bab 4 hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2008-1-00236-mnsi-bab...

100
77 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia sebagai bentuk dari merjer yang dilakukan antara tiga buah bank di Indonesia yaitu Bank Kemakmuran (1956), Bank Industri dan Dagang Indonesia (1956) dan Bank Industri Djaya Indonesia (1969). Awal mula berdirinya bank X pada tahun 1971 merupakan usaha yang dilakukan oleh Mu’min Ali Gunawan sebagai pemilik dan pengelola dari dua bank yang dimerjer tersebut bersama dengan Mochtar Riady dan Gunadi Gunawan. Pada tahun 1982, Bank X menjadi bank pertama di Indonesia yang Go Public dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1998, krisis multidimensional melanda Indonesia dimana krisis ini menyerang Indonesia habis-habisan baik dari segi politik, ekonomi, dan sosial. Ketika itu beberapa bank terkena dampaknya yang mengakibatkan sejumlah bank harus dilikuidasi oleh pemerintah. Bank X adalah salah satu dari hanya sejumlah bank yang memperoleh sertifikasi oleh firma akuntan internasional dengan predikat A dan berhasil lolos dari usaha rekapitulasi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Hal ini disebabkan karena Bank X memiliki struktur permodalan yang kuat dan rasio kecukupan modal yang tinggi. Saat ini pemegang saham dari Bank X adalah ANZ Banking Group of Australia dengan kepemilikan sebesar 30%, Panin Life dengan kepemilikan sebesar

Upload: lamkhue

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

77

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek

4.1.1 Sejarah Singkat

PT Bank X, Tbk merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia

sebagai bentuk dari merjer yang dilakukan antara tiga buah bank di Indonesia yaitu Bank

Kemakmuran (1956), Bank Industri dan Dagang Indonesia (1956) dan Bank Industri

Djaya Indonesia (1969). Awal mula berdirinya bank X pada tahun 1971 merupakan

usaha yang dilakukan oleh Mu’min Ali Gunawan sebagai pemilik dan pengelola dari

dua bank yang dimerjer tersebut bersama dengan Mochtar Riady dan Gunadi Gunawan.

Pada tahun 1982, Bank X menjadi bank pertama di Indonesia yang Go Public dengan

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.

Pada tahun 1998, krisis multidimensional melanda Indonesia dimana krisis ini

menyerang Indonesia habis-habisan baik dari segi politik, ekonomi, dan sosial. Ketika

itu beberapa bank terkena dampaknya yang mengakibatkan sejumlah bank harus

dilikuidasi oleh pemerintah. Bank X adalah salah satu dari hanya sejumlah bank yang

memperoleh sertifikasi oleh firma akuntan internasional dengan predikat A dan berhasil

lolos dari usaha rekapitulasi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Hal ini disebabkan

karena Bank X memiliki struktur permodalan yang kuat dan rasio kecukupan modal

yang tinggi. Saat ini pemegang saham dari Bank X adalah ANZ Banking Group of

Australia dengan kepemilikan sebesar 30%, Panin Life dengan kepemilikan sebesar

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

78

45%, serta sisa kepemilikan sebesar 25% dipegang oleh publik domestik dan

internasional.

Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para nasabahnya, Bank X

memiliki jaringan usaha yang telah mencapai 300 kantor cabang yang tersebar di

berbagai kota besar di lebih dari 22 provinsi Indonesia yaitu Bali, Banten, Jakarta,

Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, Aceh, Riau, Kepulauan

Riau, Sulawasi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Sumatra

Utara, Sumatra Selatan. Jumlah kantor cabang yang ada terus mengalami penambahan

karena Bank X terus berusaha untuk dapat lebih menjangkau masyarakat Indonesia dan

memberikan pelayanan yang lebih baik dengan mendirikan kantor cabang.

Selain dengan memiliki kantor cabang yang tersebar di Indonesia, Bank X juga

memiliki lebih dari 14.000 ATM ALTO dan jaringan ATM BERSAMA, Internet

Banking, Mobile Banking, Phone Banking dan Call Centre serta Debit Card bekerja

sama dengan MasterCard, Cirrus, dan Maestro yang dapat diakses secara internasional.

Dengan fasilitas pelayanan yang diberikan tersebut, nasabah dari Bank X dapat

memperoleh pelayanan kapan saja dan di mana saja ia berada baik ketika berada di

dalam negeri dan luar negeri.

4.1.2 Visi Misi

Pernyataan visi dan misi merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh

sebuah perusahaan karena visi dan misi akan menjadi tujuan jangka panjang yang ingin

dicapai oleh perusahaan. Pernyataan visi dan misi Bank X adalah sebagai berikut.

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

79

Visi : Menjadikan Bank X sebagai salah satu Bank Jangkar dengan status bank

nasional pada tahun 2010, sesuai dengan cetak biru Arsitektur Perbankan Indonesia.

Misi : Menjadikan Bank X sebagai salah satu pemimpin bank konsumen dan bisnis

terkemuka di Indonesia. Melalui layanan produk yang inovatif, jaringan distribusi

nasional dan pengetahuan pasar yang mendalam, Bank X siap untuk terus

memperluas pangsa pasar dan berperan serta dalam meningkatkan fungsi

intermediasi keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

4.1.3 Produk dan Layanan

Bank X memiliki berbagai produk dan layanan yang dapat dinikmati oleh

konsumennya yaitu:

Simpanan

- Tabungan dalam Rupiah

- Tabungan dalam mata uang asing

- Tabanas

- Deposito

- Giro

Fasilitas kredit, terbagi menjadi:

Perusahaan

- Investasi dan modal kerja

- Bank Garansi

- Obligasi

- Perdagangan finansial

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

80

Komersial

- Pinjaman mikro

- Pinjaman serbaguna

- Pinjaman instan

- Pinjaman komersial

Konsumen

- Kredit Pemilikan Rumah

- Kredit Pemilikan Mobil

- Kredit individual

- Kredit Pemilikan Motor

Transaksi internasional

- Letter of Credit untuk domestik dan impor

- Stand-By Letter of Credit

- Bank Garansi

- Trust receipts

- Pembelian tagihan ekspor

- Inkaso

- Pengiriman uang dalam Rupiah dan mata uang asing

Layanan perbendaharaan (treasury)

- Pasar uang

- Pertukaran valas

- Transaksi pendapatan tetap

- Mutual Fund

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

81

- Obligasi Negara Ritel (ORI)

Layanan lainnya

- Travellers Cheque

- Bank Notes

- Safe Deposit Box

- Bank referensi

- Tax and utilities bills settlement

Korporasi

- Custodianship

- Sistem penggajian

4.1.4 Prestasi dan Reputasi Perusahaan

Beberapa kejadian penting dan prestasi yang berhasil diraih oleh Bank X sejak

awal berdirinya hingga kini yaitu:

Tahun 1971

Didirikan sebagai merjer dari tiga bank: Bank Kemakmuran (1956), Bank Industri

dan Dagang Indonesia (1956) dan Bank Industri Djaya Indonesia (1969).

Tahun 1982

Bank pertama di Indonesia yang go public dengan mencatatkan sahamnya di Bursa

Efek Jakarta.

Tahun 1997

Berada pada peringkat 10 teratas diantara 243 bank komersial nasional.

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

82

Tahun 1998

Bank X berhasil lolos dari usaha rekapitulasi pemerintah akibat krisis

multidimensional yang melanda Indonesia. Bank X merupakan salah satu dari hanya

sejumlah bank yang memperoleh sertifikasi oleh Firma Akuntansi Internasional

sebagai bank kategori “A”.

Bank X terpilih menjadi “The Best Domestic Bank” oleh majalah Global Finance

selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 1998-2000.

Tahun 1999

Penandatanganan Kesepakatan Bantuan Teknis (Technical Assistance Agreement)

dengan rekan kerja strategis ANZ Banking Group, Australia yang kemudian

memperoleh 29% kepemilikan di Bank X.

Tahun 2000

Menetapkan kembali posisi strategi bisnis Bank X dari perbankan korporasi

tradisional menjadi perbankan ritel dan konsumen.

Tahun 2001

“The Best Bank in the Indonesian Banking Industry Post Crisis” oleh Moody’s

Investor Service-BFSR.

Tahun 2003

“Best Public Bank” berdasarkan konsep EVA (MarkPlus dan SWA).

“Best Bank in Forex Transaction Reporting” (Bank Indonesia).

Tahun 2004

“Best Public Bank” berdasarkan konsep EVA (MarkPlus dan SWA)

“Best Non-Recap Bank” (Investor)

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

83

“The Most Active Participant – Government and Corporate Bonds Trading” (Bursa

Efek Surabaya).

Tahun 2005

“Elite Quality Recognition Award” ( JP Morgan Chase).

Nominasi “Best National Bank 2005” (Bisnis Indonesia).

“Bank Best Non-Recap Public Bank with Assets Above Rp 10 trillion” (Investor).

“Excellence Award for Financial Achievement” (InfoBank).

Tahun 2006

“Recognition of Outstanding Payment Formatting and Straight Through Rate, The

Bank of New York, Januari 2006.

“Best New E-Channel Performance”, InfoBank, Mei 2006.

“JP Morgan Quality Recognition Award”, JP Morgan Chase, Agustus 2006.

“Best Domestic Provider of FX Service”, AsiaMoney, September 2006.

“Most Active Participant in Corporate Bond Trading”, Bursa Efek Surabaya.

Tahun 2007

“Agen Penjual Terbaik untuk ORI 002 Government Retail Bonds”, Maret 2007.

4.1.5 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan Bank X

4.1.5.1 Struktur Organisasi Umum

Struktur organisasi umum dari Bank X ditunjukkan oleh gambar 4.1

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

84

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank X

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

85

4.1.5.2 Uraian Pekerjaan Umum

Berikut merupakan gambaran dari masing-masing pekerjaan yang ada di Bank X.

1. Dewan Komisaris

Uraian pekerjaan dari dewan komisaris antara lain:

Mengawasi dan memastikan agar prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan (good

corporate governance) yang baik diterapkan di semua manajemen risiko.

Melakukan supervisi yang meliputi manajemen risiko dan kepatuhan pada semua

peraturan dan hukum yang berlaku, khususnya yang ditetapkan bank sentral,

Bapepam, dan otoritas terkait lainnya.

2. President Director

Menetapkan kebijakan-kebijakan dan strategi agar perusahaan dapat berkembang

dengan lebih baik.

Melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap keseluruhan proses bisnis

perusahaan.

3. Internal Audit

Uraian pekerjaan dari Internal Audit antara lain:

Membuat pedoman audit agar proses audit dapat dilakukan secara lebih jelas dan

terstandarisasi.

Melakukan pengawasan terhadap sistem yang telah dikembangkan untuk

keperluan evaluasi sistem jika diperlukan.

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

86

Mengembangkan sistem penilaian audit yang berfungsi untuk memberikan

penilaian hasil audit terhadap bagian organisasi yang diaudit.

Membuat laporan dan rekomendasi audit untuk bagian terkait dengan tujuan

memberikan masukan mengenai langkah-langkah yang akan diambil.

4. Legal Department

Uraian pekerjaan dari Legal Department antara lain:

Bertanggung jawab atas segala prosedur hukum di dalam perusahaan.

Memastikan bahwa keseluruhan proses dalam perusahaan adalah sesuai dengan

prosedur hukum yang berlaku.

5. Credit Committee

Uraian pekerjaan dari Credit Committee antara lain:

Membuat keputusan mengenai pinjaman

Menyediakan konseling finansial mengenai kebijakan penggunaan pinjaman

Memberikan informasi yang berkaitan dengan berbagai jenis pinjaman, syarat

pinjaman dan tingkat bunga, serta dokumentasi yang dibutuhkan untuk proses

pinjaman.

Memberi masukan bagi manajer mengenai perubahan kebijakan atau prosedur

peminjaman.

6. Corporate Secretary

Uraian pekerjaan dari Corporate Secretary antara lain:

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

87

Menjaga komunikasi dengan shareholder untuk memastikan bahwa deviden

telah dibayarkan.

Memelihara catatan perusahaan, seperti daftar direksi dan shareholder.

Menyediakan informasi mengenai praktek yang dilakukan perusahaan.

Membantu dewan direksi dalam menghasilkan peraturan perusahaan.

7. Consumer Banking

Uraian pekerjaan dari Consumer Banking antara lain:

Menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan konsumen.

Melakukan inovasi dan pengembangan produk-produk KPM, KPR, kredit

perseorangan, dan lainnya.

Menjaga dan mengurangi tingkat kredit konsumen yang macet dan diragukan.

8. Treasury

Uraian pekerjaan dari Treasury antara lain:

Melakukan pengelolaan terhadap tiga unit bisnis yaitu: transaksi pasar uang,

perdagangan valuta asing, dan transaksi surat-surat berharga pasar uang.

Mengelola pendanaan bank secara keseluruhan dan memastikan bahwa

pengelolaan aktiva dan pasiva bank secara konsisten mengikuti strategi bisnis

yang ditetapkan.

Menangani aliran kas untuk mengatur efektifitas dan efisiensi seluruh transaksi

yang terjadi.

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

88

Membuat laporan aliran kas untuk memberikan gambaran mengenai jumlah dana

perusahaan kepada divisi finance.

Melakukan tindak lanjut terhadap permasalahan aliran kas dan peramalan yang

terjadi agar kegiatan keuangan berjalan lancar.

Menganalisis laporan aliran kas untuk memberi masukan mengenai kondisi

aliran kas yang terjadi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

kebijakan-kebijakan keuangan.

9. Commercial and Corporate Banking

9.1 Corporate Banking

Membangun dan membina hubungan kerja sama yang baik dengan nasabah

tingkat perusahaan.

Memberikan pelayanan jasa perbankan kepada nasabah tingkat perusahaan.

Melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang telah diberikan.

Mengembangkan layanan atau produk baru untuk nasabah tingkat perusahaan.

9.2 Credit

Memberi informasi dan persyaratan mengenai pelayanan pinjaman.

Melakukan evaluasi terhadap pengajuan aplikasi kredit.

Melakukan persetujuan terhadap aplikasi kredit yang diajukan.

Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

pengajuan kredit.

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

89

9.3 Commercial Banking

Melakukan pengembangan kredit komersial untuk sektor usaha kecil dan

menengah atau UKM.

Melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan tingkat kredit.

10. Compliance and Risk Management

10.1 Risk Management

Melakukan sosialisasi mengenai penggunaan model untuk menghitung dan

mengelola kebutuhan modal terhadap risiko serta meningkatkan pemahaman

budaya risiko pada seluruh karyawan.

Mengembangkan prasarana untuk RCSA (Risk Control Self Assesment), LEM

(Loss Event Management) dan ICCR (Internal Credit Risk Rating).

Melakukan peninjauan, identifikasi, evaluasi, dan pengawasan terhadap seluruh

produk baru dan aktifitas yang dilakukan.

Mengembangkan program pelatihan sertifikasi manajemen risiko di cabang

utama dan divisi kredit.

10.2 Compliance

Mengembangkan dan melaksanakan pelatihan secara terus-menerus untuk

meningkatkan pengetahuan menyeluruh bagi staf customer service terutama yang

terlibat dalam pembukaan rekening bank untuk memahami prinsip “Know Your

Customer” serta anti pencucian uang.

Bekerja sama dengan bank koresponden untuk memberikan pelatihan internal

mengenai praktek-praktek terbaik guna mencegah perncucian uang.

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

90

11. Finance

Uraian pekerjaan dari Finance antara lain:

Melakukan analisis terhadap laporan keuangan.

Melakukan pengawasan dan menindaklanjuti seluruh transaksi yang terjadi di

perusahaan.

Menyiapkan laporan-laporan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh divisi lain

dalam perusahaan.

12. HRD dan General Affair

Divisi HRD dan General Affair terbagi atas dua bagian dengan uraian pekerjaan

masing-masing seperti berikut ini.

12.1 Training dan HRD

Membuat perencanaan pelatihan untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan

pelatihan bagi seluruh karyawan.

Memberikan pelatihan komprehensif untuk meningkatkan ketrampilan menjual

dan memperdalam pengetahuan produk serta layanan yang ditawarkan ke

nasabah.

Membuat perencanaan keuangan untuk rekrutmen dan pelatihan.

Mengadakan program penghargaan bagi kantor cabang berkinerja terbaik dalam

bentuk piagam dan bonus uang tunai untuk mendorong motivasi staf.

Pengadaan majalah internal “In Action” yang berisi berita dan aktifitas Bank X

untuk memperkuat kerja sama dan meningkatkan semangat karyawan.

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

91

12.2 General Affair dan Personnel

Menangani administrasi kepersonaliaan.

Membuat laporan kehadiran dan tunjangan karyawan setiap bulan.

Melakukan filing data karyawan untuk menjamin kelengkapan dan keakuratan

data karyawan.

Menyediakan data karyawan setiap kali diperlukan sebagai masukan bagi divisi

lain dalam mengambil keputusan.

Melakukan sosialisasi Peraturan Perusahaan kepada seluruh karyawan untuk

memastikan isi dari peraturan tersebut dipahami.

13. International Banking

Uraian pekerjaan dari International Banking yaitu:

Membangun dan membina hubungan kerja sama dan meningkatkan reputasi

usaha dengan bank-bank koresponden internasional.

Memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya, terutama untuk

jasa kiriman uang dan pembiayaan perdagangan luar negri, Letter of Credit untuk

impor dan ekspor.

14. Information Technology

Uraian pekerjaan dari Information Technology antara lain:

Melakukan investasi dan mengembangkan aplikasi teknologi informasi yang

bertujuan meningkatkan kenyamanan dan keamanan layanan nasabah ketika

melakukan transaksi.

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

92

Melakukan perluasan jaringan operasional seiring dengan pertambahan jumlah

kantor cabang.

Melakukan proses standarisasi dan integrasi semua kantor cabang untuk

meningkatkan efisiensi proses dan akurasi transaksi.

15. Branch dan Network Operation

Uraian pekerjaan dari branch dan network operation yaitu:

Mengevaluasi, mendukung, serta meningkatkan kinerja kantor-kantor cabang.

Menghasilkan inisiatif-inisiatif dengan tujuan untuk mencapai efisiensi dan

efektifitas operasional melalui standarisasi, yang pada gilirannya dapat

mengintegrasikan semua back office dari kantor-kantor cabang bank.

4.1.5.3 Struktur Organisasi Departemen TI

Gambar 4.2 merupakan struktur organisasi dari departemen TI

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Departemen TI

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

93

4.1.5.4 Uraian Pekerjaan Departemen TI

Berikut ini merupakan uraian pekerjaan yang ada di departemen TI Bank X

1. Biro Teknologi Informasi (BTI)

Biro Teknologi Informasi dipimpin oleh seorang kepala BTI dan seorang wakil

kepala BTI. BTI memiliki 4 bidang utama yakni bidang operasional, bidang

Implementasi, bidang infrastruktur, dan bidang sekuriti / audit.

2. Bidang Operasional

Bidang Operasional dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mengkoordinir

segala hal yang berkaitan dengan semua operasional sistem sehari-hari yang

dipergunakan perusahaan. Bidang Operasional dibagi lagi menjadi 2 bagian, yakni

bagian development dan bagian pengolahan data wilayah.

2.1 Bagian development

Mengumpulkan data atau kebutuhan dalam pengembangan program

Melakukan analisis terhadap kebutuhan program

Menentukan pendekatan terbaik dalam pembuatan program

Mengembangkan program sesuai dengan persyaratan, spesifikasi, dan

pendekatan yang telah ditentukan

Memastikan bahwa program yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik

dengan melakukan pengujian program.

2.2 Bagian Pengolahan Data Wilayah (PDW)

Mengkoordinir kegiatan operasional sehari hari di kantor pusat dan kantor

cabang

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

94

Bertanggungjawab dalam pencetakan dan distribusi laporan

Melakukan kontrol back up sisten untuk memastikan back-up berfungsi jika

terjadi masalah

Melakukan proses akhir hari

3. Bidang Implementasi

Bertanggung jawab atas semua sistem aplikasi yang dipergunakan oleh

perusahaan

Melakukan pengujian terhadap sistem aplikasi yang akan digunakan

Membuat program pelatihan kepada user

Melakukan implementasi sistem di kantor-kantor cabang

Melaksanakan program pelatihan kepada user

Melakukan penanganan bila terjadi masalah pada sistem aplikasi

4. Bidang Infrastruktur

Bidang infrastruktur ini dipimpin oleh seorang kepala bidang dan mengkoordinir

segala hal yang berkaitan dengan perangkat keras dan jaringan pendukungnya.

Bidang infrastruktur dibagi atas bagian support dan bagian komunikasi.

4.1 Bagian support

Melakukan koordinasi atas segala hal yang berkaitan dengan perangkat keras

yang digunakan

Melakukan pengawasan dan mengkoordinir pelaksanaan instalasi perangkat

keras dan perangkat lunak di setiap kantor cabang

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

95

Menangani pengadaan perangkat keras yang dibutuhkan kantor cabang

Mengatasi masalah atau kerusakan yang berhubungan dengan instalasi perangkat

keras dan perangkat lunak

4.2 Bagian komunikasi

Melakukan koordinasi tugas-tugas yang berkaitan dengan infrastruktur jaringan

komunikasi

Menangani pengadaan infrastruktur yang dibutuhkan kantor cabang

Mengatasi masalah atau kerusakan yang berhubungan dengan jaringan

komunikasi di semua kantor perusahaan

5. Bidang Security dan Audit

Mengimplementasi sistem keamanan terhadap sistem dan aplikasi yang

digunakan

Melakukan pengawasan terhadap sistem keamanan yang diterapkan

Mengembangkan atau memperbarui sistem keamanan untuk memastikan bahwa

sistem keamanan perbankan tetap terjaga

Melakukan audit terhadap semua sistem aplikasi yang dipergunakan

4.1.6 Komposisi Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung perluasan jaringan kantor dan untuk memenuhi kebutuhan

tersedianya tenaga pemasaran, Bank X telah merekrut, melatih, dan menempatkan staf-

staf terbaiknya dimana jumlah karyawan yang ada telah bertambah menjadi 3.199 orang.

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

96

Komposisi sumber daya manusia berdasarkan jenjang pendidikan ditunjukkan pada tabel

4.1 dan gambar 4.3.

Tabel 4.1 Komposisi SDM Bank X

Jenjang Pendidikan Komposisi

SD 1%SMP 2%SMU 27%Sarjana Muda 16%S-1 dan S-2 54%Total Karyawan Tetap 100%

Sumber: Bank X, 2007

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.3 Komposisi SDM Bank X

4.1.7 Nilai-nilai Perusahaan

Nilai-nilai perusahaan yang diwariskan kepada seluruh jajaran direksi dan staf

Bank X yaitu bekerja dengan komitmen dan dengan dedikasi yang tinggi, jujur, serta

fokus pada bisnis inti bank, jangan mau mengerjakan segala sesuatu tetapi harus fokus di

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

97

bidang usaha yang telah terbukti memberikan kinerja yang baik untuk Bank X. Nilai-

nilai perusahaan inilah yang mampu membuat Bank X untuk terus berkembang dan

memberikan yang terbaik bagi pelanggan.

4.1.8 Tinjauan Kinerja

Meskipun ekonomi nasional Indonesia belum sepenuhnya pulih, namun Bank X

berhasil mencatat perkembangan usaha yang cukup memuaskan baik dari segi finansial

maupun kinerja operasionalnya. Kinerja Bank X tersebut ditinjau dari beberapa sudut

pandang yang akan dijelaskan pada subbab-subbab berikutnya.

4.1.8.1 Total Aktiva

Total Aktiva Bank X pada tahun 2006 tercatat Rp 40,5 trilyun atau naik 9,7%

dibandingkan tahun 2005 yang sebesar Rp36,9 trilyun. Dari segi total aktiva, Bank X

mempertahankan posisinya pada peringkat ke-8 besar Bank nasional di Indonesia.

Aktiva produktif tahun 2006 mencapai Rp 35,7 trilyun atau 88,2% dari total aktiva bank.

Kenaikan aktiva produktif terutama dari pertumbuhan kredit yang diberikan terutama ke

sektor usaha kecil dan menengah. Gambar 4.4 menunjukkan total aktiva Bank X tahun

2002 hingga tahun 2006.

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

98

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.4 Total Aktiva Bank X

4.1.8.2 Komposisi Pendanaan

Fokus penghimpunan dana Bank X adalah untuk meningkatkan komposisi dana

pihak ketiga melalui pengembangan produk tabungan dan giro. Bank X berhasil

meningkatkan komposisi jumlah tabungan dan giro hingga mencapai 46% dari total dana

pihak ketiga, naik dari posisi tahun 2005 yang hanya 32%. Total dana pihak ketiga bank

pada akhir tahun 2006 mencapai Rp 23,7 trilyun. Selain merupakan sumber pendanaan

yang relatif lebih murah dibandingkan deposito, tabungan dan giro merupakan

pendanaan yang lebih stabil bagi bank. Strategi pendanaan Bank X untuk masa

mendatang adalah untuk terus meningkatkan komposisi tabungan dan giro hingga

mencapai lebih dari 50% dari total dana pihak ketiga. Gambar 4.5 menunjukkan

komposisi pendanaan dari Bank X.

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

99

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.5 Komposisi Pendanaan Bank X

4.1.8.3 Total Simpanan

Total dana pihak ketiga atau simpanan yang berhasil dihimpun oleh Bank X pada

tahun 2006 adalah sebesar Rp 23,7 trilyun. Selama periode 5 tahun terakhir, total

simpanan yang diperoleh telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Namun terjadi penurunan jika dibandingkan dengan total simpanan pada tahun 2005

yaitu sebesar Rp 27,2 trilyun. Gambar 4.6 menunjukkan total simpanan Bank X pada

tahun 2002 hingga tahun 2006.

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.6 Total Simpanan Bank X

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

100

4.1.8.4 Komposisi Pinjaman

Total kredit yang diberikan Bank X dalam tahun 2006 sebesar Rp 19,1 trilyun

atau naik 27% dibandingkan tahun 2005 yang sebesar Rp 15,1 trilyun. Fokus kredit dari

Bank X adalah pengembangan kredit komersial untuk sektor usaha kecil dan menengah

atau UKM. Kredit segmen UKM meningkat 88,8% dari hanya Rp 3,72 trilyun menjadi

Rp 7,026 trilyun dalam tahun 2006. Sedangkan dari sektor kredit konsumen, melalui

Kredit Pemilikan Mobil, Kredit Pemilikan Rumah, dan kredit perseorangan meningkat

menjadi Rp 5,2 trilyun atau naik 5,9% dalam tahun 2006. Gambar 4.7 menunjukkan

komposisi pinjaman dari Bank X.

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.7 Komposisi Pinjaman Bank X (dalam trilyun Rupiah)

4.1.8.5 Pendapatan Bunga Bersih

Pertumbuhan kredit dan perbaikan komposisi pendanaan yang dialami Bank X

mendorong peningkatan pendapatan bunga bersih menjadi Rp 1.564,99 miliar atau

meningkat sebesar 39,99% dibanding tahun 2005 yang sebesar Rp 1.112,73 miliar.

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

101

Gambar 4.8 menunjukkan total pendapatan bunga bersih dari Bank X pada tahun 2002

hingga tahun 2006.

11,1

1,21,1

1,6

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2002 2003 2004 2005 2006

P endapatan B unga B ers ih (dalam milyar R upiah)

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.8 Total Pendapatan Bunga Bersih Bank X

4.1.8.6 Perluasan Jaringan Usaha

Bank X terus melakukan perluasan jaringan kantor cabang dan distribusi lainnya.

Jaringan usaha Bank X juga ditunjang oleh meningkatnya jumlah ATM yang telah

mencapai 14.346 ATM yang bekerja sama dengan jaringan ALTO dan ATM

BERSAMA. Gambar 4.9 menunjukkan jumlah kantor cabang Bank X pada tahun 2002

hingga tahun 2007.

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

102

Sumber: Bank X, 2007Gambar 4.9 Jumlah Kantor Cabang Bank X

4.1.9 Proses Bisnis Bank X

4.1.9.1 Proses Bisnis Tabungan

Berikut ini merupakan uraian dari proses bisnis yang terjadi di Bank X terkait

dengan produk tabungan dari Bank X.

A. Proses Pembukaan Tabungan

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.10 Proses Pembukaan Tabungan

Page 27: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

103

Keterangan:

1. Customer service menjelaskan syarat penting dalam pembukaan tabungan dan

menyiapkan aplikasi pembukaan tabungan.

2. Nasabah mengisi dan menandatangani aplikasi pembukaan tabungan beserta

dokumen persyaratan, kemudian menyerahkannya kepada customer service.

3. Customer service memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan dan

aplikasi pembukaan tabungan. Jika sudah lengkap dan sesuai maka customer service

akan memasukkan data nasabah baru ke dalam ICBS.

4. Customer service mencetak buku tabungan dan memeriksa kebenaran data yang

dimasukkan.

5. Customer service menyerahkan buku tabungan dan slip setoran awal.

6. Nasabah menyerahkan slip setoran yang telah diisi beserta setoran awal kepada teller

(proses setoran awal dapat dilihat pada proses setoran tabungan secara detil).

7. Teller menyerahkan buku tabungan dan slip setoran lembar ke-2 kepada customer

service.

8. Teller memasukkan data transaksi ke dalam ICBS.

9. Customer service menyerahkan buku tabungan, slip setoran lembar ke-2 dan

dokumen pendukung kepada customer service supervisor.

10. Customer service supervisor memeriksa keabsahan dari aplikasi pembukaan

tabungan dan hasil input pembukaan tabungan. Jika telah benar Customer service

supervisor akan membubuhkan tanda tangan dan menyerahkannya kembali kepada

Customer service.

Page 28: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

104

11. Customer service menyerahkan buku tabungan, lembar ke-2 aplikasi pembukaan

tabungan, dan lembar ke-2 slip setoran.

B. Proses Setoran Tunai

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.11 Proses Setoran Tunai

Keterangan:

1. Nasabah menyerahkan slip setoran yang telah diisi beserta uang setoran kepada

teller.

2. Teller memeriksa slip setoran dan keaslian uang serta jumlahnya. Bila telah benar

maka masukkan data transaksi ke dalam ICBS.

3. Teller mencetak transaksi pada buku tabungan.

4. Teller menyerahkan buku tabungan dan lembar ke-2 slip setoran.

C. Proses Penarikan Tunai

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.12 Proses Penarikan Tunai

Page 29: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

105

Keterangan:

1. Nasabah menyerahkan slip penarikan yang telah diisi, buku tabungan, dan kartu

identitas kepada teller.

2. Teller melakukan verifikasi keabsahan slip penarikan, jika sah maka masukkan data

transaksi ke dalam ICBS.

3. Teller mencetak transaksi pada buku tabungan kemudian menyiapkan uang sesuai

jumlah penarikan.

4. Teller menyerahkan uang, buku tabungan, dan kartu identitas kepada nasabah.

D. Proses Penutupan Tabungan

Sumber: Bank X, 2007Gambar 4.13 Proses Penutupan Tabungan

Keterangan:

1. Nasabah menyiapkan buku tabungan, kartu ATM, serta kartu identitas.

2. Customer service memeriksa saldo penutupan, jika masih terdapat transaksi maka

proses penutupan tabungan dilaksanakan esok hari.

3. Customer service menyiapkan slip penarikan dan membubuhi stempel “Rekening

Tutup”.

Page 30: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

106

4. Customer service menggunting kartu ATM dan mengirimkannya ke Card Centre.

5. Nasabah menyerahkan slip penarikan yang telah ditandatangani, buku tabungan, dan

kartu identitas.

6. Teller melakukan verifikasi tanda tangan nasabah dan kartu identitas nasabah. Jika

telah sah maka teller akan memasukkan data transaksi tersebut ke dalam ICBS.

7. Teller melakukan validasi slip penarikan dan mencetak transaksi pada buku

tabungan. Teller kemudian akan memeriksa kembali transaksi bila telah benar maka

teller akan melakukan perforasi dan menggunting buku tabungan.

8. Teller menyerahkan uang, buku tabungan yang telah diperforasi, serta kartu

identitas nasabah.

4.1.9.2 Proses Bisnis Giro

Berikut ini merupakan uraian dari proses bisnis yang terjadi di Bank X terkait

dengan produk giro dari Bank X.

A. Proses Pembukaan Rekening Giro

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.14 Proses Pembukaan Rekening Giro

Page 31: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

107

Keterangan:

1. Customer service menginformasikan syarat-syarat pembukaan rekening dan

menyiapkan formulir pembukaan rekening giro.

2. Nasabah melengkapi dan menyerahkan formulir yang telah diisi beserta dokumen

kelengkapan.

3. Customer service memeriksa kelengkapan dokumen dan meminta persetujuan

pejabat berwenang.

4. Pejabat berwenang memeriksa ulang dokumen dan memberi persetujuan.

5. Customer service memasukkan data pembukaan rekening ke dalam ICBS.

6. Customer service mencetak hasil transaksi dan menyerahkan kepada pejabat

berwenang.

7. Customer service meminta nasabah melakukan setoran awal.

8. Nasabah melakukan setoran awal kepada teller.

9. Teller memeriksa keaslian uang dan jumlah uang yang disetorkan kemudian

memasukkan data transaksi ke dalam ICBS.

10. Teller melakukan validasi slip setoran dan menyerahkan lembar ke-2 slip setoran

kepada nasabah.

B. Proses Setoran Tunai Giro

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.15 Proses Setoran Tunai Giro

Page 32: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

108

Keterangan:

1. Nasabah mengisi dan menandatangani slip setoran dan menyerahkannya kepada

teller beserta uang setoran.

2. Teller memeriksa keabsahan slip setoran, keaslian uang serta jumlahnya. Jika telah

sesuai maka teller akan memasukkan data transaksi ke dalam ICBS.

3. Teller melakukan validasi slip setoran.

4. Teller menyerahkan slip setoran lembar ke-2 kepada nasabah.

C. Proses Penarikan Tunai Giro

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.16 Proses Penarikan Tunai Giro

Keterangan:

1. Nasabah mengisi cek secara lengkap dan menyerahkannya kepada teller beserta

kartu identitas.

2. Teller memeriksa keabsahan dari cek dan kartu identitas kemudian melakukan

verifikasi tanda tangan nasabah dengan menggunakan aplikasi Signature Verification

System (SVS).

3. Jika tanda tangan telah sah maka teller akan memasukkan data ke dalam ICBS.

4. Teller melakukan validasi cek, menyiapkan uang sesuai dengan jumlah penarikan.

Page 33: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

109

5. Teller meminta nasabah untuk menandatangani tanda terima kemudian menyerahkan

uang serta kartu identitas nasabah.

D. Proses Penutupan Rekening Giro

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.17 Proses Penutupan Rekening Giro

Keterangan:

1. Nasabah menyerahkan surat permohonan penutupan rekening giro, sisa buku cek dan

kartu ATM.

2. Customer service memeriksa dan memverifikasi tanda tangan nasabah dengan

menggunakan aplikasi SVS.

3. Customer service mengambil data giro nasabah dan memeriksa saldo giro.

4. Customer service menginformasikan saldo giro yang dapat ditarik, bunga, biaya

serta pajak.

5. Nasabah menandatangani cek penutupan rekening giro dan menyerahkannya kepada

Customer service.

6. Customer service melakukan penghapusan data pada SVS.

Page 34: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

110

7. Customer service menyerahkan cek dan kartu identitas kepada nasabah.

8. Nasabah menyerahkan cek serta kartu identitas untuk mengambil uang.

9. Teller memeriksa cek yang diberikan, jika telah sah maka teller akan memasukkan

data transaksi ke dalam ICBS

10. Teller melakukan validasi cek, menyiapkan uang sesuai dengan sisa saldo.

11. Teller meminta nasabah menandatangani tanda terima dan menyerahkan uang serta

kartu identitas kepada nasabah.

4.1.9.3 Proses Bisnis Kredit

Berikut ini merupakan uraian dari proses bisnis yang secara umum terjadi di

Bank X terkait dengan produk-produk kredit dari Bank X.

A. Proses Permohonan dan Persetujuan Kredit

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.18 Proses Permohonan dan Persetujuan Kredit

Keterangan:

1. Nasabah mengisi dan menandatangani aplikasi kredit serta menyerahkan dokumen

persyaratan kepada Account Officer.

Page 35: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

111

2. Account Officer memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan serta

melakukan wawancara dengan calon debitur.

3. Account Officer meminta Credit Processing melakukan pemerisaan jaminan dan BI

Checking.

4. Credit Processing melakukan BI Checking serta pemeriksaan jaminan dan

menyerahkan hasil BI Checking tersebut kepada Account Officer.

5. Account Officer menganalisis kelayakan aplikasi kredit dan menyiapkan MR Kredit

lalu menyerahkannya kepada komite kredit.

6. Komite kredit membuat keputusan persetujuan atau penolakan aplikasi kredit serta

menyerahkan MR Kredit kepada Account Officer.

7. Account Officer menginformasikan penolakan atau penerimaan aplikasi kredit. Jika

aplikasi kredit disetujui maka Account Officer akan membuat Surat Persetujuan

Pemberian Kredit (SPPK) dan menyerahkannya kepada nasabah.

B. Proses Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.19 Proses Perjanjian Kredit dan Pengikatan Jaminan

Keterangan:

1. Nasabah menyerahkan SPPK yang telah ditandatangani beserta surat jaminan,

dokumen asli yang diperlukan dan biaya yang dibayar di muka.

Page 36: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

112

2. Account Officer membuat tanda terima dokumen jaminan untuk diserahkan kepada

nasabah.

3. Account Officer menyerahkan SPPK dan dokumen asli untuk pemeriksaan jaminan

oleh Credit Processing.

4. Credit Processing memeriksa keabsahan jaminan dan menginformasikan waktu

penandatanganan perjanjian kredit.

5. Account Officer menginformasikan waktu penandatanganan perjanjian kredit kepada

nasabah.

6. Nasabah dan Credit Processing melakukan perjanjian kredit dan pengikatan jaminan

di hadapan notaris.

C. Proses Pencairan Kredit

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.20 Proses Pencairan Kredit

Keterangan:

1. Credit Processing memeriksa ulang dokumen persyaratan pencairan kredit. Jika ada

yang masih kurang maka Credit Processing akan menginformasikan kepada Account

Officer.

Page 37: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

113

2. Account Officer meminta nasabah untuk melengkapi dokumen persyaratan yang

dibutuhkan.

3. Nasabah menyerahkan kekurangan dokumen persyaratan kepada Account Officer.

4. Account Officer menyerahkan kekurangan dokumen persyaratan kepada Credit

Processing.

5. Credit Processing memasukkan data transaksi ke dalam ICBS.

6. Credit Processing menyerahkan MR Kredit kepada Loan Administration untuk

pencairan kredit.

7. Loan Administration memeriksa dokumen pencairan kredit dan meminta tanda

tangan pejabat berwenang untuk pencairan kredit. Loan Administration kemudian

akan membuat salinan MR kredit kepada Account Officer dan Credit Processing.

8. Credit Processing dan Loan Administration memasukkan data transaksi pencairan

kredit ke dalam ICBS.

D. Proses Pembayaran Angsuran Kredit

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.21 Proses Pembayaran Angsuran Kredit

Page 38: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

114

Keterangan:

1. Loan Administration menjalankan proses pendebetan angsuran secara otomatis dan

mencetak laporan tunggakan pembayaran angsuran.

2. Jika dana tidak tersedia maka Loan Administration menginformasikannya kepada

Account Officer.

3. Account Officer menginformasikan kepada nasabah untuk melakukan pembayaran

angsuran.

4. Nasabah melakukan pembayaran angsuran kepada Loan Administration.

5. Loan Administration melakukan pendebetan rekening debitur dan memasukkan data

transaksi pembayaran ke dalam ICBS.

E. Proses Pelunasan Kredit

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.22 Proses Pelunasan Kredit

Page 39: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

115

Keterangan:

1. Nasabah mengisi formulir pelunasan kredit dan menyerahkannya kepada Account

Officer.

2. Account Officer memeriksa keabsahan permohonan pelunasan pinjaman dan

menginformasikannya kepada LA.

3. Loan Administration memasukkan data transaksi pelunasan kredit ke dalam ICBS.

4. Loan Administration membuat memo pelunasan dan menyerahkannya kepada Credit

Processing.

5. Credit Processing memberitahukan kepada Legal Department untuk melepaskan

jaminan.

6. Credit Processing menyerahkan tanda terima dan sertifikat jaminan kepada nasabah.

4.1.10 Jaringan Infrastruktur Bank X

Sebagai sebuah bank yang memiliki kantor cabang dan SMART Centre yang

tersebar di Indonesia, maka Bank X membutuhkan suatu jaringan infrastruktur TI yang

dapat menghubungkan antar kantor pusat, kantor cabang dan SMART Centre. Gambar

4.23 merupakan gambar yang menunjukkan jaringan infrastruktur yang dimiliki Bank X.

Infrastruktur jaringan yang dimiliki menghubungkan seluruh unit mesin ATM yang ada

dan seluruh unit komputer melalui aplikasi ICBS dengan unit server.

Page 40: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

116

Sumber: Bank X, 2007

Gambar 4.23 Jaringan Infrastruktur Bank X

4.2 Analisis SWOT Bank X

Sebelum menentukan arahan strategis dari Bank X, maka perlu dilakukan

analisis terlebih dahulu yang meliputi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman. Berikut ini merupakan evaluasi terhadap tiap faktor tersebut.

4.2.1 Evaluasi Faktor Kekuatan

Berikut ini merupakan uraian dari faktor yang menjadi kekuatan dari Bank X

Tim manajemen yang tangguh

Page 41: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

117

Tim manajemen yang berpengalaman dalam perbankan rata-rata selama 31 tahun

dimana seluruh komisaris dan direksi bank beserta 32 staf telah mendapatkan

Sertifikasi Manajemen Resiko. Selain itu, 23 staf dari Internal Audit Working Group

telah menjalani Sertifikat Audit yang diberikan oleh konsultan Independen Audit Pro

agar memenuhi standar kualitas yang disyaratkan Bank Indonesia.

Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-hatian

Bank X memiliki nama perusahaan yang sudah terkenal baik dan memiliki prinsip

kehati-hatian dalam pengoperasian bisnis-nya dan struktur permodalan yang kuat

sehingga dapat mengatasi kendala krisis ekonomi dengan baik. Hal ini terbukti

ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998. Bank X berhasil lolos dari

usaha rekapitulasi pemerintah akibat krisis multidimensional yang melanda

Indonesia. Bank X merupakan salah satu dari hanya sejumlah bank yang

memperoleh sertifikasi oleh Firma Akuntansi Internasional sebagai bank kategori

“A”.

SMART centre dan kantor cabang yang terus berkembang

Untuk fokus dalam mengembangkan segmen pasar komersial atau Usaha Kecil

Menengah, Bank X membuka SMART (Small, Medium, and Retail Transactions)

Centre yang berlokasi di pusat-pusat perdagangan di kota-kota besar. SMART centre

diberikan wewenang untuk memproses aplikasi kredit komersial sehingga dapat

memberikan pelayanan yang cepat dan efisien. Sampai dengan awal tahun 2007,

SMART center yang dikembangkan sebanyak 32 buah. Selain itu, di saat krisis

melanda bank-bank yang ada di Indonesia, Bank X justru berhasil dan terus

mengembangkan kantor cabangnya untuk dapat lebih menjangkau masyarakat

Page 42: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

118

Indonesia, pada tahun 2006 jumlah kantor cabang yang ada sebanyak 259 kantor

cabang dan pada akhir tahun 2007 telah mencapai 300 kantor cabang.

Penyedia jasa treasury terbaik

Bank X merupakan penyedia jasa treasury terbaik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

beberapa penghargaan yang berhasil diraih Bank X yaitu “Best Bank in Forex

Transaction Reporting” tahun 2003 dari Bank Indonesia, “Best Domestic Provider

of FX Service” tahun 2006 dari AsiaMoney, “Most Active Participant in Corporate

Bond Trading” tahun 2006 dari Bursa Efek Surabaya, “Agen Penjual Terbaik untuk

ORI 002 Government Retail Bonds” tahun 2007,

Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang canggih

Penggunaan teknologi informasi di Bank X terlihat pada proses bisnis yang telah

terkonputerisasi dimana sistem aplikasi yang ada sudah online dan real time

sehingga proses bisnis untuk semua produk dan jasa perbankan dapat dilakukan

dengan cepat, tepat dan akurat. Sistem aplikasi utama yang digunakan adalah

Integrated Comprehensive Banking System (ICBS) yang merupakan sistem retail

yang terdiri dari banyak modul-modul sistem untuk mendukung semua produk dan

jasa yang dilakukan perusahaan seperti produk tabungan, produk giro, produk

deposito, dan juga menghasilkan laporan keuangan yang diperlukan perusahaan

seperti laporan neraca dan laba-rugi. Sistem lain yang digunakan adalah Signature

Verification System (SVS) yang dikembangkan oleh vendor, dan sistem-sistem lain

dari Bank Indonesia yang digunakan untuk menghasilkan laporan yang diperlukan

Bank Indonesia. Dengan adanya aplikasi SVS, proses otorisasi lebih terjamin dan

lebih efisien. Sistem informasi yang digunakan di Bank X juga didukung dengan

kerja sama vendor perangkat keras yaitu IBM, sebagai salah satu vendor komputer

Page 43: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

119

terbaik di dunia. Di mana seluruh unit komputer yang digunakan di Bank X

menggunakan komputer IBM.

Rangkuman dari seluruh faktor kekuatan dari Bank X yang telah diuraikan

ditunjukkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Faktor Kekuatan Bank X

No. Faktor KekuatanS-1 Tim manajemen yang tangguhS-2 Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-hatianS-3 SMART centre dan kantor cabang yang terus berkembangS-4 Penyedia jasa treasury terbaikS-5 Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang canggih

Sumber: Bank X, 2007

4.2.2 Evaluasi Faktor Kelemahan

Berikut ini merupakan uraian dari faktor yang menjadi kelemahan dari Bank X

Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

Jumlah bank swasta nasional bank milik pemerintah disertai dengan perkembangan

jumlah kantor cabang masing-masing dan perkembangan sektor properti

(perumahan, perkantoran, dan pusat perbelanjaan) mengakibatkan semakin

sempitnya lahan yang ada. Setiap perusahaan maupun individu yang melakukan

kegiatan bisnis tentunya menginginkan bisnisnya terletak di lokasi yang strategis,

akibatnya lahan yang strategis ini semakin sedikit. Hal inilah yang turut dialami oleh

Bank X karena adanya lokasi kantor-kantor cabang yang kurang strategis, sehingga

menjadikan kantor-kantor cabang tersebut sulit untuk berkembang.

Sulit mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas

Page 44: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

120

Setiap perusahaan tentunya menginginkan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas untuk mengembangkan kegiatan bisnisnya. Namun terkadang yang

terjadi adalah adanya kesenjangan antara sumber daya yang ada dengan kualitas

yang diharapkan. Hal tersebut dapat teratasi dengan adanya program pelatihan yang

diadakan perusahaan namun tentunya hal tersebut membutuhkan waktu. Sama

halnya dengan yang dialami oleh Bank X dimana terjadi kesulitan dalam

mempersiapkan tenaga kerja (SDM) yang berkualitas untuk mendukung

pengembangan center-center kredit dan kantor-kantor cabang baru.

Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

Prosedur dan sistem bisnis dari Bank X sudah terstandarisasi dimana prosedur ini

berlaku di seluruh kantor cabang. Namun prosedur ini terlalu panjang dan butuh

waktu sehingga pihak manajemen merasa perlu dilakukan penyederhanaan proses

dan sistem bisnis perbankan agar proses bisnis dapat dilakukan dengan lebih efisien

dan efektif.

Masih ada sistem yang belum terintegrasi

Bank X memiliki suatu aplikasi yaitu Integrated Comprehensive Banking Sytem

yang mengintegrasikan fungsi-fungsi pelayanan perbankan. Namun masih ada

beberapa sistem yang belum terintegrasi dengan baik sehingga dapat mengurangi

efisiensi dan efektivitas pekerjaan.

Kesenjangan informasi antar kantor cabang

Dikarenakan masih ada sistem yang belum terintegrasi di Bank X mengakibatkan

terkadang terjadinya miskomunikasi antar kantor cabang, sehingga informasi yang

disampaikan satu kantor cabang berbeda dengan kantor cabang lainnya. Terjadinya

Page 45: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

121

kesenjangan informasi ini tentunya perlu untuk diperbaiki karena dapat menurunkan

pelayanan yang diberikan kepada nasabah.

Rangkuman dari seluruh faktor kelemahan dari Bank X yang telah diuraikan

ditunjukkan pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Faktor Kelemahan Bank X

No. Faktor Kelemahan W-1 Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategisW-2 Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitasW-3 Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjangW-4 Masih ada sistem yang belum terintegrasiW-5 Kesenjangan informasi antar kantor cabang

Sumber: Bank X, 2007

4.2.3 Evaluasi Faktor Peluang

Berikut ini merupakan uraian dari faktor yang menjadi peluang bagi Bank X

Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di Indonesia

Semakin bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan semakin meningkatnya

kebutuhan akan properti di Indonesia. Selain itu, membaiknya kondisi perekonomian

Indonesia menunjukkan semakin baik pula daya beli masyarakat. Hal ini ditanggapi

oleh perusahaan properti dengan semakin banyaknya pembangunan pusat

perbelanjaan di Indonesia. Berdasarkan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang

dirilis Bank Indoensia (harian Kompas, 8 November 2007, p49), posisi kredit

properti per Agustus 2007 mencapai Rp 136,97 triliun, tumbuh 28,17%

dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 106,85 triliun.

Pertumbuhan kredit di sektor properti melampaui pertumbuhan rata-rata kredit untuk

semua faktor yang sebesar 22% .Pertumbuhan sektor properti ini membuka peluang

Page 46: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

122

yang semakin besar bagi Bank X untuk mengembangkan sektor kreditnya baik kredit

real estate maupun kredit kepemilikan rumah. Setiap daerah yang ada di Indonesia

sedang melakukan usaha untuk memajukan daerahnya masing-masing melalui

pembangunan infrastruktur yang mendukung, seperti jalan tol, telekomunikasi, dan

pembangkit listrik. Hal ini juga didukung oleh penurunan suku bungan kredit

investasi. Menurut data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, tingkat suku bunga

kredit investasi bulan September 2007 sebesar 13,45% lebih rendah dibandingkan

dengan tingkat suku bunga kredit investasi bulan Oktober 2006 sebesar 15,54%

(harian Kompas, 12 Desember 2007, p21). Kondisi ini merupakan sebuah peluang

bagi Bank X untuk meningkatkan tingkat kreditnya dengan turut serta dalam

pembangunan tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan Bank X yaitu dengan turut

serta dalam pembangunan proyek jalan tol di pulau Jawa beserta dengan beberapa

bank yang lainnya.

Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

Meningkatnya tingkat pendapatan dapat menjadi suatu indikasi meningkatnya

jumlah simpanan di bank, hal ini menjadi peluang bagi Bank X untuk menambah

jumlah dana pihak ketiga (tabungan, giro serta deposito). Dimana untuk tahun 2008,

tingkat kenaikan upah minimum di Indonesia mulai dari 6.67% sampai 15%, secara

rata-rata kenaikan ini sebesar 10.38% (sumber: Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi).

Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha perbankan

Kegiatan perbankan tidak lepas dari pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah

khusunya Bank Indonesia sehingga kebijakan yang diambil perbankan harus

mengikuti kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Pada tahun 2008

Page 47: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

123

mendatang, Bank Indonesia akan melakukan penyesuaian terhadap Peraturan Bank

Indonesia (PBI) No 2/27/2000 tentang Bank Umum seperti yang dijelaskan oleh

Deputi Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia I Gde Made

Sadguna (harian Kompas, 21 Desember 2007). Penyesuaian ini merupakan relaksasi

atas aturan-aturan yang bersifat administratif dan beresiko rendah sehingga

diharapkan perbankan dapat fokus melakukan ekspansi sesuai dengan rencana dan

strategi bisnisnya. Terdapat tujuh aspek aturan yang akan disesuaikan dalam PBI,

salah satunya adalah aturan mengenai pembukaan, pemindahan, atau penutupan

kantor cabang tidak lagi membutuhkan izin BI. Adanya aturan ini diharapkan dapat

semakin ekspansif melebarkan sayapnya. Kota-kota yang minim layanan bank akan

dipenuhi cabang-cabang bank baru sehingga bisa mendorong perekonomian daerah

setempat.

Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi yang ada selalu berkembang setiap tahunnya

sehingga selalu bermunculan teknologi-teknologi yang lebih canggih dari

sebelumnya. Sebagai sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi informasi

dalam kegiatan bisnisnya, maka Bank X selalu mengikuti perkembangan teknologi

informasi yang ada dengan tujuan agar teknologi yang lebih baru dapat

meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan.

Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

Hubungan internasional yang baik antara Indonesia dengan negara lain mendorong

meningkatnya perdagangan ekspor-impor antara negara Indonesia. Hal ini dapat

menjadi peluang bagi Bank X untuk menyediakan jasa transaksi-transaksi devisa.

Peningkatan hubungan internasional ini terlihat dari meningkatnya transaksi kiriman

Page 48: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

124

uang dari dan ke luar negeri. Untuk tahun 2006, transaksi kiriman uang ke luar

negeri meningkat 37 % menjadi US$2,9 milyar, sedangkan kiriman uang dari luar

negeri meningkat 28% menjadi US$2,1 milyar.

Rangkuman dari seluruh faktor peluang dari Bank X yang telah diuraikan

ditunjukkan pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Faktor Peluang Bank X

No. Faktor Peluang O-1 Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di IndonesiaO-2 Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakatO-3 Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha perbankanO-4 Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasiO-5 Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

Sumber: Bank X, 2007

4.2.4 Evaluasi Faktor Ancaman

Berikut ini merupakan uraian dari faktor yang menjadi ancaman bagi Bank X

Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa pengunaan internet sangatlah tinggi dan ada

beberapa pihak yang telah menyalahgunakan internet untuk tindakan negatif, dalam

hal ini dapat berupa karding dan hacking terhadap sistem perbankan untuk

memindahkan simpanan orang lain menjadi miliknya. Menurut Badan Reserse

Kriminal Kepolisian RI Direktorat II Ekonomi dan Khusus Unit V Infotek-Cyber

Crime, Indonesia menduduki peringkat tertinggi sebagai pelaku kejahatan internet.

Yang mana pada tahun 2003 Indonesia masih berada pada peringkat kedua namun

terus meningkat hingga peringkat pertama untuk tahun-tahun berikutnya.

Page 49: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

125

Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

Semakin menjamurnya perusahaan-perusahaan pembiayaan yang memiliki kegiatan

usaha dalam memberikan layanan kredit kepada masyarakat. Hal ini dapat menjadi

ancaman bagi Bank X dari sektor kreditnya. Berdasarkan data Infobank, jumlah

perusahaan pembiayaan di Indonesia sebanyak 137 buah. Sementara itu, juga

muncul rencana dari PT Bank Mandiri tbk untuk mengakuisisi 10 perusahaan

pembiayaan untuk mendongkrak pembiayaan ke sektor consumer melalui

multifinance (harian Kompas, 12 Desember 2007, p21).

Perkembangan teknologi informasi yang cepat membutuhkan biaya yang tidak

sedikit

Berkembangnya teknologi dan sumber daya dalam hal riset dan penelitian yang ada

mengakibatkan semakin cepatnya teknologi tersebut berkembang menjadi lebih maju

dan canggih. Misalnya saja jika pada awal kemunculannya komputer menggunakan

sistem operasi berbasis DOS, saat ini telah berkembang menjadi Windows Vista.

Perkembangan dari DOS menjadi Vista berlangsung selama beberapa tahun dan

telah mengalami perkembangan beberapa versi. Untuk mengikuti perkembangan

tersebut dalam hal lisensi software misalnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Apalagi teknologi akan selalu berkembang dan tidak akan berhenti untuk

berkembang.

Ketidakpastian pasar keuangan global

Ketidakpastian pasar keuangan global terutama nilai tukar mata uang asing dan

harga minyak dunia membuat ketidakpastian penanaman modal di Indonesia yang

juga berarti minimnya penyaluran kredit dari bank. Selain itu, hal ini dapat

Page 50: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

126

menimbulkan peningkatan jumlah kredit yang bermasalah dan juga menurunnya

transaksi perdagangan asing. Fluktuasi nilai tukar kurs rupiah terhadap USD selama

tahun 2007 dapat dilihat pada gambar 4.24. Sementara itu harga minyak dunia pada

awal tahun 2006 sebesar US$57,71/barrel dan pada Desember 2007 sempat

mendekati US$100/barrel. Harga minyak yang setinggi ini sempat mengguncang

dunia ekonomi dunia. Karena kenaikan harga minyak tentunya akan meningkatkan

biaya produksi maupun transportasi perusahaan.

Sumber: Bank Indonesia, 2007

Gambar 4.24 Tingkat Kurs Kertas Asing-USD

Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

Tingkat inflasi di Indonesia seringkali naik atau turun dengan cepat, yang mana hal

ini juga dipengaruhi oleh kepanikan dari masyarakat. Meningkatnya jumlah uang

yang beredar jika terjadi suatu kondisi yang meresahkan, maka masyarakat dengan

paniknya akan membelanjakan uangnya (misalnya dengan membeli sembako,

minyak, dll), jika kondisi tersebut menimpa pada salah satu bank maka masyarakat

dengan mudahnya terprovokasi untuk menarik simpanannya. Ketidakstabilan inflasi

Page 51: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

127

di Indonesia dapat terlihat pada gambar 4.25 yang menunjukkan fluktuasi tingkat

inflasi sejak Januari 2003 hingga November 2007. Tingkat inflasi Januari 2007

sebesar 6.26% dan menjelang akhir tahun 2007 tingkat inflasi meningkat menjadi

6.71%.

Sumber: Bank Indonesia, 2007

Gambar 4.25 Tingkat Inflasi Indonesia

Rangkuman dari seluruh faktor ancaman dari Bank X yang telah diuraikan

ditunjukkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Faktor Ancaman Bank X

No. Faktor Ancaman T-1 Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankanT-2 Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)T-3 Perkembangan teknologi informasi yang cepat membutuhkan

biaya yang tidak sedikit T-4 Ketidakpastian pasar keuangan globalT-5 Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

(Sumber: Bank X, 2007

Page 52: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

128

4.2.5 Hasil Analisis SWOT

Berdasarkan pada hasil analisis terhadap faktor kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman dari Bank X maka pilihan strategi yang dapat dijalankan Bank X adalah

sebagai berikut. Tabel 4.6 menunjukkan matriks SWOT dari Bank X yang berisi

alternatif strategi yang dapat digunakan.

Tabel 4.6 Matriks SWOT Bank X

Kekuatan1. Tim manajemen yang tangguh2. Struktur permodalan yang

kuat3. SMART Center dan kantor

cabang yang terus berkembang

4. Penyedia jasa treasury terbaik5. Penggunaan teknologi dan

sistem informasi yang canggih

Kelemahan1. Adanya lokasi kantor

cabang yang kurang strategis

2. Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

3. Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

4. Masih ada sistem yang belum terintegrasi

5. Kesenjangan informasi antar kantor cabang

Peluang1. Pertumbuhan kredit

investasi dan kredit konsumsi di Indonesia

2. Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

3. Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha perbankan

4. Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi

5. Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

1. Fokus dan ekspansif mengembangkan bisnis (S3-O2,O3)

2. Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyaluran kredit komersial dan korporasi (S2,S3-O1,O2)

3. Menjadi yang terdepan dalam penggunaan TI yang inovatif dan strategis (S5-O4)

4. Peningkatan pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien (S1, S3 – O4)

5. Peningkatan kepuasan pelanggan melalui produk dan layanan perbankan yang inovatif dan atraktif (S1,S3,S5-O1,O2,O3,O4, O5)

1. Pengembangan kualitas SDM yang memahami TI dan komunikasi (W2-O4)

2. Pengembangan TI yang terintegrasi secara menyeluruh (W4-O4)

3. Penyederhanaan proses bisnis agar pemrosesan kredit lebih cepat melalui penerapan TI (W3-O1,O3,O4)

4. Fokus pada integrasi dan standarisasi TI pusat dankantor cabang (W5-O4)

Page 53: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

129

4.2.6 Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Bank X

Berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai faktor kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman yang telah dikumpulkan sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

proses penentuan bobot dari masing-masing faktor dengan menggunakan metode

perbandingan berpasangan. Tabel 4.7 dan tabel 4.8 merupakan hasil kuesioner

pembobotan faktor internal dan faktor internal dari Bank X.

Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal Bank X

No Faktor Internal Dominan Bobot

1A Tim manajemen yang tangguh

B 2B Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian

2A Tim manajemen yang tangguh

A 3B SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

Ancaman1. Tingkat kriminalitas

dunia maya terutama perbankan

2. Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

3. Perkembangan teknologi informasi yang cepat membutuhkan biaya yang tidak sedikit

4. Ketidakpastian pasar keuangan global

5. Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

1. Pengembangan infrastruktur TI dan komunikasi dengan tingkat keamanan tinggi (S5-T1)

2. Pengalokasian dana untuk investasi TI (S2-T3)

3. Memperkuat struktur permodalan dalam menghadapi gejolak ekonomi (S2-T4,T5)

4. Fokus pada keterlibatan tim manajemen dalam keputusan investasi TI (S1-T2)

1. Fokus pada integrasi SI untuk mempersempit celah dalam keamanan sistem (W4-T1)

Page 54: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

130

3A Tim manajemen yang tangguh

A 1B Penyedia jasa treasury terbaik

4A Tim manajemen yang tangguh

B 2B Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih

5A Tim manajemen yang tangguh

A 3B Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

6A Tim manajemen yang tangguh

A 2B Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

7A Tim manajemen yang tangguh

A 2B Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

8A Tim manajemen yang tangguh

B 1B Masih ada sistem yang belum terintegrasi

9A Tim manajemen yang tangguh

A 2B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

10A Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian A 3B SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

11A Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian A 2B Penyedia jasa treasury terbaik

12A Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian A 2B Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih

13A Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian A 3B Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

Page 55: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

131

14A Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian A 2B Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

15A Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian A 2B Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

16A Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian A 3B Masih ada sistem yang belum terintegrasi

17A Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-

hatian A 2B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

18A SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

A 1B Penyedia jasa treasury terbaik

19A SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

B 2B Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih

20A SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

A 2B Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

21A SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

B 2B Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

22A SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

B 2B Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

23A SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

B 1B Masih ada sistem yang belum terintegrasi

24A SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas

A 1B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

Page 56: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

132

25A Penyedia jasa treasury terbaik

B 3B Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih

26A Penyedia jasa treasury terbaik

A 2B Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

27A Penyedia jasa treasury terbaik

A 1B Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

28A Penyedia jasa treasury terbaik

A 2B Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

29A Penyedia jasa treasury terbaik

B 1B Masih ada sistem yang belum terintegrasi

30A Penyedia jasa treasury terbaik

A 2B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

31A Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih A 3B Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

32A Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih A 2B Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

33A Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih A 2B Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

34A Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih A 2B Masih ada sistem yang belum terintegrasi

35A Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang

canggih A 3B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

Page 57: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

133

36A Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

B 2B Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

37A Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

A 1B Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

38A Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

B 2B Masih ada sistem yang belum terintegrasi

39A Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis

A 2B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

40A Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

A 2B Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

41A Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

A 2B Masih ada sistem yang belum terintegrasi

42A Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas

A 2B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

43A Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

B 1B Masih ada sistem yang belum terintegrasi

44A Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang

A 1B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

45A Masih ada sistem yang belum terintegrasi

A 2B Kesenjangan informasi antar kantor cabang

Sumber: Bank X, 2007

Page 58: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

134

Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal Bank X

No Faktor Eksternal Dominan Bobot

1A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia A 2B Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

2A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia B 2B Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan

3A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia A 2B Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi

4A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia A 3B Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

5A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia A 2B Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

6A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia A 2B Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

7A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia A 2B Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

8A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia A 2B Ketidakpastian pasar keuangan global

9A Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di

Indonesia B 1B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

10A Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

B 2B Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan

Page 59: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

135

11A Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

A 3B Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi

12A Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

A 2B Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

13A Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

A 2B Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

14A Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

A 2B Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

15A Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

A 2B Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

16A Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

A 2B Ketidakpastian pasar keuangan global

17A Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat

B 2B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

18A Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan A 3B Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi

19A Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan A 3B Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

20A Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan B 2B Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

21A Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan B 2B Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

Page 60: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

136

22A Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan B 2B Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

23A Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan A 2B Ketidakpastian pasar keuangan global

24A Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha

perbankan B 2B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

25A Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi A 2B Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

26A Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi A 2B Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

27A Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi A 2B Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

28A Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi B 2B Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

29A Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi A 2B Ketidakpastian pasar keuangan global

30A Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi B 2B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

31A Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

B 2B Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

32A Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

A 2B Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

Page 61: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

137

33A Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

A 2B Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

34A Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

A 2B Ketidakpastian pasar keuangan global

35A Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain

B 2B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

36A Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

A 3B Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

37A Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

A 2B Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

38A Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

A 2B Ketidakpastian pasar keuangan global

39A Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan

B 1B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

40A Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

B 2B Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit

41A Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

A 2B Ketidakpastian pasar keuangan global

42A Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance)

B 2B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

43A Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit A 2B Ketidakpastian pasar keuangan global

Page 62: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

138

44A Perkembangan teknologi informasi yang cepat

membutuhkan biaya yang tidak sedikit B 2B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

45A Ketidakpastian pasar keuangan global

B 1B Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia

Sumber: Bank X, 2007

Setelah melakukan penentuan bobot untuk faktor internal dan faktor eksternal

maka langkah selanjutnya adalah melakukan penentuan peringkat terhadap faktor

internal dan faktor eksternal seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.9 dan tabel 4.10 .

Tabel 4.9 Tabel Peringkat Faktor Internal Bank X

Faktor Internal Perusahaan Peringkat

Kekuatan

S1 Tim manajemen yang tangguh 4

S2 Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-hatian 4

S3 SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas 3

S4 Penyedia jasa treasury terbaik 3

S5 Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang canggih 4

Kelemahan

W1 Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis 1

W2 Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas 1

W3 Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang 2

W4 Masih ada sistem yang belum terintegrasi 2

W5 Kesenjangan informasi antar kantor cabang 2Sumber: Bank X, 2007

Page 63: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

139

Tabel 4.10 Tabel Peringkat Faktor Eksternal Bank X

Faktor Eksternal Perusahaan Peringkat

Peluang

O1 Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di Indonesia 4

O2 Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat 4

O3 Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha perbankan 4

O4Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi 3

O5 Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain 3

Ancaman

T1 Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan 1

T2 Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance) 2

T3Perkembangan teknologi informasi yang cepat membutuhkan

biaya yang tidak sedikit 2

T4 Ketidakpastian pasar keuangan global 1

T5 Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia 1Sumber: Bank X, 2007

Page 64: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

140

Tabel 4.11 Penentuan Bobot Metode Perbandingan Berpasangan Faktor Internal Bank X

No Faktor Internal Perusahaan S1 S2 S3

Page 65: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

141

Tabel 4.12 Normalisasi Bobot Faktor Internal Bank X

No Faktor Internal Perusahaan S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W51 S1 Tim manajemen yang tangguh 0.110 0.102 0.182 0.087 0.078 0.154 0.190 0.138 0.077 0.111 0.1232 S2 Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-hatian 0.220 0.204 0.182 0.174 0.313 0.154 0.190 0.138 0.231 0.111 0.1923 S3 SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas 0.033 0.061 0.061 0.087 0.078 0.103 0.048 0.034 0.077 0.056 0.0644 S4 Penyedia jasa treasury terbaik 0.110 0.102 0.061 0.087 0.047 0.103 0.095 0.138 0.077 0.111 0.0935 S5 Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang canggih 0.220 0.102 0.121 0.261 0.156 0.154 0.190 0.138 0.154 0.167 0.1666 W1 Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis 0.033 0.061 0.030 0.043 0.047 0.051 0.048 0.069 0.038 0.111 0.0537 W2 Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas 0.055 0.102 0.121 0.087 0.078 0.103 0.095 0.138 0.154 0.111 0.1048 W3 Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang 0.055 0.102 0.121 0.043 0.078 0.051 0.048 0.069 0.077 0.056 0.0709 W4 Masih ada sistem yang belum terintegrasi 0.110 0.061 0.061 0.087 0.078 0.103 0.048 0.069 0.077 0.111 0.080

10 W5 Kesenjangan informasi antar kantor cabang 0.055 0.102 0.061 0.043 0.047 0.026 0.048 0.069 0.038 0.056 0.054

Page 66: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

142

Tabel 4.13 Penentuan Bobot Metode Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal Bank X

No Faktor Eksternal Perusahaan O1 O1 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T51 O1 Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di Indonesia 1.0 2.0 0.5 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.02 O2 Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat 0.5 1.0 0.5 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 0.53 O3 Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha perbankan 2.0 2.0 1.0 3.0 3.0 0.5 0.5 0.5 2.0 0.5

4 O4 Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi 0.5 0.3 0.3 1.0 2.0 2.0 2.0 0.5 2.0 0.5

5 O5 Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain 0.3 0.5 0.3 0.5 1.0 0.5 2.0 2.0 2.0 0.56 T1 Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan 0.5 0.5 2.0 0.5 2.0 1.0 3.0 2.0 2.0 1.07 T2 Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance) 0.5 0.5 2.0 0.5 0.5 0.3 1.0 0.5 2.0 0.5

8 T3 Perkembangan teknologi informasi yang cepat membutuhkan biaya yang tidak sedikit 0.5 0.5 2.0 2.0 0.5 0.5 2.0 1.0 2.0 0.5

9 T4 Ketidakpastian pasar keuangan global 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 1.0 1.010 T5 Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0

TOTAL 7.3 9.8 11.1 15.0 16.5 10.3 17.0 13.0 18.0 7.0

Page 67: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

143

Tabel 4.14 Normalisasi Bobot Faktor Eksternal Bank X

No Faktor Eksternal Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 O1 Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di Indonesia 0.137 0.204 0.045 0.133 0.182 0.194 0.118 0.154 0.111 0.143 0.142

2 O2 Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat 0.068 0.102 0.045 0.200 0.121 0.194 0.118 0.154 0.111 0.071 0.1183 O3 Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha perbankan 0.274 0.204 0.090 0.200 0.182 0.049 0.029 0.038 0.111 0.071 0.125

4 O4 Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi 0.068 0.031 0.027 0.067 0.121 0.194 0.118 0.038 0.111 0.071 0.085

5 O5 Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain 0.041 0.051 0.027 0.033 0.061 0.049 0.118 0.154 0.111 0.071 0.0726 T1 Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan 0.068 0.051 0.180 0.033 0.121 0.097 0.176 0.154 0.111 0.143 0.1147 T2 Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance) 0.068 0.051 0.180 0.033 0.030 0.029 0.059 0.038 0.111 0.071 0.067

8 T3 Perkembangan teknologi informasi yang cepat membutuhkan biaya yang tidak sedikit 0.068 0.051 0.180 0.133 0.030 0.049 0.118 0.077 0.111 0.071 0.089

9 T4 Ketidakpastian pasar keuangan global 0.068 0.051 0.045 0.033 0.030 0.049 0.029 0.038 0.056 0.143 0.05410 T5 Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia 0.137 0.204 0.180 0.133 0.121 0.097 0.118 0.154 0.056 0.143 0.134

Page 68: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

144

4.2.7 Matriks IFE dan EFE

Berdasarkan pada hasil kuesioner penentuan bobot dan normalisasi terhadap

penentuan bobot serta penentuan peringkat dari masing-masing faktor internal dan

eksternal maka langkah selanjutnya adalah menampilkan data tersebut ke dalam matriks

IFE dan EFE. Tabel 4.15 menunjukkan matrisk IFE dari Bank X, sedangkan tabel 4.16

menunjukkan matrisk EFE dari Bank X.

Tabel 4.15 Matriks IFE Bank X

Faktor Internal Perusahaan Bobot Peringkat SkorKekuatanS1 Tim manajemen yang tangguh 0.123 4 0.492S2 Struktur permodalan yang kuat dan prinsip kehati-hatian 0.192 4 0.768S3 SMART centre dan kantor cabang yang tersebar luas 0.064 3 0.192S4 Penyedia jasa treasury terbaik 0.093 3 0.279S5 Penggunaan teknologi dan sistem informasi yang canggih 0.166 4 0.664KelemahanW1 Adanya lokasi kantor cabang yang kurang strategis 0.053 1 0.053W2 Sulit mempersiapkan SDM yang berkualitas 0.104 1 0.104W3 Prosedur dan sistem bisnis perbankan yang panjang 0.07 2 0.14W4 Masih ada sistem yang belum terintegrasi 0.08 2 0.16W5 Kesenjangan informasi antar kantor cabang 0.054 2 0.108

Total IFE 2.96Sumber: Bank X, 2007

Tabel 4.16 Matriks EFE Bank X

Faktor Eksternal Perusahaan Bobot Peringkat SkorPeluangO1 Pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi di Indonesia 0.142 4 0.568O2 Meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat 0.118 4 0.472O3 Kebijakan pemerintah yang mendukung usaha perbankan 0.125 4 0.5O4 Perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi 0.085 3 0.255O5 Hubungan internasional Indonesia dengan negara lain 0.072 3 0.216Ancaman

Page 69: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

145

T1 Tingkat kriminalitas dunia maya terutama perbankan 0.114 1 0.114T2 Kehadiran perusahaan pembiayaan (finance) 0.067 2 0.134

T3 Perkembangan teknologi informasi yang cepat membutuhkan biaya yang tidak sedikit 0.089 2 0.178

T4 Ketidakpastian pasar keuangan global 0.054 1 0.054T5 Gejolak ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia 0.134 1 0.134

Total EFE 2.625Sumber: Bank X, 2007

Sumber: David, 2006, p301

Gambar 4.26 Matriks IE

Berdasarkan total nilai rata-rata tertimbang EFE dan total nilai rata-rata

tertimbang IFE maka strategi yang sesuai untuk Bank X berada pada kuadran V yaitu

strategi jaga dan pertahankan. Tindakan strategi yang dapat dilakukan berupa:

Tumbuh dan kembangkan: Penetrasi pasar Pengembangan pasar Pengembangan produk

Tumbuh dan kembangkan: Penetrasi pasar Pengembangan pasar Pengembangan produk

Jaga dan pertahankan: Penetrasi pasar Pengembangan

produk

Tumbuh dan kembangkan: Penetrasi pasar Pengembangan pasar Pengembangan produk

Jaga dan pertahankan: Penetrasi pasar Pengembangan produk

Tuai atau divestasi

Jaga dan pertahankan: Penetrasi pasar Pengembangan produk

Tuai atau divestasi Tuai atau divestasi

Kuat3,0-4,0

Kuat3,0-4,0

Rata-rata2,0-2,99

Lemah1,0-1,99

Rata-rata2,0-2,99

Lemah1,0-1,99

Total Rata-rata Tertimbang IFE

Tota

lRat

a-ra

taTe

rtim

bang

EFE

Page 70: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

146

Penetrasi pasar

Strategi penetrasi pasar bertujuan untuk meningkatan pangsa pasar perusahaan

melalui upaya pemasaran yang gencar. Beberapa upaya pemasaran yang dapat

dilakukan yaitu melakukan promosi di media cetak dan elektronik, menjadi sponsor

dari suatu event, kerja sama dengan institusi pendidikan melalui pemberian

beasiswa, pemberian kesempatan magang atau sebagai rekan bisnis penyedia jasa

keuangan dari institusi pendidikan, membina hubungan kerja sama dengan merchant

(restoran, hotel, pusat hiburan, pusat perbelanjaan, dan lainnya).

Pengembangan produk

Strategi pengembangan produk dapat dilakukan dengan mengembangkan produk dan

layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari nasabah.

Selain itu pengembangan produk dan layanan perbankan juga perlu disesuaikan

dengan tren yang sedang berlangsung. Misalnya saja saat ini sedang berkembang

penggunaan internet dan telepon seluler. Maka layanan yang dapat diberikan berupa

internet banking dan mobile banking.

4.2.8 Pilihan Strategi

Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan matriks IFE dan EFE yang telah

dilakukan sebelumnya menunjukkan total nilai rata-rata tertimbang untuk matriks IFE

sebesar 2.96 dan total nilai rata-rata tertimbang untuk matriks EFE sebesar 2.65. Total

rata-rata tertimbang IFE yang berada di atas rata-rata (2.5) menunjukkan bahwa Bank X

telah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan meminimalkan kelemahan.

Total rata-rata tertimbang EFE yang berada di atas rata-rata (2.5) menunjukkan bahwa

Page 71: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

147

Bank X telah mampu memberi tanggapan yang baik terhadap peluang yang ada dan

mampu menghindari ancaman. Berdasarkan pada nilai perhitungan tersebut maka

strategi yang sesuai untuk Bank X adalah strategi SO (Strength-Opportunity).

4.3 Arahan Strategis Bank X

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka arahan strategi bagi Bank X

adalah:

1. Fokus dan ekspansif mengembangkan bisnis

Arahan strategis yang pertama adalah fokus dan ekspansif mengembangkan bisnis.

Pihak perusahaan memberikan bobot sebesar 25% untuk arahan strategis ini dan

memiliki 2 tujuan strategis yaitu:

Meningkatkan kemudahan pelanggan dalam mendapatkan layanan perbankan

secara langsung. Peningkatan kemudahan pelanggan dalam mendapatkan

layanan dapat dilakukan melalui inovasi layanan secara elektronik. Namun

tingkat penguasaan teknologi yang masih rendah di Indonesia mengakibatkan

masih banyaknya nasabah yang membutuhkan layanan perbankan secara

langsung. Peningkatan kemudahan bagi pelanggan dapat dilakukan dengan

ekspansif dalam membuka kantor cabang serta SMART Center baru. Sebagai

ilustrasi, terdapat 1 kota di Indonesia yang baru dilayani oleh 1 kantor cabang

saja. Hal ini tentunya menyulitkan nasabah yang berada cukup jauh dari kantor

cabang tersebut. Jika ekspansi kantor cabang dilakukan maka akan memudahkan

bagi nasabah karena nasabah dapat memperoleh layanan di kantor cabang yang

terdekat. Metrik untuk mengukur tujuan strategis ini adalah jumlah kantor

cabang dan SMART centre baru setiap tahunnnya dengan bobot sebesar 10%.

Page 72: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

148

Meningkatkan jumlah nasabah yang dapat dilayani. Semakin banyak jumlah

kantor cabang atau SMART Centre yang baru maka jumlah nasabah yang dapat

dilayani juga akan semakin meningkat. Arahan strategi ini penting bagi Bank X

karena masih ada daerah-daerah di Indonesia yang belum dapat terlayani

sehingga masih banyak calon nasabah yang potensial bagi Bank X. Metrik untuk

mengukur tujuan strategis ini adalah jumlah nasabah baru per tahun dengan

bobot sebesar 15%

2. Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyaluran kredit

Arahan strategis yang kedua adalah peningkatan efisiensi dan efektifitas penyaluran

kredit. Pihak perusahaan memberikan bobot sebesar 10% untuk arahan strategis ini

dan memiliki 2 tujuan strategis yaitu:

Meningkatkan penanganan kredit macet. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

membaik mengakibatkan semakin meningkatnya penyaluran kredit baik kredit

komersial maupun kredit investasi. Namun penyaluran kredit ini perlu mendapat

pengawasan dan pertimbangan dalam pemberian kredit karena kondisi

perekonomian Indonesia yang belum stabil yang dapat mengakibatkan terjadinya

kredit macet. Perusahaan diharapkan dapat lebih meningkatkan pengawasan

terhadap penyaluran kredit. Metrik untuk mengukur tujuan strategis ini adalah

penurunan tingkat NPL (Non Performing Loan) dengan bobot sebesar 5%.

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemrosesan aplikasi kredit. Panjangnya

prosedur yang dibutuhkan oleh nasabah sejak pengajuan aplikasi kredit hingga

selesai diproses merupakan hal yang tidak efektif dan efisien. Hal ini dapat

Page 73: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

149

mengakibatkan nasabah akan berpikir beberapa kali untuk mengajukan kredit di

Bank X. Oleh karena itu perlu adanya perubahan dalam pemrosesan aplikasi

kredit agar lebih efektif dan efisien. Metrik untuk mengukur tujuan strategis ini

adalah percepatan pemrosesan aplikasi kredit dengan bobot sebesar 5%.

3. Menjadi yang terdepan dalam penggunaan TI yang inovatif dan strategis

Arahan strategis yang ketiga adalah menjadi yang terdepan dalam penggunaan TI

yang inovatif dan strategis. Pihak perusahaan memberikan bobot sebesar 25% untuk

arahan strategis ini dan memiliki 2 tujuan strategis yaitu:

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional. Tidak dapat

dipungkiri bahwa penggunaan TI dapat mengurangi proses administrasi dan

operasional yang sebelumnya dikerjakan secara manual sehingga kegiatan

operasional terutama pelayanan kepada nasabah dapat lebih efektif dan efisien.

Metrik untuk mengukur tujuan strategis ini adalah percepatan penyelesaian

pekerjaan dengan bobot sebesar 15%.

Meningkatkan keunggulan bersaing melalui penggunaan TI. Penggunaan TI

dalam suatu perusahaan sudah menjadi hal yang umum bahkan keberadaan TI

saat ini sudah merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi perusahaan. Jika

sumber daya TI yang dimiliki dapat dikelola dengan baik dan ditingkatkan maka

hal tersebut dapat meningkatkan keunggulan bersaing bagi perusahaan Metrik

untuk mengukur tujuan strategis ini jumlah inovasi dalam bidang TI tiap

tahunnya dengan bobot sebesar 10%.

4. Peningkatan pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien

Page 74: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

150

Arahan strategis yang keempat adalah peningkatan pengelolaan sumber daya yang

efektif dan efisien. Pihak perusahaan memberikan bobot sebesar 15% untuk arahan

strategis ini dan memiliki 2 tujuan strategis yaitu:

Meningkatkan produktifitas karyawan. Bank X dengan perkembangan bisnisnya

memiliki jumlah karyawan yang tidak sedikit. Untuk melakukan pengawasan

terhadap seluruh karyawannya merupakan hal yang tidak mudah dalam hal

pengontrolan tingkat kehadiran dan dihubungkan dengan sistem penggajian yang

ada. Metrik untuk mengukur tujuan strategis ini adalah tingkat absensi karyawan

dengan bobot sebesar 10%

Memelihara informasi mengenai penggunaan sumber daya perusahaan

kebutuhan. Penggunaan sumber daya dalam suatu perusahaan tentunya

membutuhkan pengelolaan yang baik dalam hal pengadaannya, pemakaian,

hingga penjualan kembali. Metrik untuk mengukur tujuan strategis ini adalah

laporan status inventaris dengan bobot sebesar 5%.

5. Peningkatan kepuasan pelanggan melalui produk dan layanan perbankan yang

inovatif dan atraktif

Arahan strategis yang kelima adalah peningkatan kepuasan pelanggan melalui

produk dan layanan perbankan yang inovatif dan atraktif. Pihak perusahaan

memberikan bobot sebesar 25% untuk arahan strategis ini dan memiliki 2 tujuan

strategis yaitu:

Mengembangkan dan memelihara informasi mengenai kebutuhan pelanggan

untuk mengembangkan produk dan layanan perbankan. Kepuasan pelanggan

Page 75: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

151

dapat diwujudkan melalui produk dan layanan yang memuaskan dan sesuai

dengan perkembangan jaman. Produk dan layanan yang memuaskan tentunya

harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dari pelanggan. Untuk

mengetahui produk dan layanan yang dibutuhkan pelanggan maka perlu adanya

upaya dan alat bantu dalam mengumpulkan informasi mengenai pelanggan.

Melalui penggunaan TI diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap tujuan

strategis ini. Metrik untuk mengukur tujuan strategis ini adalah jumlah inovasi

produk dan layanan per tahun dengan bobot sebesar 10%.

Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah. Produk dan layanan yang

sesuai dengan kebutuhan pelanggan bukanlah menjadi satu-satunya jaminan

kepuasan pelanggan karena hal yang terpenting adalah bagaimana upaya

perusahaan dalam menyampaikan atau memberi pelayanan atas produk tersebut

kepada pelanggan. Metrik untuk mengukur tujuan strategis ini adalah penurunan

tingkat keluhan pelanggan per tahun dengan bobot sebesar 15%.

Tabel 4.17 Arahan Strategis Bank X

Arahan Strategis(Strategic Intention)

Tujuan Arahan Strategis(Strategic Intention Goal)

Matriks Arahan Strategis

(Strategic Intention Metric)

Bobot(Weight) Total

Fokus dan ekspansif mengembangkan bisnis

Meningkatkan kemudahan pelanggan dalam mendapatkan layanan perbankan secara langsung

Meningkatkan jumlah nasabah yang dapat dilayani

Jumlah kantor cabang dan SMART centre baru/tahun

Jumlah nasabah baru

10

15

25

Peningkatan efisiensi dan

Meningkatkan penanganan kredit macet

Penurunan tingkat NPL (Noan

5

Page 76: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

152

efektifitas penyaluran kredit

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemrosesan aplikasi kredit

Performing Loan)/tahun

Percepatan pemrosesan aplikasi kredit

5

10

Menjadi yang terdepan dalam penggunaan TI yang inovatif dan strategis

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional

Meningkatkan keunggulan bersaing melalui penggunaan TI

Percepatan penyelesaian pekerjaan

Jumlah inovasi TI/tahun

15

10

25

Peningkatan pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien

Meningkatkan produktifitas karyawan

Memelihara informasi mengenai penggunaan sumber daya perusahaan

Tingkat absensi Laporan

inventaris/tahun

10

515

Peningkatan kepuasan pelanggan melalui produk dan layanan perbankan yang inovatif dan atraktif

Mengembangkan dan memelihara informasi mengenai kebutuhan pelanggan untuk mengembangkan produk dan layanan perbankan

Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah

Jumlah inovasi produk dan layanan/tahun

Penurunan tingkat keluhan/tahun

10

1525

4.4 Demand/Supply Planning

Berdasarkan arahan strategis yang telah dibuat, kemudian dibuat Demand/Supply

Planning bagi Bank X. Demand/Supply Planning ini bermanfaat agar pihak manajemen

dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dalam mencapai arahan strategis.

Berdasarkan pada kebutuhan yang ditetapkan kemudian TI dapat menentukan apa yang

dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam Demand/Supply Planning,

arahan strategis yang sudah ditetapkan akan diuraikan secara lebih mendetil yang dibagi

menjadi arahan strategis, tujuan strategis, dan inisiatif strategis dari segi kebutuhan

Page 77: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

153

(demand) dan dukungan TI (supply). Uraian dari Demand/Supply Planning untuk tiap

arahan strategis yaitu:

1. Fokus dan ekspansif mengembangkan bisnis.

Arahan strategis yang pertama adalah fokus dan ekspansif mengembangkan bisnis.

TI diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kebutuhan perusahaan dalam

memperluas cabang dengan membangun infrastruktur dan dukungan staf dalam

mengumpulkan informasi lokasi yang baru.

Tujuan dari arahan strategis ini adalah meningkatkan kemudahan pelanggan

dalam memperoleh layanan perbankan secara langsung serta meningkatkan jumlah

nasabah yang dapat dilayani. Saat ini Bank X telah melakukan ekspansi bisnisnya di

lebih dari 22 provinsi di Indonesia. Namun ekspansi ini dirasakan masih belum

memadai karena masih adanya kekurangan kantor cabang yang ada di suatu daerah.

Hal ini mengakibatkan masih adanya calon nasabah potensial yang tidak dapat

menikmati produk dan layanan perbankan yang diberikan Bank X. Untuk

mendukung arahan strategis ini maka perusahaan perlu untuk mengetahui informasi

mengenai lokasi yang akan dijadikan kantor cabang atau SMART Centre yang baru

serta bagaimanakah karakteristik dari masyarakat yang ada di lokasi tersebut yang

akan menjadi calon nasabah dari Bank X. Dukungan yang dapat diberikan oleh TI

adalah dengan membangun aplikasi Business Intelligence yang berguna dalam

mengumpulkan informasi mengenai lingkungan (pesaing yang ada, kondisi

demografis, jumlah calom nasabah,dll) di lokasi yang akan dijadikan kantor cabang

atau SMART Centre yang baru.

Page 78: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

154

Inisiatif strategi dari arahan ini adalah melakukan ekspansi kantor cabang

baru pada lokasi yang strategis dan menguntungkan bagi perusahaan. Ketika akan

melakukan ekspansi cabang baru, diharapkan Bank X melakukan analisis kelayakan

terhadap setiap lokasi kantor cabang/ SMART centre yang potensial. Ekspansi ini

hendaknya tidak dilakukan hanya berdasarkan pertimbangan bahwa di daerah

tersebut belum terdapat cabang dari Bank X melainkan perlu dipertimbangkan

dengan seksama terlebih dahulu. Dukungan yang dapat diberikan TI terhadap

inisiatif strategi ini adalah dengan membangun aplikasi Geographical Information

System untuk melakukan analisis lokasi cabang yang baru. Dengan adanya

Geographical Information System ini, maka perusahaan dapat mengetahui dan

memperoleh informasi mengenai daerah yang akan menjadi target lokasi cabang

yang baru. Informasi ini dapat berupa kondisi jalan, lokasi kantor cabang pesaing,

demografis penduduk, tingkat pendapatan, lokasi sentra bisnis dan perbelanjaan, dan

sebagainya. Informasi yang dihasilkan Geographical Information System

ditunjukkan dalam sebuah gambar peta dari suatu daerah sehingga memudahkan

perusahaan dalam menentukan lokasi yang akan dijadikan kantor cabang baru.

Page 79: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

155

Tabel 4.18

Demand supply planning Fokus dan ekspansif mengembangkan bisnis

2. Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyaluran kredit

Arahan strategis yang kedua adalah peningkatan efisiensi dan efektifitas penyaluran

kredit. Agar penyaluran kredit dapat lebih efektif dan efisiensi maka divisi kredit dan

pihak yang terkait seharusnya memiliki kemudahan dalam mengakses data mengenai

informasi kredit baik yang akan diberikan maupun yang sudah diberikan. TI

diharapkan dapat membangun infrastruktur dan dukungan staf yang mendukung

sebuah data warehouse yang efektif, efisien, dan lengkap bagi divisi kredit.

Tujuan dari arahan strategis ini adalah untuk meningkatkan penanganan

terhadap kredit macet serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pemrosesan

Demand SupplyKonteks Strategi

BisnisPerencanaan Strategi

untuk Penggunaan TI

Perencanaan Strategi untuk Pasokan TI

Arahan Strategis

Fokus dan ekspansif mengembangkan bisnis

Mengetahui informasi mengenai kebutuhan perusahaan dalam memperluas cabang

Membangun infrastruktur dan dukungan staf dalam mengumpulkan informasi lokasi yang baru

Tujuan Strategis

Meningkatkan kemudahan pelanggan dalam memperoleh layanan perbankan secara langsung

Meningkatkan jumlah nasabah yang dapat dilayani

Mengumpulkan informasi mengenai lokasi kantor cabang/ SMART centre yang baru dan karakteristik calon nasabah di lokasi tersebut

Membangun Business Intelligence untuk mengumpulkan informasi mengenai lingkungan dan pesaing di lokasi yang akan dijadikan cabang baru

Inisiatif Strategis

Ekspansi kantor cabang baru pada lokasi yang strategis dan menguntungkan bagi perusahaan

Analisis kelayakan terhadap setiap lokasi kantor cabang/ SMART centre yang potensial

Membangun aplikasi Geographical Information System untuk melakukan analisis lokasi cabang yang baru

Page 80: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

156

aplikasi kredit. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan melakukan komputerisasi dalam

menentukan kelayakan aplikasi kredit. Melalui komputerisasi maka prosedur bisnis

dapat menjadi lebih singkat sehingga pemrosesan aplikasi kredit dapat dilakukan

dalam waktu lebih singkat. Berdasarkan arahan strategis ini maka dukungan TI yang

sesuai adalah dengan membangun Membangun knowledge base dan inference engine

yang berisi aturan dan alasan mengenai pengajuan aplikasi kredit.

Dukungan yang diberikan TI tersebut mendukung inisiatif strategis yang ada

yaitu aplikasi kredit diberikan kepada calon debitur yang terpercaya sehingga tingkat

kredit bermasalah dapat lebih ditekan. Oleh karena itu perlu dikembangkan

kumpulan aturan yang terstruktur dalam penentuan kelayakan aplikasi kredit.

Kumpulan aturan tersebut yang akan disimpan di dalam knowledge base dan

inference engine yang dibangun. Knowledge base dan inference engine tersebut

dibutuhkan dalam membangun aplikasi expert system. Dengan adanya aplikasi

expert system maka proses penentuan kelayakan aplikasi kredit dapat lebih cepat

karena staf divisi kredit hanya perlu memasukkan informasi yang diperlukan

kemudian sistem akan mengolah informasi tersebut sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan untuk menentukan layak atau tidaknya aplikasi kredit. Dengan begitu

maka proses kredit dapat lebih efektif dan efisien serta calon debitur benar-benar

merupakan debitur yang dapat bertanggungjawab.

Page 81: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

157

Tabel 4.19

Demand Supply Planning Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyaluran kredit

3. Menjadi yang terdepan dalam penggunaan TI yang inovatif dan strategis

Arahan strategis yang ketiga adalah menjadi yang terdepan dalam penggunaan TI

yang inovatif dan strategis. Tujuan dari arahan strategis ini adalah meningkatkan

efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional serta meningkatkan keunggulan

bersaing melalui penggunaan TI. Investasi TI yang dilakukan tidak semata karena

adanya teknologi baru. Jika perusahaan memaksakan untuk mengikuti

perkembangan teknologi, investasi yang dilakukan dapat menjadi sia-sia karena

tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu investasi TI yang

Demand SupplyKonteks Strategi

BisnisPerencanaan Strategi untuk Penggunaan TI

Perencanaan Strategi untuk Pasokan TI

Arahan Strategis

Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyaluran kredit

Divisi kredit mudah dalam mengakses data mengenai informasi kredit

Membangun infrastruktur dan dukungan staf yang mendukung sebuah data warehouse yang efektif, efisien, dan lengkap

Tujuan Strategis

Meningkatkan penanganan kredit macet

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemrosesan aplikasi kredit

Penentuan kelayakan aplikasi kredit secara terkomputerisasi

Membangun knowledge base dan inference engine yang berisi aturan dan alasan mengenai pengajuan aplikasi kredit

Inisiatif Strategis

Aplikasi kredit diberikan kepada calon debitur yang terpercaya

Mengembangkan aturan yang terstruktur dalam penentuan aplikasi kredit agar pemrosesan aplikasi dapat lebih cepat

Membangun aplikasi expert system yang membantu dalam menentukan kelayakan aplikasi kredit dan calon debitur

Page 82: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

158

dilakukan harus selaras dengan arahan strategis perusahaan. Investasi TI yang

dilakukan mengikuti perkembangan teknologi dan mudah digunakan. Walaupun

teknologi yang baru merupakan teknologi yang sangat canggih namun jika tidak

mudah digunakan oleh staf maka investasi tersebut akan menjadi kurang bernilai.

Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kinerja karyawan karena tidak terbiasa

menggunakan teknologi yang baru.

Dukungan TI terhadap perkembangan teknologi adalah dengan merancang

infrastruktur TI yang dinamis mengikuti perubahan dalam dunia perbankan dan TI.

Perubahan dalam dunia perbankan juga perlu dicermati karena perubahan dalam

perbankan secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kondisi

perusahaan.

Inisiatif strategi dari arahan strategis ini adalah mengkomputerisasikan

pekerjaan yang ada serta mengarahkan TI pada arahan strategis perusahaan. Untuk

mewujudkan inisiatif strategi tersebut maka investasi TI yang seharusnya dilakukan

adalah Investasi TI yang dapat memberi nilai bagi perusahaan dan pelanggan baik

yang tangible maupun intangible. Jika teknologi baru tidak memberi nilai apa-apa

maka sebaiknya tidak diterapkan walaupun teknologi tersebut teknologi tercanggih

saat ini. Analisis terhadap keputusan investasi TI tersebut dapat didukung oleh

pemanfaatan TI dengan merancang aplikasi Decision Support System dalam

menentukan investasi TI baru yang selaras dengan arahan strategi perusahaan.

Dengan adanya aplikasi ini maka dapat membantu pihak manajemen dalam

menentukan investasi TI mana yang dapat dilakukan sesuai dengan arahan strategi

dan hasil yang diinginkan perusahaan.

Page 83: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

159

Tabel 4.20

Demand Supply Planning Menjadi yang terdepan dalam penggunaan TI

yang inovatif dan strategis

4. Demand Supply Planning Peningkatan pengelolaan sumber daya yang efektif dan

efisien.

Arahan strategis yang keempat adalah peningkatan pengelolaan sumber daya yang

efektif dan efisien. Agar pengelolaan sumber daya dapat lebih dioptimalkan maka

Demand SupplyKonteks Strategi Bisnis Perencanaan

Strategi untuk Penggunaan TI

Perencanaan Strategi untuk

Pasokan TI

Arahan Strategis

Menjadi yang terdepan dalam penggunaan TI yang inovatif dan strategis

Penggunaan TI dan komunikasi yang terbaru sesuai dengan strategi bisnis perusahaan

Membangun sistem informasi yang mengikuti trend terbaru dan mudah digunakan

Tujuan Strategis

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional

Meningkatkan keunggulan bersaing melalui penggunaan TI

Pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu cepat dan kualitas yang lebih baik

Investasi TI dilakukan terhadap proyek sistem informasi yang selaras dengan arahan strategis perusahaan

Integrasi data dan sistem informasi secara menyeluruh

Merancang infrastruktur TI yang dinamis mengikuti perubahan dalam dunia perbankan dan TI

Inisiatif Strategis

Mengkomputerisasikan pekerjaan yang ada

Mengarahkan TI pada arahan strategis perusahaan

Investasi TI yang dapat memberi nilai bagi perusahaan dan pelanggan baik yang tangible maupun intangible

Merancang aplikasi Decision Support System dalam menentukan investasi TI baru yang selaras dengan arahan strategi perusahaan

Page 84: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

160

pihak manajemen membutuhkan akses kepada informasi mengenai pengadaan,

penggunaan, dan penjualan kembali dari sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Akses informasi tersebut dapat diwujudkan dengan membangun sistem data mining

yang memungkinkan manajemen dalam mengetahui informasi yang lebih detil

mengenai penggunaan sumber daya perusahaan.

Tujuan strategis yang ingin dicapai adalah meningkatkan produktifitas

karyawan dan memelihara informasi mengenai penggunaan sumber daya perusahaan

dengan melakukan pendataan terhadap karyawan dan sumber daya yang ada. Agar

tujuan tersebut dapat tercapai, dukungan yang dapat diberikan oleh TI adalah dengan

membangun infrastruktur dan integrasi data yang berhubungan dengan pengelolaan

sumber daya.

Inisiatif strategis dari arahan strategis ini adalah pengelolaan tingkat

kehadiran dan keterlambatan karyawan serta menganalisis setiap pengeluaran dalam

pengadaan dan penggunaan sumber daya perusahaan. Dukungan yang dapat

diberikan oleh TI adalah dengan membangun aplikasi absensi elektronik agar

pengawasan tingkat kehadiran dan keterlambatan dapat dilakukan secara lebih

efektif serta dapat memberi informasi dalam penghitungan tingkat kompensasi

karyawan. Dukungan TI yang kedua adalah membangun aplikasi inventaris yang

bermanfaat dalam melakukan pendataan dan perencanaan pengadaan inventaris

kantor seperti komputer, gedung, kertas, meja, dan peralatan kantor lainnya.

Page 85: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

161

Tabel 4.21

Demand Supply Planning Peningkatan pengelolaan sumber daya

yang efektif dan efisien

5. Demand Supply Planning Peningkatan kepuasan pelanggan melalui produk dan

layanan perbankan yang inovatif dan atraktif

Arahan strategis yang kelima adalah peningkatan kepuasan pelanggan melalui

produk dan layanan perbankan yang inovatif dan atraktif. Kepuasan dari pelanggan

dapat ditingkatkan jika seluruh karyawan dapat memperoleh informasi mengenai

kebutuhan dan tingkat kepuasannya. Hal ini didukung oleh TI dengan membangun

Demand SupplyKonteks Strategi

BisnisPerencanaan

Strategi untuk Penggunaan TI

Perencanaan Strategi untuk Pasokan TI

Arahan Strategis

Peningkatan pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien

Akses terhadap informasi mengenai pengelolaan sumber daya

Membangun sistem data mining

Tujuan Strategis

Meningkatkan produktifitas karyawan

Memelihara informasi mengenai penggunaan sumber daya perusahaan

Melakukan pendataan karyawan dan sumber daya perusahaan

Membangun infrastruktur dan integrasi data yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya

Inisiatif Strategis

Pengelolaan tingkat kehadiran dan keterlambatan karyawan

Menganalisis setiap pengeluaran dalam pengadaan dan penggunaan sumber daya perusahaan

Pengelolaan terhadap masa kerja karyawan

Perencanaan pengadaan sumber daya

Membangun aplikasi absensi elektronik

Membangun aplikasi inventarisasi online

Page 86: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

162

infrastruktur dan staf pendukung untuk mendukung integritas data pelanggan dan

unit kerja yang terkait sehingga proses pelayanan pelanggan dapat lebih efektif dan

efisien.

Tujuan dari arahan strategis ini adalah mengembangkan dan memelihara

informasi mengenai kebutuhan pelanggan untuk mengembangkan produk dan

layanan perbankan serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah. Agar

tujuan ini dapat terwujud maka perusahaan perlu untuk mengumpulkan informasi

mengenai kebutuhan dan karakteristik pelanggan serta tingkat pelayanan dan apa

yang menjadi masalah atas keluhan pelanggan yang mana proses pengumpulan

informasi ini dapat dilakukan dengan membangun aplikasi Business Intelligence.

Inisiatif strategis dari arahan strategis ini adalah mengembangkan produk dan

layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta memberi layanan yang lebih

baik kepada pelanggan baik secara langsung maupun elektronik. Pelayanan kepada

pelanggan dapat lebih ditingkatkan jika perusahaan dapat mengembangkan produk

dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pelanggan. Untuk

mendukung inisiatif strategis tersebut maka TI dapat memberi dukungan melalui

pengembangan sistem informasi Customer Relationship Management dimana

pelanggan dapat menyampaikan keluhan dan kebutuhan secara langsung, selain itu

melalui aplikasi ini pelanggan dapat memantau hak-hak dan kewajiban mereka.

Page 87: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

163

Tabel 4.22

Demand Supply Planning Peningkatan kepuasan pelanggan melalui produk dan

layanan perbankan yang inovatif dan atraktif

4.4.1 Agenda Strategis TI

Berdasarkan analisis demand/supply planning yang telah dilakukan maka

perusahaan dapat mengetahui hal apa yang diperlukan oleh bisnis dalam mencapai

arahan strategis yang mana hal ini perlu didukung oleh TI. Kebutuhan bisnis terhadap TI

Demand SupplyKonteks Strategi

BisnisPerencanaan Strategi untuk Penggunaan TI

Perencanaan Strategi untuk Pasokan TI

Arahan Strategis

Peningkatan kepuasan pelanggan melalui produk dan layanan perbankan yang inovatif dan atraktif

Staf dapat memperoleh informasi mengenai kebutuhan dan tingkat kepuasan pelanggan

Membangun infrastruktur dan staf pendukung untuk mendukung integritas data pelanggan dan unit kerja yang terkait

Tujuan Strategis

Mengembangkan dan memelihara informasi mengenai kebutuhan pelanggan untuk mengembangkan produk dan layanan perbankan

Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah

Mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan dan karakteristik pelanggan

Mengumpulkan informasi mengenai tingkat pelayanan dan apa yang menjadi masalah atas keluhan pelanggan

Membangun aplikasi Business Intelligenceuntuk mengumpulkan informasi mengenai pelanggan

Inisiatif Strategis

Mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan

Memberi layanan yang lebih baik kepada pelanggan baik secara langsung maupun elektronik

Memahami kebutuhan pelanggan dan mengembangkan produk dan layanan sesuai dengan karakteristik pelanggan

Membangun sistem informasi Customer Relationship Management dimana pelanggan dapat menyampaikan keluhan dan kebutuhan secara langsung

Page 88: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

164

yaitu pihak manajemen dapat mengetahui informasi mengenai kebutuhan perusahaan

dalam memperluas cabang, staf divisi kredit mudah dalam mengakses data mengenai

informasi kredit dan nasabah calon debitur, seluruh staf dan divisi menggunakan TI dan

komunikasi yang terbaru sesuai dengan strategi bisnis perusahaan, seluruh karyawan

dapat mengakses infomasi pengelolaan sumber daya manusia dan inventaris kantor, serta

seluruh staf yang terkait dapat memperoleh informasi mengenai kebutuhan dan tingkat

kepuasan pelanggan.

4.5 Innovation

Perencanaan innovation yang dapat dilakukan Bank X dalam mendukung

tercapainya arahan strategis yang telah ditentukan sebelumnya terdiri dari empat

komponen yaitu:

1. Business and Technology Monitoring

Dalam tahap pengawasan terhadap bisnis dan teknologi, perubahan-perubahan yang

dapat mempengaruhi Bank X dapat dilakukan melalui aktifitas berupa:

Memperbarui potensi yang dapat dilakukan TI dengan memperbarui aplikasi

yang berjalan di Bank X.

Melakukan pengawasan secara berkala terhadap perkembangan dan perubahan

dalam bisnis perbankan dan teknologi.

Pembaruan secara berkala dari sudut pandang manajemen mengenai kunci

perubahan bisnis yang terjadi dalam industri perbankan.

Page 89: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

165

Melakukan integrasi seluruh sistem informasi yang berjalan serta proyek yang

sedang direncanakan agar seluruh unit kerja yang ada dapat terkait satu sama

lain.

Mendapatkan masukan dari tenaga ahli yang menyadari akan perubahan

teknologi dan bisnis yang mempengaruhi industri.

Melakukan evaluasi secara berkala baik dari sisi manajemen dan penggunaan TI

untuk mengetahui apakah ada perubahan atau perlu dilakukan perubahan.

Memfasilitasi diskusi mengenai implikasi yang mungkin mempengaruhi

perusahaan

2. Innovation Visioning

Langkah kedua dalam tahap innovation adalah mengembangkan alternatif arahan

bagi perusahaan untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam

menanggapi perubahan bisnis dan teknologi. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu:

Menentukan kunci utama bisnis dan faktor kompetitif yang dapat mengakibatkan

perubahan bisnis dalam industri.

Menyelenggarakan pertemuan atau pelatihan secara berkala yang diikuti oleh

pihak manajemen dan TI.

Mengembangkan daftar alternatif tindakan perusahaan dalam menanggapi

perubahan dalam bisnis dan teknologi.

Melakukan pembahasan mengenai apa yang dapt dilakukan perusahaan dimana

TI sebagai faktor pendukung.

Page 90: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

166

3. Business Context and Choices

Langkah ketiga dalam tahap innovation adalah membuat keputusan mengenai arah

yang ingin dituju oleh perusahaan. Berdasarkan pada analisis sebelumnya maka yang

menjadi tujuan strategis dari Bank X yaitu:

Meningkatkan kemudahan pelanggan dalam memperoleh layanan perbankan

secara langsung

Meningkatkan jumlah nasabah yang dapat dilayani

Meningkatkan penanganan kredit macet

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemrosesan aplikasi kredit

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional

Meningkatkan keunggulan bersaing melalui penggunaan TI

Meningkatkan produktifitas karyawan

Memelihara informasi mengenai penggunaan sumber daya perusahaan

Mengembangkan dan memelihara informasi mengenai kebutuhan pelanggan

untuk mengembangkan produk dan layanan perbankan

Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah

4. Actionable Innovation

Langkah terakhir dalam tahap innovation adalah mengembangkan skenario dan

rencana tindakan bagi innovation. Innovation yang dilakukan Bank X diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan strategis yang telah ditetapkan melalui

penggunaan TI. Langkah awal yang dapat dilakukan dan terpenting adalah dengan

melakukan integrasi sistem secara menyeluruh sehingga kebutuhan data dari seluruh

Page 91: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

167

unit kerja yang membutuhkan dapat terpenuhi secara cepat dan tepat. Selain itu perlu

adanya alokasi biaya tahunan untuk investasi TI agar TI dapat terus memberikan

innovation dan dukungan seiring dengan perubahan dalam bisnis dan teknologi.

Langkah berikut yang dapat dilakukan adalah dengan membangun Business

Intelligence yang mana hasil dari Business Intelligence ini dapat menjadi masukan

bagi Bank X dalam mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan perusahaan

dalam mengembangkan bisnis, kebutuhan pelanggan, kondisi bisnis, dan tingkat

persaingan dalam industri perbankan. Dari segi infrastruktur, innovation yang dapat

dilakukan untuk mendukung ekspansi bisnis Bank X adalah dengan memperbarui

sistem server yang ada untuk mengkonsolidasikan kinerja operasional harian.

Pembaruan ini dirasa penting karena banyaknya aplikasi yang dijalankan secara

bersamaan sehingga sistem server yang baru diharapkan dapat meningkatkan

produktifitas operasional harian.

4.5.1 Perencanaan Strategis TI

Perencanaan strategis TI merupakan dukungan yang dapat diberikan TI dalam

memenuhi kebutuhan bisnis dengan tujuan untuk mencapai arahan strategis perusahaan.

Perencanaan strategis TI dari Bank X yaitu:

Membangun infrastruktur dan dukungan staf dalam mengumpulkan informasi lokasi

yang baru

Membangun infrastruktur dan dukungan staf yang mendukung sebuah data

warehouse yang efektif, efisien, dan lengkap

Membangun sistem informasi yang mengikuti trend terbaru dan mudah digunakan

Page 92: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

168

Membangun infrastruktur dan integrasi data yang berhubungan dengan pengelolaan

sumber daya

Membangun infrastruktur dan staf pendukung untuk mendukung integritas data

pelanggan dan unit kerja yang terkait

4.6 Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio dilakukan terhadap SI/TI yang diterapkan di Bank X.

Portofolio SI/TI yang ada dibedakan menjadi 2 jenis yaitu portofolio lights on dan

portofolio proyek.

4.6.1 Lights on Bank X

Aplikasi yang sedang berjalan (lights on) yang digunakan di Bank X terbagi

menjadi empat komponen yaitu aplikasi, infrastruktur, layanan, dan manajemen. Berikut

merupakan penjelasan dari berbagai aplikasi yang sedang berjalan di Bank X.

4.6.1.1 Aplikasi yang Sedang Berjalan

Aplikasi yang sedang berjalan di Bank X terdiri atas aplikasi Integrated

Comprehensive Banking Sytem, Signature Verification System, Smart Terminal

Pelaksana Kliring, Payroll System, Testkey, Bill Payment, Card System, dan Real Time

Gross Settlement. Biaya perolehan dan tenaga kerja dari masing-masing aplikasi akan

diuraikan lebih lanjut berikut ini.

Page 93: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

169

1. Integrated Comprehensive Banking Sytem

Sistem aplikasi utama yang digunakan adalah Integrated Comprehensive Banking

System (ICBS) yang merupakan sistem retail yang terdiri dari banyak modul-modul

sistem untuk mendukung semua produk dan jasa yang dilakukan perusahaan seperti

produk tabungan, produk giro, produk deposito, dan juga menghasilkan laporan

keuangan yang diperlukan perusahaan seperti laporan neraca dan laba-rugi. Aplikasi

ini mulai digunakan sejak tahun 1995 dan digunakan oleh semua user di Bank X.

Aplikasi ICBS ditangani oleh 15 orang staf dan membutuhkan 1920 jam kerja (1

bulan = 160 jam kerja). Biaya tenaga kerja 1 orang staf pada tahun 2007 sebesar Rp

5.000.000 per bulan. Dengan asumsi terjadi kenaikan sebesar 10% tiap tahunnya,

maka biaya perolehan dan pengembangan aplikasi sebesar Rp 5.625.858.112,49.

Tabel 4.23

Biaya Aplikasi Integrated Comprehensive Banking Sytem (dalam juta Rupiah )

Nama Aplikasi Tahun Biaya

ICBS

2007 720.000.000,002006 654.545.454,552005 595.041.322,312004 540.946.656,652003 491.769.687,862002 447.063.352,602001 406.421.229,642000 369.473.845,131999 335.885.313,751998 305.350.285,231997 277.591.168,391996 252.355.607,631995 229,414,188.75

TOTAL 5.625.858.112,49Sumber: Bank X, 2007

Page 94: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

170

2. Signature Verification System (SVS)

Aplikasi Signature Verification System digunakan untuk melakukan verifikasi

terhadap tanda tangan dari nasabah dengan cara mencocokkan contoh tanda tangan

yang disimpan di dalam system dengan tanda tangan nasabah ketika melakukan

transaksi. Aplikasi ini mulai digunakan mulai tahun 2006 dan digunakan oleh user

bagian customer service, teller, dan back office. Aplikasi SVS ditangani oleh 8 orang

staf dan membutuhkan 960 jam kerja (1 bulan = 160 jam kerja). Biaya tenaga kerja 1

orang staf pada tahun 2007 sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Dengan asumsi terjadi

kenaikan sebesar 10% tiap tahunnya, maka biaya perolehan dan pengembangan

aplikasi sebesar Rp 458.181.818,18.

Tabel 4.24

Biaya Aplikasi Signature Verification System (dalam juta Rupiah )

Nama Aplikasi Tahun Biaya

SVS 2007 240.000.000,002006 218.181.818,18

TOTAL 458.181.818,18Sumber: Bank X, 2007

3. Smart Terminal Pelaksana Kliring (STPK)

STPK merupakan aplikasi yang digunakan untuk memproses transaksi SKN (Sistem

Kliring Nasional). Aplikasi ini mulai digunakan sejak tahun 2005 dan digunakan

oleh user bagian kliring. Aplikasi STPK ditangani oleh 10 orang staf dan

membutuhkan 1280 jam kerja (1 bulan = 160 jam kerja). Biaya tenaga kerja 1 orang

staf pada tahun 2007 sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Dengan asumsi terjadi

Page 95: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

171

kenaikan sebesar 10% tiap tahunnya, maka biaya perolehan dan pengembangan

aplikasi sebesar Rp 330.578.512,40.

Tabel 4.25

Biaya Aplikasi Smart Terminal Pelaksana Kliring (dalam juta Rupiah )

Nama Aplikasi Tahun Biaya

STPK 2007 400.000.000,002006 363.636.363,64

TOTAL 330.578.512,40Sumber: Bank X, 2007

4. Payroll System

Aplikasi payroll system digunakan oleh bagian personalia untuk melakukan kegiatan

administratif penggajian karyawan. Aplikasi ini mulai digunakan sejak tahun 2001.

Aplikasi payroll ditangani oleh 2 orang staf dan membutuhkan 480 jam kerja (1

bulan = 160 jam kerja). Biaya tenaga kerja 1 orang staf pada tahun 2007 sebesar Rp

5.000.000 per bulan. Dengan asumsi terjadi kenaikan sebesar 10% tiap tahunnya,

maka biaya perolehan dan pengembangan aplikasi sebesar Rp 160.657.820,98.

Tabel 4.26

Biaya Aplikasi Payroll System (dalam juta Rupiah )

Nama Aplikasi Tahun Biaya

Payroll system

2007 30.000.000,002006 27.272.727,272005 24.793.388,432004 22.539.444,032003 20.490.403,662002 18.627.639,692001 16.934.217,90

TOTAL 160.657.820,98Sumber: Bank X, 2007

Page 96: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

172

5. Testkey

Testkey merupakan suatu aplikasi yang berfungsi untuk melakukan proses validasi

terhadap keabsahan dari suatu dokumen yang bukan asli (misalnya dokumen fax).

Jika informasi dari dokumen sudah valid maka dapat diproses lebih lanjut. Aplikasi

test key digunakan oleh user bagian payment service. Aplikasi ini mulai digunakan

sejak tahun 2001. Aplikasi testkey ditangani oleh 2 orang staf dan membutuhkan 480

jam kerja (1 bulan = 160 jam kerja). Biaya tenaga kerja 1 orang staf pada tahun 2007

sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Dengan asumsi terjadi kenaikan sebesar 10% tiap

tahunnya, maka biaya perolehan dan pengembangan aplikasi sebesar Rp

160.657.820,98.

Tabel 4.27

Biaya Aplikasi Testkey (dalam juta Rupiah )

Nama Aplikasi Tahun Biaya

Testkey

2007 30.000.000,002006 27.272.727,272005 24.793.388,432004 22.539.444,032003 20.490.403,662002 18.627.639,692001 16.934.217,90

TOTAL 160.657.820,98Sumber: Bank X, 2007

6. Bill Payment

Aplikasi bill payment digunakan oleh user bagian teller dan back office. Aplikasi ini

mulai digunakan sejak tahun 2004. Aplikasi bill payment ditangani oleh 2 orang staf

dan membutuhkan 480 jam kerja (1 bulan = 160 jam kerja). Biaya tenaga kerja 1

orang staf pada tahun 2007 sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Dengan asumsi terjadi

Page 97: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

173

kenaikan sebesar 10% tiap tahunnya, maka biaya perolehan dan pengembangan

aplikasi sebesar Rp 104.605.559,73.

Tabel 4.28

Biaya Aplikasi Bill Payment (dalam juta Rupiah )

Nama Aplikasi Tahun Biaya

Bill Payment

2007 30.000.000,002006 27.272.727,272005 24.793.388,432004 22.539.444,03

TOTAL 104.605.559,73Sumber: Bank X, 2007

7. Card System

Aplikasi Card System berfungsi untuk memonitor nasabah guna mendukung produk

kartu kredit. Aplikasi card system digunakan oleh user bagian customer service.

Aplikasi ini mulai digunakan sejak tahun 2007. Aplikasi card system ditangani oleh

2 orang staf dan membutuhkan 480 jam kerja (1 bulan = 160 jam kerja). Biaya

tenaga kerja 1 orang staf pada tahun 2007 sebesar Rp 5.000.000 per bulan. Biaya

perolehan dan pengembangan aplikasi sebesar Rp 30.000.000.

Tabel 4.29

Biaya Aplikasi Card System (dalam juta Rupiah )

Nama Aplikasi Tahun BiayaCard system 2007 30.000.000TOTAL 30.000.000

Sumber: Bank X, 2007

Page 98: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

174

8. Real Time Gross Settlement (RTGS)

Aplikasi RTGS digunakan oleh user bagian kliring. Aplikasi RTGS merupakan

sebuah mekanisme pemindahan (transfer) dana dimana pemindahan dana ini

berlangsung antara dua buah bank secara real time dan gross. Real time berarti

bahwa transaksi dilakukan pada saat itu juga tanpa adanya penundaan. Sedangkan

gross berarti bahwa transaksi dilakukan satu per satu (tidak digabungkan dengan

transaksi lain). Aplikasi ini mulai digunakan sejak tahun 2006. Aplikasi RTGS

ditangani oleh 2 orang staf dan membutuhkan 480 jam kerja (1 bulan = 160 jam

kerja). Biaya tenaga kerja 1 orang staf pada tahun 2007 sebesar Rp 5.000.000 per

bulan. Dengan asumsi terjadi kenaikan sebesar 10% tiap tahunnya, maka biaya

perolehan dan pengembangan aplikasi sebesar Rp 57.272.727,27.

Tabel 4.30

Biaya Aplikasi Real Time Gross Settlement (dalam juta Rupiah )

Nama Aplikasi Tahun Biaya

RTGS2007 30.000.000,00

2006 27.272.727,27

TOTAL 57.272.727,27Sumber: Bank X, 2007

Ringkasan dari aplikasi yang sedang berjalan di Bank X beserta unit kerja, tahun

pemakaian, dan total biaya per tahun ditunjukkan oleh tabel 4.31.

Page 99: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

175

Tabel 4.31

Aplikasi yang Sedang Berjalan di Bank X

Aplikasi Unit KerjaTahun

Pemakaian

Biaya/tahun

(Juta Rupiah)

ICBS Semua 1995 5625,86

SVS

Customer service

Teller

BackOffice

2006 458,18

STPK Kliring 2005 1094,21

Payroll System Personalia 2001 160,66

TestKey Payment Service 2001 160,66

Bill PaymentTeller

BackOffice2004 104,61

Card System Customer service 2007 30,00

RTGS Kliring 2006 57,27Sumber: Bank X, 2007

4.6.1.2 Infrastruktur TI Bank X

Infrastruktur TI dari Bank X terdiri atas hardware, software license, server,

Local area network, dan security. Biaya perolehan dari masing-masing infrastruktur

akan diuraikan lebih lanjut berikut ini.

1. Hardware

Infrastruktur hardware yang digunakan di Bank X berupa unit PC dan komputer.

Untuk pengadaan PC Bank X mengadakan kerja sama dengan produsen komputer

IBM dimana seluruh unit PC yang digunakan menggunakan IBM. Sedangkan untuk

printer terdapat beberapa merk yang digunakan yaitu Epson LQ2180, HP inkjet,

Page 100: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00236-MNSI-Bab 4_1.pdf · 4.1 Gambaran Umum Obyek 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank X, Tbk merupakan

176

OKI, dan IBM. Biaya perolehan untuk 1 unit PC sebesar Rp 6.640.000 dan untuk 1

unit printer sebesar Rp 5.000.000. Setiap tahunnya 10% dari jumlah hardware

digantikan dengan yang baru. Total biaya hingga tahun 2007 sebesar Rp

21.770.712.269,69

Tabel 4.32

Biaya Infrastruktur Hardware (dalam juta Rupiah )

Nama Infrastruktur Tahun Biaya

Hardware

2007 2.782.800.000.002006 2.533.000.000,002005 2.304.636.363,642004 2.089.033.057,852003 1.899.393.688,962002 1.727.812.444,512001 1.567.284.040,462000 1.426.712.764,051999 1.291.920.694,591998 1.173.655.176,901997 1.074.595.615,371996 974.359.650,331995 925.508.773,03

TOTAL 21.770.712.269,69Sumber: Bank X, 2007

2. Software license

Untuk mendukung kegiatan operasional dan administratif perbankan, Bank X telah

mengembangkan sebuah sistem aplikasi utama yaitu ICBS dan aplikasi-aplikasi

lainnya baik yang dikembangkan sendiri maupun oleh vendor sehingga software

yang digunakan hanya software untuk sistem operasi komputer yaitu Windows dan

software Microsoft Office sebagai aplikasi pendukung. Dengan asumsi terjadi