan lingkungan strategis, permasalahan, tantangan dan peluang yang dihadapi serta tuntutan pembangunan ke depan dan tujuan serta program pembangunan perkebunan pada tahun 2011, maka terdapat permasalahan dan upaya penyelesaian serta rencana tindak lanjut yang dapat diuraikan sebagai berikut : 4.1. Permasalahan

Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2011 secara umum adalah tahun fiskal yang

Page 46: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

38

tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 4.1.1. Administrasi

• Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan; • Lambatnya penetapan CP/CL oleh Bupati; • Terbatasnya panitia pengadaan barang/jasa; • Sanggahan banding; • Terbatasnya waktu untuk pelaksanaan anggaran Gernas kakao yang

dilepas blokirnya sejak 15 September 2011 sebesar Rp. 400 milyar; • Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan kabupaten.

4.1.2. Teknis 4.1.2.1. Perencanaan

• Unit cost yang terlalu kecil; • Sertifikasi lahan petani belum ada; • Tumpang tindih lahan; • RTRWP/RTRWK provinsi yang belum selesai; • Syarat-syarat sebagai avalis yang menyulitkan perusahaan mitra; • Terjadinya anomali iklim.

4.1.2.2. Pengorganisasian

• Terlambatnya proses distribusi pupuk; • SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas yang tidak

tepat, Sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun; • Regu proteksi perkebunan tingkat petani umumnya tidak ada lagi; • Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan (petugas

dan petani); • Terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani

sulit mendapatkan benih bermutu; • Terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan; • Banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan gangguan

usaha.

4.1.2.3. Pelaksanaan • Pemanfaatan pengolahan limbah dan hasil samping pada kegiatan

integrasi sawit-ternak sapi tidak dipergunakan sebagaimana mestinya; • Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum

tersosialisasi dengan baik; • Banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha yang

harus ditangani dengan waktu yang terbatas;

Page 47: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

39

• Pengetahuan dan keterampilan petani sebagian besar petani belum memadai;

• Ketepatan waktu penyediaan bibit dan pengadaan sarana dan prasarana yang tidak sinkron antara provinsi dan kabupaten/kota, khususnya untuk Gernas kakao;

• Kurang tersedianya infrastruktur khususnya jalan produksi dan jalan usaha tani;

• Koperasi komoditi rata-rata belum berjalan karena keterbatasan modal untuk menampung hasil produksi anggotanya.

4.1.2.4. Pengawasan

• Kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk masyarakat belum dilaksanakan;

• Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana (paling lambat tanggal 31 Desember 2014 seluruh perusahaan perkebunan sudah harus menerapkan ISPO).

4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi telah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mempercepat pelaksanaan serapan anggaran dan pencapaian fisik. Rencana aksi tersebut meliputi: 4.2.1. Administrasi

Penetapan CP/CL secara bertahap terhadap yang telah memenuhi syarat administrasi dan teknis;

Percepatan proses pengadaan barang/jasa; Penerapan reward dan punishment; Melakukan percepatan transfer dana bansos ke rekening kelompok; pencapaian pelaksanaan anggaran tahun 2011 sebagai

pertanggungjawaban moral dan pemanfaatan anggaran kepada pemerintah maupun masyarakat.

4.2.2. Pengorganisasian

Telah dilaksanakan pembagian tugas antara Sekretariat dan Direktorat sebagai penanggung jawab capaian fisik kegiatan dan keuangan sesuai wilayah binaan (5-6 provinsi);

Evaluasi kinerja satker per triwulan yang disampaikan kepada setiap satker. Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian;

Surat tentang capaian kinerja satker kepada Gubernur selaku wakil pemerintah pusat sekaligus penanggung jawab kegiatan di tingkat provinsi dan Bupati/Walikota selaku penanggung jawab pelaksanaan kegiatan;

Page 48: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

40

Penilaian kinerja satker yang akan disampaikan pada awal tahun 2012. Penilaian kinerja satker meliputi 5 (lima) unsur yang terdiri atas capaian fisik, capaian keuangan, ketepatan dan keteraturan pelaporan serta penyelesaian LHP/A;

Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan secara intensif baik di internal dinas maupun dilapangan/petani;

Melakukan koordinasi dengan BMG untuk mendapatkan informasi perubahan iklim yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan jadwal kegiatan lapangan;

Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya.

4.2.3. Pelaksanaan

Mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk percepatan penyerapan keuangan;

Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga yang berlaku di daerah;

Pengembangan program integrasi sawit-ternak sapi pada perkebunan rakyat perlu diarahkan pada suatu gerakan yang terkonsentrasi dengan orientasi bisnis;

Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk Program Revitalisasi Perkebunan dapat dimasukan dalam Program PRONA dan Sertifikasi Massal;

Proses sertifikasi lahan dapat dilakukan sebelum akad kredit, (didahulukan dengan cover letter jikaSertifikasi lahan petani belum ada);

Diperlukan adanya Pedum dari bank pelaksana di tingkat Pusat kepada seluruh cabang-cabang untuk mendukung Program Revitalisasi Perkebunan;

Peningkatan peranan Tim Koordinasi Penanganan Gangguan Usaha di Propinsi dan Kabupaten;

Meningkatkan intensitas sosialisasi ISPO kepada stakeholder terkait. Penerapan kemitraan usaha antara lain melalui pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) Perusahaan dalam rangka untuk mencegah terjadinya gangguan usaha perkebunan.

4.2.4. Pengawasan

Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan petugas pusat ke satker daerah,

Melaksanakan pengawalan, pendampingan dan monitoring pelaksanaan kegiatan secara intensif;

Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Sekretariat Ditjen Perkebunan, baik melalui email, faksimile, telepon maupun media lainnya.

Koordinasi dengan instansi/institusi terkait dalam rangka pelaksanaan monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang diusahakan.

Page 49: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

42

BAB IV PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011 yang disusun ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban pada tahun ke-2 pada periode Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014. Kesemuanya itu merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan dan Direktorat Jenderal Perkebunan yang dilaksanakan pada tahun 2011.

Program pembangunan perkebunan tahun 2010 – 2014 yang menjadi

tanggung jawab Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”. Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim, tanaman tahunan, dan tanaman rempah penyegar yang didukung oleh penanganan pascapanen dan pembinaan usaha serta dukungan pelaksanaan perlindungan perkebunan.

Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2011 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi dana dari APBN sebesar Rp.1.981.018.000.000,-. Dana tersebut untuk melaksanakan 7 (tujuh) kegiatan utama pembangunan perkebunan yang dilaksanakan di 217 satker baik di Pusat maupun Daerah berupa dana Dekonsentrasi, dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi dan TP Kabupaten. Adapun kegiatan utama tersebut meliputi: (1) Peningkatan roduksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; (4) Dukungan Perlindungan Perkebunan; (5) Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha; (6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya; (7) Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan di 3 UPT Pusat di Daerah (BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon).

Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil bahwa capaian produksi 15 komoditas unggulan mencapai 33,02 juta ton dari target sebesar 35,72 juta ton atau mencapai 92,43% dibandingkan dengan target dalam penetapan kinerja tahun 2011. Capaian tertinggi pada komoditi karet (113,91%), dan secara berurutan sebagai berikut kelapa (97,25%), cengkeh (94,70%), kelapa sawit (91,83%), nilam (85,98%), lada (91,54%), kopi (89,42%), tebu (82,77%), jambu mete (82,61%), teh (82,42%). Sebaliknya komoditi yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim sehingga mengakibatkan penurunan produksi yang cukup tajam adalah kapas

Page 50: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011

43

(9,85%), kakao (66,32%) dan tembakau (71,56%). Untuk dua komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya rendah karena tidak/belum ada jaminan pasarnya adalah jarak pagar (38,80%) dan kemiri minyak (40,00%).

Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2011 secara umum adalah tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

5.2. Saran Rekomendasi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun ini

merupakan laporan pertanggungjawaban pimpinan pada akhir tahun anggaran dan merupakan tahun ke 2 (kedua) dari priode 5 (lima) tahun Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 di lingkungan Kementerian Pertanian. Laporan ini merupakan sistem yang sangat aspiratif dalam mendukung penilaian kinerja suatu unit kerja seperti Direktorat Jenderal Perkebunan. Berdasarkan pengalaman penyusunan laporan yang telah dibuat, perlu dilakukan beberapa perbaikan dalam proses penilaian mulai dari penyusunan perencanaan, perekaman penyelenggaraan kegiatan, sampai dengan kompilasi pelaporan penyelenggaraan maupun cara penilaiannya. Laporan ini sangat berguna sebagai acuan dalam penyusunan capaian kinerja pada tahun-tahun berikutnya.

Page 51: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan.Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan- Berkelanjutan

No. Sasaran Strategis Target

(1) (2) (4)

I. Meningkatnya produksi, produktivitas dan 1. Meningkatnya produksi komoditi unggulan (ribu ton)mutu tanaman perkebunan yang berke- perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, lanjutan melalui upaya pengembangan teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit,tanaman semusim, tanaman rempah jambu mete dan jarak pagar);dan penyegar, tanaman tahunan, duku-ngan penanganan pascapanen dan pem- 1). Swasembada gula nasionalbinaan usaha, dukungan perlindungan a. Tebu 2.692 perkebunan serta dukungan manajemendan teknis lainnya 2). Pengembangan komoditas pemenuhan

konsumsi dalam negeria. Kapas 33 b. Cengkeh 80

3). Pengembangan komoditas ekspora. Tembakau 182 b. Nilam 97 c. Kopi 709 d. Teh 171 e. Kakao 1.074 f. Lada 85 g. Jambu Mete 148 h. Karet 2.711 i. Kelapa 3.126 j. Kelapa Sawit 23.503

4). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi)a. Jarak Pagar 20 b. Kelapa 164 c. Kelapa Sawit 926 d. Kemiri Sunan 4,8

2. Meningkatnya produktivitas tanaman unggulan (kg/ha)perkebunan ( tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar);

1). Swasembada gula nasionala. Tebu 6.000

2). Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeria. Kapas 1.900 b. Cengkeh 274

3). Pengembangan komoditas ekspora. Tembakau 888 b. Nilam 6.400 c. Kopi 840 d. Teh 1.600

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2011

Indikator Kinerja

(3)

Lampiran 1

Page 52: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

No. Sasaran Strategis Target

(1) (2) (4)

Indikator Kinerja

(3)e. Kakao 1.100 f. Lada 713 g. Jambu Mete 569 h. Karet 1.000 i. Kelapa 1.119 j. Kelapa Sawit 3.997

4). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi)a. Jarak Pagar 1.250 b. Kemiri Sunan 16.000

I.1. Peningkatan Luas Areal Tanaman 1. Luas Areal Tanaman Semusim (ribu ha)Semusim

1). Swasembada Gula Nasionala. Tebu 572

2). Pengembangan Komoditas PemenuhanKonsumsi Dalam Negeria. Kapas 18

3) Pengembangan Komoditas Ekspora. Tembakau 205 b. Nilam 15

I.2. Peningkatan Luas Areal Tanaman 2. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar (ribu ha)Rempah dan Penyegar

1). Pengembangan komoditas ekspora. Kakao 1.746 b. Kopi 1.308 c. Teh 130 d. Lada 193

2). Pengembangan Komoditas PemenuhanKonsumsi Dalam Negeria. Cengkeh 469

3). Gerakan Peningkatan Produksi dan MutuKakao Nasional (ribu ha)a. Rehabilitasi 93 b. Intensifikasi 49 c. Peremajaan 27

I.3. Peningkatan Luas Areal Tanaman 3. Luas Areal Tanaman Tahunan (ribu ha)Tahunan

1). Pengembangan komoditas ekspora. Karet 3.456 b. Kelapa 3.814 c. Kelapa Sawit 8.342 d. Jambu Mete 574

2). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi)a. Jarak Pagar 12 b. Kemiri Sunan 2

4). Revitalisasi Perkebunana. Karet 53

Page 53: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

No. Sasaran Strategis Target

(1) (2) (4)

Indikator Kinerja

(3)b. Kelapa sawit 153 c. Kakao 34

I.4. Penurunan luas areal yang terserang 4. Dukungan pengembangan tanaman perkebunanOPT berkelanjutan

1). Luas areal pengendalian OPT Perkebunan (ha) 38.335

I.5. Peningkatan mutu produk perkebunan 5. Dukunagn pengembangan tanaman perkebunandan usaha perkebunan berkelanjutan berkelanjutan.

1). Jumlah kelompok tani yang menerapkan 100 penanganan pascapanen sesuai GHP(Kelompok Tani)

2). Jumlah Perusahaan Perkebunan kelapa sawit 75 yang layak mengajukan permohonan sertifikatISPO (Perusahaan)

3). Jumlah penanganan kasus ganggunan usaha 38 perkebunan (Perusahaan)

I.6. Peningkatan pelayanan dan pembinaan 6. Dukungan Pengembangan tanaman perkebunandi bidang manajemen dan teknis pem- berkelanjutanbangunan perkebunan 1). Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan 32

dan pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan (Provinsi)

I.7. Peningkatan pengawasan dan pengujian 7. Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan benih tanaman perkebunan & penerapan Berkelanjutanteknologi proteksi tanaman perkebunana). BBP2TP Surabaya 7.a). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 12.915

2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 5 perkebunan (Paket)

b). BBP2TP Medani 7.b). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 208.344

2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 5 perkebunan (Paket)

c). BBP2TP Ambon 7.c). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 343

2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 9 perkebunan (Paket)

Page 54: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Lampiran 2

Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal PerkebunanTahun Anggaran :

Sasaran Strategis Target(1) (3)

Meningkatnya produksi, produktivitas dan I. Meningkatnya produksi komoditi unggulan (ribu ton)mutu tanaman perkebunan yang berke- perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, lanjutan melalui upaya pengembangan teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit,tanaman semusim, tanaman rempah jambu mete dan jarak pagar);dan penyegar, tanaman tahunan, duku- - Swasembada gula nasionalngan penyediaan benih unggul bermutu a. Tebu 2.692 dan sarana produksi, perlindungan per-kebunan serta dukungan manajemen - Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsidan teknis lainnya dalam negeri

a. Kapas 33 b. Cengkeh 80

- Pengembangan komoditas ekspora. Tembakau 182 b. Nilam 97 c. Kopi 709 d. Teh 171 e. Kakao 1.074 f. Lada 85 g. Jambu mete 148 h. Karet 2.711 i. Kelapa 3.126 j. Kelapa sawit 23.503

- Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakarnabati (boienergi)a. Jarak pagar 20 b. Kelapa 164 c. Kelapa sawit 926 d. Kemiri Sunan 4,8

II. Meningkatnya produktivitas tanaman unggulan (kg/ha)perkebunan ( tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar);

- Swasembada gula nasionala. Tebu 6.000

- Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsidalam negeria. Kapas 1.900 b. Cengkeh 274

- Pengembangan komoditas ekspora. Tembakau 888 b. Nilam 6.400 c. Kopi 840

(2)

PENETAPAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

2011

Indikator Kinerja

Page 55: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Sasaran Strategis Target(1) (3)(2)

Indikator Kinerja

d. Teh 1.600 e. Kakao 1.100 f. Lada 713 g. Jambu mete 569 h. Karet 1.000 i. Kelapa 1.119 j. Kelapa sawit 3.997

- Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakarnabati (boienergi)a. Jarak pagar 1.250 b. Kemiri sunan 16.000

Jumlah Anggaran : Rp. 1.981.048.000.000.- Program Peningkatan Produksi dan MutuTanaman Perkebunan Berkelanjutan :

Jakarta, Februari 2011

Menteri Pertanian

( Suswono )

Direktur Jenderal Perkebunan

( Gamal Nasir )

Page 56: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Lampiran 3 a

Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan.Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

No. Sasaran Strategis Target Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6)

I. Meningkatnya produksi, produktivitas dan 1. Meningkatnya produksi komoditi unggulan (ribu ton) (ribu ton)mutu tanaman perkebunan yang berke- perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, lanjutan melalui upaya pengembangan teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit,tanaman semusim, tanaman rempah jambu mete dan jarak pagar);dan penyegar, tanaman tahunan, duku-ngan penanganan pascapanen dan pem- 1). Swasembada gula nasionalbinaan usaha, dukungan perlindungan a. Tebu 2.692,0 2.228,1 82,77 perkebunan serta dukungan manajemendan teknis lainnya 2). Pengembangan komoditas pemenuhan

konsumsi dalam negeria. Kapas 33,0 3,3 9,85 b. Cengkeh 80,0 75,8 94,70

3). Pengembangan komoditas ekspora. Tembakau 182,0 130,2 71,56 b. Nilam 1.940,0 1.668,0 85,98 c. Kopi 709,0 634,0 89,42 d. Teh 171,0 140,9 82,42 e. Kakao 1.074,0 712,2 66,32 f. Lada 85,0 77,8 91,54 g. Jambu Mete 148,0 122,3 82,61 h. Karet 2.711,0 3.088,0 113,91 i. Kelapa 3.126,0 3.040,0 97,25 j. Kelapa Sawit 23.503,0 21.582,0 91,83

4). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi)a. Jarak Pagar 20,0 7,8 38,80 b. Kelapa 164,0 164,0 100,00 c. Kelapa Sawit 926,0 926,0 100,00 d. Kemiri Sunan 4,8 2 40,00

Jumlah Produksi 35.729,0 33.025,6 92,43

2. Meningkatnya produktivitas tanaman unggulan (kg/ha) (kg/ha)perkebunan ( tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar);

1). Swasembada gula nasionala. Tebu 6.000,0 5.191,0 86,52

2). Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeria. Kapas 1.900,0 532,1 28,01 b. Cengkeh 274,0 248,0 90,51

3). Pengembangan komoditas ekspora. Tembakau 888,0 625,0 70,38 b. Nilam 128,0 111,0 86,72 c. Kopi 840,0 777,0 92,50 d. Teh 1.600,0 1.552,0 97,00 e. Kakao 1.100,0 668,0 60,73 f. Lada 713,0 702,0 98,46 g. Jambu Mete 569,0 393,0 69,07 h. Karet 1.000,0 1.106,0 110,60 i. Kelapa 1.185,0 1.168,0 98,57 j. Kelapa Sawit 3.997,0 3.450,0 86,31

4). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi)a. Jarak Pagar 1.250,0 434,0 34,72 b. Kemiri Sunan 3.200,0 667,0 20,84

Indikator Kinerja

(3)

(Berdasarkan Dari RKT / Renstra) PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2011

Page 57: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

No. Sasaran Strategis Target Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6)

Indikator Kinerja

(3)

I.1. Peningkatan Luas Areal Tanaman 1. Luas Areal Tanaman Semusim (ribu ha) (ribu ha)Semusim

1). Swasembada Gula Nasionala. Tebu 572,0 458,0 80,07

2). Pengembangan Komoditas PemenuhanKonsumsi Dalam Negeria. Kapas 18,0 14,0 77,78

3) Pengembangan Komoditas Ekspora. Tembakau 205,0 228,0 111,22 b. Nilam 15,0 23,0 153,33

I.2. Peningkatan Luas Areal Tanaman 2. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar (ribu ha) (ribu ha)Rempah dan Penyegar

1). Pengembangan komoditas ekspora. Kakao 1.746,0 1.552,0 88,89 b. Kopi 1.308,0 1.293,0 98,85 c. Teh 130,0 123,0 94,62 d. Lada 193,0 179,0 92,75

2). Pengembangan Komoditas PemenuhanKonsumsi Dalam Negeria. Cengkeh 469,0 471,0 100,43

3). Gerakan Peningkatan Produksi dan MutuKakao Nasional (ribu ha)a. Rehabilitasi 93,0 59,0 63,44 b. Intensifikasi 49,0 44,0 89,84 c. Peremajaan 27,0 21,9 81,00

I.3. Peningkatan Luas Areal Tanaman 3. Luas Areal Tanaman Tahunan (ribu ha) (ribu ha)Tahunan

1). Pengembangan komoditas ekspora. Karet 3.456,0 3.418,0 98,90 b. Kelapa 3.814,0 3.752,0 98,37 c. Kelapa Sawit 8.342,0 8.871,0 106,34 d. Jambu Mete 574,0 571,0 99,48

2). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi)a. Jarak Pagar 12,0 4,9 40,83 b. Kemiri Sunan 2,0 0,9 45,00

4). Revitalisasi Perkebunana. Karet 53,0 38,0 71,70 b. Kelapa sawit 153,0 64,0 41,83 c. Kakao 34,0 19,0 55,88

Jumlah Luas Areal 15 Komoditas 21.265,0 21.205,4 99,72

I.4. Penurunan luas areal yang terserang 4. Dukungan pengembangan tanaman perkebunanOPT berkelanjutan

1). Luas areal pengendalian OPT Perkebunan (ha) 38.335,0 3.803,0 9,92

I.5. Peningkatan mutu produk perkebunan 5. Dukunagn pengembangan tanaman perkebunandan usaha perkebunan berkelanjutan berkelanjutan.

1). Jumlah kelompok tani yang menerapkan 100,0 89,0 89,00 penanganan pascapanen sesuai GHP(Kelompok Tani)

2). Jumlah Perusahaan Perkebunan kelapa sawit 75,0 50,0 66,67 yang layak mengajukan permohonan sertifikatISPO (Perusahaan)

3). Jumlah penanganan kasus ganggunan usaha 38,0 33,0 86,84 perkebunan (Perusahaan)

Page 58: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

No. Sasaran Strategis Target Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6)

Indikator Kinerja

(3)

I.6. Peningkatan pelayanan dan pembinaan 6. Dukungan Pengembangan tanaman perkebunandi bidang manajemen dan teknis pem- berkelanjutanbangunan perkebunan 1). Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan 32,0 32,0 100,00

dan pembinaan yang berkualitas di bidang 217,0 217,0 100,00 perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan (Provinsi)

I.7. Peningkatan pengawasan dan pengujian 7. Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan benih tanaman perkebunan & penerapan Berkelanjutanteknologi proteksi tanaman perkebunana). BBP2TP Surabaya 7.a). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 12.915,0 12.915,0 100,00

2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 5,0 5,0 100,00 perkebunan (Paket)

b). BBP2TP Medani 7.b). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 208.344,0 208.344,0 100,00

2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 5,0 5,0 100,00 perkebunan (Paket)

c). BBP2TP Ambon 7.c). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 343,0 343,0 100,00

2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 9,0 9,0 100,00 perkebunan (Paket)

Page 59: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Lampiran 3 b

Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan.Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.

No. Sasaran Strategis Target Realisasi % ProgramPagu Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

I. Meningkatnya produksi, produktivitas dan 1. Meningkatnya produksi komoditi unggulan (ribu ton) (ribu ton) Peningkatan produksi, 1.975.106.212 1.648.041.375 83,44 mutu tanaman perkebunan yang berke- perkebunan (tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, produktivitas dan mutulanjutan melalui upaya pengembangan teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, tanaman perkebunantanaman semusim, tanaman rempah jambu mete dan jarak pagar); berkelanjutandan penyegar, tanaman tahunan, duku-ngan penanganan pascapanen dan pem- 1). Swasembada gula nasionalbinaan usaha, dukungan perlindungan a. Tebu 2.692,0 2.228,1 82,77 perkebunan serta dukungan manajemendan teknis lainnya 2). Pengembangan komoditas pemenuhan

konsumsi dalam negeria. Kapas 33,0 3,3 9,85 b. Cengkeh 80,0 75,8 94,70

3). Pengembangan komoditas ekspora. Tembakau 182,0 130,2 71,56 b. Nilam 1.940,0 1.668,0 85,98 c. Kopi 709,0 634,0 89,42 d. Teh 171,0 140,9 82,42 e. Kakao 1.074,0 712,2 66,32 f. Lada 85,0 77,8 91,54 g. Jambu Mete 148,0 122,3 82,61 h. Karet 2.711,0 3.088,0 113,91 i. Kelapa 3.126,0 3.040,0 97,25 j. Kelapa Sawit 23.503,0 21.582,0 91,83

4). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi)a. Jarak Pagar 20,0 7,8 38,80 b. Kelapa 164,0 164,0 100,00 c. Kelapa Sawit 926,0 926,0 100,00 d. Kemiri Sunan 4,8 2 40,00

Jumlah Produksi 35.729,0 33.025,6 92,43

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2011

Indikator Kinerja Anggaran (Rp. 000,-)

(3)

(Berdasarkan Capaian Sasaran Program/Outcomes )

Page 60: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

No. Sasaran Strategis Target Realisasi % ProgramPagu Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Indikator Kinerja Anggaran (Rp. 000,-)

(3)

2. Meningkatnya produktivitas tanaman unggulan (kg/ha) (kg/ha)perkebunan ( tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar);

1). Swasembada gula nasionala. Tebu 6.000,0 5.191,0 86,52

2). Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeria. Kapas 1.900,0 532,1 28,01 b. Cengkeh 274,0 248,0 90,51

3). Pengembangan komoditas ekspora. Tembakau 888,0 625,0 70,38 b. Nilam 128,0 111,0 86,72 c. Kopi 840,0 777,0 92,50 d. Teh 1.600,0 1.552,0 97,00 e. Kakao 1.100,0 668,0 60,73 f. Lada 713,0 702,0 98,46 g. Jambu Mete 569,0 393,0 69,07 h. Karet 1.000,0 1.106,0 110,60 i. Kelapa 1.185,0 1.168,0 98,57 j. Kelapa Sawit 3.997,0 3.450,0 86,31

4). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi)a. Jarak Pagar 1.250,0 434,0 34,72 b. Kemiri Sunan 3.200,0 667,0 20,84

Page 61: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

Lampiran 3c

Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan.Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.

No. Sasaran Strategis Target Realisasi % ProgramPagu Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

I.1. Peningkatan Luas Areal Tanaman 1. Luas Areal Tanaman Semusim (ha) (ha) Peningkatan produksi 108.293.709 102.534.002 94,68 Semusim produktivitas dan mutu

1). Swasembada Gula Nasional (ha) tanaman semusima. Tebu 3.040 2.972 97,76 (Prioritas Nasional dan

Bidang)2). Pengembangan Komoditas Pemenuhan

Konsumsi Dalam Negeri (ha)a. Kapas 13.456 13.365 99,32

3) Pengembangan Komoditas Ekspor (ha)a. Tembakau 205 0 0b. Nilam 188 188 100,00

I.2. Peningkatan Luas Areal Tanaman 2. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar (ha) (ha) Peningkatan produksi 1.521.259.731 1.232.266.812 81,00 Rempah dan Penyegar produktivitas dan mutu

1). Pengembangan komoditas ekspor (ha) tanaman rempah dana. Kakao 1.552 1.322 85,20 penyegar (Prioritasb. Kopi 2.482 2.407 96,98 Nasional dan Bidang)c. Teh 1.058 1.054 99,62 d. Lada 1.816 1.806 99,45

2). Pengembangan Komoditas PemenuhanKonsumsi Dalam Negeri (ha)a. Cengkeh 6.292 5.958 94,69

3). Gerakan Peningkatan Produksi dan MutuKakao Nasional (ha)a. Rehabilitasi 74.200 58.672 79,07 b. Intensifikasi 62.800 59.203 94,27 c. Peremajaan 49.500 40.360 81,54

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2011

Indikator Kinerja Anggaran (Rp. 000,-)

(3)

(Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Outputs )

Page 62: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

No. Sasaran Strategis Target Realisasi % ProgramPagu Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Indikator Kinerja Anggaran (Rp. 000,-)

(3)

I.3. Peningkatan Luas Areal Tanaman 3. Luas Areal Tanaman Tahunan (ha) (ha) Peningkatan produksi 89.031.711 81.540.799 91,59 Tahunan produktivitas dan mutu

1). Pengembangan komoditas ekspor (ha) tanaman tahunan (Prio-a. Karet 5.656 5.306 93,81 ritas Nasional & Bidangb. Kelapa 14.267 13.844 97,04 c. Kelapa Sawit 1.441 1.441 100,00 d. Jambu Mete 3.790 3.790 100,00

2). Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi) (ha)a. Jarak Pagar 630 538 85,40 b. Kemiri Sunan 5 5 100,00

4). Revitalisasi Perkebunan (ha)a. Karet 53 53 100,00 b. Kelapa sawit 153 153 100,00 c. Kakao 34 34 100,00

I.4. Penurunan luas areal yang terserang 4. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan Dukungan perlindungan 30.493.757 28.487.235 93,42 OPT berkelanjutan perkebunan (Prioritas

Bidang)1). Luas areal pengendalian OPT Perkebunan (ha) 4.030 3.803 94,37

I.5. Peningkatan mutu produk perkebunan 5. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan Dukungan pascapanen 8.346.124 7.794.276 93,39 dan usaha perkebunan berkelanjutan berkelanjutan. dan pembinaan usaha

1). Jumlah kelompok tani yang menerapkan 100 89 89,00 perkebunanpenanganan pascapanen sesuai GHP(Kelompok Tani)

2). Jumlah Perusahaan Perkebunan kelapa sawit 75 50 66,67 yang layak mengajukan permohonan sertifikatISPO (Perusahaan)

3). Jumlah penanganan kasus ganggunan usaha 38 33 86,84 perkebunan (Perusahaan)

Page 63: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

No. Sasaran Strategis Target Realisasi % ProgramPagu Realisasi %

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Indikator Kinerja Anggaran (Rp. 000,-)

(3)

I.6. Peningkatan pelayanan dan pembinaan 6. Dukungan Pengembangan tanaman perkebunan Dukungan manajemen 143.646.769 128.954.072 89,77 di bidang manajemen dan teknis pem- berkelanjutan dan dukungan teknisbangunan perkebunan 1). Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan 32 32 100,00 lainnya di Direktorat

dan pembinaan yang berkualitas di bidang 217 217 100,00 Jenderal Perkebunanperencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan (Provinsi/Satker)

I.7. Peningkatan pengawasan dan pengujian 7. Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Dukungan pengujian & 74.034.411 66.464.179 89,77 benih tanaman perkebunan & penerapan Berkelanjutan pengawasan mutu benihteknologi proteksi tanaman perkebunan serta penerapan tekno-a). BBP2TP Surabaya 7.a). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 12.915 12.915 100,00 logi proteksi tanaman

perkebunan 2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 5 5 100,00

perkebunan (Paket)

b). BBP2TP Medan 7.b). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 208.344 208.344 100,00

2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 5 5 100,00 perkebunan (Paket)

c). BBP2TP Ambon 7.c). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu batang) 343 343 100,00

2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 9 9 100,00 perkebunan (Paket)

Total Pagu Anggaran : 1.975.106.212 1.648.041.375 83,44

Page 64: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

1

No. Satuan Target Realisasi % Pagu Realisasi %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

018.05.08 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan 1.975.106.212 1.648.041.375 83,44

I 1775 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar 1.521.259.731 1.232.266.812 81,00 1 1775.01 Perluasan, peremajaan dan Rehabilitasi Tanaman Kopi Ha 2.482 2.407 96,98 18.886.310 17.311.835 91,66 2 1775.02 Rehabilitasi dan Intensifikasi tanaman Teh Ha 1.058 1.054 99,62 3.412.271 3.087.462 90,48 3 1775.03 Perluasan, Peremajaan, Rehabilitasi dan Intensifikasi Tanaman Kakao Ha 186.000 158.474 85,20 698.342.865 552.235.908 79,08 4 1775.04 Perluasan, Rehabilitasi dan Intensifikasi Tanaman Lada Ha 1.816 1.806 99,45 8.526.000 8.426.000 98,83 5 1775.05 Peremajaa, Rehabilitasi dan Intensifikasi Tanaman Cengkeh Ha 6.292 5.958 94,69 5.216.169 4.853.062 93,04 6 1775.06 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tanaman Rempah dan Penyegar Poktan 343 323 94,17 8.348.707 7.361.702 88,18 7 1775.07 Pengembangan Kelembagaan Tanaman Rempah dan Penyegar Poktan 357 319 89,36 8.398.900 6.998.128 83,32 8 1775.08 Sinkronisasi dan Koordinasi Kegiatan Revitalisasi Kakao Kegiatan 72 67 93,06 7.735.557 6.990.866 90,37 9 1775.10 Operasional Petugas Pendamping Revit Perkebunan (kakao) Orang 64 58 90,63 1.278.975 1.116.425 87,29 10 1775.11 Penyusunan Rencana kebutuhan Sarana Produksi Tanaman Rempah & Penyegar Dokumen 2 2 100,00 45.000 45.000 100,00 11 1775.12 Pemeliharaan, eksploitasi sarana dan prasarana pendukung. Bulan 12 11 90,83 615.000 549.729 89,39 12 1775.13 Pengadaan sarana, prasarana pendukung dan rehabilitasi gedung Paket 134 134 100,00 31.372.500 30.140.042 96,07 13 1775.14 Operasional Petugas Pendamping Orang 251 237 94,42 5.169.450 4.561.633 88,24 14 1775.15 Pengawalan, pendampingan, sinkronisasi, koordinasi, monev, keuangan, dll Bulan 12 10 85,33 712.783.382 577.900.201 81,08 15 1775.16 Integrasi tanaman rempah dan penyegar – ternak Paket 13 13 100,00 871.200 871.000 99,98 16 1775.17 Pengembangan tanaman rempah penyegar lainnya Ha 1.552 1.552 100,00 1.400.000 1.400.000 100,00 17 1775.18 Layanan perkantoran Pusat (Dirat TRP) Bulan 12 12 100,00 919.400 892.295 97,05 18 1775.20 Norma, standar, kebijakan, pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan, Bulan 13 13 97,80 2.551.500 2.425.876 95,08

dll (Dirat RTP) 19 1775.21 Pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber bahan tanaman rempah dan penyegar (ha) Ha 157 146 93,17 2.999.276 2.768.033 92,29 20 1775.22 Pemurnian, penilaian dan penetapan sumber benih tanaman rempah dan penyegar Paket 19 16 84,21 166.742 138.374 82,99 21 1775.23 Pengawalan, pembinaan dan pendampingan kegiatan tanaman rempah dan penyegar Bulan 12 12 98,96 2.220.527 2.193.241 98,77

II 1776 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim 108.293.709 102.534.002 94,68 1 1776.01 Perluasan Tebu Rakyat, Bongkar/ Rawat Ratoon Ha 3.040 2.972 97,76 67.625.856 64.139.729 94,84 2 1776.02 Penanaman Tanaman Kapas Ha 13.456 13.365 99,32 14.886.999 14.848.511 99,74 3 1776.04 Penanaman Tanaman Nilam Ha 188 188 100,00 1.504.000 1.504.000 100,00 4 1776.05 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Semusim Poktan 319 300 94,04 4.477.696 3.991.037 89,13 5 1776.06 Pengembangan kelembagaan tanaman semusim Poktan 69 69 100,00 414.785 414.485 99,93 6 1776.07 Operasional Petugas Pendamping Tanaman Semusim Orang 203 197 97,04 4.064.633 3.839.298 94,46 7 1776.10 Peningkatan kegiatan perlombaan & penghargaan perkebunan dll Orang 31 31 100,00 2.092.286 1.951.113 93,25 8 1776.11 Penyusunan rencana kebutuhan sarana produksi tansim Paket 1 1 100,00 86.100 85.235 99,00 9 1776.13 Layanan Perkantoran Pusat (Dirat TS) Bulan 12 12 100,00 1.410.200 1.410.090 99,99 10 1776.14 Norma, standar, kebijakan, pedoman, perencanaa, monev, keuangan dll (Dirat TS) Bulan 12 12 97,65 6.011.753 5.786.595 96,25 11 1776.15 Pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber bahan tanaman semusim Ha 92 76 82,61 2.800.014 2.071.584 73,98 12 1776.16 Pemurnian, penilaian dan penetapan sumber benih Paket 17 15 88,24 626.243 446.552 71,31 13 1776.18 Pengawalan, pembinaan dan pendampingan kegiatan tanaman semusim Bulan 12 12 100,00 2.293.144 2.045.773 89,21

Posisi 31 Desember 2011Capaian Kinerja Kegiatan Utama (Output ) Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2011.

Lampiran 4

KODE Program/Kegiatan/Sub KegiatanOutput/Fisik Anggaran (Rp. 000,-)

Page 65: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

2

No. Satuan Target Realisasi % Pagu Realisasi %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KODE Program/Kegiatan/Sub KegiatanOutput/Fisik Anggaran (Rp. 000,-)

III 1777 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan 89.031.711 81.540.799 91,59 1 1777.01 Peremajaan tanaman karet rakyat Ha 4.420 4.070 92,08 20.988.980 19.024.645 90,64 2 1777.02 Perluasan tanaman karet di daerah perbatasan, wilayah pasca konflik, Ha 1.236 1.236 100,00 6.099.780 6.093.012 99,89

tertinggal dan bencana alam 3 1777.03 Peremajaan Tanaman Kelapa Ha 14.267 13.844 97,04 18.273.335 17.370.188 95,06 4 1777.04 Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit Ha 1.326 1.326 100,00 5.101.599 4.905.937 96,16 5 1777.05 Pembangunan Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan Ha 75 75 100,00 337.500 337.500 100,00 6 1777.06 Perluasan tanaman kelapa sawit di daerah perbatasan, wilayah pasca konflik, Ha 40 40 100,00 160.000 160.000 100,00

tertinggal dan bencana alam 7 1777.07 Rehabilitasi tanaman jambu mete Ha 3.640 3.640 100,00 1.360.450 1.360.090 99,97 8 1777.08 Perluasan tanaman jambu mete di daerah perbatasan, wilayah pasca konflik, Ha 150 150 100,00 126.000 60.000 47,62

tertinggal dan bencana alam 9 1777.11 Penanaman jarak pagar untuk pengutuhan DME Ha 630 538 85,40 1.053.847 984.792 93,45 10 1777.12 Pemberdayaan pekebun tanaman perkebunan Poktan 39 36 92,31 1.027.813 920.942 89,60 11 1777.13 Pengembangan kelembagaan tanaman tahunan Poktan 86 79 91,86 2.270.600 1.927.356 84,88 12 1777.14 Sinkronisasi dan koordinasi kegiatan revitalisasi (kelapa sawit, karet) Provinsi 19 18 94,74 3.193.190 2.884.046 90,32 13 1777.15 Calon Pekebun/Calon Lahan Revitbun (kelapa sawit, karet) Ha 240.000 189.456 78,94 4.279.304 3.352.468 78,34 14 1777.16 Operasional petugas pendamping Revitbun Orang 495 478 96,57 9.918.495 9.018.779 90,93 15 1777.17 Pengadaan kompor berbahan bakar jarak pagar Unit 285 235 82,46 46.050 39.548 85,88 16 1777.18 Integrasi tanaman tahunan – ternak Paket 18 17 94,44 1.253.800 1.109.519 88,49 17 1777.19 Layanan perkantoran pusat (Dirat TT) Bulan 12 12 98,00 863.500 844.884 97,84 18 1777.21 Norma, standar, kebijakan, pedoman, perencanaan, monev, keuangan dll (Dirat TT) Bulan 12 12 98,35 5.705.000 5.601.185 98,18 19 1777.22 Pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber bahan tanaman tahunan Ha 201 171 85,07 2.054.598 1.646.973 80,16 20 1777.23 Pemurnian, penilaian & penetapan sumber benih tanaman tahunan Kegiatan 45 44 97,78 1.011.350 906.214 89,60 21 1777.26 Pengawalan, pembinaan & pendampingan kegiatan tahunan Bulan 12 10 86,67 3.906.520 2.992.721 76,61

IV 1778 Pengembangan Penanganan Pasca panen komoditas perkebunan 8.346.124 7.794.276 93,39 1 1778.01 Peningkatan penanganan pasca panen tanaman semusim Unit 3 2 66,67 280.000 218.020 77,86 2 1778.02 Peningkatan penanganan pasca panen tanaman rempah dan penyegar Unit 20 20 100,00 1.141.515 1.091.340 95,60 3 1778.03 Peningkatan penanganan pasca panen tanaman tahunan Unit 22 22 100,00 665.500 659.220 99,06 4 1778.04 Bimbingan usaha perkebunan berkelanjutan Paket 1 1 100,00 4.494.085 4.294.767 95,56 5 1778.05 Fasilitasi pencegahan gangguan usaha perkebunan dan konflik Paket 46 44 95,65 1.388.310 1.207.738 86,99 6 1778.07 Pengadaan sarana & prasarana perkantoran (Dirat PPPU) Paket 1 1 100,00 60.000 58.946 98,24 7 1778.10 Pembinaan, pengawalan, pendampingan kegiatan pascapanen & pembinaan usaha Paket 12 10 87,00 316.714 264.245 83,43

V 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 30.493.757 28.487.235 93,42 1 1779.01 Pengendalian OPT tanaman perkebunan Ha 4.030 3.803 94,37 9.599.110 9.046.109 94,24 2 1779.02 Operasional Laboratorium Unit 42 42 100,00 3.324.427 3.266.605 98,26 3 1779.03 Mitigas dan adaptasi perubahan iklim Paket 13 13 100,00 1.073.770 1.048.931 97,69 4 1779.04 Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun Kegiatan 1.360 1.230 90,44 3.886.419 3.193.710 82,18 5 1779.05 Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan Poktan 81 81 100,00 3.908.700 3.826.455 97,90 6 1779.06 Pemberdayaan pengamat hama & penyakit Orang 911 911 100,00 3.274.522 3.113.115 95,07 7 1779.07 Layanan kantor pusat (Dirat Perlindungan) Bulan 12 9 70,83 606.420 586.827 96,77 8 1779.08 Pengadaan sarana dan prasarana perkantoran Bulan 12 12 100,00 100.000 91.000 91,00 9 1779.09 Norma, standar, kebijakan, pedoman, perencanaan, evaluasi, keuangan dll Bulan 12 12 96,89 3.599.446 3.466.093 96,30 10 1779.10 Pengawalan, pembinaan & pendampingan kegiatan perlindungan perkebunan Bulan 12 10 80,05 1.120.943 848.390 75,69

Page 66: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

3

No. Satuan Target Realisasi % Pagu Realisasi %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KODE Program/Kegiatan/Sub KegiatanOutput/Fisik Anggaran (Rp. 000,-)

VI 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan 143.646.769 128.954.072 89,77 1 178.01 Layanan perkantoran Bulan 12 12 100,00 37.643.911 33.886.298 90,02 2 178.02 Pengadaan sarana & prasarana perkantoran Paket 12 12 100,00 2.579.200 2.315.698 89,78 3 178.03 Norma, standar, kebijakan, pedoman, perencanaan, evaluasi, keuangan, ortala, Paket 10 9 92,35 68.063.524 61.965.631 91,04

kepegawaian dll 4 178.04 Peningkatan kapabilitas pegawai Orang 555 555 100,00 2.714.900 2.330.338 85,84 5 178.05 Pembinaan, pengawalan, pendampingan dan monev pembangunan perkebunan Satker 217 217 100,00 20.121.325 18.687.356 92,87 6 178.06 Sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu benih & penerapan teknologi proteksi Satker 37 30 81,24 12.523.909 9.768.751 78,00

tanaman perkebunan

VII 1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi 74.034.411 66.464.179 89,77 Proteksi Tanaman Perkebunan

1 1781.01 Layanan Perkantoran Bulan 12 12 100,00 41.740.792 42.588.910 102,03 2 1781.02 Pengadaan sarana, prasarana perkantoran, dan laboratorium Kegiatan 28 25 89,29 8.613.296 7.000.614 81,28 3 1781.03 Norma, standar, pedoman, monitoring, evaluasi, keuangan dll Kegiatan 54 51 94,44 5.610.789 5.120.199 91,26 4 1781.04 Peningkatan kapabilitas pegawai Orang 620 620 100,00 2.609.606 2.479.447 95,01 5 1781.05 Opersional Laboratorium Kegiatan 25 25 97,88 2.994.514 2.861.791 95,57 6 1781.06 Pemeliharaan kebun contoh, demplot, uji, koleksi dll Kegiatan 107 56 52,12 12.465.414 6.413.218 51,45

Jumlah I s/d VII 1.975.106.212 1.648.041.375 83,44

Page 67: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

PAGU(Rp.000,-) Realisasi

(Rp.000,-) (%) Fisik (%)2 3 4 5 6

1 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 17.244.982 16.535.323 95,88 97,331.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sukabumi 1.365.570 1.156.180 84,67 1001.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Cianjur 1.399.485 1.314.960 93,96 1001.3 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bandung 921.050 907.649 98,55 1001.5 Dinas Perkebunan Kab. Garut 990.590 824.954 81,88 1001.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tasikmalaya 880.430 878.305 99,76 1001.7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ciamis 1.221.850 1.141.849 93,45 1001.8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kuningan 601.544 578.394 96,15 1001.9 Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab. Majalengka 781.420 770.230 98,57 97,53

2 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 33.196.789 32.542.545 98,03 1002.1 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Semarang 931.350 880.774 94,57 1002.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pekalongan 700.732 698.542 99,69 1002.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Batang 904.100 845.230 93,49 1002.4 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Tegal 887.700 797.658 89,86 1002.5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Banyumas 773.900 759.770 98,17 1002.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Wonosobo 882.400 875.500 99,22 1002.7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Wonogiri 844.600 741.264 87,77 100

3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I. Yogyakarta 10.215.785 9.537.348 93,36 89,083.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Gunung Kidul 1.094.710 886.234 80,96 69,43.2 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kulon Progo 1.244.615 1.204.271 96,76 61,46

4 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur 25.768.306 21.882.338 84,92 96,454.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bondowoso 714.650 695.940 97,38 97,384.2 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang 791.830 659.895 83,34 984.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tulungagung 527.515 524.360 99,4 1004.4 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Trenggalek 2.918.640 2.220.217 76,07 79,24.5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Blitar 749.145 631.422 84,29 84,074.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Madiun 3.175.760 3.125.260 98,41 1004.7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ngawi 742.450 708.835 95,47 1004.8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2.918.640 2.426.005 83,12 1004.9 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya 16.965.665 16.525.504 97,41 97,41

5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Aceh 23.350.044 21.344.491 91,41 98,335.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bener Meriah 857.440 857.440 100 1005.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pidie 1.525.230 1.416.922 92,9 96,655.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Aceh Utara 1.863.142 1.710.012 91,78 94,875.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Aceh Timur 1.368.130 1.244.346 90,95 985.5 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Aceh Tengah 905.800 905.800 100 1005.6 Dinas Pertanian Kab. Gayo Luwes 888.440 802.940 90,38 90,55.7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Nagan Raya 1.445.925 1.445.925 100 1005.8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pidie Jaya 1.359.930 1.179.837 86,76 90

6 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara 25.361.255 13.160.508 51,89 58,716.1 Dinas Pertanian Kab. Deli Serdang 1.216.040 1.020.565 83,93 74,256.2 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Karo 1.026.171 453.393 44,18 26,826.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tapanuli Tengah 925.343 808.764 87,4 79,846.4 Dinas Perkebunan Kab. Simalungun 1.493.922 1.318.275 88,24 606.5 Dinas Perkebunan Kab. Labuhan Ratu 978.264 866.984 88,62 86,626.6 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Tapanuli Selatan 2.272.353 1.751.935 77,1 58,916.7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Asahan 1.260.310 561.373 44,54 25,276.8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Mandailing Natal 1.906.469 1.595.945 83,71 75,376.9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Padang Lawas Utara 691.810 691.810 100 100

6.10 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan 32.489.112 24.916.742 76,69 91,6

7 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat 23.327.200 10.667.427 41,79 77,027.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Agam 2.035.240 1.318.711 64,79 81,227.2 Dinas Perkebunan Kab. Pasaman 2.732.847 1.938.613 70,94 87,637.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Solok 896.527 879.391 98,09 1007.4 Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan 4.313.822 1.497.063 34,7 67,54

Kehutanan Kab. Padang Pariaman

Lampiran 5

Kinerja SatkerRealisasi KeuanganSATKERNo.

1

CAPAIAN KINERJA BERDASARKAN SATKER PERKEBUNAN TAHUN 2011

Page 68: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

PAGU(Rp.000,-) Realisasi

(Rp.000,-) (%) Fisik (%)2 3 4 5 6

Kinerja SatkerRealisasi KeuanganSATKERNo.

17.5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pesisir Selatan 527.100 509.895 96,74 99,277.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tanah Datar 2.105.350 1.532.694 72,8 82,227.7 Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Sijunjung 1.070.380 1.030.625 96,29 99,627.8 Dinas Perkebunan Kab. Dhamas Raya 664.215 438.469 66,01 76,127.9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Solok Selatan 504.754 445.018 88,17 92,57

7.10 Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 4.599.727 2.651.443 57,64 76,11

8 Dinas Perkebunan Provinsi Riau 4.310.151 3.920.649 90,96 95,638.1 Dinas Perkebunan Kab. Indragiri Hilir 617.567 551.888 89,36 89,668.2 Dinas Perkebunan Kab. Pelalawan 652.102 629.934 96,6 99,38.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Rokan Hulu 814.226 691.851 84,97 99,858.4 Dinas Perkebunan Kab. Rokan Hilir 593.237 538.688 90,8 93,078.5 Dinas Perkebunan Kab. Kuantan Singingi 676.458 666.683 98,55 98,57

9 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 6.622.294 6.086.773 91,91 99,119.1 Dinas Perkebunan Kab. Batanghari 773.355 749.095 96,86 1009.2 Dinas Perkebunan Kab. Tanjung Jabung Barat 934.140 849.417 90,93 90,939.3 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Sarolangun 731.465 574.104 78,49 1009.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kerinci 1.423.381 1.161.110 81,57 100

10 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan 14.126.261 13.387.903 94,77 98,6410.1 Dinas Perkebunan Kab. Banyuasin 745.319 735.401 98,67 9910.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. OKU Timur 926.990 906.745 97,82 10010.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. OKU Selatan 844.825 844.675 99,98 10010.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Empat Lawang 2.193.310 2.192.666 99,97 10010.5 Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1.022.765 1.022.665 99,99 98,89

11 Dinas Perkebunan Provinsi Lampung 23.581.646 19.048.774 80,78 9511.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lampung Utara 1.676.881 1.605.566 95,75 10011.2 Dinas Perkebunan Kab. Lampung Barat 1.001.924 975.472 97,36 10011.3 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Tulang Bawang 640.948 572.113 89,26 10011.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tanggamus 2.369.120 2.278.452 96,17 10011.5 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Lampung Timur 2.642.692 1.936.949 73,29 70,4611.6 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Way Kanan 1.894.823 1.894.823 100 10011.7 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Pesawaran 2.154.743 1.486.378 68,98 7011.8 Dinas Pertaninan, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Pringsewu 2.096.143 1.392.097 66,41 70

12 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat 27.550.221 24.947.781 90,55 96,7712.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sambas 1.144.620 1.138.866 99,5 9412.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sanggau 3.126.151 3.124.141 99,94 93,0112.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sintang 905.294 817.310 90,28 9412.4 Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Pontianak 501.130 439.119 93,61 10012.5 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kapuas Hulu 767.813 756.606 98,54 9512.6 Dinas Perkebunan Kab. Ketapang 721.094 718.840 99,69 10012.7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bengkayang 3.193.885 3.090.245 96,76 9012.8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kubu Raya 725.800 725.602 99,97 10012.9 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Singkawang 1.611.245 1.510.031 93,72 97

12.10 Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 8.774.373 8.461.246 96,43 100

13 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah 4.355.059 4.291.195 98,53 99,5613.1 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kapuas 848.197 803.279 94,7 10013.2 Dinas Perkebunan Kab. Kotawaringin Timur 918.442 669.820 72,93 74,3513.3 Dinas Perkebunan Kab. Kotawaringin Barat 580.632 528.910 91,09 72,9113.4 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Gunung Mas 579.420 577.120 99,6 7513.5 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Pulang Pisau 570.057 556.372 97,6 100

14 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan 5.975.565 5.385.969 90,13 96,9914.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Hulu Sungai Selatan 771.025 576.683 74,79 10014.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tanah Bumbu 1.444.944 0 - 21,64

15 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 17.867.780 14.145.337 79,17 89,2515.1 Dinas Perkebunan Kab. Berau 3.619.020 3.201.655 88,47 10015.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Nunukan 2.404.860 1.761.136 73,23 55,9215.3 Dinas Perkebunan Kab. Malinau 1.642.530 1.511.983 92,05 9315.4 Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan dan 813.906 811.406 99,69 99,69

Perikanan Kab. Kutai Barat15.5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Penajam Paser Utara 603.790 572.570 94,83 100

Page 69: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

PAGU(Rp.000,-) Realisasi

(Rp.000,-) (%) Fisik (%)2 3 4 5 6

Kinerja SatkerRealisasi KeuanganSATKERNo.

116 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara 9.703.621 9.612.811 99,06 100

16.1 Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kab. Minahasa 870.586 859.247 98,7 10016.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bolaang Mongondow 1.255.574 1.246.474 99,28 101,1316.3 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Kepulauan Talaud 758.400 755.900 99,67 10016.4 Dinas Perkebunan Kab. Minahasa Selatan 917.908 917.908 100 81,7516.5 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 1.169.240 1.107.930 94,76 100

Kab. Bolaang Mongondow Utara

17 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah 87.796.365 79.800.846 91,27 77,1917.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Poso 8.488.740 8.393.613 98,88 98,8217.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Donggala 10.114.400 9.974.169 98,61 99,4917.3 Dinas Perkebunan Kab. Toli-toli 6.929.740 6.822.094 98,45 10017.4 Dinas Perkebunan Kab. Banggai 14.988.650 14.239.744 95 99,6817.5 Dinas Perkebunan Kab. Buol 5.850.800 3.909.601 66,82 70,7717.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Morowali 8.373.200 8.276.056 98,84 99,9917.7 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Parigi Moutong 24.586.655 24.313.634 98,89 10017.8 Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan 8.365.040 8.264.216 98,79 98,87

Kab. Tojo Una-una17.9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sigi 8.896.800 8.583.108 96,47 100

17.10 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu 1.753.576 1.694.139 96,61 99,89

18 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 157.167.285 101.471.749 64,56 80,518.1 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Sidenreng Rappang 9.615.032 3.132.893 32,58 32,3218.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pinrang 8.926.132 6.940.018 77,75 77,7218.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Wajo 19.284.977 17.838.771 92,5 92,518.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bone 9.028.072 4.599.502 50,95 50,9518.5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tana Toraja 1.360.950 1.360.950 100 10018.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Luwu 31.264.219 22.077.439 70,62 70,6218.7 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Sinjai 5.005.072 3.413.996 68,21 74,3418.8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bulukumba 7.910.472 5.412.608 68,42 68,1718.9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bantaeng 1.522.522 1.471.629 96,66 96,66

18.10 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Soppeng 26.516.449 24.453.146 92,22 92,2218.11 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Enrengkang 8.745.872 4.688.028 53,6 53,4418.12 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Luwu Utara 31.652.169 19.583.332 61,87 61,8718.13 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Luwu Timur 31.585.909 15.265.329 48,33 48,0618.14 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Toraja Utara 1.585.909 1.060.800 100 100

19 Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara 147.070.853 119.159.059 81,02 92,1519.1 Dinas Pertanian Kab. Muna 22.393.771 10.602.206 47,34 10019.2 Dinas Perkebunan Kab. Kolaka 50.758.564 31.663.227 62,38 10019.3 Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kab. Konawe Selatan 18.848.983 18.021.315 95,61 10019.4 Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Hortikultura 17.633.351 16.960.957 96,19 100

Kab. Bombana19.5 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura Kab. Kolaka Utara 31.716.366 12.747.815 40,19 10019.6 Dinas Pertanian Kab. Konawe 19.307.366 18.477.521 95,7 100

20 Dinas Pertanian Provinsi Maluku 10.442.803 10.079.307 97,2 10020.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Maluku Tengah 1.905.171 1.841.428 97,62 9920.2 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Buru 1.608.988 1.547.784 96,2 9620.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Seram Bagian Barat 1.686.659 1.682.027 99,73 10020.4 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon 15.653.060 16.412.161 104,85 100

21 Dinas Perkebunan Provinsi Bali 14.116.536 12.627.422 89,45 99,3721.1 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kab. Jembrana 2.089.368 2.058.233 98,51 10021.2 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Gianyar 1.038.900 988.960 95,19 91,3721.3 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bangli 569.384 569.384 100 10021.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tabanan 2.082.544 1.896.874 91,08 100

22 Dinas Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat 14.991.285 13.128.329 87,57 87,5722.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lombok Timur 2.005.384 1.958.568 97,67 7522.2 Dinas Perkebunan Kab. Dompu 749.304 749.304 100 10022.3 Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan 1.592.700 1.493.708 93,78 100

Kab. Lombok Utara

23 Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur 25.033.065 24.711.842 98,72 99,0323.1 Dinas Perkebunan Kab. Alor 647.690 647.690 100 10023.2 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Sikka 2.429.335 2.267.748 93,35 9023.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Flores Timur 3.137.199 2.994.283 95,44 100

Page 70: sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP_DITJEN_BUN_2011.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perkebunan Th.2011

PAGU(Rp.000,-) Realisasi

(Rp.000,-) (%) Fisik (%)2 3 4 5 6

Kinerja SatkerRealisasi KeuanganSATKERNo.

123.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Ende 6.927.440 6.637.423 95,81 10023.5 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Ngada 920.710 920.710 100 68,3323.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Manggarai Timur 1.176.000 1.082.900 92,08 71,25

24 Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua 12.403.911 11.516.192 92,84 92,0624.1 Dinas Perkebunan Kab. Jayapura 1.654.731 1.621.692 98 97,9424.2 Dinas Perkebunan Kab. Kepulauan Yapen 718.900 705.000 98,07 99,6424.3 Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Jayawijaya 1.004.800 1.004.800 100 97,524.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Paniai 1.004.800 994.865 99,01 97,524.5 Dinas Perkebunan Kab. Sarmi 2.609.260 2.576.876 98,76 98,724.6 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Keerom 1.558.363 1.552.184 99,6 98

25 Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu 11.540.347 10.336.158 89,57 10025.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bengkulu Utara 2.993.882 2.374.336 79,31 98,825.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Rejang Lebong 506.030 504.970 99,79 94,8525.3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kepahiang 2.627.680 1.397.030 53,17 75

26 Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara 25.777.954 25.600.718 99,31 10026.1 Dinas Perkebunan Kab. Halmahera Tengah 733.700 733.700 100 10026.2 Dinas Pertanian Kab. Halmahera Utara 2.553.820 2.411.983 94,45 10026.3 Dinas Perkebunan Kab. Halmahera Selatan 2.950.840 2.908.249 98,56 10026.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kepulauan Sula 17.090.020 1.514.024 84,58 8026.5 Dinas Pertanian Kab. Halmahera Barat 2.368.020 2.345.322 99,04 10026.6 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kepulauan Morotai 1.073.200 1.073.200 100 100

27 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten 10.799.892 6.822.658 63,17 81,6427.1 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Pandeglang 2.527.775 1.587.722 62,81 10027.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lebak 3.150.020 1.027.054 32,6 30,6

28 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Provinsi 4.568.350 4.183.335 91,57 92,61Kep. Bangka Belitung

28.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bangka Barat 846.700 823.320 97,24 94,5428.2 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bangka Tengah 929.831 898.951 96,68 87,9

29 Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo 20.094.155 18.851.561 93,82 85,529.1 Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Gorontalo 779.505 779.505 100 10029.2 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Boalemo 2.242.903 1.731.780 77,21 88,3929.3 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Pohuwato 5.277.480 4.841.588 91,74 98,7629.4 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kab. Bone Bolango 2.351.720 1.553.979 66,16 67

30 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kep. Riau 2.603.019 2.000.863 76,87 61,5930.1 Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Lingga 663.140 605.853 91,36 83,01

31 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat 5.457.179 5.146.692 94,31 96,3431.1 Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kab. Manokwari 1.204.160 1.141.110 94,76 10031.2 Dinas Perkebunan Kab. Raja Ampat 608.620 608.620 100 68,1931.3 Dinas Perkebunan Kab. Sorong 735.920 716.550 97,37 9031.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Teluk Wondana 596.800 596.800 100 100

32 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat 130.843.238 127.364.594 97,34 10032.1 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Majene 13.871.246 12.658.453 91,26 10032.2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Mamuju 59.308.761 58.785.991 99,12 99,4832.3 Dinas Perkebunan Kab. Mamuju Utara 37.993.486 37.396.646 98,43 98,4332.4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Polewali Mandar 59.107.461 56.270.132 95,2 10032.5 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura Kab. Mamasa 10.654.246 8.029.067 75,36 87,82