bab i dan ii revisi baru

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam praktek sehari – hari, dokter gigi banyak terpapar kuman dan bakteri patogen yang dapat menimbulkan kontaminasi silang antara dokter gigi dan pasien. 1 Salah satu prosedur pembuatan gigi tiruan yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi silang adalah pencetakan rahang. 2 Beberapa hasil cetakan sangat sering terkontaminasi oleh mikroorganisme dari saliva dan darah. 3 Oleh karena itu, beberapa literatur merekomendasi material cetak perlu dicuci dan didesinfeksi segera setelah pencetakan untuk mengontrol infeksi silang. American Dental Assosiation (ADA) juga merekomendasikan untuk mendesinfeksi cetakan yang telah dibuat. 4

Upload: realseptiadymadrid3532

Post on 14-Sep-2015

116 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

revisi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangDalam praktek sehari hari, dokter gigi banyak terpapar kuman dan bakteri patogen yang dapat menimbulkan kontaminasi silang antara dokter gigi dan pasien.1 Salah satu prosedur pembuatan gigi tiruan yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi silang adalah pencetakan rahang.2Beberapa hasil cetakan sangat sering terkontaminasi oleh mikroorganisme dari saliva dan darah.3 Oleh karena itu, beberapa literatur merekomendasi material cetak perlu dicuci dan didesinfeksi segera setelah pencetakan untuk mengontrol infeksi silang. American Dental Assosiation (ADA) juga merekomendasikan untuk mendesinfeksi cetakan yang telah dibuat.4

1Salah satu bahan cetak yang digunakan dalam kedokteran gigi adalahelastomer. Secara kimia terdapat 4 jenis elastomer, yaitu polysulfida, condensation silicones, addition silicones (polyvinyl siloxane), dan polyether.5Polyvinyl siloxane merupakan salah satu bahan yang banyak dipilih untuk membuat cetakan dalam pembuatan gigi tiruan cekat dan lepasan.6Lebih dari 95% cetakan yang dikirim ke laboratorium adalah polyvinyl siloxane.7 Polyvinyl siloxanememiliki keakuratan cetakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan hydrocoloid karena bahan ini memiliki reproduksi hasil detail, elastisitas, dan stabilitas dimensi yang sangat baik. 8,9Beberapa bahan desinfektan kimia yang beredar di pasaran saat ini adalah sodium hipoklorit, glutaraldehid 2%, etanol 70 %, dan iodofor.10 Indonesia kaya akan tanaman berkhasiat obat sehingga Pemerintah saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan tradisional sebagai bahan alternatif. 11 Bahan yang dapat digunakan sebagai alternatif desinfeksi cetakan adalah daun Salam (Eugenia polyantha) yangmempunyai sifat antibakteri.Daun dari tanaman Salam (Eugenia polyantha) biasanya digunakan untuk penyedap aroma masakan. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai obat katarak, stroke, asam urat, kolesterol, diabetes, gatal-gatal, dan radang lambung.12 Di bidang kedokteran gigi daun Salam digunakan sebagai alternatif obat kumur. Pada konsentrasi 50%, 75 %, 100% dapat mengurangi koloni Streptococcus sp.13Dalam mempertimbangkan metode dan produk untuk desinfektan cetakan, terdapat dua faktor penting, yaitu khasiat antibakteri dari desinfektan dan efek dari prosedur desinfeksi terhadap stabilitas dimensi pada cetakan.14Atinmengemukakanbahwaberdasarkanpenelitian yang dilakukan dengan metode eksperimental laboratorik untuk membuktikan efek antibakteri infusa daun Salam (Eugenia polyantha) dengan metode modifikasi Kirby Bauer, didapatkan bahwa infusa daun Salam (Eugenia polyantha) bersifat bakterisid terhadap Vibrio cholerae dan Escherichia colienteropatogen.15Anita mengemukakan ekstrak daun salam dengan pelarut akuades dapat menghambat pertumbuhan bakteri mulai pada kadar 40%.16 Rizkimengemukakanbahwa perendaman cetakan polyvinyl siloxane dalam ekstrak daun Salam (Eugenia polyantha) 25% selama 3 menit dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutansdan semakin lama perendaman maka efek antibakterinya semakin efektif.17 Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa prosedur desinfeksi yang efektif tidak menyebabkan perubahan dimensi pada elastomer, kecuali polyether. Namun, sebagian penelitian tidak memiliki hasil yang sama karena waktu pemaparan dan kombinasi antara bahan cetak dan larutan desinfektan yang digunakan berbeda. Dalam praktik sehari-hari, pengecoran gypsum mungkin tidak segera dilakukan setelah desinfeksi beberapa jam dan terkadang desinfeksi dilakukan kembali oleh teknisi.14 Sejauh ini, belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam infusa daun Salam terhadap stabilitas dimensicetakan polyvinylsiloxane.

1.2 Perumusan MasalahDari uraian di atas timbul permasalahan Bagaimana pengaruh lama perendaman dalam infusa daun Salam terhadap stabilitas dimensi cetakan polyvinyl siloxane?

1.3 Tujuan PenelitianTujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam infusa daun Salam terhadap stabilitas dimensi cetakan polyvinyl siloxane.Tujuan khusus penelitian ini untuk membandingkan pengaruh perendaman selama 15, 30, 45, dan 60 menit dalam infusa daun Salam terhadap stabilitas dimensi cetakan polyvinyl siloxane.

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Memberikaninformasiilmiahperubahan dimensi bahan cetak polyvinyl siloxane yang direndam dalam infusa daun Salam 1.4.2 Memberikaninformasiilmiahpadadoktergigidalampertimbangandesinfeksi cetakan dengan menggunakan daun Salam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan CetakBahan cetak yang digunakan dalam kedokteran gigi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu bahan cetak elastis dan non elastis.Bahan cetak elastis dapat mereproduksi struktur keras dan lunak rongga mulut secara akurat, sedangkan bahan cetak non-elastis harus dipatahkan atau diubah bentuknya terlebih dahulu untuk kemudian dikeluarkan melalui undercut.Bahan yang bersifat non-elastis adalah impression compound, impression wax, plaster of paris dan zinc oxide eugenol impression material. Bahan cetak elastis terdiri dari material hidrokoloid dan elastomer.18 Bahan cetak elastomer menjadi pilihan dokter gigi karena menghasilkan cetakan yang akurat,dimensi yang stabil seiring waktu dan mampu mencetak dengan akuratdibandingkan bahan cetak yang lain.19

2.2Bahan Cetak Elastomer2.2.1 Klasifikasi Bahan Cetak Elastomer

5Elastomer merupakan bahan karet sintetik yang dikenal juga sebagai non aqueous elastomeric dental impression materialberdasarkanspesifikasi ADA no.19. Berdasarkan komposisi kimianya ada empat jenis elastomer yang digunakan sebagaibahan cetak yaitu polyether, polisulfide, addition silicone dan condensation siliconeBerdasarkan viskositasnya tersedia dalam 4 viskositas yaitu: light body atau syringe consistency, medium atau regular body, heavy bodyatau tray consistency, very heavyatau puttyconsistency.20 Light bodymerupakan bahanyang sesuai diaplikasikan dengan syringepada gigi yang telah dipreparasi dengan tujuan mendapatkan detil yang akurat tetapi tidak sesuai apabila diaplikasikan pada sendok cetak karena konsisensinya terlalu cair. Heavy body diaplikasikan pada sendok cetak dan dapat juga sebagai pendukung light body agar lebih fleksibel. Medium body memiliki viskositas menengah. Bahan ini bisa diaplikasikan dengan syringe seperti pada light body tetapi juga dapat diaplikasikan dengan sendok cetak karena konsistensinya cukup kental.21

2.2.2Sifat dan Cara Manipulasi Bahan Cetak ElastomerBahan cetak elastomer memiliki reproduksi surface details yang sangat baik karena viskositas yang rendah. Pada umumnya, elastomer memiliki sifat hidrofobik (kecuali polyether) sehingga jaringan dalam rongga mulut yang akan dicetak harus dalam keadaan kering agar bahan cetak dapat mengalir dengan baik. Sifatnya yang hidrofobik menyebabkan kesulitan dalam pengecoran die stone pada cetakan karena dapat menghasilkan gelembung udara. Maka dari itu, secara komersial spray surfaktan tersedia untuk meningkatkan kelembaban. Sifat elastis darielastomer baik dan memungkinkan untuk dilakukan pengecoran ulang. Elastomer juga memiliki koefisien termal ekspansi yang tinggi dan ketahanan terhadap robekan (tear strength) yang sangat baik.22Beberapa sifat bahan cetak jenis elastomer diringkaskan dalam tabel 1 meliputi bahan polisulfida, polieter, condensation silicone dan addition silicone.23

Tabel 1. Perbandingan sifat berbagai bahan cetak elastomer23Semua bahan cetak elastomer mempunyai sebuah katalis dan basis yang dicampur pada saat manipulasi. Katalis merupakan bahan yang mempercepat proses pengerasan bahan. Proses dimana pasta berubah menjadi elastis seperti karet dinamakan polimerisasi. Katalis ini tersedia dalam bentuk pasta atau liquid. Basis juga tersedia dalam bentuk pasta namun ukuran pasta katalis lebih kecil daripada pasta basis.24Ada tiga cara pencampuran katalis dan basis sebelum dilakukan pencetakan yaitu: 1. Hand mixingPasta katalis dan basis dikeluarkan dari tabungnya dengan panjang yang sama di atas paper pad. Pencampuran dilakukan menggunakan spatula dengan gerakan memutar kemudian untuk menghasilkan campuran yang homogen maka dilakukan perluasan permukaan adukan. Pencampuran tetap dilakukan selama 45 detik untuk bahan dengan viskositas rendah maupun tinggi. Jika katalis tersedia dalam bentuk cairan, jumlah katalis yang digunakan disesuaikan dengan petunjuk pabrik dan pencampuran dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pencampuran dua pasta. Teknik pencampuran ini sesuai untuk semua tipe elastomer.25Variasi dalam teknik hand mixing adalah dengan sistem dua putty yangtersedia pada addition silicone dan condensation silicone. Bahan yang digunakan diukur dengan sendok yang telah tersedia dari pabrik dan pencampuran akhir dilakukan dengan tangan sampai homogen. Bahan putty memiliki katalis dalam sediaan cairan sehingga pencampuran awalnya menggunakan spatula kemudian pencampuran akhir menggunakan tangan. Pencampuran dengan tangan tidak boleh menggunakan sarung tangan karet karena dapat mempengaruhi pengerasan addition silicone.252. Static automixingStatic automixingmerupakan teknik pencampuran yang populer saat ini. Basis dan katalis berada dalam silinder yang terpisah pada cartridge plastik. Cartridgediletakkan pada mixing gunyang terdiri dari dua pendorongdan dimjukan dengan mekanisme tekan untuk mengeluarkan basis dan katalis dalam jumlah yang sama. Basisdan kataliskeluarmelaluispiral sehingga menghasilkan campuranyang seragampada akhirtip.Karena salah satusilinderdapatmengisilebihsedikit daripada yang lain maka bagian pertama campurandaricartridge harus dibuang.Bahancampurandapat dikeluarkanlangsung kejarum suntikinjeksi atauke dalam sendok cetak. Intraoral tip dapat juga dipasang di ujung static mixing tip untukaplikasi langsung di sekitar gigi yang telah di preparasi. Pada awalnya, automixing ini hanya digunakan pada bahan dengan viskositas rendah tetapi saat ini terdapat desain mixing gun dan tip baru sehingga dapat digunakan untuk semua viskositas kecuali putty. Semua jenis elastomer dapat menggunakan teknik ini kecuali polisulfida.253. Dynamic mechanical mixing. Dynamic mechanical mixing merupakan teknik pencampuran terbaru menggunakan alat pencampur mekanik. Katalis dan basis tersedia dalam cartridge yang dimasukkan ke bagian atas mesin. Sebuah plastic mixing tip diletakkan dibagian depan mesin. Ketika tombol ditekan bahan dalam cartridge masuk ke dynamic mixing tip. Pencampuran dilakukan dengan perputaran oleh mesin kemudian bahan masuk ke spiral. Teknik ini bisa digunakan untuk viskositas bahan yang tinggi dengan mudah. Teknik pencampuran ini sesuai untuk elastomer jenis polyether dan addition silicone / polyvinyl siloxane.252.3 Polyvinyl Siloxane2.3.1 Komposisi dan Kegunaan Polyvinyl SiloxaneBahan cetak ini memiliki sediaan dua pasta. Setiap pasta berisi cairan prepolimer silikon dan bahan pengisi.26 Pasta yang pertama sebagai basis dan yang kedua sebagai akselerator. Basis terdiri dari polymethyl hydrogen siloxane yang akan berpolimerisasi untuk membentuk rubber, bahan prepolimer lain, dancolloidal silicasebagai pengisi. Akselerator terdiri dari divinyl polydimethil siloxane yang akan dipolimerisasi membentuk rubber, bahan prepolimer lain, bahan pengisi dengan ukuran partikel 5-10 m, garam platinum sebagai katalis (chloroplatinic acid), danPalladium sebagai absorberhidrogen.27Kegunaan polyvinyl siloxane yaitu sebagai bahan cetak untuk inlay, onlay dan cetakan crownuntuk gigi tiruan jembatan (fixed prosthodontic), cetakan untuk gigi tiruan sebagian lepasan, cetakan edentulous (primer dan sekunder). Polyvinyl siloxane juga digunakan untuk bahan duplikasi dan cetakan untuk relining dan rebasing.27

2.3.2 Reaksi Pengerasan Polyvinyl SiloxaneReaksi pengerasan terjadi melalui pencampuran dua pasta yang terdiri dari divinyl polydimethyl siloxane danpolymethyl hydrogen siloxanemenghasilkan silicone rubber(Gambar 1).28Reaksi pengerasan polyvinyl siloxane tidak menghasilkan produk sampingan jika proporsi bahan tepat dan tidak ada gangguan pada proses manipulasi. Jika proporsi tidak tepat dan ada gangguan seperti kelembaban maupun kotoran polimerik seperti residu kelompok silanol maka dapat menghasilkan produk sampingan gas hidrogen. Maka dari itu, Pabrik produsen sering menambahkan logammulia seperti palladiumatau platinum sebagai pembersih gas hidrogen yang dihasilkan. Cara lain untuk mengatasi gas hidrogen adalah dengan cara menunggu 1 jam atau lebih untuk pengecoran cetakan.28

Gambar 1. Reaksi pengerasan27

Pada pencampuran dua pasta terjadi reaksi adisi katalis platinum yang menyebabkan cross linking antara dua jenis prepolimer siloxane(Gambar 2). Cross-linking menghasilkan peningkatan viskositas danperkembangan sifat elastis.26

Gambar 2. Cross linking antara dua jenis prepolimer siloxane26

2.3.3 Sifat Polyvinyl siloxaneWorking dan setting timedarisilikonlebih cepat daripolisulfida sehingga bahan seringditambahkan retarderuntuk memperpanjang waktukerja.28Pada umumnya, waktu pengadukan 45 detik dengan waktu pengerasan 4-5 menit.27Polyvinyl siloxanememiliki elastisitasyang sangat baikdan penyusutandimensiyang sangat rendahpada saatpenyimpanan.Oleh karena itu, silikon dapat dicorsetelah dikirim kelaboratorium gigi.Bahan ini menghasilkan reproduksi detil jaringan dan stabilitas dimensi yang sangat baik diantara jenis elastomer lainnya.27Polyvinyl siloxane memiliki ketahanan terhadap robekan (tear strength) yang cukup.Polyvinyl siloxane bersifat sangat hidrofobik sehingga beberapa produsen menambahkan surfaktan (deterjen) untuk membuat bahan menjadi hidrofilik. Bahan ini memiliki fleksibilitas rendah (4%) dan lebih kaku dibandingkan polisulfidasehingga harus hati hati saat melepaskan model dari cetakan untuk menghindari kerusakan.272.3.4 Keuntungan dan Kekurangan Polyvinyl SiloxanePolyvinyl siloxane memiliki kelebihan : Stabilitas dimensi yang baik Waktu pengerasan yang pendek Keakuratan yang tinggi Rasa dan bau yang enak Material yang rigid27Polyvinyl siloxanememiliki kekurangan : Fleksibelitas rendah Harga mahal Waktu kerja lebih pendek Ketahanan robekan rendah dibandingkan polisulfida Beberapa mengemisikan gas hidrogen ( sehingga waktu pengecoran harus ditunda)27

2.4 Stabilitas Dimensi Cetakan Stabilitas dimensi adalah kemampuan suatu bahan untuk mempertahankan bentuk dan ukuran.29 Perubahan dimensi bahan cetak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (1) Penyusutan saat polimerisasi, (2) Kehilangan produk sampingan (air atau alkohol) selama reaksi kondensasi, (3) Kontraksi termal yang terjadi saat perpindahan dari temperatur mulut ke temperatur ruangan, (4) Imbibisi yang terjadi karena terpapar air, desinfektan, atau lingkungan dengan kelembaban tinggi selama waktu tertentu, dan (5) recovery of deformation yang tidak sempurna karena sifat viskoelastis.Perubahan dimensi selama pengerasan dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung menggunakan contoh bahan elastomerik yang bebas dalam berbagai bentuk geometrik. Jadi, pengukuran mencakup kontraksi yang disebabkan oleh perubahan termal (350C 230C), pengerutan polimerisasi, dan hilangnya komponen menguap.30Bahan cetak dapat mengalami perubahan dimensi saat proses pengerasan. Faktor utama terjadinya penyusutan selama pengerasan adalah cross linking dan rearrangement ikatan didalam dan antara rantai polimer. Penyusutan tambahan dapat terjadi karena penguapan produk sampingan seperti air dalam polysulfide dan etanol dalam condensation silicone. Distorsi atau keretakan bisa terjadi jika bahan pindahkan dari daerah undercutsebelum pengerasan selesai. Semua tipe elastomer mengalami penyusutan karena polimerisasi dan reaksi produk sampingan. Polysulfide dan condensation silicone mengalami perubahan dimensi paling besar selama pengerasan yaitu antara 0,4% sampai 0,6 % sedangkan addition silicone mengalami perubahan dimensi paling kecil sekitar 0,15% dan polyether sekitar 0,2%. Penyusutan pada kedua bahan ini lebih kecil karena tidak menghasilkan produk sampingan.31

2.4 Desinfeksi cetakanOperator gigi secara tidak langsung terpapar mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi seperti flu, pneumonia, tuberkulosis, herpes, dan hepatitis. Khususnya,sejak munculnyaAIDStelah terjadipeningkatan kesadaran pengendalianinfeksi dari bahancetak. Infeksi silang dapat terjadi dari pasien ke dokter gigi, perawat gigi, dan tekniker gigi.32Desinfeksi merupakan proses mengurangi atau menghilangkan jumlah patogen pada permukaan benda mati atau objek menggunakan panas, bahan kimia, atau keduanya.33 Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi biasa disebut dengan desinfektan. Desinfektan yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi adalah sodium hypochlorite, glutaraldehyde, iodophor, dan phenol.34Berdasarkan aplikasi praktisnya, desinfeksi dengan teknik perendaman dianggap sebagai metode yang paling sesuai dan aplikatif untuk dokter gigi.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perendaman di dalam larutan desinfektan.Faktor-faktor ini mencakupi:1. Konsentrasi dan sifat dari mikroorganisme yang mengkontaminasi2. Konsentrasi larutan kimia3. Lamanya waktu perendaman4. Jumlah bioburden atau eksudat yang terakumulasi.35Cetakan sebaiknya dibilas dengan air setelah dikeluarkan dari dalam mulut pasien untuk menghilangkan saliva,darah, dan debris. Desinfeksi cetakan dilakukan sebelum pengecoran model atau pengiriman cetakan ke laboratorium. Hal ini merupakan tanggung jawab dokter gigi untuk memastikan cetakan yang dikirim ke laboratorium gigi tidak terkontaminasi. Prosedur desinfeksi cetakan tergantung jenis bahan cetak dan desinfektan yang digunakan. Prosedur desinfeksi alginate adalah dengan menyemprotkan desinfektan dan meletakkan ke dalam kantong plastik selama waktu yang direkomendasikan pabrik. Polysulphide dan silicone menggunakan metode perendaman dalam desinfektan selama waktu tertentu (biasanya < 30 menit). Polyethers menggunakan metode penyemprotan atau perendaman dengan waktu desinfeksi yang singkat (