bab i, ii, iii,iv, & d.pustaka

Upload: gatriani-karingga-salsati

Post on 09-Jan-2016

112 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

examples

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Tantangan pembangunan di Indonesia saat ini adalah meningkatnya

    kuantitas proyek di berbagai wilayah. Disertai dengan tuntutan kualitas yang

    baik, efisiensi waktu dan biaya yang ekonomis. Selain itu juga sekarang ini

    pengaplikasian elemen beton pada infrastruktur juga semakin meningkat.

    Seiring dengan itu maka ditemukan solusi modernisasi teknologi konstruksi

    untuk membantu memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut.

    Beton pre-cast merupakan teknologi yang tepat untuk mengatasi

    tantangan pembangunan tersebut. Pengertian dari pre-cast adalah elemen

    bangunan yang menggunakan beton bertulang yang dibuat/dicetak dipabrik

    atau tempat lain dan jadi sebelum dipasang. Pembuatan pre-cast ini

    memang sangat membantu karena dilihat dari macam-macamnya saja

    sudah sangat lengkap. Mulai dari panel dinding, element lantai atau atap,

    balok pre-cast dan kolom pre-cast. Ada banyak keuntungan yang didapat

    dengan menerapkan sistem pre-cast diantaranya hemat waktu konstruksi,

    sedikit tenaga terampil yang dibutuhkan dilapangan, pemasangan relatif

    tidak tergantung pada cuaca, lebih ekonomis, dst. Maka tak heran pre-cast

    cukup menarik banyak pihak selain kontraktor yaitu owner. Banyak owner

    yang memiliki permintaan agar bangunan yang mereka inginkan dapat

    selesai dalam waktu yang cepat. Karena semakin cepat bangunan tersebut

    selesai maka semakin cepat pula bangunan tersebut dapat dikelola.

    Akan tetapi jika dilihat dari sisi arsitekturalnya yaitu tampak luar

    (keindahan fasad), hampir semua bangunan yang menggunakan pre-cast

    tidak memiliki sisi tersebut karena bentuknya yang cenderung kotak dan

    monoton. Sementara itu untuk seorang arsitek sangat penting estetika

    dalam membangun sebuah bangunan. Bagaimana agar bangunan tersebut

    terlihat indah dan bagus, namun tidak mengurangi fungsi dari bangunan

    tersebut. Sebenarnya keindahan fasad sebuah bangunan juga

    mempengaruhi pengelolaan bangunan tersebut jika sudah dapat

    dioperasikan nantinya. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang

    membahas tentang bagaimana agar pre-cast juga dapat dieksplor sehingga

    dapat menghasilkan bentuk fasad bangunan yang menarik.

  • 2

    1.2. Tujuan

    Mengetahui apakah precast itu dan bagaimana penerapannya dalam

    fasad sebuah bangunan

    Mengidentifikasi sistem precast pada fasad di suatu bangunan hunian

    Apartemen Student Castle

    1.3. Manfaat

    Bermanfaat untuk :

    Memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang bersangkutan tentang

    precast hingga alasan dan syarat syarat penggunaan precast.

    Menambah pengetahuan tentang eksplorasi fasad bangunan dengan

    menggunakan precast.

    1.3. Kajian Teori

    1.4.1. Pengertian Precast

    Precast concrete atau beton pracetak merupakan suatu hasil

    produksi dari beton yang fabrikasinya dilakukan di pabrik atau di

    lapangan sementara dengan penyelesaian akhir pemasangan

    (erection) di lapangan.

    Pada metode precast terdapat beberapa pengertian

    berdasarkan tingkat metode palaksanaan pembangunan, yaitu

    (Maharsi, 2008):

    1. Prefabrication, yaitu proses pabrikasi yang dilaksanakan

    dengan menggunakan alat-alat khusus dimana berbagai jenis

    material disatukan sehingga membentuk bagian dari sebuah

    bangunan.

    Gambar 1.1.a.

    Proyek Student Castle, Yogyakarta

    (Sumber: dok. Pribadi, 2015)

    Gambar 1.1.b.

    Proyek Warhol Residence, Semarang

    (Sumber: Wolmax, 2014)

  • 3

    2. Preassembly, yaitu proses penyatuan komponen pra fabrikasi

    di tempat yang tidak pada posisi komponen tersebut berada.

    3. Module, yaitu hasil dari proses penyatuan kompone pra

    fabrikasi, biasanya membutuhkan mode transportasi yang

    cukup besar untuk memindahkan ke posisi yang sebenarnya.

    Beberapa macam precast, adalah :

    Panel dinding

    Elemen lantai dan atap

    Balok precast

    Kolom precast

    1.4.2. Pengertian Fasad

    Fasad adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan,

    umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian depan, tetapi

    kadang-kadang juga bagian samping dan belakang bangunan. Kata

    ini berasal dari bahasa Perancis, yang secara harfiah berarti

    "depan" atau "muka".

    1.6. Ruang Lingkup

    Ruang Lingkup Substansial

    Ruang lingkup pembahasan substansial dibatasi pada aspek-aspek

    pembentukan precast yaitu material serta penerapannya pada suatu fasad

    bangunan.

    Ruang Lingkup Spasial

    Ruang lingkup pembahasan berlokasi pada bangunan bertingkat seperti

    apartemen maupun hotel para proyek di Semarang dan Yogyakarta.

    1.7. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam laporan ini adalah metode

    deskriptif yang merupakan suatu metode yang berusaha mendiskripsikan

    dan mengintretasikan sesuatu, misalnya kondisi yang ada, atau tentang

    kecenderungan yang tengah berlangsung. Tujuan metode ini adalah :

    Mendapatkan informasi tentang masalah yang ada.

  • 4

    Identifikasi masalah untuk mendapatkan fakta di lapangan.

    Melakukan analisis mengenai kajian yang dibahas.

    Proses pengumpulan data dilakukan dengan :

    Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data primer melalui

    pengambilan gambar dan foto.

    Studi literatur, yaitu data yang diperoleh dari literatur - literatur yang

    berhubungan dengan dengan permasalahan yang dibahas.

    Pada tahap analisa terhadap data yang ada, meggunakan acuan dari

    literatur.

    1.8. Alur Pikir

    Latar Belakang

    Aktualita

    Berkembangnya teknologi pembangunan dengan menggunakan sistem pre-cast pada saat ini.

    Pemahaman yang kurang mengenai precast dan eksplorasi pengaplikasiannya pada fasad bangunan menggunakan pre-cast.

    Desain bangunan yang menggunakan pre-cast yang monoton ditinjau dari fasadnya.

    Urgensi

    Mengetahui eksplorasi bentuk pada fasad bangunan yang menggunakan sistem pre-cast.

    Originalitas

    Memberikan informasi mengenai sistem pre-cast serta pengeksplorasiannya pada fasad bangunan.

    Analisa

    Menganalisa material yang digunakan untuk precast, pemasangan serta pengaplikasiannya pada fasad bangunan

    Kesimpulan

    Penelitian yang membahas tentang bagaimana agar pre-cast juga dapat dieksplor sehingga dapat menghsilkan bentuk fasad bangunan yang

    menarik.

    Tinjauan Pustaka

    Prestressed Concrete Building

    Jurnal Studi Value Engineering, Tanzil

    Maharani, FT UI, 2008

    Data

    Data hasil wawancara di lapangan

    Wawancara

    Studi literatur

    Surfing Internet

    Saran

    Dalam membangun sebuah bangunan dengan menerapkan sistem pre-cast harus tetap memperhatikan

    estetika bentuk fasad karena pada umumnya diketahui bahwa bangunan yang menggunakan pre-cast tidak

    memiliki sisi arsitektural sehingga bentuknya cenderung kotak dan monoton

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Tinjauan Precast

    2.1.1. Pengertian Precast Concrete

    Pada pembangunan struktur dengan bahan beton dikenal 3

    (tiga) metode yang umum dilakukan yaitu (1) sistem konvensional

    yang merupakan metode yang menggunakan bahan tradisional

    kayu dan triplek, (2) sistem formwork yaitu sistem yang lebih maju

    dari konvensional yang memakai bahan baja ataupun alumunium,

    dan (3) sistem precast (pracetak) yaitu sistem yang berasal dari

    proses fabrikasi.

    Precast concrete atau beton pracetak merupakan suatu hasil

    produksi dari bahan beton yang dibuat dengan metode percetakan

    secara mekanisasi di pabrik maupun di lapangan sementara yang

    dalam proses pembuatannya dengan kontrol kualitas yang baik

    dengan penyelesaian akhir pemasangan (erection) di lapangan.

    (Maharsi, 2008)

    Pada metode sistem precast terdapat beberapa pengertian

    berdasarkan tingkat metode palaksanaan pembangunan, yaitu

    (Maharsi, 2008):

    1. Prefabrication, yaitu proses pabrikasi yang dilaksanakan

    dengan menggunakan alat-alat khusus dimana berbagai jenis

    material disatukan sehingga membentuk bagian dari sebuah

    bangunan.

    2. Preassembly, yaitu proses penyatuan komponen pra fabrikasi

    di tempat yang tidak pada posisi komponen tersebut berada.

    3. Module, yaitu hasil dari proses penyatuan kompone pra

    fabrikasi, biasanya membutuhkan mode transportasi yang

    cukup besar untuk memindahkan ke posisi yang sebenarnya.

  • 6

    2.1.2. Sejarah Perkembangan Sistem Precast

    Sistem precast berkembang mula-mula di negara Eropa.

    Struktur precast pertama kali digunakan adalah sebagai balok

    beton di Casino di Biarritz oleh kontraktor Coignet Paris 1891. Pada

    tahun 1912 beberapa bangunan bertingkat menggunakan sistem

    precast berbentuk komponen-komponen, seperti dinding kolom dan

    lantai diperkenalkan oleh John E. Conzelmann.

    Indonesia telah mengenal sistem precast yang berbentuk

    komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat

    lantai sejak tahun 1970an. Sistem precast semakin berkembang

    dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem

    Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), SIstem All Load

    Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem

    Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan Sistem T-Cap

    (2000).

    Beton merupakan material konstruksi yang banyak dipakai di

    Indonesia, jika dibandingkan dengan material lain seperti kayu atau

    baja. Hal ini terjadi karena bahan pembentukannya sangat mudah

    didapatkan serta murah dari segi harga. Namun, sistem precast

    concrete merupakan metode yang mampu menjawab pada era ini,

    melihat sistem aspek-aspek beton konvensional yang terlampau

    jauh tertinggal karena dari segi waktu pelaksanaan yang lama,

    kontrol kualitas yang sulit serta bahan-bahan dasar cetakan dari

    kayu atau triplek yang semakin mahal. Pada dasarnya sistem

    precast concrete adalah melakukan pengecoran komponan di

    tempat khusus di permukaan tanah (fabrication), lalu dibawa ke

    lokasi (transportation) untuk menjadi suatu struktur yang utuh

    (erection)1.

    Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu

    menjawab kebutuhan di era millennium baru ini. Pada dasarnya

    system ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di

    permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi )

    untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan

    system ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat dan

    1 Arief Rahman.Prinsip dan Gambaran Umum Konstruksi Prefabrikasi, Bahan Kuliah

    Struktur-Konstruksi 5, Universitas Gunadarma,.2008.hal: 3-5

  • 7

    missal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi

    dengan kualitas produk yang baik. Perbandingan kualitatif antara

    strutur kayu, baja serta beton konvensional dan precast dapat

    dilihat pada tabel :

    Tabel Perbandingan 3 Metode Pembangunan Bahan Beton (Rahman, 2008)

    2.1.3. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Precast

    Menurut Ervianto (2006), Sistem Precast memiliki keunggulan

    dan kelemahannya, diantaranya:

    a. Keunggulan

    Aspek kayu baja Beton

    konvensional Pracetak

    Pengadaan Semakin

    terbatas

    Utamanya

    impor

    Mudah Mudah

    Permintaan Banyak Banyak Paling

    banyak

    Cukup

    Pelaksanaan Sukar, Kotor Cepat, bersih Lama, kotor Cepat, bersih

    Pemeliharaan Biaya Tinggi Biaya tinggi Biaya sedang Biaya sedang

    Kualitas Tergantung

    spesies

    Tinggi Sedang-

    tinggi

    Tinggi

    Harga Semakin

    mahal

    Mahal Lebih murah Lebih murah

    Tenaga Kerja Banyak Banyak Banyak Banyak

    Lingkungan Tidak ramah Ramah Kurang

    ramah

    Ramah

    Standar Ada (sedang

    diperbaharui)

    Ada (sedang

    diperbaharui)

    Ada ( sedang

    diperbaharui

    )

    Belum ada

    (sedang

    disusun)

  • 8

    Durasi proyek menjadi lebih singkat

    Biaya konstruksi dapat tereduksi

    Kontinuitas proses konstruksidapat terjaga

    Produksi massa

    Mengurangi baiaya pengawasan

    Mengurangi kebisingan

    Dihasilkan dari kualitas beton yang lebih baik

    b. Kelemahan

    Kebutuhan akan moda transportasi yang dipakai sebagai alat

    angkut penyaluran precast membutuhkan biaya tambahan.

    Dalam tahap penyatuan (erection) membutuhkan alat berat

    berupa Crane yang dimana akan menambah biaya kontruksi

    Sambungan harus lebih diperhatikan dan dikontrol

    2.1.4. Jenis-Jenis Elemen Precast

    Macam elemen precast concrete untuk konstruksi bangunan

    sangat beragam. Ukuran dan bentuk masing-masing precast

    disesuaikan dengan desain yang telah direncanakan. Berikut jenis-

    jenis elemen precast (Ervianto, 2006) sebagai berikut:

    Kansteen

    Kansteen adalah beton pracetak yang digunakan untuk sisi

    samping trotoar. Berat dari komponen ini dirancang agar

    mampu diangkat oleh satu orang dalam proses handlingnya.

    Bentuk dan dimensinya dapat disesuaikan dengan permintaan

    pengguna.

    Gambar 2.1.4a Kansteen

    (Sumber: Beton Elemenindo Perkasa)

  • 9

    Tiang Pancang

    Tiang pancang pracetak dimanfaatkan dalam bangunan

    gedung sebagai komponen struktural. Bentukdan diensinya

    bervariasi tergantung dari jenis tanah dan kedalaman lokasi

    proyek. Tiang pancang ini antara lain berbetuk segitiga dan

    bulat.

    Gambar 2.1.4b Tiang Pancang

    (Sumber: ANTARA Foto, 2013)

    Pagar

    Pagar pracetak mulai diproduksi oleh salah satu produsen.

    Hal ini dipicu oleh tingkat kecepatan dan kepraktisan dalam

    pemasangannya. Pagar ini terdiri dari dua komponen, yaitu

    komponen kolom dan panel. Dimensi dari panel adalah lebar

    400 mm, tebal panel 50 mm panjang panel 2100mm dan

    2400mm.

    Gambar 2.1.4c. Pagar

    (Sumber: Pagar Panel Beton, 2013)

    U Ditch

    U-Ditch adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk

    penampang huruf U. Umumnya digunakan sebagai saluran

    drainase ataupun irigasi. Ketinggian saluran terbuka ini dapat

  • 10

    bervariasi mengikuti kebutuhan dilapangan atau elevasi

    saluran yang diinginkan.

    Tipe sambungannya menggunakan plat joint (plat

    embeded dan sambungan but joint atau male female) dimana

    pada bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan

    mortar sebagai penutup nat.

    Gambar 2.1.4d. U- Ditch

    (Sumber: Beton Elemenindo Perkasa)

    GRC

    Komponen ini termasuk dalam kelompok arsitektural,

    sering diperlukan karena tuntutan perancang untuk memenuhi

    estetika bangunan. Spesifikasi komponen ini adalah sebagai

    berikut : bahan terdiri dari campuran semen, pasir, dan

    fibreglass alkali resistant. Ukuran dan bentuk sesuai

    pemesanan dan memiliki ketebalan 8mm-10mm.

    Gambar 2.1.4e. GRC

    (Sumber: architectural materials)

    Tangga

    Struktur tangga pracetak mulai diproduksi untuk bangunan

    gedung guna mempercepat waktu konstruksi bangunan.

    Apabila struktur tangga dikerjakan secara konvensional maka

    akan dibutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat kerumitan

  • 11

    dari struktur tangga tersebut.

    Gambar 2.1.4f Tangga

    (Sumber: wir, 2007)

    Balok

    Elemen balok dapat diproduksi dengan berbagai bentang

    dan macam bentuk penampangnya. Penentuan bentuk

    penampangnya dari sebuah balok dipengaruhi oleh sistemyang

    akan digunakan, misalnya sistem sambungan antara balok dan

    plat lantai, sistem sambungan antara balok dengan kolom.

    Gambar 2.1.4g. Balok

    (Sumber: Beton Elemenindo Perkasa)

    Kolom

    Sebagai elemen struktur bangunan yang mempunyai

    fungsi meneruskan beban dari lantai-lantai di atasnya, di mana

    dominasi gaya norrnal yang bekerja maka secara teknis kolom

    dapat diproduksi secara pracetak. Jenis kolom beton yang

    dapat diproduksi secara pracetak tergantung dari (a) ketinggian

    bangunan/jumlah tingkat; (b) metode erection yang akan

    digunakan; (c) kemampuan angkat alat bantu/crane.

  • 12

    Gambar 2.1.4h. Kolom

    (Sumber: Yee Precast Design Group)

    Plat Lantai

    Sebagai elemen struktur yang langsung mendukung

    beban penghuni sebuah bangunan gedung, plat lantai harus

    sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Hal-hal

    yang menjadi bahan pemikiran dalam menetapkan asumsi

    antara lain adalah:

    jarak antarbalok yang akan mendukung plat lantai.

    beban yang akan bekerja.

    kemudahan produksi serta kemungkinan untuk

    ditransportasikan.

    Gambar 2.1.4i. Plat Lantai

    (Sumber: Shandong Xingyu)

    Plat Atap

    Sebagai elemen struktur yang berfungsi sebagai penutup

    bangunan, plat atap dapat diproduksi secara pracetak. Plat

    atap dengan bentangan lebar lebih menguntungkan bila

    dibandingkan dengan plat atap dalam bentuk komponen yang

  • 13

    dimensinya relatif lebih kecil karena

    pertimbanganpertimbangan sebagai berikut:

    1. Jumlah elemen yang diproduksi lebih sedikit sehingga

    memperpendek waktu yang digunakan untuk proses

    produksi serta erection.

    2. Plat atap yang diproduksi merupakan satu kesatuan yang

    utuh (monolit).

    3. Hasil yang didapatkan lebih indah (estetis).

    (Sumber: Forever Home)

    (Sumber: Shandong Xingyu)

    Gambar 2.1.4j. Plat Atap

    Cladding (Penutup Dinding)

    Cladding adalah penutup dinding luar pada bangunan

    gedung yang berfungsi untuk memisahkan dan rnelindungi dari

    pengaruh luar. Beberapa kriteria pemilihan material dari

    cladding adalah harus tahan terhadap air, tahan terhadap

    pengaruh lingkungan di sekitarnya, serta memenuhi

    syarat estetika bangunan. Dalam menganalisis dan

    memilih material yang akan digunakan harus dilakukan

    dengan cermat dengan mempertimbangkan

  • 14

    ketahanannya terhadap perubahan iklim, temperatur yang

    tinggi, kelembaban, serta polusi yang ditimbulkan olel,

    kota besar atau lingkungan industri.

    Gambar 2.1.4k. Penutup Dinding

    (Sumber: www.betonpracetak.com)

    2.1.5. Teknik Pembuatan Precast

    Sistem precast dapat dibuat di pabrik maupun langsung di

    lapangan yang sedang dikerjakan. Berikut teknik pembuatan sistem

    precast panel dinding yang dibuat di lapangan:

    1. Membuat cetakan (Moulding)

    Membuat cetakan atau bekisting untuk precast yang

    biasanya menggunakan besi baja yang dirakit sedemikian rupa

    untuk membentuk precast yang diinginkan. Jika di dalam

    prabrik, precast biasanya telah memiliki workshop/bengkel

    khusus untuk membuat dan maintanance cetakan, tempat

    merakit tulangan (bar-catching) dan sambungan.

    (Sumber: Fitrianto, 2014)

  • 15

    2. Peletakan tulangan ke dalam cetakan (Reinforcing)

    Tulangan besi yang telah dirakit sebelumnya dimasukkan

    ke dalam cetakan.

    (Sumber: Fitrianto, 2014)

    3. Pembetonan (Concreting)

    Pemberian beton yang memiliki kualitas tertentu yang telah

    diolah atau diaduk di dalam truk pengolah semen.

    (Sumber: Fitrianto, 2014)

    4. Penggetaran beton (Compaction)

    Cetakan yang telah diberi beton, diberikan getaran dengan

    menggunakan vibrator dengan high-frequency dengan tujuan

    untuk memadatkan komposisi beton sehingga tidak ada rongga

    udara di dalam beton yang dapat mengurangi kekuatan beton

    tersebut.

    (Sumber: Fitrianto, 2014)

  • 16

    5. Perawatan (Curing)

    Perawatan pada beton precast dilakukan dengan

    pemberian air pada beton yang masih setengah kering. Hal

    ini dilakukan agar beton tidak mudah retak.

    (Sumber: Fitrianto, 2014)

    (Sumber: Fitrianto, 2014)

    6. Pengangkatan beton (Handling)

    Pasca umur beton memenuhi, unit beton precast

    dipindahkan ke tempat penyimpanan yang precast yang

    disusun secara certikal dan diberi bantalan antar unit

    precast.

    (Sumber: Fitrianto, 2014)

    7. Precast siap pasang di lokasi.

  • 17

    2.1.6. Ketentuan/Aturan

    A. Secara Struktural

    SNI 7833-2012

    1. Dinding struktur pracetak menengah

    Persyaratan dari 1 berlaku untuk dinding struktur

    pracetak menengah yang membentuk bagian

    dari sistem penahan gaya gempa.

    Pada sambungan antara panel dinding, atau

    antara panel dinding dan fondasi, pelelehan harus

    dibatasi pada elemen atau tulangan baja.

    Elemen sambungan yang tidak didesain meleleh

    harus mengembangkan paling sedikit 1,5Sy.

    2. Dinding struktur khusus yang dibangun menggunakan

    beton pracetak

    Persyaratan dari 2 ini berlaku untuk dinding

    struktur khusus yang dibangun menggunakan

    beton pracetak yang membentuk bagian sistem

    penahan gaya gempa.

    Dinding struktur khusus yang dibanguan

    menggunakan beton pracetak dan tendon paca

    tarik diizinkan asalkan dinding tersebut memenuhi

    persyaratan dari ACI ITG-5.1.

    3. Komponen struktur pracetak

    Desain komponen struktur beton polos pracetak

    harus meninjau semua kondisi pembebanan mulai

    dari saat fabrikasi awal hingga penyelesaian

    struktur, termasuk pembongkaran bekisting,

    penyimpanan, transportasi, dan ereksi.

    Komponen struktur pracetak harus disambung

    secara aman untuk menyalurkan semua gaya

    lateral ke dalam sistem struktur yang mampu

    menahan gaya-gaya tersebut.

  • 18

    Komponen struktur pracetak harus dibreising

    (braced) dan ditumpu secara cukup selama ereksi

    untuk memastikan penempatan yang tepat dan

    integritas struktur hingga sambungan yang

    permanen diselesaikan.

    SNI-03-2847-2002

    1. Sambungan antara dinding pracetak dan komponen

    penumpu harus memenuhi syarat sbb :

    Panel dinding precast harus mempunyai

    sedikitnya dua tulangan pengikat per panel,

    dengan kuat tarik normal tidak kurang dari 45 kN

    pertulangan pengikat.

    Apabila gaya-gaya rencana tidak menimbulkan

    tarik didasar struktur, maka tulangan pengikat

    yang diperlukan boleh diangkur ke dalam fondasi

    pelat lantai beton bertulang.

    B. Secara Arsitektural

    Beberapa aturan precast dinding secara arsitektural oleh

    Pemerintah Kelembagaan Perumahan Nasional Kanada,

    sebagai berikut:

    Hindari sambungan antar bukaan/openingan, hal ini

    akan berpengaruh pada ketahanan pada keutuhan

    precast itu sendiri.

    Gambar 2.1.6a. Openingan tidak ideal

    Sumber: (Canada Mortgage and Housing Corporation

    (CMHC), 2002)

  • 19

    Jarak antar panel yang dijoint oleh sealant berkisar

    19mm hingga 25mm..

    Gambar 2.1.6b. Joint dengan sealant

    Sumber : (Canada Mortgage and Housing Corporation

    (CMHC), 2002)

    2.1.7. Mutu Beton

    Dalam jenis satuan pengukuran mutu beton ada beberapa

    seperti K, FC, dan lain-lain, tetapi di Indonesia yang sering di

    gunakan pada umumnya adalah K dan FC. Mutu beton K adalah

    kuat tekan karakteristik beton kg/cm2 dengan benda uji kubus sisi

    15 cm. Mutu beton fc adalah kuat tekan beton dalam Mpa yang

    disyaratkan dengan benda uji silinder 15 cm dengan tinggi 30 cm.

    Contoh : K 300, memiliki pengertian adalah kekuatan tekan

    beton setiap cm persegi memiliki kekuatan menahan beban

    sebesar 300 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 cm x 15 cmx 15

    cm. Sedangkan satuan Fc = 40 MPa memiliki pengertian kekuatan

    tekan beton sama dengan 40 Mpa, dengan benda uji silinder

    diameter 15 cm tinggi 30 cm.

    1. Beton Kelas I

    Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan

    non struktural yang pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian

    khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan

    ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap

    kekuatan tekan tidak disyaratkan. Pemeriksaan mutu beton

    kelas I dinyatakan dengan Bo.

    1. B-0, K-100, K-125, K-150, K-175, K-200 adalah mutu

  • 20

    beton untuk konstruksi Non Stuktual)

    2. Beton Kelas II

    Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan struktural

    secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang

    cukup dan harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga

    ahli.

    Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standart B1,

    K125, K175, K225. Pengawasan mutu terdiri dari

    pengawasan yang ketat terhadap bahan-bahan dengan

    keharusan untuk memeriksa beton secara kontinyu.

    K-225, K-250, K-275, K-300 adalah mutu beton untuk

    Konstuksi Struktural ( misal: lantai, jalan, kolom, dsb.

    3. Beton Kelas III

    Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan

    struktural dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan

    lebih tinggi dari K125 kg/cm2. Dalam pelaksanaannya

    memerlukan keahlian khusus dan memerlukan laboratorium

    dengan peralatan yang lengkap yang dilayani tenaga-tenaga

    ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara

    kontinyu.

    K-350, K-325, K-375, K-400, K-450, K-500 adalah beton

    khusus pratekan ( misal: balok, jembatan, dsb) maksud dari

    K175 itu: sebenarnya K175 Mpa. itu menggambarkan

    kekuatan tekan beton itu adalah 175 Mpa setiap satuan luas

    permukaan kubus yang berdimensi 15x15x15 cm.

    K - XXX menyatakan karakteristik dari kuat tekan beton

    yang digunakan. karakteristik beton beda-beda, tergantung

    perbandingan campurannya :

    K-175 artinya kuat tekan betonnya 175 kg/cm2 , K-225 artinya

    kuat tekan betonnya 225 kg/cm2 dan seterusnya.

    Beton mutu K - 175 juga kira-kira setara dengan mutu

    beton fc' 14,5 MPa atau kuat tekan 14,5 MPa / m2.

    Untuk mendapat kuat tekan beton ini, tergantung

    campurannnya terutama semen dan air, semakin sedikit air

  • 21

    semakin bagus. biasanya kuat tekan ini diperoleh setelah

    betonnya berumur 28 hari (dari pembuatan).

    Beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi dalam

    mutu dan kelas seperti daftar berikut ini

    Kls Mutu `bk

    Kg/cm2

    `bk

    Kg/cm2,dgs 46 Tujuan

    Pengawasan terhadap

    Mutu agregat Kekuatan agregat

    I B0 - - Non strukturil Ringan Tanpa pengawasan

    -

    B1

    K125

    K175

    K225

    -

    125

    175

    225

    -

    200

    250

    300

    Strukturil

    Strukturil

    Strukturil

    Strukturil

    Sedang

    Ketat

    Ketat

    Ketat

    Tanpa pengawasan

    Kontinu

    Kontinu

    Kontinu

    III K > 225 >225 >300 Strukturil Ketat Kontinu

    Sumber: (Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, 1971)

    Bahan bahan penyusun beton merupakan faktor

    pendukung yang penting untuk menghasilkan suatu

    bangunan yang kita inginkan dan sesuai dengan umur yang

    direncanakan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian

    untuk mengetahui apakah bahan yang digunakan tersebut

    memenuhi syarat atau tidak untuk dijadikan sebagai bahan

    campuran beton, sehingga beton yang dihasilkan dapat

    memenuhi persyartan perencanaan.

    Dalam campuran beton yang direncanakan bahan

    bahan yang digunakan seperti semen, agregat maupun air

    harus terlebih dahulu melalui tahap- tahap pemeriksaan. Sifat

    sifat beton dalam keadaan segar dan setelah mengeras

    dapat memperlihatkan perbedaan perbedaan yang cukup

    besar, hal ini tergantung pada jenis, mutu serta perbandingan

    perbandingan dari bahan campurannya.

    Bahan campuran beton yang digunakan untuk

    pemeriksaan terlebih dahulu harus melalui proses

    perencanaan campuran (Mix Design). Data tentang sifat

    sifat bahan yang diperlukan untuk Mix Design yang diperoleh

    dari hasil pemeriksaan terhadap bahan yang digunakan.

    Oleh karena itu kita harus mengenal dan mengetahui

    pentingnya pemeriksaan terhadap bahan bahan campuran

    beton sebelum digunakan dalam campuran beton, hal ini

  • 22

    dilakukan untuk mengetahui sifat sifat dari bahan campuran

    beton tersebut, sehingga mutu dari beton yang direncanakan

    dalam Mix Design akan dapat dicapai apabila bahan yang

    digunakan dalam campuran beton tersebut adalah bahan

    yang terlebih dahulu diperiksa kelayakannya untuk dapat

    digunakan dalam campuran beton.

    2.1.8. Metode dan teknik sambungan

    Pada pelaksanaan pemasanganprecast terdapat beberapa metode

    yang dapat digunakan dalam instalasi joint yang merupakan

    sambungan antar panel precast dengan kosntruksi bangunan itu

    sendiri. Berikut adalah metode yang digunakan untuk penyambungan

    precast:

    a. Sambungan basah

    Sambungan basah adalah metode penyambungan

    komponen modul precast dimana sambungan tersebut baru

    dapat berfungsi secara efektis setelah dalam angka waktu

    tertentu. Sambungan basah dibedakan atas dua yakni:

    In-situ Concrete Joints

    Sambungan jenis ini dapat diaplikasikan kepada

    sambungan antara sesama modul atau beda modul,

    terutama pada kolom-kolom, kolom-balok dan plat-balot.

    Metode pelaksanaannya adalah dengan melakukan

    pengecoran pada pertemuan dari modul. Cara

    penyambungan tulangan dapat digunakan coupler ataupun

    overlapping.

    Pre-Packed Agggregate

    Penyambungan dengan cara menempatkan agregat

    pada bagian yang akan disambung dan kemudian diinjeksi

    dengan semen dan air dengan menggunakan pompa

    hidrolos sehingga air semen akan mengisi ruang yang

    kosong.

  • 23

    b. Sambungan kering (menggunakan baut dan las)

    Sambungan kering merupakan metode penyambungan

    dimana sambungan tersebut dapat berfungsi langsung secara

    efektif. Jenis sambungan ini juga dibedakan atas dua yakni:

    Sambungan las

    Sambungan ini menggunakan plat baja yang

    ditanamkan pada beton precast yang akan disambung.

    Kedua plat ini kemudan akan disambung dengan las.

    Setelah pengerjaan pengelasan selesai dilanjutkan

    dengan menutup plat sambung tersebut dengan adukan

    beton dengan tujuan melindungi plat dari korosi (karat).

    Sambungan baut

    Sambungan ini juga memerlukan plat baja di kedua

    elemen modul yang akan disambung. Selanjutnya plat

    tersebut juga akan dicor dengan adukan beton.

    2.2. Tinjauan Fasad

    2.2.1. Pengertian Fasad

    Fasad adalah elemen arsitektur terpenting yang mampu

    menyuarakan fungsi dan makna sebuah bangunan (Krier, 1988:

    122). Fasad tidaklah semata-mata mengenai memenuhi

    persyaratan alami yang ditentukan oleh organisasi dan ruang

    dibaliknya. Fasad menyampaikan keadaan budaya saat bangunan

    itu dibangun; fasad mengungkap kriteria tatanan dan penataan, dan

    berjasa memberikan kemungkinan dan kreativitas dalam

    ornamentasi dan dan dekorasi.

    Sebagai suatu keseluruhan, fasad tersusun dari elemen

    tunggal, suatu kesatuan tersendiri dengan kemampuan untuk

    mengekspresikan diri mereka sendiri. Elemen-elemen tersebut

    alas, jendela, atap dan sebagainya karena sifat alaminya

    merupakan benda-benda yang berbeda sehingga memiliki bentuk,

    warna dan bahan yang berbeda (Krier, 1988: 123). Semua bagian

    ini harus dikenali secara individu, walau bahasa umum yang

  • 24

    mempersatukan mereka sebagai suatu keseluruhan juga harus

    ditemukan. Jika kita tidak melakukan pendekatan terhadap

    rancangan fasad sebagai suatu karya seni swatantra melainkan

    dalam konteksnya perlu menggunakan elemen yang berbeda

    sebagai pemisah antara bentuk yang baru dari bentuk yang lama,

    selain sebagai penyambung atau penghubung antara keduanya.

    Jadi, pemilihan elemen-elemen ini pertama-tama harus dikaitkan

    dengan bahasa fasad sebelumnya.

    Ada beberapa elemen fasad yang dapat menegaskan karakter

    fasad, antara lain:

    Bentuk tampilan simetris dan asimetris;

    Bentuk memanjang vertikal dan horizontal;

    Jumlah dan ukuran elemen fasad;

    Bentuk tampilan yang sederhana atau kompleks.

    2.2.2. Komposisi Pada Fasad Bangunan

    Perkembangan fasade sebuah bangunan itu sendiri sangat

    bergantung pada perubahan-perubahan sosial budaya masyarakat.

    Keberagaman tampilan fasade bangunan merupakan modifikasi

    berbagai unsur desain yang dari waktu ke waktu mengalami

    transformasi.

    Selain tradisi lokal, budaya luar melalui informasi yang didapat

    masyarakat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pemilihan

    perlengkapan visual bentuk sehingga tampilan sosok, warna, ukuran,

    tekstur, dan lain-lain seringkali menggambarkan bagaimana kondisi

    serta trend apa yang sedang muncul pada saat desain fasade itu

    dibuat.

    Untuk mengevalusai atau melakukan studi pada arsitektur fasade

    menurut DK Ching (1979): Komponen visual yang menjadi objek

    transformasi dan modifikasi dari fasade bangunan dapat diamati

    dengan membuat klasifikasi melalui prinsip-prinsip gagasan formatif

    yang menekankan pada geometri, simetri, kontras, ritme, proporsi dan

    skala

    Geometri pada fasade merupakan gagasan formatif dalam

    arsitektur yang mewujudkan prinsip-prinsip geometri pada bidang

    maupun benda suatu lingkungan binaan, segi tiga, lingkaran, segi

  • 25

    empat beserta varian-variannya.

    Simetri yaitu gagasan formatif yang mengarahkan desain

    bangunan melalui keseimbangan yang terjadi pada bentuk-bentuk

    lingkungan binaan. Dibagi menjadi; simetri dengan keseimbangan

    mutlak, simetri dengan keseimbangan geometri, simetri dengan

    keseimbangan diagonal. Untuk membangun suatu keseimbangan

    komposisi, simetri harus jauh lebih dominan dari asimetri. Fasade harus

    memiliki wajah-wajah yang mencerminkan solusi terencananya yang

    berbeda tetapi tetap simetris di dalam diri mereka sendiri (analog

    terhadap tubuh manusia).

    Kontras Kedalaman yaitu gagasan formatif yang

    mempertimbangkan warna dan pencahayaan kedalaman menjadi

    perbedaan gelap terang yang terjadi pada elemen fasade. Tingkat

    perbedaan dikategorikan menjadi 3, yaitu: sangat gelap, gelap, terang.

    Ritme yaitu tipologi gambaran yang menunjukan komponen

    bangunan dalam bentuk repetasi baik dalam skala besar maupun skala

    kecil. Komponen yang dimaksud dapat berupa kolom, pintu, jendela

    atau ornamen. Semakin sedikit ukuran skala yang berulang,

    dikategorikan ritme monoton, semakin banyak dikategorikan dinamis.

    Proporsi yaitu perbandingan antara satu bagian dengan bagian

    lainnya pada salah satu elemen fasade. Dalam menentukan proporsi

    bangunan biasanya mempertimbangkan batasan-batasan yang

    diterapkan pada bentuk, sifat alami bahan, fungsi struktur atau oleh

    proses produksi. Penentuan proporsi bentuk dan ruang bangunan

    sepenuhnya merupakan keputusan perancang yang memiliki

    kemampuan untuk mengolah bentuk-bentuk arsitektur,

    mengembangkan bentuk-bentuk geometri dasar dan sebagainya, yang

    tentunya keputusan dalam penentuan proporsi tersebut ada dasarnya.

    Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen

    bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu dengan ukurannya

    bagi manusia. Pada konteks fasade bangunan, skala merupakan

    proporsi yang dipakai untuk menetapkan ukuran dan dimensi-dimensi

    dari elemen fasad.

  • 26

    2.2.3. Komponen Fasad

    Fasad adalah representasi atau ekspresi dari berbagai aspek yang

    muncul dan dapat diamati secara visual. Dalam konteks arsitektur kota,

    fasad bangunan tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan tetapi

    bersifat tiga dimensi yang dapat merepresentasikan masing-masing

    bangunan tersebut dalam kepentingan publik (kota) atau sebaliknya.

    Untuk itu komponen fasad bangunan yang diamati meliputi: (Krier,1983:

    61 66).

    a. Gerbang dan Pintu Masuk (Entrance)

    Saat memasuki sebuah bangunan dari arah jalan, seseorang

    melewati berbagai gradasi dari sesuatu yang disebut publik.

    Posisi jalan masuk dan makna arsitektonis yang dimilikinya

    menunjukan peran dan fungsi bangunan tersebut. Pintu masuk

    menjadi tanda transisi dari bagian publik (eksterior) ke bagian privat

    (interior). Pintu masuk adalah elemen pernyataan diri dari penghuni

    bangunan.

    Terkadang posisi entrance memberi peran dan fungsi

    demonstratif terhadap bangunan. Lintasan dari gerbang ke arah

    bangunan membentuk garis maya yang menjadi datum dari

    gubahan. Di sini dapat diamati apakah keseimbangan yang terjadi

    merupakan simetri mutlak atau seimbang secara geometri saja.

    b. Zona Lantai Dasar

    Zona lantai dasar merupakan elemen urban terpenting dari

    fasad. Alas dari sebuah bangunan, yaitu lantai dasarnya,

    merupakan elemen perkotaan terpenting dari suatu fasad. Karena

    berkaitan dengan transisi ke tanah, sehingga pemakaian material

    untuk zona ini harus lebih tahan lama dibandingkan dengan zona

    lainnya.

    Lantai dasar memiliki suatu makna tertentu dalam kehidupan

    perkotaan. Karena daerah ini merupakan bagian yang paling

    langsung diterima oleh manusia, seringkali lantai dasar menjadi

    akomodasi pertokoan dan perusahaan-perusahaan komersil

    lainnya

  • 27

    c. Jendela dan pintu masuk ke bangunan.

    Jendela dan pintu dilihat sebagai unit spasial yang bebas.

    Elemen ini memungkinkan pemandangan kehidupan urban yang

    lebih baik, yaitu adanya bukaan dari dalam bangunan ke luar

    bangunan.

    Fungsi jendela sebagai sumber cahaya bagi ruang interior,

    yaitu efek penetrasi cahaya pada ruang interior. Jendela juga

    merupakan bukaan bangunan yang memungkinkan pemandangan

    dari dan ke luar bangunan. Selain memenuhi kebutuhan

    fungsionalnya, jendela juga dapat menjadi elemen dekoratif pada

    bidang dinding.

    Pintu memainkan peran yang menentukan dalam konteks

    bangunan, karena pintu mempersiapkan tamu sebelum memasuki

    ruang, karena itu makna pintu harus dipertimbangkan dari berbagai

    sudut pandang (Krier, 1988 : 96). Kegiatan memasuki ruang pada

    sebuah bangunan pada dasarnya adalah suatu penembusan

    dinding vertikal, dapat dibuat dengan berbagai desain dari yang

    paling sederhana seperti membuat sebuah lubang pada bidang

    dinding sampai ke bentuk pintu gerbang yang tegas dan rumit.

    Posisi pintu pada sebuah bangunan sangat penting untuk lebih

    mempertegas fungsi pintu sebagai bidang5 antara ruang luar dan

    ruang dalam bangunan. Karena letak atau posisi sebuah pintu

    sangat erat hubungannya dengan bentuk ruang yang dimasuki,

    dimana akan menentukan konfigurasi jalur dan pola aktivitas di

    dalam ruang.

    d. Pagar Pembatas (railling)

    Suatu pagar pembatas (railling) dibutuhkan ketika terdapat

    bahaya dalam penggunaan ruangan. Pagar pembatas juga

    merupakan pembatas fisik yang digunakan jika ada kesepakatan-

    kesepakatan sosial mengenai penggunaan ruang.

    e. Atap dan Akhiran Bangunan.

    Ada 2 macam tipe atap: yaitu tipe atap mendatar dan atap (face

    style) yang lebih sering dijumpai yaitu tipe atap menggunung

  • 28

    (alpine style). Atap adalah bagian atas dari bangunan. Akhiran atap

    dalam konteks fasad di sini dilihat sebagai batas bangunan dengan

    langit. Garis langit (sky-line) yang dibentuk oleh deretan fasad dan

    sosok bangunannya, tidak hanya dapat dilihat sebagai pembatas,

    tetapi sebagai obyek yang menyimpan rahasia dan memori kolektif

    warga penduduknya.

    f. Tanda-tanda (Signs) dan Ornamen pada Fasad.

    Tanda-tanda (signs) adalah segala sesuatu yang dipasang oleh

    pemilik toko, perusahaan, kantor, bank, restoutan dan lain-lain

    pada tampak muka bangunannya, dapat berupa papan informasi,

    iklan dan reklame. Tanda-tanda ini dapat dibuat menyatu dengan

    bangunan, dapat juga dibuat terpisah dari bangunan.

    Tanda pada bangunan berupa papan informasi, iklan atau

    reklame merupakan hal yang penting untuk semua jenis bangunan

    fungsi komersial. Karena tanda-tanda tersebut merupakan bentuk

    komunikasi visual perusahaan kepada masyarakat (publik) yang

    menginformasikan maksud-maksud yang ingin disampaikan oleh

    perusahaan komersial.

    Sedangkan ornamen merupakan kelengkapan visual sebagai

    unsur estetika pada fasad bangunan. Ornamentasi pada fasad

    bangunan fungsi komersial, selain sebagai unsur dekoratif

    bangunan juga meruapakan daya tarik atau iklan yang ditujukan

    untuk menarik perhatian orang.

  • 29

    BAB III

    TINJAUAN PENERAPAN SISTEM PRECAST PADA FASAD

    BANGUNAN APARTEMEN STUDENT CASTLE,

    YOGYAKARTA

    3.1. Latar belakang sistem precast pada bangunan Apartemen Student

    Castle

    Nama Bangunan : Student Castle Apartement

    Jenis Bangunan : Apartemen hunian bertingkat

    Lokasi : Jalan Selokan Mataram, Babarsari, Sleman,

    Yogyakarta

    Gambar 3.1. Peta Lokasi Bangunan Apartemen Student Castle

    Sumber: googlemap, diakses 27 Mei 2015

    3.1.1. Ide dasar

    Pada awalnya penerapan sistem precast pada fasad

    apartemen yaitu dari permintaan owner (developer) PT.

    Arthamakmur Jogjakarta sendiri yang kemudian diserahkan oleh

    konsultan perencana untuk didesain dengan menggunakan sistem

    precast pada fasadnya. Dan dengan PT. Prima Cipta Karya

    (Bandung) sebagai Perusahaan / subkontraktor precast

    Apartemen Student Castle. Secara arsitektural penerapan sistem

    precast pada dinding hanya pada bagian kamar mandi, namun

    seiring berjalannya waktu pada proses jalannya proyek terjadi

  • 30

    banyak perubahan desain pada sistem precast yang diterapkan

    hingga akhirnya penerapannya pada fasad bangunan Student

    Castle memakai 90% menggunakan sistem precast. Berikut

    beberapa faktor serta alasan penggunaan sistem precast pada

    fasad bangunan Apartemen Studen Castle:

    1. Sistem precast pada bangunan Student Castle

    berdasar kebutuhannya memiliki keuntungan, yaitu:

    Mempercepat jalannya pelaksanaan proyek untuk

    mencapai target waktu yang telah ditentukan. Dalam

    pangsa bisnis hal ini sangat diperlukan untuk

    mempercepat target bisnis yang direncanakan, karena

    semakin cepat proses proyek selesai semakin cepat

    untuk investasi berjalan untuk mendapat pasokan aliran

    yang masuk.

    Produksi yang cepat dan massal karena desain yang

    tipikal dan modular sehingga dapat mengurangi

    pengawasan.

    2. Penggunaan sistem precast pada fasad berawal dari

    kamar mandi yang letaknya langsung dengan sisi luar

    bangunan. Hal ini dikarenakan beton precast lebih tahan air

    dibanding bata ringan (material bahan penutup dinding lain

    yang dipakai pada bangunan).

    Gambar 3.2. Denah bangunan dengan kamar mandi

    terletak sisi luar bangunan

  • 31

    3. Seiring banyak pertimbangan antar owner, konsultan,

    serta kontraktor pada akhirnya sistem precast bangunan

    Student Castle menerapkan pada hampir semua sisi luar

    bangunan, khusus pada tiap kamar yang berhubungan

    langsung dengan sisi luar.

    Pengecualian pada dinding untuk koridor memakai

    bata ringan, hal ini dimaksudkan untuk sebagai berikut:

    Bata ringan yang berpori untuk sirkulasi udara

    (penghawaan) pada area koridor. Dikarenakan area

    koridor pada bangunan Student Castle hanya

    bergantung pada saluran udara ducting pada area

    tangga serta udara AC yang keluar dari celah kamar.

    Gambar 3.3. Daerah koridor yang tidak menggunakan sistem

    precast pada denah

    Keamanan jika sedang dalam keadaan darurat dan

    harus keluar melaui dinding pada koridor karena area

    publik, sehingga pembobolan bata ringan yang memiliki

    berat lebih ringan dan mudah dihancurkan dibanding

    beton precast merupakan alternatif terbaik.

    4. Penggunaan sistem precast pada fasad bangunan

    Student Castle yaitu dengan mengikuti alur denah pada

    bangunan tersebut. Karena beberapa perubahan yang

    berawal dari kamar mandi saja menjadi hampir semua sisi

    tanpa mengubah denah yang ada.

  • 32

    Gambar 3.4. SIsi-sisi fasad bangunan dengan precast yang

    mengikuti denah

    5. Terdapat sistem precast dengan kamar yang memiliki

    dua panel atau lebih.Hal ini memiliki beberapa faktor, yaitu

    sebagai berikut:

    Sebagai pembeda antar ruang. Sehingga pada satu sisi

    dengan sisi lain sudah berbeda ruangan. Terdapat pada

    beberapa kamar dengan tipe double bedroom.

    Gambar 3.5. Contoh kamar yang memiliki precast lebih dari satu

    dalam satu sisi yang dilakukan sebagai pembeda ruang.

    Untuk menghindari beban berlebih yang dihasilkan

    precast tersebut. Karena penggunaan mutu beton K300

    untuk struktural sebagian besar, maka akan sangat

    berat jika dimensinya semakin besar sehingga

    diharuskan untuk membagi panel menjadi 2 bagian.

  • 33

    Gambar 3.6. Contoh kamar yang memiliki precast lebih dari satu

    dalam satu sisi yang dilakukan untuk meminimalkan beban satu

    precast yang berat

    6. Pemakaian cat dinding precast yang berwarna gradasi

    oranye identik dengan sifat periang/ceria. Hal ini bermaksud

    bahwa bangunan apartemen ini diperuntukan unuk

    penghuni kalangan para pelajar/mahasiswa.

    Gambar 3.7. Salah satu fasad bangunan apartemen

    3.1.2. Biaya

    Biaya produksi precast dihitung dalam meter kubik (m3). Biaya

    produksi terbagi pada biaya-biaya berdasar pada owner

    (developer), kontraktor, subkontraktor maupun tim khusus yang

    menangani precast oleh kontraktor. Pada bangunan Apartemen

    Student Castle, dapat ditinjau dari biaya pada kontraktor, yaitu

    sekitar 600 ribu hingga 700 ribu per m3.

    Biaya precast tentu lebih mahal dari biaya bata ringan,

    sehingga memiliki pengaruh besar terhadap nilai jual apartemen.

  • 34

    Berikut nilai per unit kamar:

    Tipe studio (1 panel precast kecil) : 450 juta rupiah

    Tipe studio deluxe (1 panel precast sedang) : 600 juta rupiah

    Tipe one bedroom (2-5 panel precast) : 900 juta rupiah

    Tipe two bedroom (4 panel precast) : 1.25 milyar

    rupiah

    3.1.3. Asal Produksi Precast

    Pada bangunan Student Castle ini pengerjaan produksi precast

    dikerjakan oleh sub-kontraktor. Akan tetapi pencetakan precast

    untuk bangunan ini dilakukan langsung di area proyek sehingga

    pengerjaannya lebih cepat. Dan dengan proses seperti ini

    dibutuhkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan proses

    pembelian precast yang sudah jadi dari pabrik. Beberapa alasan

    produksi precast di lokasi proyek pada bangunan Student Castle:

    Menghindari keretakan yang berakiat berkurangnya kualitas

    material precast tersebut selama di pabrik dan pengriman

    transportasi karena tidak ada yang memantau atau mengontrol

    selama jalannya proses tersebut.

    Menghindari ketidakpresisian dalam desain atau ukuran

    precast.

    Gambar 3.8. Gambar 3.9.

    Proses Pencetakan

    Sumber : Dok. Pribadi (2015)

  • 35

    3.1.4. Alat Pencetak Precast

    Untuk mencetak sebuah precast biasanya adalah dengan

    menggunakan bekisting. Sama halnya dengan pencetakan

    precast di apartement Student Castle ini juga menggunakan

    bekisting yang terbuat dari besi.

    Gambar 3.10. Gambar 3.11.

    Alat pencetak berupa bekisting besi

    Sumber : Dok. Pribadi (2015)

    3.1.5. Material dan Kualitas Mutu Precast

    Precast yang ada di apartement Student Castle ini

    menggunakan material beton murni dengan kualitas beton 300K.

    Adapun komposisi dari adukan beton sebelum dicetak adalah

    kandungan semen, air, agregat(koral), dan beberapa zat yang

    dibutuhkan. Beberapa zat yang dibutuhkan tersebut adalah zat

    pengeras dan zat untuk menjaga agar adukan beton tidak

    mengering selama perjalanan menuju proyek untuk di cetak.

    Gambar 3.12. Material Beton

    Sumber : Dok. Pribadi (2015)

  • 36

    3.1.6. Estimasi Waktu Pekerjaan Precast

    Dalam pembahasan ini kecepatan pemasangan dapat

    diartikan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan

    precast pada fasad bangunan. Berapa lama waktu yang

    dibutuhkan sehingga precast dapat di pasang secara

    menyeluruh. Pada bangunan Student Castle ini setiap harinya

    dapat memasang 5-8 buah precast. Akan tetapi karena

    masalah struktur proses pemasangan precast pada bangunan

    ini menjadi lambat hingga membutuhkan waktu yang lebih

    lama.

    3.1.7. Bahan Penyambung Precast

    Bahan penyambung precast dinding pada bangunan

    Apartemen Student Castle berupa sambungan kering yaitu baut

    (dynabolt) dan plat.

    Gambar 3.13. Dynabolt Gambar 3.14. Plat Baja (Sumber: dok. Pribadi, 2015)

    3.1.8. Teknik Pemasangan Precast

    Teknik pemasangan precast pada apartement ini adalah

    dengan menggunakan teknik penyambungan antara embeded dan

    bracket. Adapun langkah-langkah pemasangannya adalah sebagai

    berikut :

    1) Setelah precast di letakkan dibagian yang diinginkan,maka

    akan dilakukan pengelasan agar precast menyatu dengan plat.

    2) Bagian yang akan dilas adalah embeded pada precast dan

    bracket pada plat lantai.

  • 37

    Gambar 3.15

    Sumber : Dok. Pribadi (2015)

    3) Setelah di las maka bracket dibaut ke plat lantai dengan

    menggunakan dynabolt sebagai pengait/ perkuatan untuk

    menahan precast. Kekuatan dari dynabolt itu sendiri adalah

    sekitar 2 ton.

    Gambar 3.16

    Sumber : Dok. Pribadi (2015)

    4) Kemudian setelah itu dibagian setiap sisi precast diberikan lem

    sealant untuk menghubungkan precast yang satu dengan

    yang lain.

    3.2. Jumlah dan Jenis Modul Precast

    Jumlah dan jenis modul precast dapat berpengaruh terhadap kecepatan

    pengerjaan suatu bangunan. Semakin banyak jumlah modul precastnya

    maka semakin lama pengerjaan bangunan tersebut dapat selesai. Pada

    bangunan Student Casle ini terdapat 33 jenis precast untuk dinding luar

    bangunan serta 35 jenis precast parapet.Berikut jenis modul precast

    berdasar ruang kamar:

  • 29

    3.2.1. Precast dinding

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    1. P-1

    Gambar tampak depan (atas) dan belakang (bawah)

    1355 x 2980 mm2

    140 buah

    modul

    Ada

    855 x 1210

    mm2

    26 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    Tipe P-1, letak

    kamar mandi di

    sebelah kiri dari

    pintu masuk

    kamar

    P1

    P4

    P1x

    P4

  • 30

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/ Mutu

    Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    2. P-1x

    Gambar tampak depan (atas) dan belakang (bawah)

    1355 x 2980 mm2

    112 buah

    modul

    Ada

    855 x 1210

    mm2

    26 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing P1

    P4

    P1x

    P4

    Tipe P-1x, letak

    kamar mandi di

    sebelah kanan

    dari pintu masuk

    kamar

  • 31

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/ Mutu

    Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    3. P-1a

    Gambar tampak depan

    2445 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    855 x 1150

    mm2

    13% dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-1a

  • 32

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan

    Material/ Mutu

    Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    4. P-1b Pada kamar no. 23 (tipe studio deluxe)

    Gambar tampak belakang

    1650 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    855 x 1210

    mm2

    21 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-1b

  • 33

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan

    Material/ Mutu

    Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    5. P-1b Pada R. Tangga (tangga barat)

    Gambar tampak belakang

    2760 x 2980 mm2

    16 buah

    modul

    Tidak ada -

    - Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-1b'

  • 34

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan

    Material/ Mutu

    Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    6. P-1c

    Gambar tampak belakang

    3125 x 2980 mm2

    16 buah

    modul

    Tidak ada -

    - Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-1c

  • 35

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan

    Material/ Mutu

    Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    7. P-2

    Gambar tampak samping kanan

    1632 x 2980 mm2

    dfshs

    14 buah

    modul

    Ada

    1140 x 1210

    mm2

    28 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-2

  • 36

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan

    Material/ Mutu

    Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    8. P-2a

    Gambar tampak samping kiri

    1635 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1140 x 1210

    mm2

    28 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-2a

  • 37

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    9. P-2b

    Gambar tampak samping kiri

    1635 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1140 x 1210

    mm2

    28 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-2b

  • 38

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    10. P-2x

    Gambar tampak samping kanan

    1620 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1140 x 1210

    mm2

    31 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-2x

  • 39

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    11. P-4

    Gambar tampak depan

    3650 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    610 x 1210

    mm2

    7 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-4

  • 40

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    12. P-4a

    Gambar tampak belakang

    1650 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    - Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-4a

  • 41

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    13. P-4a

    Gambar tampak belakang

    1790 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    610 x 1210

    mm2

    14 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-4a

  • 42

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    14. P-4b

    Gambar tampak samping kanan

    3625 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada

    610 x 1210

    mm2

    7 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-4b

  • 43

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    15. P-5

    520 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    - Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-5

  • 44

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    16. P-5a

    620 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    - Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

  • 45

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    17. P-6

    930 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    - Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-6

  • 46

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu

    Ada/Tidak Letak

    Ukuran

    (%)

    18. P-7

    Gambar tampak belakang

    2000 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    610 x 1210

    mm2

    23 % dari

    ukuran

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-7

  • 47

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    19. P-7a

    Gambar tampak samping kiri

    1630 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    -

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-7a

    P-7

    P-6

  • 48

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    20. P-8

    Gambar tampak samping kiri

    2105 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1035 x 1210

    mm2

    20% dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-10

    P-9 P-8

    P-8a

  • 49

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    21. P-8a

    Gambar tampak samping kiri

    3635 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1410 x 1210

    mm2

    16 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-10

    P-9 P-8

    P-8a

  • 50

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tida

    k Letak Ukuran (%)

    22. P-9

    Gambar tampak belakang

    2270 x 2980 mm2

    *) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat

    penambahan openingan.

    14 buah

    modul

    Ada

    910 x 1210

    mm2

    16 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-10 P-8a

    P-8 P-9

  • 51

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    23. P-10

    Gambar tampak belakang

    2565 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1410 x 1210

    mm2

    22 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-8a

    P-9 P-8

    P-10

  • 52

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    24. P-11

    Gambar tampak belakang

    2530 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1410 x 1210

    mm2

    23 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di lokasi

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-11

    P-13'

    P-13

    P-12

    P-17

  • 53

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    25. P-12

    Gambar tampak belakang

    2040 x 2980 mm2

    *) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat

    penambahan openingan.

    14 buah

    modul

    Ada

    910 x 1210

    mm2

    18 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-12 P-13'

    P-13 P-11

    P-17

  • 54

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    26. P-13

    Gambar tampak samping kanan

    3660 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1410 x 1210

    mm2

    16 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-13

    P-13' P-12

    P-11

    P-17

  • 55

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tida

    k Letak Ukuran (%)

    27. P-13'

    Gambar tampak samping kanan

    2100 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Ada

    1260 x 1210

    mm2

    24 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-13

    P-13' P-12

    P-11

    P-17

  • 56

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tida

    k Letak Ukuran (%)

    28. P-14

    Gambar tampak samping kanan

    3965 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    -

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-14 P-4

    P-5a

  • 57

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    29. P-15

    Gambar tampak depan

    1990 x 2980 mm2

    *) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat

    penambahan openingan.

    14 buah

    modul

    Ada

    855 x 1210

    mm2

    17 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-15a P-4b

    P-15

    P-18

  • 58

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tidak Letak Ukuran (%)

    30. P-15a

    Gambar tampak depan

    3965 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    -

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-15a P-4b

    P-15

    P-18

  • 59

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tida

    k Letak Ukuran (%)

    31. P-16

    Gambar tampak depan

    3225 x 2980 mm2

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    -

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-16

    P-4a

    P-5

    P-4a'

    P-16a

  • 60

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tida

    k Letak Ukuran (%)

    32. P-16a

    Gambar tampak depan

    1400 x 2980 mm2

    *) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat

    penambahan openingan.

    14 buah

    modul

    Ada

    855 x 1210

    mm2

    25 % dari

    panel

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-16

    P-4a

    P-5

    P-4a'

    P-16a

  • 61

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tida

    k Letak Ukuran (%)

    33. P-17

    Gambar tampak depan

    1425 x 2980 mm2

    *) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat

    penambahan openingan.

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    -

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-13

    P-13' P-12

    P-11

    P-17

  • 62

    No. Type

    Modul Letak Ukuran Jumlah

    Bukaan Material/

    Mutu Ada/Tida

    k Letak Ukuran (%)

    34. P-18

    *) Pada tipe P-18 tidak terlihat pada fasad

    atau tampak

    725 x 2980 mm2

    *) Terjadi perubahan desain pada panel ini, terdapat

    penambahan openingan.

    14 buah

    modul

    Tidak ada -

    -

    Beton/K300

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan

    Finishing Teknik Bahan

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat

    waterproofing

    P-15a P-4b

    P-15

    P-18

  • 63

    3.2.2. Precast parapet

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    1. T-1

    Gambar tampak depan

    Gambar tampak belakang

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    16 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 64

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    2. T-1a

    Gambar tampak depan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 65

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    3. T-1b

    Gambar tampak belakang

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 66

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    4. T-1c

    Gambar tampak belakang

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 67

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    5. T-2

    Gambar tampak samping kanan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 68

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    6. T-2a

    Gambar tampak samping kiri

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 69

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    7. T-2b

    Gambar tampak samping kiri

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 70

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    8. T-4

    Gambar tampak depan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 71

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    9. T-4x

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 72

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    10. T-4a

    Tampak samping kiri

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 73

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    11. T-4a

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 74

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    12. T-4a'

    Tampak samping kiri

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 75

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    13. T-4a"

    Tampak depan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 76

    o. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    14. T-4b

    Tampak samping kanan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 77

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    15. T-5

    Tampak samping kanan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 78

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    16. T-5x

    Tampak depan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 79

    o. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    17. T-6

    Tampak samping kanan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 80

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    17. T-6'

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 81

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    17. T-7

    Tampak samping kiri

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 82

    \\\No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    18. T-8

    Tampak samping kiri

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 83

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    19. T-8a

    Tampak samping kiri

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 84

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    20. T-8b

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 85

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    21. T-9

    Tampak belakang

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 86

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    22. T-10

    Tampak belakang

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 87

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    23. T-10a

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 88

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    24. T-11

    Tampak belakang

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 89

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    25. T-11a

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 90

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    26. T-12

    Tampak belakang

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 91

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    27. T-13 &

    T-13a

    Tampak samping kanan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 92

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    28. T-14 &

    T14a'

    Tampak samping kanan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekisting

    besi

    Teknik

    Sambungan

    Kering

    Baut

    dynabolt,

    embeded,

    bracket.

    Cat waterproofing

  • 93

    No. Type

    Modul Letak

    Ukuran

    29. T14a

    Tampak depan

    Jumlah Material/

    Mutu

    Tempat

    Produksi

    Alat

    Pencetak

    Sambungan Finishing

    Teknik Bahan

    2 Buah

    Beton/K300

    Di area

    proyek

    Bekis