bab i baru
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat sekarang ini kebutuhan asphalt cair setiap negara
yang aktif dalam pembangunan semakin meningkat, yang mana
asphalt alam yaitu merupakan (asphalt) bahan mineral yang
terbentuk dari proses pengeringan dan pengendapan suatu daerah
batu karang dimana dasarnya terdapat endapan minyak seperti yang
terdapat di Trinidad, Cuba, Venesuela, Buton (Sulawesi) dan Peru.
Asphalt atau Asphaltum (Bitumen) juga merupakan hasil sampingan
dari penyulingan minyak mentah (crude oil) disamping bensin,
minyak tanah dan sebagainya. Seperti yang telah kita ketahui
asphalt adalah sebagai bahan utama yang dipergunakan dalam
sektor pembangunan jalan, yang menyebabkan kegiatan exspor-
impor asphalt cair menjadi sektor ekonomi yang penting. Maka
pengapalan dilakukan dalam bulk atau dalam drum, menurut Istopo,
2003 hal (80). Dalam kegiatan ekspor-impor ini perusahaan
pelayaran mempunyai peran penting sebagai penyedia sarana
transportasi laut. Kapal-kapal niaga yang digunakan untuk
mengangkut asphalt cair ini merupakan kapal tangker yang
dirancang khusus dan berbeda dengan kapal tangker pada
umumnya.
Dalam pengoperasian kapal ini dibutuhkan perwira yang
mempunyai kemampuan dalam menangani masalah bongkar muat
maupun dalam bidang bisnis pelayaran yang dititik beratkan pada
masalah kecepatan dan keterlambatan pembongkaran, yang mana
perwira-perwira kapal dituntut agar dalam menangani muatan harus
cepat, tepat, aman dan sistimatis.
Penguasaan pada bidang bongkar muat di kapal tanker
membutuhkan kemampuan yang tinggi namun tidaklah begitu sulit,
karena semua sarana dapat kita lihat dengan jelas, hanya saja
dituntut kecermatan dan kewaspadaan yang tinggi karena muatan
asphalt dapat digolongkan sebagai muatan yang berbahaya, sesuai
dengan Regulation IMO dalam IMDG Code section 8. Bahwa hal-hal
yang dapat menimbulkan bahaya bila dalam pelaksanaannya tidak
ditunjang dengan keterampilan dan rasa tanggung jawab yang
tinggi, sehingga membahayakan kapal, jiwa dan juga pencemaran
lingkungan, salah bertindak sangat fatal akibatnya. Dari laporan
hasil kejadian dikapal (steatment of fact) pada tanggal 10 Agustus
2004, penulis pernah mengalami suatu kejadian di atas kapal,
sewaktu melaksanakan proyek laut di MT. Janesia Asphalt II, dan
melakukan penelitian dimana pada saat itu kapal sedang melakukan
proses pemuatan di pelabuhan Ulsan (Korea). Di awal pelaksanan
2
pemuatan, segala sesuatunya berjalan dengan lancar tanpa
mengalami suatu kendala apapun. Namun sewaktu diadakanya
pemindahan pengisian tangki muatan, saat itu kapal mengalami over
flow pada tangki muatan NO.2S, hal ini berawal dari kegiatan air
blow yang dilakukan oleh pihak terminal ke kapal untuk memulai
pengisian pada tangki muatan yang berikutnya, namun segala
persiapan yang semestinya dilakukan oleh pihak kapal dan terminal
dalam pelaksanan air blow tersebut tidak berjalan sebagai mana
mestinya. Sehingga menimbulkan terjadinya over flow pada tangki
muatan di atas kapal pada saat itu, yang mana dari kejadian ini
dampak dan resikonya sangat fatal. Baik untuk crew kapal maupun
untuk crew terminal itu sendiri. Sehingga kapal tertahan di
pelabuhan tersebut selama kurang lebih dua minggu untuk
mengikuti proses persidangan atas kejadian tersebut. Hal inilah
yang melatar belakangi kenapa penulis sangat tertarik untuk
mengangkat judul “ANALISA PENYEBAB TERJADINYA OVER
FLOW PADA BONGKAR MUAT DI MT. JANESIA ASPHALT II”.
B. Rumusan masalah
Mengacu kepada latar belakang diatas maka dalam skripsi
ini penulis merumuskan masalah, bagaimana mengidentifikasikan
hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya over flow pada saat
bongkar muat.
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah agar Penulis dapat
mengkaji lebih dalam tentang penyebab utama terjadinya over flow
pada saat bongkar muat sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan para pembaca terutama untuk penulis pribadi agar
mengatahui, memahami, dan mengerti fungsi dan pentingnya dari
pemahaman terhadap proses bongkar muat yang baik, tepat, cepat
dan sistematis.
D. Batasan Masalah
Agar tujuan dari masalah ini dapat tercapai dengan baik
maka ruang lingkup pembahasan masalah tersebut terfokus pada
hal pokok yaitu analisa penyebab terjadinya over flow pada saat
proses pemuatan di MT.Janesia Asphalt II.
E. Hipotesis
Menurut maknanya “Hipotesis” merupakan jawaban
sementara untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini:
1. Diduga karena tidak berjalannya prosedur bongkar muat
sebagai mana mestinya.
2. Diduga adanya mis-comunication antar crew kapal
dengan pihak terminal di darat
3. Diduga adanya kelalaian crew dalam melaksanakan
tugas jaga muatan.
4