bab 4 hasil dan pembahasan 4.1. profil perusahaan pt ...thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-00608-mn...
TRANSCRIPT
57
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Perusahaan PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI)
4.1.1 Perkembangan Perusahaan
PT PELNI adalah perusahaan pelayaran nasional milik pemerintah Indonesia dengan
status BUMN, secara umum resmi berdiri pada tanggal 28 April 1952. Adapun berawal dari
yayasan Pepuska (penguasaan kapal-kapal) NV. KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij)
milik pemerintah Belanda.
Dalam proses pertumbuhannya pada tahun 1961 pemerintah mengubah status PT
PELNI menjadi PN. PELNI yang tercantum dalam lembaga Negara RI No. L.N. 1961 kemudian
tanggal 30 Oktober 1975 berubah kembali menjadi PT PELNI yang tercantum dalam berita
Negara RI No. 562-1976 dan tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juli 1976.
1. Masa KPM
Pada tahun 1981 pemerintah Belanda mendirikan NV. KPM tujuan utama pendirian
perusahaan ini adalah untuk menggantikan kapal-kapal VOC yang bertugas diwilayah
nusantara. Didirikan KPM oleh kerajaan Belanda bukan sekedar untuk mengangkut hasil bumi
nusantara tetapi punya maksud terselubung, yaitu ingin mempertahankan kepenjajahannya
untuk selama-lamanya, karena itu didirikan KPM tidak bisa lepas dari politik kaum penjajah,
tegasnya KPM merupakan salah satu bagian alat kaum colonial Belanda untuk lebih
menancapkan kukunya, dibumi nusantara. Pada tahun 1945 Indonesia telah merdeka, tetapi
bukan berarti NV. KPM telah habis, malah masih tetap merupakan kekuatan utama di
perairan Indonesia hal ini berlangsung sampai tahun 1960.
57
58
2. Masa Peralihan
Pada tahun 1950 pemimpin Indonesia mengadakan pembicaraan mengenai pelayaran interin
suler, dengan maksud agar NV. KPM merubah statusnya menjadi PT dengan syarat mereka
telah mengoperasikan kapalnya di Indonesia dengan memakai bendera Indonesia. Temtu
pemerintah Belanda menolaknya sehingga pada tanggal 5 September 1950 pemerintah
mengeluarkan surat keputusan bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum
untuk mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-kapal yang disingkat PEPUSKA. Mulai
saat itu PEPUSKA berlayar berdampingan dengan kapal-kapal milik NV KPM di perairan
Indonesia, kejadian itu merupakan awal perkembangan sejarah pelayaran di Indonesia, dan
yayasan PEPUSKA merupakan terbentuknya Pelayaran Nasional Indonesia. Pada tanggal 28
April 1952 PT PELNI resmi didirikan sedangkan yayasan PEPUSKA dihapuskan dan kapal-
kapal PEPUSKA diserahkan kepada PT PELNI sebagai modal awal. Pada tahun 1957 karena
adanya politik konfrontasi dengan pemerintah Belanda dalam usaha kembali melebur Irian
Barat, mengakibatkan perusahaan asing banyak yang diambil alih oleh buruh-buruhnya,
salah satu diantaranya adalah NV. KPM sejak armada KPM sudah tidak ada lagi yang
beroperasi di perairan Indonesia.
3. Masa Pembangunan
Walaupun NV. KPM sudah tidak ada lagi di Indonesia tetapi PT PELNI bukan merupakan
satu-satunya perusahaan di Indonesia, Namun pemerintah menyadari bahwa dalam setiap
keadaan harus ada yang dapat diandalkan untuk melaksanakan tugas-tugas pokok yang
diembankan oleh pemerintah PT PELNI menempati posisi yang strategis dengan
mengembangkan misi pokok yaitu:
a) Mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna menjamin aksesibilitas masyarakat
untuk menunjang terwujudnya wawasan nusantara.
59
b) Meningkatkan kontribusi pendapatan bagi Negara, karyawan serta berperan di dalam
pembangunan lingkungan dan pelayanan kepada masyarakat.
c) Menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Sedangkan Visi PT PELNI adalah:
“Menjadi perusahaan pelayaran yang tangguh dan memiliki jaringan nasional yang optimal”.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan suatu wadah yang menampung kegiatan dari suatu kelompok
orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam suatu organisasi juga terdapat
pembagian jenis kerja, pembatasan wewenang seseorang, tugas dan tanggung jawab serta
penetapan hubungan antar unit kerja.
Tujuan utama dari pengorganisasian adalah untuk mempermudah pekerjaan atau
pelaksanaan tugas dari struktur organisasi. Struktur Organisasi dalam suatu perusahaan
sangat penting karena dengan adanya struktur organisasi yang jelas akan mempermudah
seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
Adapun bentuk struktur organisasi PT PELNI adalah organisasi lini dan staf yang
merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan
dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-
keburukannya. Asas kesatuan komando tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal dari pucuk pimpinan kepada pimpinan di bawahnya. Pucuk
pimpinan tetap sepenuhnya berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan dan
merealisasikan tujuan perusahaan. Dalam membantu kelancaraan tugas pimpinan, ia
mendapat bantuan dari para stafnya. Tugas para staf hanya untuk memberikan bantuan,
pemikiran saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaan.
60
Garis wewenang tetap berada pada pimpinan, sedangkan staf hanya memiliki
wewenang staf saja, dipakai atau tudaknya saran-saran, data dan informasi para staf,
sepenuhnya tergantung pada pimpinan sendiri. Tipe organisasi lini dan staf ini umumnya
digunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas dan pekerjaannya banyak.
Begitupun yang terdapat pada PT PELNI yang ditetapkan melalui Keputusan Direksi
No. 15/HKO. 01/DIR/IV-97 tertanggal 28 April 1997 sebagaimana dapat dilihat pada gambar
4.1. Adapun susunan personil dalam struktur organisasi Kantor Pusat PT PELNI saat ini
adalah:
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris ini diangkat oleh Menteri Perhubungan, anggotanya terdiri dari satu
orang Komisaris Utama dan empat orang Komisaris, yaitu:
a. Komisaris Utama
b. Komisaris
c. Komisaris
d. Komisaris
e. Komisaris
2. Dewan Direksi
Dewan Direksi ini terdiri dari lima (5) orang. Dewan Direksi dipimpin oleh seorang
Direktur Utama dan mengkoordinir empat (4) orang Direktur yang memimpin masing-
masing direktorat yaitu:
a. Direktur Utama
b. Direktur Usaha
Direktur Usaha membawahi bidang:
1) Divisi Kapal Barang
2) Divisi Kapal Penumpang
3) Divisi Keagenan dan Penunjang
61
c. Direktur Armada dan Teknik
Direktorat Armada dan Teknik membawahi bidang:
1) Divisi Nautika
2) Divisi P2
3) Divisi Teknik
4) Surveyor
d. Direktur Keuangan
Direktorat Keuangan membawahi bidang:
1) Divisi Akuntansi
2) Divisi Keuangan
e. Direktur SDM dan Umum
Direktorat SDM dan Umum membawahi bidang:
1) Divisi Administrasi Kepegawaian
2) Divisi Pembinaan SDM
3. Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan DPA (Designated Person (s) Ashore) berada
langsung di bawah Direktur Utama.
Selain divisi-divisi yang tersebut di atas masih ada beberapa badan atau biro di bawah
Dewan Direksi yaitu:
a. Biro Direksi
b. Biro Hukum, Asuransi dan Claim
c. Biro Puasat dan Pengadaan (BPP)
d. Biro Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (BP3)
e. Unit organisasi kapal-kapal, cabang-cabang serta usaha sampingan berada langsung di
bawah Direksi.
60
GAMBAR 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PT PELNI
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR ARMADA
DIREKTUR USAHA
DIREKTUR SDM & UMUM
DIREKTUR KEUANGAN
DIVISI PEMASARAN & PENGEMB.
USAHA
DIVISI
PELAYANAN JASA
DIVISI TEKNIKA
DIVISI NAUTIKA
SPI
Pengawas
Interim Area
Bidang Pemasar
an
Bidang Pengemb. Usaha
DPA
Bidang Operasi Kapal
Bidang Pelayan
an Kapal
Bidang Perenca-naan dan
Pengend
Bidang Pemeliharaan Kapal
Bidang Pemeliha-raan
& Sertifi
Bidang Telekom
u-nikasi
&
Bidang Akuntan
si Keuanga
n
Bidang Akuntan
si Manaje Men &
Bidang Adm.
Keuangan
Bidang Pengelo-laan Dana & PKBL
Bidang Adm.
Personalia
Bidang Pengemb. SDM & Organis
asi
Bidang Adm & Rumah Tangga Kantor
Bidang Pendaya-gunaan
& Pengama-nan
DIVISI
AKUNTANSI
DIVISI
PERBENDA-HARAAN
DIVISI SDM
DIVISI UMUM
Bidang Perpaja
kan
KAPAL
CABANG
UNIT BISNIS
STRATEGIK
BIRO HUKUM & MANAJ.
BIRO PENGADAA
N
SEKRETARIAT
PERUSA-
BIRO PENLITBANG & SIM
BAGIAN HUBUNGAN KORPORAT
BAGIAN SEKRETARIAT DIREKSI & GCG
BAG. PERENCANAAN PENELITIAN &
BAGIAN SISTEM INFORMASI
BAGIAN HUKUM
BAGIAN MANAJEMEN RESIKO
BAGI. AD.M, PENGADAAN
BAGIAN PERGUDANGAN
DEWAN DIREKSI (BOD)
62
63
Selaku pimpinan perusahaan, untuk dan atas nama direksi di bawah kewenangan
yang dilimpahkan olrh Menteri Keuangan RI sebagai pemegang saham pemerintah pada
BUMN. Dalam pengelolaan jasa angkutan orang dan barang melalui laut dan usaha-usaha
lainnya dilingkungan PT PELNI dalam menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
ekonomi dan pembangunan serta sumber daya perusahaan secara terpadu demi mencapai
kebersihan dalam memupuk keuntungan dan perencanaan yang strategis, baik jangka
pendek ataupun jangka panjang perusahaan.
Tugas Direktur Utama:
a. Melaksanakan program pemerintah dalam sub sector perhubungan laut di seluruh
Indonesia dengan memanfaatkan SDM baik yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri
maupun pihak ketiga.
b. Melaksanakan ketentuan-ketentuan anggaran dasar PT PELNI.
c. Menetapkan kebijaksanaan umum/khusus seleruh kegiatan perusahaan baik jangka
panjang maupun jangka pendek guna mencapai sasaran perusahaan yang ditetapkan.
d. Mengkoordinir dan memimpin para anggota direksi dalam pelaksanaan perencanaan
operasional seluruh kegiatan direktorat-direktorat beserta jajarannya secara efektif dan
efisien.
e. Memimpin, membina dan mengkoordinir dan menetapkan kebijaksanaan umum/khusus
terhadap pengelolaan anak-anak perusahaan, dan usaha lain, kerjasama operasi serta
semua yayasan yang terkait dalam mencapai sasaran dan pertumbuhan serta
pengembangan laba perusahaan.
f. Melakukan pengawasan serta secara langsung maupun tidak langsung melalui Satuan
Pengawasan Intern (SPI).
g. Direktur Utama dengan anggota direksi menyusun dan menyampaikan laporan-laporan
secara berkala untuk diajukan kepada pemegang saham atas rencana kerja dan
anggaran perusahaan.
64
Tanggung Jawab Direktur Utama:
Direktur Utama bersama dengan para anggota direksi dewan komisaris bertanggung
jawab kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan
direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama secara langsung mebawahi kantor cabang-cabang
PT PELNI yang terdapat di 91 pelabuhan di 30 Propinsi diantaranya yaitu kantor cabang
Tanjung Priok.
4.1.3 Kegiatan Usaha
Sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang pelayaran PT PELNI
menyelenggarakan kegiatan usahanya yaitu pengoperasian kapal-kapal untuk melayani
angkutan penumpang dan barang antara pulau dan wilayah nusantara dan Asia Tenggara.
Saat ini perusahaan mengoperasikan 28 unit armada kapal penumpang yang diklasifikasi
berdasarkan kapasitas jumlah penumpang, diantaranya: Kapal tipe 3.000 pax, tipe 2.000
pax, tipe 1.000 pax, tipe 500 pax, tipe Ro-Ro (Roll on- Roll off) dan 1 unit kapal ferry cepat
dengan kapasitas seluruhnya berjumlah 36.913 penumpang. Disamping itu PT PELNI juga
mengoperasikan 4 unit armada kapal barang dengan total bobot mati berjumlah 1.200 ton.
Dalam mengembangkan tugas sebagai jasa transportasi laut dalam sistim distribusi
nasional, PT PELNI tidak hanya melayani trayek-trayek komersial yang menguntungkan
namun dimaksudkan demi mewujudkan kesatuan wawasan nusantara. Usaha-usaha lain
sebagai kegiatan usaha penunjang antara lain:
1. Kegiatan usaha jasa pengakutan penumpang dan barang dengan jaringan pelayaran
berjadwal maupun pelayaran yang melayani permintaan tertentu.
2. Kegiatan Usaha keagenan usaha pelayaran, PT PELNI melakukan kegiatan usaha jasa
keagenan usaha pelayaran kapal-kapal berbendera asing maupun kapal-kapal
berbendera Indonesia.
3. Kegiatan usaha jasa operasi terminal, pergudangan, dan ekspedisi/forwading.
65
Dengan dikeluarkan INPRES 4/85 dimana perusahaan pelayaran tidak diperkenankan
lagi untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat dari atau ke kapal dengan kata lain
dipisahkan usaha pokok pelayaran dengan bisnis terkait maka PT PELNI mendirikan pula
anak perusahaan sebagai berikut:
a. PT Sarana Bandar Nasional (SBN) dengan bidang tata usaha terminal operation B/M
dan EMKL.
b. PT Pelita Indonesia Djaya Corporation (PIDC) dengan bidang usaha freight
forwading, EMKL dan General Trading.
c. Dan anak perusahaan dibawah dana pension PT PELNI seperti PT ASPAN, PT SGS,
PT VIKINDO dan PT RSS.
4. Kegiatan usaha jasa pemeliharaan kapal dan usaha dok reparasi kapal.
5. Kegiatan charter dan broker kapal.
6. Kegiatan jasa konsultasi, pendidikan dan latihan pelayanan kegiatan usaha fasilitas
penunjang di luar usaha pokok terdiri dari RS PELNI di Petamburan Jakarta, Wisma
Bahtera di Cipayung, Wisma Tugu di Cipayung serta Wisma Tretes dsi Jawa Timur.
4.2. Profil Responden
Profil responden yang ditampilkan dalam penelitian ini merupakan profil dari pengguna
jasa pelayaran yang diselenggarakan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) melalui
salah satu armadanya yang dijadikan objek dalam penelitian yaitu penumpang pada armada
KM Kelud. Gambaran mengenai profil responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin,
usia, pendidikan, dan pekerjaan, berikut ini ditampilkan data statistik yang menjelaskan profil
responden pada penelitian ini.
66
4.2.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Table 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 63 66.3 66.3 66.3
Perempuan 32 33.7 33.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
Sumber: Data diolah 2011
Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini terdiri dari 95 orang penumpang
dengan komposisi 63 orang penumpang berjenis kelamin laki laki atau 66.3 % , dan 32
orang penumpang berjenis kelamin perempuan atau sebesar 33.7%. data diatas menunjukan
bahwa jumlah responden terbanyak adalah responden dengan jenis kelamin laki laki.
Berdsasarkan hasil wawancara dengan penumpang yang menjelaskan bahwa sebagian besar
perjalanan yang dilakukan oleh penumpang merupakan perjalanan kerja dan perjalanan
usaha yang dalam hal ini tugas tersebut merupakan tugas dominan dari laki laki.
Gambar 4.2 Diagram Histogram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
67
4.2.2. Profil Responden Berdasarkan Usia
Table 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 20 Tahun 23 24.2 24.2 24.2
20 - 30 Tahun 25 26.3 26.3 50.5
30 - 40 Tahun 28 29.5 29.5 80.0
> 40 Tahun 19 20.0 20.0 100.0
Total 95 100.0 100.0
Dilihat berdasarkan usia responden terbesar ada dalam golongan usia 30 sampai 40
tahun yang terdiri dari 28 orang (29.5%). Selanjutnya usia 20 tahun sampai dengan 30
tahun terdiri dari 25 orang (26.3%), usia dibawah 20 tahun terdiri dari 23 orang (24.2%),
dan responden paling sedikit usia diatas 40 tahun sebanyak 19 orang (20%) dari jumlah
sampel penelitian.
Gambar 4.3 Diagram Histogram Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
68
4.2.3. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan
Table 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat_Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SLTA 43 45.3 45.3 45.3
D3 13 13.7 13.7 58.9
S1 34 35.8 35.8 94.7
S2 5 5.3 5.3 100.0
Total 95 100.0 100.0
Berdasarkan jenjang pendidikan, responden paling banyak memiliki jenjang pendidikan
SLTA terdiri dari 43 orang (45.3%), responden dengan jenjang pendidikan S1 terdiri dari 34
orang (35.8%), responden dengan jenjang jenjang pendidikan D3 terdiri dari 13 orang
13.7%), dan responden dengan jenjang pendidikan S2 sebanyak 5 orang (5.3%). Data
menunjukan bahwa penumpang terbanyak adalah penumpang berpendidikan SLTA.
Gambar 4.4 Diagram Histogram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
69
4.2.4. Profil Responden Bardasarkan Pekerjaan
Table 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pegawai Negeri 17 17.9 17.9 17.9
Pegawai Swasta 15 15.8 15.8 33.7
Wiraswasta 33 34.7 34.7 68.4
Mahasiswa / Pelajar 19 20.0 20.0 88.4
Pekerjaan lainnya 11 11.6 11.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui 33 orang responden berprofesi
sebagai wirasyasta 30%, responden berstatus sebagai mahasiswa/pelajar sebanyak 19 orang
atau sebesar 20%, responden dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri sebanyak 17 orang
atau 17.9%, responden yang bekerja sebagai pegawai swasta terdiri dari 15 orang atau
sebesar 15.8% , dan jumlah responden yang paling sedikit adalan responden dengan profesi
lainnya yaitu sebanyak 11 orang atau 11.6%.
Gambar 4.5
Diagram Histogram Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
70
4.3. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengukur sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut
(Sugiono 2005).
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows,
didapatkan hasil uji validitas yang ditampilkan pada tabel 4.5. dan untuk penarikan
kesimpulan yang didasarkan pada tabel r untuk jumlah sampel yang digunakan pada try out
sebanyak 30 responden didapatkan batas nilai r sebesar 0.381.
1. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan
Item Pengukuran r Tabel r Hitung Keputusan
P1 0.381 0.706 Valid
P2 0.381 0.548 Valid
P3 0.381 0.786 Valid
P4 0.381 0.445 Valid
P5 0.381 0.807 Valid
P6 0.381 0.737 Valid
P7 0.381 0.421 Valid
P8 0.381 0.413 Valid
P9 0.381 0.468 Valid
P10 0.381 0.659 Valid
Sumber : Data diolah 2011
71
Pengambilan keputusan dalam uji validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria
batas nilai r kritis (corrected item total correlation) yang harus lebh besar dari r tabel.
Apabila nilai corrected item total correlation memiliki nilai diatas r tabel maka item
dinyatakan valid. Berdasarkan data yang ditampilkan diatas menunjukan semua nilai r hitung
pada item yang diuji menunjukan angka yang lebih besar dari r tabel, maka disimpulkan
bahwa semua item yang dijadikan instrumen penelitian untuk mengukur kualitas peleyanan
dalam penelitian ini dinyatakan valid.
2. Uji Validitas Variabel Peranan Harga
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Peranan Harga
Item Pengukuran r Tabel r Hitung Keputusan
P1 0.381 0.471 Valid
P2 0.381 0.676 Valid
P3 0.381 0.528 Valid
P4 0.381 0.615 Valid
Sumber : Data diolah 2011
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows,
didapatkan hasil uji validitas yang ditampilkan pada tabel 4.6. dan untuk penarikan
kesimpulan yang didasarkan pada tabel r untuk jumlah sampel yang digunakan pada try out
sebanyak 30 responden didapatkan batas nilai r sebesar 0.381.
Pengambilan keputusan dalam uji validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria
batas nilai r kritis (corrected item total correlation) yang harus lebh besar dari r tabel.
Apabila nilai corrected item total correlation memiliki nilai diatas r tabel maka item
72
dinyatakan valid. Berdasarkan data yang ditampilkan diatas menunjukan semua nilai r hitung
pada item yang diuji menunjukan angka yang lebih besar dari r tabel, maka disimpulkan
bahwa semua item yang dijadikan instrumen penelitian untuk mengukur variabel peranan
harga dalam penelitian ini dinyatakan valid.
3. Uji Validitas Variabel loyalitas Penumpang
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas loyalitas Penumpang
Item Pengukuran r Tabel r Hitung Keputusan
P1 0.381 0.603 Valid
P2 0.381 0.506 Valid
P3 0.381 0.591 Valid
P4 0.381 0.411 Valid
Sumber : Data diolah 2011
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows,
didapatkan hasil uji validitas yang ditampilkan pada tabel 4.7. dan untuk penarikan
kesimpulan yang didasarkan pada tabel r untuk jumlah sampel yang digunakan pada try out
sebanyak 30 responden didapatkan batas nilai r sebesar 0.381.
Pengambilan keputusan dalam uji validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria
batas nilai r kritis (corrected item total correlation) yang harus lebh besar dari r tabel.
Apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka item dinyatakan valid. Data yang
ditampilkan diatas menunjukan semua nilai r hitung pada item yang diuji menunjukan angka
yang lebih besar dari r tabel, maka disimpulkan bahwa semua item yang dijadikan instrumen
penelitian untuk mengukur variabel loyalitas penumpang dinyatakan valid.
73
4. Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Citra Perusahaan
Item Pengukuran r Tabel r Hitung Keputusan
P1 0.381 0.863 Valid
P2 0.381 0.791 Valid
P3 0.381 0.400 Valid
P4 0.381 0.629 Valid
P5 0.381 0.692 Valid
Sumber : Data diolah 2011
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows,
didapatkan hasil uji validitas yang ditampilkan pada tabel 4.8 dan untuk penarikan
kesimpulan yang didasarkan pada tabel r untuk jumlah sampel yang digunakan pada try out
sebanyak 30 responden didapatkan batas nilai r sebesar 0.381.
Pengambilan keputusan dalam uji validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria
batas nilai r kritis (corrected item total correlation) yang harus lebh besar dari r tabel.
Apabila nilai corrected item total correlation memiliki nilai diatas r tabel maka item
dinyatakan valid. Berdasarkan data yang ditampilkan diatas menunjukan semua nilai r hitung
pada item yang diuji menunjukan angka yang lebih besar dari r tabel, maka disimpulkan
bahwa semua item yang dijadikan instrumen penelitian untuk mengukur variabel citra
perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan valid.
74
4.4. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi dari instrumen penelitian yang
digunakan. Sebuah instrumen penelitian dikatakan realiabel bila menghasilkan skor yang
konsisten pada setiap pengukuran (Uyanto 2009). Skala pengukuran reliabilitas diukur dari
batas nilai alpha cronbach dengan kriteria: sekala pengukuran yang realibel memiliki nilai
alpha cronbach diatas 0.7 (Uyanto 2009).
1. Uji Reliabilitas Variabl Kualitas Pelayanan
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.872 10
Berdasarakan hasil pengolahan data menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0.872,
angka tersebut menunjukan nilai yang lebhi besar dari 0.7 artinya semua item yang
digunkaan dalam insturmen penelitian untuk mengukur variabel kualitas pelaynan dinyatakan
realiabel.
2. Uji Reliabilitas Variabl Peranan Harga
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Peranan Harga
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.755 4
75
Berdasarakan hasil pengolahan data menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0.775,
angka tersebut menunjukan nilai yang lebhi besar dari 0.7 artinya semua item yang
digunkaan dalam insturmen penelitian untuk mengukur variabel peranan harga dinyatakan
realiabel.
3. Uji Reliabilitas Variabl Loyalitas Penumpang
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas Loyalitas Penumpang
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.733 4
Berdasarakan hasil pengolahan data menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0.733,
angka tersebut menunjukan nilai yang lebhi besar dari 0.7 artinya semua item yang
digunkaan dalam insturmen penelitian untuk mengukur variabel loyalitas penumpang
dinyatakan realiabel.
4. Uji Reliabilitas Variabl Citra Perusahaan
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas Citra Perusahaan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.856 5
Berdasarakan hasil pengolahan data menunjukan nilai cronbach alpha sebesar 0.856,
angka tersebut menunjukan nilai yang lebhi besar dari 0.7 artinya semua item yang
digunkaan dalam insturmen penelitian untuk mengukur variabel citra perusahaan dinyatakan
realiabel.
76
4.5. Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Salah satu syarat untuk melakukan analisis data dengan menggunakan model path
analysis data yang digunakan harus berupa data interpal. Mentransformasi data ordinal
menjadi data interval dalam penelitian ini menggunakan teknik transformasi yang paling
sederhana menggunakan MSI (Method of Successive Interval).
Berdasarkan hasil transformasi data dari data ordinal menjadi data interpal dengan
menggunakan teknik MSI (Method of Successive Interval) didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13 Transformasi Data Untuk Variabel Kualitas Pelayanan
Sekala ordinal Transformasi Sekala interval
Skor alternatif jawaban 1 menjadi 1.00
Skor alternatif jawaban 2 menjadi 1.72
Skor alternatif jawaban 3 menjadi 2.49
Skor alternatif jawaban 4 menjadi 3.76
Skor alternatif jawaban 5 menjadi 4.52
Tabel 4.14 Transformasi Data Untuk Variabel Peranan Harga
Sekala ordinal Transformasi Sekala interval
Skor alternatif jawaban 1 menjadi 1.00
Skor alternatif jawaban 2 menjadi 1.59
Skor alternatif jawaban 3 menjadi 2.25
Skor alternatif jawaban 4 menjadi 3.34
Skor alternatif jawaban 5 menjadi 4.45
77
Tabel 4.15 Transformasi Data Untuk Variabel Loyalitas Penumpang
Sekala ordinal Transformasi Sekala interval
Skor alternatif jawaban 1 menjadi 1.00
Skor alternatif jawaban 2 menjadi 1.54
Skor alternatif jawaban 3 menjadi 2.22
Skor alternatif jawaban 4 menjadi 3.47
Skor alternatif jawaban 5 menjadi 4.47
Tabel 4.16 Transformasi Data Untuk Variabel Citra Perusahaan
Sekala ordinal Transformasi Sekala interval
Skor alternatif jawaban 1 menjadi 1.00
Skor alternatif jawaban 2 menjadi 1.91
Skor alternatif jawaban 3 menjadi 2.65
Skor alternatif jawaban 4 menjadi 3.77
Skor alternatif jawaban 5 menjadi 4.55
4.6. Uji Normalitas Data
Sebagai salah satu persyaratan dalam menggunakan model path analysis, disyaratkan
bahwa data harus berdistribusi normal. Maka dilakukan uji normalitas data dengan
menggunakan pengujian statistic normal probability plot dengan menggunakan (SPSS) versi
17.0. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah model yang digunakan
memenuhi asumsi normalitas dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu
diagonal dari grafik pengujian normalitas.
78
1. Uji Normalitas Variabel Kualitas Pelayanan
Pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan criteria: Apabila data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka variabel yang
dijadikan model dalam penelitian telah memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini ditampilkan
hasil analisis uji normalitas untuk variabel kualitas pelayanan
Tabel 4.17
Hasil Uji Normalitas Variabel Kualitas Pelayanan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KUALITAS_PELAYANAN .077 95 .200* .975 95 .067
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Gambar 4.6
Diagram Plot Uji Normalitas Variabel Kualitas Pelayanan
Pengujian yang didasarkan pada nilai signifikansi tes klomogrov simanov dilakukan
penilaian dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan:
79
Jika anggka signifikansi Uji Klomogrov Simanov > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika anggka signifikansi Uji Klomogrov Simanov < 0.05 maka data tidak berdistribusi
normal
Keputusan:
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.17 menunjukan hasil tes
Klomogrov Simanov memiliki signifikansi sebesar 0.2, angka tersebut menunjukan 0.2>0.05
sehingga disimpulkan bahwa data yang diperoleh untuk pengukuran variabel kualitas
pelaynan berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Variabel Peranan Harga
Pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan criteria: Apabila data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka variabel yang
dijadikan model dalam penelitian telah memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini ditampilkan
hasil analisis uji normalitas untuk variabel peranan harga
Tabel 4.18
Hasil Uji Normalitas Variabel Peranan Harga
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PERANAN_HARGA .073 95 .200* .973 95 .051
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
80
Gambar 4.7
Diagram Plot Uji Normalitas Variabel Peranan Harga
Pengujian yang didasarkan pada nilai signifikansi tes klomogrov simanov dilakukan
penilaian dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan:
Jika anggka signifikansi Uji Klomogrov Simanov > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika anggka signifikansi Uji Klomogrov Simanov < 0.05 maka data tidak berdistribusi
normal
Keputusan:
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.18 menunjukan hasil tes
Klomogrov Simanov memiliki signifikansi sebesar 0.2, angka tersebut menunjukan 0.2>0.05
sehingga disimpulkan bahwa data yang diperoleh untuk pengukuran variabel kualitas
pelaynan berdistribusi normal.
3. Uji Normalitas Variabel Loyalitas Penumpang
Pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan criteria: Apabila data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka variabel yang
81
dijadikan model dalam penelitian telah memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini ditampilkan
hasil analisis uji normalitas untuk variabel loyalitas penumpang.
Tabel 4.19
Hasil Uji Normalitas Variabel Loyalitas Penumpang
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
LOYALITAS_PENUMPANG .082 95 .123 .978 95 .111
a. Lilliefors Significance Correction
Gambar 4.8
Diagram Plot Uji Normalitas Variabel Loyalitas Penumpang
Pengujian yang didasarkan pada nilai signifikansi tes klomogrov simanov dilakukan
penilaian dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan:
82
Jika anggka signifikansi Uji Klomogrov Simanov > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika anggka signifikansi Uji Klomogrov Simanov < 0.05 maka data tidak berdistribusi
normal
Keputusan:
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.19 menunjukan hasil tes
Klomogrov Simanov memiliki signifikansi sebesar 0.123, angka tersebut menunjukan 0.123
>0.05 sehingga disimpulkan bahwa data yang diperoleh untuk pengukuran variabel loyalitas
penumpang berdistribusi normal.
4. Uji Normalitas Variabel Citra Perusahaan
Pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan criteria: Apabila data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka variabel yang
dijadikan model dalam penelitian telah memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini ditampilkan
hasil analisis uji normalitas untuk variabel citra perusahaan.
Tabel 4.20
Hasil Uji Normalitas Variabel Citra Perusahaan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
CITRA_PERUSAHAAN .069 95 .200* .976 95 .075
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
83
Gambar 4.9
Diagram Plot Uji Normalitas Variabel Citra Perusahaan
Pengujian yang didasarkan pada nilai signifikansi tes klomogrov simanov dilakukan
penilaian dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan:
Jika anggka signifikansi Uji Klomogrov Simanov > 0.05 maka data berdistribusi normal
Jika anggka signifikansi Uji Klomogrov Simanov < 0.05 maka data tidak berdistribusi
normal
Keputusan:
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.20 menunjukan hasil tes
Klomogrov Simanov memiliki signifikansi sebesar 0.2, angka tersebut menunjukan 0.2>0.05
sehingga disimpulkan bahwa data yang diperoleh untuk pengukuran variabel citra
perusahaan berdistribusi normal.
84
4.7. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian melalui analisis path, terlebih dahulu dilakukan pengujian
Asumsi Klasik dengan menggunakan dengan melakukan uji auto korelasi, uji multikolinieritas
dan uji heteroskedastisitas. Pengujian asumsi klasik untuk dalam penelitian ini dibagi
kedalam dua sub struktur, pertama pengujian asumsi klasik pada path analis struktur yang
menjelaskan pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, dan yang kedua uji asumsi
klasik untuk path analis pada struktur yang menjelaskan pengaruh dari variabel X1, X2 dan
variabel Y terhadap variabel Z.
4.7.1 Uji Asumsi Klasik Sub Struktur 1
Bagian sub struktur 1 menjelaskan persamaan path analyst mengenai pengaruh dari
variabel kualitas pelayanan dan peranan harga terhadap variabel loyalitas pelangan.
1. Uji Auto Korelasi
Tujuan dari uji autokorelasi ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
asumsi klasik autokorelasi, Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dilakukan dengan cara
memeriksa nilai Durbin Watson (uji DW) dari persamaan yang dihasilkan. Kriteria
pengambilan keputusan untuk uji autokorelasi:
Tabel 4.21
Pengambilan Keputusan untuk Uji Autokorelasi
Kriteria Ho Keputusan
0< DW<dl Ditolak Ada autokorelasi positif
dl <DW<du Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan
4-dl < DW <4 Ditolak Ada autokorelasi negatif
4-du < DW < 4-dl Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan
du < DW < 4-du Diterima Tidak ada autokorelasi
Sumber : Sopyan Yamin (2009)
85
Berdasarkan persyaratan diatas maka persamaan yang digunakan harus memiliki nilai Durbin
Watson du < DW < 4-du, penelitian ini menggunakan sample sebanyak 95 sampel dan
jumlah prediktor 2 (K=2). Berdasarkan table Durbin Watson, didapatkan nilai du sebesar
1.573.
Hasil pengujian Autokorelasi untuk persamaan regresi yang mengukur pengaruh dari
variabel kualitas pelayanan dan peranan harga terhadap variabel loyalitas pelangan
ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Table 4.22 Hasil Uji Auto Korelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .673a .454 .442 1.84095 1.808
a. Predictors: (Constant), PERANAN_HARGA, KUALITAS_PELAYANAN
b. Dependent Variabel: LOYALITAS_PENUMPANG Sumber: Data diolah 2011
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel diatas didapatkan nilai
Durbin Watson sebesar 1.808. maka untuk menyatakan persamaan ini tidak memiliki
autokorelasi anggka tersebut harus memenuhi persamaan du < DW < 4-du. Berdasarkan
table Durbin Watson, didapatkan nilai du untuk jumlah sampel sebanyak 95 sampel dan
menggunakan dua prediktor sebesar 1.573, maka persamaan terseubt menjadi:
du < DW < 4-du
1.573 < 1.808 < 4 – 1.573
1.573 < 1.808 < 2.427
Berdasarkan persamaan diatas maka dapat ditarik kesimpulaln bahwa persamaan untuk
mengukur pengaruh dari variabel kualitas pelayanan dan peranan harga terhadap variabel
loyalitas pelangan tidak memiliki gejala autokorelasi.
86
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dapat ditunjukkan dengan menentukan nilai variance inflation faktor
(VIF) dan nilai tolerance, multikolinearitas terjadi jika nilai (VIF) melebihi 10 dan nilai
telaorance melebihi nilai 1. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai variance
inflation faktor (VIF) dan nilai telorance yang ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.23
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.648 1.544
.648 1.544
a. Dependent Variabel: LOYALITAS_PENUMPANG Sumber : Data diolah 2011
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika VIF < 10, tidak ada multikolinearitas
2. Jika VIF > 10, ada multikolinearitas
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai VIF persamaan untuk mengukur
pengaruh dari variabel kualitas pelayanan dan peranan harga terhadap variabel loyalitas
pelangan menunjukan nilai dibawah 10 (VIF < 10) untuk semua persamaan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan terhindar dari masalah
multikolineritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menentukan heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah yang
diprediksi dan sumbu X adalah residual. Sebuah model penelitian yang baik dalam uji
heterodiksitas, data penelitian yang dianalisis tidak membentuk sebuah pola tertentu yang
87
menggambarkan adanya sebuah persamaan atau deret matematis pada data tersebut
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut (Yamin dan Kurniawan 2009).
Dasar Pengambilan Keputusan:
1. Jika sebaran data menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu, maka
model regresi dalam penelitian tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.
2. Jika sebaran data membentuk sebuah pola tertentu, maka model regresi dalam
penelitian memiliki masalah heteroskedastisitas.
Untuk melihat gejala heteroskedastisitas dapat dilihat hasil uji heterodiksitas pada gambar
berikut:
Sumber : Data diolah 2011 Gambar 4.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan yang digunakan untuk menguji pengaruh
dari variabel kualitas pelayanan dan peranan harga terhadap variabel loyalitas pelangan.
88
4.7.2 Uji Asumsi Klasik Sub Struktur 2
Bagian sub struktur 2 menjelaskan persamaan path analyst mengenai pengaruh dari
variabel kualitas pelayanan dan peranan harga terhadap variabel loyalitas penumpang.
1. Uji Auto Korelasi
Tujuan dari uji autokorelasi ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
asumsi klasik autokorelasi, Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dilakukan dengan cara
memeriksa nilai Durbin Watson (uji DW) dari persamaan yang dihasilkan. Kriteria
pengambilan keputusan untuk uji autokorelasi:
Tabel 4.24
Pengambilan Keputusan untuk Uji Autokorelasi
Kriteria Ho Keputusan
0< DW<dl Ditolak Ada autokorelasi positif
dl <DW<du Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan
4-dl < DW <4 Ditolak Ada autokorelasi negatif
4-du < DW < 4-dl Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan
du < DW < 4-du Diterima Tidak ada autokorelasi
Sumber : Sopyan Yamin (2009)
Berdasarkan persyaratan diatas maka persamaan yang digunakan harus memiliki nilai Durbin
Watson du < DW < 4-du, penelitian ini menggunakan sample sebanyak 95 sampel dan
jumlah prediktor 3 (K=3). Berdasarkan table Durbin Watson, didapatkan nilai du sebesar
1.596.
Hasil pengujian Autokorelasi untuk persamaan regresi yang mengukur pengaruh dari
variabel kualitas pelayanan, peranan harga dan variabel loyalitas penumpang terhadap citra
perusahaan pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) ditampilkan pada tabel dibawah
ini:
89
Table 4.25 Hasil Uji Auto Korelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .687a .472 .454 2.30352 2.195
a. Predictors: (Constant), LOYALITAS_PENUMPANG, KUALITAS_PELAYANAN,
PERANAN_HARGA
b. Dependent Variabel: CITRA_PERUSAHAAN Sumber: Data diolah 2011
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel diatas didapatkan nilai
Durbin Watson sebesar 2.195 maka untuk menyatakan persamaan ini tidak memiliki
autokorelasi anggka tersebut harus memenuhi persamaan du < DW < 4-du. Berdasarkan
table Durbin Watson, didapatkan nilai du untuk jumlah sampel sebanyak 95 sampel dan
menggunakan dua prediktor sebesar 1.596, maka persamaan terseubt menjadi:
du < DW < 4-du
1.596 < 2.195 < 4 – 1.596
1.596 < 2.195 < 2.404
Berdasarkan persamaan diatas maka dapat ditarik kesimpulaln bahwa persamaan untuk
mengukur variabel kualitas pelayanan, peranan harga dan variabel loyalitas penumpang
terhadap citra perusahaan pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) tidak memiliki
gejala autokorelasi.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dapat ditunjukkan dengan menentukan nilai variance inflation faktor
(VIF) dan nilai tolerance, multikolinearitas terjadi jika nilai (VIF) melebihi 10 dan nilai
telaorance melebihi nilai 1. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai variance
inflation faktor (VIF) dan nilai telorance yang ditampilkan pada tabel dibawah ini:
90
Tabel 4.26 Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.597 1.675
.509 1.963
.546 1.830
a. Dependent Variabel: CITRA_PERUSAHAAN Sumber : Data diolah 2011
Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika VIF < 10, tidak ada multikolinearitas
2. Jika VIF > 10, ada multikolinearitas
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai VIF persamaan untuk mengukur
pengaruh dari variabel kualitas pelayanan, peranan harga dan variabel loyalitas penumpang
terhadap citra perusahaan pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) menunjukan nilai
dibawah 10 (VIF < 10) untuk semua persamaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model yang digunakan terhindar dari masalah multikolineritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menentukan heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah yang
diprediksi dan sumbu X adalah residual. Sebuah model penelitian yang baik dalam uji
heterodiksitas, data penelitian yang dianalisis tidak membentuk sebuah pola tertentu yang
menggambarkan adanya sebuah persamaan atau deret matematis pada data tersebut
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut (Yamin dan Kurniawan 2009).
Dasar Pengambilan Keputusan:
91
3. Jika sebaran data menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu, maka
model regresi dalam penelitian tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.
4. Jika sebaran data membentuk sebuah pola tertentu, maka model regresi dalam
penelitian memiliki masalah heteroskedastisitas.
Untuk melihat gejala heteroskedastisitas dapat dilihat hasil uji heterodiksitas pada gambar
berikut:
Sumber : Data diolah 2011
Gambar 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan yang
digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel kualitas pelayanan, peranan harga dan
variabel loyalitas penumpang terhadap citra perusahaan pada PT Pelayaran Nasional
Indonesia (PELNI)
92
4.8. Analisis Korelasi
Analisis korelasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat korelasi
(hubungan) antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini analsis korelasi dilakukan untuk
mengukur kuat lemahnya korelasi antara kualitas pelayanan, peranan harga, loyalitas
penumpang, dan citra perusahaan Berikut ini tabel hasil uji korelasi yang diolah dengan
menggunakan SPSS versi 17.
Table 4.27 Hasil Uji Korelasi Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Correlations
CITRA_
PERUSAHAAN
KUALITAS_
PELAYANAN
PERANAN_
HARGA
LOYALITAS_
PENUMPANG
CITRA_PERUSAHAAN 1.000 .537 .606 .609
KUALITAS_PELAYANAN .537 1.000 .594 .552
PERANAN_HARGA .606 .594 1.000 .638
LOYALITAS_PENUMPANG .609 .552 .638 1.000
CITRA_PERUSAHAAN . .000 .000 .000
KUALITAS_PELAYANAN .000 . .000 .000
PERANAN_HARGA .000 .000 . .000
LOYALITAS_PENUMPANG .000 .000 .000 .
CITRA_PERUSAHAAN 95 95 95 95
KUALITAS_PELAYANAN 95 95 95 95
PERANAN_HARGA 95 95 95 95
LOYALITAS_PENUMPANG 95 95 95 95
Sumber : Data diolah 2011
untuk mengukur derajat korelasi antara variabel yang diteliti dilakukakn dengan
membandingkan nilai r (Koefesien Korelasi) hasil perhitungan dengan teabel pedoman
interpretasi koefesien korelasi berikut Sugiono (2005).
93
Table 4.28
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199
0.20 – 0.399
0.40 – 0.599
0.60 – 0.799
0.80 – 1.00
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2005)
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.27 maka hasil penelitian
mengenai derajat korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Analisis Hubungan Antara Kualitas Pelayanan (X1) Dengan Loyalitas
Penumpang (Y)
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel kualitas pelayanan dengan
loyalitas penumpang maka dilakukan interpretasi terhadap angka hasil perhitungan koefesien
korelasi yang ditampilkan pada table 4.27.
Criteria pengambilan keputusan:
Jika sig < 0.05 maka dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
Jika sig > 0.05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
94
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji korelasi dengan menggunakan pearson
correlation test yang ditampilkan pada tabel 4.27 didapatkan anggka signifikansi sebesar
0.000 untuk pengukuran korelasi antara variabel kualitas pelayanan dengan loyalitas
penumpang. Dari angka tersebut menunjukan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha
(0.000<0.005). maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara variabel kualitas pelayanan
dengan variabel loyalitas penumpang memiliki hubungan yang signifikan.
Untuk menentukan sifat hubungan antar variabel yang menunjukan kuat lemahnya
hubungan antar variabel dalam penelitian maka dilakukan interpretasi nilai koefesien korelasi
dengan dasar pengambilan keputusan yang ditampilkan pada tabel 4.28. berdasarkan hasil
pengujian korelasi untuk koefesien korelasi yang menjelaskan hubungan antara kualitas
pelayanan dengan loyalitas penumpang di dapatkan nilai koefesien korelasi sebesar 0.552,
maka berdsasarkan tabel interpretasi koefesien korelasi angka tersebut menunjukan bahwa
hubungan antara variabel kualitas pelayanan dengan variabel loyalitas penumpang memiliki
sifat hubungan dalam tingkatan sedang.
2. Analisis Hubungan Antara Peranan Harga (X2) Dengan Loyalitas Penumpang
(Y)
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel peranan harga dengan
loyalitas penumpang maka dilakukan interpretasi terhadap angka hasil perhitungan koefesien
korelasi yang ditampilkan pada table 4.27.
Criteria pengambilan keputusan:
Jika sig < 0.05 maka dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
Jika sig > 0.05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
95
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji korelasi dengan menggunakan pearson
correlation test yang ditampilkan pada tabel 4.27 didapatkan anggka signifikansi sebesar
0.000 untuk pengukuran korelasi antara variabel peranan harga dengan loyalitas
penumpang. Dari angka tersebut menunjukan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha
(0.000<0.005). maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara variabel peranan harga dengan
variabel loyalitas penumpang memiliki hubungan yang signifikan.
Untuk menentukan sifat hubungan antar variabel yang menunjukan kuat lemahnya
hubungan antar variabel dalam penelitian maka dilakukan interpretasi nilai koefesien korelasi
dengan dasar pengambilan keputusan yang ditampilkan pada tabel 4.28. berdasarkan hasil
pengujian korelasi untuk koefesien korelasi yang menjelaskan hubungan antara peranan
harga dengan loyalitas penumpang di dapatkan nilai koefesien korelasi sebesar 0.638, maka
berdsasarkan tabel interpretasi koefesien korelasi angka tersebut menunjukan bahwa
hubungan antara variabel peranan harga dengan variabel loyalitas penumpang memiliki sifat
hubungan dalam tingkatan kuat.
3. Analisis Hubungan Antara Kualitas Pelayanan (X1) Dengan Citra Perusahaan
(Z)
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel kualitas pelayanan dengan
citra perusahaan maka dilakukan interpretasi terhadap angka hasil perhitungan koefesien
korelasi yang ditampilkan pada table 4.27.
Criteria pengambilan keputusan:
Jika sig < 0.05 maka dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
Jika sig > 0.05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
96
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji korelasi dengan menggunakan pearson
correlation test yang ditampilkan pada tabel 4.27 didapatkan anggka signifikansi sebesar
0.000 untuk pengukuran korelasi antara variabel kualitas pelayanan dengan citra
perusahaan. Dari angka tersebut menunjukan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha
(0.000<0.005). maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara variabel kualitas pelayanan
dengan variabel citra perusahaan memiliki hubungan yang signifikan.
Untuk menentukan sifat hubungan antar variabel yang menunjukan kuat lemahnya
hubungan antar variabel dalam penelitian maka dilakukan interpretasi nilai koefesien korelasi
dengan dasar pengambilan keputusan yang ditampilkan pada tabel 4.28. berdasarkan hasil
pengujian korelasi untuk koefesien korelasi yang menjelaskan hubungan antara kualitas
pelayanan dengan citra perusahaan di dapatkan nilai koefesien korelasi sebesar 0.537, maka
berdsasarkan tabel interpretasi koefesien korelasi angka tersebut menunjukan bahwa
hubungan antara variabel kualitas pelayanan dengan variabel citra perusahaan memiliki sifat
hubungan dalam tingkatan sedang.
4. Analisis Hubungan Antara Peranan Harga (X2) Dengan Citra Perusahaan (Z)
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel peranan harga dengan citra
perusahaan maka dilakukan interpretasi terhadap angka hasil perhitungan koefesien korelasi
yang ditampilkan pada table 4.27.
Criteria pengambilan keputusan:
Jika sig < 0.05 maka dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
Jika sig > 0.05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
97
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji korelasi dengan menggunakan pearson
correlation test yang ditampilkan pada tabel 4.27 didapatkan anggka signifikansi sebesar
0.000 untuk pengukuran korelasi antara variabel peranan harga dengan citra perusahaan.
Dari angka tersebut menunjukan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0.000<0.005). maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa antara variabel peranan harga dengan citra perusahaan
memiliki hubungan yang signifikan.
Untuk menentukan sifat hubungan antar variabel yang menunjukan kuat lemahnya
hubungan antar variabel dalam penelitian maka dilakukan interpretasi nilai koefesien korelasi
dengan dasar pengambilan keputusan yang ditampilkan pada tabel 4.28. berdasarkan hasil
pengujian korelasi untuk koefesien korelasi yang menjelaskan hubungan antara peranan
harga dengan citra perusahaan di dapatkan nilai koefesien korelasi sebesar 0.606, maka
berdsasarkan tabel interpretasi koefesien korelasi angka tersebut menunjukan bahwa
hubungan antara variabel peranan harga dengan citra perusahaan memiliki sifat hubungan
dalam tingkatan kuat.
5. Analisis Hubungan Antara Loyalitas Penumpang (Y) Dengan Citra Perusahaan
(Z)
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel loyalitas penumpang dengan
citra perusahaan maka dilakukan interpretasi terhadap angka hasil perhitungan koefesien
korelasi yang ditampilkan pada table 4.27.
Criteria pengambilan keputusan:
Jika sig < 0.05 maka dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
Jika sig > 0.05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
tersebut
98
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji korelasi dengan menggunakan pearson
correlation test yang ditampilkan pada tabel 4.27 didapatkan anggka signifikansi sebesar
0.000 untuk pengukuran korelasi antara variabel loyalitas penumpang dengan citra
perusahaan. Dari angka tersebut menunjukan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha
(0.000<0.005). maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara variabel loyalitas penumpang
dengan citra perusahaan memiliki hubungan yang signifikan.
Untuk menentukan sifat hubungan antar variabel yang menunjukan kuat lemahnya
hubungan antar variabel dalam penelitian maka dilakukan interpretasi nilai koefesien korelasi
dengan dasar pengambilan keputusan yang ditampilkan pada tabel 4.28. berdasarkan hasil
pengujian korelasi untuk koefesien korelasi yang menjelaskan hubungan antara loyalitas
penumpang dengan citra perusahaan di dapatkan nilai koefesien korelasi sebesar 0.609,
maka berdsasarkan tabel interpretasi koefesien korelasi angka tersebut menunjukan bahwa
hubungan antara variabel loyalitas penumpang dengan citra perusahaan memiliki sifat
hubungan dalam tingkatan kuat.
Gambar 4.12. Struktur Hubungan X1, X2, Y dan Z
X1
X2
Y Z
r X1-Z :0.537
r X2-Y:0.638
r X1-Y:0.552
r Y-Z:0.609
r X2-Z:0.606
r X1-x2:0.594
99
4.9. Analisis Koefesien Jalur (Path Analysis)
Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar-variabel
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat variabel bebas (eksogen)
terhadap variabel terikat (endogen). Pada penelitian ini langkah yang digunakan dalam
melakukan analisis jalur dibagi kedalam dua sub struktur, pertama path analis struktur yang
menjelaskan pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, dan yang kedua path analis
pada struktur yang menjelaskan pengaruh dari variabel X1, X2 dan variabel Y terhadap
variabel Z. Berikut ini digambarkan struktur pengujian Path analysis yang menggambarkan
total struktur Path analysis pada penelitian.
Gambar 4.13. Model Struktur Path Analyst
X1
Kualitas Pelayanan
Y Loyalitas
Penumpang
X2
Peranan Harga
pX1-Z
p X2-Y
p X1-Y
p Y-Z
p X2-Z
£pX1,X2-Z £pX1,X2,Y-Z
Z Citra Perusahaan
100
4.9.1. Pengujian Sub Struktur 1
Analisis path yang dilakukan untuk mengukur pengaruh dari kualitas pelayanan dan
peranan harga terhadap loyalitas penumpang pada penggunan jasa pelayaran PT Pelayaran
Nasional Indonesia (PELNI) dalam analisis ini selanjutnya disebut dengan sub struktur 1
dengan model pengukuran analisis path yang ditampilkan pada gambar 4.14.
Gambar 4.14: Model Analisis Path Sub Struktur 1
1. Analisis Pengaruh Secara Parsial Variabel Kualitas Pelayanan (X1) Terhadap
Loyalitas Penumpang (Y)
Pengujian secara parsial untuk meguji pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap
loyalitas penumpang yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for
Windows mendapatkan hasil yang ditampilkan pada table 4.29.
X1
Kualitas Pelayanan
Y Loyalitas
Penumpang p X2-Y
p X1-Y
£pX1,X2-Z
X2
Peranan Harga
101
Table 4.29
Hasil Analisis Pengujian Substruktur 1
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.487 1.484 1.676 .097
KUALITAS_PELAYANAN .136 .049 .268 2.800 .006
PERANAN_HARGA .485 .097 .479 5.000 .000
a. Dependent Variabel: LOYALITAS_PENUMPANG
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tebel diatas maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari variabel kualitas pelayanan (X1)
terhadap loyalitas penumpang (Y)
H – 1 = Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas
penumpang.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa terhadap
loyalitas penumpang.
Ho : Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa
terhadap loyalitas penumpang.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
Berdasarkan tabel 4.29 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap loyalitas penumpang menunjukan angka
signifikasi sebesar 0.006. nilai tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebhi kecil dari
alpha (0.006 < 0.05).
Keputusan Ha diterima:
102
Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas
penumpang.
Besarnya pengaruh secara parsial dari dari kualitas pelayanan terhadap loyalitas penumpang
ditunjukan dengan nilai beta yang menunjukan angka sebesar 0.268, artinya kenaikan pada
variabel kualitas pelayanana sebesr satu sekala akan mempengaruhi dan mendorong
kenaikan pada loyalitas penumpang sebesar 0.268 sekala.
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh tersebut maka dilakukan interpretasi penilaian
pengaruh antar variabel dengan menggunakan tabel interpretasi yang ditampilkan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.30
Kategori Pengaruh Variabel dalam Path Analysis
Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh
0,05 – 0,09 Lemah
0,10 – 0,29 Sedang
>0,30 Kuat
Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2007
Berdasarkan tabel diatas maka nilai koefesien beta yang menyatakan pengaruh dari kualitas
pelayanan terhadap loyalitas penumpang pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI)
menunjukan pengaruh dalam level sedang.
Hasil analisis diatas didukung oleh Simamora (2003, p180) Keberhasilan suatu
perusahan tidak luput dari peran pelayanan yang baik dan memuaskan pelanggannya.
Kualitas pelayanan akan memberi manfaat yang cukup besar bagi perusahaan dalam
menciptakan loyalitas pelanggan. Hasil analisis yang menunjukan terdapatnya pengaruh dari
kualitas pelayanan terhadap loyalitas penumpang pada PT. PELNI tidak terlepas dari
persepsi responden khususnya mengenai latar belakang pendidikan yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan wawasan terhadap penilaian standar kualitas pelayanan yang
menilai kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhdap citra perusahaan.
103
2. Analisis Pengaruh Secara Parsial Variabel Peranan Harga (X2) Terhadap
Loyalitas Penumpang (Y)
Pengujian secara parsial untuk meguji pengaruh dari peranan harga terhadap loyalitas
penumpang yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for Windows
mendapatkan hasil yang ditampilkan pada table 4.29.
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tebel 4.29 maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari variabel peranan harga (X2) terhadap
loyalitas penumpang (Y)
H – 2 = Untuk mengetahui pengaruh peranan harga terhadap loyalitas penumpang
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari peranan harga terhadap loyalitas
penumpang
Ho : Tidak Ada pengaruh yang signifikan dari peranan harga terhadap loyalitas
penumpang Dasar pengambilan keputusan:
Jika sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
Berdasarkan tabel 4.28 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh dari peranan harga terhadap loyalitas penumpang menunjukan angka signifikasi
sebesar 0.000. nilai tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebhi kecil dari alpha (0.000
< 0.05).
Keputusan Ha diterima:
“Terdapat pengaruh yang signifikan dari peranan harga terhadap loyalitas penumpang”
Besarnya pengaruh secara parsial dari dari peranan harga terhadap loyalitas
penumpang ditunjukan dengan nilai beta yang menunjukan angka sebesar 0.479, artinya
kenaikan pada variabel peranan harga sebesr satu sekala akan mempengaruhi dan
mendorong kenaikan pada loyalitas penumpang sebesar 0.479 sekala.
104
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh tersebut maka dilakukan interpretasi
penilaian pengaruh antar variabel dengan menggunakan tabel interpretasi penilaian
pengaruh antar variabel dengan menggunakan analisis path. Berdasarkan tabel 4.30 maka
nilai koefesien beta yang menyatakan pengaruh dari peranan harga terhadap loyalitas
penumpang pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) menunjukan pengaruh dalam
level kuat.
Hasil analisis diatas didukung oleh Kotler (2001, p439). Yang menyatakan harga
merupakan faktor penting yang mempengaruhi pilihan pembeli. Ketika konsumen membeli
suatu produk, mereka menukar suatu nilai (harga) untuk mendapatkan suatu nilai lainnya.
Disaat konsumen merasa puas atas pelayananya maka akan mendorong loyalitas konsumen
dalam pengunaan produk atau jasa. Orang sering memilih harga yang lebih tinggi antara dua
barang sejenis, karena cenderung beranggapan kualitasnya lebih baik dan merasa puas atas
pelayanan sebelumnya sehingga menimbulkan sebuah loyalitas terhadap produk atau jasa
tersebut.
Hasi penelitian menunjukan terdapatnya pengaruh yang signifikan dari harga terhadap
loyalitas penumpang, hal ini tidak terlepas dari karakteristik responden dalam penelitian yang
sebagian besar merupakan penumpang kelas ekomomi. Untuk konsumen dengan tingkatan
ekonomi menengah kebawah faktor harga sangat menentukan loyalitas terhadap
penggunaan produk atau jasa.
3. Analisis Pengaruh Secara Simultan Dari Variabel Kualitas Pelayanan (X1) dan
Variabel Peranan Harga (X2) Terhadap Loyalitas Penumpang (Y)
Pengujian secara simultan merupakan analisis untuk mengetahui besarnya kontribusi dari
kedua variabel eksogen secara bersama sama terhadap variabel endogen. Pengujian secara
simultan pada sub struktur 1 menjelaskan pengaruh secara simultan dari variabel kualitas
pelayanan dan variabel peranan harga terhadap variabel loyalitas penumpang. Berdasarkan
105
hasil analisis data didapatkan hasil pengujian analisis path yang ditampilkan pada tabel 4.31.
Tabel 4.31
Hasil Pengujian Secara Simultan Pada Persamaan Sub Struktur 1
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 258.812 2 129.406 38.183 .000a
Residual 311.796 92 3.389
Total 570.608 94
a. Predictors: (Constant), PERANAN_HARGA, KUALITAS_PELAYANAN
b. Dependent Variabel: LOYALITAS_PENUMPANG
Berdasarkan hasil diatas maka dapat dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui
signifikansi pengaruh secara simultan dari variabel kualitas pelayanan (X1) dan peranan
harga (X2) terhadap loyalitas penumpang (Y).
H – 7 = Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan jasa dan peranan harga
secara bersamaan terhadap loyalitas penumpang
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa dan peranan
harga secara bersamaan terhadap loyalitas penumpang
Ho : Tidak Ada pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa dan
peranan harga secara bersamaan terhadap loyalitas penumpang
Jika sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
Berdasarkan tabel 4.31 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh secara simultan dari kualitas pelayanan dan peranan harga terhadap loyalitas
penumpang menunjukan angka signifikasi sebesar 0.000. nilai tersebut menunjukan angka
signifikansi yang lebhih kecil dari alpha (0.000 < 0.05).
Keputusan Ha diterima:
106
“Terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa dan peranan harga secara
bersamaan terhadap loyalitas penumpang”
Tabel 4.32
Hasil Pengujian R Square Persamaan Sub Struktur 1
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .673a .454 .442 1.84095 1.808
a. Predictors: (Constant), PERANAN_HARGA, KUALITAS_PELAYANAN
b. Dependent Variabel: LOYALITAS_PENUMPANG
Besarnya pengaruh secara simultan dari dari kualitas pelayanan jasa dan peranan
harga terhadap loyalitas penumpang ditunjukan dengan nilai R square yang menunjukan
angka sebesar 0.454, angka tersebut menunjukan bahwa besarnya pengaruh dari variabel
kualitas pelayanan (X1) dan peranan harga (X2) mempengaruhi terhadap loyalitas
penumpang (Y) sebesar 45.4% dan sisanya sebesar 54.6% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar penelitian. Besarnya nilai koefesien jalur untuk variabel lain diluar dari variabel yang
diteliti ditentukan dengan persamaan:
Ρyε1= √1-R2
Ρyε1= √1-0.454
Ρyε1= 0.73
Hasil pengukuran pada sub struktur 1, Analisis path yang dilakukan untuk mengukur
pengaruh dari kualitas pelayanan dan peranan harga terhadap loyalitas penumpang pada
penggunan jasa pelayaran PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) ditampilkan pada tabel
dibawah ini:
107
Tabel 4.33
Hasil Pengujian Analisis Path Sub Struktur 1
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefesien
Jalur
(Beta)
Sig Pengujian
Hipotesis
Koefesien
Determinasi
Koefesien
Jalur Untuk
Variabel Lain
X1-Y 0.268 0.006 Diterima 0.454 0.73
X2-Y 0.479 0.000 Diterima
Gambar 4.15: Hasil Pengukuran Analisis Path Sub Struktur 1
Hasil penelitian menunjukan kualitas pelayanan dan harga memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kotler (2002, p 209)
yang menjelaskan pemenuhan atas harapan konsumen terhadap kualitas pelayanan dan
kinerja produk atau jasa secara ekonomis akan mendorong terjadinya pembelian ulang yang
melahirkan loyalitas pelanggan.
X1
Kualitas Pelayanan
Y Loyalitas
Penumpang
X2
Peranan Harga
p X2-Y:0.479
p X1-Y:0.268
£pX1,X2-Z:0.73
108
Berdasarkan karakteristik responden menunjukan sebagian bersar responden
merupakan responden yang berprofesi sebagai wiraswasta, untuk responden yang berprofesi
sebagai wiraswasta perimbangan nilai antara kualitas yang didapatkan dengan jumlah uang
yang dikeluarkan merupakan faktor yang mendasar dalam menentukan sebuah loyalitas atas
penggunaan jasa pelayaran melalui armada PT PELNI.
4.9.2. Pengujian Sub Struktur 2
Analisis path yang dilakukan untuk mengukur pengaruh dari kualitas pelayanan (X1)
peranan harga (X2) dan loyalitas penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z) pada
penggunan jasa pelayaran PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) dalam analisis ini
selanjutnya disebut dengan sub struktur 2 dengan model pengukuran analisis path yang
ditampilkan pada gambar 4.16.
Gambar 4.16: Model Analisis Path Sub Struktur 2
X1
Kualitas Pelayanan
Y Loyalitas
Penumpang
p X2-Y
p X1-Y
£pX1,X2-Z
X2
Peranan Harga
Z
Citra Perusahaan
p Y-Z
109
1. Analisis Pengaruh Secara Parsial Variabel Kualitas Pelayanan (X1) Terhadap
Citra Perusahaan (Z)
Pengujian secara parsial untuk meguji pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap citra
perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for Windows
mendapatkan hasil yang ditampilkan pada table 4.34.
Table 4.34
Hasil Analisis Pengujian Substruktur 2
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 2.955 1.885 1.568 .120
KUALITAS_PELAYANAN .121 .063 .188 1.905 .060
PERANAN_HARGA .372 .137 .290 2.718 .008
LOYALITAS_PENUMPANG .406 .130 .320 3.109 .003
a. Dependent Variabel: CITRA_PERUSAHAAN
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tebel diatas maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari variabel kualitas pelayanan (X1)
terhadap citra perusahaan (Z)
H – 3 = Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap citra perusahaan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa terhadap citra
perusahaan
Ho : Tidak Ada pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa terhadap
citra perusahaan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
110
Berdasarkan tabel 4.34 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap citra perusahaan menunjukan angka signifikasi
sebesar 0.06. nilai tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebh besa dari alpha (0.06 >
0.05).
Keputusan Ho diterima:
“Tidak Ada pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa terhadap citra perusahaan”
Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap
persepsi konsumen mengenai citra perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa Kualitas jasa
yang diberikan oleh PT PELNI belum mampu melahirkan citra yang baik dimata konsumen
yang disebabkan oleh belum terpenuhinya harapan pelanggan atas pelayanan yang
diberikan. Selaras dengan penjelasan Jhon Cristie (2002) menyatakan bahwa “corporate
image as what the organization transmit to its receivers about itself ang how these
projections are received”. Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa citra merupakan apa
yang organisasi sampaikan kepada para penerima mengenai dirinya dan hal-hal yang
diterima oleh pelanggan. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan pelanggan
yang tidak terpenuhi akan memberikan kesan yang tidak baik terhadap citra perusahaan.
Dilihat dari karakteristik responden, dalam penelitian ini perbedaan kelas penumpang
merupakan unsur yang berpengaruh terhadap citra perusahaan, kesenjangan pelayanan
antar kelas penumpang merupakan salah satu alasan bagi kelas penumpang ekonomi
terhadap ketidakpuasan pelayanan, sementara penumpang kelas ekonomi merupakan
sampel terbanyak dalam penelitian ini. Dilihat dari segi usia jumlah responden terbanyak
adalah responden dengan usia 30 sampai 40 tahun dimana pada usia tersebut subjek telah
memeliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup mengenai penggunaan jasa pelayaran
sehingga mereka bisa membandingkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT. PELNI
dengan perusahaan lainnya dan mereka bisa menilai kelemahan kelemahan PT. PELNI.
111
2. Analisis Pengaruh Secara Parsial Variabel Peranan Harga (X2) Terhadap Citra
Perusahaan (Z)
Pengujian secara parsial untuk meguji pengaruh dari peranan harga terhadap citra
perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for Windows
mendapatkan hasil yang ditampilkan pada table 4.34. Berdasarkan data yang ditampilkan
pada tebel tersebut maka dapat dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansi
pengaruh dari variabel peranan harga (X2) terhadap citra perusahaan (Z)
H – 4 = Untuk mengetahui pengaruh peranan harga terhadap citra perusahaan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari peranan harga terhadap citra
perusahaan
Ho : Tidak Ada pengaruh yang signifikan dari peranan harga terhadap citra
perusahaan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
Berdasarkan tabel 4.34 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh dari peranan harga terhadap citra perusahaan menunjukan angka signifikasi
sebesar 0.008. nilai tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebhi kecil dari alpha (0.008
< 0.05).
Keputusan Ha diterima:
“Terdapat pengaruh yang signifikan dari peranan harga terhadap citra perusahaan”
Besarnya pengaruh secara parsial dari dari peranan harga terhadap citra perusahaan
ditunjukan dengan nilai beta yang menunjukan angka sebesar 0.290, artinya kenaikan pada
variabel peranan harga sebesar satu sekala akan mempengarhi dan mendorong kenaikan
pada citra perusahaan sebesar 0.290 sekala.
112
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh tersebut maka dilakukan interpretasi
penilaian pengaruh antar variabel dengan menggunakan tabel interpretasi penilaian
pengaruh antar variabel dengan menggunakan analisis path. Berdasarkan tabel 4.30 maka
nilai koefesien beta yang menyatakan pengaruh dari peranan harga terhadap citra
perusahaan pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) menunjukan pengaruh dalam
level sedang.
Kotler (2003) menyebutkan bahwa citra perusahaan menggambarkan sekumpulan
kesan (impressions), kepercayaan (beliefs), dan sikap (attitudes), yang ada di dalam bentuk
konsumen terhadap perusahaan. Harga dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap
kesan dan kepercayaan konsumen melalui penilaian dan pertimbangan ekonomis, sehingga
bisa disimpulkan bahwa variabel harga berpengaruh terhadap citra perusahaan.
Berdasarkan karakteristik responden kebanyakan konsumen memeiliki pekerjaan
wiraswasta dengan usia 30 sampai 40 tahun yang paling dominan. Berdasarkan hasil
pengamatan karakteristik responden dengan profesi wiraswasta memiliki pertimbangan
ekonomis yang lebih tinggi dibanding dengan profesi lainnya, dan dalam penelitian ini
responden dengan profesi wiraswasta merupakan responden terbanyak sehingga hasil
penelitian menunjukan adanya pengaruh dari harga terhadap citra perusahaan.
3. Analisis Pengaruh Secara Parsial Variabel Loyaltas Penumpang (Y) Terhadap
Citra Perusahaan (Z)
Pengujian secara parsial untuk meguji pengaruh dari loyalitas pelanggan terhadap citra
perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for Windows
mendapatkan hasil yang ditampilkan pada table 4.34. Berdasarkan data yang ditampilkan
pada tebel tersebut maka dapat dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansi
pengaruh dari variabel loyalitas penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z)
113
H – 5 = Untuk mengetahui pengaruh loyalitas penumpang terhadap citra
perusahaan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara loyalitas penumpang yang berdampak
terhadap citra perusahaan
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara loyalitas penumpang yang
berdampak terhadap citra perusahaan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
Berdasarkan tabel 4.34 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh dari loyalitas penumpang terhadap citra perusahaan menunjukan angka signifikasi
sebesar 0.003. nilai tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebih kecil dari alpha (0.003
< 0.05).
Keputusan Ha diterima:
“Terdapat pengaruh yang signifikan dari peranan harga terhadap citra perusahaan”
Besarnya pengaruh secara parsial dari dari loyalitas penumpang terhadap citra
perusahaan ditunjukan dengan nilai beta yang menunjukan angka sebesar 0.320, artinya
kenaikan pada variabel loyalitas penumpang sebesar satu sekala akan mempengaruhi dan
mendorong kenaikan pada citra perusahaan sebesar 0.320 sekala.
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh tersebut maka dilakukan interpretasi
penilaian pengaruh antar variabel dengan menggunakan tabel interpretasi penilaian
pengaruh antar variabel dengan menggunakan analisis path. Berdasarkan tabel 4.30 maka
nilai koefesien beta yang menyatakan pengaruh dari loyalitas penumpang terhadap citra
perusahaan pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) menunjukan pengaruh dalam
level kuat.
Pelanggan yang loyal merupakan asset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat
114
dari karakteristik yang dimilikinya, sebagaimana diungkapkan Griffin (2002, p31), pelanggan
yang loyal akan merekomendasikan produk/jasa dan mereka mendorong teman-teman
mereka agar membeli barang atau menggunakan jasa perusahaan serta merekomendasikan
perusahaan tersebut kepada orang lain dikarnakan mereka memiliki kesan yang baik
terhadap citra perusahaan.
Hasil penelitian juga dipengaruhi oleh faktor karakteristik responden dimana sebagian
besar responden dalam penelitian ini merupakan responden penumpang kelas ekonomi
dimana pandangan terhadap citra perusahaan didasarkan atas perimbangan nilai ekomomis.
Dengan kata lain harga sangat menentukan kepusan pelanggan dan memberikan pengaruh
positif terhadap persepsinya mengenai citra perusahaan.
4. Analisis Pengaruh Secara Simultan Dari Variabel Kualitas Pelayanan (X1),
Variabel Peranan Harga (X2) dan Variabel Loyalitas Penumpang (Y) Terhadap
Citra Perusahaan (Z)
Pengujian secara simultan merupakan analisis untuk mengetahui besarnya kontribusi dari
variabel eksogen secara bersama sama terhadap variabel endogen. Pengujian secara
simultan pada sub struktur 2 menjelaskan pengaruh secara simultan dari variabel kualitas
pelayanan variabel peranan harga dan variabel loyalitas penumpang terhadap variabel citra
perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan hasil pengujian analisis path yang
ditampilkan pada tabel 4.35.
115
Tabel 4.35
Hasil Pengujian Secara Simultan Pada Persamaan Sub Struktur 2
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 431.485 3 143.828 27.106 .000a
Residual 482.863 91 5.306
Total 914.348 94
a. Predictors: (Constant), LOYALITAS_PENUMPANG, KUALITAS_PELAYANAN,
PERANAN_HARGA
b. Dependent Variabel: CITRA_PERUSAHAAN
Berdasarkan hasil diatas maka dapat dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui
signifikansi pengaruh secara simultan dari variabel kualitas pelayanan (X1), peranan harga
(X2) dan loyalitas penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z).
H – 8 = Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan jasa, peranan harga, dan
loyalitas penumpang secara bersamaan terhadap citra perusahaan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa, peranan
harga, dan loyalitas penumpang secara bersamaan terhadap citra
perusahaan
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa,
peranan harga, dan loyalitas penumpang secara bersamaan terhadap citra
perusahaan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0.05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
Berdasarkan tabel 4.35 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
116
pengaruh secara simultan dari variabel kualitas pelayanan (X1), peranan harga (X2) dan
loyalitas penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z) menunjukan angka signifikasi sebesar
0.000. nilai tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebhih kecil dari alpha (0.000 <
0.05).
Keputusan Ha diterima:
“Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa, peranan harga, dan
loyalitas penumpang secara bersamaan terhadap citra perusahaan”
Tabel 4.36
Hasil Pengujian R Square Persamaan Sub Struktur 2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .687a .472 .454 2.30352 2.195
a. Predictors: (Constant), LOYALITAS_PENUMPANG, KUALITAS_PELAYANAN,
PERANAN_HARGA
b. Dependent Variabel: CITRA_PERUSAHAAN
Besarnya pengaruh secara simultan dari dari kualitas kualitas pelayanan (X1), peranan
harga (X2) dan loyalitas penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z) ditunjukan dengan
nilai R square yang menunjukan angka sebesar 0.472, angka tersebut menunjukan bahwa
besarnya pengaruh dari variabel kualitas pelayanan (X1), peranan harga (X2) dan loyalitas
penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z) sebesar 47.2% dan sisanya sebesar 52.8%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.
Besarnya nilai koefesien jalur untuk variabel lain diluar dari variabel yang diteliti
ditentukan dengan persamaan:
Ρyε1= √1-R2
Ρyε1= √1-0.472
Ρyε1= 0.72
117
Tabel 4.37
Hasil Pengujian Analisis Path Sub Struktur 2
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefesien
Jalur
(Beta)
Sig Pengujian
Hipotesis
Koefesien
Determinasi
Koefesien
Jalur Untuk
Variabel Lain
X1-Z 0.188 0.060 Ditolak
0.472 0.72 X2-Z 0.290 0.008 Diterima
Y -Z 0.320 0.003 Diterima
Gambar 4.17: Hasil Analisis Path Sub Struktur 2
X1
Kualitas Pelayanan
Y Loyalitas
Penumpang
p X2-Y: 0.290
£pX1,X2-Z: 0.72
X2
Peranan Harga
Z
Citra Perusahaan
p Y-Z: 0.320
118
Hasil penelitian menunjukan kualitas pelayanan, harga, dan loyalitas penumpang
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap citra perusahaan PT PELNI. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Andreas Iskandar (2007): dalam penelitian mengenai Pengaruh
Kualitas Pelayanan Restoran Platinum Lippo Karawaci Terhadap Loyalitas Pelanggan, hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan mempengaruhi positif terhadap
kepuasan pelanggan. Kedua, bahwa kepuasan pelanggan mempengaruhi positif terhadap
loyalitas pelanggan. Juga didukung oleh pendapat Kotler (2002, p 209) yang menjelaskan
pemenuhan atas harapan konsumen terhadap kualitas pelayanan dan kinerja produk atau
jasa secara ekonomis akan mendorong terjadinya pembelian ulang yang melahirkan loyalitas
pelanggan. Jhon Cristie (2002) menjelaskan citra perusahaan adalah fungsi dari pengalaman
dan juga harapan pelanggan, jika harapan pelanggan mengenai kualitas pelayanan dan
harga terpenuhi maka konsumen akan memberikan kesan yang baik terhadap citra
perusahaan.
Berdasarkan karakteristik responden menunjukan sebagian besar responden
merupakan responden yang berjenis kelamin laki laki, dengan usia responden terbanyak
pada usia 30-40 tahun, dan jenjang pendidikan mayoritas adalah SLTA, serta mayoritas
pekerjaan sebagai wiraswasta juga merupakan salah satu faktor yang mendukung terhadap
hasil penelitian. Dari sisi pekerjaan sampel yang memiliki profesi wriaswasta memiliki
pertimbangan yang matang dalam melakukan pertimbangan ekonomis, mayoritas
pendidikkan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan terhadap penilaian atas pelayanan
yang diberikan, dan faktor jenis kelamin dan usia berpengaruh terhadap perbedaan
pandangan antara laki laki dan perempuan sehingga menimbulkan perbedaan persepsi
mengenai kualitas pelayanan dan juga dipengaruhi oleh perbedaan kelas penumpang yang
mempengaruhi ketimpangan dari kepuasan terhadap pelayanan sehingga jawaban
responden tidak searah dan menghasilkan analisis data yang tidak signifikan dari kualitas
pelayanan terhadap citra perusahaan.
119
4.10. Analisis Pengaruh dari Variabel Kualitas Pelayanan (X1) Terhadap Citra
Perusahaan (Z) Dengan Menggunakan Variabel Loyalitas Penumpang (Y)
Sebagai Variabel Intervening.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan pada T- 6 dengan tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan (X1) dan Peranan Harga (X2) Terhadap Citra
Perusahaan (Z) melalui Loyalitas Penumpang (Y) Sebagai Variabel Intervening. Berdasarkan
pengujian pada persamaan dua yang menunjukan bahwa variabel peranan harga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap citra perusahaan sedangkan variabel kualitas pelayanan
tidak menunjukan adanya pengaruh yang signifikan maka pengujian secara tidak langsung
dengan menggunakan variabel intervening hanya dilakukan untuk pengujian pengauruh dari
variabel Kualitas Pelayanan (X1) terhadap variabel Citra Perusahaan (Z) melalui variabel
Loyalitas Penumpang (Y) dengan memasukan nilai beta pada persamaan 1 sebagai nilai
intervening untuk variabel kualitas pelayanan. Berikut ini ditampilkan hasil pengujian melalui
variabel intervening.
Tabel 4.38
Hasil Pengujian Variabel X1 Terhadap Variabel Z Melalui Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) 3.960 1.944 2.037 .044
KUALITAS_PELAYANAN_
MELALUI_LOYALITAS_
PENUMPANG
.655 .237 .273 2.763 .007
a. Dependent Variable: CITRA_PERUSAHAAN
120
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tebel diatas maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari variabel kualitas pelayanan (X1)
terhadap citra perusahaan (Z) dengan menggunakan variabel loyalitas penumpang (Y)
sebagai variabel intervening.
H – 6 = Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap citra perusahaan
melalui variabel loyalitas pelanggan.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa terhadap citra
perusahaan dengan menggunakan loyalitas penumpang sebagai variabel
intervening.
Ho : Tidak Ada pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa terhadap
citra perusahaan dengan menggunakan loyalitas penumpang sebagai
variabel intervening.
Berdasarkan tabel 4.38 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap citra perusahaan melalui loyalitas penumpang
menunjukan angka signifikasi sebesar 0.007. nilai tersebut menunjukan angka signifikansi
yang lebh besa dari alpha (0.007 > 0.05), Keputusan Ha diterima:
“Ada pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan jasa terhadap citra perusahaan
dengan menggunakan loyalitas penumpang sebagai variabel intervening.”
Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap persepsi
konsumen mengenai citra perusahaan PT PELNI secara tidak langsung melalui variabel
loyalitas penumpang. Dengan besar pengaruh sebesar nilai beta yang ditunjukan pada hasil
analisis yakni sebesar 0.273. hal tersebut menunjukan bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan PT PELNI memberikan pengaruh terhadap citra perusahaan secara tidak langsung
melalui pengaruh dari loyalitas penumpang, dan loyalitas penumpang tersebut memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap persepsi konsumen mengenai citra perusahaan PT PELNI
dengan sifat pengaruh dalam level sedang.
121
4.11. Hasil Trimming Analisis Koefesien Jalur (Path Analysis)
Hasil Analisis path yang dilakukan untuk mengukur pengaruh dari kualitas pelayanan
(X1) peranan harga (X2) dan loyalitas penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z)
menunjukan bahwa variabel kualitas pelayanan (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap citra perusahaan (Z), maka selanjutnya dilakukan trimming dengan mengeliminasi
variabel kualitas pelayanan (X1) dari persamaan, dengan model persamaan yang ditampilkan
pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.18: Hasil Triming Analisis Path Sub Struktur 2
X1
Kualitas Pelayanan
Y Loyalitas
Penumpang
p X2-Y
£pX1,X2-Z
X2
Peranan Harga
Z
Citra Perusahaan
p Y-Z
p X1-Y
p X2-Y
122
1. Analisis Pengaruh Secara Parsial Variabel Peranan Harga (X2) Terhadap Citra
Perusahaan (Z)
Pengujian secara parsial untuk meguji pengaruh dari peranan harga terhadap citra
perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for Windows
mendapatkan hasil yang ditampilkan pada table 4.39.
Table 4.39
Hasil Trimming Substruktur 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.137 1.518 3.384 .001
PERANAN_HARGA .470 .129 .367 3.653 .000
LOYALITAS_PENUMPANG .475 .127 .375 3.742 .000
a. Dependent Variabel: CITRA_PERUSAHAAN
Berdasarkan tabel 4.39 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh dari peranan harga terhadap citra perusahaan menunjukan angka signifikasi
sebesar 0.000. nilai tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebih kecil dari alpha (0.000
< 0.05). Besarnya pengaruh secara parsial dari dari peranan harga terhadap citra
perusahaan ditunjukan dengan nilai beta yang menunjukan angka sebesar 0.367.
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh tersebut maka dilakukan interpretasi
penilaian pengaruh antar variabel dengan menggunakan tabel interpretasi penilaian
pengaruh antar variabel pada analisis path. Berdasarkan tabel 4.30 maka nilai koefesien beta
yang menyatakan pengaruh dari peranan harga terhadap citra perusahaan pada PT
Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) menunjukan pengaruh dalam level kuat.
123
2. Analisis Pengaruh Secara Parsial Variabel Loyaltas Pelanggan (Y) Terhadap
Citra Perusahaan (Z)
Pengujian secara parsial untuk meguji pengaruh dari loyalitas pelanggan terhadap citra
perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for Windows
mendapatkan hasil yang ditampilkan pada table 4.38. Berdasarkan tabel tersebut
menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan pengaruh dari loyalitas
penumpang terhadap citra perusahaan menunjukan angka signifikasi sebesar 0.000. nilai
tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebih kecil dari alpha (0.000 < 0.05).
Besarnya pengaruh secara parsial dari dari loyalitas penumpang terhadap citra
perusahaan ditunjukan dengan nilai beta yang menunjukan angka sebesar 0.375.
Berdasarkan skala interpretasi analisis path menyatakan pengaruh dari loyalitas penumpang
terhadap citra perusahaan pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) menunjukan
pengaruh dalam level kuat.
3. Analisis Pengaruh Secara Simultan Dari Variabel Variabel Peranan Harga (X2)
dan Variabel Loyalitas Penumpang (Y) Terhadap Citra Perusahaan (Z)
Pengujian secara simultan merupakan analisis untuk mengetahui besarnya kontribusi dari
variabel eksogen secara bersama sama terhadap variabel endogen. Pengujian secara
simultan pada proses trimming sub struktur 2 menjelaskan pengaruh secara simultan dari
variabel peranan harga dan variabel loyalitas penumpang terhadap variabel citra perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis data didapatkan hasil pengujian analisis path yang ditampilkan
pada tabel 4.39.
124
Tabel 4.40
Hasil Pengujian Secara Simultan Pada Persamaan Sub Struktur 2
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 412.233 2 206.117 37.766 .000a
Residual 502.115 92 5.458
Total 914.348 94
a. Predictors: (Constant), LOYALITAS_PENUMPANG, PERANAN_HARGA
b. Dependent Variabel: CITRA_PERUSAHAAN
Berdasarkan tabel 4.40 menunjukan angka signifikansi untuk persamaan yang menjelaskan
pengaruh secara simultan dari variabel peranan harga dan variabel loyalitas penumpang
terhadap variabel citra perusahaan menunjukan angka signifikasi sebesar 0.000. nilai
tersebut menunjukan angka signifikansi yang lebhih kecil dari alpha (0.000 < 0.05). maka
dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa,
peranan harga, dan loyalitas penumpang secara bersamaan terhadap citra perusahaan.
Tabel 4.41
Hasil Trimming Pengujian R Square Persamaan Sub Struktur 2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .671a .451 .439 2.33619
a. Predictors: (Constant), LOYALITAS_PENUMPANG,
PERANAN_HARGA
Besarnya pengaruh secara simultan dari dari kualitas peranan harga (X2) dan loyalitas
penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z) ditunjukan dengan nilai R square yang
menunjukan angka sebesar 0.451, angka tersebut menunjukan bahwa besarnya pengaruh
dari variabel peranan harga (X2) dan loyalitas penumpang (Y) terhadap citra perusahaan (Z)
sebesar 45.1% dan sisanya sebesar 54.9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.
125
Besarnya nilai koefesien jalur untuk variabel lain dilur dari variabel yang diteliti
ditentukan dengan persamaan:
Ρyε1= √1-R2
Ρyε1= √1-0.451
Ρyε1= 0.74
Tabel 4.42
Hasil Pengujian Analisis Path Keseluruhan
Pengaruh Antar
Variabel
Bentuk Pengaruh Total Pengaruh
Pengaruh
lansung
Pengaruh tidak
langsung
X1-Y 0.268 0.268
X2-Y 0.479 0.479
X1-Z 0.268 x 0.320
=0.085 0.085
X2-Z 0.290 0.479 x 0.320
=0.153 0.353
Y -Z 0.320 0.320
Gambar 4.19: Hasil Analisis Path Keseluruhan
£pX1,X2-Z: 0.74
X1
Kualitas Pelayanan
Y Loyalitas Penumpang
p X2-Y: 0.290
X2
Peranan Harga
Z
Citra Perusahaan
p Y-Z: 0.320
p X1-Y:0.268
p X2-Y: 0.479
126
4.12. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil analisis dan interpretasi data penelitian menggambarkan persepsi dari pengguna
jasa pelayaran mengenai kualitas pelayanan jasa yang diberikan PT Pelayaran Nasional
Indonesia, peranan harga tiket KM Kelud, loyalitas penumpang KM Kelud untuk rute Jakarta-
Batam-Medan, dan citra perusaaan pada produk jasa PT Pelayaran Nasional Indonesia itu
sendiri. Hal ini dapat menjadi sebuah deskripsi bagi PT Pelayaran Nasional Indonesia
mengenai sampai di mana posisi produk dan citra mereka di mata penumpang.
Hasil penelitian menunjukan Besarnya pengaruh secara parsial dari dari kualitas
pelayanan terhadap loyalitas penumpang ditunjukan dengan nilai beta dengan angka sebesar
0.268, artinya kenaikan pada variabel kualitas pelayanan sebesar satu sekala akan
mempengaruhi dan mendorong kenaikan pada loyalitas penumpang sebesar 0.268 sekala.
Kondisi tersebut menunjukan bahwa pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap loyalitas
pelanggan memberikan kontribusi dalam tingkatan sedang, maka dari itu perusahaan bisa
melakukan perbaikan dari sisi pelayanan sehingga mendorong loyalitas penumpang yang
akan menjadi sumber keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.
Besarnya pengaruh secara parsial dari peranan harga terhadap loyalitas penumpang
ditunjukan dengan nilai beta yang menunjukan angka sebesar 0.479, artinya kenaikan pada
variabel peranan harga sebesar satu sekala akan mempengaruhi dan mendorong kenaikan
pada loyalitas penumpang sebesar 0.479 sekala. Keadaan ini merupakan kondisi yang layak
untuk dipertahankan, strategi penetapan harga dari PT PELNI sudah tepat dan mampu
menciptakan loyalitas penumpang sehingga kepuasan konsumen terhadap harga yang
ditetapkan perusahaan akan menciptakan loyalitas dan mengangkat citra perusahaan dimata
konsumen.
Hal yang berbeda dari variabel lainnya dalam penelitian ini menunjukan bahwa kualitas
pelayanan terhadap citra perusahaan menunjukan angka signifikansi yang tidak signifikan,
berarti konsumen memandang bahwa kualitas pelayanan PT PELNI selama ini tidak
127
mempengaruhi persepsinya terhadap citra perusahaan. Keadaan ini menunjukan bahwa
kualitas pelayanan dari perusahaan belum bisa menciptakan image yang baik bagi citra
perusahaan PT PELNI. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa penumpang dapat
disimpulkan bahwa keadaan demikian disebabkan oleh persepsi yang tidak sama antar
pengguna jasa dari berbagai kelas penumpang, terutama untuk penumpang pada kelas
ekonomi banyak yang memandang bahwa pelayanan untuk kelas ekonomi masih dirasakan
kurang. Maka dari itu perusahaan bisa merancang strategi baru untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang mampu memberikan pelayanan yang baik dan merata untuk semua kelas
penumpang.
Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan dari peranan harga
terhadap citra perusahaan dengan besar kontribusi yang ditunjukan dengan nilai beta
sebesar 0.367. Nilai tersebut menjelaskan bahwa strategi penetapan harga yang dilakukan
PT PELNI telah berhasil dan memberikan pengaruh yang kuat terhadap baiknya citra
perusahaan dimata konsumen, untuk itu diharapkan perusahaan dapat mempertahankan
kondisi ini dan melakukan strategi baru agar bisa meningkatkan citra perusahaan melalui
penetapan harga.
Besarnya pengaruh secara parsial dari dari loyalitas penumpang terhadap citra
perusahaan ditunjukan dengan nilai beta yang menunjukan angka sebesar 0.375.
Berdasarkan skala interpretasi analisis path menyatakan pengaruh dari loyalitas penumpang
terhadap citra perusahaan pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) menunjukan
pengaruh dalam level kuat. Kondisi ini harus di pertahankan, mengingat loyalitas konsumen
merupakan aspek yang paling penting dalam sebuah operasi bisnis, loyalitas konsumen akan
memberikan kontribusi keuntungan dalam jangka pendek dan jangka panjang bagi
kelangsungan perusahaan, loyalitas konsumen yang tinggi akan senantiasa mendorong citra
perusahaan menjadi lebih baik dimata konsumen.